bab 2.docx

Upload: siti-nurhayati

Post on 17-Oct-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8

BAB 2TINJAUAN TEORI2.1. GLOMEROLUS2.1.1. Sistem Glomerolus NormalGlomerulus terdiri atas suatu anyaman kapiler yang sangat khusus dan diliputi oleh simpai Bowman. Glomerulus yang terdapat dekat pada perbatasan korteks dan medula (juxtame-dullary) lebih besar dari yang terletak perifer. Percabangan kapiler berasal dari arteriola afferens, membentuk lobul-lobul, yang dalam keadaan normal tidak nyata , dan kemudian berpadu lagi menjadi arteriola efferens. Tempat masuk dan keluarnya kedua arteriola itu disebutkutub vaskuler.Diseberangnya terdapat kutub tubuler,yaitu permulaan tubulus contortus proximalis. Gelung glomerulus yang terdiri atas anyaman kapiler tersebut, ditunjang oleh jaringan yang disebut mesangium, yang terdiri atasmatriks dan sel mesangial.Kapiler-kapiler dalam keadaan normal tampak paten dan lebar. Di sebelah dalam daripada kapiler terdapat sel endotel,yang mempunyai sitoplasma yang berfenestrasi. Di sebelah luar kapiler terdapatsel epitel viseral,yang terletak di atas membran basalis dengan tonjolan-tonjolan sitoplasma, yang disebut sebagai pedunculae ataufoot processes.Maka itu sel epitel viseral juga dikenal sebagaipodosit.Antara sel endotel dan podosit terdapatmembrana basalis glomeruler(GBM = glomerular basement membrane). Membrana basalis ini tidak mengelilingi seluruh lumen kapiler. Dengan mikroskop elektron ternyata bahwa membrana basalis ini terdiri atas tiga lapisan, yaitu dari arah dalam ke luar ialahlamina rara interna, laminadensadanlamina rara externa.Simpai Bowman di sebelah dalam berlapiskansel epitelparietalyang gepeng, yang terletak pada membrana basalis simpai Bowman. Membrana basalis ini berlanjut dengan membrana basalis glomeruler pada kutub vaskuler, dan dengan membrana basalis tubuler pada kutub tubuler . Dalam keadaan patologik, sel epitel parietal kadang-kadang berproliferasi membentukbulan sabit ( crescent).Bulan sabit bisa segmental atau sirkumferensial, dan bisa seluler, fibroseluler atau fibrosa.Populasi glomerulus ada 2 macam yaitu : glomerulus korteks yang mempunyai ansa henle yang pendek berada dibagian luar korteks. glomerulus jukstamedular yang mempunayi ansa henle yang panjang sampai ke bagian dalam medula. Glomerulus semacam ini berada di perbatasan korteks dan medula dan merupakan 20% populasi nefron tetapi sangat penting untuk reabsoprsi air dan slut.Gambar 1. Bagian-bagian nefron6

Jalinan glomerulus merupakan kapiler-kapiler khusus yang berfungsi sebagai penyaring. Kapiler glomerulus dibatasi oleh sel-sel endotel, mempunyai sitoplasma yang sangat tipis, yang mengandung banyak lubang disebut fenestra dengan diameter 500-1000 A. Membran basal glomerulus membentuk suatu lapisan yang berkesinambungan, antara sel endotel dengan mesangial pada satu sisi dan sel epitel disisi lain. Membran tersebut mempunyai 3 lapisan yaitu :1. Lamina dense yang padat (ditengah)2. Lamnina rara interna, yang terletak diantara lamina densa dan sel endotel3. Lamina rara eksterna, yang terletak diantara lamina densa dan sel epitel1Sel-sel epitel kapsula bowman viseral menutupi kapiler dan membentuk tonjolan sitoplasma foot process yang berhubungan dengan lamina rara eksterna. Diantara tonjolan-tonjolan tersebut adalah celah-celah filtrasi dan disebut silt pore dengan lebar 200-300 A. Pori-pori tersebut ditutupi oleh suatu membran disebut slit diaphgrma. Mesangium (sel-sel mesangial dan matrik) terletak dianatara kapiler-kapiler gromerulus dan membentuk bagian medial dinding kapiler. Mesangium berfungsi sebagai pendukung kapiler glomerulus dan mungkin bereran dalam pembuangan makromolekul (seperti komplek imun) pada glomerulus, baik melalui fagositosis intraseluler maupun dengan transpor melalui saluran-saluran intraseluler ke regio jukstaglomerular.Gambar 2. Kapiler glomerulus normal

