petunjuk penggunaan modul 1. deskripsi...gambut, dan ditumbuhi vegetasi, yang merupakan suatu...

25
1 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Deskripsi Modul AKNOP ini terdiri dari empat tahapan belajar mengajar. Kegiatan belajar pertama membahas komponen operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi rawa, kedua adalah tata cara perhitungan kinerja jaringan, ketiga tata cara perhitungan AKNOP dan terakhir adalah contoh perhitungan. Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan. Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami tata cara atau prosedur dalam melakukan operasi secara lengkap. Setiap kegiatan belajar disertai dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini 2. Persyaratan Dalam mempelajari modul AKNOP ini peserta diklat dilengkapi dengan modul bahan ajar dan metode dan media lainnya yang dibutuhkan. 3. Metode Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator, adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi 4. Alat Bantu/Media Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan ajar. 5. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran ini, para peserta diharapkan mampu mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur melakukan operasi, yang disajikan dengan cara ceramah dan tanya jawab 6. Indikator Hasil Belajar Setelah peserta mengikuti mata pembelajaran ini, diharapkan mampu menjelaskan dan mempraktekkan: a. Komponen O&P

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

12 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Deskripsi

Modul AKNOP ini terdiri dari empat tahapan belajar mengajar. Kegiatan belajar

pertama membahas komponen operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi rawa,

kedua adalah tata cara perhitungan kinerja jaringan, ketiga tata cara

perhitungan AKNOP dan terakhir adalah contoh perhitungan.

Peserta diklat mempelajari keseluruhan modul ini dengan cara yang berurutan.

Pemahaman setiap materi pada modul ini diperlukan untuk memahami tata

cara atau prosedur dalam melakukan operasi secara lengkap. Setiap kegiatan

belajar disertai dengan latihan atau evaluasi yang menjadi alat ukur tingkat

penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi dalam modul ini

2. Persyaratan

Dalam mempelajari modul AKNOP ini peserta diklat dilengkapi dengan modul

bahan ajar dan metode dan media lainnya yang dibutuhkan.

3. Metode

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah

dengan kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh Widyaiswara/Fasilitator,

adanya kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi

4. Alat Bantu/Media

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat

Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu: LCD/projector, Laptop, white board

dengan spidol dan penghapusnya, bahan tayang, serta modul dan/atau bahan

ajar.

5. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, para peserta diharapkan mampu

mengetahui dan memahami tata cara dan prosedur melakukan operasi, yang

disajikan dengan cara ceramah dan tanya jawab

6. Indikator Hasil Belajar

Setelah peserta mengikuti mata pembelajaran ini, diharapkan mampu

menjelaskan dan mempraktekkan:

a. Komponen O&P

2

b. Tata cara perhitungan kinerja jaringan

c. Tata cara perhitungan AKNOP

d. Praktek perhitungan AKNOP

3

DEFINISI

1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di

dalamnya, tergenang secara terus menerus atau musiman, terbentuk secara

alami di lahan yang relatif datar atau cekung dengan endapan mineral atau

gambut, dan ditumbuhi vegetasi, yang merupakan suatu ekosistem.

2. Konservasi Rawa adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan

keadaan, sifat, dan fungsi Rawa agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan

kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada

waktu sekarang maupun generasi yang akan datang.

3. Pengembangan Rawa adalah upaya untuk meningkatkan kemanfaatan fungsi

sumber daya air pada Rawa.

4. Pengendalian Daya Rusak Air pada Rawa adalah upaya untuk mencegah,

menanggulangi, dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan hidup pada

Rawa agar tidak menimbulkan kerugian bagi kehidupan.

5. Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam

dan sumber daya buatan.

6. Kawasan Budi Daya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama

untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,

sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.

7. Pengaturan Tata Air adalah sistem pengelolaan air pada Rawa beserta

prasarananya untuk mendukung kegiatan budi daya.

8. Irigasi Rawa adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air

melalui jaringan Irigasi Rawa pada Kawasan Budi Daya pertanian.

9. Sistem Irigasi Rawa adalah kesatuan pengelolaan Irigasi Rawa yang terdiri

atas prasarana jaringan Irigasi Rawa, air pada jaringan Irigasi Rawa,

manajemen Irigasi Rawa, kelembagaan pengelolaan Irigasi Rawa, dan

sumber daya manusia.

10. Angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP) jaringan

rawa pasang surut adalah kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan

berdasarkan perhitungan kebutuhan nyata dilapangan.

11. Penilaian kinerja jaringan rawa adalah suatu penilaian keadaan kondisi dan

fungsi saluran yang terdiri dari berm, tanggul dan bangunan air

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Rawa di Indonesia tersebar di 5 pulau besar yaitu di Sumatera, Jawa,

Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Gambar 1 Peta sebaran rawa di Indonesia

Rawa di Indonesia mencakup sekitar 17% dari luas daratan yaitu ± 33.39 juta

ha yang terdiri dari rawa lebak ± 13.39 juta ha dan luas rawa pasang surut ± 20 juta

ha.

