bab ii new

Upload: selly-handik-pratiwi

Post on 08-Mar-2016

317 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

bab 2 perancangan

TRANSCRIPT

BAB IIHASIL PELAKSANAAN PRAKTIK

2.1 Kegiatan Umum (Manajemen Pelaksanaan)2.1.1 Data Informasi ProyekPraktik Industri dilaksanakan pada Proyek Relokasi Jalan Tol Surabaya-Gempol ruas Porong-Gempol Paket 3B Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Gambar 2.1 Peta Lokasi Proyek

Berikut ini beberapa informasi mengenai Proyek Relokasi Jalan Tol ruas Porong-Gempol Paket 3B :(1) Nama Proyek : Relokasi Jalan Tol Ruas Porong-Gempol, Paket 3B(2) Lokasi: Porong-Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur Sta. 42+650 44+386.5 = 1736,5 Meter(3) No. dan Tanggal Kontrak: 85/KONTRAK-DIR/2012 Tgl. : 12/12/2012(4) No. dan Tanggal Addendum 01: 01 Tgl. : 12/04/2013(5) Pemilik Proyek: PT. Jasa Marga (Persero) Tbk(6) Konsultan MK: PT. Eskapindo Matra(7) Kontraktor: PT. Waskita Karya (Persero) Tbk(8) Nilai Kontrak :(a) Nilai Pekerjaan: Rp. 225.674.419.091(b) PPN: Rp. 22.567.441.909 +(c) Total: Rp. 248.241.861.000(9) Jenis Kontrak: Unit Price(10) Sistem Pembayaran :(a) Uang Muka: 10% Pengembalian 15% setiap Termin (lunas saat progres 80%)(b) Pembayaran Selanjutnya: Termin bulanan(11) Waktu Pelaksanaan: 420 Hari kalender (07 Januari s.d 02 Maret 2014)(12) Masa Pemeliharaan: 365 Hari kalender(13) Masa Performa: 730 Hari kalender(14) Jaminan :(a) Jaminan Uang Muka: 10%(b) Jaminan Pelaksanaan: 5%(c) Jaminan Pemeliharaan: 5%(d) Jaminan Performa: 5% (15) Kontruksi :(a) Main Road: 2 x 2 lajur (konstruksi Rigid Pavement, t=29 cm)On Ramp: 2 lajur (konstruksi Rigid Pavement, t=29 cm)Off Ramp: 2 lajur (konstruksi Rigid Pavement, t=29 cm)Konstruksi bawah: Timbunan borrow material dengan Soil Improvement (PVD dan PHD)(b) Fly Over Gempol: Melintasi Rel Kereta Api, Jl. Raya Gempol- Pasuruan, Jalan desa dan Sungai (2 bh)Panjang F.O.: 2 x 420 m = (4 x 2 Span)Konstruksi bawah: 752 Titik, tiang pancang beton 60 cmKonstruksi atas: 150 Bh, PC-1 Girder, span = 22,5 m ~ L = 45 m(c) Jembatan Kali Mati-1: Melintasi sungai Kali MatiPanjang Jembatan : 4 x 64 m = (4 x 2 Span)Konstruksi bawah: 278 Titik, tiang pancang beton 60 cmKonstruksi atas: 44 Bh, PC-1 Girder, span = 30 m(d) Jembatan Kali Mati-2: Melintasi sungai Kali MatiPanjang Jembatan: 4 x 64 = (4 x 2 Span)Konstruksi bawah: 274 Titik, tiang pancang beton 60 cmKonstruksi atas: 44 Bh, PC-1 Girder, span = 30 m(e) Bangunan Lainnya: Kantor Plaza Tol/Gerbang Tol 2 lokasi (On Ramp dan Off Ramp) Pedestrian Bridge (2 span, = 21 m dan 36 m)

Gambar 2.2 Denah Konstruksi Proyek

2.1.2 Struktur Organisasi ProyekPekerjaan konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Menilik dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan berupa bangunan, sehingga proyek tersebut berjalan sesuai dengan yang ditargetkan maka diperlukan suatu manajemen yang baik.Manajemen yang baik dapat diperoleh dengan menggunakan suatu sistem organisasi proyek sehingga efisiensi waktu, efektifitas tenaga kerja, dan keekonomian biaya dapat tercapai.Kerjasama antar pihak-pihak yang terlibat harus terjalin dengan baik, agar pelaksanaan proyek berjalan sesuai rencana. Masing-masing pihak harus mengetahui hak, kewajiban serta tanggung jawab masing-masing. Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah proyek adalah :

Owner :PT. Jasa Marga (Persero) TbkKonsultan Pengawas : PT. Eskapindo MatraKontraktor :PT. Waskita Karya (Persero) TbkKeterangan :: garis komando: garis koordinasi

Gambar 2.3 Struktur Organisasi Proyek

Berdasarkan struktur organisasi diatas, maka dapat diuraikan tugas dari masing-masing komponen sebagai berikut:

(1) Pemilik Proyek (Owner)Pemilik Proyek atau Pengguna Jasa adalah orang/badan yang memiliki proyek dan memberikan pekerjaan atau menyuruh memberikan pekerjaan kepada pihak penyedia jasa dan yang membayar biaya pekerjaan tersebut.Berlaku sebagai pemilik proyek ini adalah PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. Tugas dan fungsi pemilik proyek adalah sebagai berikut :(a) Menunjuk Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.(b) Menunjuk Kontraktor pelaksana.(c) Meminta laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan oleh penyedia jasa.(d) Menerima dan mengomentari laporan dari kontraktor melalui Konsultan Pengawas.(e) Memberikan fasilitas baik berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh pihak penyedia jasa untuk kelancaran pekerjaan.(f) Menyediakan site/lahan untuk tempat pelaksanaan pekerjaan.(g) Mengurus dan membiayai perizinan.(h) Menyediakan dana dan kemudian membayar kepada pihak penyedia jasa sejumlah biaya yang diperlukan untuk mewujudkan sebuah bangunan.(i) Ikut mengawasi jalannya pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan dengan cara menempatkan atau menunjuk suatu badan atau orang untuk bertindak atas nama pemilik.(j) Mengesahkan perubahan dalam pekerjaan bila terjadi perubahan.(k) Menerima dan mengesahkan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh penyedia jasa jika produknya telah sesuai dengan apa yang dikehendaki.(l) Menerima laporan akhir/menutup proyek.Wewenang pemberi tugas adalah :(a) Memberitahukan hasil lelang secara tertulis kepada masing-masing kontraktor.(b) Pemberi tugas dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara memberitahukan secara tertulis kepada kontraktor jika telah terjadi hal-hal diluar kontrak yang telah ditetapkan.(2) Konsultan PerencanaKonsultan perencana adalah orang/badan yang membuat perencanaan bangunan secara lengkap dalam semua bidang seperti melakukan desain struktur, membuat gambar struktur lengkap dengan dimensi dan gambar-gambar pelengkap lainnya. Konsultan perencana dapat berupa perseorangan/perseorangan berbadan hukum/badan hukum yang bergerak dalam bidang perencanaan pekerjaan bangunan. Konsultan perencana dalam proyek ini adalah PT. Eskapindo Matra. Adapun hak dan kewajiban konsultan perencana adalah :(a) Membuat perencanaan secara lengkap yang terdiri dari gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat, hitungan struktur, rencana anggaran biaya.(b) Memberikan usulan serta pertimbangan kepada pengguna jasa dan pihak kontraktor tentang pelaksanaan pekerjaan.(c) Memberikan jawaban dan penjelasan kepada kontraktor tentang hal-hal yang kurang jelas dalam gambar rencana, rencana kerja dan syarat-syarat.(d) Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan.(e) Menghadiri rapat koordinasi pengelolaan proyek.(f) Melaksanakan kunjungan berkala ke proyek.(g) Menerima pembayaran (fee).(3) Konsultan PengawasKonsultan Pengawas bertujuan untuk mengawasi teknik pelaksanaan, waktu, biaya dan mutu agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan perjanjian/spesifikasi yang telah direncanakan/disepakati. Konsultan Pengawas (MK) biasanya dipilih oleh owner untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan atau dilaksanakan oleh kontraktor agar segala pekerjaan yang telah dilaksanakan kontraktor sesuai dengan rencana kerja dan mutu sesuai dengan dokumen kontrak. Pemilihan tim pengawas didasarkan pada akreditasi dan pengalamannya, dengan berkewajiban memberikan laporan harian, mingguan dan bulanan tentang perkembangan pelaksanaan proyek kepada owner dan project manager. Konsultan Pengawas (MK) dalam proyek ini adalah PT. Eskapindo Matra yang juga merangkap sebagai Konsultan Perencana. Adapun hak dan kewajiban Konsultan Perencana adalah :(a) Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.(b) Membimbing dan mengadakan pengawasan secara periodik dalam pelaksanaan pekerjaan, seperti: Mengawasi proyek Mengawasi kualitas dan kuantitas konstruksi. Mengawasi keadaan(c) Mengoordinasi dan mengendalikan kegiatan kontruksi serta aliran informasi antara berbagai bidang agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar.(d) Menghindari kesalahan yang mungkin terjadi sedini mungkin serta menghindari pembengkakan kesalahan.(e) Mengajukan desain perubahan pada konsultan apabila diperlukan.(f) Menerima atau menolak material/perlatan yang didatangkan kontraktor.(g) Menghentikan sementara bila terjadi penyimpangan dari peraturan yang berlaku.(h) Melakukan perhitungan prestasi proyek(i) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan (harian, mingguan, bulanan).(j) Menyusun dan menghitung adanya kemungkinan pekerjaan tambah atau kurang.(k) Menjadi jembatan penghubung antara owner dan kontraktor.(l) Menerima pembayaran (fee).

(4) KontraktorKontraktor pelaksana adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai biaya yang telah ditetapkan berdasarkan gambar rencana dan peraturan serta syarat-syarat yang ditetapkan. Kontraktor dalam proyek ini adalah PT. Waskita Karya (Persero) Tbk. Adapun hak dan kewajiban kontraktor pelaksana adalah :(a) Melaksanakan pekerjaan sesuai gambar rencana, spesifikasi teknis, peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan (aanwizing) dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan oleh pengguna jasa. (b) Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat.(c) Menyediakan material, tenaga kerja dan peralatan sesuai dengan jadwal yang ada.(d) Memanajemen biaya proyek sesuai dengan rencana anggaran dan cash flow-nya.(e) Membuat gambar-gambar pelaksanaan yang telah disahkan oleh konsultan pengawas sebagai wakil dari pengguna jasa.(f) Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan, jadwal material, jadwal tenaga kerja dan peralatan.(g) Tidak berhak mengajukan biaya tambahan bila ternyata ada perbedaan volume pekerjaan antara kontrak dengan di lapangan, kecuali ada pekerjaan tambahan atau perubahan dari owner dan biasanya ada perhitungan tambah kurang, karena biasanya gambar tidak selalu sama dengan keadaan lapangan. (h) Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan bulanan.(i) Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikannya sebagai ketetapan yang berlaku.(j) Menerima seluruh pembayaran sesuai dengan perjanjian kontrak.

2.1.3 Struktur Organisasi PemilikPemilik proyek atau owner adalah lembaga pemilik pekerjaan atau disebut sebagai pemilik modal. Owner adalah pihak yang melelangkan pekerjaannya kepada perusahaan-perusahaan untuk melaksanakan pekerjaan, mulai dari perencana, pelaksana, sampai lembaga pengawas pekerjaan tersebut. Pada proyek relokasi jalan tol Surabaya-Gempol, PT. Jasa Marga (Persero) Tbk adalah pemilik modal. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk, yaitu perusahaan BUMN yang bergerak khusus menangani jalan tol di kawasan Jawa Timur. Lingkup perusahaan meliputi perencanaan, pengelolaan, pengembangan, pembangunan jalan tol baru, peningkatan fasilitas tol, serta bisnis lain yang terkait dengan industri jalan tol.

