bab complete 2.docx

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) no 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sebagai Daerah Otonom, maka diterbitkan surat keputusan (SK) Menteri Kesehatan dan Sosial (Menkesos) no. 1747/2000 tentang Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal dalam Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota (SPM Kesehatan). Pelaksanaan PP 25/2000 ditegaskan melalui surat edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) no 100/757 / OTDA / 2002 tentang Pelaksanaan Kewenangan Wajib dan SPM yang ditujukan ke Gubernur dan Bupati/Walikota se Indonesia. SK Menkesos no. 1747/2000 kemudian dianulir dengan SK Menteri Kesehatan (Menkes) no 1457/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di tahun 2010. SK Menkes no 1457/2003 ini diikuti SK Menkes no 1091/2004 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. Dengan berkembangnya waktu, UU 22/1999 tentang Pemerintah Daerah direvisi dengan UU 32/2004, sehingga PP 25/2000 dianulir dengan PP 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal. Secara ringkas, PP ini memberikan rujukan bahwa SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar baik daerah provinsi maupun daerah kabupaten / kota. 1

Upload: angger-bayu-wibisono

Post on 22-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

babii

TRANSCRIPT

Page 1: BAB complete 2.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah (PP) no 25/2000 tentang Kewenangan

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Sebagai Daerah Otonom, maka diterbitkan

surat keputusan (SK) Menteri Kesehatan dan Sosial (Menkesos) no. 1747/2000 tentang

Pedoman Penetapan Standar Pelayanan Minimal dalam Bidang Kesehatan di

Kabupaten/Kota (SPM Kesehatan). Pelaksanaan PP 25/2000 ditegaskan melalui surat

edaran Menteri Dalam Negeri (Mendagri) no 100/757 / OTDA / 2002 tentang

Pelaksanaan Kewenangan Wajib dan SPM yang ditujukan ke Gubernur dan

Bupati/Walikota se Indonesia. SK Menkesos no. 1747/2000 kemudian dianulir dengan

SK Menteri Kesehatan (Menkes) no 1457/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan di tahun 2010. SK Menkes no 1457/2003 ini diikuti SK Menkes no

1091/2004 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di

Kabupaten/Kota.

Dengan berkembangnya waktu, UU 22/1999 tentang Pemerintah Daerah direvisi

dengan UU 32/2004, sehingga PP 25/2000 dianulir dengan PP 65/2005 tentang Pedoman

Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal. Secara ringkas, PP ini

memberikan rujukan bahwa SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan

dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara

secara minimal terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar baik daerah provinsi

maupun daerah kabupaten / kota.

Selain itu, peraturan Mendagri no 6/2007 tentang petunjuk teknis penyusunan dan

penetapan standar pelayanan minimal diterbitkan. Dalam peraturan Mendagri ini pada

pasal 29 ayat (3) dikatakan bahwa SPM yang ditetapkan pemerintah daerah dapat

dilaksanakan sampai dengan Menteri / Pimpinan Lembaga Pemerintah Non-Departemen

menyusun dan menetapkan SPM yang baru sesuai PP 65/2005. Untuk Departemen

Kesehatan (Depkes) terwujud melalui peraturan Menkes no 741/2008 yang menganulir

SK Menteri Kesehatan no 1457/2003. Peraturan Menkes no 741/2008 berisi indikator

kinerja dan target pelayanan kesehatan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2015.

1

Page 2: BAB complete 2.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi PuskesmasPuskesmas Adalah unit pelaksana tehnis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kab/kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian

wilayah kecamatan.

Puskesmas adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat. Sebagai organisasi publik, puskesmas diharapkan mampu

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada masyarakat. Untuk menjamin

terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu setiap puskesmas perlu

mengembangkan Standar Pelayanan Medik (SPM).

Hak puskesmas adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki puskesmas untuk

mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu yaitu:

1. Membuat peraturan-peraturan yang berlaku di RS nya sesuai dengan kondisi atau

keadaan yang ada di RS tersebut (hospital by laws).

2. Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan RS.

3. Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang diberikan dokter

kepadanya.

4. Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di RS. melalui panitia kredential.

5. Menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi (termasuk pasien, pihak

ketiga, dll).

6. Mendapat jaminan dan perlindungan hukum.

Hak untuk mendapatkan imbalan jasa pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.

Sedangkan, kewajiban puskesmas adalah:

1. Mematuhi peraturan dan perundangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah.

2. Memberikan pelayanan pada pasien tanpa membedakan golongan dan status pasien.

3. Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan (Duty of

Care).

4. Menjaga mutu perawatan tanpa membedakan kelas perawatan (Quality of Care).

2

Page 3: BAB complete 2.docx

5. Memberikan pertolongan pengobatan di Unit Gawat Darurat tanpa meminta jaminan

materi terlebih dahulu.

6. Menyediakan sarana dan alat-alat umum yang dibutuhkan.

7. Menyediakan sarana dan alat-alat medik sesuai dengan standar yang berlaku.

8. Menjaga agar semua sarana dan alat-alat senantiasa dalam keadaan siap pakai.

9. Merujuk pasien ke RS lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana, alat-alat dan

tenaga yang diperlukan.

10. Mengusahakan adanya sistem, sarana dan prasarana pencegahan kecelakaan dan

penanggulangan bencana.

11. Melindungi dokter dan memberikan bantuan administrasi dan hukum bilamana dalam

melaksanakan tugas dokter tersebut mendapatkan perlakuan tidak wajar atau tuntutan

hukum dari pasien atau keluarganya.

12. Mengadakan perjanjian tertulis dengan para dokter yang bekerja di puskesmas

tersebut.

13. Membuat standar dan prosedur tetap untuk pelayanan medik, penunjang medik,

maupun non medik.

14. Mematuhi Kode Etik puskesmas (KODERSI).

Kedudukan Puskesmas

Sistem Kesehatan Nasional

Sebagai sarana pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) strata pertama

Sistem Kesehatan Kabupaten / Kota

Unit pelaksana teknis dinas yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian

tugas pembangunan kesehatan kabupaten / kota

Sistem Pemerintah Daerah

Unit pelaksana teknis dinas kesehatan kab / kota yang merupakan unit structural

pemdakab / kota

2.2. Definisi SPM

Standar pelayanan minimal adalah suatu standar dengan batas batas tertentu untuk

mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan

pelayanan dasar kepada masyarakat yang mencakup jenis pelayanan, indicator dan nilai.

3

Page 4: BAB complete 2.docx

Standar Pelayanan Minimal Kewenangan Wajib

A. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir, seperti kunjungan untuk ibu

hamil ke empat, pertolongan persalinan, pelayanan nifas, neonatus dengan

komplikasi,dsb)

2. Pelayanan Kesehatan Bayi dan Anak Pra Sekolah yakni seperti pelayanan

kunjungan bayi, anak balita, pemberian MP ASI usia 6-24 bulan untuk

keluarga miskin, perawatan balita gizi buruk, dsb).

3. Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja dengan diadakan

program UKS.

4. Pelayanan Kesehatan pasanganUsia Subur (KB aktif )

5. Pelayanan Kesehatan Kerja

6. Pelayanan KesehatanUsia Lanjut

7. Pelayanan Imunisasi

8. Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat

9. Pelayanan Pengobatan / Perawatan

B. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang

1. Pelayanan kesehatan dengan 4 kompetensi dasar (Kebidanan, Bedah, Penyakit

Dalam,Anak)

2. Pelayanan kegawatdaruratan

3. Pelayanan laboratorium kesehatan yang mendukung upaya kesehatan

perorangan dan Kesehatan masyarakat.

