bab 2.docx

64
BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Konsep Hipertensi 2.1.1 Definisi Hipertensi di definisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dapatndiklasifikasikan sesuai derajat keperahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah normal sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer dan sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki (Robert E, 2010) Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah kondisi ketika seseorang mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau secara mendadak (Agoes,2011). Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari sistole dan diastole (Aziz,2009 : 23), adapun pernyataan lain dari (Sylvia Anderson,2008) berpendapat hipertensi adalah peningkatkan tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg 10

Upload: indra-coid

Post on 01-Feb-2016

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2.docx

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Definisi

Hipertensi di definisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 140/90

mmHg dapatndiklasifikasikan sesuai derajat keperahannya, mempunyai rentang dari

tekanan darah normal sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai

primer dan sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali,

sering kali dapat diperbaiki (Robert E, 2010)

Hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah kondisi ketika seseorang

mengalami kenaikan tekanan darah baik secara lambat atau secara mendadak

(Agoes,2011).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dari sistole dan diastole

(Aziz,2009 : 23), adapun pernyataan lain dari (Sylvia Anderson,2008) berpendapat

hipertensi adalah peningkatkan tekanan sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan

diastolic sedikitnya 90mmHg. Maka disimpulkan hipertensi adalah tekanan yang

sistoliknya lebih dari 140 mmHg dan diastoliknya lebih dari 90 mmHg.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana dijumpai tekanan darah lebih dari

140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95

mmHg untuk usia diatas 50 tahun. Dan harus dilakukan pengukuran tekanan darah

minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (Imam,2009).

10

Page 2: BAB 2.docx

2.1.2 Penyebab Hipertensi

Faktor-faktor yang sering menyebabkan hipertensi antara lain : faktor genetic,

ciri perseorangan, gaya hidup, stress dan pengaruh lain (Guyton,2007).

1. Faktor Genetik (keturunan)

Statistik Amerika menunjukan bahwa seorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orangtuanya

adalah hipertensi (Gunawan,2007). Faktor genetic mempunyai kontribusi

terhadap variasi tekanan darah berkisar antara 30-50 persen, keadaan ini

dihubung dengan berbagai macam gen misalnya yang berhubungan dengan

system rennin angiotension dan ACE (Angiotension converting enzim)

(Kaplan 2009).

2. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur,

jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkanterjadinya

kenaikan tekanan darah. Tekanan darah laki-laki lebih tinggi dibandingkan

dengan perempuan. Statistic di Amerika menunjukkan prevelensi hipertensi

pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan

orang kulit putih (Gunawan , 2007).

3. Gaya hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah

konsumsi garam yang tinggi, kegemukan, stress dan pengaruh lain (Gnawan,

2007).

11

Page 3: BAB 2.docx

4. Konsumsi garam yang tinggi

Dari statistic Amerika menunjukkan bahwa hipertensi jarang diderita oleh

suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam yang rendah

(Gunawan,2007). Dunia kedokteran juga membuktikan bahwa pembatasan

konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah, pengeluaran garam

(natrium) oleh obat diuretic (pelancar kencing) akan menurunkan tekanan

darah lebih lanjut (Gunawan,2007).

5. Stress

Dalam keadaan strees, umumnya kerja jantung menjadi lebih cepat

sehingga sirkulasi darah juga lebih cepat. Dalam kondisi demikian, darah akan

meningkatkan kapasitasnya untuk sirkulasi oksigen dan zat makanan, di sisi

lain menurunkan kapasitas dan fungsi darah yang berhubungan dengan

relaksasi (Setiadi,2008).

6. Kegemukan (Obesitas)

Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese)

yang disebabkan penempukan adipose: jaringan lemak khusus yang disimpan

tubuh secara berlebihan (Goodman E, 2007).

Menurut (Nanda,2012) penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia

adalah terjadinya perubahan pada :

1. Elastisitas dinding aorta menurun

2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku

3. Kemampuan jantung memompa darah menurun

4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah

12

Page 4: BAB 2.docx

5. Meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer.

2.1.3 Tanda dan Gejala Hipertensi

Tanda dan gejala hipertensi menurut (Nanda, 2012) dibedakan menjadi

1. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh

pemeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa

jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang biasanya terdapat pada pasien hipertensi

Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi

meliputi : nyeri kepala, dan kelelahan. Dalam kenyataanya, ini merupakan

gejala terlazim yang ditemukan pada banyak pasien.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi menurut Nanda 2012 yaitu :

1. Mengeluh sakit kepala

2. Lemas, kelelahan

3. Sesak nafas

4. Gelisah

5. Mual

6. Muntah

7. Epistaksis

8. Kesadaran menurun

13

Page 5: BAB 2.docx

2.1.4 Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf

simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla

spinalis ganglia simpatis ditoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf

simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimana dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh

darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon

pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat

sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,

mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi

epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan

steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.

Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan

pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah

menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang

sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan

air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor

ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).

14

Page 6: BAB 2.docx

2.1.5 Penggolongan Hipertensi

Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri, tetapi lebih

sering dijumpai terkait dengan penyakit lain, misalnya obesitas, dan diabetes melitus.

Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan,

yaitu (Gunawan, 2007 ). :

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya Sebanyak 90-95 persen kasus

hipertensi yang terjadi tidak diketahui dengan pasti apa penyebabnya. Para

pakar menunjuk stress sebagai tuduhan utama, setelah itu banyak faktor lain

yang mempengaruhi, dan para pakar juga menemukan hubungan antara

riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko untuk menderita

penyakit ini. Onset hipertensi essensial biasanya muncul pada usia antara 25-

55 tahun, sedangkan usia di bawah 20 tahun jarang ditemukan. Patogenesis

hipertensi essensial adalah multifaktorial. Faktor-faktor yang terlibat dala

pathogenesis hipertensi essensial antara lain faktor genetik, hiperaktivitas

sistem saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek natriuresis, natrium dan

kalsium intraseluler, serta konsumsi alkohol secara berlebihan.

2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder

Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain (Gunawan,2007 ). Pada

5-10 persen kasus sisanya , penyebab spesifiknya sudah diketahui, yaitu

gangguan hormonal, penyakit jantung, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh

darah atau berhubungan dengan kehamilan. Garam dapur akan memperburuk

hipertensi, tapi bukan faktor penyebab. Hipertensi sekunder memiliki

15

Page 7: BAB 2.docx

patogenesis yang spesifik. Hipertensi sekunder dapat terjadi pada individu

dengan usia sangat muda tanpa disertai riwayat hipertensi dalam keluarga.

