tugas pak agust bab 2.docx

47
BAB II EPIDEMIOLOGI A. Pengerian dan peranan Epidemiologi Pada mulanya epidemiolog idiartikan sebagai studi tentang epidemi.Hal ini berarti epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non-infeksi, sehinggaepidemiologidapatdiartikansebagaistuditentang penyebaranpenyakitpadamanusia di dalamkontekslingkungannya.Mencakupjugastuditentangpol a-polapenyakitsertapencariandeterminan- determinanpenyakittersebut.Dapatdisimpulkanbahwaepide miologiadalahilmu yang mempelajaripenyakittersebut Dalambatasanepidemiologiinisekurang-kurangnyamencakup 3 elemen, yakni : a.Mencakupsemuapenyakit Epidemiologimempelajarisemuapenyakit, baikpenyakitinfeksimaupunnono-infeksi, sepertikanker, penyakitkekurangangizi (malnutrition), kecelakaanlalulintasmaupunkecelakaankerja, sakitjiwadansebagainya.Bahkan di Negara- negaramajuepidemiologiinimencakupjugakegiatanpelay anankesehatan. b.Populasi Apabilakedokteranklinikberorientasipadagambaran- gambaranpenyakitindividu,

Upload: bayu-dwisetyo

Post on 24-Dec-2015

264 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

BAB II

EPIDEMIOLOGI

A. Pengerian dan peranan EpidemiologiPada mulanya epidemiolog idiartikan sebagai studi tentang epidemi.Hal

ini berarti epidemiologi hanya mempelajari penyakit-penyakit menular saja, tetapi dalam perkembangan selanjutnya epidemiologi juga mempelajari penyakit-penyakit non-infeksi, sehinggaepidemiologidapatdiartikansebagaistuditentangpenyebaranpenyakitpadamanusia di dalamkontekslingkungannya.Mencakupjugastuditentangpola-polapenyakitsertapencariandeterminan-determinanpenyakittersebut.Dapatdisimpulkanbahwaepidemiologiadalahilmu yang mempelajaripenyakittersebutDalambatasanepidemiologiinisekurang-kurangnyamencakup 3 elemen, yakni :a. Mencakupsemuapenyakit

Epidemiologimempelajarisemuapenyakit, baikpenyakitinfeksimaupunnono-infeksi, sepertikanker, penyakitkekurangangizi (malnutrition), kecelakaanlalulintasmaupunkecelakaankerja, sakitjiwadansebagainya.Bahkan di Negara-negaramajuepidemiologiinimencakupjugakegiatanpelayanankesehatan.

b. PopulasiApabilakedokteranklinikberorientasipadagambaran-gambaranpenyakitindividu, makaepidemiologiinimemusatkanperhatiannyapadadistribusipenyakitpadapopulasi (masyarakat) ataukelompok.

c. PendekatanepidemiologiFrekuensidandistribusipenyakitdikajidarilatarbelakangpadakesehatanlingkunganmanusiabaiklingkunganfisik, biologis, maupun social.Hal iniadalah yang dimaksudpendekatanekologis.Terjadinyapenyakitpadaseseorangdikajidarimanusiadan total lingkungannya.

Page 2: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

1. PenyebaranpenyakitDi dalamepidemiologibiasanyatimbulpertanyaan yang perludirenungkan,yakni: 1). Siapa (who). Siapakah yang menjadisasaranpelnyebaranpenyakitituatau orang yang terkenapenyakit.2). Di mana (where). Di manapenyebaranituterjadinyapenyakit.3). Kapan (when). Kapanpenyebaranatauterjadinyapenyakittersebut.Jawabanataupertanyaan-pertanyaaninimerupakan factor-faktor yang menentukanterjadinyasuatupenyakit.Dengan kata lain terjadinyaataupenyebaransuatupenyakitditentukanoleh factor utama, yakni : orang, tempatdanwaktu.

2. KegunaanPerananepidemiologi, khususnyadalamkonteks program kesehatandankeluargaberencanaadalahsebagaitool (alat) dansebagaimetodeataupendekatan.Epidemiologisebagaialatdiartikanbahwadalammelihatsuatumasalah KB-Kesselalumempertanyaansiapa yang terkenamasalah, dimanadanbagaimanapenyebaranmasalah, sertakapanpenyebaranmasalahtersebutterjadi ?Demikian pula pendekatanpemecahanmasalahtersebutselaludikaitkandenganmasalh, dimanaataudidalamlingunganbagaimanapenyebaranmasalahsertabilamanamasalahtersebutterjadi.Kegunaalaindariepidemiologikhususnyadalam program kesehatanadalahukuran-ukuranepidemiologiseperti, prevalensi, point of prevalence, dansebagainyadapatdigunakandalamperhitungan-perhitungan: prevalensi, kasusbaru, case fatality rate,dansebagainya.

B. Metode-metode epidemiologiDidalamepidemiologiterdapat 2 tipepokokpendekatanataumetode, yakni:1 Didalamepidemiologideskriptifdipelajaribagaimanafrekuensipenyakitberub

ahmenurutperubahan variable-variable epidemiologi yang terdiridari orang (person), tempat (place), danwaktu (time).

Orang (person)Disiniakandibicarakanperananumur, jeniskelamin, kelas social,

pakarjaan, golonganetnik, status perkawinan, besarnyake;uarga, struktuskeluarga, danparitas.(1). Umur

Page 3: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Umuradalah variable yang selaludiperhatikandidalampenyelidikan-penyelidikanepidemiologi.Angka-angkakesakitanmaupunkematiandidalam hamper semuakeadaanmenunjukkanhubungandenganumur.

Dengancarainidapatmembacanyadenganmudahdanmelihatpolakesakitanataumenurutgolonganumur. Persoalan yang dihadapiadalahumur yang dilaporkantepat, apakahpanjang interval didalampengelompokkancukupuntuktidakmenyembunyikanperananumurpadapolakesakitanataukematian, danapakahpengelompokanumurdapatdibandingkandenganpengelompokanumurpadapenelitian orang lain.

Didalammendapatkanlaporanumur yang tepatpadamasyarakatpedesaan yang kebanyakanmasihbutahurrufhendaknyamemanfaatkansumberinfomasiseperticatatanpetugas agama, guru, lurah, dansebagainya.Hal initentunyatidakmenjadisoal yang beratdikalamengumpulkanketeranganumurbagimereka yang telahbersekolah.Untukkeprluanperbandinganmaka WHO menganjurkanpembagian-pembagianumursebagaiberikut :(a). menuruttingkatkedewasaan, yaitu:

0-14 tahun :bayidananak-anak.

15-49 tahun : orang mudadandewasa.

50 tahunkeatas : orang tua.

Prevalensi, point of prevalence, dansebagainyadapatdigunakandalmperhitungan-perhitungan :prevalensi, kasusbaru, case fatality rate dansebagainya.

