bab iv hasil dan pembahasan 4.1 gambaran...

15
20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata dalam penelitian ini dilakukan pada 9 varietas tumbuhan puring yang terdapat di Kota Gorontalo. Varietas puring ini tersebar di beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan Kecamatan Kota Timur. Keadaan lingkugan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 4.1. Keadaan lingkungan di Kecamatan Kota Tengah, Kota Utara dan Kota Timur Pengamatan mengenai kondisi lingkungan dimulai pada pukul 09.00-10.00 bersamaan dengan pengamatan morfologi dari setiap varietas. Pengamatan bentuk morfologi dari 9 varietas puring yang tersebar pada tiga kecamatan yaitu kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan Kecamatan Kota Timur adalah bentuk daun, permukaan daun, bentuk helaian daun, ujung daun, pangkal daun, tepi daun, pertulangan daun, dan warna daun. Lingkungan (09.00) Lokasi/Varietas Puring Kota Timur Kota Tengah Kota Utara A B C D E F G H I Suhu ( 0 C) 31 32 32 32 33 33 33 34 28 Kelembaban (%) 80 79 79 79 75 75 75 70 82 Intensitas cahaya (candella) 1.707 0.562 0.562 0.562 1.610 1.610 1.610 1.806 0.180

Upload: haminh

Post on 08-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pengamatan stomata dalam penelitian ini dilakukan pada 9 varietas

tumbuhan puring yang terdapat di Kota Gorontalo. Varietas puring ini tersebar di

beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan

Kecamatan Kota Timur. Keadaan lingkugan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 4.1. Keadaan lingkungan di Kecamatan Kota Tengah, Kota Utara dan Kota Timur

Pengamatan mengenai kondisi lingkungan dimulai pada pukul 09.00-10.00

bersamaan dengan pengamatan morfologi dari setiap varietas. Pengamatan bentuk

morfologi dari 9 varietas puring yang tersebar pada tiga kecamatan yaitu

kecamatan Kota Tengah, Kecamatan Kota Utara dan Kecamatan Kota Timur

adalah bentuk daun, permukaan daun, bentuk helaian daun, ujung daun, pangkal

daun, tepi daun, pertulangan daun, dan warna daun.

Lingkungan (09.00)

Lokasi/Varietas Puring

Kota Timur Kota Tengah Kota Utara

A B C D

E

F G H I

Suhu (0 C) 31 32 32 32 33 33 33 34 28

Kelembaban (%) 80 79 79 79 75 75 75 70 82

Intensitas cahaya

(candella) 1.707 0.562 0.562 0.562 1.610 1.610 1.610 1.806 0.180

Page 2: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

21

4.2 Deskripsi Morfologi dari 9 Varitas Puring

1) Puring Varietas A

Puring varietas ini mempunyai tipe daun tunggal permukaan daun halus,

daging daun tebal, bentuk helaian daun bangun lanset (Auriculate), ujung helaian

daunya runcing (Acutus), pangkal daun runcing (Acutus), tepi daun rata (Entire),

pertulangan daunnya menyirip (Pinnate), panjang daunnya 13 cm, daun muda

berwarna hijau sedangkan daun tua berwarna merah hitam berbintik kuning dan

merah.

2) Puring Varietas B

Puring ini memiliki tipe daun tunggal, permukaan daun halus, daging daun

tebal, bentuk helaian daun memanjang (Oblong), ujung helaian daunya runcing

(Acutus), pangkal daun runcing (Acutus), tepi daun rata (Entire), pertulangan

daunnya menyirip (pinnate), panjang daunnya 26 cm, daun muda berwarna kuning

kehijauan sedangkan daun tua berwarna merah tua.

3) Puring Varietas C

Puring varietas ini memiliki tipe daun tunggal, permukaan daun halus,

daging daun tebal, bentuk helaian daun jorong (Elliptical), ujung helaian daunya

runcing (Acutus), pangkal daun runcing (Acutus), tepi daun rata (Entire),

pertulangan daunnya menyirip (Pinnate), panjang daunnya 22 cm, daun muda

berwarna kuning cerah sedangkan daun tua berwarna kuning kehijauan.

4) Puring Varietas D

Puring varietas ini memiliki tipe daun tunggal, permukaan daun halus,

daging daun tebal, bentuk helaian daun bulat telur (Ovate), ujung helaian daunya

tumpul (Obtuse), pangkal daun runcing (Acutus), tepi daun rata (Entire),

Page 3: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

22

pertulangn daunnya menyirip (Pinnate). Panjang daunnya 17 cm, daun muda

berwarna kuning sedangkan daun tua berwarna hijau.

