bab iv new

22
Efektivitas Teknik Mistake Buster Terhadap Motivasi Belajar Geografi Siswa Kelas X MA NS (Nahdlatus Shaufiah) Wanasaba Tahun Pelajaran 2011-2012 M. Hadi Zuhri 1 Wardatul Aini 2 ABSTRAK Permasalahan yang di hadapi Kebanyakan siswa M. A Nahdlatus Saufiah Wanasaba adalah mereka cenderung pasif dan hanya siswa tertentu saja yang mampu menjawab pertanyaan. Selain itu tidak banyak siswa yang mau bertanya, apalagi berpendapat secara spontan. Rendahnya motivasi belajar siswa dan sikap siswa tersebut berdampak pada hasil belajar yang diperoleh oleh siswa kurang memuaskan. Dalam kaitannya dengan motivasi, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa, antara lain dengan memperhatikan prinsip-prinsip: siswa akan bekerja keras kalau ia punya minat dan perhatian terhadap pekerjaannya, memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti, memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik,menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna. Untuk mengatasi kendala diatas tersebut maka diperlukan suatu 1 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Geografi STKIP Hamzanwadi Selong 2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP Hamzanwadi Selong

Upload: khairu-din

Post on 12-Aug-2015

267 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV new

Efektivitas Teknik Mistake Buster Terhadap Motivasi Belajar Geografi Siswa Kelas X MA NS (Nahdlatus Shaufiah) Wanasaba Tahun Pelajaran

2011-2012

M. Hadi Zuhri1

Wardatul Aini2

ABSTRAK

Permasalahan yang di hadapi Kebanyakan siswa M. A Nahdlatus Saufiah

Wanasaba adalah mereka cenderung pasif dan hanya siswa tertentu saja yang

mampu menjawab pertanyaan. Selain itu tidak banyak siswa yang mau bertanya,

apalagi berpendapat secara spontan. Rendahnya motivasi belajar siswa dan sikap

siswa tersebut berdampak pada hasil belajar yang diperoleh oleh siswa kurang

memuaskan. Dalam kaitannya dengan motivasi, guru harus mampu

membangkitkan motivasi belajar siswa, antara lain dengan memperhatikan

prinsip-prinsip: siswa akan bekerja keras kalau ia punya minat dan perhatian

terhadap pekerjaannya, memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti,

memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta

didik,menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna. Untuk

mengatasi kendala diatas tersebut maka diperlukan suatu pendekatan atau teknik

pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang

menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari.

Pendekatan atau teknik yang dimaksud adalah dengan menggunakan tehknik

“mistake buster”, yang dimaksud dengan mistake adalah ide atau pendapat

sesuatu yang tidak benar dan sebuah benda dengan benar dikerjakan atau

dipikirkan, dan buster artinya seseorang yang mengistirahatkan sesuatu atau

memberhentikan sesuatu

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

tingkat evektifitas teknik mistake buster terhadap motivasi belajar geografi siswa

kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba. Teknik pengumpulan data dalam

1 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Geografi STKIP Hamzanwadi Selong

2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP Hamzanwadi Selong

Page 2: BAB IV new

penelitian ini menggunakan Observasi untuk mengetahui sejauhmana efektiftas

Teknik Mistake Buster pada kelas Eksperimen dan Angket digunakan untuk

menggali informasi mengenai tanggapan siswa terhadap penerapan teknik Mistake

Buster

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian menunjukkan bahwa nilai

ttabel = 2,003 pada taraf signitifkan 5% dan thitung = 6,795 dan nilai ini berarti bahwa

thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Pengaruh Penerapana

teknik mistake buster terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas X MA