Gambar 2.4 Struktur Organisasi PT. Jasa Marga (Persero) Tbk

Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing komponen organisasi pemilik proyek adalah sebagai berikut :

(1) Pemimpin ProyekTugas dan tanggung jawab Pemimpin Proyek adalah :(a) Memimpin pelaksanaan kegiatan bagian proyek. (b) Mengatur, membina, mengkoordinir, mengawasi dan mengendalikan seluruh penyelenggaraan tugas-tugas administrsi dan teknis kegiatan Proyek dalam rangka mencapai sasaran pembangunan yang ditetapkan dalam DIP dan PO. (c) Bertanggung jawab segi fisik dan keuangan atas pelaksanaan pekerjaan pembangunan di proyek. (d) Menyelenggarakan hubungan kerja dan koordinasi kerja yang baik dengan instansi lain yang terkait dengan wilayah kerja bagian proyek.(e) Memimpin rapat dan meminta laporan kemajuan pekerjaan, kendala-kendala lapangan dan sebagainya kepada Kontraktor secara rutin, misalnya sebulan sekali.

(2) Ka Bag Pengendalian Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu Tugas dan tanggung jawab Kabag Pengendalian Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu adalah :(a) Mengendalikan proyek sejak awal kegiatan sampai selesai pelaksanaan.(b) Memberikan semua instruksi kepada konsultan pengawas.(c) Menyetujui atau menolak pekerjaan tambah kurang.(d) Menyetujui atau menolak penyerahan pekerjaan.

(3) Ka Bag Administrasi dan KeuanganTugas dan tanggung jawab Kabag Administrasi dan Keuangan adalah :(a) Mematuhi peraturan-peraturan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi pelaksanaan keuangan Daerah dan Negara.(b) Membuat buku kas umum beserta buku penunjangnya.(c) Mengadakan data yang bersifat kearsipan yang menyangkut dengan pembukuan.(d) Bertangung jawab atas uang kas proyek yang diamanatkan oleh Pemimpin Proyek.(e) Menyelenggarakan pengurusan keuangan baik bersifat penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran serta bertanggung jawab sepenuhnya atas pengolahan keuangan proyek.(f) Membuat Surat Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pemba-ngunan (SPJP).

(4) Ka Sub Bag Pengendalian Utilitas Fasilitas Tol Jalan dan Jembatan Tugas dan tanggung jawab Ka Sub Bag Pengendalian Utilitas Fasilitas Tol Jalan dan Jembatan adalah :(a) Mempelajari dan mendalami gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat teknis pekerjaan utilitas fasilitas tol jalan dan jembatan yang dilanjutkan dengan orientasi lapangan.(b) Bersama-sama dengan Pelaksana dan Konsultan memantapkan rancangan dan rencana kerja yang telah dibuat oleh Site Engineer Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan dan Pemilik Proyek.(c) Mengecek perencanaan operasional meliputi : Quality Plan Site Installation, Metode Pelaksanaan, Shop Drawing, Perhitungan Kontruksi yang diperlukan, RAPK, Cash Flow, Safety Plan dan Scheduling yang diajukan Kontraktor. (d) Membuat laporan-laporan intern dan extern proyek. (e) Mengadakan komunikasi dengan Kontraktor, Konsultan, dan pengawas dalam bidang teknik operasional dan administrasi pekerjaan utilitas fasilitas tol jalan dan jembatan.

(5) Ka Sub Bag Pengendalian Mutu dan Rekasaya Teknik Tugas dan tanggung jawab Ka Sub Bag Pengendalian Mutu dan Rekasaya Teknik adalah :(a) Menjamin mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dan memberi laporan kepada Pemimpin Proyek.(b) Mempelajari dan mendalami gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat teknis pekerjaan pengendalian mutu dan rekasaya teknik yang dilanjutkan dengan orientasi lapangan.(c) Bersama-sama dengan Pelaksana dan Konsultan memantapkan rancangan dan rencana kerja yang telah dibuat oleh Site Engineer Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan dan Pemilik Proyek.(d) Mengecek perencanaan operasional meliputi : Quality Plan, Site Installation, Metode Pelaksanaan, Shop Drawing, Perhitungan Kontruksi yang diperlukan, RAPK, Cash Flow, Safety Plan dan Scheduling yang diajukan Kontraktor. (e) Membuat laporan-laporan intern dan extern proyek. (f) Mengadakan komunikasi dengan Kontraktor, Konsultan, dan pengawas dalam bidang teknik operasional dan administrasi pekerjaan pengendalian mutu dan rekasaya teknik.

(6) Staf Pratama Utilitas Fasilitas Tol Jalan dan JembatanTugas dan tanggung jawab Staf Pratama Utilitas Fasilitas Tol Jalan dan Jembatan adalah :(a) Mempelajari dan mendalami gambar kerja, rencana kerja dan syarat-syarat teknis pekerjaan utilitas fasilitas tol jalan dan jembatan yang dilanjutkan dengan orientasi lapangan.(b) Membantu Ka Bag Pengendalian Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu dalam bidang teknik operasional dan administrasi pekerjaan utilitas fasilitas tol jalan dan jembatan.(c) Membuat laporan-laporan intern dan extern proyek.

(7) Ka Sub Bag KeuanganTugas dan tanggung jawab Ka Sub Bag Keuangan adalah :(a) Meyelenggarakan data-data kearsipan yang berhubungan dengan bukti-bukti pembukuan keuangan selama pelaksanaan proyek.(b) Bertanggung jawab atas pengelolaan admisinistrasi keuangan proyek.(c) Melaksanakan pembayaran atas persetujuan pelaksana kegiatan serta menyiapkan surat permintaan pembayaran (SPP).(d) Menyelenggarakan buku kas umum dengan buku-buku pembantunya.

(8) Ka Sub Bag Adm Umum dan TeknikTugas dan tanggung jawab Ka Sub Bag Adm Umum dan Teknik adalah :(a) Mengadakan komunikasi dengan Kontraktor, Konsultan, dan pengawas dalam bidang teknik operasional dan administrasi pekerjaan.(b) Membuat laporan-laporan intern dan extern proyek.(c) Bersama-sama dengan Pelaksana dan Konsultan memantapkan rancangan dan rencana kerja yang telah dibuat oleh Site Engineer Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan dan Pemilik Proyek.

(9) Staf Pratama Adm Umum dan TeknikTugas dan tanggung jawab Staf Pratama Adm Umum dan Teknik adalah :(a) Meyelenggarakan data-data kearsipan yang berhubungan dengan bukti-bukti pembukuan keuangan selama pelaksanaan proyek.(b) Bertanggung jawab kepada Ka Bag Administrasi dan Keuangan atas pengelolaan admisinistrasi keuangan proyek.(c) Melaksanakan pembayaran atas persetujuan pelaksana kegiatan serta menyiapkan surat permintaan pembayaran (SPP).(d) Menyelenggarakan buku kas umum dengan buku-buku pembantunya.

(10) Juru Tata Usaha KeuanganTugas dan tanggung jawab Staf Juru Tata Usaha Keuangan adalah :(a) Menginventaris semua barang-barang milik proyek.(b) Membuat pembukuan arsip-arsip selama pelaksanaan proyek.(c) Memelihara peralatan administrasi dan bangunan kantor.

(11) Juru Tata Usaha Umum dan TeknikTugas dan tanggung jawab Juru Tata Usaha Umum dan Teknik adalah :(a) Mempersiapkan daftar biaya berkaitan dengan rancangan dalam bentuk batas biaya dan target biaya untuk setiap bagian pekerjaan.(b) Menyelenggarakan sistem administrasi umum dan teknis dalam rangka memperlancar pengelolaan proyek.(c) Membuat pembukuan arsip-arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.(d) Melaksanakan pengendalian biaya selama pelaksanaan proyek.

2.1.4 Struktur Organisasi Konsultan PengawasKonsultan pengawas disebut juga sebagai konsultan supervisi, yaitu lembaga/orang yang dalam proyek bertugas untuk mengawasi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor dari awal sampai proyek itu selesai. Fungsi utama konsultan supervisi adalah untuk memastikan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah disepakati sehingga proyek dapat berjalan sesuai target yang telah direncanakan.Konsultan supervisi pada proyek relokasi jalan tol ruas Porong-Gempol, paket 3B ini adalah PT. Eskapindo Matra. PT. Eskapindo Matra adalah salah satu perusahaan besar konsultan konstruksi swasta yang bergerak di bidang perencanaan, maupun di bidang supervisi.

Gambar 2.5 Struktur Organisasi PT. Eskapindo Matra

Adapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing komponen organisasi pemilik konsultan pengawas adalah sebagai berikut :

(1) Resident EngineerTugas dan tanggung jawab Resident Engineer adalah :(a) Mewakili Konsultan untuk seluruh kegiatan pelayanan yang berkaitan dengan proyek. (b) Menjamin bahwa semua isi dari acuan tugas akan dipenuhi dengan baik sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan. (c) Menjamin bahwa semua detail teknis lapangan untuk pekerjaan mayor yang diselenggarakan team supervisi lapangan tidak terlambat. (d) Koordinasi dan pengawasan terhadap semua kegiatan tenaga ahli di lapangan/proyek dengan melakukan kunjungan/inspeksi secara periodik ke lapangan. (e) Menjaga hubungan kerja dengan Owner/pengguna jasa. (f) Setiap saat berhubungan dengan pengguna jasa untuk menerima petunjuk-petunjuk dan keputusan-keputusan akhir. (g) Menyiapkan rencana kerja detail beserta jadwal waktu bagi masing-masing tenaga ahli. (h) Memberi pengarahan/memeriksa pekerjaan yang ditugaskan kepada masing-masing tenaga ahli. (i) Mengunjungi lokasi pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dan memantau kemajuan pekerjaan selama pekerjaan berlangsung. (j) Memberi rekomendasi untuk menerima atau menolak pekerjaan atau bahan yang meragukan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. (k) Pemantauan dengan cermat kemajuan seluruh pekerjaan dan memberikan peringatan kepada kontraktor bila proyek mengalami keterlambatan lebih dari yang ditoleransikan serta memberikan rekomendasikan secara tertulis bagaimana cara mengejar keterlambatan.(l) Menyiapkan laporan bulanan kemajuan fisik dan keuangan paket kontrak yang diawasi dan menyampaikan kepada pengguna jasa. (m) Mengkoordinir penyelesaian laporan-laporan seperti yang tercantum dalam dokumen kontrak.(n) Menyampaikan dan menyiapkan semua surat menyurat dan dukumen-dukumen penting.

(2) Highway EngineerTugas dan tanggung jawab Highway Engineer adalah :(a) Menganalisa data survey lapangan, data lain yang tersedia seperti tipe dan volume lalu lintas dan meyiapkan detail desain, perkiraan jumlah dan biaya, serta pekerjaan dan usulan perubahan.(b) Menyiapkan rencana kerja detail pekerjaan untuk menyelidiki termasuk pengeboran atau sondir jika diperlukan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim supervisi dalam melaksanakan rencana kerja di lapangan.(c) Melaksanakan review design dan usulan perubahan design serta biaya, meyiapkan gambar teknis untuk membuat laporan pada pelaksanaan kegiatan pengawasan.

(3) Soil & Material/Pav EngineerTugas dan tanggung jawab Soil & Material/Pav Engineer adalah :(a) Menentukan jenis material bangunan yang akan digunakan. (b) Mengadakan uji/testing periodik terhadap material yang akan digunakan. (c) Menentukan komposisi atas material concrete dan grouting yang akan digunakan. (d) Mengadakan checking secara periodik pada pelaksanaan pengecoran dan grouting. (e) Mengawasi dan mengontrol uji material di laboratorium.(f) Mengawasi dan control uji di tempat pencampuran beton. (g) Mencheck kualitas material yang digunakan. (h) Mengawasi dan control campuran beton dan pencampuran sampai ke tempat pekerjaan. (i) Mengontrol kualitas uji timbun dan uji CBR. (j) Menghitung kualitas control lapangan dengan statistik. (k) Membuat laporan penunjang untuk hasil uji material serta membantu Resident Engineer dalam menyusun laporan akhir.

(4) Geotechnical EngineerTugas dan tanggung jawab Geotechnical Engineer adalah :(a) Mengumpulkan dan mengevaluasi semua data geologi dari laporan-laporan dan data yang ada. (b) Membuat rencana investigasi geologi tambahan tambahan di lapangan bila diperlukan. (c) Melakukan koordinasi dengan laboratorium mekanika tanah dan beton. (d) Mendiskusikan hasil pengamatan di lapangan bersama tim. (e) Melakukan pengawasan pekerjaan investigasi geologi tambahan. (f) Menganalisa hasil investigasi geoteknik dan menyiapkan laporannya. (g) Melakukan pemetaan geologi detail pada rencana pondasi. (h) Mengawasi seluruh pelaksanaan galian di pondasi fly over. (i) Menetukan pondasi yang layak untuk setiap struktur. (j) Menentukan jenis perbaikan pondasi, mengumpulkan dan mengevaluasi semua data geologi dari laporan-laporan dan data yang ada.

