hasil penelitian dan pembahasaneprints.ung.ac.id/7040/9/2013-2-2-84205-431408034-bab4... ·...

13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Kawasan Pesisir Desa Pasokan, secara administratif terletak di Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar, Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah, Pantai ini memiliki panjangnya ± 5 Km, suhu lingkungan berkisar antara 28- 30 0 C, dengan salinitas 31-32 (ppt), dan untuk pH air antara 7,8-8,2. Kawasan pesisir ini terkenal dengan pantainya yang luas, dengan panjang pantai kurang lebih 5 km yang terbagi atas 3 wilayah pantai, yaitu jompi, hungun, patulutan dengan jarak pasang surut terendah ± 100 m dari bibir pantai (Data dari Kantor Desa pasokan, 2013). Penelitian yang dilakukan di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar dibagi menjadi 3 stasiun pengamatan, untuk stasiun 1 terletak wilayah pantai jompi, stasiun 2 di wilayah pantai hungun dan untuk stasiun 3 terletak di wilayah pantai patulutan. Pengamatan yang dilakukan pada malam hari saat air laut surut serta disesuaikan dengan daerah pantai. 4.2 Hasil penelitian 4.2.1 Jumlah Spesies Holothuroidea di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Berdasarkan hasil identifikasi yang tampak pada Tabel 2, jenis Holothuroidea yang ditemukan pada lokasi penelitian, yakni di kawasan pesisir yang terdapat di

Upload: vankien

Post on 08-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

Kawasan Pesisir Desa Pasokan, secara administratif terletak di Desa Pasokan

Kecamatan Walea Besar, Kabupaten Tojo Una-Una Provinsi Sulawesi Tengah,

Pantai ini memiliki panjangnya ± 5 Km, suhu lingkungan berkisar antara 28-

300C, dengan salinitas 31-32 (ppt), dan untuk pH air antara 7,8-8,2. Kawasan pesisir

ini terkenal dengan pantainya yang luas, dengan panjang pantai kurang lebih 5 km

yang terbagi atas 3 wilayah pantai, yaitu jompi, hungun, patulutan dengan jarak

pasang surut terendah ± 100 m dari bibir pantai (Data dari Kantor Desa pasokan,

2013).

Penelitian yang dilakukan di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan

Walea Besar dibagi menjadi 3 stasiun pengamatan, untuk stasiun 1 terletak wilayah

pantai jompi, stasiun 2 di wilayah pantai hungun dan untuk stasiun 3 terletak di

wilayah pantai patulutan. Pengamatan yang dilakukan pada malam hari saat air laut

surut serta disesuaikan dengan daerah pantai.

4.2 Hasil penelitian

4.2.1 Jumlah Spesies Holothuroidea di Kawasan Pesisir Desa Pasokan

Berdasarkan hasil identifikasi yang tampak pada Tabel 2, jenis Holothuroidea

yang ditemukan pada lokasi penelitian, yakni di kawasan pesisir yang terdapat di

Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, sesuai dengan hasil

pengamatan kesemuanya tersebar pada substrat berbatu dan substrat pasir yang ada

pada lokasi penelitian. Selanjutnya jumlah dan klasifikasi jenis Holothuroidea yang

ditemukan pada lokasi penelitian dapat dilihat pada table berikut

Table 2. Jumlah Holothuroidea Pada Lokasi Penelitian

No. Spesies/jenis Stasiun

1 2 3

1 Holothuria scraba 19 27 25

2 Holothuria atra 21 19 20

3 Bohadscia marmorata 16 13 18

Jumlah 56 59 63

Table 3. Klasifikasi Holothuroidea

Kelas Ordo Famili Genus Spesies

Holothuroidea

Aspidochirotida

Holothu

riidae

Holothuria

Holothuria scraba

Holothuria atra

Bohadscia Bohadscia marmorata

1. Genus Holothuria

Holothuria scraba

Gambar 2. Holothuria scraba

Kingdom : AnimaliaPhylum : EchinodermataKelas : HolothurideaOrdo : AspidochirotidaFamili : AspidochirotaGenus : HolothuriaSpesies : Holothuria scabra

Deskripsi

Teripang pasir (

dengan panjang sekitar 30 cm. warna punggungnya abu

kehitaman dengan garis

warna putih. Warnah bagian perutnya kuning keputihan dengan bercak

hitam kecil. Seluruh permukaan kulitnya kasar bila diraba.

teripang ini hidup sendiri

mengandung pasir halus.