Nahdlatus Shaufiah Wanasaba pada mata pelajaran geografi Tahun Pelajaran

2011-2012. Pembelajaran dengan Mistake Buster meningkatkan Motivasi Belajar

siswa yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan metode

konvensional. Dengan demikian pengajaran dengan menggunakan Mistake Buster

lebih efektif daripada pengajaran secara konvensional terhadap Motivasi belajar

Geografi siswa dan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

A. Pendahuluan

Permasalahan yang di hadapi Kebanyakan siswa M. A Nahdlatus Saufiah

Wanasaba adalah mereka cenderung pasif dan hanya siswa tertentu saja yang

mampu menjawab pertanyaan. Selain itu tidak banyak siswa yang mau bertanya,

apalagi berpendapat secara spontan. Rendahnya motivasi belajar siswa dan sikap

siswa tersebut berdampak pada hasil belajar yang diperoleh oleh siswa kurang

memuaskan. Dalam kaitannya dengan motivasi, guru harus mampu

membangkitkan motivasi belajar siswa, antara lain dengan memperhatikan

prinsip-prinsip: siswa akan bekerja keras kalau ia punya minat dan perhatian

terhadap pekerjaannya, memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti,

memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta

didik,menggunakan hadiah, dan hukuman secara efektif dan tepat guna. Untuk

mengatasi kendala diatas tersebut maka diperlukan suatu pendekatan atau teknik

pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang

menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari.

Pendekatan atau teknik yang dimaksud adalah dengan menggunakan tehknik

Page 3: BAB IV new

“mistake buster”, yang dimaksud dengan mistake adalah ide atau pendapat

sesuatu yang tidak benar dan sebuah benda dengan benar dikerjakan atau

dipikirkan, dan buster artinya seseorang yang mengistirahatkan sesuatu atau

memberhentikan sesuatu

Pembelajaran pada dasarnya menciptakan suasana agar siswa mau belajar

dan menyiapkan subtansi yang dipelajarinya. Belajar merupakan tindakan dan

prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh

siswa sendiri. Keberhasilan siswa dalam mempelajari suatu materi pelajaran

terletak pada kemampuan dan motivasi siswa itu sendiri dalam mengelola belajar,

kondisi membangun struktur kongnitifnya pada bangunan pengetahuan awal, dan

mempersentasikannya kembali secara benar. Belajar, perkembangan, dan

pendidikan merupakan suatu pristiwa dan tindakan sehari-hari. Dari sisi siswa

sebagai pelaku belajar dan dari sisi guru pembelajar, dapat ditemukan adanya

perbedaan dan persamaan.

Dalam proses belajar mengajar disekolah, guru harus memiliki strategi

atau pendekatan agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada

tujuan pembelajaran yang diharapkan. Jika kemampuan guru tidak memadai

dalam segala hal terutama dalam metodelogi pembelajaran maka minat dan

motivasi siswa untuk belajar akan semakin kurang. Yang mana akibatnya akan

semakin kurang pemahaman siswa mengenai pelajaran geografi, yang dalam hal

ini motivasi belajar siswa berkurang dikarenakan teknik dan sarana perasarana

pembelajaran yang tersedia masih kurang memadai.

Berdasarkan permasalahan tersebut, seorang guru harus mampu

menerapkan suatu metode atau teknik yang dapat memberikan solusi terhadap

masalah tersebut. Untuk mengatasi kendala diatas tersebut maka diperlukan suatu

pendekatan atau teknik pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar

siswa yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang

dipelajari.

Pendekatan atau teknik yang dimaksud adalah dengan menggunakan

tehknik “mistake buster”, yang dimaksud dengan mistake adalah ide atau

pendapat sesuatu yang tidak benar dan sebuah benda dengan benar dikerjakan

Page 4: BAB IV new

atau dipikirkan, dan buster artinya seseorang yang mengistirahatkan sesuatu atau

memberhentikan sesuatu. Dari persepsi di atas, Huynh mengatakan bahwa tehknik

mistake buster ini digunakan untuk melibatkan para siswa dalam proses

pembelajaran, dimana para siswa bertindak sebagai pengoreksi. (Hai KP. Huynh:

2003).

Dalam kegiatan belajar mengajar, dikenal adanya motivasi belajar, yaitu

motivasi yang diterapkan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar adalah

keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbukan kegiatan

belajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.