B. Metode-metodeepidemiologi

Didalamepidemiologideskriptifdipelajaribagaimanafrekuensipenyakitberubahmenurutperubahanvariabel-variabelepidemiologi yang terdiridari orang (person), tempat (place), danwaktu (time).

a. Orang (person)

Page 4: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Disiniakandibicarakanperananumur, jeniskelamin, kelas social, pekerjaan, golonganetnik, status perkawinan, besarnyakeluarga, strukturkeluarga, danparitas.(1). Umur

Umuradalah variable yang selaludiperhatikan di dalampenyelidikanepidemiologi.Angka-angkakesakitanmaupunkematian di dalam hamper semuakeadaanmenunjukkanhubungandenganumur.

Dengancarainidapatmembacadenganmudahdanmelihatpolakesakitanataukematianmenurutgolonganumur. Persoalan yang dihadapiadalahapakahumur yang dilaporkantepat, apakahpanjangnya interval di dalampengelompokancukupuntuktidakmenyembunyikanperananumurpadapolakesakitanataukematian, danapakahpengelompokanumurpadapenelitian orang lain.

Di dalammendapatkanlaporanumur yang tepatpadamasyarakatpedesaan yang kebanyakanmasihbutahurufhndaknyamemanfaatkansumberinformasiseperticatatanpetugas agama, guru, lyrah, dansebagainya.Hal initentunyatidakmenjadisoal yang beratdikalamengumpulkanketerabganumurbagimereka yang telahbersekolah.

Untukkeperluanperbandinganmaka WHO menganjurkanpembagian- pembagianumursebagaiberikut :(a). menuruttingkatkedewasaanyaitu :

0 – 14 tahun :bayidananak-anak15 – 49 tahun : orang mudadandewasa50 tahunkeatas : orang tua

(b). interval 5 tahun :Kurangdari 1 tahun :1 – 4,5 – 9,10 -14, dansebagainya.

(c). untukmempelajaripenyakitanak :0 – 4 bulan5- 10 bulan11 – 23 bulan2 – 4 tahun5 – 9 tahun

Page 5: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

9 – 14 tahun

(2). Jenis kelamin

Angka-angkadariluarnegerimenunjukkanbahwaangkakesakitanlebihtinggi di kalanganwanitasedangkanangkakematianlebihtinggi di kalanganpriapadasemuagolonganumur.Untuk Indonesia masihperlu di pelajarilebihlanjut.Perbedaanangkakematianini, dapatdisebabkanoleh factor-faktor intrinsic.

Yang pertama di dugameliputi factor keturunan yang terkaitdenganjeniskelamin, atuaperbedaan hormonal, sedangkanyanhkeduadidugakarenaberperannyafaktor-faktorlingkungan (Lebihbanyakpriamerokok), minum-minumankeras, candu, bekerjaberat, berhadapandenganpekerjaan-pekerjanberbahaya, danseterusnya.

Sebab-sebabadanyaangkakematian yang lebihtinggi di kalanganwanita, di Amerikaserikatdihubungkandengankemungkinanbahwawanitalebihbebasuntukmencariperawatan.Di dindonesiakeadaantersebutbelumdiketahui.

Terdapatindikasibahwakecualiuntukbeberapapenyakitalatkelamin, angkakematianuntukberbagaipenyakitlebihtinggipadakalanganpria.

(3). Kelas sosial

Kelas social adalahkelas variable yang seringdilihathubungannyadenganangkakesakitanataukematian, variable inimenggambarkantingkatkehidupanseseorang.Kelas social iniditentukanolehunsur-unsurseprtipendidikan, pakerjaan, penghasilan, danbanyakcontohditentukan pula tempattinggal.Karenahal-halinidpatmempengaruhiberbagaiaspekkehidupantermasukpemeliharaankesehatanmakatidaklahmengherankanapabilamelihatperbedaan-perbedaandalamangkakesakitanataukematuanantaraberbagaikelas social.

Masalah yang dihadapidilapanganialahbagimanamendapatkan indicator tunggalbagikelas social. Di inggrispenggolongankelas social ini di dasarkanatasdasarjenispekerjaanseseorang, yakni a) professional, b) menengah c) tenagaterampil, d) tenagasetengahterampil, dan V tidakmempunyaiketerampilan. Di Indonesia, penggolongansepertiinisulitolehkarenajenispekerjaantidakmemberijaminanperbedaandalampenghasilan.

Page 6: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Hubunganantarakelassosialdanangkakesakitanataukematiankitadapatmempelajaridalamhubungandenganumurdankelamin.

(4). Jenis pekerjaan

Jenispekerjaandapatberperan di dalamtimulnyapenyakitmelaluibeberapa factor,yakni:

(a). adanyafaktor-faktorlingkungan yang langsungdapatmenimbulkankesakitansepertibahan-bahankimia, gas beracun, radiasi, benda-bendafisik yang dapatmenimbulkankecelakaan, dansebagainya.

(b). situasipekerjaan yang penuhdengan stress (yang telahdikenalsebagaifaktor yang beroeranpadatimbulnyahipertensi, danulcuslambung).

(c). adatidaknya ‘aktivitasfisik’ didalampekerjaan ; di AmerikaSerikatditunjukkanbahwapenyakitjantung coroner sering di temukan di kalanganmereka yang Mempunyai pekerjaan di mana kurang adanya ’aktivitas fisik’.

(d).karena berkerumun dalam satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi proses penularan penyakit antara para pekerja.

(e).penyakit karena cacing tambang telah lama di ketahui terkait dengan pekerjaan di tambang.

Penilitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola kesakitan banyak di kerjakan di indonesia terutama pola penyakit kronis,misalnya penyakit jantung ,tekanan darah tinggi ,dan kanker.

Jenis pekerjaan apa saja yang hendak dipelajari hubungannya dengan suatu penyakit dapat pula memperhitungkan pengaruh variabel umur dan kelamin.

(5) Pendidikan

Tingakat pendidikan dengan penyebaran penyakit dan kematian. Kelompok masyarakat yang berpendidikan tinggi cenderung lebih mengetahui cara-cara mencegah penyakit.

(6) Penghasilan

Yang sering dilakukan ialah menilai hubungan antara tingkat penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh karena tidak mempunayi cukup uang untuk membeli obat,membayar transpor,dan sebagainya.

Page 7: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

(7) Golongan etnik

Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan,sususnan genetika,gaya hidup,dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan di dalam angka kesakitan atau kematian.

Dalammembandingkan angka kesakitan dan kematian suatu penyakit anatar golongan etnik hendaknya diingat kedua golonngan itu harus distandardisasikan menurut susunan umur dan kelamin ataupun faktor-faktor lain yang di anggap mempengaruhi angka kesakitan dan kematian itu. Penilitian pada golongan etnik dapat memberikan keterangan mengenai pengaruh lingkungan terhadap timbulnya suatu penyakit.

