bab 2.docx
TRANSCRIPT
![Page 1: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
STUDI LITERATUR
2.1 Konsep Hipertensi
2.1.1 Definisi
Hipertensi di definisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg dapatndiklasifikasikan sesuai derajat keperahannya, mempunyai rentang dari
tekanan darah normal sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai
primer dan sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali,
sering kali dapat diperbaiki (Robert E, 2010)
Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah kondisi ketika seseorang
mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau secara mendadak
(Agoes,2011).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari sistole dan diastole
(Aziz,2009 : 23), adapun pernyataan lain dari (Sylvia Anderson,2008) berpendapat
hipertensi adalah peningkatkan tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan
diastolic sedikitnya 90mmHg. Maka disimpulkan hipertensi adalah tekanan yang
sistoliknya lebih dari 140 mmHg dan diastoliknya lebih dari 90 mmHg.
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95
mmHg untuk usia diatas 50 tahun. Dan harus dilakukan pengukuran tekanan darah
minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (Imam,2009).
10
![Page 2: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/2.jpg)
2.1.2 Penyebab Hipertensi
Faktor-faktor yang sering menyebabkan hipertensi antara lain : faktor genetic,
ciri perseorangan, gaya hidup, stress dan pengaruh lain (Guyton,2007).
1. Faktor Genetik (keturunan)
Statistik Amerika menunjukan bahwa seorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orangtuanya
adalah hipertensi (Gunawan,2007). Faktor genetic mempunyai kontribusi
terhadap variasi tekanan darah berkisar antara 30-50 persen, keadaan ini
dihubung dengan berbagai macam gen misalnya yang berhubungan dengan
system rennin angiotension dan ACE (Angiotension converting enzim)
(Kaplan 2009).
2. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,
jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkanterjadinya
kenaikan tekanan darah. Tekanan darah laki-laki lebih tinggi dibandingkan
dengan perempuan. Statistic di Amerika menunjukkan prevelensi hipertensi
pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan
orang kulit putih (Gunawan , 2007).
3. Gaya hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah
konsumsi garam yang tinggi, kegemukan, stress dan pengaruh lain (Gnawan,
2007).
11
![Page 3: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/3.jpg)
4. Konsumsi garam yang tinggi
Dari statistic Amerika menunjukkan bahwa hipertensi jarang diderita oleh
suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam yang rendah
(Gunawan,2007). Dunia kedokteran juga membuktikan bahwa pembatasan
konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah, pengeluaran garam
(natrium) oleh obat diuretic (pelancar kencing) akan menurunkan tekanan
darah lebih lanjut (Gunawan,2007).
5. Stress
Dalam keadaan strees, umumnya kerja jantung menjadi lebih cepat
sehingga sirkulasi darah juga lebih cepat. Dalam kondisi demikian, darah akan
meningkatkan kapasitasnya untuk sirkulasi oksigen dan zat makanan, di sisi
lain menurunkan kapasitas dan fungsi darah yang berhubungan dengan
relaksasi (Setiadi,2008).
6. Kegemukan (Obesitas)
Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese)
yang disebabkan penempukan adipose: jaringan lemak khusus yang disimpan
tubuh secara berlebihan (Goodman E, 2007).
Menurut (Nanda,2012) penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia
adalah terjadinya perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah
12
![Page 4: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/4.jpg)
5. Meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer.
2.1.3 Tanda dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala hipertensi menurut (Nanda, 2012) dibedakan menjadi
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh
pemeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang biasanya terdapat pada pasien hipertensi
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi : nyeri kepala, dan kelelahan. Dalam kenyataanya, ini merupakan
gejala terlazim yang ditemukan pada banyak pasien.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi menurut Nanda 2012 yaitu :
1. Mengeluh sakit kepala
2. Lemas, kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epistaksis
8. Kesadaran menurun
13
![Page 5: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/5.jpg)
2.1.4 Patofisiologi Hipertensi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan
steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan
air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor
ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).
14
![Page 6: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/6.jpg)
2.1.5 Penggolongan Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri, tetapi lebih
sering dijumpai terkait dengan penyakit lain, misalnya obesitas, dan diabetes melitus.
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,
yaitu (Gunawan, 2007 ). :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya Sebanyak 90-95 persen kasus
hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para
pakar menunjuk stress sebagai tuduhan utama, setelah itu banyak faktor lain
yang mempengaruhi, dan para pakar juga menemukan hubungan antara
riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk menderita
penyakit ini. Onset hipertensi essensial biasanya muncul pada usia antara 25-
55 tahun, sedangkan usia di bawah 20 tahun jarang ditemukan. Patogenesis
hipertensi essensial adalah multifaktorial. Faktor-faktor yang terlibat dala
pathogenesis hipertensi essensial antara lain faktor genetik, hiperaktivitas
sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek natriuresis, natrium dan
kalsium intraseluler, serta konsumsi alkohol secara berlebihan.
2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Gunawan,2007 ). Pada
5-10 persen kasus sisanya , penyebab spesifiknya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh
darah atau berhubungan dengan kehamilan. Garam dapur akan memperburuk
hipertensi, tapi bukan faktor penyebab. Hipertensi sekunder memiliki
15
![Page 7: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/7.jpg)
patogenesis yang spesifik. Hipertensi sekunder dapat terjadi pada individu
dengan usia sangat muda tanpa disertai riwayat hipertensi dalam keluarga.
Penyebab hipertensi sekunder antara lain penggunaan estrogen, penyakit
ginjal, hipertensi vaskuler ginjal, hiperaldosteronisme primer dan sindroma
cushing, feokromsitoma, koarktasio aorta, kehamilan, serta penggunaan obat
obatan.
2.1.6 Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan klasifikasi dari JNC-VI maka hipertensi dapat dibedakan menjadi
1. Hipertensi Sistolik (Isolated systolic hypertension), terdapat pada 6-12%
penderita diatas usia 60 tahun, terutama pada wanita. Insidensi meningkat
dengan bertambahnya umur.
2. Hipertensi Diastolik, terdapat antara 12-14% penderita diatas 60 tahun
terutama pada pria. Insidensi menurun dengan bertambahnya umur.
3. Hipertensi Sistolik-Diastolik, terdapat pada 6-8% penderia usia > 60 tahun
lebih banyak pada wanita. Meningkat dengan bertambah umur.
