proposal skripsi new banar

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan daerah didirikan bertujuan untuk melaksanakan kegitan pembangunan daerah dalam rangka pengembangan perekonomian di daerah dan untuk membentuk sumber enerimaan bagi daerah. Oleh karena itu, perusahaan daerah diharapkan mampu menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya dalam memberikan jasa pelayanan yang bersifat vital dengan mengutamakan kepentingan umum maupun kontribusinya dalam menambah pendapatan asli daerah melalui hasil yang dicapainya. Bagi setiap perusahaan, baik swasta maupun perusahaan daerah peranan akuntansi sangat penting, sebagai sarana penyajian informasi keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tanggung jawab bagian keuangan perusahaan adalah memberikan informasi keuangan secara berkala yang berupa laporan keuangan. Laporan keuangan tidak saja mempunyai arti yang penting bagi perusahaan, tetapi juga bagi pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan keuangan dijadikan daasar untuk menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan dengan melakukan analisa laporan keuangan. Hasil analisa tersebut

Upload: khairullahjacob

Post on 10-Jul-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Skripsi New Banar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan daerah didirikan bertujuan untuk melaksanakan kegitan

pembangunan daerah dalam rangka pengembangan perekonomian di daerah

dan untuk membentuk sumber enerimaan bagi daerah. Oleh karena itu,

perusahaan daerah diharapkan mampu menjalankan fungsinya dengan sebaik-

baiknya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya dalam

memberikan jasa pelayanan yang bersifat vital dengan mengutamakan

kepentingan umum maupun kontribusinya dalam menambah pendapatan asli

daerah melalui hasil yang dicapainya.

Bagi setiap perusahaan, baik swasta maupun perusahaan daerah peranan

akuntansi sangat penting, sebagai sarana penyajian informasi keuangan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan. Tanggung jawab bagian keuangan

perusahaan adalah memberikan informasi keuangan secara berkala yang

berupa laporan keuangan. Laporan keuangan tidak saja mempunyai arti yang

penting bagi perusahaan, tetapi juga bagi pihak-pihak di luar perusahaan.

Laporan keuangan dijadikan daasar untuk menentukan atau menilai posisi

keuangan perusahaan dengan melakukan analisa laporan keuangan. Hasil

analisa tersebut bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dapat

dijadikan acuan pengambilan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan yang di hasilan dari proses akuntansi umumnya

adalah neraca, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas

laporan keuangan. Neraca menggambarkan jumlah asset, utang dan ekuitas

dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan laba rugi

memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh entitas perusahaan serta

biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan ekuitas

menunjukan sumber-sumber dan penggunaan-penggunaan yang

mengakibatkan terjadinya perubahan ekuitas perusahaan. Laporan arus kas

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara

kas serta kemampuan perusahaan untuk menggunakan kas dan setara kas

Page 2: Proposal Skripsi New Banar

tersebut, sedangkan catatan atas laporan keuangan menjelaskan tentang

gambaran umum perusahaan dan kebijakan-kebijakan akuntansi yang

diterapkan. Salah satu pos yang terdapat dalam neraca Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) Kabupaten Tabalong yang nilainya besar adalah asset tetap.

Asset tetap dalam neraca yang dibahas merupakan asset tetap berwujud yang

digunakan oleh perusahaan daerah untuk kegiatan usahanya, tidak

dimaksudkan untuk diperjual belikan dan mempunyai masa manfaat serta

mempunyai nilai yang material. Manfaat yang dihasilkan asset tetap

umumnya semakin lama semakin menurun, kecuali manfaat yang dihasilkan

oleh tanah, untuk itu perlu adanya pengakuan terhadap penurunan nilai asset

tetap tersebut, hal ini akan mempengaruhi laba rugi.

Perusahaan daerah perlu menganalisis ketepatan perlakuan akuntansi

asset tetap serta melakukan penyusutan asset tetap yang dimiliki dan

dikoreksi terhadap perlakuan akuntansi asset tetap agar sesuai dengan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 16 tahun 2009) yang

berlaku. Dalam penyajian asset tetap di dalam laporan keuangan seharusnya

membebankan biaya depresiasi yang dimiliki secara konsisten dari tahun ke

tahun, agar nilai buku dari asset tetap dapat diketahui pada akhir periode dan

pengalokasian asset tetap tidak terlalu besar serta biaya depresiasi asset tetap

dibebankan ke laba rugi menjadi ada.

