bab i prses penuaan

25
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang. Penuaan merupakan suatu konsekuensi (proses alamiah) yang tidak dapat dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap manusia. Tidak seorangpun yang dapat menghentikan proses penuaan. Siklus ini ditandai dengan tahap-tahap mulai menurunnya berbagai fungsi organ tubuh karena setelah mencapai dewasa, secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat berkembang lagi. Penuaan itu sendiri adalah suatu proses alamiah kompleks yang melibatkan setiap molekul, sel dan organ dalam tubuh. Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. 1.2 Tujuan. - Menjelaskan proses penuaan pada manuia. - Mempeelajari proses penuaan dan tahapannya pada manusia. - Memperlambat dan menghindari penyakit pada saat proses penuaan. 1.3 Rumusan masalah. - Pengertian proses penuaan. - Teori-teori penuaan. - Teori proses menua. - Memperlambat proses penuaan. 1

Upload: budi-raharja

Post on 26-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

h bbj

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Prses Penuaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang.

Penuaan merupakan suatu konsekuensi (proses alamiah) yang tidak dapat dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap manusia. Tidak seorangpun yang dapat menghentikan proses penuaan. Siklus ini ditandai dengan tahap-tahap mulai menurunnya berbagai fungsi organ tubuh karena setelah mencapai dewasa, secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat berkembang lagi. Penuaan itu sendiri adalah suatu proses alamiah kompleks yang melibatkan setiap molekul, sel dan organ dalam tubuh.

Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.

1.2 Tujuan. - Menjelaskan proses penuaan pada manuia. - Mempeelajari proses penuaan dan tahapannya pada manusia. - Memperlambat dan menghindari penyakit pada saat proses penuaan.

1.3 Rumusan masalah.- Pengertian proses penuaan. - Teori-teori penuaan. - Teori proses menua. - Memperlambat proses penuaan.

1

Page 2: BAB I Prses Penuaan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian proses penuaan.

Penuaan (ageing) merupakan suatu konsekuensi (proses alamiah) yang tidak dapat dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap manusia. Tidak seorangpun yang dapat menghentikan proses penuaan. Siklus ini ditandai dengan tahap-tahap mulai menurunnya berbagai fungsi organ tubuh karena setelah mencapai dewasa, secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat berkembang lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena proses penuaan. Penuaan merupakan suatu proses multidimensional, yang tidak hanya terkait dengan faktor jasmani, tapi juga psikologis dan sosial. Penuaan itu sendiri adalah suatu proses alamiah kompleks yang melibatkan setiap molekul, sel dan organ dalam tubuh.

Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Constantindes, 1994)

Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapaian puncak maupun menurunnya.

2.2 Teori penuaan.

Dari sudut pandang ilmiah, mengapa dan bagaimana tubuh kita mengalami penuaan masih merupakan misteri yang terus menerus dicari jawabannya oleh para ilmuwan. Proses penuaan itu sendiri dapat melingkupi adanya perubahan pada jaringan tubuh sampai dengan perubahan mekanisme pada tingkat sel. Selama bertahun-tahun, banyak teori yang berusaha menjelaskan mengenai proses ini dan perubahan-perubahan apa yang menyebabkan penuaan.Teori penuaan pada dasarnya terbagi menjadi dua kelompok, yaitu teori Program dan Teori Wear and Tear.

1. Teori program menekankan prinsip bahwa di dalam tubuh manusia terdapat suatu jam biologis, mulai dari proses janin sampai pada kematian dalam suatu model yang memiliki program yang sudah “tercetak”. Peristiwa ini terprogram mulai dari tingkat sel sampai

2

Page 3: BAB I Prses Penuaan

embrio, janin, masa bayi dan anak-anak, remaja, dewasa menjadi tua dan akhirnya meninggal.