Pembelajaran bukan hanya sekedar memorasi dan recall, bukan pula sekedar

penekanan pada penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan, tetapi lebih

menekankan pada internalisasi tentang apa yang diajarkan sehingga tertanam dan

berfungsi sebagai muatan nurani hidayati diperaktikkan dalam kehidupan oleh

peserta didik.

Tehknik “mistake buster” ini bisa digunakan guru untuk mengukur

kemampuan dan motivasi siswa atau siswanya dalam memberikan materi. Dalam

peroses pembelajaran efektif menekankan bahwa bagaimana siswa mampu belajar

melalui kreativitas guru, pembelajaran dikelas menjadi menjadi sebuah aktivitas

yang menyenangkan, perwujudan pembelajaran efektif akan memberikan

kecakapan hidup kepada siswa dan aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh teknik mistake buster terhadap

motivasi belajar geografi siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui tingkat evektifitas teknik mistake buster terhadap motivasi belajar

geografi siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba. Penelitian ini

diharapkan menjadi saham pertimbangan yang positif bagi pelaksanaan proses

Page 5: BAB IV new

pembelajaran, dikaitkan dengan efektivitas teknik mistake buster untuk

meningkatkan motivasi belajar geografi siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah

Wanasaba. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan di bidang pendidikan geografi, khususnya mengenai efektivitas

tehknik mistake buster terhadap motivasi belajar geografi siswa kelas X MA

Nahdlatus Shaufiah Wanasaba Tahun Pelajaran 2011/2012.

D. Tinjauan Pustaka

Tehknik “mistake buster” bisa digunakan oleh guru untuk mengukur

kemampuan siswa dan motivasi siswa dalam memberikan materi. Tehknik ini

telah diperkenalkan oleh Hai Kp Huynh, yaitu seorang ahli dalam mengajar.

Teknik ini sangat menarik dalam menemukan kecocokan dan gambaran dari

evaluasi sebagai petunjuk bagi guru dan para siswa. Teknik ini bisa dihubungkan

dengan kemampuan lainnya tetapi teknik ini lebih fokus dalam mengajar. Teknik

ini bisa memiliki mamfaat yang umum, sebagai contoh mamfaat mengoreksi

kesalahan.

Teknik ini juga bisa membantu guru untuk melihat motivasi siswa dalam

belajar geografi dan bisa digunakan untuk memperkuat dan meningkatkan

motivasi siswa misalnya dalam seorang guru memberikan materi kepada siswanya

dan dalam memberikan materi guru sengaja membuat kesalahan kemudian para

siswa yang mengoreksi kesalahan tersebut. Dari itu guru tau tingkat motivasi

siswa dalam belajar dan sejauh mana siswa memperhatikan materi yang diberikan

oleh guru.

Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat

menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu

kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi

intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Motivasi memegang

peranan penting dalam belajar. Seseorang siswa tidak akan dapat belajar dengan

baik dan tekun jika tidak ada motivasi didalam dirinya. Bahkan tanpa motivasi,

seseorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Maka dari itu, guru selalu

Page 6: BAB IV new

memperhatikan masalah motivasi ini dan berusaha agar tetap tergejolak didalam

diri setiap siswa selama pengajaran berlagsung.

Dalam peroses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa mempunyai

motivasi yang sama terhadap sesuatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi

seorang siswa menyenanginya, tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa

tersebut tidak menyenanginya. Ini merupakan masalah bagi guru dalam setiap kali

mengadakan pertemuan. Guru selalu diharapkan pada masalah motivasi. Guru

selalu ingin memberikan motivasi terhadap siswanya yang kurang

memperhatikaan materi pelajaran yang diberikan.

Seorang guru sebaiknya memiliki rasa ingin tahu, mengapa dan bagaimana

anak belajar dan menyesuaika dirinya dengan kondisi-kondisi belajar dalam

lingkungannya Howard (1968, dalam Mulyasa, 2004:114). Hal tersebut akan

menambah pengalaman dan wawasan guru sehingga memungkinkan proses

pembelajaran berlangsung lebih efektif dan optimal, karena pengetahuan tentang

kejiwaan anak yang berhubungan dengan masalah pendidikan bisa dijadikan dasar

dalam memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga mau dan mampu

belajar dengan sebaik-baikya.

