cr eritroderma print

Upload: prili-olda-fitriana

Post on 14-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    1/22

    1

    CASE REPORT

    ERITRODERMA

    A. IDENTIFIKASI PASIENNama : Tn. T

    Umur : 26 tahun

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Alamat : Lampung Tengah

    Pekerjaan : Buruh

    Suku : Jawa

    Agama : Islam

    Status : Belum menikah

    B. ANAMNESISKeluhan Utama :

    Bercak-bercak kemerahan dan kulit mengelupas pada seluruh tubuh.

    Keluhan Tambahan :

    Gatal-gatal pada seluruh tubuh

    Riwayat Penyakit sekarang :

    Pasien datang ke Poliklinik Kulit RSAM dengan keluhan bercak-bercak

    kemerahan dan kulit mengelupas pada seluruh tubuh sejak 2 minggu yang

    lalu. Bercak awalnya timbul berupa bercak kemerahan yang kemudian

    mengelupas. Bercak bermula pada daerah lengan yang kemudian menyebar

    keseluruh tubuh dalam. Wajah membengkak dan os juga mengeluh demam.

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    2/22

    2

    Os sebelumnya pernah mengkonsumsi antibiotik (Cefadroxil) selama 2

    minggu setelah menjalani operasi usus buntu. Sehari setelah obat habis, ia

    mulai merasa timbul bercak kemerahan pada kedua tangannya yang

    kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan kulit menjadi mengelupas.

    Kemudian os berobat ke dokter di Puskesmas dan didiagnosis alergi obat

    cefadroxil yang telah diminum os. Kemudian os diberi obat minum berukuran

    kecil berwarna putih dan hijau, kapsul berwarna biru-putih dan tablet putih

    panjang. Keluhan bengkak pada wajah berkurang, tetapi bercak kemerahan

    dan kulit mengelupas masih dirasakan pasien.

    Keluhannya saat itu juga disertai gatal-gatal. Rasa gatal tersebut menyebabkan

    ia terus menggaruk-garuk di daerah yang gatal. Karena terus-menerus digaruk

    seluruh kulitnya menjadi menebal dan mengelupas. Karena tidak ada

    perubahan, sehingga pasien dirujuk dari puskesmas untuk ke berobat

    Poliklinik Penyakit Kulit kelamin RSAM.

    Riwayat penyakit dahulu :

    Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini. Penyakit kencing manis,

    darah tinggi, keganasan dan lain-lain disangkal.

    Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan :

    Tidak ada penyakit yang sama pada keluarga ataupun lingkungan sekitar

    pasien. Keluarga tidak ada yang menderita alergi.

    Riwayat pengobatan :

    Pasien sudah pernah berobat ke dokter di Puskesmas tetapi tidak ada

    perubahan.

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    3/22

    3

    C. STATUS GENERALISKeadaan Umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Kompos mentis

    Tanda vital :

    a. Tekanan darah : 120/80 mmHg

    b. Nadi : 82x/menit

    c. RR : 22x/menit

    d. Suhu : 36,5 oC

    Kepala : Dalam batas normal

    Thoraks : Dalam batas normal

    Abdomen : Dalam batas normal

    KGB : Tidak ada pembesaran

    Ekstremitas : Tidak ditemukan deformitas

    Saraf perifer : Tidak ditemukan penebalan

    D. STATUS DERMATOLOGIS/ VENEROLOGISLokasi : Generalisata

    Inspeksi : Tampak makula hiperpigmentasi dengan skuama dan

    likenifikasi berbentuk plakat yang multipel tersebar

    generalisata

    E. LABORATORIUMTidak dilakukan

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    4/22

    4

    F. RESUMELaki-laku, 26 thn, datang ke RS dengan keluhan bercak-bercak kemerahan dan

    kulit mengelupas pada seluruh tubuh sejak 2 minggu yang lalu; bercak

    awalnya timbul berupa bercak kemerahan yang kemudian mengelupas pada

    daerah lengan yang kemudian menyebar keseluruh tubuh dalam; wajah

    membengkak dan os juga mengeluh demam; Os sebelumnya pernah

    mengkonsumsi antibiotik (Cefadroxil) selama 2 minggu; sehari setelah obat

    habis, ia mulai merasa timbul bercak kemerahan pada kedua tangannya yang

    kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan kulit menjadi mengelupas; os

