a. askep eritroderma

24
Askep Eritroderma Definisi Eritroderma Eritroderma ( dermatitis eksfoliativa ) adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema seluruh / hampir seluruh tubuh , biasanya disertai skuama ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 ). Dermatitis eksfoliata merupakan keadaan serius yang ditandai oleh inflamasi yang progesif dimana eritema dan pembentukan skuam terjadi dengan distribusi yang kurang lebih menyeluruh ( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 ). Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai dengan eritema dan skuam yang hampir mengenai seluruh tubuh ( Marwali Harahap , 2000 : 28 ) Eritroderma merupakan inflamasi kulit yang berupa eritema yang terdapat hampir atau di seluruh tubuh ( medicastore . com ). Eritroderma adalah kemerahan yang abnormal pada kulit yang menyebar luas ke daerah-daerah tubuh (kamus saku kedokteran, Dorland).

Upload: realizer-d-muhaimin

Post on 30-Nov-2015

103 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Eritroderma

TRANSCRIPT

Page 1: A. Askep Eritroderma

Askep Eritroderma

Definisi Eritroderma

Eritroderma ( dermatitis eksfoliativa ) adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema seluruh / hampir seluruh tubuh , biasanya disertai skuama ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 ).

Dermatitis eksfoliata merupakan keadaan serius yang ditandai oleh inflamasi yang progesif dimana eritema dan pembentukan skuam terjadi dengan distribusi yang kurang lebih menyeluruh ( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 ).

Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai dengan eritema dan skuam yang hampir mengenai seluruh tubuh ( Marwali Harahap , 2000 : 28 )

Eritroderma merupakan inflamasi kulit yang berupa eritema yang terdapat hampir atau di seluruh tubuh (  medicastore . com ).

Eritroderma adalah kemerahan yang abnormal pada kulit yang menyebar luas ke daerah-daerah tubuh (kamus saku kedokteran, Dorland).

Eritroderma

Etiologi Eritroderma

Berdasarkan penyebabnya , penyakit ini dapat dibagikan dalam 2 kelompok :1.      Eritrodarma eksfoliativa primerPenyebabnya tidak diketahui. Termasuk dalam golongan ini eritroderma iksioformis konginetalis dan eritroderma eksfoliativa neonatorum(5-0 % ).2.      Eritroderma eksfoliativa sekundera.       Akibat penggunaan obat secara sistemik yaitu penicillin dan derivatnya , sulfonamide ,

Page 2: A. Askep Eritroderma

analgetik / antipiretik dan tetrasiklin.b.      Meluasnya dermatosis ke seluruh tubuh , dapat terjadi pada liken planus , psoriasis , pitiriasis rubra pilaris , pemflagus foliaseus , dermatitis seboroik dan dermatitis atopik.c.       Penyakit sistemik seperti Limfoblastoma.( Arief Mansjoer , 2000 : 121 : Rusepno Hasan 2005 : 239 )

Anatomi Kulit

Kulit mempunyai tiga lapisan utama : Epidermis , Dermis dan Jaringan sub kutis. Epidermis ( lapisan luar ) tersusun dari beberapa lapisan tipis yang mengalami tahap diferensiasi pematangan.Kulit ini melapisi dan melindungi organ di bawahnya terhadap kehilangan air , cedera mekanik atau kimia dan mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit. Lapisan paling dalam epidermis membentuk sel – sel baru yang bermigrasi kearah permukaan luar kulit. Epidermis terdalam juga menutup luka dan mengembalikan integritas kulit sel – sel khusus yang disebut melanosit dapat ditemukan dalam epidermis. Mereka memproduksi melanin , pigmen gelap kulit. Orang berkulit lebih gelap mempunyai lebih banyak melanosit aktif.Epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu :a.       Stratum KorneumSelnya sudah mati , tidak mempunyai intisel , intiselnya sudah mati dan mengandung zat keratin.b.      Stratum lusidumSelnya pipih , bedanya dengan stratum granulosum ialah sel – sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir – butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.c.       Stratum GranulosumStratum ini terdiri dari sel – sel pipih. Dalam sitoplasma  terdapat butir-butir yang disebut keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin.d.      Stratum Spinosum / Stratum AkantosumLapisan yang paling tebal.e.       Stratum Basal / GerminativumStratum germinativum menggantikan sel – sel yang diatasnya dan merupakan sel – sel induk.Dermis terdiri dari 2 lapisan :a.       Bagian atas , papilaris ( stratum papilaris )b.      Bagian bawah , retikularis ( stratum retikularis )Kedua jaringan tersebut terdiri dari jaringan ikat longgar yang tersusun dari serabut – serabut kolagen , serabut elastis dan serabut retikulusSerabut kolagen untuk memberikan kekuatan pada kulit. Serabut elastis memberikan kelenturan pada kulit.Retikulus terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan memberikan kekuatan pada alat tersebut.SubkutisTerdiri dari kumpulan – kumpulan sel – sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan serabut – serabut jaringan ikat dermis.