Sehubungan dengan uraian diatas, aspek-aspek peserta didik yang perlu

dipahami guru antara lain : kamampuan, potensi, minat, kebiasaan, hobi, sikap,

kepribadian, hasil belajar, catatan kesehatan, latar belakang keluarga, dan

kegiatannya di sekolah.

Telah dikemukakan diatas bahwa teknik “mistake buster” ini digunakan

untuk melibatkan para siswa dimana siswa bertindak sebagai pengoreksi. Guru

selalu menjadi source corrector untuk kesalahan siswa , walaupun sudah dibantu

mengoreksi kesalahan yang dibuat dan diberi penjelasan secara deduktif,

kesalahan-kesalahan masih terus muncul, dan bahkan ini berpengaruh terhadap

hasil tes dan motivasi siswa, dimana kpemahaman mereka dinyatakan masih

lemah.

Fenomena tersebut di atas terjadi karena (1) guru tidak berusaha

memvariasikan pembelajaran khususnya pembelajaran geografi yang lebih

menantang mereka untuk belajar mengoreksi pekerjaan sendiri atau pekerjaan

Page 7: BAB IV new

orang lain, (2) siswa tidak mempunyai pengetahuan atau pemahaman yang cukup

tentang aturan-aturan untuk melakukan koreksi, dan (3) guru merasa bahwa

dengan koreksi diri guru maka permasalahan lebih cepat terbatasi.

Dengan adanya teknik “mistake buster” ini motivasi belajar siswa

meningkat dan bergairah dalam peroses belajar, seperti yang sudah dijelaskan

bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menetukan keefektifan

pembelajaran. Motivasi belajar memegang peranan penting dalam memberikan

gairah, semangat dan ras senang dalam belajar sehingga yang mempunyai

motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan

belajar. Siswa yang mempunyai motivasi tinggi sangat sedikit yang tertinggal

belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan dalam belajarnya.

E. Metode Penelitian

Berdasarkan keadaan objek penelitian ini yaitu gejala yang diteliti itu

ditimbulkan dengan sengaja yaitu efektivitas metode teknik mistake buster

terhadap motivasi belajar geografi, maka metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini sangat sesuai untuk mengetahui

sebab-akibat variable penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui tingkat evektifitas teknik mistake buster dalam meningkatkan

motivasi belajar geografi siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba dan

mengetahui besarnya motivasi belajar geografi siswa kelas X MA Nahdlatus

Shaufiah Wanasaba.

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X MA Nahdlatus Shaufiah

Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Tahun pelajaran 2011/2012. Sedangkan

waktu pelaksanaan penelitian direncanakan dua bulan yaitu bulan Januari sampai

Februari. Subyek akan diteliti adalah siswa kelas X MA Nahdlaltus Shaufiah

Wanasaba dengan tema yang diangkat adlah teknik mistake buster terhadap

motivasi belajar siswa.

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada

alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen

penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

Page 8: BAB IV new

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara sfesifik semua

fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen penelitian ini yaitu berupa

angket dengan skala Likert yang tiap soal mempunyai 5 pilihan jawaban dan

hanya satu pilihan yang benar.

Oleh karena itu agar kesimpulan tidak keliru dan tidak memberikan

gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya diperlukan uji

validitas dan reliabilitas dari alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Untuk

mengetahui nilai validitas digunakan rumus Product moment dan untuk

menentuka reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha.

Untuk mendapat data penelitian digunakan beberapa cara yaitu (1)

Observasi adalah pengamatan langsung kepada suatu obyek yang diteliti. (2)

Angket atau Kueisioner adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara

tertulis kepada seseorang, (yang dalam hal ini disebut responden), dan cara

menjawab juga dilakukan dengan tertulis.

