bab i asuhan keperawatan pada pasien hiperemesis gravidarum

Upload: backtracklinux

Post on 08-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

uiyuiuiuiuiui

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPEREMESIS GRAVIDARUM

BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hyperemesis gravidarum adalah suatu keadaan pada masa kehamilan dimana terjadi mual dan muntah yang berlebihan, kehilangan berat badan, serta terjadinya gangguan keseimbangan elektrolit. Terjadi pada 1-2% ibu yang pada masa kehamilannya mengalami morning sickness. Umumnya gangguan mual muntah tersebut bisa berlangsung hingga minggu ke-20 kehamilan, yang ditandai dengan mual yang tidak terkendali serta muntah-muntah hampir dua puluh kali setiap harinya. Hyperemesis gravidarum tidak dapat dicegah namun ibu hamil dapat menjadi lebih nyaman jika mengetahui cara manajemen perawatan hyperemesis gravidarum tersebut.

Walaupun ada dugaan bahwa mual muntah yang berlebihan dapat memperbesar risiko terjadinya keguguran, namun kondisi tersebut sebenarnya lebih membahayakan si ibu. Ibu hamil bisa mengalami dehidrasi yang dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan baik. Dehidrasi tersebut dapat mengakibatkan kerusakan organ hati dan ginjal. Biasanya dokter akan memberikan suntikan serta obat-obatan antimual untuk mengatasinya.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.b. Tujuan Khusus

1. Untuk mngetahui pengertian Hiperemesis Gravidarum.2. Untuk menentukan interpretasi data pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.3. Mampu menentukan diagnosa potensial pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.4. Mampu menentukan tindakan segera terhadap masalah yang muncul pada kasus Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.5. Mampu merencanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.6. Mampu melaksanakan asuhan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum.7. Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis GravidarumC. Manfaat

1) Pengawasan kesehatan

Menjadi panduan dan masukan dalam mengkaji dan mendiagnosa pada ibu hamil, memberi penyuluhan dan peningkatan mutu kesehatan

2) Akademik

Sebagai sumbangsih bacaan agar berguna bagi adik-adik dan teman-teman dalam meperadilan kunci kesehatan khususnya yang menyangkut dengan Hiperemesis Gravidarum.

3) Penulis

Penulis lebih mengerti dan lebih mendalami tentang penyebab Hiperemesis Gravidarum, tanda-tanda yang dikumpulkan serta bagaimana cara menanggulangi masalah Hiperemesis Gravidarum.

4) Masyarakat

Agar masyarakat menjadi lebih paham tentang Hiperemesis Gravidarum dan masyarakat mampu menjaga kesehatan serta paham akan kebutuhan nutrisi tubuh demi tercapainya kelangsungan hidup dan tingkat kesehatan yang optimal.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hiperemisis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual muntah merupakan gangguan yang paling sering di temui pada kehamilan trisemester 1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan. (Mitayani, 2009).Mual dan muntah yang ringan umum dan normal terjadi di awal kehamilan,bila terjadi berlebihan maka dapat menimbulkan efek patologis seperti hiperemesis gravidarum (Micheline, 2004; Verberg, et al; 2005)Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nousea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan.B. Etiologi

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Frekuensi kejadiannya adalah 2 per 1000 kehamilan. Faktor-faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998) adalah:

1. Faktor adaptasi dan hormonal.

Primagravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen dan Human Chorionik Gonadotropin (HCG), sedangkan pada kehamilan ganda atau mola hidatidosa, jumlah hormon yang dikeluarkan terlalu tinggi.

2. Faktor psikologis.

Wanita yang menolak hamil, takut kehilangan pekerjaaan, keretakan hubungan dengan suami, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu,dsb dapat menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran hidup dsb.

3. Faktor alergi.

Terjadi invasi jaringan vili Chorialis yang masuk ke dalam peredaran darah ibu.C. Patofisiologi

Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi pada trimester I. Pengaruh psikologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya pengosongan lambung. Bila perasaan terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah.Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang pula dan tertimbunnya zat metabolik yang toksik.Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Sarwono Prawirohardjo, 2002).D. Tanda dan gejala

Sekalipun batas antara muntah yang fisiologis dan patologis tidak jelas, tetapi muntah yang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan dehidrasi memberi petunjuk bahwa ibu hamil tersebut memerlukan perawatan yang intensif. Gambaran gejala hiperemesis gravidarum secara klinis dapat dibagi menjadi tiga tingkat berikut ini menurut (Manuaba, dkk 2006) adalah :

1. Hiperemesis gravidarum tingkat pertama (Ringan)a. Muntah berlangsung terus.

b. Makan berkurang.

c. Berat badan menurun.

d. Kulit dehidrasi sehingga tonusnya lemah.

e. Nyeri di daerah epigastrium.

f. Tekanan darah turun dan nadi meningkat.

g. Lidah kering.

h. Mata tampak cekung.

