bab ii tinjauan umum tentang transaksirepository.uinbanten.ac.id/3658/4/bab ii fiks b5.pdf · 2019....
TRANSCRIPT
-
21
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG TRANSAKSI
E- COMMERCE
A. Pengertian Transaksi E-Commerce
Istilah electronic commerce dapat dikatakan masih terdengar
asing disebagian besar masyarakat Indonesia. Pada umumnya
transaksi e-commerce diterapkan oleh golongan menengah ke
atas. Sampai dengan saat ini, masih belum ada suatu pendefisian
yang baku tentang keberadaannya dikenal juga sebagai transaksi
electronic commerce (e-commerce).
E-Commerce berasal dari bahasa Inggris, penggabungan dua
buah kata, yaitu kata E yang merupakan kepanjangan dari
Electronic dan kata Commerce. Menurut bahasa (etimologi)
adalah sebagai berikut (E) electronic adalah ilmu elektronik
(muatan listrik), alat-alat elektronik, atau semua hal yang
berhubungan dengan dunia elektronika dan teknologi. Sedangkan
(C) commerce adalah perdagangan dan perniagaan.1 Adapun
menurut istilah pengertian E-Commerce adalah transaksi
perdagangan melalui media elektronik yang terhubung dengan
internet.2
1 John M.Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia,
(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 209 dan 129. 2 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,
(Yogyakarta: Ekuilibria,2016), h. 5
-
22
Sedangkan menurut (terminologi) adalah menurut pandangan
WTO (World Trade Organization), e-commerce ini menyangkut
semua kegiatan seperti produksi, distribusi, pemasaran,
penjualan, pengiriman barang atau jasa melalui cara elektronik.
Sementara Alliance For Global Business mengartikan e-
commerce sebagai seluruh transaksi nilai yang melibatkan
transfer informasi, produk, jasa atau pembayaran melalui jaringan
elektronika sebagai media. Melalui media tersebut barang dan
jasa yang bernilai ekonomi yang diracang, dihasilkan, diiklankan,
dikatalogkan, diinventarisasi, dibeli atau dikirimkan. 3
Menurut Kalakota dan Whinston meninjau pengertian E-
Commerce dari empat perspektif, yaitu:
1. Perspektif komunikasi
Pada perspektif E-commerce merupakan sebuah proses
pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran
melalui komputer ataupun peralatan elektronik lainnya.
2. Perspektif proses bisnis
Pada perspektif ini E-commerce merupakan sebuah
aplikasi dari suatu teknologi menuju otomatisasi dari
transaksi-transaksi bisnis dan alur kerja (work flow)
3. Perspektif layanan
Pada perspektif ini E-commerce ialah suatu alat yang
memenuhi keinginan yang memenuhi keinginan
perusahaan, manajemen, dan konsumen untuk
3 Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum
Nasional, Cet ke- 2, (Jakarta:Kencana, 2008), h. 373
-
23
menurunkan biaya-biaya pelayanan di satu sisi dan untuk
meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan
kecepatan layanan pengiriman.
4. Perspektif online
Pada perspektif ini E-commerce menyediakan
kemampuan untuk membeli dan menjual produk atau
barang serta informasi melalui layanan internet maupun
sarana online yang lainnya.4
Definisi lain dikemukakan oleh Amir Hartman secara lebih
terperinci lagi mendefinisikan “sebagai suatu jenis dari
mekanisme bisnis secara elektronis yang memfokuskan diri pada
transaksi bisnis berbasis individu dengan menggunakan internet
sebagai medium pertukaran barang atau jasa baik antar dua buah
institusi (B-to-C) maupun antarinstitusi dan konsumen langsung
(B-to-c).5
Selain itu, menurut Onno W. Purbo dan Aang Arif bahwa e-
commerce merupakan satu set dinamis teknologi, aplikasi, dan
proses bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan
komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan
4 Arsyad Sanusi, Hukum E-Commerce, (Jakarta:Sasrawarna Printing,
2011) , h. 217-218. 5 Richardus Eko Indrajit, E-Commerce Kiat dan Strategi Bisnis
di Dunia Maya, (Jakarta:Gramedia, 2001), h. 1
-
24
barang, pelayanan, dan infomasi yang dilakukan secara
elektronik.6
Definisi e-commerce yang lain dapat ditemukan di dalam
website Uni Eropa, yaitu “E-Commerce merupakan sebuah
konsep umum yang mencangkup keseluruhan bentuk transaksi
bisnis atau pertukaran informasi yang dilaksanakan dengan
menggunakan/memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi, yang terjadi antara perusahaan dan konsumen, atau
antara perusahaan dan lembaga-lembaga administrasi publik.” 7
Elektronik Commerce atau disingkat dengan (E-Commerce)
adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen
(consumers), manufaktur (manufacture), service providers, dan
pedagang perantara (intermediaries) dengan menggunakan
jaringan-jaringan computer (computer networks), yaitu internet.