(5) Structure EngineerTugas dan tanggung jawab Structure Engineer adalah :(a) Melaksanakan kaji ulang desain bendungan sesuai dengan kondisi lapangan. (b) Merencanakan perubahan-perubahan atau pekerjaan tambah kurang yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke pengguna jasa. (c) Melakukan peninjauan lapangan terhadap pelaksanaan pekerjaan bendungan khususnya yang ada hubungannya dengan perubahan desain. (d) Membuat laporan desain serta membantu Resident Engineer dalam membuat laporan akhir.

(6) Quantity EngineerTugas dan tanggung jawab Quantity Engineer adalah :(a) Menyerahkan kepada Resident Engineer himpunan data bulanan pengendalian mutu paling lambat 14 bulan berikutnya. Himpunan data harus mencakup semua tes laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci.(b) Melakukan semua analisa semua test, termasuk usulan komposisi campuran (job mix formula) dan justifikasi teknik atas persetujuan dan penolakan usul tersebut. (c) Memerintahkan Kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki kem-bali pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.(d) Menolak material dan peralatan Kontraktor yang tidak memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku.(e) Memeriksakan hasil pekerjaan dari Kontraktor apakah sesuai mutu dan kualitas yang ditentukan.

(7) Chief InspectorTugas dan tanggung jawab Chief Inspector adalah :(a) Mengepalai para Inspector.(b) Membantu Resident Engineer dalam menyiapkan data untuk final payment.(c) Memberikan laporan kemajuan pekerjaan kepada Kelapa Lapangan.(d) Melaksanakan pengarsipan surat-surat, laporan harian, laporan bulanan, jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain.(e) Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang dilakukan Kontraktor.

(8) Environment EngineerTugas dan tanggung jawab Environment Engineer adalah :(a) Membuat rencana pekerjaan Amdal. (b) Monitoring dampak dari pelaksanaan konstruksi bangunan terhadap lingkungan. (c) Melakukan pengambilan contoh kualitas udara dan air sekitar lokasi pembangunan. (d) Membuat laporan Analisis Dampak Lingkungan.

(9) Plant InspectorTugas dan tanggung jawab Plant Inspector adalah :(a) Membantu tenaga ahli pabrikasi dalam pekerjaan pengawasan konstruksi.(b) Mengumpulkan laporan terdahulu, data-data, informasi-informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pabrikasi/plant. (c) Membuat perhitungan volume pekerjaan dan konstruksi tersebut untuk dipergunakan dalam perhitungan biaya proyek. (10) Lab. TechnicianTugas dan tanggung jawab Lab. Technician adalah :(a) Mengikuti semua kegiatan Kontraktor dan bertugas menguji kendali mutu dari setiap item pekerjaan.(b) Mengecek/memeriksa hasil pekerjaan kualitas untuk mendukung Monthly Certivicate (MC).(c) Membuat laporan bulanan dari hasil pengendalian kualitas untuk mendukung data kuantitas setiap bulannya.(d) Mengikuti pengetesan semua material yang akan dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.(e) Melakukan percobaan(triaxial test) yang sudah memenuhi persyaratan untuk komposisi material yang digunakan.

(11) Quantity SurveyorTugas dan tanggung jawab Quantity Surveyor adalah :(a) Pengecekan dan persetujuan perhitungan mutual check 0% yang diusulkan oleh Kontraktor. (b) Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. (c) Menghitung progress/kemajuan pelaksanaan proyek dibandingkan dengan jadwal pekerjaan. (d) Memeriksa berita acara tagihan dan sertifikat pembayaran. (e) Pengecekan dan persetujuan perhitungan mutual check 100% yang diusulkan oleh Kontraktor.(f) Membantu Resident Engineer dalam membuat/menyiapkan laporan akhir.

(12) Earthwork & pav InspTugas dan tanggung jawab Earthwork & pavInsp adalah :(a) Membantu tenaga ahli Earthwork dan pavement/pekerjaan tanah dalam pekerjaan pengawasan konstruksi.(b) Mengumpulkan laporan terdahulu, data-data, informasi-informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan Earthwork dan pavement. (c) Membuat perhitungan volume pekerjaan dan konstruksi tersebut untuk dipergunakan dalam perhitungan biaya proyek.

(13) Utilitas & Mat.Elec.InspTugas dan tanggung jawab Utilitas & Mat.Elec.Insp adalah :(a) Review dan persetujuan jadwal rencana kerja dan metode pelaksanaan Kontraktor untuk utilitas, material dan electrical. (b) Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing. (c) Mempekirakan kesulitan-kesulitan yang akan timbul dan berusaha mencari jalan keluar penyelesaiannya. (d) Memeriksa dan mengevaluasi laporan dari Kontraktor. (e) Pengecekan dan persetujuan gambar-gambar pelaksanaan, shop drawing, working drawing, contoh-contoh material yang diusulkan oleh Kontraktor. (f) Menyetujui perubahan-perubahan yang terjadi di lapangan untuk pelaksanaan pekerjaan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu ke direksi lapangan. (g) Pengecekan dan persetujuan gambar as-built drawing yang diusulkan oleh Kontraktor. (h) Membantu Resident Engineer dalam membuat/menyiapkan laporan akhir.

(14) Structure InspectorTugas dan tanggung jawab Structure Inspector adalah :(a) Membantu tenaga ahli struktur dalam pekerjaan pengawasan konstruksi.(b) Mengumpulkan laporan terdahulu, data-data, informasi-informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan struktur. (c) Membuat perhitungan volume pekerjaan dan konstruksi tersebut untuk dipergunakan dalam perhitungan biaya proyek. (d) Membuat gambar-gambar perencanaan.

(15) Geodetic SurveyorTugas dan tanggung jawab Geodetic Surveyor adalah :(a) Membantu dan memberikan saran kepada direksi lapangan dalam menentukan titik-titik referensi untuk setting out pelaksanaan pekerjaan. (b) Mengumpulkan dan mengevaluasi semua data peta topografi dari laporan dan data yang ada. (c) Membuat rencana kerja pekerjaan pengukuran di lapangan. (d) Melakukan pengawasan pekerjaan pengukuran di lapangan. (e) Memeriksa gambar peta batas pembebasan tanah. (f) Membantu Resident Engineer dalam menyusun laporan akhir.

(16) Office ManagerTugas dan tanggung jawab Office Manager adalah mengendalikan, dan mengorganisasi serta menggerakkan seluruh pegawai kantor supaya pekerjaan menjadi lancar.

(17) Operator KomputerTugas dan tanggung jawab Operator Komputer adalah mengoperasikan, dan mengontrol komputer untuk memproses data teknik yang dibutuhkan dalam pekerjaan konstruksi.

(18) Operator CADTugas dan tanggung jawab Operator CAD adalah :(a) Membuat seluruh gambar kerja yang akan di kerjakan.(b) Bertanggung jawab atas semua gambar kerja dan kesesuaian data yang ada.

(19) Office BoyTugas dan tanggung jawab Office Boy adalah membersihkan dan merapikan kantor supaya suasana menjadi nyaman.

2.1.5 Struktur Organisasi PelaksanaDalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan adanya suatu organisasi yang baik, hal ini mengingat suatu organisasi itu sendiri merupakan kumpulan beberapa individu yang saling bekerja sama sesuai dengan keahliannya masing-masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Pelaksana pekerjaan proyek relokasi jalan tol ruas Porong-Gempol, paket 3B adalah PT.Waskita Karya sebagai kontraktor utama. PT.Waskita Karya dibantu oleh beberapa sub-kontraktor. Sub-kontraktor ini yang langsung menangani pekerjaan di lapangan.

Gambar 2.6 Struktur Organisasi PT. Waskita KaryaAdapun tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing komponen organisasi pelaksanaan proyek adalah sebagai berikut :

(1) Kepala Proyek Kepala Proyek adalah wakil dari perusahaan atau kontraktor yang memimpin proyek. Adapun tugas dan tanggung jawab Kepala Proyek adalah sebagai berikut:(a) Tugas-tugas : Melaksanakan kebijakan dan keputusan Komite Manajemen (KM) dan menyediakan semua sarana dan kelengkapan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelaksanaan proyek sesuai spesifikasi secara tepat waktu, efisien dan efektif. Mengkoordinir penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Proyek (RKAP) untuk diajukan dan dikaji oleh Komite Manajemen (KM) Melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan oleh KM serta kesepakatan yang dicapai dalam pertemuan berkala dengan KM. Membuat program bulanan termasuk Rencana Prestasi dan. Anggaran Biaya Proyek untuk bulan berikutnya untuk disetujui KM.(b) Tanggung Jawab : Mengelola proses produksi (perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian) beserta penunjangan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan. Terselenggaranya kegiatan perencanaan, monitoring, evaluasi dan pengendalian pekerjaan untnuk mendukung proses produksi. Terselenggaranya kegiatan pengadaan bahan, peralatan yang diperlukan. Terselenggaranya hubungan baik dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kelancaran pelaksanaan/proses produksi. Terselenggaranya pengadaan, penempatan dan pengembangan SDM.(c) Wewenang : Menyetujui kontrak kerja staf proyek, mandor dan pekerja serta penempatanya. Melakukan revisi sisa RKAP. Melakukan negosiasi dan menindak lanjuti pekerjaan tambah/kurang sebatas wewenangnya. Menyetujui pembayaran, berita acara sisa bahan, berita acara prestasi pekerjaan, daftar penerimaan barang (DPB).

(2) Kasie TeknikTugas dan tanggung jawab Kasie Teknik adalah :(a) Menerima dan mempelajari gambar desain dan spesifikasi teknis proyek.(b) Berkoordinasi dengan Kepala Lapangan dalam pembuatan dan pengecekan gambar kerja.(c) Berkoordinasi dengan Kepala Proyek dan Kepala Lapangan dalam pembuatan Time Schedule dan metode pelaksanaan pekerjaan.(d) Memberikan instruksi kerja kepada pelaksana sesuai dengan gambar kerja, Time Schedule dan metode pelaksanaan yang telah dibuat.(e) Berkoordinasi dengan Kepala Lapangan dan Kasie Loglat dalam pengadaan material di lapangan dengan memperhatikan jumlah, spesifikasi teknis dan jadwal pengiriman material oleh pemasok.(f) Bertanggung jawab kepada Kepala Proyek atas keberhasilan proyek mulai dari persiapan hingga penyerahan proyek.

(3) Kasie AdkontTugas dan tanggung jawab Kasie Adkont adalah :(a) Mengawasi jalannya pekerjaan dan mengontrol mutu pekerjaan.(b) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan bila hasil pekerjaan tidak memenuhi standard mutu yang telah ditetapkan.(c) Berkoordinasi dengan Pelaksana dalam hal pengadaan tenaga kerja.(d) Berkoordinasi dengan Kasie Teknik dan Kepala Proyek dalam hal pelaksanaan pekerjaan oleh sub-kontraktor.(e) Mengatur kinerja para pekerja dan sub-kontraktor agar selesai sesuai jadwal dengan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.(f) Berkoordinasi dengan pelaksana saat pembuatan opname mandor dan sub-kontraktor.(g) Melakukan penilaian atas kinerja para pekerja dan sub-kontraktor(h) Melakukan pengujian-pengujian labolatorium.

(4) Kepala LapanganTugas dan tanggung jawab Kepala Lapangan Adalah :(a) Menerima dan mempelajari gambar desain dan spesifikasi teknis proyek.(b) Memberikan intruksi kerja kepada pelaksana sesuai dengan gambar kerja, time schedule dan metode pelaksanaan yang telah dibuat.(c) Mengawasi jalannya pekerjaan dan mengontrol mutu pekerjaan.(d) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan bila hasil pekerjaan tidak memenuhi standart mutu yang ditetapkan.(e) Berkoordinasi dengan pelaksana dalam hal pengadaan material.

