bab 2 landasan teorilibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/tsa-2010-0054-bab2.pdf · strategi...
TRANSCRIPT
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 MODEL BISNIS
Sebuah model bisnis baik perusahaan yang bersifat publik, perusahaan
besar, agen pemerintahan ataupun institusi pendidikan merupakan dasar bagi
eksekutif untuk membuat keputusan mengenai peluang untuk melanjutkan usaha,
memulai atau membeli suatu usaha yang baru, memulai suatu kegiatan, menyewa
orang-orang bertalenta khusus dan bagaimana mengatur perusahaan untuk
memberikan nilai kepada para pemegang saham.
2.1.1 DEFINISI MODEL BISNIS
Sebuah model bisnis mendefinisikan bagaimana sebuah organisasi
berhubungan dengan lingkungannya untuk mendefinisikan sebuah strategi yang
unik, menarik resource yang ada dan membangun kemampuan yang dibutuhkan
untuk menjalankan strategi dan memberikan nilai kepada para pemegang saham.
(Applegate, 2009)
6
Secara sederhana kerangka sebuah model business dari definisi di atas dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Model Bisnis (Applegate, 2009 )
Untuk sebuah perusahaan yang baru, model bisnis dapat menjadi sebuah alat
perkiraan yang membentuk rencana bisnis dan asumsi yang akan digunakan untuk
memperkirakan kembalinya modal di masa mendatang.
2.1.2 STRATEGI
Strategi berasal dari bahasa Yunani “strategia” yang berarti “generalship”
atau “umum”. Konsep strategi pada awalnya digunakan oleh pihak militer,
kemudian berkembang sehingga mencakup segi bisnis.
Henry Mintzberg menjabarkan strategi dalam beberapa pengertian berikut:
1. Strategi adalah sebuah rencana, sebuah alat yang memungkinkan
bagaimana mencapai “ke sana dari sini”
2. Strategi adalah sebuah pola dari serangkaian kegiatan pada suatu waktu
7
3. Strategi adalah posisi, yang mengakibatkan keputusan untuk menawarkan
suatu produk tertentu di pasar tertentu
4. Strategi adalah sebuah perspektif, yaitu visi dan arahan
Menurut Fred Nickols, streategi merupakan sebuah perspektif, posisi,
perencanaan dan suatu pola, metode yang digunakan untuk menjembatani antara
keadaan yang ada saat ini dengan tujuan akhir yang ingin dicapai. Secara singkat,
strategi dapat didefinisikan sebagai suatu istilah untuk sebuah pemikiran yang
kompleks, ide, pandangan, pengalaman, tujuan, keahlian, ingatan, persepsi, dan
pengharapan yang menyediakan panduan secara umum bagi tindakan spesifik
dalam mencapai suatu akhir yang khusus. Strategi digambarkan sebagai
area/lapangan digambarkan sesaat, perjalanan panjang yang dibayangkan, dan
pada saat yang sama merupakan area yang diarahkan dan perjalanan yang
sesungguhnya sedang dilakukan. (Nickols, 2006)
2.1.2.1 STRATEGI PERUSAHAAN
Thompson dan Stickland mendefinisikan strategi perusahaan sebagai strategi
yang terdiri atas langkah-langkah kompetitif dan pendekatan bisnis yang
digunakan oleh manajer untuk menarik dan memuaskan pelanggan, bersaing,
mengembangkan bisnis, melaksanakan kegiatan operasional sehari-hari dan
mencapai tujuan yang ditargetkan. (Thompson & Strickland, 2005, pp1)
8
Terdapat 4 strategi yang digunakan perusahaan untuk membedakannya dari
pesaing dan mencapai keunggulan kompetitif, yaitu:
1. Menjadi perusahaan low cost yang memberikan keunggulan dalam hal
biaya dibandingkan dengan saingan
2. Melebihi pesaing dengan memberikan produk yang lebih berkualitas, jasa
yang lebih baik, pilihan produk yang lebih luas atau kemampuan teknologi
yang lebih baik
3. Memfokuskan diri pada pasar yang kecil di mana tidak banyak pesaing
yang ikut bermain dan menjadi pemimpin pada pasar tersebut
4. Mengembangkan keunggulan kompetitif, keahlian dan kekuatan sumber
daya perusahaan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing
Gambar 2. Identifikasi Strategi Perusahaan ( Thompson & Strickland, 2005)
9
2.1.2.2 STRATEGI KOMPETITIF
Michael Porter memberikan definisi strategi yang kompetitif sebagai suatu
strategi yang akan membuat perusahaan menjadi berbeda dari pesaing, yaitu
mengenai bagaimana memilih posisi yang berbeda dan sekumpulan kegiatan yang
memungkinkan perusahaan untuk memberikan nilai yang unik. (Porter, 1996, p
64)
Porter memberikan suatu model bisnis yang digunakan untuk menentukan
nilai-nilai dari industri dan sering digunakan untuk menentukan strategi bisnis
yang kompetitif.
