eori tentang proses penuaan

54
EORI TENTANG PROSES PENUAAN 1. Pengertian lanjut Usia Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun. Proses penuaan dipandang sebagai sebuah proses total dan sudah dimulai saat masa konsepsi. Meskipun penuaan adalah sebuah proses berkelanjutan, belum tentu seseorang meninggal hanya karena usia tua. Sebab individu memiliki perbedaan yang unik terhadap genetik, sosial, psikologik, dan faktor-faktor ekonomi yang saling terjalin dalam kehidupannya menyebabkan peristiwa menua berbeda pada setiap orang. Dalam sepanjang kehidupannya, seseorang mengalami pengalaman traumatik baik fisik maupun emosional yang bisa melemahkan kemampuan seseorang untuk memperbaiki atau mempertahankan dirinya. Akhirnya periode akhir dari hidup yang disebut senescence terjadi saat organisme biologik tidak dapat menyeimbangkan lagi mekanisme “Pengrusakan dan Perbaikan”. 2. Teori tentang Proses menua a. Teori Biologik Menurut Mary Ann Christ et al. (1993), penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif. Teori biologis tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik berarti

Upload: gusthyn-rhyuuee

Post on 18-Nov-2015

86 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penuaan

TRANSCRIPT

EORI TENTANG PROSES PENUAAN1.Pengertian lanjut UsiaProses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13tahun 1998 adalah 60 tahun.Proses penuaan dipandang sebagai sebuah proses total dan sudah dimulai saat masa konsepsi. Meskipun penuaan adalah sebuah proses berkelanjutan, belum tentu seseorang meninggal hanya karena usia tua.Sebab individu memiliki perbedaan yang unik terhadap genetik, sosial, psikologik, dan faktor-faktor ekonomi yang saling terjalin dalam kehidupannya menyebabkan peristiwa menua berbeda pada setiap orang.Dalam sepanjang kehidupannya, seseorang mengalami pengalaman traumatik baik fisik maupun emosional yangbisa melemahkan kemampuan seseorang untuk memperbaiki atau mempertahankan dirinya.Akhirnya periode akhir dari hidup yang disebut senescence terjadi saat organisme biologik tidak dapat menyeimbangkan lagi mekanisme Pengrusakan dan Perbaikan.2.Teori tentang Proses menuaa.Teori BiologikMenurut Mary Ann Christ et al. (1993), penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam yang berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya menimbulkan perubahan degeneratif.Teori biologis tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik dan ekstrinsik.Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia, timbul akibat penyebab di dalam sel sendiri, sedangkan teori ekstrinsik menjelaskan bahwa perubahan yangterjadi diakibatkan oleh pengaruh lingkungan.Faktor intrinsik, peranan enzym seperti DNA polymerase yang berperan besar pada penggandaan dan perbaikan DNA, serta enzym proteolytik yang dapat menemukan sel yang mengalami degradasi protein sangat penting. Sedangkan pada faktor ekstrinsik yang penting dikemukakan adalah radikal bebas,fungsi kekebalan seluler dan humoral, oksidasi stress, cross link serta mekanisme dipakai dan aus sangat menentukan dalam proses penuaan yang terjadi .Adanyafaktor pengaruh intrinsik danekstrinsik tadi pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat perubahan pada sel , sel otak dan saraf, gangguan otak , serta jaringan tubuh lainnya.1)Teori Genetik dan Mutasi, Genetic ClockMenua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogramoleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.Teori ini menyatakan bahwa proses menua terjadi akibatadanya program jam genetik didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangkawaktu tertentu dan jika jam ini sudah habis putarannya maka, akan menyebabkanberhentinya proses mitosis. Hal ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Haiflick, (1980) dikutif Darmojo dan Martono (1999) dari teori itu dinyatakan adanya hubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies Mutasisomatik (teori error catastrophe) hal penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam menganalisis faktor-aktor penyebab terjadinya proses menua adalah faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Sekarang sudah umum diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur. Menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuanfungsional sel tersebut.2)Teori ERRORSalah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis "Error Castastrophe" (Darmojo dan Martono, 1999).Menurut teori tersebut menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai macam kesalahansepanjang kehidupan manusia. Akibat kesalahan tersebut akan berakibat kesalahan metabolisme yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan fungsi sel secara perlahan.3)Pemakaian dan Rusak, wear and tear theoryKelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah4)AutoimunePada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Saatjaringan tubuh tertentu yang tidak tahanterhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati.Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (Self recognition).Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada permukaan sel, maka hal ini akan mengakibatkansistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan menghancurkannya Goldstein(1989) dikutip dari Azis (1994). Hal ini dibuktikan dengan makin bertambahnya prevalensi auto antibodi pada lansia (Brocklehurst,1987 dikutif dari Darmojo dan Martono, 1999). Dipihak lain sistemimun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua,daya serangnya terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel patologis meningkat sesuai dengan menigkatnya umur (Suhana,1994 dikutif dari Nuryati, 1994)5)Teori StresMenua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan.Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilanlingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelahdipakai.6)Teori Radikal BebasTidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam tubuh manusia. Radikal bebas dapatberupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil (OH) dan Peroksida Hidrogen (H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena sangat reaktif , sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak jenuh. Menurut Oen (1993) yang dikutif dari Darmojo dan Martono (1999) menyatakan bahwa makin tua umur makin banyak terbentukradikal bebas, sehingga poses pengrusakan terus terjadi , kerusakan organel sel makin banyak akhirnya sel mati.7)TeoriKolagenPeningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan seljaringan.