(5) Kasie Loglat(a) Tugas dan tanggung jawab Kasie Loglat adalah : Melakukan monitoring pengiriman barang untuk menjamin ketapatan waktu. Terselenggaranya kegiatan pengendalian barang saat diproduksi (jika diperlukan) sesuai petunjuk kerja. Mengajukan surat permintaan material sesuai jadwal yang telah ditentukan. Membuat laporan penerimaan material. Melapor secepatnya kepada manager logistik apabila material yang didatangkan tidak sesuai dengan permintaan. Membantu kelancaran proyek dalam hal pengadaan material dan alat. Memantau dan mengarahkan pengadaan, penggunaan dan pencataan BBM, tenaga (operator dan mekanik) agar efektif dan efisien. Menjamin kesiagaan alat agar bisa beroperasi dengan optimal. Mengarahkan dan memantau pancatatan setiap peralatan atas penggunaan jam kerja alat serta hasil produksinya secara periodik.(b) Wewenang Menyetujui atau menolak penerimaan material. Menentukan kondisi alat apakah perlu diservis atau siap pakai.

(6) Kasie KSDMTugas dan bertanggung jawab Kasie KSDM adalah :(a) Menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktifitas organisasi atau perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.(b) Memotivasi para tenaga kerja.(c) Mengawasi para pekerja agar bekerja dengan baik dan efektif.(d) Membuat hubungan baik dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung kelancaran pelaksanaan/proses produksi.

(7) Pelaksana Timbunan dan MainroadTugas dan tanggung jawab Pelaksana adalah :(a) Berkoordinasi dengan mandor pada pekerjaan timbunan dan mainroad.(b) Melakukan pengawasan pekerjaan tumbunan dan mainroad.(c) Berkoordinasi dengan Kepala Lapangan bila terjadi permasalahan timbunan dan mainroad.(d) Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.(e) Mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.(f) Melaksanakan pekerjaan harian lapangan.

(8) Pelaksana StrukturTugas dan tanggung jawab Pelaksana Struktur adalah :(a) Berkoordinasi dengan mandor pada pekerjaan struktur.(b) Melakukan pengawasan pekerjaan struktur.(c) Berkoordinasi dengan Kepala Lapangan bila terjadi permasalahan struktur.(d) Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.(e) Mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.(f) Melaksanakan pekerjaan harian lapangan.

(9) Pelaksana Gerbang Tol dan FasilitasTugas dan tanggung jawab Pelaksana Gerbang Tol dan Fasilitas adalah :(a) Berkoordinasi dengan mandor pada pekerjaan gerbang tol dan fasilitasnya.(b) Melakukan pengawasan pekerjaan gerbang tol dan fasilitasnya.(c) Berkoordinasi dengan Kepala Lapangan bila terjadi permasalahan gerbang tol dan fasilitasnya.(d) Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.(e) Mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.(f) Melaksanakan pekerjaan harian lapangan.

(10) Pelaksana PembesianTugas dan tanggung jawab Pelaksana Pembesian adalah :(a) Berkoordinasi dengan mandor pada pekerjaan pembesian.(b) Melakukan pengawasan pekerjaan pembesian.(c) Berkoordinasi dengan Kepala Lapangan bila terjadi permasalahan pembesian.(d) Melaksanakan pekerjaan harian sesuai dokumen kontrak.(e) Mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.(f) Melaksanakan pekerjaan harian lapangan.

(11) Surveyor(a) Tugas dan tanggung jawab Surveyor adalah : Mengenal lingkungan daerah rencana lokasi pekerjaan. Mempelajari hingga bisa memahami situasi gambar konstruksi. Membuat rencana prioritas urutan pelaksanaan pekerjaan pengukuran. Mencari titik tetap yang telah ada disekitar lokasi pekerjaan. Melaksanakan seluruh pengukuran untuk gambar pekerjaan terakhir (as built drawing). Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran dan uitzet di lokasi proyek. Melakukan pengukuran dan uitzet dilokasi proyek. Berkoordinasi dengan pelaksana pada saat melakukan pekerjaan pengukuran dan uitzet di lokasi proyek.(b) Wewenang : Membuat dan memperbanyak titik tetap disesuaikan dengan titik terdekat yang telah ada. Merekomendasikan kepada kepala pelaksana/pelaksana tentang lokasi pekerjaan yang sudah selesai diukur dan siap mulai dengan pekerjaan fisik.

(12) DrafterTugas dan tanggung jawab Drafter adalah :(a) Drafter membuat shop drawing berdasarkan daftar yang dibuat Kepala Lapangan.(b) Drafter membuat drawing berdasarkan ketentuan dari site engineer.(c) Bertanggung jawab kepada Kepala Lapangan atas tugas pembuatan gambar yang diberikan serta menyelesaikan tepat pada waktunya.

(13) High Way EngineerTugas dan tanggung jawab High Way Engineer adalah :(a) Menganalisa data survey lapangan, data lain yang tersedia seperti tipe dan volume lalu lintas dan meyiapkan detail desain, perkiraan jumlah dan biaya, serta pekerjaan dan usulan perubahan.(b) Menyiapkan rencana kerja detail pekerjaan untuk menyelidiki termasuk pengeboran atau sondir jika diperlukan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim supervisi dalam melaksanakan rencana kerja di lapangan.(c) Melaksanakan review design dan usulan perubahan design serta biaya, meyiapkan gambar teknis untuk membuat laporan pada pelaksanaan kegiatan pengawasan.

(14) Quantity SurveyorTugas dan tanggung jawab Quantity Surveyor adalah :(a) Bertanggung jawab kepada Kepala Pelaksana.(b) Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan pelaksana apakah sesuai dengan kuantitas yang telah ditentukan.(c) Menolak pekerjaan pelaksana yang kuantitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.(d) Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal yang menyangkut masalah pengendalian kuantitas.

(15) Staf GudangTugas dan tanggung jawab Staf Gudang adalah :(a) Menyimpan barang yang telah dibeli dan mengaturnya dengan baik agar barang dapat keluar secara teratur.(b) Membuat laporan mengenai stock barang.(c) Mengeluarkan barang sesuai dengan permintaan dan kebutuhan proyek. (d) Memberi informasi sedini mungkin atas produk yang sudah mencapai persediaan yang minimum.

(16) Kepala Administrasi KeuanganTugas dan tanggung jawab Kepala Administrasi Keuangan adalah :(a) Mempersiapkan daftar biaya berkaitan dengan rancangan dalam bentuk batas biaya dan target biaya untuk setiap bagian pekerjaan.(b) Menyelenggarakan sistem administrasi umum dan teknis dalam rangka memperlancar pengelolaan proyek.(c) Membuat pembukuan arsip-arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek.(d) Melaksanakan pengendalian biaya selama pelaksanaan proyek.(17) Staf ADMTugas dan tanggung jawab Staf ADM adalah :(a) Mengurus surat-surat tagihan termin yang merupakan hak kontraktor kepada Owner.(b) Mengurus administrasi barang dan tukang dari lapangan ke kantor.

(18) K3LMPTugas dan tanggung jawab K3LMP adalah :(a) Memantau setiap pelaksanaan pekerjaan di lapangan, apakah sudah memenuhi standart keamanan sesuai prosedur keselamatan dan kesehatan kerja (K3).(b) Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja.(c) Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas konstruksi.(d) Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien.(e) Mengurangi buangan/limbah yang timbul.(f) Menjamin proses produksi berjalan aman dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan.(g) Menjamin komitmen terhadap perlindungan tenaga kerja dan lingkungan serta pemeliharaannya.(h) Bertanggung jawab kepada Kepala Proyek atas pelaksanaan/penerapan K3.

(19) MandorTugas dan tanggung jawab Mandor adalah :(a) Memimpin pelaksanaan suatu pekerjaan yang meliputi semua pekerjaan dilapangan berdasarkan bagian masing-masing.(b) Mengawasi dan memberi pengawasaan kepada pekerja yang dibawahi agar target yang sudah ditetapkan dapat tercapai.(c) Bertanggung jawab langsung kepada pelaksana lapangan.

(20) TukangTugas dari Tukang adalah :(a) Mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan bagiannya masing-masing sesuai dengan ketrampilannya seperti tukang batu, tukang kayu, tukang besi dan lain-lain.(b) Dalam pelaksanaan dilapangan para tukang bertanggung jawab kepada kepala tukang, dengan arti bahwa pelaksanaan pekerjaan berdasarkan perintah mandor.

(21) PekerjaTugas dari Pekerja adalah membantu kelancaran pekerjaan tukang, yaitu menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan oleh tukang dan mengerjakan pekerjaan sesuai perintah tukang.

(22) KeamananTugas Keamanan adalah :(a) Melakukan pengamanan selama pengerjaan proyek ataupun pada waktu malam hari.(b) Bertanggung jawab atas barang milik proyek.

2.1.6 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada proyek relokasi jalan tol ruas Porong-Gempol paket 3B dibagi berdasarkan ruang lingkup proyek, dimana setiap pekerja harus menaati peraturan (K3) tersebut.Peraturan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang diterapkan oleh PT. Waskita Karya diantaranya yaitu sebagai berikut :

(1) Peraturan Umum K3(a) Seluruh karyawan dan pekerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus memahami dan mematuhi kaedah, dan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. (b) Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. (c) Pengaturan lalu lintas dilokasi kerja : Hanya yang mempunyai Surat Izin Mengemudi dan mengoprasikan alat berat yang diizinkan mengemudikan kendaraan dilokasi proyek. Kendaraan hanya boleh diparkir pada tempat-tempat yang disediakan, bukan disembarang tempat pada lokasi proyek. Dalam memarkir kendaraannya, pengemudi harus memastikan bahwa kendaraan tidak bergerak saat ditinggalkan. Kendaraan harus dijalankan sesuai dengan batas kecepatan yang diizinkan.(d) Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap akan bahaya kebakaran yang mungkin timbul. (e) Semua yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan harus peduli dan tanggap untuk menjaga kerapihan dan kebersihan pada lokasi masing-masing. (f) Pada lokasi-lokasi berbahaya harus dipasang tanda-tanda peringatan adanya bahaya. (g) Jalan kerja yang memadai dan aman harus disediakan sebagai sarana keluar masuk pekerja dan inspeksi. (h) Setiap proyek harus mendaftarkan dan mengikuti program Jamsostek. (i) Manajemen Proyek atau penanggung jawab K3 harus menetapkan sanksi atau hukuman terhadap pelanggar peraturan K3. (j) Harus tersedia data dan nomer telepon instansi-instansi yang terkait seperti rumah sakit terdekat, kepolisian, dinas pemadam kebakaran, Depnaker, Asuransi/Jamsostek yang mudah dibaca semua orang. (k) Untuk proyek dengan kondisi khusus yang tidak tercakup dalam peraturan atau IK ini, maka Manajemen Proyek harus menetapkan peraturan K3 sesuai dengan kondisi proyek.

(2) Perlengkapan Pelindung Tubuh(a) Semua pekerja, karyawan dan tamu harus mengenakan topi pengaman (helm) dan sepatu pengaman saat berada di lokasi kerja. (b) Sabuk pengaman dan tali penyelamat harus dikenakan saat bekerja pada ketinggian diatas 2 meter. (c) Pakai seragam dan tanda pengenal. (d) Pelindung badan (body protector) jika hal tersebut diperlukan (untuk tukang/pekerja las diwajibkan). (e) Menggunakan plangpul/life untuk pekerjaan diatas air.(f) Sarung tangan harus dipakai sewaktu memegang barang atau benda keras yang dapat mengakibatkan luka-luka pada tangan (untuk pekerjaan las diwajibkan). (g) Alat pelindung pernapasan harus dipakai sewaktu berada pada lokasi yang penuh debu, atau material lain yang sangat berbahaya. (h) Alat pelindung telinga harus dikenakan apabila bekerja pada situasi kerja yang bising.