Model tersebut terdiri dari 5 elemen, yaitu:
- Potential entrants – seberapa mudah atau sulitnya bagi pendatang baru
untuk bersaing di industri yang sama
- Substitute – seberapa mudah atau sulitnya barang/jasa kita dapat
digantikan
- Buyers – di manakah posisi pelanggan dalam tawar-menawar
- Suppliers – di manakah posisi penjual dalam tawar menawar
- Industry kompetitors – bagaimanakah keadaan persaingan industri
10
Gambar 3. Lima Kekuatan Porter ( Porter, 1996)
Strategi yang kompetitif merupakan serangkaian pilihan yang
mendeterminasikan peluang dan potensi pasar dari peluang tersebut. Pilihan
tersebut dapat merupakan produk untuk dijual, pasar untuk dimasuki, berbagai
cara berbeda yang ditawarkan oleh perusahaan dibandingkan dengan alternative
yang ada.
Pilihan tersebut mendefinisikan positioning strategic dengan 4 dimensi kunci:
‐ Market positioning, mendefinisikan pilihan pelanggan untuk dilayani,
kebutuhan dan harapan yang akan dicapai serta jalur yang akan digunakan
untuk mencapai pelanggan tersebut
‐ Product positioning, medefinisikan pilihan produk dan jasa untuk
ditawarkan, fitur serta harga yang akan dikenakan
11
‐ Business network positioning, mendefinisikan peranan yang dimainkan
dan aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam jaringannya baik
supplier, producer, distributor maupun rekan bisnis
‐ Boundary positioning, mendefinisikan batasan pasar, produk dan usaha
yang tidak akan dilakukan oleh perusahaan
Treacy and Wiersema mendefinisikan 3 nilai disiplin yang dapat melayani
dasar strategi, yaitu operational excellence, customer intimacy, dan product
leadership:
1. Operational Excellence. Strategi adalah perkiraan pada produksi dan
pengiriman dari produk dan jasa dengan tujuan untuk memimpin pasar
dalam hal harga dan kenyamanan.
2. Customer Intimacy. Strategi adalah merancang, mempertajam produk dan
layanan untuk menyesuaikan dengan keinginan pelanggan. Tujuan yang
ingin dicapai di sini adalah kesetiaan pelanggan jangka panjang dan
keuntungan dari pelanggan.
3. Product Leadership. Strategi memperkirakan kelangsungan produk,
dengan komersialisasi yang cepat dari ide-ide baru yang ada.
12
2.1.2.3 STRATEGI SISTEM INFORMASI/TEKNOLOGI
INFORMASI
John Ward dan Joe Peppard menyatakan perencanaan strategi SI adalah
sebuah pernyataan dari sebuah inisiatif mayoritas yang harus dicapai oleh
organisasi SI dan manajer bisnis dalam suatu jangka waktu tertentu unutk
membawa perusahaan kepada visi informasi dan sesuai dengan perencanaan
strategis bisnis perusahaan.
Pada dasarnya, strategi SI/TI terdiri dari 2 komponen: komponen SI dan
komponen TI.
‐ Strategi SI mendefinisikan kebutuhan organisasi atau permintaan akan
informasi dan sistem untuk mendukung strategi bisnis secara keseluruhan.
Strategi SI mendefinisikan dan memprioritaskan investasi yang
dibutuhkan untuk mencapai portofolio aplikasi yang ideal, keuntungan
yang diharapkan, dan perubahan yang dibutuhkan untuk mencapai
keuntungan tersebut, dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan
ketergantungan terhadap sistem.
‐ Strategi TI berkonsentrasi pada penyesuaian dengan visi dari “Bagaimana
kebutuhan organisasi akan informasi dan sistem akan didukung oleh
teknologi. Inti dari strategi TI adalah ketersediaan TI, bagaimana
kemampuan TI dan sumber daya lainnya (termasuk hardware, software
dan telekomunikasi) dan layanan, seperti operasional TI, pengembangan
sistem dan dukungan dari pengguna.
13
Gambar berikut memberikan hubungan antara strategi bisnis, SI dan TI.
