bab ii kajian teori dan hipotesis 2.1 hakikat...
TRANSCRIPT
6
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Hakikat Belajar
Nana Sudjana (2009:28) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Belajar
merupakan perubahan berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,
pemahamannya, sikap, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya
reaksinya, daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Menurut Hamalik ( 2009:106 ) bahwa belajar merupakan suatu proses dan
bukan hasil yang hendak dicapai semata. Proses itu sendiri berlangsung melalui
serangkaian pengalaman, sehingga terjadi modifikasi pada tingkah laku yang telah
dimiliki sebelumnya sedangkan menurut Djamarah (2006:38) belajar adalah
perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas belajar.
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan dalam bentuk sikap atau perilaku,
kebiasaan, dan pengalaman, misalnya dari tidak sopan menjadi sopan, dari tidak
terampil menjadi terampil, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Belajar menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006: 8) belajar adalah proses pengalaman individu
dalam interaksi dengan lingkungannya yang meliputi kognitif, afektif, dan
piskomotor. Selain itu, menurut Slameto (2003: 2) belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
6
7
Berdasarkan beberapa pengertian belajar di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa belajar dapat di peroleh dengan adanya perubahan pada diri seseorang baik
dari hasil pengalaman sendiri maupun interaksi dengan lingkungnya.
2.2 Hakikat Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil
belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan pengertian hasil belajar diatas
bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa baik yang
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik, sedangkan menurut
Hamalik (2006) Hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan yang dilihat dari tiga aspek yaitu dari segi kognitif, afektif dan
psikomotor, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti, dari tidak jujur menjadi jujur.
Menurut Daryanto, (2007) Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa biasanya
dapat diketahui setelah guru melakukan pengukuran melalui evaluasi.sedangkan
menurut Nana Sudjana (2009: 22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah diajarkan
8
Menurut Sardiman (2004:2) Proses belajar akan menghasilkan hasil
belajar. Hasil belajar yang dimaksud adalah kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Sedangkan menurut Suhaena,
(2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap
kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka.
Dari beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan peserta didik setelah ia menerima proses belajar yang dapat
diukur melalui tes atau evaluasi.
2.3 Pembelajaran Kooperatif
Menurut Buchari (2009 : 80) pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran kecil, bekerja sama yang memiliki struktur dorongan dan tugas yang
bersifat cooperatif, sehingga terjadi interaksi secara terbuka dan hubungan
interdepedensi yang efektif. Keberhasilan dari model ini sangat bergantung pada
kemampuan aktivitas anggota kelompok, baik secara individu maupun dalam
bentuk kelompok. Selanjutnya Isjoni (2009) mengemukakan cooperatif learning
merupakan strategi belajar dengan jumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda.
Menurut Slavin (dalam Buchari, 2009 : 83) pembelajaran kooperatif adalah :
Pembelajaran yang dilakukan secara kelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerja sama dan memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi teman yang lain.
9
Menurut Ibrahim (dalam Kunandar, 2009 : 359 ) Pembelajaran kooperatif :
Memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang signifikan. Keuntungan dari metode pembelajaran kooperatif, yaitu siswa mempunyai tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir tingkat tinggi, meningkatkan ingatan siswa, dan meningkatkan kepuasaan siswa terhadap materi pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran
yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang yang
tingkat keberhasilannya ditentukan oleh aktivitas anggota-anggota kelompok.
2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT)
2.4.1 Defenisi Teams Games Turnaments (TGT)
Menurut Slavin (2008: 163) TGT merupakan model pembelajaran yang
menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor
kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka
dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT) merupakan model pembelajaran
yang melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu
pelajaran, dengan menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis
serta sistem skor kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai
wakil tim mereka dengan anggota tim lain. Permainan dapat disusun guru dalam
bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan
dengan kelompok (identitas kelompok mereka).
10
Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis
pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap peserta didik mengambil sebuah kartu
yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai
dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua
tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan point bagi
kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat
berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviuw materi
pembelajaran. Adapun komponen-komponen dalam model pembelajaran
kooperatif tipe teams games turnaments (TGT) Menurut Slavin (2008:175) yaitu:
1) Kelompok (Teams)
Kelompok disusun dengan beranggotakan 4-5 orang yang mewakili
pencampuran dari berbagai keragaman dalam kelas seperti kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau etnik. Fungsi utama mereka dikelompokkan
adalah anggota-anggota kelompok saling meyakinkan bahwa mereka dapat
bekerja sama dalam belajar dan mengerjakan game atau lembar kerja dan lebih
khusus lagi untuk menyiapkan semua anggota dalam menghadapi kompetisi.