E-Commerce ini sudah meliputi seluruh spektrum kegiatan
komersial.8
Sedangkan pengertian transaksi (E-Commerce) yang
dikemukakan oleh Julain Ding bahwa9: E-Commerce
Transaction adalah transaksi dagang antara penjual dan pembeli
6 Onno W. purbo dan Aang Arif Wahyudi, Mengenal E-
Commerce, (Jakarta:PT AlexMedia Komputindo, 2001), h. 2 7 Arsyad Sanusi, Hukum E-Commerce, … , h. 219. 8 Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, Bisnis E-Commerce
Studi Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia, (Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 2005), h. 10 9 Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata dalam Sistem Hukum
Nasional, … , h. 374
-
25
untuk menyediakan barang, jasa, atau mengambil alih hak.
Kontrak ini dilakukan dengan media elektronik (digital medium)
di mana para pihak tidak hadir secara fisik. Media ini terdapat di
dalam jaringan umum dengan sistem terbuka yaitu Internet atau
World Wide Web.
Menurut Pasal 1 angka (2) UU No. 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, transaksi elektronik adalah
perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
Selain itu, Menurut Adi Nugroho mendefinisikan transaksi
elektronik (e-commerce), adalah persetujuan jual beli antara
pihak pembeli dengan penjual secara elektronik yang biasanya
menggunakan jaringan computer pribadi. Dalam hal ini,
konsumen yang menggunakan browser web untuk melakukan
pemesanan dan menyediakan informasi dengan bentuk
pembayaran seperti kartu kredit, digital cash atau cek
elektronik.10
Terlepas dari berbagai definisi yang ditawarkan dan
dipergunakan oleh berbagai kalangan, terdapat kesamaan dari
masing-masing definisi tersebut. Kesamaan tersebut
10
Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis , (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 57
-
26
memperlihatkan bahwa e-commerce memiliki karakteristik
sebagai berikut11
:
1. Terjadinya transaksi antara dua belah pihak
2. Adanya pertukaran barang, jasa, atau informasi, dan
3. Internet merupakan medium utama dalam proses atau
mekanisme perdagangan tersebut.
Jadi, dapat dipahami bahwa secara garis besar E-Commerce
itu mengacu pada jaringan internet untuk melakukan belanja
online dan cara transaksinya melalui transfer uang secara digital.
B. Dasar Hukum Transaksi E-Commerce
Bila dilihat dari sistemnya serta prinsip operasionalnya,
Berdasarkan pendapat yang membolehkan transaksi e-commerce
menurut Setiwan Budi Utomo, dalam Fiqih Aktual Jawaban
Tuntas Masalah Kontemporer menyatakan bahwa E-commerce
menurut fiqih kontemporer sebenarnya merupakan alat, media,
metode teknis ataupun sarana (wasilah) yang dalam kaidah
syariah bersifat fleksibel, dinamis dan variabel. Hal ini termasuk
dalam kategori umuriddunya (persoalan teknis keduniawian)
yang Rasulullah SAW pasrahkan sepenuhnya selama dalam
koridor syariah kepada umat Islam untuk menguasai dan
memanfaatkannya demi kemakmuran bersama.12
Namun dalam
11 Richardus Eko Indrajit, E-Commerce Kiat dan Strategi Bisnis
di Dunia Maya, …, h. 2 12
Sugeng Santoso, Jurnal: Sistem Transaksi E-Commerce dalam
Perspektif KUHPerdata dan Hukum Islam, dalam Jurnal AHKAM, Vol.
