43217110253.blog.mercubuana.ac.id43217110253.blog.mercubuana.ac.id/wp-content/... · web viewcontoh...
TRANSCRIPT
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
Pertemuan Ke-9
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Sistem Informasi Manajemen”
Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si
Disusun Oleh:
Pratiwi Rosantry (43217110253)
S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
A. PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI DI SUATU PERUSAHAAN UNTUK
MENUNJANG STRATEGISNYA
Semakin besarnya persaingan dunia usaha pada era globalisasi saat ini, menuntut
perusahaan memberikan pelayanan optimal, baik dalam bentuk harga, kualitas, waktu
pemesanan, serta informasi. Hal ini, menyebapkan masing-masing perusahaan berusaha untuk
menerapkan sistem informasi yang dianggap sebagai salah satu suatu penunjang keunggulan
kompetitif perusahaan. Kemajuan teknologi yang demikian pesatnya semakin menambah
peranan sistem informasi di segala bidang. Mulai dari pendidikan hingga bisnis di perusahaan.
peranan utama sistem informasi itu sendiri untuk mendukung operasi bisnis, mendukung
keperluan managerial, dan mendukung keunggulan strategis. Jadi sudah sewajarnya teknologi
informasi digunakan oleh banyak pihak.
Penerapan sistem informasi akan berjalan apabila adanya keterpaduan dari masing-masing
peranan utama sistem informasi tersebut. Pada bagian dibawah ini, akan dibahas lebih mendalam
mengenai tiga peranan sistem informasi. Adapun peranan-peranan tersebut adalah : 1)
Mendukung proses dan operasi bisnis; 2) Mendukung pengambilan keputusan dalam bisnis; 3)
Mendukung Berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif.
1. Sistem Informasi untuk Operasi Bisnis
Sistem Informasi Operasi memproses data yang berasal dari dan yang digunakan dalam
kegiatan usaha. Peranan sistem informasi untuk operasi bisnis adalah untuk memproses
transaksi bisnis, mengontrol proses industrial, dan mendukung komunikasi serta produktivitas
kantor secara efisien.
a. Transaction Processing Systems
Transaction processing systems (TPS) berkembang dari sistem informasi manual
untuk sistem proses data dengan bantuan mesin menjadi sistem proses data elektronik
(electronic data processing systems). TPS mencatat dan memproses data hasil dari
transaksi bisnis, seperti penjualan, pembelian, dan perubahan persediaan. TPS
menghasilkan berbagai informasi produk untuk penggunaan internal maupun eksternal.
Sebagai contoh, TPS membuat pernyataan konsumen, cek gaji karyawan, kuitansi
penjualan, order pembelian, formulir pajak dan rekening keuangan. TPS juga
memperbaharui database yang digunakan perusahaan untuk diproses lebih lanjut oleh
SIM.
b. Process Control Systems
Sistem informasi operasi secara rutin membuat keputusan yang mengendalikan
proses operasional, seperti keputusan pengendalian produksi. Hal ini melibatkan process
control systems (PCS) yang keputusannya mengatur proses produksi fisik yang secara
otomatis dibuat oleh komputer.
c. Office Automation Systems
Office automation systems (OAS) mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan
mengirim data dan informasi dalam bentuk komunikasi kantor elektronik. Contoh
dari office automation (OA) adalah word processing, surat elektronik (electronic
mail), teleconferencing, dan lain-lain.
2. Sistem Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen
Sistem informasi manajemen atau SIM (management information system) adalah sistem
informasi yang dirancang untuk menyediakan informasi akurat, tepat waktu, dan relevan yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer. Konsep SIM adalah meniadakan
pengembangan yang tidak efisien dan penggunaan komputer yang tidak efektif. Konsep SIM
sangat penting untuk sistem informasi yang efektif dan efisien oleh karena:
Menekankan pada orientasi manajemen (management orientation) dari pemrosesan
informasi pada bisnis yang bertujuan mendukung pengambilan keputusan manajemen
(management decision making).
Menekankan bahwa kerangka sistem (system framework) harus digunakan untuk
mengatur penggunaan sistem informasi. Penggunaan sistem informasi pada bisnis harus
dilihat sebagai suatu integrasi dan berhubungan, tidak sebagai proses yang berdiri sendiri.