Gambar 4. Hubungan antara Strategis Bisnis, SI dan TI
(Ward&Peepard, 2002, pp 41)
2.1.3 CAPABILITIES
Pada saat definisi arahan yang akan dicapai dan strategi positioning sudah
dibuat serta tujuan strategis sudah dimatangkan, langkah selanjutnya adalah
menyusun sumber daya yang ada dan membangun kemampuan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan tersebut.
Capabilities memungkinkan perusahaan untuk menjalankan strategi yang ada
dan menyediakan platform untuk berkembang di kemudian hari. Capabilities
mendefinisikan sumber daya yang dibutuhkan, model biaya dari organisasi, aset
dan pengunaan aset secara efisien.
14
Kerangka pemeriksaan business model capabilities menganalisa 4 area
berikut:
‐ analisa terhadap proses dan infrastruktur yang ada
‐ evaluasi terhadap sumber daya manusia dan partner yang terlibat
‐ penilaian terhadap struktur organisasi dan budaya yang ada
‐ evaluasi kepemimpinan dan system governance yang ada
2.1.4 VALUE
Komponen terakhir dari business model adalah nilai yang diberikan kepada
para pemegang saham. Di balik semua sumber daya yang dialokasikan, setiap
keputusan yang dibuat di dalamnya, akan terdapat perhitungan bahwa alokasi
yang dilakukan memang layak diberikan. (Luehrman, 1997)
ROE (Return on Equity) seringkali digunakan sebagai penilaian terhadap
kinerja model bisnis, akan tetapi hal tersebut tidak cukup untuk melihat
bagaimana modal akan kembali
15
.
Gambar 5. Analisa Value pada Model Bisnis (Applegate, 2008)
Berikut 3 area yang dianalisa pada saat dilakukan pemeriksaan terhadap nilai
model bisnis:
‐ identifikasi stakeholder internal dan eksternal
‐ identifikasi pengendali dan penyesuaian model bisnis
‐ pembuatan model finansial dan mendefinisikan kebutuhan finansial
16
2.2 PENGARUH TI PADA MODEL BISNIS
Seiring dengan proses peningkatannya, TI telah menjadi pusat untuk
merancang dan mengembangkan model bisnis dari perusahaan dan memberikan
tambahan nilai di dalamnya.
Pengaruh TI pada model bisnis dapat dilihat dari 2 dimensi kunci dari kinerja
model bisnis, yaitu strategi dan kapabilitas dengan penjelasan berikut:
‐ Pengaruh TI pada strategi mendefinisikan peranan yang dilakukan oleh TI
dalam mendeterminasikan produk, pasar, jaringan bisnis, dan batasan
positioning. Hal ini menjelaskan mekanisme yang dilalui di mana TI
berperan di dalamnya dalam hal diferensiasi produk, “sustainable
advantage“, dan pengembangan dari aset perusahaan, sampai
pengembangan perusahaan.
‐ Pengaruh TI pada kapabilitas mendefinisikan peranan TI dalam
membangun kapabilitas yang dibutuhkan dalam menjalankan strategi. Hal
ini mencakup proses, infrastructure, organisasi, budaya, kepemimpinan
dan aturan yang ada di dalamnya.
17
Tabel 1. Kategori Pengaruh TI
IT Impact Category Description
Local Improvements Goal: Use IT to improve local operating performance
ex : Automate functional support process (e.g payroll budgeting)
Business Process Design /Reengineering
Goal: Use IT to improve end to end operating process
ex: Business Process Reengineering ; launch or shared services offering, ERP or sales force automation implementation
Emerging Opportunities Goal: Pursue business opportunities that enable launch of new products or business or entry into new markets
ex: Remote monitoring service offering; information based product offerings
Business Transformation Goal: Transform your organization and industry, differentiate strategy, and develop proprietary assets.
ex: Global services business supports core product business; interactive online business sells or support physical service offerings or products
Beberapa pertanyaan berikut dapat digunakan sebagai acuan untuk melihat
bagaimana TI berperan dalam business model yang ada dalam sebuah perusahaan:
‐ can IT change the basis of competition?
‐ can IT change the nature of relationship and the balance of power in
buyer-seller relationship?
‐ can IT build barriers or entry?
‐ can IT raise switching costs?
‐ can IT add value to existing products or services or create new ones?
18
2.3 PROSES PERENCANAAN STRATEGI TI
Pembuatan strategi SI/TI dilakukan untuk membantu pola pikir secara
strategis dan perencanaan untuk manajemen jangka panjang yang efektif dan
memberikan pengaruh yang optimal dari informasi dalam semua bentuk yang ada
baik peranan SI dan TI dalam menggabungkan sistem yang manual dan sistem
komputer, teknologi komputer dan telekomunikasi, juga termasuk aspek
organisasi dari manajemen.
