bab i (2).docx

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan Prakerin (Praktek Kerja Industri) Prakerin adalah kegiatan praktek siswa kejuruan khususnya Program Keahlian Keperawatan, dalam pelayanan kesehatan siswa dapat melakukan asisten keperawatan, terutama dalam hal “Kebutuhan Dasar Manusia” . Praktek Kerja Industri merupakan suatu kegiatan pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan dasar keperawatan bagi siswa kesehatan . Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan dengan bidang studi keahlian kesehatan, kompetensi keperawatan mengikuti P3K yang bertujuan untuk bisa menjadi tenaga kesehatan yang terampil . Prakerin juga sebagai wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di kelas pada situasi nyata sesuai dengan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini dengan bimbingan dari tenaga kesehatan yang berkompeten di bidangnya, serta dapat mengerti bagaimana kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya, sehingga nantinya siswa tidak merasa kaget saat terjun ke dalam lapangan sebagai tenaga kesehatan . Pengalaman yang di dapatkan di lapangan dapat dijadikan acuan untuk pembelajaran lebih dalam tentang dunia kesehatan, dimana terkadang terdapat perbedaan antara ilmu teori dan ilmu aplikasi . 1

Upload: chandrafitriya

Post on 12-Jan-2016

54 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I (2).docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan Prakerin (Praktek Kerja Industri)

Prakerin adalah kegiatan praktek siswa kejuruan khususnya Program

Keahlian Keperawatan, dalam pelayanan kesehatan siswa dapat melakukan asisten

keperawatan, terutama dalam hal “Kebutuhan Dasar Manusia” .

Praktek Kerja Industri merupakan suatu kegiatan pengalaman belajar bagi

peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam memberikan pelayanan

dasar keperawatan bagi siswa kesehatan . Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

dengan bidang studi keahlian kesehatan, kompetensi keperawatan mengikuti P3K

yang bertujuan untuk bisa menjadi tenaga kesehatan yang terampil .

Prakerin juga sebagai wadah bagi siswa untuk dapat mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan yang telah diperoleh di kelas pada situasi nyata

sesuai dengan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi saat ini dengan

bimbingan dari tenaga kesehatan yang berkompeten di bidangnya, serta dapat

mengerti bagaimana kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya, sehingga nantinya

siswa tidak merasa kaget saat terjun ke dalam lapangan sebagai tenaga kesehatan .

Pengalaman yang di dapatkan di lapangan dapat dijadikan acuan untuk

pembelajaran lebih dalam tentang dunia kesehatan, dimana terkadang terdapat

perbedaan antara ilmu teori dan ilmu aplikasi .

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud Program Prakerin

Memberi pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan

dalam memberikan pelayanan dasar keperawatan dimana siswa dapat melakukan asisten

keperawatan terutama dalam hal Kebutuhan Dasar Manusia (maslow)

1.2.2 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman belajar Praktek Klinik Asistensi Keperawatan,

siswa diharapkan mampu melaksanakan tindakan Asistensi Keperawatan kepada individu

dan keluarga pada semua tingkat usia yang mengalami masalah atau keterbatasan

pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia pada tatanan pelayanan kesehatan atau di

masyarakat, melaksanakan pencatatan dan pelaporan Asistensi Keperawatan .

1

Page 2: BAB I (2).docx

1.2.3 Tujuan Khusus

Pada akhir proses pengalaman belajar klinik siswa mampu :

a. Melakukan pengkajian terhadap masalah keterbatasan pemenuhan kebutuhan dasar

pada klien .

b. Merencanakan tindakan Asistensi Keperawatan sesuai masalah yang dihadapi

klien .

c. Melakukan implementasi Asistensi Keperawatan antara lain :

Pemeriksaan fisik

Mengukur dan mencatat tanda-tanda vital

Kebersihan lingkungan

Teknik septik aseptik

Kebutuhan aktivitas dan latihan

Kebutuhan kebersihan diri (memandikan pasien)

Mengganti cairan infus

Melepas selang infus (upinfus)

Membantu elliminasi (BAB dan BAK)

Personal hygine

Mengatur tempat tidur (mengganti alat tenun)

Mengatur berbagai posisi tidur pasien (mika-miki)

Menjemput pasien

Melepas selang catheter

d. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan .

1.3 Manfaat Kegiatan Prakerin

a. Dapat melakukan tindakan Asistensi Keperawatan sesuai standart profesi terutama

dalam hal Kebutuhan Dasar Manusia .

b. Pengalaman belajar bagi peserta didik untuk mengembangkan kemampuan dalam

memberikan pelayanan dasar keperawatan .

c. Dapat mengaplikasikan ilmu teori yang didapat di sekolah untuk diterapkan di dunia

kerja secara langsung .

2

Page 3: BAB I (2).docx

BAB II

KONDISI OBJEKTIF TEMPAT KEGIATAN PRAKERIN

2.1 Sejarah Singkat , Visi , Misi , Dan Motto RSIA Ben Mari

2.1.1 Sejarah Singkat RS. Ben Mari

RSIA Ben Mari didirikan pada tanggal 27 Juni 2009 yang dibuka oleh Bpk Bupati

Malang H.Sujud Pribadi SE,S.os sebagai Rumah Sakit yang menangani kesehatan Ibu dan

Anak .

RS. Ben Mari didirikan oleh PT.RS BEN MARI SEHAT

Berdirinya RS Ben Mari dalam rangka mendukung upaya pemerintah untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di Kab.Malang

Ikut berperan secara aktif mempercepat pemerataan pelayanan kesehatan berkualitas

kepada masyarakat

Perkembangan pelayanan “RS.BEN MARI” selama empat (4) tahun ini menunjukkan

progress yang cukup berarti dan permintaan masyarakat yang cenderung meningkat,

terutama pada pelayanan spesialis yang lebih luas sehingga pada tahun ke-3 kita sudah

menjadi RUMAH SAKIT UMUM tentunya dengan pelayanan kesehatan yang lebih luas .

RS. BEN MARI sudah terakreditasi LULUS PENUH pada tanggal 27 Agustus 2012 .

2.1.2 Visi RS. Ben Mari

Menjadikan Rumah Sakit Ibu dan Anak pilihan utama masyarakat .

2.1.3 Misi RS. Ben Mari

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat . Memberikan pelayanan kesehatan

secara professional dengan biaya yang terjangkau .

2. Memberikan pelayanan di bidang kebidanan dan kandungan, anak dan kegawat

daruratan yang di dukung oleh dokter-dokter spesialis yang ahli pada bidangnya,

dokter umum, dokter konsul bedah, dokter konsul penyakit dalam yang melayani

dengan didasari Cinta dan Hati yang Tulus .

3. Memberikan pelayanan kesehatan yang professional dengan alat bantu diagnosis

yang terkini .

4. Selalu berusaha untuk meningkatkan fasilitas dan peralatan medis seiring dengan

kemajuan teknologi .

3

Page 4: BAB I (2).docx

2.1.4 Motto RS.Ben Mari

Service With Love and Heart (Melayani dengan Cinta dan Hati yang Tulus)

2.2 Gambar Umum RS.Ben Mari

Gambaran umum RS.Ben Mari terletak di tempat yang sangat strategis, yaitu berada

di Jl. Raya Kendalpayak No.17 yang menghubungkan penduduk wilayah Kabupaten

Malang Selatan – Timur dan Kota Malang sebagai pusat dinamika aktifitas penduduk

Malang Raya dan RS. Ben Mari berada di jalur persimpangan ke arah Turen, Dampit, dan

ke arah Kepanjen.

