bab ii new

34
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). (Notoatmodjo, 2010 : 27). 2. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010 : 27-28) pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara 8

Upload: alabdhi

Post on 01-Oct-2015

218 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hipertensi

TRANSCRIPT

27

BAB IILANDASAN TEORITIS

A. Konsep Pengetahuan1. Definisi PengetahuanPengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat di pengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata). (Notoatmodjo, 2010 : 27).

2. Tingkat PengetahuanMenurut Notoatmodjo (2010 : 27-28) pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yakni:a. Tahu (know)Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.b. Memahami (comprehension)Memahami suatu objek bukan hanya sekedartahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.c. Aplikasi (application)Aplikasi diartikan apabila orang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut dalam situasi yang lain.d. Analisa (analysis)Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisisadalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, memisahkan, mengelompokan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut.e. Sintesis (synthesis)Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk merangkumatau meletakan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalahsuatu kemampuanuntuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada.f. Evaluasi (evaluation)Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan sendirinya didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku dimasyarakat.Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan, yakni: a.Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek)b.Interest (merasa tertarik), dimana orang mulai tertarik pada stimulusi.c.Evaluation (menilai), dimana seeorang mulai menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.d.Trial (mencoba), dimana orang telah mulai mencoba berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus.e.Adoption (adaptasi), Dimana subjek sudah mulai berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan.Selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti proses di atas yaitu didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh pengetahuan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007 : 140).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuanMenurut A. Wawan dan Dewi M (2010:16-17) ada 2 faktor yang mempengaruhi pengetahuan, yaitu :a. Faktor internal1) PendidikanPendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Menurut YB Mantra yang dikutip Notoadmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam motivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan.2) PekerjaanMenurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalahkeburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

3) UmurMenurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat lahir sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.b. Faktor Ekternal1) Faktor LingkunganMenurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003), lingkungan merupakanseluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang atau kelompok.2) Sosial BudayaSistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhidari sikap dalam menerima informsai.

4. Cara Memperoleh PengetahuanCara memperoleh pengetahuan ada 2 cara (Notoatmodjo, 2003 dalam Wawan, 2010:14):

a. Cara kono1) Cara coba salah (Trial and error)Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila memungkinkan itu tidak berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.2) Cara kekuasaan atau otoritasSumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prisip orang lain yang menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik berdasarakan fakta empiris maupun penalaran sendiri.3) Berdasarkan pengalaman pribadiPengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.

b. Cara modernCara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut metodelogi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon, kemudian dikembangkan oleh Deobold Van daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.

5. Kriteria tingkat pengetahuanMenurut Aritkunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpresentasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu (Nursalam, 2008:120):a. Baik: 76-100%b. Cukup: 56-75%c. Kurang: < 56%

B. Konsep Dasar Hipertensi.1. DefinisiHipertensi adalah tekanan darah sistole lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastole lebih dari 90 mmHg atau bila klien memakai obat antihipertensi (Mansjoer, 2001:518). Menurut WHO (1978). Batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau lebih dengan diatas 160/90 mmHg dinyatakan Hipertensi (Rusdi, 2009:22).

