5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Internet
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p. 528) sebuah web publik
yang luas dari jaringan komputer yang menghubungkan segala macam
pengguna di seluruh dunia satu sama lain ke "repositori informasi" yang
luar biasa besar.
Menurut Shelly dan Velmaart (2011, p.11) Internet adalah kumpulan
di seluruh dunia jaringan yang menghubungkan jutaan perusahaan, instansi
pemerintah, lembaga pendidikan dan individu.
Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Internet adalah
jaringan global yang saling berhubungan yang meliputi jutaan perusahaan,
pemerintah, organisasi, dan jaringan pribadi. Salah satu cara untuk
memahami proses ini adalah dengan melihat internet seperti memiliki tiga
peranan teknis.
1. Penyedia konten yang menciptakan informasi, entertainmet, dan
sebagainya yang berada pada komputer dengan mengakses jaringan.
2. Pengguna (juga dikenal sebagai komputer client) yang mengakses
konten dan mengirim e-mail dan data lainnya melalui jaringan.
3. Sebuah infrastruktur teknologi yang bergerak, membuat dan melihat
atau mendengarkan konten (software dan hardware).
Menurut Strauss dan Frost (2012, p27) Ada tiga tipe dalam mengakses
dengan internet, yaitu :
1. Publik Internet
Jaringan global yang dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja dan
kapan saja.
2. Intranet
Jaringan yang berjalan secara internal dalam sebuah perusahaan tetapi
menggunakan standar internet seperti HTML dan browser. Dengan
6
demikian, intranet seperti internet berskala kecil tetapi dengan
proteksi password untuk penggunaan pada internal perusahaan.
3. Extranet
Dua atau lebih jaringan eksklusif yang bergabung untuk tujuan
pertukaran informasi. Jika dua perusahaan, atau perusahaan dan
pemasok atau pelanggan, menghubungkan intranet mereka, mereka
akan memiliki extranet. Akses biasanya hanya secara parsial.
2.1.2 Pemasaran
Menurut Kurtz (2008, p7), pemasaran adalah fungsi organisasi dan
sebuah proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengirimkan
nilai untuk konsumen dan mengatur hubungan dengan konsumen sebagai
cara menguntungkan perusahaan dan juga pihak berkepentingan.
Menurut Kotler & Amstrong (2008, p5), pemasaran adalah sebuah
proses perusahaan menciptakan nilai untuk konsumennya dan membangun
hubungan kuat dengan konsumen dengan tujuan untuk menciptakan nilai
keuntungan dari konsumen.
2.1.2.1 Peluang Pemasaran Dengan Internet
Menurut Strauss dan Frost (2012, p45) BussinessLink, situs
Pemerintah di U.K., membantu para pemasar dengan meringkas
peluang e-business dan e-marketing yang mengalir dari sifat unik
internet.
1. Lower costs
Meraih pelanggan yang tepat dengan biaya lebih lebih
rendah dibandingkan dengan metode pemasaran
tradisional.
2. Trackable, measurable results
Memperoleh data rinci mengenai tanggapan pelanggan
untuk kampanye pemasaran.
3. Global reach
Mengakses pasar baru di seluruh dunia.
4. Personalization
Menghubungkan database ke situs web yang
memungkinkan untuk penawaran bertarget individu.
7
5. One-to-one marketing
Instan akses ke pelanggan individu pada komputer dan
ponsel.
6. More interesting campaigns
Menggunakan multimedia kreatif untuk melibatkan
pelanggan.
7. Better conversion rates (increased purchases)
Pelanggan secara online hanya dalam beberapa klik atas
pembelian, sedangkan saat offline mereka harus
melakukan panggilan telepon atau kunjungi toko.
8. Twenty-four-hour-marketing
Memungkinkan 24/7 akses ke produk-produk perusahaan
dan layanan bahkan ketika kantor ditutup.
2.1.2.2 Pengertian Search Engine Optimization (SEO)
Menurut Chaffey (2009, p507) Search Engines Optimization (SEO)
adalah sebuah pendekatan terstruktur yang digunakan untuk
meningkatkan posisi suatu perusahaan atau produk dalam mesin
pencari atau daftar pencarian asli untuk fase unik yang dipilih.
