bab ii landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...

21
8 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori berisi tentang teori-teori dari BPR, tujuan dari BPR, adanya perbedaan dari BPR dan BPI, keuntungan dari penerapan BPR, karakterikstik BPR, kriteria untuk menentukan metode BPR, tahapan-tahapan dari BPR yang berdasarkan dari beberapa metode, peranan teknologi informasi dalam BPR. Selain tentang BPR juga berisi teori procurement, metode procurement, serta teori tentang Key Performance Indicator (KPI). 2.1 Business Process Reengineering (BPR) Pada landasan teori menjelaskan tentang pengertian BPR, tujuan, keuntungan, karakteristik, kriteria, tahapan dalam BPR serta peranan teknologi informasi dalam BPR, selain menjelaskan BPR terdapat juga penjelasan tentang procurement, pengertian procurement, metode dan procurement pada BankXYZ. Ada banyak pemahaman yang dipaparkan oleh para pakar tentang pengertian BPR. Secara umum, BPR adalah proses penataan ulang proses bisnis beserta fundamentalnya secara radikal yang bertujuan untuk memberikan peningkatan secara dinamis yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Upload: truongliem

Post on 12-May-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab landasan teori berisi tentang teori-teori dari BPR, tujuan dari BPR,

adanya perbedaan dari BPR dan BPI, keuntungan dari penerapan BPR, karakterikstik

BPR, kriteria untuk menentukan metode BPR, tahapan-tahapan dari BPR yang

berdasarkan dari beberapa metode, peranan teknologi informasi dalam BPR. Selain

tentang BPR juga berisi teori procurement, metode procurement, serta teori tentang

Key Performance Indicator (KPI).

2.1 Business Process Reengineering (BPR)

Pada landasan teori menjelaskan tentang pengertian BPR, tujuan, keuntungan,

karakteristik, kriteria, tahapan dalam BPR serta peranan teknologi informasi dalam

BPR, selain menjelaskan BPR terdapat juga penjelasan tentang procurement,

pengertian procurement, metode dan procurement pada BankXYZ.

Ada banyak pemahaman yang dipaparkan oleh para pakar tentang pengertian

BPR. Secara umum, BPR adalah proses penataan ulang proses bisnis beserta

fundamentalnya secara radikal yang bertujuan untuk memberikan peningkatan secara

dinamis yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

9

Menurut Widya (1999), BPR merupakan pemikiran ulang fundamental dan

desain ulang radikal suatu proses bisnis organisasi yang akan mengarahkan organisasi

untuk mencapai peningkatan kinerja bisnis secara dramatis. Beberapa perusahaan

telah menerapkan paradigma inovasi baru ini untuk mencapai berbagai perbaikan

dalam biaya, kualitas, dan efisiensi perusahaan. Bahkan makin banyak perusahaan

yang mencari peluang untuk menerapkan proyek reengineering dan metodologi-

metodologi yang membantu mereka dalam mencapai usaha-usaha perbaikan tersebut.

Menurut R.E Indrajit dan R. Djokopranonto (2002) kata kunci dalam BPR

terdiri dari proses, fundamental, dramatis, dan radikal. Berikut ini adalah penjelasan

dari kata kunci tersebut :

• Proses

Proses merupakan kata kunci yang penting selain itu juga kata kunci

yang menimbulkan kesulitan paling besar. Proses yang dimaksud adalah

menggunakan input untuk menghasilkan output yang bernilai bagi

pelanggan. Biasanya dalam melakukan BPR orang lebih fokus kepada

tugas, kewajiban, struktur dan organisasi dibanding prosesnya, padahal

proses merupakan unsur paling penting dalam melakukan BPR.

• Fundamental

Ini merupakan kata kunci yang pertama. Dalam melakukan BPR hal

yang paling dasar dan pada umumnya dipertanyakan adalah “mengapa

kita berbuat seperti apa yang kita buat” dan “Mengapa kita berbuat

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

10

dengan cara seperti apa yang kita kerjakan sekarang?” dan kemungkinan

jawaban dari pertanyaan tersebut adalah :

Tindakan kita yang sudah kuno dan kadaluwarsa.

