bab iii metode pelaksanaan (oke).doc

42
BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 DATA KONTRAK PROYEK 3.1.1 Kontrak Perjanjian Pelaksanaan Upaya untuk mencegah timbulnya faktor-faktor ketidak pastian tentang pekerjaan adalah dengan memperjelas dan mempertegas seluruh ruang lingkup dan tujuan pekerjaan harus dinyatakan secara jelas dan rinci, sehingga dapat dipakai pula untuk mewujudkan dasar kesepakatan diantara segenap pelaku dan pengendali kegiatan. Dengan demikian kesenjengan persepsi atau penafsiran di antara para pengelola proses produksi dapat dijembatani dan dihubungkan. Sehingga semua pihak memiliki kerangka konsep yang sama tentang kriteria keberhasilan setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Kesemuanya itu dituangkan dalam bentuk gambar pelaksanaan, spesifikasi teknis dan pekerjaan, jadwal waktu, rencana anggaran, dan peraturan-peraturan atau dokumen yang pada dasarnya menunjang keseluruhan lingkup pekerjaan. Agar transaksi dan komitmen dapat terwujud dengan lebih kokoh dan terkoordinasi lebih baik lagi, kesemua perangkat alat-alat tersebut kemudian dilembagakan menjadi Kontrak Perjanjian Pelaksanaan antara proddusen dan konsumen. Sebagai suatu lembaga atau pranata, kontrak dijadikan pegangan yang harus dijunjung tinggi oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi, baik pihak produsen maupun konsumen. Kontrak berikut seluruh lampirannya dijadikan pegangan karena berfungsi sebagai sumber dari semua ketentuan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan, dan terus dijunjung tinggi 50

Upload: khairul-al-hamid

Post on 08-Jul-2016

486 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 DATA KONTRAK PROYEK

3.1.1 Kontrak Perjanjian Pelaksanaan

Upaya untuk mencegah timbulnya faktor-faktor ketidak pastian tentang pekerjaan adalah

dengan memperjelas dan mempertegas seluruh ruang lingkup dan tujuan pekerjaan harus

dinyatakan secara jelas dan rinci, sehingga dapat dipakai pula untuk mewujudkan dasar

kesepakatan diantara segenap pelaku dan pengendali kegiatan. Dengan demikian kesenjengan

persepsi atau penafsiran di antara para pengelola proses produksi dapat dijembatani dan

dihubungkan. Sehingga semua pihak memiliki kerangka konsep yang sama tentang kriteria

keberhasilan setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Kesemuanya itu dituangkan dalam bentuk

gambar pelaksanaan, spesifikasi teknis dan pekerjaan, jadwal waktu, rencana anggaran, dan

peraturan-peraturan atau dokumen yang pada dasarnya menunjang keseluruhan lingkup

pekerjaan. Agar transaksi dan komitmen dapat terwujud dengan lebih kokoh dan terkoordinasi

lebih baik lagi, kesemua perangkat alat-alat tersebut kemudian dilembagakan menjadi Kontrak

Perjanjian Pelaksanaan antara proddusen dan konsumen.

Sebagai suatu lembaga atau pranata, kontrak dijadikan pegangan yang harus dijunjung

tinggi oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi, baik pihak produsen maupun

konsumen. Kontrak berikut seluruh lampirannya dijadikan pegangan karena berfungsi sebagai

sumber dari semua ketentuan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan, dan terus dijunjung tinggi

karena di dalamnya memuat ketentuan-ketentuan dan tata cara pengambilan keputusan

mengenai segala sesuatu tentang pelaksanaan pekerjaan pada jenjang yang tertinggi. Sedangkan

kontrak pada kapasitasnya sebagai alat untuk mempertegas transaksi tentunya harus syah secara

hukum, sehingga harus memuat dan merinci :

(1). kesepakatan timbal balik

(2). kepentingan masing-masing pihak

(3). pertimbangan-pertimbangan hukum

(4). pokok-pokok permasalahan dengan jelas.

3.1.2 Deskripsi Proyek

Deskripsi proyek mencakup dari mana data umum dan data lapangan yang diambil dari

data – data proyek sebenarnya.

50

Page 2: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

51

3.1.2.1 Data Umum

Proyek ini terletak di Jl. Antasari Kota Samarinda Kalimantan Timur. Maka

diberikan gambaran tentang proyek tersebut diantaranya :

Kegiatan : Rehab Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN1) Samarinda

Pemilik Proyek : Dinas Pendidikan Provensi Kalimantan Timur

Konsultan Perencana : -

Konsultan Pengawas : PT. ASRI ADYATAMA

Kontraktor Pelaksana : PT. Daya Sri

Lokasi : Jl. Antasari Kota Samarinda

Sumber Dana : Dinas Pendidikan Provensi Kalimantan Timur

Nilai Kontrak : Rp. 4.583.720.000,00

Tahun Anggaran : 2013

3.1.2.1 Struktur Organisasi Proyek

Konsultan Perencanana : -

Instansi : Pemerintahan Kota Samarinda, Dinas

Pendidikan

Kegiatan : Rehab Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN1)

( Bantuan Keuangan Provinsi 2013 )

Waktu Pelaksanaan : 165 (seratus enam puluh lima) waktu

kalender

3.1.3 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule)

Adapun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule) Proyek dapat dilihat pada halaman

/ bab lampiran – lampiran.

3.1.4 Tugas Masing Masing Bagian dari Struktur Proyek

A. Komisaris

Komisaris adalah seseorang yang dapat menerima tanggung jawab untuk mengembang

tugasnya dengan didasari oleh keyakinan bahwa sumber daya tertentu yang diberikan

kepadanya layak untuk dapat dikelola dan diproses menjadi keluaran – keluaran yang

diharapkan. Rincian tugas – tugas dari komisaris adalah sebagai berikut :

a. Memimpin dan melakukan pelaksanaan kegiatan proyek dalam mencapai sasaran

usaha yang ditetapkan.

Page 3: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

52

b. Menyelenggarakan pembukaan / pencatatan secara tertib sehingga setiap saat dapat

diketahui

c. Mengadakan Pemeriksaan Kas Bendaharawan sedikitnya 3 bulan sekali.

B. Direktur Utama

Direktur Utama adalah seseorang yang ditunjuk untuk memimpin perusahaan

tersebut. Rincian tugas – tugas dari Direktur Utama adalahsebagai berikut :

Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan – kebijakan perusahaan

Memilih , menetapkan , mengawasi tugas dari karyawan dan kepala bagian

(manager) .

Menyetujui anggaran tahunan perusahaan .

Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan .

C. Project Manager

Project manager adalah seseorang yang mempunai kemampuan di lapangan ,

diatas kertas , dan kemampuan dalam memimpin tim proyek . Seorang project

manager yang juga harus menguasai proses manajemen proyek dan kemampuan

dalam mengaplikasi teknologi . Rincian tugas – tugas dari project manager adalah

sebagai berikut :

a. Memonitor dan mengontrol budget dengan membuat bar chart dan

critical path .

b. Melakukan pengendalian atas pelaksanaan pembangunan di lapangan .

c. Mengevaluasi dan merevisi bila perubahan rencana pada pembangunan.

D. Mandor

Mandor adalah seseorang yang mengepalai pekerjaan proyek dan memberi tugas

kepada para pekerja . Rincian tugas – tugas dari mandor adalah sebagai berikut :

a. Merangkap tugas pengawasan atas rekan – rekannya .

b. Mendatangkan sejumlah tenaga kerja sesuai dengan kualifiasi yang

diperlukan .

E. Logistik

Page 4: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

53

Logistik adalah bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk

merencanakan , melaksanakan , dan mengendalikan keefisienan dan kefektifan

penyimpanan dan aliran barang .

F. Administrasi

Adapun rincian tugas dari pengelola administrasi adalah membuat laporan

penggunaan uang yaitu sebagai berikut :

a. Membuat laporan permintaan uang untuk kas proyek .

b. Menyimpan arsip laporan keuangan .

c. Membuat laporan pertanggung jawaban atas kas proyek.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atas project manager .

