gerontik sistem penuaan

21
BAB II KONSEP TEORI A. Konsep Penuaan 1. Pengertian Penuaan Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Darmojo, 2000). Proses penuaan adalah siklus yang ditandai dengan menurunnya berbagai fungsi organ tubuh karena bertambahnya umur. Umumnya proses penuaan dapat terlihat jelas dari garis-garis kerutan di permukaan kulit, baik kulit wajah maupun kulit dibagian tubuh lainnya. Proses penuaan bisa berlangsung lebih cepat apabila tubuh tidak cukup mendapatkan asupan nutris dan vitamin. Selain itu cepatnya proses penuaan dipengaruhi juga oleh perawatan dan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang ( Bambang Sudewo, 2009). 3

Upload: matthew-yates

Post on 22-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asuhan keperawatan gerontologi bab sistem penuaaan

TRANSCRIPT

Page 1: gerontik sistem penuaan

BAB II

KONSEP TEORI

A. Konsep Penuaan

1. Pengertian Penuaan

Menua adalah suatu proses menghilangkan secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan  fungsi  normalnya  sehingga  tidak  dapat 

bertahan  terhadap  jejas  (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang

diderita (Darmojo, 2000).

Proses penuaan adalah siklus yang ditandai dengan menurunnya

berbagai fungsi organ tubuh karena bertambahnya umur. Umumnya proses

penuaan dapat terlihat jelas dari garis-garis kerutan di permukaan kulit, baik

kulit wajah maupun kulit dibagian tubuh lainnya. Proses penuaan bisa

berlangsung lebih cepat apabila tubuh tidak cukup mendapatkan asupan nutris

dan vitamin. Selain itu cepatnya proses penuaan dipengaruhi juga oleh

perawatan dan kondisi kesehatan fisik dan psikis seseorang ( Bambang

Sudewo, 2009).

2. Teori dan Proses Menua (Aging Process)

Menurut R Siti Maryam (2008), teori yang berkaitan dengan proses

penuaan yaitu teori biologi, teori psikologis, teori social dan teori spiritual.

a. Teori Biologi

Teori biologi mencakup teori genetik dan mutasi, immunology

slow theory, teori stress ,teori radikal bebas dan teori rantai silang.

3

Page 2: gerontik sistem penuaan

4

1) Teori genetik dan mutasi

Menurut teori genetik dan mutasi, menua terprogram secara

genetik. Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan molekul DNA

dan sel pada saatnya akan mengalami mutasi, sebagai contoh yang

khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin (terjadi penurunan fungsi

sel). Terjadi pengumpulan pigmen atau lemak dalam tubuh yang

disebut teori akumulasi dari produk sisa, sebagai contoh adalah adanya

pigmen lipofusin di sel otot jantung dan susunan saraf pusat pada

lansia yang mengakibatkan terganggunya fungsi pada sel itu sendiri.

Pada teori biologi dikenal sebagai istilah pemakaian dan

perusakan yang terjadi karena kelebihan usaha dan stress yang

menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lelah (pemakaian). Pada teori ini

juga didapatkan terjadinya peningkatan jumlah kolagen dalam tubuh

lansia ,tidak ada perlindungan terhadap radiasi , penyakit dan

kekurangan gizi.

2) Immunology slow theory

Menurut teori ini, system imun tidak efektif dengan

bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam tubuh yang

menyebabkan kerusakan organ tubuh.

3) Teori stress

Teori stress mengungkapkan menua terjadi akibat hilangnya

sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat

mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan

stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

Page 3: gerontik sistem penuaan

5

4) Teori radikal bebas

Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya

radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik

seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak

dapat melakukan regenerasi.

5) Teori rantai silang

Pada teori ini diungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang

sudah tua menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya jaringan kolagen.

Ikatan ini mengakibatkan kurangnya elastisitas dan hilangnya fungsi

sel.

b. Teori Psikologis

Teori psikososial memusatkan perhatian pada perubahan sikap

dan  perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari

implikasi  biologi pada kerusakan anatomis. Pada usia lanjut, proses

penuaan terjadi secara alamiah dan seiring dengan penambahan usia.