    berobat ke dokter di Puskesmas dan didiagnosis alergi obat cefadroxil yang

    telah diminum os; os diberi obat minum berukuran kecil berwarna putih dan

    hijau, kapsul berwarna biru-putih dan tablet putih panjang. Keluhan bengkak

    pada wajah berkurang, tetapi bercak kemerahan dan kulit mengelupas masih

    dirasakan pasien; keluhannya saat itu juga disertai gatal-gatal, menyebabkan ia

    terus menggaruk-garuk di daerah yang gatal sehingga seluruh kulitnya

    menjadi menebal dan mengelupas; karena tidak ada perubahan, sehingga

    pasien dirujuk dari puskesmas untuk ke berobat Poliklinik Penyakit Kulit

    kelamin RSAM; os belum pernah mengalami penyakit seperti ini; tidak ada

    penyakit yang sama pada keluarga ataupun lingkungan sekitar pasien; status

    generalis dalam batas normal; status dermatologis tampak macula

    hiperpigmentasi dengan skuama dan likenifikasi berbentuk plakat yang

    multipel tersebar generalisata.

    G. DIAGNOSIS BANDING

    Eritroderma Pemfigus foliaseus Psoriasis

    H. DIAGNOSIS KERJAEritroderma

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    5/22

    5

    I. PENATALAKSANAAN1. Umum

    Diet tinggi protein Daerah yang gatal tidak boleh digaruk Menjaga kelembapan kulit

    2. Khusus Kortikosteroid sistemik metilprednisolon 4 x 10 mg. Kortikosteroid topikal Antihistamin oral cetirizine 1 x 10 mg Topical emolien lanolin 10% untuk mengurangi radiasi akibat

    vasodilatasi oleh eritema.

    J. PEMERIKSAAN ANJURAN Pemeriksaan Histopatologis

    K. PROGNOSISQuo ad vitam : dubia ad bonam

    Quo ad functionam : dubia ad bonam

    Quo ad sanationam : dubia ad bonam

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    6/22

    6

    PEMBAHASAN

    Permasalahan

    1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?2. Apakah penanganan pada kasus ini sudah tepat?

    Analisis kasus

    1. Apakah diagnosis pada kasus ini sudah tepat?Dari anamnesis didapatkan pasien laki-laki mengeluh timbul bercak-bercak

    kemerahan yang disertai gatal yang berawal pada lengan kemudian menyebar

    keseluruh tubuh. Bercak-bercak kemerahan pada kulit tersebut merupakan

    pelebaran pembuluh darah yang disebut eritema. Tanda ini khas pada pasien

    dengan eritroderma karena tempat predileksinya hampir mengenai seluruh

    tubuh.

    Dari anamnesis juga didapatkan bahwa keluhan pasien timbul setelah pasien

    mengkonsumsi obat cefadroxil selama 2 minggu setelah pasien menjalani

    operasi usus buntu. Pasien juga mengeluh wajah yg dirasakan membengkak.

    Waktu mulai masuknya obat hingga timbul penyakit bervariasi dapat segera

    sampai 2 minggu. Adanya eritema yang timbul pada seluruh tubuh tanpa

    disertai skuama yang kemudian timbul skuama setelah mendapat pengobatan

    merupakan tanda khas pada eritoderma akibat alergi obat secara sistemik.

    Beberapa teori yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah alergi obat secara

    sistemik, perluasan penyakit kulit, penyakit sistemik termasuk keganasan.

    Jadi pada pasien ini didiagnosis eritoderma karena alergi obat secara sistemik.

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    7/22

    7

    Diagnosis banding eritoderma pada kasus ini adalah psoriasis dan pemfigus

    foliaseus. Ketika psorias menjadi eritoderma lesinya khas yakni tidak tampak

    lagi lesi psoriasis karena plak-plaknya menyatu. Pada pemfigus foliaseus

    bersifat kronik dan lesinya khas terdapat eritema yang menyeluruh disertai

    banyak skuama yang kasar dan bula yang berdinding kendur dan berbau.

    Persamaan pada diagnosis banding adalah lesi yang ditemukan dan rasa gatal.