Holothuria scraba

Holothuria scraba (Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)

Animalia Echinodermata

: Holothuridea Aspidochirotida

: Aspidochirota Holothuria Holothuria scabra

Teripang pasir (Holothuria scraba) mempunyai bentuk badan yang bulat

dengan panjang sekitar 30 cm. warna punggungnya abu-abu sampai agak

kehitaman dengan garis-garis melintang, dan diantara garis-garis itu terdapat

warna putih. Warnah bagian perutnya kuning keputihan dengan bercak

hitam kecil. Seluruh permukaan kulitnya kasar bila diraba. Masing

teripang ini hidup sendiri-sendiri di antara karang dan perairan yang dasarnnya

mengandung pasir halus. Jenis ini paling banyak dicari oleh para pengumpul

(Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)

) mempunyai bentuk badan yang bulat

abu sampai agak

garis itu terdapat

warna putih. Warnah bagian perutnya kuning keputihan dengan bercak-bercak

Masing-masing

iran yang dasarnnya

Jenis ini paling banyak dicari oleh para pengumpul

teripang dan kini mulai dibudidayakan. Dalam perdagangan, jenis ini disebut

teripang putih,teripang kapur atau teripang pasir.

Holothuria atra

Gambar 3. Holoth

Kingdom : Animalia

Phylum : Echinodermata

Class : Holothuroidea

Ordo : Aspidochirotida

Family : Holothuriidae

Genus : Holothuria

Species : Holothuria atra

Deskripsi

Badan teripang hitam berbentuk bulat panjang dan akan segera mengkerut bila

diangkat dari permukaan air. Diseluruh permukaan badan terdapat bintil

halus.Bagian punggungnnya berwarna hitam keunguan atau kebiru

sementara bagian perut sisi sekitar mulut dan duburnya berwarna kemerah

teripang dan kini mulai dibudidayakan. Dalam perdagangan, jenis ini disebut

pang kapur atau teripang pasir.

Holothuria atra (Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)

Animalia

Echinodermata

Holothuroidea

Aspidochirotida

Holothuriidae

Holothuria

Holothuria atra

Badan teripang hitam berbentuk bulat panjang dan akan segera mengkerut bila

rmukaan air. Diseluruh permukaan badan terdapat bintil

halus.Bagian punggungnnya berwarna hitam keunguan atau kebiru

sementara bagian perut sisi sekitar mulut dan duburnya berwarna kemerah

teripang dan kini mulai dibudidayakan. Dalam perdagangan, jenis ini disebut

(Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)

Badan teripang hitam berbentuk bulat panjang dan akan segera mengkerut bila

rmukaan air. Diseluruh permukaan badan terdapat bintil-bintil

halus.Bagian punggungnnya berwarna hitam keunguan atau kebiru-biruan,

sementara bagian perut sisi sekitar mulut dan duburnya berwarna kemerah-

merahan. Teripang hitam hidup didaerah perairan berk

ditumbuhi padang lamun,

2. Genus bohadscia

Bohadscia marmorata

Gambar 4. Bohadscia marmorata

Kingdom : AnimaliaPhylum : EchinodermataClass : HolothuroideaOrdo : AspidochirotidaFamily : HolothuriidaeGenus : BohadschiaSpecies :Bohadscia marmorata

Deskripsi

Bohadschia marmorata

tekstur kasar karena spikula

anterior tubuh agak menyempit dan

ditarik tentakel. Posterior

merahan. Teripang hitam hidup didaerah perairan berkarang atau berpasir yang

ditumbuhi padang lamun, (Seagrass)

Bohadscia marmorata

Bohadscia marmorata (Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)

Animalia Echinodermata Holothuroidea Aspidochirotida Holothuriidae Bohadschia Bohadscia marmorata

marmorata mempunyai bentuk tubuh silinder, dinding tubuh

spikula berkapur yang dikandungnya, dan duri pendek

menyempit dan memiliki mulut yang dikelilingi

Posterior bulat dan memiliki lubang anus. Warna tubuh

arang atau berpasir yang

(Sumber : Dokumentasi peneliti, 2013)

inding tubuh memiliki

pendek. Ujung

yang dikelilingi oleh cincin

tubuh krim atau

orange sebagian tertutup

bercak.

