bab ii tinjauan umum tentang transaksirepository.uinbanten.ac.id/3658/4/bab ii fiks b5.pdf · 2019....

24
21 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TRANSAKSI E- COMMERCE A. Pengertian Transaksi E-Commerce Istilah electronic commerce dapat dikatakan masih terdengar asing disebagian besar masyarakat Indonesia. Pada umumnya transaksi e-commerce diterapkan oleh golongan menengah ke atas. Sampai dengan saat ini, masih belum ada suatu pendefisian yang baku tentang keberadaannya dikenal juga sebagai transaksi electronic commerce (e-commerce). E-Commerce berasal dari bahasa Inggris, penggabungan dua buah kata, yaitu kata E yang merupakan kepanjangan dari Electronic dan kata Commerce. Menurut bahasa (etimologi) adalah sebagai berikut (E) electronic adalah ilmu elektronik (muatan listrik), alat-alat elektronik, atau semua hal yang berhubungan dengan dunia elektronika dan teknologi. Sedangkan (C) commerce adalah perdagangan dan perniagaan. 1 Adapun menurut istilah pengertian E-Commerce adalah transaksi perdagangan melalui media elektronik yang terhubung dengan internet. 2 1 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 209 dan 129. 2 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi, (Yogyakarta: Ekuilibria,2016), h. 5

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 21

    BAB II

    TINJAUAN UMUM TENTANG TRANSAKSI

    E- COMMERCE

    A. Pengertian Transaksi E-Commerce

    Istilah electronic commerce dapat dikatakan masih terdengar

    asing disebagian besar masyarakat Indonesia. Pada umumnya

    transaksi e-commerce diterapkan oleh golongan menengah ke

    atas. Sampai dengan saat ini, masih belum ada suatu pendefisian

    yang baku tentang keberadaannya dikenal juga sebagai transaksi

    electronic commerce (e-commerce).

    E-Commerce berasal dari bahasa Inggris, penggabungan dua

    buah kata, yaitu kata E yang merupakan kepanjangan dari

    Electronic dan kata Commerce. Menurut bahasa (etimologi)

    adalah sebagai berikut (E) electronic adalah ilmu elektronik

    (muatan listrik), alat-alat elektronik, atau semua hal yang

    berhubungan dengan dunia elektronika dan teknologi. Sedangkan

    (C) commerce adalah perdagangan dan perniagaan.1 Adapun

    menurut istilah pengertian E-Commerce adalah transaksi

    perdagangan melalui media elektronik yang terhubung dengan

    internet.2

    1 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia,

    (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 209 dan 129. 2 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,

    (Yogyakarta: Ekuilibria,2016), h. 5

  • 22

    Sedangkan menurut (terminologi) adalah menurut pandangan

    WTO (World Trade Organization), e-commerce ini menyangkut

    semua kegiatan seperti produksi, distribusi, pemasaran,

    penjualan, pengiriman barang atau jasa melalui cara elektronik.

    Sementara Alliance For Global Business mengartikan e-

    commerce sebagai seluruh transaksi nilai yang melibatkan

    transfer informasi, produk, jasa atau pembayaran melalui jaringan

    elektronika sebagai media. Melalui media tersebut barang dan

    jasa yang bernilai ekonomi yang diracang, dihasilkan, diiklankan,

    dikatalogkan, diinventarisasi, dibeli atau dikirimkan. 3

    Menurut Kalakota dan Whinston meninjau pengertian E-

    Commerce dari empat perspektif, yaitu:

    1. Perspektif komunikasi

    Pada perspektif E-commerce merupakan sebuah proses

    pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran

    melalui komputer ataupun peralatan elektronik lainnya.

    2. Perspektif proses bisnis

    Pada perspektif ini E-commerce merupakan sebuah

    aplikasi dari suatu teknologi menuju otomatisasi dari

    transaksi-transaksi bisnis dan alur kerja (work flow)

    3. Perspektif layanan

    Pada perspektif ini E-commerce ialah suatu alat yang

    memenuhi keinginan yang memenuhi keinginan

    perusahaan, manajemen, dan konsumen untuk

    3 Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum

    Nasional, Cet ke- 2, (Jakarta:Kencana, 2008), h. 373

  • 23

    menurunkan biaya-biaya pelayanan di satu sisi dan untuk

    meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan

    kecepatan layanan pengiriman.