Page 3: A. Askep Eritroderma

Anatomi KulitFungsi kulit :- Proteksi                                    – Pengatur suhu- Absorbsi                                   – Pembentukan pigmen- Eksresi                                     – Keratinisasi- Sensasi                                     – Pembentukan vit D( Syaifuddin , 1997 : 141 – 142 )

Patofisiologi Eritroderma

Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang paling luar ) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas , sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh.Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kult sel – sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel – sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik / plak jaringan epidermis yang profus.Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non imunologik dan imunologik ( alergik ) , tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada mekanisme imunologik, alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah awalnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap ( hapten ). Obat / metaboliknya yang berupa hapten ini harus berkonjugasi dahulu dengan protein misalnya jaringan , serum / protein dari membran sel untuk membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi langsung sebagai antigen lengkap.( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 )

Manifestassi Klinis Eritroderma

Eritroderma akibat alergi obat , biasanya secara sistemik. Biasanya timbul secara akut dalam waktu 10 hari. Lesi awal berupa eritema menyeluruh , sedangkan skuama baru muncul saat penyembuhan.

Page 4: A. Askep Eritroderma

Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit yang tersering adalah psoriasis dan dermatitis seboroik pada bayi ( Penyakit Leiner ).

-        Eritroderma karena psoriasisDitemukan eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi psoriasis dapat ditemukan kelainan yang lebih eritematosa dan agak meninggi daripada sekitarnya dengan skuama yang lebih tebal. Dapat ditemukan pitting nail.-  Penyakit leiner ( eritroderma deskuamativum )Usia pasien antara 4 -20 minggu keadaan umum baik biasanya tanpa keluhan. Kelainan kulit berupa eritama seluruh tubuh disertai skuama kasar.-  Eritroderma akibat penyakit sistemik , termasuk keganasan. Dapat ditemukan adanya penyakit pada alat dalam , infeksi dalam dan infeksi fokal. ( Arif Masjoor , 2000 : 121 )

Komplikasi Eritroderma

Komplikasi eritroderma eksfoliativa sekunder :- Abses                              – Limfadenopati- Furunkulosis                   – Hepatomegali- Konjungtivitis                 – Rinitis- Stomatitis                                    – Kolitis- Bronkitis( Ruseppo Hasan , 2005 : 239 : Marwali Harhap , 2000 , 28 )

Pengkajian Fokus Askep Eritroderma

Pengkajian keperawatan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk mendeteksi infeksi. Kulit yang mengalami disrupsi , eritamatosus serta basah amat rentan terhadap infeksi dan dapat menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme pathogen yang akan memperberat inflamasi antibiotik , yang diresepkan dokter jika terdapat infeksi , dipilih berdasarkan hasil kultur dan sensitivitas.Biodata

a. Jenis Kelamin

Biasnya laki – lak 2 -3 kali lebih banyak dari perempuan.a. Riwayat Kesehatan

-        Riwayat penyakit dahulu ( RPM )Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus , psoriasis , pitiasis rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis. Seboroik dan dermatosiss atopik , limfoblastoma.-        Riwayat Penyakit SekarangMengigil,  demam , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama  kulit.c. Pola Fungsi Gordon 1.      Pola Nutrisi dan metabolismeTerjadinya kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pasien ( dehidrasi ).2.      Pola persepsi dan konsep diri-        Konsep diriAdanya eritema ,pengelupasan kulit , sisik halus berupa kepingan / lembaran zat tanduk yang besr – besar seperti keras selafon , pembentukan skuama sehingga mengganggu harga diri.

