skripsi ria new

73
BAB I PENDAHULUAN 1.1.......................................................... Latar Be Kegiatan utama dalam kegiatan pendidikan di sekolah adalah proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa dalam kegiatan belajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diajarkan guru. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan faktor yang paling penting dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan observasi awal hasil belajar ekonomi di SMA Negeri 3 Sampit tahun ajaran 2010/2011 khususnya pada pokok bahasan akuntansi sebagai sistem informasi belum 1

Upload: nounna-idaayu

Post on 30-Jul-2015

92 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skripsi Ria New

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Kegiatan utama dalam kegiatan pendidikan di sekolah adalah proses belajar

mengajar. Proses belajar mengajar merupakan penentu keberhasilan dalam mencapai

tujuan pendidikan. Siswa dalam kegiatan belajar diharapkan mengalami perubahan

baik dalam bidang pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.

Perubahan tersebut dapat tercapai bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang

dapat menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil belajar.

Hasil belajar merupakan alat untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi

yang telah diajarkan guru. Oleh karena itu, hasil belajar merupakan faktor yang

paling penting dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan observasi awal hasil belajar ekonomi di SMA Negeri 3 Sampit

tahun ajaran 2010/2011 khususnya pada pokok bahasan akuntansi sebagai sistem

informasi belum mendapatkan hasil yang optimal dengan nilai rata-rata 63,08. Dalam

pencapaian hasil yang optimal diperlukan suasana, lingkungan belajar yang

menunjang, proses belajar yang menarik.

Di SMAN-3 Sampit meskipun sudah mulai menerapkan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan namun masih menitikberatkan metode pengajaran pada paradigma

lama yaitu metode konvensional yang inti kegiatannya yaitu ceramah, latihan soal,

dan penugasan, terkait langsung dengan hasil belajar siswa.

Dalam dunia pendidikan pada saat ini sudah banyak berubah dengan adanya

penerapan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sebagai upaya meningkatkan

1

Page 2: Skripsi Ria New

kualitas belajar siswa, agar sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan kurikulum tingkat

satuan pendidikan diharapkan dapat membawa perubahan dari paradigma lama ke

arah paradigma baru yang lebih baik. Teori, penelitian, dan pelaksanaan kegiatan

belajar mengajar membuktikan bahwa guru sudah harus mengubah paradigma

pengajaran.

Dua hal penting yang merupakan bagian dari tujuan pembelajaran akuntansi

adalah pembentukan sifat yaitu pola yang berpikir kritis dan kreatif. Untuk itu

suasana kelas perlu didesain sedemikian rupa sehingga siswa mendapat kesempatan

untuk saling berinteraksi. Dalam interaksi ini siswa akan membentuk komunitas yang

memungkinkan mereka mencintai proses dan mencintai satu sama lain. Suasana

belajar yang penuh dengan persaingan dan pengisolasian akan membentuk hubungan

yang negatif dan mematikan semangat siswa. Hal ini akan menghambat pembentukan

pengetahuan secara aktif. Oleh karena itu, pengajar perlu menciptakan suasana

belajar sedemikian rupa sehingga siswa perlu bekerja sama secara gotong royong.

Melalui metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw diharapkan dapat

memberikan solusi dan suasana baru yang menarik dalam pengajaran sehingga

memberikan dengan konsep baru. Pembelajaran kooperatif jigsaw membawa konsep

pemahaman inovatif, dan menekankan keaktifan siswa, diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana

gotong royong dan memiliki banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Beberapa alasan lain yang menyebabkan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw perlu diterapkan sebagai metode pembelajaran yaitu tidak adanya persaingan

2

Page 3: Skripsi Ria New

antar siswa atau kelompok. Mereka bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam

mengatasi cara pikiran yang berbeda. Siswa dalam kelompok bertanggung jawab atas

penguasaan materi belajar yang ditugaskan padanya lalu mengajarkan bagian tersebut

pada anggota yang lain. Siswa juga senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan

dari guru serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi.

Selama ini metode kooperatif tipe jigsaw hanya sering diteliti dan diterapkan di

Jurusan IPA tetapi pada Ilmu Sosial sebenarnya juga bisa untuk diterapkan, terbukti

dari jurnal judul skripsi ada peneliti yang menerapkan metode kooperatif tipe jigsaw

pada Ilmu Sosial. Dalam penelitian ini penerapan metode kooperatif tipe jigsaw untuk

pokok bahasan akuntansi sebagai suatu sistem informasi dirasakan sesuai. Hal ini

dikarenakan mata pelajaran ekonomi khususnya pokok bahasan akuntansi sebagai

suatu sistem informasi memerlukan analisis dan pemahaman siswa serta sub-sub

pokok bahasan akuntansi sebagai suatu sistem informasi tidak saling terkait.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan meneliti lebih lanjut

mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan judul: Aplikasi

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Di SMA Negeri 3 Sampit Tahun Ajaran 2010/2011.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok

permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yakni apakah model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran ekonomi di kelas XI Ilmu Sosial semester II SMA Negeri 3 Sampit?

3

Page 4: Skripsi Ria New

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan

hasil belajar pada siswa sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi pokok bahasan akuntansi di SMA

Negeri 3 Sampit

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1.4.1. Bagi sekolah, agar dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pemilihan variasi metode pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.

1.4.2. Bagi guru khususnya guru mata pelajaran ekonomi, agar menyadari betapa pentingnya pemilihan metode pembelajaran kooperatif Jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

1.4.3. Bagi penulis sendiri, untuk memberikan wawasan yang lebih luas bagaimana menerapkan teori yang telah diperoleh di bangku kuliah tentang pembelajaran kooperatif Jigsaw di sekolah.

1.5. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar

yang signifikan antara sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi kelas XI Ilmu Sosial SMA

Negeri 3 Sampit.

