bab i-v.docx

108
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pasar modal di Indonesia menunjukkan sebuah indikasi bahwa disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah investasi bagi pemilik modal atau investor. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara sebagai salah satu alternatif bagi masyarakat untuk menanamkan dananya. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kegiatan investasi, pasar modal terus mengalami perkembangan hingga saat ini. Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk menanamkan dananya. Perkembangan pasar modal di Indonesia pada mulanya belum menunjukkan peran yang penting bagi perekonomian, hal ini terjadi karena masih rendahnya minat masyarakat untuk berinvestasi di

Upload: nur-jannah

Post on 29-Nov-2015

182 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hhhhhhhhhhhhh

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I-V.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan pasar modal di Indonesia menunjukkan sebuah indikasi bahwa

disamping perbankan, pasar modal sudah menjadi alternatif sebuah investasi bagi

pemilik modal atau investor. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian

suatu negara sebagai salah satu alternatif bagi masyarakat untuk menanamkan

dananya. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kegiatan

investasi, pasar modal terus mengalami perkembangan hingga saat ini.

Pasar modal merupakan salah satu alternatif bagi masyarakat untuk

menanamkan dananya. Perkembangan pasar modal di Indonesia pada mulanya belum

menunjukkan peran yang penting bagi perekonomian, hal ini terjadi karena masih

rendahnya minat masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal dan masih kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang pasar modal.

Dalam melakukan penanaman dana pada pasar modal digunakan modal dalam

bentuk saham. Saham-saham perusahaan yang go public sebagai komoditi investasi

memiliki keunikan tersendiri, karena sifatnya yang sangat peka terhadap perubahan

lingkungan bisnis. Perubahan harga saham bisa terjadi setiap saat. Hal tersebut dapat

terjadi karena adanya persepsi yang berbeda dari masing-masing investasi sesuai

dengan informasi yang dimilikinya. Apabila investor menganggap bahwa tingkat

Page 2: BAB I-V.docx

2

keuntungan yang diharapkan dari suatu saham tidak memadai lagi maka mereka akan

mengambil keputusan untuk menjualnya.

Kalau hal ini terjadi maka harga saham tersebut cenderung turun, demikian

juga sebaliknya. Oleh karena itu, Para investor yang akan berinvestasi dalam bentuk

saham memerlukan informasi-informasi akurat sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan pilihan.

Harga saham di pasar modal merupakan ukuran yang obyektif mengenai nilai

investasi pada sebuah perusahaan. Variasi harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja

perusahaan yang bersangkutan disamping dipengaruhi oleh hukum permintaan dan

penawaran, kinerja perusahaan akan menentukan tinggi rendahnya harga saham di

pasar modal.

Perubahan harga saham perusahaan memberikan indikasi terjadinya

perubahan kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilihat dalam laporan keuangan

yang dikeluarkan secara periodik. Laporan keuangan melaporkan baik posisi

perusahaan pada suatu waktu tertentu maupun operasinya selama beberapa periode

yang lalu. ”Dari laporan keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu

perusahaan, sehingga memudahkan menilai kinerja keuangan”(kasmir, 2010 : 69).

Kinerja keuangan dapat dilihat dari beberapa aspek dengan tetap berdasarkan pada

informasi yang ada pada laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang

sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan

hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahan yang bersangkutan. Data perusahan

tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila data

Page 3: BAB I-V.docx

3

tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisa lebih lanjut

sehingga dapat mendukung keputusan yang akan diambil. Analisis terhadap laporan

keuangan merupakan hal yang paling penting bagi perusahaan. Hal ini juga bertujuan

mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari sumber dana dan penggunaannya.

Dalam mengadakan analisis keuangan suatu perusahaan diperlukan adanya ukuran

tertentu, ukuran yang sering digunakan dalam menganalisa keuangan adalah rasio.

Adapun bentuk rasio keuangan yang digunakan yaitu rasio likuiditas yang

mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial

jangka pendeknya. Rasio – rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang

modal kerja yaitu pos – pos aktiva lancar dan hutang lancar. Jenis rasio likuiditas

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu current rasio yang merupakan

perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang

paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Dengan demikian current rasio yang mengalami

peningkatan menunjukkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan itu cukup baik dan

kemudian hal ini akan berpengaruh pada harga saham yang juga akan mengalami

peningkatan.

Rasio lain yang digunakan yaitu rasio profitabilitas yang mengukur tingkat

kemampuan dalam menghasilkan laba dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang

digunakan yaitu return on invesment yang menunjukkan kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan total aktiva maupun modal

sendiri. Return on invesment yang tinggi akan meningkatkan harga saham.

Page 4: BAB I-V.docx

4

Bentuk rasio lain yang digunakan yaitu earning per share merupakan rasio

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan

mendistribusikan laba yang diperoleh kepada para pemegang saham. Semakin tinggi

rasio EPS menjukkan bahwa perusahan memiliki kemampuan yang cukup baik dalam

menghasilkan laba dan hal tersebut akan mempengaruhi tingkat penjualan saham dan

harga saham perusahaan tersebut juga akan mengalami peningkatan.

Dengan berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa perusahaan telah go

public memiliki tingkat kinerja yang terlihat pada keadaan saham perusahaan.

Sehingga harga saham merupakan aspek utama dalam mengetahui kinerja suatu

perusahaan. Penilaian tersebut terkait dengan beberapa aspek keuangan perusahaan.

Untuk itu digunakan beberapa sudut pandang sehingga dapat diperoleh hal – hal yang

bisa saja berpengaruh terhadap harga saham, seperti yang telah diuraikan sebelumnya

yaitu Current ratio, return on invesment dan earning per share.

Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang cukup besar yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia jika dibandingkan dengan jenis perusahaan yang

lain. Dengan predikat tersebut perusahaan manufaktur mempunyai pengaruh yang

cukup berarti terhadap dinamika perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan manufaktur memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap perekonomian

dan kemudahan dalam memperoleh data laporan keuangan. Selain itu juga laporan

keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan go public sudah pasti diaudit akuntan

publik sehingga dapat dipercaya. Selain itu, sektor industri manufaktur merupakan

sektor industri yang paling banyak terdaftar di BEI. Dengan ini diharapkan diperoleh

Page 5: BAB I-V.docx

5

jumlah sampel yang cukup representatif. Pemilihan satu jenis industri yaitu industri

manufaktur sebagai upaya untuk menghindari kemungkinan adanya efek industri

pada hasil penelitian. Dari sudut perhitungan ratio keuangan, perusahaan manufaktur

paling lengkap jenis akunnya sehingga hampir semua rasio keuangan dapat dihitung.

Dari hasil pra penelitian yang telah penulis lakukan diperoleh data dari tahun 2005

sampai tahun 2007 tampak pada tabel halaman 6

Page 6: BAB I-V.docx

6

Di antara seluruh perusahaan manufaktur, 11 perusahaan yang menjadi sampel,

disajikan pada tabel di atas, data mengenai current rasio, return on investment dan

earning per share serta harga saham. Dari sisi current rasio, beberapa perusahaan

selama 3 periode tersebut mengalami kenaikan rasio yaitu sebanyak 6 perusahaan,

sementara ada perusahaan yang menurun rasionya dan lainnya berfluktuasi. Dari sisi

return on invesment, sebanyak 9 perusahaan yang mengalami kenaikan ROI dan yang

lainnya berfluktuasi. Dan dari sisi earning per share menunjukkan sebanyak 12

perusahaan yang EPS nya meningkat pada rentang periode tersebut, sementara ada

perusahaan yang menurun nilai EPS nya dan lainnya berfluktuasi.

Sementara nilai harga saham perusahaan menunjukkan ada 3 perusahaan yang

menurun nilai harga sahamnya pada rentang periode tersebut, 14 perusahaan dengan

EPS yang meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa naik turunnya rasio keuangan yang

diukur dengan CR, ROI dan EPS tidak memberikan dampak positif terhadap harga

saham dibeberapa perusahaan yang menjadi sampel. Dari data tersebut menunjukkan

bahwa adanya ketidaksesuaian data perusahaan yang menjadi sampel dengan teori

yang dikemukakan oleh Denies dan Prabandaru (2012) bahwa “Current rasio, Return

On Invesment dan Earning per share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

harga saham ”. Melihat hal tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian

tersebut. Dengan demikian penulis tertarik mengambil judul “Pengaruh Current

Rasio, Return On Invesment dan Earning per share Terhadap Harga Saham

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”

Page 7: BAB I-V.docx

7

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

rumusan masalah yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah “ seberapa besar

CR, ROI dan EPS berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap harga saham

pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

besarnya pengaruh current rasio, return on invesment dan earning per share secara

parsial maupun simultan terhadap harga saham pada Perusahaan Manufaktrur yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pelaksanaan

penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

a) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pengaruh CR,

ROI dan EPS terhadap harga saham.

b) Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan

Page 8: BAB I-V.docx

8

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.

2. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi di pasar modal yang

akan datang.

3. Bagi penulis

a). Penelitian ini merupakan sarana untuk menerapkan teori yang telah

diperoleh dari praktik nyata.

b.). Untuk menambah wawasan mengenai masalah yang akan diteliti.

Page 9: BAB I-V.docx

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Current Rasio

a) Definisi Current Rasio

Menurut Kasmir, (2010 : 111 ) bahwa “ Current rasio merupakan rasio lancar

untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau

utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Dengan kata lain seberapa banyak

aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera

jatuh tempo”. Dengan semakin tinggi kewajiban jangka pendek suatu perusahaan

maka tingkat penggunaan aktiva lancar untuk menutupi kewajiban tersebut akan

semakin banyak. Sedangkan menurut Lukman Syamsuddin (2011 : 43-44) bahwa

“Current rasio merupakan salah satu rasio finansial yang sering digunakan. Tingkat

Current rasio dapat ditentukan dengan membandingkan current asset dan current

liabilities”.

Tidak ada suatu ketentuan mutlak tentang berapa tingkat current rasio yang

dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan karena biasanya

tingkat current rasio ini juga sangat tergantung pada jenis usaha dari masing –

masing perusahaan. Dan menurut Brigham dan Houston (2010 : 135) bahwa “Current

rasio merupakan rasio yang menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban lancar

ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat”.

Dari berbagai pendapat yang dikemukakan oleh para ahli diatas maka dapat

Page 10: BAB I-V.docx

10

disimpulkan bahwa current rasio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

b) Penilaian Current Rasio

Menurut Kasmir, ( 2010 : 136 ) bahwa “Current rasio menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang

segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Current rasio juga dapat

dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan suatu perusahaan.

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi pula

kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan

Current rasio dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar

dengan total utang lancar. Secara sistematis Current rasio dirumuskan sebagai berikut

:

Total Aktiva LancarCR = --------------------------------- X 100 %

Total Utang Lancar

c) Penilaian Current Rasio

Menurut Harmono (2011 : 106-107) bahwa “Current rasio menjelaskan

mengenai kesanggupan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek dan dapat

juga menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan”. Current rasio juga merupakan

salah satu bentuk rasio likuiditas yang menggambarkan bagaimana kemampuan

perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan

menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Current Rasio merupakan salah satu

Page 11: BAB I-V.docx

11

ukuran likuiditas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan asset lancar yang dimilikinya.

