bab 4.docx
TRANSCRIPT
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Alat Tambang Yang Digunakan
4.1.1. Alat Ripper
Tipe alat yang digunakan untuk membongkar batubara dari lapisan
induknya di front penggalian lapisan batubara B1 Pit 3 Banko Barat adalah
bulldozer Caterpillar type D9R BK97. Ripper pada bulldozer Caterpillar type
D9R BK97 memiliki penetrasi kedalaman maksimum sebesar 1,23 m
(Lampiran A). Untuk Gambarnya dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 4.1. Bulldozer Caterpillar Type D9R BK97
4.1.2. Tipe Alat Muat
Alat muat yang digunakan untuk memuat batubara hasil ripping ke
dump truck di front penggalian lapisan batubara B1 Pit 3 Banko Barat ada 3
fleet yaitu excavator Caterpillar type 345D BK75, excavator Caterpillar type
345D BK76, dan excavator Catepillar type 365C BK111. Untuk excavator
BK75 dan BK76 memiliki kapasitas bucket sebesar 3,1 m3 sedangkan untuk
35 Universitas Sriwijaya
36
excavator BK111 memiliki kapasitas bucket sebesar 3,28 m3 (Lampiran A).
Gambar 4.2. Gambar Excavator Caterpillar Type 345D BK75
Gambar 4.3. Gambar Excavator Caterpillar Type 345D BK76
Universitas Sriwijaya
37
Gambar 4.4. Gambar Excavator Caterpillar Type 365C BK111
4.2. Produktivitas Ripper Bulldozer Caterpillar Type D9R BK97
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, produktivitas alat bulldozer
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis material, waktu edar, jarak ripping,
kedalaman penetrasi, waktu kerja efektif, struktur batubara, efisiensi alat mekanis,
efisiensi operator dan faktor koreksi.
4.2.1. Waktu Edar
Salah satu faktor yang menentukan kemampuan produksi dari alat
ripper bulldozer Caterpillar type D9R BK97 adalah waktu edar dari alat
mekanis tersebut. Semakin kecil waktu edar dari alat ripper bulldozer
Caterpillar type D9R maka akan semakin besar produksi yang dihasilkan.
Pengamatan dengan mengukur waktu edar alat ripper bulldozer
Caterpillar type D9R BK97 bisa dilakukan dengan cara mencatat waktu yang
dibutuhkan oleh ripper untuk melakukan satu kali pola kerja ripping. Pola kerja
ripping bisa diamati pada saat ripper mulai diturunkan dan masuk ke dalam lapisan
batubara. Kemudian ripper bergerak maju yang ditarik oleh bulldozer sampai jarak
tertentu. Setelah ripper sampai pada titik tertentu yang telah ditetapkan, operator
akan menghentikan laju bulldozer dan melakukan manuver mundur sampai ke titik
awal kerja ripping.
Universitas Sriwijaya
38
Dari satu pola kerja ripping tersebut bisa dihitung waktu edar yang
dibutuhkan alat ripper bulldozer Caterpillar type D9R BK97. Maka didapatlah
waktu edar rata–rata alat ripper bulldozer Caterpillar type D9R BK97 pada
penggalian lapisan batubara B1 di Pit 3 Banko Barat periode Bulan Mei 2015
sebesar 56,54 detik (Lampiran B) dengan jarak rata-rata sebesar 26,63 m
(Lampiran B). Jarak ripping yang dibongkar oleh ripper bulldozer Caterpillar
type D9R BK97 setiap harinya selalu berbeda, sehingga didapat nilai waktu
edar yang berbeda-beda.
4.2.2. Kedalaman Penetrasi Ripping
Kedalaman penetrasi ripping pada pembongkaran lapisan batubara B1
dengan menggunakan alat ripper bulldozer Caterpillar type D9R BK97 sebesar 0,9
m (Lampiran E). Kedalaman penetrasi ripper sangat tergantung pada jenis material
yang dibongkar dan kekuatan dari alat ripper yang membongkar material tersebut.
4.2.3. Waktu Kerja Efektif
Waktu kerja efektif adalah waktu kerja sesungguhnya yang digunakan
pada waktu operasi. Pembagian waktu kerja operator di PT. Bangun Karya
Pratama Lestari selaku pihak yang bertugas untuk melakukan proses
penambangan di Pit 3 Banko dibagi menjadi dua shift dalam satu hari kerjanya.
Dalam kegiatan penggalian batubara dengan menggunakan ripper bulldozer
Caterpillar type D9R terdapat waktu kerja efektif dimana waktu ini didapatkan
setelah dikurangi jumlah waktu hambatan-hambatan selama kegiatan berlangsung.