    4. Perspektif online

    Pada perspektif ini E-commerce menyediakan

    kemampuan untuk membeli dan menjual produk atau

    barang serta informasi melalui layanan internet maupun

    sarana online yang lainnya.4

    Definisi lain dikemukakan oleh Amir Hartman secara lebih

    terperinci lagi mendefinisikan “sebagai suatu jenis dari

    mekanisme bisnis secara elektronis yang memfokuskan diri pada

    transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet

    sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antar dua buah

    institusi (B-to-C) maupun antarinstitusi dan konsumen langsung

    (B-to-c).5

    Selain itu, menurut Onno W. Purbo dan Aang Arif bahwa e-

    commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan

    proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan

    komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan

    4 Arsyad Sanusi, Hukum E-Commerce, (Jakarta:Sasrawarna Printing,

    2011) , h. 217-218. 5 Richardus Eko Indrajit, E-Commerce Kiat dan Strategi Bisnis

    di Dunia Maya, (Jakarta:Gramedia, 2001), h. 1

  • 24

    barang, pelayanan, dan infomasi yang dilakukan secara

    elektronik.6

    Definisi e-commerce yang lain dapat ditemukan di dalam

    website Uni Eropa, yaitu “E-Commerce merupakan sebuah

    konsep umum yang mencangkup keseluruhan bentuk transaksi

    bisnis atau pertukaran informasi yang dilaksanakan dengan

    menggunakan/memanfaatkan teknologi informasi dan

    komunikasi, yang terjadi antara perusahaan dan konsumen, atau

    antara perusahaan dan lembaga-lembaga administrasi publik.” 7

    Elektronik Commerce atau disingkat dengan (E-Commerce)

    adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen

    (consumers), manufaktur (manufacture), service providers, dan

    pedagang perantara (intermediaries) dengan menggunakan

    jaringan-jaringan computer (computer networks), yaitu internet.

    E-Commerce ini sudah meliputi seluruh spektrum kegiatan

    komersial.8

    Sedangkan pengertian transaksi (E-Commerce) yang

    dikemukakan oleh Julain Ding bahwa9: E-Commerce

    Transaction adalah transaksi dagang antara penjual dan pembeli

    6 Onno W. purbo dan Aang Arif Wahyudi, Mengenal E-

    Commerce, (Jakarta:PT AlexMedia Komputindo, 2001), h. 2 7 Arsyad Sanusi, Hukum E-Commerce, … , h. 219. 8 Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, Bisnis E-Commerce

    Studi Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia, (Yogyakarta:Pustaka

    Pelajar, 2005), h. 10 9 Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum

    Nasional, … , h. 374

  • 25

    untuk menyediakan barang, jasa, atau mengambil alih hak.

    Kontrak ini dilakukan dengan media elektronik (digital medium)

    di mana para pihak tidak hadir secara fisik. Media ini terdapat di

    dalam jaringan umum dengan sistem terbuka yaitu Internet atau

    World Wide Web.

    Menurut Pasal 1 angka (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang

    Informasi dan Transaksi Elektronik, transaksi elektronik adalah

    perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan

    komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.

    Selain itu, Menurut Adi Nugroho mendefinisikan transaksi

    elektronik (e-commerce), adalah persetujuan jual beli antara

    pihak pembeli dengan penjual secara elektronik yang biasanya

    menggunakan jaringan computer pribadi. Dalam hal ini,

    konsumen yang menggunakan browser web untuk melakukan

    pemesanan dan menyediakan informasi dengan bentuk

    pembayaran seperti kartu kredit, digital cash atau cek

    elektronik.10

    Terlepas dari berbagai definisi yang ditawarkan dan

    dipergunakan oleh berbagai kalangan, terdapat kesamaan dari

    masing-masing definisi tersebut. Kesamaan tersebut

    10

    Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis , (Bogor: Ghalia

    Indonesia, 2010), h. 57

  • 26

    memperlihatkan bahwa e-commerce memiliki karakteristik

    sebagai berikut11

    :

    1. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak

    2. Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi, dan

    3. Internet merupakan medium utama dalam proses atau

    mekanisme perdagangan tersebut.

    Jadi, dapat dipahami bahwa secara garis besar E-Commerce

    itu mengacu pada jaringan internet untuk melakukan belanja

    online dan cara transaksinya melalui transfer uang secara digital.