Sampai saat ini, sekitar 3,9 juta ha dari lahan rawa dengan lokasi yang

sebagian besar tersebar di Sumatera dan di Kalimantan, telah dikembangkan

menjadi lahan pertanian. Kurang lebih 2,1 juta ha dikembangkan secara swadaya

sebagai lahan pertanian oleh para petani pendatang dan penduduk lokal serta

dikembangkan oleh swasta untuk perkebunan kelapa sawit. Selebihnya sekitar 1,8

juta ha adalah lahan rawa yang semenjak awal tahun 70-an dilakukan oleh

pemerintah sebagai lahan pertanian dan permukiman dalam rangka menunjang

program transmigrasi.

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh Direktorat Rawa dan Pantai

Ditjen Sumber Daya Air tahun 2006, melalui studi inventarisasi data diperoleh data

bahwa dari total luasan daerah rawa yang sudah dikembangkan oleh pemerintah 1,8

5

juta ha, sekitar 800 ribu ha berupa lahan tidur yang belum sempat disentuh dengan

kegiatan operasi dan pemeliharaan.

Kesulitan dalam melakukan operasi dan pemeliharaan (O&P) jaringan rawa

(pasang surut) ditandai dengan rendahnya prioritas kegiatan O&P, belum

maksimalnya komitmen dari berbagai pihak dalam menangani O&P, pembiayaan

yang kurang memadai dan rendahnya kuantitas serta kualitas tenaga pelaksana

O&P. Akumulasi dari semua ini maka kegiatan O&P kurang berjalan sebagaimana

mestinya. O&P jaringan rawa kurang prioritas dibanding dengan kegiatan rehabilitasi

dan peningkatan, akibatnya kinerja jaringan rawa semakin menurun dari tahun

ketahun.

Lahan pertanian yang merupakan hasil pengembangan rawa di masa depan,

akan berperan sangat penting sebagai salah satu penyumbang peningkatan produksi

pangan terutama beras, oleh karena itu kegiatan O&P yang berkelanjutan sangat

diharapkan.

Rencana operasi meliputi rencana tata tanam dan rencana pengelolaan air

yaitu rencana pengaturan muka air pada sistem jaringan rawa pasang surut dan

muka air tanah sedemikian sehingga tercipta kondisi optimal dalam pemanfaatan

lahan pertanian. Rencana pengelolaan air diterjemahkan dalam prosedur operasi

pintu air.

Pengelolaan air dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan air yang cukup

bagi tanaman, membuang air hujan kelebihan dari lahan pertanian, mencegah

tumbuhnya rumput liar di lahan sawah, mencegah timbulnya zat racun dan kondisi

tertutupnya muka tanah oleh genangan air diam, mencegah penurunan kualitas air,

mencegah kerusakan tanaman oleh pengaruh intrusi air asin, dan dalam kasus

tertentu mencegah pembentukan tanah asam sulfat.

Pengelolaan air diselenggarakan pada dua tingkatan, yaitu: i) pengelolaan air

di petak tersier, yang menentukan secara langsung kondisi lingkungan bagi

pertumbuhan tanaman dan ii) pengelolaan air di saluran sekunder, yang berfungsi

menciptakan kondisi yang memenuhi kesesuaian bagi terlaksananya pengelolaan air

dipetak tersier.

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menyusun rencana operasi meliputi

iklim, topografi, hidrotopografi, kondisi tanah, fluktuasi air pasang surut, dan intrusi

air asin.

6

Pemeliharaan secara teratur mutlak diperlukan agar kegiatan pengelolaan air

dapat terselenggara dengan baik. Prasarana jaringan yang kurang terpelihara dapat

mengacaukan rencana pengelolaan air yang sudah disusun yang meliputi

pemeliharaan rutin dan berkala.

1.2 Ruang lingkup

Materi yang disiapkan ini ditujukan untuk para pengamat dan petugas OP

lainnya serta petugas yang berkecimpung dalam kegiatan OP irigasi rawa agar

mereka mempunyai kompetensi dalam bidang operasi dan pemeliharaan jaringan

irigasi rawa pasang surut. Acuan yang digunakan dalam membuat modul ini adalah

diintisarikan dari peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 05/PRT/M/2010, tentang

pedoman operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi rawa pasang surut.

Pokok bahasan yang ditampilkan terfokus pada perhitungan angka kebutuhan

nyata biaya operasi dan pemeliharaan (AKNOP) jaringan rawa pasang surut, jenis-

jenis perhitungan biaya operasi dan cara perhitungan biaya pemeliharaan.

