kkp ria bab iv new ok
DESCRIPTION
diklatpimTRANSCRIPT
BAB IV
MASALAH DAN PEMECAHANNYA
A. Identifikasi dan Analisis Masalah
1. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan menggunakan alat
analisis Pola Kerja Terpadu (PKT), sehingga dapat diketahui isu aktual yang
dihadapi dalam pelaksanaan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) Sub Bidang
Pengendalian Pencemaran Lingkungan Badan Lingkungan Hidup Daerah
Kabupaten Nunukan kajian penulis terhadap rencana starategis (Renstra) dan
laporan akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah (Lakip) Badan Lingkungan
Hidup Daerah Kabupaten Nunukan tahun 2011.
a. Topik
Topik yang diangkat pada penulisan kertas kerja ini adalah masalah
Sasaran Tupoksi Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan pada
Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Nunukan yang belum optimal.
b. Dimensi Isu Aktual
Berdasarkan topik yang telah disusun, maka dirumuskanlah isu aktual
yang menjadi pokok kajian yaitu: ”Belum optimalnya verifikasi administrasi
dan teknis pelayanan pengendalian pencemaran lingkungan “
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 1
c. Identifikasi Masalah pokok
Masalah pokok disusun dari analisis terhadap isu aktual yang telah
dirumuskan sebelumnya. Pendekatan untuk menemukan masalah pokok
dilakukan dengan analisis isu aktual sesuai tema dan Pola Kerja Terpadu
(PKT). Permasalahan pokok tersebut dirumuskan sebagai berikut :
1) Belum adanya pembagian tugas yang jelas pada pelayanan
pengendalian pencemaran lingkungan
2) Belum tersedianya data dasar untuk mendukung pelayanan
pengendalian pencemaran lingkungan.
3) Masih kurangnya kualitas dan kuantitas petugas dalam pelayanan
pengendalian pencemaran lingkungan.
4) Belum adanya SOP yang jelas tentang pelayanan pengendalian
pencemaran lingkungan .
2. Analisis Masalah
Sebagai sebuah karya ilmiah, analisis masalah menggunakan metode
ilmiah melalui proses analisis secara berjenjang dan bertingkat. Proses analisis
dilakukan setelah identifikasi masalah utama menemukan minimal empat
variabel yang disebut masalah pokok. Selanjutnya keempat masalah pokok di
atas, akan dianalisis untuk menentukan atau memilih satu masalah dominan
atau prioritas untuk diselesaikan, penentuan tersebut dilakukan dengan
menggunakan analisis USG sebagai berikut :
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 2
Tabel 4. Analisis USG untuk Penetapan Masalah Pokok Dominan
No. Masalah PokokKriteria Jumlah
NilaiRangking
U S G
1.
2.
3.
4.
Belum adanya pembagian tugas yang
jelas pada pelayanan pengendalian
pencemaran lingkungan.
Masih kurangnya ketersediaan data
dasar untuk mendukung pelayanan
pengendalian pencemaran lingkungan.
Masih kurangnya kualitas dan
kuantitas petugas dalam pelayanan
pengendalian pencemaran lingkungan.
Belum optimalnya penerapan SOP
pelayanan pengendalian pencemaran
lingkungan.
2
5
4
3
2
4
5
3
3
5
4
2
7
14
13
8
IV
I
II
III
Keterangan :
U = Urgenty atau tingkat kepentingannya
S = Seriously atau tingkat keseriusannya
G = Growthly atau tingkat pertumbuhan atau peluang berkembangnya
Nilai bobot : 5 = sangat menentukan
4 = menentukan
3 = sedang
2 = kurang
1 = tidak menentukan
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 3
Sesuai tabel 4, maka disimpulkan bahwa masalah pokok yang paling
dominan adalah masalah nomor 2, yaitu Masih kurangnya ketersediaan data
dasar untuk mendukung pelayanan pengendalian pencemaran lingkungan. Hal
ini karena masalah nomor 2, memiliki nilai scoring tertinggi.
Selanjutnya masalah pokok dominan tentang Masih kurangnya
ketersediaan data dasar untuk mendukung pelayanan pengendalian
pencemaran lingkungan ini dilakukan analisis kembali dengan Pola Kerja
Terpadu (PKT) guna menemukan minimal empat faktor penyebab yang disebut
dengan masalah spesifik. yaitu :
1) Kurangnya keikutsertaan petugas dalam bimbingan teknis
pengendalian pencemaran lingkungan.