    B. Dasar Hukum Transaksi E-Commerce

    Bila dilihat dari sistemnya serta prinsip operasionalnya,

    Berdasarkan pendapat yang membolehkan transaksi e-commerce

    menurut Setiwan Budi Utomo, dalam Fiqih Aktual Jawaban

    Tuntas Masalah Kontemporer menyatakan bahwa E-commerce

    menurut fiqih kontemporer sebenarnya merupakan alat, media,

    metode teknis ataupun sarana (wasilah) yang dalam kaidah

    syariah bersifat fleksibel, dinamis dan variabel. Hal ini termasuk

    dalam kategori umuriddunya (persoalan teknis keduniawian)

    yang Rasulullah SAW pasrahkan sepenuhnya selama dalam

    koridor syariah kepada umat Islam untuk menguasai dan

    memanfaatkannya demi kemakmuran bersama.12

    Namun dalam

    11 Richardus Eko Indrajit, E-Commerce Kiat dan Strategi Bisnis

    di Dunia Maya, …, h. 2 12

    Sugeng Santoso, Jurnal: Sistem Transaksi E-Commerce dalam

    Perspektif KUHPerdata dan Hukum Islam, dalam Jurnal AHKAM, Vol.

  • 27

    hal ini ada yang tidak boleh berubah atau bersifat konstan dan

    prinsipil yakni prinsip-prinsip syariah dalam muamalah tersebut

    di atas yang tidak boleh dilanggar dalam mengikuti

    perkembangan. Menurut Wahbah Az-Zuhaili, bahwa prinsip

    dasar dalam transaksi muamalah dan persyaratannya yang terkait

    dengannya adalah boleh selama tidak dilarang oleh syariah atau

    bertentangan dengan dalil (nash) syariah.13

    Oleh karena itu hukum transaksi dengan menggunakan media

    E-commerce adalah boleh dilihat dari segi kemaslahatan dan

    kebutuhan manusia akan kemajuan teknologi yang cepat berubah

    sesuai dengan perkembangan zaman.14

    Landasan shari’ah tentang

    transaksi E-Commerce adalah sebagai berikut:

    1. Surat an-Nisa ayat 29:

    َها يَُّأ ِيوَ َيَٰٓ َٰلَُكم بَۡيَيُكم ٱَّلذ ۡنَو

    َْ أ ُكلُٓوا

    ْۡ ََل تَأ َءاَنُيوا

    ِ ن تَُكوَن تَِجََٰرةً َعو تََراٖض ّنِيُكۡمۚۡ ٱۡلَبَِٰطلِ بَٓ أ إَِلذىفُ

    ََ َسُكۡمۚۡ إِنذ َوََل َتۡقُتلُٓواْ أ ٢٩ََكَن بُِكۡم رَِحيٗها ٱّللذ

    Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

    saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,

    kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

    sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

    4.. No. 2 November 2016 (Pondok Pesantren Darul Hikmah

    Tulungagung), diakses tanggal 20 Oktober 2018. h. 237 13

    dalam Kitabnya al- fiqh al-Islami wa Adillatuhu sebagimana

    dikutip oleh Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta, Bumi Aksara:

    2008), h. 203 14

    Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, … , h. 203.

  • 28

    dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

    kepadamu”. (QS. An-Nisa [4] :29).15

    Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih

    khusus kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Dalam ayat

    ini Allah mengharamkan orang beriman untuk memakan,

    memanfaatkan, menggunakan harta orang lain dengan jalan yang

    bathil, yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at. Kita boleh

    melakukan transaksi terhadap harta orang lain dengan jalan

    perdagangan dengan asas saling ridha, saling ikhlas. Dalam ayat

    ini Allah juga melarang untuk bunuh diri sendiri maupun saling

    membunuh. Dan Allah melarang semua ini, sehingga wujud dari

    kasih sayang-Nya, karena Allah itu Maha Kasih Sayang kepada

    kita.

    2. Surat al-Baqarah ayat 275

    َحلذ …َُ َوأ َم ٱۡۡلَۡيعَ ٱّللذ ْۚۡ وََحرذ ا ٢٧٥ …ٱلّرَِبوَٰ

    Artinya: “… dan Allah telah menghalalkan jual beli dan

    mengharamkan riba… (QS. Al-Baqarah[2]:275)16

    3. Hadist Nabi Muhammad SAW:

    النَِّبَّ َصلَّى اللَُّو َعَلْيِو َوَسلََّم ُسِئلَ َعْن رِفَاَعَة ْبِن رَاِفٍع َرِضَي اللَُّو َعْنو َأنَّ

    15 Yayasan Penyelengara dan Penterjemah Al-Qur’an, Departemen

    Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Cet. Ke-16, (Jakarta, CV Darus

    Sunnah: 2015), h. 84 16 Yayasan Penyelengara dan Penterjemah Al-Qur’an, Departemen

    Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Cet. Ke-16, (Jakarta, CV Darus

    Sunnah: 2015), h. 48.