Data yang diperoleh dideskripsikan dengan menggunakan statistik

deskriptif yang meliputi skor maksimal (SMi), harga rata – rata ideal (Mi) dan

simpangan baku atau standar deviasi ideal (SDi) dimana untuk

dan . (Nyoman Dantes). Hal ini Untuk memperluas

pendeskripsian data dengan cara:

Mi + 1 SDi sampai Mi + 3 SDi tinggi

Mi - 1 SDi sampai Mi + 1 SDi sedang

Mi - 3 SDi sampai Mi -1 SDi rendah

Sebelum melakukan analisis data untuk menguji hipotesis terlebih dulu

dilakukanuji prasyarat analisis. Adapun uji prasyarat yang dipakai dalam

penelitian ini antara lain: (a) Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah

terdistribusi normal atau tidak sebaran data yang digunakan dalam penelitian uji

normalitas dilakukan dengan uji X2. (b) Uji homogenitas data yang digunakan

dimaksudkan untuk menghitung seragam tidaknya sampel-sampel yang diambil

dari populasi yang sama.

Page 9: BAB IV new

Uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian, perlakuan

pembelajaran dengan teknik mistake buster, maka data akhir hasil belajar

Geografi siswa diolah dengan menggunakan uji–t (Arikunto, 2006)

Hipotesis merupakan kebenaran sementara yang masih perlu diuji secara

statistik. Di dalam menentukan penerimaan dan penolakan hipotesis maka

hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nihil (Ho). Untuk menguji

hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan taraf signifikan 95 % mengacu pada

ketentuan Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sedangkanJika t

hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Rumus yang digunakan untuk

menganalisis data dalam penelitian ini adalah rumus t-test.

F. Hasil Penelitian

Berdasarkan data yang telah dikumpulkan untuk kelas Eksperimen,

diperoleh skor terendah 110 dan skor tertinggi 151. Dari hasil analisa data tersebut

di atas, diperoleh skor rata-rata (M) = 131,67 dan standar deviasi (SD) = 10,619 .

Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh skor terendah 90 dan skor tertinggi 125.

Dari hasil analisa data tersebut di atas, diperoleh skor rata-rata (M) = 107,40 dan

standar deviasi (SD) = 9,254.

Setelah dilakuan penggolongan data, maka berdasarkan nilai rata-rata (M)

yang diperoleh sebesar 131,67 dapat digolongkan kategori tinggi. Ini berarti

bahwa motivasi belajar siswa kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba dengan

menerapkan pembelajaran Mistake Buster termasuk kategori Tinggi. Sedangkan

untuk kelas kontrol berdasarkan nilai rata-rata (M) yang diperoleh sebesar 107,40

dapat digolongkan kategori sedang. Ini berarti bahwa motivasi belajar siswa kelas

X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba tanpa menerapkan pembelajaran Mistake

Buster termasuk kategori sedang.

Dari hasil analisi data untuk kelas eksperimen menunjukkan bahwa harga

hitung adalah 3,603 sementara ini harga kritik tabel adalah 11,070 karena

hitung < tabel maka dapat disimpulkan sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal sedangkan untuk kelas kontrol harga hitung adalah 3,484

Page 10: BAB IV new

sementara ini harga kritik tabel adalah 11,070 karena hitung < tabel maka dapat

disimpulkan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Data yang digunakan untuk menentukan homogen atau tidaknya kedua

kelompok di ambil dari hasil angket untuk masing-masing kelompok. Berdasarkan

hasil perhitungan diperoleh hitung sama dengan 0,028 dan tabel sama dengan

3,841. berdasarkan kriteria yang ada yaitu apabila hitung < tabel maka kedua

kelompok tersebut berasal dari sampel homogen, artinya kedua kelompok

mempunyai motivasi belajar yang sama.

Setelah terpenuhi persyaratan analisis tersebut, maka dapat dilakukan uji

hipotesis guna memenuhi apakah hipotesis yang telah di ajukan diterima atau

ditolak. Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah:

.

