bab ii new
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Aluminium
Aluminium adalah logam yang ringan dan cukup penting dalam kehidupan manusia.
Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistim periodik unsur, dengan
nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol (sma). Di dalam udara bebas aluminium
mudah teroksidasi membentuk lapisan tipis oksida (Al2O3) yang tahan terhadap korosi.
Aluminium juga bersifat amfoter yang mampu bereaksi dengan larutan asam maupun basa.
(Anton J. Hartono, 1992). Aluminium merupakan logam ringan yang mempunyai ketahanan
korosi yang baik dan hantaran listrik yang baik dan sifat – sifat yang baik lainnya sebagai sifat
logam. (Surdia, T. 2005)
Aluminium (Al) mempunyai massa atom 27 (hanya ada satu isotop natural), nomor
atom 13, densitas 2,79 g/cm, titik lebur 660,4 oC, dan titik didih 2467 oC. Aluminium adalah
logam berwarna putih silver. Memiliki potensi redoks -1,66 V, bilangan oksidasi +3, dan jari-
jari atom yang kecil yaitu 57 pm untuk stabilitas dari senyawa aluminium. Aluminium adalah
logam hidrolisis kuat dan umumnya tidak larut dalam keadaan pH netral antara (6,0 – 8,0),
dibawah asam (pH < 6,0) atau alkali (pH > 8,0), dan dalam larutan anorganik atau ligan
organik (contoh OH-, F-, SO42-, asam sitrat). Kelarutan Al3+ meningkat. Reaksi jenis ini
meningkatkan jumlah Al3+ dalam keadaan encer. Berikut ion yang dibentuk dalam larutan
aluminium hidroksida pada pH dibawah 5,5 : Al(OH)2+, Al(OH)2
+, dan Al3+. Aluminium
murni tidak stabil dalam proses oksidasi. Dalam keadaan berhubungan dengan udara
aluminium membentuk lapisan tipis oksida diats permukaan serta membentuk lapisan
pelindung yang tahan terhadap korosi. Aluminium oksida membentuk dua bentuk isomer α –
Al2O3 dan γ – Al2O3. (Seiler,1994)
Sifat aluminium dikenal dengan baik dan aluminium banyak digunakan dalam
keseharian, misalnya untuk koin, panic dan kusein. Logam aluminium digunakan dengan
kemurnian lebih dari 99% dan logam atau paduannya (misal : duralium) banyak digunakan.
Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit Al2O3.nH2O (n=1-3). Iadimurnikan dengan
pelarutan dalam NaOH akua dan diendapkan ulang sebagai Al(OH)3 dengan mengunakan
CO2. hasil dehidrasi dilarutkan dalam lelehan kriolit dan lelehannya pada suhu 800-1000oC di
elektrolisis mesti sangat elektropositif, ia bagaimanapun juga tahan terhadap korosi karena
lapisan oksidanya yang kuat dan liat yang terbentuk pada permukaannya. Aluminium
II-1
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
larut dalam asam encer, tetapi dipasifkan oleh HNO3 Pekat. Logamnya dapat bereaksi
dengan NaOH panas, Halogen dan berbagai non logam.
Klasifikasi Aluminium
a. Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam
keadaan biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk
penggunaan yang luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain.
b. Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon,
magnesium, tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970. Secara
umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan meningkatkan
kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi konsentrasi
tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya kerapuhan akibat
terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada
konsentrasi logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga
aluminium siap digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas,
penyimpanan, dan sebagainya.
Satu kelemahan yang dimiliki aluminium murni dan paduan adalah sulit
memperkirakan secara visual kapan aluminium akan mulai melebur, karena
aluminium tidak menunjukkan tanda visual seperti baja yang bercahaya kemerahan
sebelum melebur.
(hafidz,Abdul dkk, 2009)
Aluminium merupakan salah satu bahan logam yang dibutuhkan oleh bebrapa
industry, seperti mesin dan suku cadang otomotif, konstruksi,badan pesawat terbang,
komponen dan perangkat elektronik dan peralatan rumah tangga. Diabanding logam lain
produk aluminium memiliki keunggulan, yakni lunak dalam bentuk murni, keras seperti baja
dalm bentuk padat, ringan tapi kuat, tahan terhadap korosi, tidak beracun, dan penghantar
panas dan listrik yang baik. (SNI)
II.2 Pengertian Aluminium Sulfat (Tawas)
Aluminium sulfat padat dengan nama lain: alum, alum padat, aluminium alum, cake
alum, atau aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau bongkahan,
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
dengan rumus kimia Al2(SO4)3. xH2O. Kekeruhan dalam air dapat dihilangkan melalui
penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada umumnya bahan seperti
Aluminium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut alum atau tawas, fero sulfat, Poly
Aluminium Chlorida (PAC) dan poli elektrolit organik dapat digunakan sebagai koagulan.
Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan pH yang akan digunakan
dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dalam laboratorium dengan
menggunakan tes yang sederhana (Alearts &Santika, 1984).
Aluminium sulfat terdapat dalam bentuk butiran halus. Aluminium sulfat berwarna
putih keabu-abuan sampai coklat muda yang merupakan material asam berkristal dan bersifat
korosif. Bentuk yang biasa digunakan sebagai koagulan adalah Al2(SO4)3. 14 H2O dengan
berat molekul 594. aluminium sulfat bereaksi di dalam air dalam suasana alkali membentuk
endapan Aluminium hidroksida.
Al2(SO4)3.14 H2O + 3Ca(HCO3)2 Al2(OH)3 + 3CaSO4 +14H2O + 6 CO2
Jika suasana air tidak cukup basa untuk bereaksi dengan endapan, maka air kapur atau
soda abu coklat dipakai untuk menaikkan alkalinitasnya. Air kapur lebih disukai diandingkan
dengan natrium karbonat (soda abu) karena harganya lebih murah (Buckle, 1987)
Aluminium sulfat (tawas) merupakan bahan koagulan yang paling banyak dipakai
karena efektif untuk menurunkan kadar karbonat, juga ekonomis dan murah di dapat
dipasaran serta mudah disimpan. Makin banyak dosis tawas yang ditambahkan maka pH
makin menurun, karena dihasilkan asam sulfat sehingga perlu dicari dosis tawas optimum
yang harus ditambahkan. Pemakaian tawas paling efektif antara pH 5,8-7,4. Apabila
alkalinitas alami dari air tidak seimbang dengan dosis tawas perlu ditambah alkalinitas dengan
menggunakan larutan kapur Ca (OH)2 atau soda abu (Na2CO3). (Depkes RI, 1993)
Untuk koagulasi yang baik, konsentrasi yang lebih normal dari koagulan harus
dimasukkan kedalam air dan dicampur secara sempurna. Konsentrasi yang optimal juga
Gambar II.1 Aluminium Sulfate
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
tergantung pada keadaan air baku. Percobaan laboratorium yang disebut dengan “Jar Test”
biasanya dipakai untuk menentukan konsentrasi dari koagulan. (Viessman, 1985)
Pada dasarnya sintesis tawas menggunakan prinsip kristalisasi. Dimana langkah
pertama adalah melarutkan padatan larutan, kemudian larutan dipanaskan sampai mendidih
kemudian larutan disaring dengan penyaring, penyaring buchner dalam keadaan panas,
kemudian filtrat didinginkan sampai terbentuk endapan, endapan disaring dengan kertas
saring, selanjutnya endapan dikeringkan dengan asam. (Khamidinal,2009:137)
Senyawa tawas seperti KAl (SO4)2.12H2O dapat dengan mudah dijumpai dipasaran,
bermanfaat pada proses penjernihan air dan industri pencelupan atau warna. Alumunium
sulfat juga dapat dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran tipe basa bersama soda NaHCO3.
