bab ii new
DESCRIPTION
Elemen MesinTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Sabuk
Transmisi dengan mesin yang luwes dapat digolongkan atas transmisis sabuk,
transmisi rantai, dan transmisi kabel atau tali. Dari macam-macam transmisi tersebut,
kabel atau tali hanya dipakai untuk maksud khusus. Transmisi sabuk dapat dibagi atas
tiga kelompok, diantaranya :
I. Sabuk rata dipasang pada pulli silinder dan meneruskan momen antara dua poros
yang jaraknya dapat sampai 10 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1
sampai 6/1.
II. Sabuk dengan penampang trapesium dipasang pada pulli dengan alur dan
meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 5 (m) dengan
perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1.
III. Sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai
mencapai 2 (m), dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan
antara 1/1 sampai 6/1.
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena mudah
pemasangannya dan harganya pun murah. Kecepatan sabuk direncanakan untuk 10
sampai 20 (m/s) pada umumnya, dan maksimum sampai 25 (m/s). Daya maksimum
yang dapat ditransmisikan kurang lebih sampai 500 (kW).
Karena terjadi slip antara pulli dan sabuk, sabuk-V tidak dapat meneruskan putaran
dengan tepat. Dengan sabuk gilir transmisi dapat dilakukan dengan perbandingan
putaran yang tepat seperti pada roda gigi. Karena itu sabuk gilir telah digunakan secara
luas dalam industri mesin jahit, komputer, mesin fotokopi, mesin tik listrik, dsb.
Elemen mesin yang lugas seperti sabuk, kabel atau rantai, dipakai untuk
memindahkan daya yang terhitung panjang. Kalau elemen ini dipakai, mereka biasanya
menggantikan roda-roda gigi, poros, dan bantalan atau alat pemindah daya yang sejenis.
Jadi mereka menyederhanakan suatu mesin dan karena itu adalah merupakan elemen
penekan biaya yang penting. Sebagai tambahan, karena elemen ini adalah elastis dan
biasanya panjang mereka memainkan peranan yang penting dalam menyerap beban-
3
beban kejut dan dalam meredam pengaruh gaya getaran. Walaupun keuntungan ini
penting sejauh menyangkut umur dari mesin penggerak, tetapi elemen penekanan biaya
adalah faktor utama yang umum dari mesin penggerak di dalam pemilihan alat
pemindah daya ini.
Biasanya sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang sejajar.
Poros-poros harus terpisah pada suatu jarak minimum tertentu, yang tergantung pada
jenis pemakaian sabuk, agar bekerja secara efisien.
Sabuk mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Mereka bisa dipakai untuk jarak sumbu yang panjang.
2. Karena slip dan gerakan sabuk yang lambat, perbandingan kecepatan sudut
antara kedua poros tidak konstan ataupun sama dengan perbandingan diameter
pulli.
3. Bila menggunakan sabuk yang datar, aksi klos bisa didapat dengan menggeser
sabuk dan pulli yang bebas ke pulli yang ketat.
4. Bila sabuk-V dipakai, beberapa variasi dalam perbandingan kecepatan sudut bisa
didapat dengan menggunakan pulli kecil dengan sisi yang dibebani pegas.
Diameter pulli kemudian merupakan fungsi dari tegangan sabuk dan dapat
diubah- ubah dengan merubah jarak sumbunya.
5. Sedikit penyetelan atas jarak sumbu biasanya diperlukan sewaktu sabuk sedang
dipakai.
6. Dengan menggunakan pulli yang bertingakat, suatu alat pengubah perbandingan
kecepatan yang ekonomis bisa didapat.
2.2 Macam-macam Sabuk
2.2.1 Sabuk datar (flat belt)
Sabuk datar umumnya terbuat dari kulit yang disamak atau kain yang
diresapi dengan karet. Sabuk datar yang modern terdiri dari inti elastis yang kuat,
seperti benang baja atau nilon, untuk menerima beban tarik dan memindahkan
daya, digabung dengan selubung yang lugas untuk memberi gesekan antara sabuk
dan pulli. Sabuk datar sangat efisien untuk kecepatan tinggi, tidak bising, dapat
memindahkan jumlah daya yang besar pada jarak sumbu yang panjang, tidak
memerlukan pulli yang besar, dan dapat memindahkan daya antara pulli pada posisi
4
yang tegak lurus satu sama lain. Sabuk datar khususnya sangat berguna untuk
instalasi penggerak dalam kelompok karena aksi klos yang bisa didapat tersebut.
