bab i baru mangkep kel b

Upload: disty-ndut

Post on 19-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    1/37

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar BelakangMempertahankan Kesehatan telah menjadi sebuah industry besar yang melibatkan berbagai

    aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian menjadi hak yang paling mendasar

    bagi semua orang dan memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan

    membutuhkan upaya perbaikan menyeluruh sistem yang ada.

    Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,

    rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

    pelayanankesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,

    rawat jalan dan gawat darurat.

    Rumah sakit merupakan organisasi yang sangat komplek dan merupakan komponen yang

    sangat penting dalam upaya peningkatan status kesehatan bagi masyarakat. Salah satu

    fungsi rumah sakit adalah menyelenggarakan pelayanan dan asuhan keperawatan yang

    merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan dengan tujuan memelihara kesehatan

    masyarakat seoptimal mungkin.

    Pelayanan keperawatan adalah bantuan yang diberikan kepada individu yang sedang sakit

    untuk dapat memenuhi kebutuhannya, sebagai makhluk hidup yang beradaptasi terhadap

    stress dengan menggunakan potensi yang ada pada diri individu itu sendiri

    Managemen merupakan suatu pendkatan yang dinami dan proaktif dalam menjalankan

    suatu kegiatan organisasi.Menurut Nursalam (2002), keperawatan sebagai pelayanan yang professional bersifat

    humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat

    keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan obyektif klien, mengacu pada standard

    professional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntunan utama.

    Keperawatan profesional secara umum merupakan tanggung jawab seorang perawat yang

    selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan, sehingga dituntut untuk selalu

    melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar (rasional) dan baik (etikal).

    Keperawatan di Indonesia di masa depan sampai saat ini masih berada dalam proses

    mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan dalam

    aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan, pelayanan dan asuhankeperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan penataan lingkungan untuk

    perkembangan keperawatan.pelayanan keperawatan melalui pelaksana fungsi perncanaan,

    pengorganisasian, pengaturan ketenagaan, pengarahan, evaluasi dan pengendalian mutu

    keperawatan. Manajemen keperawatan menurut Nursalam (2002), merupakan suatu

    pelayanan keperawatan profesional dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan

    empat fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, motivasi, dan

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    2/37

    pengendalian. Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-

    keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung asuhan

    keperwatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi masyarakat. Manajemen

    Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah Sakit,

    sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi

    keperawatan itu sendiri.

    Manejemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanankan oleh

    pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta

    mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia, atau pun dan sehingga

    dapat memberikan pelayanan keperawtan yang efektif. Baik kepada pasien keluarga dan

    masyarakat. (Suryanto. 2008).

    Managemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan

    suatu kegiatan di organisasi. Managemen tersebut mencangkup POAC (Planning,

    Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana dan rasarana dalam mencapai

    jutuan organisasi. Managemen juga diartikan sebagai suatu organisasi bisnis yangdifokuskan pada produksi dan banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan

    (Nursalam, 2011).

    Ciriciri mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar profesi yang

    ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar,

    efisien, dan efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan

    tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata nilai

    masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen

    yang baik.

    Sistem pemberian asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien di Bangsal Peristi

    RSUD Saras Husada Purworejo berdasarkan metode primer modifikasi yang mana metode

    ini merupakan modifikasi dari metode primer, sekelompok pasien dirawat oleh sekelompok

    perawat selama dirawat di RS yang terdiri dari perawat primer (PP) dan perawat asosier

    (PA).

    B. Tujuan1.Tujuan Umum

    setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran, mahasiswa mampu menerapkan konsep

    dan prinsip managemen keperawatan pada unit layanan kesehatan secara nyata dalam

    upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RS.

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    3/37

    2.Tujuan KhususSetelah melaukan praktek managemen keperawatan di Ruang Peristi RSUD Saras

    Husada Pruworejo diharapkan mahasiswa mampu :

    a. Diketahuinya gambaran umum tentang ruang Peristi RSUD Saras Husada Purworejo.b. Melakukan analisa dari aspek manajemen di ruang Peristi RSUD Saras Husada

    Purworejo.

    c. Mengidentifikasi dan menyusun prioritas permasalahan yang ada di ruang PeristiRSUD Saras Husada Purworejo.

    d. Menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahn yang ada di ruang PeristiRSUD Saras Husada Purworejo.

    e. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang telah disusunsesuai prioritas di ruang Peristi RSUD Saras Husada Purworejo.

    C. Manfaat1.

    Institusi Rumah Sakit

    Dapat memberikan masukan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien

    melalui manajemen keperawatan khususnya di ruang Peristi RSUD Saras Husada

    Purworejo

    2.MahasiswaUntuk mengaplikasikan dan meningkatkan keterampilan dalam manajemen

    keperawatan.

    3.Perawat Sebagai PelaksanaSebagai masukan dalam menjalankan profesionalisme dilahan praktek untuk

    meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    4/37

    4.Bagi Pasien dan Keluargaa.Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.b.Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.

    D. Waktu dan Tempat PelaksanaanTempat praktek mahasiswa Profesi Ners State Manajeman Keperawatan dilaksanankan di

    ruang Peristi RSUD Saras Husada Purworejo berlangsung mulai tanggal 04 30

    November 2013

    E. Teknik Pengumpulan Dataa. ObservasiObservasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses pelayanan,

    keadaan inventaris ruangan data asuhan keperawatan yang langsung dilakukan ke

    pasien.

    b. AngketAngket digunakan untuk mengetahui kepuasaan pasien terhadap pelayanan asuhan

    keperawatan, penerapan standar asuhan keperawatan dan pelaksananan Model

    Keperawatan Profesional.

    c. WawancaraWawancara dilakukan kepada kepala ruangan, perawat dan keluarga pasien untuk

    mengumpulkan data tentang proses orientasi pasien baru dan pelayanan pasien.

    d. Studi dokumentasiKegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,

    ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap

    ruangan, dan inventaris ruangan.

