bab 2 kajian pustaka - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2013-2-01579-mc bab2001.pdf ·...

26
9 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art) Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa penelitian-penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu dijadikan suatu perbandingan dan juga tolak ukur untuk penelitian selanjutnya. Adapun penelitian terdahulu yang mendukung penulisan penelitian ini, antara lain : Penelitian yang dilakukan oleh Evawani Elysa Lubis, dalam penelitian yang berjudul Peran Humas dalam Membentuk Citra Pemerintah, penelitian berfokus mengenai fungsi dari Humas Pemerintah Provinsi Riau, faktor- faktor apa saja yang menjadi pendukung serta hambatan dalam aktivitas Humas, Media yang digunakan dalam penyebaran informasi. Penelitian yang dilakukan oleh Wiwi Widiawati, penelitian ini berjudul Pengaruh Penyebaran Informasi Terhadap Perubahan Sikap Dan Perilaku Pegawai Studi Korelasional di Bagian Humas Setda Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Fokus penelitian ini mengacu pada bagaimana kegiatan penyebaran informasi yang dilakukan oleh Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Pandeglang. Penelitian yang dilakukan oleh Elis Widiyawati, berfokus pada komunikasi Humas eksternal dalam pelayanan publik di KORPRI Kelurahan Bugis Kecamatan Samarinda Ulu. Penelitian ini berfokus pada strategi humas yang dilakukan agar masyarakat berlaku komunikatif terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Humas pemerintah. Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rudolf O. Large, yang mengangkat judul Communication capability and attitudes toward external communication of purchasing managers in Germany. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi dan sikap terhadap komunikasi eksternal manajer pembelian di Jerman. Bagaimana kemampuan komunikasi dapat mempengaruhi kepuasan dari khalayak eksternal perusahaan.

Upload: trinhliem

Post on 12-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

9

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)

Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa penelitian-penelitian terdahulu

sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu

dijadikan suatu perbandingan dan juga tolak ukur untuk penelitian

selanjutnya. Adapun penelitian terdahulu yang mendukung penulisan

penelitian ini, antara lain :

Penelitian yang dilakukan oleh Evawani Elysa Lubis, dalam penelitian

yang berjudul Peran Humas dalam Membentuk Citra Pemerintah, penelitian

berfokus mengenai fungsi dari Humas Pemerintah Provinsi Riau, faktor-

faktor apa saja yang menjadi pendukung serta hambatan dalam aktivitas

Humas, Media yang digunakan dalam penyebaran informasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwi Widiawati, penelitian ini berjudul

Pengaruh Penyebaran Informasi Terhadap Perubahan Sikap Dan Perilaku

Pegawai Studi Korelasional di Bagian Humas Setda Pemerintah Kabupaten

Pandeglang. Fokus penelitian ini mengacu pada bagaimana kegiatan

penyebaran informasi yang dilakukan oleh Bagian Humas Pemerintah

Kabupaten Pandeglang.

Penelitian yang dilakukan oleh Elis Widiyawati, berfokus pada

komunikasi Humas eksternal dalam pelayanan publik di KORPRI Kelurahan

Bugis Kecamatan Samarinda Ulu. Penelitian ini berfokus pada strategi humas

yang dilakukan agar masyarakat berlaku komunikatif terhadap kegiatan yang

dilakukan oleh Humas pemerintah.

Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rudolf O. Large, yang

mengangkat judul Communication capability and attitudes toward external

communication of purchasing managers in Germany. Penelitian dilakukan

untuk mengetahui bagaimana kemampuan komunikasi dan sikap terhadap

komunikasi eksternal manajer pembelian di Jerman. Bagaimana kemampuan

komunikasi dapat mempengaruhi kepuasan dari khalayak eksternal

perusahaan.

Page 2: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

10

Referensi penelitian terdahulu berikutnya bersumber dari Mette Morsing

dan Majken Schultz yang berjudul Corporate social responsibility

communication: stakeholder information, response and involvement

strategies, hasil dari penelitian ini perlunya komunikasi informal antara

manajer perusahaan dengan para stakeholder. Manajer perlu untuk

memperluas peran stakeholder dalam proses komunikasi CSR perusahaan jika

mereka ingin meningkatkan upaya mereka untuk membangun legitimasi,

reputasi positif dan hubungan pemangku kepentingan abadi.