    2. Apakah penanganan pada kasus ini sudah tepat?Penatalaksanaan yang baik dan sesuai adalah mengikuti kaidah

    a. Non Medikamentosa- Diet tinggi protein

    b. Medikamentosa- Kortikosteroid sistemik metilprednisolon 4 x 10 mg.- Kortikosteroid topikal- Antihistamin oral cetirizine 1 x 10 mg- Topical emolien lanolin 10% untuk mengurangi radiasi akibat

    vasodilatasi oleh eritema.

    Pada pasien ini diberikan metilprendisolon 4x10 mg. Pemberian kortikosteroid

    sudah tepat, karena lesi yang luas dan diharapkan dapat mengurangi gejala.

    Pemberian Cetirizine 2x10 mg sebagai antihistamin nonsedatif sudah tepat

    karena pasien menyatakan gatal yang dirasakan sangat mengganggu sehingga

    dapat berkurang dan kebiasaan menggaruk pada pasien dapat berkurang. Pada

    pasien ini dapat diberikan obat emolient secara topikal untuk meningkatkan

    kelembapan kulit.

    Pasien juga diberikan edukasi yang terdiri dari : daerah yang gatal tidak boleh

    digaruk, diet cukup protein, menjaga kelembapan kulit.

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    8/22

    8

    ERITRODERMA

    A. DefinisiEritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya kemerahan

    atau eritema yang bersifat generalisata yang mencakup 90% permukaan tubuh

    yang berlangsung dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Dermatitis

    eksfoliativa dianggap sinonim dengan eritroderma.(2) Bagaimanapun, itu tidak

    dapat mendefinisikan, karena pada gambaran klinik dapat menghasilkan

    penyakit yang berbeda. Pada banyak kasus, eritroderma umumnya kelainan

    kulit yang ada sebelumnya misalnya psoriasis atau dermatitis atopik.

    Meskipun peningkatan 50% pasien mempunyai riwayat lesi pada kulit

    sebelumnya untuk onset eritroderma, identifikasi penyakit yang menyertai

    menggambarkan satu dari sekian banyak kelainan kulit.

    Pada eritroderma yang kronik, eritema tidak begitu jelas karena bercampur

    dengan hiperpigmentasi. Sedangkan skuama adalah lapisan stratum korneum

    yang terlepas dari kulit. Skuama mulai dari halus sampai kasar. Padaeritroderma, skuama tidak selalu terdapat, misalnya eritroderma karena alergi

    obat sistemik, pada mulanya tidak disertai skuama. Skuama kemudian timbul

    pada stadium penyembuhan timbul. Bila eritemanya antara 50%-90%

    dinamakan pre-eritroderma.(1)

    B. EtiologiEritroderma dapat disebabkan oleh akibat alergi obat secara sistemik,

    perluasan penyakit kulit, penyakit sistemik termasuk keganasan.(3) Penyakit

    kulit yang dapat menimbulkan eritroderma di antaranya adalah psoriasis,

    dermatitis seboroik, alergi obat, CTCL atau Sindrom Sezary.

    1. Eritroderma yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemikKeadaan ini banyak ditemukan pada dewasa muda. Obat yang dapat

    menyebabkan eritroderma adalah arsenik organik, emas, merkuri (jarang),

    penisilin, barbiturate. Pada beberapa masyarakat, eritroderma mungkin

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    9/22

    9

    lebih tinggi karena pengobatan sendiri dan pengobatan secara tradisional.

    Waktu mulainya obat ke dalam tubuh hingga timbul penyakit bervariasi,

    dapat segera sampai 2 minggu. Gambaran klinisnya adalah eritema

    universal. Bila ada obat yang masuk lebih dari satu yang masuk ke dalam

    tubuh, diduga sebagai penyebabnya ialah obat yang paling sering

    menyebabkan alergi.(1)

    2. Eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit kulitEritroderma et causa psoriasis, merupakan eritroderma yang paling banyak

    ditemukan dan dapat disebabkan oleh penyakit psoriasis maupun akibat

    pengobatan psoriasis yang terlalu kuat.(1) Dermatitis seboroik pada baik

    juga dapat menyebabkan eritroderma yang juga dikenal sebagai penyakit

    Leiner. Etiologinya belum diketahui pasti. Usia penderita berkisar 4-20

    minggu.(3) Ptiriasis rubra pilaris yang berlangsung selama beberapa

    minggu dapat pula menjadi eritroderma. Selain itu yang dapat

    menyebabkan eritroderma adalah pemfigus foliaseus, dermatitis atopic dan

    liken planus.(4)