5) Puring Varietas E

Puring varietas ini memiliki tipe daun tunggal, permukaan daun halus,

daging daun tebal, bentuk helaian daun bangun garis (Linear), ujung helaian

daunya meruncing (Acuminatus), pangkal daun runcing (Acutus), tepi daun rata

(Entire), pertulangan daunnya menyirip (Pinnate). Panjang daunnya 26 cm, daun

muda berwarna kuning kehijauan sedangkan daun tua berwarna merah kehijauan.

6) Puring Varietas F

Puring varietas ini memiliki tipe daun tunggal, permukaan daun halus,

daging daun tebal, bentuk helaian daun terbagi 3 bagian, ujung helaian daunya

runcing (Acutus), pangkal daun runcing (Acutus), tepi daun rata (Entire),

pertulangan daunnya menyirip (Pinnate). Panjang daunnya 16 cm, daun berwarna

hijauan berbintik kuningan.

7) Puring Varietas G

Puring varietas ini memiliki tipe daun tunggal, permukaan daun halus,

daging daun tebal, bentuk helaian daun bangun garis (Linear), ujung helaian

daunya meruncing (Acuminatus), pangkal daun runcing (Acutus), tepi daun rata

(Entire), pertulangan daunnya menyirip (Pinnate). Panjang daunnya 26 cm, warna

daun hijauan tua.

8) Puring Varietas H

Puring varietas ini memiliki tipe daun tunggal, permukaan daun halus,

daging daun tebal, bentuk helaian daun jorong (Elliptical), ujung helaian daunya

Page 4: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

23

meruncing (Acuminatus), pangkal daun runcing (Acutus), tepi daun rata (Entire),

pertulangan daunnya menyirip (Pinnate). Panjang daunnya 10 cm, daun berwarna

kuning kehijauan.

9) Puring Varietas I

Puring varietas ini memiliki tipe daun tunggal, permukaan daun halus,

daging daun tebal, bentuk helaian memanjang (Oblong) dengan bentuknya yang

berkelok, ujung helaian daunya tumpul (Obtuse), pangkal daun runcing (Acutus),

tepi daun rata (Entire), pertulangan daunnya menyirip (Pinnate). Panjang daunnya

7,5 cm, daun berwarna hijau dengan kombinasi warna kuning ditepi daunnya.

4.3 Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan stomata pada 9 varietas tumbuhan puring

yang tersebar di Kota Gorontalo ditemukan stomata dengan kerapatan rata-rata

berkisar antara 141,333 mm2 – 273, 244 mm2 (lampiran 3, tabel 1). Distribusi

stomata pada setiap varietas puring hanya terdistribusi pada epidermis bawah

dengan jumlah stomata rata-rata 30 – 58 stomata (lampiran 2, tabel 1), sedangkan

pada epidermis atas tidak terdapat stomata sama sekali.

Berdasarkan pengamatan dengan mikroskop perluas pandang

menggunakan perbesaran 40 x 10 menunjukkan bahwa pada 9 varietas puring

hanya memiliki stomata pada epidermis bawah sedangkan pada epidermis atas

tidak terdapat stomata sama sekali. Berikut ini dapat dilihat bentuk epidermis atas

yang tidak terdapat stomata (Gambar 4.1)

Page 5: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

24

a

b

Berdasarkan pengamatan dengan mikroskop perluas pandang

menggunkakan perbesaran 40 x 10 menunjukkan bahwa pada epidermis bawah

terdapat stoma, sel tetangga, sel penjaga dan sel epidermis. Berikut ini dapat

dilihat stomata pada 9 varietas tumbuhan puring (Tabel 4.1)

Gambar 4.1 (a) Penampang Membujur Epidermis Atas pada Puring A, B,C, D, dan E (Perbesaran 40 x 10), (b) Penampang Membujur Epidermis Atas

pada Puring F, G, H, dan I (Perbesaran 40 x 10).

Page 6: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

25

Tabel 4.2. Rata-rata Kerapatan dan Distribusi pada 9 Varietas Puring

No. Varietas Kerapatan (mm2)

Distribusi/ Jumlah Stomata

Morfologi stomata

1 2 3 4 5 1. Varietas A

179,022

38 Stomata

Ket:

(1) Stomata, (2) Celah Stomata (3) Sel Penutup (4) Sel Tetangga (5) Sel Epidermis

2.

Varietas B

202,578

43 Stomata

4

1

5 2 3

3 2

1

5

4

Page 7: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

26

1 2 3 4 5 Ket:

(1) Stomata, (2) Celah Stomata (3) Sel Penutup (4) Sel Tetangga (5) Sel Epidermis

3. Varietas C

166,773 34,6 Stomata

Ket:

(1) Stomata, (2) Celah Stomata (3) Sel Penutup (4) Sel Tetangga (5) Sel Epidermis

4. Varietas D

224,249

47,6 Stomata

1

5 3 2

4

4

1

3 2

5

Page 8: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

27

1 2 3 4 5

Ket: (1) Stomata, (2) Celah Stomata (3) Sel Penutup (4) Sel Tetangga (5) Sel Epidermis

5. Varietas E

228,960 48,6 Stomata

Ket:

(1) Stomata, (2) Celah Stomata (3) Sel Penutup (4) Sel Tetangga (5) Sel Epidermis

6. Varietas F

208,231 44,2 Stomata

5

2

1 3 4

2

1

2 4 5

Page 9: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

28

1 2 3 4 5

Ket: (1) Stomata, (2) Celah Stomata (3) Sel Penutup (4) Sel Tetangga (5) Sel Epidermis

7.