Tabel 2.1 Derajat Hipertensi pada Orang Dewasa :
Kelas Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah
Diastolik
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 < 85
Prahipertensi 130-139 85-89
Hipertensi
16
![Page 8: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/8.jpg)
Tahap 1 140-159 90-99
Tahap 2 160-179 100-109
Tahap 3 >180 >110
Diadaptasi dari A.V. Chobanian, G,L Bakris, H.R Black, et al., 2009. Laporan
dari Komite Nasional Bersama tentang pencegahan,pendeteksian, evaluasi, dan
perawatan tekanan darah tinggi yang ketujuh. Laporan JNC 7. “ journal
Asosiasi Kesehatan Amerika 289 : 2560-2572.
Tabel 2.2 Derajat Hipertensi Menurut Nanda, 2012 :
No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
1 Optimal <120 <80
2 Normal 120-129 80-84
3 High Normal 130-139 85-89
4 Hipertensi
Grade 1 (Ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (Sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (Berat) 180-209 109-119
Grade 4 (Sangat Berat) >210 >120
2.1.7 Patogenesis Hipertensi
17
![Page 9: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/9.jpg)
Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam
millimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah
sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolic (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi
jantung dan TDD diperoleh setelah konraksi sewaktu bilik jantung disis. Banyak
faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam
terbentuknya hipertensi. Faktor-faktor tersebut adalah melalui terbentuknya
angiotensin i-converting enzim (ACE). ACE memegang peranan fisiologis penting
dalam mengatur tekanan darah. Darah Mengandung angiotensinogen yang diproduksi
oleh hati. Selanjutnya oleh hormone renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah
menjadi angiotensisn II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi yang pertama adalah dengan
menaikkan sekresi hormone antidiuretic (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di
hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolaritas
dan volume urin yang dieksresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi
pekat dan tinggi osmolaritasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan
ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.
Akibatnya volume darah akan meningkat, yang pada akhirnya akan menigkatkan
tekanan darah.
2.1.8 Menifestasi Klinis
Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.
Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata
(seperti perdarahan, eksudat atau kumpulan cairan, penyempitan pembuluh darah,
edema pupil atau edema optikus), otak atau jantung. Gejala lain yang sering
18
![Page 10: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/10.jpg)
ditemukan adalaah sakit kepala, epiktasis, marah, telinga berdengung, rasa berat
ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing. Penyakit arteri coroner
dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel
kiri terjadi sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa
berkontraksi melawan tekanan sistemetik yang meningkat. Apabila jantung tidak
mampu lagi menahan peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri.
Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan
urinasi pada malam hari.dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah atau BUN
dan juga keratin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau
serangan iskemik transien yang menifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi
(hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada penderita stroke, dan pada
penderita hipertensi disertai serangan iskemia, insiden infark otak mencapai 80%
(Gunawan,2007).
2.1.9 Komplikasi Hipertensi
Berikut komplikasi yang terajadi akibat hipertensi, yaitu :
1. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi diotak, atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan
tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri
yang memperdarahi otak mengalami hiperteropi dan menebal, sehingga
aliran darah ke organ-organ berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami
arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan
terbentuknya aneurisma (corwin, 2007).
19
![Page 11: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/11.jpg)
2. Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arterosklerosis
tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila
terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh
darah tersebut. Maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat
terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.
Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-
perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi
distrimia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan
(Corwin, 2007).
3. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progeresif akibat tekanan
tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya
glomerulus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron
akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.
Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar melalui urin
sehingga tekanan osmotic koloid plasma berukurang, menyebabkan edema
yang sering dijumpai pada hipertesi kronik (Corwin, 2007).
4. Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang
kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul
diparu, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-
paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan
kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Corwin,2007)
5. Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi
yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan
20
![Page 12: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/12.jpg)
peningkatan tekanan kapiler kdan mendorong cairan kedalam ruang
intertisum diseluruh susunan saraf pusat (Corwin,2007).
2.1.10 Pengendalian Hipertensi
Menurut (Muhammadun,2010), beberapa hal yang perlu diperlukan dalam
upaya pengendalian hipertensi adalah :
1. Pengendalian hipertensi dengan olahraga teratur
2. Pengendalian hipertensi dengan istirahat yang cukup
3. Pengendalian hipertensi dengan cara medis
4. Pengendalian hipertensi dengan cara tradisional
5. Pengendalian hipertensi dengan cara mengurangi konsumsi garam satu the
sendok pribadi
2.1.11 Pengobatan Hipertensi
1. Pengobatan non farmakologi meliputi program penurunan berat badan
bagi klien obesitas dengan membatasi konsumsi lemak, mengurangi
konsumsi garam, olahraga teratur, makan banyak buah dan sayuran segar,
tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, berusaha
membina hidup yang positif dan mengendalikan stress dengan melakukan
terapi senam yoga (Palupi Widyastuti 2009).
1. Penurunan berat badan
2. Diet rendah garam
3. Olahraga teratur seperti Senam Yoga
4. Kendalikan stress dengan terapi senam yoga dan senam aerobic
21
![Page 13: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/13.jpg)
2. Pengobatan obat antihipertensi atau farmakologi. Tujuan pengobatan
hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja, tetapi juga
mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi. Sasaran
penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 mmHg dengan efek
samping minimal. Sedangkan pengobatan hipertensi umumnya dilakukan
semua umur penderita.
1. Diuretika
Diuretika merupakan obat yang memperbanyak urine, mempertinggi
pengeluaran garam (Nacl). Dengan turunnya kadar Na, maka tekanan
darah akan turun, dan efek hipotensifnya kurang kuat. Obatyang
serinng digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga
dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretika yang hemat
kalium. Obat yang banyak beredar adalah Spironolactone, HCT,
chlortalidone dan Indopanidae (Lany Gunawan,2009).
2. Alfa-blocker
Alfa-blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa yang
menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan darah.
Karena efek hipotensinya ringan, sedangkan efek sampingnya agak
kuat, misalnya hipotensi ortostatikdan tachycardia, maka jarang
digunakan. Obat yag termasuk dalam jenis Alfa-blocker adalah
Prazosin dan terazosin (Leny Gunawan, 2009).
Mekanisme kerja obat Beta-blocker belum diketahui dengan pasti.