4.3 Struktur Komunitas Teripang (

4.3.1 Indeks Diversitas (Keanekaragaman)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Pesisir Desa Pasokan

Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, dipe

keanekaragaman Holothuroidea, dapat dilihat pada diagaram rata

keanekaragaman jenis Holothuroidea yang terdapat pada Gambar. 3

Gambar 5.

Terlihat pada Gambar 3

Holothuroidea di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi

Tengah untuk stasiun 1 sebesar 1,092 sedangkan untuk stasiun 2 sebasar 1,056 dan

stasiun 3 sebesar 1,089 selanjutnya dari hasil ra

ditunjukan pada gambar 3 maka lokasi tersebut jika didasarkan pada kategori nilai

1.03

1.04

1.05

1.06

1.07

1.08

1.09

1.1

sebagian tertutup oleh sejumlah variabel Speckles coklat gelap

4.3 Struktur Komunitas Teripang (Holothuroidea)

4.3.1 Indeks Diversitas (Keanekaragaman) Holothuroidea

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Pesisir Desa Pasokan

Walea Besar Sulawesi Tengah, diperoleh perhitungan untuk indeks

keanekaragaman Holothuroidea, dapat dilihat pada diagaram rata

keanekaragaman jenis Holothuroidea yang terdapat pada Gambar. 3

Gambar 5. Diagaram Perhitungan Indeks Keanekaragaman

Terlihat pada Gambar 3 menunjukan bahwa rata-rata indeks keanekaragaman

Holothuroidea di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi

Tengah untuk stasiun 1 sebesar 1,092 sedangkan untuk stasiun 2 sebasar 1,056 dan

3 sebesar 1,089 selanjutnya dari hasil rata-rata indeks keanekaragaman yang

ditunjukan pada gambar 3 maka lokasi tersebut jika didasarkan pada kategori nilai

ST 1 ST 2 ST 3

1.092

1.056

1.089

DIVERSITAS

DIVERSITAS

coklat gelap dan bercak-

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kawasan Pesisir Desa Pasokan

roleh perhitungan untuk indeks

keanekaragaman Holothuroidea, dapat dilihat pada diagaram rata-rata indeks

Diagaram Perhitungan Indeks Keanekaragaman

rata indeks keanekaragaman

Holothuroidea di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi

Tengah untuk stasiun 1 sebesar 1,092 sedangkan untuk stasiun 2 sebasar 1,056 dan

rata indeks keanekaragaman yang

ditunjukan pada gambar 3 maka lokasi tersebut jika didasarkan pada kategori nilai

DIVERSITAS

tolak ukur indeks keanekaragaman menunjukan bahwa keanekaragamanya sedang,

produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, dan tekan

( 1,0 < H < 3,322 ).

4.3.2 Indeks Dominansi

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Kawasan Pesisir Desa Pasokan

Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah. Untuk perhitungan Indeks Dominansi

Holothuroidea dapat dilihat

yang terdapat pada Gambar 4. Berikut

Gambar 6

Pada Gambar 4 diatas terlihat bahwa rata

Halothuroidea pada stasiun 1

dengan indeks dominansi 0,11 Indv/m

dominansi 0,14 Indv/m

0,08 Indv/m2. Indeks dominansi pada stasiun 2 ya

0

0.05

0.1

0.15

0.2

ST 1

0.11

0.14

0.08

tolak ukur indeks keanekaragaman menunjukan bahwa keanekaragamanya sedang,

produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, dan tekanan ekologis sedang

4.3.2 Indeks Dominansi Holothuroidea

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Kawasan Pesisir Desa Pasokan

Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah. Untuk perhitungan Indeks Dominansi

