bab i - oke

32
BAB I AUDITING DAN AKUNTAN PUBLIK Pembahasan dalam bab ini meliputi latar belakang auditing dan hal-ha yang mempengaruhi kegiatan auditing. Pertama akan dibahas auditing dalam luas, mulai dari apa yang dimaksud dengan auditing, mengapa dibutuhkan, j jenis audit dan para pelakunya. Selanjutnya akan dibahas bagaimana kantor kantor akuntan publik melaksanakan audit terhadap laporan keuangan ekster Dalam hal ini akan dibahas keadaan kantor akuntan publik. pengaruh organi profesional akuntan publik, standar auditing dan interpretasinya. Kemudia akan ditinjau latar belakang ekonomik audit, pengendalian mutu dan perana Badan Pengawas Pasar Modal. A. HAKEKAT AUDITING Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria y telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten. Definisi tersebut memuat istilah-istilah yang akan dibahas dan dianalisis dalam bab-bab berikutnya. ntuk memudahkan pemahaman, pembahasan akan dilakukan dengan urutan yang berbeda dibandingkan urut dalam definisi tersebut. 1. INFORMASI YANG DAPAT DIUKUR DENGAN KRITERIA YANG DITETAPKAN ntuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat di!erifikasi dan sejumlah standar "kriteria# yang dapat digunakan se pegangan penge!aluasian informasi tersebut. $gar dapat di!erifikasi informasi harus dapat diukur. %nformasi yang dapat diukur "yang dapa dikuantifisir# memiliki berbagai bentuk. $dalah mungkin untuk mengau hal-hal seperti laporan keuangan perusahaan, jumlah waktu yang dibutuhkan seorang karyawan untuk menyelesaikan tugas, total biaya kontrak konstruksi pemerintah, dan surat pemberitahuan pajak penghas "SP& PPh# perseorangan. '

Upload: amaruddinmufid

Post on 06-Oct-2015

252 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IAUDITING DAN AKUNTAN PUBLIK

Pembahasan dalam bab ini meliputi latar belakang auditing dan hal-hal yang mempengaruhi kegiatan auditing. Pertama akan dibahas auditing dalam arti luas, mulai dari apa yang dimaksud dengan auditing, mengapa dibutuhkan, jenis-jenis audit dan para pelakunya. Selanjutnya akan dibahas bagaimana kantor-kantor akuntan publik melaksanakan audit terhadap laporan keuangan ekstern. Dalam hal ini akan dibahas keadaan kantor akuntan publik. pengaruh organisasi profesional akuntan publik, standar auditing dan interpretasinya. Kemudian juga akan ditinjau latar belakang ekonomik audit, pengendalian mutu dan peranan Badan Pengawas Pasar Modal.

A. HAKEKAT AUDITINGAuditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.Definisi tersebut memuat istilah-istilah yang akan dibahas dan dianalisis dalam bab-bab berikutnya. Untuk memudahkan pemahaman, pembahasan akan dilakukan dengan urutan yang berbeda dibandingkan urutan dalam definisi tersebut.1. INFORMASI YANG DAPAT DIUKUR DENGAN KRITERIA YANG DITETAPKANUntuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah standar (kriteria) yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Agar dapat diverifikasi, informasi harus dapat diukur. Informasi yang dapat diukur (yang dapat dikuantifisir) memiliki berbagai bentuk. Adalah mungkin untuk mengaudit hal-hal seperti laporan keuangan perusahaan, jumlah waktu yang dibutuhkan seorang karyawan untuk menyelesaikan tugas, total biaya kontrak konstruksi pemerintah, dan surat pemberitahuan pajak penghasilan (SPT PPh) perseorangan.

TUJUAN 1 - Mendefinisikan Auditing dan PenjelasannyaKriteria untuk mengevaluasi informasi kuantitatif beragam. Misalnya, dalam audit atas laporan keuangan historis oleh kantor akuntan publik, kriteria yang digunakan adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. ini berarti bahwa dalam audit atas laporan keuangan PT Astra International, kantor akuntan publik menentukan apakah laporan keuangan PT Astra International telah disusun dan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam audit atas SPT (Surat Pemberitahuan Pajak) Pajak Penghasilan Badan PT Astra International oleh Direktorat Jenderal Pajak, kriteria yang digunakan adalah aturan-aturan pelaksanaannya, bukan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jadi kriteria yang digunakan dalam suatu audit akan tergantung pada tujuan audit yang bersangkutan.2. ENTITAS EKONOMISetiap kali audit dilakukan lingkup tanggung jawab auditor harus jelas, terutama mengenai penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit. Entitas ekonomi dimaksud seringkali merupakan satuan legal, misalnya perseroan terbatas (PT), lembaga pemerintah, persekutuan komanditer (CV), persekutuan firma (Fa), koperasi, atau perusahaan perseorangan. Tetapi, dalam kondisi tertentu, satuan bisa berbentuk divisi, departemen atau bahkan seorang manusia. Periode waktu yang diaudit umumnya satu tahun tetapi ada pula yang- satu bulan, satu kuartal, beberapa tahun, dan dalam kasus-kasus tertentu, seluruh usia entitas ekonomi yang bersangkutan.3. PENGUMPULAN DAN PENGEVALUASIAN BAHAN BUKTIBahan bukti diartikan sebagai segala merupakan informasi yang digunakan auditor dalam menentukan kesesuaian informasi yang sedang diaudit dengan kriteria yang ditetapkan. Bahan bukti terdiri dan bermacam bentuk yang berbeda, termasuk pernyataan lisan dan pihak yang diaudit (klien), komunikasi tertulis dengan pihak ketiga dan hasil pengamatan auditor. Adalah penting untuk memperoleh bahan bukti dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk memenuhi tujuan audit. Proses penentuan jumlah bahan bukti yang diperlukan dan penilaian kelayakan informasi sesuai dengan kriteria merupakan bagian penting dan audit. Hal inilah yang menjadi subyek utama buku ini.4. ORANG YANG KOMPETEN DAN INDEPENDENSeorang auditor harus mempunyai kemampuan memahami kriteria yang digunakan serta mampu menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang akan diambilnya. Auditor harus pula mempunyai sikap mental independen. Sekalipun ia ahli, apabila tidak mempunyai sikap independen dalam mengumpulkan informasi akan tidak berguna, sebab informasi yang digunakan untuk mengambil keputusan haruslah tidak bisa.Independensi merupakan tujuan yang harus selalu diupayakan, dan itu dapat dicapai sampai tingkat tertentu. Misalnya, sekalipun auditor dibayar oleh klien, ia harus tetap memiliki kebebasan yang cukup untuk melakukan audit yang andal. Auditor akan menjadi tidak sepenuhnya independen jika ia merupakan karyawan perusahaan yang bersangkutan.5. PELAPORANTahap terakhir dalam audit adalah penyusunan laporan audit yang merupakan alat penyampaian temuan-temuan kepada para pemakai laporan tersebut. Walaupun isi laporan-laporan audit dapat berbeda, tetapi pada hakekatnya laporan tersebut harus mampu memberikan informasi mengenai kesesuaian informasi-informasi yang diperiksa dengan kriteria yang lelah ditetapkan. Laporan juga dapat disajikan dalam bentuk berbeda dan bervariasi dan mulai yang kompleks mengenai suatu entitas ekonomi sampai laporan lisan yang sederhana mengenai audit yang dilakukan dilakukan terhadap pereorangan.Gambar 1-1 menunjukkan gagasan penting yang tercakup dalam definisi audit, dengan contoh Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Pajak Penghasilan perseorangan oleh auditor kantor pemeriksaan pajak. Petugas tersebut menganalisis data yang diajukan wajib pajak dan yang diperolehnya dan sumber-sumber lain, seperti dari majikan si wajib pajak. Tujuan audit ini adalah untuk melihat apakah SPT yang disampaikan oleh wajib pajak sesuai dengan persyaratan pajak yang berlaku. Pada akhir audit, petugas yang bersangkutan akan menyampaikan pemberitahuan kepada wajib pajak mengenai kelebihan atau kekurangan dan pajak yang telah dilapor.

B. PERBEDAAN AUDITING DENGAN AKUNTANSIBanyak pemakai laporan keuangan dan orang awam mengacaukan pengertian auditing dengan akuntansi. ini disebabkan karena sebagian besar auditing berkaitan dengan informasi akuntansi,seperti juga halnya para pelakunya yang memiliki keahlian di bidang akuntansi. Lebih dan itu adalah para pelaksana audit adalah akuntan publik terdaftar.Akuntansi merupakan proses pencatatan, pengelompokan dan pengikhtisaran kejadian-kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Fungsi akuntansi bagi badan usaha dan masyarakat adalah menyajikan informasi kuantitatif tertentu yang dapat digunakan oleh pimpinan entitas ekonomi maupun pihak lainnya untuk mengambil keputusan. Agar penyajian informasi tepat, maka seorang akuntan harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai prinsip-prinsip dan aturan-aturan dalam penyusunan informasi akuntansi. Disamping itu, seorang akuntan harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin bahwa semua peristiwa ekonomi yang terjadi dalam organisasinya dapat tercatat dengan mencukupi pada saat yang tepat dengan biaya yang pantas.Dalam auditing data akuntansi, yang menjadi pokok adalah menentukan apakah informasi yang tercatat telah mencerminkan dengan benar kejadian ekonomi pada periode akuntansi. Oleh karena kriterianya adalah aturan-aturan akuntansi, maka seorang auditor harus memahami aturan-aturan dimaksud dengan baik. Dalam audit laporan keuangan, aturan-aturan dimaksud adalah pninsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam buku ini anda dianggap telah memahami pernyataan-pernyataan standar akuntansi keuangan yang ditetapkan IAI.Di samping pemahaman mengenai akuntansi, auditor juga harus memiliki keahlian dalam mengumpulkan dan menafsirkan bahan bukti audit. Keahlianseperti inilah yang membedalcan auditor dengan akuntan. Masalah-masalah spesifik yang dihadapi auditor dalam melakukan audit adalah penentuan prosedur audit yang tepat, penentuan sampel, penentuan pos-pos tertentu yang diperiksa, saat pengujian dan pengevaluasian hasilnya.