Dengan ttabel pada taraf signitifkan 5% (0,05). Dari perhitungan data

dilakukan bahwa nilai thitung = 6,795 sedangkan ttabel = 2,003 sedangkan dari data

tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai tobservasi > dari ttabel, dengan kata lain Ho

ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat Pengaruh Penerapana teknik Mistake

Buster terhadap peningkatan motivasi belajar siswa kelas X MA Nahdlatus

Shaufiah Wanasaba pada mata pelajaran geografi.

Metode pembelajaran dengan menerapkan teknik Mistake Buster

merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dirancang untuk meningkatkan

motivasi belajar siswa pada pelajaran Geografi. Dimana ini digunakan untuk

melibatkan para siswa, dimana para siswa bertindak sebagai pengoreksi. Semua

guru menginginkan siswa-siswinya berperan aktif dalam peroses belajar dan

menjadi motivasi serta kegemaran dalam belajar alasan yang mendukung ide ini

adalah sangat simple yaitu untuk membantu siswa dalam belajar yang lebih baik.

Seorang guru boleh menggunakan tehknik atau cara ini dimana guru

mempersiapkan segala aktivitas atau kegiatan belajar dan para siswa menemukan

mamfaat dari mengoreksi kesalahan-kesalahan, sebagian guru sengaja menjadi

pembuat kesalahan para siswa sebagai pengoreksi kesalahan.

Page 11: BAB IV new

Melihat skor rata-rata antara yang menggunakan metode konvensional

dengan menggunakan Semua guru menginginkan siswa-siswinya berperan aktif

dalam peroses belajar dan menjadi motivasi serta kegemaran dalam belajar alasan

yang mendukung ide ini adalah sangat simple yaitu untuk membantu siswa dalam

belajar yang lebih baik. Seorang guru boleh menggunakan tehknik atau cara ini

dimana guru mempersiapkan segala aktivitas atau kegiatan belajar dan para siswa

menemukan mamfaat dari mengoreksi kesalahan-kesalahan, sebagian guru

sengaja menjadi pembuat kesalahan para siswa sebagai pengoreksi kesalahan

dapat diketahui bahwa motivasi belajar siswa mata pelajaran Geografi dalam

kategori sedang dan tinggi.

Nilai rata pada kelompok eksperimen 131,67 dari skor maksimal 151 dan

skor minimal 110 dan nilai rata-rata kelompok kontrol 107,40 dari skor maksimal

125 dan skor minimal 90. sehingga dapat diketahui bahwa penerapan teknik

Mistake Buster mempunyai pengaruh yang posistif terhadap motivasi belajar

siswa khususnya pada mata pelajaran Geografi.

G. Pembahasan

Dari hasil pengujian hipotesis, ternyata hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan uji hipotesis dengan t-tes dan

dari perhitungan statistiknya diperoleh thitung = 6,795 selanjutnya harga thitung

tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan taraf kepercayaan 5% diperoleh

ttabel = 2,003 maka thitung > ttabel yaitu 6,795 > 2,003. Maka hasil pengujian hipotesis

adalah Ho ditolak dan Ha diterima.

Dari hasil pengujian tersebut terlihat bahwa teknik pengajaran dengan

menerapkan teknik Mistake Buster dapat meningkatkan motivasi belajar Geografi

yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional terhadap siswa.

Dengan demikian pengajaran dengan teknik Mistake Buster lebih efektif daripada

pengajaran secara konvensional terhadap motivasi belajar siswa yang tentunya

akan berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

Teknik Mistake Buster membantu guru untuk melihat motivasi siswa

dalam belajar geografi dan bisa digunakan untuk memperkuat dan meningkatkan

Page 12: BAB IV new

motivasi siswa misalnya dalam seorang guru memberikan materi kepada siswanya

dan dalam memberikan materi guru sengaja membuat kesalahan kemudian para

siswa yang mengoreksi kesalahan tersebut. Dari itu guru tau tingkat motivasi

siswa dalam belajar dan sejauh mana siswa memperhatikan materi yang diberikan

oleh guru.

