bab iv new - repository.iainkudus.ac.id

27
40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Situasi Umum TPQ A-Falah Ngening Batangan Pati 1. Sejarah Singkat Berdirinya TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati tidak lepas dari para sesepuh desa yakni didirikan pada tanggal 25 Maret 1997. Alasan yang mendorong didirikannya TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati ini adalah karena semakin meningkatnya jumlah siswa yang kurang mampu membaca Arab. Disamping itu juga disebabkan karena desakan dari masyarakat yang menginginkan anak-anak mereka sekolah di lembaga Taman Pendidikan Al-Qur’an. Dengan masalah tersebut didirikanlah sebuah TPQ satu- satunya yang berada didesa Ngening Batangan Pati. Sebelum banyaknya tempat untuk menuntut ilmu Pendidikan Al-Qur’an pertama sekolah non formal yang ada didaerah Ngening RT. 3 RW. 2 Batangan Pati yakni TPQ yang sampai sekarang masih berdiri dari keadaan Madrasah dan peserta didiknya semakin maju dan membaik. Dengan adanya TPQ Al-Falah ini sebagai tempat pendidikan Al-Qur’an untuk masyarakat Ngening dengan berbagai keadaan untuk baiknya pemerataan pendidikan Al-Qur’an dengan lokasi yang dekat dengan masyarakat karena di tengah-tengah masyarakat yang strategis walaupun dengan bangunan yang kecil, tua, dan dulunya kurang maju tetapi itu semua dikuatkan oleh niat untuk belajar ilmu agama. 1 Pada tahun-tahun pertama berdirinya TPQ Al-Falah ini jumlah siswa yang diterimanya sangat sedikit hanya mencapai 3 ruang dan juga tempat belajar belum bisa menetap dalam satu tempat. Pertama kali, tempat belajar TPQ Ngening Al-Falah meninjam digedung Madin Ngening Al-Falah. Pada tahun ajaran 1999 tambah ruang 1 meminjam ruang madin pada saat itu santri-santri masih belum aktif karena bergantian dengan santri madin hingga santri TPQ masuk sekolah 3 kali dalam satu minggu, 1 Dokumentasi TPq Al-Falah Ngening Batangan Pati dikutip tanggal 28 Januari 2017.

Upload: others

Post on 22-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Situasi Umum TPQ A-Falah Ngening Batangan Pati

1. Sejarah Singkat Berdirinya TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati

TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati tidak lepas dari para sesepuh

desa yakni didirikan pada tanggal 25 Maret 1997. Alasan yang mendorong

didirikannya TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati ini adalah karena

semakin meningkatnya jumlah siswa yang kurang mampu membaca Arab.

Disamping itu juga disebabkan karena desakan dari masyarakat yang

menginginkan anak-anak mereka sekolah di lembaga Taman Pendidikan

Al-Qur’an. Dengan masalah tersebut didirikanlah sebuah TPQ satu-

satunya yang berada didesa Ngening Batangan Pati. Sebelum banyaknya

tempat untuk menuntut ilmu Pendidikan Al-Qur’an pertama sekolah non

formal yang ada didaerah Ngening RT. 3 RW. 2 Batangan Pati yakni TPQ

yang sampai sekarang masih berdiri dari keadaan Madrasah dan peserta

didiknya semakin maju dan membaik. Dengan adanya TPQ Al-Falah ini

sebagai tempat pendidikan Al-Qur’an untuk masyarakat Ngening dengan

berbagai keadaan untuk baiknya pemerataan pendidikan Al-Qur’an dengan

lokasi yang dekat dengan masyarakat karena di tengah-tengah masyarakat

yang strategis walaupun dengan bangunan yang kecil, tua, dan dulunya

kurang maju tetapi itu semua dikuatkan oleh niat untuk belajar ilmu

agama. 1

Pada tahun-tahun pertama berdirinya TPQ Al-Falah ini jumlah

siswa yang diterimanya sangat sedikit hanya mencapai 3 ruang dan juga

tempat belajar belum bisa menetap dalam satu tempat. Pertama kali,

tempat belajar TPQ Ngening Al-Falah meninjam digedung Madin Ngening

Al-Falah. Pada tahun ajaran 1999 tambah ruang 1 meminjam ruang madin

pada saat itu santri-santri masih belum aktif karena bergantian dengan

santri madin hingga santri TPQ masuk sekolah 3 kali dalam satu minggu,

1 Dokumentasi TPq Al-Falah Ngening Batangan Pati dikutip tanggal 28 Januari 2017.

Page 2: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

41

setelah itu kepala TPQ dapat teguran dari Korcam Batangan untuk

menambah kelas lagi karena tahun 2001 sudah bisa meluluskan siswanya

pertama kali. Pada tahun 2001 menengah bisa membangun ruang untuk

aktif siswa dalam waktu 6 hari bisa masuk sekolah dalam satu minggu

sampai sekarang. Tahun 1998 masih menggunakan metode Iqro’ dan tahun

2002 menggunakan metode Qiro’ati. Akhirnya guru-guru melanjutkan

belajarnya kekajen untuk bimbel menggunakan metode qiro’ati pada hari

jum’at dengan diadakan PMQ (Pendidikan Mu’alimil Qur’an)

dikecamatan Batangan. Dan Alhamdullillah dengan belajar menggunakan

metode Qiro’ati kepala TPQ dan guru-guru bisa menurunkan ilmunya pada

santri-santri sampai sekarang sudah bisa meluluskan santri berkali-kali. 2

2. Letak Geografis TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati

TPQ Al-falah Ngening Batangan Pati berlokasi di Desa Ngening

Kecamatan Batangan Kabupaten Pati tepatnya. Letak TPQ Al-Falah

Ngening Batangan Pati sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Raci

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Bulu Mulya

c. Sebelah timur berbatasan dengan Ketitang Wetan

d. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Tri Mulyo Ngerang.

Jika dilihat dari letak geografis, maka posisi TPQ Ngening

Batangan Pati sangat strategis karena mudah dijangkau oleh siswa.

Sehingga bagi siswa yang rumahnya di luar Desa Ngening dapat dengan

mudah memakai kendaraan pribadi. Jadi letak TPQ Ngening Batangan Pati

tersebut benar-benar sangat sangat strategis karena, letaknya berdekatan

dengan masjid besar desa Ngening juga aman buat anak-anak karena

letaknya dipinggir jalan desa jauh dari jalan pantura.

3. Visi, Misi dan Tujuan TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati

Visi Madrasah:

Membudayakan Membaca Al-Qur’an Dengan Fasih dan Tartil.

2Dokumentasi TPq Al-Falah Ngening Batangan Pati dikutip tanggal 28 Januari 2017.

Page 3: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

42

Misi TPQ:

a. Mengadakan pendidikan Al-Qur’an untuk menjaga, memelihara

kehormatan dan kesucian Al-Qur’an dari segi bacaan yang fasih dan

tartil.

b. Mengingatkan para guru agar berhati-hati jika mengajarkan Al-

Qur’an.

c. Mengadakan pembinaan para ustadz/ah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan pengajaran Al-Qur’an.

d. Mengadakan tadarus bagi para guru ustadz/ah/MMQ lembaga.

e. Memotivassi para ustadz/ah senantiasa mohon petunjuk dan

pertolongan kepada Allah demi kemajuan lembaganya dan mencari

keridhaaanNya.