Beberapa penelitian terdahulu di atas memberikan masukan terhadap

penelitian ini, baik dari segi teori & metode penelitian yang digunakan serta

hasil penelitian dari masing-masing penelitian terdahulu. Di bawah ini

terdapat matriks penelitian sebelumnya, beserta perbandingan antara

penelitian sebelumnya dengan penelitian ini :

Page 3: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk
Page 4: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

9

Tabel 2.1 Matriks Penelitian Sebelumnya ( State of The Art)

No. Keterangan Evawani

ElysaLubis Wiwi Widiawati Elis Widiyawati Rudolf O.Large

Mette Morsing dan Majken

Schultz

Karina Tria Fitriani

1 Judul Penelitian Peran Humas dalam Membentuk Citra Pemerintah.

Pengaruh Penyebaran Informasi Terhadap Perubahan Sikap Dan Perilaku Pegawai Studi Korelasional di Bagian HumasS etda Pemerintah Kabupaten Pandeglang.

Strategi Komunikasi Humas Eksternal Dalam Pelayanan Publik Di Korpri Kelurahan Bugis

Kecamatan Samarinda Ulu.

Communication Capability And Attitudes Toward External Communication Of Purchasing Managers In Germany.

Corporate Social Responsibility Communication: Stakeholder Information, Response And Involvement Strategies.

Peran Pusat Komunikasi Publik KESDM dalam rangka Pengimplementasian Program Open Government Indonesia oleh UKP4.

2 Metode/ Teori yang digunakan

Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Model SOR”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Metode yang digunakan dalam penelitian

Page 5: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

7

No. Keterangan Evawani

ElysaLubis Wiwi Widiawati Elis Widiyawati Rudolf O.Large

Mette Morsing dan Majken

Schultz

Karina Tria Fitriani

mengumpulkan data dari

Para informan dan diolah secara kualitatif.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yang digunakan untuk�meneliti sejauh mana variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan variasi pada�faktor lain. Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah�angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi.�Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 32 orang responden.

kuantitatif . Dengan sebanyak 617 orang responden yang memberikan tanggapan terhadap kuisioner yang disebarkan.

kualitatif.

adalah kualitatif. Selain itu teori yang digunakan dan terkait dalam penelitian antara lain, Teori Humas Pemerintah, Teori Komunikasi Organisasi, dan Teori Kelompok & Tim Kerja.

Page 6: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

12

No. Keterangan Evawani

ElysaLubis Wiwi Widiawati Elis Widiyawati Rudolf O.Large

Mette Morsing dan Majken

Schultz

Karina Tria Fitriani

Analisis� data yang digunakan secara kuantitatif, dengan jalan mengumpulkan dan�menyusun seluruh data yang diperlukan, selanjutnya dianalisis melalui perhitungan statistik.

3 Subjek Penelitian Untuk mengetahui

dan manganalisis peran Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dalam membentuk citra

Subjek dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kegiatan penyebaran informasi yang dilakukan oleh Bagian Humas Pemerintah Kabupaten

Untuk mengetahui strategi komunikasi Humas eskternal dalam pelayanan publik di Korpri Kelurahan Bugis Kecamatan Samarinda Ulu.

Untuk meneliti hal-hal yang mempengaruhi individu dan faktor kontekstual pada sikap komunikasi eskternal dari manajer pembelian

Subjek dari penelitian ini yaitu untuk menyusun strategi agar stakeholder dapat berpartisipasi dalam kegiatan

Subjek dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana peran Pusat komunikasi publik sebagai pelaksana

Page 7: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

7

No. Keterangan Evawani

ElysaLubis Wiwi Widiawati Elis Widiyawati Rudolf O.Large

Mette Morsing dan Majken

Schultz

Karina Tria Fitriani

positif

Pemerintah Provinsi Riau.Serta faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat aktivitas Humas Sekretariat Daerah Provinsi Riau dan meneliti tentang media apa saja yang digunakan dalam penyebaran informasi.

Pandeglang, untuk mengetahui sikap dan perilaku pegawai Setda Pemerintah Kabupaten Pandeglang, dan untuk mengetahui pengaruh penyebaran informasi terhadap sikap dan perilaku pegawai Setda Pemerintah Kabupaten Pandeglang.

di Jerman. CSR yang dilakukan oleh perusahaan.

kegiatan pengimplementasian program Open Governmet Indonesia.

4 Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan

Adapun hasil dari penelitian

Strategi yang dilakukan oleh

Menyimpulkan hasil, kemampuan

Penulis berpendapat

Hasil penelitian menunjukkan

Page 8: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

14

No. Keterangan Evawani

ElysaLubis Wiwi Widiawati Elis Widiyawati Rudolf O.Large

Mette Morsing dan Majken

Schultz

Karina Tria Fitriani

bahwa peran Humas

Sekretariat Daerah Provinsi Riau berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 belum

Dilaksanakan secara optimal karena pencapaian informasi cenderung satu arah.