Penyebab hipertensi sekunder antara lain penggunaan estrogen, penyakit

ginjal, hipertensi vaskuler ginjal, hiperaldosteronisme primer dan sindroma

cushing, feokromsitoma, koarktasio aorta, kehamilan, serta penggunaan obat

obatan.

2.1.6 Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan klasifikasi dari JNC-VI maka hipertensi dapat dibedakan menjadi

1. Hipertensi Sistolik (Isolated systolic hypertension), terdapat pada 6-12%

penderita diatas usia 60 tahun, terutama pada wanita. Insidensi meningkat

dengan bertambahnya umur.

2. Hipertensi Diastolik, terdapat antara 12-14% penderita diatas 60 tahun

terutama pada pria. Insidensi menurun dengan bertambahnya umur.

3. Hipertensi Sistolik-Diastolik, terdapat pada 6-8% penderia usia > 60 tahun

lebih banyak pada wanita. Meningkat dengan bertambah umur.

Tabel 2.1 Derajat Hipertensi pada Orang Dewasa :

Kelas Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah

Diastolik

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Prahipertensi 130-139 85-89

Hipertensi

16

Page 8: BAB 2.docx

Tahap 1 140-159 90-99

Tahap 2 160-179 100-109

Tahap 3 >180 >110

Diadaptasi dari A.V. Chobanian, G,L Bakris, H.R Black, et al., 2009. Laporan

dari Komite Nasional Bersama tentang pencegahan,pendeteksian, evaluasi, dan

perawatan tekanan darah tinggi yang ketujuh. Laporan JNC 7. “ journal

Asosiasi Kesehatan Amerika 289 : 2560-2572.

Tabel 2.2 Derajat Hipertensi Menurut Nanda, 2012 :

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

1 Optimal <120 <80

2 Normal 120-129 80-84

3 High Normal 130-139 85-89

4 Hipertensi

Grade 1 (Ringan) 140-159 90-99

Grade 2 (Sedang) 160-179 100-109

Grade 3 (Berat) 180-209 109-119

Grade 4 (Sangat Berat) >210 >120

2.1.7 Patogenesis Hipertensi

17

Page 9: BAB 2.docx

Tekanan darah arteri adalah tekanan yang diukur pada dinding arteri dalam

millimeter merkuri. Dua tekanan darah arteri yang biasanya diukur, tekanan darah

sistolik (TDS) dan tekanan darah diastolic (TDD). TDS diperoleh selama kontraksi

jantung dan TDD diperoleh setelah konraksi sewaktu bilik jantung disis. Banyak

faktor yang mengontrol tekanan darah berkontribusi secara potensial dalam

terbentuknya hipertensi. Faktor-faktor tersebut adalah melalui terbentuknya

angiotensin i-converting enzim (ACE). ACE memegang peranan fisiologis penting

dalam mengatur tekanan darah. Darah Mengandung angiotensinogen yang diproduksi

oleh hati. Selanjutnya oleh hormone renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah

menjadi angiotensisn II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam

menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi yang pertama adalah dengan

menaikkan sekresi hormone antidiuretic (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di

hipotalamus (kelenjar pituitary) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolaritas

dan volume urin yang dieksresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi

pekat dan tinggi osmolaritasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan

ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler.

Akibatnya volume darah akan meningkat, yang pada akhirnya akan menigkatkan

tekanan darah.

2.1.8 Menifestasi Klinis

Peningkatan tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.

Bila demikian, gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata

(seperti perdarahan, eksudat atau kumpulan cairan, penyempitan pembuluh darah,

edema pupil atau edema optikus), otak atau jantung. Gejala lain yang sering

18

Page 10: BAB 2.docx

ditemukan adalaah sakit kepala, epiktasis, marah, telinga berdengung, rasa berat

ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang, dan pusing. Penyakit arteri coroner

dengan angina adalah gejala yang paling menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel

kiri terjadi sebagai respon peningkatan beban kerja ventrikel saat dipaksa

berkontraksi melawan tekanan sistemetik yang meningkat. Apabila jantung tidak

mampu lagi menahan peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri.

Perubahan patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan

urinasi pada malam hari.dan azotemia (peningkatan nitrogen urea darah atau BUN

dan juga keratin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau

serangan iskemik transien yang menifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi

(hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada penderita stroke, dan pada

penderita hipertensi disertai serangan iskemia, insiden infark otak mencapai 80%

(Gunawan,2007).

2.1.9 Komplikasi Hipertensi

Berikut komplikasi yang terajadi akibat hipertensi, yaitu :

1. Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi diotak, atau akibat

embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan tekanan

tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-arteri

yang memperdarahi otak mengalami hiperteropi dan menebal, sehingga

aliran darah ke organ-organ berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami

arterosklerosis dapat melemah sehingga meningkatkan kemungkinan

terbentuknya aneurisma (corwin, 2007).

19

Page 11: BAB 2.docx

2. Infark Miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang arterosklerosis

tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila

terbentuk thrombus yang menghambat aliran darah melalui pembuluh

darah tersebut. Maka kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat

terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark.

Demikian juga hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-

perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi

distrimia, hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan

(Corwin, 2007).

3. Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progeresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Dengan rusaknya

glomerulus, darah akan mengalir keunit-unit fungsional ginjal, nefron

akan terganggu dan dapat berlanjut menjadi hipoksia dan kematian.

Dengan rusaknya membrane glomerulus, protein akan keluar melalui urin

sehingga tekanan osmotic koloid plasma berukurang, menyebabkan edema

yang sering dijumpai pada hipertesi kronik (Corwin, 2007).

4. Gagal jantung atau ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang

kembalinya kejantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul

diparu, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-

paru menyebabkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai menyebabkan

kaki bengkak atau sering dikatakan edema (Corwin,2007)

5. Ensefalopati dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi

yang cepat). Tekanan yang tinggi pada kelainan ini menyebabkan

20

Page 12: BAB 2.docx

peningkatan tekanan kapiler kdan mendorong cairan kedalam ruang

intertisum diseluruh susunan saraf pusat (Corwin,2007).

2.1.10 Pengendalian Hipertensi

Menurut (Muhammadun,2010), beberapa hal yang perlu diperlukan dalam

upaya pengendalian hipertensi adalah :

1. Pengendalian hipertensi dengan olahraga teratur

2. Pengendalian hipertensi dengan istirahat yang cukup

3. Pengendalian hipertensi dengan cara medis

4. Pengendalian hipertensi dengan cara tradisional

5. Pengendalian hipertensi dengan cara mengurangi konsumsi garam satu the

sendok pribadi

2.1.11 Pengobatan Hipertensi

1. Pengobatan non farmakologi meliputi program penurunan berat badan

bagi klien obesitas dengan membatasi konsumsi lemak, mengurangi

konsumsi garam, olahraga teratur, makan banyak buah dan sayuran segar,

tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, berusaha

membina hidup yang positif dan mengendalikan stress dengan melakukan

terapi senam yoga (Palupi Widyastuti 2009).