Perubahan psikologis dapat pula dihubungkan dengan mental dan

keadaan fungsional yang efektif. Adanya penurunan yang meliputi

persepsi, kognitif, memori dan belajar pada usia lanjut menyebabkan

mereka sulit untuk dipahami dan berinteraksi.

c. Teori Sosial

Teori sosial mencakup teori interaksi sosial (social exchange

theory), teori penarikan diri (disengagement theory), teori aktivitas

(activity theory), teori kesinambungan (continuity theory), teori

perkembangan (development theory), dan teori stratifikasi usia (age

stratification theory).

Page 4: gerontik sistem penuaan

6

1) Teori interaksi sosial (social exchange theory)

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lansia bertindak pada

situasi tertentu yaitu hal hal yang di hargai masyarakat. Pokok pokok

teori interaksi social antara lain :

a) Masyarakat terdiri atas actor-aktor social yang berupaya

mencapai tujuanya masing masing

b) Dalam upaya tersebut erjadi interaksi social yang memerlikan

biaya dan waktu

c) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai seseorang harus

mengelurkan biaya dan berusaha mencari keuntungan dan

mencegah terjadinya keruguian

2) Teori penarikan diri (disengagement theory)

Dalam teori ini, putusnya pergaulan atau hubungan dengan

masyarakat dan kemunduran individu dengan individu lainnya.

Dengan bertambahnya usia, seseorang secara pelan tetapi pasti mulai

melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari

pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial

lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga

sering terjadi kehilangan ganda (triple loss), yakni : kehilangan peran

(loss of role), hambatan kontak sosial (restriction of contacts and

relationship), dan berkurangnya komitmen (reduced commitment to

social mores and values) (Nugroho, 2002).

Pokok – pokok teori menarik diri adalah sebagai berikut :

a) Pada pria, kehilangan peran hidup terutama terjadi pada masa

pension. Sedangkan pada wanita terjadi pada masa ketikan peran

Page 5: gerontik sistem penuaan

7

dalam keluarga berkurang, missalnya saat anak beranjak dewasa

serta meninggalkan rumah untuk belajar dan menikah.

b) Lansia dan masyarakat mampu mengambil manfaat dari hal ini,

karena lansia dapat merasakan bahwa tekanan social berkurang

sedangkan kaum muda memperoleh kerja yang lebih luas.

c) Tiga aspek utama dalam teori ini adalah proses menarik diri yang

terjadi sepanjang hidup dan tidak dapat dihindari serta harus

diterima oleh lansia dan masyarakat.

3) Teori aktivitas (activity theory)

Pada teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses

bergantung dari bagaimana seorang lansia meraskan kepuasan dalam

melakukuan aktivitas serta mempertahankan aktivitas tersebut lebih

penting dibandingkan kuantitas dan aktivitas yang dilakukan. Dari satu

sisi aktivitas lansia dapat menurun akan tetapi dapat juga

dikembangkan misalnya peran lansia sebagai relawan.penerapan teori

aktivitas saNgat positif terhadap lansia karena memungkinkan para

lansia untuk berinteraksi sepenuhnya di masyarakat. bahwa sangat

penting bagi individu lanjut usia untuk tetap aktivitas dan mencapai

kepuasan hidup

4) Teori kesinambungan (continuity theory)

Teori ini mengemukakan adanya kesinmbungan dalam siklus

kehidupan lansia. Teori kontinuitas atau teori perkembangan

menyatakan bahwa kepribadiaan tetap sama dan perilaku menjadi

lebih mudah diprediksi seiring penuaan. Kepribadian dan pola perilaku

yang berkembang sepanjang kehidupan menentukan derajat

keterikatan dan aktivitas pada masa lanjut usia. Pengalaman hidup

Page 6: gerontik sistem penuaan

8

seseorang pada suatu saat merupkan gambaranya kelak saat dia

menjadi lansia. Hal ini dapat terlihat pada gaya hidup perilaku dan

hrapan seseorang ternyata tidak berubah meskipun dia telah menjadi

lansia.lansia tidak disarankan untuk melepas peran atau aktuf dalam

proses penuaan, tetapi pada pengalaman di masalalu lansia harus

memilih peran apa yang harus dipertahankan tu di hilangkan, peran

lansia yang hilang tak perlu diganti serta lansia berkesempatan untuk

memilih berbagai macam cara untyk beradaptasi.

