bab 2 landasan teorilibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/rs1_2019_1... · 2020. 3. 28. ·...

22
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Menurut Indrajani (2015), data merupakan fakta mentah tentang orang, tempat, kejadian, dan apapun yang penting bagi perusahaan, dimana data itu sendiri tidak memiliki arti. Data adalah sumber yang harus dikontrol dan dikelola dan data juga adalah fakta-fakta atau observasi yang mentah, biasanya megenai kejadian atau transaksi bisnis. Pengertian data lainnya adalah rekaman data, konsep, atau instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi, pencarian, dan pemprosesan secara otomatis yang dapat memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh pemilik atau pihak yang bersangkutan. Dari hal diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa data adalah fakta-fakta mentah yang harus dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi suatu organisasi atau perusahaan. 2.2 Informasi Menurut Considine et al. (2015), Informasi adalah produk dari penerapan aturan pada data untuk membuatnya bermakna. Tugas mengubah data menjadi informasi adalah bagian dari peran sistem. 2.3 Sistem Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount, dan Speer (2015), Sistem adalah sesuatu yang mengambil input, menerapkan seperangkat aturan atau proses ke input dan menghasilkan output. Suatu sistem mengambil input yang ditangkap melalui berbagai cara, memproses input ini dan menghasilkan output yang berguna untuk pembuat keputusan dan pengguna informasi. 1. Input : Data dan sumber daya lainnya yang dijadikan titik awal untuk membangun sebuah sistem. 2. Proses : Serangkaian kegiatan yang dilakukan pada input ke dalam sistem. 3. Output : Hasil yang diperoleh dari suatu sistem atau dari apa yang sistem lakukan.

Upload: others

Post on 20-Nov-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Data

Menurut Indrajani (2015), data merupakan fakta mentah tentang orang, tempat,

kejadian, dan apapun yang penting bagi perusahaan, dimana data itu sendiri tidak

memiliki arti. Data adalah sumber yang harus dikontrol dan dikelola dan data juga adalah

fakta-fakta atau observasi yang mentah, biasanya megenai kejadian atau transaksi bisnis.

Pengertian data lainnya adalah rekaman data, konsep, atau instruksi pada sebuah media

penyimpanan untuk komunikasi, pencarian, dan pemprosesan secara otomatis yang dapat

memberikan informasi yang mudah dimengerti oleh pemilik atau pihak yang

bersangkutan. Dari hal diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa data adalah fakta-fakta

mentah yang harus dikelola untuk menghasilkan suatu informasi yang memiliki arti bagi

suatu organisasi atau perusahaan.

2.2 Informasi

Menurut Considine et al. (2015), Informasi adalah produk dari penerapan aturan

pada data untuk membuatnya bermakna. Tugas mengubah data menjadi informasi adalah

bagian dari peran sistem.

2.3 Sistem

Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount, dan Speer (2015), Sistem adalah

sesuatu yang mengambil input, menerapkan seperangkat aturan atau proses ke input dan

menghasilkan output. Suatu sistem mengambil input yang ditangkap melalui berbagai

cara, memproses input ini dan menghasilkan output yang berguna untuk pembuat

keputusan dan pengguna informasi.

1. Input : Data dan sumber daya lainnya yang dijadikan titik awal

untuk membangun sebuah sistem.

2. Proses : Serangkaian kegiatan yang dilakukan pada input ke dalam

sistem.

3. Output : Hasil yang diperoleh dari suatu sistem atau dari apa yang

sistem lakukan.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

14

4. Feedback : Metode yang digunakan untuk memastikan bahwa sistem

berjalan biasa dan tidak ada masalah.

5. System scope

6. External environment

2.4 Sistem Informasi

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2015), Sistem informasi adalah

seperangkat komponen yang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan,

dan menyediakan sebagai output informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-

tugas bisnis. Sistem informasi selalu mencakup orang-orang yang mengoperasikan sistem

dan melakukan beberapa pekerjaan.

