eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/bab i-bab v.docx · web viewdefinisi reber ini...

167
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang menyukai keindahan yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi. Ekspresi adalah penyaluran hasrat maupun manifestasi dari imajinasi maupun tanggapan terhadap berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan seorang kartunis untuk menertawakan dan mengecam, dapat menjadi sarana pelepas kelelahan masyarakat, sehingga kartun dapat menjadi salah satu alternatif untuk melepaskan tekanan dari rasa khawatir. Kartun dalam seni rupa, termasuk salah satu bagian dari seni ilustrasi yang lebih menekankan pada gambar dan tema yang bersifat jenaka. Kartun sarat akan makna simbolik yang membutuhkan interpretasi dari pembaca, bahkan tidak sedikit yang bersifat multiinterpretatif.

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada dasarnya adalah mahluk yang menyukai keindahan yang

diwujudkan dalam bentuk ekspresi. Ekspresi adalah penyaluran hasrat maupun

manifestasi dari imajinasi maupun tanggapan terhadap berbagai fenomena yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan seorang kartunis untuk

menertawakan dan mengecam, dapat menjadi sarana pelepas kelelahan masyarakat,

sehingga kartun dapat menjadi salah satu alternatif untuk melepaskan tekanan dari

rasa khawatir.

Kartun dalam seni rupa, termasuk salah satu bagian dari seni ilustrasi yang

lebih menekankan pada gambar dan tema yang bersifat jenaka. Kartun sarat akan

makna simbolik yang membutuhkan interpretasi dari pembaca, bahkan tidak sedikit

yang bersifat multiinterpretatif.

Kartun (cartoon) berasal dari bahasa Italia cartone yang artinya “kertas”. Pada

mulanya kartun adalah penamaan bagi sketsa pada kertas alot (stout paper) sebagai

rancangan atau desain untuk lukisan kanvas atau dinding. Pada saat ini kartun adalah

gambar yang bersifat dan bertujuan sebagai humor sindiran (Wijana, 2004: 4). Kartun

tidak hanya merupakan pernyataan rasa seni untuk kepentingan seni semata-mata,

melainkan mempunyai maksud melucu, bahkan menyindir, dan mengkritik

1

Page 2: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

2

Tentang sifat kartun dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: (1) kartun

editorial (editorial cartoon) yang digunakan sebagai visualisasi tajuk rencana pada

surat kabar atau majalah, kartun ini biasanya membicarakan masalah politik atau

peristiwa aktual sehingga sering disebut kartun politik (2) kartun murni (gag cartoon)

yang dimaksudkan sekedar sebagai gambar lucu atau olok-olok tanpa bermaksud

mengulas suatu permasalahan atau peristiwa aktual (3) kartun komik (comic cartoon)

biasanya terdiri dari tiga sampai enam kotak, isinya adalah komentar humoristis

tentang suatu peristiwa atau masalah aktual (Wijana, 2004: 11).

Gambar kartun sering mempunyai nilai humor sehingga membuat orang yang

membaca sekilas menjadi tertarik untuk memperhatikan dengan seksama dan

memikirkan pesan yang disampaikan melalui gambar tersebut. Kandungan humor

dalam kartun mempunyai kandungan pesan yang dalam dan serius serta dapat

‘menipu’ pembacanya, karena sering menggunakan distorsi visual dalam

penyampaian pesan-pesannya. Gambar kartun bisa sesuai dengan fenomena atau

kejadian yang ditanggapi melalui kartun tersebut, tetapi juga bisa mempunyai

perbedaan antara gambar dan fenomena yang sebenarnya tanpa kehilangan ciri khas

fenomena atau kejadian yang sebenarnya terjadi (Munir, 2009).

Kegiatan pembelajaran dimaksudkan untuk mentransfer pengetahuan, sikap,

dan keterampilan kepada peserta didik, kegiatan pembelajaran tersebut haruslah

efektif dan efisien. Salah satu cara untuk menjadikan pembelajaran itu efektif dan

efisien adalah melalui penerapan paket pembelajaran berdasarkan pendekatan

instruksional desain.

Page 3: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

3

Penelitian dan pengembangan paket pembelajaran kartun ini dilaksanakan

untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang seni kartun secara

sistematis dan jelas. Paket pembelajaran katun yang akan dikembangkan mengikuti

pola penelitian dan pengembangan secara ilmiah serta dapat dengan mudah diperoleh

untuk kegiatan pembelajaran bagi yang memerlukan.

Kesulitan yang dihadapi dosen dan mahasiswa selama ini dalam proses

pembelajaran kartun khususnya pada program studi pendidikan Seni Rupa Fakultas

Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar adalah belum tersedianya buku paket

tentang kartun yang tersusun secara sistematis. Selain itu belum semua kegiatan

pembelajaran dirancang dalam bentuk paket pembelajaran. Untuk itulah sehingga

penelitian ini dilakukan yang pada akhirnya diharapkan dapat mengatasi kesulitan-

kesulitan tersebut, juga untuk memberikan kemudahan bagi mahasiswa dalam

memahami kartun.

Paket pembelajaran ini berisikan buku teks, petunjuk untuk dosen bagaimana

melaksanakan proses pembelajaran, dan petunjuk untuk mahasiswa, serta perangkat-

perangkat pendukung lainnya yang berupa contoh-contoh gambar kartun untuk

berbagai tujuan, dan power point yang berisikan sub-sub materi yang diajarkan.

Dalam penyusunan buku paket ini menggunakan pendekatan menyeluruh

yang berarti bahwa memperhatikan keseluruhan aspek-aspek yang terkait dengan

pembelajaran kartun berikut metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Pendekatan menyeluruh memberi kemungkinan ditemukannya konsep-konsep baru

dalam memahami kartun dari berbagai segi, baik dari segi isi materi maupun metode

Page 4: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

4

pembelajaran dengan memperhatikan kondisi-kondisi yang sifatnya situasional bagi

peserta ajar.

Paket pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan prosedur pengembangan

desain instruksional yang menganut pendekatan sistem, yang artinya bahwa suatu

pendekatan yang memandang proses pembelajaran sebagai suatu sistem yang utuh,

dan hasil pendekatan sistem nantinya mengarah kepada peningkatan kualitas belajar

mahasiswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat di

rumuskan masalah dalam penelitian ini secara terperinci adalah: Bagaimana

mengembangkan paket pembelajaran kartun yang efektif dan praktis untuk

mahasiswa peserta mata kuliah seni ilustrasi program studi Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Secara terperinci, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan paket

pembelajaran kartun untuk mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas

Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar, yang terdiri dari komponen paket

pembelajaran sebagai berikut:

Page 5: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

5

1. Petunjuk untuk Dosen

Petunjuk untuk dosen ini berfungsi untuk mengarahkan dosen dalam

mengelola kegiatan pembelajaran yang di dalamnya berisi: tujuan instruksional

umum, sasaran belajar, pokok bahasan/sub pokok bahasan, strategi, prosedur dan

evaluasi pembelajaran.

2. Petunjuk untuk Mahasiswa

Petunjuk untuk mahasiswa ini berfungsi untuk mengarahkan mahasiswa

dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang di dalamnya berisi: tujuan instruksional

umum, sasaran belajar, pokok bahasan dan sub pokok bahasan, prosedur

pembelajaran dan tugas-tugas yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa.

3. Buku Teks Memahami Kartun

Buku teks ini menguraikan tentang bagaimana memahami seni kartun dan

juga berfungsi sebagai bahan referensi bagi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan

proses pembelajaran.

4. Kumpulan Contoh Karya Kartun

Kumpulan contoh karya kartun ini berisikan foto kartun hitam putih dan

berwarna dalam berbagai tema dan jenis-jenis kartun. Kumpulan contoh karya kartun

dapat dipandang sebagai suplemen dari buku teks karena memuat contoh-contoh

karya kartun yang diciptakan oleh ilustrator/kartunis.

Page 6: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

6

5. Power Point

Power Point ini berfungsi sebagai media bagi dosen untuk menjelaskan

ide/konsep tentang pemahaman seni kartun dan hal-hal tertentu yang dianggap

penting.

6. Test Untuk Mahasiswa

Test untuk mahasiswa terdiri atas pre test test dan post test. Pre test adalah test

awal dan bersifat formatif yang berfungsi untuk menjaring informasi awal sebelum

paket pembelajaran ini dibuat, sedangkan post test adalah test untuk menguji

keefektifan paket pembelajaran yang dikembangkan.

Bentuk paket yang menjadi tujuan pengembangan dalam penelitian ini adalah

sebuah paket pembelajaran tentang kartun yang siap disebarluaskan setelah

efektifitasnya diuji coba pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Fakutas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini adalah

1. Bagi tenaga pengajar atau dosen pada program studi Pendidikan Seni

Rupa dan program studi Desain Komunikasi Visual, paket ini dapat

membantu dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas secara praktis

dan efektif.

Page 7: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

7

2. Bagi mahasiswa, paket pengembangan ini dapat dijadikan sumber bacaan,

dengan harapan dapat memperoleh informasi yang efektif tentang seni

kartun. Disamping itu dengan adanya paket pembelajaran kartun ini dapat

merangsang mahasiswa dalam membangkitkan kemampuan proses

berpikir dan proses belajar secara mandiri tentang pemahaman seni kartun.

3. Sebagai bahan masukan bagi Fakultas Seni dan Desain untuk dijadikan

model bagi pengasuh mata kuliah lain dalam mengembangkan paket

pembelajaran sesuai dengan mata kuliah yang diasuhnya.

4. Komponen paket pembelajaran yang berupa buku teks memahami kartun

dan kumpulan contoh karya kartun, dapat dijadikan koleksi perpustakaan

yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa sebagai bahan referensi atau

bacaan.

5. Buku teks ‘memahami kartun’ dapat menjadi bahan informasi bagi

mahasiswa di perguruan tinggi lain yang berminat dan tertarik pada seni

kartun.

Page 8: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar

Untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang belajar, perlu

dirumuskan secara jelas pengertian belajar. Pengertian belajar telah banyak

dikemukakan oleh para ahli psikologi, termasuk ahli psikologi pendidikan.

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari intraksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 1991:2).

Lebih lanjut Slameto (1991:2) mendefinisikan pengertian belajar sebagai

berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Kata belajar telah digunakan dalam berbagai konteks kehidupan oleh banyak

kalangan. Bukan hanya para guru yang berada dalam komunitas pendidikan, yang

selalu melakukan aktivitas belajar atau membuat siswa menjadi pembelajar, tetapi

dalam komunitas di luar sekolah pun istilah ini sudah familiar. Berkaitan dengan

rencana penelitian yang akan dilakukan, maka tinjauan tentang makna belajar

haruslah di batasi pada makna-makna yang sesuai dengan tujuan dari penelitian yang

akan dilaksanakan, walaupun tidak berarti akan mempersempit makna tersebut.

8

Page 9: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

9

Pemahaman terhadap makna belajar sangat menentukan ketepatan pemilihan

aktivitas, metode, pendekatan, dan instrument untuk sampai pada tercapainya belajar

itu sendiri.

Beberapa ahli telah mengemukakan pemikirannya tentang belajar, antara lain:

“belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai

akibat latihan dan pengalaman. Dikatakan pula bahwa belajar ialah proses

memperoleh respon sebagai akibat adanya latihan khusus” Chaplin dalam Syah,

(2006:90). Senada dengan batasan tersebut, Witig dalam Syah, (2006:90),

memberikan batasan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang

terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil

pengalaman.

Dalam bagian lain Reber dalam Syah, (2006:90) menyatakan bahwa,

belajar adalah: pertama, proses memperoleh pengetahuan, kedua, sebuah perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat. Definisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi, relatif permanen, latihan yang diperkuat.

Pendapat lain dari Skinner dalam Syah (2006:90), bahwa belajar adalah

proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Aspek definisi ini adalah adanya adaptasi atau penyesuaian tingkah laku, yang berarti

bahwa belajar sebagai suatu proses aktivitas individu untuk tercapainya tingkah laku

yang diharapkan sebagaimana tuntutan tingkah laku yang berlaku dalam konteks

tertentu.

Page 10: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

10

Melihat ciri-ciri dari belajar yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

dijelaskan bahwa belajar adalah sebuah aktifitas individu untuk mencapai

kemampuan perubahan diri dalam memenuhi konteks tertentu yang menghasilkan

pengetahuan, pengalaman, sikap, dan keterampilan yang permanen. Di samping itu,

belajar dapat pula diartikan adalah sebuah aktifitas individu baik secara fisik maupan

non fisik untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Pokok-pokok pengertian proses belajar di atas menjelaskan bahwa dalam

proses belajar terdapat: cara-cara atau langkah-langkah khusus, tercapainya hasil

belajar, tahapan perubahan perilaku kognitif, efektif, psikomotor yang dilakukan oleh

siswa sebagai pebelajar, menuju perubahan positif.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu

seseorang mempelajari suatu pengetahuan, keterampilan, sikap atau nilai yang baru.

Pembelajaran merupakan kegiatan untuk menjawab pertanyaan bagaimana agar

peserta didik mau dan mampu belajar. Untuk itu terdapat tiga komponen utama yang

saling berinteraksi yaitu: guru yang mengajar, peserta didik yang belajar, dan

kurikulum (materi) yang diajarkan. Jadi pembelajaran merupakan interaksi pendidik

dengan peserta didik melalui suatu rancangan kegiatan yang sistimatis untuk

menghasilkan luaran yang berkualitas (Pangewa, 2010: 2).

Kegiatan pembelajaran secara khusus dalam pendidikan formal dilakukan

dengan rekayasa guru dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas ataupun di luar

Page 11: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

11

kelas. Dilihat dari prosesnya, kegiatan pembelajaran ini terjadi melalui intraksi antara

peserta didik dengan pendidik. Upaya ini dilakukan dengan sengaja oleh guru sebagai

orang dewasa terhadap siswa sebagai orang yang belum dewasa agar terjadi

kematangan dan kedewasaan (Sobandi, 2008: 152).

Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses pembelajaran ini dilakukan secara

sistimatis dan terencana untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Kegiatan ini tidak

dibuat secara spontan, tetapi memerlukan perencanaan secara sistematis dan logis

berdasarkan perkembangan kebutuhan yang berkaitan dengan pengembangan ilmu,

perkembangan peserta didik, dan tuntutan masyarakat. Hal ini ditegaskan oleh Knirk

dan Gustafson dalam Sagala, (2003: 64) yang menjelaskan bahwa “Pembelajaran

adalah merupakan suatu proses yang sistimatis melalui tahapan rancangan,

pelaksanaan, dan evaluasi”.

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Setiap teori belajar mempunyai prinsip-prinsip pembelajaran tersendiri, yang

mungkin sama atau berbeda dengan yang lain. Dalam pelaksanaan pembelajaran di

kelas seorang guru umumnya tidak hanya menggunakan satu pendekatan ataupun

metode metode mengajar, tetapi menggunakan beberapa metode (Pangewa, 2010:44).

Ibrahim & Syaodih dalam Pangewa, (2010:44) mengemukakan prinsip

pembelajaran yang secara relatif berlaku umum di antaranya adalah: (1) perinsip

perkembangan, (2) perinsip perbedaan individu, (3) perinsip minat dan kebutuhan

anak, (4) perinsip aktivitas, dan (5) perinsip motivasi.

Page 12: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

12

4. Komponen-Komponen Pembelajaran

Sobandi (2008: 154) menjelaskan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran

yang dilakukan di sekolah merupakan sistem dengan komponen-komponen yang

saling berhubungan satu sama lainnya. Proses pembelajaran terjadi dengan adanya

kerjasama antar komponen yang terorganisir yang saling berhubungan dalam

mencapai suatu tujuan.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Sobandi (2008: 154), ada empat komponen utama

dari proses pembelajaran, yaitu:

1. Masukan mentah (row input), yaitu siswa sebagai faktor organisme

dengan karakternya yang memberi fasilitas maupun keterbatasannya atau

mungkin menjadi faktor motivasi atau stimulasi.

2. Masukan sarana (instrumental input), yaitu perlengkapan yang diperluka

bagi berlangsungnya proses pembelajaran, di dalamnya termasuk

kurikulum, guru, peralatan, dan ruangan kelas.

3. Masukan lingkungan (environemental input), yaitu situasi kondisi (letak,

iklim, alam, kebudayaan).

4. Keluaran yang diharapkan (expected output), yaitu tingkat kualifikasi

ukuran baku lulusan yang akan menjadi faktor daya tarik dan motivasi

maupun stimulasi dan sekaligus sebagai faktor respon.

Komponen-komponen dalam proses pembelajaran meliputi: tujuan belajar,

materi pelajaran, metode mengajar, sumber belajar, media untuk belajar, manajemen

Page 13: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

13

interaksi belajar mengajar, evaluasi belajar, anak yang belajar, guru yang mengajar,

dan pengembangan dalam proses pembelajaran.

B. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Proses belajar yang diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak

lain dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana,

baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam

pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar.

Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru atau pendidik

dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan mengembangkan media

pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar apabila media tersebut

belum tersedia.

“Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

‘tengah’,’perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara

atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan” (Azhar, 2011: 3).

Selanjutnya Gerlach & Ely dalam Azhar (2011: 3) mengatakan bahwa media apabila

dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau

sikap. Dari pengertian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah adalah merupakan media. Lebih khusus, pengertian media dalam

Page 14: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

14

proses belajar mengajar cendrung diartikan sebagi alat-alat grafis, photografis, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual

atau verbal.

Batasan lain telah pula dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di

antaranya sebagai berikut, AECT (Association of Education and Communication

Technology) memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang

digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem

penyampaian atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator

menurut Fleming dalam Azhar (2011: 3) adalah penyebab atau alat yang turut campur

tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator, media

menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua

pihak utama dalam proses belajar, siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator

dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem pembelajaran yang

melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai pada peralatan yang paling

canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan

atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.

Heinich, dkk (dalam Azhar, 2011: 4) mengemukakan istilah medium sebagai

perantara yang mengantar informasi kepada sumber dan penerima. Jadi seperti

televisi, radio, film, foto, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan

cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa

pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-

maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.

Page 15: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

15

Sementara itu, Gagne & Briggs dalam Azhar (2011: 4) mengatakan bahwa:

media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer.

Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik

yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang

siswa untuk belajar. Dilain pihak, National Education Association (NEA)

memberikan definisi media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun

audio visual dan peralatannya; dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat,

didengar, atau dibaca.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa media

pembelajaran adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyampaikan informasi atau pesan-pesan dari guru kepada siswa agar dapat

merangsang pikiran, perhatian, dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2. Manfaat Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah

metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.

Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu dapat mempengaruhi jenis media

pelajaran yang sesuai.

Berbagai manfaat media pembelajaran telah dibahas oleh banyak ahli.

Menurut Kemp & Dayton (1985: 3-4) dalam Azhar (2001:21-23) menjelaskan ada

beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran, antara lain sebagai berikut:

Page 16: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

16

(1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. (2) Pembelajaran bisa lebih menarik. (3) Pembelajaran menjadi lebih intraktif. (4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran. (5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan. (6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu. (7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. (8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

Sudjana & Rivai (1992: 2) dalam Azhar (2001: 24-25) juga mengemukakan

manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

(1) pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, (2) bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa, (3) metode mengajar akan lebih bervariasi, sehingga siswa tidak bosan, (4) siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Di bagian lain Hamalik (1994: 15) dalam Azhar (2001: 25) merincikan

manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

(1) Memperbesar dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme. (2) Memperbesar perhatian siswa. (3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar. (4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa. (5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup. (6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa. (7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efesiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

Sejumlah uraian dan pendapat yang telah dikemukakan beberapa ahli diatas,

untuk itu dapatlah disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat bermanfaat untuk

memperlancar interaksi antara guru dan siswa, merangsang dan menimbulkan

Page 17: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

17

motivasi bagi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan pada akhirnya dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Manfaat ini diharapkan pula dapat terjadi pada

pembelajaran kartun pada mahasiswa program studi pendidikan seni rupa apabila

menggunakan paket pembelajaran kartun ini.

3. Pemilihan Media Pembelajaran

Manfaat yang dapat dirasakan oleh guru dan siswa dalam menggunakan

media pembelajaran sangat erat kaitannya dengan karakteristik media pembelajaran

yang digunakan pada masing-masing proses kegiatan belajar. Oleh karena itu, ada

banyak hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran.

“Dasar pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran adalah dapat

terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan pembelajaran, jika tidak sesuai

dengan kebutuhan dan tujuan maka media tersebut tidak digunakan” (Rudi S & Cepi

R, 2007: 68). Di bagian lain, Mc. M. Connel (1974) dengan tegas mengatakan “if

the medium fit use it” artinya jika media sesuai maka gunakanlah. Pernyataan dari

Mc. M. Connel di atas cukup sederhana, namun demikian dalam aplikasinya tidak

sesederhana itu, diperlukan suatu pengkajian yang mendalam untuk sampai pada

ketepatan dalam memilih media.

Page 18: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

18

Lebih lanjut Rudi S & Cepi R (2007: 69) mengemukakan bahwa:

Ada beberapa kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media, namun demikian secara teoritik bahwa setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan yang akan memberikan pengaruh pada efektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini, pendekatan yang ditempuh adalah mengkaji media sebagai bagian integral dalam proses pendidikan yang kajiannya akan sangat dipengaruhi beberapa kriteria umum, yaitu: (1) kesesuaian dengan tujuan, (2) kesesuaian dengan materi, (3) kesesuaian dengan karakteristik siswa, (4) kesesuaian dengan fasilitas, (5) kesesuaian dengan gaya belajar, dan (6) kesesuaian dengan teori.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang

baik harus memenuhi beberapa syarat, media pembelajaran harus bisa meningkatkan

motivasi siswa, media pembelajaran juga harus merangsang siswa untuk dapat

mengingat apa yang telah dipelajari, media pembelajaran juga akan mengaktifkan

siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan mendorong siswa untuk

melakukan hal-hal yang baru.

Selain itu media pembelajaran yang dikembangkan juga harus memiliki

kriteria-kriteria yang disyaratkan, yaitu; (1) valid, (2) praktis, (3) efektif. Masing-

masing kriteria tersebut ditetapkan berdasarkan:

1. Validitas. Validitas ditetapkan berdasarkan penilaian atau validasi dari ahli

dan praktisi terhadap rancangan bahan pengajaran yang telah disusun

sebelumnya.

2. Kepraktisan. Kepraktisan ditetapkan berdasarkan keterlaksanaan

pembelajaran yang merujuk pada model pembelajaran yang diginakan.

Page 19: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

19

3. Keefektifan. Keefektifan ditetapkan berdasarkan pada kriteria keefektifan,

yaitu kemampuan pengajar dalam mengelola pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran yang relevan, ketercapaian tujuan

pembelajaran yang dapat dilihat dari adanya peningkatan prestasi belajar

siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran yang telah dirancang oleh pengembang.

Menurut Khabibah dalam Trianto (2007:8), untuk melihat tingkat validaitas

kelayakan suatu model pembelajaran untuk aspek validitas dibutuhkan ahli dan

praktisi untuk memvalidasi model pembelajaran yang dikembangkan. Sedangkan

untuk aspek kepraktisan dan efektifitas diperlukan suatu perangkat pembelajaran

untuk melaksanakan model pembelajaran yang dikembangkan. Sehingga untuk

melihat ketiga aspek tersebut perlu dikembangkan suatu perangkat pembelajaran

untuk satu pokok bahasan tertentu sesuai dengan model pembelajaran yang

dikembangkan.

5 Pengembangan Model Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Desain Instruksional

Model adalah sesuatu yang menggambarkan adanya pola berpikir. Sebuah

model biasanya menggambarkan keseluruhan konsep yang saling berkaitan. Model

juga dapat dipandang sebagai upaya untuk mengkonkritkan sebuah teori sekaligus

juga merupakan sebuah analogi dan representasi dari variabel-variabel yang terdapat

di dalam teori tersebut. “Model desain sistem instruksionaal biasanya

Page 20: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

20

menggambarkan langkah-langkah atau prosedur yang perlu ditempuh untuk

menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif, efisien, dan menarik” (Trianto,

2007).

Beberapa ahli telah mengemukakan berbagai definisi pengembangan

instruksional, antara lain: Clarence Schauer (1971) menyebutnya sebagai

“perencanaan secara akal sehat untuk mengidentifikasi masalah belajar dan

mengusahakan pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan suatu rencana

terhadap pelaksanaan, evaluasi, uji coba, umpan balik, dan hasilnya”. Hamreus

(1971) menyebutnya secara singkat sebagai “proses yang sistimatik untuk

meningkatkan kualitas kegiatan instruksional”, dan Buhl (1975) menyebutnya

sebagai “suatu set kegiatan yang bertujuan meningkatkan kondisi belajar bagi

mahasiswa” (Suparman, 1997: 30).

Twelker, (1972) dalam Suparman, (1997: 30) menjelaskan bahwa:

Pengembangan instruksional adalah cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi seperangkat materi atau strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Hasil akhir dari pengembangan instruksional ialah suatu sistem instruksional, yaitu materi dan strategi belajar mengajar yang dikembangkan secara empiris dan secara konsisten telah dapat mencapai tujuan instruksional tertentu

Di Indonesia, penerapan pengembangan instruksional mulai populer dengan

penggunaan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional yang disingkat PPSI pada

permulaan tahun 1970, khususnya dalam mengiringi munculnya kurikulum 1975.

Sejak saat itu pengembangan instruksional menjadi kegiatan yang lebih menonjol,

Page 21: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

21

tidak saja di tingkat sekolah dasar dan menengah, tetapi juga di perguruan tinggi dan

lembaga pendidikan dan latihan (Diklat).

Keragaman disain pembelajaran memunculkan pendekatan yang berbeda dari

setiap modelnya, berikut beberapa contoh dari model-model disain pembelajaran

yang akan diuraikan secara lebih jelas

a. Model Pengembangan Instruksional J.E Kemp

Menurut Kemp (1994), pengembangan perangkat pembelajaran merupakan

suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan

secara langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat pembelajaran

dimulai dari kompetensi dasar yang terdapat dalam kurikulum.

Model pengembangan menurut Kemp terdiri dari delapan langkah yaitu:

1. Menentukan tujuan instruksional umum

2. Membuat analisis tentang karakteristik siswa

3. Menentukan tujuan instruksional secara spesifik, operasional, dan terukur.

4. Menentukan materi yang sesuai dengan TIK

5. Menetapkan penjajagan awal

6. Menentukan strategi belajar mengajar yang sesuai

7. Mengkoordinasi sarana penunjang yang diperlukan

8. Mengadakan evaluasi.

Page 22: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

22

Bentuk model desain instruksional Kemp dapat dilihat pada Gambar 2.1

Gambar 2.1 Model Pengembangan Desain Instruksional Kemp(Sumber: Haling dkk, 2007: 34)

b. Model Pengembangan Instruksional Borg & Gall

Borg & Gall (1973) mengemukakan bahwa prosedur pengembangan pada

dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu

1. mengembangkan produk

2. menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan.

Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan dan tujuan kedua

disebut fungsi validasi.

Revisi

6Strategi kegiatan

B_M

1 TIU&

Pokok bahasan 2Karakteristik

siswa 8

Evaluasi

3TIK

7Pelajaran penunjang

4Isi/materi

5Tes awal

Page 23: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

23

Lebih lanjut Borg & Gall (1973: 415-416) menyarankan sepuluh tahapan

dalam penelitian pengembangan, yaitu:

1. Melakukan penelitian dan pengumpulan informasi.

2. Melakukan perencanaan (jenis keterampilan yang dibutuhkan, perumusan

tujuan penelitian, menetapkan langkah-langkah dan mengujikannya dalam

skala kecil

3. Mengembangkan bentuk produk awal (membuat persiapan bahan

pelatihan, penyusunan buku pegangan, dan perlengkapan evaluasi.

4. Melakukan pengujian lapangan awal dengan subjek yang lebih banyak

daripada sebelumnya, kemudian dianalisis.

5. Melakukan revisi pada produk atau model utama sesuai dengan saran dari

hasil uji lapangan awal dan saran dari ahli.

6. Melakukan pengujian lapangan utama secara kuantitatif dan

mengevaluasi hasil sesuai dengan tujuan.

7. Merevisi produk atau model operasional sesuai saran dan hasil pengujian

serta saran pengembangan model dari ahli.

8. Melakukan pengujian lapangan operasional dengan subjek yang lebih

banyak lagi kemudian dianalisis.

9. Melakukan revisi pada tahap akhir berdasarkan temuan yang ada dan

saran dari ahli.

Page 24: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

24

10. Mendiseminasikan dan mendistribusikan laporan produk pada pertemuan-

pertemuan atau pada jurnal-jurnal ilmiah, baik nasional maupun

internasional.

c. Model Pengembangan Instruksional Dick & Carey

Model pengembangan instruksional ini dikembangkan oleh Dick dan Carey

(dalam Ibrahim, 2003: 18). Model pengembangan ini mengemukakan sepuluh

tahapan dalam pengembangan pembelajaran yaitu:

1. Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran

2. Melaksanakan analisis pembelajaran

3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa

4. Merumuskan tujuan performansi

5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan

6. Mengembangkan strategi pembelajaran

7. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran

8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif

9. Merevisi bahan pembelajaran

10. Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif

Model desain instruksional Dick & Carey dapat dilihat pada Gambar 2.2

Page 25: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

25

Gambar 2.2 Model Pengembangan Desain Instruksional Dick & Carey (Sumber: Ibrahim, 2003: 19)

d. Model Pengembangan Instruksional Rita Richey

Rita Richey mengemukakan enam langkah dalam pengembangan desain

instruksional, sebagai berikut:

1. Penentuan kebutuhan peserta ajar

2. Perumusan tujuan pembelajaran

3. Pengembangan prosedur penilaian

4. Perencanaan dan pengembangan paket pembelajaran

5. Pelaksanaan uji coba paket

6. Penetapan paket

Identi-fikasi

tujuan

Menulis Tujuan Kinerja

Pengembangan Tes

Acuan Patokan

Pengembangan

Strategi Pengajaran

Pengembangan & memilih Perangkat Pengajaran

Merancang & melak-sanakan tes formatif

Identifikasi

Tingkah laku awal

Revisi

Pengajaran

Melakukan

Analisis PengajaranMerancang dan

melaksanakan tes sumatif

Page 26: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

26

e. Model Pengembangan Pembelajaran Sistem Instruksional (PPSI)

PPSI merupakan singkatan dari Prosedur Pengembangan Sistem

instruksional.

Istilah sistem instruksional mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan sistem, dimana pembelajaran adalah suatu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri dari seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama antara satu dengan yang lain secara fungsional dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Haling, dkk, 2007: 29).

Model pengembangan instruksional PPSI ini memiliki lima langkah pokok

yaitu:

1. Perumusan tujuan pembelajaran

2. Pengembangan alat penilaian

3. Merancang kegiatan pembelajaran

4. Menyusun program kegiatan pembelajaran

5. Pelaksanaan (penyajian, pre test, post test, analisis, dan hasil)

Dari beberapa uraian model pengembangan instruksional di atas maka dapat

disimpulkan bahwa, model-model tersebut mempunyai banyak perbedaan dan

persamaan. Perbedaan model-model tersebut terletak pada istilah yang dipakai,

urutan, dan kelengkapan langkah-langkahnya. Persamaannya adalah bahwa setiap

model mengandung kegiatan yang dapat digolongkan ke dalam tiga kategori pokok,

yaitu:

1. Kegiatan yang membantu menentukan masalah pendidikan dan

mengorganisasi alat untuk memecahkan masalah tersebut.

Page 27: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

27

2. Kegiatan yang membantu menganalisis dan mengembangkan pemecahan

masalah.

3. Kegiatan yang melayani keperluan evaluasi pemecahan masalah tersebut.

Semua kegiatan tersebut antara satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh

suatu sistem umpan balik yang terpadu dalam model bersangkutan. Adapun sistem

umpan balik tersebut memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan atau revisi sistem

instruksional selama dikembangkan.

Secara visual pengembangan instruksional dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 2.3 Bagan Sederhana Pengembangan Instruksional (Sumber: Suparman, 1997: 10)

Pada penelitian pengembangan ini model pengembangan yang penulis

gunakan adalah model pengembangan yang dikemukakan oleh Rita Richey yang

terdiri dari enam langkah, yaitu penentuan kebutuhan peserta ajar, perumusan tujuan

pembelajaran, pengembangan prosedur penilaian, perencanaan dan pengembangan

paket pembelajaran (tahap awal), pelaksanaan uji coba paket (tahap uji coba),

Penentuan & Perorganisasian Pemecahannya

Evaluasi SistemAnalisis dan Pengembangan

Umpan Balik

Page 28: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

28

penetapan paket (tahap revisi), dengan alasan karena model pengembangan ini lebih

jelas, lengkap, terarah, terstruktur, sistematis, dan menuntun pengembang dari awal

hangga akhir, sehingga jelas apa yang harus dilakukan tahap demi tahap.

C. Kartun sebagai Tema Pembelajaran

1. Pengertian Kartun

Istilah “kartun” sering dan hampir selalu kita sebut, namun kenyataannya ada

banyak orang yang belum memahaminya, termasuk mereka yang menggelutinya.

Sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis, kartun merupakan suatu gambar

interpretatif yang menggunakan simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara

cepat dan ringkas, atau suatu sikap tentang orang, situasi, atau kejadian-kejadian

tertentu dalam kehidupan masyarakat.

