bab 3 thesis baru
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini berisi paparan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penulisan.
A. Tipe Penelitian
Desain penelitian dalam penulisan ini menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif yang bersifat studi kasus. Dilakukan untuk melakukan penelitian dengan tujuan
untuk menggambarkan secara kualitatif keadaan yang terjadi secara obyektif (sebenarnya)
yang membandingkan dengan teori ataupun peraturan yang berlaku.
Kemudian data ditelaah lebih mendalam dengan menggunakan kemampuan
berfikir secara rasional dan analitik. Cirri penelitian yang bersifat analitik adalah
mengarahkan penelitian untuk menjelaskan suatu keadaan/situasi. Penelitian analitik ini
pada umumnya berusaha menjawab pertanyaan mengapa (why) sehingga sering juga disebut
sebagai penelitian penjelasan (explanatory study). Maksudnya adalah untuk menelaah secara
mendalam, rasional dan analitik tentang strategi Spin Off yang dilakukan BNI Syariah, untuk
mencapai peningkatan kinerja dan pangsa pasar dengan menggunakan analisis eksternal dan
internal.
B. Data Penelitian
Data yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini terdiri dari 2 jenis data, yaitu :
1. Data Primer.
Merupakan data-data yang diperoleh langsung dari sumbernya melalui metode observasi
(pengamatan langsung) dan wawancara informal dengan pihak-pihak terkait seperti Tim
29
Spin Off. Data primer ini meliputi sejarah perusahaan, visi dan misi, strategi perusahaan,
laporan keuangan dan keterangan mengenai proses spin off.
2. Data Sekunder.
Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka yang bertujuan untuk mendapatkan teori-
teori dan pernyataan yang terkait dengan penulisan.
Data-data yang termasuk dalam data sekunder adalah :
a. Teori-teori yang terkait dengan manajemen strategi dan perbankan.
b. Publikasi umum yang berasal dari Laporan Bank Indonesia, Peraturan Pemerintah,
dan informasi yang diperoleh dari majalah, koran, jurnal dan internet.
C. Metode Analisis
1. Profil Perusahaan
2. Analisis Internal
a. Visi dan Misi Perusahaan
b. Nilai-Nilai Perusahaan
c. Analisis Value Chain
Analisis Value Chain dapat membantu perusahaan untuk menentukan keunggulan
kompetitif yang akan dicapai dan bagaimana cara untuk mencapainya. Analisis ini
menerangkan segala aktifitas yang ada dalam suatu bisnis dan menghubungkannya
dengan analisis keunggulan kompetitif dari bisnis tersebut.
Porter menyarankan agar segala aktifitas bisnis dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Aktivitas Primer – yaitu kegiatan yang langsung berhubungan dengan proses
pembuatan, distribusi produk dan layanan purna jual.
30
2. Aktifitas Pendukung – yaitu menyediakan dukungan yang diperlukan bagi
berlangsungnya aktifitas-aktifitas primer.
Analisis Value Chain menunjukkan bagaimana sebuah produk bergerak dari tahap
bahan baku ke pelanggan akhir dan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :
1. Memilah pasar/organisasi menjadi aktifitas-aktifitas kunci dengan mencantumkan
judul-judul utama dalam model.
2. Menilai potensi untuk menambah nilai melalui keunggulan biaya atau diferensiasi,
atau mengidentifikasi aktifitas yang berlangsung saat ini dimana sebuah bisnis
sedang berada dalam persaingan yang tidak menguntungkan.
3. Membedakan strategi-strategi yang dibangun di sekeliling akfitifas-aktifitas yang
terpusat, dimana keunggulan kompetitif dapat dipertahankan.
d. Strategi BNI Syariah
e. Strategi Spin Off BNI Syariah
f. Analisis Bidang Fungsional
Menurut Hax dan Majluf (1996) kapabilitas merupakan resources that are converted
into capabilities when the firm develops the necessary organizational routines to use
then effectively. Artinya kapabilitas ataupun kemampuan tersebut merupakan sumber
daya yang dimiliki perusahaan yang digunakan secara efektif dan rutin dalam rangka
pengembangan usaha perusahaan. Dengan menggunakannya secara efektif, maka
perusahaan dapat menciptakan atau mengembangkan strategi Fungsi-fungsi dalam
perusahaan yang digunakan menjadi suatu kapabilitas bagi perusahaan adalah
sebagai berikut:
31
a. Financial
b. Personnel
c. Technology
d. Manufacturing
e. Procurement
f. Marketing and distributiondan kompetensi yang unik atau paling tidak kapabilitas
yang kompetitif atau bersaing dengan para kompetitornya.
3. Analisis Eksternal
Analisis ini mencakup :
a. Analisis terhadap karakteristik industri perbankan syariah di Indonesia.
Karakteristik industri perlu diperhatikan dalam menganalisis strategi perusahaan,
karena karakteristik industry mempengaruhi kegiatan bisnis perusahaan, tingkat
persaingan, dan lain sebagainya. Thomson dan Strickland (2008:53) mensyaratkan
bahwa untuk mengetahui karakteristik pesaing perlu memperhatikan beberapa hal,
yaitu :
1. Market size and growth rate
2. Scope of competitive rivalry
3. Number of rivals
4. Buyer needs and industry requirements
5. Production capacity
6. Pace of technology change
7. Vertical integration
32
8. Product innovation
9. Degree of product differentiation
10. Economics of scale
11. Learning and experience curve effects
b. Analisis Five Forces, yaitu analisis terhadap 5 kekuatan yang mempengaruhi
intensitas persaingan industri perbankan syariah di Indonesia.