1.6. Pembatasan Masalah

Agar penelitian lebih terarah pada sasaran yang ingin dicapai dan tidak terjadi

kesalahan penafsiran, maka penulis merasa perlu membatasi ruang lingkup penelitian

ini sebagai berikut :

1.6.1. Model pembelajaran yang akan penulis teliti adalah model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw.

4

Page 5: Skripsi Ria New

1.6.2. Hasil belajar yang akan penulis teliti adalah hasil belajar mata pelajaran

ekonomi pokok bahasan akuntansi sebagai suatu sistem informasi sebelum

dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

1.6.2. Sasaran penelitian adalah siswa yang belajar mata pelajaran ekonomi pokok

bahasan akuntansi sebagai suatu sistem informasi di kelas XI Ilmu Sosial-1

semester II tahun ajaran 2010/2011 SMA Negeri 3 Sampit

1.7. Penjelasan Istilah Kunci

Untuk menghindari kesalahan arti yang terdapat dalam penelitian, maka

penulis menggunakan penjelasan istilah kunci sebagai berikut :

1.7.1. Model Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu kumpulan strategi mengajar yang

digunakan guru untuk membantu siswa satu dengan yang lain dalam

mempelajari sesuatu. Pembelajaran kooperatif disebut juga pembelajaran teman

sebaya, dimana siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang

mempunyai tanggungjawab individual maupun kelompok terhadap ketuntasan

tugas. Dalam pembelajaran kooperatif siswa dapat lebih mudah menemukan

atau memahami konsep-konsep yang sulit melalui diskusi.

1.7.2. Kooperatif Jigsaw

Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif

yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung

jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi

tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Arends, 1997).

5

Page 6: Skripsi Ria New

1.7.3.Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran

ekonomi yang dimaksud adalah model kooperatif jigsaw yang diterapkan pada

mata pelajaran ekonomi pokok bahasan akuntansi sebagai suatu sistem

informasi kelas XI Ilmu Sosial SMAN-3 Sampit.

1.7.4.Siswa kelas XI ilmu sosial SMAN-3 Sampit adalah siswa-siswi yang masih

aktif dan terdaftar pada saat ini yang sedang menggali ilmu pengetahuan di

SMAN-3 Sampit.

6

Page 7: Skripsi Ria New

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran

2.1.1 Definisi Model Pembelajaran

Secara khusus Sunarwan (1991) dalam http://www.pembelajaran-

kolaborasi.web.id menyebutkan istilah model yang diartikan “sebagai kerangka

konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan yang

akan dilakukan.”

Sobry Sutikno (2004:15) dalam http://www.pembelajaran-kolaborasi.web.id

mengartikan bahwa “model pembelajaran atau model mengajar adalah suatu rencana

atau pola yang digunakan dalam mengatur materi pelajaran, dan member petunjuk

kepada pengajara dikelas dalam pengajaran.”

Menurut jurnal ilmiah dalam (http://www.pembelajaran-kolaborasi.web.id)

mengemukakan bahwa :

Model pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang oleh guru untuk dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mecapai tujuan belajar tertentui dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar.

Jadi pokok pikiran yang mendasari model pembelajaran adalah adanya

rangkaian-rangkaian kegiatan yang dirancang oleh guru untuk dilakukan oleh siswa,

dalam proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai apa

yang diharapkan.

7

Page 8: Skripsi Ria New

Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mecapai tujuan

belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran

dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Terpenting bahwa intinya model pembelajaran yakni merombak pembelajaran

yang berpusat pada guru dan siswa tidak lagi hanya duduk, diam, mendengar dan

mencatat penjelasan guru dari awal sampai akhir pembelajaran.

2.1.2 Jenis-jenis Model Pembelajaran

Dalam bahan ajaran Sanggam Roy Inhard Manalu (2007) terdapat beberapa

model pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan dapat dijadikan acuan

pengajaran keterampilan dikelas, antara lain :

1. Model Pembelajaran Kolaborasi (Collaboration Learning)Pembelajaran kolaborasi menempatkan siswa dalam kelompok kecil dan memberinya tugas dimana mereka saling bergantung satu dengan lainnya untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu mewujudkan belajar kolaboratif. Metode yang bias diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz dll.

2. Model Pembelajaran Individual (Individual Learning)Pembelajaran individu memberikan kesempatan kepada siswa secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan siswa. Metode yang bisa diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses dll.

3. Model Pembelajaran Teman Sebaya (Peer Learning)Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang siswa mampu mengajarkan kepada siswa lain. Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Pada waktu yang sama dia menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang bias diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita dan penggunaan lembar kerja dll.

8

Page 9: Skripsi Ria New

4. Model Pembelajaran Sikap (Affective Learning)Aktivitas belajar affektif membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap siswa. Metode yang bias diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat pekerjaan atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demontrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasehat.

5. Model Pembelajaran Bermain (Game)Permainan sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang siswa lupakan. Humor atau kejadian merupakan pintu pembuka simpul-simpul kreatifitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum siswa akan mudah menyerap pengetahuan yang akan diberikan. Dengan permainan akan membangkitkan energy dan keterlibatan belajar siswa. Metode yang bias diterapkan antara lain tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki dll.

6. Model Pembelajaran Kelompok (Cooperative Learning)Model pembelajaran kelompok sering digunakan pada setiap kegatan belajar mengajar, karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan siswa. Metode yang bias diterapkan antara lain: proyek kelompok, didkusi terbuka, permainan peran dll.

7. Model Pembelajaran Mandiri (Independent Learning)Model pembelajaran ini siswa belajar atas kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan. Teknik yang bias diterapkan antara lain: apresiasi tanggapan, asumsi resumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat/bahan berdasarkan temuan sendiri atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya melalui kontrak belajar, maupun struktur berdasarkan tugas yang diberikan.

8. Model Pembelajaran Multi ModelPembelajaran multi model dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hsil yang optimal dibandingkan hanya satu model. Metode yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, simulasi, modifikasi, interaksi, elaborative, partisipatif, cooperatif study (magang), integrative, produksi, demontrasi, imitasi, eksperiensial, kolaboratif.

2.1.3 Pentingnya Penerapan Model Pembelajaran dalam Proses Belajar

Mengajar

Model pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar

seperti yang dijelaskan dalam jurnal ilmiah

(http://www.edubenchmark.com/menguak-pentingnya-model-pembelajaran:html)

berikut ini:

9

Page 10: Skripsi Ria New

Model pembelajaran, dipandang paling punya peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Karena ia bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan siswa, sehingga guru diharapkan mampu menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan siswa mengalami kebosanan. Namun kebalikannya siswa diharapkan tertarik dan terus tertarik mengikuti pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan.

Berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan secara intensif

melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik

antara siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri,

meningkatkan kemampuan akademik melalui aktifitas individu maupun kelompok.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Arends (2001) mengemukakan jigsaw pertama kali dikembangkan dan

diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan

kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins.

Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa

dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih

bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan

meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Menurut Arends (1997) “pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu

tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok

yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”. Model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif

10

Page 11: Skripsi Ria New

dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara

heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung

jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan

menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.

Lebih lanjut lagi Anita Lie (1994) menjelaskan bahwa jigsaw didesain untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga

pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi

mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota

kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan

yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang

ditugaskan”.

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan

kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan

siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.

Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu

kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang

ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan

tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada

anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli

digambarkan sebagai berikut (Arends, 1997) :

11

Page 12: Skripsi Ria New

Gambar 1 : Ilustrasi Kelompok Jigsaw

2.2.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Menurut Suharto dkk (2006:78) sintaks metode kooperatif dapat dilihat dalam

table berikut:

Tabel 1: Sintaks Metode Pembelajaran Kooperatif

NO FASE PERAN GURU

1 Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan

pelajaran yang ingin dicapai pada

pelajaran tersebut dan memotivasi siswa

belajar

2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada

siswa dengan jalan demonstrasi atau

lewat bahan bacaan

3 Mengorganisasikan siswa ke

dalam kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk

kelompok belajar

4 Membimbing kelompok bekerja Guru membimbing kelompok belajar

12

Page 13: Skripsi Ria New

dan belajar

5 Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar dan

mempresentasikan hasil kerjanya

6 Memberi penghargaan Guru memberi penghargaan untuk

upaya hasil belajar individu dan

kelompok

2.2.3 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Arends (1997) mengemukakan terdapat lima langkah dalam pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu:

a. Tahap pendahuluan

Review, apersepsi, motivasi.

Guru menjelaskan pada siswa tentang model pembelajaran yang dipakai dan

menjelaskan manfaatnya.

Pembentukan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa dengan

kemampuan heterogen.

Guru membagikan materi/soal pada setiap kelompok.

b. Tahap penguasaan

Siswa dengan materi/soal sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha

menguasai materi sesuai dengan soal yang diterima

13

Page 14: Skripsi Ria New

Guru membimbing siswa dan mengarahkan jika ada siswa yang kurang

mengerti dengan materi

c. Tahap penularan

Setiap siswa kembali ke kelompok asalnya

Setiap siswa dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi dari

siswa lain.

Terjadi diskusi antar siswa dalam kelompok asal.

Dari hasil diskusi tersebut, siswa bersama-sama memecahkan soal yang

diberikan guru.

d. Tahap penutup

Guru bersama siswa membahas soal

Kuis/evaluasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:138) evaluasi adalah menilai,

membandingkan, menyimpulkan, mempertentangkan, mengkritik,

mendeskripsikan, membedakan, menerangkan, memutuskan, menafsirkan,

menghubungkan, dan membantu.

Menurut Slavin dalam bukunya Ibrahim (2000:52), nilai perkembangan

individu dalam kelompok dapat dilihat dengan menggunakan tabel dibawah ini:

Tabel 2: Nilai Perkembangan

Skor test Nilai Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 poin

1- 10 poin di bawah skor awal 10 poin

14

Page 15: Skripsi Ria New

Skor awal – naik 10 poin diatas skor awal 20 poin

10 poin atau lebih di atas skor dasar 20 poin

Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal)

30 poin

Sumber: (Ibrahim 2000:57)

Penghargaan

Ibrahim (2000;62) menyatakan ada tiga kriteria penghargaan menentukan

kelompok mana yang akan diberi penghargaan, yaitu:

a. Kelompok dengan rata-rata skor 15 sebagai kelompok baik.

b. Kelompok dengan rata-rata skor 20 sebagai kelompok hebat.

c. Kelompok dengan rata-rata skor 25 sebagai kelompok super hebat.

Skor kuis dari masing-masing kelompok asal saling diperbandingkan untuk

menentukan kelompok asal mana yang paling berhasil selanjutnya diberikan

atas penghargaan atas keberhasilannya

2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tipe Jigsaw

Menurut Soewarso (1998:23) kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi

adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran kooperatif bukanlah obat yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam kelompok kecil.

b. Adanya ketergantungan sehingga siswa yang lambat berfikir tidak dapat berlatih belajar mandiri.

c. Pembelajaran kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target pencapaian kurikulum tidak dapat dipenuhi.

d. Pembelajaran kooperatif tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat.

e. Penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya

Meskipun banyaknya kelemahan yang timbul, menurut Soewarso (1998:22)

pembelajaran kooperatif juga memiliki kelebihan. Kelebihan ini meliputi:

a. Pelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi pelajaran yang sedang dibahas.

15

Page 16: Skripsi Ria New

b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa mendapatkan nilai rendah, karena dalam pengetesan lisan siswa dibantu oleh anggota kelompoknya.

c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat, belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.

d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan teman sebaya.

e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.

f. Siswa yang lambat berfikir dapat dibantu untuk menambah ilmu pengetahuannya.

g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk memonitor siswa dalam belajar bekerja sama.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan, pelaksanaan pembelajaran kooperatif tidak digunakan untuk pelajaran

ekonomi setiap pokok bahasan. Pelaksanaannya disesuaikan dengan materi pelajaran.

Untuk mengejar materi dapat dilakukan pembelajaran ceramah. Sedangkan dari

keuntungan yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif memberikan kesempatan bagi seluruh anggota untuk mampu bekerja sama,

bersosialisasi antar teman, belajar untuk saling berbagi pengetahuan dengan sesama

anggota kelompoknya.

2.3 Hasil Belajar

2.3.1 Pengertian Hasil Belajar

Di masyarakat kita masih ada anggapan bahwa rendahnya hasil belajar dan

keberhasilan siswa dilihat dari kecerdasan anak, tetapi hal ini tidaklah mutlak karena

masih ada factor-faktor lain yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar

diantaranya adalah model dan metode mengajar guru.

16

Page 17: Skripsi Ria New

Mengenal hasil belajar, sebelum akan diuraikan mengenai mengenai

pengertian hasil.menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa “hasil adalah sesuatu

yang diperoleh dari proses suatu usaha. Sedangkan pengertian belajar adalah

perubahan sikap dan tingkah laku pada manusia dari yang tidak mengerti menjadi

mengerti”.

Menurut Bimyati dan Mujiono (1992), “hasil belajar merupakan hasil proses

belajar dimana pelaku aktif dalam belajar adalah siswa dan pelaku aktif dalam

pembelajaran adalah guru”. Dalam penelitian ini hasil belajar ditentukan oleh nilai

yang diperoleh siswa setelah menyelesaikan test yang diberikan.