1. Penurunan berat badan

2. Diet rendah garam

3. Olahraga teratur seperti Senam Yoga

4. Kendalikan stress dengan terapi senam yoga dan senam aerobic

21

Page 13: BAB 2.docx

2. Pengobatan obat antihipertensi atau farmakologi. Tujuan pengobatan

hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja, tetapi juga

mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi. Sasaran

penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 mmHg dengan efek

samping minimal. Sedangkan pengobatan hipertensi umumnya dilakukan

semua umur penderita.

1. Diuretika

Diuretika merupakan obat yang memperbanyak urine, mempertinggi

pengeluaran garam (Nacl). Dengan turunnya kadar Na, maka tekanan

darah akan turun, dan efek hipotensifnya kurang kuat. Obatyang

serinng digunakan adalah obat yang daya kerjanya panjang sehingga

dapat digunakan dosis tunggal, diutamakan diuretika yang hemat

kalium. Obat yang banyak beredar adalah Spironolactone, HCT,

chlortalidone dan Indopanidae (Lany Gunawan,2009).

2. Alfa-blocker

Alfa-blocker adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa yang

menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan darah.

Karena efek hipotensinya ringan, sedangkan efek sampingnya agak

kuat, misalnya hipotensi ortostatikdan tachycardia, maka jarang

digunakan. Obat yag termasuk dalam jenis Alfa-blocker adalah

Prazosin dan terazosin (Leny Gunawan, 2009).

Mekanisme kerja obat Beta-blocker belum diketahui dengan pasti.

Diduga kerjanya berdasarkan beta blockade pada jantung sehingga

22

Page 14: BAB 2.docx

mengurangi daya dan frekuensi jantung. Dengan demikian, tekanan

darah akan menurun dan daya hipotensinya baik. Obat yang terkenal

dari jenis Beta-blocker adalah propranolol, Atenolol, Pindolol dan

sebagainya (Lany Gunawan, 2007).

3. Obat yang bekerja sentral

Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan noradrenalin

sehingga menurunkan aktivitas saraf adrenergic perifer dan turunnya

tekanan darah. Penggunaan obat ini perluu memperhatikan efek

hipotensinya ortostatik. Obat termasuk dalam jenis ini adalah

clonidine, Guanfacine, dan Metildopa (Lany Gunawan, 2009)

4. Vasodilator

5. Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding arteriole

sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan darah

menurun. Obat yang termasuk dalam jenis vasodilator adalah

Hidralazine dan Ecarazine (Lany Gunawan,2009)

6. Antagonis Kalsium

Mekanisme obat antagonis kalsium adalah menghambat ion kalsium

ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek vasodilatasi dan

turunnya tekanan darah. Obat jenis Antagonis Kalsium yang terkenal

adalah Nifedipine dan Verapamil (Lany Gunawan, 2009)

7. Penghambat ACE

Obat penghambat ACE ini menurunkan tekanan darah dengan cara

menghambat Angiotensi converting enzyme yang berdaya

23

Page 15: BAB 2.docx

vaokontriksi kuat. Obat jenis penghambat ACE yang popular adalah

Captopril (captropil) dan Enalapril (Lani Gunawan, 2009)

2.1.12 Penatalaksanaan Hipertensi

1. Penatalaksanaan Non Farmaklogi

1. Perubahan gaya hidup dengan tujuan :

1. Menurunkan tekanan darah dengan cara :

1) Menurunkan berat badan

2) Mengurangi minuman keras/alcohol

3) Meningkatkan gerakan seperti melakukan senam

4) Megurangi natrium dalam makanan.

2. Mengurangi kebutuhan akan obat antihipertensi.

3. Calcium channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB)

4. Angiostensin converting Enzyme Inhibitor (ACEI)

5. Angiostensin II receptor Blocker atau antagonist/blocker (ARB)

(Yugiontoro M,dalam IPD 2006).

24

Page 16: BAB 2.docx

2.2 Konsep Senam Yoga

2.2.1 Definisi Yoga

Yoga merupakan system kesehatan menyeluruh yang terbentuk dari

kebudayaaan india kuno sejak 3000 SM, Yoga berasal dari bahasa Sansekerta. Kata

yoga berasal dari kata “yuj”.

Yang artinya penyatuan. Penyatuan antara tubuh, pikiran dan jiwa, penyatuan antara

tubuh, nafas dan pikiran (the Art of living) (IKAPI,2006) (Yudha Wirawanda,2014).

Secra garis besar yoga berarti usaha mengharmonisasikan elemen spiritual dan

fisikal seseorang manusia untuk mencapai kondisi ideal sehingga memudahkan

terjadinya komunikasi dengan Sang Maha Pencipta (Dwi Atmaja, 2012)

Yoga adalah aktifitas yang secara nyata mampu menggabungkan unsur psikologis-

fisiologis, sementara aktifitas lainnya mayoritas lebih memiliki efek pada unsur fisik

luar semata, sehingga yoga dapat dipandang sebagai salah satu filsafat hidup yang

dilatar belakangi ilmu pengetahuan yang universal yakni pengetahuan tentang seni

pernafasan, anatomi tubuh manusia, pengetahuan tentang cara mengatur pernafasan

disertai senam dan gerak anggota badan, bagaimana cara melatih konsentrasi,

menyatukan pikiran, dan lain sebagainya (seni, 2013).

Yoga secara teratur dapat menstimulasi saraf pada tulang punggung

menstabilkan fungsi kerja tubuh, meningkatkan rasa nyaman, tentram dan bebas

stress, memperhalus rasa, memperbaiki sikap dan prilaku, meningkatkan rasa percaya

diri, pola piker yang lebih positif dan penghargaan terhadap diri sendiri.

Memperlambat proses penuaan diri,meningkatkan daya ingat, focus terhadap satu

25

Page 17: BAB 2.docx

masalah dan meningkatkan kesehatan secara menyeluruh (holistik), kesimbangan

kondisi fisik dan kejiwaan seseorang dalam dirinya.

