bab v.docx hasil dan pembahasan revisi kedua.docx new
TRANSCRIPT
5.2. Pembahasan
Telah dilakukan pengujian mikrobiologi terhadap sampel Ikan Kakap
Merah (Lutjanus campechanus), dari tanggal 9 juli sampai dengan 9 agustus 2012
di laboratorium mikrobiologi BLPMHP Mataram. Berdasarkan data BLPMHP
Dirjen Perikanan bahwa setiap metode kerja yang dilakukan harus berdasarkan
pada Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu 01-2332.3-2006. Pengujian
mikrobiologi yang dilakukan meliputi ; Angka Lempeng Total (ALT), penentuan
coliform & escherichia coli dengan metode APM dan Uji Biokimia.
Adapun untuk pengujian sampel dilakukan dua kali pengulangan, dengan
interval waktu 14 hari dan waktu pengambilan berbeda, yaitu pada pengambilan
pertama pukul 07.30 WITA dan pengambilan kedua pukul 09.00 WITA.
Pengambilan sampel pertama dan sampel kedua dilakukan pada tempat yang
sama, namun penjualnya berbeda. Pada sampel, bagian tubuh ikan yang diuji
pada pengujian Angka Lmpeng Total, Coliform, dan Escherichia coli adalah
bagian kepala, perut, ekor, dan sedikit organ bagian dalam. Hal tersebut dilakukan
agar bagian yang dijadikan sampel dapat mewakili keseluruhan tubuh ikan.
Berdasarkan hasil penelitian praktik kerja lapangan, uji pertama yang
dilakukan yaitu Uji Angka Lempeng Total. Pada uji ini diperoleh hasil ALT yakni
sebesar 6,1 x 107 koloni/gram pada pengujian pertama dan 1,65 x 106 koloni/gram
pada pengujian kedua. Standar ALT maksimum yang sesuai dengan nilai SNI
adalah 5 x 10⁵ Koloni/ gram, baru dikatakan suatu produk ikan layak untuk
dikonsumsi. Namun, hasil yang diperoleh pada pengujian ALT ini melibihi nilai
54
standar yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kedua sampel
merupakan ikan dengan kualitas yang rendah yaitu telah mengalami penurunan
mutu dan tidak layak konsumsi atau tidak dapat langsung dikonsumsi, melainkan
harus diolah kembali melalui beberapa tahap atau proses. Tingginya nilai ALT ini
kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor luar seperti lokasi penjualan,
tempat penjualan yang tidak ditutup, es tempat ikan diletakkan yang dibiarkan
terbuka begitu saja, sehingga dengan mudah bakteri maupun mikroorganisme lain
mengkontaminasi produk ikan tersebut yang mengakibatkan tingginya cemaran
mikroba yang mencemari sampel tersebut.
Gambar 5.2 Koloni pada PCA (uji ALT)
Pegujian ALT ini, tidak serta merta menentukan kelayakan konsumsi
suatu bahan pangan. Selain uji ALT akan dilakukan pengujian bakteri coliform
dan Escherichia coli dengan metode APM. Uji mutu dan kelayakan konsumsi
hasil perikanan dengan menggunakan metode APM didasarkan pada kuantitas
mikroorganisme termasuk coliform dan Escherichia coli yang terkandung dalam
55
ikan Kakap Merah dengan tiga seri tabung pengenceran. Pengujian keberadaan
Escherichia coli dan Coliform pada ikan Kakap Merah dilakukan sebanyak 2 kali
pengulangan agar mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Pengujian Coliform ada dua tahap, yaitu uji pendugaan dan uji penegasan
Coliform. Dari uji pendugaan Coliform koloni terduga (positif) ditandai dengan
adanya gas pada media LTB (Lauryl Trytone Broth) dimana gas yang terbentuk
merupakan hasil fermentasi laktosa. Dari hasil uji pendugaan Coliform dilakukan
uji penegasan Coliform pada media BGLB (Briliant Green Lactose Bile) dimana
tabung – tabung yang dinyatakan positif ditandai dengan terbentuknya gas yang
merupakan hasil dari fermentasi laktosa. Selain gas, ditandai juga dengan
perubahan warna media diakibatkan dari asam yang dihasilkan oleh proses
fermentasi yang merubah pH pada media. Dari tiga seri pengenceran, tabung
positif pada media BGLB berturut – turut dari pengenceran 10 -1 sampai 10-3
diperoleh hasil 1 0 3 pada pengujian pertama dan 2 1 0 pada pengujian kedua.
Kemudia dicocokkan pada tabel APM diperoleh hasil uji coliform pada Ikan
Kakap Merah pada pengujian pertama yaitu sebesar sebesar 11 APM/ gram dan
15 APM/ gram pada pengujian kedua.
56
Gambar 5.2 Gambar 5.3
Uji pendugaan Coliform pada media LTB Uji penegasan Coliform pada
media BGLB.
