bab ii kajian teori dan hipotesis 2.1 hakikat...

25
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajar Nana Sudjana (2009:28) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Belajar merupakan perubahan berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu. Menurut Hamalik ( 2009:106 ) bahwa belajar merupakan suatu proses dan bukan hasil yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah dimiliki sebelumnya sedangkan menurut Djamarah (2006:38) belajar adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam bentuk sikap atau perilaku, kebiasaan, dan pengalaman, misalnya dari tidak sopan menjadi sopan, dari tidak terampil menjadi terampil, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 8) belajar adalah proses pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang meliputi kognitif, afektif, dan piskomotor. Selain itu, menurut Slameto (2003: 2) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 6

Upload: ngotram

Post on 15-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

6

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Hakikat Belajar

Nana Sudjana (2009:28) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Belajar

merupakan perubahan berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,

pemahamannya, sikap, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya

reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Menurut Hamalik ( 2009:106 ) bahwa belajar merupakan suatu proses dan

bukan hasil yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui

serangkaian pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah

dimiliki sebelumnya sedangkan menurut Djamarah (2006:38) belajar adalah

perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas belajar.

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam bentuk sikap atau perilaku,

kebiasaan, dan pengalaman, misalnya dari tidak sopan menjadi sopan, dari tidak

terampil menjadi terampil, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Belajar menurut

Dimyati dan Mudjiono (2006: 8) belajar adalah proses pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungannya yang meliputi kognitif, afektif, dan

piskomotor. Selain itu, menurut Slameto (2003: 2) belajar merupakan suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya.

6

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

7

Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa belajar dapat di peroleh dengan adanya perubahan pada diri seseorang baik

dari hasil pengalaman sendiri maupun interaksi dengan lingkungnya.

2.2 Hakikat Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil

belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas

bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik yang

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik, sedangkan menurut

Hamalik (2006) Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Perubahan yang dimaksud adalah

perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif dan

psikomotor, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti

menjadi mengerti, dari tidak jujur menjadi jujur.

Menurut Daryanto, (2007) Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa biasanya

dapat diketahui setelah guru melakukan pengukuran melalui evaluasi.sedangkan

menurut Nana Sudjana (2009: 22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar

diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa

dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

8

Menurut Sardiman (2004:2) Proses belajar akan menghasilkan hasil

belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan yang dimiliki peserta

didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Suhaena,

(2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap

kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka.

Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan peserta didik setelah ia menerima proses belajar yang dapat

diukur melalui tes atau evaluasi.

2.3 Pembelajaran Kooperatif

Menurut Buchari (2009 : 80) pembelajaran kooperatif adalah suatu model

pembelajaran kecil, bekerja sama yang memiliki struktur dorongan dan tugas yang

bersifat cooperatif, sehingga terjadi interaksi secara terbuka dan hubungan

interdepedensi yang efektif. Keberhasilan dari model ini sangat bergantung pada

kemampuan aktivitas anggota kelompok, baik secara individu maupun dalam

bentuk kelompok. Selanjutnya Isjoni (2009) mengemukakan cooperatif learning

merupakan strategi belajar dengan jumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil

yang tingkat kemampuannya berbeda.

Menurut Slavin (dalam Buchari, 2009 : 83) pembelajaran kooperatif adalah :

Pembelajaran yang dilakukan secara kelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

9

Menurut Ibrahim (dalam Kunandar, 2009 : 359 ) Pembelajaran kooperatif :

Memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, yaitu siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi, meningkatkan ingatan siswa, dan meningkatkan kepuasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran

yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang yang

tingkat keberhasilannya ditentukan oleh aktivitas anggota-anggota kelompok.