Beberapa skenario umum yang mengidentifikasikan harapan dari sebuah
proses perencananaan strategis TI:
‐ Adanya evolusi strategi SI/TI bertahap
‐ Memperoleh pengertian dari manajemen
‐ Penentuan prioritas untuk mengalokasikan anggaran dan sumber daya
‐ Perolehan sebuah sisi kompetitif
‐ Mendapatkan pemenang di awal
‐ Mendefinisikan arsiketur informasi secara global
2.3.1 MODEL STRATEGIS SI/TI
Sebuah model yang digunakan untuk menggambarkan bangunan dari formula
strategi dan kerangka perencanaan strategi IS/IT terdiri dari masukan, keluaran,
dan kegiatan-kegiatan dasar di dalamnya digambarkan sebagai berikut:
19
Gambar 6. Model Strategi SI/TI (Ward&Peepard, 2002, pp 154)
Masukan
‐ Internal Business Environment: strategi bisnis berjalan, tujuan, sumber
daya, proses dan budaya serta nilai bisnis
‐ External Business Environment: kondisi ekonomi, industri dan persaingan
di mana organisasi beroperasi
20
‐ Internal IS/IT Environment: sudut pandang SI/TI terhadap bisnis, tingkat
kematangan sistem, jangkauan dan kontribusi bisnis, kemampuan sumber
daya dan infrastruktur teknologi, portofolio aplikasi dari sistem yang
sudah ada dan sedang dikembangkan maupun yang baru dianggarkan
‐ External IS/IT Environment: trend teknologi dan peluang kegunaan TI
dari pihak lain, khususnya pelanggan, pesaing dan pemasok
Keluaran
‐ IS/IT management strategy: elemen umum dari strategi yang diterapkan di
organisasi secara menyeluruh
‐ Business IS strategy: bagaimana setiap unit dan fungsi bisnis akan
menerapkan IS/IT dalam mencapai tujuan bisnisnya
‐ IT strategy: kebijakan dan strategi untuk menjamin teknologi dan tenaga
ahli
2.3.2 FRAMEWORK STRATEGICS
Kerangka yang digunakan dalam proses perencanaan strategis SI/TI
digambarkan dalam diagram berikut:
21
Gambar 7. Kerangka Formulasi dan Proses Perencanaan Strategis SI/TI (Ward&Peepard, 2002, pp 157)
Initiate Strategy Process
Tahap ini merupakan tahapan awal di mana di dalamnya meliputi kegiatan
berikut:
‐ konfirmasi tujuan, sasaran, ruang lingkup dan hal-hal yang akan dihasilkan
‐ pemilihan pendekatan dan sumber daya yang diperlukan
‐ identifikasi partisipan dari binis, pembentukan tim serta pelatihan bila
diperlukan
‐ pembuatan mekanisme manajemen dan tim pengarah untuk proses
22
‐ pendefinisian bagaimana pekerjaan akan berhubungan dan memberi
masukan terhadap perencanaan bisnis
‐ identifikasi personal, individu yang akan terlibat dalam tim
‐ perencanaan untuk pekerjaan, waktu, tugas dan tanggung jawab dan
definisi checkpoint
Understanding the current situation and interpret business needs
Tahap ini mengambil beragam bentuk termasuk mempelajari dokumentasi yang
ada, wawancara dengan pengguna, mengadakan workshop dan brainstorming
dengan sekelompok pengguna. Tujuannya adalah untuk membuat suatu
pemahaman yang menyeluruh dari lingkungan bisinis dan untuk menterjemahkan
perencanaan yang ada serta kebutuhan di waktu mendatang.
Ada 3 kategori dalam tahap ini:
‐ Analisa terhadap strategi bisnis, tujuan, faktor penentu keberhasilan,
proses dan masalah kritikal , kekuatan dan kelemahan yang ada.
‐ Evaluasi dari operasional SI/TI yang ada, sistem , sumber daya, organisasi,
keahlian dan layanan, untuk menentukan lingkupan dan kontribusi serta
peningkatan yang dapat menguntungkan.
‐ Analisa dari keadaan eksternal dan internal bisnis, untuk mengidentifikasi
inovasi yang berdasarkan pada bisnis ynag bergantung pada aplikasi
potensial dari SI/TI
23
Determine Business IS Strategy
Mengubah akumulasi kebutuhan bisnis akan SI menjadi suatu rekomendasi untuk
pembuatan SI/TI pada unit bisnis dan seluruh organisasi. Konsep SI akan
dikonsolidasi dan dipetakan menjadi portofolio aplikasi, merepresentasikan
kondisi saat ini, yang dibutuhkan, dan keadaan di waktu mendatang untuk
masing-masing unit bisnis.