2.3 Gambar Lokasi / Tempat Perawatan

2.4 Waktu Kegiatan Prakerin

Kegiatan Prakerin dimulai pada Bulan Juli minggu pertama tanggal 2 – 28

September 2013 di RS.Ben Mari Kabupaten Malang .

4

R.Merbabu

R. Merapi

R. Rinjani

R. Lawu

R. kawi

R. Wilis

R. Arjuna

R. ICU

R. Operasi

R. PeriR. Kaber R. PerawatR. Gizi

R. IGD

Page 5: BAB I (2).docx

2.5 Tenaga Kerja Dan Ijazah Terakhir

2.5.1 S1 Kep : 2 orang

2.5.2 D3 Kep : 25 orang

2.5.3 D3 Kabidanan : 9 orang

5

Page 6: BAB I (2).docx

BAB III

JURNAL HARIAN PRAKERIN

3.1 Jurnal Harian Pada ruang Keperawatan

Jurnal harian pada ruangan ini ada yang tentu dan adapula yang tidak menentu,

tergantung pada jumlah pasien yang ada pada saat itu . Jurnal ruangan keperawatan yang

tetap sehari-harinya dapat dilihat pada table di bawah ini :

@Shift Pagi :

NO JENIS PEKERJAAN PUKUL URAIAN SINGKAT

1 (jam 07.00 datnag,

operan) Mengoplos

obat

08.00 Mengoplos obat sesuai dengan

jenisnya (missal, cefotaxyme

dengan aquabidest, novaldo,

ceftriaxone dengan

aquabidest)

2 Menginjeksi pasien 10.00 Menginjeksi pasien sesuai

dengan daftar pasien yang

harus di injeksi (pasien yang

tidak ada pada daftar injeksi

tidak boleh di injeksi)

3 Memeriksa Tanda-

Tanda Vital (TTV)

11.30 Memeriksa suhu tubuh pasien

(menggunakan thermometer)

Memeriksa tekanan darah

pasien (menggunakan

tensimeter dan stetoskop)

Menghitung nadi dan respirasi

pasien (menggunakan arloji

atau stopwatach)

Setelah hasil TTV tercatat di

buku TTV, harus di Blue-Red

pada setiap status pasien

sesuai dengan nama pasien

4 Membuang urine 13.00 Membuang urine pasien

Mencatat urine pasien

(banyaknya urine yang

dikeluarkan, dan warna, serta

6

Page 7: BAB I (2).docx

kepekatannya)

@Shift Siang :

NO JENIS PEKERJAAN PUKUL URAIAN SINGKAT PEKERJAAN

1 (jam 14.00 datang,

operan) Memeriksa

Tanda-Tanda Vital

(TTV)

16.45 Memeriksa suhu tubuh pasien

(menggunakan thermometer)

Memeriksa tekanan darah

pasien (menggunakan

tensimeter dan stetoskop)

Menghitung nadi dan respirasi

pasien (menggunakan arloji

atau stopwatach)

Setelah hasil TTV tercatat di

buku TTV, harus di Blue-Red

pada setiap status pasien

sesuai dengan nama pasien

2 Mengoplos obat 18.30 Mengoplos obat sesuai dengan

jenisnya (missal, cefotaxyme

dengan aquabidest, novaldo,

ceftriaxone dengan

aquabidest)

3 Menginjeksi pasien 19.15 Menginjeksi pasien sesuai

dengan daftar pasien yang

harus di injeksi (pasien yang

tidak ada pada daftar injeksi

tidak boleh di injeksi)

@Shift Malam :

NO JENIS PEKERJAAN PUKUL URAIAN SINGKAT

1 (jam 21.00

datang,operan)

Mengoplos obat

22.00 Mengoplos obat sesuai dengan

jenisnya (missal, cefotaxyme

dengan aquabidest, novaldo,

7

Page 8: BAB I (2).docx

ceftriaxone dengan

aquabidest)

2 Menginjeksi 00.00 Menginjeksi pasien sesuai

dengan daftar pasien yang

harus di injeksi (pasien yang

tidak ada pada daftar injeksi

tidak boleh di injeksi)

3 Menyeka 05.30 Menyeka pasien sesuai dengan

daftar pasien yang diseka, jika

tidak ada pada daftar berarti

hanya dibagikan air seka saja

(menyeka hanya untuk pasien

setelah operasi belum24 jam)

4 Memeriksa Tanda-

Tanda Vital (TTV)

06.15 Memeriksa suhu tubuh pasien

(menggunakan thermometer)

Memeriksa tekanan darah

pasien (menggunakan

tensimeter dan stetoskop)

Menghitung nadi dan respirasi

pasien (menggunakan arloji

atau stopwatach)

Setelah hasil TTV tercatat di

buku TTV, harus di Blue-Red

pada setiap status pasien

sesuai dengan nama pasien

5 Membuang urine 06.15 Membuang urine pasien

Mencatat urine pasien

(banyaknya urine yang

dikeluarkan, dan warna, serta

kepekatannya)

3.2 Jurnal Harian Pada Ruang IGD (Instalasi Gawa Darurat)

8

Page 9: BAB I (2).docx

Jurnal harian pada ruangan ini selalu berubah-ubah kerjanya anya pada saat ada

klien datang, kita bertugas untuk memeriks Tanda-Tanda Vital klien tersebut . Jika IGD

sepi maka kita dapat melakukan pensterilan pada alat-alat yang ada .

@Shift Siang :

NO JENIS PEKERJAAN PUKUL URAIAN

1 Memeriksa Tanda –

Tanda Vital

14.20 Mengukur suhu

Mengukur tekanan darah

Menghitung nadi

Menghitung respirasi

2 Memasang catheter 18.00 Memakai handscoon steril

Menyiapkan catheter

Oleskan gell pada pangkal selang

catheter

Menyiapkan cairan aquabidest

untuk mengunci selang catheter

yang telah dipasang

@Shift Pagi :

NO JENIS PEKERJAAN PUKUL URAIAN

1 Membersihkan R. IGD 07.15 Menyapu lantai

Mengepel lantai

Membersihkan kaca

Membuang sampah (medis,

nonmedis, spuit, vial, ampul)

Membersihkan alat-alat medis

Mengisi kassa atau kapas steril

yang hendak habis

2 Memasang infus 10.00 Mencari pembuluh darah

terlebih darah (cari yang tidak

bercabang)

Masukan surflo pada pembuluh

tersebut

Tarik needle yang ada dalam

surflo

Kemudian pasang selang infus

9

Page 10: BAB I (2).docx

@Shift malam :

NO JENIS PEKERJAAN PUKUL URAIAN

1 Memasang catheter 21.45 Memakai handscoon steril

Menyiapkan catheter

Oleskan gell pada pangkal

selang catheter

Menyiapkan cairan aquabidest

untuk mengunci selang catheter

yang telah dipasang

2 Memasang infus 04.30 Mencari pembuluh darah

terlebih darah (cari yang tidak

bercabang)

Masukan surflo pada pembuluh

tersebut

Tarik needle yang ada dalam

surflo

Kemudian pasang selang infus

3.3 Jurnal Harian Pada Ruang Gizi

Jurnal harian pada ruang gizi (yang terletak pada dapur) ini tidak pernah berubah-

ubah, kegiatan hariannya berangsur sama, terkecuali pada event-event tertentu, missal saat

ada acara rapat dokter, atau acara pengangkatan jabatan salah satu karyawan . Jurnal harian

pada ruangan ini dapat dilihat pada table dibawah ini :

@Shift Siang :

NO JENIS PEKERJAAN PUKUL URAIAN SINGKAT

1 Menyiapkan makanan 14.15 Mencetak nasi pada piring

sesuai dengan jumlah pasien

yang ada pada saat itu .

Mengkrep piring yang telah

berisi nasi

Menata piring yang telah siap

beserta sayur dan sendok ke

dalam troli makanan .

