bab v.docx

10
BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV, maka pada bab ini penulis akan membahas tentang gambaran faktor-faktor pencetus asma bronkhiale di Poli Paru RSU Provinsi NTB tahun 2013. A. Identifikasi Gambaran Klien Tentang Alergen Sebagai Faktor Pencetus Asma Bronkhiale Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa alergen sebagai faktor pencetus penyakit asma bronkhiale yang paling banyak adalah disebabkan oleh debu rumah yaitu sebanyak 33 responden (71.74%). Alergen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah zat-zat yang dapat menyebabkan kambuhnya asma yang diderita seseorang seperti : serbuk sari bunga, tungau, serpihan dan kotoran binatan, jamur, debu rumah, serpihan bulu kucing, dan kacang-kacangan. Hal ini disebabkan karna responden setiap harinya terpapar oleh debu rumah 52

Upload: jey-oneheart

Post on 23-Dec-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB VPEMBAHASANBerdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV, maka pada bab ini penulis akan membahas tentang gambaran faktor-faktor pencetus asma bronkhiale di Poli Paru RSU Provinsi NTB tahun 2013.

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V.docx

BAB V

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB

IV, maka pada bab ini penulis akan membahas tentang gambaran

faktor-faktor pencetus asma bronkhiale di Poli Paru RSU Provinsi

NTB tahun 2013.

A. Identifikasi Gambaran Klien Tentang Alergen Sebagai Faktor

Pencetus Asma Bronkhiale

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa alergen

sebagai faktor pencetus penyakit asma bronkhiale yang paling

banyak adalah disebabkan oleh debu rumah yaitu sebanyak 33

responden (71.74%). Alergen yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah zat-zat yang dapat menyebabkan kambuhnya asma yang

diderita seseorang seperti : serbuk sari bunga, tungau, serpihan

dan kotoran binatan, jamur, debu rumah, serpihan bulu kucing, dan

kacang-kacangan. Hal ini disebabkan karna responden setiap

harinya terpapar oleh debu rumah dan lingkungan rumah yang

kurang bersih seperti jendela yang tidak pernah di buka sprei atau

kasur yang jaran di bersihkan. Hal ini juga dipengaruhi oleh prilaku

responden dalam membersihkan rumah seperti membershkan

rumah tanpa menggunakan masker.

52

Page 2: BAB V.docx

53

Menurut Vera (2012) Alergen adalah zat tertentu yang bila

diisap atau dimakan dapat menimbulkan serangan asma misalnya :

Debu rumah seperti yang diketahui debu yang ada di dalam rumah

bisa memicu munculnya serangan asma pada beberapa orang. Kini

peneliti berhasil menemukan apa yang membuat debu ini bisa

menjadi pemicu asma. Penelitian baru mengungkapkan protein

bakteri dalam debu rumah bisa memperburuk respon alergi.

Temuan ini mendokumentasikan kehadiran flagelin protein dalam

debu rumah memperkuat hubungan antara alergi asma dan

lingkungan. Diketahui setelah menghirup debu rumah , muncul

respons flagelin yang mana menampilkan semua gejala umum dari

asma alergi termasuk produksi lendir berlebih, terganggunya jalan

nafas dan peradangan di saluran nafas. Hal lain yang dapat

memicu asma adalah bulu binatang kucing dan anjing terutama

yang berbulu diketahui sebagai salah satu hal yang dapat memicu

serangan asma, serbuk sari bunga, kecoa, beberapa makanan laut

dan sebagainya.

Dari hasil penelitian dan teori di atas peneliti menyimpulkan

bahwa sesuai dengan teori Vera (2012) yang menyatakan bahwa

alergen-alergen seperti debu rumah, serbuk sari bunga, tungau

debu rumah (dermatophagoides pteronissynus) spora jamur,

serpihan bulu binatan terutama kucing dan anjing, kecoa dan

makanan dapat, menjadi pencetus serangan asma bronkhiale.

Page 3: BAB V.docx

54

B. Identifikasi Gambaran Klien Tentang Infeksi Saluran Pernafasan

Sebagai Faktor Pencetus Asma Bronkhiale

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa infeksi saluran

pernafasan sebagai faktor pencetus asma bronkhiale yang paling

banyak disebabkan oleh influenza yaitu sebanyak 31 responden

(57.41%). Infeksi saluran pernafasan yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah : influenza, tonsilitis, sinusitis, dan pharingitis.

Hal ini di sebabkan karena pada saat orang terkena flu virus

influenza akan menyerang sistem pernafasan termasuk hidung,

tenggorokan, cabang tenggorokan sehingga akan terjadi

penyempitan dan peradangan di sepanjang saluran pernafasan.

Akibat dari penyempitan dan peradangan oleh virus influenza

menyebabkan penderita asma sulit untuk bernafas.

Menurut Mutaqqin (2008) Infeksi saluran pernapasan

terutama disebabkan oleh virus. Virus influenza merupakan salah

satu faktor pencetus yang paling sering menimbulkan asma

bronkhial. Diperkirakan dua pertiga penderita asma dewasa

serangan asmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran pernapasan

Menurut Jon Ayres (2003) Infeksi virus merupakan pemicu

asma paling umum pada semua kelompok usia. Antibiotik hanya

efektif untuk mengobati infeksi bakteri yang sangat jarang terjadi

pada asma: virus sama sekali tidak terpengaruh oleh antibiotic

Page 4: BAB V.docx

55

yang hampir atau sama sekali tidak diberikan untuk menanggulangi

asma, namun dapat diberikan bila asma memburuk.