2) Belum optimalnya pengumpulan dan pengolahan data dasar
pengendalian pencemaran lingkungan.
3) Masih terbatasnya sarana dan prasarana pemantauan kualitas
lingkungan.
4) Masih kurangnya pemahaman petugas terhadap aturan perundang-
undangan tentang pengendalian pencemaran lingkungan.
Dari keempat variabel atau masalah spesifik tersebut, kembali dilakukan
analisis USG untuk menentukan masalah spesifik dominan yang merupakan
prioritas, seperti terlihat pada tabel 5.
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 4
Tabel 5. Analisis USG untuk Penetapan Masalah Spesifik Dominan
No. Masalah SpesifikKriteria Jumlah
NilaiRank
U S G
1.
2.
3.
4.
Kurangnya keikutsertaan petugas
dalam bimbingan teknis pengendalian
pencemaran lingkungan.
Belum optimalnya pengumpulan dan
pengolahan data dasar pengendalian
pencemaran lingkungan.
Masih terbatasnya sarana dan
prasarana pemantauan kualitas
lingkungan.
Masih kurangnya pemahaman
petugas terhadap aturan perundang-
undangan tentang pengendalian
pencemaran lingkungan.
4
5
3
2
4
5
2
3
5
4
3
2
13
14
8
7
II
I
III
II
Sesuai tabel 5, maka disimpulkan bahwa yang merupakan masalah spesifik
dominan adalah masalah nomor 2 yaitu Belum optimalnya pengumpulan dan
pengolahan data dasar pengendalian pencemaran lingkungan.
Hal ini karena masalah no 2 memiliki nilai scoring tertinggi. Selanjutnya
topik, masalah utama, empat masalah pokok dan empat masalah spesifik
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 5
2
3
Akibat
Sebab
4
1
a. d.c.b.
a. c.b. d.
Pelayanan pengendalian pencemaran lingkungan
belum tercapai 80%
Belum optimalnya verifikasi administrasi dan teknis
Belum adanya pembagian tugas yang
jelas
Belum tersedianya data dasar
Kurangnya kualitas dan kuantitas SDA
Belum adanya SOP yang jelas
Kurangnya keikutsertaan petugas
dalam bimtek
Belum optimalnya pengumpulan dan pengolahan data
Terbatasnya sarana dan prasarana
Kurangnya pemahaman
terhadap aturan perundang-undangan
tersebut dirangkai membentuk diagram pohon yang disebut pohon masalah
sebagaimana gambar 1 berikut :
g ambar : 1 POHON MASALAH
a b c
c
Keterangan :
a)
b)
c)
d)
Masalah utama yang dihadapi adalah nomor 1
Penyebab masalah nomor 1 adalah nomor 2b
Penyebab masalah nomor 2b adalah nomor 3b
Akibat masalah nomor 1 adalah nomor 4
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 6
B. Memilih dan Menetapkan Sasaran Yang Ingin Ditingkatkan
Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, maka perlu ditetapkan
sasaran yang ingin diwujudkan dalam memecahkan masalah. Untuk itu akan
dilakukan analisis menggunakan alat analisis yang disebut diagram pohon
sasaran. Langkah membuat pohon sasaran adalah dengan menggunakan data
atau informasi yang diperoleh pada pohon masalah, namun dengan
narasi/pernyataan positif atau kebalikan dari pohon masalah.
Adapun sasaran utama yang ingin dioptimalkan adalah Terwujudnya
verifikasi administrasi dan teknis yang optimal pelayanana pengendalian
pencemaran lingkungan.
Selanjutnya sasaran pokok yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1) Terwujudnya pembagian tugas yang jelas pada pelayanan
pengendalian pencemaran lingkungan
2) Tersedianya data dasar untuk mendukung pelayanan
pengendalian pencemaran lingkungan.
3) Terpenuhinya kualitas dan kuantitas petugas dalam pelayanan
pengendalian pencemaran lingkungan.
4) Tersedianya SOP yang jelas tentang pelayanan pengendalian
pencemaran lingkungan.
Sebagaimana yang tercantum dalam pohon masalah, masalah pokok
nomor 2 merupakan masalah pokok dominan, sehingga ketika penetapan
sasaran pokok, sasaran nomor 2 secara otomatis menjadi sasaran pokok
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 7
dominan yang telah diubah dalam pernyataan positif yaitu Tersedianya data
dasar untuk mendukung pelayanan pengendalian pencemaran lingkungan.