Page 5: A. Askep Eritroderma

3.      Pemeriksaan fisika. KU : lemahb. TTV : suhu naik atau turun.c. KepalaBila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.d. MulutDapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh obat.e. AbdomenAdanya limfadenopati dan hepatomegali.f. EkstremitasPerubahan kuku dan kuku dapat lepas.g. KulitKulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada keadaan kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema , pengelupasan kulit , sisik halus dan skuama.( Marwali Harahap , 2000 : 28 – 29 : Rusepno Hasan , 2005 : 239 , Brunner & Suddarth , 2002 : 1878 ).

Diagnosa Keperawatan Dan Fokus Intervensi Askep Eritroderma

1.   Gangguan integritas kulit bd lesi dan respon peradanganKriteria hasil : – menunjukkan peningkatan integritas kulit- menghindari cedera kulitIntervensia.       kaji keadaaan kulit secara umumb.      anjurkan pasien untuk tidak mencubit atau menggaruk daerah kulitc.       pertahankan kelembaban kulitd.      kurangi pembentukan sisik dengan pemberian bath oile.       motivasi pasien untuk memakan nutrisi TKTP2. Gangguan rasa nyaman : gatal bd adanya bakteri / virus di kulitTujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi luka pada kulit karena gatalKriteria hasil :- tidak terjadi lecet di kulit- pasien berkurang gatalnyaIntervensia.       beritahu pasien untuk tidak meggaruk saat gatalb.      mandikan seluruh badan pasien dengan Naclc.       oleskan badan pasien dengan minyak dan salep setelah pakai Nacld.      jaga kebersihan kulit pasiene.       kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat pengurang rasa gatal3. Resti infeksi bd hipoproteinemiaTujuan : setalah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi infeksiKriteria hasil :- tidak ada tanda – tanda infeksi ( rubor , kalor , dolor , fungsio laesa )- tidak timbul luka baruIntervensia.       monitor TTVb.      kaji tanda – tanda infeksic.       motivasi pasien untuk meningkatkan nutrisi TKTP

Page 6: A. Askep Eritroderma

d.      jaga kebersihan lukae.       kolaborasi pemberian antibiotik

Daftar Pustaka

-          Brunner 7 Suddarth vol 3 , 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGG-          Doenges  M E. 1999. Rencana asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan dokumentasi perawatan pasien edisi 3 , Jakarta : EGC-          Harahap Marwali 2000 , Ilmu Penyakit Kulit , Jakarta : Hipokrates-          Hasan Rusepno 2005 , Ilmu Keperawatan Anak , Jakarta : FKUI-          Mansjoer , Arief , 2000 , Kapita Selekta Kedokteran , Jakarta : EGC-          Syaifudin , 1997 , anatomi Fisiologi , Jakarta : EGC

copy paste :: http://nursingbegin.com/category/askep-kulit/

BAB I

PEMBAHASAN

I.  KONSEP DASAR MEDIK

A. DEFINISI

Eritroderma ( dermatitis eksfoliativa ) adalah kelainan kulit yang ditandai dengan

adanya eritema seluruh / hampir seluruh tubuh , biasanya disertai skuama ( Arief

Mansjoer , 2000 : 121 ).

Eritroderma merupakan inflamasi kulit yang berupa eritema yang terdapat hampir

atau di seluruh tubuh ( www. medicastore . com ).

Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai

dengan eritema dan skuam yang hampir mengenai seluruh tubuh ( Marwali Harahap ,

2000 : 28 )

Dermatitis eksfoliata merupakan keadaan serius yang ditandai oleh inflamasi yang

progesif dimana eritema dan pembentukan skuam terjadi dengan distribusi yang

kurang lebih menyeluruh ( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 ).