Kemudian ditambahkan dengan pendapat Imam Utoyo dan

Soetoyo (1979:89) yang mengemukakan “hasil belajar pada umumnya menurut

sebagian besar anggapan masyarakat merupakan hasil yang dicapai dari hasil belajar

anak terhadap pelajaran-pelajaran yang diterima disekolah yang kemudian dinyatakan

dalam bentuk angka atau huruf dalam raport”. Ketuntasan belajar siswa ditentukan

berdasarkan standar ketuntasan belajar minimum (SKBM) disekolah.

Dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah hasil yang dicapai siswa yang berupa kemampuan untuk mengerjakan soal-

soal atau test selama proses kegiatan belajar mengajar dalm periode tertentu yang

dinyatakan dengan skor. Dan ketuntasan siswa dalam belajar disesuaikan dengan

aturan yang digunakan oleh sekolah (kurikulum yang digunakannya).

17

Page 18: Skripsi Ria New

2.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa

Menurut Iman Utoyo dan Soetoyo (1979:89) hasil belajar yang dicapai siswa

dipengaruhi oleh dua factor utama yakni:

1. Factor dari dalam diri siswaFactor ini adalah factor yang berasal dari dalam diri siswa tersebut misalnya minat belajar siswa. Factor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Factor kemampuan siswa besar sekali pengauhnya terhadap hasil belajar yang dicapai.

2. Factor yang dating dari luar diri siswa atau factor lingkunganSalah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajardisekolah, ialah kualitas pengajaran (model pembelajaran yang digunakan).

Seperti dikemukakan oleh Richard Clark dalam Nana Sudjana (1987:39),

Bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar disekolah adalah kualitas pengajaran termasuk model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, kedua factor diatas (kemampuan siswa dan

kualitas pengajaran) mempunya perbandingan berbanding lurus dengan hasil belajar

siswa. Artinya, makin tinggi kemampuan siswa dan kualitas [engajaran yang

diterapkan oleh guru yang bersangkutan akan meningkatkan hasil belajar siswa.

2.4 Mata Pelajaran Ekonomi

2.4.1 Pengertian dan Ciri Mata Pelajaran Ekonomi

Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menyatakan tentang

pengertian ekonomi sebagai berikut:

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilakyu dan tindakan manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber

daya yang ada melaui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi.

18

Page 19: Skripsi Ria New

Mata pelajaran ekonomi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian

integral dari IPS, pada tingkat pendidikan menengah ekonomi diberikan sebagai mata

pelajaran tersendiri.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi, dan berkembang dengan

sumberdaya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan

distribusi.

2.4.2 Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi

2.4.2.1 Fungsi Mata Pelajaran Ekonomi

Fungsi mata pelajaran ekonomi adalah mengembangkan kemampuan siswa

untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi,

memahami konsep dan teori serta berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang

terjadi dilingkungan masyarakat.

2.4.2.2 Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi

Tujuan mata pelajaran ekonomi di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah:

Membekali siswa sejumlah konsep ekonomi untuk mengetahui dan mengerti

peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang

terjadi dilingkungan setingkat individu/rumah tangga, masyarakat dan negara.

Menampilkan dan membekali sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep

ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang

selanjutnya.

19

Page 20: Skripsi Ria New

Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki

pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang

bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan Negara.

Membekali siswa nilai-nilai serta etika ekonomi dan memiliki jiwa wirausaha.

Meningkatkan kemampuan berkompetensi, membuat keputusan yang

bertanggung jawab mengenai nilai-nilai social ekonomi dalam masyarakat dan

bekerja sama dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional

maupun skala internasional.

2.4.3 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ekonomi

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan, ruang

lingkup mata pelajaran ekonomi di SMA dan MA dimulai dari masalah-masalah

ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupannya yang terdekat hingga pada

lingkungan yang terjauh. Adapun ruang lingkup pelajaran ekonomi SMA dan MA

adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang secara rindi mencakup aspek-aspek

sebagai berikut:

1. Berekonomi.

2. Perkoperasian.

3. Kewirausahaan.

4. Pengelolaan keuangan perusahaan.

20

Page 21: Skripsi Ria New

21

Page 22: Skripsi Ria New

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Data

Data merupakan komponen atau unsure yang penting dalam penyesuaian

suatu penelitian, karena dengan adanya data akan memberikan gambaran tentang

valid atau tidaknya hasil suatu penelitian dan merupakan pegangan bagi orang-orang

yang berkepentingan.

3.1.1 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ekonomi

Adapun data yang diperlukan sebagai bahan analisa diperlukan data yang

akurat dan benar, data yang dikumpulkan dari objek penelitian adalah berupa:

1. Profil SMAN-3 Sampit, diperoleh dari kepala sekolah melalui wawancara dan

dokumentasi.

2. Jumlah siswa, jumlah guru dan jumlah sarana dan prasarana sekolah SMAN-3

Sampit melalui dokumentasi.

3. Data mengenai hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi yang diperlukan

sebagai data awal diketahui melalui dokumentasi dan data mengenai hasil belajar

siswa setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif jigsaw diketahui

melalui test.

3.2 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen. Menurut

Suharsimi Arikunto (1998: 272) “penelitian eksperimen merupakan penelitian yang

22

Page 23: Skripsi Ria New

dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan

pada subjek selidik”.

Menurut Sugiono, (2006:80) “Metode Penelitian eksperimen adalah suatu

metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu

terhadap yang lain pada kondisi yang dikendalikan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa

dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata

pelajaran ekonomi di SMAN-3 Sampit.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Arikunto (2002:109) “populasi adalah keseluruhan individu yang

menjadi subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IS

semester II SMAN-3 Sampit.Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah populasi dapat

dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3. Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah siswa Jumlah Laki-laki Perempuan

1. XI IS-1 24 14 38

2. XI IS-2 27 9 36

3. XI IS-3 28 10 38

4. XI IS-4 25 11 36

Jumlah 146Sumber data: Tata Usaha SMAN-3 Sampit.

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 146 orang siswa pada semester 2

Kelas XI IS SMAN-3 Sampit.