10

Page 11: BAB I (2).docx

Membuat teh

2 Mengantar makan sore 15.30 Mengantar makanan pada

ruangan yang telah tertulis pada

piring .

Jika pada ruangan pasien

terdapat piring kotor kita dapat

membawanya .

3 Menyiapkan bahan

untuk memasak

16.15 Mengupas bahan makanan yang

akan dimasak (contohnya,

wortel, kentang, kacang

panjang, buncis, dll.) .

Mencuci bahan yang telah

dikupas .

memotong bahan yang telah

dikupas .

4 Mengambil piring

kotor

18.30 Membawa nampan untuk

mengambil piring kotor .

Mengambil piring kotor pada

setiap ruangan pasin .

Mencuci alat makan dan alat

masak yang kotor

Menata piring yang telah dicuci

ke dalam lemari khusu tempat

peralatan makanan .

5 Memersihkan ruang

dapur

19.45 Membersihkan cendela

Menyapu lantai

Mengepel lantai

@Shift Malam :

NO JENIS PEKERJAAN PUKUL URAIAN SINGKAT PEKERJAAN

1 Menyiapkan makanan 04.30 Mencetak nasi pada piring

sesuai dengan jumlah pasien

yang ada pada saat itu .

Mengkrep piring yang telah

berisi nasi

Menata piring yang telah siap

11

Page 12: BAB I (2).docx

beserta sayur dan sendok ke

dalam troli makanan .

Membuat teh

2 Mengantar makan pagi 06.15 Mengantar makanan pada

ruangan yang telah tertulis

pada piring .

Jika pada ruangan pasien

terdapat piring kotor kita dapat

membawanya .

3 Mebersihkan ruang

dapur

06.45 Membersihkan cendela

Menyapu lantai

Mengepel lantai

@Shift Pagi :

NO JENIS PEKERJAAN PUKUL URAIAN SINGKAT PEKERJAAN

1 Menyiapkan bahan 07.20 Mengupas bahan makanan

yang akan dimasak

(contohnya, wortel, kentang,

kacang panjang, buncis, dll.) .

Mencuci bahan yang telah

dikupas .

memotong bahan yang telah

dikupas .

2 Menyiapkan makanan 08.00 Membuat bubur kacang hijau

Mencetak nasi pada piring

sesuai dengan jumlah pasien

yang ada pada saat itu .

Mengkrep piring yang telah

berisi nasi

Menata piring yang telah siap

beserta sayur dan sendok ke

dalam troli makanan .

Membuat the .

3 Mengantar bubur

kacang hijau

10.00 Menyiapkan bubur kacang

hijau ke dalam troli makanan .

Mengantarkan bubur kacang

12

Page 13: BAB I (2).docx

hijau pada setiap ruangan

pasien .

4 Mengantarkan makan

siang

11.30 Mengantar makanan pada

ruangan yang telah tertulis

pada piring .

Jika pada ruangan pasien

terdapat piring kotor kita dapat

membawanya .

5 Mengambil piring

kotor

13.15 Membawa nampan untuk

mengambil piring kotor .

Mengambil piring kotor pada

setiap ruangan pasin .

Mencuci alat makan dan alat

masak yang kotor

Menata piring yang telah

dicuci ke dalam lemari khusu

tempat peralatan makanan .

6 Membersihkan ruang

dapur

13.50 Membersihkan cendela

Menyapu lantai

Mengepel lantai

BAB IV

13

Page 14: BAB I (2).docx

KOMPETENSI PRAKTEK PADA PENANGANAN KASUS

4.1 Teori Asma

4.1.1 Pengertian

Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran pernafasan yang melibatkan sel

esionotil, sel mash, sel netrotil, limfosit, dan makrofag, yang ditandai dengan wheezing,

sesak nafas, batuk, dada terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau tanpa pengobatan .

4.1.2 Etiologi

1. Nafas yang berbunyi (wheezing)

2. Batuk

3. Sesak nafas

4. Serangan bisa berlangsung beberapa menit, jam bahkan beberapa hari .

5. Cemas jika sesak memberat

6. Banyak keringat

7. Kebingungan

8. Letarg

4.1.3 Patofisiologi Asma

1. Alergen

2. Infeksi saluran nafas

3. Emosi

4. Olahraga (kegiatan jasmani yang berat)

5. Obat-obatan

6. Polusi udara

4.1.4 Penatalaksanaan Medis

1. Pengobatan non farmakologik

a. Penyuluhan

b. Menghindari faktor pencetus

c. Fisioterapi

2. Pengobatan farmakologik

a. Agonis beta

14

Page 15: BAB I (2).docx

b. Metil xantin

c. Kortikosteroid

d. Kromdin

e. Kefotifen

f. Sprutopium bromide (atroven)

4.1.5 Pencegahan

Usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya

serangan penyakit asma, antara lain :

1. Menjaga kesehatan

2. Menjaga kebersihan lingkungan

3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

4. Menggunakan obat-obat anti penyakit asma

4.2 Teori Kejang Demam

4.2.1 Pengertian

Kejang demam adalah kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh( lebih dari

38°C) yang disebabkan oleh proses ekstral kronial .

4.2.2 Etiologi

Penyebab penyakit ini disebabkan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan

cepat, dapat juga disebabkan oleh infeksi diluar saraf pusat, misalnya kronkitis .

4.2.3 Patofisiologi Kejang Demam

Pada keadaan demam kenaikan suhu 1°C akan mengakibatkan metabolisme dan

kebutuhan oksigen meningkat 20% . Hal ini bisa meluas ke seluruh sel maupun membran

sel dengan bantuan neuron . Dan terjadilah kejang yang berangsur begitu lama disertai

dengan apnea .

4.2.4 Penatalaksanaan Medis

Mengganti sairan infus .

Memeriksa Tanda-Tanda Vital pasien (suhu, tekanan darah, nadi,respirasi) .

Memberi obat oral/injeksi kepada pasien .

4.2.5 Pencegahan

15

Page 16: BAB I (2).docx

Pasien dianjurkan untuk kompres air panas/dingin

Berpakaian tipis

terapi oral/injeksi (IV/IM)

Kolaborasi tim medis

Cegah kejang berulang

4.3 Teori Hipertensi

4.3.1 Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah yang sistolnya di atas 140 mmHg dan tekanan

sistoliknya di bawah 100-90 mmHg

4.3.2 Etiologi

Hipertensi sekunder (hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain)

4.3.3 Patofisiologi Hipertensi

Kontraksi pembuluh darah disebabkan oleh dilepaskannya norepineprin yang

mengakibatkan kontraksi pembuluh darah .

4.3.4 Penatalaksanaan Medis

Observasi pasien (suhu, tekanan darah, nadi, respirasi)

4.3.5 Pencegahan

Terapi relaksasi

Mencegah faktor pencetus

Terapi obat

Latihan fisik teratur

Rendah garam

4.4 Teori Diare

16

Page 17: BAB I (2).docx

4.4.1 Pengertian

Diare adalah BAB (Buang Air Besar) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair

. Volumenya lebih banyak dari biasanya .

4.4.2 Etiologi

Infeksi dari berbagai penyakit

Disebabkan oleh kontaminasi makanan maupun air yang dimunum .

Infeksi dari berbagai macam virus

Malabsorbsi yang dapat menyebabkan diare adalah malabsorb karbohidrat, lemak

atau protein, alergi makanan, makanan basi atatu beracun juga dapat menyebabkan diare .

Kondisi psikologis yang dapat menyebabkan diare adalah rasa takut dan cemas .