Define Information and System Architecture
Pekerjaan ini akan dimulai ketika analisa dari keadaan bisnis sudah dimulai dan
dilanjutkan hingga akhir dari proses formulasi dari strategi bisnis SI
Formulate IT Supply Proposals
Bagian ini akan memberikan masukan berupa masukan dari sisi TI, biasanya
dikenal dengan isitlah “Deliverables from IS/IT strategy process” yang meliputi
dokumen berikut:
‐ Dokumentasi dari situasi yang sedang berjalan
‐ Visi dan realisasi akan hal-hal yang seharusnya berjalan, informasi,
system, teknologi, personal dan lainnya
‐ Perencanaan bagaimana hal tersebut akan dicapai, dengan milestone dan
rute implementasi
Pada prakteknya proposal masukan TI ini akan memberikan masukan kepada
proses strategi bisnis sebagai pertimbangan dan konsolidasi. Manajemen bisinis
senior akan memutuskan program investasi yang menguntungkan dan
memungkinkan untuk bisnis yang ada.
24
2.4 ANALISA STRATEGI TI
2.4.1 PENILAIAN DAN PEMAHAMAN KONDISI YANG
ADA SAAT INI
Pemahaman terhadap kondisi yang ada saat ini melibatkan suatu
pemahaman yang mendalam terhadap strategi bisnis yang ada, kondisi lingkungan
dari bisnis dan teknologi serta status yang ada dari SI/TI dalam bisnis.
Hal ini memungkinkan untuk mengetahui peluang, ancaman dan kebutuhan
yang akan diturunkan dalam strategi bisinis, dan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan dari bisnis dan kekuatan operasional SI/TI yang ada. Hal ini penting
karena kondisi yang ada merepresentasikan suatu titik awal untuk dimulainya
suatu program perubahan.
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk melakukan interpretasi dan
analisa terhadap kondisi yang ada saat ini, antara lain :
Tabel 2. Teknik dan Interpretasi dalam Melakukan Analisa
Techniques Deliverables
1. Business Strategy Analysis
2. Critical Success Factor (CSF)
Analysis
3. SWOT Analysis
Business Strategy – Mission, Objectives
Areas of Business activity – Potential IS/IT threats,
Performance measurement
Strength, Weakness, Opportunity, Threat analysis
25
4. Balance Scorecard Analysis
5. Business Portfolio and Competitive
Strategy Analysis
6. Value Chain Analysis (internal &
external)
7. Process Analysis ( Business
Process Re-engineering )
8. Organizational Modelling
9. Business Modelling – Information
Analysis Techniques
10. Current Portfolio Evaluation
11. Technology assessment and IS/IT
infrastructure review
Business objectives & key info , Performance
measure option for long term IS investment to
strengthen competitive position
Internal information flow, high level information
flow model, Potential impact of IS/IT
Resultant IS/IT options
Comprehensive assessment of the business and
IS/IT environment
Enterprise model
Contribution of application to business strategy
Inventory of current h/w and s/w, assessment of
organization, procedures, skills and methods
2.4.2 ANALISA SWOT
Analisa SWOT mengidentifikasikan suatu analisa mengenai sumber daya
internal perusahaan (berupa strength dan weakness) dan analisa eksternal
perusahaan (berupa opportunities dan threats).
Melalui analisa ini dapat diperoleh gambaran menyeluruh mengenai posisi
bisnis perusahaan, apakah sehat atau tidak. Analisa ini diperlukan agar usaha
26
dalam pembuatan strategi yang ada dapat disesuaikan dengan kemampuan sumber
daya yang ada pada perusahaan, yang direfleksikan dengan keseimbangan antara
kekuatan dan kelemahan perusahaan, situasi eksternal di mana perusahan ini
bergerak di dalam industrinya, kesempatan yang ada dan ancaman terhadap
perusahaan.
Elemen SWOT dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Strength
Suatu hal yang dapat dilakukan dengan baik dalam perusahaan atau suatu
karakteristik yang dapat meningkatkan kompetisi perusahaan. Strength
dapat dinilai dalam bentuk keahlian perusahaan, aset fisik yang penting,
sumber daya manusia, kemampuan kompetitif perusahaan, posisi
perusahaan yang menguntungkan, kerjasama yang ada dan lain
sebagainya.