2) Permainan (Games)
Pertanyaan dalam game disusun dan dirancang dari materi yang relevan
dengan materi yang telah disajikan untuk menguji pengetahuan yang diperoleh
mewakili masing-masing kelompok. Sebagian besar pertanyaan pada kuis
adalah bentuk sederhana. Setiap peserta didik mengambil sebuah kartu yang
diberi nomor dan menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor pada kartu
tersebut.
11
3) Kompetisi/Turnamen (Turnaments)
Turnamen adalah susunan beberapa game yang dipertandingkan. Biasanya
dilaksanakan pada akhir minggu atau pada akhir unit pokok bahasan, setelah
guru memberikan penyajian kelas dan kelompok mengerjakan lembar
kerjanya. Untuk ilustrasi turnamen dapat dilihat pada skema dibawa ini.
TIM A Tinggi Sedang Sedang Rendah A1 A2 A3 A4
Tinggi Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang Rendah B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4
(Slavin, 2008:176) Gambar 1. Penempatan Peserta didik ke Meja Turnamen
Ket : A1B1C1 meja I (tinggi) = anggota-anggota kelompok yang berprestasi tinggi A2B2C2 meja 2 (sedang) = anggota-anggota kelompok yang berprestasi sedang A3B3C3 meja 3 (sedang) = anggota-anggota kelompok yang berprestasi sedang A4B4C4 meja 4 (rendah) = anggota-anggota kelompok yang berprestasi rendah
Untuk turnamen pertama, guna menempatkan peserta didik pada
“tournaments table” dengan pengaturan beberapa peserta didik berkemampuan
tinggi dari tiap-tiap kelompok pada meja I, peserta didik berkemampuan sedang
meja II dan III kemudian peserta didik berkemampuan rendah pada meja IV.
Setelah turnamen selesai dan dilakukan penilaian, guru melakukan
pengaturan kembali kedudukan peserta didik pada tiap meja turnamen, kecuali
pemenang meja tertinggi (meja I). Pemenang dari setiap meja dinaikkan atau
MEJA 1 A1 B1 C1
MEJA 2 A2 B2 C2
MEJA 3 A3 B3 C3
MEJA 4 A4 B4 C4
12
digeser satu tinggkat ke meja yang lebih tinggi tingkatannya dari peserta didik
yang mendapat skor yang rendah pada setiap meja turnamen selain pada meja
terendah tingkatannya (meja IV) diturunkan satu tingkat kemeja yang lebih rendah
tingkatannya. Pada akhirnya mereka akan mengalami kenaikan atau penurunan
sehingga mereka akan sampai pada meja yang sesuai kinerja mereka.
Setelah pertandingan pertama, para peserta didik mengubah posisi atau
meja pertandingannya sesuai dengan hasil pertandingan sebelumnya. Pemenang
dari tiap-tiap meja akan berpindah pada meja pertandingan yang lebih tinggi
selanjutnya, misalkan dari meja IV ke meja III. Pemenang kedua menempati meja
pertandingan sebelumnya, sedangkan peserta didik dengan skor terendah dari tiap-
tiap meja akan berpindah ke meja yang lebih rendah di bawahnya, maka mereka
akan berusaha untuk berpindah lagi ke meja yang lebih tinggi.
5) Pengakuan Kelompok (Teams Recognition )
Pengakuan kelompok dilakukan dengan memberi penghargaan berupa hadia
atau sertifikat atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar
sehingga mencapai criteria yang telah disepakati bersama.
2.4.2 Langkah-langkah dan Aktifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Turnaments (TGT).
Slavin (2008) menjelaskan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
teams games turnament memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1. Guru memabagi peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil (1 kelompok
terdiri dari 4-5 orang)
2. Guru memulai games yang terdiri dari pertanyaan sederhana bernomor.
3. Setiap peserta didik memilih soal di dalam kartu bernomor dan mencoba
13
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor tersebut.
4. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor
ini nantinya dikumpulkan siswa untuk turnament mingguan.