Varietas G

222,364 47,2 Stomata

Ket:

(1) Stomata, (2) Celah Stomata (3) Sel Penutup (4) Sel Tetangga (5) Sel Epidermis

8. Varietas H

273,244

58 Stomata

1

5

4 3 2

1

5

2

4

3

Page 10: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

29

4.3.1 Kerapatan Stomata

Kerapatan stomata pada tiap bidang pandang didapat dari hasil pembagian

jumlah stomata dengan luas bidang pandang. Pada pengamatan stomata beberapa

varietas puring ini, yang diamati hanya pada epidermis bawah. Hal ini karena

pada epidermis atas tidak terdapat stomata sama sekali. Stomata terdapat pada

salah satu sisi permukaan daun, yaitu pada bagian atas atau bagian bawah atau

pada kedua sisi tergantung dari spesies tanaman. Hasil dari kerapatan stomata ini

dapat dilihat pada gambar 4.2

1 2 3 4 5

Ket: (1) Stomata, (2) Celah Stomata (3) Sel Penutup (4) Sel Tetangga (5) Sel Epidermis

9. Varietas I

141,333 30 Stomata

Ket:

(1) Stomata, (2) Celah Stomata (3) Sel Penutup (4) Sel Tetangga (5) Sel Epidermis

5

1

4 2

3

Page 11: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

30

Berdasarkan gambar di atas diperoleh bahwa rata-rata kerapatan stomata

pada epidermis bawah 9 verietas puring tertinggi terdapat pada verietas H yaitu

273, 244 mm2, sedangkan kerapatan yang terendah terdapat pada varietas I yaitu

141,333 mm2 .

4.2.2 Distribusi Stomata

Distribusi stomata pada beberapa varietas puring kebanyakan terdapat

pada epidermis bawah sedangkan pada epidermis atas tidak terdapat sama sekali.

Pada epidermis bawah terdapat stomata dengan jumlah rata-rata berkisar antara

30-58 stomata seperti pada gambar 4.3.

0

50

100

150

200

250

300

A B C D E F G H I

179,022202,578

166,773

224,249228,960208,231

222,364

273,244

141,333

Ker

apat

an (m

m2)

Varietas Puring

Kerapatan Stomata (Epidermis bawah)

Gambar 4.2 Rata-rata kerapatan stomata pada epidermis bawah beberapa varietas puring

Page 12: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

31

Distribusi stomata pada setiap varietas puring terdapat pada epidermis

bawah dengan jumlah stomata yang bervariasi, sedangkan pada epidermis atas

tidak terdapat stomata sama sekali. Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat

perbedan jumlah stomata dari setiap varietas. Jumlah stomata yang tinggi terdapat

pada varietas H yaitu 58 buah, sedangkan yang rendah terdapat pada varietas I

yaitu 30 buah.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa distribusi stomata pada 9 varietas

puring hanya terdistribusi pada epidermis bawah sedangkan pada epidermis atas

tidak terdapat stomata. Hal ini sesuai dengan pendapat Salisburi dan Ross (1995)

menyatakan stomata lebih banyak pada bagian bawah, hal ini berkaitan dengan

respon morfologi terhadap lingkungannya yang mempengaruhi proses fisiologi.

0

10

20

30

40

50

60

A B C D E F G H I

3843

34,6

47,6 48,644,2 47,2

58

30

Jum

lah

Stom

ata

Varietas Puring

Distribusi Stomata (Jumlah stomata pada epidermis bawah )

Gambar 4.3 Rata-rata jumlah stomata pada epidermis bawah beberapa varietas puring

Page 13: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

32

Jumlah stomata pada 9 varietas bervariasi yaitu antara 150 – 290 stomata.

Dilihat dari data tersebut maka puring H yang memiliki stomata yang sangat

banyak. Hal ini disebabkan kerana kondisi lingkungan tempat tumbuhan puring H

memiliki intensitas cahaya yang tinggi yaitu 1.806 mw/cm2 (lampiran 1). Kondisi

lingkungan sangat mempengaruhi jumlah stomata di mana tumbuhan yang

tumbuh pada daerah yang kering dan banyak mendapat sinar matahari memiliki

jumlah stomata yang banyak. Hal ini didukung pendapat Prawiranata (1981)

bahwa tanaman yang tumbuh pada lingkungan kering dengan intensitas cahaya

yang tinggi cenderung memiliki stomata yang banyak, tetapi ukurannya kecil

dibanding dengan tanaman yang tumbuh pada lingkungan basah dan terlindung.