(3) Tinjauan Pelaksanaan K3(a) Penanggung jawab fungsi K3 di proyek, harus melakukan Inspeksi Pelaksanaan K3 secara berkala sesuai dengan form dalam lampiran IK ini.(b) Manajemen proyek harus melakukan tinjauan manajemen atau rapat koordinasi mengenai K3 secara mingguan atau disesuaikan denga rapat koordinasi manajemen, termasuk membahas hasil Inspeksi K3 dan langkah-langkah yang harus ditindak lanjuti. Rapat dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, Anggota P2K3 dan lain-lain sesuai dengan pedoman K3. (c) Manajemen proyek harus mengevaluasi laporan kecelakaan, dibahas dalam tinjauan manajemen dan membuat langkah-langkah pencegahan agar kecelakaan tidak terulang lagi. (d) Sangat dianjurkan dilakukan pelatihan K3. Dapat dilakukan dalam bentuk briefing, kampanye, dan lain-lain.(e) Sangat dianjurkan diadakannya tool box meeting berupa arahan dalam waktu singkat setiap hari yang dilakukan kelompok kerja yang berisi pelaksanaan K3 sesuai rencana pekerjaan hari itu. (f) Dianjurkan dalam pembuatan metode kerja atau IK pelaksanaan pekerjaan memasukkan identifikasi bahaya dan pengendalian sumber bahaya dari pekerjaan tersebut.(4) Rambu-rambu Peringatan(a) Rambu-rambu peringatan di sini adalah tulisan dan gambar atau simbol yang memuat peraturan-peraturan, peringatan, larangan, maupun himbauan. (b) Rambu-rambu harus mudah dibaca pada jarak pandang yang cukup dan dipahami ( komunikatif ) oleh semua orang yang terlibat dalam proyek.(c) Jenis rambu, bahan peledak, tipe dan ukuran tulisan, bahasa, jenis simbol yang digunakan atau gambar, dan warna, disesuaikan dengan kondisi proyek, pekerjaan dan kebutuhannya, kecuali rambu-rambu yang sudah ada di jalan raya. (d) Contoh rambu-rambu : Peraturan-peraturan seperti : wajib menggunakan helm dan sepatu pengaman, buanglah sampah pada tempatnya. Rambu-rambu peringatan seperti : awas ada lubang, hati-hati jalan licin. Rambu larangan seperti : dilarang masuk, dilarang parkir. Himbauan seperti : poster-poster K3. Identifikasi seperti : pelayanan P3K, bak sampah, toilet, petunjuk lokasi.

Gambar 2.7 Rambu Himbauan

Gambar 2.8 Rambu Peringatan2.1.7 Mekanisme Rekruitmen Tenaga KerjaDalam suatu pelaksanaan proyek, peran tenaga kerja sangat menentukan kelancaran dan kualitas proyek tersebut. Pada proses perekrutan tenaga kerja harus diperhatikan dengan teliti. Pada proyek ini perekrutan tenaga kerja ada dua cara, pertama berasal dari PT. Waskita Karya sendiri yang merupakan pekerja tetap. Untuk pekerja tetap meliputi Kepala Proyek, Kasie Teknik, Kasie Adkont, Kasie KSDM, dan Kepala Lapangan. Cara kedua adalah berstatus pekerja harian yang sudah menjadi langganan PT. Waskita Karya. Perekrutan pekerja harian biasanya dilakukan oleh Kasie di bidang masing-masing dan disetujui oleh Kepala Proyek. Perekrutan dilakukan pada saat pelaksanaan proyek berlangsung. Dilakukan dengan cara memilih atau memakai tenaga kerja yang sesuai dengan tingkat keahlian dan pengalaman masing-masing tenaga kerja.

2.1.8 Sistem Kesejahteraan dan Pengupahan Tenaga KerjaPada setiap kegiatan konstruksi peranan tenaga kerja sangatlah penting. Agar proses pelaksanaan konstruksi dapat berjalan dengan baik maka diperlukan peninjauan terhadap kualitas dan sistem pengupahan tenaga kerja. Sistem pengupahan tenaga kerja pada proyek relokasi jalan tol ruas Porong-Gempol paket 3B sebagai berikut :

(1) Kualitas Tenaga KerjaDalam suatu proyek, kualitas dan kuantitas tenaga kerja dapat dilihat dari produktifitas kerja yang dilaksanakan oleh tenaga kerja itu sendiri. Dalam setiap pekerjaan kuantitas dan kualitas sangatlah berpengaruh terutama pada tingkat pendidikan dan pengalaman kerja. Pada proyek relokasi jalan tol ruas Porong-Gempol paket 3B kualitas tenaga kerja diukur dari keterampilan, dan pengalaman kerja.

(2) Sistem PengupahanUntuk proyek relokasi jalan tol Porong-Gempol paket 3B ini kualitas tenaga kerja diukur dari keterampilan, dan pengalaman kerja. Sistem pengupahan dilakukan dengan cara sistem harian yang merupakan sistem pengupahan yang pembayaran upah pekerjaan dihitung berdasarkan hari kerja dan kemampuan dari masing-masing pekerjaan. Sistem penyerahannya yaitu kontraktor langsung membayar ke sub-kontraktor setiap dua minggu sekali sesuai dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan kemudian sub-kontraktor membayarkan ke pekerja.

(3) Jam KerjaJam kerja pada proyek relokasi jalan tol Porong-Gempol paket 3B yaitu 14 jam/hari untuk jam kerja yang standar. Namun jika ada pekerjaan yang membutuhkan lembur maka jam kerja ikut bertambah sesuai dengan pekerjaan tersebut. Hal ini tentunya dilakukan dengan sistem rolling (bergantian) untuk siang dan malamnya. Sedangkan untuk hari kerja adalah 7 hari/minggu.2.1.9 Sistem Pengendalian ProyekSecara umum sistem pengendalian proyek di lapangan mengacu pada schedule/penjadwalan, anggaran, dan mutu yang telah ditentukan. Adapun hal-hal yang termasuk dalam sistem pengendalian proyek ini adalah :

(1) Bahan Untuk pengadaan bahan di proyek ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Sedangkan pihak yang mengontrol pengadaan bahan ini adalah pihak loglat. Mulai dari pemesanan, pengiriman, dan penerimaan bahan di lapangan ditangani oleh pihak loglat.Pengontrolan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekurangan atau keterlambatan dalam pengadaan bahan di lapangan dan pekerjaan di lapangan tidak terhambat dikarenakan keterlambatan datangnya bahan yang dibutuhkan. pihak loglat. Pengontrolan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kekurangan atau keterlambatan dalam pengadaan bahan di lapangan dan pekerjaan di lapangan tidak terhambat dikarenakan keterlambatan datangnya bahan yang dibutuhkan.

(2) PeralatanUntuk pengadaan peralatan kerja pada proyek ini sebagian disediakan oleh kontraktor pelaksana, sebagian peralatan para tukang membawa sendiri. Peralatan yang disediakan oleh kontraktor pelaksana adalah berupa alat-alat yang tidak dimiliki oleh tukang misalnya, molen, vibrator, pompa air, alat pemadat, alat penghampar dan lain sebagainya. Untuk peralatan yang dibawa tukang umumnya palu, gergaji, meteran, untig-unting, dan lain-lain.

(3) Tenaga KerjaUntuk penyediaan tenaga kerja, pihak kontraktor pelaksana menyerahkan tanggung jawab ini kepada mandor. Nantinya mandor ini yang akan mencari tenaga kerja, menempatkan mereka sesuai keahlian yang dimiliki, dan mengatur jumlah pekerja pada jenis pekerjaan yang akan dilakukan dalam proyek ini, sehingga tidak akan terjadi kekurangan atau kelebihan tenaga kerja.

(4) Waktu Pengendalian waktu ini didasarkan pada time schedule pekerjaan. Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada anggaran proyek. Agar berlangsung tepat waktu, time schedule disusun sebagai alat kontrol untuk mengukur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya pelaksanaan. Pekerjaan apa yang harus dilaksanakan lebih dahulu dan kapan harus dimulai dapat terlihat dengan jelas pada time schedule, sehingga keterlambatan pekerjaan sebisa mungkin dihindari. Time schedule menyatakan pembagian waktu terperinci untuk setiap jenis pekerjaan, mulai dari permulaan sampai akhir pekerjaan sehingga komulatif prosentase bobot pekerjaan ini akan membentuk kurva S realisasi. Namun meskipun penjadwalan telah dilakukan sedemikian rupa, akan tetapi waktu terselesaikanya proyek terlambat dari yang direncanakan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu a) faktor cuaca, b) faktor peralatan, c) faktor manusia.

(a) Faktor cuaca Hujan pada saat pelaksanaan proyek dapat mengakibatkan terjadinya kerusak bekisting Box Culvert yang sudah terpasang. Pada pekerjaan pengecoran air hujan mempengaruhi mutu beton yang ada karena menambah kadar air semen yang berakibat pada turunya mutu beton. Selain itu, faktor cuaca seperti hujan juga dapat menyebabkan berhentinya satu pekerjaan dengan alasan keamanan maupun menghindari penurunan mutu bahan.(b) Faktor peralatan Kondisi peralatan sangat mempengaruhi kualitas pekerjaan dilapangan, dengan peralatan yang baik maka kualitas pekerjaan akan baik pula, disamping itu pekerjaan akan terselesaikan dengan lebih cepat, karena banyak sekali pekerjaan yang tidak bisa dilakukan dengan cara manual dengan tenaga manusia, kaluapun bisa secara manual akan membutuhkan waktu yang lama, sehingga akan memperlambat progres proyek tersebut dan sangat tidak efisien.Berikut ini contoh beberapa peralatan yang sangat menggangu kinerja proyek apabila peralatan ini tidak ada : Tidak adanya tower crane akan menghambat kinerja pengangkutan tulangan yang di gunakan untuk tulangan. Tidak adanya mesin alat pembengkok tulangan sehingga harus di lakukan secara manual.(c) Faktor manusia Kondisi manusia (tukang/pekerja) sangat mempengaruhi kualitas pekerjaan dilapangan dengan pekerjaan yang baik maka kualitas pekerjaan akan baik pula, disamping itu pekerjaan akan cepat terselesaikan dengan lebih cepat, karena banyak sekali pekerjaan dilapangan yang tidak bisa dilakukan secara santai, sehingga akan memperlambat progres proyek tersebut dan sangat tidak efisien.

2.2 Kegiatan Khusus (Pelaksanaan Pekerjaan Box Culvert)Kegiatan khusus yang dilaksanakan selama praktik industri adalah melakukan pengamatan dan pemahaman tentang pelaksanaan pekerjaan Box Culvert. Dalam pelaksanaan pekerjaan Box Culvert ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan rencana. Berikut ini adalah uraian dari pelaksanaan pekerjaan Box Culvert yang ada di proyek relokasi jalan tol ruas Porong-Gempol Paket 3B.2.2.1 Pekerjaan Persiapan2.2.1.1 Pekerjaan PembersihanPekerjaan persiapan dimulai dari membersihkan lokasi di sekitar daerah yang akan dikerjakan. Pekerjaan pembersihan dilakukan agar pada saat pelaksanaan para pekerja tidak terganggu dengan benda-benda yang dapat menghambat proses pekerjaan. Pekerjaan pembersihan meliputi pengukuran, dan land clearing. Berikut uraian pekerjaan pembersihan yang harus dikerjakan.

(1) Pengukuran dan Pematokan(a) Kegiatan ini meliputi pekerjaan pengukuran untuk pemasangan patok-patok sehingga membentuk garis-garis yang sesuai dengan gambar dan harus memperoleh persetujuan tim pengawas sebelum memulai pekerjaan. Penentuan patok-patok di lapangan berdasarkan gambar rencana disebut setting out.(b) Kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran pengukuran, kebenaran posisi level dan garis untuk keseluruhan pekerjaan.(c) Tim pengawas akan memberikan titik acuan sebagai dasar pengukuran titik koordinat, batas-batas pekerjaan dan acuan untuk ketinggian. Seluruh titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran setempat, yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan proyek seperti yang direncanakan dalam gambar-gambar dan disetujui oleh team pengawas.

