bab ii kajian pustaka 2.1 penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-bab ii...

35
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan Penuaan atau aging, dapat digambarkan sebagai proses penurunan fungsi fisiologis tubuh secara bertahap yang mengakibatkan hilangnya kemampuan tumbuh dan kembang serta meningkatnya kelemahan. Pada umumnya, orang menganggap menjadi tua adalah suatu kemutlakan yang memang harus terjadi, sudah ditakdirkan, dan semua masalah yang muncul akibat penuaan harus di alami (Pangkahila, 2011). Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan adalah apa yang membuat “tua tidak sebaik baru” dan ketika laju kegagalan meningkat bersamaan dengan peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah, dan kadang sekarat. Aging atau penuaan secara praktis dapat dilihat sebagai suatu penurunan fungsi biologik dari usia kronologik. Aging tidak dapat dihindarkan dan berjalan dengan kecepatan berbeda, tergantung dari susunan genetik seseorang, lingkungan dan gaya hidup, sehingga aging dapat terjadi lebih dini atau lambat tergantung kesehatan masing-masing individu (Fowler, 2003). Saat ini ilmu pengetahuan di bidang kedokteran semakin berkembang dengan ditemukannya Anti Aging Medicine (AAM). AAM merupakan bagian ilmu kedokteran yang didasarkan pada penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran terkini untuk melakukan deteksi dini, pencegahan, pengobatan dan 7

Upload: ngonguyet

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penuaan

Penuaan atau aging, dapat digambarkan sebagai proses penurunan fungsi

fisiologis tubuh secara bertahap yang mengakibatkan hilangnya kemampuan

tumbuh dan kembang serta meningkatnya kelemahan. Pada umumnya, orang

menganggap menjadi tua adalah suatu kemutlakan yang memang harus terjadi,

sudah ditakdirkan, dan semua masalah yang muncul akibat penuaan harus di alami

(Pangkahila, 2011).

Aging atau penuaan bukan hanya proses menjadi tua. Penuaan adalah apa

yang membuat “tua tidak sebaik baru” dan ketika laju kegagalan meningkat

bersamaan dengan peningkatan usia, orang menjadi sakit, lemah, dan kadang

sekarat. Aging atau penuaan secara praktis dapat dilihat sebagai suatu penurunan

fungsi biologik dari usia kronologik. Aging tidak dapat dihindarkan dan berjalan

dengan kecepatan berbeda, tergantung dari susunan genetik seseorang, lingkungan

dan gaya hidup, sehingga aging dapat terjadi lebih dini atau lambat tergantung

kesehatan masing-masing individu (Fowler, 2003).

Saat ini ilmu pengetahuan di bidang kedokteran semakin berkembang dengan

ditemukannya Anti Aging Medicine (AAM). AAM merupakan bagian ilmu

kedokteran yang didasarkan pada penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran terkini untuk melakukan deteksi dini, pencegahan, pengobatan dan

7

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

8

perbaikan ke keadaan semula dari berbagai disfungsi, kelainan dan penyakit yang

berkaitan dengan penuaan yang bertujuan untuk memperpanjang hidup dalam

keadaan sehat.

Dengan demikian, penuaan bukan lagi suatu keadaan normal yang tidak

terhindarkan, namun penuaan dapat diperlakukan seperti suatu penyakit yang

dapat dan harus dicegah, diobati dan bahkan dikembalikan ke keadaan semula.

AAM secara progresif berupaya mengatasi proses penuaan agar keluhan,

disfungsi, atau penyakit tidak muncul, sehingga usia harapan hidup dapat menjadi

lebih panjang dengan kualitas hidup dipertahankan (Pangkahila, 2011).

2.1.1 Definisi Penuaan

Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental

yang berhubungan dengan aging normal disebabkan oleh disfungsi fisiologik,

dalam banyak kasus dapat diubah dengan intervensi kedokteran yang tepat (Klatz,

2003).

2.1.2 Teori Penuaan

Banyak teori yang menjelaskan mengapa manusia mengalami proses

penuaan. Tetapi, pada dasarnya semua teori itu dapat dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu teori wear and tear dan teori program (Pangkahila, 2007).

Ada 4 teori pokok dari aging (Goldman dan Klatz, 2007), yaitu:

1) Teori “Wear and Tear”

Tubuh dan selnya mengalami kerusakan karena sering digunakan dan

disalahgunakan (overuse and abuse). Organ tubuh seperti hati, lambung,

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

9

ginjal, kulit, dan yang lainnya, menurun karena toksin di dalam makanan

dan lingkungan, konsumsi berlebihan lemak, gula, kafein, alcohol, dan

nikotin, karena sinar ultraviolet, dan karena stress fisik dan emosional.

Namun kerusakan ini tidak terbatas pada organ melainkan juga terjadi di

tingkat sel.

2) Teori Neuroendokrin

Teori ini berdasarkan peranan berbagai hormon bagi fungsi organ tubuh.

Hormon dikeluarkan oleh beberapa organ yang dikendalikan oleh

hipotalamus, sebuah kelenjar yang terletak di otak. Hipotalamus membentuk

poros dengan hipofise dan organ tertentu yang kemudian mengeluarkan

hormonnya. Dengan bertambahnya usia tubuh memproduksi hormon dalam

jumlah kecil, yang akhirnya mengganggu berbagai sistem tubuh.

3) Teori Kontrol Genetik

Teori ini fokus pada genetik memprogram sandi sepanjang DNA, dimana

kita dilahirkan dengan kode genetik yang unik, yang memungkinkan fungsi

fisik dan mental tertentu. Dan penurunan genetik tersebut menentukan

seberapa cepat kita menjadi tua dan berapa lama kita hidup.

4) Teori Radikal Bebas

Teori ini menjelaskan bahwa penyebab penuaan akibat penumpukan

kerusakan oksidatif oleh radikal bebas dalam tubuh. Teori ini diperkenalkan

pertama kali oleh Denham Harman dari University of Nebraska Medical

Center di Omaha, Amerika Serikat tahun 1956.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

10

Radikal bebas adalah senyawa kimia yang berisi satu atau lebih elektron

tidak berpasangan (unpaired electron) pada orbit luarnya (Clarkson dan

Thompson, 2000).

Radikal bebas terbentuk sebagai hasil sampingan berbagai proses selular

atau metabolisme normal yang melibatkan oksigen. Contohnya adalah Reactive

Oxygen Species (ROS) dan Reactive Nitrogen Species (RNS) yang dihasilkan

selama metabolisme normal. Elektron yang tidak berpasangan ini mudah bereaksi

dengan substansi lain terutama protein dan lemak tidak jenuh. Melalui proses

oksidasi, radikal bebas yang dihasilkan selama fosforilasi oksidatif pada

mitokondria dan dapat menghasilkan berbagai modifikasi makromolekul. Radikal

bebas juga dapat bereaksi dengan DNA, menyebabkan mutasi kromosom.