5. Melaksanakan turnament yang dilakukan pada akhir pertemuan. Turnament
pertama guru membagi peserta didik ke dalam beberapa meja turnament. Tiga
peserta didik tertinggi prestasinya dikelompokan pada meja 1, tiga peserta
didik selanjutnya pada meja II dan seterusnya. Kegiatan dalam turnamen
adalah persaingan pada meja turnamen dari 3-4 peserta didik dari tim yang
berbeda dengan kemampuan setara. Pada permulaan turnamen diumumkan
penetapan meja bagi peserta didik. Peserta didik diminta mengatur meja
turnamen yang ditetapkan. Nomor meja turnamen bisa diacak. Setelah
kelengkapan dibagikan dapat dimulai kegiatan turnamen. Bagan dari putaran
permainan dengan 3 peserta didik dalam satu meja turnamen dapat dilihat dari
bagan dibawah ini.
Gambar 2. Bagan Putaran Permaianan
(Slavin, 2008:173)
Pembaca 1. Ambil satu kartu bernomor dan carilah soal yang
berhubungan dengan nomor tersebut pada lembar permainan
2. Bacalah pertanyaannya dengan keras 3. Cobalah untuk menjawab
Penantang I Menentang jika memang dia mau (dan memberikan jawaban berbeda) atau boleh melewatinya
Penantang II Boleh menentang jika penantang I melewati, dan jika dia mau. Apabila semua penantang sudah menantang atau melewati, penantang II memberikan jawaban. Siapapun yang jawabannya benar berhak menyimpan kartunya
14
Penskoran didasarkan pada jumlah perolehan kartu, misalkan pada meja
turnamen terdiri dari 3 peserta didik yang tidak seri, peraih nilai tertinggi
mendapat skor 60, kedua 40, dan ketiga 20.
6. Guru memberikan penghargaan pada kelompok-kelompok yang banyak
mengumpulkan skor.
2.4.3 Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnaments (TGT)
Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments
(TGT) adalah:
1) Dalam kelas kooperatif peserta didik memiliki kebebasan untuk berinteraksi
dan menggunakan pendapatnya;
2) Rasa percaya diri peserta didik lebih tinggi
3) Perilaku menggangu terhadap peserta didik lain menjadi lebih kecil
4) Merasa mendapat penghargaan dari hasil jerih payahnya dalam belajar
5) Motivasi belajar peserta didik bertambah
6) Pemahaman yang lebih mendalam terhadap pokok bahasan pembelaan Negara
7) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi antara peserta didik dengan
peserta didik dan antara peserta didik dengan guru;
8) Peserta didik dapat menelaah sebuah mata pelajaran atau pokok bahasan bebas
mengaktualisasikan diri dengan seluruh potensi yang ada dalam diri peserta
didik tersebut dapat keluar, selain itu kerja sama antar peserta didik juga
peserta didik dengan guru akan membuat interaksi belajar dalam kelas
menjadi hidup dan tidak membosankan.
15
2.4.4 Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnaments (TGT)
Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments
(TGT) adalah:
1) Dalam kegiatan pembelajaran tidak semua peserta didik ikut serta
menyumbangkan pendapatnya
2) Dengan adanya penghargaan yang diberikan kepada tim yang mempeoleh skor
tertinggi akan membuat tim yang memperoleh skor terendah merasa minder.
3) Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran
4) Apabila guru tidak dapat mengelola kelas kemungkinan terjadi keganduhan
2.5 Virus
Virus adalah mikrorganisme yang sangat kecil dan jauh lebih kecil dari
bakteri. Ilmu yamg mempelajari virus disebut virologi. Kata virus berasal dari
bahasa latin yang berarti racun (waluyo, 2007:207).
2.5.1 Ciri-ciri virus
Menurut irianto (2006:193) ciri-ciri virus yaitu :
1) Hanya tersusun atas selubung yang disebut kapsid, yang tesusun atas
molekul protein dan bagian inti tersusun atas asam nukleat (ADN atau
ARN)
2) Tidak memiliki sitoplasma, serta tidak memiliki organela sehinnga
tidak melakukan metabolisme
3) Virus adalah partikel berukuran sangat kecil yaitu 20-300 milimikron
4) Hanya dapat diamati menggunakan mikroskop elektron
5) Virus dapat dikristalkan
16
2.5.2 Struktur virus
Menurut Waluyo (2007:210 ) susunan tubuh virus terdiri atas kapsid, isi dan
serta ekor.
2.5.2.1 Kapsid
Kapsid merupakan lapisan pembungkus tubuh virus, yang tersusun atas
protein. Kapsid terdiri dari sejumlah kapsomernyang terikat satu sama lain dengan
ikatan nonkovalen. Fungsi kapsid adalah untuk memberi bentuk virus, sebagai
pelindung virus dari kondisi lingkungan yang dapat merugikan dirinya,
mempermudah proses penempelan pada proses penembusan ke dalam sel.