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    5/37

    F. Kategori PenilaianSetelah dilakukan pengkajian data dikumpulkan, kemudian akan diberi nilai dengan

    menggunakan persentase, dan ditafsirkan dengan kalimat kualitatif yaitu:

    1.Kategori baik: 75100%2.Kategori cukup 6574%3.Kategori kurang 064%

    G. PesertaMahasiswa tahap profesi Ners Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Alma Ata

    Yogyakarta dengan anggota :

    1. Muhammad Ischaq Nabil Asshiddiqi 1303000952. Alfiyanty. M. Siolimbona 1303000873. Ari Fitri Wulandari Mustika 1303000964. Ade Melinto 1303000695. Rahmad Gunawan 130300092

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    6/37

    BAB II

    Tinjauan Teori

    A. Konsep Dasar Managemen KeperawatanManagemen keperawatan merupakan suatu pelayanan keperawatan professional dimana

    tim keperawatan dikelola dengan menjelaskan empat fungsi managemen antara lain :

    pengorganisasian, perencanan, motivasi dan pengendalian, dari keempat fungsitersebut

    saling berhubangan dan memerlukanketrampilan tehnis, hubungan antar manusia,

    konseptual yang mendukung asuhan keperawatan dimasa depan, karena berkaitn dengan

    tuntutan profesi dan global serta memerlukan pengelolaan secara professional dengan

    memperhatikan setiap perubahan yang terjadi (Nursalam, 2000).

    Sesuai dengan perkembangan pelayanan kesehatan tersebut, maka dalam managemen

    keperawatan masa kini dan mendatang tealah terjadi ekspansi fungsi dan peran

    keperawatan yang semuala diekankan pada sentralisasi keenangan dan janggung jawab

    yang lebih memfokuskan pada kegiatan koordinasi, integrasi dan penunjang.

    Dngan demikian perawat yang terlibat dalam managemen keperawatan dianggap perlu

    untuk memahami misi, filosofi, dan tujuan pelayaan keperawatan serta kerangka konsep

    kerja.

    1. Pengrtian ManagemenManagemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam

    menjalankan suatu kegiatan diorganisasi, dimana didalam managemen tersebut

    mencangkup kegiatan koordinasi dan supervise terhadap staf, sarana dan prasarana

    dalam mencapai suatu organisasi (Grant & Massey, 1999).

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    7/37

    Proses Managemen keperawatan sesuai dngan pendekatan sistem trbuka diman msing-

    masng komponen saling berhubungan dan berkaitan dan berinteraksi yang dopengaruhi

    oleh lingkungan, karena suatu sistem mka terdiri dari mpat elemen yaitu, input,

    ligkungan, proses, output, control dan umpan balik (feedback mechanism).

    Manejemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanankan oleh

    pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta

    mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber daya manusia, atau pun dan sehingga

    dapat memberikan pelayanan keperawtan yang efektif. Baik kepada pasien keluarga dan

    masyarakat. (Suryanto. 2008).

    2. Managemen Asuhan KeperawatanManagemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang

    menggunakan konsep-konsep managemen didalammnya seperti perencanaan,

    pengorganisasian, pengarahan, pengendalian atau evaluasi. Pengkajian merupakan

    langkah awal dalam proses keperawatan yang mengharuskan perawat menentukan

    setepat mungkin dengan berdasarkan pada pengalaman masa lalu pasien, pengetahuan

    yang dimiliki, perasaan dan harapan kesehatan masa mendatang.

    B. Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)1) Pengertian MPKP

    Model praktek keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses

    dan nilai nilai profesional ), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur

    pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut

    diberikan. Pengembangan MPKP merupakan upaya banyak negara untuk

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    8/37

    meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan lingkungan kerja perawat.

    Pengembangan MPKP berbeda-beda di setiap Negara. Sistem MPKP adalah suatu

    kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni: standar, proses, keperawatan,

    pendidikan keperawatan dan sisite MPKP. Unsur dalam MPKP dibagi kedalam 4

    unsur yaitu standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan (Nursalam, 2011).

    MPKP adalah suatu model keperawatan professional yang secara keilmuannya bisa

    dipertanggung jawabkan sesuai kode etik keperawatan professional yang secara

    keilmuannya bisa dipertanggungjawabkan sesuai dengan kode etik keperawatan dan

    kaidah keperawatan yang meliputi biopsiko social dan spiritual. Struktur dari ruang

    MPKP yaitu meliputi Kepala Ruang, Ketua Tim dan Perawat pelaksanandan ditambah

    satu tenaga administrasi.

    Dalam pelaksanannya manajer keperawatan harus memiliki beberapa faktor yaitu :

    a. Kemempuan menjalankanperan sebagai pemimpinb. Kemampuan melaksanankan fungsi-fungsi managemen (Pengorganisasian dan

    pengawasan)

    c. Kemampuan menerapkan pengetahuan (Swansbrug, 2000)

    Tujuan MPKP

    a.

    Meningkatkan mutu askep melalui penataan sistem pemberian asuhankeperawatan

    b. Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajar melaksanakan praktekkeperawatan proserional

    c. Menyediakan kesempatan epada perawat untuk mengembangkan penelitiankeperawatn

    Elemen MPKP

    a. Nilai-nilai Prfesional (inti MPKP)b. Pendekatan Managemenc. Metode pemberian asuhan keperawatand. Hubungan professionale. Sistem kompensasi dan penghargaan

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    9/37

    2) Aspek Pengembangan MPKPMenurut Sitorus (206) yang diperkuat oleh Nursaam (2002), berdasarkan

    tingkat perkembangan keperawatan di Indonesia untuk dapat menerapkan

    Model Praktek Keperawatan Profesional ada tiga aspek yang perlu

    dikembangkan yang melitupi :

    a. KetenagaanDalam pengembangan MPKP, aspek ketenagaan merupakan kompnen

    pertaman yag harus dipertimangkan, sehingga tujuan pelayanan dapat

    dicapai.

    Perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes

    1.)

    Jumlah tenaga keperawatan yang bertugas

    2.) Jumlah tenaga keperawatan yang libur3.) Tugas Non perawat4.) Jumlah tenaga keperawatan yang diprlukanMenurut Depkes jumlah tenaga yang dibutuhkan di ruangan adalah (D

    + 1 kepala ruang + 2 PP + 2 orang pramusaji).

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    10/37

    b. Penerapan sistem pemberia asuhan keperawatnc. Wewenangd.