2.1.2.3 Eight Golden Rules of Interface Design
Menurut Shneiderman dan Plaisant (2005, p74) untuk merancang
desain antarmuka yang tepat, maka harus sesuai dengan delapan
aturan emas yang terdiri dari :
1. Konsistensi
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan
istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar bantuan.
2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk
meningkatkan kecepatan interaksi, sehingga diperlukan
singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas
makro.
8
3. Memberikan umpan balik yang informatif
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu
sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan
dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang
sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang
penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial.
Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol
pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.
4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok
dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang
informatif akan memberikan indikasi bahwa cara yang
dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok
tindakan berikutnya.
5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak
dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi,
sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan
memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami
untuk penanganan kesalahan.
6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna dan pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat melakukan
pembalikan aksi, sehingga pengguna tidak takut untuk
mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa
digunakan.
7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of
control)
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan
merespon tindakan yang dilakukan pengguna dibanding
9
pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.
Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga
pengguna menjadi inisiator dari pada responden.
8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang
sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya
disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode,
mnemonic, dan urutan tindakan guna menguasai sistem
tersebut.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 E-marketing
Menurut Kotler dan Armstrong (2010, p. 528) E-Marketing adalah
upaya perusahaan untuk memasarkan produk dan jasa dan membangun
hubungan dengan pelanggan melalui media internet.
Menurut Strauss dan Frost (2012, p28) E-Marketing adalah
penggunaan teknologi informasi untuk kegiatan pemasaran, dan proses
untuk menciptakan, berkomunikasi, memberikan, dan bertukar penawaran
yang memiliki nilai bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat pada
umumnya. Lebih sederhananya e-marketing adalah hasil dari teknologi
informasi diterapkan untuk pemasaran tradisional dalam dua cara.
2.2.1.1 Pengertian Business to Business (B2B)
Menurut Miletsky dan Smith (2009, p.43) B2B adalah proses
bisnis marketing dalam menjual produk dan jasa kepada
perusahaan lain. Karena penjualan B2B lebih berbasis kerja
sama dan siklus penjualan dapat cukup lama, situs untuk
perusahaan B2B biasanya tidak memiliki e-commerce pada
website.
2.2.1.2 Pengertian Business to Consumer (B2C)
Miletsky dan Smith (2009: p.43) B2C adalah proses bisnis
marketing dalam menjual produk dan jasa kepada pelanggan.,
10
dalam B2C pihak penjual merupakan suatu organisasi dan
pihak pembelinya merupakan individu. Situs untuk perusahaan
B2C biasanya memiliki e-commerce pada website.
2.2.2 E-Marketing Strategy
Menurut Straus, Frost (2012, p51), e-marketing strategy adalah desain
dari strategi pemasaran yang mengkapitalisasi organization electronic atau
kemampuan teknologi informasi untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Pada dasarnya, e-marketing strategy adalah dimana strategi teknologi dan
strategi pemasaran bersatu.
2.2.3 Kerangka SOSTAC
Dalam membangun e-marketing diperlukan suatu kerangka sehingga
e-marketing yang diterapkan akan berjalan dengan efektif. Salah satu
kerangka perencanaan yang dapat digunakan adalah SOSTAC®.
SOSTAC® adalah kerangka yang dikembangkan oleh Paul Smith
(1999) dan ini merangkum berbagai tahap yang harus terlibat dalam
strategi pemasaran dari pengembangan strategi untuk implementasi.
Gambar 2.1 Kerangka SOSTAC® e-marketing, Chaffey (2009, p419)
11
2.2.3.1 Situation Analysis
Menurut Chaffey (2009, p420) situation analysis adalah
lingkungan analisis dan review proses internal dan sumber daya
untuk menginformasikan strategi. Lingkungan pemasaran yang
terus berubah, memberikan banyak kesempatan untuk
mengembangkan produk baru, pasar baru, dan media baru untuk
berkomunikasi dengan pelanggan dan saluran baru untuk mencapai
mitra bisnis. Tujuan dari situation analysis adalah untuk
memahami lingkungan saat ini dan masa depan perusahaan yang
beroperasi agar tujuan strategis yang realistis dapat mengingat apa
yang terjadi di pasar.