C. JENIS AUDITPada bagian ini dibahas tiga jenis audit, yaitu audit laporan keuangan, audit operasional, dan audit ketaatan (compliance audit).1. AUDIT LAPORAN KEUANGANTUJUAN 3 - Menjelaskan berbagai jenis auditAudit Laporan Keuangan bertujuan menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan informasi terukur yang akan diferivikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Seringkali juga dilakukan audit laporan keuangan yang disusunberdasarkan basis kas atau basis akuntansi lainnya yang sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan.Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimuat dalam pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK). Pada tanggal 7 September 1994 Ikatan AkuntanIndonesia (IAI) telah mengesahkan berlakunya Kerangka Dasar Penyusunan dan PelaporanKeuangan dan PSAK no. 1 sampai dengan no. 35 yang berlaku efektif sejak 1 Januari1995. Kerangka dasar dan PSAK-PSAK ini dikodifikasikan dalam buku Standar AkuntansiKeuangan.Asumsi dasar dan suatu audit laporan keuangan adalah bahwa laporan tersebut akan dimanfaatkan kelompok-kelompok berbeda untuk maksud berbeda. Oleh karenanya, jauh lebih efisien mempekerjakan satu auditor untuk me1aksanakanaudit dan membuat kesimpulan yang dapat diandalkan oleh semua pihak daripada membiarkan masing-masing pihak melakukan audit sendiri-sendiri. Jikalau ada pihak yang merasa bahwa auditumum yang dilakukan tersebut tidak sanggup memberikan informasi yang memadai, ia tetap mempunyai kesempatan untuk memperoleh data tambahan. Sebagai contoh, bisa jadi hasil audit umum yang dilakukan oleh badan usaha sudah merupakan informasi keuangan yang cukup memadai bagi pihak bank untuk mempertimbangkan suatu pinjaman, tetapi entitas ekonomi lain yang sedang mempertimbangkan peleburan usaha (merger) dengan entitas ekonomi yang bersangkutan barangkali ingin mengetahui nilai ganti aktiva tetap dan informasi lain yang berhubungan dengan keputusan yang harus diambilnya. Maka, badan usaha tersebut dapat menggunakan auditornya sendiri untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkannya.2. AUDIT OPERASIONALAudit operasional merupakan penelaah atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya. Umumnya pada selesainya operasional, auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya perusahaan.Karena lingkup evaluasi efektifitas operasi begitu luas, maka tidak mungkin untuk menentukan ciri pelaksanaan audit operasional dengan pasti. Di dalam suatu organisasi, bisa jadi auditor mengevaluasi apakah manajemen telah menggunakan informasi yang tepat dan mencukupi dalam pengambilan keputusan pembelian aktiva tetap yang baru, sedang dalam organisasi yang berbeda barangkali ia akan mengevaluasi efisiensi administrasi penjualan. Dalam audit operasional, tinjauan yang dilakukan tidak terbatas pada masalah-masalah akuntansi, tetapi juga meliputi evaluasi terhadap strukturorganisasi, pemanfaatan komputer, metode produksi, pemasaran, dan bidang-bidang lainsesuai dengan keahlian auditor.Pelaksanaan audit operasional dan hasil yang dilaporkan lebih sulit untukdidefinisikan daripadajenis audit lainnya. Efisiensi dan efektifitas operasi suatu organisasijauh lebih sulit pengevaluasiannya secara obyektif dibandingkan penerapan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku urnum. Kriteria yangdigunakan untuk evaluasi inforhiflerukur dalarn audit operasional cenderung subyektif.Pada prakteknya, auditor operasional cenderung memberikan saran perbaikan prestasikerja dibandingkan melaporkan keberhasilan prestasi kerja yang sekarang. Dalam hal ini, audit operasional lebih merupakan konsultasi manajemen daripada audit.3. AUDIT KETAATANAudit Ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah auditi (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi. Suatu audit ketaatan pada perusahaan swasta, dapat termasuk penentuan apakah para pelaksana akuntansi telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, peninjauan tingkat upah untuk menentukan kesesuaian dengan peraturan upah minimum, atau pemeriksaan surat perjanjian dengan bank atau kreditor lain untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut telah memenuhi ketentuan hukum yang berlaku. Dalam audit atas badan-badan pemerintah makin banyak audit ketaatan yang dilakukan oleh karenabanyaknya aturan yang dibuat oleh pihak yang berwenang. Di hampir semua organisasi swasta dan nirlaba, selalu terdapat kebijakan khusus, perjanjian, dan kewajiban hukum yang membutuhkan suatu audit ketaatan.Hasil audit ketaatan biasanya tidak dilaporkan kepada pihak luar, tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasi. Pimpinan organisasi adalah pihak yang paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, mereka sering mempekerjakan auditor untuk melakukan tugas itu. Tetapi, terdapat beberapa pengecualian. Sebagai contoh, dalam hal perjanjian yang melibatkan dua pihak atau lebih. Apabila suatu pihak hendak memastikan apakah pihak lain benar-benar menaati perjanjian sesuai ketentuan yang berlaku, maka auditor akan dipekerjakan oleh organisasi yang mengeluarkan ketentuan. Contoh kasus ini adalah audit atas seorang wajib pajak untuk memastikan apakah dia telah mematuhi undang-undang perpajakan yang berlaku.Tabel 1-1 mengikhtisarkan jenis-jenis audit yang telah dibahas di atas termasuk contoh dan setiap jenis audit dan ilustrasi dan tiga unsur kunci dan definisi auditing yang diterapkan pada tiap jenis audit.

D. JENIS AUDITORTUJUAN 4 - Menjelaskan jenis-jenis auditorPada bagian ini dibahas empat jenis auditor yang paling umum dikenal, yaitu akuntan publik, auditor pemerintah, auditor pajak dan auditor intern.1. AKUNTAN PUBLIK TERDAFTARKantor akuntan publik sebagai auditor independen bertanggung jawab atas audit laporan keuangan historis dan seluruh perusahaan publik dan perusahaan besar lainnya. Penggunaan laporan keuangan yang diaudit di Indonesia semakin banyak dilakukan sejalan dengan semakin berkembangnya dunia usaha dan pasar modal. Adalah umum dimasyarakat untuk menyebut kantor akuntan publik sebagai auditor atau auditor independen, meskipun masih terdapat auditor-auditor lain diluar akuntan publik terdaftar. Di Indonnesia, penggunaan gelar akuntan terdaftar diatur oleh undang-undang No. 34 tahun 1954. Persyaratan menjadi seorang akuntan publik terdaftar di atur oleh Menteri Keuangan, terakhir dengan keputusan No. 763 tahun 1986.2. AUDITOR PEMERINTAHDi Indonesia terdapat beberapa lembaga atau badan yang bertanggung jawab secara fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan negara. Pada tingkatan tertinggi terdapat Badan Pemeniksa Keuangan (BEPEKA), kemudian terdapat Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Inspektorat Jenderal (Itjen) pada departemen-departemen pemerintah. Di Amerika Serikat sendiri terdapat General Accounting Office (GAO).Sebagian tugas-tugas BPKP tidak berbeda dengan tugas kantor akuntan publik. Sebagian besar informasi keuangan yang dibuat oleh berbagai badan pemerintah telah diaudit oleh BPKP. Disamping audit atas laporan keuangan, pda masa sekarang BPKP seringkali melakukan evaLuasi efisiensi dan efektivitas operasi berbagai program pemerintah dan BUMN. Salah satu contoh adalah evaluasi pelaksanaan komputerisasi suatu badan pemerintah. Dalam hal ini para auditor dapat meninjau dan menganalisis segala aspek sistem komputerisasi tersebut, tetapi penekanan utamanya adalah pada penilaian terhadap kelayakan peralatan, efisiensi operasi, kecukupan dan kegunaan keluaran, serta hal-hal lainnya guna melihat kemungkinan perolehan layanan yang sama dengan biaya yang lebih rendah.3. AUDITOR INTERNAuditor intern bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan, seperti halnya auditor pemerintah bagi pemerintah. Bagian audit dari suatu perusahaan bisa beranggotakan lebih dari seratus orang dan biasanya bertanggungjawab langsung kepada presiden direktur, direktur eksekutif, atau kepada komite audit dari dewan atau komisaris. Pada BUMN, auditor intern berada dibawah SPI (Satuan Pengawas intern).Tugas auditor intern bermacam-macam, tergantung pada atasannya. Ada bagian audit yang hanya terdiri dan satu atau dua orang, yang sebagian hesar tugasnya melakukan audit ketaatan secara rutin. Bagian audit lainnya barangkali berjumlah beberapa staf yang mempunyai tugas berbeda-beda, termasuk juga hal-hal di luar akuntansi. Pada tahun-tahun terakhir, banyak auditor intern yang terlibat dalam kegiatan audit operasional.Untuk menjalankan tugas dengan baik, auditor intern harus berada di luar fungsi lini suatu organisasi, tetapi tidak terlepas dan hubungan bawahan atasan seperti lainnya. Auditor intern wajib memberikan informasi yang berharga bagi manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaita dengan operasi perusahaan. Biasanya pihak-pihak ekstern enggan memanfaatkan informasi dan auditor intern karena independensinya yang terbatas. Keterbatasan independensi ini merupakan perbedaan utama antara auditor intern dengan akuntan publik.E. ASPEK EKONOMI DARI AUDITINGTUJUAN 5 - Mendiskusikan mengapa pengurangan risiko informasi merupakan alasan ekonomi utama yang melatarbelakangi kebutuhan auditingJasa auditing digunakan secara meluas di kalangan pengusaha, pemerintah dan organisasi nirlaba (yang tidak mencari keuntungan) lainnya. Bahasan singkat mengenai alasan ekonomi yang mendorong diperlukannya auditing akan membantu untuk memahami mengapa audit begitu diperlukan dan bagaimana permasalahan hukum yang biasa dihadapi auditor. Untuk menyederhanakan, hanya audit yang diselenggarakan oleh kantor-kantor akuntan publik saja yang akan dibahas.Untuk menggambarkan kebutuhan akan auditing, bayangkan keputusan yang harus diambil oleh sebuah bank dalam pemberian kredit kepada suatu perusahaan. Keputusan ini akan didasarkan pada faktor-faktor hubungan usaha dengan pihak yang akan diberi pinjaman pada waktu lalu dan keadaan keuangan pihak tersebut seperti terlihat dalam laporan keuangannya. Asumsikan bahwa pihak bank akhirnya memberi pinjaman tersebut. Mereka akan menetapkan suku bunga yang dibebankan terutama dengan mempertimbangkan tiga faktor :a. Suku bunga tanpa risiko. Suku bunga ini kira-kira sama dengan suku bungayang akan diterima bank apabila mereka menanamkan uangnya dalam sertifikatBank Indonesia jangka waktu yang sama.b. Risiko usaha nasabah.Risiko ini menggambarkan kemungkinan peminjam tidakdapat melunasi pinjaman karena keadaan ekonomi atau kelancaran usahanya terhambat oleh hal-hal seperti resesi ekonomi, manajemen yang buruk, atau persaingan yang tidak terduga.c. Risiko informasi.Risiko ini menunjukkan kemungkinan informasi yangdigunakan sebagai dasar pengambilan keputusan usaha tersebut tidak akurat. Penyebab risiko informasi ini bisajadi adalah karena adanya kemungkmnan tidak akuratnya laporan keuangan badan usaha yang bersangkutan.Suku bunga tanpa risiko dan risiko usaha bagi nasabah tidak ada hubungannya dengan proses auditing, tetapi auditing itu sendiri bisa mempunyai pengaruh cukup berarti terhadap risiko informasi. Apabila pimpinan bank merasa yakin bahwa risiko informasitidak ada, risiko ini tidak lagi mereka perhitungkan, oleh karenanya suku bunga yang mereka kenakan pada peminjam dapat berkurang. Meskipun risiko informasi ini tidak dapat dihilangkan sama sekali, tetapi pengurangan tersebut dapat berarti banyak bagi peminjam dalam menghimpun modal dan dalam menjalankan usahanya.