23

Page 24: Skripsi Ria New

3.3.2 Sampel

Menurut Arikunto (2002:109) “Sampel adalah sebagian/wakil dari populasi

yang diteliti”, sebagai wakil dari populasi maka sampel harus benar-benar dapat

diwakili.

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik Cluster Random

Sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain.

1. Siswa mendapat materi berdasarkan kurikulum yang sama.

2. Siswa diampu oleh guru yang sama.

3. Siswa yang menjadi objek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama dan

pembagian kelas tidak ada yang kelas unggulan.

Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk menentukan sampel adalah

dengan cara undian. Sampel yang digunakan adalah XI IS-1.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut :.

3.4.1 Observasi

Secara umum observasi dapat diartikan sebagai penghimpunan keterangan

yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap berbagai fenomena yang dijadikan obyek pengamatan.

Sedangkan pengamatan yang digunakan oleh peneliti adalah pengamatan yang

tidak melibatkan peneliti pada aktivitas (pengamatan non partisipan) yaitu dengan

mengamati gejala-gejala obyek yang diteliti.

24

Page 25: Skripsi Ria New

3.4.2 Wawancara

Menurut M.Nazir (1998 : 193-194) wawancara adalah “proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab, sambil bertatap muka

atar si penanya denga si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan

interview guide”.

3.4.3 Tes

Tes dilakukan pada akhir pokok bahasan dalam proses belajar mengajar. Tes

hasil belajar digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar ekonomi

akuntansi pada pokok bahasan akuntansi sebagai sistem informasi siswa kelas XI IS

dengan menggunakan metode kooperatif tipe jigsaw.

3.4.4 Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai Profil SMAN-3

Sampit yang telah didokumentasikan, jumlah guru, jumlah siswa, jumlah sarana dan

prasarana SMAN-3 Sampit serta data awal mengenai hasil belajar siswa sebelum

menggunakan metode kooperatif STAD.

3.5 Analisis Data

Dari data hasil wawancara, observasi dan tes akan diolah sedemikian rupa.

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rumus test “t” sebagai mana yang dinyatakan oleh Sutrisno Hadi,

(200:219) berikut ini:

t =

25

Page 26: Skripsi Ria New

Keterangan :

t : test “t”

: Mean nilai siswa kelas XI IS-1 (metode kooperatif jigsaw)

: Mean nilai siswa kelas XI IS-1 (metode ceramah)

SD : Standard kesalahan perbedaan mean

Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam penggunaan rumus tersebut adalah:

1. Menentukan Mean (M) Variabel I (Variabel ) dengan rumus:

2. Menentukan Mean (M) Variabel II (Variabel ) dengan rumus:

3. Mencari standar kesalahan variable I dengan rumus:

4. Mencari standar kesalahan variable II dengan rumus:

5. Mencari standar kesalahan mean variable I dengan rumus:

6. Mencari standar kesalahan mean variable II dengan rumus:

26

Page 27: Skripsi Ria New

7. Selanjutnya hasil perhitungan menggunakan rumus-rumus diatas dimasukkan

kedalam rumus :

Z0 =

Table 4: Proses Pelaksanaan Eksperimen

27

Page 28: Skripsi Ria New

No Model Kooperatif Tipe Jigsaw

1

2

3

Pada tahap perencanaan, guru membuat rancangan pembelajaraan kooperaif

tipe jigsaw yang akan diterapkan sesuai materi yang akan dibahas, misalnya

membuat rancangan pembuatan kelompok-kelompok kecil untuk siswa

misalnya 3-5 orang perkelompok untuk menyelesaikan tugas dari guru dan

memecahkan masalah yang sesuai dengan materi

Tahap pelaksanaan, model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

mengutamakan siswa untuk bekerja sama dalam kelompok akan teapi setiap

individu dalam kelompok tersebut mempunyai tanggung jawab dalam

kelompok agar pemahaman materi dapat maksimal.

Tes, untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam penguasaan materi,

maka guru membuat soal berupa 10 soal essay yang disesuaikan dengan

materi yang telah diajarkan. Setelah proses pemberian tes selesai maka akan

diketahui hasil belajar siswa

BAB IV

28

Page 29: Skripsi Ria New

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

3.1. Gambaran Umum

4.1.1 Profil SMAN-3 Sampit

SMAN-3 Sampit adalah sebuah SMA Negeri yang didirikan pada tanggal 13

Juni tahun 1995 dengan nomor SK pendirian : SK Bupati Kotawaringin Timur No.

107/1995. SMAN-3 Sampit mulai melakukan proses belajar mengajar pada tahun

ajaran 1995/1996 denga jumlah siswa sebanyak 95 orang dan 14 orang guru.

Kemudian pada tahun ajaran 1998/1999 terdapat penambahan jumlah guru sebanyak

10 orang sehingga menjadi 24 guru. Seiring dengan semakin meningkatnya siswa

yang masuk ke SMAN-3 Sampit maka jumlah guru pada tahun ajaran 2001/2002

bertambah menjadi total 76 orang guru. SMAN-3 Sampit mulai menerapkan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sejak tahun 2007. SMA Negeri-3

Sampit beralamat di jalan Bukit Menanjung Sampit, dan berbatasan dengan:

Sebelah Utara : Perumahan Warga

Sebelah Timur : Jalan Kelapa

Sebelah Selatan : Jalan Negara

Sebelah Barat : Puskesmas

4.1.2 Sarana dan Prasarana

Dalam menunjang proses belajar mengajar agar dapat berjalan dengan lancar,

SMAN-3 Sampit juga dilengkapi dengan fasilitas berupa ruangan-ruangan sebagai

berikut:

29

Page 30: Skripsi Ria New

Table 5:

Jumlah Ruangan di SMAN-3 Sampit Tahun Ajaran 2010/2011

No. Uraian Jumlah

1 Ruangan terdiri atas :

1.1. Ruang belajar Teori/Kelas

1 unit

30 buah

1.2. Ruang Kepala Sekolah 1 buah

1.3. Ruang Tata Usaha 1 buah

1.4. Ruang Guru 1 buah

1.5. Ruang BP 1 buah

1.6. Ruang Laboratorium IPA 2 buah

1.7. Ruang Laboratorium Bahasa 1 buah

1.8. Ruang Komputer 1 buah

1.8. Ruang Perpustakaan 1 buah

1.9. Musholla 1 buah

1.10. Ruang UKS 1 buah

1.11. Ruang OSIS 1 buah

1.12. Ruang KOPSIS 1 buah

1.13. Kamar Kecil / WC 14 buah

1.14. Gudang 2 buah

1.15. Dapur 1 buah

1.16. Rumah penjaga sekolah 1 buah

1.17. Kantin 6 buah

Sumber data: Tata Usaha SMAN 3 Sampit

30

Page 31: Skripsi Ria New

Ruangan-ruangan yang dimiliki oleh SMAN-3 Sampit semua dalam keadaan

baik, ditunjang dengan laboratorium yang berfungsi dengan baik sehingga menunjang

kegiatan-kegiatan praktikum para siswa.