-
27
hal ini ada yang tidak boleh berubah atau bersifat konstan dan
prinsipil yakni prinsip-prinsip syariah dalam muamalah tersebut
di atas yang tidak boleh dilanggar dalam mengikuti
perkembangan. Menurut Wahbah Az-Zuhaili, bahwa prinsip
dasar dalam transaksi muamalah dan persyaratannya yang terkait
dengannya adalah boleh selama tidak dilarang oleh syariah atau
bertentangan dengan dalil (nash) syariah.13
Oleh karena itu hukum transaksi dengan menggunakan media
E-commerce adalah boleh dilihat dari segi kemaslahatan dan
kebutuhan manusia akan kemajuan teknologi yang cepat berubah
sesuai dengan perkembangan zaman.14
Landasan shari’ah tentang
transaksi E-Commerce adalah sebagai berikut:
1. Surat an-Nisa ayat 29:
َها يَُّأ ِيوَ َيَٰٓ َٰلَُكم بَۡيَيُكم ٱَّلذ ۡنَو
َْ أ ُكلُٓوا
ْۡ ََل تَأ َءاَنُيوا
ِ ن تَُكوَن تَِجََٰرةً َعو تََراٖض ّنِيُكۡمۚۡ ٱۡلَبَِٰطلِ بَٓ أ إَِلذىفُ
ََ َسُكۡمۚۡ إِنذ َوََل َتۡقُتلُٓواْ أ ٢٩ََكَن بُِكۡم رَِحيٗها ٱّللذ
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka
sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
4.. No. 2 November 2016 (Pondok Pesantren Darul Hikmah
Tulungagung), diakses tanggal 20 Oktober 2018. h. 237 13
dalam Kitabnya al- fiqh al-Islami wa Adillatuhu sebagimana
dikutip oleh Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, (Jakarta, Bumi Aksara:
2008), h. 203 14
Jusmaliani, Bisnis Berbasis Syariah, … , h. 203.
-
28
dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (QS. An-Nisa [4] :29).15
Ayat ini menerangkan hukum transaksi secara umum, lebih
khusus kepada transaksi perdagangan, bisnis jual beli. Dalam ayat
ini Allah mengharamkan orang beriman untuk memakan,
memanfaatkan, menggunakan harta orang lain dengan jalan yang
bathil, yaitu yang tidak dibenarkan oleh syari’at. Kita boleh
melakukan transaksi terhadap harta orang lain dengan jalan
perdagangan dengan asas saling ridha, saling ikhlas. Dalam ayat
ini Allah juga melarang untuk bunuh diri sendiri maupun saling
membunuh. Dan Allah melarang semua ini, sehingga wujud dari
kasih sayang-Nya, karena Allah itu Maha Kasih Sayang kepada
kita.
2. Surat al-Baqarah ayat 275
َحلذ …َُ َوأ َم ٱۡۡلَۡيعَ ٱّللذ ْۚۡ وََحرذ ا ٢٧٥ …ٱلّرَِبوَٰ
Artinya: “… dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba… (QS. Al-Baqarah[2]:275)16
3. Hadist Nabi Muhammad SAW:
النَِّبَّ َصلَّى اللَُّو َعَلْيِو َوَسلََّم ُسِئلَ َعْن رِفَاَعَة ْبِن رَاِفٍع َرِضَي اللَُّو َعْنو َأنَّ
15 Yayasan Penyelengara dan Penterjemah Al-Qur’an, Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Cet. Ke-16, (Jakarta, CV Darus
Sunnah: 2015), h. 84 16 Yayasan Penyelengara dan Penterjemah Al-Qur’an, Departemen
Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Cet. Ke-16, (Jakarta, CV Darus
Sunnah: 2015), h. 48.