Diduga kerjanya berdasarkan beta blockade pada jantung sehingga
22
![Page 14: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/14.jpg)
mengurangi daya dan frekuensi jantung. Dengan demikian, tekanan
darah akan menurun dan daya hipotensinya baik. Obat yang terkenal
dari jenis Beta-blocker adalah propranolol, Atenolol, Pindolol dan
sebagainya (Lany Gunawan, 2007).
3. Obat yang bekerja sentral
Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan noradrenalin
sehingga menurunkan aktivitas saraf adrenergic perifer dan turunnya
tekanan darah. Penggunaan obat ini perluu memperhatikan efek
hipotensinya ortostatik. Obat termasuk dalam jenis ini adalah
clonidine, Guanfacine, dan Metildopa (Lany Gunawan, 2009)
4. Vasodilator
5. Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding arteriole
sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah
menurun. Obat yang termasuk dalam jenis vasodilator adalah
Hidralazine dan Ecarazine (Lany Gunawan,2009)
6. Antagonis Kalsium
Mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat ion kalsium
ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek vasodilatasi dan
turunnya tekanan darah. Obat jenis Antagonis Kalsium yang terkenal
adalah Nifedipine dan Verapamil (Lany Gunawan, 2009)
7. Penghambat ACE
Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara
menghambat Angiotensi converting enzyme yang berdaya
23
![Page 15: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/15.jpg)
vaokontriksi kuat. Obat jenis penghambat ACE yang popular adalah
Captopril (captropil) dan Enalapril (Lani Gunawan, 2009)
2.1.12 Penatalaksanaan Hipertensi
1. Penatalaksanaan Non Farmaklogi
1. Perubahan gaya hidup dengan tujuan :
1. Menurunkan tekanan darah dengan cara :
1) Menurunkan berat badan
2) Mengurangi minuman keras/alcohol
3) Meningkatkan gerakan seperti melakukan senam
4) Megurangi natrium dalam makanan.
2. Mengurangi kebutuhan akan obat antihipertensi.
3. Calcium channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)
4. Angiostensin converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
5. Angiostensin II receptor Blocker atau antagonist/blocker (ARB)
(Yugiontoro M,dalam IPD 2006).
24
![Page 16: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/16.jpg)
2.2 Konsep Senam Yoga
2.2.1 Definisi Yoga
Yoga merupakan system kesehatan menyeluruh yang terbentuk dari
kebudayaaan india kuno sejak 3000 SM, Yoga berasal dari bahasa Sansekerta. Kata
yoga berasal dari kata “yuj”.
Yang artinya penyatuan. Penyatuan antara tubuh, pikiran dan jiwa, penyatuan antara
tubuh, nafas dan pikiran (the Art of living) (IKAPI,2006) (Yudha Wirawanda,2014).
Secra garis besar yoga berarti usaha mengharmonisasikan elemen spiritual dan
fisikal seseorang manusia untuk mencapai kondisi ideal sehingga memudahkan
terjadinya komunikasi dengan Sang Maha Pencipta (Dwi Atmaja, 2012)
Yoga adalah aktifitas yang secara nyata mampu menggabungkan unsur psikologis-
fisiologis, sementara aktifitas lainnya mayoritas lebih memiliki efek pada unsur fisik
luar semata, sehingga yoga dapat dipandang sebagai salah satu filsafat hidup yang
dilatar belakangi ilmu pengetahuan yang universal yakni pengetahuan tentang seni
pernafasan, anatomi tubuh manusia, pengetahuan tentang cara mengatur pernafasan
disertai senam dan gerak anggota badan, bagaimana cara melatih konsentrasi,
menyatukan pikiran, dan lain sebagainya (seni, 2013).
Yoga secara teratur dapat menstimulasi saraf pada tulang punggung
menstabilkan fungsi kerja tubuh, meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas
stress, memperhalus rasa, memperbaiki sikap dan prilaku, meningkatkan rasa percaya
diri, pola piker yang lebih positif dan penghargaan terhadap diri sendiri.
Memperlambat proses penuaan diri,meningkatkan daya ingat, focus terhadap satu
25
![Page 17: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/17.jpg)
masalah dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik), kesimbangan
kondisi fisik dan kejiwaan seseorang dalam dirinya.
2.2.2 Manfaat Yoga
Seperti olahraga pada umumnya, yoga juga memiliki manfaat dalam segi
fisik. Namun berbeda dengan olah raga konvesional, ada manfaat psikis yang bisa
diperoleh dari melakukan yoga. Hal ini dikarenakan, yoga tidak sebatas pada
gerakan-gerakan saja. Ada meditasi dan falsafat hidup yang mesti ditempuh dalam
yoga. Karena itu, yoga tidak hanya menyehatkan dalam segi fisik, namun juga dalam
hal mentalitas. Jika dirinci, berikut ini beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika
menjalani jalan hidup yoga, yakni (Yudha Wirawanda,2014):
1. Meningkatkan kekuatan
Gerakan-gerakan dalam yoga jik dilakukan secara rutin akan
menguatkan tubuh. Bagian tubuh yang menguat adalah persendian, otot, dan
tulang. Penguat ini akan tercapai karena banyak pose dalam yoga yang
menuntut kekuatan jika dilakukan secara rutin. Menahan tubuh pada pose
yang sulit tentu cukup berat bagi pemula. Kerana itu, jika rutin dilakukan dan
diimbangi dengan gaya hidup yoga, maka tubuh akan menjadi menjadi lebih
kuat dari pada sebelumnya (Yudha Wirawanda, 2014).
2. Menigkatkan Kelenturan
Selain menutut kekuatan, beberapa pose yoga bisa melenturkan tubuh.
Kelenturan tubuh bisa meningkat karena beberapa pose cukup sulit
melakukan. Melaukan yoga dengan rutin akan membuuat tubuh menjadi lebih
lentur dan enak untuk digerakkan. Bagian tubuh seperti persendian akan terasa
26
![Page 18: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/18.jpg)
lebih lentur dan mudah digerakkan karena rutin dilatih (Yudha Wirawanda,
2014).
3. Melatih Keseimbangan
Otot tidak hanya berfungsi sebagai kekuatan dalam tubuh. Otot yang
sehat juga akan menciptakan keseimbangan pada badan dan menunjang
kesehatan. Keseimbangan badan sangat dibutuhkan agar tetap sehat. Tubuh
yang tidak seimbang akan lebih rentan terserang berbagai macam penyakit
(Yudha Wirawanda, 2014).