Untuk lebih jelasnya tentang keadaan ruangan yang dimiliki SMAN-3 Sampit

dapat dilihat pada denah berikut:

31

Page 32: Skripsi Ria New

Adapun perlengkapan-perlengkapan yang dimiliki SMAN-3 Sampit yang

digunakan untuk memperlancar administrasi sekolah adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Jumlah Perlengkapan di SMAN-3 Sampit

Tahun Ajaran 2010/2011

No Perlengkapan Jumlah (buah)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

Meja guruKursi guruMeja TUKursi TUMeja siswaKursi siswaComputerLemariWhiteboardKursi tamuMeja tamu

707078

9809804512403 3

Sumber data: Tata Usaha SMAN-3 Sampit

Semua perlengkapan diatas dalam kondisi baik dan layak pakai. Khusus

perlengkapan computer yang berjumlah 45 unit, 40 unit digunakan untuk praktik

mata pelajaran Teknologi Informasi Komputer (TIK) dan 5 unit untuk kegiatan

administrasi sekolah.

4.1.3 Tenaga Pengajar dan Jumlah Siswa SMAN-3 Sampit

Keadaan tenaga pengajar di SMAN-3 Sampit dapat dilihat pada Tabel 6

berikut ini:

Table 7

Tenaga Pengajar di SMAN-3 Sampit Tahun Ajaran 2010/2011

Ijasah Tertinggi J u m l a h

Guru Tetap (GT) Guru Tidak Tetap (GTT)

S – 2 2 -

S – 1 65 2

32

Page 33: Skripsi Ria New

Diploma 3 1 2

Sarjana Muda 4 -

Diploma 1/Diploma 2/SLTA - -

72 4

Sumber data: Tata Usaha SMAN 3 Sampit

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah tenaga pengajar yang

berpendidikan strata 1 lebih mendominasi dengan jumlah 65 orang guru tetap dan 4

orang guru tidak tetap (honorer) yang mengajar olahraga dan teknologi informasi

computer.

Adapun jumlah pegawai/karyawan yang bekerja di SMAN 3 Sampit dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Kondisi Pegawai/Karyawan

Tugas/Jabatan Ijasah Tertinggi Jumlah PTT

Kepala Tata Usaha S – 1 1 orang

Staf Pelaksana SLTA/D-2 5 orang 2

Laboran S – 1 2 orang 1

Pustakawan S – 1 1 orang

Satpam/Penjaga Sekolah SLTA 1 orang

Tukang kebun SLTA 2 orang

Penjaga malam SLTA 1 orang

Sumber data: Tata Usaha SMAN 3 Sampit

33

Page 34: Skripsi Ria New

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah staf pelaksana lebih

mendominasi dengan pendidikan terakhir SLTA/D2 dari pada karyawan lainnya yang

bekerja di SMAN 3 Palangka Raya.

4.2 Paparan Data

Penelitian dilaksanakan setelah memperoleh rekomendasi dari Fakultas

Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Palangkaraya dan izin penelitian dari Dinas

Pendidikan dan Olahraga Kota Palangkaraya serta Kepala SMAN-3 Sampit, setelah

mendapatkan izin maka penelitian dapat dilaksanakan.

4.2.1 Proses Belajar Mengajar Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Dalam kegiatan eksperimen untuk proses belajar mengajar dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran

ekonomi kelas XI IS-1 dilakukan empat kali kegiatan eksperimen dengan empat

pokok bahasan yaitu:

Table 9: Pokok Bahasan yang diajarkan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw

No Pokok Bahasan Waktu

1 System Informasi

a. Definisi akuntansi

b. Kualitas informasi akuntansi

c. Proses kegiatan akuntansi

d. Contoh pengguna informasi akuntansi

4 x 45 Menit

2 System Informasi

a. Kegunaan informasi akuntansi

b. Bidang-bidang akuntansi

4 x 45 Menit

34

Page 35: Skripsi Ria New

c. Profesi akuntan

d. Etika profesi akuntan

3 Persamaan akuntansi

Penerapan rumus persamaan akuntansi dan aturan

debit/kredit.

4 x 45 Menit

4 Analisa Debit/Kredit

a. Definisi perusahaan jasa

b. Analisa bukti transaksi keuangan/bukti pencatatan.

4 x 45 Menit

Tahapan-tahapan kegiatan eksperimen terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

dan penutup (tes).

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah membuat Rancangan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk

memperlancar proses belajar mengajar. Kemudian menyiapkan materi yang akan

diajarkan kepada siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan eksperimen, guru kelas dan siswa terlibat dalam kegiatan

proses belajar mengajar. Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang

masing-masing kelompok memiliki materi bahasan yang berbeda dan guru

bertindak sebagai fasilitator.

3. Tahap Penutup

35

Page 36: Skripsi Ria New

Setelah proses belajar mengajar berlangsung selama empat kali pertemuan

dengan empat pokok bahasan, maka pada tahap penutup dalam kegiatan

eksperimen ini yang dilakukan adalah memberikan tes kepada siswa yang

mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw. Soal tes diberikan pada siswa sebanyak 10 soal essay yang

mana soal tersebut berkaitan dengan keempat pokok bahasan yang diajarkan

selama kegiatan eksperimen.

4.3 Analisis Data

Seperti telah dikemukakan pada Bab I, bahwa penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan hasil belajar siswa SMAN-3 Sampit dengan adanya penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi. Maka data

yang harus dikumpulkan adalah cara mengenai hasil belajar siswa yang menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes. Sebelum

memberikan tes kepada siswa, guru mata pelajaran ekonomi menerapkan model

pembelajaran kolaborasi sebagai bahan eksperimen untuk mengetahui perbedaan hasil

belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan model kolaborasi.