    Dokumentasi Keperawatan

    3) Pengembangan MPKP dengan MPM (Metode Primer Modifikasi)a. Kajian Teori

    Keterbatasan kualitas tenaga keperawatan pada umumnya di Indonesia, maka

    dalam rangka menjamin terselenggaranya asuhan keperawatan yang bermutu dan

    profesional dikembangkan metode primer yang dimodifikasi dengan harapan

    kualitas asuhan keperawatan dapat terjamin secara terus menerus selama pasien

    dirawat dan terselenggara dengan terfokus pada kepuasan pasien atau keluarga.

    Pada prinsipnya metode ini sama dengan metode primer tetapi dimodifikasi dalam

    hal:

    1) Karena pendidikan perawat yang tersedia di rumah sakit sangat terbatas,maka pendidikan PP dapat memanfaatkan perawat dengan pendidikan

    minimal D3 keperawatan sebagai perawat primer pemula yang mempunyai

    kinerja baik serta kemampuan klinis yang memadai sesuai dengan bidang

    tugasnya.

    2) Pada saat PP tidak ada sebagai ganti tugasnya dilaksanakan oleh PA terutamapada saat sore, malam dan hari libur.

    b. Kemempuan yang harus dimiiki perawat primer antara lain :1. Memiliki kemampuan profesional (pengetahuan, sikap dan keterampilan

    yang memadai.

    2. Mampu menjalin komunikasi yang efektif/kolaborasi dengan tim kesehatanlain serta menjalin hubungan baik secara horizontal maupun vertikal.

    3. Mampu mengkoordinir semua kegiatan anggota/PA4. Mampu bertindak sebagai konsultan dalam asuhan keperawatan5. Dapat berperan sebagai role model

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    11/37

    6. Mampu melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien dalamasuhan keperawatan

    7. Mampu membuat rencana keperawatan untuk semua pasien yang ada didalamtanggungjawabnya. Rencana ini meliputi kegiatan yang akan dilaksanakan,

    cara untuk mengerjakannya, perawat yang akan diserahi tugas, tempat dan

    waktu untuk melakukan kegiatan

    8. Mampu memperbaiki dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai dengankebutuhan pasien

    9. Mampu mengobservasi baik terhadapa kondisi pasien maupun terhadapsituasi kerja anggota/PA

    10. Mampu berperan sebagai pendidik/guru/pengajar, antara lain mampumenentukan materi pengajaran, waktu dan tempat pengajaran serta orang

    yang perlu diberi pengajaran

    11. Mampu melakukan evaluasi secara baik dan objektif. Evaluasi yangdilakukan harus menyeluruh baik terhadap diri sendiri, anggota/PA,

    penampilan kerja tim serta asuhan keperawatan. Evaluasi yang dilakukan

    harus didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan.

    Tugas kepala ruang dalam MPM:

    1. Membagi staff ke dalam grup MPM sesuai dengan kemampuan dan bebankerja

    2. Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PP3. Menyiapkan materi tentang permasalahan pasien dan ruangan yang ada pada

    hari tersebut termasuk laporan permasalahan dinas malam

    4. Kepala Ruang melakukan meeting morning untuk menindaklanjuti masalahyang ada yang diawali dan diakhiri dengan doa

    5. Membagi pasien ke dalam grup MPM sesuai dengan kemampuan dan bebankerja

    6. Menfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PP dan PA7. Melakukan Supervise dan memberi motivasi seluruh staf keperawatan untuk

    mencapai kinerja yang optimal

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    12/37

    8. Memberika reinforcement positif kepada semua staff termasuk pada saatmengakhiri meeting morning kepada dinas malam dan dinas pagi

    9. Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan melakukanevaluasi melalui angket setiap pasien akan pulang

    10.Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga sore, malam, libur11.Berperan serta sebagai konsultan12.Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staff melalui daftar hadir yang ada

    di ruang

    13.Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga14.Mengadakan CNE (Continuing Nursing Education) tiap bulan sekali.

    Uraian tugas PP yang mendukung MPM ini adalah:

    1. Bertugas pada pagi hari2. Bersama perawat asosiete menerima operan tugas jaga dari perawat asosiete

    yang tugas jaga malam

    3. Bersama perawat asosiete melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisipasien segera setelah selesai operan tugas jaga setiap pasien

    4. Bersama perawat asosiete melakukan doa bersama sebagai awal dan akhirtugas, dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam

    5. Melakukan pre conference dengan semua perawat asosiete yang ada dalamgrupnya pada setiap awal dinas pagi

    6. Membagi tugas/pasien kepada perawat asosiete sesuai kemampuan dan bebankerja

    7. Melakukan pengkajian, menetapkan masalah/diagnose dan perencanaankeperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada

    bukti direkam keperawatan

    8. Memonitoring dan membimbing tugas perawat asosiete9. Membantu tugas perawat asosiete untuk kelancaran pelaksanaan asuhan

    pasien

    10.Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yangdilakukan oleh perawat asosiete yang ada dibawah tanggung jawabnya

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    13/37

    11.Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalamperencanaan askep dan ada bukti dalam rekam keperawatan

    12.Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporanakhir tugas jaga dari perawat asosiete untuk persiapan operan tugas jaga

    berikutnya

    13.Mendampingi perawat asosiete dalam operan tugas jaga kepada perawatasosiete yang tugas jaga berikutnya

    14.Memperkenalkan perawat asosiete yang ada dalam satu grup yang akanmerawat selama pasien dirawat kepada pasien / keluarga baru

    15.Menyelenggarakan diskusi kasus/conference dengan dokter/tim kesehatanlain setiap minggu sekali

    16.Menyelenggarakan diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutinkeperawatan diruangan minimal sebulan sekali

    17.Menyelenggarakan diskusi kasus/conference sesuai prosedur18.Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan dalam rangka

    memperlancar pelaksanaan kegiatan

    19.Menggantikan tugas Pj. Ruang pada pagi hari bila Pj. Ruang tidak ada20.Mendelegasikan tugas perawat primer pada sore, malam, hari libur kepada

    perawat asosiete21.Memberikan bimbingan kepada mahasiswa praktek yang ada dalam grupnya

    dalam rangka orientasi dan pelaksanaan praktek keperawatan

    22.Perawat primer menginformasikan peraturan dan tata tertib yang berlakukepada pasien/keluarga

    23.Perawat primer melakukan visite/monitoring perkembangan pasien danmemberitahukan serta menyiapkan pasien yang akan pulang

    24.Perawat primer menerima konsultasi/keluhan pasien/keluarga dan berupayamengatasinya, serta memfasilitasi pelaksanaan konsultasi dengan dokter

    25.Perawat primer membuat laporan tugas kepada Pj. Ruang disetiap akhir tugastentang kondisi pasien dan masalah yang ada

    26.Mengikuti pertemuan ilmiah/rutin yang diselenggarakan RS/di lingkungantugasnya.