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT)

2.4.1 Defenisi Teams Games Turnaments (TGT)

Menurut Slavin (2008: 163) TGT merupakan model pembelajaran yang

menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor

kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka

dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT) merupakan model pembelajaran

yang melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu

pelajaran, dengan menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis

serta sistem skor kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai

wakil tim mereka dengan anggota tim lain. Permainan dapat disusun guru dalam

bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi

pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan

dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

10

Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis

pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap peserta didik mengambil sebuah kartu

yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai

dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua

tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan point bagi

kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat

berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviuw materi

pembelajaran. Adapun komponen-komponen dalam model pembelajaran

kooperatif tipe teams games turnaments (TGT) Menurut Slavin (2008:175) yaitu:

1) Kelompok (Teams)

Kelompok disusun dengan beranggotakan 4-5 orang yang mewakili

pencampuran dari berbagai keragaman dalam kelas seperti kemampuan

akademik, jenis kelamin, ras atau etnik. Fungsi utama mereka dikelompokkan

adalah anggota-anggota kelompok saling meyakinkan bahwa mereka dapat

bekerja sama dalam belajar dan mengerjakan game atau lembar kerja dan lebih

khusus lagi untuk menyiapkan semua anggota dalam menghadapi kompetisi.

2) Permainan (Games)

Pertanyaan dalam game disusun dan dirancang dari materi yang relevan

dengan materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan yang diperoleh

mewakili masing-masing kelompok. Sebagian besar pertanyaan pada kuis

adalah bentuk sederhana. Setiap peserta didik mengambil sebuah kartu yang

diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada kartu

tersebut.

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

11

3) Kompetisi/Turnamen (Turnaments)

Turnamen adalah susunan beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya

dilaksanakan pada akhir minggu atau pada akhir unit pokok bahasan, setelah

guru memberikan penyajian kelas dan kelompok mengerjakan lembar

kerjanya. Untuk ilustrasi turnamen dapat dilihat pada skema dibawa ini.

TIM A Tinggi Sedang Sedang Rendah A1 A2 A3 A4

Tinggi Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4

(Slavin, 2008:176) Gambar 1. Penempatan Peserta didik ke Meja Turnamen

Ket : A1B1C1 meja I (tinggi) = anggota-anggota kelompok yang berprestasi tinggi A2B2C2 meja 2 (sedang) = anggota-anggota kelompok yang berprestasi sedang A3B3C3 meja 3 (sedang) = anggota-anggota kelompok yang berprestasi sedang A4B4C4 meja 4 (rendah) = anggota-anggota kelompok yang berprestasi rendah

Untuk turnamen pertama, guna menempatkan peserta didik pada

“tournaments table” dengan pengaturan beberapa peserta didik berkemampuan

tinggi dari tiap-tiap kelompok pada meja I, peserta didik berkemampuan sedang

meja II dan III kemudian peserta didik berkemampuan rendah pada meja IV.

Setelah turnamen selesai dan dilakukan penilaian, guru melakukan

pengaturan kembali kedudukan peserta didik pada tiap meja turnamen, kecuali

pemenang meja tertinggi (meja I). Pemenang dari setiap meja dinaikkan atau

MEJA 1 A1 B1 C1

MEJA 2 A2 B2 C2

MEJA 3 A3 B3 C3

MEJA 4 A4 B4 C4

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

12

digeser satu tinggkat ke meja yang lebih tinggi tingkatannya dari peserta didik

yang mendapat skor yang rendah pada setiap meja turnamen selain pada meja

terendah tingkatannya (meja IV) diturunkan satu tingkat kemeja yang lebih rendah

tingkatannya. Pada akhirnya mereka akan mengalami kenaikan atau penurunan

sehingga mereka akan sampai pada meja yang sesuai kinerja mereka.

Setelah pertandingan pertama, para peserta didik mengubah posisi atau

meja pertandingannya sesuai dengan hasil pertandingan sebelumnya. Pemenang

dari tiap-tiap meja akan berpindah pada meja pertandingan yang lebih tinggi

selanjutnya, misalkan dari meja IV ke meja III. Pemenang kedua menempati meja

pertandingan sebelumnya, sedangkan peserta didik dengan skor terendah dari tiap-

tiap meja akan berpindah ke meja yang lebih rendah di bawahnya, maka mereka

akan berusaha untuk berpindah lagi ke meja yang lebih tinggi.

5) Pengakuan Kelompok (Teams Recognition )

Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberi penghargaan berupa hadia

atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar

sehingga mencapai criteria yang telah disepakati bersama.

2.4.2 Langkah-langkah dan Aktifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT).

Slavin (2008) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

teams games turnament memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru memabagi peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil (1 kelompok

terdiri dari 4-5 orang)

2. Guru memulai games yang terdiri dari pertanyaan sederhana bernomor.

3. Setiap peserta didik memilih soal di dalam kartu bernomor dan mencoba

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

13

menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor tersebut.

4. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor

ini nantinya dikumpulkan siswa untuk turnament mingguan.

5. Melaksanakan turnament yang dilakukan pada akhir pertemuan. Turnament

pertama guru membagi peserta didik ke dalam beberapa meja turnament. Tiga

peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokan pada meja 1, tiga peserta

didik selanjutnya pada meja II dan seterusnya. Kegiatan dalam turnamen

adalah persaingan pada meja turnamen dari 3-4 peserta didik dari tim yang

berbeda dengan kemampuan setara. Pada permulaan turnamen diumumkan

penetapan meja bagi peserta didik. Peserta didik diminta mengatur meja

turnamen yang ditetapkan. Nomor meja turnamen bisa diacak. Setelah

kelengkapan dibagikan dapat dimulai kegiatan turnamen. Bagan dari putaran

permainan dengan 3 peserta didik dalam satu meja turnamen dapat dilihat dari

bagan dibawah ini.

Gambar 2. Bagan Putaran Permaianan

(Slavin, 2008:173)

Pembaca 1. Ambil satu kartu bernomor dan carilah soal yang

berhubungan dengan nomor tersebut pada lembar permainan

2. Bacalah pertanyaannya dengan keras 3. Cobalah untuk menjawab

Penantang I Menentang jika memang dia mau (dan memberikan jawaban berbeda) atau boleh melewatinya

Penantang II Boleh menentang jika penantang I melewati, dan jika dia mau. Apabila semua penantang sudah menantang atau melewati, penantang II memberikan jawaban. Siapapun yang jawabannya benar berhak menyimpan kartunya

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

14

Penskoran didasarkan pada jumlah perolehan kartu, misalkan pada meja

turnamen terdiri dari 3 peserta didik yang tidak seri, peraih nilai tertinggi

mendapat skor 60, kedua 40, dan ketiga 20.

6. Guru memberikan penghargaan pada kelompok-kelompok yang banyak

mengumpulkan skor.

2.4.3 Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnaments (TGT)

Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments

(TGT) adalah:

1) Dalam kelas kooperatif peserta didik memiliki kebebasan untuk berinteraksi

dan menggunakan pendapatnya;

2) Rasa percaya diri peserta didik lebih tinggi

3) Perilaku menggangu terhadap peserta didik lain menjadi lebih kecil

4) Merasa mendapat penghargaan dari hasil jerih payahnya dalam belajar

5) Motivasi belajar peserta didik bertambah

6) Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan pembelaan Negara

7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara peserta didik dengan

peserta didik dan antara peserta didik dengan guru;

8) Peserta didik dapat menelaah sebuah mata pelajaran atau pokok bahasan bebas

mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri peserta

didik tersebut dapat keluar, selain itu kerja sama antar peserta didik juga

peserta didik dengan guru akan membuat interaksi belajar dalam kelas

menjadi hidup dan tidak membosankan.

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

15

2.4.4 Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnaments (TGT)

Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments

(TGT) adalah:

1) Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua peserta didik ikut serta

menyumbangkan pendapatnya

2) Dengan adanya penghargaan yang diberikan kepada tim yang mempeoleh skor

tertinggi akan membuat tim yang memperoleh skor terendah merasa minder.

3) Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran

4) Apabila guru tidak dapat mengelola kelas kemungkinan terjadi keganduhan

2.5 Virus

Virus adalah mikrorganisme yang sangat kecil dan jauh lebih kecil dari

bakteri. Ilmu yamg mempelajari virus disebut virologi. Kata virus berasal dari

bahasa latin yang berarti racun (waluyo, 2007:207).

2.5.1 Ciri-ciri virus

Menurut irianto (2006:193) ciri-ciri virus yaitu :

1) Hanya tersusun atas selubung yang disebut kapsid, yang tesusun atas

molekul protein dan bagian inti tersusun atas asam nukleat (ADN atau

ARN)

2) Tidak memiliki sitoplasma, serta tidak memiliki organela sehinnga

tidak melakukan metabolisme

3) Virus adalah partikel berukuran sangat kecil yaitu 20-300 milimikron

4) Hanya dapat diamati menggunakan mikroskop elektron

5) Virus dapat dikristalkan

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

16

2.5.2 Struktur virus

Menurut Waluyo (2007:210 ) susunan tubuh virus terdiri atas kapsid, isi dan

serta ekor.