Page 7: A. Askep Eritroderma

B.  ANATOMI

Kulit merupakan lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan

melindungi bagian tubuh,berhubungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga

rongga,lubang – lubang masuk.Pada kulit bermuara kelenjar keringat dan kelenjar

mukosa.masalah pada kulit salah satunya adalah adanya luka,dimana luka terjadi akibat

kerusakan jaringan dan ketika terjadi luka tubuh akan mengeluarkan respon lokal yang

disebut dengan inflamasi.Kulit mepunyai tiga lapisan utama : Epidermis , Dermis dan

Jaringan sub kutis. Epidermis ( lapisan luar ) tersusun dari beberapa lapisan tipis yang

mengalami tahap diferensiasi pematangan.

Page 8: A. Askep Eritroderma

Kulit ini melapisi dan melindungi organ di bawahnya terhadap kehilangan air , cedera

mekanik atau kimia dan mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit. Lapisan

paling dalam epidermis membentuk sel – sel baru yang bermigrasi kearah permukaan luar

kulit. Epidermis terdalam juga menutup luka dan mengembalikan integritas kulit sel – sel

khusus yang disebut melanosit dapat ditemukan dalam epidermis. Mereka memproduksi

melanin , pigmen gelap kulit. Orang berkulit lebih gelap mempunyai lebih banyak melanosit

aktif.            

                                  

                                                                                         

Gambar anatomi kulit

Epidermis terdiri dari 5 lapisan yaitu :

1.      Stratum Korneum

Page 9: A. Askep Eritroderma

Selnya sudah mati , tidak mempunyai intisel , intiselnya sudah mati dan mengandung zat

keratin.

2.      Stratum lusidum

Selnya pipih , bedanya dengan stratum granulosum ialah sel – sel sudah banyak yang

kehilangan inti dan butir – butir sel telah menjadi jernih sekali dan tembus sinar.

Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki.

3.      Stratum Granulosum

Stratum ini terdiri dari sel – sel pipih. Dalam sitoplasma terdapat butir–butir yang disebut

keratohialin yang merupakan fase dalam pembentukan keratin.

4.      Stratum Spinosum / Stratum Akantosum

Lapisan yang paling tebal.

5.      Stratum Basal / Germinativum

Stratum germinativum menggantikan sel – sel yang diatasnya dan merupakan sel – sel induk.

Dermis terdiri dari 2 lapisan :

1.      Bagian atas , papilaris ( stratum papilaris )

2.      Bagian bawah , retikularis ( stratum retikularis )

Kedua jaringan tersebut terdiri dari jaringan ikat lonngar yang tersusun dari serabut –

serabut kolagen , serabut elastis dan serabut retikulus

Serabut kolagen untuk memberikan kekuatan pada kulit. Serabut elastis memberikan

kelenturan pada kulit.Retikulus terdapat terutama di sekitar kelenjar dan folikel rambut dan

memberikan kekuatan pada alat tersebut.

Subkutis :

Terdiri dari kumpulan – kumpulan sel – sel lemak dan diantara gerombolan ini berjalan

serabut – serabut jaringan ikat dermis. Lapisan Subkutis Merupakan lapisan dibawah dermis

yang etrsusun dari sel koalgen dan lemak tebal untum menyekat panas sehingga kita dapat

beradaptasi dengan perubahan temperatur luar tubuh kita karena perubahan cuaca, selain itu

juga lapisan subcutis dapat menyimpan cadangan nutrisi bagi kulit.

Fungsi kulit :

      Proteksi - Pengatur suhu

      Absorbsi - Pembentukan pigmen

      Eksresi – Keratinisasi

      Sensasi - Pembentukan vit D

Page 10: A. Askep Eritroderma

( Syaifuddin , 1997 : 141 – 142 )C.  ETIOLOGI

Berdasarkan penyebabnya , penyakit ini dapat dibagikan dalam 2 kelompok :  ( Arief

Mansjoer , 2000 : 121 : Rusepno Hasan 2005 : 239 )

1. Eritrodarma eksfoliativa primer

Penyebabnya tidak diketahui. Termasuk dalam golongan ini eritroderma iksioformis

konginetalis dan eritroderma eksfoliativa neonatorum (5–10 % ).