Nilai Current Rasio yang tinggi belum tentu baik ditinjau dari segi

profitabilitasnya. Sawir (2005:9) menyatakan bahwa “Current rasio yang rendah

akan berakibat pada menurunnya harga pasar saham perusahaan bersangkutan, namun

Current rasio terlalu tinggi belum tentu baik karena pada kondisi tertentu hal tersebut

menunjukkan banyak dana perusahaan yang menganggur (aktivitas sedikit) yang pada

akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan”. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa dari Current rasio akan tergambar bagaimana kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya serta bagaimana likuiditas

perusahaan tersebut.

2. Return On Invesment

a) Pengertian Return On Invesment

Menurut Kasmir (2010 : 115) “ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan

suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelolanya”. Dengan demikian

ROI yang semakin tinggi akan memberikan gambaran yang baik mengenai

pengelolaan manajemen, karena ROI yang tinggi menggambarkan kemampuan

perusahaan memperoleh keuntungan atas aktiva yang digunakan. Sedangkan Menurut

Lukman syamsuddin (2011 : 63) bahwa “ ROI adalah pengukuran kemampuan

perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva

Page 12: BAB I-V.docx

12

yang tersedia didalam perusahaan”. Dari beberapa definisi diatas dapat di simpulkan

bahwa ROI merupakan tingkat penghasilan bersih yang diperoleh dari pemilik

perusahaan atas aktiva selama satu periode.

b) Penilaian Return On Invesment

Menurut Kasmir dan Jakfar (2007 : 139) “ ROI merupakan rasio yang

menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan dengan mengabaikan

sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase”. Menurut

Harahap (2006 : 459) “ROI merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan”. ROI juga merupakan suatu ukuran

tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin rendah rasio

ini, semakin kurang baik demikian pula sebaliknya. ROI di peroleh dengan cara

membandingkan laba bersih setelah pajak (Net Income After Tax) terhadap total

aktiva (assets). Secara sistematis ROI dirumuskan sebagai berikut :

Laba bersih setelah pajakROI = ---------------------------------------- X 100 %

Total aktiva

c) Pentingnya Return On Invesment

Menurut Ciaran Walsh (2003 : 55) “ROI berkaitan dengan salah satu konsep

yang paling penting dalam keuangan dunia usaha, nilai dari setiap aktiva harus

dibayar kembali pada suku bunga pasar. Pembayaran ini hanya dapat dilakukan bila

terjadi surplus operasi yang bersumber dari penggunaan aktiva secara efisien”. ROI

Page 13: BAB I-V.docx

13

sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam

aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan guna menghasilkan keuntungan.

Sedangkan menurut Wild, Subramanyan dan Hasley (2005:65) “ROI memungkinkan

kita untuk menilai pengembalian perusahaan yang relatif terhadap resiko investasi

serta membandingkan pengembalian atas investasi dengan pengembalian investasi

alternatif”.

ROI sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang

dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana

yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan guna

menghasilkan keuntungan Dengan demikian rasio ini menghubungkan keuntungan

yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang

digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. Oleh sebab itu ROI

dapat digunakan dalam berbagai area dalam analisis termasuk efektifitas manajer,

tingkat profitabilitas, ramalan laba, perencanaan dan pengendalian.

3. Earning Per Share

a) Pengertian Earning Per Share

Menurut Kasmir (2010 : 115-116) “EPS merupakan rasio untuk mengukur

keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham”.

Dengan demikian EPS yang tinggi akan memberikan dampak yang baik bagi

perusahaan, sebab EPS yang tinggi menunjukkan adanya keberhasilan dalam

Page 14: BAB I-V.docx

14

mencapai keuntungan yang diperuntukkan bagi para pemegang saham. Menurut

Lukman Syamsuddin (2011 : 66) berpendapat bahwa “EPS merupakan rasio yang

menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Dan

menurut Sofyan syafri harahap (2011 : 138) “EPS merupakan suatu pemberian

keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham

yang dimiliki”.

Dari berbagai pendapat yang telah disebutkan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa EPS merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan

suatu manajemen dalam memperoleh keuntungan yang akan diberikan kepada para

pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.

b) Penilaian Earning Per Share

Angka laba per lembar saham (EPS) diperoleh dari laporan keuangan yang

disajikan oleh perusahaan. Karena itu langkah pertama yang dilakukan adalah

memahami laporan keuangan yang disajikan perusahaan. Menurut Lukman

Syamsuddin (2011 : 66) bahwa “manajeman perusahaan,pemegang saham biasa dan

calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS yang besar, karena hal ini

merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan”. EPS menggambarkan

perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham yang

beredar. Secara sistematis EPS dapat digambarkan sebagai berikut :

Laba bersih setelah pajakEPS = ------------------------------------------- X Rp 1

Jumlah saham biasa yang beredar

Page 15: BAB I-V.docx

15

c) Pentingnya Earning Per Share

Laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada

pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator

tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu

cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki

saham dalam perusahaan. Menurut Harmono (2011 : 109-110) bahwa “Analisis

profitabilitas ini menggambarkan kinerja fundamental perusahaan ditinjau dari

tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam memperoleh laba”. EPS

merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam memperoleh laba, dalam hal ini laba yang dihasilkan akan diberikan kepada

para pemegang saham. Pertumbuhan EPS memberikan informasi yang lebih banyak

tentang perkembangan suatu perusahaan, bukan pertumbuhan laba absolut.

4. Harga Saham

a) Pengertian Harga Saham

Harga pasar suatu saham pada dasarnya merupakan harga yang telah

disepakati bersama penjual dan pembeli pada saat saham diperdagangkan. Harga

pasar saham juga sering disebut harga wajar, yakni harga dimana saham berpindah

dari penjual ke pembeli dimana keduanya sama – sama menngetahui pengetahuan

fakta yang relevan mengenai saham tersebut. Menurut Anoraga (2001 : 100) “harga

saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau

Page 16: BAB I-V.docx

16

pemilikan suatu perusahaan”. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang

dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatar belakangi oleh

harapan mereka terhadap profit perusahaan, untuk itu investor memerlukan informasi

yang berkaitan dengan pembentukan saham tersebut dalam mengambil keputusan

untuk menjual atau membeli saham.

Menurut Sumiyana (2007 : 58) “harga saham mencerminkan semua informasi

yang tersedia, meliputi harga sebelumya, informasi publik dan informasi private”.

Menurut Brigham dan Houston (2001 : 235) “harga saham didefenisikan sebagai

harga saham yang berlaku di pasar”. Beberapa pendapat diatas dapat simpulkan

bahwa harga saham merupakan harga saham yang berlaku di pasar yang terbentuk

dari kesepakatan antara pembeli dan penjual yang merupakan bukti dari kepemilikan

suatu perusahaan. Harga saham juga merupakan nilai sekarang dari arus kas yang

akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari.

b) Jenis – Jenis Saham

Adapun jenis – jenis saham menurut Kasmir (2013 : 186) “ dapat ditinjau dari

segi cara peralihan dan dari segi hak tagih”.

1) Dari segi cara peralihana) Saham atas unjuk (bearer stock)

Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak tertulis nama pemilik dalam saham tersebut.

b) Saham atas nama (registered stock)Didalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.

2) Dari segi hak tagiha) Saham biasa (common stocks)

Page 17: BAB I-V.docx

17

Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh deviden akan didahulukan lebih dulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi.

b) Saham preferen (prefered stocks)Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam deviden dan harta apabila pada saat perusahaan dilikuidasi.

Dari uraian diatas dapat simpulkan bahwa jenis saham suatu perusahaan dapat

ditinjau dari segi peralihan dan dadi segi hak tagih. Dimana dari jenis saham yang

telah diuraikan pada umunya yang sering digunakan yaitu Jenis saham biasa

(common stocks) karena menempatkan pemiliknya pada akhir saat pebagian deviden

dan hak paling akhir atas harta kekayaan perusahaan apabila rugi.

c) Penilaian Harga saham

Menurut Jogiyanto (2000:375) “Harga saham di bursa ditentukan oleh

kekuatan pasar, yang berarti harga saham tergantung dari kekuatan permintaan dan

penawaran”. Kondisi permintaan atau penawaran atas saham yang fluktuatif tiap

harinya akan membawa pola harga saham yang fluktuatif juga. Pada kondisi dimana

permintaan saham lebih besar, maka harga saham akan cenderung naik, sedang pada

kondisi dimana penawaran saham lebih banyak maka harga saham akan menurun.

Dalam aktifitas di pasar modal harga saham merupakan faktor yang sangat

penting dan harus diperhatikan oleh investor dalam melaksanakan investasi, karena

harga saham menunjukkan nilai suatu perusahaan (Wijayani dan Wijayanto, 2005:8).

Harga saham mencerminkan prestasi emitien. Apabila emiten punya prestasi yang

makin baik maka keuntungan yang diperoleh dari operasi usaha juga semakin besar,

maka keuntungan yang diperoleh pemegang saham emiten yang bersangkutan juga

Page 18: BAB I-V.docx

18

cenderung naik. Bagi investor harga saham dan pergerakannya merupakan faktor

penting dalam investasi di pasar modal. Harga saham dikatakan tidak wajar apabila

harganya ditetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Melalui penilaian saham inilah

investor akan dapat memutuskan untuk menentukan strategi investasi. Seorang

investor mengharapkan keuntugan berupa deviden dan capital gain.

Harga saham mencerminkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai harga

saham semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan sebaliknya ( Herlina dan

Hadianto, 2007:113). Setiap perusahaan yang menerbitkan saham sangat

memperhatikan harga sahamnya. Penilaian harga saham merupakan suatu mekanisme

untuk merubah serangkaian variabel ekonomi perusahaan yang diramalkan (atau yang

di amati) menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel-variabel ekonomi tersebut

seperti misalnya laba perusahaan, deviden yang dibagikan, dan sebagainya Menurut

Lukas (2003:100) “model penilaian harga saham yang sering dipergunakan untuk

analisis sekuritas adalah pendekatan Present Value yaitu sama dengan present value

arus kas yang diharapkan akan diterima oleh pemilik saham tersebut”. Deviden

merupakan arus kas bagi para pemegang saham menurut pendekatan the deviden

discount model. Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007:165) harga saham

dirumuskan :

DIViP0 =

r

Keterangan :

P0 = Harga Saham ( nilai intrinsik )

Page 19: BAB I-V.docx

19

DIVi = Deviden pada periode i

r = Required rate of return ( tingkat keuntungan yang di anggap relevan

atau diharapkan).

d) Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Arifin (2001 : 116-125) faktor-faktor yang mempengaruhi harga

saham adalah sebagai berikut :

a. Kondisi fundamental emiten Faktor fundamental merupakan faktor yang erat kaitannya dengan kondisi perusahaan yaitu kondisi manajemen organisasi sumber daya manusia, kondisi keuangan perusahaan yang tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan. Menurut Jogiyanto ( 2000 : 315 ) “analisis fundamental merupakan analisis menggunakan data-data finansial yaitu data-data yang berasal dari laporan keuangan perusahaan, seperti laba, deviden yang dibagi dan sebagainya. Dengan demikian untuk menganalisis fundamental. Analisis fundamental merupakan analisis yang berkaitan dengan kondisi internal perusahaan. Salah satu komponen yang berhubungan dengan kondisi internal perusahaan adalah kinerja perusahaan manufaktur yang terdiri dari Return On Invesment ( ROI), dan Earning Per Share.

ROI merupakan rasio yang menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan. ROI merupakan factor fundamental perusahaan yang dapat mempengaruhi harga saham. Rasio ini menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasi perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut. ROI yang semakin meningkat menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan para pemegang saham akan memperoleh keuntungan dari deviden yang diterima semakin meningkat.