menunjukan diketahui bahwa penyebara ninformasi dengan sikap dan perilaku pegawai terdapat hubungan, sehingga penyebaran informasi sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku pegawai. Sedangkan untuk hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, berarti ada pengaruh antara penyebaran informasi dengan

humas KORPRI dapat dinilai kurang

efektif bila tidak mengetahui informasi lewat media informasi yang dipakai

oleh humas KORPRI dalam mensosialisasikan informasinya. Tetapi, pelayanan

publik yang dilakukan oleh humas KORPRI yang memberikan pelayanan

komunikasi lisan dan sikap pembeli terhadap komunikasi individu dengan pemasok memainkan peran penting dalam menjelaskan perilaku komunikasi eksternal pembeli. Mengenai efek tidak langsung, ada efek keseluruhan yang kuat dari kemampuan komunikasi lisan dan sikap terhadap keberhasilan

bahwa manajer perlu untuk berpindah dari yang sebelumnya hanya menginformasikan dan merespons menjadi melibatkan stakeholder dalam komunikasi CSR itu sendiri . Mereka menyimpulkan bahwa manajer perlu untuk memperluas

bahwa peran Pusat Komunikasi Publik KESDM sebagai pelaksana kegiatan dalam pengimplementasian program Open Government Indonesia dapat dikatakan efektif karena ia bersifat kooperatif dalam menindaklanjuti keluhan

Page 9: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

7

No. Keterangan Evawani

ElysaLubis Wiwi Widiawati Elis Widiyawati Rudolf O.Large

Mette Morsing dan Majken

Schultz

Karina Tria Fitriani

sikap dan perilaku pegawai. Hasil uji korelasi yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditafsirkan bahwa sikap dan perilaku pegawai dipengaruhi oleh penyebaran informasi, yang pengaruhnya rendah sekali.

sebaik mungkin cukup efektif dan dapat memuaskan para anggota KORPRI.

yang membutuhkan bantuan pada system pelayanan yang ada di sekretariat

KORPRI.

manajemen pemasok serta kepuasan.

peran stakeholder dalam proses komunikasi CSR perusahaan jika mereka ingin meningkatkan upaya mereka untuk membangun legitimasi, reputasi positif dan hubungan pemangku kepentingan abadi.

masyarakat.

Page 10: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

16

No. Keterangan Evawani

ElysaLubis Wiwi Widiawati Elis Widiyawati Rudolf O.Large

Mette Morsing dan Majken

Schultz

Karina Tria Fitriani

5 Perbedaan masing-masing Penelitian

Penelitian ini berfokus pada fungsi humas pemerintah dalam membentuk citra pemerintah.

Penelitian yang diangkat pada jurnal, menggunakan metode kuantitatif yang di mana menggunakan kuisioner dan menyebarkan angket sebagai instrumen dari penelitian, sedangkan penelitian yang saat ini dilakukukan menggunakan metode penelitian kualitatif yang menggunakan teknik wawancara dan observasi dalam

Penelitian dalam Jurnal di atas lebih menekankan pada strategi yang dilakukan oleh Korpri Kelurahan Bugis Samarinda Ulu, sedangkan penelitian yang dilakukan berfokus pada fungsi Humas KESDM dalam menjalin komunikasi eskternal.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan menekankan pada bagaimana dampak dari faktor individual dan kontekstual pada perilaku komunikasi eksternal manajer pembelian di Jerman.

Perbedaan dari penelitian ini yaitu peneliti lebih berfokus pada strategi yang digunakan oleh perusahaan agar stakeholder dapat mendukung kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan.

Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian ini berfokus pada komunikasi eksternal yang dilakukan oleh humas pemerintah dengan badan pengawasan yang berada di bawah presiden.

Page 11: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

7

No. Keterangan Evawani

ElysaLubis Wiwi Widiawati Elis Widiyawati Rudolf O.Large

Mette Morsing dan Majken

Schultz

Karina Tria Fitriani

mengumpulkan data.

6 Persamaan masing-masing Penelitian

Penelitian berfokus mengenaifungsi dari Humas Pemerintah Provinsi Riau, faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung serta hambata ndalam aktivitas Humas, Media yang digunakan dalam penyebaran informasi. Penelitian yang

Persamaan dari jurnal di atas yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi dari Humas Pemerintah dalam menyebarkan informasi mengenai kebijakan, peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Kedua penelitian ini sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang di mana menggunakan metode wawancara dan observasi dalam mengumpulkan data.

Persamaan dari penelitian ini yaitu di mana penulis meneliti mengenai bagaimana komunikasi yang dibangun dalam suatu tim kerja. Di mana menekankan komunikasi antara orang-orang dari perusahaan yang berbeda.

Persamaan dari penelitian ini yaitu bagaimana membangun hubungan baik dengan pihak-pihak yang dianggap memiliki kepentingan bagi perusahaan.