4.4.3 Patofisiologi Diare

Gangguan asmotik yang berlebihan (Isi rongga usus yang berlebihan merangsang

usus untuk mengeluarkannya)

Gangguan sekresi

Gangguan mobilitas usus (hiperistatik akan menyebabkan berkurangnya

kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare .

4.4.4 Penatalaksanaan Medis

Dehidrasi sehingga prioritas utama terapi

Tata kerja Terarah untuk mengidentifikasi penyebab infeksi

Memberikan terapi simtomatik

Memberikan terapi difintif

4.4.5 Pencegahan

Cukup hanya mencuci tangan sebelum makan . Agar terhindar dari bakteri yang

menempel .

4.5 Teori Myoma Uteri

17

Page 18: BAB I (2).docx

4.5.1 Definisi

Myoma Uteri adalah : neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus yang disebut

juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid.

Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal ada dua

tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri (2 %) dan pada korpus uteri (97%),

belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi sebelum menarche.

4.5.2 Etiologi

Walaupun myoma uteri ditemukan terjadi tanpa penyebab yang pasti, namun dari

hasil penelitian Miller dan Lipschlutz dikatakan bahwa myoma uteri terjadi tergantung

pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada “Cell Nest” yang selanjutnya dapat

dirangsang terus menerus oleh hormon estrogen.

Lokalisasi Mioma Uteri

1. Mioma intramural ; Apabila tumor itu dalam pertumbuhannya tetap tinggal dalam

dinding uterus.

2. Mioma Submukosum ; Mioma yang tumbuh ke arah kavum uteri dan menonjol

dalam kavum itu.

3. Mioma Subserosum ; Mioma yang tumbuh ke arah luar dan menonjol pada

permukaan uterus.

Komplikasi

1. Pertumbuhan leimiosarkoma.

Mioma dicurigai sebagai sarcoma bila selama beberapa tahun tidak membesar,

sekonyong – konyong menjadi besar apabila hal itu terjadi sesudah menopause

2. Torsi (putaran tangkai)

Ada kalanya tangkai pada mioma uteri subserosum mengalami putaran. Kalau

proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami gangguan sirkulasi akut dengan

nekrosis jaringan dan akan tampak gambaran klinik dari abdomenakut.

3. Nekrosis dan Infeksi

Pada myoma subserosum yang menjadi polip, ujung tumor, kadang-kadang dapat

melalui kanalis servikalis dan dilahirkan dari vagina, dalam hal ini kemungkinan

gangguan situasi dengan akibat nekrosis dan infeksi sekunder.

Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

18

Page 19: BAB I (2).docx

(Dikaitkan dengan patofisiologi, insiden dan prognosis penyakit)

19

Herediter, Pola hidup,

Resiko tinggi infeksi

Myoma uteriMenorrhagi

metrorhagii

Gangguan sirkulasi akut dan nekrosis

jaringan

Perdarahan pervaginam

Massa

Nyeri

Penekanan organ sekitar

Kekurangan volume cairan

tubuh

Pembuluh darah

Retensi urine

Rectum

Vesika urinari

Nyeri pelvik

Rencana tindakan operasi

Kurang pengetahuan

Kecemasan

Konstipasi

Page 20: BAB I (2).docx

Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb: turun, Albumin : turun, Lekosit : turun /

meningkat, Eritrosit : turun

2. USG : terlihat massa pada daerah uterus.

3. Vaginal Toucher : didapatkan perdarahan pervaginam, teraba massa,

konsistensi dan ukurannya.

4. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.,

5. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat

menghambat tindakan operasi.

6. ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat mempengaruhi

tindakan operasi.

Cara Penanganan Mioma Uteri

Indikasi mioma uteri yang diangkat adalah mioma uteri subserosum

bertangkai. Pada mioma uteri yang masih kecil khususnya pada penderita yang

mendekati masa menopause tidak diperlukan pengobatan, cukup dilakukan

pemeriksaan pelvic secara rutin tiap tiga bulan atau enam bulan. Adapun cara

penanganan pada myoma uteri yang perlu diangkat adalah dengan pengobatan

operatif diantaranya yaitu dengan histerektomi dan umumnya dilakukan

histerektomi total abdominal. Tindakan histerektomi total tersebut dikenal dengan

nama Total Abdominal Histerektomy and Bilateral Salphingo Oophorectomy

(TAH-BSO). TAH–BSO adalah suatu tindakan pembedahan untuk mengangkat

uterus, serviks, kedua tuba falofii dan ovarium dengan melakukan insisi pada

dinding, perut pada malignan neoplasmatic desease, leymyoma dan chronic

endrometriosis (Tucker, Susan Martin, 1998).

Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan eliminasi urin (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh

massa jaringan neoplasm pada daerah sekitarnnya, gangguan sensorik /

motorik.

2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kerusakan jaringan otot

3. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang

ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan,

akibat pada hubungan seksual.

4. Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan terjadinya perdarahan

yang berulang-ulang.

5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan

20

Page 21: BAB I (2).docx

berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber

informasi.

21

Page 22: BAB I (2).docx

Perencanaan keperawatan.

DIAGNOSA

KEPERAWATAN

PERENCANAAN KEPERAWATAN

TUJUAN DAN

KRITERIA

HASIL

INTERVENSI RASIONAL

Gangguan rasa

nyaman (nyeri)

berhubungan

dengan kerusakan

jaringan otot dan

system saraf akibat

penyempitan

kanalis servikalis

oleh myoma

Klien dapat

mengontrol

nyerinya dengan

criteria hasil

mampu

mengidentifikasi

cara mengurangi

nyeri,

mengungkapkan

keinginan untuk

mengontrol

nyerinya.

1. Observasi adanya

nyeri dan tingkat

nyeri.

2. Ajarkan dan catat

tipe nyeri serta

tindakah untuk

mengatasi nyeri

3. Ajarkan teknik

relaksasi

4. Anjurkan untuk

menggunakan

kompres hangat

5. Kolaborasi

pemberian

analgesik.

Memudahkan

tindakan

keperawatan

Meningkatkan

persepsi klien

terhadap nyeri

yang dialaminya.

Membantu

mengurangi nyeri

dan meningkatkan

kenyamanan klien

Meningkatkan

kenyamanan klien

Mengurangi nyeri

Gangguan

eliminasi urine

(retensio)

berhubungan

dengan penekanan

oleh massa jaringan

neoplasma pada

daerah sekitarnnya,

gangguan sensorik /

motorik.

Pola eliminasi

urine ibu kembali

normal dengan

criteria hasil ibu

memahami

terjadinya retensi

urine, bersedia

melakukan

tindakan untuk

mengurangi atau

menghilangkan

retensi urine.

1.Catat pola miksi

dan monitor

pengeluaran urine

2.Lakukan palpasi

pada kandung

kemih, observasi

adanya

ketidaknyamanan

dan rasa nyeri.

3.Anjurkan klien

untuk merangsang

miksi dengan

Melihat perubahan

pola eliminasi

klien

Menentukan

tingkat nyeri yang

dirasakan oleh

klien

22

Page 23: BAB I (2).docx

pemberian air

hangat, mengatur

posisi,

mengalirkan air

keran.

Mencegah

terjadinya retensi

urine

Ganguan konsep

diri berhubungan

dengan

kekawatiran

tentang

ketidakmampuan

memiliki anak,

perubahan dalam

masalah

kewanitaan, akibat

pada hubungan

seksual.

Konsep diri klien

tidak mengalami

gangguan dengan

criteria hasil

menerima

keadaan dirinya,

menyatakan

bersedia untuk

dilakukan

tindakan

termasuk

tindakan

pembedahan

1.Beritahu klien

tentang siapa saja

yang bisa

dilakukan

histerektomi dan

anjurkan klien

untuk

mengekpresikan

perasaannya

tentang

histerektomi

2.Kaji apakah klien

mempunyai

konsep diri yang

negatif.