Pada umumnya, investor akan mengharapkan manfaat dari investasinya dalam bentuk laba per lembar saham, sebab earning per share (EPS) ini menggambarkan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa. Sedangkan jumlah EPS yang akan didistribusikan kepada investor saham tergantung pada kebijakan perusahaan dalam hal pembayaran deviden. EPS yang tinggi menandakan bahwa perusahaan gagal memberikan kemanfaatan sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

b. Hukum permintaan dan penawaran Setelah faktor fundamental faktor permintaan dan penawaran menjadi faktor kedua yang mempengaruhi harga saham. Dengan asumsi bahwa

Page 20: BAB I-V.docx

20

begitu investor mengetahui kondisi fundamental perusahaan mereka akan melakukan transaksi jual beli. Transaksi–transaksi inilah yang akan mempengaruhi fluktuasi harga saham.

c. Tingkat suku bunga Dengan adanya perubahan suku bunga, tingkat pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana investasi pada investor. Investor produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil risikonya jika dibandingkan dengan investasi dalam bentuk saham, karena investor akan menjual saham dan dananya akan ditempatkan dibank. Penjualan saham secara serentak akan berdampak pada penurunan harga saham secara signifikan.

d. Valuta asingMata uang amerika (Dolar) merupakan mata uang terkuat diantara mata uang yang lain. Apabila dolar naik maka investor asing akan menjual sahamnya dan ditempatkan dibank dalam bentuk dolar sehingga menyebabkan harga saham akan naik.

e. Dana asing dibursaMengamati jumlah dana investasi asing merupakan hal yang penting, karena demikian besarnya dana yang ditanamkan, hal ini menandakan bahwa kondisi investasi di Indonesia telah kondusif yang berarti pertumbuhan ekonomi tidak lagi negatif, yang tentu saja akan merangsang kemampuan emiten untuk mencetak laba. Sebaliknya jika investasi asing berkurang, ada pertimbagan bahwa mereka sedang ragu atas negeri ini, baik atas keadaan sosial politik maupun keamanannya. Jadi besar kecilnya investasi dana asing di bursa akan berpengaruh pada kenaikan atau penurunan harga saham.

f. Indeks harga sahamKenaikan indeks harga saham gabungan sepanjang waktu tertentu, tentunya mendatangkan kondisi investasi dan perekonomian negara dalam keadaan baik. Sebaliknya jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Kondisi demikian akan mempengaruhi naik atau turunnya harga saham di pasar bursa.

g. News and rumorsBerita yang beredar di masyarakat yang menyangkut beberapa hal baik itu masalah ekonomi, sosial, politik keamanan, hingga berita seputar reshuffle kabinet. Dengan adanya berita tersebut, para investor bisa memprediksi seberapa kondusif keamanan negeri ini sehingga kegiatan investasi dapat di laksanakan. Ini akan berdampak pada pergerakan harga saham di bursa.

Page 21: BAB I-V.docx

21

2. Keterkaitan Current Rasio, Return On Invesment dan Earning Per Share

Terhadap Harga Saham

Current rasio merupakan rasio yang bertujuan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Sawir

(2009 :10) “current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya

masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang

bagus karena menunjukkan banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya

dapat mengurangi kemampuan perusahaan”.

Dalam hubungannya terhadap harga saham menurut Sawir (2009:12) bahwa

“Current rasio yang rendah akan berakibat pada menurunnya harga saham

perusahaan yang bersangkutan, dan jika Current rasio meningkat maka akan

berakibat pada meningkatnya harga saham”. Dengan kata lain Current rasio

berpengaruh positif terhadap harga saham.

Sedangkan Return on investment merupakan rasio terpenting diantara rasio

profitabilitas lain jika digunakan untuk memprediksi harga saham. Menurut Sofyan

Syafri Harahap (2008 : 63) “Semakin tinggi rasio ini menunjukkan keadaan suatu

perusahaan semakin baik”. Menurut Lukman Syamsuddin (2011:65) “Dengan

meningkatnya ROI akan berdampak pada kenaikan harga saham”. Dengan demikian

return on investment diharapkan berhubungan positif terhadap harga saham.

Pada earning per share menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan dari lembar saham yang dimiliki. Menurut Widoatmodjo dalam Robi

Wiguna dan Anastasia Sri Mendari (2008) “dalam perdagangan saham EPS sangat

Page 22: BAB I-V.docx

22

berpengaruh terhadap harga saham. Semakin tinggi EPS maka akan semakin mahal

suatu saham dan sebaliknya, karena EPS merupakan salah bentuk rasio keuangan

untuk menilai kinerja keuangan” Dengan demikian, EPS memiliki hubungan positif

dengan harga saham, sehingga apabila jumlah EPS meningkat maka harga saham

akan naik.

B. Kerangka Pikir

Perubahan harga saham di bursa atau di pasar sekunder dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain yaitu faktor fundamental. Faktor fundamental perusahaan

adalah informasi yang berkenaan dengan kondisi internal perusahaan. Analisis rasio

menunjukkan kinerja manajemen perusahaan dalam mencapai target yang telah

ditetapkan selain itu dapat menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan

sumber daya perusahaan (aset) secara efektif dan efisien. Alat analisis rasio yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Current rasio, return on invesment dan

earning per share.

Dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, uji asumsi klasik, uji-F

dan uji-T maka dapat diketahui seberapa besar pengaruh current rasio, return on

invesment dan earning per share terhadap harga saham. Berdasarkan hasil analisis

data dapat ditarik suatu kesimpulan yang selanjutnya dijadikan saran sebagai bahan

pertimbangan kepada perusahaan. Dan untuk memperjelas teori yang telah

dikemukakan diatas maka akan diuraikan mengenai kerangka pikir sebagai acuan

dalam penelitian, berikut ini akan disajikan skema kerangka pikir yang dapat dilihat

pada gambar 1 berikut ini :

Page 23: BAB I-V.docx

Perusahaan manufaktur

Laporan Keuangan tahunan Data Harga Saham

Current Ratio

Harga SahamReturn On Invesment

Earning Per Share

23

Gambar 1. Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pikir yang telah dikemukakan, maka

hipotesis yang diajukan penulis adalah, “diduga bahwa current rasio, return on

invensment, dan earning per share berpengaruh signifikan secara parsial maupun

secara simultan terhadap harga saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

Bursa Efek Indonesia

Page 24: BAB I-V.docx

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Variabel Dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:2) “Variabel adalah salah satu atribut sifat dan nilai

dari individu, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diharapkan

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah :

a) Variabel Bebas, yaitu variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi

variabel lainnya (variabel terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah:

- Curren Ratio (CR) yang disimbolkan dengan X1

- Return On Invesment (ROI) yang disimbolkan dengan X2

- Earning per share (EPS) yang disimbolkan dengan X3

b) Variabel Terikat (Y) yaitu tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi

oleh variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Harga Saham.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan atau tata cara untuk

melaksanakan penelitian dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian

ini adalah studi empiris yang dilakukan pada Perusahaan Manufaktur yang sudah

terdaftar di bursa efek Indonesia dari tahun 2008- 2012. Alasan pemilihan lokasi

Page 25: BAB I-V.docx

25

penelitian adalah kemudahan dalam memperoleh data pendukung yang telah tersedia

pada situs Bursa Efek Indonesia www.idx.ac.id.

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan

perusahaan dan data-data pendukung lainnya. Data yang dibutuhkan dikumpulkan

dengan menggunakan teknik dokumentasi. Langkah selanjutnya setelah data

diperoleh yaitu menganalisis harga saham dan menganalisis variabel penelitian yang

mempengaruhi harga saham. Variabel yang dijelaskan adalah Current Ratio,Return

On Invesment dan Earning per share.

Data variabel independen dan variabel dependen dianalisis dengan

menggunakan analisis data statistik seperti analisis regresi berganda, uji asumsi

klasik, uji hipotesis terdiri dari uji t (Parsial) dan uji F (Simultan). Setelah semua

analisis data telah dilakukan maka hasil penelitian dapat disimpulkan.

Lebih jelasnya dapat digambarkan secara sederhana pada gambar desain penelitiaan

dibawah ini:

Page 26: BAB I-V.docx

Kesimpulan dan Saran

Perusahaan manufaktur

Laporan Keuangan Tahunan Data harga saham

Dokumentasi

Current Ratio

Return On Invesment

Earning Per Share

Harga Saham

Analisis data:Analisis DeskriptifUji Asumsi Klasik

Analisis Regresi BergandaUji tUji F

Uji Koefisien Detrminasi

26

Gambar 2. Skema Desain Penelitian

B. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

1. Definisi Operasinal

a) Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk

menentukan likuiditas perusahaan atau kemampuan perusahaan untuk

segera memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi.

Current Ratio memberikan informasi tentang aktiva lancer untuk menutup

Bursa Efek Indonesia

Page 27: BAB I-V.docx

27

hutang lancar. Menurut Kasmir (2010 : 119) current rasio dihitung

dengan rumus:

Total aktiva lancar CR = --------------------------------- X 100 % Total utang lancar

b) Return On Invesment (ROI) adalah salah satu rasio profitabilitas untuk

mengetahui tingkat pengembalian investasi yang dapat diterima oleh

investor yang menanamkan modal/saham di perusahaan yang

bersangkutan. Menurut Kasmir (2010 : 136) return on invesment dapat

dihitung dengan rumus:

Laba sesudah bunga dan pajakROI = ---------------------------------------- X 100 %

Total aktiva

c) Earning per share (EPS) adalah salah satu rasio yang menggambarkan

laba bersih perusahaan yang diterima oleh setiap saham. Menurut Kasmir

(2010 : 139) earning per share dapat dihitung dengan rumus:

Laba setelah pajak

EPS = --------------------------------------- X Rp 1 Jumlah saham yang beredar

d) Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan

pembeli saham yang dilatar belakangi oleh harapan mereka terhadap

profit. Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 172) Perhitungan

harga saham dapat menggunakan rumus :

Page 28: BAB I-V.docx

28

DIVi P0 = r

Keterangan:

P0 = Harga saham.

DIVi = Deviden pada periode i.

r = required rate of return

2. Pengukuran Variabel

Variabel independen yang dianggap berpengaruh terhadap harga saham

adalah Current Ratio, Earning per share dan Return On Invesment yang diukur

dengan satuan persentase (%). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga

saham yang diukur dengan satuan rupiah (Rp). Adapun pengukuran masing-masing

variabel antara lain sebagai berikut :

- Current Ratio (CR) menurut kasmir (2010 : 119)

Total aktiva lancarCR = --------------------------- X 100 %

Total utang lancar

- Return On Invesment (ROI) menurut Kasmir (2010 : 136)

Laba setelah bunga dan pajak

ROI = ----------------------------------------- X 100 %Total aktiva

- Earning per share (EPS) menurut Kasmir (20101 : 139)

Laba setelah pajak EPS = --------------------------------------- X Rp 1

Jumlah saham yang beredar

Page 29: BAB I-V.docx

29

- Harga saham menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 172) :

DIViP0 = ----------

r

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan objek penelitian sebagai sarana untuk mendapatkan

dan mengumpulkan data. Menurut Sugiyono (2012:61) bahwa: “Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2008-20012,

sebanyak 129 perusahaan.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2012:62) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Metode pengambilan sampel yang

digunakan adalah purposive random sampling, yakni metode yang berdasarkan pada

pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria sampel pada penalitian ini yaitu :

a. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 1

Januari 2008 sampai dengan 31 Desember 2012 secara terus menerus.

b. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan selama periode

penelitian dan laporan keuangan berakhir 31 Desember

Page 30: BAB I-V.docx

30

c. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangannya dalam satuan

Rupiah.