Kartun dalam seni rupa, termasuk salah satu bagian dari seni ilustrasi yang

pada dasarnya hanya bersifat menghibur karena lebih menekankan pada gambar dan

tema yang bersifat jenaka dan humor. Humor merupakan salah satu teknik yang

sering digunakan oleh para kartunis untuk mengemas visualisasi imajinasinya, inti

dari humor adalah kejutan yang dapat membuat pembaca berspekulasi dan

menawarkan perspektif yang baru atau tidak biasa. Humor dapat disajikan dalam

berbagai bentuk, seperti dongeng, teka-teki, puisi rakyat, nyanyian rakyat, karikatur,

kartun, dan lain-lain.

Page 29: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

29

Kartun, sesuai dengan sifatnya akan mengungkapkan secara ringan dan lucu. Karena itu humor merupakan hal yang penting dalam kartun. Humor dianggap jembatan pertama membuka komunikasi. Kalau orang sudah tersenyum, Akan mudah bagi kita untuk mulai membuka pembicaraan (Priss, 99:33).

Jadi kartun tidak hanya merupakan pernyataan rasa seni untuk kepentingan

seni semata-mata, melainkan mempunyai maksud melucu, bahkan menyindir dan

mengkritik.

Lebih lanjut di jelaskan oleh Wijana (2004: 4), wahana kritik sosial atau

kartun sering kali ditemui di dalam berbagai media cetak, seperti surat kabar,

majalah, dan tabloid. Di dalam media ini kartun biasanya disajikan sebagai selingan

setelah para pembaca menikmati rubrik-rubrik atau artikel-artikel yang lebih serius,

dan dengan kartun para pembaca dibawa ke dalam situasi yang lebih santai.

Meskipun pesan-pesan di dalam kartun sama seriusnya dengan pesan-pesan yang

disampaikan lewat berita dan artikel, pesan-pesan kartun sering lebih mudah dicerna

atau dipahami sehubungan dengan sifatnya yang menghibur.

Definisi dari kartun dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya, adalah:

“Kartun adalah setiap gambar yang dibuat untuk membuat orang tertawa,

apakah ia ditampilkan sebagai komentar sosial atau politik atau hanya sekedar

menghibur” (Salam, 1992: 29).

Anderson (1990) dalam Wijana, (2004: 5) mengemukakan bahwa:

kartun adalah alat untuk menciptakan kesadaran kolektif tanpa harus memasuki birokrasi atau berbagai bentuk kekuatan politik, seperti terlihat dalam kutipan berikut: Cartoons were a way of creating collective consciences by people without acces of bureaucratic or other institutionalized forms of political muscle.

Page 30: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

30

Leksono dalam Sudarta, (2007: xiii) menjelaskan bahwa:

Kartun adalah gambar yang mudah diingat yang disertai dengan komentar satiris pendek yang sangat menghibur dan kaya dengan penafsiran. Dikatakan pula bahwa tujuan karikatur adalah untuk mendorong lahirnya pemikiran ulang dan penciptaan ulang realitas guna mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya Priss (1999: 53) mengemukakan:

Kartun dalam definisi sederhana dapat diartikan sebagai gambar garis yang menyampaikan pesan lucu. Secara teknis tidak ada ketentuan mengenai alat dan cara menggarap gambar, kecuali bahwa itu adalah gambar tangan yang menyajikan ungkapan lucu. Kartun bisa mengungkap kelucuan yang terjadi sehari-hari, bisa pula komentar mengenai issue, trend, fakta yang terjadi di masyarakat.

Kartunis Inggris, David Low (1976) dalam Setiawan, (2002: 33)

mengemukakan definisi kartun sebagai berikut:

A cartoon is a drawing, representational or symbolic, that makes a satirical, witty, or humorous point. It may or may not have a caption and may comprise more than one panel. Cartoons usually appear in periodical publication. Most frequently their targets are in the field or political or public affairs, but they may be social custom, fashions, or sports events or personalities.Artinya: kartun adalah sebuah gambar yang bersifat representasi atau simbolik, mengandung unsur sindiran, lelucon, atau humor. Kartun biasanya muncul dalam publikasi secara periodik, dan paling sering menyoroti masalah politik atau masalah publik. Namun masalah-masalah sosial kadang juga menjadi target, misalnya mengangkat kebiasaan hidup masyarakat, peristiwa olah raga, atau mengenai keperibadian seseorang.

Noerhadi (1989) di dalam artikelnya yang berjudul Kartun dan Karikatur

sebagai Wahana Kritik Sosial mendefinisikan kartun sebagai suatu bentuk tanggapan

lucu dalam citra visual. Dalam artikel ini konsep kartun dipisahkan sacara tegas

dengan karikatur. Tokoh-tokoh kartun bersifat fiktif yang dikreasikan untuk

menyajikan komedi-komedi sosial serta visualisasi jenaka. Sementara itu tokoh-tokoh

Page 31: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

31

karikatur adalah tokoh-tokoh tiruan lewat pemiuhan (distortion) untuk memberikan

persepsi tertentu kepada pembaca, sehingga sering kali disebut potrait caricature

(Wijana, 2004:7).

Sibarani (2001: 25) menjelaskan bahwa:

Walau kartun sebenarnya juga memiliki titik satiris, namun titik satirisnya tidak ditekankan sebagai suatu yang dominan. Kartun juga tidak mengandung pengertian adanya distorsi seperti pada karikatur. Kartun bisa saja lepas dari distorsi pada pengubahan bentuk dalam pengolahan watak pada sebuah gambar yang diciptakan. Kartun tidak terlalu terikat pada distorsi, biasanya distorsinya bukan hal yang utama karena lebih mengutamakan humor dari pada satire

Untuk sederhananya, dapat dikatakan bahwa sebuah karikatur adalah sebuah

kartun, tapi sebuah kartun belum tentu merupakan sebuah karikatur. Dan untuk

memberikan kekhukusan tanpa mengurangi fungsi sebuah kartun, maka biasa disebut

adanya political cartoon atau editorial cartoon.

Dalam kamus Inggris – Indonesia karangan John M. Echols and Hasan

Sadily, di situ disebut: Cartoon Yaitu gambar lucu, sedangkan arti Caricature adalah

gambar sindiran. Kalau kamus tersebut dibuat pegangan, maka seorang kartunis

adalah seorang pembuat gambar lucu, sedangkan seorang karikaturis adalah seorang

pembuat gambar sindiran (Sibarani, 2001: 9).

Lebih lanjut dijelaskan oleh Sibarani (2001: 9-10) bahwa ada kekeliruan

kalau orang mengira, jika “kartun” itu hanya ada dalam pers atau persurat kabaran.

Di dunia fine art pun kartun juga berkembang. Juga dalam dunia seni patung, dalam

dunia seni cukil kayu atau woods cuts dan lain-lain. Dan baru pada abad XIX

merembes ke dunia pers. Yang dimaksud pers adalah dunia jurnalistik secara umum,

Page 32: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

32

seperti di persuratkabaran dan penerbitan majalah. Tapi tidak pada dunia cetak

mencetak lainnya, sebab sebelumnya juga sudah ada seni cetak-mencetak yang

belum bisa disebut pers, Misalnya pembuatan gambar-gambar dengan memakai

“wood cuts” dan “cooper-plates untuk pembuatan poster-poster dan sebagainya,

untuk tujuan tertentu.

Jika sebuah karya kartun yang sederhana diberi “isi”, maka karya kartun

tersebut akan menjelma menjadi apa yang disebut kartun opini atau yang biasa

disebut karikatur.

Bagaimana kartun itu dilukiskan? Dengan kartun orang tidak selalu harus

memprotes, akan tetapi yang amat penting adalah bagaimana karikatur itu seefektif

mungkin berfungsi sebagai hiburan dan bisa memberikan pesan, tanpa banyak kata,

bahkan tanpa kata sekalipun. Sebab sebuah kartun sudah berarti seribu kata. “ A

picture means a thousand words”(Sibarani, 2001: 10).

2. Fungsi Kartun

Seperti yang telah diuraikan bahwa kartun tidak hanya bersifat mengejek dan

mengkritik, tetapi juga dapat menghibur. Meskipun kelihatan sederhana sebenarnya

kartun mempunyai fungsi yang cukup banyak. Ketika membaca koran atau majalah

terutama pada edisi-edisi tertentu selain artikel, pemuatan gambar jenis ini juga punya

daya tarik tersendiri, bahkan bisa menjadi ciri khas dari media tersebut.

Page 33: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

33

Adapun fungsi kartun antara lain adalah:

a. Hiburan

Ketika membaca artikel atau berita di majalah dan koran orang sering merasa

bosan dan jenuh. Untuk menghilangkan rasa yang jenuh tersebut mereka selalu

melihat kartun yang ada untuk menyegarkan pikirannya kembali.

b. Kritik sosial atau kontrol sosial

Saat ini banyak orang yang merasa jenuh dengan kehidupan sosial atau

lingkungan di sekitarnya. Karena apa yang dilihatnya sering tidak sesuai dengan nilai

atau norma yang ada. Untuk melakukan protes atau sindiran terhadap situasi ini

beberapa orang membuat kartun sebagai sarana atau media untuk menggambarkan isi

hatinya serta secara tidak langsung membantu meluruskan apa yang dinilai salah dan

mengangkat masalah pada proporsi yang sebenarnya, secara humor.

c. Penyaluran hobi

Hal ini sering dilakukan terutama oleh orang yang gemar dengan kegiatan

melukis atau menggambar. Karena kartun memang dibuat dengan teknik melukis atau

menggambar.

d. Fungsi Pendidikan

Meningkatkan kemampuan berpikir dan perenungan bagi penikmatnya

meskipun medianya adalah kartun.

Page 34: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

34

3. Kriteria Kartun yang Baik

Pada dasarnya kartun adalah gambar lucu. Apapun dan bagaimanapun bentuk

gambar yang penting memiliki sifat humor dan lucu itu bisa dikatakan gambar kartun.

Kartun terbentuk dari tiga unsur yang saling berkait satu sama lain, yaitu wawasan,

olah rupa dan humor. Wawasan sebagai perspektif kartunis dalam memandang

sebuah tema, olah rupa sebagai bentuk komunikasi visual dan humor adalah stimuli

psikologis penikmat kartun.

“Kartun yang baik antara lain adalah yang memiliki misi pendidikan, yaitu

yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan perenungan bagi penikmatnya,

meskipun medianya humor” (Pramono, 2000: 5).

Untuk melahirkan sebuah karya kartun yang baik, seorang kartunis haruslah

mempunyai keterampilan gambar dan wawasan yang luas, karena sebuah karya

kartun bukan semata hanya teknik gambar tetapi juga cara mengungkap masalah yang

sedang hangat di masyarakat.

Kartun yang baik menurut Sobur (2003: 139) mempunyai beberapa kriteria

antara lain:

a. Teknik yang Baik

Teknik gambar yang baik dan berkarakter adalah syarat mutlak untuk

membuat sebuah karya kartun. Untuk menciptakan sebuah gambar kartun yang baik

haruslah dibuat dengan tekun berlatih sehingga kita dapat menemukan jati diri kartun

buatan kita.

Page 35: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

35

b. Informatif

Sebuah karya kartun haruslah berisi informasi yang aktual, faktual dan

mempunyai landasan informasi yang kuat. Seorang kartunis bisa disejajarkan dengan

pengamat politik jika informasi yang disajikan mudah diserap. Kartun merupakan

pendidikan politik bagi pemula, dan juga bisa menjadi cambuk yang dapat menampar

orang tanpa membuat orang tersebut sakit hati, tetapi malah tertawa.

c. Komunikatif

Penyampaian yang lugas, jelas dan mudah terserap adalah unsur komunikatif

dari sebuah karya kartun. Komunikasi tidak harus dengan dialog memakai balon kata,

namun dengan penggambaran yang detail dapat membuat orang mengerti pesan apa

yang akan kita sampaikan.

d. Memuat Kandungan Humor

Dalam pembuatan kartun, humor merupakan salah satu unsur penting yang

digunakan oleh para kartunis untuk mengemas visualisasi imajinasinya. Peranan

humor yang disalurkan oleh kartun bukanlah semata untuk mengolok-olok atau

mementingkan naluri mengkritik. Penampilan kartun yang kocak, membuat pesan

yang ingin disampaikan tersebut mudah dicernakan dan mudah dipahami serta selalu

siap untuk diuraikan lebih lanjut, sehingga membuat kartun menjadi “bahasa” dari

segala lapisan masyarakat. Dengan kemampuan bahasa gambarnya tersebut, kartun

mampu memperhalus pesan-pesan kritisnya tanpa mengurangi ketajamannya serta

Page 36: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

36

memiliki keluwesan untuk dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menghadirkan

fakta tersebut menjadi suatu pesan dalam bentuk opini maupun kritikan.

4. Jenis-Jenis Kartun

Secara sederhana kartun dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kartun

verbal dan kartun non verbal. Kartun verbal adalah kartun-kartun yang

memanfaatkan unsur verbal, seperti kata, frasa, kalimat, wacana disamping gambar-

gambar jenaka untuk memancing tawa para pembacanya. Sementara itu kartun non

verbal adalah kartun yang semata-mata hanya memanfaatkan

gambar-gambar/visualisasi jenaka. Gambar-gambar yang disajikan dalam jenis kartun

ini adalah gambar-gambar yang memutar balikkan logika (Wijana, 2004: 8).

Jenis kartun berdasarkan fungsi dan sifatnya dibagi menjadi:

a. Kartun Murni (gag cartoon)

Adalah merupakan gambar kartun yang dimaksudkan hanya sekedar sebagai

gambar lucu atau olok-olok tanpa bermaksud mengulas suatu permasalahan atau

peristiwa. Kartun murni biasanya tampil pada halaman-halaman khusus humor yang

terdapat di surat kabar atau terbitan lainnya.

Page 37: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

37

Gambar 2.4 Kartun, karya: Arief Sutristanto (2010)Sumber: Indonesian damn good cartoon (2010: 98)

Gambar 2.5 Kartun, karya: Romas Stapullonis (1993)Sumber: Majalah Humor, No. 64 (1993: 82)

Page 38: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

38

Gambar 2.6 Kartun, karya: Jitet Koestana, (2008)Sumber: Indonesian damn good cartoon (2010: 97)

Gambar 2.7 Kartun, karya: Tarcisius Sutanto (1994)

Page 39: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

39

Sumber: pameran kartun Asean-Jepang (1995: 15)

b. Kartun Editorial

Adalah kolom gambar sindiran di surat kabar yang mengomentari berita dan

issu yang sedang ramai dibicarakan. Kartun editorial merupakan visualisasi tajuk

rencana surat kabar atau majalah yang membincangkan masalah politik atau peristiwa

aktual, sehingga sering disebut kartun politik.

Kartun editorial (politik) lebih mengedepankan pesan dan situasi

penggambaran kartun daripada figur atau tokoh yang dimunculkan. Kandungan kritik

dalam kartun editorial yang sering lugas, tegas kadangkala pedas, dipengaruhi oleh

situasi dalam menyikapi kebijakan atau peristiwa yang sedang terjadi

Contoh kartun editorial adalah kartun Oom Pasikom karya GM Sudarta

seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.8 dan Gambar 2.9.

Gambar 2.8 Kartun karya: GM. Sudarta (2009)Sumber: Harian Kompas (2009: 6)

Page 40: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

40

Gambar 2.9 Kartun karya: Jitet Koestana (2009)Sumber: Harian Kompas (2009: 6)

c. Kartun Komik (comic cartoon)

Adalah merupakan susunan gambar bercerita yang biasanya terdiri dari tiga

atau enam kotak. Isinya adalah komentar humoristis tentang suatu peristiwa atau

masalah aktual.

Kartun komik ini biasa disebut komik potongan atau komik strip, dan

biasanya ditampilkan dalam harian atau mingguan disebuah surat kabar, majalah,

maupun tabloid/buletin. Penyajian isi cerita dapat berupa humor atau cerita

Contoh kartun komik yang terkenal di Indonesia adalah kartun Panji Koming

dan kartun Benny and Mice, yang ditampilkan pada harian Kompas setiap minggu,

seperti yang dapat dilihat pada Gambar 2.10 dan Gambar 2.11.

Page 41: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

41

Gambar 2.10 Kartun Panji Koming, karya: Dwi Koendoro (2009)Sumber: Harian Kompas (2009: 34)

Gambar 2.11 Kartun Benny & Mice (2007)Sumber: Jakarta Luar Dalam (2007: 43)

Page 42: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

42

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian dan pengembangan paket pembelajaran kartun ini mengikuti

pendekatan metodologis penelitian, yakni pengembangan yang memiliki ciri yang

berpola pada tata kerja yang sistematis, praktis, dan efisien.

Berikut ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

penelitian yang digunakan:

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang ini adalah pengembangan paket pembelajaran kartun

pada mahasiswa program studi pendidikan seni rupa di perguruan tinggi dengan fokus

perhatian pada aspek strategi atau prosedur pembelajaran, bahan dan isi

pembelajaran, bentuk fisik paket, dan efektifitas penggunaan paket.