3.1.5 Data Lapangan Secara Umum

Pada Proyek ini, Pemilik yaitu Dinas Pendidikan Provensi Kalimantan Timur

menggunakan harga bahan dan material memakai harga kota samarinda, karena

pembangunan tersebut berada di kota samarinda.

3.1.6 Alokasi Ruang Dalam Tata Letak Lokasi Proyek

3.2.6.1. Setting Out

Kegiatan ini adalah untuk menentukan titik – titik acuan sebagai langkah awal

dalam proses konstruksi. Setting out dimulai setelah seluruh / sebagian lokasi proyek

bersih dari segala sesuatu yang dapat menghambat proses ini. Adalah tanggung jawab

kontraktor dalam menentukan titik – titik tersebut, tetapi harus selalu berkoordinasi

dengan konsultan.

3.2.6.2. Schedulling

Perencanaan merupakan bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan proyek

konstruksi. Pengaruh dari perencanaan terhadap proyek konstruksi akan berdampak

pada pendapatan dalam proyek itu sendiri. Hal ini dikuatkan dengan berbagai kejadian

dalam proyek konstruksi yang menyatakan bahwa perencanaan yang baik dapat

menghemat kurang lebih 40% dari biaya proyek, sedangkan perencanaan yang kurang

baik dapat menimbulkan kebocoran anggaran sampai dengan kurang lebih 400%.

Seringnya terjadi ketidak tepatan persepsi oleh pihak industri konstruksi antara

“perencanaan” dan “penjadwalan”. Kedua kata tersebut sering disatukan dan

digunakan untuk menyebut jabatan seseorang dalam unit usaha “perencanaan” dan

“penjadwalan”. Arti sesungguhnya dari keduanya sangat berlainan meskipun

Page 5: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

54

berkaitan. “penjadwalan” digunakan untuk menggambarkan “proses” dalam proyek

konstruksi dan merupakan bagian dari “perencanaan”.

3.2 Metode Pelaksanaan Gedung

1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan tidak semata-mata menghilangkan ganguan-gangguan fisik areal seperti

akarpohon atau batu-batu besar atau bangunan lama saja tetapi lebih mendalam lagi adalah :

Tanah jelek (humus).Tanah jelek ( humus ) harus dibuang keluar karena akan

mempengaruhi daya dukung tanah untuk pondasi. Maka perlu penanganan khusus

dalam pembersihan area bangunan yaitu dengan membuang tanah yang jelek sampai

kedalaman 10 - 15 cm.Yang menjadi kritikal poin adalah area pembuangan yang

perlu dicermati karena bagaimanapun, tanah jelek yang akan di keluarkan cukup

banyak mencapai 1000-1500M3. Pembersihan area site tidak terjadi hanya di awal

pekerjaan saja, tetapi secara berkala dan menjadi kegiatan rutinitas proyek itu sendiri.

Perlunya penataan lokasi untuk tempat pembuangan sementara baik puing atau sampah

sangat diperlukan dimana rutinitas atau kegiatan proyek tidak terganggu oleh penumpukan-

penumpukan yang tidak beraturan.

2.       Pengukuran.

3.       Bouwplank dibuat dengan menggunakan material sebagai berikut :

-         Tiang bouwplank menggunakan kayu 5/7 cm yang tertanam kuat didalam tanah.

-         Papan bouwplank menggunakan kayu meranti dengan ukuran 2/20 dan pada permukaan

papan bouwplank harus diratakan dengan ketam.

-          Untuk setiap titik As pada bouwplank digergaji dan diberi paku.

2. PEKERJAAN TANAH / PASIR / PONDASI

1. Penggalian Pondasi (Galian Tanah)

Pekerjaan galian sebagian besar dilakukan dalam tapak bangunan.  Pekerjaan Galian terdiri

dari berbagai macam ukuran baik lebar, panjang ataupun kedalaman.

Galian tanah untuk pemasangan pondasi dibuat sesuai dengan gambar rencana. Penggalian

pondasi tapak menggunakan tenaga manusia karena setelah galian pekerjaan utama

dilanjutkan secara parallel bersamaan dengan pekerjaan  pondasi.

2. Dasar galian tanah pondasi harus diberi urugan pasir sebagaimana yang telah

disyaratkan dalam gambar rencana.

Page 6: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

55

3. Pondasi Beton

bertulang 1 : 2 : 3 yang mengikat kaki pondasi setempat satu sama lainnya, dan untuk

ukurannya disesuaikan dengan gambar teknis.

Pekerjaan pondasi dalam pekerjaan ini menjadi pekerjaan utama dimana pondasi dibagi

menjadi pondasi yang berfungsi sebagai penerus gaya-gaya, atau beban dari kolom yang

akan diteruskan ke tapak pondasi tiang.

Yang selanjutnya oleh tapak disebarkan ke seluruh tanah. Kritikal poin dalam pelaksanaan

perlu ketelitian dalam pengawasan karena pekerjaan ini menentukan keberhasilan sebuah

konstruksi bangunan dimana seluruh gaya-gaya berpusat dititik poer ini.Diperlukan

koordinasi dengan konsultan perencana untuk mencari solusi teknis yang baik mengingat

dari segi waktu dan cost, sehingga efektifitas konstruksi tercapai.Dalam pelaksanaan

pondasi ini terdiri dari :

-          Formwork/Bekisting

Menggunakan papan dan kayu berasal dari jenis kayu klas III, bekisting yang

dipasang harus kuat dan kokoh tidak boleh goyang atau lepas.

-          Beton Camp 1 : 2 : 3 (Sesuai dengan acuan Pelaksanaan dok tender )

Untuk pelaksanaan beton menggunakan pengaduk beton Concrete Mixer.

Campuran beton dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr dalam pelaksanaan dan

pengujian beton sesuai bestek  dimana setiap benda uji harus ditulis tanggal dan posisi

pekerjaan.

-          Pembesian

Menggunakan Besi Beton Polos Dia 8 – 15.

Pekerjaan Pondasi atau Under Structure dibagi menjadi 4 bagian besar :

-          Beton Cor Lantai Kerja

Beton Cor Lantai Kerja berfungsi  sebagai penahan, supaya beton tidak langsung

menyentuh tanah.  Yang dalam pelaksanaan seringkali saat fabrikasi besi beton

bersinggungan dengan tanah sehingga karakteristik besi beton dan monolitnya antara beton

dan besi bisa terganggu.

-      Pondasi Plat Setempat

-      Sloof 20/20 Camp 1 : 2 : 3 Dan Sloof 15/20 Camp 1 : 2 : 3

Sloof beton bertulang adalah struktur yang berfungsi sebagi penyebar/pembagi beban

merata, yang diteruskan ke pondasi. Selain berfungsi sebagai penyebar/pembagi beban di

atasnya juga sebagai pengaku antara kolom dengan kolom atau sebagai rigid frame.

Page 7: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

56

Sloof biasanya berpenampang segi empat dan berada diantara permukaan tanah tergantung

dari perencana menempatkan sloof sebagai rigid frame atau flexible frame.

Di dalam pelaksanaan pekerjaan sloof untuk memudahkan di pelaksanaan di lapangan

pekerjaan dilaksanakan setelah sebagian tanah urug dikerjakan dan simultan dengan

pekerjaan pondasi. Pelaksanaan Pekerjaan Sloof dilaksanakan setelah 60% dari pekerjaan

Pondasi baik plat atau pun Batu Bata 1 Bata selesai. (Analisa teknis waktu bisa dilihat

dalam table uraian analisa teknis dokumen penawaran ini). 

Hal yang harus diperhatikan dalam  pekerjaan sloof yaitu :

-  Pertemuan antara kolom dan sloof perlu diperhatikan join dan penulangannya sesuai

dengan gambar atau atas arahan direksi lapangan.

-                      Stek kolom praktis perlu dipersiapkan sebelum pelaksanaan.

Perlunya pemahaman terhadap pelaksanaan sehingga stek kolom praktis pada posisi

yang tepat.