Contoh yang klasik dalam hal ini ialah penelitian mengenai angka kesakitan kanker lambunng. Dalam penilitian mengenai penyakit ini di kalangan penduduk assli jepang dan keturunan jepang di amerika serikat,ternyata bahwa penyakit ini menjadi kurang prevalen di kalangan turunan jepang di amerika serikat. Ini menunjukkan bahwa peranan lingkungan penting di dalam etiologi kanker lambung.

(8) Status pernikahan

Dari penelitian telah di tunnjukkan bahwa terdapat hubungan antara angka kesakitan maupun kematian dengan status nikah,tiddak nikah,cerai,dan janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun kematian karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.

Di duga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada orng yang tidak menikah dibandingkan dengan yang menikah ialah karena ada kecenderungan orang-orang yang tidak menikah kurang sehat. Kecenderungan bagi orang-orang yang tidak menikah lebih sering berhadapan dengan penyakit atau karena adanya perbedaan dalam gaya hidup yang berhubungan secara kausal dengan penyebab penyakit tertentu.

(9) Besarnya keluarga

Di dalam keluarga besar dan miskin,anak-anak dapat menderita kekurangan gizi karena penghasilan keluarga harus digunakan oleh banyak orang.

(10) Struktur keluarga

Struktur keluarga dpat mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (penyakit menular dan gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesakitan. Suatu keluarga besar karena besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal berdesak-desakkan

Page 8: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

di dalam yang luasnya terbatas. Sehingga memudahkan penularan penyakit menular di kalangan anggotanya. Keluarga yang besar,juga mungkin pula tidak dapat membeli cukup makanan yang bernilai gizi atau tidak dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia; dan sebagainya.

(11) Paritas

Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu maupun si anak. Terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi,terdapat asosiasi antara tingkat paritas dan penyakit-penyakit tertentu,seperti asma bronchiale,ulcus peptikum,pilorik,stenosis,dan seterusnya

b. Tempat (Place)

Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.

Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara:

(1)Batas daerah pemerintahan (2)Kota dan pedesaan (3)Daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan,sungai,laut atau

padang pasir)(4)Negara-negara, dan (5)Regional.

Untuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologi penyakit,perbandingan menurut batas-batas asdministrasi pemerintahan. Hal-hal yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu daerah dengan batas-batas alam ialah: keadaan lingkungan yang khusus seperti temperatur,kelembapan,curah hujan,ketinggian di atas permukaan laut,keadaan tanah,sumber air,derajat isolasi terhadap pengaruh luar yang tergambar dalam tingkat kemajuan ekonomi,pendidikan,industri,pelayanan kesehatan,bertahannya tradisi-tradisi yang merupakan hambatan pembangunan,faktor sosial budaya yang tidak ,menguntungkan kesehatan atau pengembangan kesehatan,sifat-sifat lingkungan biologis (ada tidaknya faktor penyakit menular tertentu,reservoirpenyakit menular tertentu,dan susunan genetika),dan sebagainya.

Page 9: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Pentingnya peranan tempat di dalam mempelajari etiologi suatu penyakit menular dapat digambarkan dengan jelas pada penyelidikan suatu wabah,yang akan diuraikan dalam bagian lain.

Dalam membicarakan perbedaan pola penyakit antara kota dan pedesaan,faktor yang disebutkan di atas perlu diperhatikan. Hal ini yang perlu diperhatokan selanjutnya ialah akibat migrasi ke kota atau ke desa terhadap pola penyakit,di kota maupun di desa itu sendiri.

Migrasi antar desa tentunya dapat pula membawa akibat terhadap pola dan penyebaran penyakit menular di desa-desa yang bersangkutan maupun desa-desa di sekitarnya.

Peranan migrasi atau mobilitas secara geografis di dalam mengubah pola penyakit di berbagai daerah menjadi lebih penting dengan makin lancarnya perhubungan darat,udara,dan laut.umpamanya penyakit demam berdarah.

Pentingnya pengetahuan mengenai tempat dalam mempelajari etiologi suatu penyakit dapat di gambarkan dengan jelaspada penyelidikan suatu wabah dan pada penyelidikan-penyelidikan mengenai kaum migran. Di dalam membandingkan angka kesakitanatau kematian antar daerah (tempat) perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiap-tiap daerah (tempat).

(1)Susunan umur (2)Susunan kelamin(3)Kualitas data,dan(4)Derajat representatif dan data terhadap seluruh penduduk.

Walaupun telah diadakan standardisasi berdasarkan umur dan jenis kelamin,membandingkan pola penyakit antar daerah di indonesia dengan menggunakan data yang berasal dari fasilitas-fasilitas kesehatan,harus dilaksanakan dengan hati-hati,sebab data tersebut belum tentu representatif dan baik kualitasnya.

Variasi geografisuntuk terjadinya beberapa penyakit atau keadaan lain mungkin berhubungan dengan satu atau lebih dari beberapa faktor,yakni :

(1)Lingkungan fisis,biologis,sosial dan ekonomi yang berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat lainnya.

(2)Konstitusi genetis dan etnis dari penduduk yang berbeda,bervariasi seperti karakteristik demografi.

Page 10: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

(3) Variasi kultural terjadi dalam kebiasaan, pekerjaan keluarga, praktik hygiene perorangan, dan bahkan persepsi tentang sakit dan sehat.

(4) Variasi Administratif termasuk fakor-faktor seperti tersedianya dan efisiensi pelayanan medis, program hygiene (sanitasi) dan lain lain .

Banyaknya penyakit hanya berpengaruh pada daerah tertentu.Misalnya penyakit demam kuning, kebanyakan terdapat di Amerika Latin. Distribusinya disebabkan oleh adanya ‘resorvoir’ infeksi (manusia atau kera) , Vektor (yaitu Aedes aegypty), penduduk yang rentan keadaan iklim yang memungkinkan suburnya agent penyebab penyakit. Daerah di mana vektor dan persyaratan iklim ditemukan, tetapi tidak ada sumber infeksi, disebut ‘receptive area’ untuk demam kuning.

Contoh- contoh penyakit lainnya yang terbatas daerah tertentu atau yang frekuensinya tinggi pada daerah tertentu, misalnya schistosomiosis di daerah di mana terdapat vektor snail atau keong (lembah Nil, Jepang), gondok endemik (endemic goiter ) di daerah yang kekurangan zat yodium.

c. Waktu(Time)

Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar di dalam analisis epidemiologis. Oleh karena itu, perubahan-perubahan menurut waktu menunjukkan adanya faktor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu di mana terjadi perubahan angka kesakitan maka dibedakan (1). fluktuasi jangka pendek, dimana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa jam, hari, minggu, dan bulan. (2).perubahan-perubahan secara siklus di mana perubahan-perubahan angka kesakitan terjadi secara berulang-ulang di antara beberapa hari, beberapa bulan,(musiman), tahunan beberapa tahun, dan (3). Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-tahun ataupuluhan tahun, yang disebut ‘secular trends’.

Pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi umpamanya epidemic keracunan makanan (beberapa jam),Epidemi influenza (beberapahari atau minggu),epidemic cacar (beberapa bulan)

Fluktuasi jangka pendek atau epidemic ini memberikan petunjuk bahwa:

(1)Penderita terserang penyakit yang sama dalam waktu bersamaan atau hampir bersamaan .

(2)Wktu inkubasi rata-rata pendek

Page 11: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Perubahan-perubahan secara siklus

Perubahan secara siklus ini didapatkan pada keadaan dimana timbul dan memuncaknya angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap beberapa bulan, tiap tahun, atau tiap beberapa tahun. Peristiwa semacam ini Dapat terjadi pada penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi.

Timbulnya atau memuncaknya angka kesakitan atau kematian suatu penyakit yang di tularkan melui vektor secara siklus (1). Ada tidaknya keadaan yang memungkinkan transmisi penyakit oleh vektor yang bersangkutan, yakni apakah temperatur dan kelembapan memungkinkan transmisi;(2). Adanya twempat perkembangbiakan alami dari vektor sedemikian banyak untuk menjamin adanya kepadatan vektor yang perlu dalam transmisi;(3). Selalu adanya kerentanan dan atau ; (4). Adanya egiatan-kegiatan berkala dari orang-orang yang rentan yang menyebabkan mereka terserang oleh ‘vektor borne disease’ tertentu;(5). Tetapnya kemampuan agent infektif untuk meinimbulkan penyakit ;(6). Adanya faktor-faktor lainnya yang belum diketahui. Hilangnya atau berubahnya siklus berarti adanya perubahan dari salah satu atau lebih hal-hal tersebut.

Penjelasan mengenai timbulnya atau memuncaknya penyakit menular yang berdasarkan pengetahuan yang kita kenal sebagai bukan vector borne secara siklus masih jauh lebih kurang dibadingkan dengan vector borne diseases yang telah kita kenal sebagai contoh., belum dapat diterangkan secra pasti mengapa wabah influenza A bertedensi timbul setiap 2-3 tahun, mengapa influenza B timbul setiap 4-6 tahun, mengapa wabah campak timbul 2-3 tahun (di Amaerika Serikat)

Sebagai salah satu sebab ialah berkurangnya penduduk yang kebal ( meningkatnya kerentanan) dengan asumsi faktor-faktor lain tetap. Banyak penyakit yang belum diketahui etiologinya menunjukkan variasi angka kesakitan secara bermusim. Tentunya Observasi ini dapat membantu di dalam memulai dicarinya etiologi penyakit-penyakit tersebut dengan catatn bahwa interprestasinya sulit karena banyak keadaan yang berperan terhadap timbulnya penyakit pada perubhan musim, perubahan populasi hewan,perubhan tumbuh-tumbuhan yang berperan tempat perkembangbiakan. Perubhan dalam susunan reservoir penyakit, perubahan dalam berbagai aspek perilaku manusia, seperti yang menyangkutpekerjaan , makanan, rekreasi, dan sebagainya.

Page 12: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Sebab-sebab timbulnya dan memuncaknya beberapa penyakit karena gangguan gizi secra bermusim belum dapat diterangkan secara jelas.

Variasi musiman ini telah dihubung-hubungkan dengan perubhan secra bermusim dari produksi,distribusi, dan konsumsi dari bahan-bahan makanan yang mengandung bahan yang dibutuhkan untuk pemelihara gizi, maupum keadaan kesehatan individu-individu terutama dalam hubungan dengan penyakit infeksi dan sebagainya.

2. Epidemiologi Analitik (Analytic Epidemiology)Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data dan informasi-informasi

yang diperoleh studi epidemiologi deskriptif.

Ada tiga studi tentang epidemiologi ini, yaitu:1) Studi riwayat kasus(case history studies). Dalam studi ini akan dibandingkan

anatara dua kelompok orang, yakni kelompok yang terkena penyakit dengan kelompok orang tidak terkena ( kelompok Kontrol).

Contoh : Ada hipotesis yang mengatakan bahwa penyebab utama kanker paru-paru adalah rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil dari sekelompok orang penderita kanker paru-paru. Kepada si penderita.ini ditanyakan tentang kebiasaan merokok.

Dari jawaban pertanyaaan tersebut akan terdapat dua kelompok, yakni penderita yang mempunyai kebiasaan merokok dan penderita yang tidak merokok . kemudian, kedua kelompok ini di uji dengan statistik apakah ada perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut.

2) Studi Kohor (kohort studies) . dalam studi ini kelompok prang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit (agent). Kemudian, diambil sekelompok orang lain yang mempunyai ciri-ciri yang sama dengan kelompok pertama, tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit. Kelompok kedua ini disebut kelompok kontrol. Setelah beberapa saat yang telah ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaannya antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.

Contoh : untuk membuktikan bahwa merokok merupakan faktor utama penyebab kanker paru-paru diambil dua kelompok,satu kelompok terdiri dari orang- orang yang merokok dan satu kelompok lagi terdiri dari orang-orangyang tidak merokok. Kemudian, setelah beberapa taun kedepan dperiksa apakah ada perbedaan pengidap kanker paru –paru antara kelompok non-perokok.

3. Epidemiologi Eksperimen

Page 13: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen (percobaan ) kepada keompok subjek , kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yang tidak dikenakan percobaan).

Contoh : untuk menguji keampuhan suatu vaksin , dapat diamil suatu kelompok anak kemudian diberikan vaksin tersebut.

C. Pengukuran EpidemiologiDi dalam uraian terdahulu telah diuraikan bagian dari epidemiologi yang bertujuan

melihat bagaiman pembayara

Catatan

1) Jumlah penduduk di sini bukanlah merupakan penyebut yang sebenarnya, oleh karena berbagai golongan umur mempunyai kemungkinan mati yang brbeda-beda, sehingga perbedaan dakam susunan umur antara beberapa penduduk akan menyebabkan perbedaan dalam crude death rate meskipun rate untuk berbagai golongan umur sama.

2) Kekurangan-kekurangan dari crude death rate ini adalah a) Terlalu menyederhanakan pola yang kompleks dari rate,b) Penggunaannya dalam perbandingan angka kematian antar berbagai

penduduk yang mempunyai susunan umur yang berbeda-beda,tidak secara langsung melainkan harus melalui prosedur penyesuaian (adjustment).

3 ) Meskipun mempunyai kekurangan-kekurangan tersebut, crude death rate ini digunakan secara luas oleh karena

a) Sifatnya yang merupakan “summary rate”b) Dapat dihitung dengan adanya informasi yang minimal.

4 ) Crude death rate digunakan untuk perbandingan-perbandingan menurut waktu dan perbandingan-perbandingan internasional.

