laporan 4.docx

16
HITUNG RETICULOCIT OLEH : KOMANG OKTARINA PUTRI (P07134014004) SEMESTER III KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Upload: rina-putry

Post on 31-Jan-2016

127 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan 4.docx

HITUNG RETICULOCIT

OLEH :

KOMANG OKTARINA PUTRI

(P07134014004)

SEMESTER III

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Page 2: laporan 4.docx

Hitung Reticulosit

I. TUJUAN

a. Tujuan Instrusional Umum

- Mahasiswa dapat mengetahui cara menghitung Reticulosit darah probandus

- Mahasiswa dapat menjelaskan cara hitung Reticulosit darah probandus

b. Tujuan Instruksional Khusu

- Mahasiswa dapat melakukan hitung Reticulosit darah probandus

- Mahasiswa dapat menegtahui jumlah Reticulosit dalam % darah

- Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil hitung Reticulosit darah

probandus

II. METODE

Sediaan basah dan Sediaan kering

III. PRINSIP

Sel-sel reticulosi adalah eritrosit muda mengandung sisa dari RNAyang

basophilic (berwarna biru). Materi yang berwarna biru ini akan tercatat secara

supravital oleh cat tertentu seperti New Methylene Blue atau Brilliant Cresyl Blue

untuk membentuk suatu granula yang berwarna biru.

IV. DASAR TEORI

Retikulosit terbentuk dari erythroblasts orthochromatic. Retikulosit adalah

sel yang mengandung RNA yang terbentuk antara eritroblast dan tahap eritrosit

dewasa pematangan sel darah merah (RBC). Ketika tidak ada RNA yang terdeteksi

dalam sitosol mendefinisikan bahwa sudah terjadi pematangan retikulosit menjadi

Eritrosit (RBC) muda. (Juan.2008). ditemukannya retikulosit adalah penanda yang

baik dari aktivitas eritropoiesis dari sumsum tulang. (M.D.2012)

Page 3: laporan 4.docx

Eritropoiesis adalah proses di mana sel-sel induk hematopoietik multipoten

berkembang biak, membedakan, dan akhirnya menghasilkan retikulosit berinti.

Meskipun eritropoiesis kontinu dan dinamis, secara luas dibedakan terjadi dalam 2

tahap yaitu proliferasi progenitor erythroid dan terminal diferensiasi erythroid.

Eritropoiesis tahap awal mengacu pada proses dimana sel induk hematopoietik

multipoten berkembang biak, membedakan, dan menghasilkan induk erythroid.

(Liu.2013)

Metode referensi untuk penghitungan retikulosit adalah penghitungan

manual dengan pemeriksaan mikroskopis dan dengan menggunakan analisis otomatis

yang mengadopsi prinsip-prinsip pada analisa manual. Selain jumlah retikulosit,

fraksi retikulosit imatur (IRF) adalah salah satu indeks retikulosit yang dihasilkan

oleh analisa otomatis. IRF merupakan prediktor awal pemulihan hematologi setelah

terapi besi, kemoterapi, atau transplantasi sumsum tulang. (M.D.2012)

Retikulosit diwarnai dengan New Methylene Biru solusi (retikulosit Stain)

dan pewarnaan Giemsa (baik dari Sigma-Aldrich), masing-masing, sesuai dengan

instruksi produsen, diinkubasi selama 10-15 menit dan diamati di bawah mikroskop

cahaya setelah membuat apusan pada slide kaca.(Furuya.2014)

V. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

- Objek glass

- Cover glass

- Tabung serologis

- Mikroskop

b. Bahan

- Darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan

- Cat Brilliant Cresyl Blue

Page 4: laporan 4.docx

VI. CARA KERJA

a. Sediaan Basah

1. Dibuat campuran darah dengan larutan Brilliant Cresyl Blue dengan

perbandingan 1 : 1, saat praktikum digunakan 5 tetes darah probandus dan 5

tetes larutan warna

2. Diteteskan campuran tadi diatas objek glas dengan objek glass secukupnya.

3. Ditutup tetes darah menggunakan cover glass / kaca penutup. Lapisan darah

dalam sediaan basah ini harus tipis benar

4. Dibiarkan beberapa menit atau masukkan dalam cawan petri yang berisi kertas

saring basah jika pemeriksaan ditunda

5. Ditentukan beraa banyak reticulosit didapat antara 1000 eritrosit

b. Sediaan Kering

1. Dipipet 500 µl sampel darah dan 500 µl, dicampur dalam tabung serologis.

Kemudian ddiamkan atau inkubasi selama 15 menit

2. Dari campuran tersebut, diambil setets untuk membuat sediaan apusan,

didiamkan hingga kering

3. Diperiksa dengan oil imersi dan dihitung jumlah reticulosit yang terlihat per

1000 eritrosit.

VII. Perhitungan Reticulosit

% Reticulosit : (jumlah reticulosit : jumlah eritrosit) x 100 %

VIII. Nilai Rujukan

Nilai normal retikulosit : 0,5 - 2,5% dan jumlah retikulosit yang normal mutlak

adalah 50-100 X 109 / L .(Priya.2014)

Page 5: laporan 4.docx

IX. HASIL PENGAMATAN

Gambar praktikum :

Penganmbilan Sampel Darah Pembuatan preparat basah

Tetesan darah pada objek glass Pembuatan preparat kering

Hasil pengamatan dibawah mikroskop

pembesaran 100x dengan oil imersi

Hasil pengamatan dibawah mikroskop

pembesaran 100x dengan oil imersi

Page 6: laporan 4.docx

Hasil pemeriksaan pasien di laboratorium

Nama Probandus : I Wayan Ladra

Umur : 73 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Jumlah Reticulosit : 15 per 961 eritrosit

X. PEMBAHASAN

Eritropoesis merupakan proses pembentukan dari eritrosit yang terjadi pada

sumsum tulang. Pembentukan dari eritrosit atau sel darah merah melalui beberapa

tahap antara lain, Proerittroblast, Basofilik eritroblast, Polikromatik erotroblast,

Normoblast, Retikulosit, dan Eritrosit. Salah satu tahap dari pembentukan sel darah

merah adalah Retikulosit, dimana etikulosit sering disebut sebagai eritrosit muda.

Retikulosit adalah sel darah yang masih mengandung RNA yang terbentuk

antara eritroblast dan merupakan termasuk dalam proses pematangan eritrosit. RNA

yang terkandung dalam retikulosit akan hilang jika eritrosit sudah matang. Adanya

retikulosit ini merupakan penanda yang baik dari aktivitas eritopoisis atau proses

pembentukana sel darah merah yang prosesnya terjadi pada sumsum tulang.

Pada praktikum kali ini dilakukan penghitungan retikulosit pada darah

probandus. Penghitungan atau pembacaan retikulosit ini berguna untuk mengetahui

baik atau buruknya proses terbentuknya eritrosit pada sumsum tulang. Jika terjadi

gangguan dalam pembentukan eritrosit atau disebut dengan eritropoesis maka akan

berpengaruh pada jumlah retikulosit yang akan dibaca. Prinsip dari hitung retikulosit

Page 7: laporan 4.docx

ini adalah eritrosit muda mengandung sisa RNA yang bersifat basofilik yang

berwarna biru. Materi yang berwarna biru ini akan tercat secara supravital oleh cat

tertentu seperti Brilliant Cresyl Blue atau New Methylene Blue sehingga dapat

dibedakan yang mana eritrosit dan retikulosit.

Dalam praktikum kali ini digunakan cat Brilliant Cresyl Blue untuk mewarnai

materi dalam retikulosit (RNA). Preparat yang dibuat ada dua jenis yaitu preparat

basah dan preparat kering. Tentu terdapat perbedaan dalam pembuatan dari masing-

masing preparat. Keuntuntungan dari masing-masing preparat ini yaitu, jika preparat

basah memiliki kelebihan yaitu lebih mudah, ringkas dikerjakan dan waktu yang

diperlukan lebih singkat sehingga membuat cara basah lebih efisien dibandingkan

cara kering, kekurangannya yaitu tidak dapat disimpan dengan waktu yang cukup

lama dan sel retikulosit bergerak yang menyebabkan sel dapat terhitung ulang

dibandingkan menggunakan cara kering yang sediaan dapat disimpan dalam waktu

yang cukup lama. Sedangkan untuk preparat kering memiliki kelebihan yaitu, sediaan

dapat disimpan lama, sel tidak bergerak sehingga mengurangi kesalahan pembacaan,

kekurangan dari preparat erring yaitu pada proses pembuatan membutuhkan waktu

lama, proses pembacaan yang perlu waktu pengeringan dan fiksasi yang lebih lama

sehingga mengurangi kepraktisan dalam penggunaannya.