Dari sasaran pokok dominan ini, kemudian dirumuskan sasaran spesifik
yang ingin dicapai dengan mengubah pernyataan negatif pada masalah
spesifik menjadi pernyataan positif pada sasaran spesifik yaitu :
1) Terwujudnya keikutsertaan petugas dalam bimbingan teknis
pengendalian pencemaran lingkungan.
2) Terwujudnya pengumpulan dan pengolahan data dasar
pengendalian pencemaran lingkungan yang optimal.
3) Terpenuhinya sarana dan prasarana pemantauan kualitas
lingkungan.
4) Terwujudnya pemahaman petugas terhadap aturan perundang-
undangan tentang pengendalian pencemaran lingkungan.
Sebagaimana yang tercantum dalam pohon masalah, masalah spesifik
nomor 2 merupakan masalah spesifik dominan, sehingga ketika penetapan
sasaran spesifik, sasaran nomor 2 secara otomatis menjadi sasaran spesifik
dominan yang telah diubah dalam pernyataan positif yaitu Terwujudnya
pengumpulan dan pengolahan data dasar pengendalian pencemaran
lingkungan yang optimal.
Selanjutnya sasaran utama, empat sasaran pokok dan empat sasaran
spesifik tersebut dirangkai membentuk diagram pohon yang disebut pohon
sasaran sebagaimana gambar 2 berikut :
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 8
Terwujudnya verifikasi administrasi dan teknis yang optimal1
2
3
Akibat
Sebab
4
a. d.c.b.
a. c.b. d.
Terwujudnya pelayanan pengendalian pencemaran lingkungan dengan pencapaian 80%
Terwujudnya pembagian tugas yang jelasTersedianya data dasarTerpenuhinya kualitas dan kuantitas SDATersedianya SOP yang jelas
Terwujudnya keikutsertaan petugas dalam bimtekTerwujudnya pengumpulan dan pengolahan data yang optimalTerpenuhi sarana dan prasarana Terwujudnya pemahaman terhadap aturan perundang-undangan
g ambar : 2 POHON SASARAN
Keterangan :
Sasaran utama no 1 mengakibatkan kondisi no 4
Sasaran utama no 1 didorong oleh sasaran pokok 2b
Sasaran pokok 2a didorong oleh sasaran spesifik 3b
Sasaran spesifik 3b mendorong pencapaian kondisi no 4
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 9
Setelah penetapan sasaran spesifik dominan, maka sasaran ini sebagai
dasar penentuan atau pemilihan alternatif kegiatan yang terbaik untuk
dilaksanakan, adapun kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan untuk
mendukung sasaran spesifik dominan tersebut yaitu :
1) Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar.
2) Melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan.
3) Melaksanakan penentuan daya tampung beban pencemaran.
Selanjutnya dengan menerapkan Teori Tapisan Mc. Namara yang
berlandaskan pada tiga kriteria yaitu :
1. Efektifitas dalam mencapai sasaran ( Efektivitas )
2. Sumber daya yang digunakan seefisien mungkin ( Biaya )
3. Kepraktisan dalam melaksanakannya ( Mudah )
maka diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut :
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 10
Tabel 6. Teori Tapisan Mc. Namara
No. Alternatif Strategi Efektivitas Kemudahan Biaya Total Ket.
1. Melaksanakan
inventarisasi dan
identifikasi sumber
pencemar.
4 4 4 12
2. Melaksanakan
pemantauan
kualitas lingkungan.
5 5 5 15 Terpilih
3. Melaksanakan
penentuan daya
tampung beban
pencemaran.
3 3 3 9
Dari ketiga alternatif kegiatan di atas, maka kegiatan yang terpilih
memiliki tingkat prioritas yang tertinggi untuk dilaksanakan dalam rangka
pencapaian sasaran adalah “ Melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan. “
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam skema pohon alternatif pada
gambar berikut ini :
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 11
Terwujudnya verifikasi administrasi dan teknis yang optimal
Tersedianya data dasar
Terwujudnya pengumpulan dan pengolahan data yang optimal
Terwujudnya pelayanan pengendalian pencemaran lingkungan dengan pencapaian 80%Belum Tercapai Secara Optimal
Melaksanakan pemantauan kualitas lingkunganMelaksanakan penentuan daya tampung beban pencemaran.Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar
g ambar : 3 POHON ALTERNATIF
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 12
Sasaran Tupoksi Subid Pengendalian Kerusakan
Lingkungan
Belum Tercapai Secara
Adapun penjelasan dari masing-masing alternative kegiatan tersebut antara
lain:
1. Melaksanakan kegiatan pemantauan kualitas lingkungan dalam rangka
pemenuhan data dasar kualitas lingkungan. Data dasar ini menunjukkan
time series kualitas lingkungan yang merupakan indikator awal apabila
terjadi perubahan kualitas lingkungan baik peningkatan maupun
penurunan.