2.5.2.2 Isi
Terdapat di sebelah dalam kapsid berupa materi genetik, yaitu suatu
molekul pembawa sifat turunan. Materi genetik ini berupa ARN atau ADN. Virus
berbeda dengan organisme lainnya, karena virus hanya memiliki satu asam
nukleat saja. Ada yang memiliki materi genetik ARN saja dan ada yang hanya
ADN saja. Asam nukleat sering kali bergabung dengan protein sehingga disebut
nukleoprotein. Virus tanaman berisi ARN atau ADN, virus hewan mengandung
ARN atau ADN, sedang fage berisi ADN.
virus mosaik tembakau
virus herpes virus cacar
virus influenza Virus gondong
virus HIV-1
virus adenovirus
virus polio
Gambar 3. Bermacam-macam bentuk virus berdasarkan kapsomer (Sumber: Schlegel, 1984)
17
2.5.2.3 Ekor dan serabut ekor
Ekor virus berfungsi melekatkan tubuh virus pada inang sekaligus sebagai
alat penginfeksi. Pada bagian ujungnya ditumbuhi serabut-serabut ekor. Ujung
serabut ekor merupakan penerima rangsang(reseptor).
Gambar 4. Struktur virus bakterofage (Sumber: Pelczar,M. J., dan Chan., 2008)
2.5.3 Cara Hidup Virus
Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada di
dalam sel makhluk hidup yang lain (Irianto, 2006:194). Berbagai makhluk hidup
dapat diserang virus yaitu:
a. Virus bakteri (bakteriofage)
Bakteriofage adalah virus yang menggandakan dirinya sendiri dengan
menyerbu bakteri. Dibandingkan dengan kebanyakan virus, ia sangat
kompleks dan mempunyai beberapa bagian berbeda yang diatur secara
cermat. Semua virus memiliki asam nukleat, pembawa gen yang
diperlukan untuk menghimpun salinan-salinan virus di dalam sel hidup.
b. Virus tumbuhan
Virus yang parasit pada sel tumbuhan. Contoh virus yang parasit pada
tumbuhan: Tobacco Mozaic Virus (TMV) dan Beet Yellow Virus (BYV).
c. Virus hewan
Virus yang parasit pada sel hewan. Contoh virus hewan: virus
Poliomylitis, virus Vaccina, dan virus Influenza.
kapsid Leher
Serabut ekor Piringan dasar
18
2.5.4 Replikasi virus
Menurut irianto (2006:198) Tahap-tahap yang dilakukan dalam reproduksi
virus adalah adsorpsi (fase penempelan), injeksi (fase memasukkan asam inti),
sintesis (fase pembentukan), perakitan dan lisis (fase pemecahan sel inang).
Berdasarkan tahap-tahapnya itu daur hidup virus dapat dibedakan menjadi daur
litik dan daur lisogenik.
2.5.4.1 Daur litik
1) Fase adsorpsi
Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri yang
mengandung protein khusus. Menempelnya virus pada dinding sel
disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah menempel,
virus akan mengeluarkan enzim lisozim untuk membuat lubang pada sel
inang.
2) Fase injeksi
Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan lempeng
ujung, kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga ke dalam sel bakteri.
Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam sel, sedangkan selubung
proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika sudah kosong, selubung
protein ini akan terlepas dan tidak berguna lagi.
3) Fase sintesis
Virus tidak dapat melakukan sintesis sendiri, tetapi virus akan melakukan
sintesis dengan menggunakan sel inangnya. Setelah terjadi proses injeksi
begitu DNA masuk ke dalam sel inang maka genom virus memerintahkan
19
inangnya untuk memprogramkan kembali sel untuk membuat salinan asam
nukleat virus dan menghasilkan protein virus yang akan dijadikan kapsid
dengan menggunakn ribosom bakteri. Virus DNA menggunakan DNA
Polimerase dari salinan untuk mensintesis genom-genom baru yang
cetakannya berasal dari DNA virus yang akan dijadikan sebagai kapsid virus.
4) Fase perakitan
Pada tahap ini, kapsid virus yang masih terpisah-pisah antara kepala, ekor,
dan serabut ekor akan mengalami proses perakitan menjadi kapsid yang utuh.
Kemudian, kepala yang sudah selesai terbentuk diisi dengan DNA virus.
Proses ini dapat menghasilkan virus sejumlah 100-200 buah.