Berikut ini adalah data awal menganai hasil belajar siswa sebelum

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai eksperimen dan data

awal ini sebagai perbandingannya:

36

Page 37: Skripsi Ria New

Tabel 10: Nilai Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X A

Semester 1 Tahun Ajaran 2010/2011 Sebelum Perlakuan Eksperimen

No Nama (X A) Nilai Mata Pelajaran Ekonomi

1 Ad 62

2 AS 62

3 AS 62

4 AA 63

5 AR 64

6 Aus 64

7 AY 66

8 DN 65

9 ES 61

10 EE 70

11 H 62

12 HY 63

13 HH 62

14 JS 62

15 J 65

16 JR 61

17 Kis 61

18 Kon 63

19 Mar 60

20 Mary 64

21 Mus 63

22 NM 63

37

Page 38: Skripsi Ria New

23 N 61

24 NH 75

25 RJ 60

26 RSP 60

27 SW 72

28 S 60

29 SEL 64

30 S 62

31 SM 61

32 S 63

33 S 60

34 UF 63

35 Untuk 60

36 W 61

37 WH 62

38 YS 65

Jumlah 2397

Rata-rata 63.08

Sumber data : Guru ekonomi SMAN-3 Sampit

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan 4 pokok bahasan berakhir, maka

selanjutnya di adakan tes. Data mengenai nilai tes mata pelajaran ekonomi siswa

SMAN-3 Sampit setelah mendapat perlakuan eksperimen, yang mana model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diterapkan di kelas XI IS-1 dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

38

Page 39: Skripsi Ria New

Tabel 11: Nilai Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Setelah Eksperimen

Nilai siswa Kelas XA dengan Model Kolaborasi

No Sandi Nilai Siswa

1 78

2 63

3 63

4 63

5 64

6 64

7 66

8 65

9 64

10 72

11 68

12 63

13 78

14 62

15 65

16 63

17 63

18 63

19 70

20 72

21 64

22 62

39

Page 40: Skripsi Ria New

23 61

24 78

25 64

26 64

27 72

28 62

29 64

30 62

31 65

32 66

33 63

34 63

35 62

36 62

37 70

38 78

N = 38 2511

∑ Rata-rata 66,07

Sumber data : Hasil Tes

Dari tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

pada mata pelajaran ekonomi di kelas XI IS-1 SMAN-3 Sampit. Hal ini dilihat dari

perbedaan nilai rata-rata sebesar 2,99.

40

Page 41: Skripsi Ria New

Berikut ini disajikan selisih nilai masing-masing siswa sebelum dan sesudah

penerapan model pembelajaran kolaborasi untuk mata pembelajaran ekonomi di kelas

XI IS-1.

Tabel 12: Selisih Nilai Siswa Kelas X A sebelum dan Setelah Penerapan

Model Kolaborasi Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai siswa Kelas X A Sebelum Model Kolaborasi

Nilai siswa Kelas X A Sesudah Model Kolaborasi

Selisih Nilai Siswa Sebelum

dan setelah KolaborasiNo Sandi Nilai Siswa No. Sandi Nilai Siswa

1 62 1 78 -16

2 62 2 63 -1

3 62 3 63 -1

4 63 4 63 0

5 64 5 64 0

6 64 6 64 0

7 66 7 66 0

8 65 8 65 0

9 61 9 64 -3

10 70 10 72 -2

11 62 11 68 -6

12 63 12 63 0

13 62 13 78 -16

14 62 14 62 0

15 65 15 65 0

16 61 16 63 -2

17 61 17 63 -2

18 63 18 63 0

19 60 19 70 -10

41

Page 42: Skripsi Ria New

20 64 20 72 -8

21 63 21 64 -1

22 63 22 62 1

23 61 23 61 0

24 75 24 78 -2

25 60 25 64 -4

26 60 26 64 -4

27 72 27 72 0

28 60 28 62 -2

29 64 29 64 0

30 62 30 62 0

31 61 31 65 -4

32 63 32 66 -3

33 60 33 63 -3

34 63 34 63 0

35 60 35 62 -2

36 61 36 62 -1

37 62 37 70 -8

38 65 38 78 -13

Jumlah 2397 N=31 2511 -114

Rata-rata 63.08 ∑Rata-rata 66.07

4.3.1 Perbedaan Hasil Belajar

Berdasarkan data tabel 12 tersebut terdapat perbedaan hasil belajar siswa

sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan sesudah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menguji hipotesis tentang

signifikansi perbedaan hasil belajar siswa digunakan rumus tes “t” yakni: t =

42

Page 43: Skripsi Ria New

. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum memuaskan

data ke dalam rumus, langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menyusun tabel kerja

2. Memasukkan data ke dalam rumus

Berikut ini adalah kegiatan dalam menganalisis data sesuai dengan langkah-

langkah yang telah disebutkan di atas:

1. Menyusun tabel kerja

Menurut Sutrisno Hadi (2000:218), untuk mendapatkan nilai tes “t”,

terlebih dahulu mempersiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mencari mean variabel I (X1) sehingga diperoleh M

b. Mencari mean variabel II (X2) sehingga diperoleh M

c. Mencari standar kesalahan variabel I (X1) sehingga diperoleh SD2

d. Mencari standar kesalahan variabel II (X2) sehingga diperoleh SD2

e. Mencari standar kesalahan mean variabel I (X1) sehingga diperoleh SD2 M

f. Mencari standar kesalahan mean variabel II (X2) sehingga diperoleh SD2 M

43

Page 44: Skripsi Ria New

g. Mencari standar kesalahan perbedaan mean variabel I (X1) dan mean variabel

II (X2) sehingga diperoleh SDbM.

h. Mencari t dengan rumus yang telah ditentukan

Untuk lebih jelasnya, perhitungan dari tabel kerja atau tabel perhitungan

yang sesuai dengan langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 13 : Tabel Kerja Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Tahun Ajaran 2010/2011

Sesudah Sebelum

X F FX1 FX12 X F FX2 FX22

78 4 312 24336 78 1 78 6084

72 3 216 15552 72 1 72 5184

70 2 140 9800 70 2 140 9800

68 1 68 4624 68 2 136 9248

66 2 132 8712 65 2 130 8450

65 3 195 12675 64 4 256 16384

64 7 448 28682 63 2 126 7938

63 9 567 35721 62 5 310 19220

62 6 372 23064 61 9 549 33489

61 1 61 3721 60 10 600 36000

∑ 38 2511 166877 ∑ 38 2397 151797

Sumber data : Diolah dari hasil tes siswa kelas XA sebelum dan sesudah pembelajaran Kolaborasi SMAN-3 Sampit tahun ajaran 2010/2011.