Secara garis besar SIM terdiri dari 3 macam yakni:
a. Information Reporting Systems
Information reporting systems (IRS) menyediakan informasi produk bagi
manajerial end users untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan dari hari ke
hari. Akses data IRS berisi informasi tentang operasi internal yang telah diproses
sebelumnya oleh transaction processing systems. Informasi produk memberi gambaran dan
laporan yang dapat dilengkapi (1) berdasarkan permintaan, (2) secara periodik, atau (3)
ketika terjadi situasi pengecualian. Sebagai contoh, manajer penjualan dapat menerima
laporan analisa penjualan setiap minggunya untuk mengevaluasi hasil penjualan produk.
b. Decision Support Systems
Decision support systems (DSS) merupakan kemajuan dari information reporting
systems dan transaction processing systems. DSS adalah interaktif, sistem informasi
berbasis komputer yang menggunakan model keputusan dan database khusus untuk
membantu proses pengambilan keputusan bagi manajerial end users. Sebagai contoh,
program kertas kerja elektronik memudahkan manajerial end user menerima respon secara
interaktif untuk peramalan penjualan atau keuntungan.
c. Executive Information Systems
Executive information systems (EIS) adalah tipe SIM yang sesuai untuk kebutuhan
informasi strategis bagi manajemen atas. Tujuan dari sistem informasi eksekutif berbasis
komputer adalah menyediakan akses yang mudah dan cepat untuk informasi selektif
tentang faktor-faktor kunci dalam menjalankan tujuan strategis perusahaan bagi
manajemen atas. Jadi EIS harus mudah untuk dioperasikan dan dimengerti (O’brien, 2000).
3. Sistem Informasi untuk Keuntungan Strategis
Sistem informasi dapat memainkan peran yang besar dalam mendukung tujuan strategis
dari sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan dapat bertahan dan sukses dalam waktu lama jika
perusahaan itu sukses membangun strategi untuk melawan kekuatan persaingan yang berupa
(1) persaingan dari para pesaing yang berada di industri yang sama, (2) ancaman dari
perusahaan baru, (3) ancaman dari produk pengganti, (4) kekuatan tawar-menawar dari
konsumen, dan (5) kekuatan tawar-menawar dari pemasok. Kelima faktor tersebut merupakan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam membangun upaya peamsaran yang mengarah
kepada competitive advantage strategies.
Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang tujuan dan kebutuhan dari
perusahaan tersebut misalnya dengan alasan efisiensi atau meningkatkan produktivitas. Dalam
berjalannya suatu perusahaan, sistem informasi mempunyai tiga peran utama yaitu untuk :
1. Mendukung proses bisnis dan operasional
2. Mendukung pengambilan keputusan oleh karyawan dan manajemen
3. Mendukung strategi untuk memperoleh keunggulan kompetitif
Dalam suatu perusahaan, setiap tingkatan manajemen mempunyai kebutuhan-kebutuhan
rencana sendiri yang berbeda. Sistem informasi yang dikembangkan harus mampu mendukung
setiap kebutuhan tersebut. Perusahaan menggunakan sistem informasi dalam 3 proses. Ketiga
proses ini pada akhirnya akan dapat menunjang kinerja dan strategis dari perusahaan :
1. Proses perencanaan
Contoh : dalam merencanakan suatu peluncuran produk baru di sebuah perusahaan makanan,
diperlukan beberapa elemen yang mendukung peluncuran produk baru tersebut. Misalnya
analisis pangsa pasar. Untuk dapat mengetahui analisis pangsa pasar, maka perusahaan
khususnya dalam divisi Research and Development perlu untuk melakukan riset dengan
menggunakan sistem informasi misalnya mengumpulkan data pelanggan mereka dan
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang mereka harapkan dari perusahaan tersebut.
2. Proses pengendalian
Contoh : dalam sebuah perusahaan makanan, diperlukan sistem informasi berkaitan dengan
tanggal kadaluarsa produk yang ada di dalam gudang bahan baku. Gudang yang besar
memerlukan sistem informasi yang berisi data kadaluarsa bahan baku dan lokasi bahan baku
tersebut. Hal ini akan membuat perusahaan tidak perlu memakan waktu yang lama untuk
mencari produk di gudang. Selain itu, di dalam basis data dari sistem informasi telah
disebutkan mengenai data kadaluarsa produk sehingga sebelum waktunya, produk akan segera
ditarik sebelum masuk ke dalam ruang produksi.
3. Proses pengambilan keputusan
Contoh : di dalam suatu perusahaan yang telah mengetahui sistem informasi data pelanggan
yang menyukai produk tertentu dan tidak, dapat di analisis mengapa suatu produk tidak laku
di pasaran. Apakah karena rasa produk ataukah dari kemasan yang kurang menarik, sehingga
data ini dapat membuat manajer cepat dalam proses pengambilan keputusan.
Kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi ditentukan oleh level manajemen dan pihak
non-manajemen yang akan menggunakan informasi. Oleh karena itu, sistem informasi yang
dibangun atau dipakai dalam sebuah organisasi perlu mengakomodasi kebutuhan pemakai
berdasarkan level manajemen. Manajemen tingkat atas (atau sering disebut manajemen strategis)
adalah manajemen pada level paling atas yang menangani keputusan-keputusan strategis.
Keputusan strategis adalah keputusan yang sangat kompleks dan jarang sekali menggunakan
prosedur yang telah ditentukan. Manajemen tingkat menengah (atau disebut manajemen taktis)
adalah manajemen yang bertanggung jawab terhadap keputusan taktis, yaitu keputusan-
keputusan yang mengimplementasikan sasaran-sasaran strategis suatu organisasi. Manajemen
tingkat bawah adalah manajemen yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan
operasional dalam suatu organisasi. Fokus utama kejadian sehari-hari, dan melakukan tindakan
koreksi jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Para pegawai non-manajemen adalah semua pegawai
yang tidak termasuk dalam manajemen.
Di dalam organisasi, arus informasi dalam perusahaan mengalir secara vertikal dan
horisontal. Arus informasi vertikal dibedakan menjadi arus informasi vertikal ke atas dan vertikal
ke bawah. Arus informasi vertikal ke bawah berupa strategi, sasaran, dan pengarahan. Arus
informasi vertikal ke atas berupa ringkasan kinerja organisasi.
Langkah yang harus dilakukan oleh manajemen perusahaan penerapan sebuah aplikasi
sistem informasi :
1. Tahap Perencanaan
Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan
pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan
merencanakan proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat
jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat.
2. Tahap Analisis
Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan
aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang
bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan
teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-
fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki
dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
3. Tahap Perancangan (Desain)
Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen
melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan
melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti sistem
basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi
informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang
terkait, seperti: standard operating procedures (SOP), struktur organisasi, kebijakan-
kebijakan, teknik pelatihan, pendekatan SDM, dan sebagainya.
4. Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi
Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangan sistem yang
sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan
tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu
konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail. Dari semua tahapan yang ada,
tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar,
terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu.
5. Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya
sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk
implementasi sistem yang baru didesain. Pemberian pelatihan (training) harus diberikan
kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk
mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa
memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran
pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di
masa-masa mendatang.
6. Tahap Pasca Implementasi
Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi
dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen,
yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah
bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti hal-nya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di
kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak
akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari
kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem.
Solusi-solusi yang diberikan adalah sebuah sistem informasi yang mampu memberikan
value untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. Sistem informasi merupakan sebuah
kumpulan komponen-komponen (hardware, software,people, data, procedures, dll) yang saling
terhubung di dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan output berupa
informasi yang dibutuhkan guna menyelesaikan sebuah tugas kerja. Sistem sendiri memiliki arti
sebagai sebuah koleksi dari komponen-komponen yang saling terhubung yang sama-sama
berfungsi untuk mencapai sebuah keluaran yang diinginkan. Sementara
itu, subsystem merupakan sebuah sistem yang merupakan bagian dari sistem yang lebih besar.
Sistem informasi pada perusahaan digunakan untuk :
1. Meningkatkan efisiensi operasional
Sistem informasi yang tepat dapat membuat suatu perusahaan menjadi efektif, lebih
efisien dan meningkatkan produktivitas perusahaan. Sistem informasi pada hakikatnya
digunakan untuk menunjang tujuan dan sasaran dari perusahaan. Sistem informasi yang
terencana dengan baik akan meningkatkan efisiensi operasional. Misalnya, dengan penerapan
sistem informasi, suatu perusahaan dapat menghemat biaya telepon yang digantikan dengan
percakapan via e-mail antar karyawan dalam suatu perusahaan. Hal ini tentu akan lebih
efisien. Selain lebih cepat, percakapan via e-mail juga menghemat biaya telepon yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan. Sistem informasi yang diterapkan di salah satu perusahaan
televisi swasta misalnya, karyawan bagian produksi dapat segera meliput berita terkini yang
dilaporkan oleh salah seorang rekannya yang kebetulan sedang berada di lokasi kejadian
namun tidak sedang bertugas. Pemberitahuan tersebut dilayangkan via layanan Blackberry
Messenger. Perusahaan TV swaste tersebut pada tahun 2008-2009 telah mengeluarkan biaya
yang cukup besar untuk memberi subsidi pengadaan smartphone Blackberry di kantornya.