Dari keselurahan perusahaan manufaktur terdapat 129 perusahaan

yang terdaftar selama periode 2008-2012, serta 22 perusahaan yang melaporkan

laporan keuangannya bukan dalam satuan Rupiah dan sebanyak 96 perusahaan yang

tidak menyajikan laporan keuangannya secara berturut-turut selama periode 2008-

2012. Maka diperoleh 11 perusahaan yang memenuhi kriteria di atas yang sekaligus

akan menjadi sampel penelitian. Berikut daftar perusahaan sampel :

Tabel 2

Perusahaan Sampel

No Nama Perusahaan Kode

1 PT. ASTRA INTERNATIONAL ASII

2 PT. ASTRA GRAFHIA ASGR

3 PT. ASTRA AUTOPARTS AUTO

4 PT. KALBE FARMA KLBF

5 PT. LION METAL WORKS LION

6 PT. LIONMESH PRIMA LMSH

7 PT. MERCK MERK

8 PT. SEMEN GRESIK SMGR

9 PT. SELAMAT SEMPURNA SMSM

10 PT. UNITED TRACTOR UNTR

11 PT. UNILEVER INDONESIA UNVR

Page 31: BAB I-V.docx

31

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi sebagai bahan analisis, teknik yang

digunakan yaitu :

1. Dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan mengumpulkan dokumen

yang terkait dengan masalah penelitian yang berupa laporan keuangan

perusahaan yang masuk dalam jenis manufaktur yang terdaftar di BEI

selama periode 2008 – 2012 dan informasi harga sahamnya.

2. Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari perpustakaan

dengan mempelajari literatur dan karya ilmiah yang berhubungan dengan

judul penelitian sebagai landasan teori.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya

penyimpangan atau masalah yang terjadi pada model regresi. Menurut Gujarati

(2003:334) bahwa “dalam analisis regresi perlu menghindari penyimpangan supaya

tidak timbul problem dalam menggunakan analisis regresi”. Oleh sebab itu dalam

penelitian ini diuji 3 asumsi klasik yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah salah satu asumsi untuk menguji apakah data variabel

penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk mengujinya

dilakukan dengan Uji Kolmogorof Smirnov, perhitungan dilakukan dengan Software

Page 32: BAB I-V.docx

32

SPSS 20.0 for windows. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai signifikasi

statistik yang dihasilkan dari perhitungan, jika sig.> 0,05 maka data adalah bersifat

distribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji mutikolinieritas adalah salah satu asumsi untuk menguji ada tidaknya

korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Pengujian

dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah antar variabel bebas yang

dimasukan dalam model regresi ini saling berkorelasi.

Pegujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan cara meregresi model analisis

dan melakukan uji kolerasi antar variabel independent dengan menggunakan

tolerance value dan variance tolerance factor (VIF).Jika, nilai tolerance value lebih

besar dari 0,01 dan VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas,

demikian juga sebaliknya (Imam Ghozali, 2001:63-67)

c. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan

varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang

memenuhi persyaratan adalah di mana terdapat kesamaan varians dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskesastisitas..

mengetahui apakah variabel pengganggu dari model regresi memiliki varian yang

konstan. Jika ternyata varian dari pengganggu tidak konstan maka akan terjadi

masalah heteroskedastik. Dalam penelitian ini pengujian dilakukan dengan

menggunakan Uji Glejser, yaitu dengan cara meregres nilai absolut residual terhadap

Page 33: BAB I-V.docx

33

variabel bebas. Keputusan dapat dilihat apabila nilai sig. t hitung > 0,05 maka ada

indikasi terjadi heteroskedasitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada kolerasi antara

pengganggu pada periode waktu t dengan kesalahan pada periode waktu t-1

(sebelumnya), atau ada hubungan di antara variabel independent dalam

mempengaruhi variabel dependen. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas

dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji

Durbin Watson melalui program SPSS. Pengambilan keputusan ada tidaknya

autokorelasi ,jika nilai du< d < 4-du berarti tidak ada autokorelasi baik positif

maupun negatif.

2. Analisis data

1. Analisis rasio lancar / CR

Menurut Kasmir (2010:119) Analisis ini diperoleh dengan cara

membandingkan Aktiva lancar (Current assetss) terhadap utang lancar (Current

liabilities). CR dapat dihitung dengan rumus :

Total aktiva lancar CR = --------------------------------- X 100 % Total utang lancar

2. Analisis pengembalian investasi / ROI

Menurut Kasmir (2010:136) Analisis ini diperoleh dengan cara

membandingkan laba sesudah bungan dan pajak (earning after intrest and tax)

terhadap total aktiva (total assetss). ROI dapat dihitung dengan rumus :

Page 34: BAB I-V.docx

34

Laba setelah bunga dan pajak ROI = ----------------------------------------- X 100 %

Total aktiva

3. Analisis laba per lembar saham / EPS

Menurut Kasmir (2010:115-116) Analisis ini diperoleh dengan

membandingkan laba bersih setelah pajak biasa dengan saham biasa yang beredar.

EPS dapat dihitung dengan rumus :

Laba bersih setelah pajak EPS = -------------------------------------- X Rp 1

Jumlah saham yang beredar

4. Analisis Harga saham

Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 172) analisis ini diperoleh

dengan cara membandingkan deviden yang diperoleh pada periode tersebut dengan

selisih tingkat keuntungan yang diharapkan dengan pertumbuhan laba dimasa yang

akan datang. Harga saham dapat dihitung dengan rumus :

DIVi P0 = r

3. Analisis Regresi Linear Berganda

Menurut Imam Ghozali (2001:42) “regresi linier ganda merupakan persamaan

matematik yang menyatakan hubungan antara sebuah variabel tak bebas (variabel

respon) dengan variabel bebas (predikator)”. Analisis regresi linier ganda dalam

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persamaan regresi pengaruh perubahan

Current rasio, Return On Investmen dan Earning per sharet terhadap perubahan

Page 35: BAB I-V.docx

35

harga saham. Model atau persamaan regresi yang diharapkan dapat dirumuskan

sebagai berikut:

Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 (Sugiyono, 2012:275)

Keterangan:

Ŷ = Perubahan harga saham

Xı = Perubahan Current rasio

X2 = Perubahan Return On Investment

X3 = Perubahan Earning per share

a = Konstanta

b1; b2; b3 = Koefisien regresi

4. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukkan berapa persen (%) variasi nilai variabel

terikat (Y) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (X). Rumus yang digunakan adalah

rumus koefisien determinasi oleh M. Arif Tiro (2002 : 232) dengan model sebagai

berikut :

R2 = JKRJKT

5. Uji T

Uji t digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh secara parsial variabel

bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen) .

Penggunaan uji t bertujuan untuk mengetahui apakah Current Ratio, Return On

Page 36: BAB I-V.docx

36

Invesment, dan Earning per share secara simultan mempunyai pengaruh terhadap

perubahan harga saham oleh M. Arif Tiro (2002 : 230) :

t = b 1sb1

dan t = b 2sb2

keterangan :

t = nilai t yang dihitung selanjutnya disebut t-hitung

b = koefisien regresi

sb1 = simpangan baku dari b

Kesimpulan :

Membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel

Jika t tabel ≤ t hitung ≤ maka Ho diterima

Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak

6. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh secara simultan

variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen).

Penggunaan uji F bertujuan untuk mengetahui apakah Current Ratio, Return On

Invesment, dan Earning per share secara bersama-sama mempunyai pengaruh

terhadap perubahan harga saham.. Dengan langkah antara lain:

a. Merumuskan Hipotesis Nol dan Hipotesis alternatif

Ho : βı = β2 = β3 = 0

artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel independent.

Ho : β1 = β2 = β3 = 0

Page 37: BAB I-V.docx

37

artinya terdapat hubungan yang signifikan antara variabel independent

dengan varibel dependen.

b. Kriteria pengujian

Ho diterima apabila: Fhitung ≤ Ftabel atau signifikasi > 0,05

Artinya Current Ratio, Return On Invesment, dan Earning per share secara

simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga

saham.

Ho ditolak apabila : Fhitung > Ftabel atau signifikasi < 0,05

Artinya Current Ratio, Return On Invesment, dan Earning per share secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham.

c. Pengujian uji F

Untuk mencari F-hitung menggunakan rumus oleh Sugiyono (2012 : 235)

R² / (k -1) Fn = (1 - R²)/ (n – K)

Keterangan:

R² = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel bebas/independen

n = Jumlah sampel/data

d. Kesimpulan

Membandingkan nilai F dengan nilai F

Jika Fhitung ≤ Ftabel maka Ho diterima

Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak

Page 38: BAB I-V.docx

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia (BEI)

1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak kolonia Belanda dan tepatnya

pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia

Belanda untuk kepentingan pemerintah colonial atau dikenal dengan sebutan VOC.

Tujuannya adalah untuk menghimpun dana guna menunjang ekspansi usaha

perkebunan milik orang Belanda di Indonesia. Investor yang berperan saat itu adalah

orang-orang Belanda dan orang-orang Eropa lainnya, sedangkan efek yang

diperdagangkan adalah saham dan obligasi milik perusahaan Belanda yang ada di

Indonesia maupun yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada

beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut

disebabkan oleh beberapa factor seperti perang dunia I dan II. Perpindahan kekuasaan

dari pemerintah colonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai

kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana

mestinya.

Page 39: BAB I-V.docx

39

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada

tahun 1977. Untuk mendorong kegiatan bursa efek, awalnya pemerintah memberikan

fasilitas perpajakan kepada perusahaan yang terdaftar di bursa efek dan kepada

investor serta lembaga penunjang yang terkait seperti broker dan dealer. Tertapi hal

ini tidak berlangsung lama, dengan dikeluarkannya peraturan perpajakan tahun 1983,

fasilitas ini kemudian dihapus kecuali untuk pajak penghasilan atas bunga deposito

dan tabungan lainnya yang ditunda pemungutannya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, kemudian pemerintah mengeluarkan

paket-paket deregulasi, diantaranya paket Desember 1988 yang berhubungan dengan

bursa efek yaitu dikenakannya pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan

berjangka lainnya. Disamping itu, isi deregulasi lain yang penting adalah

diperbolehkannya investor asing melakukan akses dibursa efek. Dengan adanya paket

deregulasi ini, makan investasi dibursa efek kembali menarik. Karena pengenaan

pajak final atas tabungan akan berdampak pada masyarakat kembali tertarik untuk

melakukan kembali investasi di bursa efek.

Sebagai tanggapan atas dikeluarkannya paket deregulasi desember 1987 dan

Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi bursa efek maka sejak 13 juli

1992, Bursa Efek Jakarta berubah menjadi perusahaan swasta yaitu PT Bursa Efek

Jakarta. Pemilik Saham adalah perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Pada

tahun yang sama BAPEPAM yang mulanya sebagai badan pelaksana pasar modal

berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Pada tahun 1993 berdiri penunjang

Page 40: BAB I-V.docx

40

pasar modal, yaitu lembaga kliring dan penyelesaian, yaitu PT Kustodian Depositor

Efek Jakarta (KDEI) dan pada tahun 1994 berdiri PT Pemeringkat Efek Indonesia.

