bab ii oke

25
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Sistem Transportasi Sistem merupakan gabungan dari beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan dengan setiap organisasi. Sistem perubahan pada suatu komponen dapat menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Transportasi didefenisikan sebagai suatu tindakan,proses atau hal yang mentransportasikan atau sedang ditransportasikan,dalam bentuk kerja adalah memindahkan /mengangkut barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain. Jadi sistem transportasi dapat didefenisikan sebagai suatu komponen dari berbagai komponen yang saling berkaitan dalam usaha memindahkan/mengangkut barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem transportasi secara menyeluruh (makro) dapat dibagi menjadi beberapa sistem transportasi yang lebih kecil (mikro) yang saling terkait dan mempengaruhi yaitu : 1. Sistem kegiatan (transport demand) yaitu suatu system yang menggambarkan pola kegiatan tertentu 12

Upload: icha238792

Post on 17-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Sistem Transportasi Sistem merupakan gabungan dari beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan dengan setiap organisasi. Sistem perubahan pada suatu komponen dapat menyebabkan perubahan pada komponen lainnya.Transportasi didefenisikan sebagai suatu tindakan,proses atau hal yang mentransportasikan atau sedang ditransportasikan,dalam bentuk kerja adalah memindahkan /mengangkut barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain.Jadi sistem transportasi dapat didefenisikan sebagai suatu komponen dari berbagai komponen yang saling berkaitan dalam usaha memindahkan/mengangkut barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat lain.Sistem transportasi secara menyeluruh (makro) dapat dibagi menjadi beberapa sistem transportasi yang lebih kecil (mikro) yang saling terkait dan mempengaruhi yaitu :1. Sistem kegiatan (transport demand) yaitu suatu system yang menggambarkan pola kegiatan tertentu dari masyarakat pada suatu tata guna lahan yang akan membangkitkan pergerakan dan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kegiatan.2. Sistem jaringan (prasarana transportasi /transport supply) yaitu system prasarana transportasi yang memungkinkan proses pergerakan dapat berlangsung dengan baik.3. Sistem pergerakan yaitu system yang menggambarkan hasil interaksi masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.Besarnya pergerakan sangat berkait erat dengan jenis dan intensitas kegiatan yang dilakukan.4. Sistem kelembagaan yaitu system yang berfungsi mengatur dinamika yang terjadi pada ketiga system lainnya agar dapat berjalan secara efektif,efisien dan terarah.Sistem transportasi makro yang terdiri dari beberapa sistem transportasi mikro yang saling terkait dapat dilihat pada gambar 2.1.

SISTEM KELEMBAGAANSISTEM KELEMBAGAANSISTEMPERGERAKANSISTEMKEGIATANSISTEMJARINGAN

Gambar 2.1. Sistem Transportasi Makro

Sistem kegiatan, sistem jaringan dan sistem pergerakan akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Perubahan pada sistem kegiatan jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui sesuatu perubahan pada tingkat pelayanan pada sistem pergerakan, begitu juga perubahan pada sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan aksebilitas pada sistem pergerakan tersebut. Dalam usaha untuk menggerakan sistem pergerakan yang aman, lancar, nyaman, murah dan handal serta sesuai dengan lingkungannya maka sistem transportasi makro terdapat sistem mikro yang disebut dengan sistem kelembagaan yang meliputi individu, kelompok, lembaga dan instansi pemerintah maupun swasta yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam sistem makro tersebut.

2. 2. Kebutuhan Perjalanan Transportasi Kebutuhan perjalanan/ pergerakan/ tranportasi adalah merupakan jenis kebutuhan turunan dan merupakan kebutuhan tak langsung, berawal dari kebutuhan manusia akan berbagai jenis barang dan jasa. Pemenuhan kebutuhan manusia tersebut biasanya merupakan suatu hal yang harus dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, pasar dan lain lain. Namun karena pemenuhan kebutuhan kebutuhan tersebut tidak berada pada suatu zona atau tempat mengakibatkan orang harus bergerak ke tempat dimana dia dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk masyarakat pedesaan khususnya desa tertinggal tentu usaha untuk melakukan pergerakan akan cukup sulit, dimana mereka harus melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk mencapai lokasi dimana mereka mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan. Hal ini disebabkan masalah aksesibilitas dan mobilitas bagi masyarakat pedesaan dimana kualitas prasarana yang tidak memadai dan pelayanan transportasi yang tidak mendukung proses pergerakan itu sendiri.