5) Fase litik
Ketika perakitan virus selesai, virus telah memproduksi enzim lisozim lagi,
yakni enzim penghancur yang akan menghancurkan dinding sel sel bakteri.
Dinding sel bakteri hancur, sel bakteri mengalami lisis (pecah), dan virus-
virus baru akan keluar untuk mencari inang yang lain. Fase ini merupakan
fase lisisnya sel bakteri namun bagi virus merupakan fase penghamburan
virus.
Gambar 5. Replikasi virus secara litik (Sumber: Michael dkk, 2008)
(a) adsorpsi (b) injeksi
(c) sintesis (pembentukan)
(d) perakitan
(e) litik
= selubung protein = asam nukleat virus = kromosom bakteri = serabut ekor = ekor
Keterangan:
20
2.5.4.2 Daur Lisogenik
1) Fase adsorpsi
Pada tahap ini, ekor virus mulai menempel di dinding sel bakteri. Virus
hanya menempel pada dinding sel yang mengandung protein khusus yang
dapat ditempeli protein virus. Menempelnya virus pada dinding sel
disebabkan oleh adanya reseptor pada ujung serabut ekor. Setelah
menempel, virus akan mengeluarkan enzim lisozim yang dapat
menghancurkan atau membuat lubang pada sel inang.
2) Fase injeksi
Proses injeksi DNA ke dalam sel inang ini terdiri atas penambatan
lempeng ujung, kontraksi sarung, dan penusukan pasak berongga ke
dalam sel bakteri. Pada peristiwa ini, asam nukleat masuk ke dalam sel,
sedangkan selubung proteinnya tetap berada di luar sel bakteri. Jika
sudah kosong, selubung protein ini akan terlepas dan tidak berguna lagi.
3) Fase penggabungan
Ketika berada di dalam inang, molekul DNA membentuk lingkaran atau
berbentuk cincin kemudian molekul DNA masuk ke dalam kromosom
hospes dengan cara menempelkan, memecahkan dan menyatukan
kembali secara silang atau melalui rekombinasi genetik (pindah silang)
ke dalam suatu tempat spesifik di kromosom sel inang dengan cara
menyambungkan nukleotida. Virus ini kemudian dikenal sebagai
profage. Satu gen profage mengkode suatu protein yang menekan
(mengahambat) ekspresi sebagian besar gen-gen profage yang lain.
21
4) Fase pembelahan
DNA virus telah tersambung dengan DNA bakteri. DNA virus tidak
dapat bergerak atau disebut sebagai profag. Karena bergabung dengan
DNA bakteri, ketika DNA bakteri melakukan replikasi selnya secara
langsung, profag juga melakukan replikasi. Demikian juga ketika sel
bakteri mengalami pembelahan, secara langsung dua anak sel bakteri
yang mengandung profag tersebut juga ikut mengalami pembelahan.
Dengan kata lain, jumlah profag sama dengan jumlah sel bakteri
inangnya.
5) Fase sintesis
Pada kondisi lingkungan tertentu, profag menjadi aktif. Profag dapat saja
memisahkan diri dengan DNA bakteri dan merusak DNA bakteri.
Kemudian menggantikan peran DNA bakteri dengan DNA virus untuk
sistesis protein yang berfungsi sebagai kapsid bagi virus-virus baru dan
replikasi DNA.
6) Fase perakitan
Pada tahap ini, terjadi perakitan kapsid-kapsid virus yang utuh sebagai
selubung virus. Setelah kapsid virus utuh, diisi dengan DNA hasil
replikasi, terjadilah virus-virus baru.
7) Fase litik
Tahap ini sama dengan tahap litik pada siklus litik saat dinding bakteri
akan pecah dan virus baru berhamburan keluar. Virus baru ini
selanjutnya akan menyerang bakteri yang lain. Begitu seterusnya, virus
akan mengalami siklus litik atau lisogenik.
22
Gambar 6. Replikasi virus secara lisogenik (Sumber: Michael dkk, 2008)
2.5.5 Klasifikasi virus
Virus diklasifikasikan berdasarkan:
1. Berdasarkan Molekul yang Menyusun Asam Nukleat Dibedakan menjadi:
a. virus DNA: DNA pita tunggal (DNA ss). Contohnya parvovirus, DNA
pita ganda (DNA ds). Contohnya adenovirus (Waluyo, 2007:219).
b. virus RNA: RNA pita tunggal (RNA ss). Contohnya rhabdovirus, dan
RNA pita ganda (RNA ds). Contohnya reovirus (Waluyo, 2007:217).