    3. Eritroderma akibat penyakit sistemikBerbagai penyakit atau kelainan alat dalam termasuk infeksi fokal dapat

    member kelainan kulit berupa eritroderma. Jadi setiap kasus eritroderma

    yang tidak termasuk akibat alergi obat dan akibat perluasan penyakit kulit

    harus dicari penyebabnya, yang berarti perlu pemeriksaan menyeluruh

    (termasuk pemeriksaan laboratorium dan foto toraks), untuk melihat

    adanya infeksi penyakit pada alat dalam dan infeksi fokal. Ada kalanyaterdapat leukositosis namun tidak ditemukan penyebabnya, jadi terdapat

    infeksi bacterial yang tersembunyi (occult infection) yang perlu diobati.(1)

    Harus lebih diperhatikan komplikasi sistemik akibat eritroderma seperti

    hipotermia, edema perifer, dan kehilangan cairan dan albumin, dengan

    takikardia dan kelainan jantung harus mendapatkan perawatan yang serius.

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    10/22

    10

    Pada eritroderma kronik dapat mengakibatkan kakesia, alopesia,

    palmoplantar keratoderma, kelainan pada kuku dan ektropion.

    C. EpidemiologiInsidens eritroderma sangat bervariasi. Penyakit ini dapat mengenai pria

    ataupun wanita, namun paling sering pada pria dengan rasio 2 : 1 sampai 4 : 1,

    dengan onset usia rata-rata > 40 tahun, meskipun eritroderma dapat terjadi

    pada semua usia. Insiden eritroderma makin bertambah. Penyebab utamanya

    adalah psoriasis. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya insiden

    psoriasis.(1)

    Penyakit kulit yang sedang diderita memegang peranan lebih dari setengah

    kasus dari eritroderma. Identifikasi psoriasis mendasari penyakit kulit lebih

    dari seperempat kasus. Didapatkan laporan bahwa terdapat 87 dari 160 kasus

    adalah psoriasis berat.(4) Anak-anak bisa menderita eritroderma diakibatkan

    alergi terhadap obat. Alergi terhadap obat bisa karena pengobatan yang

    dilakukan sendiri ataupun penggunaan obat secara tradisional.

    D. PatofisiologiMekanisme terjadinya eritroderma belum diketahui dengan jelas. Pathogenesis

    eritroderma berkaitan dengan pathogenesis penyakit yang mendasarinya,

    dermatosis yang sudah ada sebelumnya berkembang menjadi eritroderma, atau

    perkembangan eritroderma idiopatik de novo tidaklah sepenuhnya dimengerti.

    Penelitian terbaru imunopatogenesis infeksi yang dimediasi toksin

    menunjukkan bahwa lokus patogenesitas staphylococcus mengkodekansuperantigen. Lokus-lokus tersebut mengandung gen yang mengkodekan

    toksin dari toxic shock syndrome dan staphylococcol scalded-skin syndrome.

    Kolonisasi S. aureus atau antigen lain merupakan teori yang mungkin saja

    seperti toxic shock syndrome toxin-1, mungkin meminkan peranan pada

    pathogenesis eritroderma. Pasien-pasien dengan eritroderma biasanya

    mempunyai kolonisasi S. aureus sekitar 83% dan pada kulit sekitar 17%,

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    11/22

    11

    bagaimanapun juga hanya ada satu dari 6 pasien memiliki toksin S. aureus

    yang positif.(4)

    Dapat diketahui bahwa akibat suatu agen dalam tubuh baik itu obat-obatan,

    perluasan penyakit kulit dan penyakit sistemik makan tubuh beraksi berupa

    pelebaran pembuluh darah kapiler (eritema) yang generalisata. Eritema berarti

    terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke kulit

    meningkat sehingga kehilangan panas bertambah. Akibatnya pasien merasa

    dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal jantung.

    Juga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan perfusi kulit. Penguapan

    cairan yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan

    meningkat, kehilangan panas juga meningkat. Pengaturan suhu terganggu.