2.2.2 Manfaat Yoga

Seperti olahraga pada umumnya, yoga juga memiliki manfaat dalam segi

fisik. Namun berbeda dengan olah raga konvesional, ada manfaat psikis yang bisa

diperoleh dari melakukan yoga. Hal ini dikarenakan, yoga tidak sebatas pada

gerakan-gerakan saja. Ada meditasi dan falsafat hidup yang mesti ditempuh dalam

yoga. Karena itu, yoga tidak hanya menyehatkan dalam segi fisik, namun juga dalam

hal mentalitas. Jika dirinci, berikut ini beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika

menjalani jalan hidup yoga, yakni (Yudha Wirawanda,2014):

1. Meningkatkan kekuatan

Gerakan-gerakan dalam yoga jik dilakukan secara rutin akan

menguatkan tubuh. Bagian tubuh yang menguat adalah persendian, otot, dan

tulang. Penguat ini akan tercapai karena banyak pose dalam yoga yang

menuntut kekuatan jika dilakukan secara rutin. Menahan tubuh pada pose

yang sulit tentu cukup berat bagi pemula. Kerana itu, jika rutin dilakukan dan

diimbangi dengan gaya hidup yoga, maka tubuh akan menjadi menjadi lebih

kuat dari pada sebelumnya (Yudha Wirawanda, 2014).

2. Menigkatkan Kelenturan

Selain menutut kekuatan, beberapa pose yoga bisa melenturkan tubuh.

Kelenturan tubuh bisa meningkat karena beberapa pose cukup sulit

melakukan. Melaukan yoga dengan rutin akan membuuat tubuh menjadi lebih

lentur dan enak untuk digerakkan. Bagian tubuh seperti persendian akan terasa

26

Page 18: BAB 2.docx

lebih lentur dan mudah digerakkan karena rutin dilatih (Yudha Wirawanda,

2014).

3. Melatih Keseimbangan

Otot tidak hanya berfungsi sebagai kekuatan dalam tubuh. Otot yang

sehat juga akan menciptakan keseimbangan pada badan dan menunjang

kesehatan. Keseimbangan badan sangat dibutuhkan agar tetap sehat. Tubuh

yang tidak seimbang akan lebih rentan terserang berbagai macam penyakit

(Yudha Wirawanda, 2014).

4. Mengurangi Nyeri

Nyeri pada tubuh seringkali disebabkan oleh gaya hidup yang tidak

teratur dan stress. Nyeri punggung, nyeri sendi, dan sakit kepala banyak

disebabkan oleh gaya hidup yang tidak selaras dengan alam. Banyak terpaku

didepan monitor, dan posisi duduk yang salah akan membuat tubuh sering

mengalami nyeri.

Jalan hidup yoga akan mengajak kita untuk meningglakan gaya hidup

yang tidak sehat. Gaya hidup yang tidak sehat ini akan dinetralkan dengan

latihan yoga yang rutin. Latihan yoga ini tidak hanya lewat gerakan, namun

juga gaya hidup. Kita akan memulai untuk duduk dan tidur dalam posisi yang

benar. Selain itu, kita juga akan berlatih untuk mengonsumsi makanan yang

sehat dan meninggalkan kegiatan buruk seperti merokok, minum alkohol, dan

begadaang.

Gerakan yoga juga sangat bermanfaat. Gerakan yang rutin dilakukan

akan memperlancar peredaran darah. Perederan darah yang lancar biasanya

27

Page 19: BAB 2.docx

menghilangkan nyeri yang muncul pada tubuh. Karena itu usahakan untuk

rutin melakukan yoga (Yudha Wirawanda, 2014).

5. Melatih Pernapasan

Napas merupakan salah satu hal terpenting dalam hidup. Orang yang

tidak bernapas tentu tidak dikatakan hidup. Karena itu, kita harus mampu

mengontrol napas agar bisa maksimal. Napas yang sehat dan teratur membuat

tubuh lebih sehat. Selain itu, yoga melatih kita untuk menghemat napas.

Napas tidak dihamburkan akibat emosi atau gerakan tubuh yang tidak

bermanfaat. Napas sebaiknya diatur pada saat melakukan aktivitas yang

berguna bagi tubuh dan alam (Yudha Wirawanda, 2014).

6. Melancarkan Fungsi Organ

Yoga yang dilakukan dengan rutin akan melancarkan fungsi organ.

Organ yang dilatih tidak hanya yang Nampak dan terkontrol. Organ daalam

juga akan terbantu dengan yoga. Fungsi organ dalam seperti jantung, paru-

paru, otak,lambung,hati, dan usus akan sangat diuntungkan dengan jalan

hidup yoga. Gerakan-gerakan yang dilakukan dengan rutin akan menimbulkan

energi positif yang menyehatkan organ dalam. Selain lewat gerakan, organ

dalam juga akan menjadi lebih baik jika menjalani gaya hidup yoga. Gaya

hidup yoga adalah dengan makan makanan yang sehat. Sehat ini tidak hanya

dimaknai dalam sudut pandang gizi, namun juga cara memperolehnya.

Makanan yang diperoleh lewat korupsi dan mencuri tidak akan sehat

walaupun secara mutu baik (Yudha Wirawanda, 2014).

28

Page 20: BAB 2.docx

7. Ketenangan Batin

Yoga lewat meditasi dan relaksasi akan mengajak kita untuk selalu

tenang dan focus. Relaksasi secara khusus akan mengajak kita untuk tidak

terbebani dengan masalah duniawi. Meditasi yang dilakukan secaara rutin

menjadi kunci untuk meraih ketenangan dan kebahagiaanya. Meditasi akan

membantu kita untuk mengakali alam bawah sadar sehingga bisa

dioptimalkan secara positif bagi tubuh (Yudha Wirawanda, 2014).

8. Mengurangi Depresi dan Stres

Relaksasi akan mengajak kita untuk melupakan keresahan duniawi.

Keresahan duniawi hanyalah maslah yang akan selesai jika dilakukan dengan

fokus dan positif. Relaksasi mengajak kita untuk tidak terus menerus berpikir

mengenai masalah duniawi. Selalu kepikiran terhadap masalah yang belum

tentu terjadi merupakan hambatan hterbesar seseorang untuk mencapai

kebahagiaan. Hal ini dikarenakan kondisi alam pikiran modern yang selalu

mengajak kita untuk khawatir. Senam yoga ini akan memberikan solusi untuk

melawan semua depresi an stress yang mengakibatkan peningkatan darah

(Yudha Wirawanda, 2014).

9. Menyiagakan Tubuh

Gerakan yoga, mmeditasi, dan relaksasi akan membuat tubuh dan

pikiran kita lebih siaga. Gerakan reflex akan lebih baik lewat tubuh yang

sehat, fit, lentur, dan kuat. Banyak mengoptimalkan alam bawah sadar lewat

meditasi membuat kita mampu memperoleh ide dan kreasi yang tidak

terbayangkan alam sadar. Bukankah sering kita terbangun ditengah malam

29

Page 21: BAB 2.docx

mendapatkan ide yang sangat brilian untuk menyelesaikan masalh? Ide itu

bukanlah wahyu dari langit, namun puncak pemikiran alam bawah sadar yang

terus bekerja walau kita tidur. Meditasi akan membuat kita semakin sering

dan secara “sadar” mendapatkan ide-ide muutakhir ini (Yudha Wirawanda,

2014).