-          Pondasi Batu Bata 1 Bata

Pondasi yang berfungsi menerima beban merata dan menyebarkannya ke dalam

tanah. Didalam pelaksanaan proyek ini beban merata yang diterima oleh pondasi Batu Bata

1 Bata berasal dari beban-beban dinding ataupun lantai.

Pondasi Batu Bata 1 Bata tidak diperuntukan menerima beban terpusat dari struktur

karena pondasi ini tidak bisa menerima gaya lateral. Pondasi Batu Bata 1 Bata

berasal dari batu bata local yang dikombinasi dengan adukan pasir semen

dengan komposisi 1:4. Bentuk penampang melintang dari pondasi ini berbentuk

persegi, dengan ukuran lebar bawah ataupun lebar atas serta ketinggian disesuaikan

dengan bestek dan atas sepengatahuan direksi.

Bagian atas diratakan dengan adukan semen yang berfungsi leveling untuk pemasangan

sloof diatasnya.

4. Urugan kembali tanah galian

5. Yaitu pekerjaan yang menggunakan material tanah bekas galian untuk mengisi sisi pondasi

yang dikerjakan  secara parallel atau simultan sesuai dengan arahan dari supervisor

lapangan.Prosedur dalam mengurug kembali tanah galian ke dalam pondasi harus

mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan.  Sisi pondasi yang akan diurug harus

sudah bebas dari kotoran puing-puing atau kayu serta bekisting yang masih menempel pada

pondasi tersebut. Hal ini untuk menghindarkan keroposnya tanah urug yang

menyebabkan daya dukung tanah akan menurun.Bila tanah yang ada tidak

Page 8: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

57

mencukupi maka perlu didatangkan tanah baru atas persetujuan pemilik dan

rekomendasi dari direksi lapangan.

6. Membuang tanah yang tidak terpakai dan kotoran yang dapat membusuk.

7.       Pemadatan

Pemadatan adalah proses yang bersamaan dengan proses timbunan pemadatan yang

digunakan. Dalam proyek ini dilakukan secara manual dengan menggunakan alat

bantu untuk memadatkan tanah .Pola pelaksanaan mengacu kepada standar

teknik di Indonesi yaitu pemadatan dilakukan secara berlapis,  dimana setiap lapis

mempunyai ketinggian 5-20 cm dan selama dalam pemadatan tanah, perlu disiram dengan

air supaya pori-pori tanah terisi dan monolit secara struktur tanah atau mencapai kepadatan

titik jenuh air. Secara visual kepadatan tanah bisa diperhatikan bila air sudah tidak bisa

meresap lagi. Bila direksi lapangan masih ragu akan kwalitas maka perlu pengetesan pihak

ke-3 atau labratorium dengan metode sand cone tes. Perlu diperhatikan

pemakaian alat dalam pemadatan Tamping Ramer hanya digunakan dalam

pemadatan skala kecil seperti disela-sela Pondasi dan lusan yang tidak lebih dari 1000 M3.

Kemampuan alat dalam memadatkan tanah sangat tergantung dari kemampuan

dalam urugan yang menggunakan tenaga manusia.Kemampuan alat pemadat

(tamping ramer) sehari mencapai 30 M3. Meratakan tanah bekas galian sesuai dengan

muka tanah yang disyaratkan dalam gambar rencana.

8.       Cerucuk Dia 6-12 cm Pjg 3 m

Tiang perancah dipasangan pada jarak setiap 20 cm2 rapi tersusun. Setiap tiang

perancahdengan tiang perancah lainya diperkuat dengan cross section yang disusun

sedimikian rupa, sehingga akses jalan masih bisa dilaksanakan, hal ini perlu dikonsultasikan

dengan direksilapangan.

9.       Dasar galian pondasi Tidak menggunakan cerocok.

3. PEKERJAAN STRUKTUR

Pekerjaan upper structure / Struktur bagian atas adalah pekerjaan struktur yang terdiri dari

kesatuan utuh rangka bangunan. Rangka bangunan atau sering disebut frame terdiri dari

kolom , balok dan plat daak.

Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Utama dimulai setelah pondasi mencapai 70%

Mekanisme kerja Frame / Rangka Struktur adalah Beban  yang langsung memikul beban-

beban diatasnya (beban mati atau beban hidup) akan diteruskan ke  balok menjadi beban

merata. Bila Balok Anak yang menerima beban maka beban ini akan diteruskan ke balok

Page 9: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

58

induk menjadi beban terpusat,  sehingga balok utama memikul beban merata dan beban

terpusat yang selanjutnya diteruskan ke Kolom menjadi beban axial. Dalam proyek ini

rangka bangunan yang dikerjakan memakai beton bertulang dimana beton yang digunakan

memakai beton dengan Camp 1 : 2 : 3 dan besi beton/reinforce bar memakai Besi Beton

Polos Dia 8 – 15 dan Besi Beton Polos 4  Dia 12.

Dalam pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan dari bangunan bawah menuju bangunan atas.

Pekerjaan dilaksanakan tahap per tahap sampai mencapai yang diinginkan.

Pekerjaan ini dibagi 4 bagian :

1.  Kolom Utama

Kolom merupakan struktur yang menahan beban axial dan lateral sangat

diperlukan sekali ketelitian dan presisinya. Bekisting kolom memakai Multiplek 9 mm

supaya dihasilkan presis dan kehalusan permukaan kolom terjaga, karena sebagian besar

akan terekspos baik dari segi struktur dan arsitektur kolom akan tercapai maksud dan

tujuannya.

Sifat kolom yang rumit didalam struktur perlu diperhatikan adalah proses fabrikasi mulai

dari bekisting pembesian dan pengecoran balok.

Bekisting harus kuat dan kokoh, pengecekan vertikal dalam pelaksanaan pemasangan

bekisting perlu dilaksanakan dari dua arah, untuk menghindarkan terjadinya puntiran.

Didalam pembesian yang perlu diperhatikan adalah sambungan dan tekukan atau

sambungan oleh para pelaksana lapangan tidak kurang dari 1 m.

Tipe sambungan bisa di bengkokan ke arah balok atau bisa juga di bengkokan ke arah plat

lantai. Besi tidak boleh menempel pada bekisting atau selimut beton minimal 5 cm.

Pengecoran  kolom memakai campuran beton 1Pc : 2Ps : 3Kr (K-175).

K-175 mempunyai arti bahwa beton tersebut mampu menahan beban Wbk 175

kg/ cm2 setelah berumur 28 hari. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan bila

memakai system manual adalah job mix.

Selain semen sebagai pembentukan kualitas beton,  campuran air perlu diperhatikan. Karena

volume air yang berlebihan dalam pelaksanaan dapat beresiko menurunkan kuat tekan

beton, bleeding,shrinkage.

Pengecoran kolom yang perlu diperhatikan adalah pemberhentian / stop cor,

stop cor dilaksanakan di ¾ tinggi kolom dari lantai beton. Hal ini menjaga instabilitas

dalam pekerjaan, dimana momen kolom pada ketinggian ¾ h ini adalah 0. Sambungan

beton lama dan beton baru perlu memakai cairan semen yang telah

direkomendasikan oleh direksi lapangan.

Page 10: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

59

Pembukaan bekisting  perlu ketelitian supaya bisa digunakan untuk pekerjaan berikutnya

dan bila terjadi beton keropos segera ditutup dengan plaster 1:2 dengan sebelumnya diberi

perekatsemen atau atas arahan dari direksi lapangan.

2. Kolom Praktis

Pekerjaan Kolom dilaksanakan bersamaan dengan pekerjaan pasangan bata, memakai beton

campuran 1 : 2 : 3 Kolom praktis dipasang setiap bidang bata mencapai 12 M2 dan disetiap

pertemuan antara dinding dengan dinding. Kolom praktis selain membantu dinding dari

bahaya lateral juga berfungsi mencegah retak suatu dinding berkepanjangan bila terjadi

gempa. Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan kolom praktis adalah tulangan dan selimut

beton. Petunjuk dan arahan dari direksi  sangat diperlukan.

3. Balok Utama / Ring Balok Struktur.

Atau selanjutnya disebut Balok. Didalam pelaksanan, harus cakap dan memahami system

penulangan. Karena mempunyai tulangan tumpuan dan tulangan lapangan. Ketentuan

tulangan tumpuan :

*             Terletak di ¼ bentang buhul.

*             Tulangan bagian atas biasanya lebih banyak.