2. EtiologiBerdasarkan penyebabnya Hipertensi dibagi meniadi 2 golongan :a. Hipertensi esensial atau Hipertensi primerSekitar 90% dari penderita Hipertensi yang belum diketahui secara pasti penyebabnya, dapat disebabkan oleh :1) Faktor keturunanHipertensi terjadi apabila salah satu keluarga ada yang menderita Hipertensi dan kemungkinan besar menurun pada anggota keluarga yang lain, misalnya orang tua (ayah, ibu) menderita Hipertensi kemungkinan menurun pada anak-anaknya.2) Faktor umurUmur seseorang semakin tua biasanya tekanan darahnya cenderung meningkat hal ini disebabkan terjadinva pergeseran dinding pembuluh darah sehingga pembuluh darah tidak menggembang dan menguncup secara sempurna dan terjadi penyempitan pada pembuluh darah akibatnya aliran darah tidak lancar untuk dapat mencukupi kebutuhan darah maka jantung memompanya dengan lebih keras sehingga terjadilah peningkatan tekanan darah.3) Faktor makananGaram, pemasukan garam yang berlebihan juga dapat rnenyebabkan terjadinya Hipertensi, karena garam mempengaruhi timbulnya hidrostatik yang Iebih besar dari tekanan koloid osmotik sehingga mendorong cairan yang ada pada pembuluh darah kejaringan menyebabkan kekentalan / viskositas dari darah bertambah akibatnya tekanan darah ke dinding pembuluh darah meningkat.Lemak protein / protein, pemasukan lemak atau protein yang berlebihan menyebabkan pengentalan darah sehingga tekanan darah meningkat, begitu juga dengan pemasukan lemak hewani yang berlebihan menyebabkan kolesterol menumpuk pada dinding pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah akibatnya tekanan darah meningkat.b. Hipertensi sekunderHipertensi yang disebabkan oleh adanya komplikasi suatu penyakit seperti :1) Diabetes MellitusKonsentrasi gula darah yang meningkat pada diabetes mellitus akan terserap dalam aliran darah sehingga viskositas atau kekentalan darah meningkat akibatnya aliran darah terhambat, hal ini akan mengakibatkan pcningkatan tekanan darah.

2) Cacat GinjalGinjal berfungsi menyaring darah dari zat-zat metabolisme dan mengeluarkan dari tubuh melalui kandung kemih berupa urin.Bila ginjal terganggu maka akan terjadi :a) Pembuluh saring pada ginjal (glomerulus) terjadi kerusakan akan tertimbun endapan.b) Darah tidak dapat disaring dengan haik.c) Cairan yang ada diurine tidak terbuang sehingga menumpuk sepanjang arteri dan vena. Hal tersebut mengakibatkan penebalan arteri pada ginjal oleh endapan lemak, pergeseran arteri oleh karena endapan garam atau sumbatan oleh gumpalan darah sehingga mengurangi persedian oksigen untuk organ ginjal, akibatnya merangsang ginjal untuk menghasilkan enzim yang disebut renin yang dalam jumlah besar dapat mengakibatkan tekanan darah.

3. Faktor-Faktor Resiko HipertensiAda beberapa faktor yang mempengaruhi Hipertensi antara lain :

a. Faktor UmurDari beberapa penelitian dilakukan, ternyata makin tinggi umur seseorang makin tinggi juga tekanan darahnya, dengan demikian peluang Hipertensi bertambah dengan bertambahnya usia, terutama tekanan darah sistolenya. Jadi, orang yang lebih tua cendrung mempunyai tekanan darah lebih tinggi dari pada orang yang berusia lebih muda.b. Faktor jenis kelaminPria umumnya lebih mudah terserang Hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal ini mungkin disebabkan kaum pria lebih banyak mempunyai faktor yang mendorong terjadinya Hipertensi seperti stress, kelelahan, dan makan tidak terkontrol. Biasanya wanita akan mengalami peningkatan resiko terkena Hipertensi setelah menopouse ( usia sekitar 45 tahun ).c. Faktor LingkunganDaerah pesisir atau pantai mempunyai kecenderungan peluang Hipertensi lebih tinggi dari pada daerah pedalaman atau pegunungan. Demikian juga masyarakat yang mempunyai kebiasaan makan yang dominan berasin mempunyai peluang cukup untuk menderita tekanan darah tinggi.