Tindakan kita salah.

Tindakan kita sudah tidak memadai lagi.

Jawaban atas pertanyaan tersebu akan melhirkan sesuatu yang bersifat

fundamental juga, yaitu tindakan perubahan yang fundamental.

• Dramatis

Yang dimaksud dengan dramatis disini yaitu BPR bukanlah perbaikan

sedikit-sedikit ataupun sebagian dari bagian proses bisnis perusahaan

yang bersifat marginal atau incremental, tetapi merupakan perbaikan

kinerja yang membawa pengaruh besar dan menyeluruh.

• Radikal

Radikal berasal dari bahasa latin, dari kata “radix” yang berarti akar.

Mendesain kembali proses secara radikal bukan memperbaiki yang

sudah ada tetapi membuang yang sudah ada dan mulai merancang

kembali seperti membuat sesuatu yang sama sekali baru. Di dalam BPR

perubahan radikal yaitu membuat cara yang sama sekali baru di dalam

menyelesaikan pekerjaan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

11

Walaupun hasil yang mengagumkan dapat dicapai, namun tingkat

kegagalan dalam BPR juga cukup tinggi bagi banyak organisasi. Hal ini

dapat dicegah apabila pelaku BPR dapat menggunakan pengetahuan

yang benar-benar memiliki landasan kebenaran dan gagasan yang harus

brilliant dalam melaksanakan usaha BPR tersebut. Berdasarkan

pernyataan R.E Indrajit dan R.Djokopranoto (2002) penyebab kegagalan

dapat ditemukan dalam area-area berikut ini :

1. BPR tidak memiliki kerangka teoritis.

2. Metode-metode yang digunakan kurang mengenai sasaran.

3. Project yang dilakukan sama sekali tidak mengenai titik kritis

pada proses bisnis perusahaan tersebut.

2.1.1 Tujuan dari BPR

Tujuan dalam melakukan BPR menurut Hammer dan Champy (1995).

yaitu :

1) Meningkatkan kinerja dan efisiensi dari proses bisnis melalui peningkatan

produktivitas dan utilitas dari sumber daya, perencanaan ulang yang strategik,

cepat dan radikal, dramatis, dan merupakan sistem kebijakan yang

mendukung proses bisnis serta mengoptimalkan alur kerja suatu organisasi.

2) Mengurangkan biaya

3) Memfokuskan dan meningkatkan kepuasaan bagi pelanggan

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

12

4) Mengurangi waktu siklus proses bisnis

5) Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan untuk melakukan suatu

perubahan terhadap proses yang sudah ada, yaitu dengan cara :

a. Menghilangkan bagian dari proses bisnis yang tidak penting.

b. Memanfaatkan teknologi informasi secara efektif dan efisien

sehingga memungkinkan organisasi-organisasi dapat

melakukan pekerjaan dengan cara yang secara radikal.

c. Melakukan pemberdayaan dengan mengalihkan tanggung

jawab pengambilan keputusan dan kontrol kepada tingkat

dimana pekerjaan tersebut dilakukan.

d. Adanya penetapan kriteria pengukuran yang dapat digunakan

untuk menganalisis dam pembuatan rencana strategi.

Ada beberapa faktor kunci kesuksesan dalam melakukan BPR yaitu :

1) Visi

Visi sangat dibutuhkan agar seluruh jajaran yang terlibat mempunyai

tujuan yang sama, baik dari aspek sumber daya manusia, produk, proses,

fasilitas, budaya dan pelanggan.

2) Ketrampilan

Dengan adanya ketrampilan dapat menjadikan sumber daya manusia

yang ada mampu melaksanakan tuags-tugas yang akan diterima pada

proses baru.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

13

3) Intensif

Pada umumnya intensif merupakan element yang terakhir untuk

merubah sumber daya manusia seperti apa yang diinginkan dalam BPR

yang diterapkan berdasarkan tingkat pemahaman dan penilaian serta

adanya peran masing-masing pada personilnya.