b.Teori Sosial1)Teori AktifitasLanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial2)Teori PembebasanDengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :a)Kehilangan peranb)Hambatan kontrol sosialc)Berkurangnya komitmen3)Teori KesinambunganTeori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :a)lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkanb)Peran lansia yang hilang tak perlu digantic)Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi.4)Teori Interaksi Sosial (SocialExchange Theory).Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada suatu situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat. Mauss(1954), Homans (1961) dan Blau (1964) mengemukakan bahwa interaksi sosial didasarkan atas hukum pertukaran barang dan jasa, sedangkan pakar lain Simmons (1945) mengemukakan bahwa kemampuan lansia untuk terus menjalin interaksi sosial merupakan kunci untuk mempertahankan status sosialnya untuk melakukan tukar menukar.Pokok-pokok Social Exchanger Theory sebagai berikut :a)Masyarakat terdiri atas aktor-aktor sosial yang berupaya mencapai tujuannya masing-masing.b)Dalam upaya tersebut terjadi interaksi sosial yang memerlukan biaya dan waktu.c)Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai seorang aktor akan mengeluarkan biaya.d)Aktor senantiasa berusaha mencari keuntungan dan mencegah terjadinya kerugian.e)Hanya interaksi yang ekonomis saja yang dipertahankan olehnya.5)Teori Penarikan Diri (Disengagament Theory)Cummingdan Henry ( 1961) mengemukakan bahwa kemiskinan yang diderita lansia dan menurunnya derajat kesehatan mengakibatkan seseorang lansia secara perlahan-lahan menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Selain hal tersebut, dari pihak masyarakat juga mempersiapkankondisi agar para lansia menarik diri. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun baik secara kualitas maupun secara kuantitas.Pokok-pokok disenggagement theory adalah :a)Pada pria, kehilangan peran utama hidup terjadi pada masapensiun. Pada wanita terjadi pada masa peran dalam keluarga berkurang misalnya saat anak menginjak dewasa dan meninggalkan rumah untukbelajar dan menikah.b)Lansia danmasyarakat menarik manfaat dari hal ini, karena lansia dapat merasakan bahwa tekanan sosial berkurang sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang lebih luas.c)Tiga aspek utama dalam teori ini adalah :1)Proses menarik diri terjadi sepanjang hidup2)Proses tak dapat dihindari3)Hal ini diterima lansia dan masyarakat.6)Teori Aktivitas (Activity theory)Teori ini dikembangkan oleh Palmore (1965) dan Lemon et al. (1972) yang mengatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana lansia merasakan kepuasan dalam melakukan aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.Pokok-pokok teori aktivitas adalah :a)Moral dan kepuasan berkaitan dengan interaksi sosial dan keterlibatan sepenuhnya dari lansia di masyarakat.b)Kehilangan peran akan menghilangkan kepuasan seorang lansia.7)Teori Perkembangan (Development Theory)Teori ini menekankan pentingnya mempelajari apa yang telah dialami oleh lansia pada saat muda hingga dewasa, dengan demikian perlu dipahami teori Freud, Buhler, Jung dan Erikson.Sigmund Freud meneliti tentang psikoanalisa dan perubahan psikososial anak dan balita . Erikson (1930) membagi kehidupan menjadi 8 fase dan lansia perlu menemukan integritas diri melawan keputusasaan (ego integrity versus despair)..Havighurst dan Duvall menguraikan tujuh jenis tugas perkembangan (development tasks) selama hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia yaitu ;a)Penyesuaian terhadap penurunan fisik dan psikisb)Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatanc)Menemukan makna kehidupand)Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskane)Menemukan kepuasan dalam hidup berkeluargaf)Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal duniag)Menerima dirinya sebagai calon lansiaJoan BirchenallRN, Med dan Mary E Streight RN (1973) menekankan perlunya mempelajari psikologi perkembangan guna mengerti perubahan emosi dan sosial seseorang selama fase kehidupannya.Pokok-pokok dalam development theory adalah :a)Masa tua merupakan saat lansia merumuskan seluruh masa kehidupannya.b)Masa tua merupakan masa penyesuaian diri terhadap kenyataan sosial yang baru yaitu pensiun dan atau menduda atau menjanda.c)Lansia harus menyesuaaikan diri akibat perannya yang berakhir dalam keluarga, kehilangan identitas dan hubungan sosialnya akibat pensiun, ditinggal mati oleh pasangan hidup dan teman-temannya.8)Teori Stratifikasi Usia (Age Stratification Theory)Wiley (1971), menyusun stratifikasi lansia berdasarkan usia kronologis yang menggambarkan serta membentuk adanya perbedaan kapasitas peran, kewajiban, serta hak mereka berdasarkan usia. Dua elemen penting dari model stratifikasi usia tersebut adalah struktur dan prosesnya.Pokok-pokok dari teori ini adalah :a)Arti usia dan posisi kelompok usia bagi masyarakatb)Terdapatnya transisi yang dialami oleh kelompokc)Terdapatnya mekanisme pengalokasian peran di antara penduduk.c.Teori Psikologi1)Teori Kebutuhan Manusia menurut Hirarki MaslowMenurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow, 1954).Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sudah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan terbsebut tercapai. Semua kebutuhan ini sering digambarkan seperti sebuah segitiga dimana kebutuhan dasar terletak paling bawah/di dasar.2)Teori Individual JungCarl Jung (1960) menyusun sebuah teori perkembangan kepribadian dari seluruh fase kehidupanyaitu mulai dari masa kanak-kanak, masa muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran seseorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan/diorientasikan terhadap dunia luar (ekstroverted) atau ke arah subyektif, pengalaman-pengalaman dari dalam diri(introvert).Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental.3)Teori Proses Kehidupan ManusiaCharlotte Buhler (1968) menyusun sebuah teori yang menggambarkan perkembangan manusia yang didasarkan pada penelitian ektensif dengan menggunakan biografi dan melalui wawancara. Fokus dari teori ini adalah mengidentifikasi dan mencapai tujuan hidup manusia yang melewati klima fase proses perkembangan. Menurutnya, pemenuhan kebutuhan diri sendiri merupakan kunci perkembangan yang sehat dan itu membahagiakan, dengan kata lain orang yang tidak dapat menyesuaikan diri berarti dia tidak dapat memenuhi kebutuhannya dengan beberapa cara.Pada tahun 1968 Buhler mengembangkan awal pemikirannya yang secara jelas mengidentifikasi lima fase yang terpisah dalam pencapaian tujuan kehidupan yang dilewati manusia. Pada masa kanak-kanak belum terbentuk tujuan hudup yang spesifik dan pada masa depan pengakhiran kehidupan juga tidak jelas. Masa remaja dan masa dewasa muda dicapai hanya sekali dalam kehidupan. Seseorang mulai mengkonsep tujuan-tujuan hidup yang spesifik dan memperokleh pengertian terhadap kemampuan individu. Saat berumur 25 tahun seseorang menjadi lebih konkrit mengenai tujuan hidupnya dan secara aktif diterapkan dalam diri mereka. Buhler melihat fase akhir dari lansia (usia 65 atau 70 tahun) sebagai usia untuk mengakhiri cita-citanya yang muluk untuk mencapai tujuan hidup.

B.TUGAS-TUGAS PERAWAT DALAM SETIAP TEORI PENUAAN1.Tugas Perawat dalam Teori BiologiPerawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian yang dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dikembangkan, penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya.Perawatan fisik secara umum bagi klien lansia dapat dibagi atas 2 bagian yakni :a.Klien lansia yang masih aktif, dimana keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannnya sehari-hari masih mampu melakukan sendiri.b.Klien lansia yang pasif atau tidak dapat bangun, dimana keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit.Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia ini terutama hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya. Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya penyakit/peradangan mengingat sumber infeksi dapat timbul bila kebersihan kurang mendapat perhatian.Disamping itu kemundurankondisi fidik akibat proses penuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi dari luar.Untuk klien lansia yang aktif dapat diberikan bimbingan mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kuku dan rambut, kebersihan temopat tidur serta posisinya, hal makan, cara memakan obat, dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi atau sebaliknya.Komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar adalah memperhatikan dan membantu para klien lansia untuk bernafas dengan lancar, makan (termasuk memilih dan menentukan makanan), minum melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tutbuh waktu berjalan, duduk, merubah posisitiduran, beristrahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dari kecelakaan.Dari hasil rangkuman Pertemuan Kesehatan persiapan Usia Lanjut oleh Depkes (1995) ditetapkan Penjaringan Kesehatan Lansia dengan cara sebagai berikut :GIZIa.PengamatanD = diseaseE= eating poorlyT= tooth lossE= economic hardshipR= reduced social contactM = Multiple medicineI= involuntary weight loss and gainsN = need assistance in self careE= elder yearsb.Pendidikan gizi dan konseling dietc.Prinsip gizi yang harus diikuti oleh lansia :1)Kecukupan kalori 5 10 % kurang dari usia 20 25 tahun2)Kecukupan lemak maksimak 25 % diutamakan lemak tak jenuh3)Protein normal 10 12 % dari kecukupan energi, 10 % berasal dari hewani4)Hidrat arang,gula murni dikurangi5)Vitamin dan mineral harus cukup terutama vitamin B, Vitamin C, asam folat, kalsium dan Fe