1. PENYEBAB RISIKO INFORMASIKarena kondisi masyarakat yang semakin kompleks, terdapat kemungkinan bahwa parapengambil keputusan akan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan pun akan semakin besar pula. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal : hubungan pemberi dan penerima informasi yang tidak dekat, sikap memihak dan motif lain yang melatarbelakangi penyaji informasi, data yang berlebihan dan transaksi pertukaran yang kompleks.Hubungan yang tidak dekat antara penerima dan pemberi informasi. Dijaman modern, hampir mustahil bagi pengambil keputusan untuk memperoleh informasi mitra usaha secara langsung, Dia harus merasa puas dengan informasi yang diperolehnya dan pihak lain. Informasi yang tidak diperoleh langsung dan pihak pertama, baik sengaja ataupun tidak, cenderung tidak tepat.Sikap memihak dan motif lain yang melatar belakangi pemberian informasi. Jikalau informasi disajikan oleh pihak yang mempunyai tujuan yang berbeda dengan tujuan si pengambil keputusan, informasi tersebut akan cenderung menguntungkan penyaji informasi. Alasannya antara lain adalah optimisme yang berlebihan mengenai masa depannya, atau adanya kesengajaan untuk memberi kesan tertentu kepada pihak lainyang berkepentingan. Kedua hal tersebut menyebabkan informasi menjadi tidak benar. Misalnya, dalam pertimbangan pemberian kredit, mungkin sekali pihak pemberi kredit dihadapkan pada laporan yang dibuat peminjam secara tidak akurat dengan tujuan untuk memperbesar kemungkinan diberikan kredit. Ketidakakuratan ini dapat berupa pemalsuan angka atau penjelasan yang tidak lengkap atau tidak memadai.Data yang berlebihan. Bertambah besarnya organisasi menyebabkan bertambah banyaknya transaksi usaha yang dialaminya. Inijuga memperbesar kemungkinan tercatatnya informasi yang tidak tepat di dalam pembukuan - karena tumpang-tindihnya kepentingari antar informasi. Misalnya, apabila selembar cek yang dibayarkan oleh suatu badan pemerintah kepada seorang rekanan ternyata terlalu tinggi Rp 400.000, kemungkinan besar kesalahan ini tidak akan terbongkar, kecuali kalau departemen tersebut memiliki prosedur yang memadai untuk melacak kesalahan-kesalahan semacam itu. Apabila kesalahan-kesalahan kecil terus menumpuk, lama-lama dapat menyebabkan dampak yang cukup berarti.Transaksi pertukaran yang kompleks. Dalam beberapa puluh tahun terakhir, transaksi-transaksi usaha antar perusahaan telah berkembang semakin kompleks, sehingga makin sulit untuk dicatat dengan baik. Misalnya, perlakuan akuntansi yang tepat bagi pembelianperalatan pabrik secara tukar-tambah atau penggantian atap pabrik merupakan suatu masalah yang penting dan sulit. Lebih sulit lagi adalah upaya menggabungkan danmencatat hasil operasi dan beberapa perusahaan anak yang bergerak dalam berbagai industri yang berlainan, atau memperhitungkan utang sewa guna usaha menurut PSAK 30 apabila di dalamnya terlibat pula bermacam persyaratan sewa guna usaha dan perpajakan.2. PENGURANGAN RISIKO INFORMASIManajemen perusahaan dan para pemakai laporan keuangan lainnya akan beranggapanbahwa cara terbaik untuk menghadapi risiko informasi adalah membiarkan risiko tersebutpada tingkat yang cukup tinggi. Perusahaan kecil mungkmn berpendapat bahwa membayar suku bunga yang lebih tinggi jauh lebih menguntungkan daripada mengeluarkan biaya tambahan untuk mengurangi risiko informasi. Bagi perusahaan besar, pengeluaran biaya untuk mengurangi risiko informasi biasanya lebih terasa manfaatnya. Ada tiga cara untuk menanggulangi risiko informasi :Verifikasi informasi oleh pihak pemakai. Para pemakai dapat terlibat sendiri untuk memeriksa catatan-catatan yang ada untuk meyakinkan kebenaran laporan yang diperlukannya. Biasanya, cara ini tidak praktis karena biayanya besar. Selain itu, secara ekonomis sangat tidak efisien bila semua pemakai menyelenggarakan verifikasinya secara sendiri-sendiri. Tetapi, memang harus ada pihak yang melakukan pemeriksaan sendiri. Sebagai contoh, petugas pajak melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap perusahaan maupun perorangan untuk menilai apakah SPT mereka telah sesuai dengan ketentuan perundangan pajak yang berlaku.Pemakai menanggung risiko informasi bersama-sama dengan manajemen. Secarahukum pihak manajemen memang berkewajiban untuk memberikan informasi yang dapatdipercaya oleh pemakai yang berkepentingan. Jika ada pemakai yang menerima informasiyang tidak benar dan karenanya menanggung kerugian keuangan, mereka berhak untuk menuntut manajemen perusahaan yang bersangkutan.Kesulitan dalam hal pembagian risiko dengan manajemen adalah bahwa pihak yang merugi tidak selalu berhasil menerima penggantian. Apabila perusahaan tidak mampumengembalikan suatu pinjaman karena bangkrut, tentu mereka tidak akan mampu pulauntuk memberikan penggantian kepada pihak yang mgi karena kesalahan dan pihaknya.Oleh karenanya, pemakai harus mengevaluasi kemungkinan untuk menanggung risikoinformasi dengan pihak manajemen.Dilakukan audit atas laporan keuangan.Cara umum untuk memperoleh informasi andaladalah dengan meminta jasa akuntan publik. Selanjutnya informasi yang telah diaudittersebut dapat digunakan di dalam proses pengambilan keputusan dengan anggapan bahwalaporan telah lengkap, tepat, dan tidak memihak.Apabila ada lebih dan seorang yang membutuhkan jenis informasi yang sama, biasanya jauh lebih mudah untuk meminta jasa auditor untuk membuat laporan yang dapat digunakan oleh semua pihak daripada apabila masing-masing mengusahakan pemeriksaannya sendiri-sendiri. Karena banyak pemakai yang berkepentingan dengan laporan keuangan suatu perusahaan, kebutuhan akan audit cukup besar.Biasanya manajemen perusahaan menunjuk auditor untuk memberikan keyakinan kepada pemakai bahwa laporan keuangan dapat diandalkan. Apabila pada akhirnya terbukti bahwa laporan keuangan tersebut tidak benar, auditor dapat dituntut, baik oleh perusahaan yang bersangkutan maupun oleh pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengajukan tuntutan dengandasar bahwa auditor memiliki tanggung jawab profesi untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang diauditnya dapat diandalkan. Manajemen perusahaan menuntut auditor sebagai pihak yang mempunyai tanggungjawab kepada manajemen untuk meyakinkan bahwa informasi tersebut andal. Jadi audit mempunyai tanggungjawab penuh secara hukum atas pekerjaan yang dilaksanakannya.Dalam prakteknya, ketiga metode di atas digunakan untuk mengurangi risiko informasi. Dengan makin kompleksya masyarakat, ketergantungan kepada auditor dalam mendapatkan informasi yang terpercaya makin bertambah. Dalam beberapa hal, peraturan pemerintah mungkin mewajibkan diselenggarakannya audit tahunan oleh kantor akuntanpublik. Sebagai contoh, setiap perusahaan yang menjual sahamnya kepada masyarakat dan perusahaan-perusahaan efek diwajibkan oleh BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) untuk melakukan audit tahunan. Demikian pula, perusahaan-perusahaan BUMNharus menjalani audit secara berkala. Meskipun tidak ada peraturan khusus yang mengaturnya, banyak kreditor, seperti bank dan lembaga keuangan lain yang mewajibkan perusahaan yang masih berhutang padanya hingga jumlah tertentu untuk diaudit setiap tahunnya.