Tujuan TPQ

a. Semua siswa dengan sadar dan ikhlas melaksanakan kewajiban dalam

beribadah kepada Allah SWT. Semua siswa lancar membaca Al-

Qur’an dengan fasih dan tartil

b. Semua siswa dapat berprilaku sopan santun, jujur adanya belajar Al-

Qur’an.

c. Siswa akan pahamnya belajar melalui Al-Qur’an

d. Siswa dapat mengerti adanya belajar Al-Qur’an. 3

4. Data Kependidikan

Berdasarkan penelitian yang penulis peroleh di TPQ Al-Falah

tersebut diperoleh keterangan bahwa jumlah siswa pada tahun 2016 adalah

sejumlah guru. Adapun mengenai perinciannya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

3 Dokumentasi TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati dikutip Tanggal 28 Januari 2017.

Page 4: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

43

Gambar 4. 1

STRUKTUR ORGANISASI

TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN AL-FALAH

NGENING BATANGAN PATI

BENDAHARA Edy Purnomo

PRA TK Tsamroni Rukiyat Ruqoyah

KEPALA SEKOLAH

MASRUR MULYONO

KOMITE LEMBAGA

Sutoyo

KEPALA TU Edy Purnomo

WALI KELAS

GURU

PELINDUNG

KEPALA DESA

JILID I SRI SN

JILID 2A/B Siswati

Endang Yi

JILID 3a/b Syafa’atun

Pujiati

JILID 4A/B Nurasih

JILID 5 A/B Ruqoyah

Waso

JUZ 27

Sunarti

JILID 6 Marfu’ah

GHORIB A/B Tsamroni Larasati

TAJWID/ FINISHING

Rukiyat

PASCA TPQ Slamet Mulyono

SISWA

Page 5: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

44

5. Data Kesiswaan

Berdasarkan penelitian yang penulis peroleh di TPQ Al-Falah

tersebut diperoleh keterangan bahwa jumlah siswa pada tahun 2016 adalah

sejumlah 185 siswa. Adapun mengenai perinciannya dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4. 1

Jumlah Siswa 2016/2017

Kelas Jml kelas Jml Siswa Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Jilid I 2 16 6 10

Jilid II 2 44 17 27

Jilid III 2 33 13 20

Jilid IV 2 22 9 13

Jilid V 2 21 9 12

Jilid VI 1 13 5 8

Jilid Al-Qur’an

- - - -

Ghorib 2 11 4 7

Pasca 1 18 7 11

Tajwid 1 7 2 5

Finishing - - - -

Jumlah 185 72 113

Kegiatan belajar mengajar siswa dilaksanakan pada pukul 15. 30-16. 00

WIB, khusus pada hari jum’at libur.

Page 6: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

45

6. Rincian Tugas Guru Mapel

a. Kepala TPQ bertugas menyelenggarakan supervise mengenai

1) Proses belajar mengajar

2) Kegiatan kerja sama dengan masyarakat, dengan itensi yang terkait

3) Sarana dan Prasarana

4) Kegiatan 6 K (keagamaan, kedisiplinan, kebersihan, keteladanan,

ketrampilan dan kemandirian)

b. Tugas Wakil Kepala TPQ

1) Kesiswaan

a) Mengatur program dan pelaksanaan bimbingan konseling

b) Mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan 6 K

c) Menyusun dan mengatur pelaksanaan pemilihan siswa teladan

d) Menyelenggarakan cerdas cermat.

2) Sarana Prasarana

a) Merencanakan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang

proses belajar mengajar

b) Merencanakan program pengadaan barang

c) Mengatur pemanfaatan sarana prasarana

d) Mengelola perawatan, perbaikan dan pengisian sarana

e) Menyusun laporan

7. Kewajiban Siswa :

a. Santri wajib datang di madrasah 5 menit sebelum tanda waktu masuk/

jampelajaran dimulai(jilid 1 s/d 3 : 13. 00 WIB) (jilid 4 s/d finishing :

14. 30)

b. Santri wajib berbudi pekerti dengan akhlaq yang terpuji

c. Santri wajib mengikuti apel setiap hari masuk

d. Santri wajib berpakaian yang sopan/berseragam dengan ketentuan:

1. Hari Sabtu dan Ahad : berseragam korwil coklat

2. Hari Senin dan Selasa : berseragam korcab(hijau putih)

3. Hari Rabu dan Kamis : berseragam korcam hijau)

e. Santri wajib mengikuti jamaah sholat Ashar dengan tertib dan khusyu’

Page 7: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

46

f. Santri wajib meminta izin kepada ustadz/ustadzah apabila akan

meninggalkan kelas

g. Santri wajib ngaji setiap masuk

h. Santri wajib membayar khoirot setiap bulan paling lambat tanggal 28

8. Larangan-larangan Bagi Siswa :

a. Santri tidak boleh keluar kelas waktu pelajaran berlangsung, tanpa

seizin ustadz/ustadzah

b. Santri tidak boleh makan di dalam kelas waktu pelajaran berlangsung

c. Santri tidak boleh membawa mainan/main di dalam kelas

d. Santri tidak boleh mengajukan tes sebelum diizinkan oleh

ustadz/ustdzah yang bersangkutan

e. Santri tidak boleh pindah jilid/kelas sebelum di ACC/ disetujui Kepala

TPQ

f. Santri tidak boleh membuang sampah di sembarang tempat

g. Santri tidak boleh merusak/corat-coret fasilitas madrasah

9. Sanksi-Sanksi

a. Diperingtkan secara lisan

b. Diperingatkan secara tertulis/ pemanggilan orang tua

c. Diberi sangsi/ hukuman pembinaan

d. Dikeluarkan. 4

Tabel 4. 2

Data Bentuk Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Imtihan

Tahun Pelajaran 2016/2017

No Hari/tanggal Nama Kelas Bentuk Kecemasan

Tindak lanjut

1. Rabu/14/12/2016

Rizi Pasca

Gemetar Guru Mapel 2. Putri Wajah memerah Guru Mapel 3. Diah Wajah pucat Guru Mapel 4. Sabtu/31

/01/2017

Nada Jilid VI

Jantung

berdegub kencang

Guru Mapel

5. Sasa Jilid V

Guru Mapel

4Ibid

Page 8: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

47

10. Perencanaan Ke Depan

a. Konsep upaya peningkatan mutu lembaga

1) Memberikan pelajaran tambahan siang hari mulai jam 18. 30 s/d

19. 15 WIB

2) Wajib hafalan surat-surat Al Qur’an ( Juz Amma )

b. Prioritas pengembangan sarana prasarana lembaga ke depan (disertai

alasannya)

Jenis usulan

1) Melengkapi sarana dengan praga untuk siswa agar nyaman

2) Menambah sarana ketrampilan untuk menunjang ketrampilan siswa

11. Permasalahan Dan Upaya Mengatasinya

a. Aspek Sarana Lembaga

1) Belum mempunyai sumber dana / usaha

2) Pengurus belum mampu memberikan gaji sesuai UMR

b. Aspek Ketenagaan

1) Belum mempunyai tenaga yang betul-betul ahli .