Dalam pembuatan preparat basah dibuat campuran sampel darah dengan cat

Brilliant Cresyl Blue. Campuran ini dilakukan dengan perbandingan 1:1 yaitu, 5 tetes

sampel daraj dan 5 tetes cat Brilliant Cresyl Blue, setelah dicampus diinkubasi atau

didiamkan campuran selama 15 menit. Tujuan dari dilakukannya inkubasi ini yaitu

agar materi di dalam retikulosit (RNA) terwarnai dengan maksimal sehingga kita bisa

membedakan anatara eritrosit dan retikulosit. Inkubasi dilakukan selama 15 menit

dimaksudkan agar dengan rentan waktu tersebut diharapkanRNA dalam retikulosit

dapat terwarnai dengan sempurna, jika kurang dari itu ditakutkan RNA belum

terwarnai dengan maksimal. Setelah dibuat preparat basah dengan campuran tadi,

preparat ini tidak diamati pada saat praktikum karena dianggap susah dalam

pengamatandan juga preparat yang sering digunakan dilapangan kerja atau rumah

sakit yaitu preparat kering.

Page 8: laporan 4.docx

Selanjutnya ada pembuatan preparat basah, dimana menggunakan campuran

500µl sampel darah dan 500µl cat Brilliant Cresyl Blue. Saat pembuatan campuran

ini dibantu dengan pipet mikro karena takaran sampel yang digunakan sedikit.

Pembuatan preparat kering ini harus dilakukan secara hati-hari dan memerlukan

teknik membuat apusan yang baik, karena jika teknik pembuatan tidak bagus akan

mempengaruhi proses pembacaan di bawah mikroskop. Setelah selesai pembuatan

apusan didiamkan preparat beberapa menit agar preparat kering sebelum diamati. Jika

sudah kering dilakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali

dengan bantuan oil imersi.

Setelah dilakuakn pengamatan dibawah mikroskop dengan lensa objektif

100kali dan ditambahkan oil imersi didapatkan jumlah retikulosit pada sampel darah

probandus atas nama I Wayan Ladra dengan umur 73 tahun sebanyak 15 per 961

eritrosit dalam 9 lapang pandang. Dari hasil perhitungan sesuai dengan ketentuan

rumus, didapat jumlah retikulosit yaitu 1,56 %. Hasil tersebut menyatakan nilai

retkulosit pasien tergolong normal jika disesuaikan dengan nili rujukan, dimana nilai

rujukan menyatakan nilai normal yaitu 0,5 – 1,5 % per 1000 eritrosit. Hasil ini

didapatkan dengan metode pemeriksaan manual dengan bantuan Counter cell.

Dalam melakukan penghitungan retikulosit ada dua metode yang digunakan,

yaitu metode manual yang dilakukan dalam praktikum dan metode otomatis dengan

mneggunakan alat atau instrument khusus. Penggunaan metode otomatis memiliki

prinsi yang sama dengan metode manual, hanya saja semua prosedur yang dilakukan

dilaksanakan oleh mesin atau alat tersebut sehingga petugas sudah menerima hasil

akhir.

Print out dari hasil pemeriksaan retikulosit pasien atas nama I Wayan Ladra

dengan metode automatik atau menggunakan alat memiliki jumlah retikulosit sebesar

2,59 %, dimana alat ini memiliki standar normal retikulosit sebesar 0,5 – 2,5 %. Dari

hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pasien memiliki jumlah retikulosit diatas batas

normal, namun tinggi hasil yang didapat tidak memiliki hasil yang berarti atau tidak

memiliki pengaruh yang sangat besar. Hal tersebut juga belum dapat disimpulkan jika

pasien mengalami anemia, karena diagnose anemia tidak hanya ditentukan oleh

Page 9: laporan 4.docx

jumlah eritrosit dan tentunya ditunjang dengan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan

Hemoglobin.