4. Penyediaan pembiayaan dan jaminan kesehatan

5. Pelayanan rawa jalan dan rawat inap sementara.

C. Penyelenggaraan Pemberantasan Penyakit Menular

1. Penyelenggaraan penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian

Luar Biasa (KLB)

2. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio

3. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB Paru

4. Pencegahan danPemberantasan Penyakit Malaria

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kusta

6. Pencegahan & Pemberantasan Penyakit ISPA

4

Page 5: BAB complete 2.docx

7. Pencegahan & Pemberantasan Penyakit HIV AIDS

8. Pencegahan & Pemberantasan Penyakit DBD

9. Pencegahan & Pemberantasan Penyakit Diare

10. Pencegahan &Pemberantasan Penyakit Filariasis

D. Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat

1. Pemantauan pertumbuhan balita

2. Pemberian suplemen gizi

3. Pelayanan gizi

4. Penyuluhan gizi seimbang

5. Penyelenggaraan kewaspadaan gizi

E. Promosi Kesehatan

1. Penyuluhan perilaku sehat, Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS) adalah masyarakat dimana penduduknya menerapkan perilaku hidup

bersih dan sehat.

2. Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumberdaya dan

kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana

dan kegawatdaruratank esehatan, secara mandiri.

3. Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa(Poskesdes)

atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungs sebagai pemberi

pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan,

4. PoskesdesadalahUpaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang

dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kesehatan dasar

bagi masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang Bidan dan minimal 2

orang kader dan merupakan koordinator dari UKBM yang ada.

F. Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar

1. Pemeliharaan kualitas lingkungan fisik, kimia dan biologi

2. Pengendalian vektor

3. Pelayanan Hygiene Sanitasi di tempat umum

G. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika,Psikotropika dan

Zat Adiktif Lain

5

Page 6: BAB complete 2.docx

1. Penyuluhan P3 NAPZA (Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan

Napza) yang Berbasis Masyarakat

2. Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian dan Pengamanan Sediaan Farmasi, Alat

kesehatan serta makanan dan minuman

Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan untuk pelayanan kesehatan dasar

Penyediaan dan pemerataan pelayanan kefarmasian di sarana pelayanan

kesehatan

3. Pelayanan Pengamanan Farmasi Alat Kesehatan

4. Penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB

1. Surveilan penyakit yang berbasis masyarakat adalah upaya pengamatan dan

pencatatan yang dilakukan oleh masyarakat (kader dan bidan/perawat) tentang

kejadian penyakit yang dapat mengancam kesehatan penduduk/masyarakat.

2. Pemantauan Pertumbuhan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh kader untuk

mengetahui berat badan balita setiap bulan untuk mendeteksi secara dini

pertumbuhan balita (D/S).

3. Surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan

(gizi),penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

SPM Kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan

Daerah Kabupaten/Kota.

Pelayanan Kesehatan dipilah menjadi 2 :

1. Pelayanan Kesehatan Wajib

2. Pelayanan Kesehatan Pengembangan

Pelayanan Kesehatan Wajib dibagi menjadi:

1. Pelayanan Kesehatan Dasar

2. Pelayanan Kesehatan Rujukan

3. Penyelidikan Epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)

4. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat

Pelayanan Kesehatan Pengembangan :

Pelayanan kesehatan diluar 4 diatas, sesuai dengan kebutuhan spesifik lokal daerah

6

Page 7: BAB complete 2.docx

masing-masing.

Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan

untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu

SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan atau manfaat pelayanan. Di luar jenis

pelayanan wajib, Kabupaten/Kota tertentu wajib menyelenggarakan jenis pelayanan

sesuai kebutuhan, karakteristik, dan potensi daerah.

Legal Aspect

Dasar:

Peraturan Pemerintah no. 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan

Standard Pelayanan Minimal

SK Menkes RI no. 1457/Menkes/SK/X/2003 Terdapat 54 Indikator

SK Menkes RI no. 741/Menkes/Per/VII/2008 Terdapat 18 indikator

Implikasi Penerapan SPM

Alokasi Dana

Pemenuhan SDM

Kelembagaan

Pemenuhan Sarana Prasarana

Penyelenggaraan Sistem Informasi

Kerja sama antar daerah

Daerah harus mempunyai kapasitas dan Kompetensi untuk mendukung

Pencapaian SPM.

Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di

laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.  Ada 6 Program Pokok pelayanan

kesehatan di  Puskesmas yaitu :

1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif)  yaitu bentuk pelayanan  kesehatan

untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan

7

Page 8: BAB complete 2.docx

oleh seorang dokter  secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan  yang diperoleh 

selama anamnesis dan pemeriksaan

2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan

untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan

penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).

3. Pelayanan KIA  dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di 

Puskesmas yang ditujuhkan  untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan

Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan

bayi dan balita.

4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu  program

pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular

penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).

5. Kesehatan Lingkungan yaitu  program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas

untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,

pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran

lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat,

6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan

gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,

penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat

Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,

Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi

Keluarga/Masyarakat.

Program Tambahan :

Program pengembangan pelayanan kesehatan Puskesmas tersebut adalah

1. Usaha  Kesehatan Sekolah, adalah  pembinaan kesehatan masyarakat yang

dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD,SMP dan SMP) diwilayah kerja

Puskesmas

2. Kesehatan Olah Raga  adalah semua bentuk kegiatan yang menerapkan ilmu

pengetahuan fisik untuk meningkatkan  kesegaran jasmani masyarakat, naik atlet

maupun masyarakat umum. Misalnya pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani

anak sekolah dan kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung

8

Page 9: BAB complete 2.docx

3. Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan penanganan kasus

tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak lanjuti atau dikunjungi ketempat

tinggalnya untuk dilakukan asuhan  keperawatan induvidu dan asuhan keperawatan

keluarganya.  Misalnya kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia

4. Kesehatan Kerja,  adalah program pelayanan kesehatan kerja puskesmas yang

ditujuhkan untuk masyarakat pekerja informal maupun formal diwilayah kerja

puskesmas dalam rangka pencegahan dan  pemberantasan penyakit serta kecelakaan

yang berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara

berkala di tempat kerja oleh petugas puskesmas

5. Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gizi dan mulut

yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam maupun diluar gedung

(mengatasi kelainan atau penyakit ronggo mulut dan gizi yang merupakan salah satu

penyakit  yang terbanyak di jumpai di Puskesmas

6. Kesehatan Jiwa, adalah  program pelayanan kesehatan jiwa yang dilaksanakan oleh

tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta masyarakat,  dalam rangka

mencapai derajat kesehatan  jiwa masyarakat yang optimal melalui kegiatan

pengenalan/deteksi dini gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan

konseling jiwa. Sehat jiwa adalah  perasaan sehat dan bahagia serta mampu

menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya dan

mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Misalnya ada konseling

jiwa di Puskesmas.

7. Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama  pemeliharaan

kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)  dibidang mata dan

pencegahan kebutaan  oleh tenaga kesehatan Puskesmas dan didukung oleh peran

serta aktif masyarakat. Misalnya  upaya penanggulangan  gangguan refraksi pada

anak sekolah.

8. Kesehatan Usia Lanjut,  adalah  program pelayanan kesehatan usia lanjut  atau

upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas  dengan dukungan

peran serta aktif masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat usia lanjut. Misalnya  pemeriksaan kesehatan untuk  mendeteksi dini

penyakit degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi dan

Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.

9. Pembinaan Pengobatan Tradisional, Adalah program pembinaan  terhadap

pelayanan pengobatan  tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan

9

Page 10: BAB complete 2.docx

tradisional. Yang dimaksud pengobatan  tradisional adalah  pengobatan yang

dilakukan secara turun temurun, baik yang menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk

jarum, juru sunat) maupun keterampilan (pijat, patah tulang).