2) Masih banyak guru yang jarang berangkat mengajar

c. Aspek Kesiswaan

1) Ekonomi Siswa banyak dari kalangan keluarga menengah ke

bawah

12. Data Sarana Dan Prasarana

a. Data Tanah dan Bangunan

1) Status tanah milik : Desa

2) Luas ruangan belajar : 196 m2

3) Luas tanah : 600 m2

4) Denah/lay out dan keterangan (terlampir)

13. Sarana dan prasarana

Layaknya sekolahTPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) pertama

dari Kabupaten Pati, maka TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati

memiliki bangunan lantai satu dan memiliki fasilitas serta sarana

prasarana yang memadai. Hal ini dikarenakan adanya fasilitas dan sarana

Page 9: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

48

prasarana yang memadai merupakan salah satu faktor penunjang

keberhasilan dan memudahkan dalam pelaksanaan Kegiatan

Pembelajaran (KP). TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati sebagai

lembaga pendidikan memiliki sarana dan prasarana sebagai penunjang

keberhasilan belajar mengajar. 5

Tabel 4. 3

Sarana dan Prasarana

No. Jenis Lokal M2 Kondisi

Kekurangan Baik Rusak

1 Ruang Kelas 8 -

2 R. Kantor/T U 1 - - Komputer

3 Ruang Kepala 1 1 -

4 Ruang Guru 1 1 -

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Data Mengenai Hasil Observasi dan Dokumentasi Tentang

Penerapan Teknik Relaksasi Untuk Mengatasi Kecemasan Siswa

Dalam Menghadapi Imtihan Baca Tulis Al-Qur’an Batangan Pati

Pendidikan adalah orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-

anak untuk memimpin jasmani dan rohani kearah pendewasaan. Dalam

artian pendidikan adalah sebuah proses transfer nilai-nilai dari orang

dewasa (guru orang tua) kepada anak-anak agar menjadi dewasa dalam

segala hal. Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap

bangsa yang sedang membangun upaya perbaikan di bidang pendidikan

yang merupakan satu keharusan untuk selalu di laksanakan agar suatu

bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

5 Dokumentasi TPQ Al-Falah Batangan Pati dikutip tanggal 28 Januari 2017.

Page 10: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

49

guru menerapkan teknik relaksasi demi untuk peserta didik agar tidak

cemas dalam menghadapi imtihan salah satunya ketika mau naik jilid

siswa merasa takut karena takut pada guru yang menghadapi atau

membimbingnya.

Setiap lembaga pendidikan memerlukan evaluasi dengan tujuan

untuk mengetahui seberapa kemampuan peserta didik (santri TPQ) dalam

menerima pelajaran di kelas untuk mengetahui semua itu guru dapat

memberikan ulangan harian. Setiap ulangan harian dengan cara lisan, atau

tertulis, supaya guru mengetahui kemampuan siswanya yang selama ini

diajarkan di kelas, setelah ulangan harian guru mengadakan ujian nasional

bagi pendidikan formal namun didunia pendidikan non formal yang ada di

TPQ ini mengadakan Imtihan tidak lain namanya dengan ujian akhir

santri. Ketika Imtihan akan diadakan guru juga perlu mengetahui siswa

dalam menghadapi ujian nanti merasa cemas yang berlebihan atau tidak.

Agar peserta didik tidak takut dalam menghadapi imtihan, maka guru

menggunakan teknik relaksasi, karena disaat imtihan siswa banyak yang

yang merasa cemas. Oleh karenanya guru memberi dorongan agar siswa

tidak merasa cemas disaat menghadapi ujian atau Imtihan.

Wawancara dengan Bapak Masrur Mulyono selaku kepala TPQ

mengatakan bahwa:

“Ada bermacam-macam dalam melakukan penerapan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan siswa, siswa disuruh berdiri nunggu 5 menit untuk masuk kelas, siswa disuruh bernyanyi agar waktu imtihan tidak cemas, siswa disuruh menghelai nafas sambil mengeluarkan nafas sampai siswa merasa ringan pikirannya dan rileks. ”6

Hal tersebut juga dialami oleh Ibu Stamroni selaku guru Ghorib

A, beliau mengatakan bahwa :

“Ada banyak mbak, cara melakukan penerapan teknik rileksasi antaranya siswa disuruh tegak sembari memetik jari sampai 5x ,

6Hasil wawancara dengan Bapak Masrur Mulyono, selaku Kepala TPQ dan Guru tes naik

jilid, pada tanggal 04Februari 2017di ruang kelas pukul 15. 30-15. 45 WIB.

Page 11: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

50

siswa diajak bersenang-senang atau siswa diajak main sambung ayat sampai siswa riang dengan itu siswa tidak merasa cemas. ”7

Senada apa yang dikatakan oleh Bapak Masrur dan Ibu Stamroni

yang mengatakan tentang teknik rileksasi untuk mengatasi kecemasan

siswa yaitu siswa yang cemas akan menghadapi imtihan atau evaluasi

akhir (ujian akhir) yang siswa takut akan tidak lulus dalam ujian nanti,

maka dari itu guru memberi alternatif untuk siswa agar tidak cemas lagi

dalam menghadapi imtihan yang akhirnya diterapkanlah teknik relaksasi di

TPQ al-falah ini, agar siswa TPQ nanti dalam menghadapi ujian nilai yang

ia dapatkan memuaskan hingga siswa tidak merasa cemas kembali. ”Dan

selanjutnya juga diutarakan oleh Rukiyat selaku guru finishing beliau

mengatakan bahwa:

“Ya guru memberi arahan-arahan yang positif ketika akan menghadapi imtihan agar siswa tidak merasa cemaas waktu akan ujian nanti, guru mengajak siswa bermain lempar jawaban mengenai masalah-masalah yang akan di imtihankan, seperti tajwid, fasholatan, do’a sehari-hari dan lain-lain agar siswa tidak merasa cemas ketika menghadapi imtihan. ”8

Selain Kepala TPQ tersebut juga diutarakan oleh ibu Rukiyat

selaku guru Finishing, beliau mengatakan bahwa:

“Ya mbak. . gini diantaranyaanak yang cemas sering mengeluarkan keringat berlebihan, bibir bergetar, tangan dingin, gugup dalam bicara, anak sering diam atau siswa merasa debuk jantungnya kencang, menurut saya, itu wajar karena orang yang cemas berlebihan biasanya takut aka nada masalah yang dialami lebih berat, namun siswa disini tidak berlebihan cemasnya dengan adanya penerapan teknik relaksasi siswa merasa nyaman dan merasa tidak gerogi waktu menghadapi imtihan, kenapa tidak gerogi? Karena waktu imtihan itu dilaksanakan di panggung atau seperti akhirus sanah, disana siswa di beri pertanyaan-pertanyaan yang siswa sudah pelajari, contoh dari pertanyaan tersebut ialah: a). Siswa ditnya dengan surat pendek b). Bacaan tajwidnya. Tentangcara sholat, tentang cara berwudhu, tentang hadits pendek

7Hasil wawancara dengan Ibu Syamroni, pada tanggal 4 februari 2017di ruang kelas pukul

16. 00-16. 15 WIB. 8Hasil wawancara dengan Ibu Rukiyat, pada tanggal 5Februari 2017 . di ruang kelas pada

pukul 16. 05-16. 30 WIB

Page 12: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

51

dan c) siswa diberi pertanyaan lain dari wali murid yang ingin member pertannyaan. ”9

Demikian juga dengan yang dikatakan oleh Fahrul siswa kelas

Pasca dan Diah yang mengatakan bahwa:

“yang kami rasakan ya mbak,, waktu penerapan teknik relaksasi itu kami merasa nyaman, merasa rileks tidak ada rasa cemas, namun waktu naik jilid kami merasa cemas, karena pembimbing kepala TPQ sendiri, namun ketika adanya penerapan teknik relaksasi kami diberi arahan oleh guru-guru akhirnya kami tidak merasa cemas lagi waktu menghadapi keduanya. ”10

Melihat dari hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa

bentuk-bentuk penerapan teknik relaksasi yang dilakukan oleh peserta

didik di TPQ Al-Falah Batangan Patipada tanggal 04Februari 2017

tersebut bisa dijelaskan ada beberapa siswa yang rileks dalam menghadapi

imtihan yakni Rizi (pasca), Putri (ghorib), dan Diah (jilid 6). Mereka

semua rileks dan merasa senang dalam menghadapi imtihan untuk itu

siswa berbagai kesenangan, gembira, dan riang adanya teknik relaksasi.