2.5 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen menurut Kenneth dan Jane (2014, p. 77) merupakan

studi sistem informasi dalam bisnis dan manajemen. Sistem Informasi Manajemen

menunjukkan kategori spesifik dari sistem informasi yang dilayani manajemen

menengah. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen dapat digunakan

untuk memonitor dan mengontrol bisnis dan memprediksi kinerja masa depan.

2.6 Sistem Informasi Manajemen Klinik

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Poly, Li, dan Islam (2018), Sistem

Informasi Klinik adalah sistem komputer yang menyediakan akses ke data pasien

meliputi catatan klinik, rekam medik, laporan laboratorium, gambar, dan laporan baik

secara langsung atau melalui jaringan data. Sistem Informasi Klinik yang efektif

menjamin pengurangan biaya, peningkatan alur kerja, dan standarisasi prosedur. Sistem

Informasi Klinik terdiri dari berbagai teknologi jaringan, basis data klinik, catatan medik

elektronik, serta sistem bukti penelitian informatika klinik lainnya.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

15

2.7 Analisis Sistem

Menurut Satzinger et al. (2015), Analisis Sistem terdiri dari kegiatan-kegiatan

yang memungkinkan seseorang untuk memahami dan menentukan apa yang harus dicapai

oleh sistem baru. Kata-kata operatif di sini adalah pengertian dan penspesian. Analisis

sistem lebih dari sekadar pernyataan singkat masalah. Analisis sistem menjelaskan secara

terperinci apa yang harus dilakukan sistem memenuhi kebutuhan atau menyelesaikan

masalah.

2.8 Perancangan Sistem

Menurut Satzinger et al. (2015, p.5), perancangan sistem merupakan kegiatan

pengembangan sistem yang memungkinkan seseorang untuk dapat menjelaskan secara

rinci tentang bagaimana sistem informasi yang dihasilkan akan benar-benar

diimplementasikan.

2.9 Business Process

Menurut Considine et al. (2015), Business Process adalah setiap rangkaian

kegiatan yang saling terkait yang bekerja bersama, di seluruh organisasi, untuk mencapai

beberapa tujuan organisasi yang telah ditentukan, yang biasanya didefinisikan

berdasarkan kebutuhan pelanggan yang memuaskan.

Empat aspek utama:

1. Kegiatan yang saling terkait

2. Di seluruh organisasi

3. Tujuan organisasi yang ditentukan sebelumnya

4. Kebutuhan pelanggan

2.10 Klinik

Klinik menurut Permenkes RI No.9 (2014) adalah fasilitas pelayanan kesehatan

yang menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medis dasar dan atau spesialistik,

diselenggarakan oleh lebih dari satu jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang

tenaga medis.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

16

2.11 Jenis-Jenis Klinik

Berdasarkan jenis pelayanannya, klinik dibagi menjadi dua jenis yaitu sebagai

berikut:

2.11.1 Klinik Pratama

Klinik Pratama adalah klinik yang menyediakan pelayanan medik dasar.

Klinik Pratama dilayani dan dipimpin oleh seorang dokter umum. Berdasarkan

perizinannya, Klinik Pratama dapat dimiliki oleh badan usaha ataupun

perorangan.

2.11.2 Klinik Utama

Klinik Utama adalah klinik yang menyediakan pelayanan medik

spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti hanya

menyediakan pelayanan pada satu bidang tertentu berdasarkan disiplin ilmu,

golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu. Klinik Utama dipimpin oleh

seorang dokter spesialis ataupun seorang dokter gigi spesialis. Berdasarkan

perijinannya, Klinik Utama hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV

ataupun PT.

2.11.3 Perbedaan Klinik Pratama dan Klinik Utama

Permenkes RI No.9 (2014) menjelaskan perbedaan antara klinik pratama

dan klinik utama adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan medis pada klinik pratama merupakan pelayanan medis dasar.