Akumulasi yang terus menerus berkontribusi pada perubahan-perubahan

yang berkaitan dengan penuaan dan mengakibatkan kerusakan sel yang ireversibel

sehingga terjadi penurunan fungsi dan pada akhirnya terjadi kematian sel

(Hulbert et al., 2007).

Pada keadaan normal, secara fisiologis sel memproduksi radikal bebas

sebagai konsekuensi logis pada reaksi biokimia dalam kehidupan aerobik.

Organisme aerobik memerlukan oksigen untuk menghasilkan ATP, yaitu suatu

senyawa yang merupakan sumber energi bagi makhluk hidup melalui fosforilasi

oksidatif yang terjadi dalam mitokondria. Pada proses tersebut terjadi reduksi O2

menjadi H2O yang memerlukan pengalihan 4 elektron. Namun, dalam keadaan

tertentu, pengalihan elektron tersebut berjalan kurang sempurna sehingga dapat

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

11

terbentuk radikal bebas yang dapat merusak sel jika tidak diredam (Suryohudoyo,

2007).

Pembentukan radikal bebas dinetralisir oleh antioksidan yang diproduksi

oleh tubuh dalam jumlah yang berimbang. Pengaruh negatif radikal bebas terjadi

jika jumlahnya melebihi kemampuan pertahanan antioksidan tubuh sehingga

menimbulkan kondisi stres oksidatif.

Stres oksidatif adalah suatu keadaan ketika jumlah antioksidan tubuh

kurang dari yang diperlukan untuk meredam efek buruk radikal bebas yang dapat

merusak membran sel, protein, dan DNA, dan berakibat fatal bagi kelangsungan

hidup sel dan jaringan. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang berkepanjangan,

maka akan terjadi penumpukan hasil kerusakan oksidatif di dalam sel dan jaringan

yang akan menyebabkan sel/jaringan tersebut kehilangan fungsinya dan akhirnya

mati (Dröge, 2002). Penumpukan hasil-hasil perusakan oleh radikal bebas tadi

terutama dalam keadaan stres oksidatif akan meningkat dengan bertambahnya

umur, dan diduga merpakan penyebab utama terjadinya proses penuaan (Bagiada,

2001).

Radikal bebas dapat terbentuk melalui dua cara, yaitu secara endogen,

sebagai respon normal dari rantai peristiwa biokimia dalam sel (intrasel) maupun

luar sel (ekstrasel), dan secara eksogen radikal bebas didapat dari polutan

lingkungan, asap rokok, obat-obatan, dan radiasi ionisasi atau sinar ultra violet

(Supari, 1996).

Kemampuan mempertahankan homeostasis menurun seiring pertambahan

usia sehingga meningkatkan risiko terkena penyakit dan terjadi kematian. Proses

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

12

penuaan alami mempunyai 4 karakteristik yaitu progresif, endogen, ireversible,

dan terjadi penurunan. Proses penuaan bersifat progresif karena penyebab

penuaan telah ada sejak organisme masih muda. Penuaan melibatkan proses yang

bersifat endogen sehingga terjadi proses penuaan intrinsik. Faktor eksogen juga

dapat mengakibatkan penuaan baik secara langsung atau melalui interaksi dengan

faktor endogen. Faktor endogen ini yang menjelaskan tentang mengapa tiap

individu mempunyai usia yang berbeda meskipun dalam lingkungan yang sama.

Proses penuaan adalah proses yang tidak dapat kembali ke awal. Pada proses

penuaan terjadi penurunan fungsi fisiologis tubuh.

2.1.3 Faktor yang Mempercepat Penuaan

Berbagai faktor yang dapat mempercepat proses penuaan (Wibowo, 2003),

yaitu:

1) Faktor lingkungan

a. Pencemaran lingkungan yang berwujud bahan-bahan polutan dan kimia

sebagai hasil pembakaran pabrik, otomotif, dan rumah tangga mempercepat

penuaan.

b. Pencemaran lingkungan berwujud suara bising.

Dari berbagai penelitian ternyata suara bising mampu meningkatkan kadar

hormon prolaktin dan mampu menyebabkan apoptosis di berbagai jaringan

tubuh.

c. Kondisi lingkungan hidup kumuh serta kurangnya penyediaan air bersih

akan meningkatkan pemakaian energi tubuh untuk meningkatkan kekebalan.

d. Pemakaian obat-obat/jamu yang tidak terkontrol pemakaiannnya sehingga

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

13

menyebabkan turunnya hormon tubuh secara langsung atau tidak langsung

melalui mekanisme umpan balik.

e. Sinar matahari secara langsung yang dapat mempercepat penuaan kulit

dengan hilangnya elastisitas dan rusaknya kolagen kulit.

2) Faktor diet/makanan

Jumlah nutrisi yang cukup, jenis, dan kualitas makanan yang tidak

menggunakan pengawet, pewarna, perasa dari bahan kimia terlarang. Zat

beracun dalam makanan dapat menimbulkan kerusakan berbagai organ

tubuh, yaitu hepar.

3) Faktor genetik

Genetik seseorang sangat ditentukan oleh genetik orang tuanya. Tetapi

faktor genetik ternyata dapat berubah karena infeksi virus, radiasi, dan zat

racun dalam makanan/minuman/kulit yang diserap oleh tubuh.

4) Faktor psikis

Faktor stres ini ternyata mampu memacu proses apoptosis di berbagai

organ/jaringan tubuh.

5) Faktor organik

Secara umum faktor organik adalah: rendahnya kebugaran, pola makan

kurang sehat, penurunan GH dan IGF-I, penurunan testosteron, penurunan

melatonin secara konstan setelah usia 30 tahun dan menyebabkan gangguan

ritme sirkadian harian selanjutnya kulit dan rambut akan berkurang

pigmentasinya dan terjadi pula gangguan tidur, peningkatan prolaktin

dengan perubahan emosi, stress, perubahan FSH dan LH.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

14

2.2 Lipid

Lipid menjadi faktor utama penyebab dislipidemia. Konsumsi lemak jenuh

yang terus menerus merupakan beban bagi tubuh.

2.2.1 Definisi Lipid

Lipid atau lemak adalah molekul dengan gugus fungsional karboksil (-COOH)

atau gugus ester (-COOR), yang tidak dapat larut dalam air, tapi larut dalam

larutan non polar, seperti eter, chloroform, aseton, benzen, karbon tetraklorida

(Murray, 2012).