Seperti yang dikatakan oleh Putri kelas Ghorib B yang mengatakan

persiapan dalam menghadapi imtihan:

“Diantaranya ya kak,, belajar, menghafal surah-surah pendek, tata cara berwudhu, bacan hauqolah, do’a sehari-hari, fasholatan, hadits pendek, sambung ayat, dan lain sebagainya kak. ”11

Dan senada yang dikatakan oleh Fahrul dan Diah peserta didik

kelas Pascapersiapan dalam menghadapi:

“persiapan dalam menghadapi imtihan diantaranya yaitu: menghafal surah-surah pendek, meghafal hadits pendek, menghafal hauqolah, fasholatan, menghafal tata cara wudhu, menghafal do’a sehari-hari, menghafal tajwid dan sambung ayat. ”12

9Ibid. 10Hasil wawancara dengan Fahrul Al-Farizi dan Diah Khoirun Nisa’ selaku siswa pasca Tpq,

pada tanggal 6 Februari 2017, di ruang kelas, pada pukul 15. 35-16. 00 WIB. 11Hasil wawancara dengan Putri Na’imatur Rohmah Kelas Ghorib, pada tanggal 6 Februari

2017, di teras pada pukul 16. 00-16. 15 WIB . 12Hasil wawancara dengan Fahrul dan Diah, pada tanggal 6Februari 2017, di ruang kelas,

pada pukul 15. 35-16. 00WIB.

Page 13: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

52

Dari beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa peserta

didik sama-sama mempersiapkan sebaik mungkin dalam menghadapi

imtihan, tanpa susah payah ia lakukan dengan baik.

Melihat dari beberapa bentuk Teknik relaksasi, merupakan

gambaran siswa yang efektik tidak merasa cemas lagi dalam menghadapi

imtihan. Sehingga ini dirasakan oleh siswa di TPQ Al-Falah Batangan

Pati, dalam wawancara dengan Diah kelas Pasca yang mengatakan bahwa:

“Saya pernah cemas mbak dalam menghadapi imtihan, namun adanya penerapan teknik rileksasi saya merasakan nyaman, merasa rileks tanpa adanya gerogi waktu naik panggung untuk di imtihankan. ”13

Senada halnya dengan Putri siswa kelas Ghorib B yang

mengatakan bahwa:

“Iya mbak ada,,, teman saya waktu dalam menghadapi imtihan cemas, ciri-cirinya itu: pertama bibir bergetar, wajah memerah, megang microfont itu gemetar, tangannya dingin, rasa jantungnya berdegub kencang. ”14 Ada juga hal yang serupa dari Fahrul siswa kelas Pasca yang

mengatakan bahwa:

“Iya mbak ada,,, Saya pernah melihat teman saya yang cemas saat naik panggung ketika mau menghadapi imtihan wajah memerah, pucat, keringatnya terus berkucuran, gerogi danlain-lain. ”15 Hal tersebut menjadikan peserta didik merasa bingung dalam

melakukan proses pembelajaran dan akhirnya teman-temannya yang

sebelumnya tidak cemas merasa cemas hingga akhirnya guru memberikan

arahan pada peserta didiknya tentang menggunakan teknik rileksasi:

Hal tersebut juga dikatakan oleh Bapak Masrur Mulyono Selaku

Kepala TPQ, beliau mengatakan bahwa:

13Hasil wawancara dengan Diah selaku siswa Pasca Al-Falah Batangan Pati, pada tanggal 6

Februari 2017, di ruang kelas, pada pukul 15. 30-15. 50 WIB. 14Hasil wawancara dengan Putri Na’imatur Rohmah, selaku siswa Ghorib, Al-Falah Batangan

Pati, pada tanggal 6 Februari 2017, dteras kelas pada pukul 16. 00-16. 15 WIB 15Hasil wawancara dengan Fahrul Al-Farizi selaku siswa kelas Pasca TPq Al-Falah Ngening

Batangan Pati,pada tanggal 6 Februari 2017, di ruang kelas , pada pukul 15. 35-15. 45 WIB.

Page 14: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

53

“Penyebabnya karena siswa kurang mampu menguasai materi yang akan di imtihankan, lingkungan, dan orang tua tidak mengingatkan sewaktu dirumah. Disini orang tua lebih berperan aktif pada anak karena setiap hari sewaktu dirumah bertemu dan bertatap muka langsung kepada anak, sebab orang tua tidak terlalu mengawasinya, memberi perhatian kepada anak tersebut karena masalah sibuk dengan pekerjaannya, oleh karena itu si anak tidak nyaman waktu akan adanya imtihan. ”16 Hal tersebut juga dikatakan oleh Ibu Rukiyat selaku guru Finishing

“ Penyebab dari kecemasan ini ya mbak. . ya antara lain karena kurangnya belajar, kurangnya dorongan dari orang tua untuk belajar, lingkungan juga dari efek kecemasan siswa. Masalah cemas juga bisa pengaruh pada kestabilan pikiran karena kecemasan yang tinggi merupakan stress yang rendah. Dari situlah siswa diberiarahan tentang penerapan teknik rileksasi agar tidak merasa cemas dalam menghadapi imtihan. ”17 Faktor penyebab kecemasan pada siswa yang dikemukakan oleh

Bapak Masrur dan Ibu Rukiyat di atas tersebut itu sama dengan yang

dikatakan oleh Ibu Stamroniselaku guru Ghoib, beliau mengatakan bahwa:

“Yang pertama, dari faktor lingkungan baik dirumah maupun sekolah, yang kedua, faktor mileuw. Dari kebiasaan mereka bergaul dengan teman-temannya tanpa pengawas orang tua dengan siapa mereka bergaul hingga pada saat waktunya imtihan cemas akan karena tidak bisa menghafal apa yang disuruh menghafalkan. ”18 Dari penyebab–penyebab itu semua peran guru TPQ ini sangat

dominan dalam membentuk kepribadiansiswa. Dalam proses belajar

mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan

memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Dengan kata

lain guru TPQ mempunyai peran aktif dalam semua kegiatan siswa selama

dilingkungan sekolah, membentuk kepribadian siswa tersebut guru

memberi dorongan positif antara lain dengan cara menghafal surah-surah

16Hasil wawancara dengan Bapak Masrur Mulyono, pada tanggal 04 Februari di ruang kelas

pada pukul 15. 30-15. 40 WIB. 17Hasil wawancara dengan Ibu Rukiyat, pada tanggal 5 Februari 2017 di ruang kelas pada

pukul 16. 05-16. 30 WIB. 18Hasil wawancara dengan Ibu Syamroni, pada tanggal4 Februari 2017 di ruang kelaskelas,

pada pukul 15. 35-15. 45 WIB.