*             Begel / Besi sengkang semakin rapat Tulangan lapangan mempunyai ciri

ciri:

-              Terletak di ½ bentang bagian tengah

-              Tulangan bagian bawah biasanya lebih banyak

-              Begel / Besi sengkang lebih lebar dibandingkan dengan tul tumpuan 

4. Pelebaran Kolom + Relief

Merupakan struktur yang menahan beban atas, dengan mode relief atas

pesetujuan direksi. Pelebaran kolom bersambung langsung terhadap beberapa titik

Kolom utama struktur. Pengecoran  kolom memakai campuran beton 1Pc : 2Ps : 3Kr, besi

Beton Polos Dia 8 – 15 dan Besi Beton Polos 4  Dia 12 dan Bekisting kolom memakai

Multiplek 9 mm. Bagian-bagian Pekerjaan Kolom utama dan Balok utama :

1. Formwork atau Bekisting

Bekisting plat dan Balok terbuat dari Playwood 9 mm dan didalam pelaksanan bias dipakai

untuk pembuatan plat lantai berikutnya, maksimal pemakaian adalah 3 x pemakaian,

sehingga bila sudah melebihi 3 x perlu persetujuan dari direksi untuk pemakaian

selanjutnya.

Saat pembuatan Plat Bekisting yang perlu diperhatikan adalah elevasi bagian bawah plat

dan balok. Dan lubang jendela di balok perlu dibuatkan atas arahan dreksi supaya

Page 11: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

60

memudahkan saat pembersihan untuk pelaksanaan pengecoran. Selain itu, perlu

diperhatikan dan didiskusikan dengan direksi lapangan titik-titik dimana akan dipasang

conduit / Sparing baik elektrikal ataupun plumbing, sehingga tidak terjadi

pembobokan setelah dicor karena akan mengganggu stabilitas daya dukung beton.

2. Pembesian

Dalam pelaksanaan, jarak pembesian menjadi titik acuan. Pembesian balok bagian bawah

tidak boleh menyentuh bekisting dimana selimut beton minimal 5 cm perlu beton decking.

Besi yang digunakan adalah Beton Polos Dia 8 – 15 dan Besi Beton Polos 4  Dia 12.

3. Pengecoran

Pengecoran menggunakan campuran beton 1Pc : 2Ps : 3Kr (K-175) dan dibantu dengan alat

bantu untuk menjangkau area yang jauh seperti kereta sorong. Penyiraman beton dilakukan

selama 7 hari berturut-turut pagi dan sore untuk menjaga kelembaban beton supaya

tidak ekstrim dalam penyusutan yang menyebabkan retak rambut ataupun

kebocoran-kebocoran lainnya.

Pekerjaan mengikuti bestek dan dikonsultasikan dengan direksi lapangan untuk

mendapatkan arahan yang efektif dan efisien.

Pembongkaran bekisting dilakukan bertahap. Setelah 2 hari, bekisting-bekisting vertical

bisa dibuka. Setelah 7 hari, perancah sebagian bisa dibuka kecuali perancah yang menahan

beban langsung / di atas balok. Setelah 14 hari, dimana kekuatan beton telah mencapai 75%

perancah bisa dibuka kecuali area di bawah balok utama / memikul beban utama.Setelah 14

hari, baru keseluruhan bisa di buka.

4. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING

a.       Timbunan Tanah Bawah Lantai.

Yaitu pekerjaan yang menggunakan material sisa tanah bila sisi-sisi pondasi telah terisi

semua, maka sisa tanah yang ada disebar diseluruh area dalam bangunan. Tujuan

pengurugan ini adalah untuk mendapatkan titik 0 bangunan, sesuai di dalam gambar

bestek atau arahan dari direksilapangan.

Tempat yang akan ditimbun, terlebih dahulu dibersihkan dari segala macam bentuk kotoran

dan sampah dan sisa-sisa bahan bangunan yang sifatnya dinamis.

Timbunan tanah, diurug selapis demi selapis dengan ketebalan 10 cm, kemudian

dipadatkan.

b.      Pasir Urug 5 Cm

Urugan pasir urug setebal 5 – 10 Cm diatas timbunan tanah dan diratakan.

Page 12: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

61

Pekerjaan dikerjakan sebelum dilakukan pengecoran Cor Lantai Kerja.

c. Pasang Lantai Keramik 30 Cm X 30 Cm

Pemasangan Lantai Keramik 30 Cm X 30 Cm dilakukan (Dikerjakan) setelah pekerjaan Cor

Lantai dengan campuran beton 1 : 3 : 5 Tbl 10 Cm.

rancangan keramik mengikuti gambar rencana dan dipasang siku

dengan sudut ruangan. Nat / celah antara keramik yang satu dengan keramik yang lain

dibuat sekecil mungkin dan lurus.

Nat / celah antara keramik tersebut diisi dengan campuran bubuk semen putih.

Sebelum diaplikasikan dalam pemasangan keramik lantai, ada lapisan beton rabat dengan

campuran 1 : 3 : 5  dengan ketebalan 7 cm dan pasir urug dengan ketebalan 5

cm dimana beton rabat berfungsi sebagai leveling pemasangan keramik. Sebelum

pelaksanaan,  terlebih dahulu mengajukan kepada direksi akan skema warna dan

merk yang akan digunakan. Dan mengajukan gambar kerja atau shop drawing

dengan keadaan atau kondisi ruangan yang sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk

menentukan dan menyamakan persepsi starting point (kepala-an) keramik. Kemudian

dengan ditarik benang ditentukan posisi siku keramik terhadap siku bangunan.

Keramik yang dipasang tidak boleh kopong / kosong. Bila hal itu terjadi, Lapisan Keramik

yang Kosong harus diisi dengan pasta semen.

d. Pekerjaan Pasangan Dinding & Plasteran

Pasangan dinding adalah gabungan dua pekerjaan yaitu pasangan bata dan plasteran,

pasangan dinding sebagai cover bangunan menjadi pekerjaan yang esensial.

Presisi dan kelurusan dari pemasangan dinding sangat diperlukan, karena akan ada

keterkaitan dengan pekerjaan kusen/jendela, keramik dan plafond. Pelaksanaan Pekerjaan

Plateran Dinding ini dimulai setelah struktur Utama mencapai 75%.

1.       Pasangan Dinding Bata 1 : 4

Pasangan dinding Tidak memakai sekat.

Dalam pekerjaan ini, pasangan bata yang digunakan adalah pasangan ½ bata dengan

adukan 1pc : 4ps.

Kontrol :

“Pemasangan bata untuk mendapatkan kelurusan horizontal diperlukan benang sebagai

acuannya. Dan tidak boleh melebihi dari 10 bata posisi benang acuan harus dipindah dan

seterusnya. Pemasangan bata dilakukan dari bawah ke atas. “

2.       Pekerjaan Plasteran 1 : 4

Page 13: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

62

Pekerjaan plasteran merupakan pembungkus dari pekerjaan bata. Ketebalan dalam plasteran

perlu diperhatikan, terkadang ada beberapa area bata yang cekung sehingga pemasangan

menjadi tebal. Ketebalan rata-rata 1,5 cm - 3 cm dengan adukan 1 pc : 4 ps. Sistem

pelaksanaan plasteran dari atas ke bawah dengan dibuat kepalan untuk mendapatkan

kelurusan bidang yang akan diplaster.

Sebelum diaplikasikan, bata terlebih dahulu disiram air untuk mendapatkan kelembaban

bata sehingga plasteran akan menyatu baik dengan bata. 

Semua pekerjaan pelesteran dilaksanakan sebagaimana prosedur dan teliti agar pekerjaan

yang dimaksud sesuai dengan yang direncanakan.

Kontrol :

“Bila ditemukan ketebalan yang melebihi dari 3 cm pemasangan diperlukan kawat ayam /

kawat locket atau atas persetujuan dari konsultan pengawas. Sebelum ditutup dengan

plasteran, pastikan pipa-pipa conduit atau pipa-pipa lainnya telah terpasang. Hal ini untuk

menghindari pekerjaan bongkar pasang sehingga hasil plasteran tidak memuaskan. Tenaga

yang plaster, perlu yang mempunyai pengalaman dan teknis yang baik untuk menghindari

dinding bergelombang dan retak rambut.” 