2. Hiperemesis gravidarum tingkat kedua (Sedang)a. Penderita tampak lebih lemah.

b. Gejala dehidrasi makin tampak, mata cekung, turgor kulit makin kurang, lidah kering dan kotor.

c. Tekanan darah menurun, nadi maningkat.

d. Berat badan makin menurun.

e. Mata ikterus.

f. Gejala hemokonsentrasi makin tampak: urine berkurang dan bau aseton dalam urine meningkat.

g. Terjadinya gangguan buang air besar.

h. Mulai tampak gejala gangguan kesadaran, menjadi apatis.

i. Napas berbau aseton.

3. Hiperemesis gravidarum tingkat ketiga (Berat)a. Muntah berkurang.

b. Keadaan umum ibu hamil makin menurun: tekanan darah turun, nadi meningkat, dan suhu naik; keadaan dehidrasi makin jelas/berat.

c. Gangguan faal hati terjadi dengan manifestasi ikterus.

d. Gangguan kesadaran dalam bentuk somnolen sampai koma; komplikasi susunan saraf pusat (enselopati wernicke): nistagmus (perubahan arah bola mata), diplopia (gambar tampak ganda), dan perubahan mental.

E. Penatalaksanaan1.Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum diperlukan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologis. Hal itu dapat dilakukan dengan cara :

a.Memberikan keyakinan bahwa mual dan muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan berumur 4 bulan.

b.Ibu dianjurkan untuk mengubah pola makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering.

c.Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering arau biskuit dengan teh hangat

d.Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak

e.Makan makanan dan minuman yang disajikan jangan terlalu panas atau terlalu dingin

f.Usahakan defekasi teratur.

2.Terapi obat-obatan

Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang maka diperlukan pengobatan

a. Tidak memberikan obat yang terotogen

b. Sedativa yang sering diberikan adalah phenobarbital

c. Vitamin yang sering dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6

d. Antihistaminika seperti dramamine, avomine

e. Pada keadaan berat, anti emetik seperti diklomin hidrokhoride atau khlorpromazine

Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di rumah sakit. Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :

a.Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Jangan terlalu banyak tamu, kalau perlu hanya perawat dan dokter saja yang boleh masuk. Catat cairan yang keluar dan masuk. Kadang-kadang isolasi dapat mengurangi atau menghilangkan gejala ini tanpa pengobatan

b.Terapi psikologik

Berikan pengertian bahwa kehamilan adalah suatu hal yang wajar,normal dan fisiologik. Jadi tidak perlu takur dan khawatir. Yakinkan penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan dan dihilangkan masalah atu konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

c.Terapi mental

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5 %, dalam cairan gram fisiologis sebanya 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah dengan kalium dan vitamin khususnya vitamin B kompleks dn vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino esensial secara intravena. Buat dalam daftar kontrol cairan yang amsuk dan dikeluarkan. Berikan pula obat-obatan seperti yang telah disebutkan diatas.

d.Terminasi kehamilan

Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardia, ikterik, anuria, dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik.

Dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu capat dan dipihal lain tidak boleh menunggu sampai terjadi irreversible pada organ vital.

F. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.

2. Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi muntah yang sering.

3. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.

G..Intervensi1.Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kehilangan nutrisi dan cairan yang berlebihan dan intake yang kurang.Tujuan : Nutrisi terpenuhiKriteria Hasil :

1.Berat badan tidak turun.

2.Pasien menghabiskan porsi makan yang di sediakan.

3.Mengkonsumsi suplemen zat besi / vitamin sesuai resep

Intervensi :a.Tunjukkan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu / sekarang dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut, kulit dan kuku.

b.Monitor tanda-tanda dehidrasi : turgor kulit, mukosa mulut dan diuresis.

c.Monitor intake dan output cairan.

d.Singkirkan sumber bau yang dapat membuat pasien mual, seperti : deodorant / parfum, pewangi ruangan, larutan pembersih mulut.

e.Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravida biasanya. Berikan inforamasi tentang penambahan prenatal yang optimum.

f.Tingkatkan jumlah makanan padat dan minuman perlahan sesuai dengan kemampuan.

g.Anjurkan pasien untuk minum dalam jumlah sedikit tapi sering.