Selain itu, biaya yang dikeluarkan oleh tiap karyawan dalam berlangganan paket Blackberry
Internet System juga telah disokong oleh pihak perusahaan. Penerapan sistem informasi
berbasis akun pin Blackberry Messenger di dalam lingkungan internal perusahaan mampu
membuat produktivitas karyawan meningkat dan secara tidak langsung juga dapat
meningkatkan efisiensi operasional daripada karyawan produksi harus berkeliling mencari
berita.
2. Inovasi berkelanjutan
Inovasi sangat berhubungan dengan perkembangan sistem informasi. Inovasi terus
dilakukan agar dapat menciptakan suatu sistem informasi yang semakin efektif. Sebagai
contoh adalah diterapkannya suatu inovasi oleh sebuah perusahaan travel / biro perjalanan
yang biasanya melayani jadwal transportasi dengan menggunakan pesawat telepon. Dengan
adanya inovasi baru mengenai sistem informasi berupa software mengenai jumlah
penumpang, permintaan keberangkatan, jadwal keberangkatan, rute sampai
dengan guide yang akan menemani rombongan perjalanan, maka perusahaan travel tersebut
mengurangi kegagalan dan kesalahan dari perjalanan yang telah dipesan oleh pelanggan.
Software yang telah dibuat oleh perusahaan travel tersebut tidak berhenti hanya sampai
disana. Pengembangan inovasi sistem informasi terus dilakukan. Misalnya menambah
beberapa faktor dan elemen penting ke dalam software sehingga pelanggan dapat dikelola
dengan baik dan dijaga hubungannya. Selain itu, inovasi kemudahan pengaksesan pelanggan
melalui web internet juga membuat travel tersebut semakin maju dan berkembang dalam
skala usahanya. Saat ini, inovasi yang cukup baik dari perusahaan travel tersebut adalah
pelanggan yang akan melakukan wisata perjalanan tidak perlu datang ke kantor travel untuk
melakukan transaksi. Transaksi pembayaran dan pemesanan perjalanan bisa dilakukan dengan
menghubungkan antara link web travel dengan internet banking sehingga pelanggan dapat
menghemat waktu dan biaya.
3. Membangun sumber informasi strategis
Dalam membangun sumber informasi strategis diperlukan hardware dan software,
mengembangkan jaringan telekomunikasi dan sumber daya manusia. Informasi strategis
dilakukan untuk membantu perencanaan, pengembangan dan penerapan sistem informasi
sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan mampu mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan (efektif). Sebagai contoh adalah website penjualan komputer
di www.bninneka.com. Perusahaan penjualan komputer ini membuat suatu sistem informasi
yang terintegrasi antara pelanggan dan karyawan perusahaannya sehingga ketika pelanggan
memesan barang maka karyawan yang bertugas akan segera melakukan order di internal
perusahaan untuk segera memenuhi permintaan pelanggan tersebut. Perusahaan bhinneka.com
juga membangun suatu sumber informasi yang lengkap mengenai detail dan spesifikasi dari
komputer, laptop dan barang lainnya yang dijual di situsnya. Sumber informasi ini
dimanfaatkan oleh pelanggan untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum memutuskan akan
membeli suatu produk. Sumber informasi yang strategis ini juga mempermudah karyawan
perusahaan untuk segera mengenali produk yang diinginkan oleh pelanggannya.
Menurut Yolivia dalam blognya, terdapat empat peranan penting sistem informasi dalam
perusahaan, yaitu berpartisipasi dalam pelaksanaan tugas-tugas, mengaitkan perencanaam
pengerjaan, dan pengendalian dalam sebuah subsistem, mengkoordinasikan subsistem-subsistem,
dan mengintegrasikan subsistem-subsistem. Bagi sebuah perushaan, memandang sistem
informasi sebagai suatu pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan baik secara strategis
maupun pencapaian visi dan misi perusahaan secara keseluruhan. [1]
Menurut Grace dalam blognya, Beberapa strategi bersaing yang dapat dibangun untuk
memenangkan persaingan adalah:
a. Cost leadership (keunggulan biaya) – menjadi produsen produk atau jasa dengan
biaya rendah.
b. Product differentiation (perbedaan produk) – mengembangkan cara untuk
menghasilkan produk atau jasa yang berbeda dengan pesaing.
c. Innovation – menemukan cara baru untuk menjalankan usaha, termasuk di
dalamnya pengembangan produk baru dan cara baru dalam memproduksi atau
mendistribusi produk dan jasa.
B. PENYEBAB KEGAGALAN DALAM PENGEMBANGAN MAUPUN
PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI SUATU ORGANISASIPenyebab kegagalan dalam pengembangan maupun penerapan sistem informasi di suatu
organisasi, dengan merujuk pada pendapat Rosemary Cafasaro.