Sedangkan pelayanan medis pada klinik utama mencangkup pelayanan

medis dasar dan spesialis;

2. Layanan pada klinik utama mencangkup layanan rawat inap. Sedangkan

pada klinik pratama layanan rawat inap hanya diperbolehkan dalam hal

klinik berbentuk badan usaha;

3. Tenaga medis pada klinik pratama minimal dua orang dokter atau dokter

gigi. Sedangkan pada klinik utama diperlukan seorang spesialis untuk

masing-masing jenis pelayanan.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

17

2.12 Ketenagakerjaan Klinik

Pada Klinik Pratama, minimal tenaga medis yang dibutuhkan adalah dua orang

dokter dan/atau dokter gigi. Beda halnya dengan klinik utama, minimal harus terdiri dari

1 (satu) orang dokter spesialis dari setiap spesialisasi sesuai jenis pelayanan yang

diberikan. Klinik utama dapat memakai dokter atau dokter gigi sebagai tenaga pelaksana

pelayanan medis. Dokter atau dokter gigi pemimpin klinik harus mempunyai kompetensi

setelah mengikuti pelatihan yang sesuai dengan jenis pelayanannya. Jenis, kualifikasi,

jumlah tenaga kesehatan lain, dan tenaga non kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan

dan jenis pelayanan yang disediakan oleh klinik.

Setiap tenaga medis yang berpraktik di klinik harus mempunyai surat tanda

registrasi dan surat izin praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Begitu juga tenaga kesehatan lain yang bekerja di klinik harus mempunyai surat izin

sebagai tanda registrasi atau surat tanda registrasi dan surat izin kerja (SIK) atau surat izin

praktik apoteker (SIPA) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Permenkes RI No.9 (2014) menyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan yang

bekerja di klinik harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur

operasional, standar pelayanan, etika profesi, menghormati hak pasien, mengutamakan

kepentingan dan keselamatan pasien dan juga klinik dilarang mempekerjakan tenaga

kesehatan selain warga negara Indonesia.

2.13 E-Medical Record

Menurut Weni, Saputra, dan Aryani (2017), Electronic Medical Record (EMR)

merupakan penggunaan metode elektronik untuk pengumpulan, penyimpanan,

pengolahan, serta pengaksesan rekam medis pasien yang telah tersimpan dalam suatu

manajemen basis data multimedia yang menyimpan semua data medis, demografis serta

setiap aktivitas dalam manajemen pasien di rumah sakit maupun di klinik. Menurut

Hakam (2016) dalam Moody et al. (2004), dengan adanya sistem aplikasi manajemen

rekam medis, maka medical error dalam pengambilan keputusan oleh tenaga kesehatan

dapat dikurangi, karena setiap pengambilan keputusan akan berdasarkan data rekam

medis pasien yang telah ada dan sudah terintegrasi dengan unit pelayanan lainnya.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

18

2.14 Komponen E-Medical Record

1. Pemasukan data (data entry), mencakup: pengambilan data (data capture),

input data, pencegahan error, data entry oleh dokter.

2. Tampilan data (data display), mencakup: flowsheet data pasien, Ringkasan

dan abstrak, turnaround documents, tampilan dinamik.

3. Sistem kueri (query) dan surveilans, mencakup pelayanan klinik, penelitian

klinik, studi retrospektif dan administrasi.

Gambar 2.1 Integrasi dan Cakupan Electronic Medical Record System

Sumber: Hakam (2016)

2.15 Business Process Management

Business Process Management menurut Jeston (2018, p. 11) adalah pencapaian

tujuan organisasi melalui peningkatan, manajemen, dan pengendalian proses bisnis

penting.

Business Process Management dilakukan melalui fase-fase yaitu sebagai berikut:

2.15.1 Organizational Strategy

Menurut Jeston (2018, p. 56), fase strategi organisasi memastikan visi,

strategi organisasi, tujuan strategis, bisnis telah dipahami oleh anggota tim proyek

dan sesuai dengan tujuan perusahaan. Strategi ini harus dikomunikasikan dan

disebarkan kepada para stakeholder yang terkait. Tujuan dari strategi organisasi

adalah untuk menjelaskan proses manajemen, strategi, proses interaksi, dan

hubungan antar individu dalam organisasi. Hasil strategi organisasi adalah

dokumentasi berupa visi, misi, tujuan, tujuan strategis, sasaran, strategi

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

19

implementasi dan model bisnis berupa jasa dan produk, pelanggan, mitra, dan

sumber daya. Untuk penggambaran situasi Klinik Utama Siti Chodidjah penulis

menggunakan Value Chain Analysis untuk mengetahui kegiatan utama dan

kegiatan bantuan yang dapat menambah nilai Klinik Utama Siti Chodidjah.

