bab 2 landasan teorilibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-2-01701... · 2014-11-06 · 5...

22
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Internet Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p. 528) sebuah web publik yang luas dari jaringan komputer yang menghubungkan segala macam pengguna di seluruh dunia satu sama lain ke "repositori informasi" yang luar biasa besar. Menurut Shelly dan Velmaart (2011, p.11) Internet adalah kumpulan di seluruh dunia jaringan yang menghubungkan jutaan perusahaan, instansi pemerintah, lembaga pendidikan dan individu. Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Internet adalah jaringan global yang saling berhubungan yang meliputi jutaan perusahaan, pemerintah, organisasi, dan jaringan pribadi. Salah satu cara untuk memahami proses ini adalah dengan melihat internet seperti memiliki tiga peranan teknis. 1. Penyedia konten yang menciptakan informasi, entertainmet, dan sebagainya yang berada pada komputer dengan mengakses jaringan. 2. Pengguna (juga dikenal sebagai komputer client) yang mengakses konten dan mengirim e-mail dan data lainnya melalui jaringan. 3. Sebuah infrastruktur teknologi yang bergerak, membuat dan melihat atau mendengarkan konten (software dan hardware). Menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Ada tiga tipe dalam mengakses dengan internet, yaitu : 1. Publik Internet Jaringan global yang dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan kapan saja. 2. Intranet Jaringan yang berjalan secara internal dalam sebuah perusahaan tetapi menggunakan standar internet seperti HTML dan browser. Dengan

Upload: others

Post on 20-Feb-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Internet

Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p. 528) sebuah web publik

yang luas dari jaringan komputer yang menghubungkan segala macam

pengguna di seluruh dunia satu sama lain ke "repositori informasi" yang

luar biasa besar.

Menurut Shelly dan Velmaart (2011, p.11) Internet adalah kumpulan

di seluruh dunia jaringan yang menghubungkan jutaan perusahaan, instansi

pemerintah, lembaga pendidikan dan individu.

Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Internet adalah

jaringan global yang saling berhubungan yang meliputi jutaan perusahaan,

pemerintah, organisasi, dan jaringan pribadi. Salah satu cara untuk

memahami proses ini adalah dengan melihat internet seperti memiliki tiga

peranan teknis.

1. Penyedia konten yang menciptakan informasi, entertainmet, dan

sebagainya yang berada pada komputer dengan mengakses jaringan.

2. Pengguna (juga dikenal sebagai komputer client) yang mengakses

konten dan mengirim e-mail dan data lainnya melalui jaringan.

3. Sebuah infrastruktur teknologi yang bergerak, membuat dan melihat

atau mendengarkan konten (software dan hardware).

Menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Ada tiga tipe dalam mengakses

dengan internet, yaitu :

1. Publik Internet

Jaringan global yang dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan

kapan saja.

2. Intranet

Jaringan yang berjalan secara internal dalam sebuah perusahaan tetapi

menggunakan standar internet seperti HTML dan browser. Dengan

6

demikian, intranet seperti internet berskala kecil tetapi dengan

proteksi password untuk penggunaan pada internal perusahaan.

3. Extranet

Dua atau lebih jaringan eksklusif yang bergabung untuk tujuan

pertukaran informasi. Jika dua perusahaan, atau perusahaan dan

pemasok atau pelanggan, menghubungkan intranet mereka, mereka

akan memiliki extranet. Akses biasanya hanya secara parsial.

2.1.2 Pemasaran

Menurut Kurtz (2008, p7), pemasaran adalah fungsi organisasi dan

sebuah proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengirimkan

nilai untuk konsumen dan mengatur hubungan dengan konsumen sebagai

cara menguntungkan perusahaan dan juga pihak berkepentingan.

Menurut Kotler & Amstrong (2008, p5), pemasaran adalah sebuah

proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun

hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai

keuntungan dari konsumen.

2.1.2.1 Peluang Pemasaran Dengan Internet

Menurut Strauss dan Frost (2012, p45) BussinessLink, situs

Pemerintah di U.K., membantu para pemasar dengan meringkas

peluang e-business dan e-marketing yang mengalir dari sifat unik

internet.

1. Lower costs

Meraih pelanggan yang tepat dengan biaya lebih lebih

rendah dibandingkan dengan metode pemasaran

tradisional.

2. Trackable, measurable results

Memperoleh data rinci mengenai tanggapan pelanggan

untuk kampanye pemasaran.

3. Global reach

Mengakses pasar baru di seluruh dunia.