    Kehilangan panas menyebabkan hipermetabolisme kompensator dan

    peningkatan laju metabolisme basal. Kehilangan cairan oleh transpirasi

    meningkat sebanding laju metabolisme basal.(1)

    Kehilangan skuama dapat mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit atau lebih

    sehari sehingga menyebabkan kehilangan protein (hipoproteinemia) dengan

    berkurangnya albumin dengan peningkatan relatif globulin terutama

    gammaglobulin merupakan kelainan yang khas. Edema sering terjadi,

    kemungkinan disebabkan oleh pergeseran cairan ke ruang ekstravaskuler.(1)

    Eritroderma akut dan kronis dapat mengganggu mitosis rambut dan kuku

    berupa kerontokan rambut difus dan kehilangan kuku. Pada eritroderma yang

    telah berlangsung berbulan-bulan, dapat terjadi perburukan keadaan umumyang progresif.(1)

    E. Gambaran KlinisMula-mula timbul bercak eritema yang dapat meluas ke seluruh tubuh dalam

    waktu 12-48 jam. Deskuamasi yang difus dimulai dari daerah lipatan,

    kemudian menyeluruh. Dapat juga mengenai membrane mukosa, terutama

    yang disebabkan oleh obat. Bila kulit kepala sudah terkena, dapat terjadi

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    12/22

    12

    alopesia, perubahan kuku, dan kuku dapat terlepas. Dapat terjadi

    limfadenopati dan hepatomegali. Skuama timbul setelah 2-6 hari, sering mulai

    di daerah lipatan. Skuamanya besar pada keadaan akut, dan kecil pada

    keadaan kronis. Warnanya bervariasi dari putih sampai kuning. Kulit merah

    terang, panas, kering dan kalau diraba tebal. Pasien mengeluh kedinginan. (5)

    Pengendalian regulasi suhu tubuh menjadi hilang, sehingga sebagai

    kompensasi terhadap kehilangan panas tubuh, sekujur tubuh pasien menggigil

    untuk dapat menimbulkan panas metabolic.

    Dahulu eritroderma dibagi menjadi primer dan sekunder. Pendapat sekarang

    semua eritroderma ada penyebabnya, jadi eritroderma selalu sekunder.

    Eritroderma akibat alergi obat secara sistemik diperlukan anamnesis yang teliti

    untuk mencari obat penyebabnya. Umumnya alergi timbul akut dalam waktu

    10 hari. Pada mulanya kulit hanya eritem saja, setelah penyembuhan barulah

    timbul skuama.(3)

    Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit seringkali pada psoriasis dan

    dermatitis seboroik bayi. Psoriasis dapat menjadi eritroderma karena dua hal

    yaitu: karena penyakitnya sendiri atau karena pengobatan yang terlalu kuat.(3)

    Psoriasis yang menjadi eritroderma tanda khasnya akan menghilang. Pada

    eritroderma et causa psoriasi, merupakan eritroderma yang disebabkan oleh

    penyakit psoriasis atau pengobatan yaitu kortikosteroid sistemik, steroid

    topikal, komplikasi fototerapi, stress emosional yang berat, penyakit

    terdahulunya misalnya infeksi.

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    13/22

    13

    Gambar 1. Eritroderma psoriasis

    Dermatitis seboroik pada bayi (penyakit Leiner) terjadi pada usia penderita

    berkisar 4-20 minggu. Kelainan berupa skuama berminyak dan kekuningan di

    kepala. Eritema dapat pada seluruh tubuh disertai skuama yang kasar.(3)

    Gambar 2. Dermatitis seboroik

    Ptiriasis rubra pilaris yang berlangsung selama beberapa minggu dapat pula

    menjadi eritroderma. Mula-mula terdapat skuama moderat pada kulit kepala

    diikuti perluasan ke dahi dan telinga; pada saat ini akan menyerupai gambaran

    dermatitis seboroik. Kemudian timbul hiperkeratosis palmoplantaris yang

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    14/22

    14

    jelas. Berangsur-angsur menjadi papul folikularis di sekeliling tangan dan

    menyebar ke kulit berambut.(3)

    Gambar 3. Ptiriasis rubra pilaris

    Pemfigus foliaseus bermula dengan vesikel atau bula berukuran kecil,

    berdinding kendur yang kemudian pecah menjadi erosi dan eksudatif. Yang

    khas adalah eritema menyeluruh yang disertai banyak skuama kasar,

    sedangkan bula kendur hanya sedikit. Penderita mengeluh gatal dan badan

    menjadi bau busuk.