2.2.2 Sabuk-V ( V belt )
Sabuk V terbuat dari karet, kain dan benang dan mempunyai
penampang trapesium. Biasanya katun, rayon, atau nilon, dan diresapi dengan
karet. Sabuk-V dibelitkan di keliling alur pulli yang berbentuk V pula. Bagian
sabuk yang sedang membelit pada pulli ini mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah besar.gaya gesekan juga akan bertambah karena
pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan transmisi daya yang besar pada
tegangan yang relatif rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan sabuk-V
dibandingkan dengan sabuk rata.
Berbeda dengan sabuk datar, sabuk V dipakai dengan ikatan yang lebih
kecil dan pada jarak sumbu yang lebih pendek. Sabuk V sedikit kurang efisien bila
dibandingkan dengan sabukdatar, tetapi beberapa diantaranya dapat dipakai pada
ikatan tunggal, sehingga membuat suatu kelipatan penggerakan. Sabuk ini tak
berujung, yang menghindarkan sambungan seperti yang dipakai pada sabuk datar.
2.2.3 Sabuk -V yang bermata rantai ( link V belt )
Sabuk V yang bermata rantai terbuat dari sejumlah kain berkaret yang
bermata yang digabungkan dengan alat pengikat logam yang sesuai. Jenis sabuk ini
bisa dilepas pada setiap mata rantai dan panjangnya bisa diatur dengan melepas
beberapa mata rantai. Ini menghindarkan kebutuhan akan penyetelan sumber
putaran dan menyederhanakan efisiensi yang maksimum dan juga mengurangi
jumlah ukuran persediaan sabuk yang harus disimpan. Salah satu pemakaian yang
khas dari sabuk V bermata rantai adalah mesin press.
2.2.4 Sabuk pengatur waktu ( timing belt )
Sabuk pengatur waktu terbuat dari kain berkaret dan kawat baja, yang
mempunyai gigi-gigi yang cocok dengan alur yang dibuat disekeliling pulli. Sabuk
pengatur waktu tidak akan molor atau slip dan karena itu akan memindahkan daya
pada perbandingan kecepatan sudut yang konstan. Kenyataan bahwa sabuk tersebut
bergigi memberi beberapa keuntungan dibandingkan dengan penyabukan yang
biasa. Salah satu diantaranya adalah tidak diperlukannya tegangan awal, sehingga
penggerak yang sumbunya tetap bisa dipakai. Yang lain adalah terhindarnya
5
pembatasan kecepatan; gigi memberi kemungkinan untuk bekerja hampir pada
semua kecepatan, lambat atau cepat. Kerugian yang pertama adalah biaya sabuk,
perlunya membuat alur pada pulli, dan kehadiran fluktuasi dinamis yang terjadi
pada frekwensi pertautan sabuk gigi.
(Sularso, 1991:187)
Gambar. 1. Berbagai Macam Sabuk Transmisi Daya
A. Sabuk-V Standar (berlapis tunggal dan banyak)
1. Murah dan pasarannya luas.
2. Untuk mesin-mesin industry umum batas temperature sampai 600C.
B. Sabuk-V Unggul (berlapis tunggal dan banyak)
1. Tahan panas, minyak, dan listrik statis kekuatan tinggi.
2. Untuk tugas berat dan jumlah sabuk sedikit.
3. Batas temperature sampai 900C.
C. Sabuk-V penampang pendek
1. Tahan lenturan dan kecepatan tinggi.
2. Untuk mesin pertanian pulley pegang pada keliling luar sabuk dapat
dipakai.