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    14/37

    Uraian tugas untuk PA meliputi:

    1. Melakukan doa setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesaiserah terima operan tugas jaga .

    2. Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal dinas pagi.3. Melaksanakan Asuhan Keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung

    jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.

    4. Melakukan monitoring respon pasiendan ada bukti di rekam keperwatan.5. Melaksanakan konsultasi tentang masalah pasien kepada PP6. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang

    menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.

    7. Menerima keluhan pasien dan keluarga serta berusaha untuk mengatasinya.8. Melengkapi catatan adsuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi

    tanggung jawabnya.

    9. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akkhir tugas pada semuapasienyang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.

    10.Mengikuti post conference yang diadakan oleh PP pada setiap akhir tugas danmelaporkan kondisi/perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung

    jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.

    11.Bila PP tidak ada, wajib mengenalkan PA yang ada dalam satu grup yangakan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada

    pasien/keluarga baru.

    12.Mengikuti diskusi kasus/conference denga dokter/tim kesehatan lain setiapseminggu sekali.

    13.Mengikuti diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin.14.Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA.15.Melaksakan tugas PP pada sore, malam, dan hari libur.16.Berkoordinasi dengan Pj tugas jaga apabila ada kesulitan tentang pelayanan.

    Hubungan profesional antara staf keperawatan dengan pasien atau keluarga

    dapat terjalin secara terus menerus selama pasien dirawat:

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    15/37

    1. Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien yang ada diruangan setiapawal tugas/pagi.

    2. PP dan PA mensupervisi seluruh pasien yang menjadi tanggung jawabnyasegera setelah menerima operan tugas setiap pasien.

    3. PP menginformasikan peraturan dan tatatertib yang berlaku kepada pasienatau keluarga baru

    4. PP memperkenalkan semua perawat yang ada dalam satu group yang akanmerawat selama pasien dirawat

    5. PP atau PA melakukan visite/.monitoring pasien untuk mengetahuiperkembangan atau kondisi pasien

    6. PP memberikan penjelasan setiap rencana tindakan atau pengobatan yangakan dilakukan sesuai dengan wewenang atau tanggungjawabnya.

    7. Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PP/PA memberikan penjelasanatas tindakan yang akan dilakukan pada pasien/keluarga

    8. Kesediaan PP/PA untuk menerima konsultasi/keluhan pasien/.keluarga danberupaya untuk mengatasinya

    9. Pasien/keluarga mengetahui siapa PP atau perawat yang bertanggungjawabselama ia dirawat dan ditulis pada setiap papan nama pasien

    10.PP/PA memberitahu dan mempersiapkan pasien yang akan pulang.

    Hubungan profesional antar staf keperawatan yang dapat menjamin

    asuhan

    keperawatan yang berkesinambungan secara terus menerus:

    1. Penyedia keperawatan mengadakan pertemuan rutin dengan kepala ruangminimal 1 kali/minggu

    2. Pj ruangan keperawatan mengadakan pertemuan rutin dengan seluruh stafkeperawatan minimal sebulan sekali

    3. Kepala ruang mengadakan pertemuan rutin dengan PP minimal1 kali/minggu4. PP mengadakan pre dan post conference pada setiap awal dan akhir tugas jaga

    sebelumnya

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    16/37

    5. PP mendampingi serah terima tugas jaga dari PA yang tugas jaga sebelumnya6. PP mendampingi serah terima tugas jaga dari PA pada tugas jaga sebelumnya.7. PA melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga sebelum dan tugas jaga

    berikutnya.

    8. PP melakukan dokumentasi asuhan keperawatan terutama dalam pengkajian,menetapkan diagnosis dan penyusunan rencana keperawatan.

    9. PP melakukan dikumentasi asuhan keperawatan terutama dalam halpelaksanaan dan evalusai keperawatan

    10.PP membuat laporan tugas kepada Pj ruang keperawatan setiap akhir tugasterutama tentang keadaan umum pasien dan permasalahan yang ada.

    11.PP melakukan motivasi atau bimbingan/reinforcement/diskusi kasus denganPA setiap hari.

    12.PA menggantikan tugas PP bila PP tidak ada13.PPJR menggantikan tugas Pj ruang pada tugas S /M/HL.

    Hubungan profesional atau kemitraan antara staf keperawatan dengan

    dokter/tim kesehatan laian terjalin dengn baik:

    1.

    PP/PA melakukan visite bersama dengan dokter/tim kesehatanm lain yangmnerawat

    2. PP melakukan diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain minimal 1kali/minggu

    3. Hubungan profdesional./kemitraan dengan dokter/tim kesehartan laintercermin dalam dokumen rekam medik

    4. PP/PA dapat segera memberikan data pasien yang akurat dengan tepat dancepat kepada dokter/tim kesehatan lain bila dibutuhkan

    5. PP/PA menggunakan rekam medik sebagai sarana hubungan profesionaldalam rangka pelaksanaan program kolaborasi

    6. Dokter/tim kesehatan lain menggunakan rekam keperawatan sebagai saranahubungan profesional dalam rangka pelaksanaan program kolaborasi

    7. Dokter/tim kesehartan lain mengetahui setiap pasien siapa PP nya

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    17/37

    8. PP memfasilitasi pelaksanaan konsultasi pasien/ keluarga dengan dokter/timkesehatan lain.

    C. Unsur-unsur Managemen (Input)1. Man

    a. Pasienpasien adalah seseorang yang datang ke instalasi kesehatan yang

    membutuhkan pelayanan medis atau keperawaatan yang terganggu

    kondisi kesehatannya baik jasmani maupun rohani.

    kategori keperawatan pasien menurut Swanburg (1999) terdiri dari :

    1) Self-careKlien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindaan

    keperawatan dan pengobatan. Klien melakukan aktivtas

    perawtan diri sendiri secara mandiri biasanya memerlukan

    waktu 1-2 jam dengan rata-rata waktu evektif 1,5 jam / 24 jam

    2)Minimal careKlen memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keprawatan

    dan pengobatan tertentu, msalnya pemeberian obat intravena,

    dan mengatur posisi. biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam

    dengan waktu rata-rata evetif 3,5 jam / 24 jam.