4) Sumber daya

Pada sumber daya meliputi tenaga kerja, anggaran, informasi,

fasilitas dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencapai hasil

perubahan yang sesuai dengan tujuan.

5) Rencana kerja

Rencana kerja yang meliputi kegiatan, tanggung jawab dan waktu

pelaksanaan akan dapat memberikan suatu kejelasan guna untuk

mencapai hasil perubahan yang diharapkan. BPR tanpa disertai

rencana kerja dapat mengakibatkan kesalahan dalam memulai suatu

kegiatan dan orang yang terlibat akan tidak mengetahui tentang apa

yang selanjutnya dilakukan setelah menjalani tahapan tertentu.

2.1.2 BPR vs Business Process Improvement (BPI)

Menurut Maureen Weicher and friends (2004) BPR dan BPI sama-sama

diperlukan untuk dapat mencapai kemenangan dalam persaingan antar perusahaan.

Berikut persamaan dari BPR dan BPI adalah :

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

14

1. Mengutamakan kepuasaan user.

2. Menggunakan team dan kerja samanya.

3. Berfokus pada proses bisnis.

4. Menggunakan ukuran perbaikan kinerja dan teknik pemecahan

masalah.

5. Membutuhkan komitmen dari para anggota yang terlibat dalam

proses ini.

6. Mendorong proses pengambilan keputusan dari tingkat yang

atas sampai paling bawah dalam organisasi perusahaan.

Selain terdapat persamaan antara BPR dengan BPI terdapat juga

perbedaannya yaitu :

Tabel 2.1 Perbedaan BPR dengan BPI

BPR BPI

Perubahannya radikal Perubahan yang beangsur-angsur

Investasinya besar Investasinya kecil

Berfokus pada SDM dan

teknologi

Berfokus pada SDM dan praktek

kerja

Pembuatan sistem baru Perbaikan pada yang telah ada

Champion driven Dikendalikan oleh unit kerja

(Sumber : R.E Indrajit dan R. Djokopranonto,2002)

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

15

Sebagai gambaran, berikut kurva dari performance setelah dilakukan BPR.

Diharapkan performancenya naik 100% dengan waktu yang singkat karena

perubahan yang radikal. Berbeda dengan improvement, yang membutuhkan

proses dengan waktu yang lebih lama dan dilakukan secara bertahap untuk

meningkatkan performance perusahaan.

100 100

0

20

40

60

80

100

120

0 2 4 6

Time

Performan

ce

BPR

Improvement

Gambar 2.1 Kurva perbedaan BPR dan BPI

2.1.3 Keuntungan dari penerapan BPR

Keuntungan dari penerapan BPR menurut Hammer dan Champy

(1995) antara lain :

1. Adanya penjelasan terhadap bisnis proses yang sesuai dengan kondisi

perusahaan saat ini

2. Memudahkan dalam mengidentifikasi area mana yang harus

ditingkatkan kinerjanya.

3. Hanya berfokus pada pemahaman, penghapusan, penyederhanaan dan

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

16

pengelompokan proses bisnis untuk memperbaiki produktifitas dan

pengurangan waktu proses, minimalisasi biaya dan optimasi sumber

daya manusia secara signifikan.

4. Dapat Mengoptimalkan rangkaian proses produk dan servis secara

sistematis, terintegrasi, kemprehensif, bertahap dan efesien.

2.1.4 Karakteristik dari BPR

Hammer dan Champy (1990) mengemukakan beberapa karakteristik

dari BPR, antara lain :

1) BPR mengintegrasikan beberapa tugas atau ketrampilan pekerjaan

tertentu menjadi satu.

Keuntungan dari proses perampingan kerja terintegrasi ini adalah

melibatkan sedikit orang dalam proses, serta mudah memantau

performasinya dari unit-unit terintegrasi itu, sehingga mampu untuk

menurunkan waktu proses.

2) BPR memungkinkan terdapat beragam versi produk dalam proses

yang sama untuk memenuhi permintaan pelanggan yang selalu

berubah mengantisipasi perubahan dan bermacam-macam pasar.