Gambar 2.2 E-marketing situation analysis, Chaffey (2009, p.421)
12
2.2.3.1.1 Demand Analysis (Analisis Permintaan)
Menurut Chaffey (2011:391), faktor utama yang
mendorong e-marketing adalah tingkat permintaan
pelanggan untuk layanan e-commerce saat ini dan
proyeksi masa depan di segmen pasar yang berbeda. Ini
akan mempengaruhi permintaan produk online dan,
dalam gilirannya, harus mengatur sumber daya yang
ditujukan untuk saluran online yang berbeda.
Demand analysis memeriksa penggunaan pelanggan saat
ini dan proyeksi dari masing-masing saluran digital dan
layanan yang berbeda dalam target pasar yang berbeda.
Hal ini dapat ditentukan dengan meminta setiap pasar:
• Berapa persentase pelanggan bisnis yang memiliki
akses ke internet?
• Berapa persentase anggota yang membeli unit dalam
bisnis ini yang memiliki akses ke internet?
• Berapa persentase pelanggan yang siap untuk
membeli secara online produk tertentu Anda?
• Berapa persentase pelanggan dengan akses ke internet
tidak mempersiapkan untuk membeli secara online,
namun dipengaruhi oleh informasi berbasis web untuk
membeli produk secara offline?
• Apa saja popularitas berbagai perangkat keterlibatan
pelanggan online seperti fitur Web 2.0 seperti blog,
komunitas online dan RSS feed?
• Apa saja hambatan untuk adopsi antara pelanggan
dengan channel yang berbeda dan bagaimana kita bisa
mendorong adopsi?
Jadi, dengan demikian situasi analisis sebagai bagian dari
perencanaan e-marketing harus menentukan tingkat
akses ke Internet pada pasar dan kecenderungan yang
13
akan dipengaruhi oleh internet untuk membeli baik
secara offline atau online.
2.2.3.1.2 SWOT Analysis
Menurut Strauss dan Frost (2012, p74) analisis SWOT
mengalir dari analisis situasi yang menguji kekuatan
internal perusahaan dan kelemahan yang berhubungan
dengan lingkungan, kompetisi, peluang, ancaman
eksternal. Peluang dapat membantu untuk menentukan
target pasar atau mengidentifikasi peluang produk baru,
sedangkan ancaman adalah wilayah pemasaran.
Menurut Chaffey (2009, P.274), SWOT Analysis adalah
alat sederhana namun kuat yang dapat membantu
perusahaan dalam menganalisis sumber daya internal
mereka dalam hal kekuatan dan kelemahan dan
mencocokannya dengan lingkungan eksternal dalam hal
peluang dan ancaman. Metode ini mengidentifikasikan
mengenai kekuatan yang dimiliki perusahaan, kelemahan
yang dimiliki perusahaan, peluang yang ada dan
ancaman yang akan dihadapi perusahaan.
Gambar 2.3 Analisis SWOT, Kotler dan Amstrong (2012, p54)
14
2.2.3.1.3 Competitor Analysis
Menurut Chaffey (2011:396), Competitor analysis
adalah untuk review layanan yang ditawarkan oleh
pesaing yang sudah ada dan pesaing yang baru dan
diterapkan oleh pelanggan mereka.
Menurut Chaffey (2011:396), Competitor analysis atau
pemantauan para pesaing pengguna e-commerce untuk
memperoleh dan mempertahankan pelanggan adalah
sangat penting dalam e-marketplace, karena sifat dinamis
dari media internet. Hal ini memungkinkan layanan baru
akan diluncurkan dan promosi berubah jauh lebih cepat
daripada melalui komunikasi cetak.
Benchmarking dari layanan online dan strategi para
pesaing merupakan bagian penting dari perencanaan
kegiatan dan juga harus terjadi secara terus-menerus
dalam rangka untuk merespon pendekatan pemasaran
baru seperti harga atau promosi. Benchmarking para
pesaing memiliki perspektif yang berbeda yang melayani
tujuan yang berbeda:
1. Review pada kemampuan internal: seperti sumber
daya, struktur dan proses vs pelanggan eksternal yang
dihadapi fitur pada situs.
2. Dari proposisi inti melalui branding untuk online
value proposition (OVP). Proposisi inti akan
didasarkan pada kisaran harga produk yang
ditawarkan, dan promosi. OVP menggambarkan jenis
layanan web yang ditawarkan yang menambah nilai
brand.
