22 bab iv hasil penelitian dan pembahasan bujur timur...
TRANSCRIPT
22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Kabupaten Gorontalo terdiri dari 18 Kecamatan, yang beribukota di
Kecamatan Limboto. Secara Geografis, Kecamatan Limboto terletak antara 0,300
Lintang Utara, 1,00 Lintang Selatan, 1210 Bujur Timur serta 123,3 0 Bujur Barat.
( DDA Kab. Gorontalo, 2011). Kecamatan Limboto memiliki luas wilayah 130,52
km2, dimana di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo Utara,
sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Telaga Biru, Batudaa di sebelah
selatan serta Kecamatan Limboto Barat di sebelah barat, ( DDA Kab. Gorontalo,
2011).
Kecamatan Limboto memiliki 14 kelurahan, 4 kelurahan terletak di
kawasan utara Danau Limboto, yakni Kelurahan Kayu Bulan, Kelurahan
Hepulawa, Kelurahan Dutulanaa, dan Kelurahan Hutuo. Kelurahan Hutuo
memiliki bermacam-macam potensi keanekaragaman hayati seperti adanya Ikan
yang melimpah dan tumbuhan-tumbuhan yang bermanfaat bagi masyarakat
sekitar Danau Limboto. Kelurahan Hutuo terbagi atas tujuh lingkungan yakni
yaitu lingkungan satu Rumah Jaba, lingkungan dua Pade Daa, lingkungan tiga
Wangun, lingkungan empat Ali Daa, lingkungan lima Butu Hungalo, lingkungan
enam Oliduta, dan lingkungan yang ketujuh Dehualolo.
Lokasi penelitian berada di Kelurahan Hutuo. Tepatnya di Lingkungan
Oliduta dan Lingkungan Dehualolo. Pemilihan lokasi ini karena dari ketujuh
lingkungan yang berada di kelurahan Hutuo, dua lingkungan berada di kawasan
22
Danau Limboto yakni lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo.
geografis Lingkungan Oliduta berada pada titik
122˚59’59,73.9” BT. Sedangkan Lingkungan Dehualolo berada pada titik
koordinat 0˚37’6.012
4.2 Karakteristik Habitat Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau
Limboto Kecamatan Limboto
Kawasan utara Danau Limbot
terutama tumbuhan yang hidup di tempat yang lembab, Kawasan Danau terdapat
banyak tumbuhan, baik tumbuhan berupa pohon, semai, semak, dan berbagai
macam tumbuhan lain. Keadaan kawasan utara Danau Limboto di sajikan
Gambar 4.1.
A. Stasiun IGambar 4.1: Keadaan Kawasan Utara Danau Limboto Kelurahan Hutuo
A. Lingkungan
Kawasan utara Danau Limboto yang terdapat di Kelurahan Hutuo, terbagi
menjadi dua bagian yakni Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo.
Lingkungan Oliduta terdapat areal persawahan sedangkan di Lingkungan
Danau Limboto yakni lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo.
geografis Lingkungan Oliduta berada pada titik koordinat 0
” BT. Sedangkan Lingkungan Dehualolo berada pada titik
12” LU-122˚59’41,183” BT.
4.2 Karakteristik Habitat Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau
Limboto Kecamatan Limboto
Kawasan utara Danau Limboto memiliki berbagai macam tumbuhan,
terutama tumbuhan yang hidup di tempat yang lembab, Kawasan Danau terdapat
banyak tumbuhan, baik tumbuhan berupa pohon, semai, semak, dan berbagai
macam tumbuhan lain. Keadaan kawasan utara Danau Limboto di sajikan
Stasiun I B. Stasiun IIGambar 4.1: Keadaan Kawasan Utara Danau Limboto Kelurahan Hutuo
Stasiun I, Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo.
Kawasan utara Danau Limboto yang terdapat di Kelurahan Hutuo, terbagi
menjadi dua bagian yakni Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo.
Lingkungan Oliduta terdapat areal persawahan sedangkan di Lingkungan
23
Danau Limboto yakni lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo. Secara
ordinat 0˚379,62.9” LU-
” BT. Sedangkan Lingkungan Dehualolo berada pada titik
4.2 Karakteristik Habitat Tumbuhan Bawah di Kawasan Utara Danau
o memiliki berbagai macam tumbuhan,
terutama tumbuhan yang hidup di tempat yang lembab, Kawasan Danau terdapat
banyak tumbuhan, baik tumbuhan berupa pohon, semai, semak, dan berbagai
macam tumbuhan lain. Keadaan kawasan utara Danau Limboto di sajikan pada
. Stasiun II Gambar 4.1: Keadaan Kawasan Utara Danau Limboto Kelurahan Hutuo
dan B. Stasiun II,
Kawasan utara Danau Limboto yang terdapat di Kelurahan Hutuo, terbagi
menjadi dua bagian yakni Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo.
Lingkungan Oliduta terdapat areal persawahan sedangkan di Lingkungan
Dehualolo tidak terdapat areal persawah
ditumbuhi tumbuhan dengan berbagai spesies diantaranya eceng gondok,
kangkung, plambungo (kankung racun) dan masi banyak lagi.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Parameter Lingkungan
Hasil pengukuran kondisi
Hutuo yaitu suhu dan pH tanah yang berdasarkan dua stasiun yaitu stasiun
pertama di Kelurahan Oliduta dan stasiun kedua di Kelurahan Dehualolo yang
dapat dilihat pada diagram di
39oC sedangkan suhu pada
stasiun I 6.7% dan Derajat keasaman
Suhu Analisis Data Primer, 2013
Gambar 4.2: Diagram perbandingan Suhu stasiun I
38,4
38,6
38,8
39
39,2
39,4
39,6
39,8
40
stasiun 1
Dehualolo tidak terdapat areal persawahan tetapi pada lingkungan tersebut banyak
ditumbuhi tumbuhan dengan berbagai spesies diantaranya eceng gondok,
kangkung, plambungo (kankung racun) dan masi banyak lagi.
Parameter Lingkungan
Hasil pengukuran kondisi parameter lingkungan yang terdapat di Kelurahan
Hutuo yaitu suhu dan pH tanah yang berdasarkan dua stasiun yaitu stasiun
pertama di Kelurahan Oliduta dan stasiun kedua di Kelurahan Dehualolo yang
apat dilihat pada diagram dibawah, untuk suhu yang diperoleh pada stasiun I
suhu pada stasiun II 40oC. Derajat keasaman (pH) tanah pada
Derajat keasaman pada stasiun II 6.9% (Lampiran 7).