4. Personalization

Menghubungkan database ke situs web yang

memungkinkan untuk penawaran bertarget individu.

7

5. One-to-one marketing

Instan akses ke pelanggan individu pada komputer dan

ponsel.

6. More interesting campaigns

Menggunakan multimedia kreatif untuk melibatkan

pelanggan.

7. Better conversion rates (increased purchases)

Pelanggan secara online hanya dalam beberapa klik atas

pembelian, sedangkan saat offline mereka harus

melakukan panggilan telepon atau kunjungi toko.

8. Twenty-four-hour-marketing

Memungkinkan 24/7 akses ke produk-produk perusahaan

dan layanan bahkan ketika kantor ditutup.

2.1.2.2 Pengertian Search Engine Optimization (SEO)

Menurut Chaffey (2009, p507) Search Engines Optimization (SEO)

adalah sebuah pendekatan terstruktur yang digunakan untuk

meningkatkan posisi suatu perusahaan atau produk dalam mesin

pencari atau daftar pencarian asli untuk fase unik yang dipilih.

2.1.2.3 Eight Golden Rules of Interface Design

Menurut Shneiderman dan Plaisant (2005, p74) untuk merancang

desain antarmuka yang tepat, maka harus sesuai dengan delapan

aturan emas yang terdiri dari :

1. Konsistensi

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan

istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk

meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan

singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas

makro.

8

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu

sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan

dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang

sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang

penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial.

Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol

pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok

dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang

informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang

dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok

tindakan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak

dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi,

sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan

memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami

untuk penanganan kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna dan pengguna

mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat melakukan

pembalikan aksi, sehingga pengguna tidak takut untuk

mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa

digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of

control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan

merespon tindakan yang dilakukan pengguna dibanding

9

pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.

Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga

pengguna menjadi inisiator dari pada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang

sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya

disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode,

mnemonic, dan urutan tindakan guna menguasai sistem

tersebut.

2.2 Teori Khusus

2.2.1 E-marketing

Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p. 528) E-Marketing adalah

upaya perusahaan untuk memasarkan produk dan jasa dan membangun

hubungan dengan pelanggan melalui media internet.

Menurut Strauss dan Frost (2012, p28) E-Marketing adalah

penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan pemasaran, dan proses

untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran

yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada

umumnya. Lebih sederhananya e-marketing adalah hasil dari teknologi

informasi diterapkan untuk pemasaran tradisional dalam dua cara.

2.2.1.1 Pengertian Business to Business (B2B)

Menurut Miletsky dan Smith (2009, p.43) B2B adalah proses

bisnis marketing dalam menjual produk dan jasa kepada

perusahaan lain. Karena penjualan B2B lebih berbasis kerja

sama dan siklus penjualan dapat cukup lama, situs untuk

perusahaan B2B biasanya tidak memiliki e-commerce pada

website.

2.2.1.2 Pengertian Business to Consumer (B2C)

Miletsky dan Smith (2009: p.43) B2C adalah proses bisnis

marketing dalam menjual produk dan jasa kepada pelanggan.,

10

dalam B2C pihak penjual merupakan suatu organisasi dan

pihak pembelinya merupakan individu. Situs untuk perusahaan

B2C biasanya memiliki e-commerce pada website.

2.2.2 E-Marketing Strategy

Menurut Straus, Frost (2012, p51), e-marketing strategy adalah desain

dari strategi pemasaran yang mengkapitalisasi organization electronic atau

kemampuan teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang spesifik.

Pada dasarnya, e-marketing strategy adalah dimana strategi teknologi dan

strategi pemasaran bersatu.

2.2.3 Kerangka SOSTAC

Dalam membangun e-marketing diperlukan suatu kerangka sehingga

e-marketing yang diterapkan akan berjalan dengan efektif. Salah satu

kerangka perencanaan yang dapat digunakan adalah SOSTAC®.

SOSTAC® adalah kerangka yang dikembangkan oleh Paul Smith

(1999) dan ini merangkum berbagai tahap yang harus terlibat dalam

strategi pemasaran dari pengembangan strategi untuk implementasi.