Banyak perusahaan kelas dunia telah menerapkan apa yang disebut

dengan sistem manufaktur fleksibel yang merupakan suatu sistem

yang menggunakan sel kerja otomatis terkontrol oleh signal elektronik

dari pusat computer. Demikian pula kepada pekerja diterapkan apa

yang disebut dengan waktu kerja fleksibel yang merupakan suatu

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

17

sistem yang mengijinkan pekerja, dalam batas tertentu menentukan

jadwal kerja mereka sendiri. Keuntungan yang diperoleh perusahaan

yaitu untuk mengurangi waktu proses, kualitas produk semakin lebih

baik dan konsisten, reduksi biaya dan inventory, serta meningkatkan

kepuasan kerja.

3) BPR memberikan kewenangan kepada pekerja untuk membuat

keputusan yang berkaitan langsung dengan pekerjaan.

Disini perusahaan mengkompresikan proses, baik secara horizontal

maupun vertical. Keuntungan dari kompresi horizontal maupun

vertical adalah memperkecil penundaan pekerjaan, ongkos produksi

rendah, respon teradap pelanggan menjadi lebih cepat dan lebih baik,

dan pemberdayaan yang lebih besar kepada pekerja.

4) BPR membentuk langkah-langkah kerja dalam proses mengikuti

susunan natural sesuai kebutuhan.

5) BPR relokasi pekerjaan melewati batas organisasional untuk

meningkatkan performance proses secara keseluruhan.

6) BPR mengurangi pemeriksaan dan pengawasan

Hal ini dikarenakan pemeriksaan dan pengawasan dianggap sebagai

aktifitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value-added

activity). Dalam BPR setiap pekerjaan harus dikerjakan secara benar

dan akurat sejak awal, sehingga pemeriksaan dan pengawasan hanya

akan dilakukan apabila memiliki arti ekonomis.

7) BPR meminimumkan rekonsiliasi

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

18

Hal ini dikarenakan rekonsiliasi dianggap sebagai aktifitas yang tidak

memberikan nilai tambah (non value-added activity). Hal ini

dilakukan dengan mengurangi banyaknya titik kontak eksternal

(external contact point) yang ada dalam proses tersebut.

8) BPR menetapkan titik kontak tunggal untuk pelanggan (single point of

contract for customer).

Dengan menetapkan seseorang atau tim yang bertanggung jawab

untuk menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah dari

pelanggan. Dalam BPR, orang atau tim yang bertanggung jawab ini

dikenal sebagai Case Manager atau Case Team. Titik kontak untuk

pelanggan ini mempunyai akses ke semua sistem informasi dan orang

dalam perusahaan sehingga mampu memberikan pelayanan kepada

pelanggan yang diperlukan.

9) BPR memiliki kemampuan mengkombinasikan keuntungan dari

sentralisasi dan desentralisasi dalam proses yang sama.

Dengan adanya karakteristik yang unik tersebut mendapatkan

keuntungan dari penurunan biaya proses, kualitas yang meningkat, kecepatan

proses dan produktifitas yang tinggi. Semua keuntungan itu akan menjadikan

perusahaan lebih berkompetitif dan mendapatkan profit yang lebih besar.

BPR merupakan simplifikasi dari proses bisnis untuk memenuhi

permintaan kontemporer dari konsumen terhadap kualitas produk, pelayanan,

fleksibilitas dan ongkos yang rendah. Dalam BPR, proses bisnis menjadi

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

19

sederhana dengan jalan kompresi tanggung jawab perusahaan kepada

integrated customer service respresentative.

2.1.5 Kriteria Metode BPR

Dalam melakukan BPR terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk

mengevaluasi metodologi (Menurut Manganelli). Beberapa kriteria tersebut

diantaranya yaitu :

1. Metode BPR yang dapat menyelesaikan permasalahan bisnis proses

pada perusahaan.

2. Metode yang fleksibel untuk berbagai proses bisnis yang terdapat

diperusahaan.

3. Metode yang mudah dipelajari dan dipahami sehingga memungkinkan

organisasi dapat melakukan rekayasa ulang.