2.15.2 Process Architecture

Jeston (2018, p. 57) mengatakan bahwa Process Architecture memastikan

bahwa semua informasi yang relevan, yang terdiri dari fondasi dan pedoman

untuk tinjauan dan peningkatan proses, dibuat secara eksplisit dan dapat dirujuk.

Pada fase ini, organisasi menetapkan seperangkat aturan, prinsip, pedoman dan

model untuk mengimplementasikan BPM di seluruh organisasi. Arsitektur proses

memberikan pondasi dasar untuk desain dan realisasi inisiatif proses BPM.

2.15.3 Launch Pad

Jetson (2018, p. 65) menjelaskan bahwa Laund Pad merupakan fase

dimana platform tempat proyek BPM dicakup, didirikan, dan diluncurkan. Launch

Pad dapat memanfaatkan sinergi dan pelajaran dari proyek BPM sebelumnya,

daripada memulai dari awal dan / atau menciptakan kembali perputaran setiap

saat. Agar organisasi dapat maju, sangat penting agar pelajaran yang didapat

tertanam secara sistematis dan struktural dalam pendekatan tersebut.

2.15.4 Understand Phases

Jetson (2018, p. 57) Understand Phases merupakan fase memahami

lingkungan proses bisnis saat ini untuk memungkinkan fase inovasi berlangsung.

Setidaknya metrik proses dasar dikumpulkan untuk memungkinkan penetapan

biaya dasar proses untuk tujuan perbandingan di masa mendatang. Selain itu,

penting untuk melakukan analisis penyebab utama dan identifikasi kemungkinan

cepat menang.

Business Process Management dipecah menjadi beberapa methodologies.

Beberapa di antaranya adalah Business Process Reengineering dan Business Process

Improvement. Business Process Reengineering merupakan pertimbangan ulang mendasar

dan desain ulang radikal dari proses organisasi, untuk mencapai peningkatan drastis

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

20

kinerja saat ini dalam biaya, layanan dan kecepatan. Sedangkan Business Process

Improvement merupakan proses berkelanjutan yang bertujuan untuk mencapai efisiensi

melalui peningkatan berkelanjutan dengan mengulangi proses. BPR bertujuan untuk

mengubah cara suatu proses bekerja sementara BPI mengutak-atik proses yang ada untuk

mengoptimalkannya.

2.16 Fishbone

Mind Tools Editorial Team (2014) menjelaskan bahwa diagram tulang ikan

atau fishbone diagram yang sering disebut juga dengan diagram sebab-akibat atau cause-

effect diagram adalah metode untuk menganalisa penyebab dari sebuah masalah atau

kondisi. Ditemukan oleh Professor Kaoru Ishikawa, seorang ilmuwan Jepang sehingga

sering juga disebut dengan diagram Ishikawa.

Fishbone Diagram atau Cause and Effect Diagram ini digunakan untuk:

1. Mengidentifikasi akar penyebab dari suatu permasalahan.

2. Menemukan ide-ide yang dapat memberikan solusi atau jalan keluar

untuk pemecahaan suatu masalah.

3. Memudahkan dalam pencarian dan penyelidikan fakta lebih lanjut.

Fungsi dasar diagram Fishbone (Tulang Ikan) atau Cause and Effect (Sebab dan

Akibat) atau Ishikawa adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi penyebab-

penyebab yang mempunyai potensi untuk timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian

memisahkan akar penyebabnya. Fishbone Diagram digunakan untuk membantu

mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

suatu masalah.