5 ) Untuk penyelidikan epidemiologi akan diperlukan “summary rate” yang tidak mempunyai kelemahan-kelemahan, seperti crude rate.Rate seperti diperoleh dengan mengadakan penyesuaian pada susunan umur dari berbagai penduduk yang akan diperbandingkan angka kematiannya,dengan sendirinya ‘adjustment rate’ ini adalah fiktif.

6. Age Specific Death Rate (Angka Kematian pada Umur Tertentu)

Page 14: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Sebagai contoh : age specific death rate pada golongan umur 20-30 tahun:

Kecematan B jumlah penduduk yang berumur 20-30 tahun pada pertengahan tahun 1988 adalah 1.000 orang.Dari jumlah tersebut selama tahun 1988 meninggal 3 orang.

Jadi age specific rate adalah:

3 x 1.000= 3 atau 0,0031.000 1.000

7. Cause Disease Spesific Death Rate (Angka Kematian Akibat Penyakit Tertentu)

Pada pertengahan tahun 1988 di Kecamatan Manggar jumlah penduduknya 2.000 orang. Selama tahun 1988 tersebut terdapat 3 orang yang meninggal karena TBC. Maka kematian akibat TBC adalah:

3 x 1.000 = 1,5 atau 0,0015 2.000 1.000

Jenis-jenis rate lain infant mortality rate, neonatal mortality rate, mordibity rate, dan sebagainya dapat di baca di dalam buku-buku biostatistik dan demografi.

D. Epidemiologi Penyakit-penyakit Menular

1. Konsep Dasar Terjadinya Penyakit

Jumlah kematian antara umur 20-30 tahun di suatu daerah dalam waktu satu tahun

Deat Rate = x 1.000

Age Specific Jumlah penduduk berumur antara 20-30 tahun pada daerah & tahun yang sama

Jumlah kematian antara umur 20-30 tahun di suatu daerah dalam waktu satu tahun

Cause (TB)Spe = x 1.000

Cific Death Rate Jumlah penduduk berumur antara 20-30 tahun pada daerah & tahun yang sama

Page 15: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Suatu penyakit timbul akibat dari interaksi berbagai faktor baik dari agent, induk semang atau lingkungan. Pendapat ini tergambar di dalam istilah yang dikenal luas dewasa ini, yaitu penyebab majemuk (‘multiple causation of disease’)

Sebagai lawan dari penyebab tunggal (‘single causation’). Di dalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya penyakit, mereka telah membuat model-model timbulnya penyakit dan atas dasar model-model tersebut dilakukanlah eksperimen terkendali untuk menguji sampai di mana kebenaran dari model-model tersebut.

Tiga model yang dikenal dewasa ini ialah :

1. Segitiga epidemiologi (the epidemiologi triangle)2. Jaring-jaring sebab akibat (the web of causation)3. Roda (the wheel)

a. Segitiga epidemiologi

Induk semang (Host)

Penyebab penyakit Lingkungan (Agent) (Enveironment)

b. Jaring-jaring sebab-akibat Menurut model ini perubahan dari satu factor akan mengubah

keseimbangan antara mereka, yang berakibat bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.

Page 16: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Faktor 8

Faktor 9 faktor 3 faktor 1

Faktor 10 faktor 4 penyakit X

Faktor 11 faktor 5 faktor 2

Faktor 12 faktor 6

Factor 7

Menurut model ini, suatu penyakit tidak bergantung pada satu sebab yang berdiri sendiri tetapi sebagai akibat dari serangkaian proses ‘sebab dan akibat’. Dengan demikian maka timbulnya penyakit dapat dicegah atau dihentikan dengan memotong rantai pada berbagai titik.

c. Roda

Page 17: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Seperti halnya dengan model jaring jaring sebab akibat, model roda memerlukan identifikasi dari berbagai faktor yang berperan dalam timbulnya penyakit dengan tidak begitu menekankan pentingnya agent. Disini dipentingkan hubungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Besarnya peranan dari masing masing lingkungan bergantung paada penyakit yang bersangkutan. Sebagai contoh, peranan lingkungan sosia lebih besar dari yang lainnya pada stres mental, peranan lingkungan fisik lebih besar dari yang lainnya pada ‘Sunburn’ peranan lingkungan biologis lebih besar dari yg lainnya pada penyakit yang pnularannya melalui vektor (vector home disease) dan peranan inti genetik lebih besar dari yang lainnya pada penyakit keturunan.

Dengan model model tersebut hendaknya ditunjukan bahwa pengetahuan yang lengkap mengenai mekanisme mekanisme terjadinya penyakit tidaklah diperlukan bagi usaha usaha penberantasan yang efektif. Oleh karena banyaknya interaksi interaksi ekologis maka serngkali kita dapat mengubah penyebaran penyakit dengan manggunakan spek aspek tertentu dari interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya,tanpa intervensi langsung pada penyebab penyakit.

2. Penyakit menular

Yang dimaksud dengan penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (atau hadirnya) agent atau penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.

Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain karena 3 fakor berikut :

a. Agent (penyebab penyakit)b. Host (Induk semang)c. Route of transmission (jalannya penularan)

Keadaan tersebut dapat di analogikan seperti perkembangan suatu tanaman. Agent diumpamakan sebagai biji, host sebagai tanah, dan route of tranmission sebagai iklim.

a. Agent-agent infeksi (penyebab infeksi)

Page 18: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting dalam epidemiologi yang merupakan Penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi:

1) Golongan virus, misalnya influensa, trachoma, cacar dan sebagainya.2) Golongan riketsia, misalnya tifus3) Golongan bakteri, misalnya disentri.4) Golongan protozoa,misalnya malaria, filaria, schistosoma, dsb.5) Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap, dsb.6) Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris

(cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang,dsb.

Agent agent atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive), maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1) Berkembang biak.2) Bergerak atau berpindah dari induk semang.3) Mencapai induk semang baru.4) Menginfeksi induk semang baru tersebut.

Kemampuan agent penyakit ini untuk tetap pada lingkungan manusia adalh suatu faktor penting dalam epidemiologi infeksi.Setiap bibit penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri, sehingga ia dapat tetap hidup. Dari sini timbul istilah reservoir, yang diartikan sebagai berikut:

1) Habitat, tempat bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang2) Survival, tempat bibit penyakit tersebut tergantung pada habitat, sehingga ia

dapat tetap hidup. Reservoir tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda benda mati.

Reservoir di dalam manusiaPenyakit penyakit yang mempunyai reservoir dalam tubuh manusia antara lain,

campak (measles), cacar air (small pox), tifus (typhoid), meningitis, gonorrhoe, dan sifilis. Manusia sebagai reservoir dapat menjadi kasus yang aktif dan carrier.