3. Batas temperatur sampai 600C.
D. Sabuk-V Tugas Ringan (tipe-L)
1. Tahan lenturan dan kecepatan tinggi
6
2. Untuk mesin pertanian pulley pegang pada keliling luar sabuk dapat
dipakai.
3. Batas temperatur sampai 600C.
E. Sabuk-V Sempit
1. Dapat mentransmisikan daya besar.
2. Untuk mesin industri umum.
3. Batas temperatur 900C.
F. Sabuk-V Sudut Lebar
1. Untuk mentransmisikan kecepatan tinggi dan daya besar dengan pulley
kecil dan sempit.
2. Untuk otomobil.
3. Batas temperatur 800C.
G. Sabuk-V Pitaran variable
1. Tahan lenturan dan tekanan samping.
2. Untuk penurunan putaran variable.
3. Batas temperatur 900C.
H. Sabuk Gigi Penampang Pendek
1. Tahan lenturan dan kecepatan tinggi.
2. Untuk otomobil besar.
3. Batas temperatur 900C.
I. Sabuk Segi Enam
1. Untuk mennggerakkan poros banyak.
2. Untuk mesin pertanian dan mesin industri.
3. Batas temperatur 600C.
J. Sabuk Bergigi (sabuk gilir)
1. Tidak slip.
2. Dapat dipakai untuk menggerakkan sinkron, computer, mesin perkakas,
otomobil.
3. Batas temperatur 800C.
K. Sabuk Berusuk Banyak
1. Dapat menghasilkan putaran dengan kecepatan sudut yang hamper tetap.
2. Untuk mesin perkakas.
7
3. Batas temperatur 800C.
L. Sabuk Berlapis Kulit dan Nilon
1. Untuk mentransmisikan putaran tinggidan jarak poros tetap.
2. Untuk mesin kertas, mesin tekstil.
3. Batas temperatur 800C.
2.3 Sabuk –V
Pada beberapa tempat di dalam buku ini telah kita pelajari bahwa teori yang
sifatnya ilmiah tidak selalu dapat menjelaskan hasil-hasil percobaan. Dalam beberapa
hal korelasinya sangat dekat; di dalam kasus-kasus yang lain kedua kelompok hasil
tersebut sangat jauh berbeda satu ama lain sehingga sepenuhnya metode empirislah
yang harus dipakai. Tak ada yang lebih terbukti dari hasil mempelajari perilaku sabuk-
V. Walau mungkin penelitian di masa yang akan datang bisa memecahkan persoalan ini.
Untuk sekarang kita harus sepenuhnya menggunakan hasil percobaan untuk
merencanakan dan menganalisa system pemindahan daya yang menggunakan sabuk-V.
Penampang dan panjang sabuk-V telah distandarisasikan oleh ANSI dalam
satuan U.S. umum dan di dalam satuan SI. Sabuk untuk mobil adalah suatu kategori
khusus, yang distandarisasikan oleh ANSI (American National Standart Institute) dan
SAE (Society of Automotive Engineers) dalam kedua sistem satuan yang berlaku.
(Sularso,1991:164
Gambar. 2. Konstruksi Sabuk-V
Keterangan :
1. Terpal
2. Bagian Penarik
3. Karet Pembungkus
4. Bantal Karet
8
(Prabumulih:2014)
Gambar. 3. Sabuk pada Pully
(Sularso, 1991:164)
Gambar. 4. Ukuran Penampang Sabuk-V
Berikut kita pusatkan hanya pada gerakan sabuk-V konvensional untuk tugas
yang berat (heavy duty conventional V-belt drives), agar menghemat ruangan. Sabuk-V
ramping mempunyai banyak keuntungan dalam pemakaian tertentu di mana ruangan
terbatas. Mereka beroperasi pada diameter pulli yang kecil, memungkinkan kecepatan
yang lebih tinggi, motor penggerak yang lebih efisien, jumlah sabuk yang lebih sedikit,
dan biaya yang lebih murah dibanding sabuk-V konvensional yang sanggup untuk tugas
berat. Ericksan memberikan suatu contoh dimana lima sabuk ramping dipakai untuk
menggantikan delapan sabuk konvensional. Ini menghasilkan penghematan biaya 33
persen, kalau biaya dari pulli yang lebih kecil diperhitungkan.