Dalam membuat Fishbone Diagram, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan,

yaitu sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah

Identifikasikan masalah yang sebenarnya sedang dialami. Masalah utama yang

terjadi kemudian dipaparkan dengan bentuk kotak sebagai kepala dari fishbone

diagram. Masalah yang ditemukan menjadi titik fokus dalam proses

pembuatan fishbone diagram.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

21

2. Mengidentifikasi faktor-faktor utama masalah

Dari masalah yang ada, maka ditentukan mana yang menjadi faktor-faktor utama

dari permasalahan yang ada. Faktor-faktor ini akan menjadi pembuat “tulang”

utama dari fishbone diagram. Faktor ini dapat berbentuk sumber daya manusia,

metode yang digunakan, cara produksi, dan lain sebagainya.

3. Menemukan kemungkinan penyebab dari setiap faktor

Dari setiap faktor utama yang menjadi asal mula masalah, maka perlu ditemukan

kemungkinan penyebab masalah itu timbul. Peluang penyebab setiap faktor, akan

diilustrasikan sebagai “tulang” kecil pada “tulang” utama. Setiap peluang

penyebab juga perlu dicari tau akar penyebabnya dan dapat diilustrasikan sebagai

“tulang” pada tulang kecil kemungkinan penyebab sebelumnya. Kemungkinan

penyebab dapat ditemukan dengan cara melakukan curah pendapat yang sering

disebut dengan brain storming atau analisa keadaan dengan observasi penelitian.

4. Melakukan analisa hasil diagram yang sudah dibuat

Setelah membuat fishbone diagram, maka dapat mengetahui semua akar penyebab

suatu masalah. Dari akar penyebab yang sudah diketahui, perlu dianalisa lebih

dalam prioritas dan signifikansi dari penyebab masalah. Kemudian dapat diketahui

solusi untuk mengatasi masalah yang ada dengan membereskan akar masalah.

2.17 Value Chain

Value Chain Analysis menurut Mind Tool Content Team (2020) adalah proses

perusahaan mengidentifikasi kegiatan utama dan bantuan yang menambah nilai produk,

kemudian menganalisisnya untuk mengurangi biaya atau meningkatkan

diferensiasi. Value Chain Analysis merupakan strategi untuk menganalisis kegiatan

internal perusahaan. Dengan kata lain, dengan melihat ke dalam kegiatan internal, dari

hasil analisis berbicara tentang keunggulan kompetitif suatu perusahaan atau

kekurangannya. Perusahaan yang bersaing melalui keunggulan diferensiasi akan mencoba

untuk menyelenggarakan kegiatan yang lebih baik dari yang akan dilakukan oleh pesaing.

Jika bersaing melalui keunggulan biaya, perusahaan akan mencoba untuk melakukan

kegiatan internal dengan biaya lebih rendah dibandingkan pesaing. Ketika sebuah

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

22

perusahaan mampu membuat barang dengan biaya yang lebih rendah dari harga pasar

atau untuk memberikan produk-produk unggulan, perusahaan memperoleh keuntungan.

Berikut adalah gambaran model dari Porter’s Value Chain:

Gambar 2.2 Value Chain

Porter’s Value Chain yang dikenalkan Michael Porter pada tahun 1985 berfokus

pada sistem, dan bagaimana input diubah menjadi output yang dibeli oleh konsumen.

Porter menjelaskan rantai kegiatan umum untuk semua bisnis, dan membaginya ke dalam

kegiatan primer dan dukungan.

2.17.1 Primary Activies

Kegiatan utama borkorelasi langsung dengan penciptaan fisik, penjualan,

pemeliharaan serta dukungan dari suatu produk. Kegiatan utama terdiri dari:

• Inbound Logistic

Semua kegiatan yang berhubungan dengan menerima, menyimpan,

dan mendistribusikan input internal.

• Operations

Kegiatan alih bentuk yang mengubah input menjadi output yang akan

dijual kepada pelanggan.

• Outbond Logistic

Kegiatan ini memberikan produk atau layanan kepada pelanggan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

23

• Marketing & Sales

Proses yang digunakan untuk menarik perhatian pelanggan untuk

membeli produk yang dijual.