F. AKUNTAN PUBLIK TERDAFTARTujuan 6 - Menjelaskan persyaratan untuk menjadi akuntan publikPenggunaan istilah akuntan, dalam pengertian akuntan publik tedaftar, dilindungi undang-undang. Undang-undang no. 34 tahun 1954 mengatur penggunaan sebutan akuntan. Untuk dapat berpraktek sebagai akuntan publik, diperlukan izin dan Departemen Keuangan.Untuk paling tidak harus dipenuhi persyaratan berikut ini :Persyaratan pendidikan. Diperlukan gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi dan fakultas ekonomi universitas negeri yang telah mendapatkan persetujuan dan Panitia Ahli Persamaan Ijazah Akuntan. Setelah lulus ujian sarjananya, yang bersangkutan harus mendaftarkan diri ke Departemen Keuangan untuk memperoleh nomor register negara dan sertifikat sebagai akuntan terdaftar.Ujian Negara Akuntansi.Sarjana ekonomi jurusan akuntansi dan perguruan tinggi swasta dan beberapa universitas negeri tertentu, diharuskan untuk mengikuti ujian negara akuntansi (UNA) untuk dapat memperoleh sebutan akuntan. Ujian diselenggarakan dua kali setahun, yaitu bulan Mei dan Nopember. Ujian tersebut adalah untuk tingkatan UNA. Dasar dan UNA Profesi. Untuk dapat memperoleh nomor register negara dan sertifikatnya, setelah lulus UNA Profesi, yang bersangkutan harus mendaftarkan diri ke Departemen Keuangan. Berbeda dengan di Amerika Serikat yang ujian Certified Public Accountant (CPA) nya diselenggarakan oleh organisasi profesi akuntan publik Amerika Serikat, atauAmerican Institute of Certified Public Accountants (AICPA), ujian negara akuntansi di Indonesia saat ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sementara itu, dalam waktu dekat ujian sertifikasi akuntan publik seperti yang berlaku di Amerika Serikat (ujian CPA) juga akan diberlakukan di Indonesia, baik bagi lulusan perguruan tingi swasta maupun bagi lulusan perguruan tinggi negeri.Persyaratan Pengalaman. Untuk memperoleh izin sebagai akuntan publik terdaftar, seorang akuntan terdaftar harus memiliki pengalaman kerja sebagai auditor pada kantor akuntan publik atau BPKP paling sedikit 3 tahun.Sebagian besar tenaga muda yang ingin menjadi akuntan publik terdaftar memulai kariernyadengan bekerja di kantor akuntan publik. Seorang akuntan publik harus selalu mengikuti pendidikan lanjutan dan memenuhi persyaratan perizinan untuk mempertahankan izin praktek.

G. KANTOR AKUNTAN PUBLIKTUJUAN 7 - Memberikan penjelasan mengenai kantor akuntan publik (KAP) apa yang mereka lakukan dan strukturnyaInti pembahasan dalam buku ini adalah audit laporan keuangan historis oleh kantor akuntan publik. Terdapat tiga alasan pilihan tersebut: mahasiswa calon auditor lebih banyak memulai kariernya dengan bekerja di kantor akuntan publik dibandingkan lainnya; kantor akuntan publik mempunyai tanggungjawab yang lebih jelas dibandingkan kegiatan audit lainnya; dan lebih banyak persyaratan profesional yang harus dipenuhi oleh kantr akuntan publik daripada organisasi lainnya karena tanggungjawab mereka yang besar terhadap pemakai laporan audit.Sekarang ini di Indonesia terdapat lebih dan 400 kantor akuntan publik (KAP). Jumlah ini sangat kecil jika dibandingkan dengan di Amerika Serikat yang memiliki lebih dan 45.000 kantor akuntan publik. Ukuran kantor akuntan publik ini berkisar dan yang mempunyai satu orang staf saja sampai ribuan staf dan partner. Empat kategori ukuran kantor akuntan publik berikut dapat digunakan: kantor akuntan publik internasional, kantor akuntan publik nasional, kantor akuntan publik lokal dan regional besar, kantor akuntan publik lokal kecil.1. KANTOR AKUNTAN PUBLIK INTERNASIONALAda enam kantor akuntan publik terbesar di Amerika Serikat yang disebut sebagai kantor akuntan publik internasional dan mempunyai julukan The Big Six. Masing-masing memiliki kantor di setiap kota-kota besar di Amerika Serikat dan di banyak kota besar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. KAP terkecil dan the Big Six mempunyai pendapatan secara internasional lebih dan 3 milyar dollar dan pendapatan secara nasional mendekati 1 milyar dolar per tahun. Jumlah karyawan dari KAP terbesar termasuk staf dan partnernya lebih dan 50.000 secara keseluruhan dan sebanyak 2.000 di kantor New York saja. Keenam kantor akuntan publik ini menyelenggarakan audit bagi hampir semua perusahaan raksasa di AS dan seluruh dunia dan banyak perusahaan lainnya yang lebih kecil.Sebelum tahun 1989 terdapat delapan KAP yang lazim disebut the Big Eight. Di tahun 1989, terjadi dua merjer antara dua perusahaan, sehingga menjadi Big Six. Tidak ada alasan tunggal untuk merjer ini, tetapi faktor utama adalah kebutuhan bagi kantor akuntan publik untuk melayani bisnis internasional seiring dengan adanya globalisasi. Sebagai contoh, jika perusahaan Jerman memiliki kantor di Brasil, Jepang dan Amerika Serikat, KAP membutuhkan auditor di masing-masing negara untuk melakukan auditnya. Setiap KAP Big Six sekarang ini mempunyai kemampuan melayani pasar internasional.Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Indonesia the Big Six ini diwakili kepentingannya oleh kantor akuntan publik Indonesia sendiri. KAP. the Big Six dan mitranya di Indonesia saat in disusun menurut abjad adalah sebagai berikut:The Big Six

Arthur AndersenCoopers Lybrand InternationalDelloit Touch TohmatsuErnst Young InternationalKPMGPrice Waterhouse InternationalMitra Indonesia

Prasetio, Utomo & CoSiddharta & SiddhartaHans Tuanakotta MustofaSantoso Harsokusumo & CoHanadi Sudjendro & RekanHadi Sutanto & Rekan

2. KANTOR AKUNTAN PUBLIK NASIONALBeberapa KAP lainnya di Amerika Serikat yang dianggap sebagai kantor akuntan publik berukuran nasional karena memiliki cabang-cabang di seluruh kota besar Amerika Serikat. KAP ini memberikan pelayanan yang sama dengan the Big Six dan melancarkan persaingan langsung dengan mereka dalam hal menarik klien. Selain itu, mereka memiliki hubungan dengan KAP di luar negeri sehingga memiliki juga potensi internasional. Pada masa belakangan ini makin banyak kantor akuntan publik jenis ini yang juga di wakili di Indonesia.3. KANTOR AKUNTAN PUBLIK LOKAL DAN REGIONALSebagian kantor akuntan publik di Indonesia merupakan kantor akuntan publik lokal atau regional, dan terutama sekali terpusat di Pulau Jawa. Masing-masing beranggotakan lebih dan 30 orang tenaga profesional. Beberapa di antaranya hanya melayani klien di dalam jangkauan wilayahnya. Lainnya memiliki beberapa buah kantor cabang di daerahlain. Kantor akuntan publik ini pun bersaing dengan perusahaan lain dalam menarik klien termasuk bersaing dengan KAP internasional dan nasional. Banyak diantaranya yang berafiliasi dengan organisasi kantor akuntan publik internasional dalam kelompok 30 besar untuk bertukar pandangan dan pengalaman mengenai hal-hal seperti teknis informasi dan pendidikan lanjutan.4. KANTOR AKUNTAN PUBLIK LOKAL KECILSebagian terbesar kantor akuntan publik di Indonesia mempunyai kurang dan 25 orang tenaga profesional pada satu KAP. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang berhubungan dengan itu terutama bagi badan-badan usaha kecil dan organisasi nirlaba, meskipun ada di antaranya yang melayani satu dua perusahaan yang go public.