2.2.2 Fungsi Lipid

Beberapa fungsi lipid (Guyton, 2007), antara lain:

1. Sebagai sumber energi

2. Transportasi metabolik sumber energi

3. Sumber zat untuk sintesis hormon, kelenjar empedu, serta penunjang proses

signal signal transducing

4. Struktur dasar atau komponen utama dari membran sel dan membran saraf

5. Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah

6. Sebagai pelarut vitamin A,D,E,dan K

7. Salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin terutama yang mengandung

sterol

8. Pemberi rasa kenyang dan kelezatan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

15

2.2.3 Klasifikasi Lipid

klasifikasi lipid berdasarkan Murray dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu:

(1) Lipid sederhana (simple lipids)

Lipid sederhana merupakan ester gugus asam lemak (sering disebut juga

sebagai gugus asil) dengan molekul alkohol gliserol. Lipid sederhana bisa

berbentuk monogliserid, digliserid atau trigliserid. Trigliserid kadang-kadang

disebut pula sebagai triasilgliserol, fat, atau oil merupakan lipid yang disimpan

dalam sitoplasma sel-sel jaringan lemak (adiposa).

(2) Lipid kompleks (complex lipids)

Pada lipid kompleks, tidak hanya merupakan ester gugus asam lemak dengan

molekul alkohol, tapi juga berikatan dengan molekul yang lain, yaitu asam

fosfat dan senyawa nitrogen tertentu.

(3) Turunan lipid (derived lipids)

Asam lemak tidak hanya mengalami proses esterisasi menjadi molekul lipid

yang lebih kompleks, tapi juga dapat mengalami poses transformasi

metabolik menjadi senyawa-senyawa baru yang disebut sebagai turunan lipid.

Turunan lipid dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok besar,

seperti eikosanoid, isoprenoid, badan keton (keton bodies) dan sebagainya.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

16

Tabel 2.1

Klasifikasi Lipid

Lipid Sederhana

- Monogliserid (monoasilgliserol)

- Digliserid (diasilgliserol)

- Trigliserid (triasilgliserol, fat oil)

- Lilin (wax)

Lipid Kompleks

- Fosfolipid: pospogliserid

posfosfingolipid

lesitin

- Glikolipid (glikosfingolipid)

- Aminolipid (lipoprotein)

- Sulfolipid

Turunan Lipid

- Eikosanoid: Prostanoid: prostaglandin, prostasiklin, tromboksan

Leukotrien

- Isoprenoid

- Asam lemak

- Badan keton

- Vitamin larut lemak

- Hormon steroid

(Murray, 2012)

2.2.4 Transport Lipid Plasma, Lipoprotein, Apolipoprotein

Secara klinis lipid di dalam plasma darah ialah kolesterol, trigliserida,

fosfolipid dan asam lemak yang tidak larut dalam cairan plasma (Lichtenstein et

al, 2006). Lipid – lipid ini memerlukan modifikasi dengan bantuan protein

spesifik untuk dapat diangkut dalam sirkulasi darah karena sifatnya yang tidak

larut dalam air dan dalam plasma. Untuk itu lipid berikatan dengan lipoprotein

agar dapat larut dalam sirkulasi darah, sehingga dapat diangkut dari tempat

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

17

sintesis menuju tempat penggunaannya serta dapat didistribusikan ke jaringan

tubuh.

Lipoprotein merupakan molekul yang mengandung kolesterol dalam

bentuk bebas maupun ester, trigliserida dan fosfolipid yang berikatan dengan

protein yang disebut apoprotein. Lipoprotein memiliki dua bagian yaitu inti yang

terdiri dari trigliserida dan ester kolesterol yang tidak larut air dan bagian luarnya

yang mengandung kolesterol bebas, fosfolipid, dan apoprotein yang larut air.

HDL, LDL, dan Lp (a) dominan intinya mengandung ester kolesterol, sedangkan

pada VLDL dan kilomikron, trigliserida merupakan komponen yang dominan.

Lipoprotein dibagi menjadi beberapa jenis, berdasarkan berat jenisnya,

yaitu, kilomikron, Very Low Density Lipoprotein (VLDL), Intermediate Density

Lipoprotein (IDL), Low Density Lipoprotein (LDL), High Density Lipoprotein

(HDL). Lipoprotein ini dapat berinteraksi dengan enzim tubuh seperti Lipoprotein

Lipase (LPL), Lechitin Cholesterol Acyl Transferase (LCAT), dan Hepatic

Triglyceride Lipase (HTGL) sehingga lipoprotein ini dapat berubah jenisnya.

Berdasarkan komposisi, densitas, dan mobilitasnya, lipoprotein dibedakan

menjadi:

1. Kilomikron

Kilomikron ialah lipoprotein yang diproduksi oleh usus halus dan bertugas

mengangkut trigliserida dari usus makanan ke dalam jaringan kecuali ginjal.

2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan mengangkutnya menuju jaringan

lemak. VLDL merupakan lipoprotein yang terdiri atas 60% trigliserida, 10-

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

18

15% kolesterol dan bertugas membawa kolesterol dari hati ke jaringan perifer.

3. LDL (Low Density Lipoprotein)

LDL ialah lipoprotein pada manusia yang berguna sebagai pengangkut

kolesterol ke jaringan perifer dan berguna untuk sintesis membran dan hormon

steroid. LDL mengandung 10% trigliserida serta 50% kolesterol, dipengaruhi

oleh banyak faktor misalnya kadar kolesterol dalam makanan, kandungan

lemak jenuh, dan tingkat kecepatan sintesis dan pembuangan LDL dan VLDL

dalam tubuh.

4. HDL (High Density Lipoprotein)

HDL mengikat kolesterol plasma dan mengangkut kolesterol ke hati. HDL

Disebut juga α-lipoprotein adalah lipoprotein terkecil yang berdiameter 8-

11nm, namun mempunyai berat jenis terbesar dengan inti lipid terkecil. Unsur

lipid yang paling dominan dalam HDL ialah kolesterol dan fosfolipid.

Komponen HDL adalah 20% kolesterol, <5% trigliserida, 30% fosfolipid dan

50% protein dengan inti dominan ester kolesterol dan terdiri atas Apo – I, Apo-

II, Apo C, Apo E, dan Apo D. HDL berfungsi sebagai pengangkut kolesterol

dalam jalur ekstra hepar ke dalam hepar. HDL berfungsi sebagai penyimpan

apoliporotein C dan E yang menjadi bahan dalam metabolisme kilomikron dan

VLDL. HDL dalam plasma memiliki banyak macam ukuran, bentuk,

komposisi dan muatan listrik.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

19

Gambar 2.2 Struktur Lipoprotein (Murray, 2012)

HDL memiliki beberapa macam bentuk yaitu HDL-1, HDL-2 dan HDL-3. HDL

dalam mikroskop elektron tampak sebagai partikel sferis yang terdapat dalam

plasma normal atau berbentuk diskoidal. HDL merupakan hasil produksi dari

hepar dan usus yang membentuk HDL dalam limfe dan plasma.