7

BAB II

KOMPONEN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN

IRIGASI RAWA PASANG SURUT

2.1 Komponen pembiayaan operasi.

Komponen pembiayaan dalam biaya operasi meliputi ;

a. Gaji dan tunjangan staf

Gaji dan tunjangan pengamat, juru, dan staf ini berdasarkan skala gaji standar

pemerintah. Tunjangan mencakup honor, biaya perjalanan dan perlengkapan

lapangan. Jika anggota staf ditugaskan pada lebih daripada satu jaringan, tunjangan

staf tersebut dapat dimasukkan kedalam anggaran untuk jaringan yang lebih besar

atau dibagi kedalam dua jaringan.

b. Biaya fasilitas operasi dan peralatan

Biaya ini mencakup alat tulis kantor, pengadaan tenaga listrik, operasi alat

angkutan dan komunikasi, serta bahan-bahan yang diperlukan untuk kegiatan

operasi lapangan. Biaya tersebut biasanya juga mencakup biaya-biaya buruh selain

dari biaya buruh yang dipekerjakan khusus untuk pekerjaan pemeliharaan.

c. Biaya pemeliharaan peralatan

Untuk kepentingan jangka panjang, biaya ini pemeliharaan ini dapat

diperkirakan dari perkiraan masa pakai peralatan. Untuk mempersiapkan anggaran

tahunan, biaya pemeliharaan ini harus berdasarkan kebutuhan-kebutuhan aktual

tentang perbaikan dan penggatian peralatan .

d. Biaya operasi lainnya

Biaya ini mencakup biaya rapat pertemuan, lokakarya lapangan, penguatan

kemampuan P3A, pelatihan, dll. Untuk perencanaan jangka panjang, biaya-biaya ini

dapat diperkirakan secara kasar, sedangkan untuk penganggaran tahunan, biaya-

biaya ini harus dibuat berdasarkan perencanaan yang realistis.

8

2.2 Komponen pembiayaan pemeliharaan.

Komponen pembiayaan dalam biaya pemeliharaan meliputi ;

a. Pemeliharaan rutin

Pekerjaan pemeliharaan rutin dan frekuensi yang diperlukan sesuai dengan

kondisi yang ada dilapangan.

Biaya-biaya yang dibutuhkan untuk keperluan berupa; biaya gaji/upah staf,

biaya operasi peralatan yaitu alat tulis kantor, alat-alat kantor, alat angkutan (perahu,

speed boat), alat komunikasi, biaya pemeliharaan peralatan.

b. Pemeliharaan berkala

Pemeliharaan berkala dilakukan dalam upaya menjaga dan mengamankan

jaringan tata air rawa agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar

operasi dan mempertahankan kelestarian fungsi dan manfaat, yang dilakukan sesuai

kebutuhan.

Biaya yang dibutuhkan dalam pemeliharaan berkala berupa; pengangkatan

lumpur atau sedimen, perbaikan jembatan, jalan usaha tani, jalan poros, kantor,

rumah jaga pintu air, papan nama, patok batas lahan dan saluran.

RANGKUMAN

1. Komponen biaya operasi mencakup gaji dan tunjangan staf, biaya fasilitas

operasi dan peralatan, biaya untuk pemeliharaan peralatan dan biaya operasi

lainnya seperti pelatihan, lokakary dsb

2. Komponen biaya pemeliharaan menckup biaya pemeliharaan rutin dan biaya

pemeliharaan berkala

EVALUASI

1. Sebutkan komponen biaya apa saja yang tercakup dalam operasi?

2. Sebutkan komponen biaya apa saja yang tercakup dalam pemeliharaan?

9

BAB III

PENILAIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI RAWA PASANG SURUT

3.1 Kriteria dan indikator penilaian kondisi saluran

Penilaian kondisi saluran terdiri dari tiga bagian yaitu; (i) badan

saluran/penampang basah, (ii) berm dan (iii) tanggul. Pengamatan dilakukan minimal

pada tiga titik di sepanjang saluran yaitu ; (i) bagian hulu, (ii) bagian tengah dan (iii)

bagian hilir.

Table1. Hubungan antara indeks kondisi dan fungsi penampang basah

INDEKS ITEM KONDISI FUNGSI

1. 1. Penampang basah 2. Tanaman air/rumput 3. Air pasang purnama 4. Saluran

~Bersih, sesuai design ~Tidak berpengaruh ~Lk. 80% ~Berfungsi baik

76% - 100%

2. 1. Penampang basah 2. Tanaman air/rumput 3. Air pasang purnama 4. Saluran

~Ditumbuhi rumput dan tidak sesuai dengan aslinya. ~Mempengaruhi fungsi ~Lk. 50% ~Berfungsi tapi tidak bekerja maksimal

51% - 75%

3. 1. Penampang basah 2. Tanaman air/rumput 3. Air pasang purnama 4. Saluran

~Banyak ditumbuhi rumput dan pohon perdu ~Mempengaruhi fungsi saluran. ~Lk. 30% ~Berfungsi tapi tidak bekerja maksimal

26% - 50%

4. 1. Penampang basah 2. Sedimentasi 3. Air pasang purnama 4. Saluran

~Banyak ditumbuhi rumput dan pohon perdu ~ Tinggi ` Tidak dapat masuk 0% ~ Muara saluran baik