2.Gangguan rasa nyaman : nyeri ulu hati berhubungan dengan frekuensi muntah yang sering.

Tujuan : Nyaman terpenuhi

Kriteria Hasil :

1.Nyeri berkurang / hilang

2.Ekspresi wajah tenang / rilek, tidak menunjukan rasa sakit.

Intervensi :

a.Kaji nyeri (skala, lokasi, durasi dan intensitas)

b.Atur posisi tidur senyaman mungkin sesuai dengan kondisi pasien.

c.Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi.

d.Jelaskan penyebab nyeri pada pasien dan keluarga pasien.

e.Beri kompres hangat pada daerah nyeri.

f.Kaji tanda-tanda vital.

g.Kolaborasi medis untuk pemberian obat-obatan analgetika dan antiemetik.

3.Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat.

Tujuan : Pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatan meningkat.

Kriteria Hasil :

1.Pasien dapat mengetahui penyakitnya.

2.Dapat mendemonstrasikan perawatan diri dan mengungkapkan secara verbal, mengerti tentang instruksi yang diberikan.

3.Pasien kooperatif dalam program pengobatan.

Intervensi :

a.Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakitnya, gejala, dan tanda, serta yang perlu diperhatikan dalam perawatannya.

b.Beri penjelasan tentang proses penyakit, gejala, tanda dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan dan pengobatan.

c.Jelaskan tentang pentingnya perawatan dan pengobatan.

d.Jelaskan tentang pentingnya istirahat total.

e.Berikan informasi tertulis / verbal yang terpat tentang diet pra natal dan suplemen vitamin / zat besi setiap hari.f.Evaluasi motivasi / sikap, dengan mendengar keterangan klien dan meminta umpan balik tentang informasi yang diberikan.f.Tanyakan keyakinan berkenaan dengan diet sesuai dengan budaya dan hal- hal tabu selama kehamilan.BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

I. PENGKAJIAN

a. Data SubyektifIdentitas/Biodata

Nama Ibu

: Ny.R,Umur

: 24 tahunPekerjaan

: Ibu rumah tanggaPendidikan : SMAAgama

: Islam

Alamat

Nama suami : Tn.Y, Umur

: 27 tahunPendidikan : SMAPekerjaan : KaryawanSuku/Bangsa : Aceh/IndonesiaAgama : IslamAlamat : Keude Aceh

Anamnesa pada tanggal 20 Februari 2010 jam 15.00 WIB1. Alasan datangKunjungan ulang2. Keluhan UtamaIbu datang dengan keluhan mual muntah lebih dari 10x sejak 1 minggu yang lalu3. Riwayat Menstruasia. Menarch : 12 tahun

Siklus : Teraturb. Lama : 7 hari

Jumlah : 2 x ganti pembalut/haric. Warna : Merah Keluhan : Tidak ada4. Riwayat Perkawinana. Umur waktu nikah : 22 tahunb. Lama : 3 tahunc. Perkawinan ke : Id. Jumlah anak : -5. Riwayat Kesehatana. Riwayat Kesehatan Dahulu Ibu tidak pernah menderita penyakit keturunan(asma,DM,dll) Ibu tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll) Ibu tidak pernah menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.b. Riwayat Kesehatan Sekarang Ibu tidak sedang menderita penyakit keturunan (asma, DM, dll) Ibu tidak sedang menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis, HIV, dll) Ibu tidak sedang menderita penyakit jantung, ginjal, hipertensi, dll.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menurun Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit menular Keluarga suami/ibu tidak ada yang menderita penyakit jantung,ginjal,dll.6. Riwayat Kehamilan Sekaranga. Umur kehamilan : 7 minggu 2 harib. HPHT : 8 Juli 2010c. Haid bulan sebelumnya : 26 Juni 2010d. Siklus : Tidak Terature. ANC : 1x periksa hamil dibidanf. Imunisasi TT : Belumg. Keluhan selama hamil : TM I TM II TM III, Mual muntah7. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu : G1 P0 A08. Riwayat KB= Suntik9. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari= tidak teratur10. Data PsikologiIbu, Suami dan Keluarga sangat cemas dengan keadaan ibu sekarang karena ibu muntah berulang kali.11. Data Sosial-Budayaa. Hewan Peliharaan : Tidak adab. Lingkungan