5) Teori perkembangan (development theory)

Teori ini menekankan pentingya mempelajari apa yang telah

dialami oleh lansia pada sat muda hingga dewasa. Pada teori ini

terdapat 8 fase yaitu :

a) Lansia yang menerima apa adanya

b) Lansia yang takut mati

c) Lansia yang merasakn hidup penuh arti

d) Lansia yang menyesali diri

e) Lansia yang bertanggug jawab dengan merasakan kesetiaan

f) Lansia yang kehidupanya berhasil

g) Lansia yang mersa terlambat untuk memperbaiki diri

h) Lansia yang perlu menemukan integritas diri melawan

keputusasaan

Dalam teori ini mengurakian 7 jenis tugas perkembangan

selama hidup yang harus dilaksanakan oleh lansia yaitu :

Page 7: gerontik sistem penuaan

9

a) Penyesuaian terhadap penurunan kemampuan fisik dan psikis

b) Penyesuaian terhadap pensiun dan penurunan pendapatan

c) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

d) Menemukan kepuasan hidup dalam berkeluarga

e) Penyesuaian diri terhadap kenyataan akan meninggal

f) Menerima diriya sebagai seorang lansia

6) Teori stratifikasi usia (age stratification theory).

Dua element penting dari teori ini adalah struktur dan prosesnya.

a) Struktur mencakup hal hal sebagai berikut : bagiamana peran dan

harapan menurut penggolongan usia, bagaimanakah penilaian

strata itu sendiri dan strata lainya, bagimanakah terjadinya

penyebaran peran dan kekeuasaan yang tak merata pada masing

masing strata yang didasarkan pada pengalamn lansia.

b) Proses mencakup hal hal sebgi berikut : bagaimanakah

menyesuaikan keududkan seseorang degan peran yang

ada,bagaimanakah cara mengatur transisi peran secara berurutan

dan terus menerus

d. Teori spiritual

Komponen spiritual mengarah pada pengertian hubungan individu

dengan alam semesta dan persepsi individu tentang arti kehidupan. Di

dalam teori ini terdapat istilah kepercayaan yang diartikan sebagai suatu

bentuk pengetahuan dan cara berhubungan dengan kehidupan akhir.

Page 8: gerontik sistem penuaan

10

Perkembangan spiritual pada lansia berada pada tahap prinsip cinta dan

keadilan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Menua

Menurut Santoso(2009), faktor yang mempengaruhi proses menua

antara lain:

a. Faktor endogenik yaitu dari dalam tubuh manusia sendiri dengan

menuanya organ tubuh.

b. Faktor eksogenik yaitu pengaruh dari luar berupa gaya hidup, lingkungan,

social budaya, hereditas atau ketuaan genetic, nutrisi atau makanan,

pengalaman hidup, status kesehatan dan stress. Faktor ini dapat diubah

dengan bebagai cara agar manusia lebih sehat dan hidup sejahtera.

4. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia Secara Fisik

Menurut Siti Maryam (2008), perubahan fisik yang terjadi pada lansia

antara lain :

a. Sel : jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan

cairan intraseluler menurun.

b. Sistem pancaindra :

1) Pendengaran : presbiakusis, gangguan refles kontrol postural,

degenerasi korti, hilangnya neuron di kokhlea, elastisitas membran

vibrasi basiler menurun, akumulasi serumen meningkat, atrofi striae

vaskularis, degenerasi sel rambut di kanal semi sirkularis, penurunan

pendengaran.

Page 9: gerontik sistem penuaan

11

2) Penglihatan : presbiopia, lensa kehilangan elastisitas dan kaku, otot

penyangga lensa lemah, ketajaman penglihatan dan daya akomodasi

dari jarak jauh atau dekat berkurang, lapang pandang menyempit.

3) Raba/ taktil : atrofi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut, liver

spot (pigmen coklat), tipis, berbercak, perabaan menurun.

4) Pengecap : hilangnya tanggap terhadap refleks batuk dan menelan,

lipatan suara menghilang, suara gemetar, nada meninggi, kekuatan

dan jangkauan menurun, atrofi dan hilangnya elastisitas otot dan

tulang rawan larings.

5) Penciuman : gangguan rasa membau.

6) Sistem gastrointestinal : penurunan intake, kehilangan gigi

(periodental disease), indra pengecap menurun (adanya iritasi kronis

selaput lendir, atrofi indra pengecap, hilangnya sensitivitas dari saraf

pengecap di lidah terutama rasa asin, asam, pahit), sensitivitas lapar di

lambung menurun, asam lambung menurun, waktu mengosongkan

lambung lama, peristaltik usus lemah hingga timbul konstipasi, fungsi

absorpsi lemah, liver mengecil, berkurangnya aliran darah, dan

menurunnya tempat penyimpanan lemak, produksi enzim pencernaan

menurun, disfagia, BB menurun.