Persamaan dengan beberapa penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya adalah penelitian befokus pada komunikasi yang dilakukan perusahaan agar masyarakat dapat mendapatkan

Page 12: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

18

No. Keterangan Evawani

ElysaLubis Wiwi Widiawati Elis Widiyawati Rudolf O.Large

Mette Morsing dan Majken

Schultz

Karina Tria Fitriani

dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif.

informasi yang terbuka dari suatu lembaga atau perusahaan.

Page 13: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

19

2.2 Landasan Konseptual

2.2.1 Teori Hubungan Masyarakat Pemerintah

1. Definisi Humas Pemerintah

Definisi Humas Pemerintah menurut Newsom et al. (2009: 5) :

“Job Descriptions for PR positions in government vary draatically. Some people who are called “public information officers’are really publicists, whereas others with pricisely the same title may have all the responsibilities of a corporate vice president for PR.”

Menurut Cutlip et al. (2007: 465-466), Spesialis PR

Pemerintah - biasanya disebut pejabat public affairs di AS dan

pejabat informasi atau penerangan atau pejabat hubungan

masyarakat (humas) di negara lain adalah penghubung penting

antara rakyat dan pemerintah. Diversitas keahlian teknis, tujuan

organisasional dan aktivitas publik dari fungsi public affairs

pemerintah adalah lebih besar ketimbang praktik PR tradisional

dan/atau khusus. Dan puncak perbedaannya adalah pada peran

advokasi publik yang dimanikan ini harus menguasai seni dan

keahlian berkomunikasi yang baik dan harus memahami secara

menyeluruh kultur, kebijakan, praktik dan konstituen organisasi.

Meskipun mungkin hanya disebut “pembuat kata-kata”, praktisi

public affairs percaya bahwa tanggung jawab mereka yang luas dan

praktik mereka yang berada di bawah ketentuan undang-undang

telah membuat mereka berhak menyandang nama jabatan

tersendiri.

Dalam pengertian yang riil tujuan public affairs itu sendiri

sesuai dengan tujuan demokrasi. Informasi yang melimpah dan

akurat digunakan oleh pemerintah yang demokratis untuk menjaga

hubungan yang responsif dengan konstituen, berdasarkan pada

pemahaman bersama dan komunikasi dua arah yang terus-menerus.

Menurut Ardianto (2011: 241), Pejabat PR adalah seorang

profesional atau komunikator profesional, ia diangkat oleh lembaga

pemerintah dengan tugas melayani informasi kebijakan publik dan

Page 14: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

20

pelayanan. Seorang pejabat PR profesional adalah perantara atau

jembatan antara lembaga pemerintahan dan rakyat atau masyarakat,

baik ke dalam maupun ke luar. Ia harus mampu menjelaskan

rencana.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di

atas, dapat disimpulkan bahwa humas pemerintah adalah lembaga

yang menjadi jembatan komunikasi antara masyarakat dengan

pemerintah yang di mana cara penyampaiannya dengan

menggunakan teknik-teknik penyebaran komunikasi yang telah

ditentukan dalam strateginya.

2. Tugas Humas Pemerintah

Ardianto (2011: 239), Di dunia pemerintahan, PR bertugas

menjalankan kegiatan kebijakan publik dan pelayanan publik. Salah

satu kegiatan PR pemerintah dalam bidang kebijakan publik adalah

memberikan berbagai informasi tentang kebijakan pemerintahan

yang mengikat rakyat atau masyarakat. Sedangkan untuk pelayanan

publik adalah memberikan pelayanan terbaik, dengan birokrasi yang

tidak berbelit-belit untuk memberikan kepuasan kepada rakyat atau

masyarakat sehingga dunia pemerintahan memperoleh citra positif

dari rakyat atau publik.

Menurut Cutlip et al. (2007: 468), tugas utama praktisi public

affairs atau humas pemerintah adalah memberi informasi. Peran dan

tanggung jawab lainnya diberikan kepada praktisi pemerintah

spesifik, dan prioritas utamanya adalah memastikan arus infromasi

kepada orang di dalam dan di luar pemerintahan. Dan fungsi

informasi ini bisa bersifat global, ketika kebutuhan memberi

informasi ini harus melampaui batas negara untuk diberikan kepada

kawan atau untuk memperingatkan lawan. Tetapi harus diingat

bahwa sistem politik mungkin memampukan atau membatasi peran

khusus ini, terutama ketika upaya komunikasi itu diarahkan ke luar

negara.

Berdasarkan dua definisi mengenai tugas humas pemerintahan

di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas humas pemerintah adalah

Page 15: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

21

untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai aktivitas

dan kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi kesejahteraan

masyarakat.