2.5.2.1 Kapsid

Kapsid merupakan lapisan pembungkus tubuh virus, yang tersusun atas

protein. Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomernyang terikat satu sama lain dengan

ikatan nonkovalen. Fungsi kapsid adalah untuk memberi bentuk virus, sebagai

pelindung virus dari kondisi lingkungan yang dapat merugikan dirinya,

mempermudah proses penempelan pada proses penembusan ke dalam sel.

2.5.2.2 Isi

Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik, yaitu suatu

molekul pembawa sifat turunan. Materi genetik ini berupa ARN atau ADN. Virus

berbeda dengan organisme lainnya, karena virus hanya memiliki satu asam

nukleat saja. Ada yang memiliki materi genetik ARN saja dan ada yang hanya

ADN saja. Asam nukleat sering kali bergabung dengan protein sehingga disebut

nukleoprotein. Virus tanaman berisi ARN atau ADN, virus hewan mengandung

ARN atau ADN, sedang fage berisi ADN.

virus mosaik tembakau

virus herpes virus cacar

virus influenza Virus gondong

virus HIV-1

virus adenovirus

virus polio

Gambar 3. Bermacam-macam bentuk virus berdasarkan kapsomer (Sumber: Schlegel, 1984)

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

17

2.5.2.3 Ekor dan serabut ekor

Ekor virus berfungsi melekatkan tubuh virus pada inang sekaligus sebagai

alat penginfeksi. Pada bagian ujungnya ditumbuhi serabut-serabut ekor. Ujung

serabut ekor merupakan penerima rangsang(reseptor).

Gambar 4. Struktur virus bakterofage (Sumber: Pelczar,M. J., dan Chan., 2008)

2.5.3 Cara Hidup Virus

Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada di

dalam sel makhluk hidup yang lain (Irianto, 2006:194). Berbagai makhluk hidup

dapat diserang virus yaitu:

a. Virus bakteri (bakteriofage)

Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan

menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat

kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur secara

cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang

diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.

b. Virus tumbuhan

Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada

tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).

c. Virus hewan

Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus

Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.

kapsid Leher

Serabut ekor Piringan dasar

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

18

2.5.4 Replikasi virus

Menurut irianto (2006:198) Tahap-tahap yang dilakukan dalam reproduksi

virus adalah adsorpsi (fase penempelan), injeksi (fase memasukkan asam inti),

sintesis (fase pembentukan), perakitan dan lisis (fase pemecahan sel inang).

Berdasarkan tahap-tahapnya itu daur hidup virus dapat dibedakan menjadi daur

litik dan daur lisogenik.

2.5.4.1 Daur litik

1) Fase adsorpsi

Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri yang

mengandung protein khusus. Menempelnya virus pada dinding sel

disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah menempel,

virus akan mengeluarkan enzim lisozim untuk membuat lubang pada sel

inang.

2) Fase injeksi

Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng

ujung, kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga ke dalam sel bakteri.

Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam sel, sedangkan selubung

proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung

protein ini akan terlepas dan tidak berguna lagi.

3) Fase sintesis

Virus tidak dapat melakukan sintesis sendiri, tetapi virus akan melakukan

sintesis dengan menggunakan sel inangnya. Setelah terjadi proses injeksi

begitu DNA masuk ke dalam sel inang maka genom virus memerintahkan

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

19

inangnya untuk memprogramkan kembali sel untuk membuat salinan asam

nukleat virus dan menghasilkan protein virus yang akan dijadikan kapsid

dengan menggunakn ribosom bakteri. Virus DNA menggunakan DNA

Polimerase dari salinan untuk mensintesis genom-genom baru yang

cetakannya berasal dari DNA virus yang akan dijadikan sebagai kapsid virus.

4) Fase perakitan

Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor,

dan serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh.

Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk diisi dengan DNA virus.

Proses ini dapat menghasilkan virus sejumlah 100-200 buah.

5) Fase litik

Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim lisozim lagi,

yakni enzim penghancur yang akan menghancurkan dinding sel sel bakteri.