Mengingat pentingnya akuntansi asset tetap, maka dalam perlakuan

akuntansi asset tetap harus berpedoman pada suatu aturan yang sudah

ditetapkan, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) apabila laporan

keungan yang dibuat tersebut disajikan bagi pihak luar perusahaan, selain itu

dalam menggunakan metode atau prosedur akuntansi hendaknya perusahaan

menerapkan secara konsisten dari tahun ketahun. Hal ini dimaksudkan untuk

mempermudah pihak yang berkepentingan dalam mengadakan analisa

perbandingan laporan keuangan suatu periode tertentu dengan periode

sebelumya, agar dapat menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan

yang dialami perusahaan dari waktu kewaktu.

PDAM Kabupaten Tabalong merupakan perusahaan milik daerah yang

didirikan berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tabalong No. 5

Page 3: Proposal Skripsi New Banar

tahun 1989 tanggal 24 Februari 1989 tentang pendirian Perusahaan daerah

Air Minum Kabupaten Hulu Tabalong. Selama ini dalam pengakuan asset

tetap berwujudnya tidak berpedoman pada Standar Akuntansi Keuangan

(SAK), seperti adanya pengadaan pipa transmisi dan distribusi oleh Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Hulu Sungai Utara sejak tahun 2013 sampai

2015 yang telah dimanfaatkan oleh PDAM untuk mendistribusikan air kepada

pelanggan, tetapi pengadaan pemasangan pipa tersebut tidak diakui sebagai

asset tetap berwujud karena belum diserahkan oleh pemerintah kabupaten

Tabalong (belum jelas statusnya), seharusnya PDAM Tabalong mengakui

pengadaan pemasangan pipa tersebut sebagai asset tetap berwujud dan

menyajikan nilai pengadaannya dalam neraca serta membebankan penyusutan

selama umur manfaatnya dan menyajikan beban penyusutannya dalam

laporan laba-rugi karena manfaat ekonomis telah mengalir ke entitas dan

dikuasai oleh perusahaan. Tetapi, pengakuan pengadaan pemasangan pipa

ini menjadi asset tetap berwujud yang dikuasai oleh perusahaan belum

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan bahwa asset tetap

berwujud tersebut belum diserahkan oleh pemerintah kabupaten Tabalong.

Pengukuran awal asset tetap yaitu biaya-biaya perolehan asset tetap pada

PDAM Kabupaten Tabalong meliputi harga perolehan/harga belinya

termasuk semua biaya yang dikeluarkan samapi asset tetap tersebut siap

untuk digunakan sedangkan penyajian asset tetap berwujud dalam neraca

dicatat sebesar harga perolehn dikurangi akumulasi penyusustan.

Pengubgkapan asset tetap berwujud di dalam catatan atas laporan keuangan

PDAM Kabupaten Tabalong belum mengungkapkan tentang penggunaan

model biaya sebagai dasar pengukuran dalam menentukan jumlah tercatat

asset tetap berwujud, metode penyusutan yang digunakan adalah metode

saldo menurun untuk asset tetap kelompok bukan bangunan dan metode garis

lurus untuk asset tetap kelompok bangunan, tariff penyusutan yang digunakan

adalah berdasarkan Undang-undang perpajakan (UU Nomor 10 tahun 1994)