Pemecahan HDL berada di dalam hepar. HDL mengalami 2 jalur transport

ke hepar. Pertama melalui reseptor scavenger, kelas B, tipe 1 (SR-B1) yang

merupakan reseptor skavenger hepar. Kedua, dengan berinteraksi melalui VLDL

dan LDL dengan enzim CETP yang merupakan glikoprotein plasma yang berguna

untuk pertukaran ester kolesterol pada HDL dengan TG pada LDL. Partikel HDL

kemudian menjadi lebih kaya akan TG dan kembali ke hepar.

HDL diduga dapat memiliki efek antiaterogenik, seperti menghambat

oksidasi LDL, meningkatkan produksi nitrit oksida dalam endotel, menghambat

inflamasi dalam endotel, meningkatkan bioavailabilitas protasiklin, menghambat

koagulasi serta agregasi platelet. Fungsi HDL yaitu mengangkut kolesterol

kembali ke hati untuk proses metabolisme. Fungsi LDL ialah sebagai pembawa

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

20

kolesterol ke sel-sel yang mengandung reseptor LDL guna dimanfaatkan sel

tersebut. Lipoprotein mengalami metabolisme melalui 3 jalur, yakni jalur

metabolisme eksogen, endogen, dan reverse cholesterol transport.

Pertama, jalur eksogen berarti penyerapan trigliserida dan kolesterol dari

sumber makanan yang berasal di usus untuk membentuk kilomikron selanjutnya

masuk ke sirkluasi limfe, sirkulasi darah, dan dihidrolisis oleh LPL menjadi FFA

yang selanjutnya diserap oleh jaringan. Kilomikron yang menjadi kilomikron

remnant karena kehilangan sebagian trigliseridnya masuk ke dalam hepar. Kedua,

metabolisme endogen ialah sintesis cVLDL dari TG dan kolesterol dalam hepar.

cVLDL dalam darah mengalami hidrolisis oleh LPL menjadi cIDL dan dipecah

lagi menjadi cLDL. Hepar dan jaringan perifer steroidogenik yang mempunyai

reseptor kolesterol LDL (rLDL atau ApoB/E receptor) akan menangkap cLDL.

Kolesterol LDL dioksidasi dan ditangkap oleh makrofag menjadi sel busa (foam

cell). Ketiga, jalur reverse cholesterol transport ialah membawa kolesterol untuk

dikembalikan ke hepar dengan bantuan cHDL yang merupakan hasil esterifikasi

pre –β- HDL oleh LCAT. Sistem reseptor scavenger kelas B tipe (SR-B1) atau

melalui bantuan Cholesterol Ester Transfer Protein (CETP) menukar kolesterol

ester HDL dengan trigliserida pada VLDL dan LDL untuk kembali ke hepar

melalui rLDL. Apolipoprotein merupakan protein yang mempertahankan struktur

lipoprotein, metabolisme lipid, dan sebagai petanda jenis lipoprotein.

Ada beberapa jenis Apolipoprotein:

1. Apo B berbeda dengan Apo lainnya karena ia tidak berpindah tempat dari

lipoprotein satu ke partikel yang lainnya. Apo B mempunyai 2 asal yaitu

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

21

dari hepar (Apo B100) dan usus (Apo B48). Apo B100 terdapat dalam

VLDL yang diproduksi oleh hepar, IDL dan LDL, Apo B 48 berada di

kilomikron.

2. Apo A berada di HDL dan kilomikron. Apo A terdiri dari Apo A-1, Apo A

II dan Apo A–IV. Apo A-1 adalah Apo terbanyak pada serum, Apo utama

dalam HDL dan kilomikron, dan juga kofaktor dari LCAT. Apo A-II

merupakan bagian penting dari HDL dan bergabung dengan Apo E melalui

jembatan dimer disulfida. Apo A-IV hanya terdapat di kilomikron namun

tidak pada HDL.

3. Apo C ialah kofaktor dari LPL, dan merupakan Apo yang berpindah di

antara lipoprotein. Apo C memiliki 3 spesies yaitu C-1, C-II, dan C-III.

4. Apo D merupakan transport sentripetal kolesterol bersama dengan LCAT.

5. Apo E

6. Protein Lp (a)

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

22

Tabel 2.3

Klasifikasi Lipoprotein Berdasarkan Densitas

Lipoprotein Source Diameter Density Composition Main Lipid

Apolipo

proteins (nm) (g/mL)

Protein

(%)

Lipid

(%)

Com

ponents

Chylomicrons

Intestine

90-1000 < 0.95 1-2 98-99

Triacylglyc

erol

A-I,A-

II,A-

IV,B-

48,C-

I,C-II,C-

III,E

Chylomicrons

remnants Chylomicron

s

45-150 <1.006 6-8 92-94

Triacylglyc

erol,

phospholipi

ds,

cholesterol B-48, E

VLDL

Liver

(intestine) 30-90 0.95-1.006 7-10 90-93

Triacylglyc

erol

B-100,

C-I, C-

II, C-III

IDL

VLDL

25-35 1.006-1.019 11 89

Triacylglyc

erol,

cholesterol B-100, E

LDL VLDL 20-25 1.019-1.063 21 79 Cholesterol B-100

HDL Liver,

intestine,

VLDL,

chylomicrons

20-25 1.019-1.063 32 68

Phospho

lipids,

cholesterol

A-I,A-

II,A-

IV,C-

I,C-II,C-

III,D2,E

HDL1

HDL2 20-Oct 1.063-1.125 33 67

HDL3 10-May 1.125-1.210 57 43

PREB <5 >1.210 A-I

Albumin/free

fatty acid

Adipose

tissue >1.281 99 1

Free fatty

acids

(Murray, 2012)

2.3 Metabolisme Lipid dan Lipoprotein

Dalam proses pencernaan, lipid yang berasal dari makanan mengalami

emulsi oleh asam empedu lebih dahulu, sebelum dihidrolisis dengan katalisator

dengan enzim-ezim lipase menjadi digliserid, monogliserid, asam lemak bebas,

dan gliserol. Melalui vili-vili usus halus, sebagian asam lemak bebas dan gliserol

mengalami resintesis kembali menjadi trigliserid dan selanjutnya diangkut dalam

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

23

molekul kilomikron yang diproduksi oleh sel-sel mukosa usus halus, beredar

dalam saluran limfe. Kilomikron kemudian beredar dalam sirkulasi darah melalui

duktus limfe toraks menuju hati. Sebagian lagi asam lemak bebas berikatan

dengan albumin dan beredar dalam darah menuju ke seluruh sel-sel jaringan.

Di dalam hati, sebagian trigliserid diubah menjadi fosfolipid, dan berikatan

dengan protein tertentu membentuk molekul lipoprotein, agar bisa larut dan

beredar dalam sirkulasi darah menuju sel-sel jaringan. Jika trigliserid, fosfolipid

dan kolesterol harus diangkut oleh molekul lipoprotein, asam lemak bebas harus

berikatan dengan albumin lebih dahulu, agar beredar dalam sirkulasi darah.