2. Eritroderma eksfoliativa sekunder

1. Akibat penggunaan obat secara sistemik yaitu penicillin dan derivatnya ,

sulfonamide , analgetik / antipiretik dan ttetrasiklin.

2. Meluasnya dermatosis ke seluruh tubuh , dapat terjadi pada liken planus ,

psoriasis , pitiriasis rubra pilaris , pemflagus foliaseus , dermatitis seboroik

dan dermatitis atopik.

3. Penyakit sistemik seperti Limfoblastoma.

D. PATOFISIOLOGI

Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang

paling luar ) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan

keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas ,

sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata

pada keseluruh tubuh.

Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan tanduk dari

permukaan kult sel – sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel – sel

yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik /

plak jaringan epidermis yang profus.

Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non imunologik dan

imunologik ( alergik ) , tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada

mekanismee imunologik, alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang sudah

tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah awalnya berperan

sebagai antigen yang tidak lengkap ( hapten ). Obat / metaboliknya yang berupa hapten ini

harus berkojugasi dahulu dengan protein misalnya jaringan , serum / protein dari membran

sel untuk membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi

langsung sebagai antigen lengkap.

Page 11: A. Askep Eritroderma

( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 )

E.  MANIFESTASSI KLINIS

Eritroderma akibat alergi obat , biasanya secara sistemik. Biasanya timbul secara akut

dalam waktu 10 hari. Lesi awal berupa eritema menyeluruh , sedangkan skuama baru

muncul saat penyembuhan.

Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit yang tersering addalah psoriasis dan

dermatitis seboroik pada bayi ( Penyakit Leiner ).

o Eritroderma karena psoriasis

Ditemukan eritema yang tidak merata. Pada tempat predileksi psoriasis dapat ditemukan

kelainan yang lebih eritematosa dan agak meninngi daripada sekitarnya dengan skuama yang

lebih kebal. Dapat ditemukan pitting nail.

o Penyakit leiner ( eritroderma deskuamativum )

Usia pasien antara 4 -20 minggu keadaan umum baik biasanya tanpa keluhan. Kelainan kulit

berupa eritama seluruh tubuh disertai skuama kasar.

o Eritroderma akibat penyakit sistemik , termasuk keganasan. Dapat ditemukan

adanya penyakit pada alat dalam , infeksi dalam dan infeksi fokal. ( Arif

Masjoor , 2000 : 121 )

Menggigil,demam,dan kulit gatal bersisik.

Warna kulit berubah dari merah muda menjadi merah gelap

Kemungkinan terjadi kerontokan rambut

Umumnya terjadi relaps

(Brunner dan Suddarth,2002)

F.  KOMPLIKASI

Komplikasi eritroderma eksfoliativa sekunder :

      Abses – Limfadenopati

      Furunkulosis – Hepatomegali

      Konjungtivitis – Rinitis

      Stomatitis – Kolitis

      Bronkitis( Ruseppo Hasan , 2005 : 239 : Marwali Harhap , 2000 , 28 )

Page 12: A. Askep Eritroderma

II.  KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A.  PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan yang berkelanjutan dilaksanakan untuk mendeteksi infeksi.

Kulit yang mengalami disrupsi , eritamatosus serta basah amat rentan terhadap infeksi dan

dapat menjadi tempat kolonisasi mikroorganisme pathogen yang akan memperberat inflamasi

antibiotik , yang diresepkan dokter jika terdapat infeksi , dipilih berdasarkan hasil kultur dan

sensitivitas.

1. Biodata

1. Jenis Kelamin

Biasnya laki – laki 2 -3 kali lebih banyak dari perempuan.

2. Riwayat Kesehatan

         Riwayat penyakit dahulu ( RPM )

Meluasnya dermatosis keseluruh tubuh dapat terjadi pada klien planus , psoriasis , pitiasis

rubra pilaris , pemfigus foliaseus , dermatitis. Seboroik dan dermatosiss atopik ,

limfoblastoma.

         Riwayat Penyakit Sekarang

Mengigil panas , lemah , toksisitas berat dan pembentukan skuama kulit.