Seiring dengan perkembangan kegiatan di bursa, pemerintah memberikan

kemudahan mengantur operasional pelaksanaan bursa efek. Terakhir pemerintah

bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyusun UU Nomor. 8

transaksi bursa efek di Indonesia beserta lembaga-lembaga penunjangnya

memperoleh kepastian hukum dalam menjalankan misinya. Bahkan dalam rangka

meningkatkan kinerja perusahaan efek, pemerintah melakukan perubahan PP Nomor

45 tahun 1995 tentang penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal, dengan

mengeluarkan PP Nomor 12 tahun 2004, pada tanggal 2 Maret tahun 2004.

Berbagai upaya terus dilakukan oleh Bursa Efek Jakarta untuk meningkatkan

pelayanan kepada pada pelaku pasar modal. Salah satunya adalah menyusun format

standar laporan emiten kepada BEJ dengan tujuan penyeragaman penyampaian

laporan serta kelengkapan informasi. Pada tahap ini emiten akan mengirimkan

laporan sesuai denga format dalam bentuk hard copy (kertas), sekarang ini

ditingkatkan dalam bentuk laporan secara elektronik.

Selanjutnya mengarah pada system administrasi tanpa kertas (paperless),

dengan system ini semua laporan harus disampaikan melalui computer sehingga

informasi yang disampaikan akan real time. Bahkan saat ini BEJ telah memanfaatkan

teknologi informasi dengan diterapkannya on line trading yang memungkinkan

pemodal melakukan transaksi atau order melalui computer secara otomatis.

Page 41: BAB I-V.docx

41

Perkembangan Pasar Modal Indonesia setelah tahun 1998 menunjukkan

jumlah yang sangat signifikan. Bahkan perna dikatakan bahwa Pasar Modal Indonesia

merupakan pasar modal dengan pekembangan tercepat didunia. Apabila di tahun

1998 tercatat 24 emiten, pada tahun 2004 tercatat 217 emiten dan data bulan Juli 2004

jumlah perusahaan yang telah go public terdapat 317 emiten. Di Indonesia terdapat

dua bursa efek yakni Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang

memperdagangkan obligasi.

Pada tanggal 3 Desember 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

(BES) digabung mejadi Bursa Efek Indonesia. Adapun alasannya penggabungan

kedua bursa tersebut adalah :

a. Alasan efesiensi. Salah satu efesiensi yang dinikmati para pelaku dengan

penggabungan tersebut adalah makin kecilnya biaya yang mesti mereka

keluarkan.

b. Tren dan keharusan. Dari sisi bursa sendiri, penyatuan bursa di sejumlah

negara maju sudah menjadi tren. Karenanya penggabungan bursa tampak

sudah menjadi kaharusan dalam beberapa tahun terakhir ini saja, bursa-

bursa dunia terus melakukan penggabungan dalam rangka efesiensi dan

persiapan persaingan global.

c. Fleksibel dan focus. Kalau selama ini investor dan perusahaan untuk

masuk ke pasar modal hanya mengenal surat utang, obligasi atau saham,

tentunya instrument pasar tidak hanya itu. Banyak produk investasi yang

belum tergarap atau bias sekelompok obligasi atau surat utang yang

Page 42: BAB I-V.docx

42

kemudian disekuritasisasi menjadi produk baru yang dikembangkan oleh

pelaku pasar.

2. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Susunan organisasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terdiri dari:

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan kekuasaan tertinggi

dalam PT Bursa Efek Indonesia. Dalam RUPS ini dipilih dewan komisaris dan

dewan direktur.

b. Dewan Komisaris

c. Dewan Direktur, terdiri dari:

1) Direktur Utama, yang secara lansung membawahi direktur pemeriksaan,

direktur operasi, direktur komunikasi, direktur sekretaris dan peneliti

senior.

2) Direktur Pemeriksaan yang membawahi 4 divisi, yaitu: Divisi

pengawasan, Divisi Umum, Divisi Pemeriksaan Anggota Bursa, dan

Divisi Pemeriksaan Internal.

3) Direktur Operasi, membawahi Direktur Pencatatan, Direktur

Perdagangan, Direktur Keanggotaan, dan Direktur Administrasi.

4) Direktur Pencatatan membawahi dua divisi yaitu: Divisi Pencatatan

Sektor Pabrikan, dan Divisi Pencatatan Sektor Jasa.

5) Direktur Perdagangan, membawahi dua divisi yaitu: Divisi Perdagangan,

Divisi Riset dan Pengembangan.

6) Direktur Keanggotaan memimpin Divisi Keanggotaan.

Page 43: BAB I-V.docx

43

7) Direktur Administrasi, membawahi empat divisi yaitu: Divisi Keuangan,

Divisi Umum, Divisi Sumber Daya Manusia, dan Divisi Teknologi

Informasi.

8) Direktur Komunikasi Perusahaan.

9) Direktur Sekretaris Perusahaan

10) Peneliti Senior.

3. Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Berikut ini disajikan sejarah singkat perusahaan - perusahaan yang menjadi

sampel penelitian :

a. PT Astra Internasional Tbk

Astra berdiri pada tahun 1957 sebagai perusahaan perdagangan. Seiring

dengan perjalanan waktu, Astra membentuk kerja sama dengan sejumlah perusahaan

kelas dunia. Saat ini Astra bergerak dalam enam bidang usaha yaitu: Otomotif; Jasa

Keuangan; Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Teknologi Informasi,

Infrastruktur dan Logistik. Di usia yang ke-55 tahun saat ini, Astra telah berkembang

menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang diperkuat dengan 185.580

orang karyawan di 170 perusahaan termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi

dan jointly controlled entities.

b. PT Astra Grafhia Tbk

Astragraphia mengawali perjalanan bisnis pada tahun 1971 sebagai Divisi

Xerox di PT Astra Internasional yang kemudian dipisahkan menjadi badan hokum

Page 44: BAB I-V.docx

44

sendiri pada tahun 1975. Pada tanggal 22 April 1976 Astragraphia ditunjuk secara

langsung sebagai distributor ekslusif dari Fuji Xerox Co. Ltd. Jepang di seluruh

Indonesia dengan ruang lingkup usaha sebagai penyedia perangkat perkantoran.

Sejalan dengan tuntutan kebutuhan pelanggan yang dinamis dan

perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi & komunikasi, sejak tahun

1990-an Astragraphia mulai merintis transformasi bisnis menjadi penyedia Solusi

Teknologi Informasi. Saat ini astragraphia memantapkan ruang lingkup usaha sebagai

penyedia bisnis berbasis teknologi dokumen, informasi & komunikasi atau yang

dikenal dengan sebutan DICT (Document, Information & Communication

Technology). Kantor pusat Astragraphia terletak di Jalan Kramat Raya 43, Jakarta

10450, dan memiliki 77 titik layan di 22 kantor cabang yang tersebar di seluruh

Indonesia.

c. PT Astra Autoparts Tbk

PT Astra Otoparts Tbk (Astra Otoparts) adalah perusahaan komponen

otomotif terkemuka Indonesia yang memproduksi dan mendistribusikan suku cadang

kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Saat ini

perusahaan telah bertransformasi menjadi perusahaan industri komponen otomotif

terbesar di Indonesia yang didukung oleh 6 unit bisnis dan 33 anak perusahaan

dengan 34.566 orang karyawan.

d. PT Kalbe Farma Tbk

PT Kalbe Farma Tbk, merupakan perusahaan multinasional yang

memproduksi farmasi, suplemen, nutrisi dan layanan kesehatan yang bermarkas

Page 45: BAB I-V.docx

45

di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam-macam

bahan farmasi. Kalbe Farma telah berhasil memposisikan merek-mereknya sebagai

pemimpin di dalam masing-masing kategori terapi dan segmen industri tidak hanya di

Indonesia namun juga di berbagai pasar internasional, dengan produk-produk

kesehatan dan obat-obatan yang telah senantiasa menjadi andalan keluarga seperti

Promag, Mixagrip, Woods, Komix, Prenagen dan Extra Joss.

e. PT Lion Metal Works Tbk

PT Lion Metal Works Tbk (‘Perseroan’) didirikan pada tanggal 16 Agustus

1972 di Jakarta dalam rangka Penanaman Modal Asing yang merupakan kerjasama

antara pengusaha Idonesia, perusahaan Singapura dan Malaysia, Pada awal kegiatan

operasi, Perseroan memproduksi peralatan perkantoran dan kemudian berkembang

dengan memproduksi peralatan pergudangan, kanal ‘C’, bahan bangunan dan

konstruksi, peralatan rumah sakit, brankas dan peralatan pengaman (safe and security

equipment).

Dan kemudian dikategorikan dalam kelompok produk. Pada awalnya

Perseroan hanya memiliki plant di Jakarta, kemudian pada tahun 1997 menambah 1

plant di Jakarta, dan 1 plant di Sidoarjo, Jawa Timur. Luas tanah di Jakarta 37.130 m2

dengan luas bangunan sekitar 28.500m2 sedangkan luas tanah di Sidoarjo sebesar

26.000m2 dengan bangunan seluas 1.017m2. Pada tahun 2007, Perseroan membeli

sebuah gudang di Sidoarjo, Jawa Timur dengan luas

Page 46: BAB I-V.docx

46

544m2. Pada tahun 2011, Pemerintah menyatakan bahwa daerah Sidoarjo merupakan

daerah bencana sehingga plant di Sidoarjo diambil alih oleh Pemerintah pada tahun

2012. Sampai dengan saat ini Perseroan mempunyai kapasitas produksi terpasang

60.000 ton per tahun yang terbagi dalam 5 kelompok produk.

f. PT Lion Mesh Prima Tbk

PT Lionmesh Prima Tbk ( perseroan ) semula bernama PT Lion Weldmesh Prima,

didirikan di Jakarta pada Tanggal 14 Desember 1982 dalam rangka Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN), bergerak dalam bidang industri jarring kawat baja las. Perseroan ini mulai

memproduksi Jaring kawat Baja Las (Welded Wire Mesh) sejak pertengahan tahun 1984

dengan merek LIONMESH yang diproduksi dalam berbagai ukuran dengan permukaan

kawat atau ulir. Produk tersebut dikemas dalam bentuk lembaran atau gulungan. Perseroan

merupakan perusahaan pertama yang memproduksi dan memasarkan jarring kawat baja las

ulir di pasaran Indonesia.

g. PT Merck Tbk

Merck adalah sebuah perusahaan farmasi, bahan kimia dan ilmu hayati (life science)

global, yang berdiri sejak tahun 1668. Di seluruh dunia, grup Merck mamiliki sekitar 40.000

karyawan di 67 negara. Produk-produk Merck dikenal dan diproduksi diseluruh dunia. Obat-

obat inovatif baik kimia dan biologi, poduk obat bebas, Kristal cair untuk display LC, Merck

pigment untuk pelapis, plastik dan industry cetak, serta produk dan layanan untuk riset

farmasi dan bioteknologi. Produk dan layanan Merck sangatlah terpercaya dimanapun.

h. PT Semen Gresik Tbk

Page 47: BAB I-V.docx

47

PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (dahulu PT Semen Gresik (Persero) Tbk)

adalah pabrik semen yang terbesar di Indonesia. Saat ini kapasitas terpasang Semen

Indonesia sebesar 29 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 42% pangsa

pasar semen domestik. Semen Indonesia memiliki anak perusahaan PT Semen

Padang PT Semen Tonasa  dan Thang Long Cement.

i. PT Selamat Sempurna Tbk

PT Selamat Sempurna Tbk. (“Perseroan”) didirikan di Indonesia pada tanggal

19 Januari 1976. Pada tahun 1994, Perseroan mengakuisisi PT Andhi Chandra

Automotive Products (ACAP). Selanjutnya pada tahun 1995, Perseroan juga

melakukan kegiatan investasi pada PT Panata Jaya Mandiri, suatu.