Gambar 2.9 Pekerjaan Setting Out(d) Atas tanggungan sendiri kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.(e) Setiap tanda yang di buat oleh tim pengawas ataupun oleh kontraktor harus di jaga baik-baik, bila terganggu atau rusak harus diperbaiki oleh kontraktor atas tanggungan sendiri.(2) Land ClearingPekerjaan land clearing adalah pekerjaan pembebasan area kerja dari semua jenis benda yang mengganggu pekerjaan konstruksi. Benda-benda yang harus dibersihkan/dibebaskan meliputi :(a) Semua tanaman, semak-semak dan pohon-pohon dibersihkan sampai ke akar-akarnya.(b) Pada daerah rawa-rawa atau sawah-sawah basah, lumpur harus digali dan diangkut keluar lokasi sampai didapat tanah yang baik sesuai petunjuk tim pengawas.(c) Rumah-rumah yang berdiri tepat pada area letak bangunan rencana harus dibongkar.(d) Bekas-bekas hasil pembongkaran bangunan, rumput, tanaman, semak-semak, pohon-pohon, lumpur, dibuang dan diangkut ke luar area proyek.(e) Cara penimbuanan material bekas pembongkaran bangunan harus rapi dan sesuai dengan persetujuan tim pengawas.

Gambar 2.10 Metode Pelaksanaan Pembebasan Area Tempat Kerja

2.2.1.2 Penyiapan Alat dan Bahan

Penyiapan alat dan bahan merupakan bagian penting untuk menciptakan kelancaran dari kegiatan konstruksi. Adapun peralatan dan bahan yang digunakan pada pekerjaan Box Culvert dalam proyek relokasi jalan tol Porong-Gempol Paket 3B adalah sebagai berikut.

(1) Peralatan SurveyPeralatan survey merupakan alat-alat yang pada proyek ini digunakan untuk pemetaan dan pengukuran lapangan, yang meliputi:(a) TheodolithTheodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalah dengan mengatur nuovo dan unting-unting di bawah theodolith, kemudian menetapkan salah satu titik sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik awal yang ditetapkan tadi.(b) Penyipat DataranAlat ini digunakan untuk : Mencari selisih ketinggian antara dua titik (sering dikenal sebagai control penyipat dataran). Mengambil penampang memanjang dan penampang lintang tanah sepanjang jalur yang diinginkan. Menetapkan elevasi untuk mengendalikan pekerjaan yang sedang berlangsung (sering disebut konstruksi penyipat dataran).

Gambar 2.11 Alat Penyipat Datar

(2) Alat-Alat BeratKetika suatu proyek akan dimulai, kontraktor akan memilih alat berat yang akan digunakan di proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik jenis, fungsi, ukuran, maupun jumlahnya. Ketepatan dalam pemilihan alat berat akan memperlancar jalannya proyek serta menghasilkan pekerjaan yang efisien, tepat mutu, tepat biaya, dan tepat waktu.Berikut ini adalah alat-alat berat yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan Box Culvert :(a) BackhoePenggunaan tenaga manusia pada pekerjaan galian tanah, seperti galian tanah untuk drainase dan galian tanah untuk widening/pelebaran jalan akan tidak efisien, dan memakan waktu yang lama, karena volume pekerjaan yang besar, sehingga diperlukan alat berat berupa backhoe.Backhoe merupakan alat penggali (excavator) hidrolis, memiliki bucket yang dipasangkan di depannya. Alat penggeraknya berupa traktor dengan roda ban atau roda kelabang (Crawler). Crawler atau roda kelabang pada backhoe membuat backhoe dapat bekerja di medan yang buruk. Backhoe bekerja dengan cara menggerakkan bucket ke arah bawah, kemudian menariknya menuju badan alat. Backhoe digunakan untuk penggalian di bawah permukaan serta untuk penggalian material keras. Keefektifan kinerja backhoe di lapangan, biasanya tergantung pada kehandalan operator, dan kondisi alat. Mengoperasikan backhoe memang cukup sulit, dibutuhkan keahlian khusus sehingga tidak sembarang orang dapat mengoperasikannya. Operator yang tidak handal akan mengakibatkan penggunaan backhoe pada pekerjaan proyek akan tidak efektif, biaya operasional besar sedangkan hasil pekerjaan tidak banyak/tidak memuaskan. Backhoe dan operatornya merupakan satu kesatuan yang harus diperhatikan, agar pekerjaan yang menggunakan backhoe dapat berjalan dengan baik dan efisien.Kinerja Backhoe biasanya di kombinasikan dengan dump truck pada pekerjaan galian tanah. Tanah digali, kemudian diisikan pada dump truck untuk diangkut ke lokasi pembuangan.

Gambar 2.12 Backhoe

(b) Dump TruckDump truck adalah truck yang dipergunakan untuk memindahkan atau membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi yang telah ditetapkan kemana material tersebut itu dibuang/dijual (demikian pula sebaliknya). Dump truck biasanya dilengkapi dengan mesin hidraulik pada bagian baknya, sehingga memudahkan pembuangan/pembongkaran tanah maupun material dari dalam bak. Bagian belakang dump truck ditutup dengan terpal saat membawa material, hal ini bertujuan agar material tidak terjatuh dijalan dan debunya tidak menggangu pengguna jalan lain.

Gambar 2.13 Dump Truck

(c) Trailer Trailer digunakan untuk mengangkut peralatan maupun bahan yang mendukung pekerjaan dari satu lokasi ke lokasi lain dimana pengangkutan tersebut hanya dimungkinkan dengan menggunaksn trailer. Misalnya pengangkutan tulangan yang telah dipabrikasi di stockyard untuk dibawa ke lokasi pekerjaan/pemasangan. Baja tulangan untuk Box Culvert yang dipabrikasi di stockyard, memiliki dimensi dan bobot yang cukup besar untuk dapat diangkut ke lokasi pemasangan sehingga pengangkutan hanya dimungkinkan dengan menggunakan trailer.

Gambar 2.14 Trailer(3) Peralatan PabrikasiPeralatan pabrikasi yang dimaksud adalah peralatan-peralatan yang berkaitan dengan pekerjaan proyek yang dilakukan secara berulang-ulang, dan dilakukan pada tempat yang sama, serta output produk yang sama, tidak jauh berbeda seperti perakitan rangkaian baja tulangan, pencetakan beton kerb. Berikut peralatan pabrikasi yang digunakan di lapangan :(a) Mesin LasMesin ini mampu menghasilkan listrik sendiri dengan generator diesel yang ter-include di dalam mesin las listrik ini, listrik yang dihasilkan dipakai untuk proses pengelasan.(b) Bar BenderBar Bender merupakan alat yang digunakan untuk membengkok-kan tulangan berdiameter besar, seperti pada pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan pada sambungan/overlap tulangan Box Culvert, juga pada tulangan balok, plat, dan dinding geser. Bar bender dan bar cutter haruslah ada dalam suatu proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu precast atau pasang di tempat.

Gambar 2.15 Bar Bender

(c) Bar CutterBaja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standar. Saat diperlukan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulangan yang ada. Ada 2 Bar Cutter yang digunakan, yaitu : Bar Cutter manualBar Cutter manual adalah alat pemotong baja tulangan menggunakan penggerak tenaga manusia dengan kapasitas maksimum diameter 16 mm. Bar Cutter listrikKeuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah Bar Cutter listrik dapat memotong besi tulangan dengan diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat mempersingkat waktu pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus seperti tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan pemotongan 6 buah sekaligus, 4 buah tulangan diameter 16 mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah tulangan diameter 25 mm

Gambar 2.16 Bar Cutter Manual

Gambar 2.17 Bar Cutter Listrik(4) Peralatan Pengecoran(a) BekistingBekisting atau acuan atau perancah merupakan cetakan beton yang terbuat dari bahan kayu atau logam, atau gabungan dari keduanya, dimana campuran beton akan dituangkan pada bekisting ini, sehingga ketika beton mengeras akan membentuk seperi bentuk bekisting.Bekisting dapat digunakan berulangkali, namun bekisting harus dibongkar, dirawat, disimpan dengan baik. Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh kontraktor untuk memperpanjang usia bekisting adalah mengharuskan orang yang sama untuk memasang dan membongkar bekisting tersebut.

Gambar 2.18 Papan-papan Bekisting

(5) BahanMewujudkan suatu bangunan konstruksi, tentunya membutuhkan bahan-bahan konstruksi. Bahan-bahan ini dibelanjakan dari dana yang diberikan owner kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan. Bahan-bahan yang digunakan pada pekerjaan ini, diantaranya :(a) Semen Portland (Portland Cement)Semen Portland atau biasa disebut semen adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdidri dari silikat-silikat kalisium yang bersifat hidrolis), dengan batu gips sebagai bahan tambahan. Bahan baku pembuatan semen adalah bahan-bahan yang mengandung kapur, silica, alumina, oksida besi, dan oksida-oksida lain.Dilihat dari segi penggunaannya, semen portland dibagi kedalam 5 jenis yakni: Jenis I : Semen portland jenis umum (normal Portland Cement), yaitu jenis semen portland untuk penggunaan dalam konstruksi beton secara umum yang tidak memerlukan sifat-sifat khusus, misalnya pembuatan trotoar, urung-urung, pasangan bata, dan sebagainya. Jenis II : Semen jenis umum dengn perubahan-perubahan (modified Portland Cement). Semen ini memiliki panas hidrasi yang lebih rendah dan keluarnya panas lebih lambat dari pada semen jenis I. Jenis ini digunakan untuk bangunan tebal-tebal seperti pilar dengan ukuran besar, tumpuan dan dinding tahan tanah tebal, dan sebagainya. Panas hidrasi yang agak renda dapat mengurangi terjadinya retak-retak pengeresan. Jenis ini juga dapat digunakan untuk bangunan bangunan drainase di tempat yang memiliki konsentrasi sulfat agak tinggi. Jenis III : Semen portland dengan kekuatan awal tinggi (high early-strength-portland-cement). Jenis ini memperoleh kekuatan besar dalam waktu singkat, sehingga dapat digunakan untuk perbaikan bangunan-bangunan beton yang segera digunakan atau yang acuannya perlu segera dilepas. Jenis IV : Semen portland dengan panas hidrasi yang rendah (low heat-portland-cement). Jenis ini merupakan jenis khusus untuk penggunaan yang memerlukan panas hidrasi serendah-rendahnya. Kekuatannya tumbuh lambat. Jenis ini digunakan untuk bangunan beton massa seperti bendungan bendungan gravitasi besar. Jenis V : Semen portland tahan sulfat (Sulfate-resisting-Portland Cement). Jenis ini merupakan jenis khusus yang maksudnya hanya untuk penggunaan pada bangunan-bangunan yang kena sulfat, seperti di tanah atau air yang tinggi kadar alkalinya. Pengerasan lebih lambat dari pada semen portland biasa.

(b) RetarderRetarder adalah bahan kimia pembantu untuk memperlambat waktu pengikatan (setting time) sehingga campuran akan tetap mudah dikerjakan (workable) untuk waktu yang lama.Retarder akan membungkus butir semen dengan OH- sehingga memperlambat reksi awal dari hidrasi-nya. Terbentuknya garam Ca dalam air mengurangi konsentrasi ion Ca dan memperlambat kristalisasi selama fase hidrasi.Kegunaan Retarder adalah memperlambat waktu pengikatan (set) dan pengerasan (hardening). Efek sampingannya adalah menaikkan kekuatan akhir beton, karena : Mengurangi kecepatan evolusi panas (untuk pengecoran yang luas dalam cuaca panas) Menghindari terjadinya campuran dingin (cold joints), yaitu pada pengecoran beton massif dimana pengecoran lapisan demi lapisan memakan waktu yang cukup lama atau pengecoran yang terganggu. Untuk pengangkutan yang lama, misalnya pada pembuatan beton jadi (ready mix), menunda pengikatan awal (initial setting) dengan tetap menjaga workabilitas-nya. Untuk kondisi penulangan yang sulit dan tidak umum, pada proyek ini misalnya pada pengecoran pier dimana pier ini berukuran cukup besar dan jarak yang dalam.Kelemahan dari Retarder adalah: Mengakibatkan bleeding. Memperbesar susut plastis. Adanya tendensi pengurangan kekuatan pada umur dini (1 sampai 3 hari).(c) AirAir untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan baja tulangan. Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Air yang baik, yang tidak mengandung 3B yaitu tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak berasa.(d) AgregatAgregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pegisi dalam campuran mortar atau beton. Hampir 75% dari volume beton terdiri atas agregat, dengan demikian maka sifat-sifat dan perilaku agregat akan sangat berpengaruh terhadap kondisi alami dan perilaku keteknikan beton. Kekuatan beton secara umum sangat dipengaruhi oleh kekuatan dari agregat yang digunakan, karena pada dasarnya kekuatan beton mengandalkan kekuatan agregat. Kekuatan pecah batuan untuk agregat beton umumnya berkisar antara 700 dan 3000 kg/m2.Kekuatan beton juga dikontrol oleh efektivitas ikatan antara agregat dengan semen. Saat kondisi kering, semen dapat mengalami penyusutan (shrinkage). Apabila agregat yang digunakan memiliki kekuatan yang tinggi, gejala penyusutan pada semen dapat diminimasi dan antara semen agregat bisa terikat dengan baik. Kekuatan ikatan antara semen agregat juga dipengaruhi oleh tekstur agregat. Permukaan yang kasar pada suatu agregat akan menghasilkan ikatan (interlocking) yang lebih kuat dari pada agregat dengan permukaan yang halus.Beberapa agregat memiliki potensi reaksi alkali, baik dari jenis batuan beku, sedimen maupun metamorf. Secara umum, jenis batuan yang cukup banyak digunakan sebagai agregat dan memiliki potensi reaksi alkali cukup tinggi antara lain yaitu batuan beku yang berkomposisi asam hingga intermedier, seperti granit, riolit, syenit, diorit, dasit, dan andesit. Mineral-mineral silikat hadir cukup dominan pada batuan ini. Reaksi alkali antara agregat dengan semen dapat menyebabkan terjadinya proses pengembangan (expansion) yang ditandai oleh hadirnya jel silika dan umumnya diikuti oleh adanya retakan (cracking) pada beton. Retakan pada beton akan mengakibatkan hilangnya kekuatan beton tersebut dan hal ini sangat membahayakan dalam penggunaannya, terutama untuk konstruksi beton pada bangunan bangunan sipil. Agregat dapat dibedakan menjadi : Agregat KasarPenyebutan agregat kasar, karena ukuran butirannya yang cukup besar. Agregat kasar untuk pembuatan beton biasa disebut dengan split. Pekerjaan beton di Proyek ini, menggunakan split dengan ukuran butir 14-19 mm. Agregat kasar perlu diperhatikan sifat mekanik, agar meiliki kekuatan yang baik.