d. Faktor Keturunan / GenetikDari beberapa penelitian, orang yang mempunyai silsilah dengan keluarga menderita Hipertensi (orang tua, kakek, atau nenek), kita harus hati-hati. Untuk mencegahnya, upayakan selalu hidup sehat, berolah raga teratur, dan membiasakan diri untuk memeriksa tekanan darahnya secara teratur pada dokter.e. Faktor Berat BadanKebanyakan masyarakat di negara berkembang masih beranggapan bahwa berlebihan berat badan maupun obesitas sebagai perlambangan kemakmuran. Masih jarang yang mengerti bahwa obesitas berkaitan erat dengan penyakit Hipertensi, jantung koroner, diabetes mellitus (kencing manis), penyakit pernapasan, bahkan dapat mengurangi usia harapan untuk hidup.\f. Faktor PendidikanPendidikan adalah salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian, kemampuan didalam dan diluar sekolah akan berlangsung seumur hidup.g. Pola makan yang salah Makanan tinggi garam, lemak dan kolesterolh. Gaya hidup modernSeperti kurang olahraga, mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi kopi, dan merokok.4. PatofisiologiMekanisme terjadinya Hipertensi adalah dengan melalui terbentuknya angiostensin II dari angiostensin I oleh angiotensin I-converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis yang sangat penting terutama dalam mengatur tekanan darah dalam tubuh. Darah mengandung angiostensinogen yang diproduksi oleh hati. Selanjutnya, oleh adanya hormon, renin ( yang diproduksi oleh ginjal ) akan diubah menjadi angiostensin I. Angiostensin I diubah menjadi angiostensin II oleh ACE yang ada di paru-paru. Angiostensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melaiui dua aktivitas utama.Aktivitas pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolaritas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang keluar tubuh ( antidiuresis ), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolaritasnya. Untuk mengencerkan, volume cairan ekstraselular akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraselular. Akibatnya, volume darah meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah ( Rusdi, 2009: 30 ).

5. Tanda dan GejalaTekanan darah seringkali merupakan satu-satunya gejala pada Hipertensi essensial. Gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing, atau migran sering ditemukan sebagai gejala Hipertensi. Kadang-kadang Hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal. mata, otak, jantung ( Dalimartha,dkk.2008:13).

6. Klsifikasi HipertensiTekanan darah l20/80 mmHg didefinisikan sebagai normal. Tekanan darah di atas 140/90 mmHg sudah termasuk Hipertensi dan harus dianggap faktor resiko sehingga sebaiknya diberikan perawatan.Menurut WHO (organisasi kesehatan dunia), didalam Guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah dari 135/85 mmHg. Tekanan darah dari 140/90 mmHg dinyatakan sebagai Hipertensi. Nilai-nilai di antaranya termasuk normal-tinggi ( diperuntukan individu dewasa berusia di atas 18 tahun ) dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.1 klasifikasi hipertensi menurut WHONo. Kategori Sistolik Diastolik

1.Normal 120

Sumber : The Join National Committee on Detection, Evaluation And Treatment of High Blood Pressure USA

7. KomplikasiKomplikasi yang sering dialami oleh penderita tekanan darah tinggi adalah :a. Penyakit jantung koronerPenyakit ini sering dialami penderita Hipertensi sebagai akibat terjadinya pengapuran pada dinding pembuluh darah jantung menyebabkan berkurangnya aliran darah pada beberapa bagian otot jantung. Hal ini menyebabkan rasa nyeri di dada dan dapat berakibat gangguan pada otot jantung. Bahkan. dapat menyebabkan timbulnya serangan jantung.b. Gagal jantungTekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih .berat untuk memompa darah. Kondisi itu berakibat otot jantung akan menebal dan meregang sehingga daya pompa otot menurun. Pada akhirnya, dapat terjadi kegagalan kerja jantung secara umum. Tandatanda adanya komplikasi yaitu, sesak napas, napas putus-putus (pendek), terjadi pembengkakan pada tungkai bawah serta kaki.c. Kerusakan pembuluh darah otakBeberapa penelitian di luar negen mengungkapkan bahwa hipertensi menjadi penyebab utama pada kerusakan pembuluh darah otak. Ada dua jenis kerusakan yang ditimbulkan yaitu pecahnya pembuluh darah dan rusaknva dinding pembuluh darah. Dampak akhirnya, seseorang bisa mengalami stroke dan kematian.d. Gagal ginjalGagal ginjal merupakan peristiwa di mana ginjal tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ada dua jenis kelainan ginial akibat Hipertensi, yaitu nefrosklerosis benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefroklerosis benigna terjadi pada Hipertensi yang berlangsung lama sehingga terjadi pengendapan fraksi-fraksi plasma pada pembuluh darah akibat proses menua. Hal itu akan menyebabkan daya permenefros abilitas dinding pembuluh darah berkurang. Adapun Nefroklerosis maligna merupakan kelainan ginjal yang ditandai dengan naiknya tekanan diastole di atas 130 mmHg yang disebabkan terganggunya fungsi ginjal.