7) Sistem kardiovaskuler : massa jantung bertambah, ventrikel kiri

hipertropi, kemampuan peregangan jantung berkurang, perubahan

jaringan ikat dan penumpukan lipofusin dan klasifikasi SA node dan

jaringan konduksi berubah menjadi jaringan ikat, konsumsi O2  pada

tingkat maksimal berkurang sehingga kapasitas paru menurun, katup

jantung menebal dan kaku, menurunnya kontraksi dan volume,

Page 10: gerontik sistem penuaan

12

elastisitas pembuluh darah menurun, meningkatnya resistensi

pembuluh darah perifer sehingga TD meningkat.

8) Sistem respirasi : kekuatan otot pernapasan menurun dan kaku,

elastisitas paru menurun, kapasitas residu meningkat sehingga

menarik napas lebih berat, alveoli melebar dan jumlahnya menurun,

kemampuan batuk menurun, penyempitan pada bronkus.

9) Sistem endokrin : produksi hormon menurun, penurunan aktivitas

tiroid, hormon seksual dan fertilitas menurun, hormon pertumbuhan

menurun sehingga menimbulkan osteoporosis.

10) Sistem hematologi : sumsum tulang mengandung lebih sedikit sel

hemopoitik, respon regeneratif terhadap hilang darah atau terapi

anemia pernisiosa agak berkurang, timbul penyakit anemia defisiensi

besi, megaloblastik, anemia penyakit kronis.

11) Persendian : jaringan ikat sekitar sendi seperti tendon, ligament, fasia

mengalami penurunan elastisitas, ligament dan jaringan periarkular

mengalami daya lentur, terjadi degenerasi, erosi, dan kalsifikasi pada

kartilago dan kapsul sendi, fleksibilitas sendi menurun sehingga luas

dan gerak sendi menurun, kaku sendi.

12) Sistem urogenital dan tekanan darah : terjadi penebalan kapsula

bowman, gangguan permeabilitas terhadap solut yang akan difiltrasi,

nefron mengalami penurunan jumlah dan timbul atrofi pada ginjal,

aliran darah di ginjal menurun, penebalan intima pada pembuluh

darah atau tunika media akibat aterosklerosis dan proses menua,

kelenturan pembuluh darah tepi meningkat sehingga menyebabkan

tekanan darah sistolik meningkat.

Page 11: gerontik sistem penuaan

13

13) Sistem persyarafan : berat otak menurun, meningen menebal,

degenerasi pigmen substantia nigra, parkinson dan demensia,

vaskularisasi otak menurun, tia, stroke, gangguan persepsi analisis

berkurang, memori jangka panjang dan pendek menurun, lebih egois

dan introvert kaku dalam memecahkan masalah, gangguan merasa

panas, dingin, nyeri.

14) Sistem integumen : kulit menipis, kering, fragil, berubah warna,

rambut menipis, beruban, kuku menipis, mudah patah, pertumbuhan

lambat, beralur, elastisitas kulit menurun, purpura senilis, bercak

campbell de morgan, berkurangnya bantalan akibat penurunan lemak

subkutan, degenerasi kolagen, atrofi epidermis, kelenjar keringat,

folikel rambut,perubahan pigmenter.

15) Sistem muskuloskeletal : cairan tulang menurun sehingga mudah

rapuh (osteoporosis), bungkuk (kifosis), persendian kaku dan

membesar akibat atrofi otot, kram, tremor, tendon mengerut dan

mengalami sklerosis.

16) Sistem reproduksi :

Pada lansia wanita terjadi , menciutnya ovarium dan uterus,

atrofi pada payudara, menopouse, selaput lendir vagina menurun,

permukaan menjadi halus, sekresi menjadi berkurang, reaksi sifat

sekresi menjadi alkali.

Pada lansia pria, testis masih dapat memproduksi spermatozoa

meskipun terjadi penurunan berangsur-angsur, dorongan seksual

menetap sampai usia di atas 70 tahun.