Pola Fungsi Gordon

o Pola Nutrisi dan metabolisme

Terjadinya kebocoran kapiler ,hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negative

mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pasien(dehidrasi).

o Pola persepsi dan konsep diri

Konsep diri

Adanya eritema ,pengelupasan kulit , sisik halus berupa kepingan / lembaran zat tanduk yang

besr – besar seperti keras selafon , pembentukan skuama sehingga mengganggu harga diri.

o Pemeriksaan fisik

a. KU : lemah

b. TTV : suhu naik atau turun.

c. Kepala

Page 13: A. Askep Eritroderma

Bila kulit kepala sudah terkena dapat terjadi alopesia.

d. Mulut

Dapat juga mengenai membrane mukosa terutama yang disebabkan oleh obat.

e. Abdomen

Adanya limfadenopati dan hepatomegali.

f. Ekstremitas

Perubahan kuku dan kuku dapat lepas.

g. Kulit

Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema sehingga terjadi ekstropion pada keadaan

kronis dapat terjadi gangguan pigmentasi. Adanya eritema , pengelupasan kulit , sisik halus

dan skuama.

( Marwali Harahap , 2000 : 28 – 29 : Rusepno Hasan , 2005 : 239 , Brunner & Suddarth ,

2002 : 1878 ).

B.  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan integritas kulit b.d eksfoliasi dan respon peradangan.

2.      Gangguan rasa nyaman: Gatal berhubungan dengan adanya lesi pada kulit

3.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.

4.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.

C.  INTERVENSI KEPERAWATAN

DP. 1.  Gangguan integritas kulit bd eksfoliasi dan respon peradangan.

Kriteria hasil    : - menunjukkan peningkatan integritas kulit  - menghindari cidera kulit

  - Kulit utuh, eritema dan skuama hilangIntervensi        :

1.      Lakukan inspeksi lesi setiap hari dan Pantau adanya tanda-tanda infeksi

R/ mengetahui dan mengidentifikasi kerusakan kulit untuk melakukan intervensi yang tepat

2.      Ubah posisi pasien tiap 2-4 jam dan anjurkan klienmenggunakan pakaian tipis dan alat tenun yang lembut

R/ tekanan dari baju, membiarkan luka terbuka terhadap udara meningkat proses penyembuhan dan menurunkan resiko infeksi

3.      Jaga kebersihan alat tenun

R/ untuk mencegah infeksi      

4.      Pergunakan sarung tangan jika merawat lesi

R/ Untuk menghindari kontaminasi

Page 14: A. Askep Eritroderma

5.      Libatkan keluarga dalam memberikan bantuan pada pasien

R/untuk mempermudah intervensi dan membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

6.      Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obatR/: untuk mencegah infeksi lebih lanjut

DP 2 gangguan rasa nyaman: Gatal berhubungan dengan adanya lesi pada kulit

Kriteria hasil    : - tidak terjadi lecet di kulit  - pasien berkurang gatalnya

Intervensi        :

1.      Temukan penyebab gatalR/: Membantu mengidentifikasi tindakan yang tepat untuk memberikan kenyamanan.

2.      Catat hasil observasi secara rinci.R/: Deskripsi yang akurat tentang erupsi kulit diperlukan untuk diagnosis dan pengobatan.

3.      Antisipasi reaksi alergi (dapatkan riwayat obat).R/: Ruam menyeluruh terutama dengan awaitan yang mendadak dapatmenunjukkan reaksi alergi obat.

4.      Pertahankan kelembaban (+/- 60%), gunakan alat pelembab.R/: Kelembaban yang rendah, kulit akan kehilangan air.

5.      Pertahankan lingkungan dingin.R/: Kesejukan mengurangi gatal.

6.      Cuci linen tempat tidur dan pakaian dengan sabun yang lembut.R/: Sabun yang keras dapat menimbulkan iritasi.

7.      Berikan kompres hangat/dingin.R/: Pengisatan air yang bertahap dari kasa akan menyejukkan kulit danmeredakan pruritus.