Perusahaan patungan (joint venture) bersama Donaldson Company Inc, USA.

Untuk terus mendukung rencana pengembangan Perseroan, maka pada akhir tahun

2000 Perseroan telah mendirikan dan meresmikan Training Center, sebuah fasilitas

pengembangan sumber daya manusia untuk mencetak tenaga teknis dan manajemen

yang handal. Pada bulan Januari 2012, Perseroan menandatangani perjanjian

kerjasama dengan Tokyo Radiator MFG. Co., Ltd., (Tokyo Radiator), untuk

membentuk PT Tokyo Radiator Selamat Sempurna (TRSS). TRSS bergerak dalam

bidang industri radiator dan produk terkait dan berdomisili di Tangerang, Indonesia.

j. PT United Tractor Tbk

Page 48: BAB I-V.docx

48

PT Uited Tractors Tbk merupakan distributor tunggal alat berat komatsu yang

mulai beroperasi di Indonesia pada tahun 1972. Selain dikenal sebagai distributor alat

berat terkemuka di Indonesia United Tractors juga aktif bergerak di bidang kontraktor

penambangan dan usaha pertambangan. Pendapatan United Tractors berasal dari

penjualan alat berat (mesin konstruksi) Komatsu, Nissan Diesel, Scania, Bomag,

Valmet dan Tadano.

k. PT Unilever Tbk

PT Unilever Indonesia Tbk bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen,

margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman

dari teh, produk-produk kosmetik, dan produk rumah tangga. Unilever Indonesia didirikan

pada tahun 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever. Pada tahun 1997, nama perusahaan

diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Beberapa merek terkenal milik Unilever adalah:

Rinso, Sunsilk, Dove, dan Clear.

4. Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM)

Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) merupakan tempat yang menyediakan

jasa/pelayanan komunikasi dan edukasi bagi komunitas bisnis dan masyarakat umum

yang tertarik akan informasi pasar modal. PIPM juga menyediakan jasa konsultasi

khusus bagi perusahaan yang akan go public. Aktivitas utamanya antara lain transaksi

perdagangan dengan informasi terbaru, training/workshop, dan seminar-seminar pasar

modal.

PIPM Makassar merupakan perpanjangan tangan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) di

Makassar dalam memperkenalkan pasar modal. PIPM merupakan sub unit

Page 49: BAB I-V.docx

49

pengembangan pasar modal. PIPM Makassar didirikan pada tanggal 27 Agustus

1997. Struktur organisasi PIPM Makassar terdiri dari Kuasa Perwakilan PT Bursa

Efek Indonesia (BEI) dan Staf Komunikasi Publik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Penyajian Data

a. Current Rasio

Current Rasio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan

aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa likuiditas suatu

perusahaan semakin baik dan hal tersebut dapat menjadi daya tarik investor untuk

menanamkan sahamnya pada perusahaan. Sehingga harga saham pada perusahaan

yang bersangkutan dapat mengalami peningkatan. Current rasio dapat diukur dengan

rumus seperti yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu :

Current Rasio= TotalUtang LancarTotal Aktiva Lancar

x 100 %

Adapun hasil perhitungannya ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 3 : Hasil Perhitungan Current Rasio (CR) tahun 2008-2012 pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ( Dalam Satuan Persen (%) ).

No. Kode 2008 2009 2010 2011 2012

Perusahaan

1 ASGR 124,7 144,7 151,0 159,2 159,3

2 ASII 1,3 1,4 1,3 1,3 1,4

3 AUTO 2,1 2,2 1,7 1,3 1,2

4 KLBF 333,4 298,7 439,4 365,3 340,6

Page 50: BAB I-V.docx

50

5 LION 8,7 8,0 8,7 7,0 9,3

6 LMSH 2,6 2,1 2,3 2,3 4,0

7 MERK 7,8 5,0 6,2 7,5 3,9

8 SMGR 338,6 358,2 291,8 264,7 170,6

9 SMSM 182 159 217 240 194

10 UNTR 1,6 1,7 1,6 1,7 2,0

11 UNVR 310,3 100,3 85,1 68,4 66,8

Rata-rata 182 159 271 240 194

Min. 1,3 1,4 1,3 1,3 1,2

  Max. 338,6 358,2 439,4 365,3 340,6

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (data diolah).

Berdasarkan rata – rata tabel diatas, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) merupakan

perusahaan yang memiliki kontribusi yang paling besar terhadap Current Rasio

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Untuk tahun 2009, diantara sebelas perusahaan yang ada pada tabel diatas

enam diantaranya mengalami penurunan Current Rasio, penurunan tersebut

kemungkinan besar disebabkan oleh menurunnya jumlah aktiva lancar yang akan

digunakan untuk menutupi kewajiban lancar yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

Sedangkan lima perusahaan lainnya pada tahun 2009 mengalami peningkatan

Current Rasio, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki aktiva lancar yang

cukup besar untuk memenuhi kewajiban lancar, serta hal tersebut menunjukkan

bahwa perusahaan tersebut tingkat likuiditasnya baik.

Pada tahun 2010 keadaan Current Rasio tidak berbeda jauh dari periode

sebelumnya dimana ada lima perusahaan yang mengalami penurunan Current Rasio.

Pada tahun 2011 keadaan Current Rasio masih seperti pada keadaan periode

sebelumnya yang dimana hanya ada lima perusahaan yang mengalami penurunan

Page 51: BAB I-V.docx

51

Current Rasio dan enam lainnya justru mengalami peningkata. Pada tahun 2012

keadaan Current Rasio tetap tidak berbeda jauh dari periode – periode sebelumnya

dimana sebagian besar perusahaan mengalami penurunan Current Rasio.

Dari lima periode tersebut, terlihat bahwa di tahun 2009 angka Current Rasio

untuk sebagian perusahaan mengalami penurunan dan hal tersebut terjadi hingga

tahun 2012. Diperkirakan keadaan tersebut disebabkan oleh kurangnya kemampuan

perusahaan untuk menutupi kewajiban lancar yang akan segera jatuh tempo dengan

menggunakan aktiva yang dimiliki. Sehingga dengan melihat keadaan Current Rasio

dari tahun 2009 sampai 2012 yang terus mengalami penurunan disebagian perusahaan

maka diprediksikan pada periode selanjutnya hal tersebut bias saja kembali terjadi.

b. Return On Invesment

Return On Invesment merupakan rasio keuangan yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atas aktiva yang dimiliki.

Semakin tinggi rasio ini akan menggambarkan semakin baik kinerja manajemen

dalam mengelolah aktiva yang dimilki. Selain itu Return On Invesment juga

menggambarkan tingkat profitabilitas suatu perusahaan, semakin tinggi rasionya

maka akan semakin menarik buat para investor untuk melakukan penanaman modal

dalam bentuk saham dan secara otomatis harga saham untuk perusahaan yang

rasionya tinggi akan mengalami kenaikan. Return On Invesment dapat diukur dengan

rumus seperti yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu :

ReturnOn Invesment=Laba set . bunga dan pajakTotal Aktiva

x 100 %

Adapun hasil perhitungannya dapat ditampilkan pada tabel berikut:

Page 52: BAB I-V.docx

52

Tabel 4 : Hasil Perhitungan Return On Invesment (ROI) tahun 2008-2012 pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ( Dalam Satuan Persen (%) ).

No. Kode 2008 2009 2010 2011 2012

Perusahaan

1 ASGR 7,4 8,6 12,0 12,4 13,8

2 ASII 14 14 15 14 12

3 AUTO 14,2 16,5 22 16 13

4 KLBF 12,4 14,3 18,3 18,0 18,4

5 LION 16,3 20,1 15,5 16,4 22,2

6 LMSH 25,5 5,3 9,4 11,1 32,1

7 MERK 26,1 33,8 27,3 39,6 18,9

8 SMGR 23,8 25,7 23,3 19,9 18,2

9 SMSM 11 15 15 18 19

10 UNTR 18,2 21,2 14,3 15,5 11,9

11 UNVR 52,7 56,3 52,2 53,1 54,2

Rata-rata 12,5 14,5 17,3 16 14,7

Min. 7,4 5,3 9,4 11,1 11,9

  Max. 52,7 56,3 52,2 53,1 54,2

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (data diolah).

Tabel 3 diatas menunjukkan rentabilitas perusahaan yang diukur dengan

menggunakan Return On Invesment (ROI), dimana nilai ROI akan menjukkan

seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, semakin tinggi nilai

ROI menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba atas akitva yang

dimiliki. Laba yang dihasilkan tersebut dapat mempengaruhi harga saham

perusahaan.

Pada tahun 2009 dari sebelas perusahaan, sepuluh diantaranya nilai Return

On Invesmentnya mengalami peningkatan, sedangkan pada PT Lionmesh Prima

(LMSH) mengalami penurunan nilai Return On Invesment kemungkinan besar

penurunan tersebut disebabkan menurunnya laba yang dihasilkan oleh perusahaan

Page 53: BAB I-V.docx

53

tersebut. Beda halnya yang terjadi pada tahun 2010 dimana dari sebelas perusahaan

terdapat lima perusahaan yang mengalami penurunan nilai Return On Invesment, dan

pada tahun 2011 nilai dari Return On Invesment dari sebels perusahaan meningkat di

tujuh perusahaan sedangkan empat diantara mengalami penurunan.

Hal tersebut menunjukkan bahwa laba yang dihasilkan oleh perusahaan

mengalami fluktuasi sehingga keuntungan yang dihasilkan atas aktiva yang dimiliki

juga mengalami fluktuasi. Hal yang tidak berbeda juga terjadi ditahun 2012 dimana

lima dari sebelas perusahaan mengalami penurunan nilai Return On Invesment dan

enam diantaranya mengalami penurunan.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa di lima periode pada tahun 2009 hanya

PT Lionmesh Prima (LMSH) yang nilai Return On Invesmentnya mengalami

penurunanan dan sisanya mengalami kenaikan, dan ditahun 2010 sampai 2012 hanya

sebagian perusahaan yang mengalami kenaikan dan sebagian lagi mengalami

penurunan nilai Return On Invesment. Kemungkinan besar hal tersebut di sebabkan

oleh nilai aktiva yang menurun sehingga keuntungan yang diperoleh akan ikut

menurun juga.

c. Earning Per Share

Earning Per Share merupakan rasio keuangan yang menggambarkan tingkat

keuntungan yang diperoleh oleh pemegang saham dari setiap lembar saham yang

dimiliki. Earning Per Share juga menunjukkan keberhasilan manajemen dalam

mencapai keuntungan bagi pemegang saham, semakin tinggi nilai Earning Per Share

akan memberikan dampak yang baik bagi perusahaan, sebab Earning Per Share yang

Page 54: BAB I-V.docx

54

tinggi menunjukkan adanya keberhasilan dalam mencapai keuntungan yang

diperuntukkan bagi para pemegang saham. Earning Per Share dapat diukur dengan

rumus seperti yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu :

EPS= Laba bersih set . pajakJumlahSaham BiasaYang Beredar

x Rp 1

Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5 : Hasil Perhitungan Earning Per Share (EPS) tahun 2008-2012 pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ( Dalam Satuan Rupiah (Rp) ).