    3)Intermediate care

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    18/37

    Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu

    rata-rata evektif 5,5 jam / 24 jam.

    4)Mothfiet intensive care

    Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu

    rata-rata evektif 7,5 jam / 24 jam.

    5)Intensive careKlien biasanya membutuhkan waktu 10-14 jam dengan waktu

    rata-rata evektif 12 jam / 24 jam.

    b. Ketenagaan2. Money3. Metode

    Metode Asuhan Keperawatnpada klien, sangant ditentukan oleh pemilihan

    metode pemberian asuhan keperawatan professional. Dengan semakin

    meningktnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawata dan

    tununan perkembangan IPTEK, maka metode pemberian asuhan

    keperawatan harus efektif dan efisien.

    Menurut Marquis dan Huston dalam Nursalam (202), metode pemberian

    asuhan keperawatan tediri dari empat model : model funsional, model

    tim,model primer, model managemen kasusu.

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    19/37

    a. Metode kasus (Total Care Method)Metode ini merupakan metode tertua (tahun 1880) dimana seorang klien

    dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam perawatan. Setiap perawat ditugaskan

    untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh

    perawat yang berbeda untuk setiap shif dan tak ada jaminan bahwa pasien akan

    dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa

    diterapkan satu pasien satu perawat dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk

    perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti di ruang rawat intensif.

    Kelebihan dari metode ini adalah:

    Sederhana dan langsung Garis pertanggungjawaban jelas Kebutuhan klien cepat terpenuhi Memudahkan perencanaan tugas

    Kekurangan dari metode ini adalah:

    Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang

    sama

    Tak dapat dilakukan oleh perawat baru atau kurang pengalaman Mahal, perawat profesional termasuk melakukan tugas non profesional

    b. Metode fungsionalMetode ini dilakukan pada kelompok besar klien. Pelayanan keperawatan dibagi

    menurut tugas yang berbeda dan dilaksanakan oleh perawat yang berbeda dan

    tergantung pada kompleksitas dari setiap tugas. Misalnya fungsi menyuntik,membagi obat, perawatan luka. Metode ini merupakan manajemen klasik yang

    menekankan pada efisiensi, pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang lebih

    mudah. Semua prosedur ditentukan untuk dipakai sebagai standar. Perawat senior

    menyibukkan diri dengan tugas manajerialnya sedangkan asuhan keperawatan klien

    diserahkan kepada perawat yunior.

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    20/37

    Meskipun sistem ini efisien namun penugasan secara fungsi tidak

    memberikan kepuasan kepada klien dan perawat karena asuhan keperawatan yang

    diberikan kepada klien terfragmentasi menurut tugas atau perasat yang dilakukan.

    Cara kerja yang diawasi membosankan perawat karena berorientasi pada tugas dan

    sistem ini baik dan berguna untuk situasi dimana rumah sakit kekurangan tenaga

    perawat, namun disisi lain asuhan ini tidak profesional dan tidak berdasar pada

    masalah klien.

    Keuntungan dari metode ini adalah:

    Lebih sedikit membutuhkan perawat Efisien Tugas mudah dijelaskan dan diberikan Para staf mudah menyesuaikan dengan tugas Tugas cepat selesai

    Kerugian dari metode ini adalah:

    Tidak efektif Fragmentasi pelayanan Membosankan Komunikasi minimal Tidak holistik Tidak profesional Tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat

    c. Metode TimMetode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda

    dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok klien. Ketua tim

    bertanggung jawab membuat perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan untuk

    semua klien yang ada di bawah tanggung jawab timnya. Anggota tim melaksanakan

    asuhan keperawatan kepada klien sesuai perencanaan yang telah dibuat oleh ketua

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    21/37

    tim. Tujuan perawatan ini adalah memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik

    dengan menggunakan sejumlah staf yang tersedia.

    Keuntungan dari metode ini adalah:

    Memberikan kepuasan bagi perawat dan klien Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan secara optimal Komprehensif dan holistik Produktif, kerjasama, komunikasi dan moral

    Kerugian dari metode ini adalah:

    Tidak efektif bila pengaturan tidak baik Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi Membingungkan bila komposisi tim sering diubah Banyak kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non profesional

    d. Metode primerMetode ini merupakan suatu metode penugasan kerja terbaik dalam suatu

    pelayanan dengan semua staf keperawatan yang profesional. Pada metode ini setiap

    perawat primer memberikan tanggung jawab penuh secara menyeluruh terhadap

    perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan mulai dari pasien masuk sampai

    keluar dari rumah sakit, mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan

    antara pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ditandai dengan

    adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yangditugaskan untuk merencanakan, mengimplementasikan dan mengkoordinasikan

    asuhan keperawatan selama pasien dirawat.

    Penanggung jawab dilaksanakan oleh perawat primer (PP). Setiap PP

    merawat 4-6 klien dan bertanggung jawab terhadap klien selama 24 jam dari klien

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    22/37

    masuk sampai dengan pulang. Terdapat kontinuitas asuhan keperawatan yang

    bersifat komperhensif dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam satu grup PP

    mempunyai beberapa PA dan perawatan dilanjutkan oleh PA.

    Kelebihan dari model primer ini adalah model ini bersifat kontinu dan

    komperhensif dalam melakukan proses keperawatan kepada klien dan perawat

    primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan

    pengembangan diri. Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiakan

    karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu asuhan yang diberikan

    bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif terhadap perawatan, dukungan,

    proteksi, informasi dan advokasi.