Pendekatan ini mengidentifikasikan lingkungan industri dari perusahaan tersebut
berada, dan kemudian menganalisa profitabilitas industri tersebut berdasarkan “five
forces” yang diperkenalkan oleh Michael E. Porter.
Adapun kelima forces tersebut adalah:
1. Persaingan antar perusahaan-perusahaan dalam industri (Rivalry among existing
firms) yang ditentukan pula oleh beberapa faktor, yaitu: jumlah pesaing, tingkat
pertumbuhan industri, besarnya biaya tetap, diferensiasi atau biaya peralihan,
kapasitas perusahaan, pesaing yang beragam, taruhan strategis dan tingginya exit
barriers.
2. Ancaman terhadap adanya pendatang baru (Threath of New Product). Ancaman
masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk
yang ada serta bagaimana reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat
diperkirakan oleh si pendatang baru. Ada enam sumber rintangan masuk, yaitu
skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok
(switching cost), saluran distribusi, dan kebijakan pemerintah.
33
3. Ancaman terhadap produk pengganti (Threat of Substitute Products). Produk
pengganti yang perlu mendapatkan perhatian besar adalah produk-produk yang:
memiliki kecenderungan untuk memiliki harga atau prestasi yang lebih baik
ketimbang produk industri, atau dihasilkan oleh industri yang berlaba tinggi.
Dalam hal yang terakhir, produk pengganti seringkali dengan cepat ikut berperan
jika terjadi perkembangan tertentu yang meningkatkan persaingan dalam
industrinya sendiri dan menyebabkan penurunan harga atau peningkatan prestasi.
4. Daya tawar menawar pembeli (Bargaining power of Buyers). Ada dua faktor yang
menentukan kekuatan tawar-menawar pembeli, yaitu sensitivitas harga dan
kekuatan relatif tawar-menawar. Sensitivitas harga menetapkan dimana pembeli
ingin menawar suatu harga, sedangkan kekuatan tawar-menawar relatif
menetapkan bagaimana pembeli sukses untuk menurunkan harga.
5. Daya tawar menawar pemasok (Bargaining Power of Suppliers). Pemasok dapat
menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri dengan
mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang
dibeli. Pemasok kuat ketika hanya terdapat sedikitnya jumlah perusahaan yang ada
dan hanya sedikit substitusi yang tersedia bagi pembeli.
c. Analisis terhadap kondisi persaingan dan industri perbankan syariah yang menjadi
kekuatan penentu (driving forces) dalam industri.
d. Analisis terhadap faktor-faktor yang menjadi penentu keberhasilan (Key success
factor) perusahaan dalam industri kartu kredit. Key Success Factors adalah segala
34
sesuatu yang berhubungan dengan atribut produk, kompetensi, kemampuan dan
pencapaian pasar yang memberikan pengaruh paling besar dalam kesuksesan pada
persaingan di masa depan. KSFs sangat berpengaruh besar dalam kesuksesan
persaingan pada masa depan, dimana setiap perusahaan dalam industri harus
menaruh perhatian yang besar padanya dan segala resiko yang mungkin terjadi.
Untuk dapat menentukan Key Success Factor dari suatu industri, terdapat 3 hal yang
mesti terpenuhi:
1. Atas dasar apa pembeli dari barang-barang industri memilih diantara merek-
merek yang bersaing? Apakah atribut produk sesuatu yang penting?
2. Berdasarkan struktur persaingan yang ada di pasar, sumberdaya dan daya saing
seperti apakah yang diperlukan agar sukses dalam persaingan?
3. Keterbatasan-keterbatasan apa saja yang dimiliki perusahaan yang dapat
merugikan perusahaan dalam persaingan?
Berbagai macam KSF dalam industri dapat dilihat pada Tabel 2 dihalaman berikut.
35
Tabel 3.1. Berbagai macam Key Success Factors dalam Industri Perbankan
36
Sumber: http://highered.mcgrawhill.com/sites/dl/free/
e. Analisis terhadap posisi daya saing perusahaan terhadap pesaingnya di dalam industri
perbankan syariah (Strategic Group Map).
Menurut Porter (1980:129) strategic groups are the group of firms in an industry
following the same or similar strategy along the strategic dimensions. The map is a
very useful way to graphically display competition in an industry and to see how
industry changes or how tends might affect it. Sedangkan menurut Hax dan Majluf
(1996:97) strategic groups is groups correspond to aggregation of firms that include
in a unique set those competitors that follow a common or similar strategy along
well-defined dimensions. Strategic mapping is useful tool that can be guide the
separation of strategic groups in an industry.
37
D. Kerangka Analisis
Apabila digambarkan dalam kerangka analisis, penelitian dapat dilihat pada Gambar
berikut ini:
Gambar 3.1. Kerangka Analisis Penelitian
38
VISI DAN MISI
BNI SYARIAH
STRATEGI SPIN OFF
Analisis Eksternal
Karakteristik Industri
Five Forces
Driving Forces
Strategic Group
Key Success Factors
Analisis Internal
Analisis Visi Misi
Analisis Spin Off
Analisis Value Chain
Usulan Strategi Pasca Spin Off