8. Pencegahan HipertensiTekanan darah yang meningkat terlalu drastis dapat menimbulkan kondisi fatal, seperti kelumpuhan, gagal ginjal, gangguan ginjal yang parah, dan odema. Hipertensi essensial memang belum ada obatnya sehingga untuk mengatasi dan mencegah keadaan yang lebih parah dapat dilakukan dengan mengombinasikan antara obat-obatan, diet, olahraga, dan gaya hidup yang baik secara teratur. Penanggulangan itu tentunya dilakukan atas dasar petunjuk dan pengawasan dokter.Pada Hipertensi sekunder, upaya pencegahan ataupun pengobatannya ditekankan pada upaya untuk menghilangkan atau memperkecil faktor pemicu yang menjadi penyebab timbulnya Hipertensi.Penderita Hipertensi yang tergolong ringan boleh dikatakan tidak memerlukan obat, tetapi dapat dikontrol melalui hidup sehari-hari. Pengontrolan sikap hidup inilah yang merupakan langkah pencegahan yang sangat baik bagi penderita Hipertensi yang sangat baik bagi penderita Hipertensi.Hal-hal yang merupakan tindakan pencegahahn bagi penderita Hipertensi sebagai berikut :a. Diet rendah lemak dengan mengurangi atau menghindari makanan berminyak, seperti gorengan, daging yang berlemak, susu full cream, dan kuning telur.b. Diet rendah garam, batasi pemakaian garam dan makanan yang diasinkan seperti cumi asin, ikan asin, telur asin, dan kecap asin.c. Hindari konsumsi daging kambing, buah durian, dan minuman beralkohol tinggi.d. Lakukan olahraga secara teratur dan terkontrol, seperti jalan kaki cepat berlari, naik sepeda, dan berenang.e. Berhenti merokok dan minum kopi.f. Turunkan berat badan bagi penderita obesitas.g. Hindari stress dengan gaya dan sikap hidup yang lebih santai h. Obati penyakit penyerta yang menyebabkan tekanan darah meningkat seperti kencing manis, hipertiroid, dan kolesterol

9. PengobatanObat anti Hipertensia. DiuretikPelancar kencing yang diharapkan mengurangi volume input. Pemberian diuretik sudah tidak terlalu dianjurkan sebagai langkah pertama dalam manajemen Hipertensi.b. Penghambat simpatetikGolongan obat ini bekeria menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ).

c. BetablokerMekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronchial.d. VasodilatorObat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah)e. Penghambat enzim konversi AngiostensinCara kerja obat ini adalah menghambat zat Angiostensin II (zat yang dapat menvebabkan peningkatan tekanan darah).f. Antagonis kalsiumGolongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas).g. Penghambat reseptor AngiostensinCara kerja obat ini adalah dengan cara menghalangi penebalan zat angiostensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pornpa.Anti Hipertensi non farrnakologisPengobatan non farmakologis diantaranya adalah :a. Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuhb. Mengurangi asupan garam.c. Ciptakan keadaan rileks.d. Melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.e. Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.

C. Pola Makan1. Definisi Pola MakanDalam kamus besar Bahasa Indonesia, pola makan diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu (Depdiknas, 2012). Menurut Hoang yang dikutip oleh Aminah (2005) pola konsumsi adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan mempunyai ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan adalah cara seseorang atau sekelompok orang (keluarga) dalam memilih makanan sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologis, kebudayaan dan sosial