10. Kesehatan haji  adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan jemaah haji

yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan kebugaran dan pemantauan

kesehatan jemaah yang kembali (pulang) dari menaikan ibadah haji

Indikator dan Target Cakupan

a) Pelayanan Kesehatan Dasar

1. Cakupan kunjungan ibu hamil Ke-4 sebanyak 95% pd tahun 2015

2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani mencapai 80% pada tahun 2015

3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Nakes yg memiliki kompetensi kebidanan

90% pd tahun 2015

4. Cakupan pelayanan nifas 90% pd tahun 2015

5. Cakupan neonatus dengan komplikasi yg ditangani 80% pada tahun 2010

6. Cakupan kunjungan bayi 90% pd tahun 2010

7. Cakupan desa/kelurahan dengan UCI 100% pd th. 2010

8. Cakupan pelayanan anak balita 90% pd tahun 2010

9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-24 bulan keluarga

miskin 100% pd tahun2010

10. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan 100% pd tahun 2010

11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% pd tahun 2010

12. Cakupan peserta KB aktif 70% pd tahun 2010

13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 100% pd tahun 2010

14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masy. Miskin 100% pd tahun 2015

b) Pelayanan Kesehatan Rujukan

1. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 100% pd tahun

2015

2. Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan

(RS) kabupaten/kota 100% pd tahun 2015

c) Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB

10

Page 11: BAB complete 2.docx

Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi

<24 jam 100% pada tahun 2015

d) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Cakupan Desa Siaga aktif 80% pada tahun 2015

Pelayanan untuk mewujudkan indikator SPM

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) (K-1 dan K-4)

Frekuensi: 1 X pd trimester I, 1X pd trimester II

dan 2X pd trimester III

- Pemeriksaan fisik dan anthropometri, tinggi fundus uteri

- Pemeriksaan laboratorium (Hb)

- Imunisasi TT

- Pemberian tablet besi (Fe) dan kapsul Iodium

- Pemeriksaan penunjang lain (sesuai kebutuhan)

- Konseling

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

Kelas Ibu hamil Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

- Kemitraan bidan dengan dukun

Post Natal Care (Kunjungan Pasca Persalinan/ masa nifas)

Penemuan dan Penanganan Komplikasi Kebidanan

Perdarahan (antepartum maupun post partum)

Karena: aborsi, lepas plasenta secara prematur, atonia uteri, retensio plasenta,

robekan jalan lahir.

Pre eklampsia

Infeksi jalan lahir

Karena: ketuban pecah dini, partus lama, antiseptik yg tdk benar oleh

penolong persalinan, pemeriksaan vaginam yg tdk bersih/terlalu sering,

hubungan sex setelah ketuban pecah, sisa jaringan plasenta, sisa abortus,

perdarahan.

11

Page 12: BAB complete 2.docx

Komplikasi

Anemia

bila Hb darah < 11 gr%

Kurang Energi Kronik

dilihat dari lingkar lengan atas (LILA), bila LILA < 23,5 cm, dikategorikan

KEK

Gestational diabetes

Pelayanan Neonatal

Kunjungan neonatal:

- KN-1 : 24 jam pertama pasca persalinan

Memastikan pernafasan spontan

Mencegah hypoxia sekunder

Menemukan kelainan

Mencegah dan menangani hypothermia

- KN-2 : 3 hari s/d 1 minggu pertama

- KN-3 : minggu pertama s/d 28 hari

Perlakuan kunjungan masa nifas

Kunjungan 6 jam pertama, 6 hari pertama, 6 minggu pertama

Pemeriksaan ibu dan bayi

Pencegahan infeksi pd ibu maupun bayi

Pemeriksaan anemia

KIE (ASI, tanda bahaya, perawatan diri dan bayi)

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit

Imunisisasi Lengkap (BCG, HB, DPT, Polio, Campak)

Surveilans penyakit menular oleh vektor binatang (malaria, DBD)

12

Page 13: BAB complete 2.docx

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit menular Khronis (Tb paru, kusta,

HIV/Aids)

Pencegahan dan penananan penyakit menular akut (ISPA, Diare)

Pencegahan dan penanganan penyakit tidak menular

Penanggulangan KLB (Wabah)

Program Perbaikan Gizi Masyarakat

Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak (balita) di Posyandu dan

DDIDTKA

Penemuan dan penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang pada balita:

- Penanganan penyakit penyerta

- Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

- Kelas gizi (bagi ibu dengan balita gizi buruk dan

gizi kurang) dan konseling gizi

- Pemberian vitamin A dan bayi dan balita

Pemberian supplemen bagi ibu hamil

- Fe 90 tablet pd ibu hamil

- Kapsul Iodium

Program Pengobatan

• Pelayanan rawat jalan di puskesmas dan jaringan pelayanan di bawahnya

(Pustu) dan poskesdes termasuk IGD puskesmas

• One day care di puskesmas

• Pelayanan PONED di puskesmas perawatan

• Pelayanan rawat inap di puskesmas perawatan

• Penyelenggaraan Sistem rujukan

• Implementasi quality assurance

13

Page 14: BAB complete 2.docx

Program Promosi Kesehatan

• Penyuluhan masal

• Penyuluhan Kelompok

• Pengembangan Desa Siaga

• Pembuatan media promosi kesehatan

• Pemasyarakatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

• Pemberdayaan Masyarakat dalam Upaya Kesehatan (pengembangan Posyandu,

UKBM)

Kesehatan Lingkungan

• Penyehatan air minum/Pengawasan kualitas air minum

• Pemasyarakatan Jamban/STBM (untuk mencapai ODF)

• Inspeksi dan penyehatan tempat-tempat umum

Siapa Penanggung Jawab Pelaksanaan SPM

• Bupati/walikota bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan kesehatan

sesuai SPM Kesehatan

• Dinas Kesehatan Kabupaten berperan sebagai koordinator operasional

pelaksanaan SPM bidang kesehatan

• Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM dilakukan oleh petugas

kesehatan sesuai kualifikasi dan kompetensinya.

Pelaporan Penyelenggaran SPM

• Bupati/walikota melaporkan kinerja penerapan dan pencapaian SPM tiap

tahun kepada Menteri Kesehatan

• Atas dasar pelaporan tersebut, Menkes memberikan pembinaan teknis

• Menteri Kehatan melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan SPM

oleh Pemda sebaga upaya menjamin akses dan mutu pelayanan kesehatan

• Monitoring dilakukan oleh gubernur sbg wakil pemerintah pusat kepada Pemda

Kabupaten/Kota

Pengawas Pelaksanaan SPM

14

Page 15: BAB complete 2.docx

• Menteri Kesehatan dalam melakukan pengawasan teknis dibantu oleh

Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan.

• Gubernur selaku wakil pemerintah di daerah dalam melakukan pengawasan

teknis dibantu oleh Inspektorat Provinsi berkoordinasi dengan Inspektorat

Kabupaten/Kota.

BAB III

15

Page 16: BAB complete 2.docx

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

SPM (Standar Pelayanan Minimum) kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanan

kesehatan yang diselenggarakan daerah kabupaten / kota. Pelayanan kesehatan ini dibagi

menjadi 2

1. Pelayanan kesehatan wajib

2. Pelayanan kesehatan pengembangan

Penanggung Jawab Pelaksanaan SPM Bupati/walikota bertanggung jawab atas

terselenggaranya pelayanan kesehatan sesuai SPM Kesehatan, Dinas Kesehatan

Kabupaten berperan sebagai koordinator operasional pelaksanaan SPM bidang

kesehatan, Penyelenggaraan pelayanan kesehatan sesuai SPM dilakukan oleh petugas

kesehatan sesuai kualifikasi dan kompetensinya.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 17: BAB complete 2.docx

Abdullah, Mohammad. 2013. Standard Pelayanan Minimal (SPM)

Pelayanan Bidang Kesehatan. Mataram

Anonymus : http://arali2008.wordpress.com/2011/12/16/program-pelayanan-kesehatan-di-

puskesmas/. Akses : 24 februari 2013. 19.00 WITA

Anonymus : jurnalk3.com/blog/pemeliharaan-apar-doc.html. Akses : 24 februari

2013. 19.00 WITA

Aninymus : www.dinkes-tts.web.id/bank.../9- spm -

2008.html?... permenkes ... spm . Akses : 24 februari 2013. 19.30 WITA

Bapelkes, Gombong. 2000 Laporan Evaluasi Pasca Pasca Pelatihan Pelatihan Jaminan  Jaminan Mutu. gombong 

17