Semakin meningkatnya teknologi, maka meningkat pula kebutuhan suatu perusahaan akan
suatu sistem informasi di dalam suatu organisasi. Berbagai perusahaan berusaha
mengembangkan sistem informasi untuk membantu mencapai tujuan perusahaan. Selain itu,
sistem informasi juga dapat membuat suatu sistem menjadi efisien dan pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas dan pendapatan perusahaan itu. Sistem informasi tidak selalu
membawa keuntungan pada perusahaan yang menerapkannya. Sistem informasi dapat
dikategorikan gagal jika dalam prakteknya terjadi beberapa kelemahan atau kekurangan.
Suatu sistem informasi dikatakan gagal jika sistem tersebut tidak mampu menunjang
kebutuhan perusahaan. Kegagalan penerapan sistem informasi pada perusahaan jika sistem
informasi tersebut tidak mencapai sasaran atau tujuan. Selain itu, sistem informasi juga dikatakan
sia-sia jika tidak bermanfaat bagi perusahaan dan perusahaan telah mengeluarkan biaya yang
sangat tinggi untuk sistem informasi namun sistem informasi tersebut tidak dapat digunakan.
Menurut pendapat Rosemary Cafasaro dalam O’Brien (1999) bahwa terdapat beberapa
alasan yang menyebabkan kesuksesan atau kegagalan penerapan sistem informasi di dalam suatu
perusahaan. Faktor-faktor yang dapat menjadi sebab kegagalan dalam penerapan sistem
informasi yaitu kurangnya dukungan dari manajemen eksekutif dan input dari end-user,
penyataan kebutuhan dan spesifikasi yang tidak lengkap dan selalu berubah-ubah serta
inkompetensi secara teknologi.
SIM yang baik akan mampu menyediakan data dan kemampuan analisis perhitungan data-
data. Dalam suatu organisasi, setiap tingkatan manajemen mempunyai kebutuhan-kebutuhan
rencana sendiri yang berbeda. SIM yang dikembangkan harus mampu mendukung setiap
kebutuhan tersebut. Dengan demikian suatu SIM manajemen yang baik harus mampu
memberikan dukungan pada proses-proses berikut:
a. Proses perencanaan
b. Proses pengendalian
c. Proses pengambilan keputusan
Pengembangan sistem informasi memerlukan sumber daya yang tepat untuk membuat,
mengelola atau melaksanakannya. Sistem informasi sebaiknya sesuai dengan kebutuhan dan
permintaan perusahaan. Selain itu, sistem informasi sebaiknya memberikan manfaat secara nyata
baik dalam hal efisiensi maupun efektivitas dari perusahaan. Kegagalan dari sistem ini tidak
terlepas dari beberapa identifikasi faktor berikut, antara lain :
1. Perencanaan sistem informasi tidak matang atau tidak sesuai dengan kebutuhan.
Sistem informasi sebaiknya harus ditentukan maksud dan tujuannya. Setelah itu,
menambahkan komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan utama dari sistem informasi
tersebut. Perencanaan sistem informasi sebaiknya sejalan dengan tujuan dan komponen-
komponen yang telah ditentukan sehingga tidak keluar dari jalur utama yang telah ditetapkan.
Sistem informasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menghambat tujuan dari
perusahaan tersebut. Sistem informasi yang menghambat, lambat laun akan ditinggalkan
sehingga sistem informasi tersebut tidak memiliki manfaat. Sistem informasi tersebut dapat
dikatakan mengalami kegagalan karena tidak mampu mencapai tujuan perusahaan.
Perusahaan mengalami kerugian yang cukup besar dalam merencanakan dan merancang
sistem informasi.
2. Dukungan dari petinggi perusahaan
Perencanaan dan pengembangan sistem informasi harus didukung oleh para manajer
yang berkepentingan. Manajer sebaiknya aktif dan membantu pengembangan sistem
informasi. Hal ini dikarenakan sistem informasi ini akan diterapkan pada perusahaan secara
keseluruhan sehingga alangkah baiknya jika manajer ikut berperan dalam pengembangan dan
penerapan sistem informasi. Jika manajer tidak mengetahui sistem informasi, tentu akan
menyulitkan manajer tersebut dalam membuat keputusan. Hal ini akan menghambat kinerja
perusahaan dan pencapaian sasaran menjadi lebih lama dari yang seharusnya.
3. Karyawan yang tidak mengetahui sistem informasi
Sistem informasi yang tidak disosialisasikan akan menyebabkan karyawan tidak dapat
menggunakan sistem informasi tersebut. Hal ini akan berdampak pada menurunnya kinerja
perusahaan dan kegagalan sistem informasi sehingga sistem informasi yang telah dirancang
akan sia-sia serta menyebabkan kerugian materi yang cukup besar. Selain itu, waktu
sosialisasi yang singkat dapat menjadi kendala dalam hal penerapan sistem informasi.