Hal ini disebabkan sebagai proses adaptasi dari lingkungan untuk menyeimbangi

proses fisiologi pada tumbuhan tersebut.

Dilihat dari jumlah stomata pada setiap varietas maka puring A, C, dan I

dikategorikan memiliki jumlah stomata yang banyak sedangkan puring B, D, E, F,

G dan H dikategorikan memiliki jumlah stomata yang sangat banyak. Hal ini

didukung oleh pernyataan Haryati (2010) bahwa jumlah stomata diklasifikasikan

menjadi: sedikit (1-50), cukup banyak (51-100), banyak (101-200), sangat banyak

(201- > 300) dan tak terhingga ( 301 - > 700

Tumbuhan puring termasuk tumbuhan yang tempat tumbuh pada daerah

terbuka. Daerah terbuka merupakan daerah yang banyak menerima sinar matahari

langsung, hal ini tentunya membuat proses fotosintesis yang terjadi juga tinggi.

Pada proses fotosintesis diperlukan CO2, oleh karena itu stomata yang terbentuk

banyak yaitu untuk menyerap CO2 untuk proses fotosintesis. Hal inilah yang

menyebabkan banyak terdapat stomata pada tumbuhan puring.

Page 14: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

33

Kerapatan stomata setiap varietas puring pada epidermis bawah diperoleh

antara 141,333 mm2 - 273,244 mm2. Kerapatan yang tertinggi terdapat pada

varietas H. Ditinjau dari faktor yang mempengaruhi stomata, yaitu kondisi

lingkungan di mana suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dapat mempengaruhi

kerapatan stomata. Kondisi lingkungan tempat tumbuhnya puring di mana suhu,

kelembaban, dan intensitas cahayanya tinggi (lampiran 1) sehingga

mempengaruhi kerapatan stomata. Hal ini sesuai dengan pendapat Kimball dalam

Sundari dan Atmaja (2011) Tingkat kerapatan stomata dipengaruhi oleh faktor

lingkungan seperti: intensitas cahaya, temperatur, dan konsentrasi CO2. Semakin

tinggi intensitas cahaya, kerapatan stomata di kedua permukaan daun juga

semakin meningkat. Kerapatan yang terendah terdapat pada varietas I rata-rata

141,333 mm2. Hal ini karena tumbuhan puring berada di pekarangan rumah yang

kondisinya ternaungi. Tumbuhan yang ternaungi akan menyebabkan kurangnya

jumlah dan kerapatan stomata.

Kerapatan yang terdapat pada setiap varietas puring yang terdapat di Kota

Gorontalo dalam hal ini masih tergolong tingkat kerapatan yang rendah. Hal ini

didukung oleh pernyataan Agustina dalam Rofiah (2010) bahwa kerapatan

stomata diklasifikasikan menjadi kerapatan rendah (<300/mm2), kerapatan sedang

(300-500/mm2) dan kerapatan yang tinggi (>500/mm2)

Pada umumnya, kerapatan stomata berkaitan dengan luas stomata,

kerapatan stomata paling tinggi biasanya mempunyai luas stomata yang kecil.

Begitu juga sebaliknya, kerapatan stomata yang sedikit biasanya mempunyai luas

stomata yang besar (Qosim dkk, 2007). Kerapatan stomata tergantung pada

jumlah stomata, dimana semakin banyak jumlah stomata maka semakin rapat

Page 15: BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran …eprints.ung.ac.id/7490/11/2013-2-84205-431407028-bab4...20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pengamatan stomata

34

stomatanya.

Kerapatan stomata tergantung pada jumlah stomata, dimana semakin

banyak jumlah stomata maka semakin rapat stomatanya. Banyaknya stomata

dengan kerapatan yang tinggi pada tumbuhan puring menunjukkan bahwa

tumbuhan ini termasuk tumbuhan C3. Dinamakan tumbuhan C3 karena dari reaksi

yang terjadi senyawa pertama yang dihasilkan adalah senyawa berkarbon-tiga

(Asam Fosfogliserat, APG) maka daur reaksi disebut daur C3 dan tumbuhan yang

melaksanakan daur ini dinamakan tumbuhan C3 (Sasmitamihardja, 1990).

Karakteristik atau tipe fotosintesis tanaman C3 yaitu membutuhkan CO2 dalam

jumlah banyak karena titik kompensasi CO2 tanaman ini tinggi. Maka untuk

memenuhi kebutuhan CO2 tersebut tanaman beradaptasi dengan jumlah stomata

yang banyak.