Suhu Analisis Data Primer, 2013
Gambar 4.2: Diagram perbandingan Suhu stasiun I dan stasiun II
stasiun 1 stasiun 2
Suhu (oC)
24
an tetapi pada lingkungan tersebut banyak
ditumbuhi tumbuhan dengan berbagai spesies diantaranya eceng gondok,
parameter lingkungan yang terdapat di Kelurahan
Hutuo yaitu suhu dan pH tanah yang berdasarkan dua stasiun yaitu stasiun
pertama di Kelurahan Oliduta dan stasiun kedua di Kelurahan Dehualolo yang
h pada stasiun I
Derajat keasaman (pH) tanah pada
(Lampiran 7).
dan stasiun II
Suhu
6,60%
6,65%
6,70%
6,75%
6,80%
6,85%
6,90%
stasiun 1
Gambar 4.3: Diagram perbandingan pH tanah stasiun I dan stasiun II
4.3.2 Spesies Tumbuhan Bawah
Limboto
Berdasarkan pengamatan pada dua lokasi yaitu Ling
Lingkungan Dehualolo, di kawasan utara Danau Limboto, tepatnya di Kelurahan
Hutuo. Ditemukan 20 spesies tumbuhan bawah. Spesies tumbuhan bawah yang
ditemukan pada lokasi penilitian disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2. Spesies tumbuhan bawah yan
No. Nama Ilmiah1 Cyperus elatus 2 Cyperus eskulentus3 Echinochloa colon4 Cynodon dactylon5 Panicum repens 6 Eclipta prostrata 7 Eupatorium odorotum 8 Aeschynomene indica 9 Ipomoea fistulosa
10 Ludwigia hyssopifolia 11 Catharantus roseus
stasiun 1 stasiun 2
pH Tanah (%)
Gambar 4.3: Diagram perbandingan pH tanah stasiun I dan stasiun II
Tumbuhan Bawah yang Terdapat di Kawasan Utara
Berdasarkan pengamatan pada dua lokasi yaitu Lingkungan Oliduta dan
Lingkungan Dehualolo, di kawasan utara Danau Limboto, tepatnya di Kelurahan
Hutuo. Ditemukan 20 spesies tumbuhan bawah. Spesies tumbuhan bawah yang
ditemukan pada lokasi penilitian disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.2. Spesies tumbuhan bawah yang ditemukan di lokasi penelitian
Nama Ilmiah Nama Lokal Teki Jangkung Herba
Cyperus eskulentus Teki Enak HerbaEchinochloa colona Rumput Bebek LianaCynodon dactylon Grintingan LianaPanicum repens L. Melito HerbaEclipta prostrata Urang-Aring HerbaEupatorium odorotum L.f. Glapangan Semak Aeschynomene indica Semak
Ipomoea fistulosa Plambungo Semak Ludwigia hyssopifolia HerbaCatharantus roseus Tapak Dara Herba
25
pH Tanah
Gambar 4.3: Diagram perbandingan pH tanah stasiun I dan stasiun II
yang Terdapat di Kawasan Utara Danau
ungan Oliduta dan
Lingkungan Dehualolo, di kawasan utara Danau Limboto, tepatnya di Kelurahan
Hutuo. Ditemukan 20 spesies tumbuhan bawah. Spesies tumbuhan bawah yang
ditemukan pada lokasi penilitian disajikan pada tabel sebagai berikut:
g ditemukan di lokasi penelitian
Perawakan Herba Herba Liana Liana Herba Herba Semak Semak Semak Herba Herba
26
12 Phyllanthus niruri Meniran Hijau Herba 13 Acalypha indica Anting-anting Herba 14 Euphorbia hirtai Patikan Kerbau Herba 15 Sphenoclea zeylanica Herba 16 Justicia procumbens Herba 17 Hyptis capitata Herba 18 Stachytarpheta jamaicensis Pecut Kuda Herba 19 Alternanthera sessilis Babandotan Herba 20 Amarathus sp Bayam Duri Herba
4.3.3 Morfologi Spesies Tumbuhan Bawah yang Terdapat di Kawasan Utara Danau Limboto
1. Aeschynomene indica L
Bentuk morfologi tumbuhan Aeschynomene indica L pada Family:
Fabaceae yakni tumbuhan semak. Tinggi tumbuhan ini mencapai 2 meter.
Memiliki batang yang tumbuh keatas dan percabangannya menjari. Bentuk daun
yakni berbentuk bulat oval, daunnya kecil-kecil, warna daun biasanya hijau dan
sistem pertulangan daunnya pinnate. Berakar tunggang dan akarnya menempel di
batang. Bunga biasanya memiliki dua kelamin yakni putik dan benang sari.
Kelopak bunga terletak dibaris terluar bunga dan biasanya berwarna hijau yang
berfungsi sebagai pelindung bunga.
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Rosales Famili : Fabaceae/leguminosae/ papilionaceae Genus : Aeschynomene Spesies : Aeschynomene indica L.
Perawakan
27
(a) (b) (c) (d) Gambar 4.4: Bentuk morfologi tumbuhan Aeschynomene indica L (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, (d) Daun permukaan bawah. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Aeschynomene indica L tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Aeschynomene indica L
merupakan tumbuhan semak yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam
dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39
ºC - 40 ºC, dengan jumlah sebaran 51 individu.
2. Cyperus eskulentus
Bentuk morfologi tumbuhan Teki (Cyperus eskulentus) Family Cyperaceae
termasuk kedalam tumbuhan herba tahunan. Batangnya berbentuk segi tiga yang
terbentuk dari pelepah daun. Bunga berwarana kuning, dan akar serabut memiliki
umbi. Rumput teki ini bisa di makan serta mempunyai bau yang harum.
Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Cyperales Family : Cyperaceae Genus : Cyperus
Perawakan Spesies : Cyperus eskulentus
28
(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar 4.5: Bentuk morfologi tumbuhan Cyperus eskulentus (a) Bentuk
batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, (d) Daun
permukaan bawah dan (e) Tataletak bunga.
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Cyperus
eskulentus tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan
bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Cyperus eskulentus merupakan
tumbuhan herba yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair
dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC
dengan jumlah sebaran stasiun satu 16 individu.
3. Echinochloa colona (L.) Link.
Bentuk morfologi tumbuhan rumput bebek (Echinochloa colona (L.)
Link.) Family Poaceae yakni memiliki akar serabut. Biasanya hidup pada tempat-
tempat yang berair . Tumbuhan ini memiliki daun pada batang. Daun terdiri dari
tiga bagian yang berbeda yaitu pelepah (sheat), helai daun (blade) dan lidah daun
(ligule). Pangkal daun berbentuk acuminate dan memiliki tepi daun yang rata
(tidak bergerigi). Memiliki bunga-bunga kecil yang terletak diujung batang dan
berwarna hijau. Biasanya bunga tersebut saling tumpang tindih. Bentuk batang
bulat berongga dan mempunyai buku-buku.