10. Meningkatkan Konsentrasi dan Kecerdasan

Melakukan yoga secara rutin, terutama meditasi, akan meningkatkan

focus dan kecerdasan secara umum. Peneliti olahraga di Wayne State

University mengugkapkan bahwa melakukan yoga dengan rutin dapat

meningkatkan kecepatan dan akurasi berpikir, terutama dalam hal memori dan

daya konsentrasi.

Hal ini dikarenakan yoga tidak hanya melulu pada gerakan-gerakan

namun juga gaya hidup yang selaras dengan alam, kendali pernapasan, dan

meditasi. Semua hal ini akan menunjang daya piker yang banyak tertekan oleh

kehidupan modern.

Latihan pernapasan yang rutin ternyata mampu membuat kita lebih

mudah dan tahan untuk berkonsentrasi. Dengan konsentrasi yang tinggi, maka

daya simpan dan tangkap mengenai informasi baru akan lebih efektif.

Meditasi juga memang sudah bertujuan untuk mengoptimalkan focus dn

menjangkau pikiran bawah sadar. Sudah menjadi rahasia umum bahwa

pikiran bawah sadar memiliki kemampuan yang luar biasa jika dibandingkan

dengan pikiran sadar (Yudha Wirawanda, 2014).

30

Page 22: BAB 2.docx

Sedangkan Menurut Widagdo (2005). Banyak sekali manfaat yoga yang bisa

didapatkan dari yoga, seperti :

1. Memperbaiki postur tubuh, postur tubuh yang awalnya buruk menjadi

lebih baik lagi. Karena tubuh butuh keseimbangan pada tulang punggung

dan otot-otot punggung sebagai penyangga tubuh kita.

2. Otot menjadi lebih kuat, dimana peran otot yaitu menjaga tubuh dari

penyakit sperti arthritis dan nyeri punggung. Dengan otot yang kuat, kita

juga akan lebih menarik untuk dilihat.

3. Melindungi tulang punggung, agar ruas-ruas tulang belakang menjadi

fleksibel.

4. Mencegah osteoporosis, dengan melakukan pose downward atau uupward

facing dog dapat membantu untuk menguatkan tulang lengan yang rentan

terkena osteoporosis.

5. Memperlancaar peredaran darah, karena rasa rileks yang didapat dari yoga

membantu kelancaran sirkulasi darah dalam tubuh, khususnya di tangan

dan kaki.

6. Melindungi jantung, walaupun yoga tidak termasuk dalam olahraga

aerobic, namun latihan yoga dapat menurunkan tingkat jantung istrahat,

meningkatkan stamina dan memperbaiki asupan oksigen dalam tubuh.

7. Membersihkan limfa, yang merupakan cairan yang kaya akan sel

kekebalan tubuh. Dengan berlatih yoga dapat membantu system limfatik,

31

Page 23: BAB 2.docx

merusak sel-sel kanker dan membuang racun-racun dan produksi fungsi

seluler.

8. Menurukan tekanan darah, yoga sangat baik bagi penderita hipertensi.

9. Menurunkan gula darah dan kolestrol jahat, khususnya pada penderita

diabetes, yoga dapat menurunkan kortisol dan kadar hormone adrenaline,

menurunkan berat badan, dan memperbaiki sensitivitas pada linsulin.

2.2.3 Unsur-Unsur Yoga

Menurut (Rohimawati, 2008), ada delapan aspek yang penting dalam

pelajaran yoga :

1. Yama

Adalah melatih pengekangan diri dari melakukan kejahatan, seperti

mencuri, berbohong, seks bebas, atau tidak menyakiti mahluk lain

(ahimsa) inilah yang disebut jantungnya disiplin yoga.

2. Nryama

Adalah hal-hal yang dianjurkan yaitu menjaga kebersihan, kesederhanaan,

bahagia menerima dari apa adanya, rajin dan setia.

3. Asana

Melatih tubuh secara menyeluruh berupa pose-pose yang melatih otot,

persendian organ tubuh bagian dalam, dan melatih kelenturan serta

menyelaraskan napas, pikiran dan tubuh.

4. Pranamayana

32

Page 24: BAB 2.docx

Adalah latihan pernapasan. Pengertian napas ini berarti jiwa (soul), nyawa,

dan roh. Artinya, napas memiliki potensi jasmani dan rohani manusia yang

akan membentuk kepribadian yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal.

5. Pratyahara

Adalah memusatkan dan memberi perhatian kedalam diri.

6. Dhrana

Adalah latihan yang memusatkan perhatian ;pada satu hal dalam

kehidupan yang semakin kompleks.

7. Dhyana

Adalah meditasi untuk menemukan titik ketenangan yang menjadi batas

akhir sebuah pikiran, sebelum mulai berpikir kembali dan menanamkan

benih buah pada pikiran bawah sadar

8. Samadi

Adalah pencerahan diri seseorang yang sudah mampu menggunakan

energy hidup secara optimal.

2.2.4 Mekanisme dan Tujuan Yoga

Yoga, sebagai salah satu bentuk latihan olahraga yang digabungkan dengan

olah batin, adalah tradisi dari pengobatan India Kuno (Ayurvedic). Latihan yoga

membantu meningkatkan stamina dari system pernapasan agar anda dapat bernapas

dengan lebih mudah. Dari penelitiannya, Lewath dan Watkins melaporkan aktivitas

33

Page 25: BAB 2.docx

yoga untuk membantu meringankan penurunan tekanan darah tinggi, karena latihan

itu dapat mengendalikan pernapasan dan memperkuat otot saluran pernapasan.

Dengan latihan yang teratur dapat mengatasi masalah penurunan tekanan

darah pada pasien hipertensi. Beberapa posisi dan gerakan yoga dapat menghilangkan

stress yang menjadi salah satu pemicu hipertens (Vita Health, 2008).

2.2.5 Jenis dan Gerakan Yoga

Ada beberapa “gerakan yoga” yang dapat meringankan gejala Hipertensi. 

Tetapi harus bagi penderita hipertensi yang sudah akut, tentunya harus konsultasi

dengan dokter. Gerakan yoga yang dipaparkan disini untuk lebih meringankan gejala

dan me-antisipasi supaya gejala hipertensi tidak timbul. Karena dengan berlatih yoga,

otot tubuh akan lebih lentur dan hal ini membuat peredaran darah lebih lancar, dan

hasilnya tekanan darah yang lebih normal.