Holothuroidea dapat dilihat pada diagram rata-rata indeks Dominansi Holothuroidea

yang terdapat pada Gambar 4. Berikut

Gambar 6. Diagaram Perhitungan Indeks Dominansi

Pada Gambar 4 diatas terlihat bahwa rata-rata indeks Dominansi

Halothuroidea pada stasiun 1 yaitu Holothuroidea dengan spesies Holothuria scraba

dengan indeks dominansi 0,11 Indv/m2, spesies Holothuria atra dengan indeks

dominansi 0,14 Indv/m2, spesies Bohadscia marmorata dengan indeks dominansi

. Indeks dominansi pada stasiun 2 yaitu Holothuroidea dengan spesies

ST 2 ST 3

0.2

0.15

0.1 0.10.08

0.04

0.08

DOMINANSI

H. scraba

H. atra

B. marmorata

tolak ukur indeks keanekaragaman menunjukan bahwa keanekaragamanya sedang,

an ekologis sedang

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di Kawasan Pesisir Desa Pasokan

Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah. Untuk perhitungan Indeks Dominansi

rata indeks Dominansi Holothuroidea

rata indeks Dominansi

Holothuria scraba

dengan indeks

dengan indeks dominansi

itu Holothuroidea dengan spesies

H. scraba

B. marmorata

Holothuria scraba dengan indeks dominansi 0,20 Indv/m2. Spesies Holothuria atra

dengan indeks dominansi 0,10 Indv/m2. Spesies Bohadscia marmorata dengan indeks

dominansi 0,04 Indv/m2. Sedangkan pada stasiun 3 Holothuroidea dengan spesies

Holothuria scraba dengan indeks dominansi 0,15 Indv/m2. Spesies Holothuria atra

dengan indeks dominansi 0,10 Indv/m2, dan spesies Bohadscia marmorata dengan

indeks dominansi 0,08 Indv/m2.

4.3.3 Indeks Kelimpahan Holothuroidea

Berdasarkan hasil perhitungan indeks Kelimpahan Holothuroidea, pada lokasi

penelitian yakni di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi

Tengah. Menunjukan indeks kemelimpahan Holothuroidea pada stasiun 1,2 dan

stasiun 3 memiliki nilai indeks kemelimpahan yang berbeda pada tiap stasiun. Di

stasiun 1 spesies Holothuria atra memiliki nilai indeks kemelimpahan tertinggi yakni

sebesar 0,377 Indv/m2, dan yang memiliki indeks kemelimpahan terendah yakni

spesies Bohadscia marmorata sebesar 0,328 Indv/m2. Untuk stasiun 2 spesies yang

memiliki indeks kemelimpahan tertinggi yakni pada spesies Holothuria scraba

sebesar 0,336 indv/m2, dan spesies yang memiliki nilai indeks kemelimpahan

terendah yakni pada spesies Bohadscia marmorata sebesar 0,218 Indv/m2. Sedangkan

pada stasiun 3 spesies yang memiliki nilai indeks kemelimpahan tertinggi yakni pada

spesies Holothuria scraba sebesar 0,336 Indv/m2, dan yang memiliki nilai indeks

kemelimpahan terendah yakni pada spesies Bohadscia marmorata sebesar 0,328

Indv/m2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5. Berikut.

Gambar 7. Diagaram Perhitungan Indeks Kemelimpahan

Berdasarkan perhitungan indeks kemelimpahan pada Gambar 5 di atas dapat

dilihat bahwa indeks kemelimpahan Hol

Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah dalam kategori sedang . Hal

ini didasarkan oleh tingkat keanekaragaman Holothuroidea yang didapat dengan

jumlah individu dalam suatu genus

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang

pada Kawasan Pesisir Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah

memiliki Keanekaragaman

indeks Keanekaragaman maka lokasi

sedang, produktivitas cukup kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis

sedang. Disisi lain walaupun pada lokasi yang terdapat di Kawasan Pesisir Desa

Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, masi

0

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

ST 1

0.3550.377

0.328

Gambar 7. Diagaram Perhitungan Indeks Kemelimpahan

Berdasarkan perhitungan indeks kemelimpahan pada Gambar 5 di atas dapat

dilihat bahwa indeks kemelimpahan Holothuroidea yang terdapat di Kawasan Pesisir

Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah dalam kategori sedang . Hal

ini didasarkan oleh tingkat keanekaragaman Holothuroidea yang didapat dengan

jumlah individu dalam suatu genus

an hasil penelitian yang telah diuraikan di atas dapat dilihat bahwa

Kawasan Pesisir Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah

memiliki Keanekaragaman berbeda, dan apabila didasarkan pada nilai tolok

indeks Keanekaragaman maka lokasi tersebut berada dalam kriteria keanekaragaman

produktivitas cukup kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis

Disisi lain walaupun pada lokasi yang terdapat di Kawasan Pesisir Desa

Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, masih tampak alami akan tetapi