8.      Anjurkan untuk menjaga agar kuku selalu terpangkas (pendek).R/: Mengurangi kerusakan kulit akibat garukan

9.      Nasihati klien untuk menghindari pemakaian salep /lotion yang dibeli tanpa resepDokter.R/: Masalah klien dapat disebabkan oleh iritasi/sensitif karena pengobatan sendiri

10.  Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi topikal.R/: Membantu meredakan gejala.

DP 3 Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.Kriteria hasil:

-          Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.

-          Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.

Intervensi:1.      Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan

diri sendiri.Rasional: Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yangtampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.

Page 15: A. Askep Eritroderma

2.      Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.Rasional: klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.

3.      Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

4.      Mendorong sosialisasi dengan orang lain.Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

DP4 Resiko Terhadap Infeksi Yang Berhubungan adanya luka terbuka akibat gangguan

integritas

Kriteria hasil: -          Infeksi tidak terjadi.

-          Tanda- tanda vital dalam batas normal.

-          Luka mengalami granulasi.

Intervensi:1.      Pantau terhadap tanda- tanda infeksi

R/  Respon jaringan terhadap infiltrasi patogen dengan peningkatan aliran darah dan aliran

limfe

2.      Observasi tanda- tanda vital R/ Patogen yang bersirkulasi merangsang hipotalamus untuk menaikkan suhu tubuh

3.      Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.R/ Mencegah terjadinya infeksi silang dari lingkungan luka ke dalam luka

4.      Lakukan rawat luka dengan tehnik aseptik dan antiseptik.R/Mencegah terjadinya invasi kuman dan kontaminasi bakteri.

5.      Anjurkan klien untuk menghabiskan porsi yang tersedian terutama tinggi protein dan vitamin

C.

R/Nutrisi dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan mengganti jaringan yang rusak dan

mempercepat proses penyembuhan.

6.      Jaga personal higiene klienR/:Sesuatu yang kotor merupakan media yang baik bagi kuman.

7.      Kolaborasi dengan tim medisdalam penentuan antibiotik dan pemeriksaan leukosit dan LEDR/ Peningkatan leukosit dan LED merupakan indikasi terjadinya infeksi.

D.  IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

            Implementasi merupakan tahap keempat didalam proses keperawatan.  Implementasi

merupakan realisasi tindakan kepada pasien dari rencana tindakan yang telah dibuat untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.

E.  EVALUASI KEPERAWATAN

1. Pasien menunjukkan peningkatan integritas kulit.2. Pasien mampu menghindari cidera kulit.3. Tidak terjadi lecet di kulit.4. Pasien secara verbal mengatakan bahwa berkurang gatalnya.

Page 16: A. Askep Eritroderma

5. Tidak ada atau tidak ditemukannya tanda – tanda infeksi ( rubor , kalor ,dolor , fungsio laesa ).

6. Ttidak timbul luka baru

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart.  2002.  Keperawatan Medikal Bedah, volume 3.  Jakarta : EGC

Doenges,marilyn E.1999.Nursing care plans edition 2.

Hasan Rusepno.  2005.  Ilmu Keperawatan Anak.  Jakarta : FKUI

Harahap, Marwali. 2000.  Ilmu Penyakit Kulit.  Jakarta : Hipokrates

Introduction to patient care edition 3.1997.W.B.Saunders Company

philadelphia/London/Toronto

Medical surgical nursing unit II J.B.Lippincott Company Philadelphia

Mansjoer, Arief.  2000.  Kapita Selekta Kedokteran.  Jakarta : EGC

Nursing practice hospital and home the adult.1996. Churehill living stone.distributed

in the USA,New York

Syaifudin. 1997.  Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC

http://74.125.67.100/images?

q=dermatitis+exfoliativa&um=1&hl=en&client=fireworka&rls=org.mozilla:enUS:off

ical&channel=s&prmdo=1&tbs=isch:1&sa=N&atart=40&nds20

http://iklanbarisgratis.info/search/Askep+Eritroderma

http://iklanbarisgratis.info/search/ERITRODERMA

http://hidayat2.wordpress.com/2009/07/05/askep-eritroderma/

http://jobs.bestmoviepics.com/search/eritroderma

http://kamus-kesehatan.blogspot.com/2009/08/eritroderma.html

Page 17: A. Askep Eritroderma