    (3)

    Gambar 4. Pemfigus foilaseus

    Dermatitis atopi dimulai dengan eritema, papul-papul, vesikel sampai erosi

    dan likenifikasi. Penderita tampak gelisah, gatal dan sakit berat.

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    15/22

    15

    Gambar 5. Dermatitis atopi

    Permukaan timbulnya liken planus dapat mendadak atau perlahan-lahan; dapat

    berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan mungkin kambuh

    lagi. Kadang-kadang menjadi kronik. Papul dengan diameter 2-4 mm,

    keunguan, puncak mengkilat, polygonal. Papula mungkin terjadi pada bekas

    garukan (fenomena Koebner). Bila dilihat dengan kaca pembesar, papul

    mempunyai pola garis-garis berwarna putih (Wickhams striae). Lesi

    simetrik, biasanya pada permukaan fleksor pergelanagna tangan, menyebar ke

    punggung dan tungkai. Mukosa mulut terkena pada 50% penderita. Mungkin

    pula mengenai glans penis dan mukosa vagina. Kuku kadang-kadang terkena,

    kuku menipis dan berlubang-lubang. Anak-anak jarang terkena tetapi bila

    terdapat bercak kemerahan mungkin tidak khas dan dapat keliru dengan

    psoriasis. Sering sangat gatal. Cenderung menyembuh dengan sendirinya.(3)

    Gambar 6. Liken planus

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    16/22

    16

    Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan, yang tidak

    termasuk golongan akibat alergi dan akibat perluasan penyakit kulit, harus

    dicari penyebabnya dan diperiksa secara menyeluruh, termasuk dengan

    pemeriksaan laboratorium dan foto toraks. Termasuk dalam golongan ini

    adalah sindrom Sezary.

    F. Pemeriksaan PenunjangHistopatologi

    Pada kebanyakan pasien dengan eritroderma histopatologi dapat membantu

    mengidentifikasi penyebab eritroderma pada sampai dengan 50% kasus, biopsi

    kulit dapat menunjukkan gambaran yang bervariasi, tergantung berat dan

    durasi proses inflamasi. Pada tahap akut, spongiosis dan parakeratosis

    menonjol, terjadi edema. Pada stadium kronis, akantosis dan perpanjangan

    rete ridge lebih dominan.

    Eritroderma akibat limfoma, yang infiltrasi bisa menjadi semakin pleomorfik,

    dan mungkin akhirnya memperoleh fitur diagnostik spesifik, seperti bandlikelimfoid infiltrate di dermis-epidermis, dengan sel cerebriform mononuclear

    atipikal dan Pautriers microabscesses. Pada pasien dengan Sindrom Sezary

    ditemukan limfosit atipik yang disebut sel Sezary. Biopsi pada kulit juga

    memberi kelainan yang agak khas, yakni terdapat infiltrat pada dermis bagian

    atas dan terdapatnya sel Sezary. Disebut sindrom Sezary, jika jumlah sel

    Sezary yang beredar 1000/mm3 atau lebih atau melebihi 10% sel-sel yang

    beredar. Bila jumlah sel tersebut di bawah 1000/mm

    3

    dinamai sindrom pre-Sezary.(1)

    Pemeriksaan immunofenotipe infiltrate limfoid juga mungkin sulit

    menyelesaikan permasalahan karena pemeriksaan ini umumnya

    memperlihatkan gambaran sel T matang pada eritroderma jinak maupun

    ganas. Pada psoriasis papilomatosis dan gambaran clubbing lapisan papiler

    dapat terlihat, dan pada pemfigus foliaseus, akantosis superfisial juga

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    17/22

    17

    ditemukan. Pada eritroderma ikhtisioform dan ptiriasis rubra pilaris, biopsi

    diulang dari tempat-tempat yang dipilih dengan cermat dapat memperlihatkan

    gambaran khasnya.

    G. DiagnosisDiagnosis agak sulit ditegakkan, harus melihat dari tanda dan gejala yang

    sudah ada sebelumnya misalnya, warna hitam-kemerahan di psoriasis dan

    kuning-kemerahan di pilaris rubra pitiriasis; perubahan kuku khas psoriasis;

    likenifikasi, erosi dan ekskoriasi di dermatitis atopik dan eksema; menyebar,

    relatif hiperkeratosis tanpa skuama, dan pitiriasis rubra; ditandai bercak kulit

    dalam eritroderma di pilaris rubra pitiriasis; hiperkeratotik skala besar kulit

    kepala, biasanya tanpa rambut rontok di psoriasis dan dengan rambut rontok di

    CTCL dan pitiriasis rubra, ektropion mungkin terjadi. Dengan beberapa biopsi

    biasanya dapat menegakkan diagnosis.