Teori Program meliputi pembatasan replikasi sel, proses imun, dan mekanisme neuroendokrin dari penuaan. Pada suatu penelitian laboratorium diketahui bahwa sel normal memiliki kapasitas yang terbatas untuk melakukan pembelahan yang terus menerus, hal inilah yang terjadi pada sel-sel tubuh orang dewasa yang akhirnya menjadi tua dan lemah, teori ini menjadi dasar dari teori pembatasan replikasi sel. Mekanisme neuroendokrin mengatakan bahwa ketika manusia menjadi tua, tubuh hanya mampu memproduksi hormon lebih sedikit akibatnya fungsi tubuh terganggu dan muncul berbagai keluhan.

2. Teori Wear and Tear menganggap bahwa tubuh dan sel-selnya yang terlalu sering digunakan dan disalahgunakan secara terus menerus akan menjadi lemah dan akan mengalami kerusakan dan akhirnya meninggal. Organ tubuh seperti hati, lambung, ginjal, kulit dan yang lain akan menurun fungsinya karena toksin di dalam makanan dan lingkungan yang kita terima setiap hari, selain itu juga akibat dari konsumsi lemak, gula, kafein, nikotin, alkohol yang berlebihan. Dan yang tidak kalah penting adalah akibar dari paparan sinar matahari serta stress fisik dan psikis. Yang harus diingat adalah bahwa kerusakan ini tidak terbatas pada organ, melainkan juga terjadi pada tingkat sel.

2.3 Teori proses menua.

A. Teori Biologi.1. Teori Seluler.

Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel-sel yang akan membelah, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.

Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut berisiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat diganti.

2. Teori “Genetik Clock”.

3

Page 4: BAB I Prses Penuaan

Menurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal. Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun).

Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu. Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat di Jepang yaitu pria 76 tahun dan wanita 82 tahun (WHO, 1995).

Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies. Untuk membuktikan apakah yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus. Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya. (Suhana, 1994).

3. Sintesis Protein (kolagen dan elastin).

Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. (Tortora & anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal.

4. Keracunan Oksigen.

Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu.Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990).

Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat

4

Page 5: BAB I Prses Penuaan

penting bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.

5. Sistem Imun.

Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan. Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989).

Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987)Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur (Suhana, 1994).

Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan, dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses penyakit. (kronik dan akut).

B. Teori Psikologis.1. Teori Pelepasan.

Teori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat.

2. Teori Aktivitas.

5

Page 6: BAB I Prses Penuaan

Teori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyesuaian.

2.4 Penyebab proses penuaan.

Banyak faktor yang menyebabkan setiap orang menjadi tua melalui proses penuaan. Pada dasarnya berbagai faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Beberapa faktor internal adalah radikal bebas, hormon yang menurun kadarnya, proses glikosilasi, sistem kekebalan tubuh yang menurun dan juga faktor genetik. Sedangkan faktor eksternal adalah gaya hidup yang tidak sehat, diet yang tidak sehat, kebiasaan hidup yang salah, paparan polusi lingkungan dan sinar ultraviolet, stress dan penyebab sosial lain seperti kemiskinan. Kedua faktor ini saling terkait dan memainkan peran yang besar dalam penyebab proses penuaan.

Tubuh kita membentuk suatu reaksi kimia kompleks yang membentuk suatu molekul kimia yang tidak stabil yang disebut radikal bebas. Molekul radikal bebas ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel yang sehat melalui suatu proses yang disebut dengan Oksidasi. Proses ini sama seperti proses yang kita lihat pada apel hijau yang berubah warna menjadi coklat atau logam tembaga yang berubah warna dari emas kemerahan menjadi biru kehijauan. Produksi radikal bebas ini dapat meningkat jumlahnya apabila kita sering terpapar oleh sinar matahari, merokok, polusi udara dan mengkonsumsi makanan yang rendah nilai gizinya. Produksi radikal bebas yang semakin meningkat dalam tubuh kita memberi kontribusi yang besar terhadap terjadinya proses penuaan berbagai organ tubuh.

Stress juga berperan besar pada semakin cepatnya proses penuaan terjadi. Stress dalam hal ini tidak hanya terkait dengan psikologis tetapi juga jasmani. Apabila tubuh kita mengalami kerusakan, maka tubuh akan mencoba untuk memulihkan diri sendiri. Pada batas tertentu tubuh dapat pulih namun tidak seratus persen dan tentu tidak pada semua kasus. Semakin sering tubuh kita mengalami stress maka makin kecil kemungkinan tubuh untuk pulih akibatnya tubuh semakin menua dan menjadi rentan terhadap penyakit. Apa yang menyebabkan tubuh kita tidak bisa sepenuhnya memulihkan kerusakan tadi, sebagian besar belum diketahui.