1% - 25%

Table 2. Hubungan antara indeks kondisi dan fungsi berm

INDEKS ITEM KONDISI FUNGSI

1. 1. Berm 2. Rumput/semak 3. Lebar berm

~Bersih, ~Tidak dijumpai ~ Masih sesuai asli

76% - 100%

2. 1. Sepanjang Berm 2. Longsor

~Ditumbuhi rumput/semak ~ 25% dari panjang saluran

51% - 75%

3. 1. Sepanjang Berm 2. Longsor

~Ditumbuhi rumput/semak ~ 50% dari panjang saluran

26% - 50%

10

4. 1. Sepanjang Berm 2. Longsor

~Ditumbuhi rumput/semak ~ 75% dari panjang saluran

1% - 25%

5. 1. Sepanjang Berm 2. Longsor

~Ditumbuhi rumput/semak ~ Longsor berat dan berm sudah tidak berbentuk

0%

Table 3. Hubungan antara indeks kondisi dan fungsi tanggul

INDEKS

ITEM

KONDISI

FUNGSI

1. 1. Tanggul 2. Lebar &tinggi 3.Timbunan tanggul 4. Longsor 5. Pasang purnama

~ Bersih, Berfungsi ~ Dapat menahan banjir ~ Kompak dan kuat ~ Tidak terjadi ~ Tidak melimpas

76% - 100%

2. 1. Tanggul 2. Lebar &tinggi 3.Timbunan tanggul 4. Longsor 5. Pasang purnama

~ Ditumbuhi rumput/semak ~ Dapat menahan banjir ~ Kompak dan kuat ~ Terjadi sedikit ~ Tidak terjadi limpasan

51% - 75%

3. 1. Tanggul 2.Timbunan tanggul 4. Longsor 5. Pasang purnama

~ Ditumbuhi rumput/semak dan mengalami penurunan ~ Tidak berfungsi maksimal ~ sedang ~ Terjadi limpasan

26% - 50%

4. 1. Tanggul 2.Timbunan tanggul 3. Longsor 4. Pasang purnama

~ Ditumbuhi rumput/semak ~ Tidak kompak lagi ~ Banyak longsor dan bocor ~ Terjadi limpasan

1% - 25%

5. 1. Tanggul 2.Timbunan tanggul

~ Tidak berfungsi ~ Tidak ada tanggul

0%

3.2 Kriteria dan indikator penilaian kondisi bangunan

Bangunan yang dijumpai di jaringan rawa pasang surut dan/atau tambak

secara umum terdiri dari bangunan pintu pengambilan bebas, bangunan gorong-

gorong, bangunan jembatan, dan bangunan pelengkapnya seperti lantai/pondasi

bangunan, dinding bangunan, sayap dan timbunan bangunan, pintu ayun, stop log,

dan lainnya.

11

Table 4. Hubungan antara indeks kondisi dan fungsi bangunan air

INDEKS ITEM KONDISI FUNGSI

1. Bangunan air

~Baik, Tidak dijumpai kerusakan yang berarti

76% - 100%

2. Bangunan air

~Sedang, dijumpai ada kerusakan namun masih berfungsi

51% - 75%

3. Bangunan air

~Rusak, ditemui ada kerusakan dan tidak berfungsi dengan baik

26% - 50%

4. Bangunan air

~Rusak berat, ditemui ada kerusakan dan tidak dapat diperbaiki, hilang, bocor dll

1% - 25%

5. Bangunan air

~Beserta komponennya tidak ada

0%

3.3 Kriteria dan indikator penilaian kondisi tanggul pelindung

Tanggul pelindung berfungsi untuk melindungi saluran dan bangunan pada

jaringan rawa dari luapan banjir atau air pasang. Jika tanggul pelindung rusak maka

fungsi saluran dan bangunan dalam mengatur tata air atau pengelolaan air pada

sebagian daerah rawa akan terganggu atau bahkan menjadi tidak berfungsi karena

terluapi oleh banjir atau air pasang. Tanggul pelindung dalam kondisi dan fungsi

seperti itu menunjukkan bahwa kinerja tanggul pelindung buruk.

Table 5. Hubungan antara kondisi, fungsi dan rekomendasi tindakan terhadap

tanggul pelindung

No. KONDISI FUNGSI REKOMENDASI

1. Tidak ada kerusakan yang berarti pada tanggul, dan/atau terdapat longsor kecil sampai sedang yang masih bias diatasi ditingkat lokal

Baik Pemeliharaan

2. Tanggul bocor, jebol, terputus

Rusak Rehabilitasi

12

Table 6 Hubungan antara kondisi dan fungsi tanggul pelindung

No. KONDISI FUNGSI

1. Tidak ada kerusakan yang berarti pada tanggul, dan/atau terdapat longsor kecil sampai sedang yang masih bisa diatasi ditingkat lokal

Baik

2. Tanggul bocor, jebol, terputus Rusak

3.4 Penilaian kondisi saluran dan bangunan

Penilaian kondisi saluran dan bangunan sebagai suatu kesatuan bertujuan

untuk mengetahui kemampuan kerja jaringan rawa dalam mengatur tata air atau

pengelolaan air. Penilaian dilakukan dengan cara pembobotan sebagai berikut :

Indeks kondisi saluran dan bangunan = (indeks kondisi saluran x Wsal +

indeks kondisi bangunan air x Wbang) / (Wsal + Wbang)