Dinding sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis (pecah), dan virus-

virus baru akan keluar untuk mencari inang yang lain. Fase ini merupakan

fase lisisnya sel bakteri namun bagi virus merupakan fase penghamburan

virus.

Gambar 5. Replikasi virus secara litik (Sumber: Michael dkk, 2008)

(a) adsorpsi (b) injeksi

(c) sintesis (pembentukan)

(d) perakitan

(e) litik

= selubung protein = asam nukleat virus = kromosom bakteri = serabut ekor = ekor

Keterangan:

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

20

2.5.4.2 Daur Lisogenik

1) Fase adsorpsi

Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus

hanya menempel pada dinding sel yang mengandung protein khusus yang

dapat ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada dinding sel

disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah

menempel, virus akan mengeluarkan enzim lisozim yang dapat

menghancurkan atau membuat lubang pada sel inang.

2) Fase injeksi

Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan

lempeng ujung, kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga ke

dalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam sel,

sedangkan selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika

sudah kosong, selubung protein ini akan terlepas dan tidak berguna lagi.

3) Fase penggabungan

Ketika berada di dalam inang, molekul DNA membentuk lingkaran atau

berbentuk cincin kemudian molekul DNA masuk ke dalam kromosom

hospes dengan cara menempelkan, memecahkan dan menyatukan

kembali secara silang atau melalui rekombinasi genetik (pindah silang)

ke dalam suatu tempat spesifik di kromosom sel inang dengan cara

menyambungkan nukleotida. Virus ini kemudian dikenal sebagai

profage. Satu gen profage mengkode suatu protein yang menekan

(mengahambat) ekspresi sebagian besar gen-gen profage yang lain.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

21

4) Fase pembelahan

DNA virus telah tersambung dengan DNA bakteri. DNA virus tidak

dapat bergerak atau disebut sebagai profag. Karena bergabung dengan

DNA bakteri, ketika DNA bakteri melakukan replikasi selnya secara

langsung, profag juga melakukan replikasi. Demikian juga ketika sel

bakteri mengalami pembelahan, secara langsung dua anak sel bakteri

yang mengandung profag tersebut juga ikut mengalami pembelahan.

Dengan kata lain, jumlah profag sama dengan jumlah sel bakteri

inangnya.

5) Fase sintesis

Pada kondisi lingkungan tertentu, profag menjadi aktif. Profag dapat saja

memisahkan diri dengan DNA bakteri dan merusak DNA bakteri.

Kemudian menggantikan peran DNA bakteri dengan DNA virus untuk

sistesis protein yang berfungsi sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan

replikasi DNA.

6) Fase perakitan

Pada tahap ini, terjadi perakitan kapsid-kapsid virus yang utuh sebagai

selubung virus. Setelah kapsid virus utuh, diisi dengan DNA hasil

replikasi, terjadilah virus-virus baru.

7) Fase litik

Tahap ini sama dengan tahap litik pada siklus litik saat dinding bakteri

akan pecah dan virus baru berhamburan keluar. Virus baru ini

selanjutnya akan menyerang bakteri yang lain. Begitu seterusnya, virus

akan mengalami siklus litik atau lisogenik.

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

22

Gambar 6. Replikasi virus secara lisogenik (Sumber: Michael dkk, 2008)

2.5.5 Klasifikasi virus

Virus diklasifikasikan berdasarkan:

1. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat Dibedakan menjadi:

a. virus DNA: DNA pita tunggal (DNA ss). Contohnya parvovirus, DNA

pita ganda (DNA ds). Contohnya adenovirus (Waluyo, 2007:219).

b. virus RNA: RNA pita tunggal (RNA ss). Contohnya rhabdovirus, dan

RNA pita ganda (RNA ds). Contohnya reovirus (Waluyo, 2007:217).

2. Berdasarkan struktur Virus dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:

a. Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus) Virus ini

memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membran. Membran terdiri

dari dua lipid dan protein, (biasanya glikoprotein). Membran ini

berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh:

Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus (Schlegel, 1984:156).

b. Virus yang tidak memiliki selubung(virus telanjang). Virus ini hanya

memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus). Contoh:

Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus (Waluyo, 2007:210).