Sabuk-V ditentukan dengan penggabungan identifikasi penampang dengan
panjang sabuk. Misalnya sabuk konvensional tugas berat D173 mempunyai penampang
D dan panjang sebelah dalam 173 inch. Jadi suatu D173 mempunyai panjang puncak Lp
= 173 + 3,3 = 176,3 in. Perhitungan perbandingan kecepatan didasarkan pada diameter
puncak atau diameter efektif dari pulli. Karena itu, diameter pulli dikenal sebagai
diameter puncak, kecuali ditetapkan secara khusus. Panjang sabuk metris
9
distandarisasikan sebagai panjang puncak, atau panjang efektif. Suatu sabuk
konvensional SI tugas berat yang dinyatakan sebagai 16C 1700 mempunyai penampang
16C dan panjang efektif 1700 mm.
(Sularso, 1991: 178)
Gambar. 5. Profil alur sabuk-V
Sabuk otomotif jenis inci tersedia dalam panjang yang mencapai 80 in dengan
kenaikan 1 in untuk 80 sampai 100 in. Sabuk otomotif SI tersedia sampai 2032 mm
sampai 2540 mm.
Karena sabuk-V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran, maka
perbandingan yang umum dipakai ialah perbandingan reduksi i (i>1), dimana
i = ; u =
Keterangan, n1 = putaran puli 1 (rpm)
n2 = putaran puli 2 (rpm)
dp = diameter puli 1 nominal (mm)
Dp = diameter puli 2 nominal (mm)
i = rasio/reduksi
u = perbandingan putaran
Kecepatan linier sabuk-V (m/s) adalah
v =
10
keterangan, v = kecepatan linear
Gambar.6 Perhitungan Panjang Sabuk
PenampangSabuk-V
Diameter nominal (diameter lingkaran jarak bagi dp ) Lo
KKo
ef
A 71 – 100101 – 125126 atau lebih
343638
11,9512,1212,30
9,2 4,5 8,0 15,0 10,00
B 125 – 160161 – 200 201 atau lebih
343638
15,8616,0716,29
12,5 5,5 9,5 19,0 12,5
C 200 – 250251 – 315316 atau lebih
343638
21,1821,4521,72
16,9 7,0 12,0 25,5 17,0
D 355 – 450 451 atau lebih
3638
30,7731,14 24,6 9,5 15,5 37,0 24,0
E 500 – 630631 atau lebih
3638
36,9537,45 28,7 12,7 19,3 44,5 29,0
Tabel 1 Ukuran Puli-V
Dalam perdagangan terdapat bermacam-macam ukuran sabuk. Namun, mendapatkan
sabuk yang panjangnya sama dengan hasil perhitungan umumnya sukar.
Jarak sumbu poros C dapat dinyatakan sebagai
C =
b = 2L – 3,14 (Dp +dp)
11
Sudut lilit atau sudut kontak θ dari sabuk pada alur puli penggerak harus
diusahakan sebesar mungkin untuk memperbesar panjang kontak antara sabuk dan puli.
Gaya gesekan berkurang dengan mengecilnya θ sehingga menimbulkan slip antara
sabuk dan puli.
(Sularso, 1991:170)
Gambar. 7. Sudut Kontak
Bila sabuk-V dalam keadaan diam atau tidak meneruskan momen, maka
tegangan diseluruh panjang sabuk adalah sama. Tegangan ini disebut tegangan awal.
Jika tarikan pada sisi tarik dan sisi kendor berturut-turut adalah F1 dan F2 (kg), maka
besarnya gaya tarik efektif Fe (kg) untuk menggerakkan puli yang digerakkan adalah
Fe = F1 – F2
Keterangan, Fe = Gaya Tarik efektif
F1 = Tarikan pada sisi tarik
F2 = Tarikan pada sisi kendor
Sabuk-V sempit akan menjadi lurus pada kedua sisinya bila dipasang pada alur
puli(seperti pada Gambar). Dengan demikian akan terjadi kontak yang merata dengan
puli sehingga keausan pada sisinya dapat dihindari.