Pembobotan saluran (Wsal) dan bangunan air (Wbang) ditentukan berdasarkan

letak saluran. Dalam sistem jaringan rawa, saluran primer dan bangunan air yang

berada di saluran primer mempunyai peran yang lebih besar mengatur tata air

dibanding saluran sekunder dan bangunan air di saluran sekunder. Demikian pula

saluran sekunder bangunan air di saluran sekunder memiliki peran lebih besar dalam

mengalirkan air dibanding saluran tersier bangunan air di saluran tersier. Dengan

demikian, bobot saluran primer dan bangunan air yang diberada di saluran primer

adalah 3 (tiga), bobot saluran sekunder dan bangunan air di saluran sekunder adalah

2 (dua) dan bobot saluran tersier bangunan air di saluran tersier adalah 1 (satu).

Tabel 7 Keterkaitan antara indeks kondisi saluran dan bangunan, fungsi saluran dan

bangunan dan rekomendasi tindakan.

INDEKS KONDISI FUNGSI

1. Berfungsi 76% - 100%

Pemeliharan rutin

2. Berfungsi antara 51 – 75%

Pemeliharaan berkala

3. Berfungsi antara 26 – 50%

Rehabilitasi

4. Berfungsi antara 1 – 25%

rehabilitasi

5. Tidak ada saluran dan/atau bangunan yang harusnya ada atau 0%

Kajian desain

13

3.5 Penilaian kinerja jaringan rawa

Penilaian kinerja jaringan rawa bertujuan untuk memberikan gambaran umum

kemampuan kerja jaringan berdasarkan kondisi fisik dan fungsinya dalam mengatur

tata air atau pengelolaan air pada suatu daerah irigasi rawa atau satu jaringan

primer. Penilaian kinerja jaringan ditetapkan berdasarkan hasil penilaian kinerja

saluran dan bangunan air serta tanggul pelindung. Hasil penilaian menghasilkan 3

(tiga) kelas kinerja jaringan yaitu baik, sedang dan buruk.

Kinerja jaringan rawa kategori baik menunjukkan bahwa jaringan rawa

berfungsi baik dalam mengatur tata air atau pengelolaan air pada sebagian besar

atau seluruh daerah rawa tersebut karena saluran dan bangunan dalam kondisi

sedang sampai dengan baik dan berfungsi 51%-100%. Demikian pula tanggul

pelindung dalam kondisi baik dan berfungsi baik.

Kinerja jaringan rawa kategori sedang menunjukkan bahwa fungsi jaringan

rawa dalam mengatur tata air atau pengelolaan air pada sebagian daerah rawa

adalah cukup baik. Dalam hal ini, walaupun tanggul pelindung dalam kondisi rusak

sehingga harus dilakukan rehabilitasi, namun saluran dan bangunan dalam kondisi

sedang sampai dengan baik dan berfungsi 51%-100% sehingga masih mampu

mengatur tata air atau pengelolaan air pada sebagian daerah rawa.

Kinerja jaringan rawa kategori buruk menunjukkan bahwa jaringan rawa

dalam mengatur tata air atau pengelolaan air pada sebagian besar atau seluruh

daerah rawa tersebut tidak berfungsi karena saluran dan bangunan dalam kondisi

rusak. Dalam hal ini walaupun masih terdapat tanggul pelindung dalam kondisi baik,

namun saluran dan bangunan sudah dalam kondisi rusak sehingga tidak mampu

mengatur tata air atau pengelolaan air di daerah rawa tesebut.

Gambar 3.1 dibawah ini menunjukan hubungan antara kinerja saluran dan

bangunan serta tanggul pelindung dalam menentukan kinerja jaringan rawa.

14

Saluran dan Bangunan

Tanggul Pelindung

Gambar 2. Penilaian kinerja jaringan irigasi rawa

3.6 Inventarisasi kerusakan jaringan rawa pasang surut

Inventarisasi jaringan rawa pasang surut dilakukan untuk mendapatkan data

jumlah, dimensi, jenis, kondisi dan fungsi seluruh aset jaringan rawa pasang surut

serta data ketersediaan air.

Inventarisasi jaringan rawa pasang surut dilakukan setiap tahun mengacu

pada ketentuan atau pedoman yang berlaku, hasilnya dapat dipakai untuk

pemeliharaan jaringan rawa pasang surut.

Untuk kegiatan pemeliharaan dari inventarisasi tersebut yang sangat

dibutuhkan adalah data kondisi jaringan rawa pasang surut yang meliputi data

kerusakan jaringan dan bangunan air.

Pelaksanaan inventarisasi jaringan rawa pasang surut ini dilaksanakan secara

partisipatif melalui penelusuran jaringan oleh Balai atau Dinas Provinsi atau

Kabupaten/Kota, sesuai dengan kewenangannya secara berjenjang bersama-sama

Berfungsi 76-100%

(Pemeliharaan Rutin)

Berfungsi 51-75%

(Pemeliharaan Berkala)

Berfungsi 1-50% (Rehabilitasi)

Tidak ada saluran/

Bangunan (Kajian Desain)

Berfungsi baik

(Pemeliharaan)

Rusak/Tidak berfungsi

(Rehabilitasi)

Keterangan :

: Kinerja baik

: Kinerja sedang

: Kinerja buruk

15

dengan petani, P3A, GP3A dan IP3A dengan menggunakan blanko inventaris. Dari

hasil inventaris ini disusun program 5 tahunan yang akan diusulkan untuk

mendapatkan biaya pemeliharaan.