Logam Alumunium Berwarna putih, mengkilat mempunyai titik leleh lebih tinggi
yaitu 660ºC, titik didih 2647 ºC. Nama alumunium diturunkan dari kata alum yang merujuk
pada senyawa garam rangkap (KAl) (SO4)2.12H2O. kata ini berasal dari bahasa latin yang
artinya garam pasif. Logam alumunium tahan terhadap korosi udara, karena reaksi antara
logam aluminium dengan oksigen udara menghasilkan oksidanya Al2O3. (Sugiyanto,2003:125)
Logam kalium merupakan kelompok logam alkali dengan nomor atom 19, logam
berwarna kepekatan, lunak, paling reaktif, dan paling elektropositif. Cepat bereaksi dengan
udara, bereaksi hebat dengan air disertai dengan pelepasan H2 dengan warna nyala biru,
logam ini mempunyai titik leleh 64ºC dan titik didih 766ºC serta merupakan logam yang
ringan setelah litium dengan berat molekul 0,87 gr/cm3. (Keenan,1980:152)
Kalium merupakan logam putih perak yang lunak. Logam ini melebur pada 63,5C. Ia
tetap tidak berubah dalamn udara kering tetapi dengan cepat beroksidasi dalam udara lembab,
menjadi tertutup dengan suatu lapisan biru, logam ini menguraikan air dengan dahsyat sambil
melepas hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung. (Vogel,1985)
2K+ + 2H2O → 2K+ + 2 -OH + H2
Kelas terpenting dari logam aluminium merupakan contoh struktur dan memberikan
namanya pada sejumlah besar garam adalognya yang terbentuk dengan unsur lain. Mereka
mempunyai rumus umum M Al (SO4)2.12H2O, dimana M adalah kation monoatom univalen
kecuali Li+ yang terlalu kecil untuk ditampung tanpa penghilangan strukturnya. (Cotton,2007)
Dalam proses penjernihan air, biasanya tawas dicampur dengan air kapur Ca (OH)2,
persamaan reaksi yang terjadi. (Sugiyarto,2003)
Al 3+ (aq) + SO42-
(aq) + Ca2+(aq)3(-OH)→ Al(OH)3 + CaSO4(s)
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
Endapan hasil tersebut berupa gelatin yang mampu menyerap kotoran dan juga 2 arah
bakteri untuk dibawa mengendap kedasar tempat air sehingga diperoleh air yang jernih. (Ibid)
Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan tergantung 2 faktor penting, yaitu
laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan tinggi,
banyak kristal yang terbentuk dan terbentuk endapan-endapan yang terdiri dari partikel-
partikel kecil. Laju pembentukan ini tergantung pada derajat lewat jenuh, makin besar untuk
kemungkinan untuk membentuk inti jadi makin besarlah laju pembentukan ini tergantung
pada derajat lewat jenuh, makin besar kemungkinan untuk membentuk inti jadi makin
besarlah laju pembentukan inti. (vogel,1985)
Kalium aluminium sulfat dedokahidrat KAl (SO4)2.12H2O dapat dibuat dari logam
aluminium dan kalium hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH
panas menghasilkan garam kalium aluminat. (Tim penyusun,2010)
2Al(s) + 2K+(aq) + 2-OH(aq)+6H2O(l)→2K+
(aq)+2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g)
Ion aluminium Al(OH4)- bersifat amfoter jika direaksikan dengan asam sulfat,
diendapkan sebagai aluminium hidroksida, tetapi larut pada pemanasan.(ibid)
2K+(aq) + 2Al(OH4)-
(aq) + 2H+(aq) + SO4
2-(aq)→2Al(OH)3(s) + 2K+
(aq) + SO42-
(aq) + 2H2O(l)
2Al(OH)3(s) + 6H+(aq)+3SO4
2-(aq)→2Al3+
(aq) + 3SO42-
(aq) + 6H2O(l)
Jika larutan kalium aluminat sulfat dodekahidrat yang hampir jenuh didinginkan maka
akan terbentuk kristal-kristal yang terbentuk oktahedron. (ibid)
Larutan garam aluminium sulfat bersifat asam artinya hidrolisisgaram ini
menghasilkan endapan Al(OH)3 dan ion H3o+ yang membawa sifat asam, ion ini selanjutnya
diikat oleh HCO3- hingga terjadi dekomposisi yang menghasilkan gas CO2. Campuran
CO2(g) – Al(OH)3(s) ini dihasilkan sebagai basa yang distabilkan oleh pengemulsi hingga
dapat disemprotkan pada api, sehingga api menjadi diselimuti oleh busa yang mencegah
kontak dengan oksigen diudara dan akibatnya api menjadi padam. Persamaan reaksi.
(interview.2006)
Al3+(aq) + 3HCO3-
(aq) → Al(OH)3(l)+ 3CO2
II.3 Struktur Molekul Aluminium Sulfat
Secara lebih luas alum adalah garam sulfat ganda, dengan rumus AM(SO)4. 12H2O
dimana A adalah kation monovalent (ion positif tunggal) seperti natrium, kalium atau
ammonium dan M adalah ion logam trivalent seperti aluminium atau kromium (III) juga besi
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
(III). Tetapi kebanyakan orang awam mengenal nama tawas atau alum itu adalah
KAl(SO4)2.12H2O.