29
Klasifikasi:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus : Echinochloa Spesies : Echinochloa colona (L.) Link.
Perawakan
(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar 4.6: Bentuk morfologi tumbuhan Echinochloa colona (L.) Link. (a)
Bentuk bunga ,(b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d)
Daunpermukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Echinochloa colona (L.) Link tersebut yang disesuaikan dengan pedoman
identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Echinochloa
colona (L.) Link merupakan tumbuhan terna yang dapat dijumpai pada substrat
tanah liat dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7%-6.9% dan
kelembaban 39ºC-40ºC dengan jumlah sebaran 53.
4. Cynodon dactylon (L.) Pers.
Bentuk morfologi tumbuhan Grintingan (Cynodon dactylon (L.) Pers.)
Memiliki akar serabut. Memiliki bentuk daun yang kecil panjang. Panjang daun
berkisar 7-18 cm. Daun terdapat pada batang, pangkal daun berbentuk acuminate,
dan memiliki tepi daun yang rata (tidak bergerigi),
memiliki bulu halus berwarrna putih. Bentuk bat
mempunyai ruas. Tanaman air dengan bunga yang
Perawakan
(a) (b)
Gambar 4.7: Bentuk morfologi tumbuhan
Bentuk daun,
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri
dactylon (L.) Pers
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies
merupakan tumbuhan
berair dengan kadar toleransi pH mencapai
40ºC dengan jumlah sebaran 59 individu.
dan memiliki tepi daun yang rata (tidak bergerigi), dan daun kadang
memiliki bulu halus berwarrna putih. Bentuk batang bulat berongga dan
Tanaman air dengan bunga yang hampir tidak ada.
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)Genus : Cynodon Spesies : Cynodon dactylon (L.) Pers.
Perawakan
(a) (b)
Gambar 4.7: Bentuk morfologi tumbuhan Cynodon dactylon
Bentuk daun, dan (b) Bentuk akar
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Cynodon dactylon
merupakan tumbuhan terna yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat dan
berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban
dengan jumlah sebaran 59 individu.
30
daun kadang-kadang
ang bulat berongga dan
hampir tidak ada.
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
rumputan)
(L.) Pers.
Cynodon dactylon (L.) Pers. (a)
ciri morfologi tumbuhan Cynodon
tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
Cynodon dactylon (L.) Pers
yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat dan
dan kelembaban 39ºC -
31
5. Cyperus elatus
Bentuk morfologi tumbuhan Teki (Cyperus elantus) Family Cyperaceae
termasuk kedalam tumbuhan terna tahunan. Memiliki tinggi batang sekitar 0,7-1
m. Batang berwarna hijau, merupakan tumbuhan air sehingga memiliki rongga
dan ruas. Bunga biseksual (berkelamin tunggal) serta berwarana kuning
kecoklatan. Akar serabut yang memiliki umbi berwarna coklat kehitaman. Jumlah
daun pada batang sedikit dan biasanya terdapat pada ujung batang
Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta Kelas : Liliopsida Ordo : Cyperales Family : Cyperaceae Genus : Cyperus Spesies : Cyperus elatus
Perawakan
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.8: Bentuk morfologi tumbuhan Cyperus elatus (a) Bentuk bunga ,
(b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Bentuk daun
32
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Cyperus elatus tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan
bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Cyperus elatus merupakan tumbuhan
teran yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar
toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC dengan jumlah
sebaran 25 individu.
6. Eclipta prostrata L.
Bentuk Morfologi tumbuhan Urang-aring (Eclipta prostrata L) Family
Asteraceae. Rumput yang tumbuh rindang dengan tinggi 15–50 cm. Tumbuh
subur pada tanah lembab di sisi jalan atau di pinggir selokan. Memiliki banyak
percabangan. Bentuk batang bersegi. Daun berhadapan bersilang, tangkai daun
pendek, panjang daun 2–5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Bunga
ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga
majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm.
Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi :Magnoliophyta Kelas :Magnoliopsida Ordo :Asterales Family :Asteraceae Genus :Eclipta Spesies :Eclipta prostrata L.
Perawakan
33
(a) (b) (c) (d) (e) Gambar 4.9: Bentuk morfologi tumbuhan Eclipta prostrate (a) Bentuk bunga
(b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Daun permukaan
bawah, dan (e) Daun permukaan atas
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Eclipta
prostrata (L.)tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan
bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Eclipta prostrata (L.)merupakan
tumbuhan herba yang dapat dijumpai pada substrat tanah liat dan berpasir dengan
kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan
jumlah sebaran 65 individu.
7. Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell
Bentuk Morfologi tumbuhan (Ludwigia hyssopifolia) Family Onagraceae
memiliki perawakan herba. Jenis tumbuhan ini memiliki sistem perakaran
tunggang. Memiliki arah pertumbuhan yang tegak. Percabangan monopodial,
permukaan batang halus, dan berwarna hijau. Termasuk jenis daun yang tidak
lengkap, bentuk helaian daun lanceolate, bentuk ujung helaian daun apiculate,
bentuk pangkal daun acuminate, bentuk tepi daun entire, permukaan helaian daun
halus, susunan pertulangan daun pinnate. Letak daun berhadapan. Tidak memiliki
bunga.
34
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Myrtales Famili : Onagraceae Genus : Ludwigia Spesies : Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell
Perawakan
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.10: Bentuk morfologi tumbuhan Ludwigia hyssopifolia (G. Don) Exell (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Ludwigia
hyssopifolia tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan
bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Ludwigia hyssopifolia merupakan
tumbuhan liana yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur kemerahan dan
berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC -
40ºC, dengan jumlah sebaran 33 individu.
8. Panicum repens L.
Bentuk Morfolgi tanaman Melito (Panicum repens L.) merupakan tumbuhan
herba, tinggi tumbuhan ini sekitar 15-30 cm. Berakar serabut dan muncul di
bagian buku-buku batang yang menjalar di tanah. Merupakan tumbuhan air
35
sehingga memiliki batang semu dan berongga, arah tumbuh batang menjalar,
permukaan batang halus dan warna hijau muda. Daun lengkap, bentuk daun
berhadapan, ujung daun meruncing sama dengan daun padi. Berbulu halus di
pelapah daun. Tidak memiliki bunga. Biasanya tumbuh subur pada tanah yang
lembab.