  • 29

    ُروٍر (ا) َعَمُل : َأيُّ اْلَكْسِب َأْطَيُب ؟ قَاَل : لرَُّجِل بَِيِدِه, وَُكلُّ بَ ْيٍع َمب َْحُو اْْلَاِكمُ َرَواُه اْلبَ زَّاُر َوَصحَّ

    Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a., Bahwasannya Nabi

    s.a.w. ditanya:”Pekerjaan apakah yang terbaik?” Beliau

    menjawab:”Ialah orang yang bekerja dengan tangannya

    sendiri dan setiap jual beli yang bersih. (Hadits riwayat al-

    Bazzar dan dishahihkan oleh al-Hakim).17

    Hadits di atas menjelaskan ketika Rasulullah saw ditanya

    tentang usaha yang paling baik, maka ia menjawab, bahwa usaha

    yang baik ialah usaha yang paling halal dan paling berkah,

    mengusahakan dari jual beli yang bersih dari tipu daya. Jadi

    berdagang adalah suatu usaha yang paling baik, akan tetapi di

    dalam pelaksanaannya haruslah jujur agar tidak ada pihak yang

    dirugikan.

    Selain dalam hukum Islam, dasar hukum transaksi elektronik

    juga diatur dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata

    (KUHPerdata) yaitu Buku III, tentang Perikatan. Kegiatan jual

    beli dalam E-Commerce memiliki prinsip yang sama dengan

    kegiatan jual beli menurut KUHPerdata. Perbedaannya terletak

    pada khususan E-Commerce yang menggunakan alat elektronik

    untuk menunjang aktivitasnya.

    Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, jual beli adalah suatu

    perjanjian, di mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk

    17 Moh. Ismail, Tarjamah Bulugul Maram Ibnu Hajar Al-Asqalani,

    (Surabaya: Putra Alma’arif, 1992), h. 401.

  • 30

    menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain mengikatkan

    dirinya untuk membayar dengan harga yang telah dijanjikan.

    Dijelaskan dalam Pasal 1458 KUH Perdata, jual beli dianggap

    telah terjadi antara kedua belah pihak, setelah orang-orang

    tersebut mencapai kesepakatan tentang barang dan harganya,

    meskipun barang tersebut belum diserahkan, dan harganya belum

    dibayar.18

    C. Rukun dan Syarat E-Commerce

    Setelah melihat dari pengertian dan proses terjadinya E-

    commerce, transaksi E-Commerce dapat diqiyaskan atau

    disamakan dengan transaksi as-salam, dimana rukun dan syarat

    transaksi E-Commerce diqiyaskan kepada transaksi as-salam.

    Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan

    sistem pembayaran secara tunai/disegerakan tetapi penyerahan

    barang di kemudian hari.19

    1. Rukun as-Salam

    Pelaksanaan bai’ as-salam harus memenuhi sejumlah rukun

    berikut:

    a. Orang yang memesan (Muslam) atau pembeli

    b. Orang yang menerima pesanan (Muslam ilaih) atau

    penjual.

    18

    R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang

    Hukum Perdata, (Jakarta: Balai Pustaka, 2016), h. 366 19

    Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik,

    (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 108.

  • 31

    c. Modal atau uang

    d. Muslam fiihi atau barang yang dipesan.

    e. Shighat (ijab dan qabul) atau ucapan.20

    2. Syarat as-Salam.

    Syarat-syarat yang ditetapkan dalam transaksi jual

    beli salam, yaitu:

    a. Uangnya hendak dibayar ditempat akad, berarti

    pembayaran dilakukan lebih dahulu.

    b. Berupa utang dalam tanggungan yang ditanggungkan

    hingga tempo yang jelas.

    c. Barangnya dapat diberikan sesuai waktu yang dijanjikan

    berarti pada waktu yang dijanjikan barang itu harus sudah

    ada.

    d. Harus berupa sesuatu yang spesifikasinya ditetapkan, yang

    nilainya akan berbeda dengan perbedaan spesifikasi

    tersebut.

    e. Kadarnya ditentukan.

    f. Harga jelas, disebutkan tempat menerimanya dan

    diserahkan di majelis akad. 21

    Semua syarat yang ditetapkan dalam jual beli salam atau salaf

    di atas juga berlaku dalam transaksi e-commerce. Dengan

    demikian, dari aspek akad salam dan salaf, sesungguhnya

    20 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik,

    … , h. 109. 21 Hafidz Abdurrahman dan Yahya Abdurrahman, Bisnis dan

    Muamalah Kontemporer, (Bogor: Al-Azhar Freshzone Publishing, 2014), h.