4. Mengurangi Nyeri
Nyeri pada tubuh seringkali disebabkan oleh gaya hidup yang tidak
teratur dan stress. Nyeri punggung, nyeri sendi, dan sakit kepala banyak
disebabkan oleh gaya hidup yang tidak selaras dengan alam. Banyak terpaku
didepan monitor, dan posisi duduk yang salah akan membuat tubuh sering
mengalami nyeri.
Jalan hidup yoga akan mengajak kita untuk meningglakan gaya hidup
yang tidak sehat. Gaya hidup yang tidak sehat ini akan dinetralkan dengan
latihan yoga yang rutin. Latihan yoga ini tidak hanya lewat gerakan, namun
juga gaya hidup. Kita akan memulai untuk duduk dan tidur dalam posisi yang
benar. Selain itu, kita juga akan berlatih untuk mengonsumsi makanan yang
sehat dan meninggalkan kegiatan buruk seperti merokok, minum alkohol, dan
begadaang.
Gerakan yoga juga sangat bermanfaat. Gerakan yang rutin dilakukan
akan memperlancar peredaran darah. Perederan darah yang lancar biasanya
27
![Page 19: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/19.jpg)
menghilangkan nyeri yang muncul pada tubuh. Karena itu usahakan untuk
rutin melakukan yoga (Yudha Wirawanda, 2014).
5. Melatih Pernapasan
Napas merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Orang yang
tidak bernapas tentu tidak dikatakan hidup. Karena itu, kita harus mampu
mengontrol napas agar bisa maksimal. Napas yang sehat dan teratur membuat
tubuh lebih sehat. Selain itu, yoga melatih kita untuk menghemat napas.
Napas tidak dihamburkan akibat emosi atau gerakan tubuh yang tidak
bermanfaat. Napas sebaiknya diatur pada saat melakukan aktivitas yang
berguna bagi tubuh dan alam (Yudha Wirawanda, 2014).
6. Melancarkan Fungsi Organ
Yoga yang dilakukan dengan rutin akan melancarkan fungsi organ.
Organ yang dilatih tidak hanya yang Nampak dan terkontrol. Organ daalam
juga akan terbantu dengan yoga. Fungsi organ dalam seperti jantung, paru-
paru, otak,lambung,hati, dan usus akan sangat diuntungkan dengan jalan
hidup yoga. Gerakan-gerakan yang dilakukan dengan rutin akan menimbulkan
energi positif yang menyehatkan organ dalam. Selain lewat gerakan, organ
dalam juga akan menjadi lebih baik jika menjalani gaya hidup yoga. Gaya
hidup yoga adalah dengan makan makanan yang sehat. Sehat ini tidak hanya
dimaknai dalam sudut pandang gizi, namun juga cara memperolehnya.
Makanan yang diperoleh lewat korupsi dan mencuri tidak akan sehat
walaupun secara mutu baik (Yudha Wirawanda, 2014).
28
![Page 20: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/20.jpg)
7. Ketenangan Batin
Yoga lewat meditasi dan relaksasi akan mengajak kita untuk selalu
tenang dan focus. Relaksasi secara khusus akan mengajak kita untuk tidak
terbebani dengan masalah duniawi. Meditasi yang dilakukan secaara rutin
menjadi kunci untuk meraih ketenangan dan kebahagiaanya. Meditasi akan
membantu kita untuk mengakali alam bawah sadar sehingga bisa
dioptimalkan secara positif bagi tubuh (Yudha Wirawanda, 2014).
8. Mengurangi Depresi dan Stres
Relaksasi akan mengajak kita untuk melupakan keresahan duniawi.
Keresahan duniawi hanyalah maslah yang akan selesai jika dilakukan dengan
fokus dan positif. Relaksasi mengajak kita untuk tidak terus menerus berpikir
mengenai masalah duniawi. Selalu kepikiran terhadap masalah yang belum
tentu terjadi merupakan hambatan hterbesar seseorang untuk mencapai
kebahagiaan. Hal ini dikarenakan kondisi alam pikiran modern yang selalu
mengajak kita untuk khawatir. Senam yoga ini akan memberikan solusi untuk
melawan semua depresi an stress yang mengakibatkan peningkatan darah
(Yudha Wirawanda, 2014).
9. Menyiagakan Tubuh
Gerakan yoga, mmeditasi, dan relaksasi akan membuat tubuh dan
pikiran kita lebih siaga. Gerakan reflex akan lebih baik lewat tubuh yang
sehat, fit, lentur, dan kuat. Banyak mengoptimalkan alam bawah sadar lewat
meditasi membuat kita mampu memperoleh ide dan kreasi yang tidak
terbayangkan alam sadar. Bukankah sering kita terbangun ditengah malam
29
![Page 21: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/21.jpg)
mendapatkan ide yang sangat brilian untuk menyelesaikan masalh? Ide itu
bukanlah wahyu dari langit, namun puncak pemikiran alam bawah sadar yang
terus bekerja walau kita tidur. Meditasi akan membuat kita semakin sering
dan secara “sadar” mendapatkan ide-ide muutakhir ini (Yudha Wirawanda,
2014).
10. Meningkatkan Konsentrasi dan Kecerdasan
Melakukan yoga secara rutin, terutama meditasi, akan meningkatkan
focus dan kecerdasan secara umum. Peneliti olahraga di Wayne State
University mengugkapkan bahwa melakukan yoga dengan rutin dapat
meningkatkan kecepatan dan akurasi berpikir, terutama dalam hal memori dan
daya konsentrasi.
Hal ini dikarenakan yoga tidak hanya melulu pada gerakan-gerakan
namun juga gaya hidup yang selaras dengan alam, kendali pernapasan, dan
meditasi. Semua hal ini akan menunjang daya piker yang banyak tertekan oleh
kehidupan modern.
Latihan pernapasan yang rutin ternyata mampu membuat kita lebih
mudah dan tahan untuk berkonsentrasi. Dengan konsentrasi yang tinggi, maka
daya simpan dan tangkap mengenai informasi baru akan lebih efektif.