    Kelemahan dari model ini adalah model ini hanya dapat dilaksanakan oleh

    perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai dengan kriteria

    asertif, mampu mengatur diri sendiri, kemampuan pengambilan keputusan yang

    tepat, penguasaan klinik, akuntabel dan mampu bekomunikasi dan berkolaborasi

    dengan berbagai disiplin.

    e. Metode CashManagementAdalah strategi untuk mengkoordinasikan pelayanan, mempertahankan

    kualitas, cost containment sambil menfokuskan pada outcome pelayanan.

    Merupakan metode yang menggunakan pola terfokus dan kerjasama yang sangat

    ketat antara perawat dengan tim kesehatan lain dengan memanfaatkan care map

    yang telah disusun dan disepakati oleh semua anggota tim pelayanan dalam rumah

    sakit. Elemen dari nursing case management methode adalah nurse case manager

    (NCM) dan clinical path atau multidisciplinary action plan (MAP). Syarat NCM

    adalah perawat yang berpendidikan S1 atau nurse clinical spesialist atau master

    keperawatan dengan pengalaman klinis minimal 3 tahun. NCM ditugaskanmenangani pasien pada saat masuk berdasarkan spesialisasinya yang kemudian

    mengkoordinasikan pelayanan sampai pasien pulang. NCM bertanggung jawab

    memonitor perkembangan pasien apakah sesuai dengan kriteria outcome yang

    diharapkan. Perkembangan itu dikomunikasikan kepada dokter, perawat dan

    pemberi pelayanan kesehatan lain. Semua pemberi pelayanan kesehatan bekerja

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    23/37

    sama untuk mengurangi length of stay (LOS) sambil memusatkan perhatian pada

    masalah-masalah pasien.

    Perawatan MAP adalah kombinasi rencana perawatan (nursing care

    plan/NCP) dan critical path. Alasan utama menggunakan perawatan MAP adalah

    untuk memberikan pedoman tertulis untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan

    keluarga. Semua pemberi pelayanan mengikuti care MAP untuk meningkatkan mutu

    pelayanan, mengurangi LOS, mengubah pola praktik utuk meningkatkan efisiensi,

    memfasilitasi pencapaian outcome dan mengurangi biaya serta menurunkan

    rehospitalisasi

    4. Material dan mesinD. Unsur-unsur Managemen (Proses)E. Unsur-unsur Managemen (Output)F. Kegiatan

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    24/37

    BAB III

    HASIL PENGKAJIAN

    A. Gambaran RSUD Saras Husada Purworejo1. Profil Rumah Sakit Umum Daerah Saras Husada Purworejo

    Rumah Sakit Umum Daerah Saras Husada Purworejo terletak di Jalan Jendral

    Sudirman No. 60 Kelurahan Doplang, Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo,

    Profinsi Jawa Tengah.

    Dalam perkembangannya pada tahun 1951 menjadi Rumah Sakit Umum. Pada

    tahun 1979 RSU ini mendapat status RSU Type D dan pada tahun 1983 menjadi RSU

    Type C. Pada tahun 1997 RSU Purworejo menggalami peningkatan status dari RSU

    type C menjadi RSUD Kelas B non pendidikan. Agar memiliki identitas yang lebih

    spesifik maka pada tanggal 5 Oktober 2005 RSUD Purworejo secara resmi diberi

    nama menjadi RSUD Saras Husada Purworejo kemudian pada tahun 2009 ditetapkan

    sebagai badan pelayanan umum daerah (BLUD).

    2. Visi RSUD Saras Husada PurworejoMENJADI RUMAH SAKIT RUJUKAN TERBAIK DI JAWA TENGAH

    SELATAN

    3. Misi RSUD Saras Husada Purworejoa. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurnab. Meningkatkan cakupan pelayananc. Mengembangkan profesionalisme sumber daya manusiad. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan

    4. Moto, Janji Layanan dan Tujuan

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    25/37

    a. MotoKami siap melayani secara TERAKTUAL

    TERtib administrasinya

    AKurat tindakannya

    Tepat diagnosanya

    Umum untuk siapa saja

    Aman suasananya

    Lancar pelayanannya

    b. Janji LayananKEPUASAN PELANGGAN KAMI UTAMAKAN

    c. Tujuan1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan paripurna secara profesional,

    bermutu tinggi, terjangkau seluruh lapisan masyarakat dengan mengutamakan

    kepuasan pelanggan.

    2) Meningkatkan cakupan pelayanan sesuai dengan etika dan standar pelayanansecara berkesinambungan

    3) Terpenuhinya sarana dan prasarana pelayanan4) Meningkatnya profesionalisme sumber daya manusia5)

    Terlaksananya pendidikan dan pelatihan

    d. Sasaran1. Terewujutnya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan2. Menurunnya angka kejadaian yang tidak diharapkan dan atau nyaris cedera3. Tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM)4. Meningkanya angka rujukan sekurang-sekurangnya 5% per tahun5. Menurunnya angka dirujuk setinggi-tingginya 5 % per Tahun6. Meningkatnya jumlah kunjungan pasien 5 % per tahun

    e. Strategi1. Menambah produk pelayanan kesehatan

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    26/37

    2. Menyediakan dan menambah sarana dan praarana dan penunjang pelayanankesehatan

    3. Menyediakan serta menambah SDM sesuai kompetensi dan kualifikasi4. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan kompetensi5. Mengoptimalkan kegiatan keselamatan pasien6. Evaluasi dan tindak lanjut terhadap kegiatan pelayanan kesehatan7. Melaksanankan penelitian dan pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan8. Mengoptimalkan kegiatan pemasaran rumah sakit.

    f. Kebijakan1. Pengembangan produk pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan2. Penyediaan dan penambahan SDM sesuai dengan kompetensi dan kualifikasi3. Pengenmabangan serata pemeliharaan sarana dan prasarana secara berkala4. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berdasarkan prioritas5. Penyelenggaraan keselamatan pasien6. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan berkembang7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan terakridirasi8. Memprioritaskan kegiatan pengkajian dan pengembangan9.

    Membant kemitraan dan penyelenggaraan pelayanan ksehatan

    10. Penyelenggaraan pemasaran RS

    B. Profil Ruang Peristi7.Gambaran Umum

    Ruang peristi RSUD Saras Husada purworejo merupakan ruang rawat inap yang

    disediakan khusus untuk pasien baru lahir 0-7 hari. Baik bayi dalam keadaan sehat

    ataupun bayi dalam keadaan patologis dan kelainan konginetal dimana beberapa

    penyakit patologis diantaranya sebagai berikut : Asfiksia Hiperbilirubin, Cepal

    Hematom, BBLR, Ikterik, Kejang, Sepsis, Konjungttivitis dan Apnea.