2.3. Aksesibilitas2.3.1. Definisi Aksesibiltas Pedesaan Aksesibilitas adalah suatu ukuran kenyamanan dan kemudahan mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan mudah atau susahnya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi. (Black, 1981: Parikesit, 2003). Jadi aksesibilitas pedesaan merupakan suatu tingkat kesulitan dan kemudahan akses untuk mencapai tempat pelayanan kebutuhan terhadap barang dan jasa yang diperlukan, guna memenuhi kebutuhan masyarakat desa itu sendiri.Aksesibilitas mempunyai tiga unsur yaitu : lokasi rumah tangga/ pemukiman, lokasi fasilitas/ jasa serta sistem transportasi yang menghubungkan keduanya (Dennis, 1998 : Parikesit, 2003). Semakin dekat dan mudah serta murah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang atau jasa, maka dapat dikatakan bahwa aksesnya baik.Salah satu kendala yang tampak jelas pada akses ke daerah pedesaan adalah kondisi infrastruktur jalan yang jelek, (Dennis, 1998 : Parikesit, 2003). Pembangunan infrastruktur pedesaan diarahkan pada perbaikan akses penduduk desa guna menjamin kelancaran semua aktifitas desa dan mempercepat pemulihan ekonomi desa. Oleh sebab itu pembangunan infrastruktur pedesaan selain tepat sasaran juga harus terintegrasi yaitu harus mempertimbangkan semua kemungkinan intervensi (kegiatan pembangunan) untuk memperbaiki semua aksesOleh sebab itu pembangunan infrastuktur harus tepat sasaran terhadap berbagai kategori akses dan juga harus terintegrasi yaitu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk memperbaiki semua akses.

2.3.2. Akses Penduduk PedesaanDesa merupakan organisasi pemerintahan terendah. Desa merupakan kumpulan beberapa wilayah Rukun Kampung (RK). Pemerintah desa terdiri atas Kepala Desa dan Lembaga Musyawarah Desa (LMD). Kepala desa dipilih penduduk desa untuk masa jabatan 8 tahun. Setiap desa terdiri atas beberapa dusun. Dusun dipimpin oleh Kepala Dusun. Kepala Dusun dipilih oleh warga dusun. Penyebab kesulitan aksesibiltas pedesaan adalah akibat masalah non transport dan transport maka penanganan akses juga ditingkatkan dengan dua jalan pendekatan yang saling melengkapi (Donnges, 1999 ; Parikesit, 2003). Yaitu melalui intervensi non transport dan intervensi transport. Intervesi non transport dilakukan dengan penyediaan lokasi, faslitas dan jasa utama yang diperlukan penduduk. Sedangakan intervensi transport dilakukan dengan perbaikan dan penyediaan prasarana dan sarana transportasi.

2.4. Akses Terhadap Sektor Kehidupan Penduduk Desa2.4.1. Akses Terhadap Sumber Tenaga ListrikSumber Tenaga Listrik merupakan sarana yang dapat memajukan daerah sekitar penduduk. Oleh karena itu penting untuk memiliki akses terhadap Sumber Tenaga Listrik.Menurut Parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap Sumber Tenaga Listrik adalah : jumlah listrik yang di alirin, prasarana dan sarana menuju objek sumber tenaga listrik, jarak menuju sumber tenaga listrik, waktu menuju sumber tenaga listrik, biaya yang diperlukan menuju sumber tenaga listrik dan persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi tersebut diatas. Semakin buruk/rendah kriterianya, semakin tinggi prioritasnya.

2.4.2. Akses Terhadap Sektor Sumber Air BersihAir merupakan kebutuhan dasar dan harus tersedia sepanjang tahun. Sumber air bersih dan mudah didapat adalah salah satu tujuan pembangunan. Penyediaan air bersih di pedesaan akan meningkatkan kesempatan hidup dan mengurangi tingkat kematian. Penting bagi penduduk desa memiliki akses menuju sumber air bersih.Menurut Parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap sumber air yaitu : jumlah penduduk zona tertentu, jenis sumber air yang tersedia, jumlah rumah tangga pengguna sumber air, jarak ke sumber air, waktu pengambilan air, kualitas sumber air dan persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi tersebut diatas. Semakin buruk/ rendah kriterianya, semakin tinggi prioritasnya.