Model penelitian pengembangan paket pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini mengacu pada model penelitian yang dikembangkan oleh Rita Richey

(Richey, 1986: 96) dalam Salam (1993: 15). Richey mengemukakan enam langkah

dalam pengembangan desain instruksional, sebagai berikut:

1. Penentuan kebutuhan peserta ajar

2. Perumusan tujuan pembelajaran

3. Pengembangan prosedur penilaian

4. Perencanaan dan pengembangan paket pembelajaran

42

Page 43: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

43

5. Pelaksanaan uji coba paket.

6. Penetapan paket.

Berikut ini langkah-langkah pengembangan paket pembelajaran yang

diterapkan dalam penelitian ini

Model Richey Penerapannya pada penelitian dan Pengembangan paket

Langkah pertama:Penentuan kebutuhan peserta ajar

Langkah kedua:Perumusan tujuan pembelajaran

Langkah ketiga: Perencanaan dan pengembanganPengembangan prosedur penilaian paket (tahap awal) Langkah keempat:PengembanganPaket pembelajaran

Langkah kelima: Pelaksanaa uji coba untuk meneliti Pelaksanaan uji-coba paket efektifitas buku paket pembelajaran kartun

Langkah keenam: Pelaksanaan revisi paket pembelajaran Penetapan paket kartun berdasarkan masukan selama uji-coba

Model pengembangan paket Rita & Richey (1986:96)Sumber: Salam (1993: 16)

Page 44: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

44

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan merupakan penjabaran dari model pengembangan,

oleh karena itu prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

prosedur pengembangan yang diadaptasi dari model pengembangan Rita Richey.

Sesuai dengan model pengembangan yang telah dijelaskan di atas, maka

prosedur pengembangan paket pembelajaran kartun ini meliputi beberapa tahapan

yakni:

1. Perencanaan dan pengembangan paket pembelajaran kartun (tahap awal).

2. Pelaksanaan uji coba untuk meneliti efektifitas paket pembelajaran kartun.

3. Pelaksanaan revisi paket pembelajaran kartun berdasarkan masukan-

masukan selama uji coba

Penjelasan tentang masing-masing langkah pengembangan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan dan Pengembangan Paket Tahap Awal

Pengumpulan data untuk pengembangan paket tahap awal dilaksanakan

melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi pustaka dilakukan untuk mencari

informasi tentang mata kuliah apa diprogram studi Pendidikan Seni Rupa yang dirasa

perlu untuk dibuatkan sebuah media pembelajaran. Dari studi pustaka tersebut

diperoleh data tentang mata kuliah Ilustrasi yang dirasa sangat membutuhkan sebuah

media pembelajaran, khususnya pada materi tentang kartun.

Page 45: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

45

Studi lapangan dilakukan untuk melihat keadaan di kampus yaitu dengan cara

menggali informasi dari pihak yang terkait dengan mata kuliah ilustrasi dan

mahasiswa mengenai pemahaman tentang seni kartun sebagai tema paket. Data yang

dikumpulkan ini nantinya akan dijadikan bahan untuk penyusunan paket tahap awal

hingga siap untuk diuji coba. Paket pembelajaran yang dikembangkan ini berdasarkan

kurikulum, silabus mata kuliah dan tujuan instruksional umum.

2. Uji Coba Paket

Paket yang telah dikembangkan kemudian diuji cobakan pada mahasiswa

yang menjadi subjek penelitian. Uji coba paket ini terbagi dalam tiga tahapan uji

coba, yaitu:

1. Uji coba perorangan atau uji coba satu-satu adalah uji coba yang

melibatkan mahasiswa untuk merevisi hasil dari paket pembelajaran yang

sedang dikembangkan. Dalam uji coba ini mahasiswa diminta untuk

memberikan tanggapan, komentar, dan saran terhadap paket pembelajaran

yang sedang dikembangkan.Jumlah mahasiswa yang digunakan dalam uji

coba satu-satu ini adalah tiga orang. Suparman (1997: 213) menyatakan

bahwa uji coba satu-satu ini dilaksanakan dengan dua atau tiga orang

siswa secara individual. Ketiga mahasiswa yang dipilih berasal dari

mahasiswa yang mempunyai prestasi belajarnya tinggi, prestasi belajarnya

sedang, dan prestasi belajarnya rendah. Maksud dari uji coba ini adalah

untuk mengidentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang

Page 46: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

46

terdapat dalam paket pembelajaran, serta untuk mendapatkan komentar

dari mahasiswa tentang isi atau materi pelajaran.

2. Uji coba kelompok kecil, adalah uji coba yang dilakukan dengan

melibatkan sekelompok kecil mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni

Rupa yang terdiri dari 6 orang. Kelompok kecil mahasiswa ini harus

representatif untuk mewakili populasi sasaran yang sebenarnya. Uji coba

satu-satu ini bertujuan untuk menghasilkan saran revisi lebih lanjut, selain

itu adalah untuk mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari paket

pembelajaran yang sedang dikembangkan untuk memperoleh hasil yang

lebih baik sebelum masuk pada tahap final, serta untuk mengukur

efektifitas paket pembelajaran setelah direvisi dari tahap pertama. Alat

atau instrumen yang digunakan dalam uji coba ini berupa buku teks hasil

revisi tahap pertama, tes, dan angket. Hasil dari uji coba ini digunakan

untuk merevisi paket pembelajaran sebelum uji coba kelompok besar atau

uji coba lapangan.

3. Uji coba dalam kelompok besar atau uji coba lapangan, adalah uji coba

yang dilakukan terhadap paket pembelajaran yang telah selesai

dikembangkan tetapi masih membutuhkan atau memungkinkan untuk

direvisi akhir. Uji lapangan ini bertujuan untuk mengidentifikasi

kekurangan dari paket pembelajaran yang yang akan digunakan pada

kondisi sebenarnya. Suparman (1997: 216) menjelaskan bahwa perbedaan

yang mendasar dari uji coba lapangan ini dengan uji coba sebelumnya

Page 47: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

47

adalah produk, lingkungan pelaksanaan, dan pelaksanaan uji coba dibuat

semirip mungkin dengan keadaan dan populasi sampel. Jumlah mahasiswa

yang digunakan dalam uji coba ini adalah 20 orang karena dengan jumlah

ini akan representatif dengan target populasi yakni jumlah mahasiswa

yang dipandang ideal untuk sebuah kelas.

4. Pelaksanaan pre test dan post test. Pre test adalah tes awal yang diberikan

kepada mahasiswa dan bersifat formatif yang berfungsi untuk mengetahui

kemampuan mahasiswa dalam memahami seni kartun pada mata kuliah

seni ilustrasi sebelum diberikan perlakuan (treatment) melalui instrumen

penelitian yang sebelumnya telah dibuat. Sedangkan post test adalah tes

yang diberikan kepada mahasiswa yang berfungsi untuk mengetahui

kemampuan mahasiswa dalam memahami seni kartun setelah diberikan

perlakuan (treatment). Efektfitas dari paket pembelajaran yang

dikembangkan nantinya dapat diukur dari skor akhir dari pre test dan post

test yang telah diberikan.

3. Revisi Paket

Bersamaan dengan uji coba paket, isi paket direvisi oleh dua orang ahli yang

terdiri dari satu orang ahli materi dan satu orang ahli media. Ahli materi memberikan

penilaiannya terhadap aspek pembelajaran dan isi materi, sedangkan ahli media

memberikan penilaiannya terhadap aspek-aspek yang terkait dengan rancangan

Page 48: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

48

pembelajaran yang meliputi kapasitas analisis tugas, kejelasan dan kelengkapan

tujuan pembelajaran, serta kesesuaian strategi dan media yang digunakan.

Saran dari dua orang ahli ini digunakan sebagai bahan pertimbangan revisi

yang dapat meningkatkan kualitas dari paket pembelajaran yang ingin dihasilkan dan

hasil dari kegiatan revisi ini kemudian dijadikan bahan pertimbangan untuk

pengembangan paket pembelajaran.

Gambar 3.1. Prosedur Pengembangan Paket Pembelajaran Kartun

Page 49: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

49

C. Subjek dan Tempat Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Seni

Rupa Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar angkatan 2009,

sebanyak 20 orang mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah ilustrasi, dimana

dalam mata kuliah ilustrasi tersebut terdapat sub pokok bahasan tentang kartun. Para

mahasiswa ini diberikan kegiatan pembelajaran untuk memberikan pemahaman

tentang kartun dengan menggunakan paket yang sedang dikembangkan.

Tempat penelitian ini berlokasi di Program Studi Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Angket untuk Mahasiswa

Angket untuk mahasiswa ini dibuat untuk menjaring informasi mengenai

pendapat, komentar, dan saran dari mahasiswa dari beberapa aspek, yaitu: aspek

pembelajaran serta aspek tampilan dan isi terhadap paket yang sedang dikembangkan.

2. Angket Untuk Dosen

Angket untuk dosen dibuat untuk menjaring informasi mengenai pendapat

dosen yang menggunakan paket yang sedang dikembangkan mengenai tujuan

pembelajaran, sasaran belajar, prosedur pembelajaran, alokasi waktu dan media

Page 50: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

50

pembelajaran yang berupa buku teks, kumpulan contoh karya kartun, dan power

point serta komentar tambahan yang dipandang perlu untuk merevisi paket.

3. Angket untuk Pengkaji Paket

Angket untuk pengkaji paket dibuat untuk menjaring informasi tentang

pendapat seorang ahli materi dan ahli media tentang paket pembelajaran kartun yang

sedang dikembangkan yang meliputi aspek pembelajaran, aspek isi, dan bentuk fisik

paket.

4. Test untuk Mahasiswa

Test untuk mahasiswa terdiri atas pre test test dan post test. Pre test adalah test

awal dan bersifat formatif yang berfungsi untuk menjaring informasi awal sebelum

paket pembelajaran ini dibuat, sedangkan post test adalah test untuk menguji

keefektifan paket pembelajaran yang dikembangkan.

5. Observasi

Observasi dilaksanakan dalam kegiatan uji coba dengan fokus pengamatan.

Observasi dilaksanakan oleh peneliti, dan sebagai sebagai bahan acuan observasi

digunakan buku petunjuk untuk dosen dan mahasiswa.

6. Dokumentasi

Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan

dokumen-dokumen yang terkait dengan pembelajaran kartun.

Page 51: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

51

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh melalui angket dari ahli media dan ahli materi,

angket untuk dosen dan mahasiswa, dan test untuk mahasiswa, dianalisis secara

deskriptif kualitatif. Analisis data mencakup seluruh kegiatan dengan

mengklarifikasi, menganalisa, dan menarik kesimpulan dari semua data yang

terkumpul dalam proses validasi dan uji coba. Dengan demikian diharapkan dapat

mempermudah memahami data untuk proses analisis selanjutnya.

Data kuantitatif yang diperoleh, dianalisis secara deskriptif kuantitatif

kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan menggunakan skala 5, seperti yang

dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 Koversi skor nilai pada skala 5 (Sumber: Sukarjo, 2005:53)

Nilai Interval Skor Data Kualitatif

5 X > xi + 1,80 Sbi Sangat bagus

4 xi + 0,60 Sbi < X ≤ xi + 1,80 Sbi Bagus

3 xi - 0,60 Sbi < X ≤ xi + 0,60 Sbi Cukup

2 xi - 1,80 Sbi < X ≤ xi - 0,60 Sbi Kurang

1 X ≤ xi + 1,80 Sbi Sangat Kurang

Keterangan:

xi (rerata skor ideal) = ½ (skor mak ideal + skor min ideal)

Sbi (simpangan baku ideal) = 1/6 (skor mak ideal – skor min ideal)

X = skor empiris

Page 52: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

52

Berdasarkan rumus yang digunakan tersebut, kemudian untuk mengubah data

kuantitatif ke data kualitatif, pedoman konversi yang digunakan dapat dilihat pada

tabel 3.2

Tabel 3.2 Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif Pada Skala 5

Nilai Interval Skor Data Kualitatif

5 X > 4,21 Sangat bagus

4 3,36 < X ≤ 4,21 Bagus

3 2,64 < X ≤ 3,40 Cukup

2 1,92 < X ≤ 2,60 Kurang

1 X ≤ 1,79 Sangat Kurang

Pedoman konversi di atas digunakan untuk menentukan kriteria layak

tidaknya paket yang dikembangkan. Paket pembelajaran kartun untuk mahasiswa

Program Studi Pendidikan Seni Rupa di Fakultas Seni dan Desain dikatakan sudah

layak digunakan sebagai media pembelajaran, apabila hasil penilaian pada uji coba

lapangan minimal termasuk dalam kriteria bagus dan jelas.

Berikut ini penjelasan dalam bentuk nilai angka data kualitatif dari angka

yang berupa review dari ahli materi, ahli media, dan tanggapan mahasiswa:

1. Hasil review dari ahli materi dan mahasiswa:

1). Sangat jelas = 5

2). Jelas = 4

Page 53: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

53

3). Cukup jelas = 3

4). Tidak jelas = 2

5). Sangat tidak jelas = 1

2. Hasil review dari ahli media dan mahasiswa:

1). Sangat bagus = 5

2). Bagus = 4

3). Cukup = 3

4). Kurang = 2

5). Sangat kurang = 1

Page 54: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengembangan Paket Tahap Awal

a. Penentuan kebutuhan belajar

Kebutuhan belajar mahasiswa yang menjadi titik tolak dari pengembangan

paket pembelajaran ini adalah kebutuhan mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan

dan sikap yang positif dalam memahami seni kartun.

Dipilihnya kartun sebagai tema yang dikembangkan didasari oleh karena

masih kurangnya pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang seni kartun. Oleh

karena itulah maka kebutuhan mahasiswa untuk mempelajari seni kartun sebagai

salah satu bagian dari mata kuliah ilustrasi dipandang perlu.

b. Perumusan tujuan pembelajaran

Agar supaya kebutuhan belajar dapat dilaksanakan secara lebih terarah, maka

dirumuskanlah tujuan pembelajaran dan dijabarkan ke dalam beberapa sasaran belajar

sebagai berikut: Setelah mahasiswa mengikuti pembelajaran, mahasiswa diharapkan

untuk dapat: (1) Memilih pernyataan yang tepat untuk menggambarkan karakteristik

kartun; (2) Mengidentifikasi secara tepat fungsi dari kartun; (3) Mengidentifikasi

secara tepat jenis-jenis kartun berdasarkan fungsi dan sifatnya; (4) Memilih

pernyataan yang tepat untuk menggambarkan perbedaan antara kartun dan karikatur;

54

Page 55: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

55

(5) Menunjukkan dengan tepat tugas dan keahlian seorang kartunis dalam rangka

menjalankan profesinya; (6) Menilai kriteria yang tepat untuk digunakan dalam

menentukan kriteria kartun yang baik; (7) Mengidentifikasi secara tepat sejarah dan

perkembangan kartun; (8) Mengidentifikasi secara tepat pekembangan kartun di

Indonesia.

c. Pengembangan prosedur penilaian

Setelah merumuskan sasaran belajar, kegiatan selanjutnya adalah

mengembangkan prosedur penilaian yang relevan dengan sasaran belajar. Penetapan

prosedur penilaian ini didasarkan atas pertimbangan yaitu pengembang paket dapat

menyusun item penilaian yang secara langsung mengacu pada sasaran belajar dan

menghindarakan dikembangkannya prosedur penilaian yang lebih mengukur isi

pembelajaran dari pada mengukur perubahan yang terjadi pada peserta ajar.

d. Perencanaan dan pengembangan paket

Untuk memudahkan mahasiswa dalam mencapai sasaran belajar, maka

disusunlah strategi pembelajaran. Bahan pembelajaran yang tercantum pada strategi

pembelajaran terdiri atas tiga sub pokok bahasan yaitu: definisi dan fungsi kartun,

sejarah perkembangan kartun, dan jenis-jenis kartun.

Metode atau bentuk pembelajaran yang dipilih pada strategi pembelajaran,

yaitu: (1) Pengantar dan pemberian penjelasan singkat oleh dosen; (2) Penjelasan dan

tanya jawab mengenai materi pembelajaran; (3) Pemberian tugas individu; (4)

Penutup.

