bab i-3.docx

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia, sebuah negara yang terletak di antara dua benua dan dua samudera menyimpan banyak cerita dibalik pesona alamnya yang kesohor hingga seantero dunia. Sekarang Indonesia sedang berduka. Dua gunung api yang bersemayam di Sumatera bagian Utara dan di Jawa Timur mengalami batuk-batuk seiring ritme dan siklus alaminya. Gunung SInabung dan Gunung Kelud sontak menjadi pemberitaan di berbagai media. Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam, khususnya letusan gunung berapi. Ini lantaran Indonesia terletak di area cincin api Pasifik (Ring of Fire), kawasan berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Indonesia memiliki 127 gunung berapi yang menjadikannya sebagai negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia. Data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, dari 22 gunung berapi yang ditetapkan dalam kondisi diatas normal, 2 gunung berstatus awas (level IV), 3 gunung siaga (level III), dan 17 gunung waspada (level II). Dua 1

Upload: anin-kuwi-upin

Post on 24-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangIndonesia, sebuah negara yang terletak di antara dua benua dan dua samudera menyimpan banyak cerita dibalik pesona alamnya yang kesohor hingga seantero dunia. Sekarang Indonesia sedang berduka. Dua gunung api yang bersemayam di Sumatera bagian Utara dan di Jawa Timur mengalami batuk-batuk seiring ritme dan siklus alaminya. Gunung SInabung dan Gunung Kelud sontak menjadi pemberitaan di berbagai media.Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana alam, khususnya letusan gunung berapi. Ini lantaran Indonesia terletak di area cincin api Pasifik (Ring of Fire), kawasan berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Indonesia memiliki 127 gunung berapi yang menjadikannya sebagai negara dengan jumlah gunung berapi terbanyak di dunia.Data Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut, dari 22 gunung berapi yang ditetapkan dalam kondisi diatas normal, 2 gunung berstatus awas (level IV), 3 gunung siaga (level III), dan 17 gunung waspada (level II). Dua gunung yang berstatus awas adalah Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung Sinabung di Sumatera Utara. Sedangkan tiga gunung berstatus siaga adalah Gunung Karangetang dan Lokon di Sulawesi Utara serta Gunung Rokatenda di Nusa Tenggara Timur.Minimnya informasi yang dimiliki masyarakat indonesia tentang daerah Ring of Fire, sehingga masyarakat kurang mengetahui potensi potensi yang dapat ditimbulkan dari daerah Ring of Fire, kecuali hanya sisi negatifnya saja. Maka dari itu makalah ini disusun untuk membantu masyarakat untuk lebih memahami Indonesia yang berada di daerah Ring of Fire.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan, diantaranya yaitu :1) Apa yang dimaksud dengan Ring of Fire ?2) Apa potensi yang dapat timbul di daerah Ring of Fire ?3) Bagaimana cara memanfaatkan potensi yang ada di daerah Ring of Fire ?4) Bagaimana cara memenyikapi dampak negetif yang timbul di daerah Ring of Fire ?

C. Tujuan Penulisan MakalahAdapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :1) Mengetahui apa yang dimaksud daerah Ring of Fire dan kondisi di daerah Ring of Fire.2) Mampu mengidentifikasi potensi potensi yang dapat timbul di daerah Ring of Fire.3) Mengetahui bagaimana cara memanfaatkan potensi yang ada di daerah Ring of Fire.4) Mengetahui cara memenyikapi dampak negetif yang timbul di daerah Ring of Fire.

D. Manfaat Penulisan MakalahAdapun manfaat yang dididapatkan dari penulisan makalah ini adalah :1) Membantu Masyarakat Indonesia untuk lebih mengetahui tentang daerah Ring of Fire.2) Masyarakat Indonesia dapat mengidentifikasi potensi potensi yang dapat timbul di daerah Ring of Fire.3) Masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan potensi yang ada di daerah Ring of Fire.4) Masyarakat Indonesia dapat memenyikapi dampak negetif yang timbul di daerah Ring of Fire.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Ring of FireRing of Fire atau Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik adalah daerah yang sering mengalami Gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk Gempa Pasifik, itu dikaitkan dengan palung samudera, vulkanik busur, dan sabuk vulkanik dan pergerakan lempeng yang terjadi terus menerus serta berdekatan. Cincin Api memiliki 452 gunung berapi dan merupakan rumah bagi lebih dari 75% gunung berapi aktif dan tidak aktif di dunia. Kadang-kadang disebut circum-Pacific belt atau circum-Pacific seismic belt.Cincin Api adalah akibat langsung dari lempeng tektonik dan pergerakan serta tabrakan dari lempeng kerak. Gerakan kesalahan kecil menghasilkan banyak Gempa bumi, pada beberapa kali sehari, yang kebanyakan terlalu kecil untuk dirasakan.Banyaknya gunung api di Indonesia, keberadaan tiga lempeng tektonik (tectonic plate), yang saling bertabrakan. Masing-masing lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia dan lempeng Pasifik, tumbukan ketiga lempeng tersebut pada akhirnya membentuk rangkaian gunung api di Indonesia. kawasan ini menjadi arena benturan antara lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara terhadap lempeng Pasifik yang relatif bergerak ke arah barat. Sehingga kepulauan Indonesia dihimpit oleh dua pergerakan, terdiri ke utara dan ke barat dengan kecepatan berkisar 4-6 cm per tahun, maka lempeng yang berbenturan tersebut menunjang tepat di bawah kepulauan Indonesia dan memberi peluang kepada magma merayap naik, persis diatas Nusantara dan membentuk banyak pulau.Di bagian utara lempeng Eurasia yang menahan himpitan tersebut sehingga Nusantara berada dalam lingkaran pertarungan tiga lempeng besar dunia. Akibat benturan ketiga lempeng itu, menyebabkan retaknya beberapa bagian pada kerak bumi, selain menimbulkan panas yang memproduksi batuan cair (magma).Melalui retakan-retakan yang terbentuk, sekaligus sebagai bidang lemah, magma terdorong naik dan membentuk kerucut-kerucut gunung api.Sementara itu, zona subduksi yang terbentuk sangat luas dimulai dari sisi selatan barat pulau Sumatera hingga sisi selatan pulau Jawa, zona tersebut berlanjut hingga Nusa Tenggara yang memanjang dari barat ke timur. Kemudian di bagian timur Nusantara jalurnya memutar dimulai dari laut Banda di Maluku berputar ke utara memotong Sulawesi bagian utara.