1. Beberapa jenis gerakan yoga untuk Hipertensi adalah sebagai berikut:

1) Gerakan Sukhasana

Gerakan ini merupakan salah satu gerakan dasar. Gerakan ini melatih otot

tubuh dan juga pernafasan. Gerakan ini akan meningkatkan kekuatan tulang

punggung dan pinggul sehingga membantu untuk meredakan tekanan pada

tulang rawan melambatkan metabolisme, memberikan ketenangan hati/emosi

dan menenangkan pikiran.

34

Page 26: BAB 2.docx

Lakukan gerakan ininpada posisi duduk dan menyilangkan kaki. Letakkan

dan lemaskan kedua tangan anda pada lutut. Focus dan control pernapasan

sehingga anda merasakan rileks dan tenang. Jaga tulang punggung tetap lurus

dan tegak.

Tarik napas dalam dan menghembuskan napas secara perlahan-lahan.

Lakukan gerakan ini selama beberapa kali

Gambar 2.1 gerakan Sukhasan

2) Gerakan Shoulder Stretch

Lakukan gerakan ini pada posisi duduk dengan kedua tangan berada

disamping badan. Tegakkan dan luruskan punggung ,Tangan kanan

menggenggam tangan kiri tahan dalam posisi ini beberapa menit.

melambatkan metabolisme, memberikan ketenangan hati/emosi dan

menenangkan pikiran.

35

Page 27: BAB 2.docx

Gambar 2.2 Gerakan Shoulder Stretch

3) Gerakan Standing Spread Leg Forward Fold

Berlatih “Standing Spread Leg Forward Fold” akan memperkuat dan

melenturkan bagian dalam dan luar betis kaki dan tulang punggung (spine).

Bagi penderita sakit punggung bawah (lower back problem) harus ber-hati

hati melakukan gerakan ini (atau dihindarkan). Bagi pemula, dapat

menggunakan kursi untuk mendukung forearms sehingga tekanan pada

pinggang bagian bawah tidak terlalu berat.

Gambar 2.3 gerakan Standing Spread Leg Forward Fold

36

Page 28: BAB 2.docx

4) Gerakan Cat Pose

Lakukan posisi ini dengan membungkukkan badan hingga tangan

menyentuh lantai, posisi kedua kaki dibelakang, kepala menunduk,

hembuskan napas, dan lakukan posisi ini berulang kali. Posisi Cat Pose

(Bidalasana) akan melatih organ di daerah perut (center). Gerakan yoga ini

me-koordinasikan gerakan dan pernafasan

2.4 Gambar Gerakan Cat Pose

5) Gerakan Half spinal twist

Half spinal twist (ardha matsyendrasana) apabila dilakukan dengan

benar, akan memperkuat dan memperpanjang tulang belakang. Geraka yoga

ini juga sangat baik untuk liver, kidneys, dan kelenjar adrenal. Latihlah posisi

37

Page 29: BAB 2.docx

ini dengan supervisi guru yoga yang cukup berpengalaman karena untuk

mengetahui detil tidak dapat hanya melihat gambar.

2.5 Gambar Gerakan Half spinal twist

6) Gerakan The Wind Relieving Pose”

Gerakakan Utkatasana gerakan ini akan sangat berguna untuk

memperlancar sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh anda. Organ dalam

tubuh seperti jantung dan paru-paru akan terbantu dengan gerakan ini.

Gerakan ini dilakukan dalam posisi duduk. Bungkukkan badan dan kepala

anda sambil menyatukan kedua telapak tangan didepan dada. Tahan selama

beberapa saat kemudian kembali keposisi semula. Lakukan gerakkan ini

selama beberapa kali kemudian bisa diikuti dengan relaksasi.

38

Page 30: BAB 2.docx

2.6 Gambar Gerakkan utkatasana

Sedangkan menurut (Yudha Wirawanda, 2014) gerakan Yoga untuk

menghilangkan stress :

Stress merupakan salah satu gejala yang sering dialami oleh manusia modern.

Rutinitas sehari-hari dan tekanan kehidupan seringkali membuat seseorang menjadi

stress. Dampak stress yang berlebihan dapat merugikan secara fisik maupun psikis.

Latihan yoga, terutama relaksasi dan meditasi, akan sangat berguna untuk mengatasi

munculnya gejala stress.

Namun, ada gerakan-gerakan yang bisa dilakukan dalam yoga untuk

mengatasi dampak stress. Gerakan ini akan memperlancar metabolism tubuh dan

peredaran darah sehingga pikiran dan tubuh selalu segar. Berikut ini beberapa

gerakkan yoga bisa anda praktikkan untuk mengatasi gejala stress.

1. Salabhasana

Gerakan ini memfokuskan pada kekuatan otot di bagian bawah tubuh

seperti kaki dan paha. Gerakan utama dari salabhasana adalah tidur

dengan posisi terlentang kemudian tarik kedua kaki ke atas kemudian

39

Page 31: BAB 2.docx

diikuti dengan kepala. Usahakan untuk mengatur napas agar tidak terburu-

buru dan tetap dalam. Lakukan gerakan ini selama beberapa menit setiap

harinyya.

2. Utkatasana

Gerakakan Utkatasana gerakan ini akan sangat berguna untuk

memperlancar sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh anda. Organ dalam

tubuh seperti jantung dan paru-paru akan terbantu dengan gerakan ini.

Gerakan ini dilakukan dalam posisi duduk. Bungkukkan badan dan kepala

anda sambil menyatukan kedua telapak tangan didepan dada. Tahan

selama beberapa saat kemudian kembali keposisi semula. Lakukan

gerakkan ini selama beberapa kali kemudian bisa diikuti dengan relaksasi.

3. Dhanurasana

Gerakan ini dilakukan pada posisi tidur terlungkup. Luruskan kedua

tangan anda ke atas. Tarik kedua kaki dan kedua tangan anda kearah atas.

Tarik juga kepala anda keatas. Tahan posisi ini dalam beberapa saat dan

atur pernapasan anda. Kembalikan posisi tubuh seperti semula dan ulangi

gerakan ini selama beberapa kali.

4. Garudasana

Gerakan ini dilakukan dalam posisi berdiri. Ikatan kaki kiri anda pada kaki

kanan. Kemudian turunkan badan seolah-olah anda sedang duduk dikursi

40

Page 32: BAB 2.docx

bayangan. Tegakkan punggu anda. Ikatkan tangan kiri pada tangan kanan

kemudian bentuk sudut siku menghadap keatas. Tahan posisi ini selama

beberapa saat dan atur pernapasan. Kembalikan tubuh pada posisi semula

dan ulangi gerakkan ini selama beberapa kali. Gerakan ini akan membantu

memperlancar system pencernaan pada tubuh.