Meditasi juga memang sudah bertujuan untuk mengoptimalkan focus dn
menjangkau pikiran bawah sadar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa
pikiran bawah sadar memiliki kemampuan yang luar biasa jika dibandingkan
dengan pikiran sadar (Yudha Wirawanda, 2014).
30
![Page 22: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/22.jpg)
Sedangkan Menurut Widagdo (2005). Banyak sekali manfaat yoga yang bisa
didapatkan dari yoga, seperti :
1. Memperbaiki postur tubuh, postur tubuh yang awalnya buruk menjadi
lebih baik lagi. Karena tubuh butuh keseimbangan pada tulang punggung
dan otot-otot punggung sebagai penyangga tubuh kita.
2. Otot menjadi lebih kuat, dimana peran otot yaitu menjaga tubuh dari
penyakit sperti arthritis dan nyeri punggung. Dengan otot yang kuat, kita
juga akan lebih menarik untuk dilihat.
3. Melindungi tulang punggung, agar ruas-ruas tulang belakang menjadi
fleksibel.
4. Mencegah osteoporosis, dengan melakukan pose downward atau uupward
facing dog dapat membantu untuk menguatkan tulang lengan yang rentan
terkena osteoporosis.
5. Memperlancaar peredaran darah, karena rasa rileks yang didapat dari yoga
membantu kelancaran sirkulasi darah dalam tubuh, khususnya di tangan
dan kaki.
6. Melindungi jantung, walaupun yoga tidak termasuk dalam olahraga
aerobic, namun latihan yoga dapat menurunkan tingkat jantung istrahat,
meningkatkan stamina dan memperbaiki asupan oksigen dalam tubuh.
7. Membersihkan limfa, yang merupakan cairan yang kaya akan sel
kekebalan tubuh. Dengan berlatih yoga dapat membantu system limfatik,
31
![Page 23: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/23.jpg)
merusak sel-sel kanker dan membuang racun-racun dan produksi fungsi
seluler.
8. Menurukan tekanan darah, yoga sangat baik bagi penderita hipertensi.
9. Menurunkan gula darah dan kolestrol jahat, khususnya pada penderita
diabetes, yoga dapat menurunkan kortisol dan kadar hormone adrenaline,
menurunkan berat badan, dan memperbaiki sensitivitas pada linsulin.
2.2.3 Unsur-Unsur Yoga
Menurut (Rohimawati, 2008), ada delapan aspek yang penting dalam
pelajaran yoga :
1. Yama
Adalah melatih pengekangan diri dari melakukan kejahatan, seperti
mencuri, berbohong, seks bebas, atau tidak menyakiti mahluk lain
(ahimsa) inilah yang disebut jantungnya disiplin yoga.
2. Nryama
Adalah hal-hal yang dianjurkan yaitu menjaga kebersihan, kesederhanaan,
bahagia menerima dari apa adanya, rajin dan setia.
3. Asana
Melatih tubuh secara menyeluruh berupa pose-pose yang melatih otot,
persendian organ tubuh bagian dalam, dan melatih kelenturan serta
menyelaraskan napas, pikiran dan tubuh.
4. Pranamayana
32
![Page 24: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/24.jpg)
Adalah latihan pernapasan. Pengertian napas ini berarti jiwa (soul), nyawa,
dan roh. Artinya, napas memiliki potensi jasmani dan rohani manusia yang
akan membentuk kepribadian yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal.
5. Pratyahara
Adalah memusatkan dan memberi perhatian kedalam diri.
6. Dhrana
Adalah latihan yang memusatkan perhatian ;pada satu hal dalam
kehidupan yang semakin kompleks.
7. Dhyana
Adalah meditasi untuk menemukan titik ketenangan yang menjadi batas
akhir sebuah pikiran, sebelum mulai berpikir kembali dan menanamkan
benih buah pada pikiran bawah sadar
8. Samadi
Adalah pencerahan diri seseorang yang sudah mampu menggunakan
energy hidup secara optimal.
2.2.4 Mekanisme dan Tujuan Yoga
Yoga, sebagai salah satu bentuk latihan olahraga yang digabungkan dengan
olah batin, adalah tradisi dari pengobatan India Kuno (Ayurvedic). Latihan yoga
membantu meningkatkan stamina dari system pernapasan agar anda dapat bernapas
dengan lebih mudah. Dari penelitiannya, Lewath dan Watkins melaporkan aktivitas
33
![Page 25: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/25.jpg)
yoga untuk membantu meringankan penurunan tekanan darah tinggi, karena latihan
itu dapat mengendalikan pernapasan dan memperkuat otot saluran pernapasan.
Dengan latihan yang teratur dapat mengatasi masalah penurunan tekanan
darah pada pasien hipertensi. Beberapa posisi dan gerakan yoga dapat menghilangkan
stress yang menjadi salah satu pemicu hipertens (Vita Health, 2008).
2.2.5 Jenis dan Gerakan Yoga
Ada beberapa “gerakan yoga” yang dapat meringankan gejala Hipertensi.
Tetapi harus bagi penderita hipertensi yang sudah akut, tentunya harus konsultasi
dengan dokter. Gerakan yoga yang dipaparkan disini untuk lebih meringankan gejala
dan me-antisipasi supaya gejala hipertensi tidak timbul. Karena dengan berlatih yoga,
otot tubuh akan lebih lentur dan hal ini membuat peredaran darah lebih lancar, dan
hasilnya tekanan darah yang lebih normal.
1. Beberapa jenis gerakan yoga untuk Hipertensi adalah sebagai berikut:
1) Gerakan Sukhasana
Gerakan ini merupakan salah satu gerakan dasar. Gerakan ini melatih otot
tubuh dan juga pernafasan. Gerakan ini akan meningkatkan kekuatan tulang
punggung dan pinggul sehingga membantu untuk meredakan tekanan pada
tulang rawan melambatkan metabolisme, memberikan ketenangan hati/emosi
dan menenangkan pikiran.
34
![Page 26: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/26.jpg)
Lakukan gerakan ininpada posisi duduk dan menyilangkan kaki. Letakkan
dan lemaskan kedua tangan anda pada lutut. Focus dan control pernapasan
sehingga anda merasakan rileks dan tenang. Jaga tulang punggung tetap lurus
dan tegak.
Tarik napas dalam dan menghembuskan napas secara perlahan-lahan.