Gambar 2.19 Sample Split, dengan Ukuran Butir 14-19 mm

Agregat SedangAgregat sedang sering pula dikenal dengan sebutan screen. Screen memiliki ukuran butir yang lebih kecil dari agregat kasar, sehingga dapat mengisi celah-celah antara susunan agregat kasar. Ukuran butir agregat yang digunakan pada proyek ini adalah screen 5 14 mm. Penggunaan agregat kasar, screen dan abu batu membuat komposisi agregat memiliki gradasi continue (menerus) sehingga mengurangi resiko terbentuknya celah pada beton.

Gambar 2.20 Screen Ukuran Butir 5 - 14 mm Agregat HalusAgregat halus yang digunakan pada proyek ini yaitu abu batu. Abu batu didapat dari stone crusher/instalasi penghancur batu. Penggunaan abu batu sebagai agregat halus lebih baik dibandingkan dengan menggunakan pasir, karena pada dasarnya abu batu merupakan sisa material batu yang dipecah, sehingga sifat materialnya serupa dengan batu.

Gambar 2.21 Sampel Abu Batu

(e) Baja TulanganBaja Berbentuk batang yang digunakan untuk penulangan beton dalam perdagangan disebut besi beton. Berdasarkan bentuknya dibagi menjadi baja tulangan polos dan baja tulangan sirip (Deform). Baja tulangan polos merupakan batang baja yang permukaannya licin, sedangkan baja tulangan sirip merupalan batang baja dengan bentuk permukaan khusus untuk mendapatkan pelekatan (Bounding) pada beton yang lebih baik dari pada baja tulangan polos dengan luas penampang sama. Tulangan baja deform terdiri atas dua jenis berdasarkan siripnya yakni batang baja tulangan bersirip teratur dan baja tulangan yang dipuntir.

Gambar 2.22 Berbagai Diameter Tulangan yang Digunakan dalam ProyekBerikut ini adalah data tulangan yang digunakan dalam proyek ini:Tabel 2.1 Data Tulangan yang Dipakai dalam Pekerjaan PembesianNotasi TulanganDiameter (mm)Unit Weight (kg/m)

S620.222

S880.395

S10100.617

S13131.040

S16161.580

S19192.230

S22222.980

S25253.850

S29295.180

S32326.310

S36367.990

2.2.2 Pekerjaan Galian StrukturPekerjaan galian struktur pada proyek ini dilakukan dengan menggunakan excavator. Pekerjaan galian ini harus sesuai dengan ukuran Box Culvert yang direncanakan dan ukuran galian dilebihkan sedikit untuk tempat bekisting.Langkah-langkah dalam pekerjaan penggalian tanah dapat diurutkan sebagai berikut :(1) Time surveyer memberi tanda bagian mana yang harus digali sebelum penggalian dilakukan.(2) Penggalian dilakukan dengan menggunakan excavator pada daerah yang sudah diberi tanda oleh time survey, dan tanah hasil galian tersebut diletakkan pada tempat yang sudah ditentukan.(3) Time survey mengecek kedalaman tanah yang suda digali.(4) Merapikan bagian sisi-sisi galian dan membersihkan dari runtuhan tanah.

Gambar 2.23 Pekerjaan Penggalian Tanah dengan Excavator

Setelah pekerjaan galian struktur selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan timbunan pasir tebal 10 cm, kemudian pekerjaan lantai kerja (Lean Concrete) tebal 10 cm. Dalam pelaksanaan lantai kerja (Lean Concrete), permukaan galian harus diperiksa kepadatan dan kerataannya sesuai spesifikasi. Permukaan galian harus bersih dari kotoran, lumpur, batu lepas dan bahan asing lainnya yang memungkinkan mengurangi kekuatan lantai kerja (Lean Concrete).

Gambar 2.24 Lantai Kerja (Lean Concrete)

2.2.3 Pekerjaan PembesianTulangan untuk Box Culvert terlebih dahulu dibuat di stockyard, sebelum pekerjaan penggalian dimulai. Sehingga ketika penggalian selesai, tulangan hanya tinggal dirangkai ditempatkan pada galian Box Culvert. Pekerjaan pembesian yang meliputi perhitungan diameter tulangan, jarak antar tulangan dan sebagainya harus memenuhi syarat-syarat dari pembesian sebagai berikut : (1) Persyaratan Peraturan Beton Indonesia 1971 seperti panjang kait, panjang penyaluran, panjang stek dan jarak antar tulangan.(2) Pengikatan tulangan harus kuat, supaya dalam pengecoran tidak mengalami pergeseran tempat. Pengikatan dilakukan dengan menggunakan kawat baja dan las listrik.(3) Untuk menjaga tercapainya selimut beton yang diinginkan maka pada tulangan diberi spacer di empat sisi, sepanjang tulangan, dengan jarak 2000 mm.(4) Pengelasan harus memenuhi ketentuan perencana, yaitu harus sesuai dengan Structural Welding Code Reinforced Steel. Menggunakan electrode E90xx, dan saat pengelasan, tidak boleh merusak batang tulangan utama.(5) Pemasangan tulangan harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana serta daftar pembesian yang dibuat oleh kepala pelaksana yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas, kecuali ditentukan lain ataupun ada revisian desain.

Gambar 2.25 Breakdown Pekerjaan Pembesian

Pekerjaan pembesian meliputi antara lain :(1) Membuat bestart (daftar memotong besi)Tahap ini merencanakan daftar pemotongan besi sesuai dengan gambar rencana dan besi di lapangan.

(2) Memotong tulangan sesuai dengan ukuran yang dibutuhkanMemotong tulangan harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai bestart dan diupayakan supaya tidak terjadi kesalahan juga diupayakan agar sisa potongan seminim mungkin. Harga besi tulangan sangatlah mahal, dan apabila terjadi kesalahan saat pemotongan akan membuat potongan tidak dapat digunakan lagi. Sedangkan besi sisa potongan harganya jatuh di pasaran, sehingga hal ini akan membuat kerugian.

(3) Membentuk kait dan sengkangPekerjaan ini membutuhkan alat pembentuk seperti bar bender, ataupun pembengkok tulangan tradisional yang dibuat sendiri. Batang-batang tulangan dipotong sesuai dengan kebutuhan, kemudian dibentuk dengan bar bender sesuai dengan bentuk di gambar.

(4) Menyusun tulangan pada tempatnya sesuai dengan gambar rencanaSetelah komponen-komponen tulangan telah dibuat, kemudian disusun sesuai dengan gambar. Selesai tulangan-tulangan ditempatkan tepat pada posisinya, sesuai dengan gambar, maka tulangan tersebut diikat dengan las.

(5) Mengikat tulangan yang berhubungan satu sama lain dengan dilasMemulai pekerjaan pembesian, sebelumnya kepala pelaksana harus membuat daftar rencana pembesian yang mendetail berdasarkan gambar rencana konstruksi yang lengkap, seperti diameter tulangan, panjang tulangan, banyak tulangan yang dibutuhkan, panjang bengkokan, jarak antar tulangan, tempat penghentian dan penyambungan tulangan.

Gambar 2.26 Detail Penulangan Box Culvert Kali Mati 2

Pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan dilakukan di stockyard. Pekerjaan ini memerlukan gambar konstruksi dan daftar rencana pembesian karena kebutuhan tulangan yang bervariasi.Mempertimbangkan tingginya harga besi tulangan, maka pekerjaan pemotongan dan pembengkokan tulangan harus diusahakan se-efisien mungkin dengan mengusahakan agar sisa potongan tulangan sesedikit mungkin. Oleh karena itu pekerja dituntut mengusahakan pemanfaatan sepenuhnya dari batang besi tulangan, dan meminimalisir potongan sisa tulangan yang tidak berguna. Setelah pemotongan dan pembengkokan selesai, pekerjaan dilanjutkan dengan perakitan tulangan. Perakitan tulangan dilakukan langsung diarea rencana pembangunan Box Culvert. Apabila penyambungan tulangan Box Culvert telah selesai, selanjutnya pada setiap sisi tulangan dipasang beton decking dengan jarak yang sudah ditentukan digambar rencana. Fungsi dari beton decking ini antar lain untuk mengatur ketebalan selimut beton dan mengatur tulangan agar tetap berada didalam selimut beton.

Gambar 2.27 Beton Decking

Ketika tulangan sudah terangkai, pengawas mengecek tulangan Box Culvert dan kemudian bila telah disetujui, maka kemudian tulangan tersebut dilas pada beberapa titik sehingga tidak terlepas dari posisinya.

Gambar 2.28 Pelaksanaan Perakitan Tulangan

2.2.4 Pekerjaan Bekisting dan PerancahSetiap pekerjaan pengecoran sebelumnya harus dilakukan pemasangan bekisting dan perancah sebagai wadah beton atau cetakan konstruksi yang akan dibeton. Dalam hal ini, pekerjaan Box Culvert perlu dilakukan pemasangan bekisting dan perancah. Namun tiap konstruksi memiliki bentuk, bahan, dan metode pemasangan bekisting dan perancah yang berbeda. Bekisting dan perancah dipasang sesuai dengan ukuran dan bentuk yang ada pada Construction Drawing (CD). Fungsi bekisting dan perancah adalah untuk membentuk beton sesuai dengan bentuk yang diinginkan, karena itu harus dipasang kaku dan rapat agar dapat menahan tekanan saat dilakukan pengecoran.Persyaratan Umum yang harus dipenuhi pada pekerjaan bekisting dan perancah adalah sebagai berikut :(1) Bekisting dan perancah harus kokoh dan kuat, agar bentuk penampang beton sesuai dengan yang diharapkan.(2) Struktur bekisting dan perancah harus mampu menahan beban beton segar, beban sendiri, beban akibat getaran vibrator dan beban angin.(3) Kerapatan sambungan pada panil harus terjamin sehingga tidak terjadi kebocoran pada sambungan antar panil serta pada sudut pertemuan antar panil ketika beton telah di corkan.

Gambar 2.29 Bahan-bahan untuk Pembuatan Bekasting dan Perancah

Perakitan panil-panil bekisting harus dilakukan dengan teliti sesuai gambar rencana. Panil-panil bekisting harus dibuat kokoh agar pada saat pembongkaran bekisting tidak mudah rusak dan bisa dipakai lagi untuk bekisting Box Culvert lainnya.