PRINSIP :Sayur dan buah> protein, ikan, ayam, kacang-kacangan dan telur > nasi, jagung, kentang > lemak > gula, garam

OLAHRAGALatihan olahraga yang baik dan benar serta teratur harus memenuhi komponan sebagai berikut:1.Peregangan dan pemanasan 10 15 menit2.Latihan initi 15 60 menit3.Pendinginan 10 15 menitFaktor yang diperhatikan :1. Intensitas latihan pra usia lanjut 60 % - 80 %DNMDNM (Denyut Nadi Maksimal ) : 220 usia x menitContoh : Bila usia 40 tahun DNM= 220 40= 180 x / mntBatas atas 85 % = 85 % -x 180 x/mnt= 153 x/mntBatas bawah 60 % = 60 % x 180 x/mnt = 108 x/mnt2. Frekuensi latihan --------------------3 5 x seminggu3. Lamanya latihan -------------------- 30 45 menit, tidak termasuk waktupemanasan dan pendinginan.Toleransi terhadap kekurangan O2 sangat menurun pada klien lansia, untuk itu kekurangan O2 yang mendadak harus dicegah dengan cara posisi bersandar pada beberapa bantal, jangan makan terlalu banyak, jangan melakukan gerak badan yang berlebihan dan sebagainya.Seorang perawat harus dapat memotivasi para klien lansia agar mau dan menerima makanan yang disajikan. Kurangnya kemampuan mengunyah sering dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan. Untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menghidangkan makanan lunak atau memakai gigi palsu. Waktu makan yang teratur, menu bervariasi dan bergizi, makanan yang serasi, serta suasana yang menyenangkan dapat menambah selera makan, bila ada penyakit tertentu perawat harus mengatur makanan sesuai diet yang dianjurkan.Perawat perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan terutama pada klien lansia yang diduga menderita penyakit tertentu atau secara berkala dilakukan bila terdapat kelainan tertentu misalnya batuk-batuk, pilek, (terutama klien lansia yang tinggal di panti Werda ).Perawat perlu memberikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan, mengkaji penyebab keluhan, kemudian mengkomunikasikan dengan klien tentang cara pemecahannya.Perawat harus mendekatkan diri dengan klien lansia, membimbing dengan sabar dan ramah, sambil bertanya apa yang dirasakan, bagaimana tentang tidur, makan, apakah obat sudah diminum, apakah mereka bisa melaksanakan ibadah dan sebagainya. Sentuhan ( misalnya genggaman tangan ) terkadang sangat berarti bagi mereka.2.Tugas Perawat Dalam Teori SosialPerawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama berarti menciptakan sosialisasi antar manusia, yang menjadi pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Hubungan yang tercipta adalah hubungan sosial antara werda dengan werda maupun werda dengan perawat sendiri.Perawat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada para werda untuk mengadakan komunikasi, melakukan rekreasi seperti jalan pagi, menonton film atau hiburan-hiburan lain karena mereka perlu diransang untuk mengetahui dunia luar. Dapat disadari bahwa pendekatan komunikasi dalam perawatan tidak kalah pentingnya dengan upaya pengobatan medis dalam proses penyembuhan atau ketenangan para klien lansia.Menurut Drs H. Mannan dalam bukunya Komunikasi dalam Perawatan mengatakan : tidak sedikit klien tidak bisa tidur karena stres. Stres memikirkan penyakitnya, biaya hidup, keluarga yang dirumah, sehingga menimbulkan kekecewaan, rasa ketakutan atau kekhawatiran, rasa kecemasan dan sebagainya. Untuk menghilangkan rasa jemu dan menimbulkan perhatian terhadap sekelilingnya perlu diberikan kesempatan kepada mereka untuk antara lain ikut menikmati keadaan diluar, agar mereka merasa masih ada hubungan dengan dunia luar.Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian di antara mereka (terutama bagi yang tinggal di panti werda ), hal ini dapat diatasi dengan berbagai usaha, antara lain selalu mengadakan kontak sesama mereka, makan dan duduk nbersama, menanamkan rasa kesatuan dan persatuan, senasib dan sepenanggungan,mengenai hak dan kewajiban bersama. Dengan demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan klien lansia di panti werda.3.Tugas Perawat dalam Teori PsikologiPerawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lansia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar mereka merasa puas.Pada dasarnya klien lansia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungannya termasuk perawat yang memberikan perawatan. Untuk itu perawat harus menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobby yang dimilikinya.Perawat harus dapat membangkitkan semangat dan kreasi klien lansia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan, sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik dan kelainan yang dideritanya, hal ini perlu dilakukan karena : perubahan psikologi terjadi bersama dengan makin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala seperti menurunnya dayaingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan, perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tiduran di waktu siang dan pergeseran libido.Perawat harus sabar mendengarkan cerita-cerita yang membosankan, jangan mentertawakan atau memarahi bila klien lansia lupa atau bila melakukan kesalahan. Harus diingat, kemunduran ingatan akan mewarnai tingkah laku merekadan kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tertentu.Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawatbisa melakukannya secara perlahan-lahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka ke arah pemuasan pribadi sehingga pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakanagar di masa lansia ini mereka tetap merasa puas dan bahagia.

C.Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia1.Perubahan fisika.Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra dan extra selulerb.Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indrasistem pendengaran, presbiakusis, atrofi membrantimpani, terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya keratinc.Sistem penglihatan : spinkter pupil timbul sklerosisdan hlangnya respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatnyaambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.d.Sistem Kardivaskuler : katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meninggi.e.Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.f.Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk, indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asing.Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurangdan menjadi alkali.h.Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.i.Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilanganjaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.j.Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lambanbergerak. otot kam dan tremor.2.Perubahan MentalFaktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :a.Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasab.Kehatan umumc.Tingkat pendidikand.Keturunane.LingkunganKenangan (memori) ada 2 :a.kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hariyang lalub.kenangan jangkapendek : 0-10 menit, kenangan burukIntelegentia Question :a.Tidak berubah dengan informasimatematika dan perkataan verbalb.Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.3.Perubahan Perubahan Psikososiala.Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaanb.Merasakan atau sadar akan kematianc.Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.4.Perubahan Perubahan Psikososiala.Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaanb.Merasakan atau sadar akan kematianc.Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.