RANGKUMAN

1. Penilaian kondisi saluran terdiri dari tiga bagian yaitu badan

saluran/penampang basah, berm dan tanggul. Pengamatan dilakukan minimal

di tiga titik (hulu, tengah dan hilir)

2. Penilaian kinerja jaringan rawa bertujuan untuk memberikan gambaran umum

kemampuan kerja jaringan berdasarkan kondisi fisik dan fungsinya dalam

mengatur tata air atau pengelolaan air pada suatu daerah irigasi rawa. Hasil

penilaian berupa 3 kondisi, yaitu baik, sedang dan buruk. Khusus tanggul

pelindung hanya menghasilkan baik dan buruk

EVALUASI

1. Jelaskan komponen apa saja yang termasuk dalam penilaian kinerja jaringan?

2. Jelaskan mengapa dalam perhitungan kinerja tanggul pelindung, hanya ada 2

fungsi, yaitu baik dengan rekomendasi pemeliharaan, dan rusak dengan

rekomendasi rehabilitasi?, diskusikan

3. Mengapa inventarisasi jaringan melalui penelusuran (walk through) harus

dilakukan setip tahun?, diskusikan

16

BAB IV

TATA CARA PERHITUNGAN

Anggaran O&P yang tidak memadai merupakan salah satu penyebab utama

buruknya kondisi jaringan rawa. Untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi

perencanaan anggaran, maka sangat diperlukan prosedur yang baku dan

transparan. Prosedur-prosedur yang disarankan dalam bagian ini didasari konsep-

konsep anggaran berdasarkan angka kebutuhan nyata O&P (AKNOP).

Angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan ( AKNOP) ialah merupakan

suatu alat manajemen yang menyajikan suatu gambaran luas mengenai kebutuhan-

kebutuhan anggaran tahunan untuk kegiatan O&P pada jaringan. AKNOP tersebut

dipergunakan untuk perencanaan anggaran tahunan baik jangka panjang maupun

jangka pendek.

Anggaran tersebut berdasarkan inventarisasi prasarana hidrolik (yang

diperbaharui setiap tahun) dan fasilitas serta peralatan yang tersedia pada jaringan.

Biaya pemeliharaan rutin pada awalnya diperkirakan atas dasar asumsi yang

menyangkut jenis dan frekuensi pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan. Di kemudian

hari, dengan Kegiatan pemantauan regular, asumsi tersebut dapat diperbaharui dan

disesuaikan dengan kondisi-kondisi tertentu pada setiap bagian jaringan. Biaya

pemeliharaan insidentil adalah untuk angka kerbutuhan nyata operasi dan

pemeliharaan (AKNOP) jangka panjang yang diperkirakan berdasarkan biaya

penggantian rata-rata dari butir-butir peralatan yang bersangkutan, dan untuk

AKNOP tahunan berdasarkan survei-survei lapangan tentang kebutuhan aktual

kegiatan pemeliharaan dan perbaikan.

Untuk penganggaran kebutuhan pemeliharaan tahunan, diperlukan: (i)

pembaharuan inventarisasi jaringan, (ii) survei lapangan untuk menentukan

kebutuhan pemeliharaan rutin, dan (iii) penilaian kembali kebutuhan pemeliharaan

berkala secara teliti. AKNOP biasanya menghendaki anggaran tahunan yang agak

lebih besar daripada yang diperlukan. Namun demikian, biaya-biaya tersebut lebih

besar daripada yang dikompensasikan dengan cara menghemat biaya-biaya

perbaikan besar atau biaya rehabilitasi yang sebaliknya akan ditambahkan selama

beberapa tahun.

17

AKNOP memungkinkan untuk melakukan pemantauan terhadap kebutuhan

pemeliharaan selama bertahun-tahun, dan membandingkan biaya O&P dari berbagai

jaringan. Pada akhirnya, AKNOP dapat dipergunakan untuk menentukan tingkat

pengembalian biaya jaringan.

