bab i oke (1-4)

5
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Surabaya merupakan salah satu kota terbesar yang ada di Indonesia. Saat ini, kegiatan perekonomian di Surabaya berkembang sangat pesat. Berkembang pesatnya kegiatan ekonomi dapat mengarah pada peningkatan pemanfaatan lahan. Lahan kosong dibangun menjadi permukiman, pabrik-abrik, atau bahkan pusat- pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan tempat usaha. Seiring dengan perkembangan ekonomi, banyaknya penduduk yang tinggal juga dapat dikaitkan dengan adanya penggunaan transportasi baik darat, udara, maupun laut.Namun lebih banyak yang menggunakan transportasi darat dikarenakan dapat digunakan oleh semua kalangan seperti angkutan umum dan angkutan pribadi. Jika peningkatan jumlah kendaraan bermotor ini tidak diimbangi dengan pengembangan jalan sebagai penampung mobilitas kendaraan bermotor, maka akan menyebabkan padatnya jalanan yang ada di Surabaya. Banyaknya kendaraan bermotor menjadikan padatnya jalan dan mengakibatkan cukup banyak dampak terhadap masyarakat. Salah satunya adalah dampak kebisingan. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no 48 Tahun 1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu 1

Upload: estasaragih

Post on 01-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I oke (1-4)

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKota Surabaya merupakan salah satu kota terbesar yang

ada di Indonesia. Saat ini, kegiatan perekonomian di Surabaya berkembang sangat pesat. Berkembang pesatnya kegiatan ekonomi dapat mengarah pada peningkatan pemanfaatan lahan. Lahan kosong dibangun menjadi permukiman, pabrik-abrik, atau bahkan pusat-pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan tempat usaha.

Seiring dengan perkembangan ekonomi, banyaknya penduduk yang tinggal juga dapat dikaitkan dengan adanya penggunaan transportasi baik darat, udara, maupun laut.Namun lebih banyak yang menggunakan transportasi darat dikarenakan dapat digunakan oleh semua kalangan seperti angkutan umum dan angkutan pribadi. Jika peningkatan jumlah kendaraan bermotor ini tidak diimbangi dengan pengembangan jalan sebagai penampung mobilitas kendaraan bermotor, maka akan menyebabkan padatnya jalanan yang ada di Surabaya.

Banyaknya kendaraan bermotor menjadikan padatnya jalan dan mengakibatkan cukup banyak dampak terhadap masyarakat. Salah satunya adalah dampak kebisingan. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no 48 Tahun 1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Kebisingan yang timbul akan berdampak negatif pada komponen lain, seperti gangguan psikologis, kesehatan manusia, serta gangguan kenyamanan.

Menurut Wikipedia Indonesia, rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Pada dasarnya, rumah sakit berfungsi sebagai pelayanan pengobatan, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pelatihan sumber daya manusia, penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi bidang kesehatan.

Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital) dr. Ramelan merupakan salah satu Rumah Sakit  Tingkat 1 TNI dan Rumah

1

Page 2: BAB I oke (1-4)

2

Sakit Tipe A standar Kementerian Kesehatan yang menjadi rujukan pasien khususnya di Indonesia Wilayah Timur. Rumah Sakit ini  juga sebagai media untuk menuntut ilmu bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi Universitas Hang Tuah,  Stikes, Sekesal dan Institusi lainnya. Rumah sakit ini terletak di Jalan Gadung no.1. Jalan Gadung ini terletak di persimpangan yang menghubungkan Jalan Ahmad Yani dengan frontage road yang dibangun pemerintah yang menjadikan rumah sakit ini rentan terhadap kebisingan yang ditimbulkan di jalan-jalan tersebut.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup no. 48 tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan, telah diatur mengenai kebisingan yang dianjurkan pada masing-masing tempat sesuai peruntukannya dimana standar baku mutu untuk rumah sakit atau sejenisnya adalah 55 dB. Pada penelitian terdahulu yang juga membahas terkait kebisingan di rumah sakit adalah pengukuran tingkat kebisingan di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi yang berlokasi di Jember dimana hasil penelitian menunjukkan nilai kebisingan di rawat inap rumah sakit tersebut rata-rata adalah 50,96 dB dimana standar baku mutu yang digunakan adalah penetapan dari WHO (World Health Organization).

1.2 Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan

masalah dalam penelitian kali ini adalah :1.Seberapa besar tingkat kebisingan maksimum dan

minimum di Rumkital dr. Ramelan Surabaya?2.Bagaimana kah jenis barrier yang sesuai guna

meminimalisir kebisingan di kawasan Rumkital dr. RamelanSurabaya?

1.3 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah:1.Mengukur tingkat kebisingan maksimum dan minimum di

kawasan Rumkital dr. Ramelan Surabaya dan membandingkannya dengan standar baku mutu yang

Page 3: BAB I oke (1-4)

3

ditetapkan oleh Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48/ MENLH/PER/XI/ 1996.

2.Menentukan penggunaan jenis barrier yang efektif guna meminimalisir intensitas kebisingan di kawasan Rumkital dr. Ramelan Surabaya.

1.4 Manfaat PenelitianManfaat penelitian ini adalah untuk pemecahan persolan pembangunan:1. Memperoleh peta pola persebaran tingkat kebisingan

yang diperoleh dari program Surfer, apakah melebihi standar baku mutu kebisingan menurut Keputusan Menteri Negara Republik Indonesia No. 48/ MENLH/PER/XI/ 1996.

2. Memberikan informasi kepada pihak Rumkital dr. Ramelan mengenai nilai kebisingan di kawasan rumah sakit.

3. Memberikan masukan kepada pihak Rumkital dr. Ramelan mengenai jenis barrier yang efektif guna meminimalisir intensitas kebisingan di wilayah studi.

1.5 Ruang Lingkup dan Batasan MasalahRuang Lingkup untuk penelitian kali ini adalah:1. Penelitian kebisingan dilakukan di kawasan Rumkital

dr. Ramelan Surabaya.2. Pengambilan sampel menggunakan alat SLM (Sound

Level Meter), stop-watch, dan GPS (Global Positioning System) untuk menentukan titik koordinat area sampling.

3. Pengukuran level bunyi dilakukan pada lingkungan yang berasal dari sumber kegiatan transportasi tanpa memperhatikan arah dan kecepatan angin tetapi yang terpenting yaitu memperhatikan cuaca/iklim.

4. Pengukuran dilakukan pada kondisi jam dan harimaksimum (peak)

5. Variabel penelitian ini titik sampling (22 titik), waktu sampling (4 hari), dan periode pengambilan sampling (7 kali dalam 1 hari)

Page 4: BAB I oke (1-4)

4

6. Pemetaan pola tingkat kebisingan dengan menggunakan program Surfer 9.0.

7. Pemberdayaan serta pemilihan alternatif barrier yang menunjang guna mereduksi tingkat kebisingan di wilayah studi.

“halaman ini sengaja dikosongkan”