12
(Sularso, 1991:172)
Gambar .8 Persinggungan antara sisi sabuk dan alur puli
Ada 3 macam proporsi penampang untuk sabuk-V sempit, seperti pada Gambar.
(Sularso, 1991:172)
Gambar. 10 Ukuran penampang sabuk-V sempit
Tabel 2. Kapasitas daya yang ditransmisikan untuk sabuk-V sempit tunggal, Po (kW)
13
Persamaan-persamaan di atas hanya sesuai untuk sudut kontak 0. Untuk
perbandingan reduksi yang besar dan sudut kontak lebih kecil dari 1800, kapasitas daya
yang diperoleh harus dikalikan dengan faktor koreksi yang bersangkutan K . Besarnya
sudut kontak diberikan oleh :
Keterangan, = Kecepatan sudut
C = Tarikan pada sisi tarik
Keterangan, F1 = Tarikan pada sisi tarik
F2 = Tarikan pada sisi kendor
e = Eksponen
µ = Koefisien gesek
2.4 Transmisi Sabuk-V (V-Belt)
Jarak yang cukup jauh yang memisahkan antara dua buah poros mengakibatkan
tidak memungkinkannya mengunakan transmisi langsung dengan roda gigi. Sabuk-V
14
merupakan sebuah solusi yang dapat digunakan. Sabuk-V adalah salah satu transmisi
penghubung yang terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam
penggunaannya sabuk-V dibelitkan mengelilingi alur puli yang berbentuk V pula.
Bagian sabuk yang membelit pada puli akan mengalami lengkungan sehingga lebar
bagian dalamnya akan bertambah besar (Sularso, 1991:163).Sabuk-V banyak digunakan
karena sabuk-V sangat mudah dalam penangananya dan murah harganya. Selain itu
sabuk-V juga memiliki keungulan lain dimana sabuk-V akan menghasilhan transmisi
daya yang besar pada tegangan yang relatif rendah serta jika dibandingkan dengan
transmisi roda gigi dan rantai, sabuk-V bekerja lebih halus dan tak bersuara. Sabuk-V
selain juga memiliki keungulan dibandingkan dengan transmisi-transmisi yang lain,
sabuk-V juga memiliki kelemahan dimana sabuk-V dapat memungkinkan untuk terjadi
slip. Faktor Koreksi Transmisi Sabuk-V
Mesin yang digerakkan Penggerak
Momen punter puncak 200% Momen punter puncak >200%
Motor arus bolak-balik (momen normal, sangkar bajing, singkron) motor arus searah (lilitan shunt)
Motor arus bolak-balik (momen tinggi, fasa tunggal, lilitan seri), motor arus searah (lilitan kompon, lilitan seri), mesin torak, kopling tak tetap
Jumlah jam kerja tiap hari Jumlah jam kerja tiap hari
3-5
Jam
8-10
Jam
16-24
Jam
3-5
Jam
8-10
Jam
16-24
Jam
Var
iasi
beb
an
sang
at k
ecil
Pengaduk zat cair, kipas angina, blower (sampai 7,5 kW) pompa sentrifugal, konveyor tugas ringan 1,0
1,11,2 1,2 1,3 1,4
Var
iasi
beb
an
keci
l
Konveyor sabuk (pasir,batu bara), pengaduk, kipas angina (lebih dari 7,5 kW), mesin torak, peluncur, mesin perkakas, mesin percetakan.
1,2 1,3 1,4 1,4 1,5 1,6
Var
iasi
beb
an
seda
ng
Konveyor (ember, sekrup), pompa torak, kompresor, gilingan palu, pengaduk, roots-blower, mesin tekstil, mesi kayu 1,3 1,4 1,5 1,5 1,7 18
Var
iasi
beb
an
besa
r
Penghancur , gilingan bola atau batang pengangkat, mesin pabrik karet (rol, kalender) 1,5 1,6 1,5 1,7 1,9 2,0
(Sularso, 1991:165)
Tabel 2. Faktor Koreksi
15