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    27/37

    Ruang Peristi memiliki 12 ruangan di antaranya 1 ruang observasi, 1 Ruang dokter, 1

    Ruang ibu menyusui, 1 Ruang transit perawat, 1 Ruang observasi Bayi Baru lahir, 1

    Ruang Bayi normal, 1 ruang Nurse Station, 2 Ruang bayi bermasalah, 1 Ruang Pantri, 1

    Ruang Karu, 1 kamar Perawat

    8.Dena Ruangan

    Keterangan :

    1. Ruang Observasi2. Ruang Dokter3. Kamar Mandi4. Ruang Ibu Menyusui5. Ruang Transit6. Ruang Observasi Bayi Baru Lahir

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    28/37

    7. Ruang Bayi Normal8. Nurse Station9. Ruang Bayi Bermasalah 110.Ruang Bayi Bermasalah 211.Pantry12.Ruang Karu13.Kamar Perawat

    9.Struktur OrganisasiC. Proses InputD. Unsur Proses

    1.Kajian Data Penerapan Instrumen A2.Pelaksanaan Univelsal Percaution3.Pelaksanaan Komunikasi Teraputik4.

    9 Solution Patien Safety

    5.Proses Managemen KeperawatanPelayanan kesehatan yang bermutu saat ini merupakan hak dasar dari setiap warga

    negara. Oleh karena itu pelayanan keperawatan yang bermutu tinggi akan terus menjadi

    tuntutan bagi organisasi pelayanan kesehatan. Rumah sakit perlu meningkatkan mutu

    pelayanan kesehatan/keperawatan untuk pencapaian mutu pelayanan prima. Oleh karena

    jiwa manusia menjadi objek maka semua bentuk pelayanan di rumah sakit termasuk

    pelayanan keperawatan diharapkan mencapai pelayanan prima.

    Asuhan keperawatan bermutu adalah asuhan manusiawi yang diberikan kepada klien,

    memenuhi standar dan kriteria profesi keperawatan, sesuai dengan standar biaya dan

    kualitas yang ditentukan oleh rumah sakit serta mampu mencapai tingkat kepuasan dan

    memenuhi harapan klien (Nurrachmah, 2001).

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    29/37

    Standar manajemen pelayanan keperawatan adalah proses pengelolaan pelayanan

    keperawatan melalui pelaksanaan fungsi manajemen yaitu perencanaan,

    pengorganisasian, pengaturan tenaga, pengarahan, evaluasi, dan pengendalian mutu

    pelayanan keperawatan untuk mencapai tujuan pelayanan keperawatan (Depkes, 2001)

    d. Plannilng (Perencanaan)Perencanaan merupakan fungsi dasar manajemen yaitu suatu tugas prinsip dari semua

    manajer dalam divisi keperawatan. Elemen pertama dari manajemen menurut Fayol

    adalah perencanaan. Ia mendefinisikan hal ini sebagai membuat rencana tindakan untuk

    memberikan pandangan kedepan (Swanburg, 2000).

    Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan yang berisikan apa

    yang akan dilakukan serta bagaimana, kapan, dan dimana akan dilaksanakan

    (Marquis, 2000). Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu perencanaan

    yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

    Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam asuhan keperawatan

    kepada semua pasien, menegakkan tujuan, mengalokasikan anggaran belanja,

    memutuskan ukuran dan tipe tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola

    struktur organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta menegakkan

    kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang

    telah ditetapkan.

    Unit perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan pelayanan rumah sakit.

    Perencanaan yang disusun mengacu kepada kerangka utama rencana strategi rumah sakit

    dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang yang nyata dan ancaman

    eksternal yang harus diantisipasi.

    Kerangka perencanaan terdir i dari :

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    30/37

    1)Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana langkah mencapai visi.2)Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi.3)Tujuan, berisikan tujuan yang ingin dicapai.4)Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai tujuan.5)Prosedur, berisi pelaksanaan perencanaan.6)Aturan, berisi langkah-langkah antisipasi untuk hal-hal yang menyimpang.Model perencanaan meliputi:

    1)Filosofi Reactive planning, yaitu tak ada perencanaan, manajer langsungmelakukan tindakan begitu menemukan masalah. Perubahan yang terjadi tidak

    pasti karena dipengauhi oleh masalah dan kondisi yang ada

    2)Inactive planning, yaitu perencanaan sudah dibuat sejalan dengan masalah yangmuncul (telah ada bayangan atau perencanaan tetapi dalam pelaksanaannya

    dilakukan sejalan dengan pekembangan masalah)

    3)Preactive planning, yaitu penyusunan perencanaan dengan mengetahui rencanake depan pencapaian target yang sudah pasti (sudah jelas dan tidak berubah).

    Ciri dari perencanaan ini adalah tujuan yang akan dicapai jelas, terdapat

    pembatasan waktu perencanaan berlangsung, terdapat indikator pencapaian

    target, risiko, dan ketidakpastian jelas

    4)Proactive planning, yaitu pembuatan perencanaan dengan memperhatikan masalalu, masa sekarang dan masa depan. Masa lalu digunakan sebagai pengalaman

    untuk menyusun perencanaan sekarang dan masa depan, masa sekarang sebagai

    pelaksanaan perencanaan, dan masa depan merupakan perencanaan yang disusun

    berdasarkan evaluasi pelaksanaan perencanaan masa lalu dan sekarang.

    Perencanaan meli puti :

    1)Jangka PendekMeliputi perubahan jadwal (pagi, siang, malam) akibat perubahan kondisi

    bangsal dan permintaan fasilitas yang segara akibat kerusakan yang tidak dapat

    diperkiraan sebelumnya

    2)Jangka MenengahMeliputi pengaturan dinas, perbaikan peralatan/service, permintaan

    perlengkapan rutin/barang habis pakai

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    31/37

    3)Jangka PanjangMeliputi pengembangan SDM baik perawat maupun non perawat, penambahan

    peralatan, penambahan jumlah tenaga, cuti tahunan dan sebagainya.