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus : Panicum Spesies : Panicum repens L.
Perawakan
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.11: Bentuk morfologi tumbuhan Panicum repens L (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Panicum
repens L.tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan
bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Panicum repens L. merupakan
tumbuhan herba yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair
36
dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40 ºC,
dengan jumlah sebaran 24 individu.
9. Alternanthera sessilis (L.) R. Br. ex D
Bentuk morfologi tumbuhan Babandotan (Alternanthera sessilis) family
Amaranthaceae yakni memiliki akar tunggang. Memiliki daun berwarna hijau
yang tidak lengkap, dan berbentuk linear. Letak daun saling berhadapan. Bentuk
batang berkayu, tegak dan keras. Permukaan batang halus dan berwarna agak
kemerahan. Tidak memiliki bunga.
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman) Genus : Alternanthera Spesies : Alternanthera sessilis (L.) R. Br. ex D
Perawakan
Perawakan
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.12: Bentuk morfologi tumbuhan Alternanthera sessilis (L.) R. Br. ex D (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas
37
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Alternanthera sessilis tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Alternanthera sessilis
merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur dan
berair dengan kadar toleransi pH mencapai. 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC -
40ºC, dengan jumlah sebaran 59 individu.
10. Stachytarpheta jamaicensis
Bentuk morfologi tanaman Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis) family
Verbenaceae merupakan salah satu jenis dari tumbuhan terna. Memiliki arah
pertumbuhan batang yang tegak. Percabangan monopodial. Permukaan batang
berambut, dan berwarna hijau. Tipe daun tunggal, helaian daun berbentuk oval
(ovate), ujung dan pangkal daun berbentuk acute, bentuk tepi daun bergerigi
(serrate), permukaan helaian daun berambut, susunan tulang daun pinnate, dan
tata letak daun opposite atau berhadap-hadapan.
Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Lamiales Famili : Verbenaceae Genus : Stachytarpheta Spesies : Stachytarpheta jamaicensis
Perawakan
38
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.13: Bentuk morfologi tumbuhan Stachytarpheta jamaicensis (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Stachytarpheta jamaicensis tersebut yang disesuaikan dengan pedoman
identifikasi tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Stachytarpheta
jamaicensis merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat tanah
liat dan berpasir dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan
kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 24 individu.
11. Catharantus roseus
Bentuk morfolgi tumbuhan Tapak Dara (Catharantus roseus) termasuk
dalam tumbuhan herba yang bergetah. Sistem perakaran tunggang. Memiliki
batang yang berkayu, keras, tumbuh ke atas dan berwarna hijau kekuningan.
Bentuk daun bulat oval dengan bentuk pertulangan daun menjari. Letak daun
berhadapan. Sistem pertulangan daun pinnate. Memiilki permukaan dan tepi daun
yang halus. Tumbuhan ini tidak memiliki bunga.
39
Klasifikasi: Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Gentianales Famili : Apocynaceae Genus : Catharanthus Spesies : Catharanthus roseus (L.) G. Don
Perawakan
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.14: Bentuk morfologi tumbuhan Catharantus roseus (L.) G. Don
(a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun
permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah.
Berdasarkan Pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Catharanthus roseus (L.) tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Catharanthus roseus (L.)
merupakan tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam
dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7%-6.9% dan kelembaban 39
ºC-40 ºC, dengan jumlah sebaran 27 individu.
40
12. Phyllanthus niruri L.
Bentuk morfolgi tumbuhan Phyllanthus niruri L merupakan terna liar yang
berasal dari Asia Tropik yang tersebar di seluruh daratan Asia, Afrika, Amerika
dan Australia. Tinggi batangnya 30 – 50 cm, berwarna hijau kemerahan
(Phyllanthus urinaria) atau hijau pucat (Phyllanthus niruri), bercabang-cabang.
Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar telur sampai bundar
memanjang, ujung tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik
kelenjar, tepi daun rata dan berwarna hijau. Pada satu tanaman terdapat bunga
jantan dan bunga betina. Bunga jantan keluar dari bawah ketiak daun, sedangkan
bunga betina keluar dari atas ketiak daun. Buah meniran berupa buah kotak, bulat
pipih, licin.
Kasifikasi Kingdom :Plantae (Tumbuhan) Divisi :Magnoliophyta(Tumbuhan berbunga) Kelas :Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo :Euphorbiales Famili :Euphorbiaceae Genus :Phyllanthus Spesies :Phyllanthus niruri L.
Perawakan
41
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.15: Bentuk morfologi tumbuhan Phyllanthus niruri L (a) Bentuk akar, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, (d) Daun permukaan atas. Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Phyllanthus niruri L tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Phyllanthus niruri L
merupakan tumbuhan liana yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam
dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban
39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 22 individu.
13. Ipomoea fistulosa
Bentuk morfolgi tumbuhan Plambungo atau kangkung racun (Ipomoea
fistulosa) memiliki perawakannya semak. Permukaan batang halus, dan berwarna
hijau. Daun hanya memiliki tangkai dan helaian daun sehingga termasuk kedalam
jenis daun yang tidak lengkap, tipe daun tunggal, bentuk helaian daun auriculate,
bentuk pangkal daun cordate, memiliki tepi daun entrie, dan permukaan daun
yang halus, dan memiliki susunan pertulangan daun yang berbentuk pinnate.
42
Klasifikasi:
Kingdom :Plantae (Tumbuhan) Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas :Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo :Solanales Famili :Convolvulaceae (suku kangkung- kangkungan) Genus :Ipomoea Spesies :Ipomoea fistulosa Mart.Ex.Cholsy
Perawakan
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.16: Bentuk morfologi tumbuhan Ipomoea fistulosa (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan bawah, dan (d) Daun permukaan atas.
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Ipomoea
fistulosa tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan
bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Ipomoea fistulosa merupakan tumbuhan
semak yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan
kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan
jumlah sebaran 86 individu.
14. Eupatorium odoratum L.
Bentuk morfologi tumbuhan Glapangan (Eupatorium odoratum L.) Famili
Asteraceae adalah salah satu jenis tumbuhan yang perawakannya semak
(tumbuhan berbatang kayu, berdiameter batang < 2 cm). Memiliki akar tunggang.
43
Arah tumbuh batang tegak, dan memiliki permukaan batang yang halus.
Termasuk kedalam daun yang tidak lengkap, tipe daun tunggal, bentuk ujung
helaian daun apiculat dan pangkal daun berbentuk acute. Bentuk tepi daun
undulate, tata letak daun opposite. Tumbuhan ini memiliki bunga majemuk.
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Eupatorium Spesies : Eupatorium odoratum L.f.