Lakukan gerakan ini selama beberapa kali
Gambar 2.1 gerakan Sukhasan
2) Gerakan Shoulder Stretch
Lakukan gerakan ini pada posisi duduk dengan kedua tangan berada
disamping badan. Tegakkan dan luruskan punggung ,Tangan kanan
menggenggam tangan kiri tahan dalam posisi ini beberapa menit.
melambatkan metabolisme, memberikan ketenangan hati/emosi dan
menenangkan pikiran.
35
![Page 27: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/27.jpg)
Gambar 2.2 Gerakan Shoulder Stretch
3) Gerakan Standing Spread Leg Forward Fold
Berlatih “Standing Spread Leg Forward Fold” akan memperkuat dan
melenturkan bagian dalam dan luar betis kaki dan tulang punggung (spine).
Bagi penderita sakit punggung bawah (lower back problem) harus ber-hati
hati melakukan gerakan ini (atau dihindarkan). Bagi pemula, dapat
menggunakan kursi untuk mendukung forearms sehingga tekanan pada
pinggang bagian bawah tidak terlalu berat.
Gambar 2.3 gerakan Standing Spread Leg Forward Fold
36
![Page 28: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/28.jpg)
4) Gerakan Cat Pose
Lakukan posisi ini dengan membungkukkan badan hingga tangan
menyentuh lantai, posisi kedua kaki dibelakang, kepala menunduk,
hembuskan napas, dan lakukan posisi ini berulang kali. Posisi Cat Pose
(Bidalasana) akan melatih organ di daerah perut (center). Gerakan yoga ini
me-koordinasikan gerakan dan pernafasan
2.4 Gambar Gerakan Cat Pose
5) Gerakan Half spinal twist
Half spinal twist (ardha matsyendrasana) apabila dilakukan dengan
benar, akan memperkuat dan memperpanjang tulang belakang. Geraka yoga
ini juga sangat baik untuk liver, kidneys, dan kelenjar adrenal. Latihlah posisi
37
![Page 29: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/29.jpg)
ini dengan supervisi guru yoga yang cukup berpengalaman karena untuk
mengetahui detil tidak dapat hanya melihat gambar.
2.5 Gambar Gerakan Half spinal twist
6) Gerakan The Wind Relieving Pose”
Gerakakan Utkatasana gerakan ini akan sangat berguna untuk
memperlancar sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh anda. Organ dalam
tubuh seperti jantung dan paru-paru akan terbantu dengan gerakan ini.
Gerakan ini dilakukan dalam posisi duduk. Bungkukkan badan dan kepala
anda sambil menyatukan kedua telapak tangan didepan dada. Tahan selama
beberapa saat kemudian kembali keposisi semula. Lakukan gerakkan ini
selama beberapa kali kemudian bisa diikuti dengan relaksasi.
38
![Page 30: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/30.jpg)
2.6 Gambar Gerakkan utkatasana
Sedangkan menurut (Yudha Wirawanda, 2014) gerakan Yoga untuk
menghilangkan stress :
Stress merupakan salah satu gejala yang sering dialami oleh manusia modern.
Rutinitas sehari-hari dan tekanan kehidupan seringkali membuat seseorang menjadi
stress. Dampak stress yang berlebihan dapat merugikan secara fisik maupun psikis.
Latihan yoga, terutama relaksasi dan meditasi, akan sangat berguna untuk mengatasi
munculnya gejala stress.
Namun, ada gerakan-gerakan yang bisa dilakukan dalam yoga untuk
mengatasi dampak stress. Gerakan ini akan memperlancar metabolism tubuh dan
peredaran darah sehingga pikiran dan tubuh selalu segar. Berikut ini beberapa
gerakkan yoga bisa anda praktikkan untuk mengatasi gejala stress.
1. Salabhasana
Gerakan ini memfokuskan pada kekuatan otot di bagian bawah tubuh
seperti kaki dan paha. Gerakan utama dari salabhasana adalah tidur
dengan posisi terlentang kemudian tarik kedua kaki ke atas kemudian
39
![Page 31: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/31.jpg)
diikuti dengan kepala. Usahakan untuk mengatur napas agar tidak terburu-
buru dan tetap dalam. Lakukan gerakan ini selama beberapa menit setiap
harinyya.
2. Utkatasana
Gerakakan Utkatasana gerakan ini akan sangat berguna untuk
memperlancar sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh anda. Organ dalam
tubuh seperti jantung dan paru-paru akan terbantu dengan gerakan ini.
Gerakan ini dilakukan dalam posisi duduk. Bungkukkan badan dan kepala
anda sambil menyatukan kedua telapak tangan didepan dada. Tahan
selama beberapa saat kemudian kembali keposisi semula. Lakukan
gerakkan ini selama beberapa kali kemudian bisa diikuti dengan relaksasi.
3. Dhanurasana
Gerakan ini dilakukan pada posisi tidur terlungkup. Luruskan kedua
tangan anda ke atas. Tarik kedua kaki dan kedua tangan anda kearah atas.
Tarik juga kepala anda keatas. Tahan posisi ini dalam beberapa saat dan
atur pernapasan anda. Kembalikan posisi tubuh seperti semula dan ulangi
gerakan ini selama beberapa kali.
4. Garudasana
Gerakan ini dilakukan dalam posisi berdiri. Ikatan kaki kiri anda pada kaki
kanan. Kemudian turunkan badan seolah-olah anda sedang duduk dikursi
40
![Page 32: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/32.jpg)
bayangan. Tegakkan punggu anda. Ikatkan tangan kiri pada tangan kanan
kemudian bentuk sudut siku menghadap keatas. Tahan posisi ini selama
beberapa saat dan atur pernapasan. Kembalikan tubuh pada posisi semula
dan ulangi gerakkan ini selama beberapa kali. Gerakan ini akan membantu
memperlancar system pencernaan pada tubuh.
5. Crescent Lunge Pose
Gerakan ini akan berguna untuk mengatur detak jantung dan
memperlancar metabolism tubuh. Anda hanya perlu membuka kedua kaki
ke depan dan belakang kemudian tekuk kaki depan anda. Tegakkan kedua
tangan anda keatas. Tahan posisi ini selama bebrapa saat.