B. Ciri dan Kondisi daerah Ring of FireCiri - ciri dan kondisi yang ada di daerah Ring of Fire antara lain :1) Kondisi geografis berupa pegunungan dan dataran tinggi.2) Merupakan pertemuan antar lempeng tektonik.3) Memiliki rangkaian pegunungan api yang masih aktif.4) Memiliki lapisan tanah yang kompleks.5) Memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang khas di tiap daerahnya.6) Memiliki tanah yang subur dan kaya akan mineral tanah.7) Masyarakat daerah memiliki mata pencaharian di sektor agraris dan pertambangan.8) Pola pemukiman penduduk mengikuti lereng dan mengelompok pada daerah yang subur dan datar.

C. Potensi daerah Ring of FirePotensi yang dapat dimbul dan memberikan dampak dari adanya Ring of Fire antara lain :1) Gempa bumi dan Tsunami akibat patahnya lempeng yang saling bertumbukan.2) Letusan Gunung Api akibat aktivitas vulkanis gunung berapi.3) Munculnya sumber air panas di sekitar area gunung api.4) Banyak terdapat endapan vulkanis akibat aktivitas vulkanis gunung berapi.5) Munculnya energi panas bumi yang muncul dari dalam perut bumi.6) Kekayaan mineral dan hasil tambang yang melimpah.7) Memiliki tingkat kesuburan tanah yang baik untuk bidang agraris.8) Memiliki keindahan alam yang sangat mempesona sebagai daya tarik sektor pariwisata.9) Memiliki keanekaragaman hayati yang banyak dan dapat dimanfaatkan untuk kajian ilmu pengetakuan dan teknologi.

D. Memanfaatkan potensi di daerah Ring of FirePemanfaatan potensi potensi yang timbul di daerah Ring of Fire antara lain :1) Pemanfaatan Energi Panas Bumi untuk PLTGEnergi panas bumi, adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah permukaan bumi dan fluida yang terkandung didalamnya. Energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di Italy sejak tahun 1913 dan di New Zealand sejak tahun 1958. Pemanfaatan energi panas bumi untuk sektor non-listrik (direct use) telah berlangsung di Iceland sekitar 70 tahun. Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak, khususnya pada tahun 1973 dan 1979, telah memacu negara-negara lain, termasuk Amerik Serikat, untuk mengurangi ketergantungan mereka pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia. Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non-listrik di 72 negara, antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dll.

2) Pemanfaatan Lahan Tanah Vulkanis dalam Sektor Agraris.Tanah Vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari hasil aktivitas vulkanis dan telah mengalami pemrosesan. Tanah vulkanis memiliki berbagai jenis antara lain : Tanah AndosolProses terbentuknya dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Ciri-cirinya warna kelabu hingga kuning, peka terhadap erosi, dan sangat subur. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian, perkebunan, hutan pinus atau cemara. Tanah RegosolProses terbentuknya dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butir kasar. Ciri-cirinya berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning dan kadar bahan organik rendah. Pemanfaatannya untuk pertanian padi, palawija, tebu dan kelapa. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)Proses terbentuknya tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran rendah. Ciri-cirinya warna kelabu dan peka terhadap erosi. Pemanfaatannya sebagai lahan pertanian sawah dan palawija.

3) Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Mineral yang melimpah.Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia yang melimpah tidak terlepas dari keberadaannya yang berada di daerah Ring of Fire. Mineral dan Sumber Daya Alam yang berasal dari aktivitas vulkanis magma bumi yang membawa material dari dalam bumi berupa logam (emas, tembaga dsb) dan non-logam / mineral ( batu bara, minyak bumi, uranium, dsb). Dengan kekayaan alam yang melimpah di daerah Ring of Fire, dapat digunakan untuk memajukan teknologi dan perekonomian nasional Bangsa Indonesia.

4) Pemanfaatan Sumber Air Panas & Keindahan Alam dalam Sektor Pariwisata.Sumber Air Panas dapat dimanfaatkan untuk pemandian air panas, Keindahan alam yang dimiliki pegunungan di Indonesia, serta Keanekaragaman flora dan fauna merupakan sebuah potensi untuk menarik minat wisatawan asing maupun domestik untuk datang dan menikmati keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia.

5) Pemanfaatan Hasil Endapan Vulkanis untuk Material Bangunan.Dengan adanya Endapan Vulkanis berupa pasir, bongkahan batu, gunung kapur dan lain sebagainya, dapat digunakan sebagai sumber material yang melimpah untuk membangun gedung dan infrastruktur yang dimiliki oleh Indonesia.

6) Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati untuk Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ).Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan untuk Riset dan Pengembangan di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, maka dari itu perlu di jaga dan dilestarikan sebagai suatu kekayaan Nasional.

7) Manfaat lain akibat timbulnya Bencana Alam.Dengan timbulnya bencana alam seperti Gempa bumi, Erupsi gunung dan Tsunami, Bangsa Indonesia dituntut untuk berfikir bagaimana mengantisipasi dan menanggulangi bencana yang terjadi. Sehingga Bangsa Indonesia dapat berfikir lebih kritis terhadap upaya mengantisipasi dan menanggulangi bencana yang terjadi, misalnya dengan mitigasi bencana dan rekayasa teknologi untuk mengantisipasi dampak yang lebih buruk dan menanggulangi bencana yang terjadi dengan baik.

E. Menyikapi dampak negatif di daerah Ring of Fire1) MITIGASI BENCANA GUNUNG BERAPIUpaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :a. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat Gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.b. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.c. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.d. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.e. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.

2) MITIGASI BENCANA GEMPA DAN TSUNAMIUpaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat Gempa bumi dan Tsunami, tindakan yang perlu dilakukan :a. Mengenali tanda datangnya Tsunami.b. Memperkuat desain bangunan serta infrastruktur lainnya dengan kaidah teknik bangunan tahan Gempa dan bencana Tsunami dan tata ruang akrab bencana.c. Penanaman hutan mangrove/ green belt, disepanjang kawasan pantai dan perlindungan terumbu karang.d. Pembangunan breakwater, seawall, pemecah gelombang sejajar pantai untuk menahan Tsunami.e. Pembuatan Kebijakan tentang tata guna lahan/ tata ruang/ zonasi kawasan pantai yang aman bencana, Kebijakan tentang standarisasi bangunan (pemukiman maupun bangunan lainnya) serta infrastruktur sarana dan prasarana.f. Mikrozonasi daerah rawan bencana dalam skala lokal.g. Pembuatan peta potensi bencana Tsunami, peta tingkat kerentanan dan peta tingkat ketahanan.h. Melakukan Pelatihan dan simulasi mitigasi bencana Gempa dan Tsunami, Penyuluhan dan sosialisasi upaya mitigasi bencana Gempa dan Tsunami. i. Mengembangkan system peringatan dini adanya bahaya Tsunami.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanRing of Fire atau Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik adalah daerah yang sering mengalami Gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.Ciri - ciri dan kondisi yang ada di daerah Ring of Fire antara lain :1) Kondisi geografis berupa pegunungan dan dataran tinggi.2) Merupakan pertemuan antar lempeng tektonik.3) Memiliki rangkaian pegunungan api yang masih aktif.4) Memiliki lapisan tanah yang kompleks.5) Memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang khas di tiap daerahnya.6) Memiliki tanah yang subur dan kaya akan mineral tanah.7) Masyarakat memiliki mata pencaharian sektor agraris & pertambangan.8) Pola pemukiman penduduk mengikuti lereng dan mengelompok pada daerah yang subur dan datar.Pemanfaatan potensi potensi yang timbul di daerah Ring of Fire antara lain :1) Energi Panas Bumi untuk PLTG2) Lahan Tanah Vulkanis dalam Sektor Agraris.3) Sumber Daya Alam dan Mineral yang melimpah.4) Sumber Air Panas dan Keindahan Alam dalam Sektor Wisata.5) Hasil Endapan Vulkanis untuk Material Bangunan.6) Keanekaragaman Hayati untuk Riset Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.Upaya untuk mengantisipasi dampak negatif di daerah Ring of Fire adalah dengan melakukan mitigasi bencana alam.B. SaranTinggal di daerah Ring of Fire bukanlah sebuah musibah melainkan sebuah anugrah. Apa yang ada di daerah Ring of Fire dapat dimanfaatkan untuk memajukan Bangsa Indonesia, bahkan dalam musibah selalu ada hikmah dapat diambil nilai positifnya.4