2.5 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia.

Perubahan-perubahan Yang terjadi pada lanjut usia antara lain :

A. Perubahan-perubahan fisik.

6

Page 7: BAB I Prses Penuaan

1. Sel.

1. Lebih sedikit jumlahnya.2. Lebih besar ukurannya.3. Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler.4. Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.5. Jumlah sel otak menurun.6. Terganggunya mekanisme perbaikan sel.7. Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%.

2. Sistem persarafan.

1. Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya).2. Cepatnyan menurun hubungan persarafan.3. Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.4. Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin. 5. Kurang sensitif terhadap sentuhan.

3. Sistem pendengaran.

1. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun.2. Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.3. Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin.4. Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.

4. Sistem penglihatan.

1. Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.2. Kornea lebih berbentuk sferis (bola).3. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.4. Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap.5. Hilangny daya akomodasi.6. Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.7. Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.

5. Sistem kardiovaskuler.

7

Page 8: BAB I Prses Penuaan

1. Elastisitas dinding aorta menurun.2. Katup jantung menebal dan menjadi kaku.3. Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.4. Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak).5. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.6. Sistem pengaturan temperatur tubuh.

Pada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain;

1. Sistem metabolisme. a. Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik. b. Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak

sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot. 2. Sistem respirasi.

a. Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.b. Menurunnya aktivitas dari silia.c. Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas

menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.

d. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.e. O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.f. CO2 pada arteri tidak berganti.g. Kemampuan untuk batuk berkurang.h. Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun

seiring degan bertambahnya usia.3. Sistem gastrointestinal.

a. Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.

b. Indera pengecap menurun; adanya 80%),iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera pengecap ( hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.

c. Esofagus melebar.d. Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun,

waktu mengosongkan menurun.e. Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi.f. Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu).

8

Page 9: BAB I Prses Penuaan

g. Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.

h. Sistem reproduksi.i. Menciutnya ovari dan uterus.j. Atrofi payudara.k. Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya

penurunan secara beransur-ansur.4. Sistem genito urinaria.

a. Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria.

b. Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.

c. Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun. d. Atrofi vulva.

5. Sistem endokrin. a. Produksi hampir semua hormon menurun.b. Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.c. Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya

dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH. d. Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.

6. Sistem kulit. a. Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak. b. Kulit kasar dan bersisik. c. Mekanisme proteksi kulit menurun

• Produksi serum menurun.• Gangguan pigmentasi kulit.

d. Kulit kepala dan rambut menipis. e. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya.

7. Sistem muskuloskeletal. a. Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh.b. Kifosis.c. Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek.d. Persendian membesar dan menjadi pendek.e. Tendon mengerut dan mengalami skelrosis.

8. Perubahan mental. a. Faktor yang mempengaruhi perubahan mental

• Perubahan fisik, organ perasa.• Kesehatan umum.• Tingkat pendidikan.

9

Page 10: BAB I Prses Penuaan

• Keturunan.• Lingkungan.

b. Memory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk.

c. Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal. d. Berkurangnya keterampilan psikomotor.

B. Penurunan Fungsi Fisiologis Kognitif Oleh Proses Penuaan.

Penyakit neurodegeneratif sering terjadi pada orang tua, kemungkinan karena pada proses penuaan telah terdapat banyak kelainan neuron. Sel/jaringan yang masih muda dibekali kemampuan untuk memperbaharui diri, mempertahankan struktur dan fungsi, bertahan terhadap jejas dan mampu memperbaiki kerusakan yang mengenainya. Pada proses penuaan kemampuan ini berkurang dan hilang secara bertahap. Beberapa penyakit neurodegeneratif umumnya berhubungan dengan kelainan ini.

Banyak faktor yang mempengaruhi integritas susunan saraf pusat pada usia lebih dari 50 tahun, karena itu periu pemeriksaan berkala mengenai fungsi memori dan kognitif.