No. Kode 2008 2009 2010 2011 2012

Perusahaan

1 ASGR 46 50 88 103 127

2 ASII 227 248 355 439 480

3 AUTO 734 996 1480 2610 2730

4 KLBF 37 158 137 158 37

5 LION 727 646 743 1010 1641

6 LMSH 926 250 766 1135 4300

7 MERK 4400 6549 5303 10320 4813

8 SMGR 426 566 613 662 817

9 SMSM 64 92 104 147 162

10 UNTR 884 1147 1164 1657 1549

11 UNVR 315 399 444 549 634

Rata-rata 798.7273 1009.182 1017.909 1708.182 1571.818Min. 37 50 88 103 37

  Max. 4400 6549 5303 10320 4813

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (data diolah).

Tabel 4 diatas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba atas saham yang dimiliki. Hal tersebut diukur dengan menggunakan rasio

keuangan Earning Per Share (EPS). Dimana nilai EPS yang semakin tinggi

menandakan bahwa perusahaan tersebut mampu memberikan tingkat kesejahteraan

yang lebih baik kepada pemegang saham, sedangkan nilai EPS yang rendah

Page 55: BAB I-V.docx

55

menandakan bahwa perusahaan tersebut gagal memberikan kemanfaatan

sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

Hal tersebut akan memberikan dampak pada harga saham, dimana EPS yang

tinggi maka harga sahamnya akan meningkat juga dan begitu pula sebaliknya

Pada tahun 2009 delapan dari sebelas perusahaan nilai Earning Per Sharenya

mengalami peningkatan dan tiga lainnya mengalami penurunan kemungkinan besar

hal tersebut disebabkan menurunya jumlah laba yang dihasilkan. Hal yang tidak

berbeda jauh juga terjadi ditahun 2010 dimana, Sembilan dari sebelas perusahaan

mengalami peningkatan nilai Earning Per Share dan dua diantaranya mengalami

penurunan nilai Earning Per Share. Dan ditahun 2011 nilai Earning Per Share

mengalami peningkatan di semua perusahaan. Sedangkan ditahun 2012 peningkatan

nilai Earning Per Share terjadi di delapan perusahaan dari sebelas perusahaan

Hal tersebut menunjukkan bahwa laba yang dihasilkan serta jumlah saham

yang beredar di pasar mengalami peningkatan jumlah sehingga laba yang dihasilkan

untuk setiap lembar saham juga mengalami peningkatan di hamper semua

perusahaan, namun ada pula perusahaan yang mengalami EPSnya mengalami

fluktuasi.

Dari gambaran tersebut dapat dilihat bahwa pada periode 2009-2012 nilai

Earning Per Share delapan dari sebelas perusahaan mengalami peningkatan

sedangkan tiga lainnya yaitu : PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT Lion Metal Works

Tbk. (LION) dan PT. Merck Tbk. (MERCK) mengalami fluktuasi nilai Earning Per

Page 56: BAB I-V.docx

56

Share. Kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh laba yang dihasilkan juga

mengalami fluktuasi sehingga laba per lembar sahamnya juga berfluktuasi.

d. Harga Saham

Harga saham merupakan harga saham yang berlaku di pasar yang terbentuk dari

kesepakatan antara penjual yang merupakan bukti dari kepemilikan suatu saham.

Harga saham mencerminkan nilai perusahaan, semakin tinggi nilai harga saham

semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut begitupun sebaliknya. Harga saham

dapat diukur dengan rumus yang telah dikemukakan sebelumnya yaitu :

P 0= DIVir

Adapun hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6 : Hasil Perhitungan Harga Saham (HS) tahun 2008-2012 pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI ( Dalam Satuan Rupiah (Rp) ).

No. Kode 2008 2009 2010 2011 2012

Perusahaan

1 ASGR 200 315 690 1140 1370

2 ASII 10.550 34700 54550 7400 7600

3 AUTO 3500 5750 17850 3400 3700

4 KLBF 400 1300 3250 680 1060

5 LION 3075 2100 3800 5250 10400

6 LMSH 3600 2400 4800 5000 10500

7 MERK 35500 80000 96500 132500 152000

8 SMGR 4175 7750 9450 11450 15850

9 SMSM 650 750 1070 1360 2525

10 UNTR 4400 15500 23800 26350 19700

11 UNVR 7800 11050 16500 18800 20850

Rata-rata 5755.505 14692.27 21114.55 19393.64 22323.18Min. 200 315 690 680 1370

  Max. 35500 80000 96500 132500 152000

Sumber: Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (data diolah).

Page 57: BAB I-V.docx

57

Tabel 5 diatas menunjukkan nilai perusahaan yang diukur dengan harga

saham, dimana nilai harga saham yang semakin tinggi maka akan semakin tinggi pula

nilai perusahaan tersebut begitupun sebaliknya.Pada periode 2008-2012 Dari sebelas

perusahaan yang menjadi sampel empat diantaranya yaitu PT Lion Mesh Prima Tbk.

(LMSH), PT Merck Tbk. (MERK), PT Semen Gresik Tbk. (SMGR), PT Selamat

Sempurna Tbk. (SMSM) dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengalami

peningkatan nilai harga saham.

Hal ini kemungkinan besar karena perusahaan – perusahaan tersebut pada

tahun 2008-2012 memperoleh keuntungan atau laba dari penjualan saham.Dimana

laba atas saham tersebut merupakan tanda atau informasi bagi investor mengenai

prospek perusahaan dimasa yang akan datang dan dianggap sebagai signal yang

menguntungkan investor, sehingga menimbulkan reaksi pada pasar modal.

Hal tersebut,tidak lepas dari makanisme yang dibentuk oleh pasar yang

tergantung pada permintaan dan penawaran. Bila permintaan terlalu tinggi maka

harapan pasar sangat optimis terhadap suatu perusahaan, mungkin karena perusahaan

sejatinya memang bagus, jadilah harga saham perusahaan tersebut tinggi. Sedangkan

untuk tujuh perusahaan lainnya, harga sahamnya mengalami fluktuasi. Hal ini

diperkirakan pada tahun tertentu kondisi pasar menurun,baik karena kondisi

perekonomian atau memang prospek kegiatan operasional perusahaan menurun,

sehingga laba dan pembagian deviden perusahaan ikut menurun.

Hal ini merupakan signal negative bagi para investor. Karena dapat

mempengaruhi prospek perusahaan kedepannya untuk menghindari kerugian para

Page 58: BAB I-V.docx

58

investor menjual atau mengalihkan investasinya. Secara umum, harga saham pada

perusahaan manufaktur mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat dari kesebelas

perusahaan yang harga sahamnya mengalami peningkatan atau penurunan pada tahun

– tahun tertentu.

2. Analisis Data

a. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk menguji data variabel bebas (X) dan data variabel

terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan. Persamaan regresi dikatakan baik

jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati

normal atau normal sama sekali. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Variabel (bebas atau

terikat) berdistribusi normal jika Z hitung < Z table, sedangkan variabel berdistribusi

tidak normal jika Z hitung > Z table. Untuk menguji normalitas dalam penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan uji ini dapat diketahui bahwa data

yang digunakan dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak.

Tabel 7 : Uji Normalitas dengan menggunakan One Sampel Kolmogorov –

Smirnov

Page 59: BAB I-V.docx

59

Tabel One Sample Kolmogorov - Smirnov

Unstandardized Residual

N 11

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 6.03111959E3

Most Extreme Differences

Absolute .204

Positive .134

Negative -.204

Kolmogorov-Smirnov Z .678

Asymp. Sig. (2-tailed) .748

a. Test distribution is Normal.Sumber : Hasil Olah Data SPSS

Pada tabel 7 dapat dilihat nilai probabilitas sebesar 0,748

atau sebesar 74,8%, nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti

sebaran data berdistribusi normal. Karena data tersebut

berdistribusi normal maka model regresi yang ada layak untuk

dipakai.

2. Uji multikolinieritas

Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui tingkat ke-eratan hubungan

antar variabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi diantara variabel

indpendennya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model

regresi adalah untuk menggunakan analisis matriks korelasi antara variabel bebas dan

Page 60: BAB I-V.docx

60

perhitungan nilai VIF dan nilai Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas

multikolinieritas mempunyai tolerence value di atas angka 0,1, sedangkan batas VIF

adalah 10.. Hasil perhitungan korelasi dengan program SPSS dapat dilihat pada

tabel 8 berikut ini :

Tabel 8: Hasil Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

CR .141 7.080

ROI .143 6.998

EPS .494 2.025

a. Dependent Variabel : HSSumber : Hasil Olah Data SPSS

Dengan melihat hasil pengujian multikolinearitas pada tabel 8, diketahui

bahwa tidak ada satupun dari variabel bebas yang mempunyai nilai Tolerance lebih

kecil dari 0,10. Begitu juga dengan nilai VIF masing-masing variabel bebas tidak ada

yang lebih besar dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antar variabel

bebas tidak terjadi masalah multikolinearitas.

3. Uji Autokolerasi

Page 61: BAB I-V.docx

61

Menguji suatu korelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada

tidaknya korelasi antar variabel pengganggu (t) pada periode tertentu dengan varibel

penggangu periode sebelumnya (t-1). Cara mudah untuk mendeteksi autokorelasi

dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. Untuk mempercepat proses ada tidaknya

autokorelasi dalam suatu model dapat digunakan patokan nilai dari Durbin Watson

hitung mendekati angka 2. berikut ini disajikan tabel perhitungan nilai D-W :

Tabel 9 : Hasil uji Autokolerasi dengan menggunakan uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 .800a .639 .485 7208.56668 3.104

a.Predictors: (Constant), EPS, ROI, CRb.Dependent Variable : HSSumber : Hasil Data olah SPSS

Dari hasil pengujian Durbin-Watson dengan SPSS dilihat nilai DW < 2,35.

Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi antara masing-masing

variabel bebas.

b. Analisis Regresi Berganda

Pengaruh Current Rasio, Return On Invesment dan Earning Per Share terhadap harga

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat

dilihat dari analisis regresi berganda dengan menggunakan program SPSS. Berikut

data yang diregresi dengan menggunakan program SPSS.

Page 62: BAB I-V.docx

62

Tabel 10 : Data yang diinput ke Program SPSS 20

No Kode Tahun CR ROI EPS HS

1 ASGR

2008

12,7 7.4 46 2002 ASII 1,3 14 227 105503 AUTO 2,1 14,2 734 35004 KLBF 333,35 12,4 72 4005 LION 8,7 16,3 727 30756 LMSH 2,6 25,5 926 36007 MRCK 7,8 26,1 4400 355008 SMGR 338,6 23,8 426 41759 SMSM 182 11 64 65010 UNTR 1,6 18,2 884 440011 UNVR 3103 52,7 315 78001 ASGR

2009

144,7 8,6 50 3152 ASII 1,4 14 248 105503 AUTO 2,2 16,5 996 57504 KLBF 298,70 14,3 97 13005 LION 8,0 20,1 646 21006 LMSH 2,1 5,3 250 24007 MRCK 5,0 33,8 6549 800008 SMGR 358,2 25,7 566 77509 SMSM 159 15 92 75010 UNTR 1,7 21,2 1147 1550011 UNVR 100,3 56,3 399 110501 ASGR

2010

151,0 12,0 88 6902 ASII 1,3 15 355 545503 AUTO 1,7 22 1480 178504 KLBF 439,36 18,3 137 32505 LION 8,7 15,5 743 38006 LMSH 2,3 9,4 766 48007 MRCK 6,2 27,3 5303 965008 SMGR 291,8 23,3 613 94509 SMSM 217 15 104 107010 UNTR 1,6 14,3 1164 2380011 UNVR 85,1 52,2 444 165001 ASGR 2011 159,2 12,4 103 1140

Page 63: BAB I-V.docx

63

2 ASII 1,3 14 439 74003 AUTO 1,3 16 2610 34004 KLBF 365,27 18,0 158 6805 LION 7,0 16,4 1010 52506 LMSH 2,3 11,1 1135 50007 MRCK 7,5 39.6 10320 1325008 SMGR 264,7 19,9 662 114509 SMSM 240 18 147 136010 UNTR 1,7 15,5 1657 2635011 UNVR 68,4 53,1 546 188001 ASGR 159,3 13,8 127 13702 ASII 1,4 12 480 7600 3 AUTO 1,2 13 2730 37004 KLBF 340,54 18,4 37 10605 LION 2012 9,3 22,2 1641 104006 LMSH 4,0 32,1 4300 105007 MRCK 3,9 18,9 4813 1520008 SMGR 170,6 18,2 817 158509 SMSM 194 19 162 252510 UNTR 2,0 11,9 1549 1970011 UNVR 66,8 54,2 634 20850

Sumber: Data Olahan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dan berikut hasil uji regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS.