: Bersihc. Hubungan dengan suami/keluarga : Harmonisd. Adat Istiadat

: Tidak ada12. Data SpiritualIbu, Suami dan Keluarga selalu shalat 5 waktu dan berdoa13. Pengetahuan Ibua. Tentang Kehamilan : Belum Mengertib. Tentang Perawatan Payudara : Belum Mengertic. Tentang Senam Hamil : Belum Mengertid. Tentang Persiapan Persalinan : Belum Mengertib. Data Obyektifi. Pemeriksaan Umum1. Keadaan Umum : Lemas2. Kesadaran : Composmetis3. Status Emosional : cemas4. Tanda Vital :TD : 90/70 mmHgNadi : 88 x/menitSuhu : 36CRR : 23 kali/menitBB sebelum hamil : 47 kgBB saat ini : 49 kgTB : 158 cmLila : 23 cm5. Status PresentKepalaa. Rambut : Hitam, Bersih, Tidak rontok, Tidak berketombeb. Muka : pucat, Tidak ada cloasma grafidarumc. Mata : Conjungtiva anemis, Sklera:Tidak ikterik, mata cekungd. Hidung : Bersih, Tidak ada secret, Tidak ada polipe. Mulut : Tidak stomatitis, Gigi tidak berlubang, Lidah bersih, bibir keringf. Telinga : Bersih, Tidak ada discharge,g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularisDada : SimetrisMammae : Tidak ada benjolan, Putting menonjol, Areola menghitamPerut : Tidak ada strie, Tidak ada luka bekas operasiPinggang : Tidak nyeri pinggangGenetalia : Bersih, Tidak ada keputihanEkstremitas:

h. Atas :, tidak ada oedemi. Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, dapat digerakkanii. Pemeriksaan Obstetrii. Inspeksi1. Muka : Tidak ada oedem, tidak ada cloasma grafidarum2. Mammae : putting menonjol,areola menghitam3. Perut : tidak ada strie,tidak ada luka bekas operasi4. Genetalia : bersih, tidak ada keputihan2. Palpasia. Leopold I :belum terabab. Leopold II :Tidak dilakukanc. Leopold III :Tidak dilakukand. Leopold IV : Tidak dilakukanG. Auskultasi DJJ : -H. Perkusi (patella) : (+)3. Pemeriksaan penunjang1. Protein urin : Tidak dilakukan HB : 10 gram%2. Urin reduksi :Tidak dilakukan

a. INTERPRETASI DATAA. DiagnosaNy R G1 P0 A0, umur 24 tahun, hamil 7 minggu 2 hari, dengan hiperemesis gravidarum tingkat II DasarDS: - Ibu mengatakan berumur 24 tahunb. Ibu menyatakan ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah melahirkan dan belum pernah abortus.c. HPHT tanggal 8 Juli 2010d. Ibu mengatakan sering mual dan muntah lebih dari 10x.DO :KU : LemahTD : 90/70 mmHgNadi : 88 kali/menitSuhu

: 36CPernafasan : 23 kali/menitMuka pucat, conjungtiva anemis, mata cekungLeopold I: belum terabaLeopold II : Tidak dilakukanLeopold III : Tidak dilakukanLeopold IV : Tidak dilakukanb. MasalahIbu menyatakan merasa cemas dengan keadaannyac. KebutuhanInformasi tentang keadaan yang dialami ibuIII. DIAGNOSA POTENSIALDehidrasiIV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERAKonsul dengan dokter SPOG advis infuse D5% 20 tetes/menit, anjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, beri ibu terapi obat, vitamin B1 dan Avomin.V. PERENCANAAN1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu2. Konsultasi dengan Dokter SPOG3. Berikan KIE pada ibu

VI. IMPLEMENTASI1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada yaitu ibu keadaan ibu lemah, TD 90/70, suhu 36C, nadi 88x/menit, RR 24x/menit, conjungtiva anemis, mata cekung sehingga ibu harus dirawat dirumah sakit untuk memulihkan keadaan ibu.2. Melakukan konsultasi dengan Dokter SPOG, advis : pasang infuse D5% 20 tetes/menit untuk menambah tenaga pada ibu karena mengandung glukosa memberi ibu terapi obat Avomin 31 sebagai anti muntah dan Vitamin B1 untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat untuk memulihkan kondisi.3. Memberikan KIE kepada ibu tentang Hiperemesis Gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan pada ibu hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaannya memburuk. Untuk mengurangi mual muntah menganjurkan ibu untuk lebih banyak istirahat, menganjurkan ibu agar makan jangan sekaligus banyak tetapi porsi sedikit namun sering, jangan tiba-tiba berdiri waktu bangun pagi tetapi duduk dulu baru kemudian berdiri.