-
29
ُروٍر (ا) َعَمُل : َأيُّ اْلَكْسِب َأْطَيُب ؟ قَاَل : لرَُّجِل بَِيِدِه, وَُكلُّ بَ ْيٍع َمب َْحُو اْْلَاِكمُ َرَواُه اْلبَ زَّاُر َوَصحَّ
Dari Rifa’ah bin Rafi’ r.a., Bahwasannya Nabi
s.a.w. ditanya:”Pekerjaan apakah yang terbaik?” Beliau
menjawab:”Ialah orang yang bekerja dengan tangannya
sendiri dan setiap jual beli yang bersih. (Hadits riwayat al-
Bazzar dan dishahihkan oleh al-Hakim).17
Hadits di atas menjelaskan ketika Rasulullah saw ditanya
tentang usaha yang paling baik, maka ia menjawab, bahwa usaha
yang baik ialah usaha yang paling halal dan paling berkah,
mengusahakan dari jual beli yang bersih dari tipu daya. Jadi
berdagang adalah suatu usaha yang paling baik, akan tetapi di
dalam pelaksanaannya haruslah jujur agar tidak ada pihak yang
dirugikan.
Selain dalam hukum Islam, dasar hukum transaksi elektronik
juga diatur dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) yaitu Buku III, tentang Perikatan. Kegiatan jual
beli dalam E-Commerce memiliki prinsip yang sama dengan
kegiatan jual beli menurut KUHPerdata. Perbedaannya terletak
pada khususan E-Commerce yang menggunakan alat elektronik
untuk menunjang aktivitasnya.
Menurut Pasal 1457 KUH Perdata, jual beli adalah suatu
perjanjian, di mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
17 Moh. Ismail, Tarjamah Bulugul Maram Ibnu Hajar Al-Asqalani,
(Surabaya: Putra Alma’arif, 1992), h. 401.
-
30
menyerahkan suatu barang, dan pihak yang lain mengikatkan
dirinya untuk membayar dengan harga yang telah dijanjikan.
Dijelaskan dalam Pasal 1458 KUH Perdata, jual beli dianggap
telah terjadi antara kedua belah pihak, setelah orang-orang
tersebut mencapai kesepakatan tentang barang dan harganya,
meskipun barang tersebut belum diserahkan, dan harganya belum
dibayar.18
C. Rukun dan Syarat E-Commerce
Setelah melihat dari pengertian dan proses terjadinya E-
commerce, transaksi E-Commerce dapat diqiyaskan atau
disamakan dengan transaksi as-salam, dimana rukun dan syarat
transaksi E-Commerce diqiyaskan kepada transaksi as-salam.
Transaksi as-salam merupakan bentuk transaksi dengan
sistem pembayaran secara tunai/disegerakan tetapi penyerahan
barang di kemudian hari.19
1. Rukun as-Salam
Pelaksanaan bai’ as-salam harus memenuhi sejumlah rukun
berikut:
a. Orang yang memesan (Muslam) atau pembeli
b. Orang yang menerima pesanan (Muslam ilaih) atau
penjual.
18
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata, (Jakarta: Balai Pustaka, 2016), h. 366 19
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik,
(Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 108.
-
31
c. Modal atau uang
d. Muslam fiihi atau barang yang dipesan.
e. Shighat (ijab dan qabul) atau ucapan.20
2. Syarat as-Salam.
Syarat-syarat yang ditetapkan dalam transaksi jual
beli salam, yaitu:
a. Uangnya hendak dibayar ditempat akad, berarti
pembayaran dilakukan lebih dahulu.
b. Berupa utang dalam tanggungan yang ditanggungkan
hingga tempo yang jelas.
c. Barangnya dapat diberikan sesuai waktu yang dijanjikan
berarti pada waktu yang dijanjikan barang itu harus sudah
ada.
d. Harus berupa sesuatu yang spesifikasinya ditetapkan, yang
nilainya akan berbeda dengan perbedaan spesifikasi
tersebut.
e. Kadarnya ditentukan.
f. Harga jelas, disebutkan tempat menerimanya dan
diserahkan di majelis akad. 21
Semua syarat yang ditetapkan dalam jual beli salam atau salaf
di atas juga berlaku dalam transaksi e-commerce. Dengan
demikian, dari aspek akad salam dan salaf, sesungguhnya
20 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik,
… , h. 109. 21 Hafidz Abdurrahman dan Yahya Abdurrahman, Bisnis dan
Muamalah Kontemporer, (Bogor: Al-Azhar Freshzone Publishing, 2014), h.
107.
-
32
transaksi e-commerce ini sah dan diperbolehkan. Dengan catatan,
jika seluruh syarat dan ketentuan salam dan salaf di atas
terpenuhi.
