bab 2 kajian pustaka - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-2-01627-mc...

24
7 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Penelitian sebelumnya yang diambil sebagai sebagai dasar, pendukung atau bahan acuan dalam penelitian ini berasal dari jurnal akademik nasional maupun internasional yang diterbitkan oleh berbagai universitas. Tentunya dalam penelitian sebelumnya dan penelitian yang kini dilakukan terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Berdasarkan judul penelitian “Pengaruh Komunikasi Non-Verbal Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Kedutaan Besar India di Jakarta”, berikut adalah persamaan dan perbedaan penelitian sebelumnya yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya oleh Sudarto, Suwardi Lubis, Paidi Hidayat Judul Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Westfalia Indonesia Peneliti Sudarto, Suwardi Lubis, Paidi Hidayat Tahun November 2009 Penerbit Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 1 No. 1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (Program Studi Magister Manajemen) Variabel X 1 : Komunikasi Interpersonal X 2 : Motivasi Y: Kinerja Karyawan Masalah Penelitian Adanya penurunan penjualan perusahaan sehingga perusahaan ingin mencari tahu apakah hal tersebut terjadi karena krisis global, atau oleh kinerja karyawan yang belum maksimal. Hasil Penelitian Ada pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan dan juga ada pengaruh antara motivasi terhadap kinerja karyawan.

Upload: truongdieu

Post on 17-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

7

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art)

Penelitian sebelumnya yang diambil sebagai sebagai dasar,

pendukung atau bahan acuan dalam penelitian ini berasal dari jurnal

akademik nasional maupun internasional yang diterbitkan oleh berbagai

universitas. Tentunya dalam penelitian sebelumnya dan penelitian yang kini

dilakukan terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Berdasarkan judul

penelitian “Pengaruh Komunikasi Non-Verbal Terhadap Motivasi Kerja

Pegawai Kedutaan Besar India di Jakarta”, berikut adalah persamaan dan

perbedaan penelitian sebelumnya yang disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya oleh Sudarto, Suwardi Lubis, Paidi Hidayat

Judul Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Motivasi

Terhadap Kinerja Karyawan PT. Westfalia Indonesia

Peneliti Sudarto, Suwardi Lubis, Paidi Hidayat

Tahun November 2009

Penerbit Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 1 No. 1

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan (Program Studi

Magister Manajemen)

Variabel X1 : Komunikasi Interpersonal

X2: Motivasi

Y: Kinerja Karyawan

Masalah

Penelitian

Adanya penurunan penjualan perusahaan sehingga perusahaan

ingin mencari tahu apakah hal tersebut terjadi karena krisis

global, atau oleh kinerja karyawan yang belum maksimal.

Hasil

Penelitian

Ada pengaruh antara komunikasi interpersonal terhadap kinerja

karyawan dan juga ada pengaruh antara motivasi terhadap

kinerja karyawan.

Page 2: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

8

Penelitian sebelumnya diambil dari Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol.

1 No. 1 yang berjudul Pengaruh Komunikasi Interpersonal Dan Motivasi

Terhadap Kinerja Karyawan PT. Westfalia Indonesia. Penelitian ini dilakukan

oleh Sudarto, Suwardi Lubis, Paidi Hidayat pada bulan November tahun 2009.

Persamaan jurnal penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan yaitu sama-

sama mengkaji tentang motivasi kerja, dan juga merupakan penelitian

kuantitatif. Sedangkan, perbedaannya terletak pada variabelnya, dimana

jurnal penelitian ini menempatkan Motivasi pada variabel X2, sedangkan

penelitian yang dilakukan menempatkan Motivasi pada variabel dependen

yaitu variabel Y.

Tabel 2.2 Penelitian Sebelumnya oleh Elena Buja

Judul The Influence of a Teacher’s Non-Verbal Behavior on

Students’ Motivation

Peneliti Elena Buja

Tahun 2009

Penerbit Bulletin of the Transilvania University of Brasof, Vol. 2 (51)

Transilvania University

Variabel X: Perilaku Non-Verbal

Y: Motivasi

Masalah

Penelitian

Menyelidiki bagaimana cara perilaku non-verbal guru di kelas

dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Hasil

Penelitian

Terdapat pengaruh antara perilaku non-verbal guru terhadap

motivasi siswa.