    107.

  • 32

    transaksi e-commerce ini sah dan diperbolehkan. Dengan catatan,

    jika seluruh syarat dan ketentuan salam dan salaf di atas

    terpenuhi.

    E-commerce adalah perdagangan (jual beli) dimana para

    pihak yang bertransaksi berhubungan secara elektronik melalui

    internet. Akad yang terkandung dalam mekanisme e-commerce

    dapat disamakan dengan akad salam dengan melihat bahwa yang

    ditransaksikan belum ada ketika terjadi transaksi. Dalam akad as-

    salam calon pembeli menentukan barang yang akan dibeli dengan

    menyebutkan spesifikasinya kepada penyedia barang. Ketika

    akad terjadi barang yang diinginkan belum ada dihadapan

    pembeli namun pihak penjual mampu menyediakan apa yang

    dipesan oleh calon pembeli berdasarkan sifat-sifat yang telah

    disebutkan dan calon pembeli menyerahkan pembayaran terlebih

    dahulu. Kemudian barang akan diserahkan kepada pembeli pada

    waktu yang telah ditentukan.22

    D. Perkembangan dan Manfaat E-Commerce

    E-Commerce pertamakali diperkenalkan pada tahun 1994

    pada saat pertamakali banner-elektronik dipakai untuk tujuan

    promosi dan periklanan disuatu halaman-web (website). Menurut

    Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan

    seharga AS$12,,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain

    pada bulan oktober 2006, pendapatan ritel online yang bersifat

    22

    http//zypedia.blogspot.com/2015/06/ecommerce-dalam-perspektif-

    fiqh-bisnis, diakses tanggal 9 Desember 2018, pukul 10.20 WIB.

  • 33

    non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai

    seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.

    Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan

    waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan

    transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim

    dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice

    secara elektronik.

    Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang

    mempunyai istilah yang lebih tepat "perdagangan web"

    pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui

    server aman (HTTPS), protokol server khusus yang

    menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting

    pelanggan.

    Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada

    1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan

    menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat

    tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS (Hypertext

    Transfer Protocol Secure) memasuki tahap matang dan banyak

    digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa

    mengembangkan situs web perdagangan ini.23

    Sejarah Perkembangan E-Commerce di dunia di mulai dari

    kemunculan Internet yang kemudian terus berkembang sehingga

    muncullah E-Commerce. Pada awalnya, Internet merupakan

    23

    Tim Wikipedia, Perdagangan Elektronik. Dikutip pada

    tanggal 24 Oktober 2018. Pukul 09.12 WIB.

    https://id.wikipedia.org/wiki/EDIhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pesanan_pembelian&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Invoice&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/World_Wide_Webhttps://id.wikipedia.org/wiki/HTTPShttps://id.wikipedia.org/wiki/Protokolhttps://id.wikipedia.org/wiki/Enkripsi

  • 34

    koperasi komputer yang tidak dimiliki oleh siapa pun.24

    Di

    Indonesia ditandai dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau

    D-Net sebagai printis transaksi online. Wahana transaksi berupa

    mall online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah

    menampung sekitar 33 toko online/merchant. Dan sekarang

    sudah tidak asing lagi bahkan booming khususnya yang berfokus

    kepada transaksi jual-beli online dalam bentuk toko online,

    seperti: www.lazada.com, dll.25

    Manfaat E-Commerce

    Adapun manfaat E-Commerce sebagai berikut:

    1. Kemampuan grafis Internet mampu memperhatikan produk apa

    adanya (natural) serta dapat membuat brosur berwarna dan

    menyebarkan tanpa ongkos kirim.

    2. Lebih aman membuka toko online dibandingkan membuka

    toko biasa. Dalam artian toko online bisa meminimalisasi

    terjadinya tingkat pengutan liar atau tindakan criminal lainnya

    seperti perampokan, pencurian, dll.