3. Fungsi Humas Pemerintah

Menurut Canfield dalam Ardianto (2011: 241), Humas di dunia

pemerintahan mengemban tiga fungsi, yaitu :

a. Mengabdi kepada kepentingan umum

b. Memelihara komunikasi yang baik

c. Menitikberatkan pada moral dan tingkah laku yang baik

4. Peran Humas Pemerintah

Menurut Ruslan (2011: 110-111), seorang Humas pada Kehumasan

Pemerintah memiliki peran kehumasan yang dibagi menjadi dua,

yaitu :

a. Peran Strategis

Humas atau PR instansi Pemerintah berperan aktif dalam

proses pengambilan keputusan (decision making process),

dalam memberikan sumbang saran, gagasan, dan ide kreatif

secara cemerlang untuk menyukseskan program kerja

Lembaga bersangkutan hingga mampu menunjang

keberhasilan pembangunan Nasional Jangka panjang serta

mendorong melalui kerja sama dan mendapat dukungan.

b. Peran Taktis

Humas atau PR instansi Pemerintahan berupaya memberikan

pesan-pesan atau informasi yang efektif kepada masyarakat

sebagai khalayak sasarannya. Kemampuan untuk

melaksanakan komunikaasi yang efektif, memberikan

motivasi, menjalankan komunikasi timbal balik, dan membuat

citra yang baik.

Dalam menjalankan tugas “Taktis” secara baik maka seorang

Humas yang bekerja di instansi Pemerintahan perlu memiliki

sebuah tugas “Strategis” Humas.

Menurut Widjaja (2010: 65), dalam rangka menunjang

pelaksanaan tugas dan fungsi kehumasan, seorang praktisi

Page 16: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

22

Humas Pemerintahan harus memperhatikan berbagai kegiatan

yang harus diperhatikan antara lain :

1) Membina pengertian pada khalayak atau publik terhadap

kebijaksanaan pimpinan, baik kepada khalayak intern

maupun khalayak ekstern. Pembinaan pengertian kepada

khalayak termasuk pemberian dan pelayanan informasi.

2) Menyelenggarakan dokumentasi kegiatan-kegiatan pokok

instansi Pemerintahan, terutama yang menyangkut

publikasi.

3) Memonitor dan mengevaluasi tanggapan dan pendapat

masyarakat.

4) Mengumpulkan data dan informasi yang datang dari

berbagai sumber.

5) Bentuk prosuk Humas yang dihasilkan seperti majalah,

buletin, press release, poster, folder, pamflet selebaran,

dan lain-lain.

Menurut Moore (2004: 489), dasar pemikiran Humas dalam

pemerintahan berlandaskan pada dua fakta dasar. Pertama,

masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui; karena itu, para

pejabat pemerintah mempunyai tanggung jawab guna memberi

penjelasan kepada masyarakat. Kedua, ada kebutuhan bagi para

pejabat untuk menerima masukan dari masyarakat tentang

persoalan baru dan tekanan sosial, untuk memperoleh partisipasi

dan dukungan masyarakat. Hanya dengan proses komunikasi,

demikianlah pemerintah dan para pemilih dapat mencapai suatu

pengertian kesatuan yang positif.

5. Tujuan Humas Pemerintah

Pemerintah menyentuh setiap aspek masyarakat dan hampir semua

bagian pemerintah mengandalkan pada orang-orang public affairs

(humas). Menurut Cutlip et al. (2007: 466), tujuan dari humas

pemerintah, terlepas dari level dan tipe pemerintahan, setidaknya

mengandung tujuh tujuan yang sama, yaitu :

Page 17: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

23

a. Memberikan informasi konstituen mengenai aktivitas agen

pemerintahan.

b. Memastikan kerja sama berjalan aktif dalam pemerintah

melalui voting, curbside recycling, dan juga kepatuhan

kepada program aturan dan kewajiban menggunakan sabuk

pengaman, misalnya aturan dilarang merokok.

c. Mendorong warga untuk mendukung kebijakan dan program

yang sudah ditetapkan, program pengawasan keamanan

lingkungan, kampanye sadar kesehatan personal, bantuan

untuk pertolongan bencana.

d. Melayani sebagai advokat publik untuk administrator

pemerintah : menyampaikan opini publik kepada pembuat

keputusan, mengelola isu publik dalam organisasi,

meningkatkan aksesibilitas publik ke pejabat adminitrasi.

e. Mengelola informasi internal dengan menyiapkan newsletter

organisasi, pengumuman elektronik, dan isi dari situs

internet organisasi bagi karyawan.

f. Memfasilitasi hubungan media dengan menjaga hubungan

dengan pers lokal; lalu bertugas sebagai saluran untuk

semua pertanyaan media; memberi tahu pers mengenaik

organisasi, praktiknya dan kebijakannya.

g. Membangun komunitas dan bangsa dengan menggunakan

kampanye kesehatan publik yang didukung oleh pemerintah

dan program keamanan publik lainnya dan mempromosikan

berbagai macam sosial dan pembangunan.