Gambar 2.1 Kerangka SOSTAC® e-marketing, Chaffey (2009, p419)

11

2.2.3.1 Situation Analysis

Menurut Chaffey (2009, p420) situation analysis adalah

lingkungan analisis dan review proses internal dan sumber daya

untuk menginformasikan strategi. Lingkungan pemasaran yang

terus berubah, memberikan banyak kesempatan untuk

mengembangkan produk baru, pasar baru, dan media baru untuk

berkomunikasi dengan pelanggan dan saluran baru untuk mencapai

mitra bisnis. Tujuan dari situation analysis adalah untuk

memahami lingkungan saat ini dan masa depan perusahaan yang

beroperasi agar tujuan strategis yang realistis dapat mengingat apa

yang terjadi di pasar.

Gambar 2.2 E-marketing situation analysis, Chaffey (2009, p.421)

12

2.2.3.1.1 Demand Analysis (Analisis Permintaan)

Menurut Chaffey (2011:391), faktor utama yang

mendorong e-marketing adalah tingkat permintaan

pelanggan untuk layanan e-commerce saat ini dan

proyeksi masa depan di segmen pasar yang berbeda. Ini

akan mempengaruhi permintaan produk online dan,

dalam gilirannya, harus mengatur sumber daya yang

ditujukan untuk saluran online yang berbeda.

Demand analysis memeriksa penggunaan pelanggan saat

ini dan proyeksi dari masing-masing saluran digital dan

layanan yang berbeda dalam target pasar yang berbeda.

Hal ini dapat ditentukan dengan meminta setiap pasar:

• Berapa persentase pelanggan bisnis yang memiliki

akses ke internet?

• Berapa persentase anggota yang membeli unit dalam

bisnis ini yang memiliki akses ke internet?

• Berapa persentase pelanggan yang siap untuk

membeli secara online produk tertentu Anda?

• Berapa persentase pelanggan dengan akses ke internet

tidak mempersiapkan untuk membeli secara online,

namun dipengaruhi oleh informasi berbasis web untuk

membeli produk secara offline?

• Apa saja popularitas berbagai perangkat keterlibatan

pelanggan online seperti fitur Web 2.0 seperti blog,

komunitas online dan RSS feed?

• Apa saja hambatan untuk adopsi antara pelanggan

dengan channel yang berbeda dan bagaimana kita bisa

mendorong adopsi?

Jadi, dengan demikian situasi analisis sebagai bagian dari

perencanaan e-marketing harus menentukan tingkat

akses ke Internet pada pasar dan kecenderungan yang

13

akan dipengaruhi oleh internet untuk membeli baik

secara offline atau online.

2.2.3.1.2 SWOT Analysis

Menurut Strauss dan Frost (2012, p74) analisis SWOT

mengalir dari analisis situasi yang menguji kekuatan

internal perusahaan dan kelemahan yang berhubungan

dengan lingkungan, kompetisi, peluang, ancaman

eksternal. Peluang dapat membantu untuk menentukan

target pasar atau mengidentifikasi peluang produk baru,

sedangkan ancaman adalah wilayah pemasaran.

Menurut Chaffey (2009, P.274), SWOT Analysis adalah

alat sederhana namun kuat yang dapat membantu

perusahaan dalam menganalisis sumber daya internal

mereka dalam hal kekuatan dan kelemahan dan

mencocokannya dengan lingkungan eksternal dalam hal

peluang dan ancaman. Metode ini mengidentifikasikan

mengenai kekuatan yang dimiliki perusahaan, kelemahan

yang dimiliki perusahaan, peluang yang ada dan

ancaman yang akan dihadapi perusahaan.

Gambar 2.3 Analisis SWOT, Kotler dan Amstrong (2012, p54)

14

2.2.3.1.3 Competitor Analysis

Menurut Chaffey (2011:396), Competitor analysis

adalah untuk review layanan yang ditawarkan oleh

pesaing yang sudah ada dan pesaing yang baru dan

diterapkan oleh pelanggan mereka.

Menurut Chaffey (2011:396), Competitor analysis atau

pemantauan para pesaing pengguna e-commerce untuk

memperoleh dan mempertahankan pelanggan adalah

sangat penting dalam e-marketplace, karena sifat dinamis

dari media internet. Hal ini memungkinkan layanan baru

akan diluncurkan dan promosi berubah jauh lebih cepat

daripada melalui komunikasi cetak.

Benchmarking dari layanan online dan strategi para

pesaing merupakan bagian penting dari perencanaan

kegiatan dan juga harus terjadi secara terus-menerus

dalam rangka untuk merespon pendekatan pemasaran

baru seperti harga atau promosi. Benchmarking para

pesaing memiliki perspektif yang berbeda yang melayani

tujuan yang berbeda:

1. Review pada kemampuan internal: seperti sumber

daya, struktur dan proses vs pelanggan eksternal yang

dihadapi fitur pada situs.