3. Berbagai aspek dari siklus hidup pelanggan: akuisisi
pelanggan, konversi ke retensi. Kemampuan pesaing
harus mengacu untuk semua kegiatan pemasaran
digital masing-masing pesaing. Ini harus dinilai dari
15
sudut pandang dari segmen pelanggan yang berbeda
atau personal, mungkin melalui sesi kegunaan.
4. Kualitatif ke kuantitatif: dari penilaian kualitatif oleh
pelanggan melalui survei dan kelompok fokus melalui
analisis kuantitatif oleh auditor independen dari data
di akuisisi pelanggan (misalnya jumlah pengunjung
situ, biaya akuisisi, jumlah pelanggan, volume
penjualan dan pendapatan dan pangsa pasar), konversi
(tingkat konversi rata-rata) dan retensi seperti
konversi berulang dan jumlah pelanggan aktif.
5. Di dalam sektor dan di luar sektor: benchmarking
terhadap situs serupa dalam sektor dan peninjau sektor
yang cenderung lebih maju, misalnya penerbit online,
jejaringan sosial dan situs brand.
6. Tindakan keuangan ke non-keuangan. Meninjau
melalui sumber-sumber intelijen kompetitif seperti
laporan perusahaan atau pengiriman informasi pajak
tambahan mungkin tersedia pada omset dan laba yang
dihasilkan oleh saluran digital.
7. Dari pengalaman pengguna untuk evaluasi ahli.
Penelitian benchmarking harus mengambil dua
perspektif alternatif, dari ulasan pelanggan yang
sebenarnya untuk kegunaan evaluasi ahli independen.
2.2.3.1.4 Intermediary Analysis (Analisis Perantara)
Menurut Chaffey (2011:398), Pentingnya perantara pada
website seperti portal dalam jalur website organisasi atau
mempengaruhi pengunjung saat mereka mengkonsumsi
konten. Situasi analisis juga melibatkan mengidentifikasi
perantara yang relevan untuk beberapa pangsa pasar
tertentu.
16
2.2.3.1.5 SLEPT factors
Menurut Chaffey (2011:180), Untuk melihat faktor
lingkungan makro pada suatu perusahaan maka
digunakan kerangka kerja SLEPT. SLEPT terdiri dari
faktor Social, Legal, Economic, Political, dan
Technological. SLEPT berguna untuk menekankan
pentingnya hukum dalam mempengaruhi praktek
pemasaran melalui Internet. Faktor-faktor SLEPT yaitu:
• Social factors - pengaruh persepsi konsumen dalam
menentukan penggunaan internet untuk kegiatan
yang berbeda.
• Legal and ethical factors - menentukan metode
dengan produk yang mana yang dapat dipromosikan
dan dijual secara online. Pemerintah, atas nama
masyarakat, berusaha untuk melindungi hak-hak
individu untuk privasi.
• Economic factors - variasi dalam kinerja ekonomi di
berbagai negara dan wilayah mempengaruhi pola
belanja dan perdagangan internasional.
• Political - organisasi pemerintah nasional dan
transisi memiliki peran penting dalam menentukan
masa depan adopsi dan kontrol internet dan aturan
dengan yang diatur.
• Technological factors - perubahan teknologi
menawarkan kesempatan baru dengan cara produk
dapat dipasarkan.
2.2.3.2 Objectives
Menurut Chaffey (2009, p281) Objectives merupakan
pernyataan dan komunikasi misi organisasi, visi dan tujuan. Tahap
ini merupakan tahap untuk menentukan tujuan agar perusahaan
akan fokus terhadap apa yang ingin dicapai. Untuk mempermudah
17
dalam menentukan tujuan maka akan digunakan panduan SMART
(Specific, Measurable, Actionable, Relevant dan Time-Related).
Menurut Chaffey (2009, p288) SMART digunakan untuk
menilai kesesuaian tujuan yang ditetapkan untuk mendorong
strategi yang berbeda atau perbaikan berbagai macam proses bisnis.
• Specific: tujuan yang dibuat secara rinci untuk mengukur
masalah dunia nyata dan peluang.
• Measurable: tujuan yang dapat diukur secara kuantitatif atau
kualitatif agar dapat dikontrol.
• Actionable: tujuan yang dibuat harus sanggup untuk dicapai,
hal ini diukur dengan membandingkan kemampuan
perusahaan dengan tujuan yang ditetapkan.
• Relevant: tujuan yang ditetapkan harus bisa diterapkan untuk
masalah spesifik yang dihadapi.