2.2.2 Teori Komunikasi Organisasi

Menurut Romli (2011: 2) istilah organisasi berasal dari bahasa latin

organizare, yang secara harfiah berarti panduan dari bagian-bagian yang

satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang

menyebut panduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.

Korelasi atau hubungan antara komunikasi dengan organisasi

terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada siapa saja pihak-

Page 18: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

24

pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu

komunikasi membahas mengenai bentuk komunikasi seperti apa yang

berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang

dipergunakan dalam organisasi, media apa yang digunakan, faktor-

faktor apa yang menjadi penghambat dalam proses penyampaian

informasi, dan sebagainya.

Menurut Wiryanto dalam Romli (2011: 2), mengatakan komunikasi

organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi

di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.

Conrad dalam Romli (2011: 2), mengidentifikasi tiga komunikasi

organisasi sebagai fungsi perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen

ambigu. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Fungsi perintah berkenaan dengan anggota-anggota organisasi

mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima,

menafsirkan, dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari

fungsi perintah adalah koordinasi adalah sejumlah anggota yang

bergantung dalam organisasi tersebut.

b. Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi

memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan

memperhahankan bisnis produktif hubungan personal dengan

anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan (job

performance) dalam berbagai cara. Misal : kepuasan kerja,

aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarki

organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya

dalam hubungan antar-personalnya yang baik lebih terasa dalam

pekerjaan ketika Anda merasa bahwa banyak hubungan yang

perlu dilakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh

lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang

stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dan sebagainya.

c. Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam

situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat

ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang

diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi,

Page 19: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

25

demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan

konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin

tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan

mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam

organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk

membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang

membutuhkan perolehan infromasi bersama.

Romli (2011: 6-8) menyatakan terdapat dua dimensi

komunikasi dalam komunikasi organisasi. Adapun dua dimensi

dalam komunikasi organisasi, antara lain :

1. Dimensi-dimensi Dalam Komunikasi Organisasi

1) Komunikasi Internal

Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian

pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk

kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan

dengan bawahan, komunikasi antara bawahan dengan pimpinan

dan komunikasi antar sesama karyawan. Proses komunikasi ini

bisa berupa komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi

kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi

primer maupun sekunder. Komunikasi internal dapat dibedakan

menjadi dua jenis sebagai berikut :

a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke

bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari

pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada

pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan

memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk serta

informasi-informasi kepada bawahannya. Sedangkan

bawahan memberi laporan-laporan, pengaduan-

pengaduan mengenai kinerjanya kepada pimpinan.

b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi

antara sesama level dalam suatu unit kerja seperti

karyawan dengan karyawan, manajer dengan manajer.

Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian

Page 20: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

26

yang sama di dalam organisasi atau mengalir di bagian

yang sama di dalam organisasi atau mengalir antar-

bagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran

pengetahuan, pengalaman, metode dan masalah yang

terjadi dalam organisasi karena pada umumnya

seseorang akan merasa lebih nyaman apabila

berkomunikasi dengan orang lain yang mempunyai level

atau derajat yang sama. Hal ini membantu organisasi

untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan

yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan

kepuasan kerja.

2) Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara

pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada

organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh

kepala hubungan masyarakat daripada pimpinan sendiri. Yang

dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal

yang dianggap sangat penting saja.

a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak.

Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat

informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga

khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada

hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai

bentuk, seperti majalah organisasi, press relase, artikel

surat kabar atau majalah, pidato radio, film dokumenter,

brosur, leaflet, poster dan konferensi pers.

b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi.

Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan

umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi

yang dilakukan oleh organisasi.

2.2.3 Teori Komunikasi Dalam Kelompok dan Tim Kerja

Page 21: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

27

Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan

dirinya sendiri, ia membutuhkan bantuan orang lain untuk dapat

membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Begitu pula dalam

melakukan suatu pekerjaan, seseorang tidak akan mampu menyelesaikan

seluruh pekerjaan dalam organisasi hanya dengan seorang diri, ia

membutuhkan orang lain untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dalam

organisasi.

Dalam suatu organisasi dibutuhkan adanya kelompok dan juga tim

kerja untuk menyelesaikan pekerjaan dalam organisasi. Kelompok dan

tim kerja bekerja sesuai dengan jobdescnya masing-masing.

Michael Burgoon dalam Wiryanto (2005: 21), mendefinisikan

komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga

orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi

informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-

anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang

lain secara tepat.