Karyawan hanya mempelajari sedikit mengenai sistem informasi yang mereka gunakan
sehingga kemampuan mereka terbatas. Menurut Pambudi (2003), harus ada penyesuaian
tertentu dalam menerapkan sistem informasi. Penyesuaian terhadap strategi penerapan sistem
yang baru harus disosialisasikan dengan jelas kepada karyawan.
Menurut Grace dalam blognya, faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan dalam
pengembangan sistem informasi adalah karena:
a) Kurangnya dukungan dari pihak eksekutif atau manajemen.
b) Tidak memiliki perencanaan memadai mengenai tahapan dan arahan yang harus
dilakukan.
c) Inkompetensi secara teknologi
d) Strategi dan tujuan yang tidak jelas ketika akan menerapkan sistem informasi
e) Tidak jelasnya kebutuhan terhadap sistem adalah salah satu penyebab gagalnya
implementasi sistem informasi yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Menurut Yolivia dalam blognya, menurut Rosemary Cafasaro kegagalan sistem informasi
adalah kurangnya dukungan dari manaejemen eksekutif dalam artian, pada tahap evaluasi dan
pengambilan keputusan berdasarkan sistem informasi. Manajemen ekskutif dapat dikatakan
kurang mempercayai informasi-informasi dan tidak mengawasi jalannya sistem tersebut. Sistem
informasi yang dikembangkan adalah bertujuan untuk mempermudah penggunaan akhir (end
user). Akan tetapi sistem informasi yang dikembangkan akan mengalami kegagalan bilamana
pemakai akhir tidak memberikan balasan dari apa yang telah digunakan dan dilaksanakan.
Karena hal ini dibutuhkan untuk mengevaluasi dari sistem informasi yang digunakan.
C. STUDI KASUS: PENGGUNAAN TI DI PERUSAHAAN AHM (SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN )
1. Pendahuluan
Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam perusahaan dewasa ini merupakan hal yang
mutlak ada apabila tidak ingin tertinggal dari para kompetitor dan tertinggal kemajuan jaman.
Investasi TI dalam perusahaan akan bermanfaat jika dapat menciptakan value dari teknologi
yang kian menjadi komoditas utama. Melalui sistem TI yang canggih, para pemimpin pasar
bisa mengukuhkan diri sebagai pemimpin di industri masing-masing. Bahkan banyak
perusahaan yang dapat menyalip para jawara pasar, dikarenakan penerapan TI yang tepat
dalam perusahaannya. Banyak perusahaan telah merasakan manfaat TI. Sebagian yang lain
menyatakan TI mendukung dicapainya efisiensi, dan menambah keunggulan daya saing
perusahaan. Bahkan berbagai studi melaporkan bahwa penggunaan TI mendorong terjadinya
efisiensi, dan memperbaiki kualitas output.
PT Astra Honda Motor adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur,
perakitan dan distributor sepeda motor merek Honda. Dan perusahaan ini merupakan satu-
satunya di Indonesia yang memiliki hak sebagai Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)
sepeda motor Honda.
Visi dari PT Astra Honda Motor AHM ingin menjadi pemimpin pasar sepeda motor di
Indonesia dan menjadi pemain kelas dunia, dengan mewujudkan impian konsumen,
menciptakan kegembiraan bagi konsumen dan berkontribusi kepada masyarakat Indonesia.
Sedangkan misinya untuk Menciptakan solusi mobilitas bagi masyarakat dengan produk dan
pelayanan terbaik.
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan sinergi keunggulan teknologi dan jaringan
pemasaran di Indonesia, sebiah pengembangan kerja sama anatara Honda Motor Company
Limited, Jepang, dan PT Astra International Tbk, Indonesia. Keunggulan teknologi Honda
Motor diakui di seluruh dunia dan telah dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan
raya maupun di lintasan balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu
menjawab kebutuhan pelanggan yaitu mesin “bandel” dan irit bahan bakar, sehingga
menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis.
Tidak heran, jika harga jual kembali sepeda motor Honda tetap tinggi. AHM memiliki
pengetahuan yang komprehensif tentang kebutuhan para pemakai sepeda motor di Indonesia,
berkat jaringan pemasaran dan pengalamannya yang luas. AHM juga mampu memfasilitasi
pembelian dan memberikan pelayanan purna jual sedemikian rupa sehingga brand Honda
semakin unggul.