Pada penuaan terdapat kelainan neuron yang sangat menonjol yaitu:1. Hilangnya sel neuron.2. Hilangnya bagian-bagian neuron serta akumulasi lipofuscin intra sitoplasmik.3. Pembentukan protein fibril abnormal pada neuron (neurofibrillary tangle - NFT) dan struktur abnormal yang disebut neurit plaque (NP).Apabila dibanding dengan sel neuron orang muda, maka akibat proses penuaan selain jumlah neuron sangat berkurang, juga terdapat NFT dan akumulasi lipofusin pada sitoplasma serta NP pada neurit. Bangunan abnormal tersebut akan mengganggu fungsi neuron akibat mendesak organela dalam sitoplasma, maupun sistim hantaran impuls.

Beberapa gangguan juga dapat menimbulkan demensia, seperti metabolik, infeksi, dan gangguan struktural dapat menimbulkan gangguan kognitif/memori semata (isolated). Karena penyakit neurodegeneratif paling sering menyerang pada subyek di atas 65 tahun, dan karena penyakit ini khususnya mengenai hipokampus, maka memiliki andil besar dalam penurunan fungsi memori.

Beberapa penyebab yang masih dugaan antara lain adalah perubahan-perubahan hormon-hormon adrenal dan gestasional, pasokan serebrovaskuler (demensia vaskuler), dan stres oksidatif, yang terkait dengan kemunduran-kemunduran neuronal. Penurunan memori yang terkait usia ini diduga mempunyai komponen genetik. Ringkasnya, latar belakang penurunan fungsi kognitif di usia lanjut mempunyai latar belakang yang sangat beragam.

10

Page 11: BAB I Prses Penuaan

Adapun gangguan kognitif sangat berpengaruh pada terjadinya penyakit dan kematian :

1. Parkinson.

Penyakit neurodegeneratif merupakan kelompok kelainan yang secara khas ditandai adanya degenerasi neuron secara progresif, timbul spontan mengenai daerah otak spesifik, medulla spinalis atau keduanya. Penyakit neurodegeneratif yang banyak menimbulkan demensia adalah penyakit Alzheimer, demensia Lewy bodies (DLB) dan penyakit Parkinson (Parkinson's disease = PD).

2. Stroke.

Pada kelompok kelainan ini demensia terjadi akibat problema sirkulasi darah pada otak (penyakit serebrovaskuler). Apabila dibandingkan dengan penyakit neurodegeneratif yang belum diketahui patogenesisnya, maka pada kelompok ini penyebab demensia diketahui, misalnya hemoragi serebri, trombosis atau emboli, atau iskemia yang menyebabkan kematian jaringan otak (stroke).

Demensia vaskuler di kepustakaan diperkirakan 20% dari kasus demensia. Kasus demensia vaskuler yang ditemukan adalah demensia multi-infark (MID) 20% (prosentase MID bersama AD 30-60% dari seluruh demensia). Penyakit Binswanger (demensia vaskuler subkortikal) termasuk kasus yang jarang ditemukan, dan yang paling jarang adalah yang berhubungan dengan penyakit autoimun (SLE).

3. Trauma Kepala.

Trauma kepala telah dibuktikan menyebabkan gangguan kognitif. Penelitian mendapatkan hubungan yang kuat bahwa trauma kepala berat merupakan awal terjadinya demensia. Hal itu didapatkan banyak kehilangan ingatan setelah beberapa tahun mengalami trauma kepala.

4. Tumor Otak.

Tumor yang timbul lebih kedepan mungkin membesar sangat luas sebelum menyebabkan tanda fokal; terkadang sedikit gangguan memori, intelek, personalitas, berkembang menjadi demensia berat. Tumor ini dapat berasal dari jaringan otak sendiri ataupun dari metastasis.

5. Infeksi SSP.

Infeksi pada susunan saraf pusat secara langsung akan menyebabkan kerusakan sel otak, selain itu karena adanya vaskulitis akan menggangu aliran darah yang akhirnya akan menambah kerusakan sel saraf mengakibatkan timbulnya demensia.