2. Weakness
Kelemahan yang ada pada perusahaan dibandingkan dengan perusahaan
lain ataupun suatu kondisi yang mengakibatkan perusahaan pada satu
posisi kerugian. Kelemahan internal perusahaan ini dapat berupa:
kekurangan dalam kemampuan atau keahlian untuk berkompetisi,
kurangnya aset ataupun sumber daya manusia dalam berkompetisi, lemah
dalam area kunci kompetisi dan lainnya.
3. Opportunities
Merupakan faktor penting dalam membentuk strategi perusahaan. Peluang
dapat bervariasi, tergantung pada keadaan perusahaan. Peluang yang
27
paling relevan dengan keadaan perusahaan dapat berupa penawaran
keuntungan, meningkatkan sisi komptetitf perusahaan dan sesuai dengan
sumber daya yang dimiliki.
4. Threats
Dapat berbentuk munculnya teknologi baru yang lebih murah atau lebih
baik, produk baru yang diperkenalkan oleh pesaing bisnis, masuknya
kompetitor baru, peraturan-peraturan baru yang membebani perusahaan,
dan lainnya.
Setelah semua elemen SWOT didefinisikan atas suatu perusahaan, akan
dibuat tabel IFAS (Internal Strategic Factor Summary) dan EFAS (External
Strategic Factor Summary) yang di dalamnya akan dibuat bobot dan peringkat
sehingga dicapai suatu nilai yang akan diterjemahkan ke dalam matriks SWOT.
Matriks SWOT
Menggambarkan ancaman-kesempatan eksternal dan kelemahan-kekuatan
internal, yang menghasilkan 4 strategi:
o Strategi SO (kekuatan internal dan kesempatan eksternal)
o Strategi WO (kelemahan internal dan kesempatan eksternal)
o Strategi ST (kekuatan internal dan ancaman eksternal)
o Strategi WT (kelemahan internal dan ancaman eksternal)
2.4.3
Kons
”Setiap p
merancang
atau jasa.
sebuah va
bisnis.” (W
Pa
merupakan
dalam seb
system. A
value cha
dioptimalk
ANA
ep value c
perusahaan
g, menghas
Semua akti
alue chain,
Ward&Peep
ada dasarny
n satu bagi
buah indust
Aliran inform
ain perlu di
kan dalam u
Gamb
ALISA VA
chain dides
adalah sek
silkan, mem
ivitas terseb
yang hany
pard, 2002,
ya sebuah
ian dari sek
tri, yang d
masi dalam
ianalisa ter
unit bisnis y
bar 8. Mat
ALUE CH
skripsikan o
kumpulan
masarkan, m
but dapat d
ya dapat di
pp 244)
value chai
kumpulan k
dikenal seba
m sebuah in
rlebih dahu
yang dikena
riks SWOT
HAIN
oleh Micha
dari aktivit
mengirimka
irepresentas
imengerti d
in dari seb
egiatan valu
agai indust
ndustri yan
ulu sebelum
al dengan in
T
ael Porter
tas yang d
an dan men
sikan denga
dalam kont
buah unit
ue adding y
try value c
ng dikenal
m proses in
ternal value
sebagai be
dilakukan u
ndukung pr
an menggun
teks sebuah
bisnis han
yang lebih
chain atau
dengan ext
formasi ter
e chain.
28
erikut:
untuk
roduk
nakan
h unit
nyalah
besar
value
ternal
rsebut
29
2.4.3.1 EXTERNAL VALUE CHAIN
Sebuah value chain eksternal akan menekankan peranan kunci informasi
yang berada dalam sebuah rantai. Kinerja keseluruhan dari sebuah industri, dalam
hal kemampuannya untuk memaksimalkan nilai tambah dan meminimalkan biaya,
sangat tergantung pada seberapa baik informasi permintaan dan persediaan yang
dicocokan pada setiap tingkatan industri.
Gambar berikut akan memberikan sebuah gambaran skematik dari sebuah
industry value system
Gambar 9. External Value Chain (Ward&Peepard, 2002, pp 246)
30
2.4.3.1 INTERNAL VALUE CHAIN
Tujuan dari value chain internal adalah untuk melakukan penilaian dan
peningkatan dalam hal bagaimana sebuah perusahaan beroperasi, untuk
membedakan bagaimana perusahaan melakukan aktivitasnya, kinerja dan
berkontribusi dalam proses nilai tambah dalam industrinya. Namun
kecenderungan yang ada adalah kebanyakan sistem di dalam perusahaan
cenderung dibuat untuk disesuaikan dengan struktur fungsional perusahaan tetapi
kurang efektif dalam mendukung sebuah aliran informasi dalam sebuah kunci
informasi dalam bisnis untuk mengoptimalkan kinerja industri yang ada.