Dari hasil penelitian dan teori di atas dapat disimpulkan

bahwa sesuai dengan teori mutaqqin (2008) Infeksi saluran

pernapasan terutama disebabkan oleh virus. Virus influenza

merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering

menimbulkan asma bronkhial. Diperkirakan dua pertiga penderita

asma dewasa serangan asmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran

pernapasan dan sesuai dengan teori dari Jon Ayres (2003) Infeksi

virus merupakan pemicu asma paling umum pada semua kelompok

usia. Antibiotik hanya efektif untuk mengobati infeksi bakteri yang

sangat jarang terjadi pada asma: virus sama sekali tidak

terpengaruh oleh antibiotic yang hampir atau sama sekali tidak

diberikan untuk menanggulangi asma, namun dapat diberikan bila

asma memburuk.

C. Identifikasi Gambaran Klien Tentang Polusi Udara Sebagai Faktor

Pencetus Penykit Asma Bronkhiale

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa polusi udara

sebagai faktor pencetus asma bronkhiale yang paling banyak

adalah asap rokok dan asap motor yaitu sebanyak 45 responden

(29.02%). Polusi udara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

zat-zat yang dapat menyebabkan iritasi sehingga menyebabkan

asma bronkhiale seperti : asap rokok, asap pabrik, asap motor, dan

Page 5: BAB V.docx

56

asap dapur yang dapat menyebabkan asma bronkhiale kambuh.

Dilihat dari pekerjaan responden kebanyakan resonden yang

menderita asma bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 19 orang

(41.2%). Hal ini disebabkan karena responden dengan pekerjaan

PNS lebih sering terkena paparan baik oleh asap motor maupun

asap rokok pada saat berangkat bekerja dan berkumpul dengan

teman satu kantor.

Menurut Jon Ayres (2003) Sebagaimana diketahui, polusi

udara dapat memperburuk asma, terutama pada penderita asma

berat. Namun belum ada bukti langsung yang menyatakan bahwa

terpapar polusi udara pada tingkat sekarang ini akan mengubah

bukan penderita asma menjadi penderita asma. Asap rokok

merupakan pemicu yang ampuh bagi banyak penderita asma,

sebagaimana debu, karena debu menyebabkan iritasi. Bau

menyengat, seperti lotion penyegar sehabis cukur, dapat menjadi

pemicu bagi seseorang, meskipun ini bukan alergi. Agaknya ini

merupakan reaksi iritasi terhadap zat kimia yang terkandung di

dalamnya, dan pengobatan yang terbaik adalah menghindarinya

sedapat mungkin.

Menurut Mutaqqin (2008) Klien asma sangat peka terhadap

udara berdebu, asap pabrik/kendaraan, asap rokok, asap yang

mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal serta bau

yang tajam.

Page 6: BAB V.docx

57

Dari hasil penelitian dan teori di atas dapat di simpulkan

bahwa sesuai dengan teori Jon Ayres (2003) dan Mutaqqin (2008)

bahwa klien asma sangat peka terhadap udara berdebu, asap

pabrik/kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil

pembakaran dan oksida fotokemikal serta bau yang tajam.

D. Identifikasi Gambaran Klien Tentang Perubahan Cuaca Dan Suhu

Udara Sebagai Faktor Pencetus Penyakit Asma Bronkhiale

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perubahan

cuaca dan suhu udara sebagai faktor pencetus asma yang paling

banyak disebabkan oleh udara yang dingin. Hal ini di sebabkan

karena pada saat udara dingin terjadi Vasokontriksi pada saluran

pernafasan. Saluran pernafasan yang mulamula normal menjadi

lebih sempit daripada sebelumnya, hal ini disebabkan karena

respon yang berlebih dari saluran pernafasan pada waktu udara

dingin. Sehingga pasien dengan asma akan lebih sulit bernafas

pada saat udara dingin. Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa

kebanyakan responden bekerja sebagai PNS yaitu sebanyak 19

orang (41.2%). Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa kantor

tempat bekerja kebanyakan menggunakan pendingin ruangan.

Menurut Jon Ayres (2003) Banyak penderita asma tahu

bahwa kondisi mereka dipengaruhi oleh cuaca, meskipun tidak ada

pola yang seragam. Ada yang lebih menyukai cuaca dingin hingga

hangat, yang lain lebih menyukai cuaca panas dan kering. Karena

itu pasien asma tentu akan menyesuaikan kebiasaan dan

Page 7: BAB V.docx

58

pengobatan dengan keadaan tersebut. Perubahan cuaca dan suhu

udara berpengaruh terhadap penderita asma seperti pada musim

panas hal ini di sebabkan karena debu, polusi kendaraan, dan lain-

lain, tetap berada di udara lebih lama pada suhu yang panas dan

lembab. Selain itu yang sangat berpengaruh bagi kebanyakan

penderita asma adalah perubahan suhu atau cuaca yang menjadi

dingin secara mendadak, termasuk ruangan ber-AC yang disetel

sangat dingin.

Sesuai dengan hasil penelitian dan teori di atas dapat

disimpulkan bahwa sesuai dengan teori Jon Ayres (2003) bahwa

penderita asma sangat peka terhadap perubahan cuaca/suhu

udara terutama pada keadaan dimana udara/cuaca yang dingin

yang dapat mencetuskan asma dengan segera.