Perawakan
(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar 4.17: Bentuk morfologi tumbuhan Eupatorium odoratum L (a) Bentuk akar ,(b) Bentuk batang, (c) Bentuk bunga, (d) Daun permukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Eupatorium odoratum L tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Eupatorium odoratum L
merupakan tumbuhan semak yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam
dan berpasir dengan kadar tolera toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan
kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 56 individu.
44
15. Sphenoclea zeylanica
Bentuk morfologi tumbuhan Tumbuhan (Sphenoclea zeylanica) Famili
Campanulaceae. Jenis tumbuhan ini memiliki percabangan simpodial. Batangnya
berwarna hijau dan memiliki permukaan yang halus. Akar serabut. Daun tidak
lengkap hanya terdiri atas tangkai daun dan helaian daun, daun tunggal, bentuk
ujung halaian dan pangkal daun berbentuk acuminate, bentuk tepi daun halus
tidak bergerigi, dan memiliki permukaan daun yang halus.Bunga terletak di ujung
batang.
Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo :Campanulales Family : Campanulaceae Genus : Sphenoclea Gaertn. Species : Sphenoclea zeylanica Gaertn.
Perawakan
(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar 4.18: Bentuk morfologi tumbuhan Sphenoclea zeylanica (a) Bentuk buah ,(b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar, (d) Daun permukaan bawah, dan (e) Daun permukaan atas
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Sphenoclea zeylanica tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
45
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Sphenoclea zeylanica
merupakan tumbuhan gulmah yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam
dan berair dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban
39ºC - 40ºC, dengan jumlah sebaran 29 individu.
16. Acalypha indica
Bentuk morfolgi tumbuhan Anting-anting (Acalypha indica) Family
Euphorbiaceae termasuk kedalam tumbuhan terna. Memiliki batang yang tumbuh
keatas. Memiliki bentuk daun yang berbentuk bulat oval dan bergerigi. Sistem
pertulangan daun pinnate. Mempunyai bunga seperti anting-anting. Sistem
perakaran tunggang.
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Acalypha Spesies : Acalypha indica L
Perawakan
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.19: Bentuk morfologi tumbuhan Acalypha indica (a)Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah
46
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Acalypha
indica tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah,
dapat disimpulkan bahwa spesies Acalypha indica merupakan tumbuhan herbal
yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasirdengan kadar
toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah
sebaran 54 individu.
17. Justicia procumbens
Bentuk morfologi tumbuhan (Justicia procumbens) Family Acanthaceae
memiliki Perawakan tumbuhan terna. Memiliki akar serabut. Arah tumbuh batang
tegak, dan berwarna hijau. Termasuk jenis daun tidak lengkap. Bentuk helaian
daun linear, bentuk ujung helaian daun acuminate, bentuk pangkal daun
acuminate, dan memiliki permukaan helaian daun yang halus. Susunan
pertulangan daun longditudinal.
Klasifikasi: Kingdom : Plantae Devisi : Magnoliphyta Kelas : Magnoliopsida Order : Lamiales Family : Acanthaceae Genus : Justicia Species : Justicia. procumbens
Perawakan
47
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.20: Bentuk morfologi tumbuhan Justicia procumbens (a) Bentuk batang, (b) Bentuk akar, (c) Daun permukaan atas, dan Daun permukaan bawah
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Justicia
procumbens tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan
bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Justicia procumbens merupakan
tumbuhan liana yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasir
dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC,
dengan jumlah sebaran 14 individu.
18. Hyptis capitata
Bentuk Morfologi tumbuhan Hyptis capitata Family Lamiaceae merupakan
Tumbuhan berupa semak. Tinggi batang dapat mencapai 20-50 cm, berdiameter
2cm, dan berwarna hijau tua. Memiliki sistem perakan yang berakar serabut.
Batang tegak dan berbulu halus, percabangan monopodial. Daunnya tidak
lengkap, tipe daun berdaun tunggal. Bentuk ujung daun apiculate atau meruncing.
48
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Hyptis Spesies : Hyptis capitata Jacq.
Perawakan
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.21: Bentuk morfologi tumbuhan Hyptis capitata (a) Bentuk akar, (b) Bentuk batang, (c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan Hyptis
capitata tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan bawah,
dapat disimpulkan bahwa spesies Hyptis capitata merupakan tumbuhan herbal
yang dapat dijumpai pada substrat berlumpur hitam dan berair dengan kadar
toleransi pH mencapai. 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah
sebaran 9 individu.
49
19. Amarathus sp
Bentuk morfologi tumbuhan Bayam Duri (Amarathus sp) Jenis ini
merupakan terna semusim dan tanaman semak atau perdu kecil dengan ketingian
0,3-2 m. Batang bayam duri berwarna merah dan berair dan ruasnya tumbuh duri.
Daun berukuran kecil dan berujung runcing. Jenis ini banyak tumbuh liar.
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Caryophyllales Famili : Amaranthaceae (suku bayam-bayaman) Genus : Amaranthus Spesies : Amaranthus sp
Perawakan
(a) (b) (c) (d) (e)
Gambar 4.22: Bentuk morfologi tumbuhan Amarathus sp (a) Bentuk akar, (b) Bentuk batang, (c) Bentuk akar (d) Daun permukaan atas, dan (e) Daun permukaan bawah
Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Amarathus sp tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi tumbuhan
bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Amarathus sp merupakan tumbuhan
herbal yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasir dengan kadar
50
toleransi pH mencapai. 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC, dengan jumlah
sebaran 22 individu.
20. Euphorbia hirtai L
Bentuk morfolgi tumbuhan Patikan kerbau (Euphorbia hirtai). Family
Euphorbiaceae termasuk kedalam tumbuhan terna. Memiliki batang yang tumbuh
keatas. Memiliki bentuk daun yang berbentuk bulat oval, daun tidak dihiasi
kelenjar aromatik, sistem pertulangan daunnya pinnate. Buahnya muncul di
ketiak daun dan berbunga kelamin tunggal. Akarnya berakar tunggal.
Klasifikasi: Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Ordo : Euphorbiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Euphorbia Spesies : Euphorbia hirta L.
Perawakan
(a) (b) (c) (d)
Gambar 4.23: Bentuk morfologi tumbuhan Euphorbia hirtai L (a) Bentuk akar, (b) Bentuk batang,(c) Daun permukaan atas, dan (d) Daun permukaan bawah Berdasarkan pecandraan serta melihat ciri-ciri morfologi tumbuhan
Euphorbia hirtai tersebut yang disesuaikan dengan pedoman identifikasi
51
tumbuhan bawah, dapat disimpulkan bahwa spesies Euphorbia hirtai merupakan
tumbuhan herbal yang dapat dijumpai pada substrat bertanah liat dan berpasir
dengan kadar toleransi pH mencapai 6.7% - 6.9% dan kelembaban 39ºC - 40ºC,
dengan jumlah sebaran 14 individu.