2. Berdasarkan struktur Virus dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
a. Virus yang memiliki selubung atau sampul (enveloped virus) Virus ini
memiliki nukleokapsid yang dibungkus oleh membran. Membran terdiri
dari dua lipid dan protein, (biasanya glikoprotein). Membran ini
berfungsi sebagai struktur yang pertama-tama berinteraksi. Contoh:
Herpesvirus, Corronavirus, dan Orthomuxovirus (Schlegel, 1984:156).
b. Virus yang tidak memiliki selubung(virus telanjang). Virus ini hanya
memiliki capsid (protein) dan asam nukleat (naked virus). Contoh:
Reovirus, Papovirus, dan Adenovirus (Waluyo, 2007:210).
Keterangan: = virus infektan (bakteriofaq) = asam nukleat virus =kromosom bakteri
23
Gambar 7. virus telanjang dan berselubung (ikosahedral (kiri) & helik (kanan))
(Sumber: Waluyo, 2007)
2.5.6 Penyakit yang disebabkan oleh virus
2.5.6.1 Virus Penyebab Penyakit pada Manusia
1) Influenza
Tanda-tanda orang yang terkena virus influenza adalah timbulnya ingus,
suhu badan meningkat, demam, nyeri otot, dan nafsu makan menurun.
Virus ini menyerang bagian atas saluran pernapasan. Virus ini dapat
dicegah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, mengusahakan tubuh
tetap sehat, olahraga yang cukup, dan banyak mengonsumsi buah dan
sayur yang mengandung vitamin C.
2) Campak
Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gejal campak adalah
demam tinggi, batuk dan rasa nyeri di seluruh tubuh. Masa inkubasinya
sekitar 10 hingga 12 hari. Di awal masa inkubasi, virus berlipat ganda di
saluran pernapasan atas yang menyebabkan gejala batuk kering dan radang
tenggorokan. Di akhir masa inkubasi, virus menuju darah dan beredar ke
seluruh bagian tubuh,terutama kulit, sehingga terlihat bercak-bercak merah
di kulit.
24
3) Polio
Virus polio sering menyerang anak-anak. Gejala yang ditimbulkan adalah
demam tinggi, mengantuk, tenggorokan sakit, mual, muntah, sakit kepala,
serta tulang belakang dan tulang leher terasa kaku. Jika virus ini
menyerang selaput otak dan merusak sel saraf otak depan, akan
menyebabkan kelumpuhan. Virus dapat ditularkan melalui feses orang
yang telah terserang polio. Jika makanan yang telah terkontaminasi kita
makan, kita akan tertular. Selain itu, dapat juga ditularkan melalui infeksi
saluran pernapasan. Polio dapat dicegah dengan pemberian vaksin polio.
Vaksin polio ini terdiri atas vaksin salk dan sabin. Vaksin salk bertugas
mengaktifkan produksi antibodi dalam serum, sedangkan vaksin sabin
mengandung virus polio yang sudah dilemahkan.
4) Herpes Zoster (Cacar air)
Herpes zoster disebabkan oleh serangan virus Varisela yang menyerang
saraf sensoris. Herpes ini biasa disebut dengan cacar air. Gejala yang
ditimbulkan oleh serangan virus ini adalah demam dan timbul gelembung
kulit yang datar. Varisela menginfeksi saluran pernapasan bagian atas,
kemudian menyebar melalui darah dan berhenti di dalam kulit. Infeksi
oleh virus ini hanya terjadi di sepanjang saraf sensoris yang terinfeksi. Jika
virus ini menginfeksi sumsum tulang belakang, akan menyebabkan
kelumpuhan, tetapi dalam 2–4 minggu dapat disembuhkan. Agar tidak
terinfeksi virus ini lagi, kita harus menjaga tubuh agar tetap fit. Virus ini
akan aktif kembali jika daya tahan tubuh kita menurun.
25
5) Virus Flu Burung
Gejala awalnya adalah terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi hingga
39°C, tubuh panas, sakit tenggorokan, keluar lendir bening dari hidung,
sesak napas, dan batuk. Jika tidak ditangani segera, maka akan mengalami
penurunan kondisi tubuh sehingga menyebabkan radang paru-paru
(pneumonia) dan kekebalan tubuh turun drastis. Bila kondisi tubuh sudah
demikian, maka akan terjadi kematian. Penyebab flu burung adalah virus
influenza tipe A yang berdiameter 90 – 120 nanometer. Virus ini termasuk
dalam famili Orthomyxoviridae. Virus flu burung hidup dalam saluran
pencernaan unggas, kemudian dapat menyerang berbagai sistem dalam
tubuh unggas. Cara mencegah meluasnya penularan flu burung ke
manusia, yaitu dengan tindakan pemusnahan (depopulasi) terhadap unggas
yang terinfeksi virus flu burung. Cara yang paling efektif adalah
pencegahan dengan jalan pemberian vaksin atau imunisasi.