yang diubah terakhir dengan UU Nomor 17 tahun 2000. Selain itu, terdapat

perhitungan beban penyusunan tahun 2015 yang kurang tepat, sehingga

berpengaruh terhadap penyajian asset tetap berwujud dalam neraca dan

Page 4: Proposal Skripsi New Banar

penyajian beban penyusutan asset tetap berwujud dalam laporan laba-rugi,

serta terdapat banyak asset tetap kelompok kendaraan/alat angkut, peralatan

dan inventariskantor yang telah habis umur manfaatnya dan tidak digunakan

lagi dalam kegiatan operasi perusahaan, seharusnya aset tetap tersebut

diklasifikasikan sebagai asset lain-lain. Suatu aktiva mempunyai masa guna

lebih dari 1 periode akuntansi, mempunyai nilai yang relative besar, dan tidak

untuk dijual kembali, tetapi bila aktiva tersebut tidak digunakan dalam

aktivitas usaha perusahaan sehari-hari, maka aktiva tersebut tidak dapat

diklasifikasikan sebagai aktiva tetap, lebih tepat diklasifikasikan sebagai

aktiva lain-lain. ( Ahmad Syafi’I Syakur, 2009:223-224). Berdasarkan latar

belakang diatas, penulis tertarik untuk mengangkat topic skripsi : “Perlakuan

Akuntansi Aset Tetap Berwujud pada Perusahaan Daerah Air Minum

(PDAM) Kabupaten Tabalong”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan, rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : Bagaimana perlakuan akunttansi asset tetap berwujud

pada PDAM Kabupaten Tabalong?

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah perlakuan akuntansi asset

tetap berwujud pada PDAM Kabupaten Tabalong pada tahun 2015

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perlakuan

akuntansi asset tetap berwujud pada PDAM Kabupaten Tabalong.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi PDAM Kabupaten Tabalong

Memberikan saran mengenai bagaimana perlakuan asset tetap

berwujud yang sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK No 16 tahun 2009)

b. Bagi Pihak lain

Page 5: Proposal Skripsi New Banar

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

bagi penelitian selanjutnya

2. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam melakukan

penelitian yang berkaitan dengan akuntansi keuangan,

khususnya tentang perlakuan akuntansi asset tetap

berwujud.

Page 6: Proposal Skripsi New Banar

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1.Pengertian Akuntansi

AICPA dalam Zaki Baridwan (2008:1) menyatakan bahwa :

Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah

menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat

keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih

alternatif-alternatif dari suatu keadaan.

“Ditinjau dari sudut pemakainya,akuntansi dapat didefinisikan

sebagai “suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan

untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi

kegiatan-kegiatan suatu organisasi”. (Al. Haryono Jusup, 2009:4)

“Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat

didefinisikan sebagai “prpses pencatatan, penggolongan,

peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu

organisasi”. (Al. Haryono Jusup, 2009:5)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan dan pelaporan data kuantitatif dari suatu entitas untuk

kemudian dibuat laporan keuangan dan oleh pemakai laporan

keuangan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan

mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.

2.1.2.Pengertian Laporan Keuangan

“Laporan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang

dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data

keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”.

(Munawir, 2004:2)

Page 7: Proposal Skripsi New Banar

Laporan keuangan adalah data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan yang disusun atau disajikan untuk memenuhi kebutuhan

sejumlah besar pemakai. Dengan demikian laporan keuangan

bersifat umum, artinya tidak dimaksudkan untuk memenuhi

kebutuhan pihak tertentu. Laporan keuangan menunjukkan apa yang

telah dilakukan pihak manajemen (pimpinan perusahaan) atau

pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang digunakan.

Hal ini berarti laporan keuangan bersifat historis yaitu laporan

mengenai kejadian yang telah terjadi.

2.1.3.Komponen-komponen Laporan Keuangan

Menurut IAI (2009:1.2) laporan keuangan yang lengkap terdiri

atas komponen-komponen berikut ini :

a. neraca;

b. laporan laba rugi;

c. laporan perubahan ekuitas;

d. laporan arus kas;

e. catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan setidaknya disajikan secara tahunan. Apabila

tahun buku perusahaan berubah dan laporan keuangan tahunan

disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari

periode satu tahun, maka sebagai tambahan terhadap periode

cakupan laporan keuangan, perusahaan harus mengungkapkan:

a. alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu

tahunan; dan

b. fakta bahwa jumlah komparatif dalam laporan laba rugi, laporan

perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan

keuangan tidak dapat diperbandingkan. (IAI, 2009:1.6-1.7)

2.1.4.Pengertian Aset ( Aktiva) Tetap

Menurut IAI (2009:16.2) pengertian asat tetap adalah asset

berwujud yang :

Page 8: Proposal Skripsi New Banar

a. dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyedian barang

atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan

administrative; dan

b. diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

Menurut Warren, Reeve, Fess (2006:504) : Aktiva tetap (fixed

assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif

permanen. Mereka merupakan aktiva berwujud (tangible asset)

karena terlihat secara fisik. Aktiva tersebut dimiliki dan digunakan

oleh perusahaan serta tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian

dari operasi normal.