Gambar 2.30 Pembuatan Panil-panil Bekisting

Pada pekerjaan bekisting dan perancah, kita harus melaksanakan timbunan pasir tebal 10 cm dan pekerjaan lantai kerja (Lean Concrete) tebal 10 cm. Setelah lantai kerja cukup keras, kemudian bekisting dan pembesian lantai Box Culvert dipasang. Pasang pembesian dinding Box Culvert setelah itu bekisting dinding ditempatkan dan dipasang dengan menggunakan perancah yang kokoh dan kuat.

Gambar 2.31 Skema Pekerjaan Bekisting dan Perancah Box Culvert

Pekerjaan bekisting merupakan salah satu dari parameter biaya yang paling penting untuk dipertimbangkan dengan seksama, terutama untuk konstruksi dari struktur bangunan beton bertulang. Untuk menilai ekonomi pada bekisting dan perancah yaitu dengan penggunaan ulang yang maksimum dari bahan-bahan bekisting dan perancah. Kondisi ini sangat menguntungkan dimana dimensi-dimensi distandarkan dan menghasilkan sejumlah pengulangan dari bekisting.Manfaat dari rencana penggunaan ulang, hanya dapat terlaksana jika bekisting tersebut dapat dilepaskan dan digunakan ulang tanpa terlalu banyak kerusakan. Oleh karena itu dalam merancang bekisting harus mudah dipasang dan dibongkar adalah penting.Pada perancah harus dipasang dengan kuat untuk menopang berat muatan beton tanpa mengalami lendutan saat proses pengecoran. Selain harus kuat menopang berat, perancah harus mudah dibongkar agar ketika saat pembongkaran bekisting tidak rusak.

Gambar 2.32 Pemasangan Bekisting dan Perancah Box Culvert

Setelah bekisting terpasang, pada permukaan panil-panil bekisting harus dilumuri dengan pelumas bekisting. Hal ini bertujuan agar beton yang mengeras nantinya tidak menempel pada beskisting, dan bekisting dapat dibuka dengan mudah.

Gambar 2.33 Bekisting Oil

2.2.5 Pekerjaan PengecoranSebelum pengecoran, dilakukan kontrol kualitas terhadap kondisi bekisting, posisi penempatan pembesian, jarak antar tulangan, ketebalan beton decking, ukuran besi yang digunakan dan kebersihan Box Culvert yang akan dicor. Setelah dilakukan kontrol kualitas terhadap bekisting dan pembesian maka pekerjaan pengecoran siap dilakukan. Pekerjaan pengecoran harus dilaksanakan dengan baik karena pekerjaan ini merupakan bagian yang paling kritis menentukan berfungsi tidaknya suatu Box Culvert. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi bila pada tahapan ini gagal maka gagal pula Box Culvert tersebut secara keseluruhan.Pengecoran disebut gagal jika bekisting tersebut tidak terisi benar dengan beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor sehinggabeton mengisi bagian yang tidak tepat.Alat-alat yang digunakan dalam proses pengecoran Box Culvert adalah sebagai berikut :

(1) Concrete Pomp Concrete Pomp digunakan apabila lokasi penuangan beton segar sulit dijangkau. Namun ada beberapa syarat dalam penggunaan Concrete Pomp, yaitu jarak yang harus dijangkau tidak lebih dari 30 m, karena belalai Concrete Pomp hanya sepanjang 30 m. Syarat lainnya adalah Concrete Pomp hanya dapat digunakan untuk beton segar dengan agregat 5-20 mm dan 20-40 mm, karena apabila agregatnya lebih besar dari 20-40 mm, agregat dapat tersendat di dalam belalai Concrete Pomp.

Gambar 2.34 Concrete Pomp

(2) Truck Mixer Truck Mixer merupakan alat pengangkut beton yang siap untuk dicor. Truk ini memiliki kapasitas 8 m3, namun biasanya Truck Mixer hanya diisi 5-6 m3 tergantung medan yang ditempuh. Karena apabila Truck Mixer diisi terlalu penuh beton dalam Truck Mixer dapat tumpah dan berceceran di sepanjang jalan menuju lokasi pengecoran. Jumlah Truck Mixer yang beroperasi disesuaikan dengan kebutuhan beton yang akan dicor.

Gambar 2.35 Truck Mixer(3) Vibrator Vibrator merupakan alat penggetar untuk memadatkan campuran beton segar supaya bekisting dapat terisi dengan rata. Vibrator dapat langsung masuk ke dalam campuran dan dapat dipindahkan dengan mudah. Jarum vibrator bergetar dengan kecepatan lebih dari 7000 rpm. Jarum dihubungkan ke motor penggerak oleh selang yang flexibel. Ujung belalai vibrator dimasukkan dalam adukan beton dengan posisi vertikal. Ujung vibrator diusahakan untuk tidak mengenai tulangan baja. Penggetaran dilakukan selapis demi selapis untuk mendapatkan pemadatan yang diinginkan.

Gambar 2.36 Vibrator

Ketika pengecoran dilaksanakan, Truck Mixer yang membawa beton segar dari Batching Plan datang ke lokasi pengecoran. Kemudian dari Truck Mixer tersebut akan diambil sampel beton segar untuk diperiksa suhunya dan juga workability oleh pengawas lapangan dengan menggunakan uji slump di lokasi pengecoran. Untuk pemeriksaan workability hanya dilakukan pada beton segar yang dibawa oleh Truck Mixer pertama, selanjutnya pengujian workability di lokasi pengecoran hanya dilakukan bila diperukan saja. Selain itu suhu udara jg harus diperiksa. Seluruh hasil pemeriksaan itu akan dicatat oleh pengawas lapangan sebagai laporan.

Gambar 2.37 Alat Pengukur Suhu Udara

Gambar 2.38 Alat Pengukur Suhu Beton Segar

Pengawas lapangan melakukan pengujian slump yang bertujuan untuk mengukur kelecakan beton segar dan dipakai pula untuk memperkirakan tingkat kemudahan dalam pengerjaannya. Uji slump adalah suatu uji empiris/metode yang digunakan untuk menentukan konsistensi/kekakuan dapat dikerjakan atau tidak dari campuran beton segar (fresh concrete) untuk menentukan tingkat workability- nya. Kekakuan dalam suatu campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Untuk itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton kekurangan, kelebihan, atau cukup air. Kadar air dalam campuran beton sangat diperhatikan karena menentukan tingkat workability-nya atau tidak. Campuran beton yang terlalu cair akan menyebabkan mutu beton rendah, dan lama mengering. Sedangkan campuran beton yang terlalu kering menyebabkan adukan tidak merata dan sulit untuk dicetak. Percobaan ini menggunakan alat-alat sebagai berikut :(1) Corong baja yang berbentuk kerucut (konus) berlubang pada kedua ujungnya. Bagian atas berdiameter 100 mm, dan tinggi 300 mm.(2) Tongkat baja dengan diameter 16 mm dan panjang 600 mm.Pengujian ini harus dilakukan dengan baik dan benar. Adapun cara pelaksanaan adalah sebagai berikut :(1) Mula-mula corong baja ditaruh di atas tempat yang rata dan tidak menghisap air (pelat baja), dengan diameter yang besar di bawah dan diameter yang kecil di atas.(2) Adukan beton dimasukkan ke dalam corong tersebut dengan hati-hati dan corong dipegang erat-erat agar tidak bergerak. Jumlah adukan beton dimasukkan kira-kira sebanyak sepertiga volume corong.(3) Lalu adukan dalam corong ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali dengan tongkat baja.(4) Kemudian adukan kedua yang kira-kira volumenya sama dengan yang pertama dimasukkan, dan ditusuk-tusuk pula, seperti adukan yang pertama. Penusukan jangan sampai menusuk lapisan yang pertama.(5) Bila lapisan kedua sudah ditusuk, lalu adukan ketiga dimasukkan dan ditusuk pula, sebagaimana adukan sebelumnya.(6) Kemudian, tarik corong lurus ke atas, dan perhatikan penurunan bagian atas adukan betonnya.(7) Ukur dan catatlah penurunan permukaan atas beton segar tersebut. Besar penurunan adukan beton tersebut disebut nilai slump.

Gambar 2.39 Pelaksanaan Uji Slump untuk Pemeriksaan Workability

Dalam pengujian slump pada campuran beton Box Culvert Kali Mati 2 memperoleh nilai slump sebesar 7,7 cm. Hasil nilai slump ini telah mencapai kriteria syarat slump dari pekerjaan Box Culvert yaitu sebesar 7,5 + 2,5 cm. Setelah pekerjaan uji slump terpenuhi, pengawas lapangan memperbolehkan pekerja untuk melaksanakan tahap pekerjaan selanjutnya.Setelah semua pemeriksaan oleh pengawas lapangan telah dilaksanakan, maka pengecoran pun dilaksanakan. Pengecoran dilaksanakan dengan meng-gunakan Concrete Pomp. Alasan digunakannya Concrete Pomp adalah karena penumpahan beton segar tidak dapat dijangkau Truck Mixer. Namun Concrete Pomp hanya dapat digunakan untuk beton dengan agregat 5-20 mm atau 20-40 mm. Apabila beton dengan agregat lebih besar dari 5-20 mm atau 20-40 mm, maka tidak dapat digunakan Concrete Pomp karena agregat dapat tersendat dalam corong pompa. Pelaksanaannya adalah sebagai berikut, Truck Mixer akan menuangkan beton segar ke dalam bak penampung yang ada pada Concret Pomp, kemudian Concrete Pomp akan memompa beton segar dari bak penampung untuk dituangkan pada bekisting. Pada saat penumpahan beton segar, jarak mulut pompa dengan lantai pengecoran maksimal 1,5 m. Hal ini dikarenakan agar beton segar yang ditumpahkan tidak terlalu berceceran sehingga kualitas beton dapat terjaga. Saat pengecoran dilaksanakan pekerja akan mengiringi dengan memasukan Vibrator ke dalam beton yang baru saja ditumpahkan oleh Concrete Pomp agar beton menjadi padat dan tidak ada udara di dalamnya. Pengecoran dilaksanakan secara continue, maksudnya penuangan beton dengan Concrete Pomp tidak boleh terputus atau ada selisih waktu yang terlalu lama. Maksimal selisih waktu yang dapat ditoleransi adalah 10 menit. Oleh sebab itu Truck Mixer tidak boleh terlambat datang. Hal ini dikarenakan agar tidak terjadi perbedaan suhu yang signifikan antara beton yang sudah dituang dengan beton yang baru dituang dan beton dapat setting secara merata.

2.2.6 Pekerjaan Pembongkaran BekistingHal yang sangat penting sekali terhadap kualitas hasil beton adalah tata cara bongkar dan masa izin bongkar bekisting. Bekisting yang bisa dibongkar per panil akan lebih baik, sehingga bekisting yang dibongkar bisa langsung di support/disokong oleh support seperti pipe support. Bongkaran bekisting yang sekaligus akan menimbulkan retakan beton yang ekstrim akibat penurunan /lendutan lantai beton yang tiba-tiba.Makin lama bekisting terpasang setelah cor, tentunya makin baik. Akan tetapi tentunya hal ini mengakibatkan jumlah penyediaan bekisting semakin banyak akibat bekisting tidak bisa dipakai ulang dengan cepat. Peraturan yang mengizinkan masa bongkaran bekisting tentu berlainan.Pembongkaran bekisting pada pekerjaan Box Culvert dilakukan setelah beton dianggap bisa untuk menahan berat sendiri dan sedikit beban kerja yaitu dengan kekuatan minimum 75% dari kekuatan rencana. Pada saat bekisting dilepas, tidak boleh terjadi lendutan yang berlebihan dan tidak menimbulkan kerusakan pada beton.Pada pelaksanaan pembongkaran bekisting Box Culvert, pembongkaran bekisting dikerjakan 1-2 hari setelah pengecoran. Adapun urutan dari pekerjaan pembongkaran bekisting yaitu :(1) Melepas penguat dan penyangga samping.(2) Melepas baut pada besi klem pengaku.(3) Melepas papan bekisting Box Culvert dengan menggunakan linggis.Pembongkaran bekisting dan perancah pada bagian bawah beton tidak boleh dibongkar dahulu sebelum dipastikan beton tersebut sudah mencapai kekuatan yang cukup. Ketika beton memiliki kekuatan yang cukup, semua