• Service

Kegiatan yang berkaitan dengan mempertahankan nilai dari produk

atau layanan yang diberikan kepada pelanggan setelah membeli

produk.

2.17.2 Support Activites

Kegiatan ini mendukung fungsi utama di atas. Dalam diagram, garis putus-

putus memberitahukan bahwa setiap dukungan, atau sekunder, aktivitas dapat

berfungsi dalam setiap kegiatan utama. Misalnya, penyediaan mendukung operasi

dengan kegiatan tertentu, tetapi juga membantu pemasaran dan penjualan dengan

kegiatan lain.

• Procurement (Purchasing)

Kegiatan organisasi untuk memperoleh sumber daya yang dibutuhkan

untuk beroperasi.

• Human Resource Management

Seberapa baik sebuah perusahaan merekrut, melatih, memotivasi,

memberi penghargaan, dan mempertahankan para pekerjanya.

• Technological Development

Kegiatan ini berhubungan dengan pengelolaan dan pengolahan

informasi, serta melindungi basis pengetahuan perusahaan.

• Infrastructure

Sistem dukungan perusahaan, dan fungsi-fungsi yang memungkinkan

untuk mempertahankan operasi sehari-hari seperti akuntansi, hukum,

administrasi, dan manajemen.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

24

2.18 Object Oriented System Analysis and Design (OOSAD)

Menurut Satzinger et al. (2015, p. 149), Object Oriented Approach untuk

pengembangan sistem informasi memiliki serangkaian diagram dan model tekstual

lengkap yang bersama-sama mendokumentasikan kebutuhan pengguna dan menentukan

persyaratan sistem. Persyaratan ini ditentukan dengan menggunakan Domain Model Class

Diagrams dan State Machine Diagrams untuk memodelkan Domain Classes dan

menggunakan Use Case Diagrams, menggunakan Use Case Descriptions atau Activity

Diagrams, dan System Sequence Diagrams (SSD) untuk memodelkan use case.

2.19 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Satzinger et al. (2015, p. 59) Unified Modeling Language (UML)

kumpulan standar konstruksi dan notasi model yang ditentukan oleh Object Management

Group (OMG), organisasi standar untuk pengembangan sistem. Dengan menggunakan

UML, analis dan pengguna akhir dapat menggambarkan dan memahami berbagai

diagram spesifik yang digunakan dalam proyek pengembangan sistem. Sebelum UML,

tidak ada standar, sehingga diagram dapat membingungkan, dan mereka bervariasi dari

perusahaan ke perusahaan. UML mendefinisikan koleksi diagram dan konstruksi yang

digunakan untuk pemodelan sistem.

2.20 Activity Diagram

Menurut Satzinger et al. (2015, p. 60), Activity Diagram atau Diagram Aktivitas

merupakan diagram yang berfungsi untuk menggambarkan berbagai aktivitas pengguna

(atau sistem), orang atau komponen yang melengkapi setiap aktivitas, dan aliran

berurutan dari aktivitas-aktivitas yang bersangkutan.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

25

Gambar 2.3 Contoh Activity Diagram

Sumber: Satzinger et al. (2015)

2.21 Use Case Diagram

Menurut Satzinger et al. (2015, p. 19), Use Case Diagram merupakan diagram

yang digunakan untuk menggambarkan secara grafis use case dan pengguna yang terlibat

dalam subsistem.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

26

Tim akan melihat secara cermat pada langkah-langkah yang harus diikuti untuk

setiap use case untuk lebih memahami bagaimana aplikasi perlu bekerja dan untuk

mengidentifikasi layar dan laporan apa yang perlu dikembangkan.