Menurut Zaki Baridwan (2008:271) pengertian aktiva tetap

adalah: “ Aktiva-aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen

yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal”.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa asset tetap adalah asset berwujud yang dikuasai (baik yang

diperoleh dari hasil pembelian, pertukaran, sumbangan maupun

penyertaan pemerintah) yang digunakan dalam kegiatan operasi

perusahaan dan digunakan selama lebih dari satu periode.

2.1.5.Pengakuan Aset Tetap

Menurut IAI (2009:16.2) biaya perolehan asset tetap harus

diakui sebagai asset jika dan hanya jika:

a. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan beerkenaan

dengan asset tersebut akan mengalir ke entitas; dan

b. Biaya perolehan asset dapat diukur secara andal

Jadi, biaya perolehan asset tetap harus diakui sebagai asset tetap

perusahaan jika biaya perolehannya dapat diukur secara andal dan

manfaat ekonomis dari asset tetap tersebut mengalir ke entitas

walaupun dari segi hokum belum ada pengalihan kepemilikan.

Tetapi hal ini harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

Page 9: Proposal Skripsi New Banar

2.1.6.Pengukuran Awal Aset Tetap

Menurut IAI (2009:16.4) suatu asset tetap yang memenuhi

kualifikasi untuk diakui sebagai asset pada awalnya harus diukur

sebesar biaya perolehan.

1) Komponen Biaya Perolehan

Biaya-biaya perolehan asset tetap meliputi:

a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak

pembelian yang tidak boleh dikreditkan setelah dikyrangi

diskon pembelian dan potongan-potongan laikn;

b. Biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung

untuk membawa asset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan

agar asset tetap siap digunakan sesuai dengan keinginan dan

maksud manajemen;

c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan asset

tetap dan restorasi lokasi asset.

Contoh biaya yang dapat didistribusikan secara langsung adalah:

a. Biaya imbalan kerja;

b. Biaya penyiapan lahan untuk pabrik;

c. Biaya handling dan penyerahan awal;

d. Biaya perakitan dan instalasi;

e. Biaya pengujian asset apakah berfungsi dengan baik, setelah

dikurangi hasil bersih penjualan produk yang dihasilkan

sehubungan dengan pengujian tersebut; dan

f. Komisi professional.

2) Pengukuran Biaya Perolehan

Menurut IAI (2009:16.5) biaya perolehan asset tetap

adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui pada saat

terjadinya. Jika pembayaran untuk suatu asset ditangguhkan

hingga melampaui jangka waktu kredit normal, perbedaan

antara nilai tunai dengan pembayaran totalnya diakui sebagai

beban bunga selama periode kredit.

Page 10: Proposal Skripsi New Banar

Biaya perolehan dari suatu asset tetap diukur pada nilai

wajar, kecuali:

a. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial; dan

b. Nilai wajar dari asset yang diterima dan diserahkan tidak

dapat diukur secara andal.

3) Hibah Pemerintah

“asset tetap yang diperoleh dari hibah pemerintah tidak

boleh diakui sampai diperoleh keyakinan bahwa:

a. Entitas akan memenuhi kondisi atau prasyarat hibah tersebut;

dan

b. Hibah akan diperoleh”. (IAI, 2009:16.6)

2.1.7.Cara-cara Perolehan Aset (aktiva ) Tetap

Menurut Zaki Baridwan (2008:278-288) “aktiva tetap data

diperoleh dengan berbagai cara, di mana masing-masig cara

perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berikut

ini akan dibicararkan masing-asing perolehan:

1) Pembelian Tunai

Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai

dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang

dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk

memperoleh aktiva tetap termsuk harga faktur dan semua biaya

yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk diakai,

seperti biaya angkut, premi asuransi dalam perjalanan, biaya balik

nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan, semua biaya-biaya

di atas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa harga

perolehan aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai

dicatat sebesar harga beli dan semua biaya yang dikeluarkan

sampai aktiva tetap tersebut siap utuk digunakan.