De Janasz, Dowd dan Schneider (2006: 184), mendefinisikan Group

atau kelompok sebagai :

“a collection of people who work together but aren’t necessarily

working collectively toward the same goal.”

Yang diterjemahkan bahwa kelompok adalah kumpulan orang-orang

yang bekerja bersama-sama tetapi tidak selalu bekerja bersama menuju

tujuan yang sama.

De Janasz, Dowd dan Schneider, 2006, hal. 184, mendefinisikan

team atau tim sebagai :

“is composed of three or more interdependent individuals who are consciously working together to achieve a common objective, such as product development, service delivery, or process improvement.”

Dengan terjemahannya sebagai berikut :

“tim terdiri dari tiga individu atau lebih saling tergantung yang sadar bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, seperti pengembangan produk, pelayanan, atau proses perbaikan”.

Berdasarkan beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa

komunikasi kelompok merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dua

Page 22: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

28

orang atau lebih yang dilakukan secara tatap muka dan dengan tujuan

yang telah diketahui oleh masing-masing pihak yang terlibat di

dalamnya.

1. Tipe-tipe dari Tim Kerja

Berikut akan dijabarkan beberapa tipe dari tim kerja menurut De

Janasz, Dowd dan Schneider (2006: 187-188) :

a. Cross-Functional Teams : Termasuk anggota dari berbagai

departemen atau spesialisasi bisnis seperti sistem pemasaran,

informasi, komunikasi, hubungan masyarakat, sumber daya

manusia dan akuntansi. Tim lintas fungsional biasanya

dibebankan dengan mengembangkan produk baru atau

menyelidiki dan memperbaiki masalah seluruh perusahaan

seperti kebutuhan untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi

lintas departemen atau kebutuhan untuk mengadopsi sistem

komputer seluruh perusahaan baru. Ini termasuk anggota dari

berbagai departemen atau spesialisasi bisnis seperti sistem

pemasaran, informasi, komunikasi, hubungan masyarakat,

sumber daya manusia dan akuntansi. Tim lintas fungsional

biasanya dibebankan dengan mengembangkan produk baru

atau menyelidiki dan memperbaiki masalah seluruh perusahaan

seperti kebutuhan untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi

lintas departemen atau kebutuhan untuk mengadopsi sistem

komputer seluruh perusahaan baru. Tim lintas fungsional

memperoleh kekuatan mereka dari keberagaman budaya yang

ada. Dengan memasukkan perwakilan dari seluruh atau bidang

fungsional yang paling utama dalam organisasi, tim dapat

mendiagnosa masalah dari perspektif secara simultan,

memastikan bahwa semua poin relevan yang diperhitungkan.

Ini dapat mempercepat proses pemecahan masalah dan

menghasilkan suatu hasil dari berbagai departemen terkena

dampak perubahan sehingga lebih siap menerima.

b. Self-managed teams : ini adalah "kelompok karyawan yang

bertanggung jawab usegala aktivitas yang berkaitan dengan

Page 23: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

29

produksi, baik dengan produk akhir atau proses yang

berkelanjutan". Self-managed teams biasanya diberikan biaya

oleh manajemen senior dan kemudian diberi keleluasaan

hampir penuh atas bagaimana, kapan dan apa yang harus

dilakukan mencapai tujuan mereka. Self-managed teams

diharapkan untuk mengkoordinasikan pekerjaan mereka tanpa

arah yang berkelanjutan dari supervisior atau manajer. Self-

managed teams menetapkan norma-norma mereka sendiri,

membuat jadwal mereka sendiri, menyiapkan cara untuk

menjaga anggota yang relevan dan lain-lain informasi dari

kemajuan mereka, menentukan bagaimana pekerjaan akan

diselesaikan, dan harus bertanggung jawab untuk produk akhir

atau "diserahkan" .

c. Task Force : ini adalah tim proyek sementara. Mereka

berkumpul untuk mengembangkan produk, layanan, atau

sistem atau memecahkan suatu masalah tertentu atau

sekumpulan masalah. Perusahaan selalu dihadapkan dengan

tantangan untuk mendapatkan berkelanjutan, hari ke hari kerja

dilakukan sambil memanfaatkan sumber daya yang tersedia

untuk bekerja pada berbagai proses perubahan atau inovasi

produk.

d. Process Improvement teams : Tim ini fokus pada metode

tertentu, operasi, atau prosedur dan dirangkai dengan tujuan

spesifik meningkatkan komponen tertentu sedang dipelajari.

Process Improvement teams biasanya terdiri dari individu-

individu dengan keahlian dan pengalaman dalam proses

sedang ditinjau. Mereka ditugaskan tugas menghilangkan

langkah-langkah berlebihan, mencari cara untuk mengurangi

biaya, mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kualitas, atau

menemukan cara untuk menyediakan lebih cepat, layanan

pelanggan yang lebih baik.