Tidak ada protein plasma yang lebih besar dari albumin pada filtrat gromerulus menyatakan efektivitas dari dinding kapiler glomerulus sebagai suatu barier filtrasi. Sel endotel,membran basal dan sel epitel dinding kapiler glomerulus memiliki kandungan ion negatif yang kuat. Muatan anion ini adalah hasil dari 2 muatan negatif : proteoglikan (heparan-sulfat) dan glikoprotein yang mengandung asam sialat. Protein dalam daragh relatif memiliki isoelektrik yang rendah dan membawa muatan negatif murni. Karena itu, mereka ditolak oleh dinding kapiler gromerulus yang muatannnya negatif, sehingga membatasi filtrasi.2.1.2. Filtarasi GlomerulusDengan mengalirnya darah ke dalam kapiler glomerulus, plasma disaring melalui dinding kapiler glomerulus. Hasil ultrafiltrasi tersebut yang bebas sel, mengandung semua substansi plasma seperti ektrolit, glukosa, fosfat, ureum, kreatinin, peptida, protein-protein dengan berat molekul rendah kecuali protein yang berat molekulnya lebih dari 68.000 (seperto albumin dan globulin). Filtrat dukumpulkan dalam ruang bowman dan masuk ke dalam tubulus sebelum meningalkan ginjal berupa urin.Laju filtrasi glomerulus (LFG) atau gromelural filtration rate (GFR) merupakan penjumlahan seluruh laju filtrasi nefron yang masih berfungsi yang juga disebut single nefron glomerular filtration rate (SN GFR).besarnya SN GFR ditentuka oleh faktor dinding kapiler glomerulus dan gaya Starling dalam kapiler tersebut.SN GFR = Kf.(P-)= Kf.P.ufKoefesien ultrafiltrasi (Kf) dipengaruhi oleh luas permukaan kapiler glomerulus yang tersedia untuk filtrasi dan konduksi hidrolik membran basal. Tekanan ultrafiltrasi (Puf) atau gaya Starling dalam kapiler ditentukan oleh : tekanan hidrostatik dalam kapiler glomerulus (Pg) tekanan hidrostatik dalam kapsula bowman atau tubulus (Pt) tekanan onkotik dalam kapiler glomerulus ( g) tekanan onkotik dalam kapsula bowman yang dianggap nol karena ultra filtrat tidak mengandung protein.Laju filtrasi glomelurus (LFG) sebaiknya ditetapkan dengan cara pengukuran klirens kreatinin atau memakai rumus berikut:Harga k pada: BBLR < 1 tahun= 0,33LFG = kTinggi Badan (cm)Aterm < 1 tahun= 0,45Kretinin serum (mg/dl) 1 12 tahun = 0,55

2.2. DEFINISIGlomerulonefritis akut adalah istilah yang secara luas digunakan yang mengacu pada sekelompok penyakit ginjal dimana inflamasi terjadi di glomerulus. Glomerulonefritis akut juga disebut dengan glomerulonefritis akut post sterptokokus (GNAPS) adalah suatu proses radang non-supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi kuman streptokokus beta hemolitikus grup A, tipe nefritogenik di tempat lain. Penyakit ini sering mengenai anak-anak.Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virustertentu.Yangsering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus. Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis. Sedangkan istilah akut (glomerulonefritis akut) mencerminkan adanya korelasi klinik selain menunjukkan adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan penyakit dan prognosisPada hampir semua tipe glomerulonefritis, imunoglobulin utama, IgG (antibodi) yang ditemukan diserum manusia, dapat dideteksi pada dinding kapiler glomerular. Akibat dari reaksi antigen-antibodi, agregat molekul (kompleks) dibentuk dan beredar ke seluruh tubuh. Beberapa dari kompleks ini terperangkap di glomerulus, suatu bagian penyaring di ginjal, dan mencetuskan respons inflamasi.2.3. ETIOLOGI2.4. MANIFESTASI KLINIS