11

Page 12: BAB I Prses Penuaan

6. Epilepsi.

Gangguan kognitif pada penyandang epilepsi secara umum telah banyak dilaporkan, dengan dampak utamanya pada fungsi memori. Gangguan ini dapat bersifat sementara sampai gangguan memori yang permanen.

7. Depresi dan Ansietas.

Demensia pada penderita depresi bisa sifatnya sebagai pseudodemensia. Dengan kata lain depresi, stress, kecemasan bisa memperburuk kognisi, oleh sebab itu menegakkan diagnosa yang tepat sangat penting.

8. Obat yang mempengaruhi Susunan Saraf Pusat (SSP).

Penyalahgunaan obat berakibat intoksikasi obat yang akan memperburuk kemampuan kognitif. Beberapa jenis obat diantaranya adalah anticholinergik, sedativa, anti aritmia, anti psikotik, anti hipertensi, narkotik, antikonvulsan, anti histamin, kortikosteroid, agonis dopamine, anti depresan.21 Terpapar oleh carbon monooksida, zat alumunium, merkuri, arsenic juga menyebabkan gangguan kognitif.

Mini Mental State Examination (MMSE) adalah metode pemeriksaan untuk menilai fungsi kognitif yang telah digunakan secara luas oleh para klinisi untuk praktek klinik maupun penelitian.

Banyak penelitian telah menggunakan Global Deterioration Scale (GDS) dan Clinical Dementia Rating (CDR) sebagai instrumen untuk mengetahui tingkat gangguan fungsi kognitif mulai dari yang normal karena aging sampai dengan demensia berat.

Mini Mental State Examination (MMSE), Global Deterioration Scale (GDS) dan Clinical Dementia Rating (CDR) adalah instrumen pemeriksaan untuk menilai fungsi kognitif yang digunakan dalam konsensus nasional ”Pengenalan dan penatalaksanaan demensia Alzheimer dan demensia lainnya”. Untuk menyingkirkan adanya depresi digunakan instrumen skala depresi geriatrik. Pengelompokan skor instrumen MMSE, BSF bila skor: 27-30, MCI: 23-26, demensia: <22; instrumen GDS, BSF bila skor: 1-2, MCI: 3, demensia : >4; dan instrumen CDR, BSF bila sko : 0, MCI: (0,5), demensia: >1.

2.6 Tiga fase proses penuaan.

Penuaan tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui beberapa tahapan atau fase, sehingga kita memiliki kesempatan untuk menghambatnya, salah satunya dengan menjaga pola makan dan pemakaian krim atau pelembab untuk melindungi kulit dari sengatan matahari agar kulit tidak cepat kering atau keriput. Menurut Dr. Maria Sulindro, direktur medis Pasadena anti-aging, AS, Proses penuaan terjadi secara bertahap dan secara garis besar dapat dibagi menjadi 3 fase :

12

Page 13: BAB I Prses Penuaan

Fase 1.

Pada saat mencapai usia 25-35 tahun. Pada masa ini produksi hormon mulai berkurang (mulai mengalami penurunan produksi). Polusi udara, diet yang tak sehat dan stres merupakan serangan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh. Di fase ini mulai terjadi kerusakan sel tapi tidak memberi pengaruh pada kesehatan. Tubuh pun masih bugar terus. Penurunan ini mencapai 14 % ketika seseorang berusia 35 tahun.

Fase 2.

Kedua transisi, yakni pada usia 35-45 tahun. Produksi hormon sudah menurun sebanyak 25%, sehingga tubuh pun mulai mengalami penuaan. Biasanya pada masa ini, ditandai dengan lemahnya penglihatan (mata mulai mengalami rabun dekat) sehingga perlu menggunakan kacamata berlensa plus, rambut mulai beruban, stamina dan energi tubuh pun berkurang. Bila pada masa ini dan sebelumnya atau bila pada usia muda, kita melakukan gaya hidup yang tidak sehat bisa berisiko terkena kanker.