VII. EVALUASI1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan ibu mau agar di rawat di RS untuk memulihkan keadaannya.2. Advis dari dokter telah dilaksanakan : Infus D5% 20 tetes/menit telah terpasang dan ibu keadaannya sudah lebih baik Terapi obat telah diberikan dan kondisi ibu sudah baik Ibu bersedia untuk lebih banyak istirahat3. Ibu sudah diberi konseling tentang hiperemesis graviadarum.Ibu sudah diberi tahu bahwa akan dilakukan program kuretase dan ibu mengertiSOAP

S:Ibu mengatakan :

-Masih mual tetapi sudah tidak muntah dan sudah tidak nyeri uluhati.

-Ibu mau melaksanakan nasehat dari petugas kesehatan.

-Ibu lebih mengerti tentang kondisi kehamilannya.

-Ibu mau makan walaupun hanya sedikit, ibu tidak suka makan nasi, lebih suka susu, roti dan buah-buahan.

-HPHT : 8 Juli 2010.

O:-Ibu masih sering meludah.

-Ibu datang dengan diantar suami dan datang dengan wajah yang ceria.

-Ibu mengerti penjelasan petugas terbukti klien bisa mengulang apa yang telah disampaikan.

-Pemeriksaan kehamilan :

BB / TB:52 kg / 155 cm.

RR:20 kali/menit.

Tensi / nadi:100/60 mmHg / 96 kali/menit.

TFU: simfisis pusat.

UK:7 minggu.

A:

GIIP1-1 UK : 10 minggu dengan hiperemisis gravidarum tingkat I keadaan membaik.

P:-Anjurkan ibu untuk tetap makan sedikit tetapi sering.

-Rajin untuk meminum obat dari dokter.

-Istirahat cukup.

-Anjurkan untuk menghindari makan makanan yang merangsang.

Misal : Terlalu pedas, terlalu asem

Anjurkan ibu untuk kontrol ulang.

BAB IV

PEMBAHASAN

Mual dan muntah merupakan gejala yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan pertama. Biasanya mual dan muntah terjadi pada pagi hari sehingga sering dikenal dengan morning sickness. Sementara setengah dari wanita hamil mengalami morning sickness, 1,5 2 % mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kondisi yang lebih serius. Hiperemesis gravidarum sendiri adalah mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin di dalam kandungan. Pada umumnya HG terjadi pada minggu ke 6 - 12 masa kehamilan, yang dapat berlanjut sampai minggu ke 16 20 masa kehamilan.BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hiperemisis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual muntah merupakan gangguan yang paling sering di temui pada kehamilan trisemester 1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan. (Mitayani, 2009).

Mual dan muntah yang ringan umum dan normal terjadi di awal kehamilan,bila terjadi berlebihan maka dapat menimbulkan efek patologis seperti hiperemesis gravidarum (Micheline, 2004; Verberg, et al; 2005)B. Saran

1. Bagi petugas.

Bidan dalam fungsinya sebagai pelaksana pelayanan kebidanan harus meningkatkan kemampuan & keterampilan yang dimiliki serta harus memiliki kerja sama yang baik dengan petugas kesehatan yang lain, klien dan keluarga.

2. Bagi klien.

Klien harus dapat bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar keberhasilan dalam asuhan kebidanan dapat tercapai serta semua masalah klien dapat terpecahkan.

3. Bagi pendidikan.

Tenaga kesehatan yang berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih memperhatikan & memberikan bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada umumnya serta supaya melengkapi buku-buku yang ada di perpustakaan yang merupakan gudang ilmu bagi para anak didik.

4. Bagi rumah sakit.

Rumah sakit harus berusaha untuk mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan selalu berusaha untuk memberikan pelyanan yang terbaik untuk pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono, 2009, Buku Ajar Ilmu Kebidanan, JakartaPrawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer

Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4; Jakarta, EGC

Mochtar, Rustam, Sinopsis Obstetri , ECG. Jakarta : 1998.

Manuaba (1998) Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan , dan Keluarga Berencana untuk Pendidik Bidan , Penerbit buku kedokteran, Jakarta.Prawirohario, Sarwono,(2002) Asuhan Maternal dan Nonatal , YBPSP, Jakarta.Varney, Helen, (2001) Buku Saku Bidan , Penerbit buku kedokteran, Jakarta .

PAGE 1