    3. Berjalan di dunia Internet tidak mengenal hari libur dan hari

    besar, semua transaksi bisa dilakukan kapan saja dan dimana

    saja.

    4. Tanpa batas wilayah dan waktu sehingga memberikan

    jangkauan emasaran yang luas dan tak terbatas oleh waktu.

    24

    Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,

    … , h. 3 25 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,

    … , h. 5

  • 35

    5. Maningkatkan pangsa pasar (market exposure) dimana

    pengguna E-Commerce memungkinkan untuk meningkatkan

    pangsa pasar yang semula mempunyai pangsa pasar di dalam

    negeri saja, dengan adanya E-Commerce maka pangsa pasar

    menjangkau luar negeri.

    Menurunkan biaya operasi (operating cost). Penggunaan

    teknologi Internet memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan

    perdagangan selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, akan tetapi

    tidak terpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan untuk biaya

    lembur karyawan atau pegawai karena segala sesuatunya

    dikerjakan oleh seperangkat computer tidak membutuhkan

    operator untuk menjalankan proses perdagangan, cukup hanya

    dengan penggunaan software tertentu maka semua aktivitas

    dalam transaksi perdagangan dapat dilakukan. 26

    E. Jenis-Jenis Transaksi Electronic Commerce (E-Commerce)

    E-Commerce dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

    1. Bisnis ke Bisnis (Business to Business)

    Bisnis ke Bisnis (Business to Business) disingkat dengan

    B2B adalah transaksi secara elektronik antara entitas atau

    obyek bisnis yang atau ke obyek bisnis lainnya. Transaksi

    B2B merupakan sistem komunikasi bisnis online antar pelaku

    bisnis. Aktivias E-Commerce dalam ruang lingkup ini

    ditujukan untuk menunjang kegiatan para pelaku bisnis itu

    26 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,

    … , h. 12

  • 36

    sendiri. Pebisnis yang mengadakan perjanjian tentu saja

    adalah para pihak yng bergerak dalam bidang bisnis yangt

    dalam hal ini meningkatkan dirinya dalam suatu perjanjian

    untuk melakukan usaha dengan pihak pebisnis lainnya.27

    .

    Pihak yang mengadakan perjanjian dalam hal ini adalah

    Internet Service Provide (ISP) dan Website atau Keybase

    (ruang elektronik). ISP itu sendiri adalah pengusaha yang

    menawarkan akses kepada internet.

    karakteristik dari B2B sebagai berikut:

    a. Tranding Partner yang sudah saling mengentahui dan

    antar mereka sudah saling terjalin hubungan yang

    berlangsung cukup lama. Pertukaran informasi yang

    dilakukan antar pembisnis tersebut atas dasar

    kebutuhan dan kepercayaan.

    b. Pertukaran informasi yang dilakukan dengan format

    yang sudan sudah disepakati. Jadi, service sistem yang

    digunakan antar kedua pembisnis juga menggunakan

    standar yang sama.

    c. Salah satu pelaku bisnis tidak harus menunggu rekan

    bisnisnya untuk mengirimkan datanya.

    d. Sarana yang digunakan EDI (Electronic Data

    Interchange) dan model yang umum digunakan adalah

    peer-to-peer, dengan model ini antar pelaku bisnis lebih

    27

    Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, Bisnis E-

    Commerce Studi Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia, … , h. 18-

    19.

  • 37

    mudah untuk mendistribusikan informasi yang

    dimilikinya.28

    EDI adalah sebuah metode pertukaran dokumen bisnis

    antar aplikasi komputer–antar perusahaan/instansi secara

    electronis dengan menggunakan format standar yang telah

    disepakati.

    Perkembangan B2B lebih pesat jika dibandingkan dengan

    perkembangan jenis transaksi e-commerce lainnya. Contoh

    dari B2B adalah Global Market Grup (GMC). Global Market

    Group adalah sebuah perusahaan perdagangan internasional

    pemasaran.