Carrier

Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit dalam tubuhnya, tanpa menunjukkanadanya gejala penyakit, tetapi orang tersebut dapat menularkan

Page 19: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

penyakitnya kepada orang lain. Convalescant Carriers adalah orang masih mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.

Carriers adalah sangat penting dalam epidemiologi penyakit penyakit polio, tifus, meningococcal meningitis dan amebiasis.Hal ini disebabkan karena:

a) Jumlah (banyak carriers jauh lebih banyak daripada orang yang sakitnya)b) Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka

menderita/kena penyakit.c) Carriers tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan

pekerjaan sehari hari.d) Carriers mungki sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relatif

lama.

Reservoir pada binatang

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada binatang umumnya adalah penyakit Zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui berbagai cara, yakni:

1) Orang makan daging binatang yang menderita penyakit misalnya, cacing pita. 2) Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya melalui pinjal tikus,

malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.3) Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang, misalnya rabies.

Benda-benda mati sebagai reservoir

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada benda-benda mati pada dasarnya adalah saprofit hidup dalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini benrkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh Karena itu, bila terjadi perubahan temperatur atau kelembapan dari kondisi di mana ia dapat hidup, maka ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh clostridium tetani penyabab tetanus, C. otulinum penyebab keracunan makanan, dan sebagainya.

b. Sumber infeksi dan penyabaran penyakit

yang di maksud sumber infeksi adalah semua benda, termasuk orang atau binatang yang dapat melewatkan/menyababkan penyakit pada orang; sumber penyakit ini mencakup juga reservoir seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Page 20: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Macam-macam penularan (mode of transmission)

Mode penulaaran adalah suatu mekanisme di mana agent/penyebab penyakit tersebut di tularkan dari orang ke orang lain. Atau dari reservoir kepada induk semang baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain:

a) Kontak (contact)Kontak di sini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang di tularkan melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang hidup berjubel. Oleh karena itu, lebih cenderung terjadi di kota daripada di desa yang penduduknya jarang.

b) Pernapasan Yaitu penularan melalui udara/pernapasan. Oleh karena itu, ventilasi rumah yang kurang, berjejalan (over crowding), dan tempat-tempat umum adalah factor yang sangat penting dalam epidemiologi penyakit ini. Penyakit yang di tularkan melalui udara ini sering di sebut “food borne infection” (penyakit yang di tularkan melalui udara)

c) Infeksi melalui makanan atau minuman Penyakit-penyakit ini sering juga di sebut “food borne diseases” atau “water borne diseases” penularan melalui tangan, makanan atau minuman.

d) Penetrasi pada kulit Hal ini dapat langsung oleh organisme itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya cacing tambang, melalui gigitan vektor misalnya malaria atau melalui luka, misalnya tetanus.

e) Infeksi melalui plasenta Yakni infeksi yang di peroleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada Waktu mengandung, misalnya sifilis dan toxoplasmosis.

c. faktor induk semang (host}

terjdinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang di tentukan oleh faktor-faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan kata lain penyakit-penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung/ditentukan oleh kekebalan/resistensi orang yang bersangkutan.

d. pencegahan dan penanggulangan penyakit menular

untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada tiga pendekatan atau cara yang dapat di lakukan:

Page 21: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

a) Eliminasi reservoir Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyabaran penyakit dapat di

lakukan dengan:1) Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien di tempat yang khusus

untuk mengurangi kontak dengan orang lain.2) Karantina, adalah membatasi ruang gerak pendertita dan menempatkannya bersama-

sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus di desain untuk itu, biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk pendertia kusta.

b) Memutus mata rantai penularan Meningkatkan sanitasi lingkungan dan hygiene perorangan merupakan usaha

yang penting untuk memutuskan hubungan atau mata rantai penularan penyakit menular.

c) Melindungi orang-orang (kelompok) yang rentan Bayi, anak balita, dan lanjut usia (lansia) merupakan kelompok usia yang

rentan terhadap penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu perlindungan khusus (specific protection) dengan imunisasi, baik imunisasi aktif maupun pasif. Obat-obat prophylacsis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria, meningitis dan disentri baksilus.

Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan gizi anak merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada anak.

E. Imunisasi

1. pengertian

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak di imunisasi, berarti di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.

2. macam kakekebalan

Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat di golongkan menjadi dua, yakni:

a. Kekebalan tidak spesifik (non-spesific resistance)Yang di maksud dengan faktor-faktor nonkhususadalah pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit,

Page 22: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

misalnya, kulit, air mata, cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya reflek-reflek tertentu misalnya batuk, bersin, dan sebagainya.

b. Kekebalan spesifik (specific resistance)Kekebalan spesifik dapat di peroleh dari dua sumber, yakni :(1)Genetik

Kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras (warna kulit) dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (Negro). Cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum, daripada orang yang mempunyai hemoglobin AA

(2)Kekebalan yang diperoleh (acquired immunity )Kekebalan itu diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat bersifat aktif, dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh dari penyakit tertentu. Misalnya, anak yang telah sembuh dari penyakit campak ia akan kebal terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi, yang berarti ke dalam tubuhnya dimasukkan organisme pathogen (bibit) penyakit. Ibu yang telah memperoleh kekebalan terhadap penyakit tertentu, misalnya campak, malaria, dan tetanus, maka anaknya (bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum anti body dari manusia atau binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan, antara lain umur, seks,

kehamilan, gizi, dan trauma.

a) UmurUntuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita), dan orang tua lebih mudah terserang. Sedangkan pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin di sebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah.

b) SeksUntuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan diphtheria lebih parah terjadi pada wanita daripada pria.

Page 23: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

c) Kehamilan Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta amebiosis. Sebaliknya untuk penyakit lyhpoid dan meningitis jarang terjadi pada wanita hamil.

d) Gizi Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyakit infeksi. Sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap penyakit infeksi.

e) Trauma Stres, salah satu bentuk trauma merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.

Kekebalan masyarakat (heard immunity)

Kekebalan yang terjadi pada tingkat komuniti disebut ‘heard immunity’. Apabila heard immunity di masyarakat rendah, masyarakat tersebut akan mudah terjadi wabah, sebaliknya apabila heard immunity tinggi, maka wabah jarang terjadi pada masyarakat tersebut.

Masa inkubasi

Masa inkubasi adalah jarak waktu dari mulai terjadinya infeksi di dalam diri orang sampai dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit pada orang tersebut. Tiap-tiap penyakit infeksi mempunyai masa inkubasi berbeda beda, mulai dari beberapa jam sampai beberapa tahun.

4. jenis-jenis imunisasi

Pada dasarnya ada dua jenis imunisasi.

a) Imunisasi pasif (passive immunization)Imunisasi pasif ini adalah ‘immuno globulin’ jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles) pada anak-anak.

b) Imunisasi aktif (active immunization) Imuniasai yang diberikan pada anak adalah :- BCG< untuk penyakit TBC

Page 24: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

- DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit difteri, partusis, dan tetanus.

- Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis.

- Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles).

Imunisasi pada ibu hamil dan calon pengantin adalah imunisasi tetanus toxoid.

Imunisasi ini untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi yang di lahirkan.

5. Tujuan Program Imunisasi

a) Tujuan

program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio, dan tuberkulosis.

b) sasaran

- bayi dibawah umur 1 tahun (0-11 bulan).

- ibu hamil (awal kehamilan – 8 bulan).

- wanita di usia subur (calon mempelai wanita).

- anak sekolah dasar kelas I dan VI

c) pokok-pokok kegiatan

1) pencegahan terhadap bayi (imunisasi lengkap)

- imunisasi BCG 1

- imunisasi DPT 3 x

- imunisasi campak 1 x

2) mencegah penyakit untuk anak sekolah dasar

- imunisasi DT

- imunisasi TT

3) jadwal pemberian imunisasi seperti terlihat pada bagan dihalaman selanjudnya.

4) petunjuk pemberian vaksinasi difteri, terutama pada anak SD, seperti yang sudah ditentukan.

Page 25: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

6) pemantauan

Pematauan harus dilakuakan oleh semua petugas baik pemimpinan program, supervisor, dan petugas vaksinasi. Tujuan pemantauan untuk mengetahui:

(a) sampai dimana keberhasilan imunisasi .(b)mengetahui permasalahan yang ada.(c) Hal-hal yang perlu yang dilakukan untuk memperbaiki program.(d)Bantuan yang diharapkan oleh petugas tingkah bawah.

Hal-hal yang perlu dipantau (dimonitor)

(1)Coverage dan drop out (cakupan dan drop out imunisasi).(2)Pengelolaan vaksin dan cold chain.(3)Pengamatan penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi

Dilihat dari waktu,maka pemantawan dapat di lakukan dalam:

(a) Pemantawan ringan Pemantawan ringan membantu hal-hal sebagai berikut:-Apakah pelaksanaan membantu sesuai dengan jadwal.-Apakah vaksin cukup .-Pengecekan lemari es setiap hari dan di catat temperaturnya.-Melihat apakah suhu lemari es normal .-Hasil imunisasi di bandingkan dengan sasaran yangk telah tentukan.-Peralatan yang cukup untuk penyuntikan yang aman dan steril.-Adakah di antara 6 penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi dijumpai dalam seminggu.

(b) Pemantawan bulanan

- Jumlah bayi yang seharusnya di imunisasi setiap bulan:

Target 1 bulan = target bayi 1 tahun 12

-Presentasi bayi yangk mendapat imunisasi setiap bulan, minimal DPTI

Jumlah yang

Page 26: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

Menerima DPTI = 100% bayi yang telah di imunisa

Target per bulan

- Dihitung presentasi bayi yang telah mendapat imunisasi lengkap (BCG 1x, DPT 3 x, campak 1 x).

- Keadaan stok vakin bulan lalu ,apa sesuai dengan kebutuhan .

- Adakah anak di wilaya kerja yang menderita penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi

Cairan menghitung target per bulan dari penduduk,misal jumlah kelahiran per tahun 3,1% dari jumlah penduduk.

Jumlah penduduk x 3,1%= target bayi per tahun 100

Untuk target per bulan: target bayi per tahun 12

Cara memantau cakupan imunisasi dapat di lakukan melalui beberapa cara antara lain

- Cangkup dari bulan ke bulan di bandingkan dengan garis target, dapat di gambarkan masing-masing bulan atau dengan cara kumulatif.

- Hasil cangkup per triwulan untuk masing-masing des.

Untuk mengetahui keberhasilan program dapat dengan melihat hal-hal sebagai berikut:

- Bila garis pencapaian dalam a tahun terlihat antara 75% - 10% dari target,berarti program sangat berhasil .

- Bila garis pencapaian dalam a tahun terlibat antara50% - 75% dari target, berarti program cangkup berhasil.

- Bilah geris pencapaiana dalam a tahun terlibat di bawa 50% dari target,berarti prongram belum berhasil.

Bilah garis pencapaian dalam setahun terlibat di bawa 25% dari target berarti , program sama sekali tidak berhasil .Untuk tingkat kabupaten dan provesi, maka penilaian diarahkan pada penduduk tiap kecamatan atau dati II.Di samping itu,pada

Page 27: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

kedua tingkat ini perlu di memperhitungkan palu /memo intriling efisiensi pemakaian vaksin

Jadwal pemeriksaan imunisasi:

Pemberian Imunisasi pada bayi, ibu hamil, anak kelas I dan kelas VI sekolah dasar, dan calon pengantin mengikuti ketentuan jadwal sebagai beriku

Jadwal pemberian imunisasi

Jadwal vaksin Jumlah vaksinasi

Selang waktupemberian

sasaran

1.. BCG2. DPT3. POLIO4. CAMPAK5. TT.IH

1 kali3 kali (DPT

1,2,3)3 kali

(POL.1,2,3)1 kali

- 1 kali (booster)

- 2 kali

-4 minggu4 minggu

--

4 minggu

Bayi 0-11 blnBayi 2-11 blnBayi 2-11bln

Anak 9-11 bln- bila ibu

hamil pernah menerima TT

2 x pada waktu calon penganti atau

pada kehamilan

sebelumnya- bila ibu

hamil belum pernah di

vaksinasi TT, di berikan 2x

selama kehamilan.Bila pada

waktu kontak berikutnya

( saat pemberian TT

tetap di berikan dengan

maksud untuk

Page 28: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

memberikan perlindungan

pada kehamilan berikutnya.

Petunjuk pemberian vaksinasi difteri dan tetanus pada anak sekolah dasar .

1. anak kelas 1 SD

a) Yang pernah mendapatkan vaksinasi DPT sewaktu bayi diberikan DPT 1x suntikan dengan dosis 0,5 cc 1M/SC dalam.

b) Yang belum pernah mendapatkan vaksinasi DPT sewaktu bayi, di berikan vaksinasi DPT sewaktu bayi, diberikan vaksinasi DT sebanyak 2x suntikan @ 0,5 cc dengan interval minimal 4 minggu.

c) Apabila meragukan apakah waktu bayi memperoleh DPT atau tidak, maka di beri 2x suntikan seperti pada butir b.

2. anak kelas VI SD

a) Yang penah mendapatkan vaksinasi DPT/DT vaksinasi TT 1x suntikan 0,5 IM/SC dalam

b) Yang belum pernah mendapatkan vaksinasi DPT/DT, di berikan vaksinasi DT sebanyak 2x suntikan @ 0,5 cc dengan interval minimum 4 minggu.