    Berdasarkan buku pedoman uraian tugas tenaga keperawatan di RS

    (Depkes RI, 1999), Tugas Kepala Ruang dalam perencanaan (P1) meliputi :

    1)Menyusun rencana kerja kepala ruang2)Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan di ruang

    rawat yang bersangkutan

    3)Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah maupunkualifikasi untuk di ruang rawat, koordinasi dengan kepala perawat

    instalasi/kepala instalasi.

    Beberapa tugas kepala ruang meliputi

    1. Menyusun jadwal dinas2. Merencanakan koordinasi.3. Menyusun perencanaan tahunan.

    Tabel

    Kajian Planning Di Ruang Peristi RSUD Saras Husada Purworejo

    Tanggal 6

    9 November 2013

    NoStandar Dilakukan Metode Dokumen Keterangan

    Ya Tdk

    1.PembuatanJadwal Dinas

    Studidokumentasi

    dan

    wawancara

    Ada Pembuatan jadwal dinas dibuatoleh Karu,

    2.Perencanaan

    dan

    Koordinasi

    Wawancara RKT Perencanaan maupun koordinasi

    dilakukan secara lisan kemudian

    didokumentasikan secara tertulis

    3.Perencanaan

    tahunan

    KaRu:

    Pengajuanperalatan,

    perencanaan,

    Wawancara ada Perencanaan dibuat dalam

    bentuk rencana kerja tahunan

    (RKT) kemudian

    didokumentasikan.

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    32/37

    pengembanga

    n staf dankebutuhan

    tenaga

    4.JUMLAH 3 0

    TOTAL (%) 100%

    Sumber

    e. Organizing (Pengorganisasian)Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen organisasi yang kedua sesudah

    perencanaan. Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas untuk

    mencapai tujuan objektif, penugasan suatu kelompok manajer dengan autoritas

    pengawasan setiap kelompok dan menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas

    yang tepat dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal yang

    bertanggung jawab untuk mencapai objektif organisasi. Dalam pengorganisasian

    menentukan tentang tenaga yang akan melaksanakan perencanaan, pembagian

    tugas, wewenang, tanggung jawab dan mekanisme pertanggungjawaban masing-

    masing kegiatan. Menurut Nursalam (2002).

    Fungsi pengorganisasian dari kepala ruang adalah sebagai berikut:

    Merumuskan metode penugasan yang digunakan

    1. Merumuskan tujuan metode penugasan2. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas3. Membuat rentang kendali kepala unit membawahi 2 ketua tim dan ketua tim

    membawahi 2-3 perawat

    4. Mengatur dan mengendalikan logistik unit5. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik6. Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di tempat kepada ketua tim7. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi klien

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    33/37

    8. Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya9. Identifikasi masalah dan cara penanganan

    Saat dilakukan pengkajian awal pada tanggal 6-9 Oktober 2013 dapat disimpulkan

    bahwa pelaksanan organizizng (Pengorganisasian) di Ruang Peristi termasuk dalam

    kategor baik yaitu sebesar 100% hanya aja dalam pelaksanannya secara ruti belom

    maksimal/ tercapai.

    Scara Kuantitas pengorganisasan di ruang peristi sudah berjalan baik, namun hal ini

    belum menggambarkan pelaksaana organizing secara kualitas. Karu/PP/PA dalam

    pelaksanan tugasnya masih belum sesuai dengan uraian tugas yang sudah ditetapkan. PP

    masih ikut melaksanankan tugas yang menjadi tanggung jawab PA

    f . Actuatingg. Controlling

    6. Pelaksanaan Tugas Perawata. Tugas Kepala Ruang

    Saat dilakukan pengkajian awal pada tanggal 6-9 Oktober 2013

    dengan jumlah sampel 1, maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanan

    tugas kepala ruang di Ruang Mawar dalam Kategori Baik yaitu

    sebesar 92,10 %. Dari haril wawancara bersama kepala ruang

    dikatakan bahwa Ruangan masih dalam tahap penyesuaian, karena

    baru pindah ruangan sehingga Data-data pasien masih terpisah-pisah.

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    34/37

    scara garis besar tugas pokok kepala ruang telah terpenuhi, namum

    kegiatan meeting morningbelum dilaksanakan secara optimal.

    b. Tugas Perawat PrimerSaat dilakuakan pengkajian awal pada tangal 6-9 Oktober 2013

    dengan jumlah sampel 2 maka dapat disimpulka bahwa pelaksanann

    tugas PP di Ruang Peristi dalam Kategori Baik yaitu sebesar 80,20%.

    Sebagai catatan, PP tidak selalu melakukan doa bersama sebagai

    awal dan akhir tugas dan pp tidak rutin dalam melakukan pre dan post

    conferenece dengan semua PA yang ada dalam satu tim setiap awal

    dianas. dan juga belum melaksanankan ronde keperawatan.

    c. Tugas Perawat AssociadeSaat dilakukan pengajian awal pada tanggal 6-9 Oktober 2013, maka

    dapat disimpulkan bahwa pelaksanan tugas PA di Rang Peristi dengan

    ketegori baik yaitu sebesar 84.60%. Hal yang prlu diperhatikan dalam

    pelaksananan tugas PA aadaah belum semua PA mengenalkan diri

    kepada keluarga pasien saat operan jaga.

    7. Hubungan Profesional Prwat8. Pelaksanaan Meting Morning dan Operan

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    35/37

    9. Pelaksanann Pre dan Post Conference10.Pelaksanann Pemberian Informasi pasien baru11.

    Proses managemen bimbingan PKK

    E. Unsur OutputF. Analisis SWOTG. Problem PrioritasH. POA

    BAB IV

    PELAKSANAAN DAN EVALUASI

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    36/37

    A. Penerapan Managemen Asuhan Keerawatan (Instrumen A)B. Kepuasaan Pasien Trhadap Mutu Pelayanan (Instrumen B)C.

    Kepatuhan Tenaga Perawat Terhadap SOP (Instrumen C)

    D. Pelaksanaan Universal PrecautionE. Evaluasi total penerapan MPMF. Pelaksanaan Komunikasi Teraeutik

    BAB V

    PENUTUP

  • 5/28/2018 BAB I Baru Mangkep Kel B

    37/37

    A. KesimpulanB. Saran