Kelebihan lemak atau trigliserid akan disimpan terutama dalam jaringan

adiposa dan otot-otot. Kelebihan glukosa dalam darah akan dikonversi menjadi

trigliserida dan proses sintesis triasilgliserol ini dikenal sebagai lipogenesis.

Makanan yang kaya karbohidrat dapat menyebabkan proses lipogenesis di dalam

hati dan jaringan adiposa meningkat. Tetapi resistensi insulin justru menghambat

proses lipogenesis itu, sehingga kadar gula darah dan asam lemak bebas dalam

plasma pun meningkat. Di dalam hati, akumulasi trigliserid dapat menyebabkan

gangguan fungsi hati (fatty liver), bahkan sirosis hepatis di kemudian hari.

Metabolisme lipoprotein dibagi menjadi tiga jalur yaitu jalur eksogen, jalur

endogen, dan jalur reverse cholesterol transport. Metabolisme lipoprotein dari

jalur eksogen maupun endogen berkaitan dengan metabolisme kolesterol-LDL

dan trigliserida, sedangkan jalur reverse cholesterol transport berhubungan

dengan metabolime kolesterol HDL.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

24

Pada jalur metabolisme eksogen lipoprotein, prekusor lipid (lemak)

berasal dari luar tubuh, antara lain makanan dan kolesterol yang disintesis dari

hati dan diekskresikan ke saluran pencernaan. Lemak yang dihasilkan dari kedua

prekursor tersebut inilah yang dinamakan dengan lemak eksogen. (Adam, 2006).

Sedangkan jalur metabolisme endogen, sintesis trigliserid dan kolesterol oleh

tubuh dikerjakan di hepar, lalu diekskresikan langsung ke dalam sirkulasi darah

dalam bentuk lipoprotein VLDL. Dalam sirkulasi, trigliserid di VLDL akan

dihidrolisa oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) menjadi IDL. IDL kemudian

dihidrolisa kembali dan berubah menjadi LDL. LDL adalah lipoprotein yang

paling banyak membawa kolesterol (Adam, 2006).

Pada jalur reverse cholesterol transport, HDL berasal dari usus halus dan

hati, berbentuk gepeng dan memiliki sedikit sekali kolesterol. HDL ini disebut

dengan HDL Nascent (HDL muda). HDL Nascent akan mendekati makrofag

untuk mengambil kolesterol yang ada dalam makrofag. Setelah itu,

HDL Nascent akan berkembang dan berbentuk bulat menjadi HDL dewasa.

Kolesterol bebas yang diambil dari makrofag akan diesterifikasi oleh enzim

lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) menjadi kolesterol ester. HDL yang

membawa kolesterol ester tersebut mengambil dua jalur. Jalur pertama langsung

masuk ke hepar, sedangkan jalur kedua, kolesterol ester yang dibawa oleh HDL

ditukar dengan trigliserid dari VLDL dan IDL dengan bantuan cholesterol ester

transfer protein (CETP), lalu trigliserid tersebut masuk ke hepar. Secara

keseluruhan, fungsi dari HDL adalah menyerap kolesterol dari makrofag untuk

dikembalikan ke hepar (Adam, 2006).

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

25

Gambar 2.4 Transpor Lipid Dalam Tubuh (Guyton and Hall, 2007)

Gambar 2.5 Metabolisme Lipid Dalam Tubuh (Guyton and Hall, 2007)

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

26

2.4 Dislipidemia

2.4.1 Definisi

Dislipidemia yaitu kelainan metabolisme lipid dengan peningkatan maupun

penurunan fraksi lipid dalam plasma darah. Kelainan fraksi lipid yang utama

adalah kenaikan kadar kolesterol total, low density lipoprotein (LDL), kenaikan

kadar trigliserida dan penurunan kadar high density lipoprotein (HDL)

(Waspadji et al., 2010).

Dislipidemia bila terdapat kadar total kolesterol ≥ 240 mg/dl, kadar LDL ≥

160 mg/dl, trigeliserida ≥ 200 mg/dl, atau HDL < 40 mg/dl. Angka patokan profil

lipid tersebut sebagai pedoman klinis yang penting dikaitkan dengan risiko

terjadinya penyakit kardiovaskular (Bahri, 2004).

2.4.2 Profil Lipid Serum

Keseimbangan lipid dalam darah diatur oleh beberapa mekanisme yaitu

meningkatkan atau menurunkan kecepatan pengeluaran lipoprotein dalam darah

dan mengurangi pembentukan lipoprotein serta jumlahnya yang masuk dalam

darah. Kolesterol LDL meningkatkan risiko serangan jantung karena LDL dapat

menembus dinding pembuluh darah dan menghambat aliran darah pada arteri

koronaria yang mendarahi jantung. Kolesterol yang dibawa oleh HDL akan

menurunkan risiko serangan jantung karena kolesterol ini membawa sisa

kolesterol menuju hepar untuk dimetabolisme.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

27

Profil lipid dislipidemia terdiri dari:

1. Kadar kolesterol total meningkat > 200 mg/dl.

2. Kadar trigliserida meningkat > 150 mg/dl.

3. Kadar kolesterol LDL meningkat > 130 mg/dl

4. Kadar kolesterol HDL menurun < 40 mg/dl

Tabel 2.6

Profil Lipid Serum (Adam JM, 2009)

Kadar Lipid Serum Normal Dalam Satuan mg/dL

Profil Lipid Nilai Kategori

Kolesterol total <200 Optimal

200-239 Diinginkan

>240 Tinggi

Kolesterol LDL <100 Optimal

100-129 Mendekati optimal

130-159 Diinginkan

160-189 Tinggi

>190 Sangat Tinggi

Kolesterol HDL <40 Rendah

>190 Tinggi

Trigliserida <150 Optimal

150-199 Diinginkan

200-499 Tinggi

>500 Sangat Tinggi

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

28

2.4.3 Etiologi

Penyebab dislipidemia dibagi 2 berdasarkan American Association of

Clinical Endocrinology (AACE, 2012), yaitu:

A. Dislipidemia Primer

Dislipidemia primer berkaitan dengan gen yang mengatur enzim dan apoprotein

yang terlibat dalam metabolism lipoprotein maupun reseptornya. Kelainan ini

biasanya disebabkan oleh mutasi genetik.

Etiologi dislipidemia primer meliputi:

• Hiperkolesterolemia poligenik

• Hiperkolesterolemia turunan

• Dislipidemia remnan

• Hiperlipidemia kombinasi turunan

• Sindroma kilomikron

• Hipertrigliseridemia turunan

• Peningkatan kolesterol HDL

• Peningkatan apolipoprotein B

B. Etiologi Dislipidemia Sekunder

Dislipidemia sekunder disebabkan oleh penyakit atau keadaan yang mendasari.

Hal ini dapat bersifat spesifik untuk setiap bentuk dislipidemia seperti

diperlihatkan oleh tabel dibawah ini.