Sementara itu guru berperan dengan sengaja menjadi pembuat kesalahan

(mistake maker). Itulah sebabnya peneliti berusaha membantu mereka dengan

mengaplikasikan teknik yang lebih menantang dimana siswa belajar menemukan

kesalahan, dan mengoreksi kesalahan sendiri, yaitu melalui teknik “Mistake

Buster”. Dengan teknik ini siswa diupayakan untuk bekerja dan ikut melibatkan

diri secara lebih optimal dalam pembelajaran, dengan cara belajar seperti itu

pemahaman siswa terhadap konsep dapat ditingkatkan dan bahkan dapat diserap

dngan lebih baik sehingga dapat disimpan lebih lama dalam memori mereka.

Teknik ini dapat membawa manfaat antara lain bahwa mereka memiliki

kesempatan untuk memgidentifikasi kemungkinan kesalahan sendiri bukan guru

yang mengatakan kepada mereka apa kesalahan, sehingga memberikan mereka

rasa keberhasilan. Misalnya dengan beralih peran “korektor kesalahan” guru

sering mengamati bahwa siswa merasa senang. Teknik ini juga dapat membantu

guru untuk memeriksa kesalahan siswa terhadap titik bahasa atau pemahaman

tentang geografi, hal ini dapat digunakan untuk memperkuat produksi siswa dan

meningkatkan kemampuan serta motivasi siswa.

H. Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan di atas menunjukkan

bahwa nilai ttabel = 2,003 pada taraf signitifkan 5% dan thitung = 6,795 dan nilai ini

berarti bahwa thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh Pengaruh

Penerapana teknik Mistake Buster terhadap peningkatan motivasi belajar siswa

kelas X MA Nahdlatus Shaufiah Wanasaba pada mata pelajaran geografi Tahun

Pelajaran 2011-2012. Pembelajaran dengan Mistake Buster meningkatkan

Motivasi Belajar siswa yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran

menggunakan metode konvensional. Dengan demikian pengajaran dengan

Page 13: BAB IV new

menggunakan Mistake Buster lebih efektif daripada pengajaran secara

konvensional terhadap Motivasi belajar Geografi siswa dan berpengaruh positif

terhadap prestasi belajar siswa.

Berdasarkan kesimpulan di atas, sebagai masukan adatu bahan

pertimbangan maka di ajukan beberapa saran tindak sebagai berikut: (1) Bagi

guru Geografi agar lebih memvariasikan Metode Pembelajaran dalam

meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa dapat lebih mudah

memahami konsep yang disampaikan. (2) Bagi peneliti lain yang berminat untuk

melakukan penelitian, disarankan untuk mengungkapkan faktor-faktor ataupun

masalah-masalah yang belum diungkapkan dalam penelitian ini.

Page 14: BAB IV new

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2011. cara-cara menumbuhkan motivasi belajar siswa. http://muhfida.com: Diakses pada 20- Oktober- 2011.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah,B.S dan Zain. 1990. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Harmanto, Gatot. 2008. Geografi Bilingual SMA/MA Kelas X Semester 1 dan 2. Bandung: Yrama Widya

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hertianto, Yusman. 2005. Geografi 1 Kelas X. Jakarta: Yudistira

Huynh, Hai K. P. 2003. Getting Students Actively Involved Using The Mistake Buster Technique, The Internet TESL Journal, Vol. IX NO. ii, November. Http://iteslj, Org. Diakses 07-12-2011.

Ma’rifatullah. 2007. The Use Of Mistake Buster Technique in Teaching Wraiting For The Second Semester Student Of Madrasah Aliyah Negeri 2 Mataram.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung:Rosda

Muhammad Irfan dan Haiziah. 2006. Belajar dan Pembelajaran. STKIP Hamzanwadi Selong.

Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar.

Riduwan. 2006. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya,Wina. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 15: BAB IV new

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian, Kompetensi dan Praktiknya. , Jakarta: PT Bumi Aksara.