    2. Bisnis ke Konsumen (Business to Consumer)

    Salah satu bagian dari proses E-Commerce Retail atau E-

    Commerce Businness to Customer (B2C) ini adalah proses

    Dropship, yaitu proses pemesanan barang oleh konsumen

    untuk kemudian dilakukan proses pengiriman barang pesanan

    tersebut sesuai dengan alamat yang diberikan oleh

    konsumen.29

    Adapun karakteristik dari B2C sebagai berikut30

    :

    28

    Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis, (Bogor:

    GhaliaIndonesia,2010), h. 58 29

    Putu Agus Eka Pratama. E-Commerce, E-Business, dan

    Mobile Commerce, (Bandung: Informatika, 2015), h. 14 30 Onno W. purbo dan Aang Arif Wahyudi, Mengenal E-

    Commerce, … , h. 5

  • 38

    a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan

    untuk umum

    b. Servis yang diberikan bersifat umum dengan

    menggunakan layanan sudah dinikmati masyarakat

    secara ramai.

    c. Servis diberikan berdasarkan permohonan. Konsumen

    melakukaninisiatif dan produser harus siap

    memberikan respon sesuai dengan permohonan.

    d. Pendekatan yang dilakukan adalah Client Server,

    dimana konsumen berada pada sisi Client, dengan

    menggunakan Web Browser untuk mengaksesnya, dan

    pelaku usaha berada pada sisi server.

    3. Konsumer ke Konsumen (Consumer to Consumer)

    Konsumen ke Konsumen merupakan tradisi bisnis secara

    elektronik yang dilakukan antar konsumen untuk memenuhi

    suatu kebutuhan tertentu. Contohnya: tokopedia.com dan

    bukalapak.com.

    Adapun karakteristik dari C2C (Consumer to Consumer)

    sebagai berikut31

    :

    a. Pada lingkup konsumen ke konsumen bersifat khusus

    karena transaksi yang dilakukan hanya antar konsumen

    saja, seperti Lelang Barang.

    31

    Sugeng Santoso, Jurnal: Sistem Transaksi E-Commerce

    dalam Perspektif KUHPerdata dan Hukum Islam, dalam Jurnal

    AHKAM, Vol. 4.. No. 2 November 2016 (Pondok Pesantren Darul

    Hikmah Tulungagung), dikutip tanggal 20 Oktober 2018. h. 223-224.

  • 39

    b. Internet dijadikan sebagai saran tukar menukar

    informasi tentang produk baik mengenai harga, kualitas

    dan pelayanannya.

    c. Konsumen juga membentuk komunitas pengguna atau

    penggemar suatu produk.

    Selain ketiga jenis e-commerce di atas, juga terdapat

    beberapa jenis transaksi e-commerce lainnya yang telah

    dikenal diantaranya32

    :

    1. Konsumen ke Bisnis (Consumer to Business), adalah

    transaksi yang memungkinkan individu menjual barang

    pada perusahaan yang membutuhkan. Contohnya EBay

    (www.ebay.com) dan lapak kaskus (www.kaskus.

    co.id).

    2. Pemerintah ke Bisnis (Government to Busines), adalah

    bentuk dari E-Commerce yang melibatkan pemerintah

    (Government) dengan pihak bisnis (Perusahaan).

    Contohnya transaksi G2C adalah perusahaan

    membayar pajak secara online kepada pemerintah.

    3. Government to Citizen (G2C) merupakan E-Commerce

    yang melibatkan pemerintah (baik pemerintah pusat

    maupun pemerintah daerah) dengan masyarakat umum

    (baik pribadi maupun kelompok, namun bukan dalam

    bentuk perusahaan). Contoh pemerintah suatu wilayah

    32

    Putu Agus Eka Pratama. E-Commerce, E-Business, dan

    Mobile Commerce, … , h. 17 dan 20.

    http://www.ebay.com/http://www.kaskus.co.id/http://www.kaskus.co.id/

  • 40

    ingin melelang sejumlah peralatan kantor dan beberapa

    buah gedung kepada masyarakat umum, baik

    perorangan maupun kelompok (bukan perusahaan).

    F. Keuntungan dan Kerugian dalam Transaksi E-Commerce

    Seperti hal penggunaan teknologi lainnya, E-Commerce

    mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. Berikut ini

    diuraikan beberapa keuntungan dan kerugian E-Commerce

    terhadap individu, masyarakat dan negara.

    1. Keuntungan E-Commerce

    a. Bagi Individu (penjual dan pembeli)

    1) Bagi penjual memudahkan dalam pemasaran produk

    karena sudah terdapat banyak media sosial yang membantu

    para pebisnis online dalam pemasarannya.

    2) Memudahkan penjual dalam mengontrol semua aktivitas

    aliran produknya sehingga meminimalisir pencurian

    produk oleh beberapa oknum tidak brtanggung jawab.