6) Ebola
Virus ebola hanya menyerang manusia dan kera. Awalnya virus ebola
menyerang sel darah putih makrofag dan fibroblas. Setelah itu, virus
menyebar ke seluruh jaringan tubuh dan jaringan ikat di bawahnya.
Setelah 7 hari, penderita akan mengalami pendarahan di dalam tubuh dan
menderita kerusakan ginjal dan hati. Keadaan ini menimbulkan demam,
sakit kepala, dan lelah sekali. Selanjutnya, penderita ebola akan
mengalami penggumpalan darah dan pendarahan, baik di dalam maupun di
luar tubuh. Jika sudah terjadi demikian, kemungkinan hidup tidak ada lagi.
26
7) Demam Berdarah (DB)
Penyebab penyakit demam berdarah adalah infeksi virus Dengue. Virus ini
ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Infeksi virus Dengue
menyebabkan turunnya jumlah trombosit (pembeku darah) dalam tubuh
penderita. Penderita yang telah parah akan mengalami pendarahan pada
organ-organ tubuh yang berakibat pada kematian. Gejala awal yang sering
timbul dari penderita DB adalah demam tinggi, timbul bercak merah,
terutama pada lekukan tubuh, mimisan, dan sakit kepala, kadang-kadang
disertai mual dan muntah.
8) Herpes Genitalis
Herpes genetalis disebabkan oleh virus Herpes simpleks. Rasa gatal dan
sakit di daerah kelamin menyebabkan penderita menggaruk bagian yang
terasa gatal tersebut. Bekas garukan berupa lepuhan-lepuhan kecil berair
dan jika digaruk lagi, akan menimbulkan luka terbuka atau infeksi.
9) Hepatitis A, B, dan C
Hepatitis disebabkan oleh serangan virus yang menginfeksi hati. Biasanya,
penyakit yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui udara, jarum
suntik, makanan dan minuman, serta transfusi darah. Pencegahan penyakit
ini dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan makanan di
lingkungan hidup kita. Hepatitis A. Penularannya melalui mulut, makanan,
dan minuman. Hepatitis A merupakan infeksi kronis yang dapat
disembuhkan dengan pemberian antibodi dan vaksin. Hepatitis B.
Penularannya melalui cairan tubuh, transfusi darah, dan bawaan lahir yang
27
diturunkan oleh ibunya. Penyakit ini ada yang dapat disembuhkan dengan
pemberian antibodi dan vaksin, tetapi ada juga yang berkembang menjadi
sirosis dan kanker hati. Hepatitis C. Tidak terdapat gejala pada penyakit
ini, tetapi setelah beberapa puluh tahun, baru terditeksi sehingga biasanya
kondisi penderita sudah parah. Belum ada vaksin yang dapat
menyembuhkannya. Pemberian interferon hanya dapat menghambat
perkembangbiakan virus.
10) AIDS
Penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh
adanya infeksi virus Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV
dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Penyakit AIDS ditularkan melalui
hubungan seksual, kontak dengan darah yang tercemar HIV (transfusi
darah), dan melalui jarum suntik atau alat kedokteran lainnya yang
tercemar HIV. Gejala-gejala orang yang terinfeksi HIV AIDS adalah
mengeluarkan banyak keringat pada malam hari, terus-menerus merasa
lelah tanpa sebab yang jelas, sakit kepala berkepanjangan, batuk kering,
sering merasa sulit bernapas, diare kronis, selama beberapa minggu suhu
badan di atas 38°C. Cara untuk mencegah tertularnya penyakit ini adalah
tidak melakukan hubungan seksual secara bebas atau berganti-ganti
pasangan seks diluar nikah.
11) Virus SARS
SARS singkatan dari Severe Acute Respiratori Syndrome, yaitu penyakit
sindrom pernapasan akut yang menyebabkan terjadinya infeksi pada
28
saluran pernapasan. Gejalanya mirip seperti flu, yaitu demam, batuk,
radang tenggorokan, dan sesak napas. Gejala ini muncul 2 - 10 hari setelah
terinfeksi.