2. Dari proposisi inti melalui branding untuk online

value proposition (OVP). Proposisi inti akan

didasarkan pada kisaran harga produk yang

ditawarkan, dan promosi. OVP menggambarkan jenis

layanan web yang ditawarkan yang menambah nilai

brand.

3. Berbagai aspek dari siklus hidup pelanggan: akuisisi

pelanggan, konversi ke retensi. Kemampuan pesaing

harus mengacu untuk semua kegiatan pemasaran

digital masing-masing pesaing. Ini harus dinilai dari

15

sudut pandang dari segmen pelanggan yang berbeda

atau personal, mungkin melalui sesi kegunaan.

4. Kualitatif ke kuantitatif: dari penilaian kualitatif oleh

pelanggan melalui survei dan kelompok fokus melalui

analisis kuantitatif oleh auditor independen dari data

di akuisisi pelanggan (misalnya jumlah pengunjung

situ, biaya akuisisi, jumlah pelanggan, volume

penjualan dan pendapatan dan pangsa pasar), konversi

(tingkat konversi rata-rata) dan retensi seperti

konversi berulang dan jumlah pelanggan aktif.

5. Di dalam sektor dan di luar sektor: benchmarking

terhadap situs serupa dalam sektor dan peninjau sektor

yang cenderung lebih maju, misalnya penerbit online,

jejaringan sosial dan situs brand.

6. Tindakan keuangan ke non-keuangan. Meninjau

melalui sumber-sumber intelijen kompetitif seperti

laporan perusahaan atau pengiriman informasi pajak

tambahan mungkin tersedia pada omset dan laba yang

dihasilkan oleh saluran digital.

7. Dari pengalaman pengguna untuk evaluasi ahli.

Penelitian benchmarking harus mengambil dua

perspektif alternatif, dari ulasan pelanggan yang

sebenarnya untuk kegunaan evaluasi ahli independen.

2.2.3.1.4 Intermediary Analysis (Analisis Perantara)

Menurut Chaffey (2011:398), Pentingnya perantara pada

website seperti portal dalam jalur website organisasi atau

mempengaruhi pengunjung saat mereka mengkonsumsi

konten. Situasi analisis juga melibatkan mengidentifikasi

perantara yang relevan untuk beberapa pangsa pasar

tertentu.

16

2.2.3.1.5 SLEPT factors

Menurut Chaffey (2011:180), Untuk melihat faktor

lingkungan makro pada suatu perusahaan maka

digunakan kerangka kerja SLEPT. SLEPT terdiri dari

faktor Social, Legal, Economic, Political, dan

Technological. SLEPT berguna untuk menekankan

pentingnya hukum dalam mempengaruhi praktek

pemasaran melalui Internet. Faktor-faktor SLEPT yaitu:

• Social factors - pengaruh persepsi konsumen dalam

menentukan penggunaan internet untuk kegiatan

yang berbeda.

• Legal and ethical factors - menentukan metode

dengan produk yang mana yang dapat dipromosikan

dan dijual secara online. Pemerintah, atas nama

masyarakat, berusaha untuk melindungi hak-hak

individu untuk privasi.

• Economic factors - variasi dalam kinerja ekonomi di

berbagai negara dan wilayah mempengaruhi pola

belanja dan perdagangan internasional.

• Political - organisasi pemerintah nasional dan

transisi memiliki peran penting dalam menentukan

masa depan adopsi dan kontrol internet dan aturan

dengan yang diatur.

• Technological factors - perubahan teknologi

menawarkan kesempatan baru dengan cara produk

dapat dipasarkan.

2.2.3.2 Objectives

Menurut Chaffey (2009, p281) Objectives merupakan

pernyataan dan komunikasi misi organisasi, visi dan tujuan. Tahap

ini merupakan tahap untuk menentukan tujuan agar perusahaan

akan fokus terhadap apa yang ingin dicapai. Untuk mempermudah

17

dalam menentukan tujuan maka akan digunakan panduan SMART

(Specific, Measurable, Actionable, Relevant dan Time-Related).

Menurut Chaffey (2009, p288) SMART digunakan untuk

menilai kesesuaian tujuan yang ditetapkan untuk mendorong

strategi yang berbeda atau perbaikan berbagai macam proses bisnis.

• Specific: tujuan yang dibuat secara rinci untuk mengukur

masalah dunia nyata dan peluang.