H. AKTIVITAS KANTOR AKUNTAN PUBLIKKantor akuntan publik melaksanakan empat jenis jasa utama, yaitu: atestasi, perpajakan, konsultansi manaemen, serta jasa akuntansi dan pembukuan.JASA ATESTASIJasa atestasi meliputi semua kegiatan dimana kantor akuntan publik mengeluarkan laporan tertulis yang intiya(akan kesimpulan atas keandalan asersi tertulis yang telah dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain. Terdapat tiga jenis jasa atestasi: audit laporan keuangan hisoris, review Inpuran kenangan historis, dan jasa atestasi lainnya.Audit. Audit atas laporan keuangan historis merupakan jenis jasa atestasi yang paling dominan dan kantor akuntan publik. Pada kantor akuntan publik besar, audit bisa mencapai 50 persen dan semua kegiatan yang dilakukan. Dalam audit atas laporan keuangan historis, pihak lain yang bertanggung jawab adalah klien yang membuat berbagai asersi di dalambentuk laporan keuangan yang diterbitkan. Laporan auditor mengungkapkan pendapat(opini) mengenai sesuai tidaknya laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlakuumum. Pemakai eksternal laporan keuangan menggunakan laporan auditor sebagaipetunjuk keandalan laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan.Review. Banyak perusahaan non publik menerbitkan laporan keuangan kepada berbagai pemakai tetapi tidak bersedia membiayai audit atas laporan tersebut. Dalam kondisi sepertiitu, akuntan publik dapat membantu mengadakan jasa review (review services). Auditdan review berbeda dalam hal luasnya pemeriksaan dan jaminan keakuratan yangdiberikan. Audit dilaksanakan dengan pemeriksaan skala luas untuk mengumpulkan bahan bukti yang memadai dalam rangka memberikan jarninan yang tinggi atas keakuratan laporan keuangan, sementara dalam review hal tersebut beriangsung dalam skala Iebih kecil. Hasil review auditor sering cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan pemakailaporan keuangan dan honor auditor untk melaksanakan review lebih rendah daripadajasa audit.Jasa atestasi lainnya. Banyakjenisjasa atestasi lain yang dilaksanakan auditor. Sekarang ini, KAP yang lebih agresif telah mengembangkan jasa-jasa baru semacam ini secarabesar-besaran. Beberapa contoh jasa dimaksud misalnya atestasi atas laporan keuanganprospektif (prakiraan dan proyeksi), data statistik atas hasil-hasil investasi untuk organisasiseperti reksa dana, serta karaktersitik perangkat lunak komputer.1. JASA PERPAJAKANKantor akuntan publik menyusun surat pemberitahuan pajak (SPT) pajak penghasilandan perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan klien audit maupun yang bukan.Disamping itu, kantor akuntan publik juga memberikan jasa yang berhubungan dengan pajak penghasilan,pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan barang mewah(PPn-BM), perencanaan perpajakan, dan jasa perpajakan lainnya. Sekarang ini hampirsemua kantor akuntan publik dapat memberikan jasa perpajakan, dan bagi kantor akuntanpublik kecil pelayanan semacam itu jauh lebih berperan daripada jasa audit. Belakangan ini malah sejumlah kantor akuntan publik dipercaya oleh Direktorat Jendral Pajak untukmelakukan verifikasi lapangan atas PPN dan PPn-BM.2. KONSULTASI MANAJEMENSebagian besar kantor akuntan publik memberikan jasa tertentu yang memberikemungkinan pada kliennya untuk meningkatkan efektifitas operasinya. Jasa ini mencakupmulai dan pemberian rekomendasi sederhana mengenai pembenahan sistem akuntansisampai keikutsertaan dalam menyusun strategi pemasaran, pemanfaatan instalasikomputer, dan konsultansi manfaat aktuaria. Sekarang ini banyak kantor akuntan publikbesar yang memiliki departemen khusus untuk melayani konsultansi manajemen yanginteraksinya kecil terhadap jasa audit maupun konsultansi pajak.

3. JASA AKUNTANSI DAN PEMBUKUANBanyak klien kecil dengan staf akuntansi yang terbatas menyerahkan pembuatan laporankeuangannya kepada kantor akuntan publik. Sebagian klien kecil bahkan tidak mempunyaicukup karyawan untuk mengerjakan buku besar dan ayatjurnalnya. Banyak kantor akuntanpublik kecil yang bersedia melakukan tugas-tugas pembukuaan guna memenuhi kebutuhan klien. Dalam banyak kasus dimana laporan keuangan akan diberikan kepada pihak ketiga,review dan bahkan juga audit harus dilakukan. Dalam hal tugasnya hanya terbatas pada penyusunan laporan keuangan saja, KAP mengeluarkan laporan kompilasi yang tidak memberikan jaminan apapun pada pihak ketiga.Review, jasa atestasi lainnya, dan kompilasi akan dibahas secara lebih mendalampada Bab 23 Buku Dua.

I. STRUKTUR KANTOR AKUNTAN PUBLIKKarena tanggungjawab yang besar, merupakan hal penting bagi tenaga ahli yang bekerjadi suatu kantor akuntan publik untuk memiliki independensi dan konipetensi yang tinggi.Dengan adanya independensi, mereka mampu menarik kesimpulan yang tidak memihakmengenai laporan keuangan yang mereka audit. Dengan kompetensi yang dimilikinya,mereka dapat melaksanakan audit dengan efisien dan efektif. Para pembaca laporankeuangan yang merasa yakin akan independensi dan kompetensi auditor akan mempercayai pula laporan-laporan yang mereka hasilkan. Karena banyaknya kantor akuntan publik yang beroperasi, adalah mustahil bagi para pembaca untuk menilai independensi dan kemampuan masing-masing. Karena itulah terdapat struktur kantor akuntan publik yang dapat lebih mendorong, tetapi tidak menjamin, tercapainya kualitas di atas.Bentuk hukum suatu kantor akuntan publik dapat berupa perusahaan perseorangan atau persekutuan. Disamping itu juga terdapat koperasi jasa audit (KJA) yang memberikan jasanya hanya kepada koperasi. Dalam suatu perusahaan yang berbentuk persekutuan, beberapa akuntan publik bergabung untuk menjalankan usahanya bersama-sama sebagai sekutu atau rekan. Mereka memberikan pelayanan audit dan lain-lainnya kepada pihak yang berminat. Biasanya, para rekan mempekerjakan tenaga-tenaga profesional untuk membantu mereka. Para asisten ini biasanya adalah akuntan terdaftar, lulusan S1 jurusan akuntansi yang belum memperoleh gelar akuntan, mahasiswa jurusan akuntansi tahun terakhir, atau lulusan D3 akuntansi.Dengan adanya entitas untuk menyelenggarakan pelayanannya, maka faktor independensi dapat lebih terjamin karena kecenderungan hubungan majikan-pekerja antara kantor akuntan publik dan klien dapat terhindat Selain itu, entitas tersendiri ini memungkinkan terbentuknya kantor akuntan publik yang hesar, sehingga penghasilannya tidak akan tergantung pada salah satu klien saja yang bisa membahayakan independensi kantor akuntan publik bersangkutan. Keahlian mereka pun dapat lebih terjamin karena ada Iebih banyak tenaga profesional dengan keahlian yang berbeda yang tergabung dalam suatu entitas, sehingga perusahaan itu dapat memberikan pelayanan profesional dan pendidikan-pendidikan lanjutan yang mereka ikuti menjadi lebih bermanfaat.Hirarki organisasi dalam suatu kantor akuntan publikdapat terdiri dan rekan (partner), manajer, para penyelia (supervisor), senior dan asisten. Karyawan-karyawan baru biasanya rnemulai karier sebagai asisten, dan bertugas pada setiap jenjang kerja selama dua-tiga tahun pada setiap tingkatan sebelum mencapai kedudukan sebagai rekan. Sebutan bagi jabatan-jabatan tersebut berbeda pada satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, tetapi, strukturnya pada dasarnya sama. Dalam buku ini, yang disebut auditor adalah seseorang yang melaksanakan beberapa aspek jasa audit. Pada penugasan audit yang melibatkan pekerjaan besar, tidakjarang terdapat satu atau lebih auditor pada setiap jenjang.

J. AICPA DAN IAITUJUAN 8 - Menjelaskan fungsi-fungsi pokok organisasi profesional akuntan publikPara akuntan publik manapun sangat dipengaruhi oleh organisasi profesional mereka yang berskala nasional. Di Indonesia organisasi ini adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terutama Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Di Amerika Serikat terdapat American Institute of Certified Public Accountants. Organisasi profesional ini biasanya menetapkan persyaratan profesional bagi seorang akuntan publik, menyelenggarakan penelitian dan menerbitkan bahan bacaan dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan akuntansi, audit, konsultansi manajemen, dan perpajakan. Anggota IAI-KAP terbatas pada anggota-anggota IAI yang bekerja pada kantor akuntan publik, dan sekarang ini berjumlah lebih dan 800 orang dan sekitar 10.000 anggota IAI.IAI mempunyai tiga fungsi utama : menetapkan standar dan aturan, melaksanakan penelitian dan publikasi, serta menyelenggarakan pendidikan lanjutan bagi para akuntan publik.1. PENETAPAN STANDAR DAN ATURANIAI berwenang menetapkan standar (yang merupakan pedoman) dan aturan yang harus dipatuhi oleh seluruh anggota dan akuntan publik lain yang beroperasi sebagai auditor independen. Persyaratan-persyaratan ini dirumuskan oleh komite-komite yang dibentuk oleh IAI. Ada empat bidang utama dimana IAI berwenang menetapkan standar dan membuat aturan.

a. Standar Auditing. Komite Standar Profesional Akuntan Publik (Komite SPAP) IAI bertanggung jawab untuk menerbitkan standar auditing. Standar ini disebut sebagai Pemyataan Standar Auditing atau PSA (sebelumnya disebut sebagai NPA dan PNPA). Di Amerika Serikat pernyataan ini disebut SAS (Statement on Auditing Standard) yang dikeluarkan oleh Auditing Standars Boards (ASB). Pada tanggal 10 Nopember 1993 dan 1 Agustus 1994 Pengurus Pusat IAI telah mensahkan sejumlah pernyataan standar Auditing sebagai penyempurnaan standar auditing (sebelumnya disebut norma Pemeriksaan Akuntan - NPA). Penyempurnaan ini terutama sekali bersumber pada SAS dengan penyesuaian terhadap kondisi Indonesia dan standar auditing internasioanal. PSA yang telah diberlakukan ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian selajutnya dan bab ini dan pada bab-bab selanjutnya dan buku ini.b. Standar Kompilasi dan Penelaahan Laporan Keuangan. Komite SPAP IAI dan compilation and Review Standards Commitee bertanggung jawab untuk mengeluarkan pernyataan mengenai pertanggungjawaban akuntan publik sehubungan dengan laporan keuangan suatu perusahaan yang tidak diaudit. Pernyataan ini di Amerika Serikat disebut sebagai Statement on Standards for Accounting and Review Services (SSARS) dan di Tndonesia disebut Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). PSAR 1 disahkan pada 1 Agustus 1994 menggantikan pernyataan NPA sebelumnya mengenai hal yang sama. Bidang ini mencakup duajenisjasa: pertama, untuk situasi dimana akuntan membantu kliennya menyusun laporan keuangan tanpa memberikan jaminan mengenai isinya (jasa kompilasi). Kedua, untuk situasi dimana akuntan melakukan prosedur-prosedur pengajuan pertanyaan dan analitis tertentu, sehingga dapat memberikan suatu keyakinan terbatas bahwa tidak diperlukan perubahan apapun terhadap laporan keuangan bersangkutan (jasa review).c. Standar Etastasi lainnya. Di tahun 1986, ICPA menerbitkan Statement on Standards for Attestation Engagements. IAI sendiri mengeluarkan beberapa pernyataan standar atestasm pada 1 Agustus 1994 Pernyataan ini mempunyai fungsi ganda: Pertama, sebagai kerangka yang harus diikuti oleh badan penetapan standar yang ada dalam IAI untuk mengembangkan standar yang terinci mengenai jenis jasa atestasi yang spesifik. Kedua, sebagai kerangka pedoman bagi para praktisi bila tidak terdapat atau belum ada standar spesifik seperti itu. Baik standar auditing yang berlaku umum maupun standar kompilasi dan review sama-sama konsisten dengan standar atestasi yang lebih luas. Contoh standar spesifik untuk jasa atestasi yang telah diterbitkan menurut standar atestasi yang lebih lengkap adalah pernyataan standar atestasi mengenai Proyeksi dan Prakiraan Keuangan (PSAT NO. 2). Standar ini dibahas dalam Bab 23 pada Buku Dua.