Keterangan: = virus infektan (bakteriofaq) = asam nukleat virus =kromosom bakteri

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

23

Gambar 7. virus telanjang dan berselubung (ikosahedral (kiri) & helik (kanan))

(Sumber: Waluyo, 2007)

2.5.6 Penyakit yang disebabkan oleh virus

2.5.6.1 Virus Penyebab Penyakit pada Manusia

1) Influenza

Tanda-tanda orang yang terkena virus influenza adalah timbulnya ingus,

suhu badan meningkat, demam, nyeri otot, dan nafsu makan menurun.

Virus ini menyerang bagian atas saluran pernapasan. Virus ini dapat

dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, mengusahakan tubuh

tetap sehat, olahraga yang cukup, dan banyak mengonsumsi buah dan

sayur yang mengandung vitamin C.

2) Campak

Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gejal campak adalah

demam tinggi, batuk dan rasa nyeri di seluruh tubuh. Masa inkubasinya

sekitar 10 hingga 12 hari. Di awal masa inkubasi, virus berlipat ganda di

saluran pernapasan atas yang menyebabkan gejala batuk kering dan radang

tenggorokan. Di akhir masa inkubasi, virus menuju darah dan beredar ke

seluruh bagian tubuh,terutama kulit, sehingga terlihat bercak-bercak merah

di kulit.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

24

3) Polio

Virus polio sering menyerang anak-anak. Gejala yang ditimbulkan adalah

demam tinggi, mengantuk, tenggorokan sakit, mual, muntah, sakit kepala,

serta tulang belakang dan tulang leher terasa kaku. Jika virus ini

menyerang selaput otak dan merusak sel saraf otak depan, akan

menyebabkan kelumpuhan. Virus dapat ditularkan melalui feses orang

yang telah terserang polio. Jika makanan yang telah terkontaminasi kita

makan, kita akan tertular. Selain itu, dapat juga ditularkan melalui infeksi

saluran pernapasan. Polio dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio.

Vaksin polio ini terdiri atas vaksin salk dan sabin. Vaksin salk bertugas

mengaktifkan produksi antibodi dalam serum, sedangkan vaksin sabin

mengandung virus polio yang sudah dilemahkan.

4) Herpes Zoster (Cacar air)

Herpes zoster disebabkan oleh serangan virus Varisela yang menyerang

saraf sensoris. Herpes ini biasa disebut dengan cacar air. Gejala yang

ditimbulkan oleh serangan virus ini adalah demam dan timbul gelembung

kulit yang datar. Varisela menginfeksi saluran pernapasan bagian atas,

kemudian menyebar melalui darah dan berhenti di dalam kulit. Infeksi

oleh virus ini hanya terjadi di sepanjang saraf sensoris yang terinfeksi. Jika

virus ini menginfeksi sumsum tulang belakang, akan menyebabkan

kelumpuhan, tetapi dalam 2–4 minggu dapat disembuhkan. Agar tidak

terinfeksi virus ini lagi, kita harus menjaga tubuh agar tetap fit. Virus ini

akan aktif kembali jika daya tahan tubuh kita menurun.

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

25

5) Virus Flu Burung

Gejala awalnya adalah terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi hingga

39°C, tubuh panas, sakit tenggorokan, keluar lendir bening dari hidung,

sesak napas, dan batuk. Jika tidak ditangani segera, maka akan mengalami

penurunan kondisi tubuh sehingga menyebabkan radang paru-paru

(pneumonia) dan kekebalan tubuh turun drastis. Bila kondisi tubuh sudah

demikian, maka akan terjadi kematian. Penyebab flu burung adalah virus

influenza tipe A yang berdiameter 90 – 120 nanometer. Virus ini termasuk

dalam famili Orthomyxoviridae. Virus flu burung hidup dalam saluran

pencernaan unggas, kemudian dapat menyerang berbagai sistem dalam

tubuh unggas. Cara mencegah meluasnya penularan flu burung ke

manusia, yaitu dengan tindakan pemusnahan (depopulasi) terhadap unggas

yang terinfeksi virus flu burung. Cara yang paling efektif adalah

pencegahan dengan jalan pemberian vaksin atau imunisasi.