4. Dapat mengidentifikasi permasalahan mulai dari awal proses bisnis,

tujuan serta strategi perusahaan.

5. Metode BPR yang dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi proses

bisnis.

6. Dapat menghasilkan proses bisnis yang baru untuk menyelesaikan

permasalahan pada perusahaan yang berupa rekayasa ulang.

7. Dapat mengidentifikasi data-data penting untuk pengambilan

keputusan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

20

2.1.6 Tahapan dari BPR

Metodologi BPR merupakan seperangkat integritas teknik manajemen yang

digunakan dalam mengembangkan dan menganalisis kebutuhan informasi yang

digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan dan rekayasa ulang proses bisnis inti.

Tahapan dari beberapa metode BPR, antara lain terlihat pada tabel 2.2, tahapan yang

dimulai dari persiapan proyek, proses rekayasa ulang, implementasi hingga

improvement. Tahapan yang dilakukan berdasarkan dari metode BPR dari Hammer

dan Champy pada tahun 1993, Davenport dan Short pada tahun 1990, Vakola pada

tahun 1998, Manganelli dan Klein pada tahun 1994.

Dengan banyaknya metode BPR maka untuk menentukan metode yang

sesuai agar dapat memecahkan permasalahan yang ada pada perusahaan dibutuhkan

kriteria yang sesuai untuk menentukan metode yang akan digunakan, kriteria menurut

Manganelli dalam menentukan metode BPR terdapat pada tabel 2.3, terdapat kriteria

yang berupa metode yang dapat menyelesaikan permasalahan, adanya proses

identifikasi pada tahapan metode tersebut, metode yang mudah dipahami dan

dilakukan untuk melakukan BPR, adanya tahapan evaluasi yang betujuan untuk

mengevaluasi kinerja ketika melakukan BPR, adanya tahapan continuous

improvement untuk melakukan pengembangan-pengembangan dalam melakukan

BPR.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

21

Tabel 2.2 Tahapan beberapa Metode BPR

Hammer/

Champy (1993)

Davenport /

Short(1990)

Vakola (1998) Manganelli/

Klein (1994)

Persiapan proyek 1. Introduction

2.Identifikasi

3.Pemilihan

1.Visioning

dan penetapan

tujuan

2.Identifikasi

1.Pengembangan

visi dan objek

proses

2.Pemahaman

3.Identifikasi

proses

1.Preparation

2.Identifikasi

3.Vision

Proses Rekayasa

Ulang

4.Pemahaman

5.Rekayasa

Ulang

3.Pemahaman

dan

pengukuran

4.Teknologi

Informasi (IT)

4.Identifikasi

Tingkat 4.Technical &

Social design

Implementasi 6.Implementasi 5.Prototyping

6.Implementasi

5.Implementasi

6.Menjalankan

proses

5.Transformation

Improvement 7.Evaluasi

proses

8.Continuous

Improvement

(Sumber: Muthu et al, 1999)

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

22

Tabel 2.3 Kriteria menentukan metode BPR

Berdasarkan Kriteria

(by Manganelli)

Hammer/

Champy

Davenport Vakola Manganelli/

Klein

Metode Dapat menyelesaikan

permasalahan

x x x x

Dapat mengidentifikasi

permasalahan (Identify)

x x x x

Metode yang Fleksibel & mudah

dipelajari (User Friendly)

x

Evaluate x

Continuous Improvement x

(Sumber: Manganeli, 2000)

2.1.7 Peranan Teknologi Informasi dalam BPR

Kemajuan teknologi informasi yang teramat pesat telan menjadikan

teknologi informasi sebagai salah satu komponen utama dalam format perubahan

baru sebagai hasil BPR

Dengan adanya teknologi informasi dapat menjadi peranan penting pada

BPR. Banyak orang yang berpikir bahwa BPR yang didukung oleh teknologi

informasi sama seperti otomatisasi. Pendapat tersebut tentu saja salah, karena kedua

bidang tersebut memiliki arti yang berbeda satu sama lainnya.