44

Page 45: Skripsi Ria New

2. Memasukkan data kedalam rumus

Berdasarkan data pada tabel di atas, maka dimasukkanlah data tersebut :

a. Mencari Mean Variabel I (X1), dengan rumus:

b. Mencari Mean Variabel II (X2), dengan rumus:

c. Mencari Standar kesalahan variabel I (X1), dengan rumus:

d. Mencari Standard kesalahan variabel II (X2) dengan rumus:

e. Mencari Standard kesalahan mean variabel I (X1) dengan rumus:

45

Page 46: Skripsi Ria New

`

f. Mencari Standard kesalahan mean variabel II (X2), dengan rumus:

g. Mencari Standard Kesalahan perbedaan mean variabel I (X1) dan mean

variabel II (X2), dengan rumus:

Dengan didapatnya standar kesalahan perbedaan mean variabel I (X1) dan

mean variabel II (X2), maka dapat dicari nilai tes “t” dengan rumus berikut ini:

46

Page 47: Skripsi Ria New

Dari perhitungan di atas dapat diketahui nilai thit, makalangkah selanjutnya

adalah membuka ttab. Untuk membuka ttab terlebih dahulu dicari derajat bebas (db)

dengan rumus db = (NI = N2) -2 yakni db=(36+36)-2 = 70.

Dalam rumus uji “t”, cara mencari angka tabel tersebut adalah terlebih dahulu

ditentukan beberapa besar kesalahan yang dapat di tolerir (o). kesalahan yang

ditetapkan dalam penelitian ini besarnya adalah 0,05 atau taraf kesalahan 5% yang

mana tingkat kepercayaan adalah 95%.

Untuk mengetahui hipotesis di terima atau ditolak, maka thit dibandingkan

dengan ttab. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus “t” tes diperoleh angka

2,7708, dengan db=74 pada taraf kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95% diketahui

pada ttab adalah 2,000.

4.4 Pembahasan

Berikut ini adalah data yang peneliti ambil dari tabel 9 dan 10:

Tabel 13: Rata-rata Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IS.1

Sebelum dan sesudah Eksperimen

Kelas XI IS XI IS-1

47

Page 48: Skripsi Ria New

Sebelum Eksperimen 63,08

Setelah Eksperimen 66,07

Sumber data: table 12

Berdasarkan tabel 12 pada kelas X A, nilai rata-rata hasil belajar siswa untuk

mata pelajaran ekonomi setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

lebih tinggi 2,99. hal ini menunjukan bahwa model kooperatif tipe jigsaw lebih efektif

untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ekonomi sekaligus

meningkatkan hasil belajarnya.

Yang akan dibahas sesuai dengan tujuan penelitian adalah tentang perbedaan

hasil belajar siswa SMAN-3 Sampit sebelum dan sesudah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran ekonomi.

Setelah mendapat perlakuan eksperimen nilai rata-rata kelas siswa mata

pelajaran ekonomi kelas XI IS-1 = 66,07 model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Dari rata-rata masing-masing kelas dapat diketahui terdapat perbedaan hasil belajar

mata pelajaran ekonomi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi yang diajar sebelum

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Untuk mengetahui hipotesis diterima atau tidak, maka data mengenai hasil

belajar siswa yang telah diolah seperti yang telah disajikan pada tabel 12 dimasukkan

ke dalam rumus “t”. setelah hasil perhitungan tes “t” diperoleh maka selanjutnya

dibandingkan dengan nilai pada ttab agar dapat diketahui hipotesis yang diajukan dapat

diterima atau sebaliknya. Jika thit lebih besar dari ttab maka hipotesis yang menyatakan

ada perbedaan hasil belajar yang signifikan sebelum penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

48

Page 49: Skripsi Ria New

pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IS SMAN-3 Sampit dapat diterima begitu juga

sebaliknya.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus “t” tes diperoleh angka

2,7708, dengan db=74 pada taraf kesalahan 5% dan tingkat kepercayaan 95% diketahui

bahwa ttab adalah 2,000. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

hasil belajar yang signifikan antara sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif

dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran

ekonomi kelas XI IS-1 SMAN-3 Sampit.

Maka hipotesis yang menyatakan bahwa “terdapat perbedaan hasil belajar yang

signifikan antara sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan

sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran

ekonomi kelas XI IS-1 SMAN-3 Sampit dapat diterima.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

49

Page 50: Skripsi Ria New

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bab

IV dimuka, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Hasil belajar siswa untuk Mata Pelajaran Ekonomi yang diajar dengan

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw nilai rata – rata kelas sebesar

66,07. sedangkan hasil belajar siswa untuk mata pelajaran ekonomi yang di

ajarkan dengan menggunakan metode konvensional ceramah nilai rata – rata

kelas sebesar 63,07.

5.1.2 Hasil uji “t” ternyata terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan setelah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dibandingkan ketika

menggunakan model pembelajaran ceramah. Hal ini dibuktikan oleh thit 2,7708

lebih besar daripada ttab 2,0000 dengan db=74 pada taraf kesalahan 5% dan

tingkat kepercayaan 95%.

5.1.3 Hipotesis yang berbunyi “terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan

antara sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw pada mata pelajaran ekonomi kelas XI Ilmu Sosial SMA Negeri 3

Sampit.” Dapat diterima.

5.2 SARAN – SARAN

50

Page 51: Skripsi Ria New

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat dikemukan beberapa saran sebagai

berikut:

5.2.1 Pada dasarnya untuk kegiatan pembelajaran dapat digunakan berbagai model

pembelajaran mengacu pada materi pembelajaran yang akan disampaikan.

Dalam kaitannya dengan pembelajaran ekonomi pokok bahasan akuntansi

sebagai system informasi di tingkat SMA dapat digunakan model kooperatif

tipe jigsaw, karena terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh

karena itu guru hendaknya mempertimbangkan penggunaan model

pembelajaran ini saat akan melaksanakan pembelajaran akuntansi pada pokok

bahasan akuntansi sebagai system informasi.

5.2.2 Agar penggunaan model pembelajaran kooperatif jigsaw dapat berjalan sebaik

mungkin, maka disarankan kepada guru untuk memanfaatkan jam belajar

yang tersedia seefektif mungkin.

51