Page 56: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

56

Komponen-komponen paket yang dikembangkan, dirancang untuk

mendukung pelaksanaan strategi pembelajaran terdiri dari dari: (1) Petunjuk untuk

dosen, berisi tentang prosedur dan hal-hal yang akan memudahkan dosen dalam

menjalankan fungsinya sebagai fasilitator pembelajaran; (2) Petunjuk untuk

mahasiswa, dibuat untuk menjadi acuan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran; (3) Buku teks memahami kartun, menguraikan tentang kartun yang

sejalan dengan pokok bahasan yang tercantum dalam strategi pembelajaran; (4)

Kumpulan contoh karya kartun, berisi foto karya kartun yang sistimatika

penyusunannya mengikuti pembagian bidang-bidang kartun pada buku teks; (5)

Power point, berisi informasi yang akan disajikan pada pembelajaran serta

rangkuman hasil pembelajaran.

e. Evaluasi dosen

Setelah keseluruhan dari komponen paket pembelajaran telah dikembangkan,

tahap selanjutnya adalah tahap evaluasi dari dosen. Pada penelitian pengembangan

ini, dosen yang menjadi fasilitator adalah Dr. Abdul Aziz Ahmad, M.Pd, sebagai

penanggung jawab mata kuliah ilustrasi II yang menilai keseluruhan dari komponen

paket yang dikembangkan. Ada dua aspek yang dinilai oleh dosen terhadap paket

yang dikembangkan ini, yaitu: aspek pembelajaran, yang merujuk pada buku

petunjuk untuk dosen, serta aspek tampilan dan isi yang merujuk pada media

pembelajaran.

Page 57: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

57

Berikut ini adalah hasil penilaian dosen fasilitator terhadap paket:

1) Aspek pembelajaran

Aspek pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penilaian

dosen yang menjadi fasilitator mengenai aspek pembelajaran yang merujuk pada

buku petunjuk untuk dosen.

Tabel 4.1 Skor Penilaian Dosen Fasilitator pada Aspek Pembelajaran

No Indikator skor 

keterangan 

  a.    Tujuan pembelajaran

1 Ketepatan penjabaran tujuan pembelajaran ke sasaran belajar

    5 Sangat Bagus

2 Ketepatan jumlah sasaran belajar dengan alokasi waktu 4 Bagus3 Kejelasan rumusan sasaran belajar 5 Sangat Bagus4 Kesesuaian sasaran belajar dengan kemampuan mahasiswa 5 Sangat Bagus

b.    Prosedur pembelajaranKejelasan prosedur pembelajaran 5 Sangat Bagus

6 Kemudahan pelaksanaan dari prosedur pembelajaran 5 Sangat Bagus7 Ketepatan urutan dari prosedur pembelajaran 4 Bagus8 Ketepatan pembagian waktu dari prosedur pembelajaran 4 Bagus  c.    Penilaian pembelajaran9 Kejelasan petunjuk pos test 5 Sangat Bagus10 Kejelasan item pos test 5 Sangat Bagus11 Tingkat kesulitan pos test 4 Bagus12 Kemampuan pos test dalam mengukur tercapainya sasaran

belajar 5 Sangat Bagus

13 Alokasi waktu pelaksanaan post test 4 Bagus

14 Keterkaitan antara pos test dengan sasaran belajar 4 BagusJumlah 63

Sangat BagusRerata 4.56

  Nilai A

Page 58: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

58

Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian pembelajaran oleh ahli materi.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Dosen

Kriteria Penilaian

Frekuensi %

Sangat Bagus 7 53.84Bagus 6 46.15Cukup 0 0Kurang 0 0Sangat Kurang 0 0Jumlah 13 100

Gambar 4.1 Diagram Batang Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Dosen Fasilitator

Page 59: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

59

2) Aspek tampilan dan isi

Aspek tampilan dan isi dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penilaian

dosen yang menjadi fasilitator mengenai berbagai hal tentang aspek tampilan dan isi

yang merujuk pada media pembelajaran yang dikembangkan. Hasil penilaian tersebut

dapat dilihat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Skor Penilaian Dosen pada Aspek Tampilan dan Isi

No

Indikator skor 

keterangan 

1Sistimatika perorganisasian:

-          Buku teks 5 Sangat Bagus-          Kumpulan contoh karya kartun 5 Sangat Bagus-          Petunjuk untuk mahasiswa 4 Bagus-          Power point 4 Bagus

2 Kejelasan isi:Sangat Bagus-          Buku teks 5

-          Kumpulan contoh karya kartun 5 Sangat Bagus-          Petunjuk untuk mahasiswa 4 Bagus

-          Power point 4 Bagus

3 Kesesuaian media dengan sasaran belajar 5 Sangat Bagus

4 Kesesuaian tingkat kesukaran media dengan 5 Sangat BagusTingkat perkembangan mahasiswa

5 Kemudahan penggunaan media:-          Buku teks 5 Sangat Bagus-          Kumpulan contoh karya kartun 5 Sangat Bagus-          Petunjuk untuk mahasiswa 4 Bagus

-          Power point 4 Bagus

Jumlah 64Sangat BagusRerata 4.57

  Nilai A

Page 60: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

60

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan dan Isi oleh Dosen Fasilitator

Kriteria Penilaian Frekuensi %

Sangat Bagus 8 57.14

Bagus 6 42.86

Cukup 0 0

Kurang 0 0

Sangat Kurang 0 0

Jumlah 14 100

Gambar 4.2 Diagram Batang Penilaian Aspek Tampilan dan Isi oleh Dosen Fasilitator

Dari hasil penilaian dosen fasilitator terhadap paket pembelajaran yang

dikembangkan dapat diketahui bahwa setiap item yang dinilai dari aspek

pembelajaran serta aspek tampilan dan isi termasuk dalam kriteria bagus dan sangat

bagus. Jumlah rerata aspek pembelajaran adalah 4,56 dan jumlah rerata aspek

tampilan dan isi adalah 4,57. Setelah dikonversikan pada skala 5 maka aspek

pembelajaran serta aspek tampilan dan isi keduanya masuk dalam kriteria “sangat

Page 61: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

61

bagus”. Diagram batang hasil penilaian dosen fasilitator terhadap paket yang

dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Diagram Batang Penilaian Dosen Fasilitator

Walaupun kedua aspek yang dinilai masuk dalam kriteria sangat baik namun

untuk meningkatkan kualitas paket yang dikembangkan, penulis masih melakukan

revisi terhadap paket sesuai dengan saran dan masukan dari dosen fasilitator. Adapun

Saran dan masukan dari dosen fasilitator adalah:

1. Perlu mempertimbangkan alokasi waktu yang digunakan dalam dalam

pembelajaran.

2. Memperhatikan urutan materi pembelajaran yang diberikan, misalnya

menerangkan dahulu pengertian kartun dan sejarah perkembanganya sebelum

memasuki materi yang lain.

Page 62: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

62

3. Sebelum menayangkan media power point sebaiknya mengadakan apersepsi

guna kesinambungan materi kuliah sebelumnya dengan materi yang akan

diberikan.

4. Berikan identitas yang jelas pada setiap contoh karya yang ada pada buku

kumpulan contoh karya kartun.

5. Perlu perimbangan jumlah contoh karya kartun pada buku kumpulan contoh

karya kartun.

6. Perlu dijelaskan lebih rinci perbedaan antara kartun dan karikatur pada buku

teks memahami kartun.

Dari saran dan masukan dari dosen fasilitator tersebut, penulis melakukan

revisi paket sebelum diuji cobakan pada tahap selanjutnya.

2. Pengembangan Paket Tahap Uji Coba

a. Proses dan hasil pengembangan paket tahap uji coba

1) Validasi ahli

a) Validasi ahli media. Ahli media yang menjadi validator pada penelitian

pengembangan ini adalah Drs. Muhammad Thamrin Mappalahere, M.Pd. Ia adalah

dosen pada Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. Data dari ahli

media diperoleh dengan cara memberikan angket yang mencakup aspek bentuk fisik

dari paket yang dikembangkan. Selanjutnya jika ada beberapa hal yang masih perlu

diperbaiki atau direvisi, ahli media memberikan saran dan komentar terhadap paket

Page 63: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

63

yang dikembangkan. Validasi oleh ahli media dilaksanakan sejak bulan Mei sampai

bulan Juni 2011, dan berakhir pada tanggal 6 juni 2011 bertempat di Fakultas Seni

dan Desain Universitas Negeri Makassar. Hasil validasi oleh ahli media dapat dilihat

pada Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Skor Penilaian Aspek Bentuk Fisik Paket

No. IndikatorAhli Media

Skor Keterangan1 Proporsional layout (tata letak teks dan gambar) 5 Sangat Bagus2 Kesesuaian pemilihan jenis huruf 5 Sangat Bagus3 Kesesuaian pemilihan Ukuran huruf 5 Sangat Bagus4 Kemenarikan ilustrasi gambar 5 Sangat Bagus5 Kemenarikan desain cover/sampul 4 Bagus6 Kejelasan ketikan/cetakan 5 Sangat Bagus7 Kejelasan gambar/ilustrasi 5 Sangat Bagus8 Daya tarik lay out paket 5 Sangat Bagus9 Daya tarik bentuk fisik paket 5 Sangat Bagus10 Kelengkapan informasi 5 Sangat Bagus11 Kejelasan contoh gambar yang disertakan 5 Sangat Bagus12 Kejelasan informasi pada ilustrasi gambar 5 Sangat Bagus

Jumlah 59Sangat BagusRerata 4.91

  Nilai A

Hasil data yang diperoleh dari penilaian ahli media ditinjau dari aspek bentuk

fisik paket menunjukkan bahwa item-item yang dinilai pada aspek ini adalah bagus

dan sangat bagus. Jumlah skor yang diperoleh 59 dan rerata skor 4,91 Setelah

dikonversikan ke dalam skala 5, skor ini masuk dalam kriteria sangat bagus.

Page 64: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

64

Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian aspek bentuk fisik paket oleh

ahli media.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Bentuk Fisik Paket oleh Ahli Media

Kriteria Penilaian Frekuensi %

Sangat Bagus 11 93.3Bagus 1 6.67Cukup 0 0Kurang 0 0Sangat Kurang 0 0 Jumlah 12 100

Gambar 4.4 Diagram Batang Penilaian Aspek Bentuk Fisik Paket oleh Ahli Media

Page 65: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

65

b) Validasi ahli materi. Ahli materi yang menjadi validator dalam penelitian

pengembangan ini adalah Dr. Aziz Ahmad, M.Pd. Ia adalah dosen pada Fakultas Seni

dan Desain Universitas Negeri Makassar dan Kepala Pusat Sumber Belajar

Universitas Negeri Makassar. Data ini diperoleh dengan cara memberikan angket

yang mencakup aspek pembelajaran dan aspek isi. Selanjutnya jika ada beberapa hal

yang masih perlu perbaikan atau revisi, ahli materi memberikan saran dan komentar

terhadap paket yang dikembangkan. Validasi oleh ahli materi dilaksanakan sejak

bulan Mei sampai bulan Juni 2011, dan berakhir pada tanggal 10 Juni 2011, di

Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. Hasil validasi oleh ahli

materi dapat digambarkan sebagai berikut:

(1) Aspek pembelajaran

Aspek pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penilaian ahli

materi mengenai berbagai hal yang menyangkut aspek pembelajaran pada paket yang

dikembangkan. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.7

Page 66: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

66

Tabel 4.7 Skor Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi

No. IndikatorAhli Materi

Skor Kriteria1 Kesesuaian dengan sasaran kompetensi belajar 5 Sangat Jelas

2 Kejelasan rumusan sasaran belajar 5 Sangat Jelas

3 Ketepatan jumlah sasaran belajar dengan alokasi waktu 5 Sangat Jelas

4 Pengorganisasian materi paket 5 Sangat Jelas

5 Kesesuaian dengan sasaran belajar 5 Sangat Jelas

6 Kejelasan petunjuk belajar 5 Sangat Jelas

7 Ketepatan urutan prosedur pembelajaran 5 Sangat Jelas

8Ketepatan pembagian waktu dari prosedur pembelajaran 5 Sangat Jelas

9Kemudahan pelaksanaan dari prosedur pembelajaran 5 Sangat Jelas

10 Daya tarik dari materi yand disajikan 5 Sangat Jelas

11Keterkaitan antara pos test dengan kompetensi belajar 5 Sangat Jelas

12 Kemampuan pos test dalam mengukur tercapainya kompetensi belajar 5 Sangat Jelas

13 Kejelasan petunjuk pos test 5 Sangat Jelas

14 Kejelasan item pos test 4 Jelas

15 Tingkat kesulitan pos test 4 Jelas

Jumlah 73Sangat JelasRerata 4.87

  Nilai A

Dari hasil penilaian ahli materi pada aspek pembelajaran terhadap paket yang

dikembangkan, maka dapat diketahui bahwa jumlah skor pada setiap item masuk

dalam kriteria jelas dan sangat jelas. Jumlah skor secara keseluruhan 73, rerata skor

Page 67: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

67

4,87 setelah dikonversikan pada skala 5, maka jumlah rerata skor yang diperoleh

masuk dalam kriteria sangat jelas.

Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian pembelajaran oleh ahli materi.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi

Gambar 4.5 Diagram Batang Penilaian Aspek Pembelajaran oleh Ahli Materi

Kriteria Penilaian Frekuensi %Sangat Jelas 13 86.7Jelas 2 13.3Cukup Jelas 0 0Tidak Jelas 0 0Sangat Tidak jelas 0 0Jumlah 15 100

Page 68: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

68

(2) Aspek isi

Aspek dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana penilaian ahli materi

mengenai berbagai hal yang menyangkut aspek isi pada paket yang telah

dikembangkan. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Skor Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi

No. Indikator

Ahli MateriSkor Kriteria

1 Cakupan (keluasan dan kedalaman) isi materi 4 Jelas

2 Kejelasan isi materi 5 Sangat Jelas

3 Struktur organisasi/urutan isi materi 4 Jelas

4 Ketepatan penggunaan istilah 4 Jelas

5 Penggunaan bahasa baku 4 Jelas

6 Kejelasan bahasa yang digunakan 5 Sangat Jelas

7 Kesesuaian bahasa dengan sasaran pengguna 5 Sangat Jelas

8 Daya tarik gaya bahasa 5 Sangat Jelas

9Kesesuaian tingkat kesukaran bahasa dengan kemampuan bahasa mahasiswa 5 Sangat Jelas

10 Kemanfaatannya bagi mahasiswa 5 Sangat Jelas

11 Kejelasan informasi pada ilustrasi gambar 5 Sangat Jelas

12 Kecakupan contoh gambar yang disertakan 5 Sangat Jelas

13 Kesesuaian latihan/test dengan kompetensi 5 Sangat Jelas

14Keseimbangan proporsi latihan soal/test dengan materi 5 Sangat Jelas

15 Runtutan soal yang disajikan 5 Sangat JelasJumlah 71

Sangat JelasRerata 4.73

Nilai A

Page 69: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

69

Dari hasil penilaian dari ahli materi pembelajaran terhadap paket yang

dikembangkan dapat diketahui bahwa item-item yang dinilai menunjukkan kriteria

jelas dan sangat jelas. Jumlah rerata aspek pembelajaran adalah 4,87 dan jumlah

rerata aspek isi adalah 4,73 setelah dikonversi pada skala 5, maka jumlah rerata skor

yang diperoleh masuk dalam kriteria sangat jelas.

Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian aspek isi oleh ahli materi.

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi

Gambar 4.6 Diagram Batang Penilaian Aspek Isi oleh Ahli Materi

Kriteria Penilaian Frekuensi %Sangat Jelas 11 73.3Jelas 4 26.7Cukup Jelas 0 0Tidak Jelas 0 0Sangat Tidak jelas 0 0Jumlah 15 100

Page 70: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

70

Diagram batang hasil penilaian ahli materi terhadap paket yang dikembangkan

dapat dilihat pada Gambar 4.7

Hasil Penilaian Ahli Materi

Gambar 4.7 Diagram Batang Penilaian oleh Ahli Materi

Walaupun kedua aspek yang dinilai yaitu aspek pembelajaran dan aspek isi

menunjukkan kriteria sangat jelas, namun untuk meningkatkan kualitas paket yang

dikembangkan, pengembang masih melakukan revisi produk sesuai dengan saran dari

ahli materi pembelajaran.

Dari hasil diskusi dari ahli materi, ada beberapa saran atau masukan yang

diberikan untuk lebih meningkatkan kualitas paket yang dikembangkan, yaitu:

1. Perlu mempertimbangkan alokasi waktu yang digunakan dalam pembelajaran

teori pada buklet petunjuk untuk dosen dan mahasiswa, demi menjaga

kontinuitas perhatian mahasiswa terhadap materi yang diberikan.

Page 71: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

71

2. Memperhatikan urutan materi pembelajaran yang diberikan pada buku teks

memahami kartun, misalnya menerangkan dahulu pengertian kartun dan

sejarah perkembangannya sebelum memasuki materi yang lainnya (fungsi dan

jenis-jenis kartun).

3. Tambahkan tentang biografi beberapa kartunis senior Indonesia pada buku

teks memahami kartun. Hal ini dimaksudkan untuk menambah wawasan

mahasiswa tentang bagaimana suka duka dan perjuangan seorang kartunis.

4. Perlu diperjelas contoh gambar kartun komik pada halaman 29 pada buku teks

memahami kartun.