5. PEKERJAAN KAP DAN RANGKA ATAP

1.       Kuda – kuda atap.

Konstruksi kuda-kuda pada bangunan ini menggunakan kuda-kuda kayu dengan jenis kayu

kelas II ukuran 6/12. Pemasangan konstruksi kuda-kuda kayu dipasang sesuai dengan

gambar rencana dengan semua penyambungan kayu dan pengikat konstruksi ini,

menggunakan baut f 10.

2.       Gording

Pemasangan gording disokong dengan menggunakan balok kloss dan secara keseluruhan

pemasangan gording merupakan bidang datar dengan bahan menggunakan kayu kelas II,

dengan ukuran dan spesifikasi sebagaimana yang tercantum dalam gambar bestek. Atap

bangunan menggunakan atap Genteng Supersteel yang mana pada

pelaksanaanpemasangannya ujung bawah atap harus sampai rata / satu garis lurus.

3.       Pasangan Listplank

Listplank yang digunakan pada bangunan ini menggunakan kayu kelas II dipasang rangkap

sesuai dengan gambar detail. Seluruh permukaan kayu listplank diketam halus, Sudut

bawah listplank diketam profil. Pemasangan listplank tersebut harus diwater pass, dan

semua permukaan listplank harus didempul/diplamir.

Page 14: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

63

6. PEKERJAAN PLAFOND

Pekerjaan Pemasangan Plafond Pekerjaan Plafond dimulai setelah pemasangan dinding

+ Plasteranselesai 75% dan pekerjaan instalasi listrik selesai 100%

1.       Rangka Plafond

-          Rangka plafond dibuat dari kayu kelas II dengan kwalitas baik, tidak mempunyai

cacat pada kayu.

-          Rangka plafond pada sisi bagian bawah harus diketam guna mendapatkan sisi

permukaan plafond yang sempurna.

-      Kayu rangka yang akan digunakan adalah : balok induk yang dipasang pada seluruh

keliling.

-      Bagian tepi plafond menggunakan balok dengan ukuran 5/7 cm, sesuai dengan ukuran

pada gambar detail. Sedangkan untuk balok pembagi digunakan balok berukuran 5/7 cm.

-          Pemasangan plafond dikerjakan setelah seluruh instalasi elektrikal telah terpasang.

Kontrol :

sebelum triplek tebal 4 mm dipasang, Supervisor akan mengecek level dan

ketinggian dan semua intalasi telah terpasang dengan baik.

2.       Penutup plafond

-          Seluruh permukaan plafond menggunakan plywood 4 mm dengan ukuran jadi sesuai

dengan ukuran bestek.

-          Arah alur pemasangan mengikuti gambar rencana.

7. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA KUNCI DAN PENGGANTUNG

Pekerjaan Kusen Pintu Jendela dan Penggantung  Didalam proyek ini terdiri dari

material kayu Kelas II.

1.       Pekerjaan Pintu

-          Pintu-pintu pada bangunan ini menggunakan pintu panil papan Ex Pabrik dengan

jenis kayu kelas II.

-          Pintu panil papan dipasang dengan menggunakan engsel kuningan dengan ukuran 4”

dipasang sebanyak tiga buah setiap daun pintu, lengkap dengan satu unit kunci 2 slag setara

SES

-      Pintu ini dipasang lengkap satu set (kunci, gerendel dan engsel).

2.    Pekerjaan Jendela

-          Jendela bingkai dipasang menggunakan engsel 3” sebanyak 2 buah setiap satu daun

jendela.

Page 15: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

64

-      Jendela menggunakan jendela bingkai kiri kanan dan jendela kaca polos ditengah,

dengan ukuran sesuai yang ad dibestek dengan memakai bahan kaca polos bening tebal 5

mm.

-          Masing – masing jendela dipasang grendel 2 buah, hak angina 2 buah dan satu buah

pegangan jendela.

8. PEKERJAAN CAT DAN RESIDU

1.       Pekerjaan cat terdiri dari :

-          Pengecatan dinding bangunan digunakan cat ex movilex sejenis.

-          Pengecatan plafond bangunan digunakan cat ex movilex sejenis.

-          Pengecatan kusen, pintu dan ventilasi digunakan cat ex movilex sejenis.

-          Pengecatan listplank digunakan cat vinilex sejenis.

2.       Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan seluruh permukaan yang akan dicat diplamir

terlebih dahulu untuk mendapatkan seluruh permukaan yang rata dan seluruh pori-pori permukaan

bidang yang akan dicat tersebut benar-benar rapat sesuai dengan rencana.

3.       Seluruh bidang yang dicat dilaksanakan dengan tiga kali/tiga lapis.

4.       Jenis warna cat akan ditentukan kemudian.

9. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Lingkup pekerjaan Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi

didalam bangunan, penyediaan bola lampu, kabel – kabel, pipa PVC, dan sebagainya.

Jumlah titik lampu dan stop kontak disesuaikan dengan yang tertera dalam gambar. Bahan –

bahan yang digunakan :

-          Kabel NYA, Isolasi PVC, luas penampang minimum yang boleh digunakan 24 mm2.

± Stop kontak dan saklar dari bahan ebonite kualitas baik.

-          Lampu yang dipakai untuk ruang kelas adalah lampu DouwnLight 23 watt dan

bagian luar bangunan atau diteras juga dipasang lampu DouwnLight 23 watt.

-          Panel Box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan

instalasi listrik, produksi dalam negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pertanahan)

dari kabel BC.

Penggunaan

-          Kabel NYA dipergunakan sebagai instalasi penerangan.

Pedoman pelaksanaan

Page 16: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

65

-          Pemasangan dan tata letak titik lampu / stop kontak kerja jenis amatur lampu yang

dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik pada dinding maupun beton

harus ditanam ( sistim inbouw ) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond, diikat

dengan isolator khusus dengan jarak 1.00 atau 1.20 m, atau jaringan kabel diatas plafond

tersebut dimasukkan dalam pipa PVC.

-          Khusus instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pertahanan) sesuai dengan

peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).

-          Untuk pekerjaan instalsi listrik, atas persetujuan Direksi, pemborong boleh

menunjukkan pihak ketiga (instalatur) yang telah dimiliki izin usaha instalasi atau izin

instalatur yang masih berlaku dari perum Listrik Negara ( PLN ).

-          Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik menyala

(siap dipergunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN.

-          Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Rekanan Pelaksana pada beban penuh

selama 1 x 24 jam secara terus menerus, semua biaya yang timbul menjadi tanggung jawab

Rekanan Pelaksana.

Dalam pelaksanaan pembangunan ini, pekerjaan Jaringan Listrik pemasukan arus PLN

sebesar 105000 VA atau 480 A menjadi bagian skup dalam pekerjaan ini.

Koordinasi dengan pihak terkait diperlukan menyangkut system dan mekanisme yang

berlaku antar instansi baik PLN sebagai distribusi listrik ataupun Pemda sebagai pemakai. 

Shop drawing / wiring diagram dan titik instalasi khusus bila diperlukan harus mendapat

persetujuan oleh owner dan direksi maka kontraktor baru bisa mengerjakannya.

1.       Pekerjaan Instalasi kabel 

Pekerjaan kabel instalasi yang sebagian di pasang di atas plafond dalam pemasangan

instalasi kabel ini perlu diperhatikan sambungan dan kekuatan sambungan serta teknik

pelaksanaan telah mengacu kepada PUIL. Sistem pemipaan di atas plafond di klem

dengan rapi atau atas arahan dari direksi lapangan,s ementara kabel yang tertanam dalam

dinding menggunakan pipa conduit PVC untuk memudahkan dalam maintenance.  

2.       Pemasangan Armature

Pemasangan armature lampu disesuaikan dengan kondisi ruangan. Lampu-lampu terpasang

harus kuat dan rapi menempel dengan gypsum. Ketinggian stop kontak dan sklar

disesuaikan dengan bestek atau arahan dari direksi lapangan. Persetujuan type panel

disetiap bangunan sangat diperlukan karena setiap bangunan akanberbeda

kebutuhan dayanya.