6) Ebola

Virus ebola hanya menyerang manusia dan kera. Awalnya virus ebola

menyerang sel darah putih makrofag dan fibroblas. Setelah itu, virus

menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan jaringan ikat di bawahnya.

Setelah 7 hari, penderita akan mengalami pendarahan di dalam tubuh dan

menderita kerusakan ginjal dan hati. Keadaan ini menimbulkan demam,

sakit kepala, dan lelah sekali. Selanjutnya, penderita ebola akan

mengalami penggumpalan darah dan pendarahan, baik di dalam maupun di

luar tubuh. Jika sudah terjadi demikian, kemungkinan hidup tidak ada lagi.

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

26

7) Demam Berdarah (DB)

Penyebab penyakit demam berdarah adalah infeksi virus Dengue. Virus ini

ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Infeksi virus Dengue

menyebabkan turunnya jumlah trombosit (pembeku darah) dalam tubuh

penderita. Penderita yang telah parah akan mengalami pendarahan pada

organ-organ tubuh yang berakibat pada kematian. Gejala awal yang sering

timbul dari penderita DB adalah demam tinggi, timbul bercak merah,

terutama pada lekukan tubuh, mimisan, dan sakit kepala, kadang-kadang

disertai mual dan muntah.

8) Herpes Genitalis

Herpes genetalis disebabkan oleh virus Herpes simpleks. Rasa gatal dan

sakit di daerah kelamin menyebabkan penderita menggaruk bagian yang

terasa gatal tersebut. Bekas garukan berupa lepuhan-lepuhan kecil berair

dan jika digaruk lagi, akan menimbulkan luka terbuka atau infeksi.

9) Hepatitis A, B, dan C

Hepatitis disebabkan oleh serangan virus yang menginfeksi hati. Biasanya,

penyakit yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui udara, jarum

suntik, makanan dan minuman, serta transfusi darah. Pencegahan penyakit

ini dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan makanan di

lingkungan hidup kita. Hepatitis A. Penularannya melalui mulut, makanan,

dan minuman. Hepatitis A merupakan infeksi kronis yang dapat

disembuhkan dengan pemberian antibodi dan vaksin. Hepatitis B.

Penularannya melalui cairan tubuh, transfusi darah, dan bawaan lahir yang

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

27

diturunkan oleh ibunya. Penyakit ini ada yang dapat disembuhkan dengan

pemberian antibodi dan vaksin, tetapi ada juga yang berkembang menjadi

sirosis dan kanker hati. Hepatitis C. Tidak terdapat gejala pada penyakit

ini, tetapi setelah beberapa puluh tahun, baru terditeksi sehingga biasanya

kondisi penderita sudah parah. Belum ada vaksin yang dapat

menyembuhkannya. Pemberian interferon hanya dapat menghambat

perkembangbiakan virus.

10) AIDS

Penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh

adanya infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV

dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Penyakit AIDS ditularkan melalui

hubungan seksual, kontak dengan darah yang tercemar HIV (transfusi

darah), dan melalui jarum suntik atau alat kedokteran lainnya yang

tercemar HIV. Gejala-gejala orang yang terinfeksi HIV AIDS adalah

mengeluarkan banyak keringat pada malam hari, terus-menerus merasa

lelah tanpa sebab yang jelas, sakit kepala berkepanjangan, batuk kering,

sering merasa sulit bernapas, diare kronis, selama beberapa minggu suhu

badan di atas 38°C. Cara untuk mencegah tertularnya penyakit ini adalah

tidak melakukan hubungan seksual secara bebas atau berganti-ganti

pasangan seks diluar nikah.

11) Virus SARS

SARS singkatan dari Severe Acute Respiratori Syndrome, yaitu penyakit

sindrom pernapasan akut yang menyebabkan terjadinya infeksi pada

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

28

saluran pernapasan. Gejalanya mirip seperti flu, yaitu demam, batuk,

radang tenggorokan, dan sesak napas. Gejala ini muncul 2 - 10 hari setelah

terinfeksi.

2.5.6.2 Virus Penyebab Penyakit pada Hewan dan Tanaman

1) Rabies

Rabies atau penyakit anjing gila disebabkan oleh virus rabies yang

menyerang sistem saraf pusat penderita. Virus rabies dapat menginfeksi

semua hewan berdarah panas, seperti anjing, serigala, dan kucing.