2.4.3. Akses Terhadap PendidikanPendidikan adalah kebutuhan dasar di zaman modern. Sebagian besar penduduk desa sudah beranggapan pentingnya pendidikan bagi anak anaknya. Sehingga penting bagi penduduk desa untuk memiliki akses terhadap pendidikan dasar. Menurut Parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap pendidikan dasar adalah : jumlah penduduk zona tertentu, keberadaan sekolah, jarak ke sekolah, waktu perjalanan ke sekolah, biaya perjalanan menuju sekolah dan persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi diatas. Semakin buruk/ rendah kriterianya, semakin tinggi prioritasnya.

2.4.4. Akses Terhadap Fasilitas KesehatanPengembangan sistem pelayanan kesehatan terhadap ibu, anak dan masyarakat merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesehatan. Oleh sebab itu pemerintah harus memastikan bahwa penduduk desa memiliki fasilitas kesehatan serta akses menuju pusat pelayanan kesehatan.Menurut Parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap fasilitas kesehatan adalah : jumlah penduduk, keberadaan sarana kesehatan, jenis fasilitas kesehatan, petugas dan jumlah petugas pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana transportasi menuju pusat pelayanan kesehatan, jarak ke pusat pelayanan kesehatan, waktu perjalanan ke pusat pelayanan kesehatan, biaya perjalanan menuju pusat kesehatan dan persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi tersebut diatas. Semakin buruk/rendah kriterianya, semakin tinggi prioritasnya.

2.4.5. Akses Terhadap PasarPusat perdagangan perbelanjaan (pasar) merupakan tempat penyediaan berbagai macam kebutuhan hidup yang diperlukan bagi penduduk. Baik kepada si pembeli maupun untuk si penjual. Kemudahan untuk mencapainya dapat meringankan cost ( biaya ) yang diperlukan. Oleh karena itu penting bagi penduduk desa untuk memiliki akses terhadap pasar.Menurut Parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap pasar adalah : jumlah penduduk zona tertentu, keberadaan pasar, jarak ke pasar, waktu perjalanan ke pasar, biaya perjalanan menuju pasar, sarana dan prasarana transportasi ke pasar dan persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi tersebut diatas. Semakin buruk/ rendahnya krriteria, semakin tingginya prioritasnya. 2.4.6. Akses Terhadap PerkantoranPerkantoran merupakan suatu wilayah untuk kegiatan pemerintahan maupun swasta dalam menunjang roda pembangunan. Oleh karena itu penting bagi penduduk desa untuk memiliki akses terhadap perkantoran. Menurut Parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap perkantoran adalah : jumlah perkantoran, keberadaan perkantoran, jarak ke perkantoran, waktu perjalanan ke perkantoran, biaya perjalanan menuju perkantoran, sarana dan prasarana transportasi ke perkantoran dan persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi tersebut diatas. Semakin buruk/rendah kriterianya, semakin tinggi prioritasnya.

2.4.7. Akses Terhadap KomunikasiKomunikasi merupakan sarana bagi penduduk desa untuk berhubungan dengan cepat antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu penting bagi penduduk desa untuk memiliki akses terhadap komunikasi.Menurut parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap komunikasi adalah : jumlah pengguna fasilitas komunikasi, jenis fasilitas komunikasi, jarak menuju fasilitas komunikasi, biaya yang diperlukan, dan presepsi masyarakat tentang permaslahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi tersebut diatas. Semakin buruk/rendah kriterianya, semakin tinggi prioritasnya.

2.4.8. Akses Terhadap Pemukiman

Pemukiman merupakan tempat tinggal penduduk dalam menunjang aktivitas masyarakat. Oleh karena itu penting bagi penduduk desa untuk memiliki akses terhadap pemukiman.Menurut Parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap pemukiman adalah : jumlah rumah tangga, keberadaan pemukiman terhadap pusat kegiatan, prasarana dan sarana transportasi pemukiman menuju pusat kegiatan, jarak pemukiman menuju pusat kegiatan, waktu tempuh pusat kegiatan, biaya yang diperlukan menuju pusat kegiatan dan persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi tersebut diatas. Semakin buruk/rendah kriterianya, semakin tinggi prioritasnya.