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

29

Tabel 2.7

Penyebab Umum Dislipidemia Sekunder

Menurut American Association of Clinical Endocrinologist (AACE, 2012)

Hipotiroid

Sindrom nefrotik

SLE

Multiple myeloma

Progestin

Pengobatan anabolik steroid

Penyakit hepar obstruksi

Sirosis

Protease inhibitor pengobatan infeksi HIV

Peningkatan Trigliserida dan VLDL Gagal ginjal kronik

Diabetes Melitus type 2

Obesitas

Alkohol

Hipotiroid

Obat antihipertensi Ttiazid, Beta Bloker)

Terapi kortikosteroid (steroid endogen meningkat akibat stres berat

Estrogen oral, kontrasepsi oral, kehamilan

Very low fat diet

Peningkatan Kolesterol Total dan LDL

Lipid Penyebab

2.4.4 Klasifikasi Dislipidemia

Dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit menurut American

Association of Clinical Endocrinology (AACE, 2012), yaitu:

1. Dislipidemia Primer yaitu kelainan penyakit genetik dan bawaan yang dapat

menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah.

2. Dislipidemia Sekunder yaitu adanya faktor usia, jenis kelamin, riwayat

keluarga dengan hiperlipidemia, obesitas, menu makanan yang mengandung

asam lemak jenuh, merokok, alkohol, kurang olahraga, diabetes yang tidak

terkontrol dengan baik, gagal ginjal, obat - obatan tertentu yang mengganggu

metabolism lemak, kelenjar tiroid yang kurang aktif.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

30

2.4.5 Komplikasi Dislipidemia

Dislipidemia yang tidak segera diatasi, maka dapat terjadi berbagai macam

komplikasi. Komplikasi dislipidemia menurut American Association of Clinical

Endocrinology (AACE, 2012), antara lain:

1. Aterosklerosis

2. Penyakit jantung koroner (PJK)

3. Penyakit serebrovaskular seperti stroke

4. Kelainan pembuluh darah tubuh lainnya

5. Pankreatitis akut (bila kadar trigliserida > 1000 mg/dl)

6. Diabetes Mellitus tipe 2

Adanya faktor risiko terhadap penyakit kardiovaskular dan pembuluh

darah yang terjadi akibat komplikasi dislipidemia merupakan awal dari proses

penuaan pada vaskular (vascular aging). Efek penuaan pada sistem vaskular

melibatkan disfungsi dan morfologi endotel yang menyebabkan penyakit vaskular

berkaitan dengan usia (Assar et al., 2012).

Mekanisme terjadinya disfungsi endotel antara lain (1) menurunnya

sintesis Nitric Oxide (NO) karena stres oksidatif yang menyebabkan pembentukan

peroxynitrite (ONOO-); (2) sumber-sumber yang mungkin terlibat dalam

peningkatan stres oksidatif seperti Reactive Oxygen Species (ROS); (3)

peningkatan aktivitas faktor vasokonstriktor seperti cyclooxygenator (COX);dan

(4) terbentuknya mediator pro-inflamasi (Assar et al., 2012).

Dislipidemia merupakan komponen penting terjadinya prematur vascular

aging (Nilsson, 2015).

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

31

2.4.6 Korelasi Resistensi Insulin Terhadap Dislipidemia

Gangguan profil lipid dapat ditemui pada penderita DM tipe 2 yang

disebut juga NIDDM. Pada keadaan ini terjadi resistensi insulin sehingga terjadi

sintesis apolipoprotein B dalam hepar dan overproduksi VLDL dalam hepar.

Profil lipid yang terganggu pada individu dengan resistensi insulin meliputi: (1)

penurunan kadar HDL serum; (2) peningkatan serum VLDL; dan (3) peningkatan

kadar LDL. Peran insulin sebagai pengatur utama dalam metabolisme karbohidrat,

lipid, dan protein, akan memberikan kontribusi pada gangguan metabolisme yang

berkaitan dengan glukosa dan lipid.

Resistensi insulin sering ditemukan pada orang dengan obesitas,

hipertensi, hiperglikemia dan dislipidemia yang disertai trigliserida tinggi,

partikel small dense Low-Density Lipoprotein (sdLDL) partikel, dan penurunan

kadar kolesterol HDL. Resistensi insuin sering menimbulkan gangguan profil

lipid (Goldberg, 2000).

Karakteristik hipertrigliserida endogen telah terbukti menyebabkan

resistensi insulin dan intoleransi glukosa dalam plasma.

2.4.7 Terapi Dislipidemia

Tujuan pengelolaan dislipidemia jangka pendek adalah untuk mengontrol

kadar LDL dan HDL dalam darah, dan menghilangkan keluhan maupun gejala

yang terjadi pada penderita dislipidemia. Tujuan jangka panjang untuk mencegah

terjadinya penyakit jantung koroner (PJK).

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

32

2.4.6.1 Terapi Farmakologis Dislipidemia

Terapi farmakologis diberikan apabila terapi non farmakologi tidak

berhasil (Bahri, 2004). Terapi dengan obat-obat yang mampu menurunkan kadar

kolesterol darah seperti golongan obat statin yang merupakan drug of choice,

resin, niasin, sekuestran asam empedu, ezetimibe dan obat golongan fibrat.

Pada keadaan klinis tertentu penggunaan kombinasi obat sangat

dianjurkan untuk menurunkan efek samping penggunaan obat.

2.4.6.2 Terapi Non Farmakologis Dislipidemia

Tujuan utama terapi non farmakologis ini merupakan upaya menurunkan

risiko penyakit jantung coroner (Waspadji, 2010). Terapi non farmakologis

(perubahan gaya hidup) meliputi terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, menghindari

rokok, menurunkan berat badan, pembatasan asupan alkohol.

2.5 ALA

ALA dikenal dengan nama lain 1,2-dithiolane-3-pentanoic acid 1,2-

dithiolane-3 valeric acid; dan thioctic acid 13, asam α-lipoat.

ALA Pertama kali diisolasi pada tahun 1951 oleh Reed sebagai agen katalis yang

berhubungan dengan piruvat dehidrogenase.

2.5.1 Rumus Kimia ALA

ALA tersusun atas suatu karbon asimetris, yang terdiri dua isomer optikal

dari asam lipoat yang bentuknya saling menyerupai satu sama lain. Struktur yang

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

33

mengandung komponen organosulfur membentuk ikatan disulfida pada atom C6

dan C8 (–C–SH or R–SH) . Rumus molekul ALA adalah C8H14O2S2. ALA

terbentuk dari turunan asam oktanoat sebagai prekursornya di mitokondria hepar.

Adanya cincin thiol atau disulfida membuat ikatan yang sangat kuat

terhadap merkuri.