Page 15: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

54

dan do’a-do’auntuk membentuk akhlak dan kepribadian yang baik pada

diri siswa hingga tidak merasa cemas dalam menghadapi imtihan.

Melihat dari tugas guru TPQ tersebut kini dijelaskan oleh Ibu

Syamroni tentang kecemasan siswa dalam menghadapi imtihanhal

tersebut, beliau menjelaskan bahwa:

“Pandangan saya tentang kecemasan siswa di sisni wajar-wajar saja karena belum tahap yang berat apabila siswa cemas saya berikan penawaran agar siswa tidak cemas dengan menggunakan teknik relaksasi siswa saya ajak untuk bernyanyi, sholawatan atau membaca asmaul husna agar jiwa siswalebih tenang kembali. ”19 Sehubungan dengan mengatasi kecemasan siswa dalam

menghadapi imtihan tersebut, Ibu Rukiyat selaku guru pembimbing dalam

menghadapi imtihan juga mengatakan bahwa:

“Pandangan saya tentang kecemasan siswa hanya sebatas kewajaran karena seorang siswa yang akan menghadapi ujian atau imtihan pasti merasakan yang namanya cemas, namun tidak semua siswa seperti itu, siswa di TPQ ada yang merasa cemas saat menghadapi ujian namun guru-guru yang lain memberikan saran yang posistif agar waktu menghadapi imtihan nanti lebih membaik pikirannya lebih tenang dan rileks adanya imtihan dan penerapan teknik rileksasi. 20 Dari beberapa guru TPQ di atas yang mengatakan pandangan

mereka tentang kecemasan siswa tersebut,ibu Rukiyat selaku guru

finishing mengatakan bahwa:

”Pandangan saya tentang kecemasan ini ya masih bisa di atasi mbak, karena masih tahap ringan dengan adanya penerapan teknik rileksasi ini siswa TPQ alhamdullillah bisa semangat kembali atau bisa riang tanpa ada cemas yang berlebihan. ”21

Hal senada juga dari kepala TPQ sendiri mengemukakan bahwa:

“Pandangan saya tentang kecemasan di TPQ ini masih dalam tahap ringan belum sampai tahap cemas yang berat. Seperti wajah memerah, tangan gemetar saat memegang microfont, bibir atau

19Ibid. 20Hasil wawancara dengan Ibu Rukiyat, pada tanggal5 Februari 2017 di ruang kelas, pada

pukul 16. 05-16. 30 WIB. 21Ibid.

Page 16: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

55

mulut mulai susah mengutarakan saat diberi pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya mudah menjadi semakin berat. ”22 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan

ini tentang guru menerapkan teknik rileksasi untuk mengatasi kecemasan

siswa dalam menghadapi imtihan pada siswa dengan tugasnya yang

memberikan motivasi-motivasi yang sangat membuat siswa senang akan

adanya imtihan yang biasanya cemas mulai tidak cemas yang di

kemukakan oleh Ibu Rukiyat selaku guru Finishing, yang mengatakan

bahwa:

”Pandangan saya dalam mengatasi kecemasan siswa, memberikan pandangan yang positif agar siswa lebih menyukai memberikan punishment untuk melakukan kebaikan atau menghafal surah-surah pendek waktu akan menhadapi imtihan”23 Dengan demikian semua guru TPQ pada hakikatnya mendapat

pandangan sendiri-sendiri tentang cara mengatasi kecemasan siswa dalam

menghadapi imtihan tersebut, dari hasil hasil wawancara di atas tersebut

berbagai pandangan guru TPQ tentang mengatasi kecemasan siswa

dengan menanamkan nilai-nilai positif seperti adanya penerapan teknik

rileksasi hingga siswa merasa lebih tenang adanya penerapan tersebut.

Pada halnya yang dikatan oleh ibu Syamroni .

“Pandangan dalam mengatasi kecemasan siswa tidak merasa cemas lagi adanya teknik rileksasi hingga waktu imtihan tiba siswa merasa nyantai karena lebih rileks. ”24 Dengan demikian secara garis teknik rileksasi adalah sebagai

perangsang siswa, pembuka mata hati manusia dan merupakan dikala

gelap serta memberi motivasi. Rileksasi adalah merupakan ketenangan

rohni yang bisa membuat siswa lebih tenang dan lebih semangat dalam

melakukan kerileksan pada diri sendiri karena akan memudahkan siswa

22Hasil wawancara dengan Kepala TPQ, pada tanggal 4 Februari. di ruang kelas, pada pukul

15. 30-15. 45 WIB. 23Hasil wawancara dengan Ibu Rukiyat, pada tanggal 5februari 2017 di ruang kelas, pada

pukul 16. 05-16. 30 WIB. 24Hasil wawancara dengan Ibu Stamroni, pada tanggal 4 Februari 2017, di ruang kelas, pada

pukul 15. 30-16. 00 WIB.

Page 17: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

56

berfikir jernih, dan tidak mulai kosong fikiran yang ia dapat, merasakan

kebaikan pada diri dalam segala melakukan berbagai hal positif.

Dari hasil wawancara dari Bapak Masrur Mulyono selaku kepala

TPQ, mengatakan bahwa:

“Pernah, setidaknya guru-uru memberikan pengertian, macam-macam teknik rileksasi dan cara melakukannya hingga sampai membaik. Seperti saya suruh berbaris nunggu lima menit setelah itu masuk kekelas. waktu siswa belum menghadapi imtiihan sampai siswa mau menghadapi imtihan saya berikan penjelasan-penjelasan tentang teknik relaksasi agar siswa paham akan masalah-masalah yang dihadapi seperti cemas dalam menghadapi imtihan siswa dianjurkan ikut belajar teknik rileksasi dalam menghadapi imtihan disitu dijelaskan cara-caranya melakukan teknik rileksasi yaitu: siswa disuruh baris-berbaris, siswa disuruh lari-lari kecil, sampai ia merasa riang dan tidak merasa cemas dilakukan ketika siswa mulai cemas, hingga sapai ia membaik. ”25 Hal yang sama dari Ibu Stamroni juga mengatakan bahwa:

“Pernah mbak. . hanya dilakukan dalam satu minggu itu 3x namun dengan adanya penerapan itu siswa merasa senang dan bangga tidak merasa galau atau gerogi lagi dalam menghadapi imtihan. 26” Senada dari Bapak Masrur dan Ibu Syamroni juga dikatakan oleh

Ibu Rukiyat sendiri mengatakan bahwa:

“pernah mbak, yaitu menjelaskan beberapa pengertiannya, cara melakukannya dan macam-macamnya, selain itu juga memberikan motivasi terhadap siswa agar waktu imtihan nanti tidak cemas karena sudah mengetahui beberapa penjelasan yang ia terima. ”27 Selain dari beberapa narasumber di atas mengenai penjelasan

tentang rileksasi juga dapat ditarik pembahasan dengan bagaimana kondisi

siswa saat melakukannya.

25Hasil wawancara dengan Bapak Masrur Mulyono, pada tanggal 4 Februari 2017 di ruang

kelas, pada pukul 15. 30-16. 00 WIB. 26Hasil wawancara dengan Ibu Stamroni, pada tanggal 4 Februari 2017 di ruang kelas pada

pukul 16. 00-16. 15 WIB. 27Hasil wawancara dengan Ibu Rukiyat, pada tanggal 5 Februari 2017 di ruang kelas pukul

15. 30-16. 00.