2.4.9. Akses Terhadap Produksi Pertanian/PerkebunanSebagian besar penduduk pedesaan adalah petani/berkebun. Jenis produksi yang dihasilkan sangat beragam. Hasil pertanian dapat dikonsumsi sendiri dan dapat pula dipasarkan. Untuk mendapatkan hasil produksi perkebunan/pertanian secara optimal, maka persoalan aksesibilitas sangat penting.Menurut Parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi zona prioritas dilakukan perbaikan akses terhadap produksi perkebunan adalah: jumlah penduduk rumah tangga, jumlah hasil produksi perkebunan yang dijual, keberadaan tempat penjualan, sarana dan prasarana transportasi menuju lahan perkebunan, jarak ke tempat penjualan produk perkebunan, waktu perjalanan menuju tempat penjualan produk produk perkebunan, biaya perjalanan menuju tempat penjualan produk perkebunan dan persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi tersebut diatas. Semakin buruk/rendah kriterianya, semakin tinggi prioritasnya.2.4.10. Akses Terhadap Kamtibmas di Daerah PerbatasanKamtibmas merupakan satuan pengamanan daerah wilayah yang berbatasan dengan negara lain. Oleh karena itu pengamanan wilayah daerah perbatasan penting menjadi penting menjadi perhatian pemerintah dan penduduk sekitar untuk menjaga keutuhan dan keamananwilayah negara dari gangguan yang mungkin timbul dari negara lain.Menurut parikesit (2003), informasi yang diperlukan untuk mengidentifikasi prioritas dilakukanperbaikan akses terhadap Kamtibmas adalah : Keberadaan pos penjagaan di daerah perbatasan, prasarana dan sarana didaerah perbatasan, biaya yang diperlukan menuju daerah perbatasan dan persepsi masyarakat tentang permasalahan dan prioritas.Penentuan prioritas harus dihubungkan dengan kriteria dari informasi tersebut diatas. Semakin buruk/rendah kriterianya, semakin tinggi prioritasnya.2. 5. Kriteria Desa PotensialDalam penelitian dengan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) ini lebih menekankan pada perencanaan prioritas penyediaan sarana dan prasarana pada desa berpotensial yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Kecamatan Ketungau Hulu yang berpotensi sesuai kriteria Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat Dan Laporan Profil Desa. Ditandai dengan kondisi prasarana yang kurang memadai sehingga menimbulkan kesulitan akses di pedesaan. Menurut Departemen Pekerjaan Umum PKPS-BBM (2005) beberapa kriteria yang menjadi penentu suatu desa termasuk desa berpotensi/tidak, antara lain :I. Potensi Desa1. Tipe LKMD (atau yang setara)2. Jalan utama3. Sebagian besar penduduk bergantung pada potensi4. Rata-rata tanah pertanian yang diusahakan per rumah tangga tani untuk pertanian5. Jarak dari desa/kelurahan ke ibukota kecamatan6. Fasilitas pendidikan 7. Fasilitas kesehatan8. Sarana komunikasi9. PasarII. Perumahan dan Lingkungan1. Kepadatan penduduk2. Sumber air minum3. Wabah penyakit selama setahun4. Bahan bakar5. Pembuangan sampah6. Jamban atau WC7. Penerangan listrik8. Rasio banyaknya tempat ibadah per 1000 pendudukIII. Keadaan Penduduk1. Rata-rata banyaknya ternak per rumah tangga 2. Persentase rumah tangga yang memiliki TV3. Persentase rumah tangga yang memiliki teleponIV. Tambahan Variabel Untuk Daerah Pedesaan : 1. Rumah tangga pertanian