(Urip.wordpress.com)
II.4 Kegunaan dan Manfaat Aluminium Sulfat
Senyawa aluminium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industri kertas
Selain itu, tawas digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air dan air buangan maupun
penyamakan kulit dan bahan pewarna di industri tekstil. Namun tawas natrium yang kita buat
kali ini juga dapat digunakan sebagai bahan pengembang roti. Selain itu tawas pun dapat
digunakan untuk mengentalkan lateks (getah karet yang cair) sehingga menjadi membeku.
Beberapa contoh tawas, cara membuat dan kegunaannya:
1. Natrium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas natrium) dengan formula
NaAl(SO4)2.12H2O digunakan sebagai serbuk pengembang roti.
2. Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan rumus
KAl(SO4)2.12H2O digunakan dalam pemurnian air, pengolahan limbah, dan bahan
pemadam api. Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dankalium hidroksida.
Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan larutan
garam kalium aluminat.
3. Amonium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas amonium) dengan formula
NH4Al(SO4)2.12H2O digunakan sebagai acar ketimun.
4. Kalium kromium (III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium) dengan formula
KCr(SO4)2.12H2O digunakan sebagai penyamak kulit dan bahan pembuatkain tahan
api
5. Amonium besi (III) sulfat dodekahidrat (tawas besi(II)) dengan formula
NH4Fe(SO4)2.12H2O digunakan untuk mordan pada pewarnaan tekstil. Tawas ini
dibuat dengan mengoksidasi ion besi (II) menjadi ion besi (III) dengan asam nitrat
dalam larutan amonium sulfat.
Kalium Aluminum sulfat (tawas) juga mempunyai manfaat yang sangat penting antara
lain adalah sebagai pewarna tekstil. Tekstil yang diwarnai, dicelupkan dalam larutan tawas
Gambar II.2 Struktur Molekul Tawas
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-7
Bab II Tinjauan Pustaka
dan dipanaskan dengan uap air, Hidrolisis dari Al(H2O)63+ mengendapkan Al(OH)3 ke
atas serat tekstil dan kemudian zat warna diserap oleh Al(OH)3. Selain itu, tawas
digunakan sebagai bahan penjernih air dan pengolahan air minum di PDAM dan air
buangan industri sebagai koagulan. Berdasarkan manfaat inilah, tawas dapat diproduksi
secara besar-besar dari garam aluminium maupun logam aluminium sebagai bahan baku.
II.5 Aluminium Foil
Aluminium foil adalah aluminium yang dibuat dalam bentek lapisan metal, dengan
ketebalan tertentu yang biasanya kurang dari 0,2 mm meskipun terdapat ukuran lebih kecil
yakni 0,006 mm biasa dipakai. Foil memeliki sifat sangat elastic, yakni dapat ditekuk untuk
membungkus sebuah objek dengan leluasa. Bagaimanapun foil yang tipis sangatlah rentan
dan mudah rusak, dan biasanya dilaminasi dengan material lainnya seperti plastic atau kertas
untuk membuatnya lebih berguna. (anonymous,2010)
Aluminium foil umumnya terdiri atas 92 sampai 99% logam aluminium serta memiliki
ketebalan berkisar antara 0.00017 sampai 0.0059 inci. Aluminium foil termasuk campuran
aluminium tipe 3003 yang mempunyai kandungan unsur kimia sebagai berikut. Kandungan
silicon 0,6%, besi 0,7 %, tembaga 0,05% - 0,2%, Mangan 1,0 % - 1,5%, Magnesium 0,8% -
1,3% , seng 0,1%, dan kandungan aluminium 96,7% - 97,4%.
(rahimah,2009)
Aluminium foil memiliki banyak kegunaan di dunia industri, salah satunya sebagai
bahan pelapis makanan. Hal ini disebabkan aluminium foil memiliki harga produksi yang
murah, tahan lama, tidak beracun, dan anti air. Bahkan lebih jauh lagi, aluminium foil dapat
menangkal zat kimia berbahaya dan bertindak sebagai pelindung terhadap sifat kemagnetan.