Tabel 11 : Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

CR

ROI

EPS

-9772.155

-21.575

1711.090

-22.421

6067.491

6.633

486.729

9.802

-1.964

2.111

-.739

-1.611

-3.253

3.515

-2.287

.151

.014

.010

.056

a. Dependent Variable: HSSumber : Hasil Olah Data SPSS

Page 64: BAB I-V.docx

64

Berdasarkan hasil regresi yang tertera pada ringkasan tabel 11 maka diperoleh

persamaan regresi yaitu :

Ý = -9772,155 – 21,575CR + 1711,090ROI – 22,421EPS

Dari persamaan regresi berganda diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Nilai konstanta yaitu sebesar -9772,155. Hal ini menunjukkan bahwa apabila

CR, ROI dan EPS konstan, maka perubahan harga saham akan menurun

sebesar Rp 9772,155

b. Koefisien regresi variabel CR bernilai negative yaitu sebesar 21,575. Hal ini

berarti apabila nilai CR meningkat sebesar 1 persen, maka harga saham pada

perusahaan manufaktur turun sebesar 21,575%

c. Koefisien regresi variabel ROI bernilai positif yaitu sebesar 1711,090. Hal ini

berarti apabila nilai ROI meningkat sebesar 1 persen, maka harga saham pada

perusahaan manufaktur meningkat sebesar 1711,090%

d. Koefisien regresi variabel EPS bernilai negative yaitu sebesar 22,421. Hal ini

berarti apabila nilai EPS meningkat sebesar 1 persen, maka harga saham pada

perusahaan manufaktur menurun sebesar 22,241%

c. Uji T ( parsial)

Uji-t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen secara individu terhadap variabel dependen. Pengujian regresi digunakan

pengujian dua arah (Two tailed test) dengan menggunakan tingkat signifikan 5%.

Page 65: BAB I-V.docx

65

Berikut hasil pengujian parsial (uji-t) dengan menggunakan program SPSS sebagai

berikut:

Tabel 12 : Hasil perhitungan nilai t-hitung

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

(Constant) -9772.155 6067.491 -1.611 .151

CR -21.575 6.633 -1.964 -3.253 .014

ROI 1711.090 486.729 2.111 3.515 .010

EPS -22.421 9.802 -.739 -2.287 .056

a. Dependent Variable: Hs Sumber : Hasil olah data SPSS

Berdasarkan tabel 12, maka dapat diuraikan pengaruh masing – masing variabel

independent terhadap variabel dependent sebagai berikut :

a. Pengaruh Current Rasio (CR) terhadap harga saham

Berdasarkan tabel 12 dapat dlihat besarnya t-hitung untuk variabel CR

adalah -1,661 dan Sig sebesar 0,151. Oleh karena nilai Sig 0,151 lebih besar

dari 0,05, Hipotesis yang diajukan ditolak, yang berarti bahwa variabel CR

Page 66: BAB I-V.docx

66

tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Pengaruh Return On Invesment (ROI) terhadap harga saham

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat besarnya t-hitung untuk variabel ROI

adalah -3,253 dan Sig sebesar 0,014. Oleh karena Sig 0,014 lebih kecil dari

0,05, hipotesis yang diajukan diterima,yang berarti bahwa variabel ROI

berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat besarnya t-hitung untuk variabel EPS

adalah -2,827 dan Sig sebesar 0,010. Oleh karena Sig 0,010 lebih kecil dari

0,05, hipotesis yang diajukan diterima, yang berarti bahwa variabel EPS

berpengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaann manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

d. Uji F (simultan)

Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen (Current Rasio,

Return On Invesment dan Earning Per Share) secara bersama-sama terhadap variabel

dependen (harga saham) digunakan uji F dengan tingkat signifikan 5% atau 0,05.

Berikut hasil pengujian simultan (uji-F) dengan menggunakan SPSS sebagai berikut:

Tabel 13 :Hasil Perhitungan F-Hitung

Page 67: BAB I-V.docx

67

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.449E8 3 2.150E8 4.137 .056a

Residual 3.637E8 7 5.196E7

Total 1.009E9 10

a. Predictors: (Constant), EPS, ROI, CR

b. Dependent Variable: HS

Pada tabel 13 diketahui bahwa nilai F-Hitung adalah sebesar 4,137 dan signifikan

sebesar 0,056, karena nilai signifikan F-hitung sebesar 0,056 lebih besar dari 0,05.

Maka dengan demikian terbukti bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari CR,

ROI dan EPS secara bersama – sama terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Page 68: BAB I-V.docx

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh current rasio, return on investment dan

earning per share terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang tedaftar di

Bursa Efek Indonesia,maka disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil regresi linear berganda menunjukkan :

Ý = -9772,155 – 21,575CR + 1711,090ROI – 22,421EPS hal ini berarti :

a. Nilai konstanta yaitu sebesar -9772,155. Hal ini menunjukkan bahwa

apabila CR, ROI dan EPS konstan, maka perubahan harga saham akan

menurun sebesar Rp 9772,155

b. Koefisien regresi variabel CR bernilai negative yaitu sebesar 21,575.

Hal ini berarti apabila nilai CR meningkat sebesar 1 persen, maka harga

saham pada perusahaan manufaktur turun sebesar 21,575%

c. Koefisien regresi variabel ROI bernilai positif yaitu sebesar 1711,090.

Hal ini berarti apabila nilai ROI meningkat sebesar 1 persen, maka harga

saham pada perusahaan manufaktur meningkat sebesar 1711,090%

Page 69: BAB I-V.docx

69

d. Koefisien regresi variabel EPS bernilai negative yaitu sebesar 22,421.

Hal ini berarti apabila nilai EPS meningkat sebesar 1 persen, maka harga

saham pada perusahaan manufaktur menurun sebesar 22,241%

2. Hasil uji hipotesis secara parsial ( uji t ) menunjukkan bahwa variabel Current

Rasio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. Sementara variabel

Return On Invesment dan variabel Earning Per Share berpengaruh signifikan

terhadap harga saham.

3. Hasil uji hipotesis secara simultan ( uji F ) menunjukkan tidak ada pengaruh

yang signifikan dari variabel Current Rasio, Retrun On Invesment dan

Earning Per Share terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B. Saran

1. Bagi investor diharapkan lebih teliti mengamati perkembangan kinerja

perusahaan, terutama pada rasio keuangan khususnya current rasio, return on

investment sehingga dapat memberikan nilai maksimal bagi perusahaan.

2. Untuk meningkatkan current rasio, return on investment dan earning per

share, sebaiknya perusahaan memperbaiki manajemen aktiva dan pasiva

sehingga dapat menari minat investor untuk menanamkan sahamnya.

3. Bagi peneliti berikutnya diharapkan menggunakan semua jenis perusahaan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian sehingga

dapat mencerminkan reaksi pasar modal secara keseluruhan.

Page 70: BAB I-V.docx

70

4. Bagi penelitian berikutnya diharapkan manambah rasio keuangan lainnya

sebagai variabel independent, karena sangat dimungkinkan rasio keuangan

lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap harga

saham.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga. 2001. Metode Penelitian Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.

Arifin. 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Persada

Brealey. Myers dan Marcus. 2007. Dasar – dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga.

Brigham dan Houston. 2010. Dasar – dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Gujarati, Damodar. 2003. Basic Economertrics. New york: Mc Graw Hill

Harmono. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara.

Imam Ghozali. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Jogiyanto. 2000. Teori Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.

Kasmir & Jakfar. 2007. Studi kelayakan bisnis. Jakarta : Kencana.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta : Kencana.

Lukas Setia Atmaja. 2003. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Andi

Mangani, Ktut Silvanita. 2009. Bank dan Lembaga keuangan lainnya. Jakarta : Erlangga.

M. Arif, Tiro dan Ilyas, Baharuddin, 2002. StatistikaTerapan. Makasar: Andira Publisher

Page 71: BAB I-V.docx

71

Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sugiyono. 2001. Statistik Nonparametris. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2012. Statistika untuk penelitian. Bandung ALFABETA.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Syamsuddin,Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta : Rajawali pers.

Walsh, Ciaran. 2003. Key management rations. Jakarta : Erlangga.

Wild John, Subramanyam K.R dan Hasley Robert. 2005. Financial Statment Analysis,8thed. Jakarta: Salemba Empat.

Sumber lain :

Denies Priatinah & Prabandaru Adhe Kusuma. 2012. Pengaruh Current Rasio, Return On Invesment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2010. Jurnal Akuntansi Keuangan. Diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya, Surabaya

Herlina & Bram Hadianto. 2007. Pengaruh Rasio Fundamental Terhadap Harga Saham Sektor Telekomunikasi pada periode 1997-2005 di Bursa Efek Jakarta. Proceeding Seminar Nasional SMART Membaca Jaman Dalam Perspektif Manajemen, 99-116

Iin Indarti. 2011. Analisis Perbandingan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split. Jurnal Akuntansi keuangan. Diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Widya Manggala. Semarang

Imron Rosyadi. 2002. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham (Study Pada 25 Emiten 4 Rasio Keuangan di BEJ). Jurnal Akuntansi Keuangan. Diterbitkan oleh Jurusan Akuntansi UNS. Surakarta.

http://www.fe.uns.ac.id, 3 Februari 2009

Page 72: BAB I-V.docx

72

http://www.idx.co.id, 27 Januari 2009

http://www.okasatria.blogspot.com, 27 Januari 2009.

http:// www.seputar-indonesia.com , 27 Januari 2009.

Robin Wiguna & Anastasia S Mendari. 2008. Pengaruh Earning Per Share Dan Tingkat Bunga SBI Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di LQ45 BEI. Jurnal Keuangan Dan Bisnis. Vol 6. No. 2. Hal. 130-142

Wijayani, W. & A. Wijayanto. 2005. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga Deposito, dan Volume Perdagangan Saham Terhadap Harga Saham. Jurnal keuangan dan perbankan. Vol 9 (3): 884-903.

Yogo Purnomo. 1998. Keterkaitan Kinerja Keuangan Dengan Harga Saham (Studi

Kasus 5 Rasio Keuangan 30 Emiten di BEJ Pengamatan 1992-1996). Usahawan.

Th XXVII No. 12.