• Measurable: tujuan yang dapat diukur secara kuantitatif atau

kualitatif agar dapat dikontrol.

• Actionable: tujuan yang dibuat harus sanggup untuk dicapai,

hal ini diukur dengan membandingkan kemampuan

perusahaan dengan tujuan yang ditetapkan.

• Relevant: tujuan yang ditetapkan harus bisa diterapkan untuk

masalah spesifik yang dihadapi.

• Time-Related: tujuan yang ditetapkan harus berhubungan

dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

Menurut Chaffey dan Smith (2008, p23) 5S Objectives adalah

ringkasan dari 5 tujuan e-marketing yang luas sebagai 5S (sell,

serve, speak, save, sizzle)

5S Objectives:

1. Sell merupakan salah satu manfaat dari penerapan e-marketing

yang membantu dalam meningkatkan penjualan, karena

promosi yang dilakukan secara online dapat menjangkau

masyarakat yang luas.

2. Serve merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing

untuk menambah value bagi pelanggan, dengan

meningkatkan kualitas layanan serta berikan feedback

untuk pelanggan.

18

3. Speak merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing

untuk lebih dekat dengan pelanggan. Dalam mencapai tujuan

ini perusahaan diharapkan untuk dapat membuat e-marketing

yang bisa menjadi sarana komunikasi yang efektif.

4. Save merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing

untuk mengurangi biaya promosi, dengan menciptakan e-

marketing yang bisa mengurangi biaya promosi yang

sering dikeluarkan perusahaan.

5. Sizzle merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing

untuk meningkatkan brand awareness dan recognition

melalui jalur online.

2.2.3.3 Strategy

Menurut Chaffey (2009, p437) Definisi strategi didorong oleh

tujuan dan visi sebagaimana dimaksud pada bagian sebelumnya.

Karena strategi disusun berdasarkan visi dan tujuan, sehingga perlu

untuk sering kembali dan merevisinya

Menurut Chaffey (2009, p437) target strategi pasar adalah

evaluasi dan pemilihan segmen yang tepat serta pengembangan

penawaran yang sesuai. Target strategi pasar melibatkan empat

tahap, yaitu:

• Segmentation

Identifikasi kelompok yang berbeda dalam suatu target pasar

untuk mengembangkan penawaran produk yang berbeda dan

komunikasi untuk kelompok. Segmentasi pasar adalah kunci

dari pengembangan strategi pemasaran yang kuat melibatkan

lebih dari sekedar mengelompokkan pelanggan ke segmen

mengidentifikasi segmen, targeting, posisi dan

mengembangkan keunggulan atas pesaing diferensial

merupakan dasar strategi pemasaran.

19

• Target Marketing

Pendekatan target digunakan untuk akuisisi online dan

kampanye retensi secara alami akan bergantung pada

segmentasi yang ditetapkan. Kekuatan teknologi digital ini

membuat ini lebih mudah dan lebih efektif biaya untuk

menyampaikan pesan yang ditargetkan pada halaman web atau

e-mail dibandingkan dengan media tradisional.

Gambar 2.4 Jangkauan target dan segmentasi kampanye digital, Chaffey (2009,

p438)

• Positioning

Menurut Chaffey (2009, p441) Positioning adalah

mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap produk dalam

pasar. Positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen

mempersepsikan produk dalam hal dari unsur-unsur nilai.

Perusahaan kemudian harus menentukan bagaimana untuk

menonjolkan manfaat sebagai keunggulan diferensial atas

produk saingan.

20

Menurut Chaffey (2009, p441) Online Value Proposition

(OVP) adalah sebuah pernyataan dari manfaat layanan e-

commerce yang ideal tidak harus tersedia dalam penawaran

pesaing.

• Planning

Menurut Chaffey (2009, p443) Planning berhubungan dengan

OVP (Online Value Propositions), keputusan perencanaan e-

marketing diambil berdasarkan OVP dan pelayanan online

kepada pelanggan yang diberikan oleh perusahaan.

Gambar 2.5 Langkah-langkah dalam pengembangan strategi target pemasaran,

Chaffey (2009, p437)

2.2.3.4 Tactics

Menurut Chaffey (2009, p449), taktik pemasaran untuk

menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di sekitar bauran

pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif

maka dapat digunakan tahapan pemasaran 7Ps.