(anonymous,2010)
Gambar II.3 Aluminium foil
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
II.6 Proses Pembuatan Aluminium Sulfat (Tawas)
Dalam proses pembutan aluminium sulfat dari aluminium foil terdapat dua proses
yaitu proses penambahan basa dan penambahan asam. Tawas sendiri marupakan garam sulfat
rangkap terdapat dengan formula M+ M3+ (SO4)2.12H2O. dalam proses pembuatan tawas ini
dilakukan sintesis tawas KAl(SO4)2. 12H2O. Adapun langkah-langkah sintesis tawas ini yaitu
pertama ditimbang kertas aluminium foil kurang lebih 1 gram dan didapatkan hasil
penimbangan 1,0021 gram. Aluminium (Al3+) inilah nantinya yang akan membentuk tawas
setelah melalui proses reaksi membentuk kompleks, digunakan aluminium foil karena
terkandung Al. Setelah itu ditambahkan KOH 4M sebanyak 25 ml ke dalam aluminium foil
yang diletakkan dalam beaker glass. Tujuan penambahan KOH yaitu untuk menghasilkan
garam kalium aluminat.
(sholihah, 2011)
Pada penambahan KOH reaksi berjalan cepatan dan bersifat eksoterm karena
menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah:
2 Al + 2KOH +6H2O 2 K[Al(OH)4] + 3 H2 ………. (1)
Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah aluminium bereaksi . Untuk
meghindari terbentuknya Al(OH)3 maka KOH 4M ditambahkan berlebih. Pada tahap ini
dilakukan pemanasan untuk mempercepat reaksi. Filtrat yang diperoleh ditambahkan H2SO4 6
M kemudian disaring untuk menghilangkan pengotor-pengotornya. Reaksi yang terjadi adalah
:
2 K [Al(OH)4 + H2SO4 2 Al(OH)3 + K2SO4 +H2O ………….(2)
Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K [Al(OH)4 dapat
bereaksi sempurna. Larutan aluminat dinetralkan dengan asam sulfat mula-mula terbentuk
endapan berwarna putih dari aluminium hidroksida [Al(OH)3], yang dengan penambahan
asam sulfat enadapan putih semakin banyak dan jika asam sulfat berlebihan endapan akan
larut membentuk kation K +, Al 3+, dan SO4 2-, yang jika didiamkan akan terbentuk krital
seperti kaca dari tawas kalium aluminium sulfat atau sering disebut alum.Al(OH)3 yang
terbentuk langsung bereaksi dengna H2SO4 dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
2Al(OH)3 + 3H2SO4 Al2 (SO4)3 + 6H2O ………….. (3)
Pada reaksi sebelumnya, penambahan H2SO4 membentuk Al(OH)3 bersama-sama
dengan K [Al(OH)4, namun setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 yang terbentuk pada
reaksi (3) diatas bereaksi kembali dengan K2SO4 hasil reaksi (2) membentuk Kristal yang
diperkirakan adalah KAl(SO)4.12 H2O berwarna putih reaksinya adalah :
K2SO4 + Al2(SO4)3 +12 H2O 2 KAl (SO4)2 .12 H2O ………..(4)
Larutan di persamaan (2) dipanaskan pada suhu 60-80 0C untuk menguapkan airnya
dan suhu pemanasan tidak boleh lebih dari 80 0C karena tawas akan larut dalam air mendidih.
Pada proses penguapan selama 10 menit dan didinginkan akan terbentuk kristal dari
KAl(SO4)2.12H2O. Krital alum (tawas) yang diperoleh dicucu dengan etanol 50% yang
bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan mempercepat pengeringan.
Secara singkat reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut.
2KAlO2 (aq) + 2 H2O (l)+ H2SO4 (aq) K2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s) .................(3)
H2SO4(aq) + K2SO4 (aq) + 2 Al(OH)3 (s) 2 KAl(SO4)2 (aq) + 6H2O ...............(4)
24 H2O (l) + 2 KAl(SO4)2 2 KAl(SO4)2. 12 H2O (s) ..................(5)
Reaksi keseluruhan:
2Al (s) + 2KOH(aq) + 10H2O (l) + 4H2SO4 (aq) 2KAl(SO4)2.12 H2O (s) + 3H2(g). ....(6)
Senyawa aluminium khususnya senyawa sulfat banyak digunakan pada industri kertas Selain
itu, tawas digunakan sebagai koagulan dalam pengolahan air dan air buangan.