Gambar 2.4 Contoh Use Case Diagram

Sumber: Satzinger et al. (2015)

2.22 Use Case Description

Satzinger et al. (2015, p. 134) menyatakan bahwa Use Case Description berisi

informasi mendetail mengenai setiap use case. Use Case Description dibagi menjadi dua

level yaitu Brief Description dan Fully Developed Description. Brief Description

memberikan detail yang cukup untuk use case sederhana terutama jika sistem yang

dikembangkan merupakan aplikasi kecil dan mudah dipahami. Fully Developed

Description berisi langkah-langkah terperinci dari setiap use case. Fully Developed

Description dibuat untuk meningkatkan pemahaman proses bisnis dan cara sistem untuk

mendukungnya.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

27

Gambar 2.5 Contoh Use Case Description

Sumber: Satzinger et al. (2015)

2.23 Class Diagram

Class Diagram menurut Satzinger et al. (2015, p. 103) adalah diagram yang

digunakan untuk menunjukkan kelas objek untuk suatu sistem. Salah satu jenis UML

Class Diagram yang memperlihatkan hal-hal dalam domain masalah pengguna disebut

Domain Model Class Diagram. Jenis lain dari UML Class Diagram disebut Design Class

Diagram, dan digunakan saat merancang kelas perangkat lunak. Class Diagram digambar

dengan menunjukkan kelas dan asosiasi antar kelas. Pada Class Diagram, persegi panjang

mewakili kelas, dan garis-garis yang menghubungkan persegi panjang menunjukkan

hubungan antar kelas.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

28

Gambar 2.6 Contoh Class Diagram

Sumber: Satzinger et al. (2015)

2.24 Multilayer Sequence Diagram

Satzinger et al. (2015) menyatakan bahwa Multilayer Sequence Diagram

digunakan untuk mendukung jaringan multitier di mana server database berada di satu

mesin, logika bisnis berada di server lain, dan antarmuka pengguna berada di beberapa

mesin klien desktop. Cara merancang sistem ini menciptakan sistem yang lebih kuat dan

lebih fleksibel.

Gambar 2.7 Contoh Multilayer Sequence Diagram

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

29

Sumber: Satzinger et al. (2015)

2.25 Package Diagram

Package Diagram pada UML menurut Satzinger et al (2015, p. 424) hanyalah

diagram tingkat tinggi yang memungkinkan desainer untuk mengaitkan kelas-kelas grup

terkait. Desainer kadang-kadang perlu mendokumentasikan perbedaan atau kesamaan

dalam hubungan di berbagai lapisan. Desainer mungkin memisahkan atau

mengelompokkan objek berdasarkan lingkungan pemrosesan terdistribusi. Informasi ini

dapat ditangkap dengan menunjukkan setiap lapisan sebagai paket terpisah. Package

Diagram juga dapat ditambahkan untuk membagi kelas menjadi komponen atau

subsistem yang dapat diimplementasikan sebagai satu unit.

Gambar 2.8 Contoh Package Diagram

Sumber: Satzinger et al. (2015)

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

30

2.26 Kamus Data

Kamus data menurut Simkin, Rose, dan Norman (2016, p. 80) adalah komponen

penting dari dokumentasi basis data yang menjelaskan bidang data dalam setiap catatan

basis data. Kamus data pada dasarnya adalah data tentang data itu sendiri. Meskipun

kamus data dapat manual, kamus data biasanya merupakan file komputer terpisah yang

dibuat dan dirawat oleh administrator database.

Salah satu fungsi dari kamus data adalah sebagai alat bantu dokumentasi bagi

mereka yang mengembangkan, memperbaiki, atau meningkatkan basis data atau program

komputer yang mengaksesnya. Kamus data juga dapat digunakan untuk tujuan keamanan

seperti untuk menunjukkan pengguna mana yang dapat atau tidak dapat mengakses

bidang data sensitif dalam database.