Perbandingan gambar dari morfologi tumbuhan bawah dan kunci identifikasi di
atas, dapat di lihat pada lampiran 6 dan lampiran 5.
4.3.3 Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah Dan Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 20 spesies
yang ada di kawasan utara Danau Limboto di Kelurahan Hutuo dengan 20 spesies
ini, ditemukan di stasiun 1 yaitu 16 spesie yaitu Aeschynomene indica, Cyperus
eskulentus, Echinochloa colona , Cynodon dactylon, Cyperus elatus, Eclipta
prostrata, Ludwigia hyssopifolia, Panicum repens, Alternanthera sessilis,
Stachytarpheta jamaicensis, Catharantus roseus, Phyllanthus niruri, Ipomoea
fistulosa, Eupatorium odoratum, Sphenoclea zeylanica, Acalypha indica.
Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian pada
stasiun 1 adalah Plambungo (Ipomoea fistulosa ). Tumbuhan bawah yang sedikit
jumlahnya yaitu (Cyperus eskulentus). Struktur vegetasi tumbuhan bawah dan
sebaran spesies domonan dilihat pada Indeks Nilai Penting pada stasiun 1
disajikan pada Tabel 4.3
52
Tabel 4.3 Sruktur vegetasi tumbuhan bawah dan Indeks Nilai Penting pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta
Nama Spesies K KR F FR INP
Ipomoea fistulosa 0.29 0.09 1 0.07 0.16
Acalypha indica 0.24 0.08 1 0.07 0.15
Cynodon dactylon 0.24 0.08 0.84 0.06 0.14
Ludwigia hyssopifolia 0.22 0.07 1 0.07 0.14
Alternanthera sessilis 0.22 0.07 1 0.07 0.14
Echinochloa colonum 0.2 0.06 1 0.07 0.13
Eupatorium odoratum 0.2 0.06 1 0.07 0.13
Aeschynomene indica 0.19 0.06 1 0.07 0.13
Sphenoclea zeylanica 0.19 0.06 1 0.07 0.13
Eclipta prostrata 0.19 0.06 1 0.07 0.13
Catharantus roseus 0.18 0.06 1 0.07 0.13
Panicum repens 0.16 0.05 1 0.07 0.12
Cyperus odoratus 0.17 0.05 0.84 0.06 0.11
Stachytarpheta jamaicensis 0.16 0.05 0.84 0.06 0.11
Phyllanthus niruri 0.15 0.05 0.84 0.06 0.11
Cyperus eskulentus 0.11 0.04 0.84 0.06 0.1 Sumber: Data primer, 2013
Dilihat pada Tabel diatas ke 16 spesies yang ditemukan pada lokasi
penelitian di stasiun 1 Lingkungan Oliduta, Kerapatan yang tertinggi pada stasiun
I yaitu pada spesies Ipomea vistulosa yaitu 0.29 Individu/m2 Sedangkan
kerapatan yang terendah terdapat pada stasiun I yaitu spesies Cyperus eskulentus
yaitu 0.11 Individu/m2. Frekuensinya mempunyai 2 nilai yang berbeda yaitu 0.84
dan 1 Individu/m2 di setiap spesies yang dikarenakan pada stasiun 1 ditemukan
jumlah spesies yang sama. Untuk perbandingan frekuensi adalah sama. Dan
Indeks Nilai Penting yang tertingi pada spesies Ipomea vistulosa yaitu 0,16
Individu/m2 dan yang terenda pada spesies Cyperus eskulentus yaitu 0.1
Individu/m2. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7.
Berdasarkan Tabel
spesies, nilai-nilai Indeks Nilai Penting tertinggi
vegetasi, dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:
Gambar 4.24: Diagram Penting
4.3.4 Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah
stasiun 2 Berdasarkan hasil penilitian pada stasiun 2 yaitu spesies yang di temukan
adalah 12 spesies yaitu
dactylon, Eclipta prostrata
conyzoides, Acalypha indica,
sp, dan Euphorbia hirtai
Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian
stasiun 2 sama dengan pada stasiun 1 yaitu
spesies ini banyak tumbuh, karena
0
0,05
0,1
0,15
0,2
Ipo
mo
ea fi
stu
losa
Aca
lyp
ha
in
dic
a
Tabel di atas, distasiun 1 Lingkungan Oliduta di temukan
Indeks Nilai Penting tertinggi dan terendah pada struktur
vegetasi, dapat dilihat pada diagram sebagai berikut:
Gambar 4.24: Diagram Sruktur vegetasi tumbuhan bawah Penting pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta
4.3.4 Struktur Vegetasi Tumbuhan Bawah dan Indeks Nilai Penting
Berdasarkan hasil penilitian pada stasiun 2 yaitu spesies yang di temukan
adalah 12 spesies yaitu Aeschynomene indica, Echinochloa colona,
, Eclipta prostrata, Alternanthera sessilis, Ipomoea fistulosa, Ageratum
conyzoides, Acalypha indica, Justicia procumbens, Hyptis capitata
, dan Euphorbia hirtai.
Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian
sama dengan pada stasiun 1 yaitu Plambungo (Ipomoea fistulosa
spesies ini banyak tumbuh, karena spesies ini bisa tumbuh di mana saj
Cyn
od
on
da
ctyl
on
Lu
dw
igia
hys
sop
ifo
lia
Alt
ern
an
ther
a s
essi
lis
Ech
ino
chlo
a c
olo
nu
m
Eu
pa
tori
um
od
ora
tum
Aes
chyn
om
ene
ind
ica
Sp
hen
ocl
ea z
eyla
nic
a
Ecl
ipta
pro
stra
ta
Ca
tha
ran
tus
rose
us
Pa
nic
um
rep
ens
Cyp
eru
s o
do
ratu
s
Sta
chyt
arp
het
a …
Ph
ylla
nth
us
nir
uri
INP
53
di atas, distasiun 1 Lingkungan Oliduta di temukan 16
dan terendah pada struktur
Sruktur vegetasi tumbuhan bawah Indeks Nilai
Nilai Penting pada
Berdasarkan hasil penilitian pada stasiun 2 yaitu spesies yang di temukan
Echinochloa colona, Cynodon
Ipomoea fistulosa, Ageratum
Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus
Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada lokasi penelitian di
(Ipomoea fistulosa).