Dengan berubahnya hubungan dengan perdagangan di luar, secara otomatis
akan merubah proses internal dan sistem yang ada sehingga memungkinkan bagi
sebuah model bisnis untuk dapat beroperasi secara efisien.
Pendekatan value chain membedakan 2 tipe dari kegiatan usaha:
1. Primary activities – aktivitas primer, adalah semua aktivitas yang
memungkinkan unit bisnis untuk memainkan peranannya dalam industry
value chain dan sekaligus memuaskan pelanggannya, yang merasakan
pengaruh langsung dari seberapa baik aktivitas tersebut dilakukan. Tidak
hanya masing-masing aktivitas berjalan dengan baik, tetapi bagaimana
tiap aktivitas terhubung secara efektif jika secara keseluruhan kinerja
bisnis ingin dioptimalkan.
31
2. Support activities – aktivitas pendukung, adalah semua yang penting
untuk mengawasi dan membangun unit bisnis dari waktu ke waktu dan
menambah nilai secara tidak langsung, di mana nilai ini dirasakan melalui
keberhasilan dari aktivitas primer.
Setiap aktivitas di atas akan menambahkan nilai dalam hal membuat produk
atau jasa yang menghasilkan keuntungan dari pelanggan dan memungkinkan
kegiatan value-added ini dikoordinasikan pada biaya yang dapat diterima.
Beberapa aktivitas hanya akan menambah nilai bila ia diintegrasikan antara
aktivitas primer dan sekunder dalam sebuah rantai. Kebanyakan adalah kegiatan
yang bersifat informasi intensif seperti perkiraan permintaan, perencanaan
kapasitas dan penjadwalan sumber daya dan aktivitas, serta pricing yang
membutuhkan masukan dari banyak komponen di dalam rantai yang ada dan akan
mempengaruhi banyak hal lainnya.
Salah satu model value chain internal adalah value networks, adalah unit-unit
bisnis yang menyediakan pertukaran dan memediasi antara pembeli dan penjual,
memungkinkan adanya hubungan tersebut terbangun di antara keduanya, orientasi
ada pada jasa. Jasa ini dapat diperluas pada pengumpulan keuntungan, manajemen
kontrak, integrasi sistem, sumber informasi dan lainnya yang berhubungan dengan
memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Banyak dari model online trading
menggunakan value networks.
Kegiatan primer dari unit bisnis ini adalah pembangunan infrastruktur dan
pemeliharaan infrastruktur untuk mendukung kapasitas dan akses, penyediaan jasa
32
untuk memenuhi kebutuhan dari pelanggan dan kegiatan promosi untuk menutupi
biaya kapasitas melalui pendapatan yang dihasilkan dari transaksi.
Gambar di bawah menggambarkan sebuah value nework - value chain dari
unit bisnis yang bergerak dalam bidang jasa.
Gambar 10. Value Network (Ward&Peepard, 2002, pp 268)
2.4.4 ANALISA BALANCE SCORECARD
Balance Scorecard mengidentifikasikan informasi yang dibutuhkan untuk
melakukan pengukuran kinerja terhadap tujuan bisnis. Balance scorecard sudah
menjadi alat yang terkenal untuk melakukan pengaturan terhadap kinerja
organisasi dan pengembangan strategi itu sendiri.
33
Balance Scorecard mempromosikan pengujian terhadap kinerja dari 4
perspektif yang saling berhubungan dan masing-masing perspektif akan
menjawab pertanyaan yang spesifik berikut:
‐ Perspektif Finansial: Bagaimana kita melihat kepada para pemegang
saham dengan minat finansial dalam organisasi?
‐ Perspektif Bisnis Internal: Apa yang harus kita lakukan dengan baik untuk
memenuhi harapan dari karyawan dan partner bisnis?
‐ Perspektif Pelanggan: Bagaimana pelanggan kita akan menilai kita dalam
hubungannya dengan produk, layanan, hubungan dan nilai tambah
lainnya?
‐ Perspektif Inovasi dan Pembelajaran: Untuk mencapai visi di masa depan,
bagaimana kita dapat terus meningkatkan dan menciptakan nilai di masa
depan untuk pemegang saham kita?
Gambar 11. Empat Perspektif dalam Balance Scorecard (Ward&Peepard, 2002, pp 208)
34
Dari tiap keempat perspektif yang ada, tujuan dapat dibangun dengan
pengukuran yang relevan, seringkali disebut KPI, diberikan terhadap semua tujuan
yang ada dan memimpin kepada pengukuran kinerja.