Gambar 2.9 Contoh Kamus Data

Sumber: Simkin et al. (2016)

2.27 User Interface

Menurut Satzinger et al. (2015, p. 219), User Interface adalah input dan output

yang secara langsung melibatkan pengguna aplikasi. User Interface dapat digunakan oleh

pihak internal maupun pihak eksternal. Desain User Interface dapat bervariasi tergantung

pada beberapa faktor seperti tujuan penggunaan interface, karakteristik pengguna, dan

karateristik dari perangkat yang digunakan untuk menampilkan interface.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

31

Menurut Pressman (2015, p. 312), User Interface Design menciptakan komunikasi

yang efektif diantara manusia dengan komputer. Mengikuti serangkaian prinsip desain

antarmuka, desain mengidentifikasi objek dan tindakan antarmuka kemudian

menciptakan layout layar yang membentuk dasar untuk user interface prototype. Selain

kekuatan komputasi, konten yang disampaikan, atau fungsional yang ditawarkan, design

antarmuka harus benar karena desain antarmuka membentuk persepsi pengguna terhadap

perangkat lunak.

Gambar 2.10 Contoh User Interface

Sumber: Satzinger et al. (2015)

2.28 User Persona

Pengertian user persona menurut Unger dan Chandler (2012) adalah dokumen

yang menggambarkan tipikal target pengguna. Dengan penelitian dan deskripsi yang

tepat, personas dapat melukiskan gambaran yang sangat jelas tentang siapa yang

menggunakan situs atau aplikasi, dan bahkan berpotensi bagaimana mereka

menggunakannya.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

32

Gambar 2.11 Contoh Persona The Fictional Shoe Website ShoeUX.com

Sumber: Alen (2012)

Konten:

− Foto

− Nama: pertama, keluarga, dll

− Umur, tanggal lahir

− Lokasi: negara, negara bagian, profince, streeth, nomor dll

− Pekerjaan: karyawan, siswa, guru

− Biografi

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

33

Konten opsional:

− Tingkat pendidikan

− Rentang gaji atau gaji

− Kutipan pribadi

− Aktivitas online dan offline

− Tingkat kenyamanan teknis dll

2.29 Emphaty Map

Menurut Gibbons (2018), Emphaty map adalah visualisasi kolaboratif yang

digunakan untuk merepresentasikan tipe pengguna. Emphaty map digunakan untuk

menciptakan pemahaman bersama tentang kebutuhan pengguna dan membantu dalam

pengambilan keputusan mengenai produk yang dibuat.

Gambar 2.12 Empathy Map

Sumber: Gibbons (2018)

Berikut adalah penjelasan dari setiap kuadran:

• Kuadran Says berisi apa yang pengguna katakan dalam sebuah wawancara atau

beberapa studi kegunaan lainnya. Idealnya, itu berisi kata demi kata dan kutipan

langsung dari penelitian.

• Kuadran Thinks menangkap apa yang dipikirkan pengguna sepanjang pengalaman

mereka.

• Kuadran Does melampirkan tindakan yang dilakukan pengguna.

• Kuadran Feels adalah keadaan emosi pengguna

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3. 28. · mengidentifikasi akar penyebab masalah dan membantu menemukan ide-ide untuk solusi

34

2.30 Kerangka Pemikiran

Dalam penulisan skripsi ini, digunakan kerangka pemikiran sebagai landasan

penulisan sebagai berikut:

Business Process Management

Gambar 2.13 Kerangka Pemikiran

Observasi langsung pada

Klinik Utama Siti Chodidjah

Literature Review

Wawancara Ketua Yayasan dan pegawai Klinik Utama Siti

Chodidjah

Menganalisa kegiatan bisnis Klinik Utama Siti Chodidjah

Menganalisa BPM yang sedang dilakukan

Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di

Klinik

Menganalisa solusi yang dapat dilakukan

Mencari informasi terkait sejarah, visi dan misi dan struktur organisasi klinik

Mengidentifikasi teknologi yang digunakan pada setiap kegiatan di

Klinik

Menjabarkan proses-proses dari setiap kegiatan

Mengidentifikasi kemampuan yang harus dimiliki pegawai dalam

menjalankan setiap kegiatan yang dikerjakan

Merancang desain sistem terkomputerisasi

Mengelompokkan kegiatan Klinik menjadi kegiatan utama dan kegiatan bantuan menggunakan Value Chain

Mengidentifikasi penyebab dari setiap permasalahan menggunakan fishbone

Menarik kesimpulan dan menentukan saran yang

didberikan