• Time-Related: tujuan yang ditetapkan harus berhubungan
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.
Menurut Chaffey dan Smith (2008, p23) 5S Objectives adalah
ringkasan dari 5 tujuan e-marketing yang luas sebagai 5S (sell,
serve, speak, save, sizzle)
5S Objectives:
1. Sell merupakan salah satu manfaat dari penerapan e-marketing
yang membantu dalam meningkatkan penjualan, karena
promosi yang dilakukan secara online dapat menjangkau
masyarakat yang luas.
2. Serve merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing
untuk menambah value bagi pelanggan, dengan
meningkatkan kualitas layanan serta berikan feedback
untuk pelanggan.
18
3. Speak merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing
untuk lebih dekat dengan pelanggan. Dalam mencapai tujuan
ini perusahaan diharapkan untuk dapat membuat e-marketing
yang bisa menjadi sarana komunikasi yang efektif.
4. Save merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing
untuk mengurangi biaya promosi, dengan menciptakan e-
marketing yang bisa mengurangi biaya promosi yang
sering dikeluarkan perusahaan.
5. Sizzle merupakan salah satu tujuan dari penerapan e-marketing
untuk meningkatkan brand awareness dan recognition
melalui jalur online.
2.2.3.3 Strategy
Menurut Chaffey (2009, p437) Definisi strategi didorong oleh
tujuan dan visi sebagaimana dimaksud pada bagian sebelumnya.
Karena strategi disusun berdasarkan visi dan tujuan, sehingga perlu
untuk sering kembali dan merevisinya
Menurut Chaffey (2009, p437) target strategi pasar adalah
evaluasi dan pemilihan segmen yang tepat serta pengembangan
penawaran yang sesuai. Target strategi pasar melibatkan empat
tahap, yaitu:
• Segmentation
Identifikasi kelompok yang berbeda dalam suatu target pasar
untuk mengembangkan penawaran produk yang berbeda dan
komunikasi untuk kelompok. Segmentasi pasar adalah kunci
dari pengembangan strategi pemasaran yang kuat melibatkan
lebih dari sekedar mengelompokkan pelanggan ke segmen
mengidentifikasi segmen, targeting, posisi dan
mengembangkan keunggulan atas pesaing diferensial
merupakan dasar strategi pemasaran.
19
• Target Marketing
Pendekatan target digunakan untuk akuisisi online dan
kampanye retensi secara alami akan bergantung pada
segmentasi yang ditetapkan. Kekuatan teknologi digital ini
membuat ini lebih mudah dan lebih efektif biaya untuk
menyampaikan pesan yang ditargetkan pada halaman web atau
e-mail dibandingkan dengan media tradisional.
Gambar 2.4 Jangkauan target dan segmentasi kampanye digital, Chaffey (2009,
p438)
• Positioning
Menurut Chaffey (2009, p441) Positioning adalah
mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap produk dalam
pasar. Positioning berhubungan dengan bagaimana konsumen
mempersepsikan produk dalam hal dari unsur-unsur nilai.
Perusahaan kemudian harus menentukan bagaimana untuk
menonjolkan manfaat sebagai keunggulan diferensial atas
produk saingan.
20
Menurut Chaffey (2009, p441) Online Value Proposition
(OVP) adalah sebuah pernyataan dari manfaat layanan e-
commerce yang ideal tidak harus tersedia dalam penawaran
pesaing.
• Planning
Menurut Chaffey (2009, p443) Planning berhubungan dengan
OVP (Online Value Propositions), keputusan perencanaan e-
marketing diambil berdasarkan OVP dan pelayanan online
kepada pelanggan yang diberikan oleh perusahaan.
Gambar 2.5 Langkah-langkah dalam pengembangan strategi target pemasaran,
Chaffey (2009, p437)
2.2.3.4 Tactics
Menurut Chaffey (2009, p449), taktik pemasaran untuk
menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di sekitar bauran
pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif
maka dapat digunakan tahapan pemasaran 7Ps.