E-commerce adalah perdagangan (jual beli) dimana para
pihak yang bertransaksi berhubungan secara elektronik melalui
internet. Akad yang terkandung dalam mekanisme e-commerce
dapat disamakan dengan akad salam dengan melihat bahwa yang
ditransaksikan belum ada ketika terjadi transaksi. Dalam akad as-
salam calon pembeli menentukan barang yang akan dibeli dengan
menyebutkan spesifikasinya kepada penyedia barang. Ketika
akad terjadi barang yang diinginkan belum ada dihadapan
pembeli namun pihak penjual mampu menyediakan apa yang
dipesan oleh calon pembeli berdasarkan sifat-sifat yang telah
disebutkan dan calon pembeli menyerahkan pembayaran terlebih
dahulu. Kemudian barang akan diserahkan kepada pembeli pada
waktu yang telah ditentukan.22
D. Perkembangan dan Manfaat E-Commerce
E-Commerce pertamakali diperkenalkan pada tahun 1994
pada saat pertamakali banner-elektronik dipakai untuk tujuan
promosi dan periklanan disuatu halaman-web (website). Menurut
Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan
seharga AS$12,,2 miliar pada 2003. Menurut laporan yang lain
pada bulan oktober 2006, pendapatan ritel online yang bersifat
22
http//zypedia.blogspot.com/2015/06/ecommerce-dalam-perspektif-
fiqh-bisnis, diakses tanggal 9 Desember 2018, pukul 10.20 WIB.
-
33
non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai
seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Istilah "perdagangan elektronik" telah berubah sejalan dengan
waktu. Awalnya, perdagangan elektronik berarti pemanfaatan
transaksi komersial, seperti penggunaan EDI untuk mengirim
dokumen komersial seperti pesanan pembelian atau invoice
secara elektronik.
Kemudian dia berkembang menjadi suatu aktivitas yang
mempunyai istilah yang lebih tepat "perdagangan web"
pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web melalui
server aman (HTTPS), protokol server khusus yang
menggunakan enkripsi untuk merahasiakan data penting
pelanggan.
Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada
1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-commerce akan
menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Namun, baru sekitar empat
tahun kemudian protokol aman seperti HTTPS (Hypertext
Transfer Protocol Secure) memasuki tahap matang dan banyak
digunakan. Antara 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa
mengembangkan situs web perdagangan ini.23
Sejarah Perkembangan E-Commerce di dunia di mulai dari
kemunculan Internet yang kemudian terus berkembang sehingga
muncullah E-Commerce. Pada awalnya, Internet merupakan
23
Tim Wikipedia, Perdagangan Elektronik. Dikutip pada
tanggal 24 Oktober 2018. Pukul 09.12 WIB.
https://id.wikipedia.org/wiki/EDIhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pesanan_pembelian&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Invoice&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/World_Wide_Webhttps://id.wikipedia.org/wiki/HTTPShttps://id.wikipedia.org/wiki/Protokolhttps://id.wikipedia.org/wiki/Enkripsi
-
34
koperasi komputer yang tidak dimiliki oleh siapa pun.24
Di
Indonesia ditandai dengan berdirinya Dyviacom Intrabumi atau
D-Net sebagai printis transaksi online. Wahana transaksi berupa
mall online yang disebut D-Mall (diakses lewat D-Net) ini telah
menampung sekitar 33 toko online/merchant. Dan sekarang
sudah tidak asing lagi bahkan booming khususnya yang berfokus
kepada transaksi jual-beli online dalam bentuk toko online,
seperti: www.lazada.com, dll.25
Manfaat E-Commerce
Adapun manfaat E-Commerce sebagai berikut:
1. Kemampuan grafis Internet mampu memperhatikan produk apa
adanya (natural) serta dapat membuat brosur berwarna dan
menyebarkan tanpa ongkos kirim.
2. Lebih aman membuka toko online dibandingkan membuka
toko biasa. Dalam artian toko online bisa meminimalisasi
terjadinya tingkat pengutan liar atau tindakan criminal lainnya
seperti perampokan, pencurian, dll.
3. Berjalan di dunia Internet tidak mengenal hari libur dan hari
besar, semua transaksi bisa dilakukan kapan saja dan dimana
saja.