2.4.5 ANALISA CRITICAL SUCCESS FACTOR
Analisa CSF adalah sebuah teknik yang powerful dan terkenal tidak hanya
dalam membuat sebuah strategi SI/TI, melainkan juga untuk pembuatan strategi
bisnis.
Rockart mendefinisikan CSF sebagai sejumlah area yang terbatas di mana
hasilnya, jika jumlah tersebut terpenuhi akan menjamin kinerja yang kompetitif
dan berhasil bagi organisasi. Mereka adalah beberapa area kunci yang harus
berjalan dengan benar agar bisnis dapat berkembang. Sebagai hasil dari CSF
adalah area dari sejumlah kegiatan yang harus mendapat perhatian yang konstan
dan hati-hati dari manajemen. Status kinerja dari tiap area harus diukur secara
terus menerus dan informasi atas status tersebut harus dibuat tersedia secara
menyeluruh.
Dalam sebuah organisasi yang besar, ada kecenderungan hubungan antara
CSF dan tujuan dibuat terstruktur dan hubungan yang membentuk suatu hierarki.
35
Gambar 12. Hierarki Struktur CSF dan Tujuan (Ward&Peepard, 2002, pp 210)
Penentuan CSF hanya dapat dilakukan apababila tujuan organisasi sudah
diidentifikasikan. Langkah pertama adalah melakukan identifikasi CSF dengan
tiap tujuan yang ada dan diikuti dengan konsolidasi antara tiap CSF dengan
objektif yang ada karena akan ada banyak CSF.
Gambar 13. Proses Dasar dalam CSF (Ward&Peepard, 2002, pp 211)
36
Pembuatan sebuah model yang menggambarkan hubungan antara data,
informasi, dan hasil bisnis akan sangat berguna untuk memposisikan CSF dan
BSC.
Balance Scorecard mengidentifikasikan informasi yang dibutuhkan untuk
membuat pengukuran terhadap kinerja dari tujuan bisnis, sedangkan analisa CSF
mengidentifikasikan hal-hal apa saja yang harus dilakukan atau diubah untuk
mencapai tujuan yang ada, termasuk di dalamnya informasi yang baru, dan atau
sistem yang dibutuhkan.
Dalam penggabungannya, Balance Scorecard dan analisa CSF akan
menyediakan sebuah jalan untuk mencapai persetujuan terhadap prioritas dari
investasi SI yang relevan dengan pencapaian tujuan bisnis secara eksplisit
minimal untuk jangka waktu 6-12 bulan.
Keluaran dari konstruksi analisa Balance Scorecards dan CSF dapat
dikombinasikan untuk menyediakan satu set kebutuhan SI yang lebih
komprehensif. Balance Scorecards menghubungkan pengukuran kinerja terhadap
tujuan bisnis, sedangkan analisa CSF akan mengidentifikasikan hal-hal yang
kritikal yang harus dilakukan untuk mencapai hasil tersebut. Penggabungan kedua
teknik akan menghasilkan penilaian yang menyeluruh dari peluang
memprioritaskan SI dan strategi bisnis yang ada. Contoh dari konsolidasi BSC
dan CSF dapat dilihat pada gambar berikut:
37
Gambar 14. Konsolidasi BSC dan CSF (Ward&Peepard, 2002, pp 216)
2.5 APPLICATION PORTFOLIO
Merupakan metode yang digunakan dalam menggabungkan sistem informasi
yang sudah ada, terencana, berpotensi dan mengevaluasi kontribusi bisnis.
Mac Farlan (1984) mengembangkan sebuah model yang memperhatikan
kontribusi SI/TI terhadap bisnis baik untuk saat ini maupun untuk masa depan
berdasarkan pengaruhnya terhadap industri.
38
Application Portfolio dibagi menjadi 4 kategori, yaitu:
‐ Strategic
Aplikasi yang krusial bagi kesuksesan bisnis mendatang. Aplikasi-aplikasi
ini menciptakan atau pedukung proses bisnis organisasi dengan tujuan
menyediakan keunggulan kompetisi
‐ Key Operational
Aplikasi yang menjaga operasional bisnis dan membantu menghindari
kekurangan
‐ Support
Aplikasi yang meningkatkan efisiensi bisnis dan manajemen
‐ High Potential
Aplikasi inovatif yang mungkin dapat menciptakan peluang di masa depan
tetapi belum terbukti.
Berikut adalah gambaran pemetaan portofolio aplikasi:
Gambar 15. Pemetaan Portofolio Aplikasi Mac Farlan
(Ward&Peepard, 2002, pp 42)