Page 18: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

57

Bapak Masrur mulyono mengatakan bahwa:

”kondisi siswa dalam melakukan teknik rileksasi dalam menghadapi imtihan dengan kondisi tenang agar siswa lebih rileks. ”28 Senada dengan ibu Stamroni mengatakan bahwa: “kondisi siswa saat siswa melakukan imtihan dianjurkan lebih tenang, perasaan cemas disuruh menghilangkan sementara, agar waktu memulai teknik rileksasi berhasil siswa melakukannya dengan baik, hingga waktu imtihan siswa merasa lebih nyaman. ”29

2. Data Mengenai Hasil Observasi dan Dokumentasi Mengenai Faktor

Pendukung dan Faktor Penghambat untuk Mengatasi Kecemasan

Siswa dalam Menghadapi Imtihan Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ

Al-Falah Ngening Batangan Pati

Masa evaluasi adalah masa dimana siswa akan tahu titik

kelemahannya suatu penyelesaian masalah pelajaran yang selama ini ia

hadapi, evaluasi merupakan titik terang dalam pembelajaran semasa di

kelas atau sekolah, guru menganjurkan siswa untuk bisa menyelesaikan

masalah yang sangat sulit yaitu dimana siswa diproses dengan cara-cara

yang berbeda, siswa diberi pertanyaan-pertanyaan tentang mata pelajaran

selama ini ia nyam pada di kelasnya, siswa sebelum menerima evaluasi

siswa disuruh belajar terlebih dahulu akan waktunya tiba agar tidak cemas,

siswa yang pada waktunya cemas dalam menghadapi imtihan identik

cemas di ajari tentang cara menerapkannya teknik relaksasi siswa agar

tidak merasa cemas lagi, pada saat penerapan berlangsung siswa sadari

bahwa pada waktu itu siswa merasa nyaman, tanpa ada gerogi disaat naik

panggung dan di depan para hadirin semua.

Kaum remaja atau masa sekolah sangatlah penting bagi peserta

didik dimana ia diajari tentang cara membaca Al-Qur’an, cara menghafal

surah-surah pendek, remaja ini sangat leluasa bila tidak mengerti tentang

28Hasil wawancara dengan Bapak Masrur Mulyono, pada tanggal4 Februari 2017di ruang kelas pukul 15. 30-17. 00 WIB.

29Hasil wawancara Ibu Syamroni, pada tanggal 5 Februari 2017 di ruang kelas pukul 15. 30. 16. 10 WIB.

Page 19: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

58

soal yang ia akan imtihankan siswa bisa bertanya pada guru atau guru

membimbing siswa member arahan yang sangat mumkini, guru berhak

memberi acungan jemol bila siswa mampu menjawab soal-soal yang ia

berikan, tak segan-segan pula guru memberi apresiasi dengan dapatnya

siswa-siswanya nilai yang memuaskan.

Bermacam-macam penerapan teknik relaksasi untuk mengatasi

cemasnya siswa, pada waktu evaluasi mendatang siswa mulai sibuk

dengan masalah-masalah yang ia hadapi seperti halnya: siswa belajar

sambung ayat, belajar tata cara berwudhu, tata cara sholatsiswa sangat

senang dan semangat adanya penerapan seperti itu sampai siswa bilang

sangat merasa nyaman. Siswa yang merasa cemas bila ia tidak bisa

menjawab pertannyaan yang diberikan oleh guru atau wali murid lain yang

ingin member pertanyaan, siswa seperti ini yang cemas sampai gemetaran

namun tidak berlebihan masih tingkat wajar.

Begitu juga suatu tindakan mencegah cemasnya siswa pada waktu

menghadapi imtihan. guru selalu memberi motivasi-motivasi yang positif

akan siswa merasa senang adanya nilai-nilai positif pada dirinya, siswa

merasa semangat akan adanya evaluasi yang akan ia hadapi disewaktu di

sekolah siswa tidak perlu merasa tidak nyaman lagi, karena guru-guru lain

sudah memberikan contoh-contoh dalam mengahadapi evaluasi siswa

sangat beruntung adanya penerapan relaksasi. Dengan demikian kondisi

guru dalam faktor pendukung, yang di katakana oleh Bapak Masrur:

“begini ya mbak, guru hanya bisa memberikan arahan ketika siswa menghadapi imtihan atau ujian akhir santri, guru memberikan gambaran-gambaran yang positif agar siswa yang mengalami cemas tidak merasa cemas kembali, guru berharap siswa yang akan diimtihankan atau ujian akhir santri nilai-nilai yang ia dapatkan memuaskan, guru diharapkan ketika memerikan motifasi jangan membeda-bedakan antara anak yang lebih cerdas dari anak yang kurang cerdas, karena adanya seperti ini siswa akan lebih cemas hingga takutnya siswa lebih tinggi akan mengganggu ketenangan belajar siswa yang lain. guru hanya bisa memberi arahan agar siswa ini tidak merasa cemas kembali, karena rasa cemas biasanya identik dengan adanya permasalahan dirumah seperti terpecah

Page 20: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

59

belahnya orang tua, akan adanya sesuatu yang mengganjal dan lain sebagainya. ”30 Selain itu juga di katakana oleh ibu Stamroni tentang faktor

pendukung:

“Adanya metode qiro’ati, siswa dapat membaca dan menghafal lebih ringan, adanya kelas yang memadai hingga siswa nyaman, adanya nilai-nilai positif yang ia dapatkan di sekolah TPQ, Siswa hanya bisa belajar dengan mudah, siswa diajarkan dengan menghafal surah-surah pendek-menghafal hadis-hadits pendek, fasholatan, dan baca tulis Al-Qur’an. ”31 Senada yang dikatakan Ibu Rukiyat tentang faktor pendukung

dalam TPQ ini belau mengatakan:

“Dalam menghadapi ujian tidaklah siswa langsung tidak cemas, ada beberapa faktor pendukung adanya siswa tidak merasa cemas dalam menghadapi ujian akhir atau imtihan yaitu: siswa diberikan gemblengan atau arahan untuk di pelajari yaitu tentang membaca, menulis, menghafal, dan lain-lain, hingga nanti waktu imtihan tiba siswa sudah paham apa yang keluar waktu imtihan nanti, faktor pendukung lain antaranya: adanya guru, adanya siswa, adanya kelas, adanya pelajaran-pelajaran tambahan seperti fasholatan, tata cara berwudhu, do’a sehari-hari, hadits pendek dan motifasi-motifasi yang positif. ”32 Selain faktor-faktor pendukung yang dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa seorang guru wajib akan adanya mengevaluasi anak didiknya untuk mengetahui seberapa pahamnya siswa ketika sudah duduk dikelas yang selama ini ia daptkan, tidak hanya mengevaluasi guru juga harus dapat mengambil intisari dari permasalahan-permasalahan yang ia ketahui kepada siswa. Antaranya ketika siswa cemas guru harus memberikan arahan-arahan yang positif karena saat yang paling rentan pada diri siswa ketika menghadapi ujian akhir. Waktu terus melalui siswa yang kurang mampu dalam menghadapi

ujian akhir atau imtihan dapat melihat dari faktor-faktor penghambat

30Wawancara dengan Bapak Masrur, pada tanggal 4 Februari 2017, di ruang kelas pada pukul 15. 30-15. 16. 00WIB

31Wawancara dengan Ibu Syamroni, pada tanggal 4 Februari 2017, di ruang kelas pada pukul 16. 00-16. 15 WIB