Waktu kerja efektif paling tinggi didapatkan pada tanggal 14 Mei 2015 yaitu
sebesar 20,6 jam dan waktu kerja efektif paling rendah didapatkan pada tanggal 6
Mei 2015 yaitu hanya sebesar 10,5 jam yang diakibatkan oleh terjadinya
kerusakan pada alat ripper selama 4,0 jam (Lampiran C). Adapun hambatan-
hambatan yang terjadi antara lain :
1. Hambatan Tidak Terencana
Merupakan hambatan yang terjadi karena penyimpangan-penyimpangan
terhadap waktu kerja yang telah disediakan, antara lain :
Universitas Sriwijaya
39
a. Berhenti bekerja sebelum waktu istirahat
Dikarenakan operator melakukan istirahat sebelum waktu yang ditetapkan.
b. Terlambat bekerja setelah waktu istirahat
Dikarenakan operator beristirahat melebihi waktu istirahat yang ditetapkan.
c. Tidak ada Operator
Dikarenakan tidak adanya operator yang menjalankan alat mekanis.
d. Berhenti sebelum waktu pulang
Dikarenakan operator menghentikan pekerjaan sebelum waktunya pulang.
e. Alat Stand by
Alat tidak melakukan kegiatan untuk produksi dikarenakan ada hambatan
seperti menunggu perbaikan front, jalan basah setelah hujan dan lainnya.
2. Hambatan Terencana
Merupakan hambatan yang terjadi pada waktu jam kerja yang
menyebabkan hilangnya waktu kerja, yang termasuk hambatan-hambatan ini
adalah:
a. Persiapan dan berangkat ke tempat kerja.
Keterlambatan memulai operasi penambangan yang berupa kegiatan untuk
mempersiapkan alat untuk berangkat dari area parkir alat ke front
penambangan.
b. Pemeriksaan dan pemanasan alat.
Waktu yang digunakan untuk pengecekan ringan terhadap kerusakan-
kerusakan kecil serta pemanasan terhadap alat.
c. Pindah posisi penempatan alat.
Waktu yang digunakan untuk memindahkan alat dari suatu tempat ke tempat
lain dalam operasi penambangan.
d. Mengisi bahan bakar.
Pengisian bahan bakar terhadap alat agar alat tersebut siap untuk dioperasikan.
e. Kerusakan atau perawatan alat di tempat.
Terhentinya kerja alat karena mengalami kerusakan dan harus dilakukan
perbaikan.
Universitas Sriwijaya
40
f. Gangguan cuaca
Terhentinya kerja alat karena adanya gangguan cuaca sepeti hujan, kondisi
kerja yang licin sehingga alat terganggu kegiatan operasinya (Lampiran H).
4.2.4. Efisiensi Alat Mekanis
Efisiensi alat mekanis merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produktivitas hasil ripping. Faktor efisiensi alat mekanis didasarkan pada kondisi
alat berdasarkan jumlah hour meter. Untuk hour meter alat ripper bulldozer
Caterpillar type D9R BK97 sudah lebih dari pemakaian 3000 jam (Lampiran C).
Sehingga nilai efisiensi alat mekanis ripper bulldozer Caterpillar type D9R BK97
adalah sebesar 60%.
4.2.5. Efisiensi Operator
Untuk nilai efisiensi operator didasarkan pada skill dan pengalaman
operator. Rata – rata operator yang bekerja di PT. BKPL sudah berpengalaman di
bidangnya lebih dari 15 tahun. Sehingga ditentukan nilai efisiensi operator sebesar
92% atau baik sekali dengan menggunakan crawler tractor.
4.2.6. Faktor Koreksi
Faktor koreksi merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas ripper
bulldozer Caterpillar type D9R. Faktor koreksi didasarkan pada kesediaan
(availability) dalam operasi penambangan, efisiensi alat mekanis, dan efisiensi
operator. Faktor koreksi dapat dihitung dari kehilangan waktu selama waktu kerja
dari alat yang tersedia dan efisiensi dari alat mekanis atau operator.
Faktor Koreksi didapat dari nilai Physical Availability, Use of Availability,
Effective Utilization, Mechanical Availability, efisiensi alat mekanis dan efisiensi
operator. Pada penggalian lapisan batubara B1 di Pit 3 Banko Barat dengan
menggunakan alat ripper bulldozer Caterpillar type D9R BK97 didapat nilai
faktor koreksi tertinggi yaitu 53,12% pada tanggal 14 Mei 2015. Sedangkan nilai
faktor koreksi terkecil yaitu 9,99% pada tanggal 6 Mei 2015 (Lampiran D).