(Ayuningtyas, 2010)
Dari reaksi di atas didapat konversi dari aluminium foil menjadi kalium aluminium
sulfat yaitu sebagai berikut :
m Al = 5 gram
Ar Al = 26, 98
Mr KAl(SO4)2.12H2O = 474,412 gram/mol
Perbandingan mol:
2Al(s) + 2KOH(aq) + 6H2O(l) → 2KAl(OH)4(aq) + 3H2(g).
2 (0,1853225) mol 2 (0,1853225) mol
0,3706449 mol 0,3706449 mol
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-10
Bab II Tinjauan Pustaka
2KAl(OH)4(aq) + H2SO4(l) → 2Al(OH)3(s) + K2SO4 (aq) + 2H2O(l)
0,3706449 mol 0,3706449 mol
2Al(OH)3(s) + 3H2SO4(l) → Al2(SO4)3(aq) + 6H2O(l)
0,3706449 mol 0,1853225 mol
1/2Al2(SO4)3(aq) + 1/2K2SO4(aq) +12H2O(l) → KAl(SO4)2.12H2O(c)
0,0926613 mol 0,1853225 mol
Dari perbandingan mol di atas, dapat diketahui mol tawas = 3,706x10-3 mol
Maka berat tawas secara teoritis = mol tawas x Mr tawas
= 0,1853225 mol x 474,412 gram/mol
= 87,919 gram
Asumsi: Jika pada hasil trial penimbangan tawas diperoleh 80,5 gram
Maka, dari perhitungan didapatkan persentasi tawas kalium sebesar 91,56%,
sedangkan sisanya berupa lelehan air dari tawas yang belum ataupun tidak mengkristal.
II.7 Analisa Aluminium Sulfat
Aluminium sulfat dengan nama lain alum,alum padat,alumunium alum, atau
aluminium salt adalah produk buatan berbentuk bubuk, butiran, atau bongkahan dengan
rumus kimia Al2(SO4)3 xH2O
Tabel II.1 Syarat mutu aluminium sulfat padat
No Uraian Satuan Persyaratan
1 Alumina,aluminium oksida (Al2O3) % Min 17
2 Bagian yang tidak larut dalam air % Maks 0,5
3 Besi (Fe) % Maks 0,07
4 Timbal (Pb) mg/l Maks 50
5 Arsen (As) mg/l Maks 50
6 Asam bebas sebagai H2SO4 % Maks 0,1
1. Alumina – Alumina Oksida (Al2O3)
Penyiapan larutan contoh
Contoh harus selalu tertutup rapat untuk manghindari sifat hogroskopisnya
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
Timbang 20 gram contoh yang telah dihaluskan , tambahkan 100 ml air suling,
panaskan sambil diaduk hingga larut, dinginkan hingga suhu kamar. Saring,
kumpulkan filtrate ke dalam labu ukur 500 ml lalu encerkan hingga tanda batas.
(larutan A)
Cara Kerja
Pipet 25 ml larutan A, masukkan ke dalam gelas piala,tambahkan air suling
hingga 200 ml. Tambahkan 5 gram ammonium klorida, 2 tets asam nitrat, dan 5 tetes
indicator merah metil. Panaskan hingga hamper mendidih, tambahkan tetes demi tetes
amoniak sambil terus diaduk hingga berwarna jingga, lalu tambahkan 4 tetes amoniak,
kemudian didihkan selama 2 menit. Saring segara dengan kertas saring bebas abu
wahlman 41, cuci endapan dengan larutan ammonium nitrat panas, hinggabebas
klorida. Endapan dan kertas saring dimasukkan dalam cawan platina,kuarsa, atau
porselen, lalu dikeringkan dalam lemari pengering dan diabukan dalam tanur listrik
pada suhu 1100 oC selama 2,5 jam, dinginkan dalam eksikator lalu timbang.
Perhitungan
Kadar Al2O3 ,%=(W 1−W 0 ) x fp
Wx 100
Keterangan :
W adalah bobot contoh (g)
W0 adalah bobot cawan kosong (g)
W1 adalah bobot cawan dan abu (g)
fp adalah faktor pengencer
2. Bagian yang Tidak Larut Dalam Air
Timbang 20 gram contoh, larutkan dengan 150 ml air suling panas. Saring
dengan pengering masir G4, porselen saring A2, atau kertas saring whatman 41 yang
telah ditimbang. Cuci dengan air panas (lebih dari 70oC) hingga bebas sulfat.