ALA terdiri dari 2 bentuk yaitu R-ALA (bentuk ALA alami didalam tubuh

manusia dan aktif secara biologis) dan S-ALA (bentuk ALA sintetis).

A

Gambar 2.8

Struktur Kimia A. α-Lipoic Acid dan B. Dihydrolipoic Acid

Harding et al., 2016

ALA merupakan komponen dithiol yang secara alami disintesis secara de

novo di dalam mitokondria dari asam oktanoat. ALA merupakan suatu kofaktor

untuk enzim - ketoacid dehydrogenase di mitokondria, dan oleh karena itu

memegang peran penting dalam metabolisme energi (Shay et al., 2009).

ALA memiliki potensial redoks yang rendah dan sangat mudah

memberikan elektronnya ke senyawa lain, sehingga di dalam sel ALA akan cepat

OH

H

O

SH

HS

S S

OH

H

O

B

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

34

direduksi. Bentuk tereduksinya dikenal sebagai dihydrolipoic acid (DHLA).

Keduanya baik ALA dan DHLA mampu mengikat ROS melalui cincin dithiolane.

ALA dikenal juga sebagai asam lemak baik yang diproduksi di dalam

tubuh kita. Molekul ini kecil dan bersifat mirip lipid, tetapi juga bersifat

hidrofilik, sehingga bisa larut dalam air dan lemak dalam membran. Ketika masuk

ke dalam sel, senyawa ini siap berinteraksi dengan membran sel. Oleh karenanya

molekul tersebut dapat direduksi oleh enzim seluler, terutama yang bekerja di

dalam mitokondria, namun juga dalam sitosol, misalnya glutation reduktase

(Packer et al., 1995).

ALA adalah kofaktor enzim dari beberapa kompleks enzim di dalam

mitokondria yang dapat mengkatalisis beberapa reaksi yang berhubungan dengan

produksi energi, misalnya mengkatalisis perubahan piruvat menjadi asetil

koenzim A pada kompleks enzim piruvat dehidrogenase. Sejak empat puluh tahun

lalu, ahli biologi menemukan bahwa ALA adalah antioksidan kuat yang dapat

melawan efek buruk dari radikal bebas pada berbagai penyakit, seperti penyakit

jantung dan liver, kanker, penuaan sel, dan lainnya (Berkson, 2007).

2.5.2 Sumber Alami ALA

ALA merupakan salah satu unsur bahan makanan non-esensial yang

mengandung gugus sulfur, terdapat pada berbagai makanan alami baik hewani

maupun nabati, antara lain daging, jeroan (jantung, hati, ginjal) jaringan yang

mengandung lipoyllysine, bayam, brokoli, ragi (Hagen, 2012). Namun, ALA yang

terdapat dalam bahan makanan alami kadarnya sangat rendah sehingga biasanya

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

35

jumlah ALA yang dikonsumsi sangat kurang, dibandingkan dengan kandungan

ALA dalam suplemen (Shay et al., 2009).

ALA sebagai antioksidan ideal karena perannya sebagai berikut: spesifitas

dalam memadamkan radikal bebas, aktivitas mengkelasi logam, interaksi dengan

antioksidan lainnya dan beberapa efek pada ekspresi gen. ALA cukup unik

dengan memiliki kemampuan berperan sebagai antioksidan dalam jaringan larut

lemak maupun air, didalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Asam α-lipoat

juga sangat mudah diabsorbsi melalui oral.

Konsumsi ALA dari makanan belum ditemukan dapat menyebabkan

peningkatan free-ALA dalam plasma atau sel-sel manusia. Sebaliknya, pemberian

suplemen ALA oral dapat diabsorpsi lebih baik dan cepat, sehingga menyebabkan

peningkatan kadar free-ALA dalam plasma dan sel yang signifikan. Penelitian

farmakokinetik pada manusia menemukan bahwa sekitar 30%-40% dosis oral

ALA (campuran 50/50 R-LA dan S-LA) diabsorpsi tubuh. Kadar ALA dalam

plasma biasanya memuncak dalam waktu satu jam atau kurang (Higdon, 2006).

ALA serta metabolitnya dieksresikan terutama dalam urin (Shay et al., 2009).

Reaksi kimiawi ALA menghasilkan bentuk lipoic acid yang teroksidasi

(LA) dan bentuk tereduksi (DHLA) yang keduanya merupakan antioksidan dalam

reaksi redoks (Shay et al, 2009)

2.5.3 Mekanisme Kerja ALA terhadap Dislipidemia

Mekanisme ALA terhadap dislipidemia belum sepenuhnya jelas. Namun

penelitian mengenai ALA dapat menurunkan kolesterol dan LDL dengan cara

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

36

peningkatan aktivitas lipoprotein lipase (LPL), inisiasi sintesis reseptor LDL

hepatik yang meningkatkan uptake kolesterol, dan meningkatkan sistesis

apolipoprotein A serta meningkatkan beta oksidasi asam lemak bebas (Yamauchi

et al., ).

Telah disebutkan bahwa salah satu mekanisme yang mendasari terjadinya

akumulasi trigliserida di dalam hepatosit adalah peningkatan sintesis asam lemak

dan trigliserida secara de novo akibat peningkatan ekspresi SREBP-1c dan

ChREBP, serta gen- gen lipogenik lainnya. ALA terbukti menekan peningkatan

sintesis trigliserida di darah dan hati dengan jalan menghambat ekspresi gen

lipogenik di hati (seperti sn- glycerol-3-phosphate acyltransferase-1 dan

diacylglycerol O-acyltransferase-2), menurunkan sekresi trigliserida hepatik, dan

menstimulasi clearance lipoprotein yang kaya trigliserida (Butler et al., 2009).

ALA memiliki kemampuan mengurangi stres oksidatif. Valdecantos

menganalisis efek hepatoprotektif dari suplementasi ALA terhadap stres oksidatif

yang disebabkan oleh pola makan yang mengandung tinggi lemak (Valdecantos et

al., 2012).

Cara ALA memperbaiki profil lipid dengan menginhibisi aktivitas enzim

HMG-CoA reduktase, meningkatkan aktivitas lipoprotein lipase di hati dan

lesitin kolesterol asil transferase (LCAT) serta menghambat ekspresi gen

lipogenik hepatik (Mintaheri et al., 2014).

2.6 Statin dan Dislipidemia

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

37

Target terapi dislipidemia adalah penurunan kadar LDL. Untuk setiap

penurunan kadar LDL 1 mmol/L (40 mg/dL) berhubungan dengan penurunan

22% angka mortalitas dan morbiditas kardiovaskular (Perki, 2013).

Target terapi LDL dengan risiko kardiovaskular sangat tinggi adalah ˂70

mg/dL atau penurunan ≥50% dari konsentrasi awal.