D.Masalahkeperawatan yang mungkin timbul.1. Fisik / biologisa.Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.b.Gangguan persepsi berhubungan dengan gangguan pendengaran / penglihatan.c.Kurang perawatan diri berhubungan dengan menurunnya minat dalam merawat diri.d.Resiko cedera fisik (jatuh) berhubungan dengan penyesuaian penurunan fungsi tubuh tidak adekuat.e.Perubahan pola elemenasi berhubungan dengan pola makan yang tidak efektif, peristaltik lemah.f.Gangguan pola tidur berhubungan dengan kecemasan atau nyeri.g.Gangguan pola napas berhubungan dengan penyempitan jalan napas / adanya skrit pada jalan napas.h.Gangguan mobilisasi berhubungan dengan kekakuan sendi, atropis serabut otot.

2. Psikologis-sosiala.Menarik diri dari lingkungan berhubungan dengan perasaan tidak mampu.b.Isolasi sosial berhubungan dengan perasan curiga.c.Depresi berhubungan dengan isolasi sosial.d.Harga diri rendah berhubungan dengan perasaan ditolak.e.Koping yang tidak adekuat berhubungan dengan ketidakmampuan menghilangkan perasaan secara tepat.f.Cemas berhubungan dengan sumber keuangan yang terbatas.

3. Spirituala.Reaksi berkabung / berduka berhubungan dengan ditinggal pasangan.b.Penolakan terhadap proses penuaan berhubungan dengan tak siap dengan kematian.c.Marah terhadap Tuhan berhubungan dengan kegagalan yang dialami.d.Perasaan tidak tenang berhubungan dengan ketidak mampuan ibadah secara tepat.

E.Rencana Keperawatan1. Tujuan perencanaanMembantu lansia berfungsi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan dan kondisi fisik, psiko, sosial dengan tak tergantung pada orang lain.2. Tujuan tindakan keperawatanDiarahkan untuk memenuhi kebutuhan dasar meliputi :-Pemenuhan kebutuhan keselamatan-Peningkatan keamanan dan keselamatan-Memelihara kebersihan diri-Memelihara keseimbangan istirahat tidur-Peningkatan hubungan interpersonal melalui komunikasi yang efektif3. Rencana dan Rasionala.Pemenuhan kebutuhan nutrisi1)Makanan porsi kecil tapi sering, lunak.RMenyesuaikan fungsi lambung dan melemahnya otot lambung dan usus.2)Banyak minum dan kurangi makanan asin.R.Mencegah kekeringan kulit dan kendor.3)Makan mengandung serat.R.Membantu pencernaan karena peristaltik menurun.4)Batasi makan yang mengandung gula tinggi, minyak tinggi, tinggi lemak kecukupan kalori : laki-laki 2100 kal, perempuan 1800 kal yang terdiri dari :-KH 60% dari jumlah kal.-Lemak 15-20%.-Protein 20-25%.-Vitamin dan mineral air 6-8 gelas / hari.-Hindari kopi / teh.-Insulinpemecahan glukosa dan lemah menurun.b.Meningkatkan keamanan dan keselamatan lansia-Biarkan lansia menggunakan alat bantu / tongkat.-Latih untuk pindah / mobilisasi.-Menggunakan pengaman tempat tidur.-Membantu ke kamar mandi.-Menggunakan kacamata.-Menemani bila bepergian.-Ruangan dekat kantor.-Meletakkan bel di bawah bantal.-Tempat tidur tidak terlalu tinggi.-Menyediakan meja kecil dekat tempat tidur.-Lantai bersih, rata, tidak licin / basah.-Peralatan menggunakan roda dikunci.-Pasang pengaman di kamar mandi.-Hindari lampu redup dan menyilaukan.-Gunakan sepatu dan sandal yang beralas karet.c.Memelihara kebersihan diri-Mengingatkan / membantu waktu mandi, gosok gigi.-Menganjurkan untuk menggunakan sabun lunak dan gunakan skin lotion.d.Memelihara keseimbangan istirahat-Sediakan tempat tidur nyaman.-Atur lingkungan cukup ventilasi, bebas bau.-Melatih melakukan latihan fisik yang ringan.e.Meningkatkan hubungan interpersonal-Berkomunikasi dengan kontak mata.-Memberi stimulus / mengingatkan terhadap kegiatan.-Menyediakan waktu untuk berbincang.-Menghargai pendapat lansia.-Melibatkan kegiatan harian.

MASALAHNUTRISI1.PengertianGizi kurang adalah kekurangan zat gizi baik mikro maupun makro2.Penyebaba.Penurunan atau kehilangan sensitifitas indra pengecap &penciumanb.Penyakit periodental ( terjadi pada 80% lansia) atau kehilangan gigic.Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaand.Penurunan mobilitas saluran pencernaan makanane.Penggunaan obat-obatan jangka panjangf.Gangguan kemampuan motorikg.Kurang bersosialisasi, kesepianh.Pendapatan yang menurun (pensiun)i.Penyakit infeksi kronisj.Penyakit keganasan

PengkajianFisiologis/fisik1.Stratus giziIMT =Kg BBnormal laki laki = 18 -25(TB)2wanita = 17 232.Intake cairan dalam 24 jam3.Kondisi kulit4.Kondisi bibir , mukosamulut, gigi5.Riwayat pengobatan, alkhohol, zat adiktif lainnya6.Evaluasi kemampuan penglihatan , pendengarandan mobilitas7.Keluhan yang berhubungan dengan nutrisi : gangguan sistem digestif, nafsu makan, makanan yang disukai dan tidak disukai, rasa dan aroma8.Kebiasaan waktu makan ( 2 3 X sehari, snak dlll).

Psikososial/afektif1.Kebiasaan saat makan (makan sendiri, sambil nonton TV,dll)2.situasi lingkungan (kapasitas penyediaan makanan, pengolahan dan penyimpanan makanan)3.sosiokultural yang berlaku yang mempengaruhi pola nutrisi dan eleminasi4.Kondisi depresi yang dapat mengganggu pemenuhan nutrisi.