Page 17: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

66

10. PEKERJAAN AKHIR

1.       Seluruh ruangan dalam bangunan dan pekarangan bangunan harus dibersihkan dari

segala macam bentuk kotoran dan sampah – sampah, segala macam sisa –sisa bahan

bangunan dan benda – benda bekas pelaksanaan pekerjaan harus dibuang pada tempat yang

ditentukan.

2. Pekerjaan bangunan dan halaman harus sudah dalam keadaan siap untuk dipakai

namun demikian syarat – syarat yang harus dipenuhi antara lain :

-          Seluruh bagian–bagian dari gedung harus sesuai dengan spesifikasi gambar - gambar

rencana bangunan dan memenuhi RKS.

-          Seluruh komponen berfungsi dengan baik

3. Apabila penyerahan pertama telah dapat dilakukan maka Pemborong harus

menyerahkan satu buah setiap kunci pintu, dan surat IMB.

4. Penyerahan kedua dapat dilakukan dengan syarat apabila seluruh pekerjaan

penyempurnaan terhadap kekurangan – kekurangan dan cacat – cacat pada masa

pemeliharaan telah diperbaiki dan menyerahkan keseluruhan kunci – kunci pintu yang

masih ada pada Pemborong serta tiga set foto – foto pelaksanaan.

3.3 SPESIFIKASI3.1.1 Pekerjaan ini harus dilaksanakan sesuai dengan :

1. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk bangunan gedung SK.SNI. T1503

2. Tata cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI 17271989-F.

3. Tata cara Perencanaan Mendirikan Bangunan Gedung SNI 1728-1989-F.4. Tata cara Perencanaan Beton bertulang dan Struktur Dinidng Bertulang

untuk rumah dan Gedung SNI 1734-1989-F.5. Spesifikasi dan bahan Bangunan SK SNIS-04-1989-F, SK SNIS-05-1989-F

dan SKSNIS-06-1989-F. 6. Tata cara Perencanaan Bangunan dan lingkungan untuk perencanaan

bahaya kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI 1734-1989-F.7. Pedoman Perencanaan Penangkal petir SKBI-1.3.53.1987.8. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 yang

diterbitkan olehYayasan Normalisasi Indonesia.9. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961 yang

diterbitkan oleh Yayasan Normalisasi Indonesia. 10. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) tahun 1982. 11. Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970. 12. Pedoman dari Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum

Tentang Tata caraPenyelenggaraan Bangunan Negara Jutlak 8 tahun1993/1994.

Page 18: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

67

13. Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pengawas Lapangan.

3.2 Lingkup Pekerjaan Pekerjaan Pembangunan Gedung Sekolah meliputi pekerjaan antara lain :

A. Pekerjaan PendahuluanB. Pekerjaan StrukturC. Pekerjaan ArsitekturD. Pekerjaan PancanganE. Pekerjaan Lain – Lain

Sarana Bekerja dan Tata Cara Pelaksanaan

a. Untuk kelancaran pekerjaan Kontraktor harus menyediakan Site Manajer yang b. dianggap memadai di lapangan sebagai penanggung jawab penuh di lapangan. “Site

Manajer” harus memiliki kwalifikasi minimal sabagai Tenaga Ahli golongan C menurut ketentuan Bappenas. Kontraktor harus mengajukan Curiculum Vitae Site Manager yang bersangkutan untuk memperoleh persetujuan dari Direksi.

b. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan. Direksi berhak meminta kontraktor mengadakan peralatan pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, ,mutu dan kecepatan pekerjaan. Semua mobilisasi dan sewa peralatan dianggap telah diperhitungkan dalam penawaran kontraktor.Sebagai gambaran, peralatan minimal yang harus digunakan dalampelaksanaan pekerjaan ini adalah : Molen Mesin penggetar Mesin pemadat (stamper) Pompa air Alat-alat ukur lengkap Bor listrik Alat-alat pertukangan sederhana Dan alat-alat lainnya yang dianggap perlu.

c. Kontraktor wajib meneliti setiap situasi tapak-job site dan hal lainyang mempengaruhi penawaran. Unruk itu sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib melakukan survey ulang guna memperoleh ekurasi memperoleh data yang Up to Date.

d. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS, gambar rencana, Berita acara penjelasan, berita acara rapat lapangan, serta petunjuk konsultan perencana-konsultan pengawas dan tim teknis pengelola kegiatan.

3 . 3 U k u r a n - U k u r a n P o k o k

1. Ukuran pokok / peil + 0.00 meter bangunan ini akan ditentukan pada

waktu penin jauan lapangan.

2. Dibawah pengamatan Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan membuat titik duga dari

beton bertulang 10x10x200 cm ( kayu ulin ). Titik duga tersebut harus dijaga

kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh

dibongkar tanpa izin Konsultan Pengawas.

Page 19: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

68

3. Pengukuran-pengukuran dilakukan dengan alat-alat penyipat datar oleh Tenaga

Ahli dalam bidang tersebut. Hasil pengukuran harus mendapat persetujuan dari Direksi sebelum diteruskan pada tahap-tahap selanjutnya.

3.4 Jenis dan Mutu Bahan

1. Bahan bangunan yang digunakan harus mengikuti standar nasional Indonesai(SNI) tentang bahan bangunan yang berlaku.2. Jenis dan mutu yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi

dalam negeri minimal sesuai dengan surat Menteri Penertiban Aparat Negara, Menteri Perdagangan dan Industri tanggal 23 desember 1980 atau dapat digunakan bahan lain sesuai dengan petunjuk direksi.

3. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi speksifikasi teknis terdapat beberapa jenis merk diharuskan memakai satu jenis merk saja.Contoh-contoh yang dikehendaki olah pemberi tugas harus disediakan tanpa kelambatan atas biaya pemborong dan harus sesuai dengan standar.

4. Contoh-contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila ternyata bahan atau cara pengajuan tidak sesuai dengan contoh baik kwalitas maupun sifat-sifatnya.

3.5 Uraian dan Gambar Pekerjaan1. Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan

secara efisien dengan urutan teratur termasuk semua alat-alat pembantu yang diperlukan seperti andang, alat-alat perangkat, alat-alat penarik dan segalanya yang diperlukan untuk semua pekerjaan.

2. Kekeliruan dalam semua pekerjaan atau kwalitas, atau pengurangan bagian dalam gambar dan RKS tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak, akan tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap sebagai suatu perubahan yang wajar.

3. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstriksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilakukan oleh konsultan perecanaan telah disampaikan pada rekanan beserta dokumen yang lain. Rekanan tidak boleh merubah atau menambah tanpa persetujuan tertulis dari Pelaksana Kegiatan/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubunganya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud lain.

4. Bila direksi menganggap perlu maka pemborong harus membuat tambahan gambar detail, yang diperksi dan disyahkan oleh direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik pemberi tugas.

5. Rekanan harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap termasuk RKS, berita acara aanwizing dan time schedule (curva-S) dalam keadaan baik dan dapat dibaca dengan jelas termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan agar selalu tersedia jika Pelaksana Kegiatan/Direksi sewaktu-waktu memerlukan.

3.6 Pekerjaan Persiapan1. Pembersihan Lapangan

Sebelum Kegiatan DimulaiKontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum pelaksanaan dimulai. Pembersihan harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga profil permukaan tanah terlihat dengan jelas.

Setelah Kegiatan SelesaiSetelah Kegiatan selesai dan sebelum dilakukan penyerahan pekerjaan kepada

Page 20: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

69

PelaksanaKegiatan, kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala macam kotoran, puing-puing dan peralatan yang digunakan selama Kegiatan berlangsung. Semua kotoran dan lain-lain tersebut harus dikeluarkan dari site. Ketidak sempurnaan pembersihan dapat dijadikan alasan oleh Direksi untuk menolak serah terima pekerjaan.

2. Keamanan KegiatanKontraktor harus menjamin keamanan Kegiatan, baik terhadap barang-barang milik kontraktor maupun terhadap keributan yang mungkin timbul dari perselisihan buruh / karyawan.

3. Listrik dan Air KerjaUntuk keperluan pekerjaan kontraktor harus menyediakan sendiri listrik untuk bekerja maupun penerangan. Kebutuhan air kerja yang memenuhi syarat PBI juga harus dipenuhi oleh kontraktor.