d. Kode etik profesi. Komitmen Kode Etik IAI di indonesia dan committee on professional Ethics di Amerika Serikat menetapkan ketentuan perilaku yang harus dipenuhi seorang akuntan publik. Peraturan ini berlaku pada semua jasa atau kegiatan yang dilaksanakan akuntan publik dan meliputi standar teknis. Aturan-aturan tersebut dan hubungannya dengan perilaku etik merupakan inti pembahasan dari Bab 3.Standar auditing, standar atestasi, dan standar jasa akuntansi dan review dibukukan menjadi satu sebagai Standar Profesional Akuntan Publik.2. PENELITIAN DAN PUBLIKASISementara penelitian oleh IAI masih sangat terbatas, AICPA secara aktif mendukungpenelitian yang dilakukan oleh staf penelitianya dan memberikan dana bantuan untukitu. Beberapa terbitan periodik dan terbitan lagi mengenai akuntansi dan audit yangdikeluarkan IAI dan AICPA antara lain adalah:JURNAL BERKALAIAI : Majalah media akuntansiAICPA: The Journal of Accountancy (bulanan) The Tax Adviser (bulanan)AKUNTANSIIAI : Kerangka Dasar Penyusunan dan Pelaporan Keuangan (dimuat dalam Buku Standar akuntansi Keuangan) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (dimuat dalam buku Standar Akuntansi Keuangan) Beberapa pedoman penyajian laporan keuangan debitor BapindoAICPA : Accounting Research Studies Opinions of The Accounting Principles Board Accounting Trends and Techniques (tahunan) Issues Papers of the Accounting Standards Division

AUDITINGIAI : Pernyataan Standar Auditing Pernyataan Standar Atestasi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review Panduan Audit Bank Beberapa pedoman audit sebagai hasil kerja sama dengan Bank Pembangunan IndonesiaAICPA : Statement on Standard for Attestation Engagements Statements on Auditing Standards Industry Audit Guides (terdiri dan beberapa jilid untuk bidang yang berbeda) Auditing and EDP Auditing Procedures Studies Statement on Standards for Accounting and Review Service Statement on Standards for Accountants Services on Prospective Financial InformationUMUMIAI : Kode Etik Akuntan Indonesia Pedoman Pengendalian Mutu dan Penelaahan Mutu Kantor Akuntan PublikAICPA : Code of Professional Ethics Semiannual Uniform CPA Examination (ujian dan jawaban yang tidak resmi)3. PENDIDIKAN PROFESI BERKELANJUTANKarena bidang pengetahuan akuntansi, audit, konsultansi manajemen, dan perpajakan begitu luas dan selalu berkembang, seorang akuntan publik terdaftar harus selalu mengikuti pendidikan secara terus menerus agar dapat mengikuti perkembangan jaman. Baik IAI maupun AICPA secara terus menerus selalu menyelenggarakan penataran, seminar, lokakarya, temu muka dan berbagai pendidikan lain bagi anggota-anggotanya dalam berbagai bidang yang berbeda.Karena akuntan publik memainkan peran sosial yang penting, manajemen KAP dan staf profesional mereka dituntut untuk berperilaku secara pantas dan melaksanakan audit dan jasa lainnya dengan kualitas tinggi. IAI dan organisasi terkait lainnya telah mengembangkan beberapa mekanisme untuk meningkatkan kualitas audit dan perilaku profesional. Hal-hal ini diringkaskan dalam Gambar 1-2 dan dibahas dalam sisa bab ini dan bab-bab selanjutnya.TUJUAN 10 - Menggunakan standar auditing yang berlaku umum (standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia) sebagai basis pembahasan selanjutnya4. STANDAR AUDITING YANG BERLAKU UMUM (STANDAR AUDITING YANG DITETAPKAN IAI)Standar auditing merupakan pedoman bagi auditor dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya. Standar-standar ini meliputi pertimbangan mengenai kualitas profesional mereka, seperti keahlian dan independensi, persyaratan pelaporan, dan bahan bukti.Pedoman utama adalah sepuluh standar auditing atau 10 generally auditing standards-GAAS. Sejak disusun oleh AICPA di tahun 1947 dan diadaptasi oleh IAI di Indonesia sejak 1973, dan sekarang disebut Standar Auditing Yang Ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (SA-IAI), kecuali untuk perubahan-perubahan kecil, bentuknya tetap sama. Standar-standar ini tidak cukup spesifik untuk dapat dipakai sebagai pedomanStandar Umum1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan auditor3. Dalam pelaksananan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksamaStandar Pekerjaan Lapangan1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan difat, saat dan lingkup pengujian yang harus dilakukan.3. Bukti akudit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit

Standar Pelaporan1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum2. Laporan audit harus menunjukkan kedaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditLaporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara kesuluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor dihubungkan dengan laporan keuangan , laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya

K. PERNYATAAN STANDAR AUDITINGPernyataan standar auditing (PSA) merupakan pedoman kerja yang paling utama bagipara auditor. Pernyataan ini dikeluarkan oleh IAI dan merupakan penjabaran atauinterpretasi dan 10 butir standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia (SA-IAI). Sering kali, pernyataan ini disebut sebagai standar auditing atau sebagai SAIAI, Buku ini akan mengikuti kebiasaan yang lazim dan menyebut pernyataan tersebut sebagai standar auditing atau PSA.Pernyataan standar auditing baru akan dibuat apabila timbul masalah auditingyang cukup penting sehingga menghendaki suatu interpretasi yang resmi dan IAI. Sampaisaat buku ini ditulis, PSA 62 adalah yang paling akhir dikeluarkan, dan yang akandisertakan dalam pembahasan. Pembaca harus selalu tanggap terhadap pernyataan yangdikeluarkan sesudahnya dan pernyataan standar auditing (PSA) dan IAI yang akanmempengaruhi kebutuhan audit.Semua PSA memiliki dua kiasifikasi nomor, yaitu nomon PSA dan nomon SA.Misalnya, pernyataan standar audit tentang: Hubungan Standar Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu, bernomor PSA 01 dan SA 161. Nomor PSA merupakan nomor urutdan PSA yang telah dikeluankan dan nomor SA menunjukkan letak dalam kodifikasi IAIpada buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan semua PSA. Misalnya, nomorSA yang dimulai dengan angka 2 merupakan penjabaran standar umum. Angka 3 berkaitan dengan standar pekerjaan dan angka 4, 5, atau 6 berhubungan dengan standar pelaporan. Dalam praktek, sistem ini digunakan secara bersama-sama.SA-IAI dan pernyataan standar auditing dianggap sebagai ketentuan yang memiliki nilai hukum karena setiap orang dalam profesi ini wajib mematuhi sesuai aplikasinya. Dasar dan kekuatan ini diturunkan dan Kode Etik Akuntan Indonesia, Pasal 17, yang akan dibahas pada Bab 3.Meskipun SA-IAI dan pernyataan standar auditing merupakan pedoman yang memiliki kekuatan hukum bagi semua orang yang menekuni profesi tersebut, mereka tidak terlalu dapat diandalkan sebagai pedoman kerja. Di dalamnya hampir tidak terdapat peraturan-peraturan mengenai prosedur auditing yang spesifik dan tidak ada aturan spesifik rncngenai keputusan yang harus dibuat seorang auditor, misalnya dalam menentukan besarnya sampel yang harus ditarik, memilih sampel dan populasi, atau mengevaluasi basil audit. Banyak praktisi yang merasa yakin bahwa standar tersebut seharusnyn mengatidung pcdornan yang lebih jelas untuk mempertimbangkan jumlah dan jenis halum bukti yang harus dikumpulkan. Pedoman yang lebih spesifik akan mengatasi beberapa kesulitan dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan proses audit dan dapat membantu kantor akuntan publik dalam menyusun pembelaan, dalam hal auditor dittintut karena hasil audit yang kurang memuaskan. Tetapi sebaliknya, ketentuan yang terlalu spesifik dapat mengubah auditing menjadi suatu proses mekanis, tanpa adanyn pcitinibangan profesional. Dan sudut pandang kedua belah pihak, yaitu profesi dan pemakai jasa audit, terdapat lebih banyak kerugian dengan pengungkapan terlalu spesifik daripada terlalu umum.SA-IAI dan pernyataan standar auditing harus dipandang oleh para praktisi standard minimum pelaksanaan kerja mereka dan bukan standar maksimum. Seorang auditor profesional yang berusaha mempersempit ruang lingkup pemeriksaannya dengan hanya berlandaskan standar yang baku, dan tidak berupaya mengevaluasi inti masalah dan situasi yang dihadapinya, tidak akan mampu menangkap makna standar itu sendiri. Seiring dengan itu, keberadaan standar auditing tidak barns menyebabkan para auditor mematuhinya secara kaku. Jikalau dia yakin bahwa ketentuan suatu standar tidak sesuai dengan situasi atau tidak mungkin untuk dilakukan, dia berhak untuk mencarialternatif tindakan. Begitu pula, apabila persoalan yang dihadapi tidak melibatkan jamlah yang besar, maka standar tersebut jangan diterapkan. Tetapi, penting untuk dicatat bahwa para praktisi harus bertanggung jawab atas penyimpangan dalam penerapan standar tersebut. Jika auditor mengharapkan pedoman yang lebih spesifik, dia harus melihat sumber-sumber lain. Sumber itu misalnya adalah buku-buku, majalah, dan makalahmakalah teknis lainnya.Pada bagian selanjutnya akan dibahas secara ringkas SA-IAI dan interpretasinya.Pembahasan lebih jauh mengenai standar-standar ini dan hubungannya dengan PSA akan dikemukakan dalam pembahasan-pembahasan selanjutnya dan buku ini.