2. Melaksanakan inventarisasi dan identifikasi sumber pencemar yang
merupakan kegiatan penelusuran dan penelaahan untuk mengetahui
potensi dan karakteristik polutan sehingga dapat diketahui kegiatan
mana yang berpotensi memasukkan polutan ke media lingkungan
sehingga menjadi bahan pertimbangan dalam pengawasan dan
penaatan lingkungan.
3. Melaksanakan penentuan daya tampung beban pencemaran merupakan
kegiatan untuk kemampuan media lingkungan menerima masukan
beban pencemaran tanpa mengakibatkan media tersebut menjadi
cemar.
Ketiga kegiatan tersebut merupakan upaya-upaya pemenuhan ketersediaan
data dasar dalam rangka mewujudkan pelayanan pengendalian pencemaran
lingkungan yang optimal.
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 13
C. Menyusun Rencana Persiapan, Pelaksanaan dan Pengendalian
Penyusunan rencana persiapan, pelaksanaan dan pengendalian
ditetapkan melalui pembuatan sasaran utama dan sasaran spesifik dominan
terhadap kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan sasaran
spesifik dominan dimaksud. Sasaran utama dan sasaran spesifik dominan yang
telah ditetapkan adalah :
Sasaran U tama
“Terwujudnya verifikasi administrasi dan teknis yang optimal”
Sasaran Spesifik Dominan Sebagai Berikut :
Selanjutnya dalam rangka proses validasi tersebut digunakan Instrumen
Matriks Rincian Kerja, Uraian Paket Kerja dan Penjadwalan, sebagaimana
tersebut dalam halaman berikutnya.
1. Matrik Rincian Kerja (MRK)
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 14
“Terwujudnya pengumpulan dan pengolahan data yang optimal melalui Pemantauan Kualitas Lingkungan selama 2 periode mulai Bulan Maret s.d November 2014 yang
dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah dengan biaya sebesar Rp. 150.000.000,- sesuai DPA Kegiatan Subid Pengendalian Pencemaran Lingkungan dari
APBD Kabupaten Nunukan Tahun Anggaran 2014".
Matrik Rincian Kerja (MRK) pada prinsipnya mengandung penyesuaian
tentang siapa yang bertanggungjawab dan apa yang
dipertanggungjawabkan atau disingkat SIABIDIBA. Matrik Rincian Kerja
(MRK) merupakan ringkasan dari paket kerja agar terlihat dengan jelas
siapa saja yang bertanggungjawab terhadap suatu pelaksanaan
kegiatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar Matrik Rincian
Kerja (MRK) berikut ini:
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 15
2. Uraian Paket Kerja (PK)
Paket kerja merupakan kumpulan beberapa pekerjaan yang ada
dalam setiap pokok akhir dan perlu diuraikan dalam bentuk format uraian
paket kerja yang terdiri dari SiABiDiBa : Siapa mengerjakan (Si), Apa yang
dikerjakan (A), Bilamana sasaran akan diwujudkan (Bi), Dimana akan
dilaksanakan (Di), Bagaimana cara melaksanakan (Ba).
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 16
3. Penjadualan
Penjadualan dibuat dalam bentuk peta garis (barchart). Penjadualan
menggambarkan, kapan kegiatan dimulai dan kapan direncanakan selesai.
Penjadualan dibuat dalam format seperti berikut. satuan waktu yang dipilih
dalam penjadualan disesuaikan dengan kebutuhan, jam, hari, minggu, bulan,
triwulan, semester atau tahun. Untuk kegiatan pemantauan kualitas
lingkungan dipilih penjadualan dengan satuan minggu, sebagai mana tabel
berikut :
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 17
Diklat Pim IV Angkatan XV Tahun 2013IV- 18