ST 2 ST 3

0.328 0.336

0.377

0.3340.3330.328

0.305

0.328

KEMELIMPAHAN

H. scraba

H. atra

B. marmorata

Gambar 7. Diagaram Perhitungan Indeks Kemelimpahan

Berdasarkan perhitungan indeks kemelimpahan pada Gambar 5 di atas dapat

othuroidea yang terdapat di Kawasan Pesisir

Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah dalam kategori sedang . Hal

ini didasarkan oleh tingkat keanekaragaman Holothuroidea yang didapat dengan

diuraikan di atas dapat dilihat bahwa

Kawasan Pesisir Desa Pasokan, Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah

didasarkan pada nilai tolok ukur

berada dalam kriteria keanekaragaman

produktivitas cukup kondisi ekosistem cukup seimbang, tekanan ekologis

Disisi lain walaupun pada lokasi yang terdapat di Kawasan Pesisir Desa

h tampak alami akan tetapi

B. marmorata

hal ini tidak menjamin bahwa keanekaragaman Holothuroidea yang ada didalamnya

berada dalam kondisi tahan terhadap tekanan ekologis, karena tekanan secara

ekologis yang dimaksut diatas dapat saja berasal dari adannya aktifitas permukiman,

transportasi maupun perikanan di sekitar lokasi. Fakta dilapangan bahwa dikawasan

pesisir desa pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah sebagian besar

sebagian besar wilayahnya telah dibangun pemukiman sehingga dengan adanya

aktifitas pemukiman tersebut secara tidak langsung akan merubah ekosistem wilayah

pesisir yang ada lebih khususnya lagi berdampak pada komunitas biota laut dalam hal

ini keberadaan jenis teripang, karena masyarakat pesisir sebagian besar bermata

pencaharian sebagai nelayan.

Menurut Soegianto (1994) suatu komunitas dikatakan mempunyai

keanekaragaman jenis tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak spesies dengan

kelimpahan spesies yang sama atau hampir sama. Sebaliknnya jika komunitas itu

disusun oleh sangat sedikt spesies dan hanya sedikit saja spesies yang dominan, maka

keanekaragaman jenisnnya rendah. Selanjutnya (Martoyo dkk, 1994) mengatakan

bahwa Tingginya keanekaragaman jenis menunjukan bahwa komunits tersebut

memiliki kompleksitas yang tinggi, karena dalam komunitas tersebut terjadi interaksi

spesies yang tinggi, jadi dalam suatu komunitas yang mempunyai keanekaragaman

jenis tinggi akan terjadi interaksi spesies yang melibatkan transfer energi (rantai

makanan),predasi, kompetisi, yang sangat kompleks.

Selanjutnya untuk dominansi Holothuroidea pada lokasi penelitian yakni di

Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Sulawesi Tengah, untuk

stasiun 1 lebih didominasi oleh jenis Holothuria Atra, sedangkan untuk stasiun 2 dan

3, lebih didominasi oleh jenis Holothuria Scraba. Seperti yang telah diketahui

bahwa Filum Echinodermata merupakan hewan yang memiliki peranan dalam

suatu ekosistem salah satunya adalah sebagai detritus. Menurut Dahuri (2003)

bahwa Jenis-jenis Echinodermata bersifat pemakan detritus, sehingga peranannya

dalam suatu ekosistem untuk merombak sisa-sisa bahan organik yang tidak

terpakai oleh spesies lain namun dapat dilakukan oleh beragam jenis

Echinodermata khususnya dari kelas Holothuroidea. Pada lokasi penelitian ini,

walaupun terdapat bahan buangan berupa limbah non organik, akan tetapi dengan

adanya buangan sampah organic dari aktifitas pemukiman warga disekitar Kawasan

yang menjadi makanan bagi Echinodermata dalam hal ini teripang (Holothuroidea)

menjadikan hewan ini masih tetap berada pada lokasi yang diteliti walaupun dalam

kondisi Keanekaragamannya sedang.