spesies ini bisa tumbuh di mana saja, di air
Ph
ylla
nth
us
nir
uri
Cyp
eru
s es
kule
ntu
s INP
54
maupun di daratan. Tumbuhan bawah yang sedikit julahnya yaitu (Hyptis
capitata). Struktur vegetasi tumbuhan bawah dan sebaran spesies domonan dilihat
dari Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 di sajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Sruktur vegetasi tumbuhan bawah dan nilai Indeks Nilai Penting pada stasiun 2 Lingkungan Dehualolo
Nama Spesies K KR F FR INP
Ipomoea fistulosa 0.29 0.16 1 0.09 0.25
Alternanthera sessilis 0.18 0.1 1 0.09 0.19
Eupatorium odoratum 0.18 0.1 1 0.09 0.19
Echinochloa colonum 0.16 0.09 1 0.09 0.18
Aeschynomene indica 0.16 0.09 0.84 0.08 0.17
Cynodon dactylon 0.16 0.09 0.84 0.08 0.17
Amarathus sp 0.15 0.08 1 0.09 0.17
Eclipta prostrata 0.14 0.08 0.84 0.08 0.16
Acalypha indica 0.13 0.07 1 0.09 0.16
Euphorbia hirtai 0.09 0.05 1 0.09 0.14
Justicia procumbens 0.09 0.05 0.84 0.08 0.13
Hyptis capitata 0.06 0.03 0.84 0.08 0.11 Sumber: Data primer, 2013 Dilihat pada Tabel diatas ke 12 spesies yang ditemukan pada lokasi
penelitian di stasiun 2 Lingkungan Dehualolo, Kerapatan tertinggi pada stasiun 2
yaitu pada spesies Ipomea vistulosa yaitu 0.29 Individu/m2 Sedangkan kerapatan
yang terendah yaitu spesies Hyptis capitata yaitu 0.06 Individu/m2. Frekuensinya
sama denagan stasiun 1 mempunyai 2 nilai yang berbeda yaitu 0.84 dan 1
Individu/m2 di setiap spesies ditemukan yang dikarenakan pada stasiun 2
ditemukan jumlah spesies yang sama juga. Untuk perbandingan frekuensi adalah
sama. Dan Indeks Nilai Penting yang tertingi pada spesies Ipomea vistulosa sp
yaitu 0,25 Individu/m2 dan yang terenda pada spesies Hyptis capitata yaitu 0.11
Individu/m2. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 7.
Jenis substrat di Keluraha Hutuo pada
liat dan berair dan pada Lingkungan Dehualolo adalah tanah berpasir dan
berlumpur hitam.
Berdasarkan tabel di atas, distasiun 2 Lingkungan
12 spesies, dari 12 spesie ini 5 di antaranya
Justicia procumbens, Hyptis capitata
spesies lainya ada ditemukan pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta. Nilai
Indeks Nilai Penting yang
dilihat pada diagram sebagai berikut:
Gambar 4.25: Diagram
Penting 4.5 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 20 spesies yang
ada di kawasan utara Danau Limboto di Kelurahan Hutu dengan 20 spesies ini, di
0
0,02
0,04
0,06
0,08
0,1
0,12
0,14
0,16
0,18
0,2
Jenis substrat di Keluraha Hutuo pada Lingkungan Oliduta adalah tanah
liat dan berair dan pada Lingkungan Dehualolo adalah tanah berpasir dan
Berdasarkan tabel di atas, distasiun 2 Lingkungan Dehualolo
spesie ini 5 di antaranya spesies baru yaitu Acalypha indica,
Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus sp, dan Euphorbia hirtai
spesies lainya ada ditemukan pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta. Nilai
enting yang tertingi dan terendah pada struktur vegetasi, dapat
dilihat pada diagram sebagai berikut:
Diagram Sruktur vegetasi tumbuhan bawah Penting pada stasiun 2 Lingkungan Dehualolo
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 20 spesies yang
ada di kawasan utara Danau Limboto di Kelurahan Hutu dengan 20 spesies ini, di
55
Lingkungan Oliduta adalah tanah
liat dan berair dan pada Lingkungan Dehualolo adalah tanah berpasir dan
Dehualolo di temukan
Acalypha indica,
, dan Euphorbia hirtai. dan 7
spesies lainya ada ditemukan pada stasiun 1 Lingkungan Oliduta. Nilai-nilai
tertingi dan terendah pada struktur vegetasi, dapat
ah Indeks Nilai
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 20 spesies yang
ada di kawasan utara Danau Limboto di Kelurahan Hutu dengan 20 spesies ini, di
Series1
56
temukan di stasiun 1 yaitu 16 spesie yaitu Aeschynomene indica, Cyperus
eskulentus, Echinochloa colona, Cynodon dactylon , Cyperus elatus, Eclipta
prostrata, Ludwigia hyssopifolia, Panicum repens, Alternanthera sessilis,
Stachytarpheta, Catharantus roseus, Phyllanthus niruri, Ipomoea fistulosa,
Eupatorium odoratum, Sphenoclea zeylanica, Acalypha indica, dan stasiun 2
yaitu 12 spesies yaitu Aeschynomene indica, Echinochloa colona, Cynodon
dactylon, Eclipta prostrata, Alternanthera sessilis, Ipomoea fistulosa, Eupatorium
odoratum, Acalypha indica, Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus sp,
dan Euphorbia hirta, dari 12 spesies 5 spesies diantaranya adalah spesies baru
yaitu Acalypha indica sp, Justicia procumbens, Hyptis capitata, Amarathus sp,
dan Euphorbia hirtai. Tumbuhan bawah yang lebih dominan ditemukan pada
lokasi penelitian adalah Plambungo (Ipomoea fistulosa). Spesies ini banyak
tumbuh, karena spesies ini bisa tumbuh di mana saja, di air maupun di daratan, hal
ini dijelaskan oleh Haase, (1999) jenis Ipomoea fistulosa paling banyak tumbuh
atau paling dominan yang ada pada kondisi substrat yang berair.
Lingkungan Oliduta umumnya memiliki tipe substrat yaitu tanah liat dan
berair dan Lingkungan Dehualolo adalah tanah berpasir dan berlumpur.
Tumbuhan bawah yang ditemukan dilokasi penelitian umumnya ditempat-tempat
yang terbuka misalnya kelurahan Oliduta yang terdapat persawahan milik
masyarakat setempat, seperti yang dijelaskan oleh Aththorick (2005), vegetasi
tumbuhan bawah banyak terdapat di tempat-tempat terbuka seperti di tepi jalan,
tebing sungai, lantai hutan, lahan pertanian dan perkebunan selanjutnya Menurut
57
Kusmana (1995) tumbuhan bawah terdiri dari tumbuhan selain permudaan pohon
misalnya rumput, herba dan semak belukar.