2.5.6.2 Virus Penyebab Penyakit pada Hewan dan Tanaman
1) Rabies
Rabies atau penyakit anjing gila disebabkan oleh virus rabies yang
menyerang sistem saraf pusat penderita. Virus rabies dapat menginfeksi
semua hewan berdarah panas, seperti anjing, serigala, dan kucing.
Penularannya dapat melalui gigitan dari hewan yang telah terinfeksi.
Masa inkubasinya adalah 10 – 14 hari. Virus rabies juga dapat
menginfeksi manusia. Gejala yang ditimbulkan adalah hirdopobia (takut
air), sakit kepala, tertawa tanpa sebab, lesu, demam, gugup, dan lumpuh.
Pengobatan penyakit rabies dapat dilakukan dengan pemberian vaksin
rabies.
2) Virus Kuku dan Mulut
Pada umumnya virus ini menyerang hewan ternak sapi dan kerbau.
Tanda-tandanya hewan tidak mau makan dan tidak bisa berjalan
(lumpuh).
3) Virus Tetelo (Sampar Ayam)
Ayam yang terinfeksi virus tetelo akan mengalami gejala tersedak-sedak
dan mencret sampai menyebabkan kematian. Jika sembuh, ayam akan
kehilangan keseimba yang ditandai dengan kepalanya tertekuk dan
berputar-putar.
29
4) Virus Tumbuhan
Jenis virus yang menyerang tanaman antara lain virus mozaik. Virus ini
biasanya menyerang tanaman tembakau, kentang, dan tomat. Tanaman
yang terserang virus mozaik akan menampakkan tanda-tanda bercak-
bercak kuning pada daunnya. Penularan virus ini terjadi melalui
seranggan Virus lain yang menyerang tanaman adalah virus tungro yang
menyerang tanaman padi. Tanaman padi yang terserang virus tungro
akan menjadi kerdil karena pertumbuhannya terhambat. Penularan virus
ini terjadi melalui serangga (wereng).
2.5.7 Manfaat virus bagi kehidupan
a. Memproduksi Vaksin
Vaksin merupakan patogen yang telah dilemahkan sehingga tidak
berbahaya jika menyerang manusia. Contoh kasus pada akhir tahun
1700, Edward Jenner seorang dokter asal Inggris mengetahui dari
pasien-pasien di pedesaan bahwa para pemerah susu yang telah terkena
cacar sapi (penyakit ringan yang menginfeksi sapi) ternyata resisten
terhadap infeksi cacar sesudahnya. Dalam percobaannya, Jenner
menggoreskan jarum yang mengandung cairan dari luka seorang
pemerah sapi yang telah terkena cacar sapi ke seorang anak laki-laki.
Anak tersebut ternyata resisten terhadap wabah cacar. Virus cacar sapi
dengan virus cacar sangat mirip sehingga sistem imun tidak dapat
membedakan adanya partikel asing. Selain vaksin cacar juga sudah
30
ditemukan vaksin lainnya, misalnya vaksin polio, vaksin rubela, vaksin
campak dan vaksin gondongan (Campbell, 2002:350).
b . Membuat Antitoksin
Antitoksin dapat dibuat dengan menggabungkan DNA virus dan
gen yang mempunyai sifat menguntungkan sehingga jika virus
menginfeksi bakteri, di dalam sel bakteri tersebut terkandung gen yang
menguntungkan. Gen manusia adalah gen yang menguntungkan yang
dapat mengendalikan produksi antitoksin. Jika oleh DNA virus, DNA
manusia disambungkan dengan DNA bakteri, sel bakteri tersebut akan
mengandung gen manusia penghasil antitoksin. Jadi, yang mulanya gen
bakteri tidak mengandung antitoksin manusia, sekarang mampu
memproduksi antitoksin manusia. Pembelahan akan terus-menerus
dilakukan oleh bakteri. Setiap bakteri baru dipastikan mengandung
antitoksin yang dihasilkan oleh DNA manusia (Irianto, 2006:206).
c. Melemahkan Bakteri
Virus yang menyerang bakteri patogen merupakan virus yang
menguntungkan. Jika DNA virus lisogenik menginfeksi DNA bakteri
patogen, bakteri tersebut menjadi melemah atau tidak berbahaya
(Irianto, 2006:207).
2.6 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah, yang menjadi hipotesis penelitian ini
adalah jika model pembelajaran kooperatif tipe TGT digunakan pada materi virus,
maka hasil belajar peserta didik akan meningkat.