    H. Diagnosis BandingAda beberapa diagnosis banding pada eritroderma:

    1. Dermatitis atopikDermatitis atopik adalah peradangan kulit kronis yang terjadi di lapisan

    epidermis dan dermis, sering berhubungan dengan riwayat atopik pada

    keluarga asma bronkial, rhinitis alergi, konjungtivitis. Atopik terjadi di

    antara 15-25% populasi, berkembang dari satu menjadi banyak kelainan

    dan memproduksi sirkulasi antibodi IgE yang tinggi, lebih banyak karena

    alergi inhalasi.(8) Dermatitis atopik adalah penyakit kulit yang mungkin

    terjadi pada usia berapapun, tetapi biasanya timbul sebelum usia 5 tahun.Biasanya ada tiga tahap: balita, anak-anak, dan dewasa.

    Dermatitis atopik merupakan salah satu penyebab eritroderma pada orang

    dewasa di mana didapatkan gambaran klinisnya terdapat lesi pra-existing,

    pruritus yang parah, likenifikasi dan prurigo nodularis, sendangkan pada

    gambaran histologi terdapat akantosis ringan, spongiosis variabel, derma

    eosinofil dan parakeratosis.(3)

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    18/22

    18

    Gambar 8. Dermatitis atopic

    2. PsoriasisEritroderma psoriasis dapat disebabkan oleh karena pengobatan topikal

    yang terlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Ketika

    psoriasis menjadi eritroderma biasanya lesi yang khas untuk psoriasi tidak

    tampak lagi karena dapat menghilang, plak-plak psoriasis menyatu,

    eritema dan skuama tebal universal.(2) Psoriasis mungkin menjadi

    eritroderma dalam proses yang berlangsung lambat dan tidak dapat

    dihambat atau sangat cepat. Faktor genetic berperan. Bila orangtuanya

    tidak menderita psoriasi, resiko mendapat psoriasi 12%, sedangkan jika

    salah seorang orang tuanya menderita psoriasis, resikonya mencapai 34-

    39%.(1)

    Psoriasis ditandai dengan adanya bercak-bercak, eritema berbatas tegas

    dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan disertai

    fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Koebner.(1)

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    19/22

    19

    Gambar 9. Psoriasis

    3. Dermatitis seboroikDermatitis seboroik adalah peradangan kulit yang kronis ditandai dengan

    plak eritema yang sering terdapat pada daerah tubuh yang banyak

    mengandung kelenjar sebasea seperti kulit kepala, alis, lipatan nasolabial,

    belakang telinga, cuping hidung, ketiak, dada, antara skapula. Dermatitis

    seboroik dapat terjadi pada semua umur, dan meningkat pada usia 40

    tahun.(8) Biasanya lebih berat apabila terjadi pada laki-laki dariapda wanita

    dan lebih sering pada orang-orang yang banyak memakan lemak dan

    minum alkohol.(1)

    Biasanya kulit penderita tampak berminyak, dengan kuman pityrosporum

    ovale yang hidup komensal di kulit berkembang lebih subur. Pada kepala

    tampak eritema dan skuama halus sampai kasar (ketombe). Kulit tampak

    berminyak dan menghasilkan skuama putih yang berminyak pula.

    Penderita akan mengeluh rasa gatal yang hebat.(1)

    Dermatitis seboroik dapat diakibatkan oleh proliferasi epidermis yang

    meningkat seperti pada psoriasi. Hal ini dapat menerangkan mengapa

    terapi dengan sitostisk dapat memperbaikinya. Pada orang yang telah

    mempunyai faktor predisposisi, timbulnya dermatitis seboroik dapat

    disebabkan oleh faktor kelelahan, stress emosional, infeksi, atau defisiensi

    imun.