4.1 Perhitungan kebutuhan biaya operasi

4.1.1 Biaya operasi

Insentif pengamat, Juru, dan Staf

Perjalanan dinas pengamat dan Juru pengairan (rapat koordinasi dan

pemantauan)

Operasional kantor (listrik, telepon, air, ATK, bahan survei, dll)

Operasional peralatan (perahu, speed boat, sepeda motor, genset, mesin

pemotong rumput, dll)

4.2 Perhitungan kebutuhan biaya pemeliharaan

4.2.1 Biaya pemeliharaan

a. Pemeliharaan Rutin

Pembersihan sampah di muka bangunan air pada: - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier

Pemotongan rumput di tanggul atau berm pada: - tanggul pengaman - tanggul dan saluran primer, berm saluran, sempadan saluran - tanggul dan saluran sekunder, berm dan sempadan saluran - tanggu dan saluran tersier, berm

Pembersihan rumput, semak belukar, tumbuhan air atau gulma pada: - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier

Pemeliharaan tanggul pada: - tanggul pengaman banjir, - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier

Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan, dan pengecatan) pada:

18

- saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier

Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan) pada:

- saluran navigasi - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier

Pemeliharaan jalan pada: - jalan inspeksi, jalan poros - jalan usaha tani

Pemeliharaan kantor, rumah penjaga pintu air dan rumah dinas (termasuk

perbaikan ringan)

Kalibrasi alat ukur

b. Pemeliharaan berkala

Pengangkatan lumpur atau sedimen pada:

saluran primer

saluran sekunder

saluran tersier

Perbaikan tanggul (longsor dan erosi) pada:

tanggul pengaman banjir

saluran primer

saluran sekunder

saluran tersier

Perbaikan bangunan air (penggantian yang rusak) pada: - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier

Perbaikan jembatan dan dermaga (penggantian yang rusak) pada:

- saluran navigasi - saluran primer - saluran sekunder - saluran tersier

Perbaikan jalan pada: - jalan inspeksi, jalan poros - jalan usaha tani

Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)

19

Pengamanan jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan, portal, nomenklatur bangunan, dan patok km)

4.3 Cara perhitungan biaya operasi

~ Insentif .........................................................................................(1)

i. Pengamat : Jumlah pengamat x 12 x Rp…….../bln

ii. Juru : Jumlah juru x 12 x Rp…….../bln

iii. PPA : Jumlah PPA x 12 x Rp…….../bln

iv. Staf Pengamat : Jumlah staf x 12 x Rp…….../bln

~ Perjalanan Dinas Pengamat ............................................................(2)

i. Pemantauan

- Pengamat : Jumlah pengamat x frekuensi x Rp……./hr

-

ii. Rapat (ke kabupaten/kota/prov./BWS)

- Pengamat : Jumlah pengamat x frekuensi x Rp……./hr

~ Operasional Kantor (sesuai dengan kebutuhan) ............................(3)

i. Listrik : 12 x Rp……../bln

ii. Telepon : 12 x Rp……../bln

iii. Air : 12 x Rp……../bln

iv. ATK : 12 x Rp……../bln

v. Bahan Survei : 12 x Rp……../bln

~ Operasional Peralatan (sesuai dengan kebutuhan) .......................(4)

i. Sepeda Motor : Jumlah sepeda motor x 12 x Rp ….../bln

ii. Gen-Set : Jumlah Gen-Set x 12 x Rp…..../bln

iii. Pemotong Rumput : Jumlah pemotong rumput x12xRp/bln

iv. Lain-lain : ....... x 12 x Rp. ............ /bln

4.4 Cara perhitungan biaya pemeliharaan

4.4.1 Pemeliharaan rutin:

~ Pembersihan sampah di muka bangunan air

uf

k

nPs .........................................................................(5)

20

Keterangan:

Ps = Pembersihan sampah di muka bangunan air

n = jumlah bangunan yang berfungsi dalam satu

skema (bh)

k = kapasitas (bh/hr) (lihat tabel 9)

f = frekuensi /thn (lihat tabel 6)

u = upah kerja/hari (Rp/hr)

~ Pemotongan rumput di tanggul/berm :

Pr ufk

lp

.......................................................................(6)

Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan

tersier

Keterangan

Pr = Pemotongan rumput

p = panjang tanggul (m)

l = lebar rata-rata tumbuhan rumput (m)

k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)

f = frekuensi /thn (lihat tabel 6)

u = upah kerja/hari (Rp/hr)

~ Pembersihan saluran (tumbuhan air) :

uf

k

lpPsal

........................................................................(7)

Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder, dan tersier

Keterangan:

Psal = Pembersihan saluran

P = panjang saluran (m)

l = lebar rata-rata tumbuhan rumput (m)

k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)

f = frekuensi/thn (lihat tabel 6)

u = upah kerja/hari (Rp/hr)

21

~ Pemeliharaan tanggul

uf

k

lpPt

..........................................................................(8)

Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan

tersier

Keterangan:

Pt = Pemeliharaan tanggul

p = panjang tanggul yang rusak (m)

l = lebar rata-rata tanggul yang rusak (m)

k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)

f = frekuensi/thn (lihat tabel 6)

u = upah kerja/hari (Rp/hr)

~ Pemeliharaan bangunan air (pembersihan, pelumasan, dan pengecatan)

Pb=(Hb+u) x n x f ,,,,,,.............................................................(9)

Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder, dan tersier

Keterangan:

Pb = Pemeliharaan bangunan air

n = jumlah bangunan air

Hb = biaya bahan/ bangunan

f = frekuensi ( lihat tabel 6)

u = upah kerja/hari (Rp/hr)

~ Pemeliharaan jembatan dan dermaga (pengecatan dan perbaikan ringan)

Pjd = (Hb + u) x n x f ........................................................(10)

Rumus tersebut berlaku pada saluran primer, sekunder dan tersier.