3.Memotivasi klien

untuk

mengungkapkan

perasaannya

mengenai

tindakan

pembedahan dan

pengaruhnya

terhadap diri klien

4.Ciptakan

lingkungan atau

suasana yang

terbuka bagi klien

untuk

membicarakan

Mengurangi

kecemasan dan

meningatkan harga

diri klien

Identifikasi

kekuatan dan

kelemahan klien

Mengurangi

kecemasan

23

Page 24: BAB I (2).docx

keluhan-

keluhannya.

Meningkatkan

harga diri klien

dan berperan aktif

dalam

perencanaan

perawatan bagi

diri klien

24

Page 25: BAB I (2).docx

4.6 Teori TBC Paru

4.6.1 Definisi

Tuberlucosis adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh mycobacterium

tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi.

4.6.2 Etiologi

Penyakit ini di sebabkan oleh mycobacterium tuberculosis yang berbentuk batang dan

asam yang dapat menyerang paru ,getah bening ,usus, ginjal,tulang ,sampai otak. Tbc sangat

mudah menular melalui cairan di salurkan nafas yang keluar lewat batuk/bersin dan di hirup

oleh orang orang di sekitarnya .

4.6.3 Pathofisiologi

Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum ,

malaise, gejala flu, demam ringan , nyeri dada, batuk darah, nafsu makan menurun ,

berkeringat dingin pada malam hari, badan lemas dan lesu , sesak nafas.

4.6.4 Penatalaksanaan

Pengobatan Sekunder

a) Ekonamid

b) Protionamid

c) Siklosirin

d) Kananursin

e) PAS ( Para Amino Safic Lcly Acid )

Pengobatan Primer

a) Isoniazid (H)

b) Rifampisia ( R)

c) Pirazinamid (Z)

d) Streptomizin

4.6.5 Pencegahan

Mengurangi kontak dengan Tbc aktif

Menjaga standar hidup yang baik

Pemberian Vaksin BCG

25

Page 26: BAB I (2).docx

Makan makanan yang bergizi

Lingkungan yang sehat

Berolahraga

4.7 Teori Varicela

4.7.1 Definisi

Varisela berasal dari bahasa latin Varicela di indonesia dikenal dengan istilah cacar

air , sedangkan di luar negeri di kenal dengan nama chicken pox , varisela adalah peanyakit

menular dengan gejala gejala demam timbul bintik bintik merah yang kemudian mengandung

cairan.

4.7.2 Etiologi

Penyakit ini di sebabkan oleh virus varicella zozter yang termasuk family herpes virus

4.7.3 Pathofisiologi

Biasanya pada hari ke 14 menyebar pesat ke jaringan ke kulit

Menyebar ke seluruh tubuh melelui getah bening

Gejalanya biasanya malaise ,pusing,demam dan kadang kadang di iringi batuk

Penderita biasanya mengeluh adanya rasa tidak enak badan ,lesu ,tidak nafsu

makan ,dan sakit kepala, satu atau dua hari kemudian muncul erupsi kulit yang

khas , munculnya ercipsi kulit di awali dengan bintik merah merah ( Makula ) dan

kemudia berubah menjadi ( Papula) . Papula kemudian barubah menjadi

( vesikel ) gelembung kecil yang berisi cairan bening ,kemudian cairan itu

menjadi keruh ( Pustula ).

4.7.4 Penatalaksanaan

Perawatan : isolasi untuk mencegah penularan , bila demam kompres dengan air

hangat .

Diet : Makan makanan yang bergizi tinggi ( tinggi kalori dan protein )

Pengobatan : Antivirus dan Asiklovir , Anti peritik, Paracetamol

Antibiotika, dapat di berikan bedak.

4.7.5 Pencegahan

26

Page 27: BAB I (2).docx

Hindari kontak dengan penderita.

Tingkatkan daya tahan tubuh.

Imunoglobulin varisella zoster

(di anjurkan pula pada bayi yang baru lahir yang ibunya penderita cacar air

. beberapa saat sebelumnya atau sesudah melahirkan.)

4.8 BPH (Benigna perostat hiperplasi)

4.8.1 Definisi

Benigna Prostat Hiperplasi (BPH) adalah pembesaran jinak kelenjar protat,disebabkan

oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan

kelenjar/jaringan vibromosculer yang perubahan menyebabkan penyumbatan utera pars

prostatika. (Jong Wim De’ Mencari sumber penyakit pada BPH edisi.1.Jakarta :EGC ;1999

4.8.2 Etiologi

Penyebab terjadinya benigna propstat hiperplasi belum di ketahui secara pasti.Prostat

merupakan alat tubuh yang bergantung kepada endokrin dan dapat pula di anggap undangan

(Counter Part ). Oleh karena itu yang di anggap etiologi adalah karena tidak adanya

keseimbangan endokrin pasien .Namun menurut Syamsu Hidayat dan Wim De Jong 1998

etiologi dari BPH adalah :

a) Adanya hiperplasia periuretral yang di sebabkan karena

perubahankeseimbangan testoreon dan estrogen.o ketidakseimbangan endokrin.

b) Faktor umur/usia lanjut.

(Jong Wim De’Mencari sumber penyakit pada BPH Edisi.1.Jakarta :

ECG;1999

4.8.3 Pathofisiologi

Pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius. Pada tahap

awal terjadi pembesaran protat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan

resistensi ueruttra daerah proatat,leher fesika kemudian detusor mengatasi dengan kontraksi

kuat.Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tenal dan penonjolan serat detrusor

ke dalam mukoa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang sampai (trabekulasi).Jika di

lahat dari dalam fesika dengan sitoskopi,inukosafesika dapat merobos keluar

27

Page 28: BAB I (2).docx

Diantara serat detrusor hingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil

dinamakan sakula dan apabila besar disebut diferkel.Fase penebalan detrusor adalah fase

kompesasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya mengalami

doekompesasi dan tidak mampulagi untuk kontraksi,sehingga terjadi retensi urin total yang

berlanjut pada hidronefosis dan di fungsi saluran kemih atas (Jong Wim De’mencari sumber

penyakit penyakit pada BPH Edisi.1.Jakarta:EGC;1999)

Manifestasi klinis

Tanda dan gejala penyakit BPH adalah :

a.Hilangnya kekuatatan pancaran saat miksi (BAK tidak puas)

b.Kesulitan dalam menggosokkan kandungan kemih

c.Rasa nyeri saat mulai miksi

d.Adanya urin yang bercampur darah (HEMATURI)

4.8.4 Penatalaksanaan medis

Non Operatif

a)Memperbesar hormone esterogen dan progesterone

b)Masase prostat,anjurkan sering masturbasi

c)Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek

d)Cegah minum obat anti kolinergick,anti histamine dan dengastan

e)Pemasangan cateter

OperatiF

Indikasi : terjadi pelebaran kandung kemih dan urine sisa 750 ml

TUR (Trans Uretral Resction0

STP (Suprobik Transersal Prostattektomy)

28

Page 29: BAB I (2).docx

Retropubibic Extravecical Prortatektomy

Prostatektomy Parineal

Data Pasien

Nama : Tn.. B

Umur : 48 thn

Alamat : Sumawe

Pengkajian tanggal 17 juli 2013 :

Pasien datang masuk melalui IGD pukul 22.30 , pasien mengatakan keluhan nyeri perut

bagian bawah sampai ke daerah kemaluan sejak 2 minggu yang lalu pasien bilang muntah

tidak ada , mual sering kambuh, saat tidur pasien menyatakan tidak nyaman karena perut

sering sakit, nyeri di bagian perut bawah nyeri terus menerus.