Berdasarkan nilai kemelimpahan jenis Holothuroidea terlihat bahwa pada

lokasi penelitian yakni di Kawasan Pesisir Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar

Sulawesi Tengah, stasiun 1 memiliki nilai kemelimpahan yang tinggi yakni dari jenis

Holothuria atra, jika dibandingkan dengan nilai kemelimpahan pada stasiun 2 dan

3. Hal tersebut jika dikaitkan dengan karakteristik lokasi penelitian, untuk lokasi

pada stasiun 1 yakni di wilayah pantai jompi lebih banyak didominasi terumbu

karang, dimana batu karang merupakan tempat yang lebih di sukai oleh hewan-

hewan yang termasuk dalam filum Echinodermata khususnya dari spesies

Holothuria atra sebagai mana yang diungkapkan (Saputra 2001) bahwa Pada

umumnya masing – masing jenis teripang memiliki habitat yang spesifik, seperti

teripang pasir yang hidup di daerah berbatu di kedalaman 1- 40 M, atau pun

ditemukan di perairan yang dangkal yang banyak ditumbuhi rumput laut jenis

Echalus Sp. Selain itu bahwa Echinodermata merupakan hewan yang sering di

jumpai merayap pada batu di wilayah pesisir laut (Soetjipta, 1993) . Hal berbeda

nampak pada stasiun 2 dan 3 jika dikaitkan dengan karakteristik substrat lokasi

penelitian yang lebih sedikit berbatu dan pasir berlumpur memiliki nilai kelimpahan

rendah dibandingkan pada stasiun 1, hal ini di sebabkan teripang (hulothuroidea)

lebih banyak ditemukan pada sela-sela batu karang, sebagaimana yang dikatakan

Hyman 1955 dalam saputra (2001) secara umum tubuh teripang peka terhadap cahaya

matahari karena teripang lebih banyak yang bersifat fototaksis negatif, oleh karena itu

teripang lebih suka berada diantara tumbuhan lamun dan di sela-sela batu karang.

Sehingga kemelimpahan holothuroidea pada stasiun 1 lebih sedikit berbeda jika

dibandingkan pada kemelimpahan holthuroidea pada stasiun 2 dan 3.

Selain beberapa hal yang telah diuraikan diatas menyangkut struktur

komunitas Holothuroidea yang terdapat dilokasi peneleitian, faktor lainya yang

dapat berpengaruh adalah kondisi lingkungan fisik dan kimia. Sesuai dengan hasil

pengukuran faktor lingkungan pada lokasi penelitian terlihat adanya faktor

lingkungan dapat memberikan pengaruh struktur komunitas Holothuroidea pada

lokasi tersebut. Salah satu faktor lingkungan yang diukur adalah suhu. Sejalan

dengan yang dinyatakan oleh (Nybakken, 1998) bahwa suhu merupakan factor

yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran organisme

teripang (Holothuroidea) perairan pantai daerah tropika biasanya mempunyai

kisaran suhu antara 27-290C akan tetapi dapat tinggi dengan berkurangnya ke

dalaman air. Faktor lingkungan lainnya adalah salinitas. Adanya karakteristik

pantai berupa lamun dan berbatu karang diketahui dapat mengurangi penguapan,

sehingga hal tersebut memberkan pengaruh juga pada tinggi rendahnya salinitas.

Hal lainnya yang berbengaruh pada salinitas adalah curah hujan, seperti yang

dikatakan oleh (Nybakken, 1988) bahwa Salinitas perairan pantai menjadi turun

karena dipengaruhi oleh curah hujan dan aliran sungai, sebaliknya daerah dengan

penguapan yang kuat menyebabkan salinitas meningkat. Untuk faktor lingkungan

berupa pH yang terukur pada lokasi penelitian terlihat memiliki pH rata-rata

7,6- 7,9, ini termasuk optimal. Menurut (Romimohtarto dkk, 2007 dalam Katili,

2011) bahwa pH yang baik mendukung kehidupan organisme perairan berkisar

antara 5,0-8,0. Berdasarkan uraian tersebut dapatkatakan bahwa kisaran faktor

lingkungan baik suhu, salinitas maupun pH yang terdapat pada lokasi penelitian

masih menunjukkan kisaran toleransi yang dapat mendukung kehidupan

Holothuroidea, meskipun di sisi lain terdapat tekanan-tekanan secara ekologis

terhadap kehidupan Holothuroidea yang ada di lokasi tersebut.