Otomatisasi yang hanya menghasilkan cara-cara yang lebih efisien dalam

melakukan hal-hal yang salah. Perusahaan yang menyamakan teknologi informasi

dengan otomitisasi tidak dapat melakukan BPR.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

23

Menurut Hammer, penemu dan penggagas adanya BPR, teknologi informasi

merupakan salah satu komponen utama yang harus dipikirkan oleh perusahaan

modern yang ingin melakukan BPR.

Setidaknya ada empat hal yang dapat dilakukan oleh teknologi informasi

dalam meningkatkan kinerja perusahaan mulai dari perubahan pada karakteristik

proses (Peppard, 1995) yaitu :

1. Eliminate

Dengan menghilangkan proses-proses yang dianggap tidak perlu lagi

dilakukan jika pada sistem komputer diimplementasikan, misalnya

dikarenakan alasan untuk mengefisiensikan.

Proses-proses seperti pengecekan yang dilakukan secara manual

terhadap persetujuan ataupun kalkulasi rumit yang tidak perlu lagi dilakukan

setelah program berbaris spreadsheet dikembangkan merupakan salah satu

contoh dari kemudahan yang ditawarkan teknologi informasi.

Begitu juga dalam hal proses pembuatan laporan-laporan yang

beragam, baik yang bersifat periodik maupun adhoc yang biasanya memakan

waktu yang berjam-jam jika harus dikerjakan secara manual, maka akan

hilang dengan sendirinya karena diinstalasinya suatu laporan generator

berbasis komputer.

2. Simplify

Adanya penyederhanaan pada proses-proses tertentu atau mengurangi

rantai proses yang bertujuan untuk melaksanakan aktifitas yang lebih cepat

dan efisien. Permasalahan yang paling sering dilakukan oleh perusahaan

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

24

adalah dengan melakukan simplifikasi terhadap formulir-formulir yang biasa

dipergunakan untuk tujuan kontrol internal perusahaan, karena adanya filosofi

lama yang mengatakan bahwa semakin banyak sumber daya manusia yang

terlibat dalam melakukan kontrol terhadap suatu proses, maka akan semakin

baik karena memperkecil kemungkinan terjadinya permasalahan.

Fasilitas komunikasi e-mail ataupun adanya sitem teknologi informasi

yang ditawarkan pada konsep internet merupakan salah satu alternatif yang

efisien dan efektif untuk mempersingkat prosedur pengajuan dan persetujuan

pada unit, apalagi jika teknologi tersebut dilengkapi oleh sistem keamanan

komputer yang canggih.

3. Integrate

Integrate adalah berupa kemungkinan diintegrasikannya beberapa

proses yang biasanya ditangani oleh beberapa karyawan dari berbagai divisi

yang terpisah menjadi sebuah proses yang lebih sederhana.

4. Automate

Automate mengubah hal-hal yang biasanya dilakukan secara manual

menjadi aktifitas yang menggunakan komputer. Namun pada kenyataannya,

tidak semua perusahaan secara penuh menggunakan ke empat cara diatas. Ada

sebagian perusahaan yang hanya berhasil dengan melakukan otomatisasi saja,

sementara yang lain hanya melakukan eliminasi dan penyederhanaan proses-

proses utama.

Hal ini biasa dilakukan, mengingat bahwa pada akhirnya faktor

manusia yang akan menjadi faktor penentu utama keberhasilan BPR,

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

25

mengingat para karyawanlah yang akan menjalankan berbagai proses bisnis

yang baru.

2.2 Procurement

Pengadaan barang atau procurement merupakan salah satu bagian dari supply

chain management . Menurut Hopwood (2010:308) Procurement adalah proses bisnis

pemilihan seumber, pemesanan dan memperoleh barang atau jasa. Barang atau

layanan bisa diperoleh secara internal jika barang tersebut diproduksi oleh entitas lain

didalam perusahaan

Menurut Turban (2008:234) berpendapat bahwa procurement management

adalah koordinasi semua aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan pembelian

barang-barang dan jasa yang dibutuhkan untuk melengkapi misi organisasi.