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    20/22

    20

    Gambar 10. Dermatitis seboroik

    I. PenatalaksanaanPada eritroderma golongan I, obat tersangka sebagai kausanya segera

    dihentikan. Umumnya pengobatan eritroderma dengan kortikosteroid. Pada

    golongan I, yang disebabkan oleh alergi obat secara sistemik, dodsis

    prednisone 4 x 10 mg. penyembuhan terjadi cepat, umumnya dalam beberapa

    hari sampai beberapa minggu.

    Pada golongan II akibat perluasan penyakit kulit juga diberikan kortikosteroid.

    Dosis mula prednisone 4 x 10 mg sampai 15 mg sehari. Jika setelah beberapa

    hari tidak tampak perbaikan, dosis dapat dinaikkan. Setelah tampak perbaikan,

    dosis diturunkan perlahan-lahan. Jika eritroderma terjadi akibat pengobatan

    dengan ter pada psoriasis, makan obat tersebut harus dihentikan. Eritroderma

    karena psoriasis dapat pula diobati dengan asetretin. Lama penyembuhan

    golongan II ini bervariasi beberapa minggu hingga beberapa bulan, jadi tidak

    secepat seperti golongan I.

    Pada pengobatan dengan kortikosteroid jangka lama (long term), yakni jika

    melebihi 1 bulan lebih baik digunakan metilprednisolon darpiada prednison

    dengan dosis ekuivalen karena efeknya lebih sedikit. Pengobatan penyakit

    Leiner dengan kortikosteroid memberi hasil yang baik. Dosis prednisone 3 x

    1-2 mg sehari. Pada sindrom Sezary pengobatan terdiri atas kortikosteroid

    (prednisone 30 mg sehari) atau metilprednisolon ekuivalen dengan sitostatik,

    biasanya digunakan klorambusil dengan dosis 2-6 mg sehari. Pada eritroderma

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    21/22

    21

    kronis diberikan pula diet tinggi protein, karena terlepasnya skuama

    mengakibatkan kehilangan protein. Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien

    untuk mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema misalnya dengan

    salep lanolin 10% atau krim urea 10%.(1)

    J. Komplikasi Abses Furunkulosis Konjungtivitis Stomatitis Bronkitis Limfadenopati Hepatomegali Rhinitis Kolitis

    K. PrognosisPrognosis eritroderma tergantung pada proses penyakit yang mendasarinya.

    Kasus karena penyebab obat dapat membaik setelah penggunaan obat

    dihentikan dan diberi terapi yang sesuai. Penyembuhan golongan ini ialah

    yang tercepat dibandingkan dengan golongan yang lain.(1) Pada eritroderma

    yang belum diketahui sebabnya, pengobatan dengan kortikosteroid hanya

    mengurangi gejalanya, pasien akan mengalami ketergantungan kortikosteroid

    (corticosteroid dependence).

    Eritroderma disebabkan oleh dermatosa dapat diatasi dengan pengobatan,

    tetapi mungkin akan timbul kekambuhan. Kasus idiopatik adalah kasus yang

    tidak terduga, dapat bertahan dalam waktu yang lama, seringkali disertai

    dengan kondisi yang lemah.(8)

  • 7/28/2019 CR Eritroderma Print

    22/22

    22

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi kelima. Jakarta:

    Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007.

    2. Umar, H Sanusi. Erythroderma (generalized exfoliative dermatitis), diunduh

    dari:www.emedicine.com

    3. Siregar, RS. Saripati Penyakit Kulit. Jakarta: EGC, 2004.

    4. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th eds. New York: McGraw-

    Hill, 2001.

    5. Harahap, M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates, 2008.

    6. Ekm. Itraconazole Oral untuk Terapi Dermatitis Seboroik, diunduh dari:

    www.kalbe.co.id,

    7. Hierarchical. Pytiriasis Rubra Pilaris, diunduh dari:

    www.lookfordiagnosis.com

    8. Bandyopadhyay debabrata, Associate Professor and Head Department of

    Dermatology, diunduh dari:www.tripodindonesia.com

    http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.emedicine.com/http://www.kalbe.co.id/http://www.kalbe.co.id/http://www.lookfordiagnosis.com/http://www.lookfordiagnosis.com/http://www.tripodindonesia.com/http://www.tripodindonesia.com/http://www.tripodindonesia.com/http://www.tripodindonesia.com/http://www.lookfordiagnosis.com/http://www.kalbe.co.id/http://www.emedicine.com/