2. Meditasi
Meditasi merupakan salah satu prinsip untuk dijalankan untuk masuk
kedalam alam bawah sadar. Tidak hanya menenangkan pikiran, meditasi juga dapat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Meditasi yang dilakukan secarateratur dapat
menurunkan tekanan darah, meningkatkan system kekebalan tubuh, mengurangi
depresi, memperbaiki kualitas tidur, dan meningkatkan vitalitas tubuh ( Yudha
Wirawanda, 2014).
Meditasi dapat menurunkan kadar hormone stress dalam darah yang disebut
dengan catechilamine. Meditasi juga dapat menurunkan detak jantung lebih rendah
dibandingkan orang yang tidak melakukannya. Kondisi ini bisa membuat seseorang
41
![Page 33: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/33.jpg)
menurunkan resiko terkena penyakit jantung coroner,stroke dan tekanan darah tinggi.
Meditasi bisa dilakukan dengan berbagai macam teknik ini bertujuan sama, yaitu
memfokuskan pikiran dan mengendalikan kerja fisik dan emosional dalam tubuh.
Semua ini dilakukan untuk mencapai tingkat ketenangan dan kesadaran tubuh yang
lebih tinggi. Orang yang melakukan meditasi akan masuk kedalam alam bawah sadar
sehingga. Otak mengeluarkan gelombang khusus yang berhubungan dengan relakasi
dan kreativitas. Meditasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Prinsip utama dalam
meditasi adaalah menenangkan pikiran, focus, dan pernapasan. Posisi yang sering
dilakukan adalah dengan duduk menyilangkan kaki dan menegakkan punggung.
Namun, tentunya meditasi secaara fleksibel bisa dilakukan diberapa pose yang lain.
Bagi orang yang belum pernah melakukan meditasi, maka ada beberapa hal yang
dipersiapkan. Berikut ini beberapa hal yang dipersiapkan sebelum melakukan
meditasi:
1. Pemahaman
Melakukan meditasi harus lewat pemahaman yang baik. Pemahaman ini
meliputi kerja otak dan pikiran bawah sadar.
2. Mengatur Waktu
Melakukan meditasi juga membutuhkan waktu luang. Usahakan untuk
memilih waktu yang nyaman dan tidak terburu-buru. Sempatkan waktu
dalam sehari untuk melakukan meditasi. Kita bisa melakukan meditasi
saat sebelum tidur atau pagi hari sebelum melakukan aktivitas.
42
![Page 34: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/34.jpg)
3. Netralkan Pikiran
Usahakan untuk tidak memikirkan hal lain kecuali rileks dan focus pada
pernapasan anda. Pikiran akan terus menghantui saat kita melakukan
meditasi. Karena itu rajin-rajin untuk mengusir pikiran itu setiap kali dia
muncul.
4. Peregangan
Peregangan ternyata berguna juga dalam meditasi. Otot yang rileks akan
menunjang pikiran yang rileks juga. Meditasi akan lebih nyaman jika otot
tubuh kita rileks.
5. Nyaman
Meditasi semakin menyenangkan jika dilakukan dengan nyamaan.
Lakukan meditasi ditempat yang nyaman, posisi yang nyaman, dan cuaca
yang nyaman. Kita bisa menambah aroma terapi dan alunan music yang
nyaman untuk menunjang meditasi kita.
6. Focus
Usahakan untuk selalu focus. Pada saat meditasi kita bisa memfokuskan
pada satu titik yang kita bayangkan atau focus pada pernapasan kita. Saat
meditasi memang akan sering muncul pikiran-pikiran menggangu. Pikiran
43
![Page 35: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/35.jpg)
ini adalah sesuatu yang membuat cemas. Karena itu selalu enyahkan
pikiran ini setiap kali akan muncul.
7. Perhatikan Napas
Napas merupakan elemen penting bagi manusia. Dalam meditasi mengatur
napas juga penting. Aturlah napas sehingga tidak terburu-buru dan
berubah-ubah. Napas yang panjang dan dalam lebih baik digunakan. Anda
bisa bernapas dengan otot perut.
8. Lakukan Bertahap, Namun Rutin
Meditasi tidak perlu dilakukan dengan lama sekaligus. Kita harus melatih
tubuh dan pikiran kita untuk terbiasa. Jika sudah terbiasa juga kita
melakukan meditasi sesuai kebutuhan dan jangan memaksakan diri
(Yudha Wirawanda, 2014).
Yoga menganjurkan untuk meditasi. Meditasi membuat kita mengenali diri
kita sendiri. Tahap awalnya adalah dengan menghayati aliran darah pada saat
melakukan gerakan yoga. Jika dengan yoga kita dapat mulai mengenali system
peredaran darah tubuh kita, meditasi merupakan cara yang paling efektif untuk
mencegah penyakit yang ditimbulkan oleh stress. Latihan meditasi selama 15-20
menit setiap hari, akan membuat tubuh dan pikiran menjadi tenang dan terisi energy,
keuntungan terbesar melakukan meditasi secara teratur adalah bertambahnya
kekuatan pikiran. Ketenangan selama meditasi diperoleh melalui proses penarikan
44
![Page 36: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/36.jpg)
indra dengan duduk diam tak bergerak dengan tangan dilipat dipangkuan atau
diletakkan diatas paha, kaki terlipat, mata tertutup dengan membayangkan anda
berada dilingkungan yang damai dan tenang ( Sani, Rachman 2012).
3. Relaksasi
Relaksasi sering diterjemahkaan kedalam kegiatan yang menenangkan dan
merilekskan tubuh dan pikiran. Relaksasi pada prinsipnya merupakan suatu
pembebasan. Pembebasan ini melibatkan aspek pikiran dan jasmani. Tubuh dan
pikiran kita benar-benar tidak merasa terbebani oleh masalah duniawi yang melanda.
Tubuh dan pikiran kita benar-benar tidak merasa terbebani oleh masalah duniawi
yang melanda. Tubuh dan pikiran kita benar-benar beristrahat. Kekhawatiran dan
kesedihan yang berhubungan dengan duniawi yang melanda kesedihan yang
berhubungan dengan duniawi tiba-tiba usai dengan memasuki saat relaksasi.
Relaksasi yang maksimal bisa dicapai jika kita telah menjangkau gelombang alfa.
Gelombang alfa merupakan tempat pengendalian pikiran bawah sadar. Kita bisa
mengalami ketenangan dn kedamaian yag maksimal jika telah mencapai gelombang
alfa. Namun, jangan menyangka gelombang alfaa membuat pikirann kita melayang-
layang. Pikiran kita justru sangat terfokus terhadap input sekitar.