2.3 Impelementasi Kebijakan

Page 24: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

30

Implementasi kebijakan merupakan kegiatan yang kompleks dengan

begitu banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi

kebijakan. Van Meter dan Van Horn dalam Winarno (2005: 102) mendefinisikan

implementasi kebijakan publik sebagai: ”Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh

organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-tindakan ini

mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-

tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka

melanjutkan usah-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil

yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan”.

Menurut Agustino (2006:157); ”Komunikasi merupakan salah-satu

variabel penting yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik,

komunikasi sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari

implementasi kebijakan publik”.

Implementasi yang efektif akan terlaksana, jika para pembuat keputusan

mengetahui mengenai apa yang akan mereka kerjakan. Infromasi yang diketahui

para pengambil keputusan hanya bisa didapat melalui komunikasi yang baik.

Terdapat tiga indikator yang dapat digunakan dalam mengkur keberhasilan

variabel komunikasi. Edward III dalam Agustino (2006: 157-158)

mengemukakan tiga variabel tersebut yaitu:

1. Transmisi. Penyaluran komunikasi yang baik akan dapat

menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Seringkali terjadi

masalah dalam penyaluran komunikasi yaitu adanya salah pengertian

(miskomunikasi) yang disebabkan banyaknya tingkatan birokrasi yang

harus dilalui dalam proses komunikasi, sehingga apa yang diharapkan

terdirtorsi di tengah jalan.

2. Kejelasan. Komunikasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan

(street-level-bureaucrats) harus jelas dan tidak membingungkan atau

tidak ambigu/mendua.

3. Konsistensi. Perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu

komunikasi harus konsisten dan jelas untuk ditetapkan atau

Page 25: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

31

dijalankan. Jika perintah yang diberikan sering berubah-ubah, maka

dapat menimbulkan kebingungan bagi pelaksana di lapangan.

Pernyataan Edward III yang dirangkum dalam Winarno (2005: 127)

Terdapat beberapa hambatan umum yang biasa terjadi dalam

transmisi komunikasi yaitu:

”Pertama, terdapat pertentangan antara pelaksana kebijakan dengan

perintah yang dikeluarkan oleh pembuat kebijakan. Pertentangan

seperti ini akan mengakibatkan distorsi dan hambatan yang langsung

dalam komunikasi kebijakan. Kedua, informasi yang disampaikan

melalui berlapis-lapis hierarki birokrasi. Distorsi komunikasi dapat

terjadi karena panjangnya rantai informasi yang dapat

mengakibatkan bias informasi. Ketiga, masalah penangkapan

informasi juga diakibatkan oleh persepsi dan ketidakmampuan para

pelaksana dalam memahami persyaratan-persyaratan suatu

kebijakan”.

Menurut Winarno (2005: 128) Faktor-faktor yang mendorong

ketidakjelasan informasi dalam implementasi kebijakan publik

biasanya karena kompleksitas kebijakan, kurangnya konsensus

mengenai tujuan-tujuan kebijakan publik, adanya masalah-masalah

dalam memulai kebijakan yang baru serta adanya kecenderungan

menghindari pertanggungjawaban kebijakan.

Dalam mengelola komunikasi yang baik perlu dibangun dan

dikembangkan saluran-saluran komunikasi yang efektif. Semakin

baik pengembangan saluran-saluran komunikasi yang dibangun,

maka semakin tinggi probabilitas perintah-perintah tersebut

diteruskan secara benar.

2.4 Kerangka Pemikiran

Page 26: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2013-2-01579-MC Bab2001.pdf · sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. ... 3 Subjek Penelitian Untuk

32

Pada bagian ini dijelaskan mengenai kerangka pemikiran peneliti yang

berupa alur dari penelitian yang dilakukan. Kerangka pemikiran dibuat

berdasarkan pertanyaan penelitian (research questions) dan mengaitkannya

dengan konsep dan metodologi yang dianggap mempunyai kesesuaian dengan

penelitian.

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif

Fokus Penelitian :

Bagaimana Peran Humas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

dalam pengimplementasian program Open Government

Indonesia (OGI)

Landasan konseptual yang mendukung penelitian :

Teori Peran Humas Pemerintah (Ruslan, 2011: 110-111)

a. Peran Strategis

b. Peran Taktis

Instrumen penelitian menggunakan teknik

wawancara mendalam (in-depth interview).

Kesimpulan Penelitian :

• Mengetahui bagaimana peran pusat komunikasi publik KESDM sebagai pelaksana kegiatan dalam rangka pengimplementasian program Open Government Indonesia oleh UKP4