bab i. revisi
TRANSCRIPT
KURIKULUM SMK N 5 PANGALENGAN
BAB IPENDAHULUAN
A. RASIONAL
1. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Sekolah (KTSP) merupakan kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing sekolah. KTSP ini
dikembangkan sesuai dengan tuntutan otonomi pendidikan.
Pengembangan KTSP oleh sekolah sesuai dengan situasi dan konteks
yang dimilikinya. Akan tetapi, sekolah tetap harus mengacu pada lingkup standar
nasional pendidikan yang ada, sesuai dengan PP 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Keleluasaan sekolah dalam mengembangkan KTSP tentu harus diikuti
dengan analasis situasi sekolah untuk mencapai lingkup standar nasional
pendidikan yang sudah ditetapkan, di antaranya Standar Isi (SI) dalam
Permendiknas no 22 tahun 2006 dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam
Permendiknas no 23 tahun 2006. Hasil analisis tersebut merupakan dasar
pijakan untuk menentukan kedalaman dan keluasan target-target yang
ditetapkan, budaya yang akan dibangun, tujuan yang ingin dicapai, serta isi dan
bahan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan bermutu di sekolah tersebut.
Pencapaian tujuan pendidikan bermutu tersebut sesuai dengan UU Sisdiknas no
20 tahun 2003 pasal 5, yaitu “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.
Penyusunan dan pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan
perencanaan sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja
dan/atau lokakarya sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah
yang diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru (BSNP,
2006: 33). Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi:
analisis sekolah, penyiapan dan penyusunan draf, reviu dan revisi, serta
finalisasi, pemantapan dan penilaian (cf. BSNP, 2006: 33).
KTSP disusun oleh sekolah untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah. Analisis terhadap
kekuatan dan kelemahan program-program meliputi: program pendidikan (antara
lain: pemilihan mata pelajaran muatan nasional dan muatan lokal, pemilihan
kegiatan pengembangan diri, penentuan pendidikan kecakapan hidup,
penentuan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global), program
pembelajaran, program remedial, dan program pengayaan.
KOMPETENSI KEAHLIAN Halaman 1 dari 107AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA
KURIKULUM SMK N 5 PANGALENGAN
Ada atau tidaknya program, keterlaksanaan, serta kesesuaian program
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah/ daerah merupakan analisis
yang sangat diperlukan untuk mengembangkan KTSP.
Penyusunan dan pengembangan KTSP di SMK Negeri 5 Pangalengan
merupakan bagian dari kegiatan perencanaan sekolah. Kegiatan penyusunan
berbentuk rapat kerja yang diawali oleh pembentukan tim pengembang
Kurikulum. dan lokakarya sekolah atau kelompok sekolah (MGMP) yang
diselenggarakan dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru sesuai
dengan panduan penyusunan KTSP (BSNP, 2006: 33). Tahap kegiatan
penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: analisis sekolah, hasil analisis
dalam bentuk laporan analisis konteks, penyiapan dan penyusunan draf, reviu
dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian sesuai dengan pentunjuk
penyusunan KTSP (cf. BSNP, 2006: 33).
Kendala yang dihadapi dalam penyusunan Kurikulum SMK Negeri 5
Pangalengan (KTSP) diantaranya kesulitan dalam melaksanakan analisis
konteks terutama menyangkut analisis Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan, hal ini dikarenakan kurangnya pemahaman terutama dari guru mata
pelajaran tentang cara melaksanakan analisis Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan tersebut, kendala yang lain adalah pengumpulan
administrasi guru yang tidak tepat waktu, terutama silabus dan RPP yang
merupakan bagian dari KTSP. Sehingga kedua kendala tersebut mengakibatkan
KTSP tidak tersusun tepat waktu sebelum awal tahun pelajaran baru sesuai
dengan petunjuk penyusunan KTSP dari BSNP.
2. Landasan
a. Landasan Filosofis
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-
nilai budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki
nilai-nilai budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup
berbangsa dan bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis
dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus,
kewaktuan, kondisi sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal
ini akan menjadi pertimbangan dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah
ini.
KOMPETENSI KEAHLIAN Halaman 2 dari 107AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA
KURIKULUM SMK N 5 PANGALENGAN
b. Landasan Yuridis
Secara yuridis Kurikulum SMK Negeri 5 Pangalengan ini dikembangkan
berdasarkan:
Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta
kesejahteraan umat manusia” dan Pasal 32 ayat (1), “Negara
memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dalam
mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi peserta didik seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”. Pasal 36 ayat (2), “Kurikulum
pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, danpeserta didik”.
Pasal 38 ayat (2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi
dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama
kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan
menengah”.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs./SMPLB,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
peserta didik”.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 tenatang Standar Isi (SI) untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah Pasal 1, “Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi mencakup lingkup
KOMPETENSI KEAHLIAN Halaman 3 dari 107AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA
KURIKULUM SMK N 5 PANGALENGAN
materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu”.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah Pasal 1, “ Standar Kompetensi lulusan untuk satuan
pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam menentukan kelulusan peserta didik, selanjutnya pada Pasal 2,
“Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar
dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata
pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Stadnar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 6 Tahun 2007 tentang
Perubahan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan nomor 24 Tahun
2006 tentang pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi
Lulusan, “Satuan pendidikan dapat mengadopsi atau mengadaptasi
model Kurikulum Tingkat Satuan Pedidikan Dasar dan Menengah yang
disusun oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen
Pendidikan Nasional bersama unit terkait”.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan
wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Keputusan Dirjen Mendikdasmen Nomor 251/c/kep/mn/2008 Tentang
Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.
B. TUJUAN
Tujuan penyusunan KTSP di sekolah yaitu agar diadakannya
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Analisis terhadap kekuatan dan kelemahan program-program meliputi: program
pendidikan (antara lain: pemilihan mata pelajaran muatan nasional dan muatan lokal,
pemilihan kegiatan pengembangan diri, penentuan pendidikan kecakapan hidup,
KOMPETENSI KEAHLIAN Halaman 4 dari 107AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA
KURIKULUM SMK N 5 PANGALENGAN
penentuan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global), program pembelajaran,
program remedial, dan program pengayaan.
Ada atau tidaknya program, keterlaksanaan, serta kesesuaian program
dengan kebutuhan dan potensi yang ada di sekolah/ daerah merupakan analisis yang
sangat diperlukan untuk mengembangkan KTSP.
KOMPETENSI KEAHLIAN Halaman 5 dari 107AGRIBISNIS TERNAK RUMINANSIA