2. 6. Peranan dan Manfaat Jalan Desa Bagi Pembangunan Perdesaan

Jaringan infrastruktur jalan mempunyai peranan yang sangat berarti untuk membuka daerah daerah yang sebelumnya terisolasi dan belum tereksploitasi, meningkatkan pembangunan ekonomi serta menghubungkan wilayah wilayah dalam Negara ( Dawson & Barewell, 1993, dikutip dari Simposium III FSTS oleh Hajar. M.I; 2000 ). Salah satu kendala tampak jelas pada akses ke daerah pedesaan adalah kondisi infrastruktur jalan yang jelek ( Dennis, 1998, dikutip dari Simposium III FSTS oleh Hajar. M.I; 2000 ).Untuk mempermudah masyarakat pedesaan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari hari maka diperlukan adanya sarana dan prasarana transportasi yang baik. Sarana yang diperlukan antara lain adalah angkutan pedesaan yang dapat melancarkan aktifitas mereka. Sedangkan prasarana yang harus dipenuhi adalah jalan desa. Jalan desa adalah jalan yang dibangun di desa yang terdiri dari jalan utama desa dan beberapa jalan yang terdapat di dalam dusun.Sesuai dengan wewenang pembinaannya, jalan desa merupakan jaringan jalan utama di dalam desa. Jalan desa menurut statusnya adalah jalan umum yang menghubungkan kawasan di dalam desa dan antar pemukiman. Selain itu, jalan desa juga merupakan jalan yang melayani angkutan lokal, dengan ciri ciri : Perjalanan jarak dekat Kecepatan rata rata rendah Jumlah jalan masuk tidak dibatasiJalan desa sangat penting untuk membuka akses untuk pengembangan pertanian. Petani misalnya harus mengirim produksinya ke pasar. Akses menuju input untuk pertanian dan pasar pada umumnya terbatas, karena kurangnya jalan pedesaan dan kondisi jalan yang kurang memadai. Peningkatan jalan desa akan memberikan akses yang lebih baik menuju jaringan jalan utama dan membawa penduduk menuju arus utama aktivitas perekonomian yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan sosial ekonomi masyarakat desa.Selain itu jalan desa juga akan meningkatkan akses daerah pedesaan. Jalan desa akan menyediakan akses menuju pasar dan tempat pelayanan sosial, membangkitkan ekonomi lokal, meningkatkan produksi pangan dan membantu menyatukan komunitas terpencil ke dalam sebuah perekonomian yang lebih luas.Untuk menghasilkan pembangunan infrastruktur yang berimplikasi pada keuntungan untuk penduduk lokal maka peningkatan jaringan jalan utama harus diikuti dengan peningkatan jaringan akses jalan. 2. 7. Metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP)IRAP adalah prosedur perencanaan yang mampu menjawab kebutuhan riil penduduk pedesaan (Parikesit, 2003), serta merupakan pelengkap bagi prosedur perencanaan konvensional. IRAP berkembang dari suatu pemahaman mengenai kebutuhan akses penduduk pedesaan dan mencakup berbagai sektor antara lain: pusat-pusat pemerintahan, transportasi, air bersih, pendidikan dan perekonomian.Dalam penelitian ini dilakukan suatu pengkajian mengenai perencanaan aksesibilitas di pedesaan dengan menggunakan metode Integrated Rural Accessibility Planning (IRAP) yang dikembangkan oleh International Labour Organization (ILO). Metode IRAP merupakan hasil perkembangan metode dari sebuah proses yang berkesinambungan yang telah dilakukan sejak akhir tahun 80-an di sejumlah negara: Tanzania, Philipina, Bangladesh, Malawi, Zambia, Zimbabwe, India, Kamboja, Laos dan Indonesia. Inti dari metode IRAP adalah perencanaan aksesibilitas pedesaan dengan menggunakan partisipasi masyarakat pedesaan dalam penentuan prioritas penanganan masalah akses.Ciri utama IRAP merupakan proses perencanaan tingkat lokal yang didasarkan pada konsep bahwa salah satu kendala utama pembangunan adalah kekurangan akses penduduk. IRAP memperhatikan semua aspek kebutuhan akses rumah tangga berupa kebutuhan sosial dan ekonomi. Beberapa aspek kebutuhan sosial dan ekonomi rumah tangga desa yaitu: sumber air, pendidikan, telekomunikasi, transportasi, kesehatan, sumber energi dan pasar.Metodologi yang digunakan IRAP dikatakan terintegrasi, karena mempertimbangkan semua kemungkinan intervensi untuk memperbaiki akses. Proses penentuan prioritas pada sektorsektor yang tercakup pada proses IRAP dilakukan dengan menggunakan alat sederhana berupa indikator aksesibilitas. Indikator aksesibilitas merupakan fungsi dari jumlah orang yang terkena dampak dan waktu serta upaya yang dibutuhkan untuk mencapai lokasi barang dan jasa tertentu. Semakin banyak penduduk yang kekurangan akses dan semakin jauh jarak yang harus ditempuh, maka semakin tinggi angka indikator aksesibilitas.Komponen utama metode ini adalah indikator aksesibilitas, profil aksesibilitas dan peta aksesibilitas. Penentuan tingkat aksesibilitas menggunakan basis beberapa indikator aksesibilitas. Komponen indikator aksesibilitas adalah nilai indikator dan bobot indikator aksesibilitas. Indikator aksesibilitas adalah indikator tingkat kesulitan untuk mencapai pelayanan kebutuhan barang dan jasa. Indikator aksesibilitas merupakan sarana perencanaan pertama yang memberikan indikasi sederhana kebutuhan transportasi penduduk suatu daerah. Profil aksesibilitas menyediakan sebuah ringkasan (rekapitulasi) dan penilaian kondisi akses di daerah penelitian. Peta aksesibilitas digunakan untuk berbagai keperluan dan dapat menunjukkan infrastruktur transportasi, distribusi pelayanan dan fasilitas serta daerah pelayanannya.Proses yang dilakukan dalam metode IRAP ini dapat digambarkan dalam IRAP Planning Cycle, sebagai berikut :