Dari saran dan masukan dari ahli materi tersebut di atas maka penulis

melakukan revisi produk untuk meningkatkan kualitas paket yang dikembangkan.

2) Uji coba satu-satu

Uji coba satu-satu dilaksanakan untuk mengidentifikasi permasalahan awal

yang akan muncul ketika paket diujicobakan ke tahap selanjutnya. Uji coba

dilaksanakan pada tanggal 22 juni 2011 di Fakultas Seni dan Desain Universitas

Negeri Makassar. Pada uji coba satu-satu ini dipilih 3 orang mahasiswa, masing-

masing dari kelompok yang prestasi belajarnya tinggi, sedang, dan rendah.

Data yang diperoleh dari hasil uji coba satu-satu meliputi data kualitas paket

pembelajaran kartun yaitu dilihat dari aspek pembelajaran, aspek tampilan dan isi.

Data ini dikaji untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap paket yang

dikembangkan sebelum paket ini diujicobakan pada uji coba kelompok kecil.

Page 72: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

72

a. Hasil Uji Coba Satu-satu pada Aspek Pembelajaran

Tabel 4.11 Skor Penilaian Aspek Pembelajaran pada Uji Coba Satu-satu

No. IndikatorMahasiswa

Jml Rerata Keterangana b c1 Ketepatan penjabaran tujuan

pembelajaran ke sasaran belajar 4 4 3 11 3.6667 Jelas

2 Kejelasan rumusan sasaran belajar 5 4 3 12 4 Jelas3 Ketepatan jumlah sasaran belajar

dengan alokasi waktu 4 3 4 11 3.6667 Jelas

4 Kesesuaian dengan sasaran belajar 4 4 4 12 4 Jelas5 Kejelasan petunjuk belajar 5 4 4 13 4.3333 Sangat Jelas6 Ketepatan urutan prosedur

pembelajaran 4 4 4 12 4 Jelas

7 Ketepatan pembagian waktu dari prosedur pembelajaran 4 4 3 11 3.6667 Jelas

8 Kemudahan pelaksanaan dari prosedur pembelajaran 5 3 4 12 4 Jelas

Jumlah 35 30 29 94 31.333JelasRerata 4.38 3.75 3.63   3.91

  Nilai A B B   B

Item yang dinilai pada aspek pembelajaran masuk dalam kriteria jelas. Secara

keseluruhan jumlah skor aspek pembelajaran 94 dan rerata skor 3, 91 setelah

dikonversikan pada skala 5, maka jumlah rerata skor yang diperoleh masuk dalam

kriteria jelas. Tabel frekuensi penilaian aspek pembelajaran dari uji coba satu-satu

dapat dilihat pada Tabel 4.12

Page 73: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

73

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Pembelajaran dari Uji Coba Satu-satu

Kriteria Penilaian Frekuensi %Sangat Bagus 1 12.5Bagus 7 87.5Cukup 0 0Kurang 0 0Sangat Kurang 0 0Jumlah 8 100

Gambar 4.8 Diagram Batang Penilaian Aspek Pembelajaran pada Uji Coba Satu-satu

Page 74: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

74

b. Hasil Uji Coba Satu-satu pada Aspek Tampilan dan Isi

Tabel 4.13 Skor Penilaian Aspek Tampilan dan Isi pada Uji Coba Satu-satu

No. IndikatorMahasiswa

Jml Rerata Keterangana b c

1 Sistimatika perorganisasian a. Buku teks 4 4 3 11 3.66 Jelas

b. Kumpulan contoh karya kartun 4 3 4 11 3.66 Jelas c. Power point 4 4 4 12 4 Jelas

2 Kejelasan isi a. Buku teks 5 4 3 12 4 Jelas

b. Kumpulan contoh karya kartun 4 4 3 11 3.66 Jelas c. Power point 4 3 4 11 3.66 Jelas

3 Daya tarik media a. Buku teks 5 5 4 14 4.66 Sangat Jelas

b. Kumpulan contoh karya kartun 4 3 3 10 3.33 Jelas c. Power point 4 4 4 12 4 Jelas

4 Cakupan kedalaman isi materi 4 4 4 12 4 Jelas5 Kemenarikan desain cover/sampul 5 3 4 12 4 Jelas

6 Kemenarikan ilustrasi gambar 5 4 4 13 4.33 Sangat Jelas7 Kejelasan petunjuk pos test 4 4 4 12 4 Jelas

8 Kejelasan item pos test 4 3 3 10 3.33 Jelas9 Tingkat kesulitan soal/test 4 3 4 11 3.66 Jelas

Jumlah 64 55 55 174 58JelasRerata 4.27 3.67 3.67   3.86

  Nilai B B B   B

Setelah dikonversikan dalam skala 5, rerata skor pada setiap item yang dinilai

pada aspek isi termasuk dalam kriteria jelas dan sangat jelas. Jumlah skor yang

diperoleh pada aspek isi adalah 58 dan rerata skor 3,86 skor ini masuk dalam kriteria

jelas. Oleh karena itu walaupaun item-item yang dinilai dalam aspek ini masuk dalam

kriteria cukup jelas, jelas dan sangat jelas, namun rerata skor secara keseluruhan

Page 75: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

75

masuk dalam kriteria jelas. Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian aspek

tampilan dan isi pada uji coba satu-satu

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan dan Isi pada Uji Coba Satu-satu

Kriteria Penilaian Frekuensi %Sangat Jelas 2 13,3Jelas 13 86,7Cukup Jelas 2

Tidak Jelas 0 0Sangat Tidak jelas 0 0Jumlah 15 100

Gambar 4.9 Diagram Batang Penilaian Aspek Tampilan dan Isi pada Uji Coba Satu-satu

Page 76: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

76

Diagram batang hasil penilaian pada uji coba satu-satu terhadap paket yang

dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Uji Coba Satu-satu

Kriteria Penilaian

Frekuensi % Rerat

a

Pembelajaran 31.33 35.07 3.91

Tampilan dan Isi 58 64.93 3.86

Jumlah 89.33 100 7.78Rerata     3.89Nilai     B

Gambar 4.10 Diagram Batang Hasil Penilaian Uji Coba Satu-satu

Walaupun secara keseluruhan aspek yang dinilai dari hasil uji coba satu-satu

masuk dalam kriteria jelas, namun sebelum diujicobakan ke tahap selanjutnya, paket

Page 77: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

77

ini terlebih dahulu direvisi sesuai dengan saran dan masukan dari mahasiswa. Saran

dan masukan yang diberikan oleh mahasiswa antara lain contoh gambar pada buku

teks disarankan untuk ditambah, kalimat yang digunakan sebaiknya tidak terlalu

monoton atau terlalu formal tetapi sebaiknya kalimat yang santai tapi menarik,

tampilan pada sampul buku sebaiknya direvisi agar lebih menarik. Dari saran dan

komentar tersebut, penulis melakukan revisi untuk meningkatkan kualitas paket yang

dikembangkan.

3) Uji coba kelompok kecil

Uji Coba kelompok kecil masih mengidentifikasi masalah-masalah yang

mungkin muncul ketika nantinya paket ini diujicobakan pada pada tahap uji coba

lapangan. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 30 juni 2011 di Fakultas Seni dan

Desain Universitas Negeri Makassar. Dalam uji coba kelompok kecil ini dipilih 6

orang mahasiswa yaitu dua orang mahasiswa dari kelompok prestasi belajarnya

tinggi, dua orang mahasiswa dari kelompok belajarnya sedang, dan dua orang

mahasiswa dari kelompok prestasi belajarnya rendah.

Data yang diperoleh dari hasil uji coba kelompok kecil sama dengan data

yang diperoleh dari uji coba satu-satu, meliputi data kualitas paket pembelajaran

kartun yang dilihat dari aspek pembelajaran serta aspek tampilan dan isi.

Page 78: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

78

Berikut ini adalah data hasil dari uji coba kelompok kecil

a. Hasil Uji Coba kelompok kecil pada Aspek Pembelajaran

Tabel 4. 16 Skor Penilaian Aspek Pembelajaran Pada Uji Coba Kelompok Kecil

No. Indikator Jm

lRerat

aKeteranga

n1 Ketepatan penjabaran tujuan pembelajaran

ke sasaran belajar 25 4.16 Jelas

2 Kejelasan rumusan sasaran belajar 24 4 Jelas3 Ketepatan jumlah sasaran belajar dengan

alokasi waktu 22 3.66 Jelas

4 Kesesuaian dengan sasaran belajar 25 4.16 Jelas5 Kejelasan petunjuk belajar 25 4.16 Jelas6 Ketepatan urutan prosedur pembelajaran 27 4.5 Sangat Jelas7 Ketepatan pembagian waktu dari prosedur

pembelajaran 23 3.83 Jelas

8Kemudahan pelaksanaan dari prosedur pembelajaran 21 3.5 Jelas

Jumlah 192 32JelasRerata   4

  Nilai   B

Dari Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa item yang dinilai untuk aspek

pembelajaran pada uji coba kelompok kecil adalah masuk dalam kriteria jelas dan

sangat jelas. Secara keseluruhan jumlah skor yang diperoleh adalah 32 dan rerata skor

adalah 4,00 Setelah dikonversi pada skala 5 skor ini termasuk dalam kriteria jelas.

Page 79: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

79

Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian aspek pembelajaran dari uji

coba satu-satu

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Pembelajaran dari Uji Coba Kelompok Kecil

Kriteria Penilaian Frekuensi %Sangat Bagus 1 12.5Bagus 7 87.5Cukup 0 0Kurang 0 0Sangat Kurang 0 0Jumlah 8 100

Gambar 4.11 Diagram Batang Penilaian Aspek Pembelajaran dari Uji Coba Kelompok Kecil

Page 80: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

80

b. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil pada Aspek Tampilan dan Isi

Tabel 4.18 Skor Penilaian Aspek Tampilan dan Isi Pada Uji Coba Kelompok Kecil

No. Indikator Jml Rerata Kriteria

1 Sistimatika perorganisasian a. Buku teks 26 4.33 Sangat Jelas b. Kumpulan contoh karya kartun 27 4.5 Sangat Jelas c. Power point 22 3.66 Jelas

2 Kejelasan isi a. Buku teks 26 4.33 Sangat Jelas b. Kumpulan contoh karya kartun 23 3.83 Jelas c. Power point 27 4.5 Sangat Jelas

3 Daya tarik media a. Buku teks 27 4.5 Sangat Jelas b. Kumpulan contoh karya kartun 26 4.33 Sangat Jelas c. Power point 25 4.16 Jelas

4 Cakupan kedalaman isi materi 28 4.66 Sangat Jelas5 Kemenarikan desain cover/sampul 24 4 Jelas6 Kemenarikan ilustrasi gambar 22 3.66 Jelas7 Kejelasan petunjuk pos test 22 3.66 Jelas8 Kejelasan item pos test 26 4.33 Sangat Jelas9 Tingkat kesulitan soal/test 21 3.5 Jelas

Jumlah 372 62JelasRerata   4.13

  Nilai   B

Tabel di atas menunjukkan bahwa kriteria pada item yang dinilai pada aspek

tampilan dan isi masuk dalam kriteria jelas dan sangat jelas. Secara keseluruhan

Page 81: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

81

jumlah skor yang diperoleh adalah 62 dan rerata skor adalah 4,13. Setelah dikonversi

pada skala 5, maka jumlah rerata skor tersebut masuk dalam kriteria jelas.

Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian aspek tampilan dan isi dari uji

coba satu-satu

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan dan Isi dari Uji Coba Kelompok Kecil

Kriteria Penilaian Frekuensi %Sangat Bagus 8 53.3Bagus 7 46.7Cukup 0 0Kurang 0 0Sangat Kurang 0 0Jumlah 15 100

Gambar 4.12 Diagram Batang Penilaian Aspek Tampilan dan Isi pada Uji Coba Kelompok Kecil

Page 82: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

82

Dari aspek yang dievaluasi pada uji coba kelompok kecil, dapat diketahui

bahwa setiap item yang dinilai dari aspek pembelajaran serta aspek tampilan dan isi

termasuk dalam kriteria jelas, sangat jelas. Jumlah rerata skor aspek pembelajaran

adalah 32 jumlah rerata aspek tampilan dan isi adalah 62. Setelah dikonversi ke skala

5, maka aspek pembelajaran masuk dalam kriteria jelas, aspek tampilan dan isi masuk

dalam kriteria jelas. Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian dari uji coba

kelompok kecil:

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Uji Coba Kelompok Kecil

Kriteria Penilaian Frekuensi % RerataPembelajaran 32 34 4Tampilan dan Isi 62 66 4.13Jumlah 94 100 8.13Rerata     4.06Nilai     B

Secara keseluruhan ketiga aspek yang dinilai dari hasil uji coba kelompok

kecil termasuk dalam kriteria jelas dan proses evaluasi pada tahap berikutnya dapat

dilanjutkan. Diagram batang hasil penilaian uji coba kelompok kecil terhadap paket

yang dikembangkan, dapat dilihat pada Gambar 4.12

Page 83: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

83

Gambar 4.13 Diagram Batang Hasil Penilaian pada Uji Coba Kelompok Kecil

Walaupun aspek yang dinilai pada uji coba kelompok kecil masuk ke dalam

kriteria jelas dan sangat jelas, namun sebelum diujicobakan ke tahap selanjutnya,

paket yang dikembangkan masih direvisi sesuai komentar, saran, dan masukan, dari

mahasiswa. Saran yang diberikan oleh mahasiswa pada uji coba ini anyara lain adalah

sebaiknya materi tentang sejarah dan perkembangan kartun ditempatkan dibagian

awal pembahasan pada buku paket memahami kartun.

Selain saran yang diberikan oleh mahasiswa, adapula komentar dari

mahasiswa yang pada umumnya menilai buku paket ini sudah bagus dan menarik

setelah direvisi sebelumnya. Dari saran dan komentar mahasiswa tersebut penulis

melakukan revisi demi meningkatkan kualitas paket yang dikembangkan sebelum

diujicobakan pada ujicoba kelompok besar atau uji coba lapangan.

4) Uji coba kelompok besar

Uji coba kelompok besar atau uji coba lapangan merupakan uji coba utama

yang bertujuan untuk mengukur baik tidaknya paket pembelajaran yang telah

Page 84: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

84

dikembangkan. Uji coba ini dilaksanakan pada tanggal 7 juli 2011 di Fakultas Seni

dan Desain Universitas Negeri Makassar yang melibatkan 20 orang mahasiswa.

Dengan uji coba ini, diharapkan akan diketahui bagian-bagian mana dari paket

pembelajaran ini yang masih perlu direvisi dan bagian-bagian mana yang tidak perlu

direvisi lagi.

Tanggapan mahasiswa mengenai kualitas paket yang dikembangkan

didapatkan dengan menggunakan angket skala likert seperti halnya data yang dijaring

dari uji coba sebelumnya. Informasi yang akan diambil dalam angket tersebut

meliputi aspek pembelajaran serta aspek tampilan dan isi. Hasil uji coba lapangan

dapat dilhat pada tabel berikut ini:

a. Hasil Uji Coba Kelompok Besar pada Aspek Pembelajaran

Tabel 4.21 Skor Penilaian Aspek Pembelajaran Pada Uji Coba Kelompok Besar

No. Indikator Jm

lRerat

aKeteranga

n1 Ketepatan penjabaran tujuan pembelajaran ke

sasaran belajar 83 4.1 Jelas

2 Kejelasan rumusan sasaran belajar 78 3.9 Jelas3 Ketepatan jumlah sasaran belajar dengan alokasi

waktu 78 3.9 Jelas

4 Kesesuaian dengan sasaran belajar 80 4 Jelas5 Kejelasan petunjuk belajar 82 4.1 Jelas6 Ketepatan urutan prosedur pembelajaran 88 4.4 Sangat Jelas7 Ketepatan pembagian waktu dari prosedur

pembelajaran 78 3.9 Jelas

8

Kemudahan pelaksanaan dari prosedur pembelajaran 82 4.1 Jelas

Jumlah 649 32.45 Jelas

Page 85: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

85

Rerata   4.05  Nilai   B

Tabel 4.21 menunjukkan bahwa item-item yang dinilai dalam aspek

pembelajaran masuk kriteria sangat jelas. Secara keseluruhan jumlah skor yang

diperoleh adalah 32,5 dan rerata skor adalah 4,05. Setelah dikonversikan ke dalam

skala 5, skor ini masuk dalam kriteria jelas.

Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian aspek pembelajaran dari uji

coba kelompok besar.