Pemeriksaan tambahan/laboratAnalisa darah :Kreatinin: indekz massa ototSerum protein khususnya untuk sintesa antibodi dan limfosit, dalam kekebalan seluler, enzym, hormon, struktur sel yang luas, struktur jaringan

Diagnosa Keperawatan1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidakadekuat akibat anoreksia2.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan protein3.Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skleletal,, nyeri, intoleransi aktifitas4.Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, destruksi sendi5.Resiko cedera (dislokasi sendi) berhubungan dengan otot hilang kekuatannya, rasa nyeri sendi

Rencana Asuhan Keperawatan1.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan nutris kurang adekuat akibat anoreksiaTujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuatKriteria :- Meningkatkan masukanoral-Menunjukkan peningkatan BBIntervensi :a.Buat tujuan BB ideal dan kebutuhan nutrisi harianyang adekuatR/Nutrisi yang adekuat menghindari adanya malnutrisib.Timbang setiap hari , pantau hasil pemeriksaan laboratR/ Deteksi dini perubahan BB dan masukan nutrisic.Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuatR/ Dengan pemahaman yang benar akan memotivasi klien untuk masukan nutrinyad.Ajarkan individu menggunakan penyedap rasa (seperti bumbu)R/ aroma yang enak akan membangkitkan selera makane.Beri dorongan individu untuk makan bersama orang lainR/Dengan makan bersama sama secara psikologis meningkatakan selera makanf.Pertahankan kebersihan mulut yang baik (sikat gigi) sebelum dan sesudah mengunyah makananR/ dengan situasi mulut yang bersih meningkatkan kenyamanan .g.Anjurkan makan dengan porsi yang kecil tapi seringR/ Mengurangi perasaan tegang pada lambung

h.Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :3)Makan-makan kering saat bangun tidur4)Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak5)Minum sedikit-sedikit melalui sedotan6)Makan kapan saja bila dapat toleransi7)Makan dalam porsi kecil rendah lemak dan makan seringR/Meningkatkan asupan makanan.

2.Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan penurunan asupan kalori dan proteinTujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari tanda-tanda infeksiKriteria : tanda-tanda peradangan tidak ditemukan : panas, bengkak, nyeri, merah,gangguan fungsiIntervensi :a.Kaji tanda-tanda radang umum secara teraturR/ Mendeteksi dini untuk mencegah terjadinya radangb.Ajarkan tentang perlunyamenjaga kebersihan diri dan lingkunganR/ Mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dan kebersihan diri yang kurang sehatc.Tingkatkan kemampuan asupan nutris TKTPR/ meningkatkan kadar protein dalam dalam tubuh sehingga meningkatkan kemampuan kekbalan dalam tubuhd.Perhatikan penggunaan obat-obat jangka panjang yang dapat menyebabkan imunosupresiR/ Menurunkan resiko terjadinya infeksi.

3.Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal, nyeriTujuan : klien dapat mobilisasi dengan adekuatKriteria : Mendemontrasikan tehnik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktifitasIntervensi :a. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakitR/ tingkat aktifitas tergantung dari perkembangan /resolusi dari proses inflamasib. bantu dengan rentang gerak aktif/pasifR/ mempertahankan fungsi sendi, kekuatan ototc. ubah posisi dengan sering dengan personal cukupR/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasid. Berikan lingkungan yang nyaman misaal alat bantuR/ menghindari cedera.

4.Nyeri (akut/kronis) berhubungan denganproses inflamasi, destruksi sendiTujuan : Menunjukkan nyeri berkurang/hilangKriteria : terlihat rileks , dapat tidur dan berpartisipasi dala aktifitasIntervensi :kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas. Catat faktor yang mempercepat tanda tanda neriR/ membantu dalam menentukan managemen nyeriBiarkan klien mengambil posisi yang nyamanpada waktu istirahat ataupun tidurR/ Pada penyakit berat tirah baring sangat diperlukan untuk membatasi nyeriAnjurkan klien mandi air hangat , sediakan waslap untuk kompres sendiR/ panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan kekakuan sendi.berikan masase lembutR/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan ototkolaborasi pemberian obat-obatan seperti : aspirin, ibuprofen, naproksin, piroksikam, fenoprofenR/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan.

5.Resiko cedera berhubungan dengan hilangnya kekuatan otot, rasa nyeriTujuan : klien terhindar dari cederaKriteria : klien berada pada perilaku yang aman dan lingkungan yang nyamanIntervensi :a. kaji tingkat kekuatan ototR / mengatur tindakan selanjutnyabb. Kaji tingkat pergerakan pasifc. Beri alat bantu sesuai kebutuhand. Ciptakan lingkungan yang aman (lantai tidak licin)e. Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dilakukan secara mandiri

Konsep gangguan interaksi diriGangguan interaksi sosial adalah suatu keadaan dimana individu mengalami atau berisiko mengalami respon negatif, ketidakadekuatan danketidakpuasan dari interaksi(Carpenito, 1999).Batasan karakteristik ganguan interaksi sosial (Carpenitto) :mayor (harus terdapat)-melaporkan kektidakmampuan untuk menetapkan dan /atau mempertahankan hubungan supportif yang stabil, dan ketidak puasan dengan jaringansosialminor :-isolasi sosial-hubungan superfisial-menyalahi oranglain untuk masalah-masalah interpersonal-menghindari orang lain-kesulitan interpersonal ditempat kerja-orang lain melaporkan tentang pola interaksi yang bermasalah-perasaan tentang tidak dimengerti perasaan-perasaan tentang penolakan

Faktor-faktor yang berhubungankerusakan interaksi sosial dapat diakibatkan dariberbagai situasi danmasalah kesehatan yang dihubungakan dengan ketidakmampuan menentukan dan mempertahankan hubungan umpan balik.

INTERVENSIRASIONALISASI

1.Tetapkan hubungan saling percaya perawat klien dengan cara:Dorong individu meng-ungkapkan perasaan.Dorong individu bertanya tentang masalah dan penanganan serta akibat jika masalah stress tidak diatasiBerikan informasi yang terpercaya dan perkuat informasi yang telah diberikanPerjelas mengenai konsep harga diri, perawatan dan pemberi pelayanan perawatan.Hindari kritik negatifBerikan privasi atau lingkungan aman.1.Tingkatkan interaksi sosialHindari perlindungan ber-lebihanDorong gerakan/latihan2.Gali kekuatan dan sumber - sumber pada individu3.Diskusikan tentang realitas harapan dan alternatif.4.Rujuk ke sumber-sumber koping yang lain

5.Beri dorongan terhadap aktivitas posistifdan kontak dengan teman yang telah dilakukan.

6.Bantu kien mengepresikan pikiran dan perasaannya.7.Libatkan dalam aktivitas sosial, ketrampilan dan kejujuran serta berikan bimbingan prilaku sesuai norma.1.Dengan adanya saling percaya klien akan mau mengungkapkan perasaan yang terpendam yang beresiko menimbulkan stress sehingga dengan proses katarsis beban hidup klien akan berkurang sehingga harga diri klien akan menjadi semakin baik.

2). Untuk meningkatkan intensitas hubungan sehingga semakin banyak proses katarsis yang dapat dilakukan dengan klien.3). Sebagai koping yang dapat meningkatkan konsep diri klien.4). Agar klien dapat menjalani hidup secara rasional sesuai dengan kondisinya saat ini.5) Untuk membantu memecahkan masalah dengan mencari berbagai dukungan koping.6) Untuk mempertinggi rasa percaya diri klien sehingga mampu meningkatkan harga diri klien menciptakan situasi hubungan yang saling membantu.7). Untuk mengurangi beban psikologis sehingga dapat merduksi stress.8). Agar aktivitas klien lebih terarah dan secara langsung dapat mengurangi kesempatan klien menyendiri yang dapat memunculkan timbulnya stress.