PT Astra Honda Motor dalam perusahaannya juga menggunakan Sistem Teknologi
Informasi untuk mempermudah pekerjaan, dan efisiensi nya. Sistem Informasi Manajemen
dapat didefinisikan sebagai serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga
menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai
dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan. Dengan kata
lain SIM adalah sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi
beberapa pemakai dengan kebutuhan yang sama. Para pemakai biasanya membentuk suatu
entitas organisasi formal, perusahaan atau sub unit dibawahnya.
2. Pembahasan
Penggunaan Teknologi Informasi di Perusahaan PT Astra Honda Motor
1. Landasan Teori
a. Enterprise Resource Planning (ERP)
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sistem informasi yang
diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berfungsi untuk
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek
operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Sistem informasi yang
diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan
mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek
operasi, produksi maupun distribusi di suatu perusahaan. ERP berkembang dari
Manufacturing Resource Planning (MRP II) dimana MRP II sendiri adalah hasil evolusi
dari Material Requirement Planning (MRP) yang berkembang sebelumnya. Sistem
ERPmerupakan sebuah terminologi yang secara de facto merupakan aplikasi yang dapat
mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan
sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu,
material dan kapasitas. Tujuan sistem ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis
organisasi secara keseluruhan Adapun manfaat dari penggunaan ERP bagi perusahaan
yaitu:
Otomatisasi dan integrasi proses bisnis
Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
Menghasilkan informasi yang real-time
Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan
Dengan banyaknya manfaat yang di dapatkan melalui penggunaan ERP,
perusahaan dewasa ini berbondong-bondong untuk ikut menerapkan ERP pada
perusahaannya.
b. Just In Time (JIT)
Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem
manajemen pabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang
yang pada prinsipnya hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta sejumlah
yang diperlukan dan pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Konsep Just In Time adalah suatu konsep di mana bahan baku yang digunakan
untuk aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau suplier tepat pada waktu bahan
itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan
meniadakan biaya persediaan barang atau penyimpanan barang (stocking cost). Just In
Time adalah suatu keseluruhan filosofi operasi manajemen dimana segenap sumber
daya, termasuk bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas
dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi
pemborosan. Just In Time didasarkan pada konsep arus produksi yang berkelanjutan dan
mensyaratkan setiap bagian proses produksi bekerja sama dengan komponen-komponen
lainnya. Tenaga kerja langsung dalam lingkungan Just In Time dipertangguh dengan
perluasan tanggung jawab yang berkontribusi pada pemangkasan pemborosan biaya
tenaga kerja, ruang dan waktu produksi.
2. Implementasi
PT Astra Honda Motor (AHM) sebagai perusahaan perakitan motor terkemuka di
Indonesia juga mengedepankan penerapan TI dalam proses bisnisnya. Penerapan teknologi
informasi (TI) pada AHM bukan merupakan hal yang baru, karena perusahaan ini sudah
mengimplementasikannya di pabrik motornya sejak tahun1980. Pada awalnya TI pada
AHM hanya dimanfaatkan untuk mendukung sistem akuntansi saja. Namun pada tahun
1986, teknologi informasi merambah ke sistem keuangan dan kontrol produksi. Sistem
tersebut dibuat secara swadaya oleh PT AHM sendiri, sehingga yang terjadi adalah TI yang
diaplikasikan menjadi terpisah satu sama lainnya atau tidak terintegerasi. Pada tahun 1995,
sistem perusahaan diubah menjadi mulai terintegrasi dengan penggunaan ERP (Enterprise
Resources Planing) dan untuk selanjutnya semakin berkembang dari tahun ke tahun.
Tujuan dari PT AHM menerapkan TI di perusahaannya adalah untuk menerapkan sistem
Just In Time (JIT), sehingga dapat tercipta efisiensi dalam perusahaan.
Melalui sistem terintegrasi ERP, pada setiap periode PT Astra Honda Motor akan
memperoleh informasi dari divisi Keuangan, Operasi dan Human Resource mengenai
aktivitasnya masing-masing. Sebagai contoh, divisi operasi menyajikan informasi
mengenai produksi jumlah motor yang akan dijual untuk satu bulan kedepan. Dengan
demikian, bagian produksi dapat merencanakan tipe apa saja yang akan diproduksi dan
juga jumlah komponen yang dibutuhkan. Selanjutnya, informasi tersebut disampaikan
kepada perusahaan pemasok komponen mengenai kebutuhan tersebut. Selanjutnya pada
divisi keuangan menyajikan anggaran biaya yang dibutuhkan. Sedangkan untuk divisi HR
menyiapkan kebutuhan tenaga kerja. Semua informasi tersebut diintegrasikan dalam satu
database, sehingga setiap divisi dapat menghasilkan informasi yang real time. PT Astra
Honda Motor menerapkan database Oracle (Data Base adalah sebuah bank data yang di
jangkau oleh system). Database memuat seluruh data perusahaan yang peranannya sangat
penting, bagi kelancaran organisasi , sehingga dibutuhkan suatumanajemen pengolahan
yang baik, dengan sistem terintegrasi antara sistem logistik dengan sistem manajemen
penjualan, pemasaran dan keuangan yang cukup sesuai kebutuhan dan sistem informasi
manajemen PT Astra Honda Motor.