5. Crescent Lunge Pose

Gerakan ini akan berguna untuk mengatur detak jantung dan

memperlancar metabolism tubuh. Anda hanya perlu membuka kedua kaki

ke depan dan belakang kemudian tekuk kaki depan anda. Tegakkan kedua

tangan anda keatas. Tahan posisi ini selama bebrapa saat.

2. Meditasi

Meditasi merupakan salah satu prinsip untuk dijalankan untuk masuk

kedalam alam bawah sadar. Tidak hanya menenangkan pikiran, meditasi juga dapat

bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Meditasi yang dilakukan secarateratur dapat

menurunkan tekanan darah, meningkatkan system kekebalan tubuh, mengurangi

depresi, memperbaiki kualitas tidur, dan meningkatkan vitalitas tubuh ( Yudha

Wirawanda, 2014).

Meditasi dapat menurunkan kadar hormone stress dalam darah yang disebut

dengan catechilamine. Meditasi juga dapat menurunkan detak jantung lebih rendah

dibandingkan orang yang tidak melakukannya. Kondisi ini bisa membuat seseorang

41

Page 33: BAB 2.docx

menurunkan resiko terkena penyakit jantung coroner,stroke dan tekanan darah tinggi.

Meditasi bisa dilakukan dengan berbagai macam teknik ini bertujuan sama, yaitu

memfokuskan pikiran dan mengendalikan kerja fisik dan emosional dalam tubuh.

Semua ini dilakukan untuk mencapai tingkat ketenangan dan kesadaran tubuh yang

lebih tinggi. Orang yang melakukan meditasi akan masuk kedalam alam bawah sadar

sehingga. Otak mengeluarkan gelombang khusus yang berhubungan dengan relakasi

dan kreativitas. Meditasi bisa dilakukan dengan berbagai cara. Prinsip utama dalam

meditasi adaalah menenangkan pikiran, focus, dan pernapasan. Posisi yang sering

dilakukan adalah dengan duduk menyilangkan kaki dan menegakkan punggung.

Namun, tentunya meditasi secaara fleksibel bisa dilakukan diberapa pose yang lain.

Bagi orang yang belum pernah melakukan meditasi, maka ada beberapa hal yang

dipersiapkan. Berikut ini beberapa hal yang dipersiapkan sebelum melakukan

meditasi:

1. Pemahaman

Melakukan meditasi harus lewat pemahaman yang baik. Pemahaman ini

meliputi kerja otak dan pikiran bawah sadar.

2. Mengatur Waktu

Melakukan meditasi juga membutuhkan waktu luang. Usahakan untuk

memilih waktu yang nyaman dan tidak terburu-buru. Sempatkan waktu

dalam sehari untuk melakukan meditasi. Kita bisa melakukan meditasi

saat sebelum tidur atau pagi hari sebelum melakukan aktivitas.

42

Page 34: BAB 2.docx

3. Netralkan Pikiran

Usahakan untuk tidak memikirkan hal lain kecuali rileks dan focus pada

pernapasan anda. Pikiran akan terus menghantui saat kita melakukan

meditasi. Karena itu rajin-rajin untuk mengusir pikiran itu setiap kali dia

muncul.

4. Peregangan

Peregangan ternyata berguna juga dalam meditasi. Otot yang rileks akan

menunjang pikiran yang rileks juga. Meditasi akan lebih nyaman jika otot

tubuh kita rileks.

5. Nyaman

Meditasi semakin menyenangkan jika dilakukan dengan nyamaan.

Lakukan meditasi ditempat yang nyaman, posisi yang nyaman, dan cuaca

yang nyaman. Kita bisa menambah aroma terapi dan alunan music yang

nyaman untuk menunjang meditasi kita.

6. Focus

Usahakan untuk selalu focus. Pada saat meditasi kita bisa memfokuskan

pada satu titik yang kita bayangkan atau focus pada pernapasan kita. Saat

meditasi memang akan sering muncul pikiran-pikiran menggangu. Pikiran

43

Page 35: BAB 2.docx

ini adalah sesuatu yang membuat cemas. Karena itu selalu enyahkan

pikiran ini setiap kali akan muncul.

7. Perhatikan Napas

Napas merupakan elemen penting bagi manusia. Dalam meditasi mengatur

napas juga penting. Aturlah napas sehingga tidak terburu-buru dan

berubah-ubah. Napas yang panjang dan dalam lebih baik digunakan. Anda

bisa bernapas dengan otot perut.

8. Lakukan Bertahap, Namun Rutin

Meditasi tidak perlu dilakukan dengan lama sekaligus. Kita harus melatih

tubuh dan pikiran kita untuk terbiasa. Jika sudah terbiasa juga kita

melakukan meditasi sesuai kebutuhan dan jangan memaksakan diri

(Yudha Wirawanda, 2014).

Yoga menganjurkan untuk meditasi. Meditasi membuat kita mengenali diri

kita sendiri. Tahap awalnya adalah dengan menghayati aliran darah pada saat

melakukan gerakan yoga. Jika dengan yoga kita dapat mulai mengenali system

peredaran darah tubuh kita, meditasi merupakan cara yang paling efektif untuk

mencegah penyakit yang ditimbulkan oleh stress. Latihan meditasi selama 15-20

menit setiap hari, akan membuat tubuh dan pikiran menjadi tenang dan terisi energy,

keuntungan terbesar melakukan meditasi secara teratur adalah bertambahnya

kekuatan pikiran. Ketenangan selama meditasi diperoleh melalui proses penarikan

44

Page 36: BAB 2.docx

indra dengan duduk diam tak bergerak dengan tangan dilipat dipangkuan atau

diletakkan diatas paha, kaki terlipat, mata tertutup dengan membayangkan anda

berada dilingkungan yang damai dan tenang ( Sani, Rachman 2012).

3. Relaksasi

Relaksasi sering diterjemahkaan kedalam kegiatan yang menenangkan dan

merilekskan tubuh dan pikiran. Relaksasi pada prinsipnya merupakan suatu

pembebasan. Pembebasan ini melibatkan aspek pikiran dan jasmani. Tubuh dan

pikiran kita benar-benar tidak merasa terbebani oleh masalah duniawi yang melanda.

Tubuh dan pikiran kita benar-benar tidak merasa terbebani oleh masalah duniawi

yang melanda. Tubuh dan pikiran kita benar-benar beristrahat. Kekhawatiran dan

kesedihan yang berhubungan dengan duniawi yang melanda kesedihan yang

berhubungan dengan duniawi tiba-tiba usai dengan memasuki saat relaksasi.