4. Tanpa batas wilayah dan waktu sehingga memberikan
jangkauan emasaran yang luas dan tak terbatas oleh waktu.
24
Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,
… , h. 3 25 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,
… , h. 5
-
35
5. Maningkatkan pangsa pasar (market exposure) dimana
pengguna E-Commerce memungkinkan untuk meningkatkan
pangsa pasar yang semula mempunyai pangsa pasar di dalam
negeri saja, dengan adanya E-Commerce maka pangsa pasar
menjangkau luar negeri.
Menurunkan biaya operasi (operating cost). Penggunaan
teknologi Internet memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan
perdagangan selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, akan tetapi
tidak terpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan untuk biaya
lembur karyawan atau pegawai karena segala sesuatunya
dikerjakan oleh seperangkat computer tidak membutuhkan
operator untuk menjalankan proses perdagangan, cukup hanya
dengan penggunaan software tertentu maka semua aktivitas
dalam transaksi perdagangan dapat dilakukan. 26
E. Jenis-Jenis Transaksi Electronic Commerce (E-Commerce)
E-Commerce dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Bisnis ke Bisnis (Business to Business)
Bisnis ke Bisnis (Business to Business) disingkat dengan
B2B adalah transaksi secara elektronik antara entitas atau
obyek bisnis yang atau ke obyek bisnis lainnya. Transaksi
B2B merupakan sistem komunikasi bisnis online antar pelaku
bisnis. Aktivias E-Commerce dalam ruang lingkup ini
ditujukan untuk menunjang kegiatan para pelaku bisnis itu
26 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,
… , h. 12
-
36
sendiri. Pebisnis yang mengadakan perjanjian tentu saja
adalah para pihak yng bergerak dalam bidang bisnis yangt
dalam hal ini meningkatkan dirinya dalam suatu perjanjian
untuk melakukan usaha dengan pihak pebisnis lainnya.27
.
Pihak yang mengadakan perjanjian dalam hal ini adalah
Internet Service Provide (ISP) dan Website atau Keybase
(ruang elektronik). ISP itu sendiri adalah pengusaha yang
menawarkan akses kepada internet.
karakteristik dari B2B sebagai berikut:
a. Tranding Partner yang sudah saling mengentahui dan
antar mereka sudah saling terjalin hubungan yang
berlangsung cukup lama. Pertukaran informasi yang
dilakukan antar pembisnis tersebut atas dasar
kebutuhan dan kepercayaan.
b. Pertukaran informasi yang dilakukan dengan format
yang sudan sudah disepakati. Jadi, service sistem yang
digunakan antar kedua pembisnis juga menggunakan
standar yang sama.
c. Salah satu pelaku bisnis tidak harus menunggu rekan
bisnisnya untuk mengirimkan datanya.
d. Sarana yang digunakan EDI (Electronic Data
Interchange) dan model yang umum digunakan adalah
peer-to-peer, dengan model ini antar pelaku bisnis lebih
27
Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, Bisnis E-
Commerce Studi Sistem Keamanan dan Hukum di Indonesia, … , h. 18-
19.
-
37
mudah untuk mendistribusikan informasi yang
dimilikinya.28
EDI adalah sebuah metode pertukaran dokumen bisnis
antar aplikasi komputer–antar perusahaan/instansi secara
electronis dengan menggunakan format standar yang telah
disepakati.
Perkembangan B2B lebih pesat jika dibandingkan dengan
perkembangan jenis transaksi e-commerce lainnya. Contoh
dari B2B adalah Global Market Grup (GMC). Global Market
Group adalah sebuah perusahaan perdagangan internasional
pemasaran.