6. DT

7. TT

8. TT Calon penganti wanita

2 kali

2 kali

2 kali

4 minggu

4 minggu

4 minggu

Anak kelas 1 SD wanita

Anak kelas VI SD wanitaCalon pengantin sebelum akad nikah (waktu melapor/waktu menerima nasehat perkawinan).

Page 29: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

c) Apabila meragukan apakah anak sudah memperoleh vaksinasi DPT/DT atau tidak, maka di berikan 2x seperti pada butir b.

Kesakitan dan kematian menurut sifat-sifat orang, tempat dan waktu. Di dalam uraian ini akan diuraikan berbagai ukuran kesakitan dan kematian yang lazim dipakai dalam survei atau penyelidikan-penyelidikan epidemologi. Ukurang dasar yang akan dibicarakan disini adalah “rate’

Dalam hubungan ddengan kesakitan dakan dibicarakan incidence rate, prevalence rate (point period prevalence rate), atatck rate, dan dalam hubungan dengan kematian akan dibicarakan crude death rate, disease specific rate dan adjusted death rate. Sebelum membicarakan masing-masing tersebut, perlu dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

1) Untuk penyusunan rate dibutuhkan tiga elemen, yakni a. Jumlah orang yang terserang penyakit atau yang meninggal,b. Jumlah penduduk dari mana penderita berasal (reference population), danc. Waktu atau periode di mana orang-orang terserang penyakit

2) Apabila pembilang terbatas pada umur, seks, atau golongan tertentu maka penyebut juga harus terbatas pada umur, seks atau golongan yang sama.

3) Bila penyebut terbatas pada mereka yang dapat terserang atau terjangkit penyakit, maka penyebut tersebut dinamakan pepulasi yang mempunyai risiko (population at risk)

1. Incidence Rate

Incident Rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus yang baru terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu .

Jumlah Kasus baru suatu penyakit

Incidence Rate = Selama periode tertentu x1.000

Populasi yang mempunyai risiko

Contoh:

Pada bulan Desember – 1998 di Kecematan X terdapat penderita campak 88 anak balita. Jumlah anak yang mempunyai risiko penyakit tersebut (balita) di Kecamatan X = 8.000. maka incidence rate penyakit campak tersebut adalah:

Page 30: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

80 X 1.000 = 10 atau 0,010

8.000 1.000

Catatan:

(1)Dalam mempelajari incidence penentuan waktu atau saat timbulnya penyakit. Bagi penyakit-penyakit yang akut seperti influenza, infeksi stapilocacus, gastroenteritis, acute myocardial infarction, dan ‘cerebral homorrhage’, penentuan incidence rate ini tidak begitu sulit berhubung waktu terjadinya dapat diketahui secara pasti atau mendekati pasti. Lain halnya dengan penyakit di mana timbulnya tidak jelas di sini, waktu ditegakkan ‘diagnosis pasti’ diartikan sebagai waktu mulai penyakit.

(2) Incidence rate selalu dinyatakan dalam hubungan dengan periode waktu tertentu seperti bulan, tahun, dan seterusnya. Apabila penduduk berada dalam ancaman diserangnya penyakit hanya untuk waktu yang terbatas (seperti hanya dalam epidemi suatu penyakit infeksi), maka periode waktu terjadinya kasus-kasus baru adalah sama dengan lamanya epidemi. Inciden rate pada suatu epidemi disebut attack rate.

2. Attack Rate

Attack rate = Jumlah kasus selama epidemi X 1.000 Populasi yang mempunyai risiko-risiko

Contoh:

Pada waktu terjadinya wabah morbili di Kelurahan Y pada tahun 1987, terdapat 18 anak yang menderita moribili. Jumlah anak yang mempunyai risiko di kelurahan tersebut = 2.000 anak.

Attack Ratepenyakit tersebut adalah:

18 X 1.000 = 9 atau 0,009

2.000 1.000

Catatan:

Page 31: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

(1)Untuk penyakit yang jarang maka incidence rate dihitung untuk periode waktu bertahun-tahun. Di dalam periode waktu yang panjang ini penyebut dapat berubah karena dalam waktu itu jumlah populasi yang mempunyai risiko juga dapat berubah.

(2)Pengetahuan mengenai incidence rateadalah berguna sekali di dalam mempelajari faktor-faktor etioogi dari penyakit yang akut maupun kronis. Incidence rate adalah suatu ukuran langsung dari kemungkinan (probabilitas) untuk menjadi sakit. Dengan membandingkan incidence rate suatu penyakit dari berbagai penduduk yang berbeda di dalam satu atau lebih faktor (keadaan) maka kita dapat memperoleh keterangan faktor mana yang menjadi faktor risiko dari penyakit bersangkutan. Kegunaan seperti ini tidak dipunyai oleh prevelance rate.

3. Prevelance Rate

Prevalence Rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang menderita suatu penyakit pada satu titik waktu tertentu.

Jumlah kasus-kasus penyakit

Previlance rate = yang ada pada suatu titik waktu X 1.000

Jumlah penduduk seluruhnya

Contoh:

Kasus penyakit TBC paru di Kecamatan Moyang pada waktu dilakukan survei pada juli 1988 adalah 96 orang dari 24.000 penduduk dikecamatan tersebut adalah:

96 X 1.000 = 4 atau 0,004

24.000 1.000

Catatan:

(1)Prevelance ratebergantung pada dua faktor, yaitu (a) berupa jumlah orang yang telah sakit pada waktu yang lalu dan (b) lamanya menderita sakit. Meskipun hanya sedikit orang yang sakit dalam setahun, apabila penyakit

Page 32: TUGAS PAK AGUST BAB 2.docx

tersebut kronis, jumlahnya akan meningkat dari tahun ke tahun dan dengan demikian prevelance secara relatif akan lebih tinggi dari incidence.

(2)Prevelance (terutama untuk penyakit kronis) penting untuk perencanaan kebutuhan fasilitas, tenaga, dan pemberantasan penyakit. Prevalenceyang dibicarakan di atas‘poin’ prevalence . jenis ukuran lain yang juga digunakan ialah period prevelence.

4. Periode Prevelence

Jumlah kasus penyakit yang selama

Periode Prevalence = periode X1.000

Penduduk rata-rata dari periode

Contoh:

Pada periode tahun 1988 (Januari – Desember) di Kelurahan A terdapat 75 penderita malaria. Pada pertengahan tahun 1988 penduduk kelurahan A tersebut berjumlah 5.000 orang. Maka period prevelence malaria di Kelurahan A adalah:

75 X 1.000 = atau 0,015

5.000

Period prevelenceterbentuk dari prevalence pada suatu titik waktu ditambah kasus-kasus baru (incidence), dan kasus-kasus yang kambuh selama periode observasi.

5. Crude Death Rate (CDR)

Jumlah kenatian di kalangan penduduk

CDR = Di suatu daerah dalam satu tahun X 1.000

Jumlah penduduk rata-rata

(pertengahan tahun di daerah dan tahun yang sama)