Jika dibandingkan dengan hasil yang didapatkan dengan pemeriksaan dengan

metode manual dapat dilihat adanya perbedaan. Pada metode manual didapat jumlah

retikulosit sebesar 1,56 %, sedangkan metode otomatis didapat hasil 2,59 %.

Perbedaan hasil yang didapat dapat dipengaruhi oleh kesalahan acak atau kesalahan

dari petugas pemeriksa, mengingat pemeriksaan manual memiliki nilai subjektifitas

yang sangat tinggi. Hal yang dapat mempengaruhi pembacaan metode manual

seperti:

1. Retikulosit dan eritrosit yang sudah dihitung bisa terhitung kembali

2. Pembacaan dilakukan pada daerah padat

3. Cat yang tidak disaring menyebabkan pengendapan cat pada sel-sel

eritrosit sehingga terlihat seperti retikulosit.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, hasil yang diperoleh

antara metode manual dan metode otomatis menunjukkan perbedaan antara kedua

metode ini sangat kecil, dengan perkiraan kesalahan sistematik 0,4% dan 3, 9%

kesalahan acak. Dengan demikian, telah dikonfirmasi bahwa kedua metode ini ketika

dilakukan dengan baik dapat menentukan jumlah retikulosit dalam pemeriksaan

klinis dapat dikatakan bisa digunakan dengan abik asalkan teknik yang dilakukan

benar dan sesuai prosedur. (Simionatto.2010)

XI. KESIMPULAN

Retikulosit adalah eritrosi muda yang mengandung sisa RNA. Penentuan

jumlah retikulosit ini sebagai penanda yang baik pada proses eritropoesis di sumsum

tulang. Pemeriksaan retikulosit dapat menggunakan dua preparat yaitu preparat kering

dan preparat basah. Metode pemeriksaan dapat dilakukan dengan metode manual

dengan bantuan counter cell dan dengan metode otomatis menggunakan instrument

atau alat. Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan dengan metode manual dan

menggunakan preparat kering. Hasil yang didapat yaitu 15 retikulosit per 961 eritrosit

adalah 1,56%. Sesuai dengan nilai rujukan, dapat dikantakan pasien dalam kondisi

Page 10: laporan 4.docx

normal. Namun hal ini tidak dapat digunakan sebagai acuan baku, maka perlu

dilakukan tes pendukung lainnya.

Page 11: laporan 4.docx

Daftar Pustaka

Furuya, Tetsuya, dkk.2014. Reticulocytes from cryopreserved erythroblasts support Plasmodium

vivax infection in vitro.[online].tersedia :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3943572/ (diakses : 1 November

2015, 16.08 Wita )

Juan José Pérez-Ruixo.2008. Pharmacodynamic Analysis of Recombinant Human

Erythropoietin Effect on Reticulocyte Production Rate and Age Distribution in

Healthy Subjects.[online].tersedia :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3145321/ (diakses : 1 November

2015, 16.18 Wita )

Liu,Jing.,dkk.2013. Quantitative analysis of murine terminal erythroid differentiation in vivo:

novel method to study normal and disordered erythropoiesis.[online].tersedia : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3578961/ (diakses : 1 November

2015, 16.48 Wita )

M.D, Ahhyun Kim.2012. Correction of Pseudoreticulocytosis in Leukocytosis Samples Using

the Sysmex XE-2100 Analyzer Depends on the Type and Number of White Blood

Cells.[online].tersedia : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3486932/

(diakses : 1 November 2015, 17.20 Wita )

Priya, Poorana.2014. Role of Absolute Reticulocyte Count in Evaluation of Pancytopenia-A

Hospital Based Study.[online].tersedia :

www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4190718/ (diakses : 1 November 2015,

17.48 Wita )

Simionatto M.2010. Manual and automated reticulocyte counts.[online].tersedia :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21114903 (diakses : 1 November 2015, 18.08

Wita )