2. Bisnis ke Konsumen (Business to Consumer)
Salah satu bagian dari proses E-Commerce Retail atau E-
Commerce Businness to Customer (B2C) ini adalah proses
Dropship, yaitu proses pemesanan barang oleh konsumen
untuk kemudian dilakukan proses pengiriman barang pesanan
tersebut sesuai dengan alamat yang diberikan oleh
konsumen.29
Adapun karakteristik dari B2C sebagai berikut30
:
28
Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis, (Bogor:
GhaliaIndonesia,2010), h. 58 29
Putu Agus Eka Pratama. E-Commerce, E-Business, dan
Mobile Commerce, (Bandung: Informatika, 2015), h. 14 30 Onno W. purbo dan Aang Arif Wahyudi, Mengenal E-
Commerce, … , h. 5
-
38
a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan
untuk umum
b. Servis yang diberikan bersifat umum dengan
menggunakan layanan sudah dinikmati masyarakat
secara ramai.
c. Servis diberikan berdasarkan permohonan. Konsumen
melakukaninisiatif dan produser harus siap
memberikan respon sesuai dengan permohonan.
d. Pendekatan yang dilakukan adalah Client Server,
dimana konsumen berada pada sisi Client, dengan
menggunakan Web Browser untuk mengaksesnya, dan
pelaku usaha berada pada sisi server.
3. Konsumer ke Konsumen (Consumer to Consumer)
Konsumen ke Konsumen merupakan tradisi bisnis secara
elektronik yang dilakukan antar konsumen untuk memenuhi
suatu kebutuhan tertentu. Contohnya: tokopedia.com dan
bukalapak.com.
Adapun karakteristik dari C2C (Consumer to Consumer)
sebagai berikut31
:
a. Pada lingkup konsumen ke konsumen bersifat khusus
karena transaksi yang dilakukan hanya antar konsumen
saja, seperti Lelang Barang.
31
Sugeng Santoso, Jurnal: Sistem Transaksi E-Commerce
dalam Perspektif KUHPerdata dan Hukum Islam, dalam Jurnal
AHKAM, Vol. 4.. No. 2 November 2016 (Pondok Pesantren Darul
Hikmah Tulungagung), dikutip tanggal 20 Oktober 2018. h. 223-224.
-
39
b. Internet dijadikan sebagai saran tukar menukar
informasi tentang produk baik mengenai harga, kualitas
dan pelayanannya.
c. Konsumen juga membentuk komunitas pengguna atau
penggemar suatu produk.
Selain ketiga jenis e-commerce di atas, juga terdapat
beberapa jenis transaksi e-commerce lainnya yang telah
dikenal diantaranya32
:
1. Konsumen ke Bisnis (Consumer to Business), adalah
transaksi yang memungkinkan individu menjual barang
pada perusahaan yang membutuhkan. Contohnya EBay
(www.ebay.com) dan lapak kaskus (www.kaskus.
co.id).
2. Pemerintah ke Bisnis (Government to Busines), adalah
bentuk dari E-Commerce yang melibatkan pemerintah
(Government) dengan pihak bisnis (Perusahaan).
Contohnya transaksi G2C adalah perusahaan
membayar pajak secara online kepada pemerintah.
3. Government to Citizen (G2C) merupakan E-Commerce
yang melibatkan pemerintah (baik pemerintah pusat
maupun pemerintah daerah) dengan masyarakat umum
(baik pribadi maupun kelompok, namun bukan dalam
bentuk perusahaan). Contoh pemerintah suatu wilayah
32
Putu Agus Eka Pratama. E-Commerce, E-Business, dan
Mobile Commerce, … , h. 17 dan 20.
http://www.ebay.com/http://www.kaskus.co.id/http://www.kaskus.co.id/
-
40
ingin melelang sejumlah peralatan kantor dan beberapa
buah gedung kepada masyarakat umum, baik
perorangan maupun kelompok (bukan perusahaan).
F. Keuntungan dan Kerugian dalam Transaksi E-Commerce
Seperti hal penggunaan teknologi lainnya, E-Commerce
mempunyai beberapa keuntungan dan kerugian. Berikut ini
diuraikan beberapa keuntungan dan kerugian E-Commerce
terhadap individu, masyarakat dan negara.
1. Keuntungan E-Commerce
a. Bagi Individu (penjual dan pembeli)
1) Bagi penjual memudahkan dalam pemasaran produk
karena sudah terdapat banyak media sosial yang membantu
para pebisnis online dalam pemasarannya.
2) Memudahkan penjual dalam mengontrol semua aktivitas
aliran produknya sehingga meminimalisir pencurian
produk oleh beberapa oknum tidak brtanggung jawab.
3) Banyak pebisnis E-Commerce membuka jam pemesanan
lebih lama bahkan dapat mencapai waktu 24 jam dalam
sehari.