21

Gambar 2.6 Elemen dari Marketing Mix, Chaffey (2009, p449)

Menurut Chaffey (2009, p449), taktik pemasaran untuk

menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di sekitar bauran

pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif

maka dapat digunakan tahapan pemasaran 7Ps, yaitu sebagai

berikut:

Inilah 7Ps yang telah disebutkan diatas:

1. Product

Unsur marketing mix yang melibatkan melakukan riset

kebutuhan pelanggan dan mengembangkan produk yang sesuai.

Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan customer service,

menyediakan informasi produk yang lengkap, testimonial dari

user dan lain – lain.

2. Promotion

Unsur marketing mix yang melibatkan komunikasi dengan

pelanggan dan stakeholder lainnya untuk menginformasikan

kepada pelanggan tentang produk dan organisasi.

22

Gambar 2.7 Unsur utama dalam promotional mix

3. Price

Unsur Harga dalam marketing mix mengacu pada kebijakan

harga organisasi yang digunakan untuk mendefinisikan model

penentuan harga dan untuk menetapkan harga untuk produk dan

jasa. Contohnya adalah dengan memberikan harga diskon

kepada pelanggan yang membeli produk dengan jumlah yang

banyak.

4. Place

Unsur marketing mix yang melibatkan distribusi produk

kepada pelanggan sesuai dengan permintaan dan meminimalkan

biaya persediaan, transportasi dan penyimpanan.

5. People

Unsur marketing mix yang melibatkan pengiriman layanan

kepada pelanggan selama interaksi dengan pelanggan.

6. Process

Unsur marketing mix yang melibatkan metode dan prosedur

perusahaan gunakan untuk mencapai semua fungsi pemasaran.

23

7. Physical Evidence

Unsur marketing mix yang melibatkan ekspresi nyata dari

produk dan bagaimana itu dibeli dan digunakan

2.2.3.5 Action

Menurut Chaffey (2009, p469) action merupakan komponen

perencanaan tindakan e-marketing mengacu pada kegiatan yang

dilakukan oleh manajer untuk melaksanakan suatu rencana. Hal –

hal yang perlu diselesaikan saat menentukan tindakan atau action

yaitu tingkat investasi apa di saluran internet yang cukup uintuk

memberikan layanan, apa yang akan menjadi payback, pelatihan

staff, tanggung jawab yang diperlukan untuk keefektifan internet

marketing, perubahan struktur organisasi yang diperlukan dalam

internet memberikan layanan berbasis internet, dan kegiatan seperti

apakah yang dapat dilakukan untuk mengelola website. Berikut hal

– hal yang perlu ditentukan dalam menentukan action yakni tasks,

resources, partner dan outsourcing, anggaran termasuk biaya untuk

pengembangan, promosi dan pemeliharaan, skala waktu, dan staff.

2.2.3.6 Control

Menurut Chaffey (2009, p470) control merupakan unsur

rencana e-marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik

tradisional seperti riset pemasaran untuk mendapatkan customer

view, opini dan teknik baru seperti analisis web-server log files

yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan telah

tercapai. Selain itu, control dapat dicapai melalui kepuasan

pelanggan dan monitoring saluran kinerja melalui situs web dan

saluran tradisional.

24

2.2.4 Pengertian Wireframes

Chaffey (2009, p636) menurut Wodtke (2002), wireframes adalah

sebuah gambar dasar dari setiap halaman, digambar untuk

mengindikasikan elemen – elemen setiap halaman, relasi setiap elemen,

dan seberapa penting hubungan relatif setiap elemen.

Gambar 2.8 Contoh wireframe (Chaffey, 2009, p638)

2.2.5 Pengertian Blueprint

Chaffey (2009, p636) menurut Rosenfeld dan Morville (2002),

blueprint adalah menunjukkan sebuah hubungan antara halaman satu

dengan yang lainnya dan isi komponen yang lainnya, dan dapat digunakan

untuk menggambarkan organisasi, navigasi, dan sistem label.

25

Gambar 2.9 Contoh Blueprint (Chaffey, 2009, p637)

2.2.6 Pengertian Gantt Chart

Menurut Taylor (2004, p304), gantt chart adalah sebuah grafik batang

dengan masing-masing batang menandakan sebuah aktivitas proyek yang

ditunjukkan dalam satuan waktu. Tujuan dari grafik ini adalah untuk

menampilkan status dari tiap sumber daya pada semua waktu.

26

2.2.7 Pengertian Rich Picture

Menurut Matiassen, Madsen, Nielsen, dan Stage (2000, P. 334) Rich

Picture adalah gambaran dari orang, benda, proses, struktur, dan masalah

dalam masalah sistem dan aplikasi domain.