21
Gambar 2.6 Elemen dari Marketing Mix, Chaffey (2009, p449)
Menurut Chaffey (2009, p449), taktik pemasaran untuk
menerapkan strategi dan tujuan secara tradisional di sekitar bauran
pemasaran. Untuk mencapai perencanaan e-marketing yang efektif
maka dapat digunakan tahapan pemasaran 7Ps, yaitu sebagai
berikut:
Inilah 7Ps yang telah disebutkan diatas:
1. Product
Unsur marketing mix yang melibatkan melakukan riset
kebutuhan pelanggan dan mengembangkan produk yang sesuai.
Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan customer service,
menyediakan informasi produk yang lengkap, testimonial dari
user dan lain – lain.
2. Promotion
Unsur marketing mix yang melibatkan komunikasi dengan
pelanggan dan stakeholder lainnya untuk menginformasikan
kepada pelanggan tentang produk dan organisasi.
22
Gambar 2.7 Unsur utama dalam promotional mix
3. Price
Unsur Harga dalam marketing mix mengacu pada kebijakan
harga organisasi yang digunakan untuk mendefinisikan model
penentuan harga dan untuk menetapkan harga untuk produk dan
jasa. Contohnya adalah dengan memberikan harga diskon
kepada pelanggan yang membeli produk dengan jumlah yang
banyak.
4. Place
Unsur marketing mix yang melibatkan distribusi produk
kepada pelanggan sesuai dengan permintaan dan meminimalkan
biaya persediaan, transportasi dan penyimpanan.
5. People
Unsur marketing mix yang melibatkan pengiriman layanan
kepada pelanggan selama interaksi dengan pelanggan.
6. Process
Unsur marketing mix yang melibatkan metode dan prosedur
perusahaan gunakan untuk mencapai semua fungsi pemasaran.
23
7. Physical Evidence
Unsur marketing mix yang melibatkan ekspresi nyata dari
produk dan bagaimana itu dibeli dan digunakan
2.2.3.5 Action
Menurut Chaffey (2009, p469) action merupakan komponen
perencanaan tindakan e-marketing mengacu pada kegiatan yang
dilakukan oleh manajer untuk melaksanakan suatu rencana. Hal –
hal yang perlu diselesaikan saat menentukan tindakan atau action
yaitu tingkat investasi apa di saluran internet yang cukup uintuk
memberikan layanan, apa yang akan menjadi payback, pelatihan
staff, tanggung jawab yang diperlukan untuk keefektifan internet
marketing, perubahan struktur organisasi yang diperlukan dalam
internet memberikan layanan berbasis internet, dan kegiatan seperti
apakah yang dapat dilakukan untuk mengelola website. Berikut hal
– hal yang perlu ditentukan dalam menentukan action yakni tasks,
resources, partner dan outsourcing, anggaran termasuk biaya untuk
pengembangan, promosi dan pemeliharaan, skala waktu, dan staff.
2.2.3.6 Control
Menurut Chaffey (2009, p470) control merupakan unsur
rencana e-marketing dapat dicapai melalui kombinasi teknik
tradisional seperti riset pemasaran untuk mendapatkan customer
view, opini dan teknik baru seperti analisis web-server log files
yang menggunakan teknologi untuk memantau apakah tujuan telah
tercapai. Selain itu, control dapat dicapai melalui kepuasan
pelanggan dan monitoring saluran kinerja melalui situs web dan
saluran tradisional.
24
2.2.4 Pengertian Wireframes
Chaffey (2009, p636) menurut Wodtke (2002), wireframes adalah
sebuah gambar dasar dari setiap halaman, digambar untuk
mengindikasikan elemen – elemen setiap halaman, relasi setiap elemen,
dan seberapa penting hubungan relatif setiap elemen.
Gambar 2.8 Contoh wireframe (Chaffey, 2009, p638)
2.2.5 Pengertian Blueprint
Chaffey (2009, p636) menurut Rosenfeld dan Morville (2002),
blueprint adalah menunjukkan sebuah hubungan antara halaman satu
dengan yang lainnya dan isi komponen yang lainnya, dan dapat digunakan
untuk menggambarkan organisasi, navigasi, dan sistem label.
25
Gambar 2.9 Contoh Blueprint (Chaffey, 2009, p637)
2.2.6 Pengertian Gantt Chart
Menurut Taylor (2004, p304), gantt chart adalah sebuah grafik batang
dengan masing-masing batang menandakan sebuah aktivitas proyek yang
ditunjukkan dalam satuan waktu. Tujuan dari grafik ini adalah untuk
menampilkan status dari tiap sumber daya pada semua waktu.