4) Bagi pembeli juga e-commerce memudahkan dalam
pencarian berbagai macam produk yang dilakukan dengan
mudah tanpa harus mengunjungi toko yang menjual
produk tersebut.33
33 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,
… , h. 8
-
41
5) Home shopping, pembeli dapat melakukan transaksi dari
rumah sehingga dapat menghemat waktu, menghindari
kemacetan, dan jangkauan toko-toko yang jauh dari lokasi
pembeli.
6) Product on demand. Pembeli dapat mencari produk sesuai
dengan keinginan dan mendapatkannya.
7) Pembeli dapat mencari produk yang tidak tersedia atau
sulit diperoleh di outlet-outlet atau pasar tradisional.34
b. Bagi Masyarakat.
1) E-Commerce memungkinkan banyak orang yang untuk
bekerja di rumah mereka sendiri dan untuk mengurangi
frekuensi perjalanan yang harus mereka lakukan untuk
berbelanja keluar rumah.
2) E-commerce memungkinkan sejumlah pedagang untuk
menjual barang-barang atau jasa-jasa mereka dengan harga
yang lebih murah, sehingga jumlah orang yang dapat
membeli produk atau jasa mereka akan menjadi lebih
banyak, sekaligus dapat meningkatkan standar hidup mereka.
3) Memungkinkan masyarakat mendapatkan pemerataan
produk karena banyak pebisnis online yang mencangkup
pengiriman seluruh dalam negeri ataupun luar negeri.
4) E-commerce dapat memfasilitasi pemberian layanan-layanan
publik, seperti perawatan kesehatan, pendidikan,
pendistribusian layanan-layanan sosial dari pemerintah
34 Ita Nurhayati, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Transaksi Bisnis
Melalui E-Commerce di Indonesia, Skripsi, Serang, 2000, h. 51
-
42
dengan biaya yang lebih murah dan/atau dengan kualitas
yang lebih baik. 35
c. Bagi Negara.
1) Negara banyak keuntungan untuk berbagai macam pajak
penjualan dan pajak ekspok impor produk-produk tersebut.
2) Tarif ekonomi negara dapat meningkat karena jika suatu
negara sudah mempunyai produk yang berkualitas dan
banyak digemari maka akan banyak masyarakat terutama
masyarakat luar negeri yang ingin membeli produk
tersebut.36
2. Kerugian E-Commerce
a. Bagi Individu
1) Rentannya terjadi penipuan online oleh para pebisnis
online palsu.
2) Membuat individu menjadi lebih malas untuk mendatangi
langsung dan melihat kualitas barang secara langsung.37
3) Pembeli tidak semuanya mempergunakan teknologi yang
sama.
4) Tidak semua orang memiliki akses terhadap internet.
5) Organisasi/manajer butuh untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai teknologi informasi.38
35
Arsyad Sanusi, Hukum E-Commerce, … , h. 252-253 36 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,
… , h. 10 37 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi,
… , h. 9
-
43
b. Bagi Masyarakat.
1) Membuat masyarakat lebih konsumtif karena dengan
mudahnya melihat dan mencari produk-produk yang
sedang trending mendorong masyarakat ingin memiliki
semua produk-produk tersebut karena dapat didapatkan
dengan mudah.
2) Mendorong perilaku egoisme karena terkadang
masyaarakat lebih mengutamakan atau meninggikan
dirinya sendiri dari lingkungannya karena ingin tampil
lebih dengan produk-produk yang sedang trending.
c. Bagi Negara.
1) Negara sering dirugikan oleh produk-produk hasil ilegal
dan berbagai macam aktivitas penggelapan barang yang
terjadi dalam bisnis E-Commerce
2) Negara juga akan mendapatkan pencemaran nama baik
apabila terdapat oknum-oknum penjual dalam negeri yang
memalsukan ataupun melakukan kejahatan dalam aktivitas
E-Commerce.39
38
Hilyana Aulia, Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Pengguna
Kartu Kredit dalam Transaksi E-Commerce, Skripsi, Bandar Lampung, 2018. 39 Adi Sulistyo Nugroho, E-Commerce Teori dan Implementasi, … ,
h. 10 -11.
-
44