2.5. PATOFISIOLOGI2.6. KOMPLIKASI2.7. PENATALAKSANAANTujuan penatalaksanaan glomerulonefritis akut adalah untuk melindungi fungsi ginjal dan menangani komplikasi dengan tepat. Jika diduga terdapat infeksi streptokokus sisa, penisilin dapat diresepkan. Tirah baring dianjurkan selama fase akut sampai urin berwarna jernih dan kadar BUN, kreatinin, dan tekanan darah kembali normal. Lama tirah baring dapat ditentukan dengan mengkaji urin pasien, aktivitas yang berlebihan dapat meningkatkan proteinnuria dan hematuria.Diet protein dibatasi jika terjadi infusiensi renal dan retensi nitrogen (peningkatan BUN). Natrium dibatasi jika hipertensi, edema, dan gagal jantung kongestif terjadi. Agens diuretik dan antihipertensi diresepkan untuk mengendalikan hipertensi. Karbohidrat diberikan secara bebas untuk menyediakan energi dan mengurangi katabolisme protein.Jika pasien dirawat di rumah sakit, maka masukan dan keluaran diukur secara cermat dan dicatat. Cairan diberikan untuk mengatasi kehilangan cairan dan berat badan harian. Cairan yang hilang melalui pernapasan dan saluran gastrointestinal (500-1000 ml) turut dilibatkandalam menghitung cairan yang hilang. Diuretik diberikan dalam 1 sampai 2 minggu setelah awitan gejala.edema berkurang dan hipertensi menurun. Namun demikian, proteinuria dan hematuria mikroskopik mungkin menetap untuk beberapa bulan. Pada banyak pasien, penyakit ini dapat berkembang menjadi glomerulonefritis kronik.2.8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK2.9. ASUHAN KEPERAWATAN A PengkajianPengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan untuk mengumpulkan data pasien dengan menggunakan tehnik wawancara, observasi, pemeriksaan persistem, yaitu :1. Sistem PernafasanDyspneu asfiksia dan sianosis akibat kontaksi otot pernafasan.2. Sistem kardio vaskulerDisritmia, takikardia, hipertensi dan perdarahan, suhu tubuh awal 38-40 C atau febris, terminal 43-44 C.3. Sistem Neurolgis(awal) irritability, kelemahan, (akhir) konvulsi, kelumpuhan satu atau beberapa saraf otak.4. Sistem perkemihanRetensi urine (distensi kandung kencing dan urine out put tidak ada/oliguria)5. Sistem pencernaan.Konstipasi akibat tidak adanya pergerakan usus.6. Sistem integumen dan muskuloskletal.Nyeri kesemutan tempat luka, berkeringan (hiperhidrasi). Pada awalnya didahului trismus, spasme oto muka dengan meningkatnya kontraksi alis mata, risus sardonicus, otot-otot kaku dan kesulitan menelan. Apabila hal ini berlanjut akan terjadi status konvulsi dan kejang umum.

B Diagnosa keperawatan1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas3. Hipertermia b.d penyakitC IntervensiNoDiagnosa KeperawatanTujuan / NOCNIC

1Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis Nutritional status : adequacy of nutrien Nutrisional status : food and fluid intake Weight controlSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... X 24 jam nutrisi kurang teratasi dengan indikator : Albumin serum Pre albumin serum Hematokrit Hemoglobin Total iron binding capacity Jumlah limfosit Monitor adanya penurunan BB dan gula darah Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb dan kadar Ht Monitor intake nutrisi Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti NGT sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan Pertahankan terapi IV line

2Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas

Respiratory status : ventilation Respiratory status : airway patency Aspiration controlSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... X 24 jam, pasien menunjukkan keefektifan jalan nafas dibuktikan dengan kriteria hasil : Menunjukkan jalan nafas yang paten Saturasi O2 dalam batas normal Monitor irama pernapasan dan respirasi rate Berikan O2 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Auskultasi suara nafas Monitor respirasi dan status O2

3Hipertermia b.d penyakit

Thermoregulasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... X 24 jam pasien menunjukkan :Suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria hasil : Suhu 36-37 C Nadi dan RR dalam rentang normal Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman

Monitor suhu sesering mungkin Monitor warna dan suhu kulit Monitor TD, nadi, RR Monitor penurunan tingkat kesadaran Monitor intake dan output Berikan anti piretik Selimuti pasien Berikan cairan IV Kompres pasien pada lipat paha dan aksila Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

3