Menurut Kalakota dan Robinson (2001:314) procurement secara luas

mencakup semua aktifitas perusahaan yang melibatkan proses mendapatkan barang

dari pemasok, termasuk didalamnya terdapat proses permintaan, pembelian,

pengiriman, penyimpanan, dan penggunaannya didalam lingkup perusahaan.

Proses pada procurement terdiri dari :

1. Determination of requirement

User dari departemen yang bersangkutan dapat menyerahkan data

kebutuhan bahan kepada pembeliam dalam bentuk Purchase Requisition

(PR).

2. Determination of source supply

Departemen pembelian membuat Request for Quotation (RFQ).

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

26

3. Vendor selection

Sistem menyeleksi pemasok dengan membuat perbandingan harga dari

berbagai quotation yang ada.

4. Purchase order handling

Membuat Purchase Order (PO) baik secara manual atau secara

otomatis dengan menggunakan sistem

5. Purchase order monitoring

Dengan adanya proses ini dapat memonitor status pemrosesan dari

purchase order dalam sistem.

6. Good receipt

Ketika terjadi incoming deliveries dalam sistem, dapat langsung

menemukan PO yang sesuai sehingga dapat menghemat waktu entry dan

dapat mengecek apakah barang yang dikirim dan jumlahnya sudah sesuai

dengan PO.

7. Invoice verification

Ketika masuk ke dalam invoice, dapat mengecek perhitungan dan

akurasi dari invoice.

8. Payment processing

Pembayaran dijalankan dalam modul Financial Accounting.\

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

27

2.2.1 Metode Procurement

Terdapat beberapa metode procurement yang dapat digunakan oleh

perusahaan dalam memperoleh barang dan jasa, menurut Turban (2008:251) antara

lain :

1) Membuat sistem penawaran dimana suplier akan berkompetisi antara

satu sama lain. Biasanya metode ini digunakan dalam pengadaan yang

kuantitasnya besar.

2) Membeli langsung dari pabrik, wholesaler, dan pengecer, baik dari

katalog yang telah disediakan, maupun dengan metode negosiasi.

3) Membeli dari lelang baik yang bersifat pribadi maupun umum, dimana

perusahaan berpartisipasi sebagai pembeli.

4) Membeli dari katalog perantara (e-distributor) yang menggabungkan

katalog-katalog penjual lainnya.

5) Membeli dari katalog pembeli internal, dimana katalog vendor yang

telah disetujui oleh perusahaan, termasuk harga yang telah disepakati

bersama, tergabung didalamnya. Pendekatan ini digunakan untuk

implementasi dari desktop purchasing, yang memungkinkan peminta

dapat memesan langsung kepada vendor, tanpa melalui bagian

pengadaan.

6) Bergabung dengan suatu group sistem pembelian yang

menggabungkan permintaan anggota-anggotanya dan mengumpulkan

menjadi jumlah yang besar. Kemudian group tersebut akan melakukan

negosiasi harga atau memulai proses penawarannya.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB 2-cp-2016-0054.pdfpada proses bisnis perusahaan tersebut. ... Meningkatkan kinerja dan efisiensi

28

7) Membeli pada industrial small.

8) Berkolaborasi dengan supplier untuk berbagai informasi mengenai

penjualan dan persediaan, sehingga ketika persediaan berkurang dan

mengalami stock-out, perusahaan dapat melakukan just-in-time

delivery.

2.3 Key Performance Indicator (KPI)

(Wishnu Arief, 2012) Key Performance Indicator (KPI) adalah suatu kinerja

performance yang secara jelas terkait dengan sasaran strategis organisasi yang

mampu mendorong organisasi menerjemahkan strategis ke dalam terminology yang

bisa dihitung. Fungsi KPI yaitu untuk membantu perusahaan atau organisasi dalam

mengukur kinerja terhadap target atau sasaran organisasi atau perusahaan. KPI juga

bisa digunakan sebagai salah satu ukuran dalam melakukan performance.

Setelah mengetahui landasan teori yang akan dalam BPR, procurement dan

KPI maka langkah selanjutnya yaitu tahap metodologi, pada tahapan metodologi akan

berisi tentang tahapan metode BPR yang berdasarkan landasan teori.