Relaksasi yang maksimal bisa dicapai jika kita telah menjangkau gelombang alfa.

Gelombang alfa merupakan tempat pengendalian pikiran bawah sadar. Kita bisa

mengalami ketenangan dn kedamaian yag maksimal jika telah mencapai gelombang

alfa. Namun, jangan menyangka gelombang alfaa membuat pikirann kita melayang-

layang. Pikiran kita justru sangat terfokus terhadap input sekitar.

Relaksasi bisa dilakukan dengan berbagai teknik dasar. Bahkan

banyak orang yang menyamakan teknik relaksasi dengan meditasi. Namun,

tentu ada perbedaan disiplin dalam kedua hal ini. Berikut ini panduan untuk

merasakan sensasi relaksasi:

45

Page 37: BAB 2.docx

1. Persiapkan diri dalam posisi yang rileks untuk melakukan relaksasi

2. Tutup kedua mata

3. Kosongkan pikiran

4. Fokus pada napas anda

5. Tarik napas dalam-dalam dan rileks. Lakukan selama beberapa detik.

6. Buang ketegangan dan pikiran yang ada seiring dengan and melepaskan

napas. Lakukan selama beberapa detik sampai anda benar-benar focus.

7. Tarik diri dan kesadaran anda dari lingkungan

8. Masukkan diri dan pikiran anda kedalam keheningan.

9. Rasakan otot-otot disekitar wajah dan kepala anda, kemudian rilekskan

satu persatu

10. Rasakan rileks menjalar mulai dari kepala sampai keujung kai anda.

Rasakan pada setiap otot yang ada dalam tubuh anda

11. Tenangkan jiwa dan pikiran

12. Jangan pikirkan apapun kecuali relaksasi dalam tubuh anda

13. Rasakan tubuh anda yang harmonis, tenang, dan damai dalam kedaaan

rilek

14. Bayangkan kesadaran anda semakin turun dengan membayangkan turun

dari tangga atau lift. Hitung mundur sesuaai dengan tempo napas anda

mulai dari hitungan 10 sampai 1

15. Rasakan kedamaian, keheningan, dan focus tinggi dalam beberapa menit

16. Ambil gambar atau symbol yang menandai perasaan saat itu

46

Page 38: BAB 2.docx

17. Jika sudah rileks selama beberapa menit, bersiaplah untuk kembali kea

lam sadar

18. Hitung maju secara perlahan sesuai dengan napas mulai dari angka 1-10

19. Mulai sadar dan rasakaan tubuh anda menjadi segar

20. Tarik napas dala-dalam dan mulai gerakkan jari tangan daan jari kaki

21. Renggangkan tubuh anda

22. Kembali dalam kesadaran penuh (Yudha Wirawanda, 2014).

Relaksasi merupakan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan otot dan

mengatasi situasi stress serta dapat menurunkan tekanan darah dan denyut

nadi cepat dan tekanan pada jantung pun berkurang, selama mempraktikan

relaksasi dalam energy vital yang digunakan hanya sedikit, karena itu sisa

energy yang terus menerus diproduksikan oleh sel-sel tubuh akan menumpuk

sebagai cadangan.yang baik untuk relaksasi adalah pose shavasana atau pose

mayat. Dalam pose ini menggunakan visualisasi (membayangkan berada

disuatu tempat yang meyenangkan) untuk membantu mempercepat proses

penyembuhan pose inijika dilakukan secara benar selama beberapa menit saja

akan dapat menenangkan tubuh dan mencegah tekanan yang berlebihan

terhadap otot dan stimulasi berlebihan pada kelenjar, peredaran darah dan

pernafasan (Sani,Rahman 2012).

47

Page 39: BAB 2.docx

2.3 Respon Terhadap Senam Yoga

Respon pada senam yoga:

1. Respon Fisik yaitu sebagian besar gaya yoga selain melatih pikiran, pastinya

yoga juga melatih kesehatan tubuh. Bagian tubuh seperti otot, persendian, dan

tulang rawan akan terlatih lewat gerakan yoga yang rutin dilakukan. Beberapa

gerakan yoga akan membantu untuk menurunkan berat badan dan membentuk

tubuh yang ideal.

2. Respon psikologis yaitu sters merupakan respon atau reaksi individu yang

muncul karna adanya situasi tertentu yang menimbulkan stress seperti

ketakutan,cemas,sulit berkonsentrasi, dimana sebagian besar gerakan yoga

mengoptimalkan mengeluarkan energy pada bagian tubuh dan diajak untuk

menenangkan pikiran. Energy panas ini akan mengusir energy negative yang

tersimpan dalam tubuh. Karena itu penyakit fisik akan berkurang jika kita

rajin melakukan gerakan dan gaya hidup yoga. Kebanyakan penyakit fisik

disebabkan oleh psikis. Karena itu, kesehatan dan ketenangan psikis menjadi

modal utama untuk meraih kesehatan fisik. Gerakan yoga harus dibarengi

dengan pikiran yang focus dan damai untuk mengoptimalkan pencapainnya.

3. Respon teknik relaksasi yaitu sebagian besar gaya yoga menekankan pada

dalam panjangnya nafas, yang akan berlawanan dengan peningkatan respon

dari stress. Mengurangi stress dan lebih tenang dengan menguunakan teknik

meditasi khusus untuk membuat pikiran yang sering stress menjadi lebih

tenang. Gaya yoga lainnya juga tergantung pada teknik bernafas ,yang

48

Page 40: BAB 2.docx

mendalam untuk memfokuskan pikiran,yang membuat pikiran lebih tenang.

Sehingga senam yoga salah satu bermanfaat sebagai penurunan tekanan darah

(Yudha Wirawanda, 2014)

49

Page 41: BAB 2.docx

2.3 Kerangka Pikiran

Keterangan :

: Diteliti

: tidak diteliti

Gambar 2.4 Studi Kasus Tentang Pemberian Senam Yoga Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Pasien Yang Menderita Hipertensi Di Rumah Sakit Muhammadiyah Gresik.

50

Hipertensi Faktor penyebab hipertensi :

1. Faktor genetic2. Jenis kelamin3. Umur 4. Pola makan5. Obesitas6. Aktivitas fisik kurang7. Merokok & alcohol8. Stress

Pemberian senam yoga Menstimulasi pengeluaran

hormone endorfine

Kadar b-endorphine

Ditangkap reseptor didalam hipotalamus dan system limbik

Mengatur emosi

Stress

Curah jantung dan tekanan darah perifer

Tekanan darah

Hipertensi tahap

Hipertensi tahap 2

prahipertensi Normal

Hormone penenang

Melahirkan rasa nyaman