Sistem akan langsung menghitung jumlah suku cadang komponen yang telah
digunakan. Secara otomatis, persediaan suku cadang komponen langsung dihitung. Untuk
selanjutnya, sistem akan memberitahu kebutuhan persediaan baru untuk pemesanan.
Aplikasi ERP tersebut mendukung sistem Just in Time (JIT) yang diterapkan oleh
perusahaan. Melalui ERP informasi kebutuhan persediaan baru untuk pemesanan dalam
JIT akan bergulir cepat, sebab sistem menghadirkan otomatisasi dan integrasi pada sistem
bisnis yang akan diolah melalui software secara online.
Hubungan AHM dengan vendor dilakukan melalui online sehingga setiap kali
pemesanan dilakukan vendor langsung dapat mengirimkan komponen yang dibutuhkan
pabrik. Secara otomatis, persediaan suku cadang komponen langsung dihitung. Berikutnya,
sistem akan memberitahu kebutuhan persediaan baru untuk pemesanan, sehingga
penggunakan aplikasi ERP mendukung sistem Just in Time (JIT). Selain itu, kelengkapan
atribut pemesanan seperti nama vendor, nama suku cadang, jumlah, dan jam delivery harus
tercantum pada komponen yang diterima dengan dilengkapi Bar Code Text (BCT).
Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi motor akan menjadi sangat cepat.
Keuntungan lainnya yang di dapat oleh PT AHM adalah dapat menyatukan jaringan
komunikasi antar pabrik, sehingga hubungan antar pabrik menjadi mudah.
Penggunaan TI agar dapat digunakan secara maksimal pada perusahaan juga harus
didukung pula oleh skill karyawan. Karyawan AHM dapat dikatakan memguasai dari
implementasi aneka solusi TI di lingkungannya. Hal ini dikarenakan TI sudah lama
diperkenalkan pada mereka sehingga komputerisasi bukan merupakan hal yang baru.
3. Kesimpulan
Keberhasilan dalam penggunaan ERP untuk mencapai tujuan, tergantung pada
penerapan dan kebutuhan perusahaan. Perusahaan tidak dapat hanya ikut-ikutan tren dalam
menerapkan ERP, tetapi tidak mengetahui apa yang menjadi kebutuhan perusahaan. Sistem
ERP yang mengintegrasikan proses bisnis dalam satu database membuat arus informasi dari
perusahaan ke vendor dapat bergulir cepat. Ketika pemesanan dilakukan, hal tersebut sudah
melibatkan kesiapan dari tenaga kerja dan angaran biaya yang dibutuhkan, sehingga ketika
komponan tiba, maka proses produksi dapat langsung dikerjakan seketika itu juga. Hal
tersebut sangat mendukung pada konsep JIT dimana inventori dapat diminimalisir dengan
proses produksi yang berjalan cepat tersebut.
Dengan adanya sistem informasi ini, perusahaan akan lebih menghemat pengeluaran,
mempercepat pekerjaan, lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi Sistem Informasi. FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta
Indrasari, Mira Aji. (2010, 27 Desember). Bagaimana Perusahaan Menggunakan Sistem Informasi Untuk Menunjang Strateginya. Diperoleh 22 November 2018, dari http://miraindrasari.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/12/27/1-bagaimana-perusahaan-menggunakan-sistem-informasi-untuk-menunjang-strategisnya/
Benri. (2010, 23 Desember). Penggunaan Sistem Informasi Di Suatu Perusahaan Untuk Menunjang Strategisnya. Diperoleh 22 November 2018, dari http://benri.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/12/23/penggunaan-sistem-informasi-di-suatu-perusahaan-untuk-menunjang-strategisnya/
Thanos. (2017, 26 Februari). Studi Kasus : Penggunaan TI di Perusahaan AHM (Sistem Informasi Manajemen). Diperoleh 22 November 2018, dari http://anakmene.blogspot.com/2017/02/studi-kasus-penggunaan-ti-di-perusahaan.html