4.9 Teori Hernia

4.9.1 Definisi

Hernia adalah: suatu tonjolan yang abnormal dari organ organ intra abdominal keluar dari

cavum abdomen tapi masih di capai oleh peritonium.(purnawan djumadi 1999).

macam macam hernia di lihat dari lokasinya:

Hernia inguinalis.

Lateralis /Hernia inderekta : 50%.

Medialis /Hernia derekta : 25%.

Hernia afemoralis : 5%.

Hernia insisional (Hernia diafragma / Hernia ventrialis ) : 10%.

Hernia umbilikalis : 3%.

Hernia dapat juga di golongkan menjadi hernia responsibilis dan impanisibilis  hernia

responsibilis yaitu suatu hernia yang da[pat di kembalikan dengan manipulasi manual ke

posisi normalnya dengan kantung pada dinding abdomen.Sedang hernia Inpanibilis yaitu: jika

hernia tersebut tidak dapat di kembalikan pada posisi normalnya adesi/ keluar kantung hernia

terbalik.

4.9.2 Patofisiologi.

29

Page 30: BAB I (2).docx

Hernia bisa terjadi secara kongenital/ accuirent hernia yang bersifat kongenital

sepertihernia ingiunalis indirec bisa di sebabkan karena kegagalan pemutusan prosedur

vaginalis (kantong hernia).sewaktu turun ke dalam sekrotum , sedangkan bersifat acuiret bisa

terjadi oleh adanya peningkatan intra abdominal.

-          peningkatan tekanan intra abdominalis tersebut antara lain di sebabkan       adalah:

o   pengejanan mendadak.

o   Obesitas.

o   Gerak badan terlalu aktif.

o   Asites.

o   Kehamilan.

o   Masa abdomen yang besar.

-          Akibat penekanan tekanan intra abdomalis ini:.

o   Kelemahan dasar kanal ingiunalis yang tidak memasuki kanal melalui cincin internal tapi

langsung melalui fase fersa fascian dan keluar cincin external sehingga terjadilah hernia

ingiunalis indirec.

o   Kelemahan fashical marginalis dan cincin inguinalis externa dan keluar abdomen melalui

cincin ingiunalis dan melilit cincin Externa sehingga terjadi hernia ingiunalis indirec.

o   Arteri Femoralis yang melewati paha, jika paha dan membengkak pada lipatan paha , jika

pencernaan omentum melalui cincin femoralis tersebut dapat terjadi hernia femoralis.

-          pada hernia incecta dapat terjadi ganguan / kekurangan suplai darah pada hernia karena

obstruksi dari usus sehingga berakibat strangulasi hernia , Hernia  strangulasi itulah yang

memerlukan intervensi badah karena dapat terjadi iskemi / nekrosis pada bowel.

~ Penatalaksanaan.

dengan responsisi secara manual.

Dengan memakai sabuk hernia untuk penderita yang tidak memerlukan tindakan

bedah. Herniografi ( Bedah perbaikan Hernia ) Adalah di seksi dari kantung hernia dan di

kembalikan pada susunan semua pada cavum abdomen.

Hernioplash adalah perbaikan pada jaringan yang lemah sehingga menguatkan

dengan kawat jalinan baju / tascia.

Pemberian analgesik pada hernia yang menyebabkan nyeri.

manifestasi klinis.

Umumnya pasien mengatakan adanya benjolan di selakangan kemaluan,benjolan

tersebut busa mengecil atau mengilang pada waktu tidur dan menangis ,mengejan atau

menggangkat beban atau posisi pasien sendiri dapat muncul lagi.

30

Page 31: BAB I (2).docx

Keadaan umum pasien biasanya baik bila benjolan tidak nampak, pasien di suruh mengejan

dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri, jika ada hernia maka akan tampak benjolan .

Harus di periksa benjolanya .

Keadaan cincin hernia juga perlu di periksa melalui sekrotum, jari telunjuk di

masukan ke atas selesas dari tuberkulum.

4.10 Teori Orchitis

Status Pasien : Tn.S

Umur :35 Th

TD :120/80

S :36,5

N : 84

RR :19

Ruangan :Rinjani 3

4.10.1 Definisi:

Orchitis adalah suatu inflamasi testis (kongesti testikular), biasanya disebabkan oleh

faktor-faktor piogenik, virus, spiroseta, parasit, traumatis, kimia atau faktor yag tidak

diketahui ( Smeltzer, 2002).

Orchitis adalah peradangan testis yang jika bersama dengan epididimitis menjadi

epididimoorkitis dan merupakan komplikasi yang serius dari epididimitis (Price, 2005).

Orchitis merupakan peradangan satu atau kedua testis, ditandai dengan pembengkakan

dan nyeri. Keadaan ini sering disebabkan oleh parotitis, sifilis, atau tuberculosis (Hartanto,

2008).

4.10.2 Etiologi

Penyebab orchitis bisa piogenik bakteria, gonokokokus, basil tuberkal, atau virus seperti

paramiksovirus, penyebab dari gondongan (parotitis). Sekitar 20% dari orchitis timbul

sebagai komplikasi dari gondongan (parotitis) setelah pubertas (Baradero, 2006)

Menurut Price, 2005 virus adalah penyebab orchitis yang paling sering. Orchitis

parotiditis adalah infeksi virus yang paling sering terlihat, walaupun imunisasi untuk

mencegah parotiditis pada masa anak-anak telah menurunkan insiden. 20-30% kasus

parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orchitis, terjadi bilateral pada sekitar

31

Page 32: BAB I (2).docx

15% pria dengan orkitis parotiditis. Pada laki-laki pubertas atau dewasa, biasanya terdapat

kerusakan tubulus seminiferus dengan resiko infertilitas, dan pada beberapa kasus, terdapat

kerusakan sel-sel leydig yang mengakibatkan hipogonadisme difesiensi testosterone. Orchitis

paroditisis jarang terjadi pada laki-laki prapubertas, namun bila ada, dapat diharapkan

kesembuhan yang sempurna tanpa disfungsi testiskular sesudahnya. Virus lain yang dapat

menyababkan orchitis dan memberikan gambaran klinis yang sama adalah : virus Coxsakie B,

Varisela, dan mononukleosis.

Orchitis bakterial piogenik disebabkan oleh bakteri (Escherichia coli, Klebsiella

pneumonia, Pseudmonas aeruginosa) dan infeksi parasitik (malaria, filariasis,

skistosomiasis, amebiasis) atau kadang-kadang infeksi riketsia yang ditularkan pada

epididimitis. Seseorang dengan orchitis parotiditis terlihat sakit akut dengan demam tinggi,

edema, peradangan hidrokel akut, dan terdapat nyeri skrotum yang menyebar ke kanalisis

inguinalis. Komplikasinya termasuk infark testis, abses, dan terdapatnya pus dalam skrotum.

Orchitis granulomaktosa dapat disebabkan oleh sifilis, penyakit mikrobakterial,

aktinomikosis, penyakit jamur, mycobacterium tuberculosis, dan mycobacterium leprae.

Infeksi dapat menyebar melalui funikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran selanjutnya

melibatkan epididimis dan testis, kandung kemih, dan ginjal.

4.10.3 Patofisiologi

Kebanyakan penyebab Orchitis pada laki-laki yang sudah puber adalah gondongan

(mumps), dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam 3 sampai 4 hari setelah

pembengkakan kelenjar parotis. Virus parotitis juga dapat mengakibatkan orchitis sekitar 15

% – 20% pria  menderita orchitis akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra

pubertas dengan orchitis parotitika dapat diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi

testis. Pada pria dewasa atau pubertas, biasanya terjadi kerusakan tubulus seminiferus dan

pada beberapa kasus merusak sel-sel leydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi

testosteron. Ada resiko infertilitas yang bermakna pada pria dewasa dengan orchitis

parotitika. Tuberkukosis genitalia yang menyebar melalui darah biasanya berawal unilateral

pada kutub bawah epididimis. Dapat terbentuk nodula-nodula yang kemudian mengalami

ulserasi melalui kulit. Infeksi dapat menyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis.