    3) Banyak pebisnis E-Commerce membuka jam pemesanan

    lebih lama bahkan dapat mencapai waktu 24 jam dalam

    sehari.

    4) Bagi pembeli juga e-commerce memudahkan dalam

    pencarian berbagai macam produk yang dilakukan dengan

    mudah tanpa harus mengunjungi toko yang menjual

    produk tersebut.33

    33 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,

    … , h. 8

  • 41

    5) Home shopping, pembeli dapat melakukan transaksi dari

    rumah sehingga dapat menghemat waktu, menghindari

    kemacetan, dan jangkauan toko-toko yang jauh dari lokasi

    pembeli.

    6) Product on demand. Pembeli dapat mencari produk sesuai

    dengan keinginan dan mendapatkannya.

    7) Pembeli dapat mencari produk yang tidak tersedia atau

    sulit diperoleh di outlet-outlet atau pasar tradisional.34

    b. Bagi Masyarakat.

    1) E-Commerce memungkinkan banyak orang yang untuk

    bekerja di rumah mereka sendiri dan untuk mengurangi

    frekuensi perjalanan yang harus mereka lakukan untuk

    berbelanja keluar rumah.

    2) E-commerce memungkinkan sejumlah pedagang untuk

    menjual barang-barang atau jasa-jasa mereka dengan harga

    yang lebih murah, sehingga jumlah orang yang dapat

    membeli produk atau jasa mereka akan menjadi lebih

    banyak, sekaligus dapat meningkatkan standar hidup mereka.

    3) Memungkinkan masyarakat mendapatkan pemerataan

    produk karena banyak pebisnis online yang mencangkup

    pengiriman seluruh dalam negeri ataupun luar negeri.

    4) E-commerce dapat memfasilitasi pemberian layanan-layanan

    publik, seperti perawatan kesehatan, pendidikan,

    pendistribusian layanan-layanan sosial dari pemerintah

    34 Ita Nurhayati, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Bisnis

    Melalui E-Commerce di Indonesia, Skripsi, Serang, 2000, h. 51

  • 42

    dengan biaya yang lebih murah dan/atau dengan kualitas

    yang lebih baik. 35

    c. Bagi Negara.

    1) Negara banyak keuntungan untuk berbagai macam pajak

    penjualan dan pajak ekspok impor produk-produk tersebut.

    2) Tarif ekonomi negara dapat meningkat karena jika suatu

    negara sudah mempunyai produk yang berkualitas dan

    banyak digemari maka akan banyak masyarakat terutama

    masyarakat luar negeri yang ingin membeli produk

    tersebut.36

    2. Kerugian E-Commerce

    a. Bagi Individu

    1) Rentannya terjadi penipuan online oleh para pebisnis

    online palsu.

    2) Membuat individu menjadi lebih malas untuk mendatangi

    langsung dan melihat kualitas barang secara langsung.37

    3) Pembeli tidak semuanya mempergunakan teknologi yang

    sama.

    4) Tidak semua orang memiliki akses terhadap internet.

    5) Organisasi/manajer butuh untuk meningkatkan

    pengetahuan mengenai teknologi informasi.38

    35

    Arsyad Sanusi, Hukum E-Commerce, … , h. 252-253 36 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,

    … , h. 10 37 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,

    … , h. 9

  • 43

    b. Bagi Masyarakat.

    1) Membuat masyarakat lebih konsumtif karena dengan

    mudahnya melihat dan mencari produk-produk yang

    sedang trending mendorong masyarakat ingin memiliki

    semua produk-produk tersebut karena dapat didapatkan

    dengan mudah.

    2) Mendorong perilaku egoisme karena terkadang

    masyaarakat lebih mengutamakan atau meninggikan

    dirinya sendiri dari lingkungannya karena ingin tampil

    lebih dengan produk-produk yang sedang trending.

    c. Bagi Negara.

    1) Negara sering dirugikan oleh produk-produk hasil ilegal

    dan berbagai macam aktivitas penggelapan barang yang

    terjadi dalam bisnis E-Commerce

    2) Negara juga akan mendapatkan pencemaran nama baik

    apabila terdapat oknum-oknum penjual dalam negeri yang

    memalsukan ataupun melakukan kejahatan dalam aktivitas

    E-Commerce.39

    38

    Hilyana Aulia, Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Pengguna

    Kartu Kredit dalam Transaksi E-Commerce, Skripsi, Bandar Lampung, 2018. 39 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi, … ,

    h. 10 -11.

  • 44