2) Pembelian secara Lumpsum/Gabungan

Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu

macam aktiva tetap maka harga perolehan harus dialokasikan

Page 11: Proposal Skripsi New Banar

pada masing-masing aktiva tetap. Menurut PSAK No. 16 ; harga

perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan

ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut

berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang

bersangkutan.

Apabial harga pasar masing-massing aktiva tidak diketahui,

alokasi harga perolehan dapat dilakukan dengan menggunakan

dasar surat bukti pembayaran pajak(misalnya pajak bumi dan

bangunan). Jika tidak ada dasar yang dapat digunakan untuk

alokasi harga perolehan maka aloksinya didasarkan pada putusan

pimpinan perusahaan.

Jadi, aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian secara

gabungan dicatat sebesar jumlah alokasi nilai wajar masing-

masing aktiva. Jika nilai wajar masing-masing aktiva tidak

diketahui, penentuan harga perolehan menggunakan dasar surat

bukti pembayaran pajak. Jika tidak ada dasar yang dapat

digunakan maka alokasi harga perolehannya berdasarkan

kebijakan pimpinan perusahaan.

3) Perolehan melalui Pertukaran

a. Ditukar dengan Surat-surat Berharga

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan

saham atau obligasi perusahaan, dicatat dalam buku seharga

harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai

penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak

diketaui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar

harga pasar aktiva tersebut. Kadang-kadang harga pasar surat

berharga dan aktiva tetap yang ditukar kedua-duanya tidak

diketahui, dalam keadaan seperti ini nilai pertukaran

ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, dapt disimpulkan bahwa

harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh melalui

Page 12: Proposal Skripsi New Banar

pertukaran dengan surat berharga dicatat sebesar harga pasar

saham atauobligasi yang diserahkan. Jiak harga passer saham

atau obligasi tidak diketahui, harga perolehan aktiva tetap

dicatat sebesar harga pasar aktiva tetap yang diterima. Jika

harga pasar saham atau obligasi dan aktiva tetap tidak

diketahui, maka harga perolehan aktiva tetap ditentukan

berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan.

b. Ditukar dengan Aktiva yang Lain

Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara

tukar-menukar, atau sering disebut “tukar tambah”, dimana

aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru,

baik seluruhnya atau sebagian dan kekurangannya dibayar

tunai.

“Biaya perolehan dari suatu asset tetap diukur pada nilai

wajar kecuali:

a) Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial;

atau

b) Nilai wajar dari asset yang diterima dan diserahkan tidak

dapat diukur secara andal”, (IAI, 2009:16.5)

A. Pertukaran Aktiva tetap yang Tidak Sejenis

Pertukaran aktiva tetap tidak sejenis adalah pertukaran

aktiva tetap yang sifat dan fungsiya tidak sama. Perbedaan

antara nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan dengan

nilai wajar yang digunakan sebagai dasar pencatatan

aktiva yang diperoleh pada tanggal transaksi terjadi harus

diakui sebagai laba atau rugi pertukaran aktiva tetap.

Penentuan harga perolehan dalam pertukaran seperti ini

harus didasarkan pada nilai wajar aktiva tetap yang

diserahkan ditambah uang yang dibayarkan. Bila nilai

wajar aktiva yang diserahkan tidak dapat diketahui, maka

harga perolehan aktiva baru didasarkan pada nilai wajar

aktiva beru.

Page 13: Proposal Skripsi New Banar

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan aktiva

tetap yang tidak sejenis maka harga erolehannya adalah

sebesar nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan ditambah

uang yang dibayarkan. Jika tidak diketahui nilai wajar

aktiva tetap yang diserahkan, maka harga perolehannya

didasarkan pada nilaiwajar aktiva tetap yang baru. Laba

atau rugi yang timbul dari transaksi pertukaran aktiva tetap

yang tidak sejenis harus diakui dan dilaporkan dalam

laporan laba rugi.