Penyebaran lebih lanjut terjadi pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, dan

ginjal. (Price, 2005)

4.10.4 Pengobatan

32

Page 33: BAB I (2).docx

Jika peyebabnya adalah bakteri diberikan obat anti biotik.Jika penyebabnya adalah

virus debrikan obat anti nyeri,penderita sebaiknya menjalani tirah baring ,skorutumnya

diangkat dan di kompres air es.

4.10.5 Pencegahan

Immunisasi gondongan ias mencegah terjadinya orkitis akibat gondongan. Perilaku seksual

yang aman dan terlindung (misalnya tidak berganti-ganti pasangan dan menggunakan

kondom) ias mengurangi resiko terjadinya orkitis akibat penyakit menular seksual.

4.11 . Teori Appendiks

4.11.1 Definisi

Appendicitis adalah kondisi dimana appendix anda membengkak dan terisi

oleh nanah. Appendix adalah kantong berbentuk jari yang menonjol keluar dari usus

besar pada bagian bawah sebelah kanan perut anda. Appendix ini belum diketahui

fungsi pentingnya, tetapi bukan berarti tidak dapat menyebabkan masalah.

Appendicitis menyeabbkan nyeri yang dimulai dari sekitar pusar dan kemudian

menjalar ke bawah perut bagian kanan. Appendicitis biasanya meningkat pada 12

sampai 18 jam dan dengan cepat menjadi sangat parah.

Appendicitis dapat berefek pada siapapun, tetapi paling sering terjadi pada mereka

yang berusia 10 sampai 30 tahun. Pengobatan appendicitis standar adalah operasi

untuk mengeluarkan appendix.

4.11.2 Etiologi

Ada banyak gejala dan penyebab terkait dengan gangguan pada organ usus ini,

beberapa diantaranya akan kami jelaskan pada kesempatan kali ini. Penyebab radang

usus buntu diperkirakan karena adanya makanan keras yang masuk ke usus buntu dan

tidak bisa keluar lagi. Makanan yang dapat menyebabkan usus berkerut dengan cepat.

Ini menyebabkan usus bukan sudah ada dan lebih mudah meradang.

Berikut adalah penyebab dan gejala usus buntu seperti yang kami rangkum

dari jurnal kesehatan yang ditulis oleh para pakar di bidangnya.Beberapa faktor

yang ditengarai menjadi pemicu gangguan ini meliputi:

1. Penyumbatan yang diakibatkan oleh kotoran

33

Page 34: BAB I (2).docx

2. Adanya benda asing pada organ tersebut

3. Terdapat tumor atau sel kanker

Secara garis besar pemicu atau penyebab munculnya gangguan pada usus

buntu dikarenakan oleh adanya penyumbatan sehingga menghambat fungsi organ

dalam tersebut.

 

4.11.3 Patofisiologi

 Bila usus buntu ini infeksi atau biasa yang disebut dengan radang usus

buntu, maka akan membuat pemiliknya amat merasakan sakit dan bisa

menyebabkan kematian penderita bila terlambat melakukan pertolongan.

Dikatakan bahwa usus buntu itu sebenarnya terletak di sebelah kanan bawah perut.

Fungsinya diperkirakan untuk membantu ppertahanan tubuh dari serangan penyakit.

Namun selama ia tidak meradang atau mengalami infeksi maka keadaanakan baik-

baik saja. Ia baru akan berbahaya bila mengalami infeksi. Pada awalnya kemungkinan

peradangan tidaklah terlalu berat dan meluas sehingga orang masih dapat mengatasi

radang usus buntu. Namun suatu saat ia menimbulkan rasa sakit yang luar biasa.

Keadaan demikian menunjukkan penderita mengalami peradangan usus buntu yang

kronis. Namun peradangan yang sangat sakit bagi penderitanya.

Pada tahap awal radang usus buntu dirasakan penderita dengan merasakan

amat sakit, dinding usus buntu mengalami kebocora karena rapuh. Isi usus terjadi

peradangan selaput dinding usus bagian luar , serta pembungkus usus itu.

Jadi akan sangat berbahaya membiarkan usus buntu yang meradang di dalam

perut. Kerugian yang ditimbulkannya bukan hanya kesakitan yang diperoleh tapi juga

bahaya kematian yang mengancam bila tidak mendapat bangunan cepat dari

dokter. Bahkan penderita saat itu tidak bisa berjalan karena sakitnya, sehingga untuk

mengatasi usus itu dari pecah, perlu operasi segera.

Manifestasi klinis

Tanda dan gejala penyakit Usus Buntu (Apendiks) adalah :

a. Tanda yang paling utama adalah adanya keluhan nyeripada perut yang sering

terjadi dan semakin lama akan semakin memburuk

b. Rasa nyeri tersebut mulai menjalar ke sekitar pusat, kemudian berpindah ke

sisi kanan bawah

34

Page 35: BAB I (2).docx

c. Tidak nafsu makan

d. Muntah

e. Sembelit

f. Jika kaki dilipat lalu di tekan ke dinding perut akan terasa sakit yang menusuk

g. Nyeri yang memburuk ketika anda batuk, berjalan atau membuat gerakan

bergetar

Pemeriksaan Diagnostik

1. Radiologis

Meliputi foto sinar X ditambah hasil USG seputar perut, yang lain sifatnya hanya

memastikan saja, seperti CT Scan dan rontgen.

2. Laboraturium

Meliputi tes urin yang akan dicek di laboraturium.

4.11.4 Pencegahan

1) Banyak minum air mineral.

2) Makan teratur yang dominan dengan buah-buahan dan sayur-sayuran.

3) Pola kerja dibatasi.

4) Pola makan seimbang dengan energy yang dikeluarkan.

4.11.5 Data Pasien

Nama : Nn.V

Umur : 15 Tahun

Alamat : Pakisaji

Diagnosa : Usus Buntu (Appendicitis)

Pengkajian tanggal 18 Juli 2013

35

Page 36: BAB I (2).docx

Pasien datang masuk melalui IGD pukul 19.25,pasien mengeluhkan

sakit perut di bagian kanan bawah dan sakit saat di pakai berjalan. Pasien

mengeluhkan kondisi yang sama mulai 3 bulan yang lalu.

4.12 Spesifikasi Kompetensi TTV (Tanda-Tanda Vital)

4.12.1 Pengertian TTV

1. Pemeriksaan Tekanan Darah

Nilai tekanan darah merupakan indikator untuk memiliki system kardiovas kular

bersamaan dengan pemeriksaan nadi . Pemeriksaan tekanan darah dapat diukur dengan dua

metode, yang pertama dengan metode langsung . Metode langsung adalah metode yang

menggunakan kanula atau jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang

dihubungkan dengan manometer . Metode ini merupakan cara yang paling tepat untuk

menentukan tekanan darah, tapi memerlukan persyaratan dan keahlian khusus . Metode yang

kedua adalah metode tak langsung, yaitu metode yang menggunakan sfig manometer .

Pengukuran tak langsung ini menggunakan dua cara, yaitu palpasi yang mengukur tekanan

sistolik dan diastolic dan cara ini memerlukan alat stetoskop .

2. Pengukur Suhu

Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara

pembentukan dan pengeluaran panas . Nilai ini akan menunjukkan peningkatan bila

pengeluaran panas meningkat . Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi,

berkeringat hiperventinasi, dll .