2. Pembuatan basis data1. Pengumpulan data4. Identifikasi / Prioritasisasi Masalah Akses3a. Pembuatan profil aksesibilitas3b. Inventarisasi jalan. Pembuatan peta aksesibilitas5. Pendefinisian tujuan dan sasaran6. Rencana dan formulasi proyek7. Presentasi kepada pengambil keputusan9. Pengawasan / Evaluasi8. Penerapan proyekGambar 2.2. IRAP Planning Cycle Dan Pembatasan Penelitian (Sumber : Donnges, 1999)

Rumus-rumus yang diterapkan didalam metode IRAP adalah sebagai berikut :1. Rumus yang digunakan untuk merancang kuisioner untuk penentuan Nilai Kategori Indikator Sub Aksesbilitas :

= ..............................................(pers. 2.1)AI0 = AI min ................................................................(pers. 2.2)AI1 = AI min + .........................................................(pers. 2.3)AIn = AI min + n .........................................................(pers. 2.4)AIn = AI max .................................................................(pers. 2.5)Dimana : AImin = Kemungkinan Nilai AI terkecil AImax = Kemungkinan Nilai AI terbesar = Rentang kenaikan nilai kategori AI n= Jumlah kategori AI0, AI1, ....., AIn= Kategori Indikator

2. Rumus yang digunakan untuk Analisa Nilai Aksesbilitas

Rerata (Ii x Bi)= .........................(pers. 2.6)

=

Nilai Aksesibilitas= .......................(pers. 2.7)

=

Dimana : Nilai Indikator ( I ) dan Bobot Indikator ( B ) didapat dari hasil kuisioner yang telah diisi oleh responden. I adalah jumlah indikator. N adalah jumlah responden.2. 8. Penyusunan Basis DataPenyusunan basis data merupakan langkah selanjutnya. Metode yang digunakan dalam penyusunan basis data ini adalah Metode Integrated Rural Accesibility Planning ( IRAP ). Seluruh data primer yang diperoleh dari lapangan/ kuisioner disusun dalam suatu format tertentu sehingga bisa menyajikan informasi yang baik tentang kondisi suatu Kecamatan Ketungau Hulu serta aksesnya menuju sektor sektor yang di tinjau dalam skripsi ini. Dengan basis data ini bisa dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan dalam pengambilan keputusan, antara lain: Desa mana yang akan dikembangkan di Kecamatan tersebut, Jalan mana di desa tersebut yang harus diprioritaskan, Jenis kerusakan apa yang ada pada jaringan jalan tersebut, Bahan atau material yang akan digunakan untuk pemeliharaan.Penyusunan basis data juga dapat membantu pemerintah lokal dalam menginventarisir semua jaringan jalan dan infrastruktur yang ada di wilayahnya. Dengan format yang sederhana dan memberikan informasi yang lengkap, diharapkan basis data ini akan mudah digunakan sesuai yang diharapkan.