Penggunaan obat antilipid yang paling umum adalah statin yang menjadi

obat pilihan utama terapi dislipidemia. Statin merupakan golongan obat antilipid

yang menghambat enzim HMG-CoA reduktase yaitu obat yang dapat menurunkan

kadar kolesterol pada manusia. Statin menurunkan kolesterol dengan

menghambat enzim HMG-CoA reduktase, yang merupakan enzim dari jalur

mevalonate sintesis kolesterol. Penghambatan enzim ini dalam hasil hati sintesis

kolesterol menurun serta peningkatan sintesis reseptor LDL, yang mengakibatkan

peningkatan LDL dari aliran darah. Hasil pertama dapat dilihat setelah satu

minggu penggunaan dan efeknya maksimal setelah empat sampai enam minggu

(Perki, 2013).

Statin sangat efektif bekerja terhadap lipoprotein LDL. Inhibisi terhadap

enzim HMG-CoA reduktase akan menghambat langkah pertama dalam jalur

mevalonat pada sintesis kolesterol. Statin juga dapat menurunkan trigliserida

(melalui penghambatan sintesis trigliserida di hepar) serta menaikkan lipoprotein

HDL (diduga melalui aktivasi PPAR, peroxisome proliferator-activated receptor)

namun efeknya tidak terlalu menonjol dibandingkan penurunan LDL. Seluruh

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

38

statin juga melewati metabolisme first-pass ekstensif; kecuali pravastatin.

Metabolisme dilakukan oleh sitokrom P450 isoform 3A4 (atorvastatin, lovastatin,

simvastatin) dan 2C9 (fluvastatin). Karena itulah, atorvastatin berinteraksi dengan

antifungal azol, makrolid, dan kalsium antagonis.

Dengan menginhibisi HMG-CoA reduktase, statin memblok jalur sintesis

kolesterol di hati (intrahepatik). Ketika hati tidak bisa lagi menghasilkan

kolesterol, kadar kolesterol dalam darah akan turun.

Efek lain statin selain menurunkan profil lipid, dapat meningkatkan fungsi

endotel, memodulasi respon inflamasi, menjaga stabilitas plak, dan mencegah

pembentukan trombus.

Namun demikian efek samping penggunaan obat statin tetap harus

dipertimbangkan. Terapi kombinasi dapat dipertimbangkan bagi pasien yang

target kolesterol LDL-nya tidak tercapai dengan terapi statin dosis tinggi atau bagi

pasien yang tidak toleran terhadap pengobatan statin.

Efek samping statin berupa miopati lebih sering terjadi pada pasien berusia

lanjut karena menggunakan lebih banyak obat yang di metabolisme di sitokrom

P450. Untuk menghindari efek samping terutama miopati, statin pada pasien usia

lanjut sebaiknya dititrasi dari dosis kecil menuju ke dosis yang dapat menurunkan

konsentrasi kolesterol LDL yang dikehendaki.

2.7 Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Sebagai Hewan Coba

Tikus merupakan salah satu hewan coba dalam penelitian berbasis

percobaan nutrisi (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988). Tikus termasuk hewan

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

39

mamalia, yang memberikan hasil terhadap suatu perlakuan tidak jauh berbeda

dibanding dengan mamalia lainnya (Smith and Mangkoewidjojo, 1988).

Taksonomi tikus laboratorium adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animal

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata (Craniata)

Kelas : Mamalia

Subkelas : Theria

Infrakelas : Eutharia

Ordo : Rodentia

Subordo : Myomorpha

Superfamili : Muroidea

Famili : Muridae

Subfamili : Murinae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus sp.

Karakteristik tikus yaitu: (1)tidak memiliki kantung empedu (gall bladder), (2)

tidak dapat memuntahkan kembali isi perutnya, (3) tidak pernah berhenti tumbuh,

namun kecepatannya akan menurun setelah berumur 100 hari (Sudrajat, 2008).

Berbagai jenis galur yang sering digunakan dalam penelitian, namun

dalam penelitian ini menggunakan tikus putih galur Wistar berjenis kelamin

jantan sebagai binatang coba karena tikus putih jantan dapat memberikan hasil

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

40

penelitian yang lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi

dan kehamilan seperti pada tikus betina (Ngatijan, 2006).

Tikus putih sebagai hewan percobaan relatif resisten terhadap infeksi dan

sangat cerdas.Tikus putih tidak bersifat fotofobik seperti halnya mencit dan

kecenderungan untuk berkumpul dengan sesamanya tidak begitu besar.

Aktivitasnya tidak terganggu oleh adanya manusia di sekitarnya. Tikus

laboratorium jantan jarang berkelahi seperti mencit jantan (Smith dan

Mangkoewidjojo, 1988).

Pakan yang diberikan pada tikus umumnya tersusun dari komposisi alami

dan mengandung nutrisi dalam komposisi yang tepat. Pakan ideal untuk tikus

yang sedang tumbuh harus memenuhi kebutuhan zat makanan antara lain protein

12%, lemak 5%, dan serat 5%, cukup mengandung vitamin A, vitamin D, asam

linoleat, tiamin, riboflavin, pantotenat, vitamin B12, biotin, piridoksin dan kolin

serta mineral-mineral tertentu (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).

Selain nutrisi, pemeliharaan tikus putih sebagai hewan coba adalah

perkandangan yang baik. Kandang yang digunakan untuk memelihara tikus

berupa kotak yang terbuat dari metal atau plastik. Tutup untuk kandang berupa

kawat dengan lubang ventilasi ukuran 1,6 cm2. Alas kandang terbuat dari

guntingan kertas, serutan kayu, serbuk gergaji atau tongkol jagung yang harus

bersih, tidak beracun, tidak menyebabkab alergi dan kering. Temperatur ideal

kandang yaitu 18-27oC atau rata-rata 22oC dan kelembaban realtif 40-70%

(Malole dan Pramono, 1989).

Tikus putih dapat tinggal sendirian dalam kandang dan hewan ini lebih

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penuaan - wisuda.unud.ac.idwisuda.unud.ac.id/pdf/1490761034-3-BAB II .pdf · Definisi penuaan menurut A4M adalah kelemahan dan ... dengan substansi lain

41

besar dibandingkan dengan mencit, sehingga untuk percobaan laboratorium tikus

putih lebih menguntungkan daripada mencit (Smith dan Mangkoewidjojo, 1988).

Berikut ini adalah data biologis tikus laboratorium:

Lama hidup : 2-3 tahun bisa mencapai 4 tahun

Lama produksi ekonomis : 1 tahun

Kawin sesudah beranak : 1-24 jam

Umur disapih : 21 hari

Umur dewasa : 40-6- hari

Umur dikawinkan : 10 minggu (jantan dan betina)

Berat badan dewasa : 300-400 gram jantan, 200-250 gram betina

Suhu rektal : 36-39o C

Denyut jantung : 330-480/menit, turun menjadi 250/menit dengan

anestesi dan naik sampai 550/menit keadaan stres

Volume darah : 57-70 ml/Kg