4. Drainase SementaraKontraktor harus membuat drainage sementara selama Kegiatan berlangsung baik untuk

pengeringan air hujan dan pembuangan sementara maupun untuk menghindai beceknya

lapangan akibat sisa-sisa air dari pekerjaan. Job site harus tetap kering selama pelaksanaan

pekerjaanberlangsung.

5. BouwplankKontraktor harus memasang buowplank yang cukup kuat yang terbuat dari papan Meranti kualitas baik dengan tebal 2 / 20 cm.

6. PemeliharaanKontraktor mengadakan pemeliharaan bangunan selama 180 (seratus delapan puluh) hari terhitung sejak penyerahan pertama pekerjaan. Kerusakan-kerusakan, kekurangan-kekurangan selama masa pemeliharaan tetap menjadi tanggungan pemborong dan harus telah selesai diperbaiki sebelum masa akhir penyerahan kedua. Biaya-biaya yang timbul selama masa pemeliharaan menjadi beban kontraktor dan telah diperhitungkan didalam penawarannya.

3.7 Keamanan Kegiatan Izin Membangun

Selama berlangsungnya kegiatan, kontraktor bertanggung jawab atas semua personil yang ditempatkan termasuk personil direksi (pengawas). Untuk itu kontraktor wajib memberikan daftar nama personil setiap hari sebelum memulai pekerjaan kepada direksi. Kontraktor harus menempatkan petugas jaga/keamanan selama 24 jam untuk menjaga material/barang kontraktor dilapangan. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat pemadam kebakaran dan bertanggung jawab atas kemungkinan terjadinya kebakaran selama masa pelaksanaan hingga penyerahan terakhir (kedua) kegiatan ini kepada Pelaksana Kegiatan.

Izin MembangunSemua biaya yang timbul akibat izin-izin yang diperlukan dalam pembangunan ini menjadi beban kontraktor dan diperhitungkan dalam penawaran kontraktor. Pelaksana Kegiatan bersedia membantu secara administrasi untuk memperoleh izin-izin tersebut.

Asuransi dan keselamatan kerjaKontraktor harus mengasuransikan seluruh pekerjaan/bangunan yang dilaksanakan pada proyek ini terhadap bahaya kebakaran selama pelaksanaan hingga habisnya masa pemeliharaan. Biaya yang timbul akibat asuransi ini menjadi beban kontraktor karena itu sudah dianggap diperhitungkan dalam penawaran kontraktorpada bagian keuntungan dan resiko.

Page 21: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

70

Barak kerjaKontraktor harus membuat barak kerja bagi pekerja dari bahan semi permanent yang cukup layak ditempati. Luas jarak pekerjaan ini disesuaikan dengan penetapan oleh direksi. Barak pekerja ini harus dilengkapi dengan tempat tidur memanjang yang dibuat dari kayu.

Gudang materialKontraktor wajib membuat gudang material yang dimaksudkan untuk penyimpanan material atau peralatan yang memerlukan perlindungan alam atau terhadap pencurian.

3.8 Pekerjaan Tanah

1. Penjelasan Umum Kontraktor menerima keadaan tanah sebagaimana adanya. Pekerjaan tanah yang akan dilaksanakan dapat meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Penggalian tanah untuk pondasi, parit, saluran-saluran dan bak kontrol.b. Mengurug kembali bekas galian tersebut dan memadatkannya serta mengurug

tanah untuk mencapai peil ketinggian lantai.c. Pembentukan muka tanah serta pembuangan sisa-sisa tanah yang tidak

diperlukan sesuai petunjuk Direksi.d. Pekerjaan-pekerjaan tanah yang belum disebutkan diatas namun sangat

relevan dengan pekerjaan utama tetap merupakan bagian dari pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kontraktor.

2. Syarat-syarat PelaksanaanDalam pelaksanaan pekerjaan tanah, kontraktor harus mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Khususnya dalam hal penimbunan dan pengurugan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat kepadatan yang telah ditetapkan dalam normalisasi.Pemadatan khususnya pemadatan untuk kedudukan lantai harus memakai mesin pemadat / vibrator.

Page 22: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

3.9 Pekerjaan Pancangan

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi batu gunung, kontraktor terlebih dahulu mengerjakan cerucuk ulin 10/10 dengan panjang 1,5 m dengan diberi sunduk ulin 5/10 dan papan kalang ulin 3/20 di sisi kanan dan kirinya dengan ukuran yang tertera pada gambar.

2. Satu minggu sebelum pelaksanaan pancangan pihak pelaksana sudah menyiapkan ( stok cerucuk ulin tersebut. Bahan kayu ulin tersebut tidak boleh ada yang cacat, kurang ukuran dan bahan tersebut sebelum pelaksanaan harus diketahui Direksi / Pengawas yang telah ditunjuk.

3. Pekerjaan pancangan harus sesuai dengan gambar kerja dan diketahui oleh Direksi/Pengawas.

3.10 Pekerjaan Batu dan Plesteran1. Bahan

a. Semen PortlandSemen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton.

b. PasirPasir yang digunakan harus pasir yang berbutir dan keras. Kadar Lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 %. Pasir harus memenuhi persyaratan PPUBI 1970 atau NI– 3.

c. AirAir yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan air yang digunakan untuk pekerjaan beton.

d. Batu BataBata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku. Bidang-bidang sisinya harus datar, tidak menunjukan retak-retak. Pembakaran harus merata dan matang. Bata merah tersebut ukurannya harus sama ukuran satu dengan yang lain dan harus memenuhi persyaratan NI – 10 dan PUBI 1970 ( N – 3 ).

e. Batu GunungDiameter maksimum yang diizinkan 20 cm bersudut tajam, bersih dari kotoran dan zat organis serta tidak retak-retak.

2. MacamPekerjaana. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan campuran seperti tersebut dibawah ini

72

Page 23: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

MACAM PERBANDINGAN PENGGUNAAN

M 1

M 2

M 3

1 Pc : 2 Ps

1 Pc : 3 Ps

1 Pc : 4 Ps

1. Untuk pemasangan dinding batu bata yang kedap air2. Untuk plesteran pekerjaan tersebut pada No. 1

dan untuk plesteran pekerjaan beton kedap air.3. Untuk pekerjaan pemasangan ubin

1. Untuk plesteran beton bertulang yang biasa

( tidak kedap air )2. Untuk rollag pasangan batu bata3. Untuk plesteran pingir

1. Untuk pemasangan pondasi batu kali / gunung2. Untuk pemasangan lantai batu bata lantai 1.3. Untuk plesteran dinding batu bata tidak kedap air

b. Pasangan tembok setinggi 50 cm dari atas sloof menggunakan adukan trasram macam MI.

3. Syarat-syarat Pelaksanaana. Pasangan Batu Gunung

Pasangan batu gunung untuk pondasi, harus diberi dasar / pasir urug setebal 10 cm disiram air hingga padat. Batu gunung ukuran sisi maksimum 20 cm. Semua batu gunung sebelum dipasang harus bersih dari segala kotoran, cara pemasangan harus bersilang dan permukaan bagian dalam harus terisi adukan ( mortal ) sesuai dengan campuran yang digunakan, semua nat tebal harus diisi batu kerikil.Sisi samping pondasi harus diplester kasar sesuai adukan pondasinya. Dalam proses pengeringan pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air. Selama pondasi belum selesai ( mencapai bentuk profilnya ) lubang bekas galian pondasi tidak boleh diurug.

b. Pasangan Batu BataBatu bata yang akan dipasang, harus direndam air hingga jenuh. Batu bata harus bebas dari segala kotoran sebelum dipasang. Cara pemasangan harus lurus dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 5 %. Ketinggian untuk pasangan 1/2 batu yang luasnya melebihi 12 m2 dan dalam proses pengeringannya harus selalu dibasahi dengan air minimal 7 ( tujuh ) hari. Pasangan tidak boleh diterobos perancak. Tempat adukan tidak boleh langsung diatas tanah, tetapi harus pakai alas ( kayu dan lain-lain ).

c. Plesteran Dinding dan SponingSemua dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut, proses pengeringan yang terlalu cepat selama 7 ( tujuh ) hari.