Pada lokasi penelitian mempunyai tingkat frekuensi yang sama baik pada
Lingkungan Oliduta dan Lingkungan Dehualolo yang dapat dilihat pada Gambar
1: Diagram perbandingan Frekuensi antara stasiun I dan stasiun II . Frekuensi
yang didapatkan adalah sama baik pada stasiun I dan stasiun II yaitu 0.84 dan 1
Individu/m2. Menurut Kordi (2011) frekuensi jenis (F), yaitu peluang suatu jenis
ditemukan dalam titik sampel yang diamati. Berkaitan dengan nilai Frekuensi
menurut Kershaw dalam Arrijani, dkk (2006) mengemukakan bahwa frekuensi
suatu jenis dalam vegetasi tertentu, besarannya frekuensi tertinggi termasuk
kategori spesies yang memiliki kemampuan adaptasinya terhadap kondisi
lingkungan. Menurut Greig-Smith dalam Arrijani,dkk (2006), nilai frekuensi
suatu jenis dipengaruhi secara langsung oleh distribusi. Rendahnya frekuensi pada
stasiun I dan stasiun II di akibatkan kemampuan adaptasi tumbuhan bawah
terhadap kondisi lingkungan kurang maksimal serta banyaknya aktivitas
masyarakat yang mempengaruhi terhadap pertumbuhan tumbuhan bawah yang
ada di Kelurahan Hutuo.
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan nilai kerapatan tumbuhan bawah
relatif sangat rendah. Ipomoea fistulosa memiliki nilai kerapatan tertinggi yaitu
0.29 Individu/m2 yang terdapat pada stasiun I dan stasiun II, sedangkan kerapatan
terendah pada stasiun II pada spesies Hyptis capitata 0.06 Individu/m2 . Menurut
Arrijani,dkk (2006) perbedaan nilai kerapatan masing-masing jenis disebabkan
karena adanya perbedaan kemampuan reproduksi, penyebaran dan daya adaptasi
58
terhadap lingkungan. Nilai kerapatan suatu spesies menunjukkan jumlah individu
spesies bersangkutan pada satuan luas tertentu, maka nilai kerapatan merupakan
gambaran mengenai jumlah spesies tersebut pada lokasi penelitian.
Rendahnya kerapatan tumbuhan bawah yang ada di Kelurahan Hutuo
diakibatkan disekitar lokasi penelitian sebagian besar tempat ini telah di jadikan
tempat pembuangan sampah oleh masyarakat sekitar danau Limboto. Berdasarkan
penelitian pada 2 stasiun pengamatan yang berbeda ditemukan nilai kerapatan
yang berbeda-beda. Ipomoea fistulosa memiliki nilai kerapatan yang tertinggi jika
dibandingkan dengan spesies yang lain hal ini disebakan karena letaknya yang
ideal (lebih kearah darat) dan mudah tumbuh dan pertumbuhannya lebih optimal
mendapatkan sinar matahari. Pernyataan tersebut lebih dipertegas oleh Gusmalyna
(1983) karena cahaya matahari bagi tumbuhan merupakan salah satu factor yang
penting dalam proses perkembangan, pertumbuhan dan repruduksi.
Indeks nilai penting (INP) adalah untuk melihat seberapa besar peranan suatu
tumbuhan dalam ekosistem. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa tumbuhan
bawah mempunyai peranan sangat tinggi pada wilayah Danau Limboto. Dari data
penelitian semua spesies mempunyai peranan secara homogen. Salah satu peranan
tumbuhan yang paling mendasar adalah tumbuhan sebagai penutup tanah
menjaga kelembapan sehingga proses dekomposisi berlangsung dengan cepat,
sehingga dapat menyediakan unsure hara untuk tanaman pokok. Siklus hara akan
berlangsung sempurna dan guguran daun yang jatuh sebagai serasah akan
dikembalikan lagi ke pohon dalam bentuk unsure hara yang sudah diuraikan oleh
bakteri (irwanto, 2007). Berdasarkan indeks nilai penting pada gambar 3 diagram
59
terlihat bahwa Ipomoea fistulosa memiliki tingkat nilai penting yang lebih tinggi
terutama pada stasiun II yaitu 0.25 sehingga dapat dikatakan bahwa yang
mempunyai peranan penting dalam proses menjaga keberlangsungan ekosistem
yakni spesies Ipomoea fistulosa. Nilai INP pada setiap jenis tumbuhan bawah
sangat tergantung pada kondisi pertumbuhan itu sendiri. Tumbuhan bawah untuk
tumbuh dengan baik, memerlukan sejumlah factor pendukung utama dalam
pertumbuhan adalah ketersediaan nutrient atau bahan organik. Peryataan ini di
pertegas dengan hasil penilitian Risa (2007) bahwa nutrient dibutukan oleh
tumbuhan sebagai sumber energy yang digunakan untk tumbuhan selama proses
pertumbuhan dan perkembangan.
Parameter lingkungan sangat berperan dalam proses pertumbuhan tumbuhan
bawah adalah suhu yang merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat
digunakan sebagai indikator untuk mementukan perubahan ekologi. Suhu
mempunyai peran yang penting karena bersama-sama dengan salinitas dapat
mengontrol densitas air laut. Suhu yang berada pada Lingkungan Oliduta adalah
39 OC dan Lingkungan Dehualolo adalah 40OC berarti suhu yang dimiliki oleh
kawasan Danau Limboto baik untuk pertumbuhan tumbuhan bawah. Suhu yang
diukur relatif tinggi karena pengukuran suhu dilakukan pada siang hari saat
tumbuhan bawah sedang melakukan proses fotosintesis. Menurut Risa (2007)
menyatakan bahwa tumbuhan memerlukan suhu yang sesuai sehingga dapat
tumbuh dan pada saat cahaya jenuh dan tumbuhan memanfaatkan cahaya matahari
untuk proses fotosintesis.
60
Menurut Risa (2007) Derajat keasaman (pH) juga menpengaruhi
pertumbuhan tumbuhan bawah karena adanya pH tanah yang dapat mengatur
kelarutan nutrient dalam tanah. Derajat keasaman (pH) pada stasiun I Lingkungan
Oliduta memiliki 6.7% pH sedangkan di stasiun II Kelurahan Dehualolo memiliki
6.9% pH.
Parameter lingkungan yang terdapat pada lokasi penelitian Kelurahan Hutuo
Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo disimpulkan cukup baik untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan bawah.