Penyebab rendahnya nilai faktor koreksi pada tanggal 6 Mei 2015 diakibatkan
Universitas Sriwijaya
41
terjadinya kerusakan pada alat ripper selama 4,0 jam. Grafik nilai faktor koreksi
ripper pada periode Bulan Mei 2015 dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 310%
20%
40%
60%
80%
100%
Faktor Koreksi Bulldozer BK97Bulan Mei 2015
Tanggal
Gambar 4.5. Grafik Faktor Koreksi Bulldozer Bulan Mei 2015
4.2.7. Perhitungan Produktivitas Ripper Bulldozer Caterpillar Type D9R BK97
Berdasarkan perhitungan produktivitas aktual ripping bulldozer Caterpillar
type D9R BK97 di front penggalian lapisan batubara B1 Pit 3 Banko Barat
periode Bulan Mei 2015 rata-ratanya adalah 526,47 bcm/jam. Dengan nilai
produktivitas tertinggi diperoleh pada tanggal 14 yaitu sebesar 727,16 bcm/jam.
Sedangkan untuk nilai produktivitas terendah diperoleh pada tanggal 6 yaitu
hanya sebesar 129,74 bcm/jam. Rendahnya produktivitas pada tanggal 27
diakibatkan oleh adanya kerusakan pada alat ripper selama 4 jam (Lampiran E).
Grafik produktivitas ripper pada Bulan Mei 2015 dapat dilihat pada (Gambar 4.6.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 310.00
100.00200.00300.00400.00500.00600.00700.00800.00
Produktivitas Ripper Bulan Mei 2015
Tanggal
bcm
/jam
Gambar 4.6. Grafik Produktivitas Ripper Bulan Mei 2015
Universitas Sriwijaya
42
Untuk mengevaluasi hasil ripping bulldozer Caterpillar type D9R BK97
terhadap kebutuhan loading excavator di front penggalian lapisan batubara B1 Pit
3 Banko Barat periode Bulan Mei 2015 dibutuhkan data produktivitas hasil
ripping dalam satuan ton. Dengan nilai konversi batubara pada lapisan B1 sebesar
1,26 ton/bcm. Sehingga satuan yang digunakan untuk evaluasi perhitungan
produktivitas hasil ripping terhadap produktivitas excavator selaras. Maka
didapatlah produktivitas rata – rata hasil ripping bulldozer BK97 sebesar 663,35
ton/jam. Dengan nilai produkstivitas tertinggi diperoleh pada tanggal 14 yaitu
sebesar 916,22 ton/jam. Sedangkan untuk nilai produktivitas terendah diperoleh
pada tanggal 6 yaitu hanya sebesar 163,47 ton/jam.
Dari perhitungan produktivitas ripping bulldozer Caterpillar type D9R
BK97 bisa diketahui produksi nyata hasil ripping bulldozer Caterpillar type D9R
dengan menghitung jam jalan alat terhadap produktivitasnya. Sehingga didapat
produksi hasil ripping bulldozer Caterpillar type D9R BK97 periode Bulan Mei
2015 sebesar 470.120,40 ton. Produksi tertinggi didapat pada tanggal 4 yaitu
sebesar 23.781,34 ton. Sedangkan produksi terendah diperoleh pada tanggal 6
yaitu hanya sebesar 2.162,67 ton. Hal ini diakibatkan lamanya kerusakan yang
terjadi pada alat ripper bulldozer Caterpillar type D9R BK97 (Lampiran F).
4.3. Produktivitas Alat Muat
Pada proses loading pada front galian batubara di Pit 3 Banko Barat
menggunakan 3 macam excavator yaitu excavator Caterpillar type 345C BK75,
excavator Caterpillar type 345C BK76, dan excavator Caterpillar type 365C
BK111. Berdasarkan perhitungan produktivitas dari data hasil pengamatan di
lapangan diperoleh nilai produktivitas rata-rata excavator BK75 pada Bulan Mei
2015 sebesar 188,61 ton/jam. Dengan nilai produktivitas tertinggi dicapai pada
tanggal 8 Mei 2015 yaitu sebesar 434,07 ton/jam. Sedangkan nilai produktivitas
terendah didapat pada tanggal 17 Mei 2015 yaitu hanya sebesar 188,76 ton/jam.
Pada perhitungan produktivitas excavator BK76 pada Bulan Mei 2015
rata-rata nya adalah sebesar 247,45 ton/jam. Dengan nilai produktivitas tertinggi
Universitas Sriwijaya
43
didapat pada tanggal 19 yaitu sebesar 304,67 ton/jam. Sedangkan untuk nilai
peroduktivitas terendah adalah sebesar 189,31 ton/jam yang diperoleh pada
tanggal 31.
Pada perhitungan produktivitas excavator BK111 diperoleh nilai rata-
ratanya sebesar 219,80 ton/jam. Untuk nilai tertinggi diperoleh pada tanggal 7 Mei
2015 sebesar 423,9 ton/jam. Sedangkan untuk nilai terendah didapat pada tanggal
12 yaitu hanya sebesar 117,17 ton/jam.
Untuk perbandingan produktuvitas rata-rata periode Bulan Mei 2015
ketiga type excavator tersebut dapat dilihat pada (Gambar 4.7)
Gambar 4.7. Grafik Produktivitas Rata-Rata Excavator Bulan Mei 2015
Universitas Sriwijaya