Keringkan pada suhu 105 oC sampai 110 oC selam 2 jam, dingin dalam eksikator
kemudian timbang.
Perhitungan
Bagian yang tidak lautdalam air ,%=(W 1−W 0)W
x100
Keterangan :
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka
W adalah bobot contoh (g)
W0 adalah bobot cawan kosong (g)
W1 adalah bobot cawan dan abu (g)
3. Besi (Fe)
Pipet 10 ml larutan A dari penetapan Al2O3, masukkan ke dalam labu ukur
100 ml. Tambahkan 3 tetes asam sulfat 4N, 3 ml hidrosilamin hidroklorida 1%, aduk,
diamkan selama 5 menit, tambahkan 5 ml o-fenantrolin 0,2% dan 15 ml buffer asetat,
tambahkan air suling hingga tanda batas, diamkan selama 10 menit. Baca
absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 510 nm. Pipet
0;2;4;6;7;8;10 ml larutan standar besi ke dalam labu ukur 100 ml, lalu kerjakan seperti
perlakuan sebelumnya.
Perhitungan
Besi,mg /l=C x fpW
Katerangan :
C Adalah Konsentrasi contoh dalam larutan yang diukur
fp Faktor pengencer
W Bobot contoh (g)
4. Timbal (Pb)
Metode spektrofotometri serapan atom
Cara uji timbal (Pb) sesuai dengan SNI 19-2896-1992, cara uji cemaran logam
Metode Kolorimetri
Timbang 5 gram contoh, larutkan dengan 30 ml air suling panas, saring
ke dalam tabung nessler, larutan ini digunakan sebagai larutan contoh. Pipet
5,10,15 ml larutan standar timbale ke dalam tabung nessler, larutan ini
digunakan untuk larutan standar pembanding warna. Ke dalam setiap tabung
tambahkan 1 ml asam asetat, 110 ml hydrogen sulfide dan air suling hingga 50
ml, aduk. Bandingkan warna coklat yang dihasilkan pada larutan contoh
dengan warna coklat pada larutan standar.
Perhitungan :
Timbal (mg/l ) = 10 x VstW
Keterangan :
Inovasi Tawas Kalium Aluminium Sulfat
dari Aluminium Foil
Program Studi D3 Teknik Kimia FTI ITS
II-13
Bab II Tinjauan Pustaka
Vst adalah volume larutan standar yang warnanya sama dengan warna
contoh (ml)
W adalah bobot contoh (gram)
5. Arsen (As)
Metode spektrofotometer
Cara uji arsen (As) sesuai dengan SNI 19-2896-1992, cara uji cemaran logam
Metode Gutzeit
Timbang 5 gram contoh, masukkan ke dalam botol generator, tambahkan
10 ml asam klorida (1:2), 40 ml air suling, 5 ml larutan kalium yodida 20 %.
Diamkan selama 2 sampai 3 menit, tambahkan 5 ml larutan timah (II) klorida
asam, aduk, diamkan selama 10 menit. Tambahkan 2 gram butiran seng pasir,
rangkai segera peralatan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Lakukan
perlakuan yang sama terhadap 1,2,3,…. Ml standar arsen 0,001 ml/ml.
6. Asam Bebas Sebagai H2SO4
Pipet 100 ml larutan A dari penetapan Al2O3 masukkan ke dalam Erlenmeyer,
tambahkan 10 ml asam sulfat 0,5 N, dengan menggunakn pipet volume. Tetapkan
blangko ke dalam Erlenmeyer yang lain masukkan 100 ml air suling dan tambahkan
dengan menggunakan pipet volume 10 ml asam sulfat 0,5 N. Didihkan keduanya
selama 2 menit, dinginkan, kemudian tambahkan 20 ml larutan netral kalium florida
50% dan 5 tetes fenoftalin. Titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N hingga berwarna
merah jambu.
Perhitungan
Asam bebas sebagai H2SO4 , %=(Vs-Vb ) x N x 0,0490 x fpW
x 100
Keterangan :
Vs adalah volume titrasi contoh (ml)
Vb adalah volume titrasi blangko (ml)
N adalah normalitas natrium hidroksida
fp adalah faktor pengencer 500/100
W adalah bobot contoh (gram)
(SNI, Aluminium sulfat padat, 06-0032-2004)