1. KEAHLIAN DAN PELATIHAN TEKNIS YANG MEMADAIDalam standar umum ditekankan arti penting kualitas pribadi yang harus dimiliki seorang auditor. Standar yang pertama biasanya ditafsirkan sebagai keharusan bagi seorang auditor untuk memiliki latar belakang pendidikan formal auditing dan akuntansi, pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang akan ditekuninya dan selalu mengikuti pendidikan-pendidikan profesi berkelanjutan. Seorang auditor juga dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti kliennya.Dalam hal auditor atau asistennya tidak mampu menangani suatu masalah, mereka berkewajiban untuk mengupayakan pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan, mengalihkan pekerjaannya kepada orang lain yang lebih mampu, atau mengundurkan diri dan penugasan.2. INDEPENDENSI DALAM SIKAP MENTALArti penting independensi telah diungkapkan sebelumnya didalam definisi auditing. Kode etik akuntan dan pernyataan standar auditing juga menekankan arti penting independensi ini. Kantor akuntan publik diharuskan untuk mengikuti beberapa praktik untuk meningkatkan independensi dan semua personelnya. Misalnya, telah ditentukan prosedur yang harus diambil jika timbul perselisihan antara manajemen dengan para auditornya dalam pekerjaan audit yang besar. Metode spesifik yang digunakan untuk mempertahankan independensi auditor akan dibahas pada Bab 3.3. KEMAHIRAN PROFESIONAL DENGAN CERMAT DAN SEKSAMAStandar umum ketiga berhubungan dengan penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama dalam semua aspek audit. Secara sederhana, ini berarti bahwa auditor wajib melaksanakan tugas-tugasnya dengan kesungguhan dan kecermatan, atau kepedulian profesional. Misalnya, kecermatan dan keseksamaan profesional meliputiketelitian dalam memeriksa kelengkapan kertas kerja, mengumpulkan bahan bukti audit yang memadai dan menyusun laporan audit yang lengkap. Sebagai seorang profesional, auditor harus menghindari kelalaian dan ketidakjujuran, tetapi tentu saja dia tidak dapat diharapkan untuk bertindak sempurna dalam setiap situasi.4. PERENCANAAN DAN SUPERVISI YANG CUKUPStandar pekerjaan lapangan berkaitan dengan pengumpulan data dan kegiatan lain yang dilaksanakan selama audit. Standar yang pertama menentukan agar program kerja yang akan dilaksanakan direncanakan dengan matang dan pelaksanaannya oleh para asisten diawasi secara seksama. Pengawasan merupakan unsur sangat penting dalam audit karena cukup banyak bagian pekerjaan yang dilaksanakan oleh para staf yang belum berpengalaman.5. PEMAHAMAN YANG MEMADAI ATAS STRUKTUR PENGENDALIAN INTERNSalah satu konsep yang secara luas dalam teori dan praktek audit menyebutkan bahwa struktur pengendalian intern klien sangat penting dalam menghasilkan informasi keuangan yang andal. Jika auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern yang diterapkan klien sudah sangat baik, yaitu telah mencakup sistem pengendalian intern yang mampu menyajikan data yang andal dan memberikan jaminan aman atas aktiva dan catatan, maka jumlah bukti audit yang perlu dikumpulkan akan jauh lebih sedikit daripada jika sistem yang dimiliki klien kurang baik. Bisa terjadi, struktur pengendalian intern klien begitu buruknya sehingga mustahil dilakukan audit yang efektif.6. BAHAN BUKTI AUDIT KOMPETEN YANG MENCUKUPKeputusan mengenai berapa banyak bahan bukti yang akan di-kumpulkan dalam situasi tertentu merupakansesuatu yang memerlukan pertimbangan profesional. Sebagian besar dan isi buku ini berkenaan dengan pengumpulan bahan bukti audit dan hal-hal yang mempengaruhi jumlah bukti yang dibutuhkan.7. EMPAT STANDAR PELAPORANKeempat standar pelaporan mewajibkan auditor untuk menyusun suatu laporan atas laporan keuangan yang diauditnya secara keseluruhan, termasuk pengungkapan informatif yang diperlukan. Laporan tersebut harus merinci apakah laporan yang diaudit sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan apakah prinsip tersebut diterapkan secara konsisten untuk tahun berjalan dibandingkan tahun sebelumnya. Dibandingkan dengan uraian mengenai aspek audit lainnya, syarat-syarat pelaporan diuraikan secara lebih jelas dalam PSA.

L. PENGENDALIAN MUTUTUJUAN 11 - Mengidentifikasikan standar dan praktik-praktik pengendalian mutu dalam profesi akuntanDi tahun 1990, IAI melalui KAP membentuk Seksi Pengendalian Mutu Akuntan Publik yang bertanggungjawab untuk membantu kantor akuntan publik dalam merumuskan dan melaksanakan standar pengendalian mutu. Bagi suatu kantor akuntan publik, pengendalian mutu merupakan metode yang digunakan untuk memastikan bahwa perusahaan mampu memenuhi tanggungjawab profesionalnya kepada para klien. Metode-metode ini mencakup struktur organisasi dan prosedur kerja yang disusun oleh perusahaan itu. Misalnya, bisa terjadi suatu kantor akuntan publik memiliki struktur yang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa setiap kasus dapat ditangani oleh seorang partner yang memiliki bidang keahlian tertentu dan sesuai dengan industri kliennya.Pengendalian mutu berhubungan erat dengan standar auditing, tetapi terpisah. Suatu kantor akuntan publik harus memastikan bahwa standar auditing yang berlaku umum telah ditaati dalam setiap audit yang dilakukannya. Pengendalian mutu adalah prosedur yang digunakan kantor akuntan publik untuk membantu menaati standar secara konsisten dalam setiap kontrak kerja yang mengikatnya. Dalam bulan Februari 1991 IAItelah mengeluarkan Pedoman Pengendalian Mutu dan Penelaahan Mutu Kantor Akuntan Publik, yang disusun bekerja sama dengan BPKP. Pedoman ini membantu kantor akuntan publik dalam menyusun kebijakan dan prosedur pengendalian mutu.PSA 01 (SA 161) mengharuskan setiap KAP untuk memiliki kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. Diakui bahwa sistem pengendalian mutu tersebut hanya dapat memberikan keyakinan memadai, tetapi tidak menjamin, bahwa SA-IAI diikuti.1. UNSUR-UNSUR PENGENDALIAN MUTUIAI tidak menetapkan prosedur pengendalian mutu tertentu bagi kantor akuntan publik. Pelaksanaan prosedur ini harus disesuaikan dengan hal-hal seperti ukuran kantor akuntan publik, jumlah kantor, dan sifat pelayanannya. Misalnya, suatu prosedur pengendalian mutu dan suatu kantor akuntan publik bertaraf internasional dengan kantor cabang 150 buah dan melayani beragam klien dan seluruh dunia jelas berbeda dengan prosedur dan suatu kantor akuntan publik kecil yang hanya mempunyai 5 tenaga kerja dan mengkhususkan din dalani beberapa audit pada satu atau dua bidang industri.Pedoman IAI menetapkan sembilan elemen pengendalian mutu yang harus menjadi bahan pertimbangan kantor akuntan publik dalam menentukan kebijakan dan prosedur masing-masing. Elemen-elemen ini digambarkan dalam Tabel 1-2 dengan suatu penjelasan ringkas mengenai persyaratan masing-masing elemen dan contoh prosedur pengendalian mutu yang mungkin dibuat oleh suatu kantor akuntan publik untuk memenuhi persyaratan tersebut.2. FORUM AKUNTAN PASAR MODALIAI-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) sejak tahun 1988 telah memiliki Forum Akuntan Pasar Modal yang beranggotakan akuntan publik yang telah memenuhi persyaratan BAPEPAM untuk mengaudit perusahaan publik dan perusahaan efek. Pembentukan forum ini menunjukkan adanya upaya peningkatan mutu sesuai persyaratan BAPEPAM dan untuk menjawab kritik terhadap profesi ini. Jika kantor akuntan publik mengaudit satu atau lebih perusahaan publik dan perusahaan-perusahaan efek, mereka harus menjadi anggota forum.Berikut ini adalah persyaratan yang harus dipenuhi anggota Forum Akuntan Pasar Modal IAI-KAP (tiga persyaratan pertamajuga berlaku bagi kantor akuntan publik yang tidak menjadi anggota forum):a. Ketaatan pada standar pen gendalian mutu. Kantor akuntan publik harus mengakui dan taat pada standar pengendalian mutu yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu.b. Review sejawat (peer review). Pengendalian mutu serta praktek akuntansi dan auditing setiap kantor akuntan publik wajib direview secara periodik oleh kantor akuntan publik lainnya yang memenuhi persyaratan.c. Pendidikan profesi berkelanjutan. Semua profesional dalam kantor akuntan publik diwajibkan untuk mengikuti pendidikan profesional dan waktu ke waktu.d. Rotasi partner. Jika seorang partner audit telah menanganl penugasan selama tujuh tahun berturut-turut, dia harus digantikan oleh seorang partner audit lainnya. Partner yang digantikan tidak diperkenankan untuk mengerjakan tugas tersebut selama sekurang-kurangnya dua tahun. Kantor akuntan publik yang sangat kecil bisa dibebaskan dan pesyaratan ini.e. Review oleh partner lain. Semua audit atas perusahaan publik harus direview oleh partner lain yang tidak tenlibat dalam penugasan tersebut, dan ia harus menyetujui laporan audit sebelum diterbitkan.ELEMENIKHTISAR PERSYARATANCONTOH PROSEDUR

IndependensiSemua anggota tim yang melaksanakan penugasan wajib memenuhi persyaratan independenSetiap partner dan staf wajib menjawab "kuesioner independen" &tahunan sehubungan dengan pemilikan saham atu menjadi anggota dewan direksi.