Demikian sebaliknya, bila pembentukan panas meningkat maka nilai suhu lisme dan

kontraksi otot . Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan oral, rectal, dan axila .

3. Pernapasan (Pemeriksaan Pernapasan)

Nilai pemeriksaan pernapasan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui

fungsi system pernapasan yang terdiri dari pertahanan pertukaran oksigen dan karbondioksida

dalam paru dan pengaturan keseimbangan asam basa .

4.Denyut Nadi (Pemeriksan Denyut Nadi)

36

Page 37: BAB I (2).docx

Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai system kardi ovaskular . Denyut

nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi) atau dapat juga

dilakukan dengan alat elektronik yang sederhana maupun canggih . Pemeriksaan denyut nadi

dapat dilakukan pada daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri berakhialis pada

siku bagian dalam, arteri karotis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis, arteri dorsalis

pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi .

4.12.2 Tujuan TTV

Mengetahui nilai tekanan darah .

Pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui tentang suhu tubuh .

Mengetahui frekuensi, irama, dan kedalaman pernapasan .

Menilai kemampuan fungsi pernapasan .

Mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi, dan kekuatan) .

Menilai kemampuan fungsi kardiovaskuler .

4.12.3 Persiapan Alat

Tekanan Darah

1. Sfigmanometer (tensimeter) yang terdiri dari :

a. manometer air raksa + ktep penutup dan pembuka

b. manset udara

c. slang karet

d. pompa udara dari karet dan sekrup pembuka dan penutup

2. Stetoskop

3. Buku catatan

4. Pena

Pengukuran Suhu

1. Thermometer

2. Tiga buah botol :

Botol pertama berisi larutan sabun

Botol kedua berisi larutan desinfektan

Botol ketiga berisi air bersih

37

Page 38: BAB I (2).docx

3. Bengkok

4. Kertas 1 tisu

5. Vaselin

6. Buku catatan suhu

7. Sarung tangan (apabila diperlukan)

Pernapasan

1. Arloji (jam) atau stopwatch

2. Buku catatan

3. Pena

Nadi

1. Arloji atau stopwatch

2. Buku catatan

3. Pena

4.12.4 Prosedur Kerja

Tekanan Darah

1. Menjelaskan prosedur pada klien

2. Cuci tangan

3. Atur posisi klien

4. Letakkan lengan yang hendak di ukur pada posisi telentang

5. Lengan baju dibuka

6. Pasang manset pada lengan kanan / kiri atas sekitar 3cm diatas fossa cubiti (jangan

terlalu ketat maupun longgar)

7. Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra / sinistra .

8. Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis tidak teraba .

9. Pompa terus sampai manometer setinggi 20 mmHg lebih tinggi dari titik radialis tidak

teraba .

10. Letakkan diafragma stetoskop diatas nadi brakhialis dan kempeskan balon udara

manset secara perlahan dan berkesinambungan denga memutar sekrup pada pompa

udara berlawanan arah jarum jam .

11. Cacat mmHg manometer saat pertama kali denyut nadi teraba kembali . Nilai ini

menunjukkan tekanan sistolik secara palpasi .

12. Cacat Hasil .

38

Page 39: BAB I (2).docx

13. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan .

Pemeriksaan Suhu

1. menjelaskan prosedur pada klien

2. Cuci tangan

3. Gunakan sarung tangan

4. Atur posisi klien

5. Tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila dengan menggunakan

tissue.

6. Turunkan thermometer di bawah suhu 34°c -35° c

7. Letakkan thermometer pada daerah aksila dengan klien fleksi di atas dada .

8. Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan dibaca hasilnya .

9. Catat hasil

10. Bersihkan thermometer dengan kertas tissue.

11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan .

Pernafasan

1. Jelaskan prosedur pada klien .

2. Cuci tangan .

3. Atur posisi klien .

4. Hitung frekuensi dan irama pernapasan .

5. Catat hasil .

6. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan .

Nadi

1. Jelaskan prosedur pada klien .

2. Cuci tangan .

3. Atur posisi klien .

4. Letakkan kedua lengan telentang di sisi tubuh .

5. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan dihitung)

6. Periksa denyut nadi (arteri) dengan menggunakan ujung jari telunjuk, telunjuk,

jari tengah, dan jari manis . Tentukan frekuensinya permenit dan keteraturan

irama, dan kekuatan denyutan .

7. Catat hasil .

39

Page 40: BAB I (2).docx

8. Cuci tangan setelah dilakukan .

BAB V

HASIL KEGIATAN DAN PEMBATASAN KAGIATAN

5.1 Hasil

Pelaksanaan praktek selama ± tiga (3) bulan mendapatkan banyak hasil yang

dicapai dan bertambahnya pengalaman serta terpenuhinya semua target dari prasat

40

Page 41: BAB I (2).docx

yang sudah ditentukan oleh sekolah .Hasil selama praktek di RS. Ben Mari dapat

diterapkan di lingkungan sekolah bersama guru pembimbing .

5.2 Pembatasan Kegiatan

Selama praktek di RS. Ben Mari selain mendapat banyak hasil yang dicapai

juga ada pembatasan kegiatan, diantaranya :

Sebagai Asisten Keperawatan tidak boleh melakukan injeksi tanpa seizin perawat .

Sebagai Asisten Keperawatan tidak boleh memasang infus tanpa ada perintah

sebelumnya dari perawat yang ada .

Sebagai Asisten Keperawatan tidak boleh memasang cethether, kecuali jika disuruh

untuk membantu memasang cathether .

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Selama kami melaksanakan Program Pengenalan Pelayanan Kesehatan (P3K) banyak

pengalaman baru yang kami dapatkan dan belum pernah didapatkan di lingkungan sekolah .

Dari pengalaman yang ditemui selama Prakerin kami bisa belajar melakukan pekerjaan yang

baik secara professional dalam bidang yang kami geluti, yaitu keperawatan .

41

Page 42: BAB I (2).docx

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Sekolah

Kami melihat begitu banyaknya persaingan dalam dunia medis untuk itu kami

menyarankan kepada pihak sekolah agar menyiapkan tenaga terdidik dan terbaik supaya tidak

kalah saing dengan sekolah kesehatan yang lainnya .

6.2.2 Bagi Pelayanan Kesehatan / RS

Bagi Rumah Sakit hendaknya memberikan pelayanan yang lebih baik lagi, supaya ke

depannya menjadi Rumah Sakit yang berkualitas .

6.2.3 Bagi Tenaga Medis

Bagi tenaga medis sebaiknya memberikan banyak pengetahuan kepada siswa yang

sedang Prakerin .

6.2.4 Bagi Penulis

Hasil makalah ini diharapkan menambah pengetahuan tentang manfaat Praktek di

Rumah Sakit dan memberikan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan ilmu khususnya

dalam proses Program Pengenalan Pelayanan Kesehatan (P3K)

LAMPIRAN

Laporan ini disusun oleh :

1. Akbar Pradita P.E

2. Ayu Wulandari

3. Badi’atus Sholicha

4. Bagus Wahyudi

5. Brenda Zenica S.L

6. Denok Olivia H.N

42

Page 43: BAB I (2).docx

7. Desy Ariska

8. Dhainira Kartika

9. Eka Ningtia

10. Evi Rizky

11. Ika Risda

12. Julaiha

13. Mega Puspita

14. Moh Raka Hadinata

15. Nafidahtul Jannah

16. Nia Krislia

17. Ristia Depy S

18. Riska Ayu P

19. Shinda Prima

20. Susilo Ambar W

21. Wahyu Cahyani

22. Widy Khurin

23. Yesika Arina Pramudita

24. Putri Novianti

25. Ayu Rahmawati

26. Dena Kartika

43