Relaksasi bisa dilakukan dengan berbagai teknik dasar. Bahkan
banyak orang yang menyamakan teknik relaksasi dengan meditasi. Namun,
tentu ada perbedaan disiplin dalam kedua hal ini. Berikut ini panduan untuk
merasakan sensasi relaksasi:
45
![Page 37: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/37.jpg)
1. Persiapkan diri dalam posisi yang rileks untuk melakukan relaksasi
2. Tutup kedua mata
3. Kosongkan pikiran
4. Fokus pada napas anda
5. Tarik napas dalam-dalam dan rileks. Lakukan selama beberapa detik.
6. Buang ketegangan dan pikiran yang ada seiring dengan and melepaskan
napas. Lakukan selama beberapa detik sampai anda benar-benar focus.
7. Tarik diri dan kesadaran anda dari lingkungan
8. Masukkan diri dan pikiran anda kedalam keheningan.
9. Rasakan otot-otot disekitar wajah dan kepala anda, kemudian rilekskan
satu persatu
10. Rasakan rileks menjalar mulai dari kepala sampai keujung kai anda.
Rasakan pada setiap otot yang ada dalam tubuh anda
11. Tenangkan jiwa dan pikiran
12. Jangan pikirkan apapun kecuali relaksasi dalam tubuh anda
13. Rasakan tubuh anda yang harmonis, tenang, dan damai dalam kedaaan
rilek
14. Bayangkan kesadaran anda semakin turun dengan membayangkan turun
dari tangga atau lift. Hitung mundur sesuaai dengan tempo napas anda
mulai dari hitungan 10 sampai 1
15. Rasakan kedamaian, keheningan, dan focus tinggi dalam beberapa menit
16. Ambil gambar atau symbol yang menandai perasaan saat itu
46
![Page 38: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/38.jpg)
17. Jika sudah rileks selama beberapa menit, bersiaplah untuk kembali kea
lam sadar
18. Hitung maju secara perlahan sesuai dengan napas mulai dari angka 1-10
19. Mulai sadar dan rasakaan tubuh anda menjadi segar
20. Tarik napas dala-dalam dan mulai gerakkan jari tangan daan jari kaki
21. Renggangkan tubuh anda
22. Kembali dalam kesadaran penuh (Yudha Wirawanda, 2014).
Relaksasi merupakan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan otot dan
mengatasi situasi stress serta dapat menurunkan tekanan darah dan denyut
nadi cepat dan tekanan pada jantung pun berkurang, selama mempraktikan
relaksasi dalam energy vital yang digunakan hanya sedikit, karena itu sisa
energy yang terus menerus diproduksikan oleh sel-sel tubuh akan menumpuk
sebagai cadangan.yang baik untuk relaksasi adalah pose shavasana atau pose
mayat. Dalam pose ini menggunakan visualisasi (membayangkan berada
disuatu tempat yang meyenangkan) untuk membantu mempercepat proses
penyembuhan pose inijika dilakukan secara benar selama beberapa menit saja
akan dapat menenangkan tubuh dan mencegah tekanan yang berlebihan
terhadap otot dan stimulasi berlebihan pada kelenjar, peredaran darah dan
pernafasan (Sani,Rahman 2012).
47
![Page 39: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/39.jpg)
2.3 Respon Terhadap Senam Yoga
Respon pada senam yoga:
1. Respon Fisik yaitu sebagian besar gaya yoga selain melatih pikiran, pastinya
yoga juga melatih kesehatan tubuh. Bagian tubuh seperti otot, persendian, dan
tulang rawan akan terlatih lewat gerakan yoga yang rutin dilakukan. Beberapa
gerakan yoga akan membantu untuk menurunkan berat badan dan membentuk
tubuh yang ideal.
2. Respon psikologis yaitu sters merupakan respon atau reaksi individu yang
muncul karna adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress seperti
ketakutan,cemas,sulit berkonsentrasi, dimana sebagian besar gerakan yoga
mengoptimalkan mengeluarkan energy pada bagian tubuh dan diajak untuk
menenangkan pikiran. Energy panas ini akan mengusir energy negative yang
tersimpan dalam tubuh. Karena itu penyakit fisik akan berkurang jika kita
rajin melakukan gerakan dan gaya hidup yoga. Kebanyakan penyakit fisik
disebabkan oleh psikis. Karena itu, kesehatan dan ketenangan psikis menjadi
modal utama untuk meraih kesehatan fisik. Gerakan yoga harus dibarengi
dengan pikiran yang focus dan damai untuk mengoptimalkan pencapainnya.
3. Respon teknik relaksasi yaitu sebagian besar gaya yoga menekankan pada
dalam panjangnya nafas, yang akan berlawanan dengan peningkatan respon
dari stress. Mengurangi stress dan lebih tenang dengan menguunakan teknik
meditasi khusus untuk membuat pikiran yang sering stress menjadi lebih
tenang. Gaya yoga lainnya juga tergantung pada teknik bernafas ,yang
48
![Page 40: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/40.jpg)
mendalam untuk memfokuskan pikiran,yang membuat pikiran lebih tenang.
Sehingga senam yoga salah satu bermanfaat sebagai penurunan tekanan darah
(Yudha Wirawanda, 2014)
49
![Page 41: BAB 2.docx](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022081420/5695d38a1a28ab9b029e4efa/html5/thumbnails/41.jpg)
2.3 Kerangka Pikiran
Keterangan :
: Diteliti
: tidak diteliti
Gambar 2.4 Studi Kasus Tentang Pemberian Senam Yoga Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Pasien Yang Menderita Hipertensi Di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik.
50
Hipertensi Faktor penyebab hipertensi :
1. Faktor genetic2. Jenis kelamin3. Umur 4. Pola makan5. Obesitas6. Aktivitas fisik kurang7. Merokok & alcohol8. Stress
Pemberian senam yoga Menstimulasi pengeluaran
hormone endorfine
Kadar b-endorphine
Ditangkap reseptor didalam hipotalamus dan system limbik
Mengatur emosi
Stress
Curah jantung dan tekanan darah perifer
Tekanan darah
Hipertensi tahap
Hipertensi tahap 2
prahipertensi Normal
Hormone penenang
Melahirkan rasa nyaman