Penugasan Para AuditorSemua anggota tim dalam penugasan harus memliki tingkat kemampuan dan pelatihan teknik yang memadaiPenugasan seluruh staf dilakukan oleh partner yang mengetahui perusahaan klien dan melakukann penugasan setidaknya dua bulan sebelumnya.

KonsultasiPada saat stat atau partner mengalami problem teknis, harus ada proseduruntuk mendapatkan petunjuk dan orang yang ahli.Pimpinan kantor akuntan publik harus siap untuk konsultasi dan harus menyetujui penugasan sebelum penyelesaian.

SupervisiKebijakan untuk menjaminSupervisi pekerjaan yang memadaiuntuk seluruh tingkatan harusdilakukan untuksetiap penugasan.Dibutuhkan tinjauan dan persetujuan program audit yang dilakukan oleh partner audit sebelum dilakukan pengujian rinci.

Pengangkutan auditorSeluruh karyawan baru harus mampu melaksanakan tugasnya secarakompeten.Seluruh karyawan yang akan dipekerjakan harus diwawancarai dan disetujui oleh partner kepegawaian dan partner yang berkaitan dengan masalah teknis audit.

Pengembangan profesionalSetiap karyawan harus memperoleh pengembangan profesional yang mencukupi untuk mendukung pelaksanaan kerja secara kompeten.Setiap profesional harus memperoleh empat puluh jam pendidikan lanjutan setiap tahun ditambah jam tambahan yang diusulkan oleh partner.

PromosiKebijakan promosi harus jelas untuk menjamin promosi karyawan berlangsung sesuai antara kualitikasi dan tanggungjawabnya.Setiap profesional harus dievaluasi dalam setiap penugasan dan dilaporkan dalam laporan evaluasi penugasan perorangan yang dimiliki perusahaan.

Penerimaan dan pemeliharaan hubungan dengan klienSeluruh klien dan calon klien harus dievakuasi untu meminimisasikan kemungkinan terbatasan integritas menajemen.Formulir evaluasi klien, sehubungan dengan masalah yang dikomentari oleh auditor terdahulu dan evaluasi atas manajemen, harus disajikan untuk setiap klien, sebelum persetujuan dilakukan.

InspeksiKebijakan dan prosedur harus jelas guna menunjang terpenuhinya kedelapanan elemen pengendalian mutu secara konsisten.Partneryang bertanggungjawab terhadap pengendalian mutu harus menguji prosedur pengendalian mutu setidaknya setahun sekali untuk menjamin bahwa operasi perusahaan tidak menyimpang.

f. Larangan pemberian jasa tertentu. Kantor akuntan publik tidak boleh melaksanakan konsultansi manajemen tertentu untuk klien audit yang merupakan perusahaan publik. Jasa-jasa dimaksudmencakup tes psikologi, pengumpulanpendapat masyarakat, bantuan untuk melaksanakan merjer dan akuisisiperusahaan dengan mendapatkan komisi, perekrutan tenaga eksekutif, dan jasajasa aktuaria pada perusahaan asuransi.g. Pelaporan ketidaksepakatan. Auditor harus melaporkan kepada komite auditatau dewan komisaris dan setiap klien audit mengenai hal-hal utama yang tidakdisetujui oleh manajemen menyangkut akuntansi, pengungkapan, atau auditing.Pelaporan jasa konsultansi manajemen. Auditor harus melaporkan jenis-jeniskonsultansi manajemen yang dilaksanakan untuk klien bersangkutan selamatahun pemeriksaan, serta jumlah honorarium yang diterima untuk jasa tersebut kepada komite audit atau dewan komisaris dan setiap klien.3. REVIEW SEJAWAT ATAU REVIEW MUTU KANTOR AKUNTAN PUBLIKReview Sejawat (Peer review) atau review mutu merupakan tinjauan yang dilakukan oleh akuntan publik terhadap sistem pengendalian mutu kantor akuntan publik lain. Tujuan review mutu adalah untuk menilai apakah kantor akuntan publik tersebut telah memiliki kebijakan dan prosedur yang layak untuk melaksanakan sembilan elemen pengendalian mutu dan apakah KAP tersebut telah melaksanakannya dengan baik.Kantor akuntan publik yang menjadi anggota Forum Akuntan Pasar Modal harus direview sekurang-kurangnya sekali tiga tahun. Umumnya, review dilakukan oleh kantor akuntan publik yang ditunjuk oleh kantor akuntan publik yang bersangkutan. Untuk sementara ini sebagian besar review mutu dilakukan oleh BPKP, baik terhadap kantor akuntan publik pasar modal maupun bukan.Review sejawat dan review mutu bermanfaat bagi profesi maupun bagi perusahaan itu sendiri. Dengan membantu perusahaan lain untuk memenuhi standar pengendalian mutu, profesi akan memperoleh keuntungan dan peningkatan kinerja dan audit yang bermutu tinggi. Perusahaan yang direview pun dapat memperoleh keuntungan apabila mampu meningkatkan sistem kerja mereka menjadi lebih baik sehingga reputasi dan efektifitas meningkat dan mengurangi kemungkinan mendapat tuntutan hukum. Tentu saja review sejawat ini membutuhkan biaya. Tetapi, selalu ada timbal balik antara biaya dan keuntungan.

M. BADAN PENGAWAS PASAR MODALTUJUAN 12 - Mengikhtisarkan peran Badan Pengawas Pasar Modal dalam akuntansi dan auditingBadan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), yang di Amerika Senikat disebut Securities and Exchange Commission (SEC), sebagai suatu badan pemenintah yang menangani pasar modal, dibentuk guna membantu para investor untuk mendapatkan informasi andal untuk membuat keputusan investasi. Untuk itu, Undang-undang No. 15/1952 tentang Bursa yang dijabarkan lebih lanjut oleh Keppres No. 53/1990 tentang pasar modal dan Keputusan Menteni Keuangan No.1548/1990 tentang pasar modal, mewajibkan perusahaan (emiten) yang bermaksud menerbitkan efek-efek ke masyarakat untuk mengajukan permohonan kepada BAPEPAM untuk memperoleh persetujuan. Emiten juga diwajibkan untukmenyampaikan laporan tahunan ninci kepada BAPEPAM.Sekalipun sebagian besar informasi yang diminta oleh BAPEPAM tidak memerlukan keterlibatan langsung seorang akuntan publik, ketentuan yang berlaku mewajibkan pula disertakannya laporan keuangan, yang dilampiri dengan opini akuntan publik sebagai bagian dan pernyataan pendaftaran emisi dan laporan-laporan selanjutnya.Untuk itu akuntan publik harus memperhatikan sejumlah laporan khusus yang disyaratkan oleh ketentuan BAPEPAM. Laporan terpenting diantaranya :a. Surat Pengantar untuk Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum (Formulir JX. B.1-1). Formulir ini harus diisi dan diserahkan kepada BAPEPAM apabila suatu perusahaan bermaksud untuk penawaran umum kepada masyarakat.b. Laporan Keterbukaan informasi. Laporan ini disampaikan paling lambat akhir hari kerja kedua setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, keterangan penting dan relevan yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. Peristiwa tersebut meliputi akuisisi atau penjualan suatu perusahaan anak, perubahan susunan djreksi, penambahan lini/ jenis produk yang baru, pergantian auditor dan sebagainya.c. Laporan Tahunan. Laporan ini harus disampaikan setiap tahun dalam waktu 120 hari setelah penutupan tahun buku. Dalam laporan ini dimuat informasi keuangan yang lengkap dan terinci, termasuk laporan keuangan yang telah diaudit.Laporan Kuartalan. Laporan kuartalan harus disampaikan oleh semua perusahaan publik. Laporan ini berisi informasi keuangan tertentu yang disyaratkan oleh BAPEPAM.Karena kantor akuntan publik besar biasanya mempunyai klien yang harus membuat satu atau dua jenis laporan ini setiap tahun, dan ketentuan serta peraturan yang ditetapkan oleh BAPEPAM sangat kompleks, maka pada umumnya mereka memiliki tenaga spesialis yang mencurahkan perhatiannya secara khusus untuk menangani masalah ini guna memenuhi persyaratan BAPEPAM.BAPEPAM berpengaruh penting dalam penetapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan persyaratan mengenai pengungkapan yang menyertai laporan keuangan karena mereka berwenang untuk merumuskan persyaratan pelaporan yang dipandang perlu untuk memberikan informasi yang benar kepada pemodal. Selama ini, IAI bekerja sama dengan BAPEPAM dalam merumuskan standar akuntansi akuntansi yang diberlakukan bagi emiten dan perusahaan publik, sepanjang belum diatur oleh PSAK. Selain itu, BAPEPAM memiliki wewenang untuk menetapkan peraturan bagi setiap akuntan publik yang terkait dengan laporan keuangan yang diaudit yang diserahkan kepada BAPEPAM. Meskipun BAPEPAM telah mengambil sikap bahwa prinsip akuntansi dan standar audit harus disusun oleh IAI, tetapi pandangan BAPEPAM selalu dipertimbangkan dalam setiap perubahan yang diajukan oleh IAI.BAPEPAM juga mengeluarkan peraturan-peraturan yang penting bagi akuntan publik, termasuk keputusan dan pendapat mengenai masalah akuntansi dan audit yang menyangkut setiap akuntan pasar modal.

14