32Wawancara dengan Ibu Rukiyat pada tanggal 5 februari 2017, di ruang kelas pada pukul 15. 30-16. 00 WIB

Page 21: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

60

antaranya yang dipaparkan oleh Kepala TPQ Al-falah Bapak Masrur

Mulyono:

“ Begini ya mbak, faktor penghambat yang selama ini saya ketahui itu siswa cemas dalam menghadapi imtihan atau naik jilid, kenapa kok cemas? Karena waktu ujian itu Kepala TPQ sendiri yang menguji disaat sisswa naik jilid siswa itu gemetar, siswa terkadang diam, siswa terkadang tidak mampu membaca, oleh karenanya guru memberikan pelajaran tambahan cara menulis huruf-huruf hijaizah, selain itu siswa cemas ketika dirumah orang tua adanya percekcokan hingga mengakibatkan siswa tidak nyaman dalam belajar. ”33 Selain itu juga dikatakan oleh Ibu Rukiyat selaku Guru Finishing

beliau mengatakan:

“Begini ya mbak, selama ini kendala dari siswa merasa cemas itu adanya ketidak adilan guru waktu di kelas membanding-bandingkan siswa yang yang lebih cerdas dan kurang cerdas, karena selain itu siswa yang kurang memperhatikan waktu guru mengajar, setelah ditanya langsung badannya gemetar. ”34 Selain itu juga dikatakan oleh Ibu Syamroni Guru Jilid beliau

mengatakan:

“faktor penghambatnya yaitu: siswa kurang memperhatikan waktu guru menerangkan pelajaran yang berlangsung, siswa waktu di kelas asyik bermain sehingga mengakibatkan penghambatan dalam belajar dan akhirnya siswa yang asyik bermain tadi ditunjuk untuk mengulas perkataan bu guru tidak mengerti akhirnya terjadi kecemasan yang ringan. 35 Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan tentang faktor

pengambat yaitu siswa yang tidak mau memperhatikan guru disaat guru

menerangkan suatu mata pelajaran yang sedang berlansung, siswa asyik

bermain, ngobrol tanpa terlena untuk memperhatikan disitulah saat guru

bertanya pada siswa yang asyik bermain waktu guru menerangkan ketika

33Wawancara dengan Bapak Masrur Mulyono selaku Kepala Tpq pada tanggal 4 februari

2017, di ruang kelas pukul 15. 35-16. 00 WIB 34Wawancara dengan Ibu Rukiyat selaku guru tpq pada tanggal 6 februari 2017, di ruang

kelas pukul 15. 50-16. 15 WIB 35Wawancara dengan Ibu Stamroni selaku guru Tpq pada tanggal 4 februari 2017, di ruang

kelas pukul 16. 00-16. 19 WIB

Page 22: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

61

ditanya tidak bisa menjawab, ketika disuruh mengulas kembali apa yang

guru terangkan tidak bisa sampai siswa merasa takut dan cemas, hingga

wajah pucat, keringat berkucuran, badan dingin, mengutarakan

pendapatnya sampai gemetaran. Sehingga guru memberikan arahan-arahan

yang positif jangan sampai nanti siswa yang diajari cemas kembali.

Disitulah guru mulai menyadari dengan adanya teknik rileksasi siswa

dapat merasakan ketenangan yang positif.

C. Analisis Penelitian

1. Analisis Data Mengenai Hasil Observasi dan Dokumentasi Tentang

Penerapan Teknik Relaksasi Untuk Mengatasi Kecemasan Siswa

dalam Menghadapi Imtihan Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ Al-Falah

Ngening-Batangan-Pati

Teknik relaksasi merupakan salah satu cara untuk

mengistirahatkan fungsi fisik dan mental sehingga menjadi rileks,

relaksasi merupakan upaya sejenak untuk melupakan kecemasan dan

mengistirahatkan pikiran dengan cara menyalurkan kelebihan energi

atau ketegangan (psikis) melalui sesuatu kegiatan yang menyenangkan.

Tujuan teknik relaksasi adalah membantu orang menjadi rileks, dengan

demikian dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik. Untuk

membantu individu mengontrol diri dan memfokuskan perhatian

sehingga ia saat berada dalam situasi yang menegangkan. 36

Dari pengertian di atas sama dari diambilnya dokumentasi TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati diantaranya: “Santri wajib datang di madrasah 5 menit sebelum tanda masuk jam pelajaran, agar siswa nyaman ketika pembelajaran dimulai, siswa juga diwajibkan mengikuti apel sebelum masuk kekelas. ”37

Menurut Davidson dan Naele (1990) kecemasan merupakan

bagian dari kehidupan manusia. Kecemasan sering muncul pada orang

36Ivancevich, M. John. Perilaku Dan Manajemen Organisasi, (Jakarta: Penerbit Erlangga,

2006), hal. 317 37Dokumentasi TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati. Dikutip pada tanggal 28 Januari 2017

Page 23: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

62

yang dianggap normal, meskipun kecemasan merupakan simptom

semuan psikopatologi terutama yang neurotik. 38

Diambil dari pembahasan di atas dapat diketahui cara

menerapkan teknik rileksasi saat siswa menghadapi ujian antara lain:

siswa di wajibkan mnegikuti apel setiap hari sebelum masuk ke kelas,

agar dengan mengikuti adanya apel siswa merasa lebih tenang saat jam

pembelajaran dimulai, siswa diajak untuk bernyanyi atau sholat yang

ada fasilitasnya di masjid al-falah dan membaca asmaul husna agar

siswa merasa enakan pikirannya. 39

Selain itu, dapat diketahui cara mengatasi kecemasan siswa

dalam menghadapi imtihan yaitu harus dapat menciptakan minat dan

motivasi yang cukup pada siswa untuk berprestasi, tanpa menciptakan

keadan-keadaan yang menekan. Di bawah ini terdapat saran untuk

membantu mengatasi siswa yang merasa cemas supaya tidak cemas

sebagai berikut: tes harus dimaksudkan untuk diagnosa bukan untuk

menghukum siswa yang gagal mencapai harapan guru dan orang tua.

Hindari menentukan berhasil atau tidaknya siswa hanya dari hasil satu

tes. Buatkah catatan pribadi pada setiap lembar jawaban tes yang

menyarankan siswa untuk tepat berusaha dengan baik atau harus

meningkatkan usahanya. 40

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa manusiawi juga

mengidentifikasikan sebab-sebab kecemasan yang dikutip dari bukunya

Sarason dan kawan-kawan bahwa pada umumnya sebab-sebab

kecemasan yang ada pada siswa dikelas adalah mereka merasa risau

karena tidak dapat mendengar atau memahami apa yang diucapkan guru

tidak tau pasti apa yang diharapkan guru darinya dan hal-hal lain yang

berhubungan siswa dengan gurunya dan sumber dari segalanya dalam

38 Lin Tri Rahayu,Psikoterapi Perspektif islam dan Psikologi Kontemporer, UIN Malang

Press, Malang, 2009, hlm. 167. 39Dokumentasi TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati. Di kutip pada tanggal 28 Januari 2017 40Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, RINEKA CIPTA, Jakarta, 2015,

hlm. 187.

Page 24: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

63

perasaan takut tidak lulus. Dan macam-macam kecemasan juga dapat di

ketahui dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya’ayat 103 yang artinya.

”Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari

kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat

berkata):”Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu. ”41

Karena penerapan relaksasi adalah pendidikan dengan melalui

ajaran-ajaran yoga , yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak

didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran yang tidak menimbulkan

kecemasan yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan

itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan

kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak. 42Setelah

ditelusuri kecemasan dilakukan oleh siswa tersebut dilatar belakangi

oleh keadaan yang membuatnya takut pada lingkungan disekolah,

akhirnya muncul inisiatif cemas dan mencari hiburan lain guna untuk

pemuasan keinginan hatinya.

Intinya menjadi seorang guru harus mempunyai banyak referensi teknik atau metode pembelajaran karena dengan menggunakan teknik atau metode pembelajaran yang monoton bisa membuat siswa menjadi bosan sehingga mereka menjadi bosan mengikuti proses pembelajaran mapel TPQ. Variasi penerapan teknik atau metode pembelajaran bertujuan agar siswa selalu merasa senang dalam mengikuti jalannya pembelajaran mata pelajaran diTPQ dan yang paling penting menjadi tujuan utama adalah siswa mampu memahami materi mata pelajaran di TPQ yang telah disampaikan oleh guru, sehingga ketika waktu imtihan atau ujian itu telah tiba maka tingkat kecemasan menghadapi imtihan atau ujian tidak begitu besar. 43

41Surat Al-Anbiya’ ayat 103, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Departemen Agama RI,

Diponegoro, 2011, hlm. 265. 42Op. Cit. , hlm. 86. 43Wawancara dengan Bapak Masrur Mulyono Kepala TPQ Al-falah pada tanggal 4 Februari

2017 pada pukul 16. 00-16. 15 WIB.

Page 25: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

64

2. Analisis Data Mengenai Hasil Observasi dan Dokumentasi Tentang

Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Untuk Mengatasi

Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Imtihan Baca Tulis Al-Qur’an

di TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati

Setiap lembaga pendidikan memerlukan evaluasi dengan tujuan

untuk mengetahui seberapa kemampuan peserta didik dalam menerima

pelajaran yang selama ini ia dapat dibangku kelas TPQ Al-Falah Ngening

Batangan Pati maka dari itu dapat dilihat dari Faktor-faktor yang guru

lakukan dalam mengatasi kecemasan siswa yaitu faktor pendukung dan

faktor penghambat.

Dari hasil analisa pembahasan di atas tersebut dapat disimpulkan

bahwa faktor pendukung yang dilakukan dalam mengatasi kecemasan

siswa, kerjasama dari pihak kepala TPQ dengan staf guru yang

menjumpai siswa yang sedang cemas dalam menghadapi imtihan

sehubungan dengan penerapan teknik rileksasi kini guru mempunyai faktor

pendukung dengan berbagai inisiatif dan kreatif tersendiri untuk membuat

siswa menjadi yang baik yakni memberi motivasi, mengajarkan nilai-nilai

positif agar siswa senang dalam melakukan teknik seperti ini, melalui

penerapan teknik rileksasi, dengan kegiatan yang memudahkan siswa akan

tidak cemas dalam menghadapi imtihan, adanya nilai-nilai baca tulis

Al-Qur’an, membaca surah-surah pendek dengan memberi arahan-arahan

ketika waktu selesai pembelajaran, adanya kewajiban-kewajiban yang ada

di TPQ Al-Falah Ngening Batangan Pati yaitu mencakup dengan adanya

apel sebelum masuk kekelas, harus lebih awal masuk sekolah sebelum 5

menit masuk sekolah. Siswa jama’ah Ashar bersama-sama di masjid

Al-Falah Ngening Batangan Pati.

Untuk mengurangi kemungkinan hubungan antara frekuensi tes dan prestasi pada siswa-siswa dengan kecerdasan rata-rata, tapi bagi. Siswa-siswa dengan kemampuan rendah tes yang sering diberikan bukan memperbaiki prestasinya. Akan tetapi sebagian orang berpendapat bahwa tes seringkali menimbulkan kecemasan dan dengan demikian menganggu belajar. Pendapat demikian tidak

Page 26: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

65

seluruhnya benar, beberapa studi menunjukkan bahwa kebanyakan siswa menerima tes sebagai sesuatu yang menolong. 44 Faktor penghambatnya sebagaimana telah dikemukakan di atas,

bahwauntuk mengatasi kecemasan siswa dalam menghadapi imtihan.

Siswa yang kurang memperhatikan waktu pembelajaran berlangsung,

kurang aktifnya siswa dalam bertanya mengakibatkan siswa cemas tingkat

rendah.

Menurut Slameto, dalam bukunya Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, bahwa : “faktor dalam kecemasan untuk memberikan kehangatan dan dorongan serta sedikit kritik yang diperlukan pada siswa-siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi, agar mereka dapat berprestasi dengan sebaik-baiknya. Maksud dari semua adalah jika semua yang diharapkan kurang memadai menjadi faktor penghambatbagi siswa. Sedangkan jika siswa cemas yang berlebih bisa dengan cara sebagai berikut agar bisa hilang kecemasannya: a. Tes harus dimaksudkan untuk diagnosa, bukan untuk

menghukum siswa yang gagal mencapai harapan-harapan guru dan orang tua.

b. Hindari menentukan berhasil atau tidaknya siswa hanya dari hasil satu tes.

c. Buatlah catatan pribadi pada setiap lembar jawaban tes yang menyarankan siswa untuk tepat berusaha dengan baik atau harus meningkatkan usahanya. ”45

Dari penjelasan di atas tersebut guru selaku orang tua disekolahan

itu berkewajiban untuk memotivasi siswa, memberi pengarahan,

bimbingan dan perbaikan diri untuk siswa. Diperlukan juga adanya

kerjasama dengan wali murid untuk tetap memotivasi dan membimbing

anak agar mampu memahami pelajaran yang telah diajarkan dimadrasah,

serta arahan-arahan yang positif. Untuk faktor penghambatnya yaitu masih

ada siswa yang sering ngobrol dikelas ketika ditanya tidak bisa menjawab,

siswa sering ramai ketika pembelajaran berlangsung mengakibatkan terjadi

penghambatan pembelajaran. Selain itu guru juga harus aktif

44Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013,

Cet. 16, hlm. 280-284. 45 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, PT. Rineka Cipta, Jakarta,

2010, hlm. 186-187.

Page 27: BAB IV new - repository.iainkudus.ac.id

66

memperhatikan siswa yang nantinya cemas, karena perhatian guru sewaktu

sekolah lebih utama untuk peserta didik.

Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa alternatif solusi atas faktor –

faktor tersebut, yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi dalam

perbaikan penerapan dalam mengatasi kecemasan pada siswa selanjutnya,

yaitu dengan :

a. Tingkat kecemasan yang sedang biasanya mendorong belajar,

sedangkan tingkat kecemasan yang tinggi mengganggu belajar.

b. Siswa-siswa yang tingkat kecemasan yang rendah lebih merasa cemas

dalam menghadapi tes daripada siswa-siswa yang pandai.

c. Bila siswa cukup mengenal jenis tes yang akan dihadapi maka

kecemasan akan berkurang.

d. Kecemasan terhadap tes bertambah bila hasil tes dipakai untuk

menentukan tingkat-tingkat siswa.

e. Pada tes-tes yang mengukur daya ingat, siswa-siswa yang sangat

cemas memberikan hasil yang lebih baik daripada siswa-siswa yang

kurang cemas. Pada tes-tes yang membutuhkan cara berpikir yang

fleksibel, siswa-siswa yang cemas hasilnya lebih buruk.