bab i eritroderma

3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eritoderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red = merah) + derma, dermatos (skin = kulit), merupakan keradangan kulit yang mengenai 90% atau lebih pada permukaan kulit yang biasanya disertai skuama. Pada beberapa kasus, skuama tidak selalu ditemukan, misalnya pada eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena bercampur dengan hiperpigmentasi. Eritroderma dapat timbul sebagai perluasan dari penyakit kulit yang telah ada sebelumnya (psoriasis, dermatitis atopik dan dermatosis spongiotik lainnya), reaksi hipersensitivitas obat (antiepilepsi, antihipertensi, antibiotika, calcium channel blocker, dan bahan topikal), penyakit sistemik termasuk keganasan, serta idiopatik (20%) (Earlia et al, 2009). 1

Upload: muhammad-najib-abd

Post on 12-Feb-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kulit

TRANSCRIPT

Page 1: Bab i Eritroderma

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eritoderma berasal dari bahasa Yunani, yaitu erythro- (red = merah) +

derma, dermatos (skin = kulit), merupakan keradangan kulit yang mengenai 90%

atau lebih pada permukaan kulit yang biasanya disertai skuama. Pada beberapa

kasus, skuama tidak selalu ditemukan, misalnya pada eritroderma yang

disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama

Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena bercampur dengan

hiperpigmentasi. Eritroderma dapat timbul sebagai perluasan dari penyakit kulit

yang telah ada sebelumnya (psoriasis, dermatitis atopik dan dermatosis spongiotik

lainnya), reaksi hipersensitivitas obat (antiepilepsi, antihipertensi, antibiotika,

calcium channel blocker, dan bahan topikal), penyakit sistemik termasuk

keganasan, serta idiopatik (20%) (Earlia et al, 2009).

Eritroderma, disebut juga sebagai dermatitis eksfoliatif, diperkenalkan

pertama kali oleh Hebra pada 1868, merupakan kelainan kulit inflamasi yang

ditandai kulit eritema generalisata dan skuama yang luas melibatkan 90% luas

permukaan kulit. Eritroderma dan dermatitis eksfoliatif merupakan satu perjalanan

klinis, yakni tahap awal berupa kulit eritema generalisata yang kemudian diikuti

dengan pengelupasan kulit (Earlia et al, 2009).

Pada eritroderma yang terjadi yang disebabkan oleh efek samping obat

dan golongan dermatitis biasanya timbul dalam waktu singkat. Dimulai dengan

bercak eritema yang cepat sekali meluas, bisa disertai demam, menggigil atau

malaise yang tidak terlalu berat. Bercak eritema tersebut biasanya mencapai

1

Page 2: Bab i Eritroderma

2

keseluruhan permukaan tubuh dalam 12-48 jam. Selanjutnya diikuti dengan

timbulnya deskuamasi dalam 2-6 hari, seringkali dimulai di daerah lipatan kulit.

Seluruh kulit tampak kemerahan, mengkilap dan mengelupas serta teraba panas

dan menebal pada pemeriksaan palpasi. Penderita merasa kulitnya ketat, gatal atau

kadang-kadang terasa panas seperti terbakar. Setelah eritroderma berlangsung

beberapa minggu, rambut kepala bisa rontok, juga kulit menjadi tebal dan kasar

(Murtiastutik et al, 2009).

Insiden eritroderma sangat bervariasi. Penyakit ini dapat mengenai pria

atau wanita, namun paling sering pada pria dengan ratio 2 : 1 sampai 4 : 1, dengan

onset usia rata-rata >40 tahun, namun eritroderma juga dapat terjadi pada semua

usia. Penyebab utamanya adalah psoriasis. Hal tersebut seiring dengan

meningkatnya insiden psoriasis. Anak-anak juga bisa menderita eritroderma

diakibatkan alergi terhadap obat. Alergi terhadap obat bisa karena pengobatan

yang dilakukan sendiri atau penggunaan obat-obat tradisional (Djuanda, 2007).