Penularannya dapat melalui gigitan dari hewan yang telah terinfeksi.

Masa inkubasinya adalah 10 – 14 hari. Virus rabies juga dapat

menginfeksi manusia. Gejala yang ditimbulkan adalah hirdopobia (takut

air), sakit kepala, tertawa tanpa sebab, lesu, demam, gugup, dan lumpuh.

Pengobatan penyakit rabies dapat dilakukan dengan pemberian vaksin

rabies.

2) Virus Kuku dan Mulut

Pada umumnya virus ini menyerang hewan ternak sapi dan kerbau.

Tanda-tandanya hewan tidak mau makan dan tidak bisa berjalan

(lumpuh).

3) Virus Tetelo (Sampar Ayam)

Ayam yang terinfeksi virus tetelo akan mengalami gejala tersedak-sedak

dan mencret sampai menyebabkan kematian. Jika sembuh, ayam akan

kehilangan keseimba yang ditandai dengan kepalanya tertekuk dan

berputar-putar.

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

29

4) Virus Tumbuhan

Jenis virus yang menyerang tanaman antara lain virus mozaik. Virus ini

biasanya menyerang tanaman tembakau, kentang, dan tomat. Tanaman

yang terserang virus mozaik akan menampakkan tanda-tanda bercak-

bercak kuning pada daunnya. Penularan virus ini terjadi melalui

seranggan Virus lain yang menyerang tanaman adalah virus tungro yang

menyerang tanaman padi. Tanaman padi yang terserang virus tungro

akan menjadi kerdil karena pertumbuhannya terhambat. Penularan virus

ini terjadi melalui serangga (wereng).

2.5.7 Manfaat virus bagi kehidupan

a. Memproduksi Vaksin

Vaksin merupakan patogen yang telah dilemahkan sehingga tidak

berbahaya jika menyerang manusia. Contoh kasus pada akhir tahun

1700, Edward Jenner seorang dokter asal Inggris mengetahui dari

pasien-pasien di pedesaan bahwa para pemerah susu yang telah terkena

cacar sapi (penyakit ringan yang menginfeksi sapi) ternyata resisten

terhadap infeksi cacar sesudahnya. Dalam percobaannya, Jenner

menggoreskan jarum yang mengandung cairan dari luka seorang

pemerah sapi yang telah terkena cacar sapi ke seorang anak laki-laki.

Anak tersebut ternyata resisten terhadap wabah cacar. Virus cacar sapi

dengan virus cacar sangat mirip sehingga sistem imun tidak dapat

membedakan adanya partikel asing. Selain vaksin cacar juga sudah

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Hakikat Belajareprints.ung.ac.id/7436/5/2013-2-84205-431407003-bab2...perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif

30

ditemukan vaksin lainnya, misalnya vaksin polio, vaksin rubela, vaksin

campak dan vaksin gondongan (Campbell, 2002:350).

b . Membuat Antitoksin

Antitoksin dapat dibuat dengan menggabungkan DNA virus dan

gen yang mempunyai sifat menguntungkan sehingga jika virus

menginfeksi bakteri, di dalam sel bakteri tersebut terkandung gen yang

menguntungkan. Gen manusia adalah gen yang menguntungkan yang

dapat mengendalikan produksi antitoksin. Jika oleh DNA virus, DNA

manusia disambungkan dengan DNA bakteri, sel bakteri tersebut akan

mengandung gen manusia penghasil antitoksin. Jadi, yang mulanya gen

bakteri tidak mengandung antitoksin manusia, sekarang mampu

memproduksi antitoksin manusia. Pembelahan akan terus-menerus

dilakukan oleh bakteri. Setiap bakteri baru dipastikan mengandung

antitoksin yang dihasilkan oleh DNA manusia (Irianto, 2006:206).

c. Melemahkan Bakteri

Virus yang menyerang bakteri patogen merupakan virus yang

menguntungkan. Jika DNA virus lisogenik menginfeksi DNA bakteri

patogen, bakteri tersebut menjadi melemah atau tidak berbahaya

(Irianto, 2006:207).

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi hipotesis penelitian ini

adalah jika model pembelajaran kooperatif tipe TGT digunakan pada materi virus,

maka hasil belajar peserta didik akan meningkat.