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Pembelajaran Dari uji coba kelompok besar

Kriteria Penilaian Frekuensi %Sangat Bagus 1 12.5Bagus 7 87.5Cukup 0 0Kurang 0 0Sangat Kurang 0 0Jumlah 8 100

Page 86: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

86

Gambar 4.14 Diagram Batang Penilaian Aspek Pembelajaran Uji Coba Kelompok Besar

b. Hasil Uji Coba Kelompok Besar pada Aspek Tampilan dan Isi

Tabel 4.23 Skor Penilaian Aspek Tampilan dan Isi Pada Uji Coba Kelompok Besar

No. Indikator Jml Rerat

a Keterangan

1 Sistimatika perorganisasian a. Buku teks: 79 3.95 Jelas b. Kumpulan contoh karya kartun 88 4.4 Sangat Jelas c. Power point 84 4.2 Jelas

2 Kejelasan isi: a. Buku teks 92 4.6 Sangat Jelas b. Kumpulan contoh karya kartun 93 4.65 Sangat Jelas c. Power point 89 4.45 Sangat Jelas

3 Daya tarik media: a. Buku teks 91 4.55 Sangat Jelas b. Kumpulan contoh karya kartun 82 4.1 Jelas c. Power point 83 4.15 Jelas

Page 87: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

87

4 Cakupan kedalaman isi materi 92 4.6 Sangat Jelas5 Kemenarikan desain cover/sampul 93 4.65 Sangat Jelas6 Kemenarikan ilustrasi gambar 89 4.45 Sangat Jelas7 Kejelasan petunjuk pos test 81 4.05 Jelas8 Kejelasan item pos test 82 4.1 Jelas9 Tingkat kesulitan soal/test 91 4.55 Sangat Jelas

Jumlah 1309 65.4Sangat JelasRerata   4.36

  Nilai   A

Tabel di atas menunjukkan bahwa kriteria pada item yang dinilai dalam aspek

tampilan dan isi adalah sangat jelas dan jelas, jumlah skor yang diperoleh adalah 65,4

dan rerata skor adalah 4,36. Setelah dikonversikan pada skala 5, skor tersebut masuk

dalam kriteria sangat jelas.

Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian aspek tampilan dan isi pada uji

coba kelompok besar.

Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Penilaian Aspek Tampilan dan Isi Pada uji coba kelompok besar

Kriteria Penilaian Frekuensi %Sangat Jelas 9 60Jelas 6 40Cukup Jelas 0 0Tidak Jelas 0 0Sangat Tidak jelas 0 0Jumlah 15 100

Page 88: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

88

Gambar 4.15 Diagram Batang Penilaian Aspek Tampilan dan Isi Uji Coba Kelompok Besar

Dari aspek yang dievaluasi pada tahap uji coba kelompok besar, dapat

diketahui bahwa item yang dinilai dari aspek di atas termasuk dalam kriteria jelas,

dan sangat jelas. Setiap aspek memperoleh jumlah rerata skor berbeda, jumlah rerata

aspek pembelajaran adalah 4, 05 jumlah rerata aspek tampilan dan isi adalah 4, 36.

Setelah dikonversikan pada skala 5, maka ketiga aspek tersebut termasuk dalam

kriteria “jelas”. Dari jumlah rerata setiap aspek tersebut, penulis menyimpulkan

bahwa secara umum kualitas paket pembelajaran yang dikembangkan sudah layak

digunakan.

Berikut ini disajikan tabel frekuensi penilaian dari uji coba kelompok besar:

Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Penilaian Hasil Uji Coba Kelompok Besar

Page 89: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

89

Kriteria Penilaian Frekuensi % RerataPembelajaran 32.45 33.1 4.05

Tampilan dan Isi 65.45 66.9 4.36Jumlah 97.9 100 8.41Rerata     4.20Nilai     B

Secara keseluruhan aspek yang dinilai dari hasil uji coba kelompok besar

termasuk dalam keriteria jelas. Diagram batang hasil penilaian pada uji coba

kelompok besar terhadap paket yang dikembangkan dapat dilhat pada Gambar 4.16

Gambar 4.16 Diagram Batang Hasil Penilaian Uji Coba Kelompok Besar

Paket pembelajaran masih akan direvisi berdasarkan saran dan komentar dari

mahasiswa pada uji coba tahap ini. Saran dan masukan mahasiswa antara lain:

Gambar yang ditampilkan sebaiknya berwarna agar tampilannya lebih menarik,

penempatan materi yang dibahas sebaiknya berurut dan materinya diperluas.

Page 90: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

90

Hasil observasi menunjukkan bahwa komentar mahasiswa tentang paket ini

pada tahap uji coba kelompok besar sama dengan komentar mahasiswa pada tahap uji

coba sebelumnya, yang pada umumnya mahasiswa menilai paket ini sudah baik dan

menarik setelah direvisi sebelumnya. Untuk lebih meningkatkan kualitas paket yang

dikembangkan, maka penulis melakukan revisi berdasarkan saran dan masukan dari

mahasiswa.

5) Data Hasil Test Mahasiswa

Pengambilan data pada tahap ini adalah dengan melaksanakan tes awal atau

pre-test, yang dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2011 di Fakultas Seni dan Desain

Universitas Negeri Makassar, tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan

mahasiswa dalam memahami kartun sebelum diberikan pembelajaran melalui sebuah

produk yang telah dikembangkan. Setelah mendapatkan data dari pre-test, langkah

selanjutnya adalah memberikan pembelajaran dengan menggunakan produk paket

yang dikembangkan. Setelah itu untuk mengetahui kemampuan mahasiswa terhadap

materi kartun yang diberikan, maka dilakukan post test untuk mengukur keefektifan

dari paket yang dikembangkan. Post test pada dilaksanakan pada tanggal 7 Juli 2011

di Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar, mahasiswa yang dilibatkan

sebanyak 20 orang. Pengumpulan data hasil pre test dan post test diperoleh dengan

cara melakukan pengujian. Pengujian yang dilakukan adalah desain one group pre

test-pos test, yaitu pengujian yang dilaksanakan terhadap satu kelas tanpa kelas

Page 91: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

91

pembanding dengan memberikan tes awal (pre-test) lalu kemudian diberikan lagi tes

akhir (post-test).

Setelah diberikan pre test dan pos test maka diperoleh dua skor untuk

dianalisis. Skor diberikan sesuai jumlah item soal yang dapat dikerjakan dengan

benar oleh mahasiswa. Hasil penilaian pre test dan post test pada mahasiswa, dapat

dilihat pada Tabel 4.26

Tabel 4.26 Hasil Pre-Test dan Post-Test dari Mahasiswa

No. Nim   Nama Pre

TestPost Test Skor

1 098 104 003 Muslimin Sar 50 70 202 098 104 007 Rifki Aswan 55 80 253 098 104 009 Hengki Susanto 50 90 404 098 104 012 Agus Lias Tari 70 90 205 098 104 014 Awaluddin 45 90 456 098 104 015 Akmal Razak 40 75 357 098 104 016 Muh. Asri Akasah 50 75 258 098 104 017 Arham 35 75 409 098 104 020 Nur Siti Irmayanti 70 90 2010 098 104 021 Salahuddin 55 85 3011 098 104 023 Hadji 60 90 3012 098 104 024 Agus Firdaus 35 75 4013 098 104 025 Sulmadi 50 70 2014 098 104 027 Rahmat Idil 30 80 5015 098 104 033 Kikiy Riski 55 90 3516 098 104 034 Nurhikmah 30 85 5517 098 104 035 Edy Semara Putera 35 90 5518 098 104 037 Yusriadi 50 75 2519 098 104 039 Riswandi Idris 60 85 2520 098 104 043  Mustika Syarifuddin 65 75 10  Jumlah     990 1635 645  Rata-rata     49.5 81.75 32.25

Page 92: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

92

Pengujian pre-test dan post-test dilakukan untuk mengetahui efektifitas

penggunaan paket pembelajaran yang dikembangkan terhadap peningkatan prestasi

dan pengetahuan pada pokok bahasan memahami kartun pada peserta mata kuliah

Seni Ilustrasi Program Studi Pendidikan Seni Rupa.

Pada Tabel 4.26 dapat dilihat bahwa rerata skor dari hasil pre test adalah 49, 5

dan rerata skor dari hasil post test adalah 81,75. Dari hasil penilaian dan analisis

ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pre-test dengan

rata-rata skor post-test, yaitu terjadi peningkatan skor dengan rata-rata 32, 25 (dapat

dilihat pada Gambar 4.17). Dengan adanya peningkatan skor dari hasil test tersebut

maka dapat dikatakan bahwa paket pembelajaran yang dikembangkan sudah efektif

digunakan sebagai media pembelajaran.

Gambar 4.17 Diagram Batang Hasil Pre Test dan Post Test

3. Pembahasan Hasil Pengembangan Paket Tahap Uji Coba

Page 93: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

93

a. Validasi ahli

1) Validasi ahli media

Data yang diperoleh dari hasil evaluasi ahli media pembelajaran dianalisis

dan dijadikan sebagai pijakan untuk mengadakan revisi paket. Data yang dikaji dari

ahli media ini adalah aspek bentuk fisik dari paket.

Hasil data yang diperoleh dari penilaian ahli media menunjukkan bahwa item-

item yang dinilai pada aspek ini adalah bagus dan sangat bagus. Dari 12 item yang

dinilai,Jumlah skor yang diperoleh 59 dan rerata skor 4,91 Setelah dikonversikan ke

dalam skala 5, skor ini masuk dalam kriteria” sangat bagus”. Rincian dari 12

indikator yang dinilai adalah 11 item atau 93,3 % dinilai sangat bagus, dan 1 item

atau 6,67 % yang dinilai bagus.

Walaupun jumlah rerata aspek tersebut termasuk ke dalam kriteria sangat

baik, ahli media memberikan saran atau masukan agar paket yang dikembangkan

dapat lebih sempurna sebelum melanjutkan ketahap uji coba selanjutnya. Saran dan

masukan yang diberikan oleh ahli media adalah ukuran font pada sampul buku teks

disarankan jangan terlalu besar, ilustrasi gambar pada sampul buku teks disarankan

diberi warna agar lebih menarik, jenis tampilan font pada halaman daftar isi

disarankan diganti, ulasan tentang sejarah perkembangan kartun disarankan

didahulukan. Dari saran dan masukan dari ahli media tersebut, maka penulis

melakukan revisi.

2) Validasi ahli materi

Page 94: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

94

Data yang diperoleh dari hasil evaluasi dari ahli materi terdiri dari penilaian

terhadap aspek pembelajaran dan aspek isi. Aspek pembelajaran terdiri dari 15 item

indikator, dari hasil penilaian diketahui bahwa jumlah skor keseluruhan adalah 73 dan

rerata skor adalah 4,87. Setelah dikonversikan ke dalam skala 5 maka jumlah rerata

skor yang diperoleh masuk dalam kriteria “sangat jelas”. Rincian dari 15 indikator

yang dinilai adalah 13 item atau 86,7 % dinilai sangat bagus, dan 2 item atau 13,3 %

yang dinilai bagus.

Aspek isi sebanyak 15 item indikator, dari hasil penilaian diketahui bahwa

jumlah skor keseluruhan adalah 71 dan rerata skor adalah 4,73. Setelah dikonversikan

ke dalam skala 5 maka jumlah rerata skor yang diperoleh masuk dalam kriteria

“sangat jelas”. Rincian dari 15 indikator yang dinilai adalah 11 item atau 86,7 %

dinilai sangat jelas, dan 4 item atau 26,7 % yang dinilai jelas.

Walaupun kedua aspek yang dinilai yaitu aspek pembelajaran dan aspek isi

menunjukkan kriteria sangat jelas, namun untuk meningkatkan kualitas paket yang

dikembangkan, pengembang masih melakukan revisi produk sesuai dengan saran dari

ahli media dan ahli materi.

b. Uji coba satu-satu

Data yang diperoleh dari hasil uji coba satu-satu meliputi data dari aspek

pembelajaran serta aspek tampilan dan isi. Aspek pembelajaran terdiri dari 8 item

indikator, secara keseluruhan jumlah skor yang diperoleh adalah 94 dan rerata skor

adalah 3,91. Setelah dikonversikan ke dalam skala 5 maka jumlah rerata skor yang

Page 95: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

95

diperoleh masuk dalam kriteria “ jelas”. Rincian dari 8 indikator yang dinilai adalah 1

item atau 12,5 % dinilai sangat jelas, dan7 item atau 87,5 % dinilai jelas.

Aspek tampilan dan isi terdiri dari 15 item indikator, secara keseluruhan

jumlah skor yang diperoleh adalah 58 dan rerata skor adalah 3,86. Setelah

dikonversikan ke dalam skala 5 maka jumlah rerata skor yang diperoleh masuk dalam

kriteria “ jelas”. Rincian dari 15 indikator yang dinilai adalah 2 item atau 13,3 %

dinilai sangat jelas, dan 13 item atau 86,7 % dinilai jelas.

c. Uji coba kelompok kecil

Data yang diperoleh dari uji coba kelompok kecil sama dengan data yang

diperoleh dari uji coba satu-satu yang meliputi data dari aspek pembelajaran serta dari

aspek tampilan dan isi. Aspek pembelajaran terdiri dari 8 item indikator, secara

keseluruhan jumlah skor yang diperoleh adalah 32 dan rerata skor adalah 4,00.

Setelah dikonversikan ke dalam skala 5 maka jumlah rerata skor yang diperoleh

masuk dalam kriteria “ jelas”. Rincian dari 8 indikator yang dinilai adalah 1 item atau

12,5 % dinilai sangat jelas, dan7 item atau 87,5 % dinilai jelas.

Aspek tampilan dan isi terdiri dari 15 item indikator, secara keseluruhan

jumlah skor yang diperoleh adalah 62 dan rerata skor adalah 4,13. Setelah

dikonversikan ke dalam skala 5 maka jumlah rerata skor yang diperoleh masuk dalam

kriteria “ jelas”. Rincian dari 15 indikator yang dinilai adalah 8 item atau 53,3 %

dinilai sangat jelas, dan 7 item atau 46,7 % dinilai jelas.

d. Uji coba kelompok besar

Page 96: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

96

Uji coba ini dilakukan untuk mendapatkan tanggapan mahasiswa tentang baik

tidaknya paket pembelajaran yang dikembangkan. Data yang dikumpulkan diperoleh

dari aspek pembelajaran serta aspek tampilan dan isi. Aspek pembelajaran terdiri dari

8 item indikator, secara keseluruhan jumlah skor yang diperoleh adalah 32.4 dan

jumlah rerata skor adalah 4,05. Setelah dikonversikan ke dalam skala 5 maka jumlah

rerata skor yang diperoleh masuk dalam kriteria “ sangat jelas”. Rincian dari 8

indikator yang dinilai adalah1 item atau 12,5 % dinilai sangat jelas, dan 7 item atau

47,5 % dinilai jelas. Aspek tampilan dan isi terdiri dari 15 item indikator, secara

keseluruhan jumlah skor yang diperoleh adalah 65,4 dan rerata skor adalah 4,36.

Setelah dikonversikan ke dalam skala 5 maka jumlah rerata skor yang diperoleh

masuk dalam kriteria “ sangat jelas”. Rincian dari 15 indikator yang dinilai adalah 9

item atau 60 % dinilai sangat jelas, dan 6 item atau 40 % dinilai jelas.

4. Revisi Paket

Revisi produk pengembangan paket pembelajaran ini dilakukan berdasarkan

masukan, saran, dan tanggapan dari ahli media, ahli materi, dan mahasiswa.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam penyajian data uji coba di atas, bahwa

tahap evaluasi dan revisi dalam pengembangan paket pembelajaran ini meliputi 4

tahapan, yaitu validasi dari ahli media dan ahli materi, uji coba satu-satu, uji coba

kelompok kecil, dan uji coba kelompok besar. Berikut ini adalah tahapan revisi dari

hasil evaluasi pengembangan paket pembelajaran:

a. Revisi paket dari ahli media

Page 97: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

97

Revisi paket dari ahli media ini adalah revisi yang didasarkan dari masukan

dan saran dari ahli media. Semua saran, komentar, dan masukan dijadikan acuan

untuk memperbaiki paket pembelajaran yang dikembangkan. Berikut ini adalah

uraian saran, komentar, dan masukan dari ahli media beserta perbaikan paket yang

telah dilakukan. Saran dari ahli media adalah: ukuran huruf pada sampul buku teks

disarankan jangan terlalu besar, ilustrasi gambar pada sampul buku teks disarankan

berwarna agar tampilannya lebih menarik, jenis tampilan huruf pada halaman daftar

isi disarankan diganti, ulasan tentang sejarah perkembangan kartun disarankan

didahulukan, contoh gambar gag kartun pada halaman tiga buku teks disarankan

diganti dengan contoh gambar kartun yang lebih mudah dicerna oleh pembaca. Dari

saran dan masukan dari ahli media tersebut maka penulis melakukan revisi paket,

yaitu sebagai berikut:

1) Tampilan pada sampul buku teks

Gmbar 4.18 Tampilan sampul depan dan belakang sebelum revisi

Page 98: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

98

Gmbar 4.19 Tampilan sampul depan dan belakang setelah revisi

2) Contoh gambar kartun pada halaman 3 buku teks

Gambar 4.20 Gambar 4.21 Gambar pada Halaman 3 Gambar pada Halaman 3 Sebelum revisi Setelah revisi

Page 99: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

99

3) Ulasan tentang sejarah perkembangan kartun disarankan didahulukan, baru

kemudian pengertian dan fungsi kartun.