Page 12: gerontik sistem penuaan

14

5. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia Secara Psikologi

Perubahan psikologis pada lansia sejalan dengan perubahan secara

fisiologis. Masalah psikologis ini pertama kali mengenai sikap lansia terhadap

kemunduran fisiknya (disengagement theory) yang berati adanya penarikan

diri dari masyarakat dan dari diri pribadinya satu sama lain. Lansia dianggap

terlalu lamban dengan daya reaksi yang lambat, kesigapan dan kecepatan

bertindak dan berfikir menurun

Menurut Darmojo (2006), perubahan – perubahan yang terjadi pada

lansia secara psikologi, lansia dapat merasakan berbagai macam perasaan

diantaranya:

a. Kesepian

Terjadi pada saat pasangan hidup atau teman dekat meninggal

terutama jika lansia mengalami penurunan kesehatan, seperti menderita

penyakit fisik berat, gangguan mobilitas atau gangguan sensorik terutama

pendengaran.

b. Duka cita (Bereavement)

Meninggalnya pasangan hidup, teman dekat, atau bahkan hewan

kesayangan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa yang telah rapuh pada

lansia. Hal tersebut dapat memicu terjadinya gangguan fisik dan

kesehatan.

c. Depresi

Duka cita yang berlanjut akan menimbulkan perasaan kosong, lalu

diikuti dengan keinginan untuk menangis yang berlanjut menjadi suatu

episode depresi. Depresi juga dapat disebabkan karena stres lingkungan

dan menurunnya kemampuan adaptasi.

Page 13: gerontik sistem penuaan

15

d. Gangguan cemas

Dibagi dalam beberapa golongan: fobia, panik, gangguan cemas

umum, gangguan stress setelah trauma dan gangguan obsesif kompulsif,

gangguan-gangguan tersebut merupakan kelanjutan dari dewasa muda

dan berhubungan dengan sekunder akibat penyakit medis, depresi, efek

samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat.

e. Parafrenia

Suatu bentuk skizofrenia pada lansia, ditandai dengan waham

(curiga), lansia sering merasa tetangganya mencuri barang-barangnya

atau berniat membunuhnya. Biasanya terjadi pada lansia yang

terisolasi/diisolasi atau menarik diri dari kegiatan sosial.

f. Sindroma Diogenes

Suatu kelainan dimana lansia menunjukkan penampilan perilaku

sangat mengganggu. Rumah atau kamar kotor dan bau karena lansia

bermain-main dengan feses dan urin nya, sering menumpuk barang

dengan tidak teratur. Walaupun telah dibersihkan, keadaan tersebut dapat

terulang kembali.

6. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia Secara Sosial dan Ekonomi

Menurut Warsono (2010), Umumnya lansia banyak yang melepaskan

partisipasi sosial mereka, walaupun pelepasan itu dilakukan secara terpaksa.

Orang lanjut usia yang memutuskan hubungan dengan dunia sosialnya akan

mengalami kepuasan. Pernyataan tadi merupakan disaggrement theory.

Aktivitas sosial yang banyak pada lansia juga mempengaruhi baik buruknya

kondisi fisik dan sosial lansia. Lanjut usia dengan keterlibatan sosial yang

lebih besar memiliki semangat dan kepuasan hidup yang tinggi, penyesuaian

serta kesehatan mental yang lebih positif dari pada lanjut usia yang kurang

terlibat secara social.

Page 14: gerontik sistem penuaan

16

Sebagian besar hubungan lansia dengan anak jauh kurang memuaskan

yang disebabkan oleh berbagai macam hal. Penyebabnya antara lain :

kurangnya rasa memiliki kewajiban terhadap orang tua, jauhnya jarak tempat

tinggal antara anak dan orang tua. Lansia tidak akan merasa terasing jika

antara lansia dengan anak memiliki hubungan yang memuaskan sampai lansia

tersebut berusia 50 sampai 55 tahun. Orang tua usia lanjut yang

perkawinannya bahagia dan tertarik pada dirinya sendiri maka secara

emosional lansia tersebut kurang tergantung pada anaknya dan sebaliknya.

Umumnya ketergantungan lansia pada anak dalam hal keuangan. Karena

lansia sudah tidak memiliki kemampuan untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya. Anak-anaknya pun tidak semua dapat menerima permintaan atau

tanggung jawab yang harus mereka penuhi. Perubahan perubahan tersebut

pada umumnya mengarah pada kemunduruan kesehatan fisik dan psikis yang

akhirnya akan berpengaruh juga pada aktivitas ekonomi dan sosial mereka.

Sehingga secara umum akan berpengaruh pada aktivitas kehidupan sehari-

hari.