Fase 3

Puncaknya pada tahap fase klinikal, yakni pada usia 45 tahun ke atas. Pada masa ini produksi hormon sudah berkurang hingga akhirnya berhenti sama sekali. Kaum perempuan mengalami masa yang disebut menopause sedangkan kaum pria mengalami masa andropause. Pada masa ini kulit pun menjadi kering karena mengalami dehidrasi/kulit menjadi keriput, terutama di bagian samping dan di bawah mata kita, juga kulit tangan kita yang tidak sekencang dulu, tubuh juga menjadi cepat lelah. Berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes, osteoporosis, hipertensi dan penyakit jantung koroner mulai menyerang dan menjadi sesuatu yang sangat mengerikan.

Karena proses penuaan ini terjadi melalui beberapa tahapan, sebenarnya ada banyak waktu untuk menghambatnya. Cepat lambatnya proses penuaan, 30% dipengaruhi oleh faktor genetika / keturunan dan 70 % lebih dipengaruhi oleh gaya hidup. Kalau anggota keluarga cenderung awet muda. Kita pun besar kemungkinan akan berpenampilan awet muda. Gaya hidup yang penuh stres, kurang istirahat, banyak makan makanan berlemak dan berkalori tinggi, kurang gerak serta hidup di lingkungan yang penuh polusi akan merusak sel sehingga menjadi lebih tua. Akibatnya, kita pun mengalami penuaan usia biologik. Namun, kondisi ini dapat dihindari dengan program anti aging baik yang dilakukan sendiri maupun dengan bantuan medis.

Misalnya : Seseorang yang rajin berolahraga, terbukti bisa menangkal sejumlah penyakit kardiovaskuler. Olah raga ringan di sela aktivitas seperti senam, lari atau jalan cepat sebaiknya sering dilakukan.

Semakin jauh seseorang dari derita penyakit jantung, stroke dan sejenisnya, Semakin berbahagia hidupnya. Dan kebahagiaan itu merupakan salah satu peran terbesar penunda penuaan. Tidak mungkin rasanya orang bisa terlihat sehat dan awet muda kalau tubuhnya dihinggapi berbagai jenis penyakit berbahaya. Penunda penuaan lainnya adalah

13

Page 14: BAB I Prses Penuaan

faktor diet dan nutrisi. Apa yang kita makan menentukan tubuh kita. Diet dan nutrisi sangat berperan dalam menentukan proses penuaan dan kesehatan seseorang.

2.7 Memperlambat Proses Penuaan.

Proses penuaan dapat dicegah dan diperlambat apabila kita memiliki gaya hidup yang baik dan sehat dan dengan konsisten kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, yang tentu saja harus dibarengin dengan komitmen dan keinginan untuk hidup sehat.

1. Olahraga teratur, dan konsisten.

Olah raga merupakan salah satu cara menjaga awet muda dan menghindari berbagai penyakit.Tidak pernah terlambat untuk mulai membiasakan diri berolahraga. Dengan berolahraga teratur, tubuh dibiasakan untuk selalu aktif dan sirkulasi darah ke seluruh tubuh tetap sehat. Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan di Universitas Harvard menyebutkan bahwa orang-orang yang memulai kebiasaan olahraga lebih lambat pada usia tua ternyata memiliki tingkat kesakitan dan kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan orang-orang yang pada usia mudanya rajin berolahraga tapi lalu menjadi malas berolahraga di usia tuanya. Hal ini membuktikan bahwa orang tidak pernah terlalu tua untuk mulai berolahraga.

2. Makanlah makanan yang sehat.

Apa yang kita makan sangat mempengaruhi seluruh proses dalam tubuh dan hal ini akan terpancar keluar. Beberapa tips yang dapat digunakan dalam memilih makanan yang dapat membantu memperlambat proses penuaan dalam tubuh kita : Batasi konsumsi gula olahan dan lemak terutama lemak jenuh hewani, konsumsi makanan berserat tinggi (seperti, gandum, buah dan sayuran segar), lebih baik mengkonsumsi karbohidrat kompleks/polisakarida dibandingkan glukosa (nasi, roti, pasta), Konsumsi kalsium yang cukup, perbanyak minum air putih 10 gelas setiap hari, dan dianjurkan untuk mengkonsumsi ekstra antioksidan, seperti 100 IU Vit.E.

3. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala yang diperlukan dan sesuai dengan kondisi masing-masing individu.

Bagaimana kita bisa mengetahui apakah kondisi tubuhnya kita fit atau tidak untuk tetap dapat menjalankan kehidupan ? Tentu kita tidak bisa mengukurnya hanya dari diri kita sendiri yang merasa tidak ada keluhan dan merasa tidak ada bagian dari tubuh kita yang terasa sakit, itulah pentingnya kita melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Kesadaran akan pentingnya nilai kesehatan inilah yang merupakan salah satu bentuk upaya dari menghambat proses penuaan.

4. Kelola / hindari stres dengan selalu berpikir positif.

Apa yang kita rasakan akan tercermin pada wajah kita. Orang yang sedang bahagia, wajahnya akan terlihat berseri-seri, santai dan kelihatan lebih muda dari usia sebenarnya. Maka dari itu, kita harus menghindari stress / harus bisa mengelola stress dengan selalu berpikir positif. Karena pikiran positif pasti akan menghasilkan tindakan yang positif juga.

14

Page 15: BAB I Prses Penuaan

Mulai sekarang cobalah untuk selalu berpikir positif dan buang jauh-jauh pikiran buruk.Banyak studi ilmiah sudah dilakukan yang menyatakan bahwa kondisi stress psikologis yang berlangsung lama dapat mempercepat proses penuaan dan membuat orang menjadi lebih tua sebelum waktunya.

Secara ilmiah dikatakan bahwa, kondisi stress psikologis secara tidak langsung dapat merusak struktur telomere, yaitu suatu komponen biokimia yang terdapat pada kromosom manusia yang berperan pada replikasi sel. Dengan setiap replikasi sel, telomere memendek. Mekanisme telomere ikut menentukan rentang usia sel dan pada akhirnya juga rentang usia organisme itu sendiri. Maka penting sekali untuk dapat mengelola stres kehidupan dengan menjaga pikiran agar senantiasa berpikir positif dan optimis.

2.8 Tips Awet Muda.

1. Gunakan pelindung. Sinar matahari merupakan salah satu faktor utama penyebab penuaan dini. Oleh karena itu, gunakan selalu lotion pelembab khususnya bila keluar rumah, agar kulit tetap segar, lembab dan tidak terbakar sinar matahari, terutama sinar ultra violet.

2. Istirahat cukup. Tidur yang cukup baik bagi tubuh. Luangkan waktu 6-8 jam sehari untuk istirahat malam. Tidur yang tak cukup akan membuat tubuh tidak segar.

3. Tertawa. Semua pasti setuju bahwa tertawa merupakan obat awet muda yang paling mujarab. Tertawa juga bisa membuat zat residu di paru-paru menurun dan berganti dengan oksigen yang lebih segar. Bukan hanya itu, tertawa juga berkhasiat untuk menurunkan tekanan darah dan hormon stres.

4. Santai. Senda gurau dan curhat bisa jadi satu alternatif untuk melepaskan penat dalam pikiran. Bisa dengan melakukan relaksasi, seperti memanjakan diri di spa atau di pijat. Aroma terapi juga ada bagusnya. Yang penting kita bisa santai dan pikiran pun tenang.

15

Page 16: BAB I Prses Penuaan

BAB III

KESIMPULAN

Penuaan adalah suatu konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan dan pasti terjadi pada setiap manusia. Tidak seorangpun yang dapat menghentikan proses penuaan. Siklus ini ditandai dengan tahap-tahap mulai menurunnya berbagai fungsi organ tubuh karena setelah mencapai dewasa, secara alamiah seluruh komponen tubuh tidak dapat berkembang lagi. Sebaliknya justru terjadi penurunan karena proses penuaan.

Menua merupakan suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.

16

Page 17: BAB I Prses Penuaan

DAFTAR PUSTAKA

http/www.google.com

http/www.4shared.com

http/www.blogspot.com

17