DAFTAR PUSTAKA

Capernito Lynda juall ( 1998), Buku Saku DiagnosaKeperawatanEdisi 6 , Alih Bahasa Yasmin Asih EGC jakarta

C. Long barbara ( 1996) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses) Unit IV, V, VI Alih bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, IAPK Bandung

Donges Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa, EGC Jakarta

Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta

GunawanS, Nardho, Dr, MPH, 1995, Upaya Kesehatan Usia Lanjut.Jakarta: Dep Kes R.I

Lueckennotte,AnnetteG,1996, Gerontologic Nursing, St. Louis : Mosby Year Incorporation

Nugroho, Wahyudi, SKM, 1995, Perawatan Lanjut Usia, Jakarta : EGC

Anonym, Panduan Gerontologi, Jakarta: EGC

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangAsuhan keperawatan berlaku sejak terjadi pembuahan pada ibu, hingga manusia lahir, tumbuh dan berkembang, memasuki usia remaja, dewasa, menua bahkan hingga terminal dan menjelang ajal.Tidak hanya ketika manusia itu sakit, juga dalam keadaan sehatnya. Perawat mendampingi, bahkan dengan setia memberikan yang terbaik bagi kliennya dengan tujuan hanya demi kebaikan.Proses menua, adalah wajar dan terjadi pada semua manusia yang hidup.Tidak ada yang dapat lolos dan menghindarinya.Selama ia tidak sakit ataupun meninggal pada usia muda. Secara wajar proses ini akan berlangsung, tidak ada satupun manusia yang dapat awet muda, ataupun lebih sakral lagi dengan hidup abadi.Menjadi tua, dengan pasti akan diikuti oleh perubahan fisik dan psikis.Faktor lingkungan, personal, kehilangan pasangan, ditinggal anak, tidak sekuat ketika muda dan penyakit menjadi hal yang paling ditakuti lansia.Sehingga, melakukan persiapan ataupun mengetahui hal apa yang akan terjadi di usia tua menjadi suatu yang sangat harus diketahui oleh seorang manusia menjelang usia tuanya.Termasuk perawat, yang memberikan asuhan keperawatan pada semua manusia dan usia.Penyakit, tidak hanya menjadi masalah bagi lansia.Selain karena faktor fisik yang mulai lemah, bahkan kehilangan sel-sel nya yang semakin berkurang setiap hari. Maka pasti waktu-waktu ini akan selalu dekat dengan yang namanya sakit atau penyakit.

1.2Tujuan Penulisan1.2.1.1Tujuan UmumBerdasarkan latar belakang di atas, urgensi bagi seorang perawat untuk mengetahui keadaan fisik ataupun psikososial pada usia lansia, dan bagaimana terjadinya proses penuaan.Sebagai suatu fase yang pasti akan dilewati oleh setiap manusia.1.2.1.2Tujuan KhususMengetahui bagaimana proses menua terjadi pada manusiaMengetahui Penyakit apa saja yang dapat timbul pada masa tua atau lansiaTindakan apa yang bisa dilakukan pada lansia dengan memperhatikan proses penuaannya.Mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa tentang proses penuaan.Memenuhi tugas pembuatan makalah pada mata ajar patologi1.3Rumusan MasalahBagaimana kondisi fisik dan psikis dewasa akhir dan lansia?Bagaimana proses penuaan dapat terjadi pada seorang manusia?Penyakit apa saja yang rentan terjadi pada manusia pada saat lansia sebagai bagian dari proses penuaan?

1.4Metoda PenulisanStudi pustakaMetode penulisan yang kami lakukan dalam pembuatan makalah ini adalah dengan mengambil dan mempelajari berbagai sumber baik dari buku, browsing di internet maupun dari draft pembelajaran pada mata kuliah patologi1.5Sistematika PenulisanBAB I PENDAHULUANLatar BelakangTujuan PenulisanRumusan MasalahMetode PenulisanSistematika PenulisanBAB II PEMBAHASANProses terjadinya PenuaanBatasan Lanjut UsiaKondisi Fisiologis Dan Patologis pada Usia LanjutTerjadinya penuaan dini pada sebagian manusiaBAB III PENUTUPKesimpulanSaran

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Terjadinya Proses PenuaanPenuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua(menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994)Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu kecacatan.Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalammaupun dariluar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia.Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencapain puncak maupun menurunnya

I.Teori-Teori Proses MenuaA.Teori Biologi1.Teori SelulerKemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel-sel tubuh diprogram untuk membelah 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia dilepas dari tubuh dan dibiakkan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang akan membelah akan terlihat sedikit. (Spence & Masson dalam Waton, 1992). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses penuaan biologis dan menunjukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan, sesuai dengan berkurangnya umur.Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem ditubuh kita cenderung mangalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang buruk karena sistem sel tidak dapat diganti.

2.Teori Genetik ClockMenurut teori ini menua telah diprogram secara genetik untuk species-species tertentu. Tiap species mempunyai didalam nuclei (inti selnya) suatu jam genetik yang telah diputar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak berputar, jadi menurut konsep ini bila jam kita berhenti kita akan meninggal dunia, meskipun tanpa disertai kecelakaan lingkungan atau penyakit akhir yang katastrofal.Konsep genetik clock didukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa species terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. (misalnya manusia; 116 tahun, beruang; 47 tahun, kucing 40 tahun, anjing 27 tahun, sapi 20 tahun)Secara teoritis dapat dimungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan pangaruh-pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit atau tindakan-tindakan tertentu.Usia harapan hidup tertinggi di dunia terdapat dijepang yaitu pria76 tahun dan wanita 82 tahun (WHO, 1995)Pengontrolan genetik umur rupanya dikontrol dalam tingkat seluler, mengenai hal ini Hayflck (1980) melakukan penelitian melalaui kultur sel ini vitro yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kamampuan membelah sel dalam kultur dengan umur spesies.Untuk membuktikan apakan yang mengontrol replikasi tersebut nukleus atau sitoplasma, maka dilakukan trasplantasi silang dari nukleus.Dari hasil penelitian tersebut jelas bahwa nukleuslah yang menentukan jumla replikasi, kemudian menua, dan mati, bukan sitoplasmanya (Suhana, 1994)