Setelah diketahui jumlah Coliform, dilakukan uji pendugaan E.coli pada
media EC Broth. Tabung – tabung yang menghasilkan gas dinyatakan positif dan
diduga E.coli. untuk mengidentifikasikan bahwa bakteri tersebut adalah E.coli
dilakukan uji penegasan E.coli yaitu dengan cara tabung – tabung yang positif
dari media EC Broth diinokulasikan pada media LEMB agar dan setelah
diinkubasi koloni tersangka akan ditandai dengan adanya warna hitam atau gelap
yang pada bagian pusat koloni dengan atau tanpa metalik kehijauan, jika
terbentuk hasil seperti ini maka selanjutnya dilakukan uji biokimia dengan
menggunakan uji IMViC. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada pengujian
pertama tidak terbentuk koloni sehingga tidak dilakukan uji biokimia, sedangkan
pada pengujian kedua terbentuk koloni dan selanjutnya dilakukan uji biokimia.
Adanya sifat E.coli yang menghasilka enzim sebagai hasil dari aktivitas
57
metabolismenya dan dapat bereaksi dengan reagen – reagen kimia sehingga uji
IMViC dijadikan sebagai uji penegasan terhadap E.coli, hal ini dilakukan untuk
membandingkan karakter E.coli terhadap uji IMViC tersebut.
Gambar 5.4 Gambar 5.5
Uji pendugaan E.coli pada media EC Broth. Uji penegasan E.coli pada
media LEMB agar.
Pada uji IMViC ada beberapa uji biokimia yang dilakukan yang meliputi
uji Indol, uji MR (Methyl Red), uji VP (Voges Proskuer), dan uji Citrate. Pada
uji Indol menunjukkan hasil yang postif yaitu ditandai dengan terbentuknya
cincin merah pada permukaan larutan, artinya bakteri ini membentuk indol dari
tryptofan sebagi sumber karbon, yang dapat diketahui dengan menambahkan
larutan kovacs. Uji selanjutnya yaitu uji MR (Methyl Red), hasilnya positif,
terjadi perubahan warna setelah ditambahkan methyl red. Artinya, bakteri ini
mampu menghasilkan asam lebih banyak yang dapat menurunkan pH medium
58
yang mengandung 0,5 % glukosa sehingga mencapai pH 5, yang menyebabkan
indicator merah metil yang diteteskan ke dalam medium tersebut menjadi
berwarna merah. Berbeda dengan uji VP hasilnya negatif, karena tidak terbentuk
warna merah pada media. Perubahan yang terjadi pada media setelah ditetesi 0,6
ml α-naphtol yang semula kuning menjadi putih keruh dan setelah ditetesi 0,2 ml
larutan KOH 40 % warnanya berubah menjadi warna coklat agak bening seperti
teh, ini menunjukkan tidak terbentuknya asetil metil karbinol.
Pengujian terakhir yang dilakukan yaitu uji citrate, diperoleh hasil
negatif, yang ditandai dengan tidak terjadinya perubahan warna. Artinya, bakteri
ini tidak mempunyai enzim sitrat permease yaitu enzim spesifik yang membawa
sitrat kedalam sel. Kehadiran bakteri Escherichia coli ditandai dengan bakteri ini
memproduksi lebih banyak asam di dalam medium glukosa, yang dapat dilihat
dari indikator merah metal, memproduksi indol tetapi tidak memproduksi asetoin
dan tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon (Nuaeni Wibisono
dan Idrial 2000). Hasil uji biokimia diperoleh seri pengeceran brturut – turut dari
10 -1 sampai 10 -3 yaitu 0 0 0, setelah dicocokkan dengan tabel APM dapat
diketahui bahwa ikan Kakap Merah, terkontaminasi oleh E.coli yaitu < 3,0
APM/Gram yang artinya bahwa kualitas ikan Kakap Merah tersebut tidak
mengalami penurunan, atau dengan kata lain masih layak konsumsi dengan atau
tanpa proses – proses tertentu terlebih dahulu karena berdasarkan Standar
Nasional Indonesia, keberadaan E.coli sebanyak < 3,0 APM/gram masih layak
untuk dikonsumsi.
59
Hasil keseluruhan dari uji mikrobiologi yang telah dilakukan dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.4 Hasil Uji Mikrobiologi Pada Sampel ikan Kakap Merah.
Jenis Pengujian Hasil yang diperoleh
Uji Mikrobiologi
Angka Lempeng Total
Kehadiran Coliform
Kehadiran E.coli
- Pengujian 1 = 6,1 x 107 koloni/gram
- Pengujian 2 = 1,65 x 106 koloni/gram
- Pengujian 1 = 11 APM/ g
- Pengujian 2 = 15 APM/ g
- Pengujian 1 = Tidak Ada
- Pengujian 2 = Ada < 3 ,0 APM /gram.
Kesimpulan
ALT
Kehadiran E.coli
Tidak Layak konsumsi.
Layak konsumsi.
Berikut ini adalah spesifikasi persyaratan mutu produk ikan segar yang
harus dipenuhi:
Tabel 5.5 Spesifikasi Persyaratan Mutu Produk Ikan Segar.
Jenis Uji Persyaratan Mutu Satuan
60
a. Organoleptik 7 Angka (1 – 9)
b. Cemaran Mikroba
ALT 5 x 105 Koloni/ gram
Coliform dan
Escherichia coli
< 3,0 APM/ gram
Salmonella sp. Negatif APM/ 25 gram
Vibrio cholera Negatif APM/ 25 gram
Keterangan :
ALT : Angka Lempeng Total
APM/MPN : Angka Paling Memungkinkan/Most Probable Number
Sumber : BBPMHP Dirjen Perikanan (1998/1994).
61