B. Pertukaran Aktiva tetap Sejenis

Pertukaran aktiva tetap yang sejenis adalah pertukaran

aktiva tetap yang sifat dan fungsinya sama. Dalam

hubungannya dengan aktiva yang sejenis PSAK No. 16

menyatakan bahwa laba atau rugi yang timbul akibat

perbedaan nilai wajar aktiva tetap yang diperoleh dengan

yang diserahkan tidak boleh diakui sehingga selisihnya

akan digunakan untuk mengoreksi nilai wajar aktiva yang

diperoleh. Bila terdapat selisih nilai wajar, maka nilai

wajar aktiva tetap baru ditetapkan sebesar nilai buku

aktiva yang dilepaskan. Sebaliknya bila nilai buku aktiva

yang dilepaskan lebih tinggi dari nilai wajar aktiva yang

diterima, maka nilai buku aktiva yang diserahkan harus

diturunkan (write down), dan nilai baru sesudah penurunan

digunakan sebagai niali wajar aktiva yang diterima.

Apabila dalam transaksi pertukaran itu perusahaan harus

membayar ung dengan jumlah tertentu, maka harga

perolehan aktiva yang diterima sama dengan nilai buku

aktiva yang dilepaskan ditambah uang yang dibayarkan.

Sebaliknya apabila perusahaan menerima uang dalam

transaksi pertukaran itu, maka harga perolehan aktiva yang

Page 14: Proposal Skripsi New Banar

diterima adalah sebesar nilai buku aktiva yang dilepaskan

dikurangi uang yang diterima.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulakan bahwa

aktiva tetap yang diperoleh dari pertukaran dengan aktiva

tetap yang sejenis maka harga perolehannya adalah

sebesar nilai buku aktiva tetap yang diserahkan ditambah

uang yang dibayarkan jika perusahaan harus membayar

uang. Jika perusahaan menerima uang dalam transaksi

pertukaran, maka harga erolehannya adalah sebesar nilai

buku aktiva yang diserahkan dikurangi uang yang

diterima. Laba atau rugi yangtimbul dari selisih nilai wajar

aktiva tetap yang diperoleh dan diserahkan tidak boleh

diakui.

C. Pembelian Angsuran

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian

angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak

boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik

jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan

tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan

dibebankan sebagai biaya bunga.

Jadi, harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dari

pembelian angsuran adalah sebesar harga tunai aktiva

tetap tersebut. Bunga selama masa angsuran dibebankan

sebagai biaya bunga pada periode bersangkutan.

D. Dieroleh dari Hadiah/Donasi

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah/donasi,

pencatatannya bias dilakukan menyimpang dari prinsip

harga perolehan. Untuk menerima hadiah, mungkin

dikeluarkan biaya-biaya, tetapi biaya-biaya tersebut jauh

lebh kecil dari nilai aktiva tetap yang diterima. Apabila

aktiva dicatat sebesar biaya yang sudah dikeluarkan, maka

hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu

Page 15: Proposal Skripsi New Banar

kecil, juga beban depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk

mengatas keadaan ini maka aktiva yang diterima sebagai

hadiah dicatat sebesar harga pasarnya.

Berdasarkan uraian di atas, harga perolehan aktiva

tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi dicatat

sebesar harga pasar aktiva tetap yang diterima

E. Aktiva yang Dibuat sendiri

Dalam hal harga pokok aktiva yang dibuat lebih

rendah daripada haega beli di luar, selisihnya merupakan

penghematan biaya dan tidak boleh diakui sebagai laba.

Tetapi apabila harga pokok aktiva yang dibuat itu lebih

tinggi daripada harga beli di luar (dengan kualitas yang

sama) maka selisih yang ada diperlakukan sebagai

kerugian, sehungga aktiva akan dicatat dengan jumlah

sebesar harganya yang normal. Apabila pembuatan aktiva

itu menggunakan dana yang berasal dari pinjaman, maka

bunga pinjaman selama masa pembuatan akan

dikapitalisasi dalam harga perolehan aktiva. Sesudah

aktiva itu selesai dibuat, biaya Bunga pinjaman

dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Biya-

biaya lain yang timbul dalam masa pembuatan aktiva,

dibebankan sebagai harga perolehan aktiva tetap.

Jadi, harga perolehan aktiva tetap yang dibuat sendiri

adalah sebesar niali terkecil antara biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk pembuatan aktiva tetap sampai aktiva

tetap tersebut siap untuk digunakan dengan harga pasar

atau harga beli kepada pihak lain.

2.1.8.Penentuan Harga Perolehan Aset(Aktiva) Tetap

2.1.9.Pengukuran Setelah Pengakuan Awal Aset Tetap

2.1.10. Biaya