- Telah direvisi sesuai saran dari ahli media.

4) jenis tampilan huruf pada halaman daftar isi disarankan diganti.

- Telah diganti sesuai saran dari ahli media.

b. Revisi paket dari ahli materi

Revisi paket dari ahli materi ini adalah revisi yang didasarkan pada masukan

dari ahli materi. Semua saran, komentar dan masukan dijadikan acuan untuk

memperbaiki paket pembelajaran yang dikembangkan. Berikut ini adalah uraian

saran, komentar dan masukan dari ahli materi yaitu:

1. Perlu mempertimbangkan alokasi waktu yang digunakan dalam

pembelajaran teori pada buklet petunjuk untuk dosen dan mahasiswa, demi

menjaga kontinuitas perhatian mahasiswa terhadap materi yang diberikan.

- Telah direvisi sesuai saran dari ahli materi

2. Memperhatikan urutan materi pembelajaran yang diberikan pada buku teks

memahami kartun, misalnya menerangkan dahulu pengertian kartun dan

sejarah perkembangannya sebelum memasuki materi yang lainnya (fungsi

dan jenis-jenis kartun).

Page 100: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

100

- Telah direvisi sesuai saran dari ahli materi

3. Tambahkan tentang biografi beberapa kartunis senior Indonesia pada buku

teks memahami kartun. Hal ini dimaksudkan untuk menambah wawasan

mahasiswa tentang bagaimana suka duka dan perjuangan seorang kartunis

- Telah ditambahkan sesuai saran dari ahli materi

4. Perlu diperjelas contoh gambar kartun komik pada halaman 29 pada buku

teks memahami kartun

- Telah direvisi sesuai saran dari ahli materi, seperti yang tampak pada

Gambar 4.22 dan Gambar 4.23

Gambar 4.22 Gambar pada halaman 29 Sebelum revisi

Page 101: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

101

Gambar 4.23 Gambar pada halaman 29 Setelah revisi

c. Revisi paket dari uji coba satu-satu

Revisi paket tahap uji coba satu-satu adalah revisi yang didasarkan pada

masukan dari mahasiswa yang mengikuti uji coba satu-satu. Ada tiga saran yang

diberikan oleh mahasiswa pada tahap uji coba ini dan semua saran dan masukan yang

diberikan akan dijadikan acuan untuk memperbaiki paket yang dikembangkan.

Berikut ini adalah saran dan masukan yang diberikan oleh mahasiswa serta revisi

yang telah dilakukan:

1. Contoh ilustrasi kartun pada buku teks harus lebih banyak lagi.

- Telah ditambahkan seuai saran dan masukan dari mahasiswa.

2. Kalimat yang disampaikan sebaiknya tidak terlalu monoton atau terlalu

formal tapi kalimat yang santai namun menarik.

- Telah direvisi sesuai saran dari mahasiswa

3. Sampul buku teks direvisi lagi agar lebih menarik

- Telah direvisi sesuai saran dari mahasiswa dan ahli media di atas.

Page 102: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

102

d. Revisi paket dari uji coba kelompok kecil

Revisi paket tahap uji coba kelompok kecil adalah revisi yang didasarkan

pada masukan dari mahasiswa yang mengikuti uji coba kelompok kecil. Pada uji coba

kelompok kecil ini komentar dan saran yang diberikan oleh mahasiswa pada

umumnya hampir sama dengan saran dan komentar yang diberikan pada uji coba

satu-satu. Pada umumnya mahasiswa sangat antusias dan senang dengan paket yang

dikembangkan. Selain komentar adapula saran yang diberikan. yaitu sebaiknya materi

tentang sejarah dan perkembangan kartun ditempatkan pada bagian awal. Sesuai

dengan saran dari mahasiswa tersebut, penulis telah merevisi untuk meningkatkan

kualitas dari paket yang dikembangkan.

e. Revisi paket dari uji coba kelompok besar

Revisi paket tahap uji coba kelompok kecil adalah revisi yang didasarkan

pada masukan dari mahasiswa yang mengikuti uji coba kelompok kecil. Pada uji coba

kelompok besar ini komentar yang diberikan oleh mahasiswa pada umumnya

menganggap paket ini sudah cukup baik setelah direvisi pada uji coba sebelumnya.

Selain dari komentar tersebut mahasiswa memberikan beberapa saran, yaitu:

1. Gambar ilustrasi kartun yang ditampilkan pada buku teks disarankan gambar

yang berwarna agar tampilannya lebih menarik

- Telah direvisi sesuai saran dari mahasiswa

Page 103: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

103

2. Sebaiknya ditampilkan juga gambar tokoh kartunis Indonesia dan logo

PAKARTI (Persatuan Kartunis Indonesia) pada materi perkembangan kartun

di Indonesia.

- Telah ditampilkan sesuai saran dari mahasiswa.

B. Pembahasan

Pengembangan paket pembelajaran kartun untuk mahasiswa Program Studi

Pendidikan Seni Rupa yang dibuat telah selesai dikembangkan, divalidasi, dievaluasi

dan telah direvisi, dengan melibatkan satu orang dosen sebagai fasilitator, dua orang

ahli yaitu satu orang ahli media dan satu orang ahli materi, serta melibatkan tiga

orang mahasiswa pada uji coba satu-satu, enam orang mahasiswa pada uji coba

kelompok kecil, dan dua puluh orang mahasiswa pada uji coba lapangan. Pendapat,

saran, dan masukan yang diterima dari hasil tes, validasi dan uji coba yang

dilaksanakan menjadi bahan untuk merevisi dan pengembangan paket.

Tahap pertama yang dilaksanakan dalam pengembangan paket ini adalah

tahap penentuan kebutuhan belajar yang dilakukan dengan cara mencermati

kebutuhan, memilih dan menetapkan materi yang akan dikembangkan. Pada tahap ini

Page 104: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

104

ditetapkan perlunya dibuat sebuah paket pembelajaran tentang kartun. Dipilihnya

kartun sebagai tema yang dikembangkan didasari oleh karena masih kurangnya

pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang seni kartun.

Tahap desain dilaksanakan dengan cara mengidentifikasi tujuan pembelajaran

dan kompetensi belajar, merumuskan indikator keberhasilan, serta mengembangkan

materi dan strategi pembelajaran.

Tahap produksi dilakukan dengan membuat komponen-komponen

pembelajaran seperti petunjuk untuk dosen, petunjuk untuk mahasiswa, buku teks

tentang bagaimana memahami kartun, kumpulan contoh karya kartun, power point,

dan pos test untuk mahasiswa.

Tahap uji coba dan revisi dilaksanakan dengan cara melakukan validasi dari

ahli materi dan ahli media, uji coba satu-satu, uji coba kelompok kecil, dan uji coba

kelompok besar. Di setiap akhir tahapan evaluasi dilakukan analisis data dan revisi

produk berdasarkan data yang sudah didapat.

Tahap akhir adalah tahap dimana paket yang sudah dikembangkan, sudah

layak untuk diimplementasikan dan didesiminasi, maka paket tersebut siap diproduksi

dan disebarluaskan pada mahasiswa.

Paket pembelajaran kartun yang dikembangkan ini telah melewati beberapa

kali revisi berdasarkan masukan dari ahli media, ahli materi, uji coba satu-satu, uji

coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar serta komentar mahasiswa dalam

beberapa kali tahapan uji coba. Berdasarkan analisis data hasil uji coba, paket

pembelajaran kartun ini dapat dikatakan praktis dan layak menjadi produk akhir yang

Page 105: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

105

dapat dimanfaatkan dan disebarluaskan kepada mahasiswa Program Studi Pendidikan

Seni Rupa di Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar.

Kepraktisan dan kelayakan paket pembelajaran kartun ini dapat dilihat dari

rata-rata penilaian yang didapatkan masuk dalam keriteria “jelas” pada semua

tahapan uji coba. Kriteria layak tidaknya sebuah paket yang dikembangkan telah

ditetapkan pada bab sebelumnya yaitu sebuah produk paket pengembangan dapat

dikatakan sudah layak sebagai media pembelajaran apabila hasil penilaian uji coba

lapangan minimal termasuk dalam keriteria “jelas”.

Berdasarkan komentar dari ahli media dan ahli materi serta komentar dari

mahasiswa disetiap tahapan uji coba, maka dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

sangat merespon dan sangat senang dengan adanya paket yang dikembangkan.

Produk paket pembelajaran kartun dari hasil pengembangan ini memiliki

beberapa kelebihan antara lain:

1. Paket pembelajaran kartun ini efektif digunakan karena telah memberikan

peningkatan terhadap prestasi belajar mahasiswa. Ini dapat dilihat dari

hasil skor rata-rata dari pemberian pre test dan post test kepada

mahasiswa.

2. Mampu memberikan pemahaman yang mendalam bagi mahasiswa oleh

karena sifatnya memudahkan dan memperlancar proses pemahaman

mahasiswa terhadap kartun.

3. Proses pembelajaran akan jadi lebih mudah karena paket pembelajaran

yang dikembangkan ini terdiri dari buku petunjuk untuk dosen, petunjuk

Page 106: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

106

untuk mahasiswa, buku teks, dan kumpulan contoh karya kartun, yang

dapat mengarahkan dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran.

4. Sebagai bagian dari komponen paket pembelajaran, buklet kumpulan

contoh karya kartun dapat menjadi referensi dan bahan bacaan bagi

mahasiswa untuk lebih mengenal jenis karya kartun.

5. Buku teks memahami kartun dapat menjadi bahan informasi bagi

mahasiswa dan masyarakat umum yang berminat dan senang terhadap seni

kartun.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian dan pengembangan paket pembelajaran kartun bagi mahasiswa

Program Studi Pendidikan Seni Rupa ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi

kebutuhan akan suatu paket pembelajaran yang bertujuan untuk memudahkan

mahasiswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran kartun pada mata kuliah seni

ilustrasi.

Paket pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa program

pembelajaran kartun bagi mahasiswa untuk satu unit pertemuan tatap muka , yang

terdiri dari komponen: Petunjuk untuk Dosen, Petunjuk untuk Mahasiswa, Buku teks

Memahami Kartun, Kumpulan Contoh Karya Kartun, Power point, dan Post test. Dari

Page 107: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

107

hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengembangan paket pembelajaran kartun

ini telah dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu: tahap mendesain pembelajaran,

tahap mengembangkan produk, dan tahap evaluasi.

Tahap desain pembelajaran yaitu tahap merumuskan tujuan pembelajaran dan

kompetensi belajar, mengembangkan tes acuan, menetapkan materi pembelajaran,

menyusun stratergi pembelajaran, menetapkan sistem penilaian, dan merancang

evaluasi. Tahap pengembangan paket mencakup beberapa tahapan, yaitu: membuat

dan menetapkan materi pembelajaran, membuat komponen-komponen dari paket

pembelajaran.

Tahap evaluasi adalah tahap dimana paket awal yang dikembangkan

dievaluasi yang terdiri dari lima tahapan evaluasi,yaitu: evaluasi dari ahli media,

evaluasi dari ahli materi, evaluasi dari uji coba satu-satu (3 orang mahasiswa), uji

coba kelompok kecil (6 orang mahasiswa), uji coba kelompok besar (20 0rang

mahasiswa). Setelah proses evaluasi dan revisi selesai, maka dihasilkanlah sebuah

produk akhir yang efektif dan praktis serta layak untuk digunakan sebagai media

pembelajaran apabila hasil evaluasi tersebut sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan.

Dari ketiga aspek yang dinilai pada tahap uji coba lapangan yaitu aspek

pembelajaran serta aspek tampilan dan isi, dapat diketahui bahwa setiap item yang

dinilai termasuk dalam kriteria jelas, sangat jelas, dan sangat bagus. Setiap aspek

mempunyai jumlah rerata skor berbeda. Pada aspek pembelajaran, secara keseluruhan

jumlah skor yang diperoleh adalah 32,4 masuk dalam kriteria “sangat jelas”. Pada

106

Page 108: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

108

aspek tampilan dan isi jumlah skor yang diperoleh adalah 65,4 skor ini masuk dalam

kriteria “sangat jelas”. Keseluruhan paket pembelajaran yang dinilai dari hasil uji

coba lapangan masuk dalam kategori nilai A dengan rerata 4,36, yakni “Sangat Jelas”

Secara umum kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah; (1)

paket pembelajaran kartun yang dikembangkan dapat dikatakan efektif digunakan

karena telah dapat memberikan peningkatan terhadap prestasi belajar mahasiswa, ini

dapat dilihat dari hasil skor rata-rata dari pemberian pre test dan post test kepada

mahasiswa; (2) Paket pembelajaran yang dikembangkan dapat dikatakan praktis

setelah diadakan revisi berdasarkan masukan, saran dan komentar dari berbagai pihak

yang terlibat dalam penelitian ini; (3) Paket pembelajaran kartun yang dikembangkan

dikatakan valid berdasarkan hasil validasi dari ahli media dan ahli materi. 

B. Saran

1. Mata kuliah ilustrasi adalah mata kuliah praktek maka sebaiknya perlu ada

penelitian pengembangan lebih lanjut yaitu yang berkaitan dengan materi yang

harus menampilkan proses pembuatan karya ilustrasi atau karya kartun sehingga

proses pembelajaran dapat lebih maksimal.

2. Sebaiknya ada penelitian lebih lanjut untuk mengukur efektifitas dan efesiensi

dari paket pengembangan pembelajarn kartun yang dikembangkan ini, misalnya

dengan penelitian tindakan kelas ataupun penelitian eksperimen lainnya.

Page 109: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

109

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. A. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Borg, W. R. & Gall, M. D. 1973. Educational Reseach : An Introduction. New York: David Mc. Kay Company. Inc.

Cahyono, G. E. 2001. Kumpulan Karikatur Politik. Jakarta: PT Penebar Swadaya

Direktur Program Pascasarjana UNM, 2010. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, Makassar: Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar.

FNS & Pakarti. 2000. Kartun untuk Demokrasi. Jakarta: Fredrich-Nauman-Stiftung.

Haling, A., Salam, A. & Arnidah. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Hasnawati. 2006. Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer Untuk Mata Pelajaran Fotografi di SMK Seni Rupa. Tesis. Tidak diterbitkan.Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Ibrahim, M, 2003. Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya: UNESA University Press.

Page 110: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

110

Koendoro, D. 4 Oktober, 2009. Kartun Panji Koming. Kompas, 6

Koestana, J. 1 Juli, 2009. Opini. Kompas, 6.

Munir, M. 2009. Karikatur: Sarana Penyampaian Kritik Sosial. Jurnal Peduli Pendidikan, (Online), Vol. 1, No. 1, (http://munirmisbakhul.blogspot.com, Diakses 16 Maret 2011).

Pangewa, M. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.

Pramono, 1981. Karikatur- Karikatur. Jakarta: Sinar Harapan.

Pramoedjo, P. R. 1996. Indonesiaku, Duniaku. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Rachmadi, B & Misrad, M. 2007. Kartun Benny & Mice: Jakarta Luar Dalam. Jakarta: Nalar.

Rudi, S & Cepi, R. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Romas, S. Mei, 1993. Konvoi kartun. Majalah Humor, 82.

Salam, S. 2001. Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar. Makassar: Universitas Negeri Makassar.

________1993. Paket Pembelajaran Apresiasi Seni Ilustrasi Bagi Mahasiswa Program Studi Seni Rupa di Perguruan Tinggi: Buku Paket Apakah Ilustrasi itu: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Ujung Pandang.

Setiawan, M. N. 2002. Menakar Panji Koming. Jakarta: Kompas.

Sibarani, A. 2001. Karikatur dan Politik, Jakarta: Garba Budaya. Institut Studi Arus Informasi.

Sudarta, GM. 2000. Reformasi. Jakarta: PT Gramedia.

___________2007. 40 Tahun Oom Pasikom. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.

__________ 1980. Indonesia 1967-1980. Jakarta: PT Gramedia

__________ 20 Mei, 2009. Oom Pasikom. Kompas, 6.

109

Page 111: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

111

Sukmadinata, N. S. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutristanto. A., Didie. S., Koestana. J., Thomdean. 2010. Indonesian Damn Good Cartoon, Kumpulan Kartun Juara. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sobandi, B. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Sobur. A. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Syah, M. 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suparman, A. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutanto, T. 1995. Pameran Kartun Asean dan Jepang. Jakarta: The Japan Foundation.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

______, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Wijana, I. D.P. 2004. Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa. Jakarta: Ombak.

Page 112: eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/5292/1/BAB I-BAB V.docx · Web viewDefinisi Reber ini menampakkan unsur-unsur esensial, yakni adanya proses memperoleh pengetahuan, kemampuan bereaksi,

112