3.Sintesis Protein(Kolagen Dan Elastin)Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada komponen perotein dalam jaringan tersebut. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktrur yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada klulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia. (Tortora & anagnostakos, 1990) hal ini dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan elastisitasnya dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada sistem muskuloskeletal.4.Keracunan OksigenTeori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel didalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahan diri tertentu.Ketidak mampuan mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat struktur membran sel mangalami perubahan dari rigid, serta terjadi kesalahan genetik. (Tortora & anagnostakos, 1990)Membran sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol proses pengambilan nutrien dengan proses ekskresi zat toksik didalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang sangat penting bagi proses diatas, dipengaruhi oleh rigiditas membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh.5.Sistem ImunKemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kamampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan.Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi, dapat menyebabkan berkurangnya kamampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri (self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang megalami perubahan tersebut sebagi sel asing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun (Goldstein, 1989)Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histoinkomtabilitas pada banyak jaringan.Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibodi bermacam-macam pada orang lanjut usia (Brocklehurst, 1987)Disisi lain sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan kanker yang meningkat sesuai dengan meningkatnya umur (Suhana, 1994)Teori atau kombinasi teori apapun untuk penuaan biologis dan hasil akhir penuaan, dalam pengertian biologis yang murni adalah benar. Terdapat perubahan yang progresif dalam kemampuan tubuh untuk merespons secara adaptif (homeostatis), untuk beradaptasi terhadap stres biologis. Macam-macam stres dapat mencakup dehidrasi, hipotermi, dan proses penyakit. (kronik dan akut)II.Teori Psikologis1.Teori PelepasanTeori pelepasan memberikan pandangan bahwa penyesuaian diri lansia merupakan suatu proses yang secara berangsur-angsur sengaja dilakukan oleh mereka, untuk melepaskan diri dari masyarakat.2.Teori AktivitasTeori aktivitas berpandangan bahwa walaupun lansia pasti terbebas dari aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain sebagai kompensasi dan penyusuauian.III.Aspek Psikologis Akibat Lanjut UsiaAspek psikologis pada lansia tidak dapat berlangsung tampak. Salah satu pengertian yang umum tentang lansia adalah bahwa mereka mempunyai kemampuan memori dan kecerdasan mental yang kurang.Penelitian tentang kemampuan aspek kognitif dan kemampuan memori pada lansia dalam kelompok dan kemampuan mereka untuk memcahkan masalah, ternyata tidak mendukung gambaran diatas. Adalah benar bahwa banyak lansia mempunyai cara berbeda dalam memecahkan masalah, bahkan mereka dapat melakukannya dengan baik walaupun kondisinya menurun. Akan tetapi, juga terdapat bukti bahwa lansia mengalami kemunduran mental yang substansil atau luas.IV.Keperibadian, Intelegensia, Dan SikapMeskipon sulit untuk mendefenisikan dan mengukur keperibadian, namun upaya ini tetap dilakukan untuk mengubah sedikit pemikiran tentang lansia. Walaupun mengalami kontroversi, tes intelegensia dengan jelas memperlihatkan adanya penurunan kecerdasan pada lansia (Cockburn & Smith, 1991). Hal ini tidak diungkapkan secara signifikan dan bahkan mungkin tidak berpengaruh secara nyata terhadap kehidupan lansia. Sikapnya tentu berbeda dengan sering bertentangan dengan sikap generasi yang lebih muda. Semua kelompok lansia sering kali mempertahankan sikap yang kuat, sehingga sikapnya lebih stabil dan sedikit sulit untuk berubah. Satu hal pada lansia yang diketahui sedikit berbeda dari orang yang lebih muda yaitu sikap mereka terhadap kematian. Hal ini menunjukkan bahwa lansia cenderung tidak terlalu takut terhadap konsep dan realitas kematian. Hal ini mungkin merupakan suatu gambaran adaptif pada penuaan.2.2Batasan Tua Atau Lanjut UsiaBeberapa pendapat mengenai batasan umur lansia.Menurut Organisasi Kesehatan DuniaLanjut usia meliputi:Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahunLanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahunUsia sangat tua (very old) = diatas 90 tahunMenurut Prof. Dr. Ny. Sumiati Ahmad MohammadMembagi periodisasi biologis perkembangan manusia sebagai berikut:0-1 tahun = masa bayi1-6 tahun = masa prasekolah6-10 tahun = masa sekolah10-20 tahun = masa pubertas40-65 tahun = masa setengah umur (prasenium)65 tahun keatas = masa lanjut usia ( senium)Menurut Dra. Ny. Jos Masdani(Psikolog Ui)Lanut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi empat bagianFase iuventus, antara 25 sampai 40 tahunFase vertilitas, antara 40 sampai 50 tahunFase prasenium, antara 55 sampai 65 tahunFase senium, 65 tahun hingga tutup usiaMenurut Prof. Dr. Koesmanto SetyonegoroPengelompokan lanjut usia sebagai berikut;Usia dewasa muda (elderly adulhood), 18 atau 29-25 tahun.Usia dewasa penuh (middle years) atau maturitas, 25-60 tahun atau 65 tahunLanjut usia (geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun70-75 tahun (yaoung old)75-80 tahun (old)Lebih dari 80 (very old)Menurut UU No. 4 Tahun 1965Dalam pasal 1 dinyatakan sebagai berikut: seorang dapat dikatakan sebagai jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain(sekarang tidak relevan lagi)Menurut UU No. 13/Th.1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi sebagai berikut;BAB 1 Pasal 1 Ayat 2 yang berbunyi:Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun keatas.

Birren and Jenner(1997) membedakan usia menjadi tiga;Usia biologis;Yang menunjuk kepada jangka waktu seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup dan matiUsia psikologisYang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.Usia sosialYang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan masyarakat kepada seseorang sebungan dengan usianya.2.3Kondisi Fisiologis Dan Patologis Pada Lanjut UsiaPerubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut UsiaPerubahan-perubahan fisik1.Sel2.Lebih sedikit jumlahnya3.Lebih besar ukurannya4.Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler5.Menurunnya proporsi protein di otak, otot, darah, dan hati.6.Jumlah sel otak menurun.7.Terganggunya mekanisme perbaikan sel8.Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%2.Sistem persarafan1.Berat otak menurun 10-20% (setiap orang berkurang sel otaknya dalam setiap harinya)2.Cepatnyan menurun hubungan persarafan3.Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres.4.Mengecilnya saraf panca indra. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya saraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya dengan ketahanan terhadap dingin.5.Kurang sensitif terhadap sentuhan3.Sistem pendengaran1.Presbiakusis (gangguan pada pendengaran). Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit dimengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas 60 tahun2.Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.3.Terjadi pengumpulan serumen dapat mengeras karena menginkatnya keratin.4.Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/stres.4.Sistem penglihatan1.Sfingter pupil timbul skelerosis dan hilangnya tespon terhadap sinar.2.Kornea lebih berbentuk sferis (bola)3.Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan.4.Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat, dan susah melihat dalam cahaya gelap5.Hilangny daya akomodasi6.Menurunnya lapangan pandang; berkurang luas pandangannya.7.Berkurangnya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.5.Sistem kardiovaskuler1.Elastisitas dinding aorta menurun2.Katup jantung menebal dan menjadi kaku3.Kemampuan jantung untuk memompa menurun 1% setiap tahun sesudah berumut 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.4.Kehilangan elatisitas pembuluh darah; kurang efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (menyebabkan pusing mendadak)5.Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer; sistolis normal 170 mmHg, diastolis normal 90 mmHg.