Keterangan:

Pjd = Pemeliharaan jembatan atau dermaga (pengecatan dan

perbaikan ringan)

n = jumlah bangunan air

Hb = biaya bahan/ jembatan atau dermaga

f = frekuensi ( lihat tabel 6)

u = upah/jembatan atau dermaga

22

~ Pemeliharaan jalan:

uf

k

lpPj

.....................................................................(11)

Rumus tersebut berlaku untuk jalan inspeksi dan jalan usaha tani

Keterangan:

Pj = Pemeliharaan jalan

p = panjang jalan yang rusak (m)

l = lebar rata-rata jalan yang rusak (m)

k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)

f = frekuensi/thn (lihat tabel 6)

u = upah kerja/hari (Rp/hr)

~ Pemeliharaan Kantor atau Rumah Dinas (termasuk perbaikan ringan)

PK = (Hb + u) x n x f ...........................................................(12)

Keterangan

Pk = Pemeliharaan kantor atau rumah dinas

n = jumlah kantor dan rumah dinas

Hb = biaya bahan kantor dan rumah dinas

f = frekuensi/thn (lihat tabel 6)

u = upah/kantor atau rumah dinas

~ Kalibrasi alat ukur (tergantung spesifikasi alat)

Ka = n x f x u .........................................................................(13)

Keterangan:

Ka = Kalibrasi alat ukur

n = jumlah alat ukur

f = frekuensi (lihat tabel 6)

u = upah/alat ukur

4.4.2 Pemeliharaan berkala

~ Pengerukan lumpur

ufk

tlpPl

.................................................................(14)

23

Rumus tersebut berlaku untuk saluran primer, sekunder, dan tersier

Keterangan:

P = panjang saluran (m)

l = lebar saluran (m)

t = tinggi endapan (m)

k = kapasitas (m3/hr) (lihat tabel 9)

f = frekuensi/thn (lihat tabel 7)

u = upah kerja/hari (Rp/hr)

~ Perbaikan tanggul (longsor dan erosi)

fHbk

ulpPtb

...............................................................(15)

Rumus tersebut berlaku pada tanggul pengaman, saluran primer, sekunder, dan tersier

Keterangan:

Ptb = Perbaikan tanggul

p = panjang tanggul yang rusak (m)

l = lebar rata-rata tanggul yang rusak (m)

k = kapasitas (m2/hr) (lihat tabel 9)

f = frekuensi/thn (lihat tabel 7)

u = upah kerja/hari (Rp/hr)

~ Perbaikan Bangunan air (penggantian yang rusak)

Pbb=(Hb+u)xnxf ......................................................................(16)

Keterangan:

Pbb = Perbaikan bangunan air

n = jumlah bangunan air

Hb = biaya bahan/ bangunan air

f = frekuensi/thn (lihat tabel 7)

u = upah/bangunan air

~ Perbaikan kantor dan rumah dinas (rehabilitasi)

24

PKb = (Hb + u) x n x f .................................................................(17)

Keterangan:

PKb = Perbaikan kantor dan rumah dinas

n = jumlah kantor atau rumah dinas

Hb = biaya bahan kantor atau rumah dinas

f = frekuensi (lihat Tabel 7)

u = upah/bangunan kantor atau rumah dinas

~ Pengamanan jaringan (patok batas jalur hijau dan sempadan, papan larangan,

portal, nomenklatur jaringan, patok km)

Pjar.= ((n1xHb1)+(n2xHb2)+(n3xHb3)+(n4xHb4)+(n5xHb5)+...))...(18)

Keterangan:

Pjar = Pengamanan jaringan

n = jumlah patok, portal, papan larangan, nomenklatur, patok

km

Hb = biaya bahan dan upah pemasangan

4.4.3 Biaya operasi dan pemeliharaan (O&P) keseluruhan

Biaya O&P secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

Total Biaya O&P=O+PR+PB ...................................................(19) Keterangan: O = Operasi PR = Pemeliharaan Rutin PB = Pemeliharaan Berkala

RANGKUMAN 1. AKNOP merupakan suatu alat manajemen yang menyajikan suatu gambaran

luas mengenai kebutuhan-kebutuhan anggaran tahunan untuk kegiatan O&P pada jaringan. AKNOP tersebut dipergunakan untuk perencanaan anggaran tahunan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

2. Untuk penganggaran kebutuhan pemeliharaan tahunan, diperlukan pembaharuan berupa inventarisasi jaringan, atau walkthrough/penelusuran

3. Secara sederhana total AKNOP adalah jumlah biaya operasi, pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala

25

EVALUASI

1. Jelaskan komponen apa saja yang harus masuk dalam biaya operasi dan biaya pemeliharaan?

2. Beberapa tahun lalu, biasanya DIPA terbit pada bulan ketiga atau keempat pada tahun berjalan, padahal pemeliharaan harus dilakukan sepanjang tahun. Jika situasi ini masih terjadi pada tahun ini, bagaimana saudara mengatasi masalah ini? diskusikan