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola MakanBeberapa faktor yang dapat mempengaruhi pola makan seseorang, antara lain faktor budaya, agama/kepercayaan, status sosial ekonomi, personal preference, rasa lapar, nafsu makan, rasa kenyang, dan kesehatan.a. Budaya Budaya cukup menentukan jenis makanan yang sering dikonsumsi. Demikian pula letak geografis mempengaruhi makanan yang diinginkannya. Sebagai contoh, nasi untuk orang-orang Asia dan Orientalis, pasta untuk orang-orang Italia, curry (kari) untuk orang-orang India merupakan makanan pokok, selain makana-makanan lain yang mulai ditinggalkan. Makanan laut banyak disukai oleh masyarakat sepanjang pesisir Amerika Utara. Sedangkan penduduk Amerika bagian Selatan lebih menyukai makanan goreng-gorengan.b. Agama/KepercayaanAgama / kepercayaan juga mempengaruhi jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagai contoh, agama Islam dan Yahudi Orthodoks mengharamkan daging babi. Agama Roma Katolik melarang makan daging setiap hari, dan beberapa aliran agama (Protestan) melarang pemeluknya mengkonsumsi teh, kopi atau alkohol.c. Status sosial ekonomiPilihan seseorang terhadap jenis dan kualitas makanan turut dipengaruhi oleh status sosial dan ekonomi, salah sataunya pekerjaan. Pekerjaan disini memang tidak secara langsung mempengaruhi status gizi, tetapi pekerjaan ini dihubungkan dengan pendapatan dalam keluarga yang pada akhirnya akan mempengaruhi perubahan gaya hidup, dalam hal ini terutama perubahan pada komsumsi yang menentukan status gizi anak.Sebagai contoh, orang kelas menegah ke bawah atau orang miskin di desa tidak sanggup membeli makanan jadi, daging, buah dan sayuran yang mahal. Pendapatan akan membatasi seseorang untuk mengkonsumsi makanan yang mahal harganya. Kelompok sosial juga berpengaruh terhadap kebiasaan makan, misalnya kerang dan siput disukai oleh beberapa kelompok masyarakat, sedangkan kelompok masyarakat yang lain lebih menyukai hamburger dan pizza.d. PendidikanPendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap pengetahuan gizi yang diperoleh, tetapi perlu diikuti oleh kemauan untuk menerapkan pengetahuan yang diperolehnya dalam rangka peningkatan status gizi. Sehingga pola makan dan status gizi disini ditentukan juga oleh kemampuan seseorang untuk menerapkan pengetahuan gizi ke dalam pemilihan pangan dan pengembangan cara pemanfaatan pangan yang sesuai.e. Personal preferenceHal-hal yang disukai dan tidak disukai sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makan seseorang. Orang seringkali memulai kebiasaan makannya sejak dari masa kanak-kanak hingga dewasa. Misalnya, ayah tidak suka makan kai, begitu pula dengan anak laki-lakinya. Ibu tidak suka makanan kerang, begitu pula anak perempuannya. Perasaan suka dan tidak suka seseorang terhadap makanan tergantung asosiasinya terhadap makanan tersebut. Anak-anak yang suka mengunjungi kakek dan neneknya akan ikut menyukai acar karena mereka sering dihidangkan acar. Lain lagi dengan anak yang suka dimarahi bibinya, akan tumbuh perasaan tidak suka pada daging ayam yang dimasak bibinya.f. Rasa lapar, nafsu makan, dan rasa kenyangRasa lapar umumnya merupakan sensasi yang kurang menyenangkan karena berhubungan dengan kekurangan makanan. Sebaliknya, nafsu makan merupakan sensasi yang menyenangkan berupa keinginan seseorang untuk makan. Sedangkan rasa kenyang merupakan perasaan puas karena telah memenuhi keinginannya untuk makan. Pusat pengaturan dan pengontrolan mekanisme lapar, nafsu makan dan rasa kenyang dilakukan oleh sistem saraf pusat, yaitu hipotalamus.g. Kesehatan Kesehatan seseorang berpengaruh besar terhadap kebiasaan makan. Sariawan atau gigi yang sakit seringkali membuat individu memilih makanan yang lembut. Tidak jarang orang yang kesulitan menelan, memilih menahan lapar dari pada makan.

8