6.Sistem pengtaturan temperatur tubuhPada sistem pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai suatu termostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertntu, kemunduran terjadi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui antara lain;1)Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologik35oini akibat metabolisme yang menurun2)Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.7.Sistem respirasi1)Otot-otot pernapasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku2)Menurunnya aktivitas dari silia3)Paru-paru kehilangan aktivitas; kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun4)Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang5)O2pada arteri menurun menjadi 75 mmHg.6)CO2pada arteri tidak berganti7)Kemampuan untuk batuk berkurang8)Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernapasan akan menurun seiring degan bertambahnya usia.8.Sistem gastrointestinal1)Kehilangan gigi; penyebab utama adalah Periodental disease yang bisa terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang buruk.2)Indera pengecap menurun; adanya iritasi yang kronis, dari selaput lendir, atropi indera pengecap (80%), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa tentang rasa asin, asam, dan pahit.3)Eofagus melebar4)Lambung, rasa lapar menurun (sensitifitas lapar menurun), asam labung menurun, waktu mengosongkan menurun.5)Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi6)Fungsi absobsi melemah (daya absobsi terganggu)7)Liver (hati) makin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.9.Sistem reproduksi1)Menciutnya ovari dan uterus2)Atrofi payudara3)Pada laku-laki testis masih dapat memproduksi spermatosoa, meskipun adanya penurunan secara beransur-ansurA.Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi keksehatan baik), yaitu;Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usiaHubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan kemampuan seksualTidak perlu cemas karena merupakan perubahan alamiB.Selaput lendir vagina menurun, permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifatnya menjadi alkali, dan terjadi perubahan-perubahan warna.10.Sistem genito urinaria1)Ginjal, merupaan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan unit terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di glumerulus, kemudia mengecil dan nefron menjadi atrofi. Aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya; kurang kemapuan mengkonsentrasi urine, berat jenis urine menurun, proten uria.2)Vesika urinaria (kandung kemih); otot-ototnya menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200ml atau menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat. Vesika urinari susah dikosongkan sehingga meningkatkan retensi urine.3)Pembesaran prostat kurang lebih 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun4)Atrofi vulva11.Sistem endokrin1)Produksi hampir semua hormon menurun2)Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah3)Pituitari; hormon pertumbuhan ada tetapi lebih rendah tetapi rendah dan hanya dalam pembuluh darah, berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH, LH.4)Menurunnya aktifitas tiroid, BMR menurun.12.Sistem kulit1)Kulit mengerut atau keriput akibat kahilangan jaringan lemak2)Kulit kasar dan bersisik,3)Mekanisme proteksi kulit menurunProduksi serum menurunGangguan pigmentasi kulit4)Kulit kepala dan rambut menipis5)Kelenjar keringat berkurang jumlahnya13.Sistem muskuloskeletal1)Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh2)Kifosis3)Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek4)Persendian membesar dan menjadi pendek5)Tendon mengerut dan mengalami skelrosis14.Perubahan mentalFaktor yang mempengaruhi perubahan mental1)Perubahan fisik, organ perasa2)Kesehatan umum3)Tingkat pendidikan4)Keturunan5)Lingkungan1.Momory: jangka panjang (*berhari-hari yang lalu) mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka pendek (0-10 menit) kenangan buruk2.Intelegency; tidak berubah dengan informasi matematik dan perkataan verbal.3.Berkurangnya keterampilan psikomotor.5.2Terjadinya Penuaan Dini Pada Sebagian ManusiaPenuaan dini adalah proses dari penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya. Banyak orang yang mulai melihat timbulnya kerutan kulit wajah pada usia yang relatif muda, bahkan pada usia awal 20-an. Hal ini biasanya disebabkan berbagai faktor baik internal maupun eksternal.Faktor internal ini biasanya disebabkan oleh adanya gangguan dari dalam tubuh. Misalnya sakit yang berkepanjangan, serta kurangnya asupan gizi. Sedangkan faktor eksternal bisa terjadi karena sinar matahari, polusi, asap rokok, makanan yang tidak sehat dan lain sebagainya.

Struktur KulitFakta Ilmiah Tentang Kulit1.Pada usia muda, kulit baru akan muncul ke lapisan epidermis setiap 28 30 hari. Dengan bertambahnya usia, proses regenerasi berkurang secara cepat. Dan setelah usia di atas 50 tahun prosesnya menjadi sekitar 37 hari.2.Lapisan dermis kulit adalah lapisan kulit yang bertanggung jawab terhadap sifat elastisitas, dan kehalusan kulit. Berfungsi mensuplai makanan untuk lapisan epidermis, dan sebagai fondasi bagi kolagen serta serat elastin.3.Vitamin C merangsang dan meningkatkan produksi kolagen kulit dengan cara meningkatkan kemampuan perkembangbiakan sel fibroblast tua dermis.

Struktur Kolagen

Kolagen adalah komponen utama lapisan kulit dermis (bagian bawah epidermis) yang dibuat oleh sel fibroblast. Pada dasarnya kolagen adalah senyawa protein rantai panjang yang tersusun lagi atas asam amino alanin, arginin, lisin, glisin, prolin, serta hiroksiproline. Sebelum menjadi kolagen, terlebih dahulu terbentuk pro kolagen.

Bilamana produksi kolagen menurun seiring dengan bertambahnya usia, dampaknya adalah meningkatnya proses kulit kering serta sifat elastisitasnya. Lapisan dermis inilah yang bertanggung jawab akan sifat elastisitas dan kehalusan kulit (skin smoothness) yang merupakan kunci utama untuk disebut awet muda serta memiliki kulit indah (beautiful skin).Proses Penuaan Kulit

Proses Penuaan pada Kulit

Penuaan kulit pada dasarnya terbagi atas 2 proses besar, yaitupenuaan kronologi(chronological aging) dan 'photo aging'. Penuaan kronologi ditunjukkan dari adanya perubahan struktur, dan fungsi serta metabolik kulit seiring berlanjutnya usia. Proses ini termasuk, kulit menjadi kering dan tipis; munculnya kerutan halus, adanyapigmentasi kulit(age spot).Sedangkan proses 'photo aging' adalah proses yang menyangkut berkurangnya kolagen serta serat elastin kulit akibat dari paparan sinar UV matahari. Paparan sinar sinar UV yang berlebihan, dapat menyebabkan kerusakan kulit akibat munculnya enzim proteolisis dari radikal bebas yang terbentuk. Enzim ini selanjutnya memecahkan kolagen serta jaringan penghubung di bawah kulit dermis.Sehingga dari pengetahuan kita mengenai fakta dan proses penuaan kulit yang merupakan penyebab penuaan dini, kita perlu melakukan tindakan yang tepat untuk menangani penuaan dini. Salah satu tindakan yang tepat untuk menangani penuaan dini adalah memakai produk antiaging yang tepat.SerC, serum vitamin C adalah produk perawatan kulit yang tepat, berguna memperlambat proses penuaan dini dan menyamarkan keriput (atau kerutan) kulit wajah.