73

Page 24: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

Pengadukan harus diatas alas dari papan atau sejenisnya. Plesteran untuk dinding yang akandicat tembok atau kapur, penyelesaian terakhir harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu dengan cara dibeteli sponing agar plesteran dapat merekat. Untuk semua sponing agar digunakan campuran M 3. Sponing harus rata, siku dan tajam pada susutnya.

3.11 Pekerjaan Beton1. Bahan

a. SemenSemen Portland yang dipakai adalah semen produksi dalam negeri jenis 1 sesuai SK SNI yang dipakai. Semen harus tiba ditempat pekerjaan dalam kondisi baik serta dalam kantongan asli dari pabrik. Semen harus disimpan didalam ruang yang kedap air diatas lantai papan setinggi 30 cm. Kantongan semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap kedatangan semen dan harus dipakai berdasarkan urutan kedatangan.

b. Agregat ( Pasir, Kerikil atau Batu Pecah )Agregat halus dan kasar dapat dipakai agregat alamiah atau batu pecah asal memenuhi syarat menurut SK SNI.Agregat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karat.

c. A i rAir untuk campuran dan pemeliharaan beton harus dari air bersih dan tidak mengandung zat - zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat sesuai SK SNI.

d. Baja Tulangan ( Besi ) Baja / besi tulangan yang dipakai harus dari baja mutu yang telah

ditentukan oleh perencana menurut SK SNI. Bila baja tulangan oleh Konsultan Pengawas diragukan kualitasnya, harus diperiksakan di Lembaga Penelitian Bahan-bahan yang diakui, atas biaya Kontraktor.

Ukuran baja / besi harus sebagaimana tersebut dalam gambar. Penggantian dengan diameter lain hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis Konsultan Pengawas. Bila penggantian disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang dengan yang disebut dalam gambar atau perhitungan. Segala biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap apa yang ada digambar adalah tanggungan Kontraktor.

Semua baja / besi tulangan harus disimpan ditempat yang bebas lembab. Dipisahkan sesuai diameternya serta asal pembelian. Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap segala macam kotoran dan lemak serta sejauh mungkin dilindungi terhadap karatan.

Bahan Campuran Tambahan ( Additives ) Pemakaian bahan tambahan kimiawi ( concrete admixture ) kecuali

yang disebut tegas dalam gambar atau persyaratan harus seizin tertulis dari Konsultan Pengawas dan

74

Page 25: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis. Kontraktor harus mengajukan analisa kimiawinya serta bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.

Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan permulaan ( initial set ) boleh dipakai atas izin tertulis Direksi. Bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi persyaratan AS. 1478 dan ASTM. C.494 type B dan Type D sekaligus sebagai pengurangan air adukan dan penunda pengerasan awal.

Penggunaan harus sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik dan dimasukkan ke dalam mesin pengaduk bersamaan dengan air pengadukan yang terakhir dituangkan kedalam mesin pengaduk. Pemakaian additive tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan.

Semua baja tulangan, sloof, kolom, balok, dan ringbalk tertera padagambar detail.

e. AcuanBahan acuan dapat dibuat kubus dari papan kayu kelas II yang kering dengan tebal minimum2 cm atau panil-panil plywood baru, berukuran 15 x 15 cm² dengan tebal minimum 15 cm.

3.12 Pekerjaan Rangka AtapRangka atap pada pekerjaan ini menggunakan bahan Baja ringan. Spesifikasi teknik bahan ini adalah sebagai berikut :

1. Kuda-kuda Utama : Profile Kanal C- Tebal : 0,75 – 1,00 mm (untuk top dan bottom chord)- Tebal : 0,50 – 0,75 (untuk web)- Tinggi : 50 – 75 mm- Lebar : 25 – 35 mm

2. Reng : Profile Kanal U- Tebal : 0,3 – 0,4 mm- Tinggi : 30 – 40 mm- Lebar : 20 - 30 mm

3. Screw : Untuk truss 12 – 14 x 20 bright zincUntuk reng 10 – 16 x 16 bright zinc.

Kuda-kuda dipasang dengan menggunakan bracket L dan dynabolt, dengan jarakmaksimal 100 cm.Sebelum kuda-kuda baja ringan dipasang, harus dipastikan permukaan ringbalk bagian atas dalam keadaan rata. Ketinggian dan kemiringan kuda-kuda harus sesuai dengan gambar yang ada. Sebelum pemasangan penutup atap, sambungan-sambungan tiap ruas kuda-kuda harus terpasang rapi dan kuat. Material kuda-kuda baja ringan disarankan :1. Harus memiliki surat rekomendasi dari salah satu asosiasi/instansi

teknis Indonesia yang menyatakan bahwa material yang akan dipergunakan telah diuji secara teknis.

2. Harus memiliki data perhitungan kuda-kuda yang bisa dipertanggung jawabkan sebagai pembanding perhitungan dari konsultan perencana.

3. Material kuda-kuda harus memiliki jaminan

75

Page 26: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

minimal 10 tahun.

3.13 Pekerjaan Atap1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pengelolaan dan pemasangan penutup atap dari genteng metal dengan kualitas baik yang merknya ditentukan oleh pelaksana kegiatan sesuai harga yang tercantum dalam RAB dilakukan pada bagian atap serta seluruh detail yang disebutkan / dinyatakan dalam gambar.

2 Persyaratan Bahana. Sebelum melakukan pemasangan atap, terlebih dahulu harus mendapat

persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas.b. Pemasangan rangka atap harus benar-benar rapi, dan tidak bergelombang.c. Pemasangan atap genteng hanya dapat disetujui bila pemasangan rangka atap

telah disetujui oleh Direksi / Pengawas Lapangan.d. Kontraktor harus mengajukan atap genteng metal yang bersangkutan

mengenai tata cara pemasangan pada Konsultan Pengawas.e. Hasil pemasangan harus datar, dengan kelandaian 30o untuk atap.f. Persyaratan-persyaratan pemasangan atap genteng metal ini bilamana

terdapat kekurangan akan ditentukan kemudian. Pada prinsipnya pemasangan harus disetujui oleh Direksi / Pengawas Lapangan.

3.14 Pekerjaan Instalasi ListrikBahana. Semua bahan harus sesuai dan memenuhi standard / peraturan PLN dan SII. Khusus kabel, digunakan produksi setara Kabelindo atau kabel-kabel Metal atau Supreme.b. Untuk instalasi penerangan digunakan kabel jenis NYM 2 x 1,5 mm2 dan stop kontak digunakan kabel jenis NYM 3 x 2,5 mm2. c. Kabel / kawat distribusi menggunakan kabel NYF Gby dengan ukuran yang disesuaikan kebutuhan yang akan digunakan.d. Saklar harus berkekuatan 6 A 250 – 500 V jenis MK.e. Stop Kontak sekualitas MK dengan dengan kapasitas 16 A – 250 V.f. Semua fitting / armature buatan dalam negeri dari 1 ( satu ) pabrik dengan bentuk dan warna yang sama.

Terbuat dari bahan anti karat dan terlindung korosi. Bak lampu TL buatan dalam negeri tebal 1 mm Semua komponen lampu merk Philips / sejenisnya Lampu TL jenis inbouw / sejenisnya (RMI) Downlight untuk lampu luar dan km/wc dengan lampu SL

g. Panel Board es Siemens atau AEG. h. Arde dari Bare Cunductor 16 mm2.

3.14 Pekerjaan Sanitasi Air dan Pelengkap

1. Lingkup pekerjaanMembuat sistem pembuangan limbah berupa bak kontrol dan peresapannya. Ukuran sesuai gambar rencana.Membuat sistem pembuangan air kotor / hujan dari pasang batu bata

76

Page 27: BAB III METODE PELAKSANAAN (OKE).doc

( parit kelil ing bangunan ).2. Bahan

Bak kontrol dibuat dari konstruksi batu bata kedap air.3. Syarat Pelaksanaan

Sebelum mulai pelaksanaan, Kontraktor wajib mengkonsultasikan seluruh system sanitair dengan Direksi / Pengawas untuk penyesuaian lapangan. Untuk i tu kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi.Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor harus membuat As Built Drawing untuk diserahkan pada Direksi. Cara pelaksanaan harus rapi, kuat dan dipikirkan secara kesatuan sistem.

77