Penelitian sebelumnya diambil dari Bulletin of the Transilvania

University of Brasof, Vol. 2 (51) yang berjudul The Influence of a Teacher’s

Non-Verbal Behavior on Students’ Motivation. Penelitian ini dilakukan oleh

Elena Buja pada tahun 2009. Persamaan jurnal penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan yaitu sama-sama mengkaji tentang komunikasi

non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini dengan penelitian

yang dilakukan terletak pada jenis penelitiannya, dimana penelitian

Page 3: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

9

sebelumnya merupakan penelitian kualitatif, sedangkan penelitian yang

dilakukan ini merupakan penelitian kuantitatif. Serta, motivasi yang dibahas

pada penelitian sebelumnya adalah motivasi siswa, sedangkan pada penelitian

kini dilakukan membahas mengenai motivasi kerja.

Tabel 2.3 Penelitian Sebelumnya oleh Endo W. K. dan Thomas S. Kaihatu

Judul

Analisis Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan

Kerja (Studi Kasus pada Karyawan Restoran di Pakuwon

Food Festival Surabaya)

Peneliti Endo Wijaya Kartika, Thomas S. Kaihatu

Tahun Maret 2010

Penerbit

Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 1

Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas

Kristen Petra

Variabel X: Motivasi Kerja

Y: Kepuasan Kerja

Masalah

Penelitian

Mencari tahu bagaimana pengaruh antara motivasi kerja dengan

kepuasan kerja.

Hasil

Penelitian

Ada pengaruh yang signifikan antara variabel motivasi kerja

dengan variabel kepuasan kerja.

Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan penelitian ini diambil

dari Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.12, No. 1, Program

Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra.

Penelitian ini dilakukan oleh dua orang yaitu Endo Wijaya Kartika, Thomas S.

Kaihatu pada bulan Maret tahun 2010. Persamaan jurnal penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan terletak pada jenis penelitiannya yaitu kuantitatif,

dan juga membahas tentang motivasi kerja. Sedangkan perbedaannya terletak

pada variabelnya, dimana pada penelitian sebelumnya ini Motivasi Kerja

merupakan variabel X, sedangkan pada penelitian yang kini dilakukan,

Motivasi Kerja ditempatkan di variabel Y.

Page 4: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

10

Tabel 2.4 Penelitian Sebelumnya oleh Ayu Maya P. dan I. G. S. Ketut Netra

Judul

Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja Dan Komunikasi

Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. PLN (Persero)

Distribusi Bali

Peneliti I Gusti Agung Ayu Maya Prabasari, I Gusti Salit Ketut Netra

Tahun 2013

Penerbit

E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana Vol 2, No 4 tahun

2013

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (UNUD), Bali,

Indonesia

Variabel

X1: Motivasi Kerja

X2: Disiplin Kerja

X3: Komunikasi

Y: Kinerja

Masalah

Penelitian

Mencari tahu bagaimana pengaruh motivasi kerja, disiplin

kerja, dan komunikasi berpengaruh terhadap dengan kinerja

karyawan.

Hasil

Penelitian

Variabel motivasi kerja, disiplin kerja, dan komunikasi secara

simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan penelitian ini diambil

dari E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana Vol 2, No 4, Fakultas

Ekonomi Universitas Udayana (UNUD), Bali, Indonesia. Penelitian ini

dilakukan oleh dua orang yaitu I Gusti Agung Ayu Maya Prabasari, I Gusti

Salit Ketut Netra pada tahun 2013. Persamaan jurnal penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan terletak pada jenis penelitiannya yaitu kuantitatif,

dan juga membahas tentang motivasi kerja. Sedangkan perbedaannya terletak

pada variabelnya, dimana pada penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Agung

Ayu Maya Prabasari, I Gusti Salit Ketut Netra ini Motivasi Kerja merupakan

variabel X1 sedangkan pada penelitian ini, Motivasi Kerja ditempatkan di

variabel Y. Selain itu, perbedaannya juga terletak pada analisis regresi yang

dilakukan, dimana penelitian sebelumnya menggunakan analisis regresi

Page 5: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

11

berganda, sedangkan penelitian yang kini dilakukan menggunakan analisis

regresi sederhana.

Tabel 2.5 Penelitian Sebelumnya oleh Jonathan J. Velez dan Jamie Cano

Judul

Instructor Verbal and Nonverbal Immediacy and the

Relationship with Student Self–efficacy and Task Value

Motivation

Peneliti Jonathan J. Velez, Jamie Cano

Tahun 2012

Penerbit Journal of Agricultural Education, Vol. 53, No. 2

Variabel

X1 : Verbal Immediacy

X2 : Nonverbal Immediacy

Y : Motivation

Masalah

Penelitian

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara verbal

immediacy dan nonverbal immediacy terhadap motivasi siswa.

Hasil

Penelitian

Terdapat hubungan antara verbal immediacy terhadap

motivasi. Serta terdapat hubungan antara nonverbal immediacy

terhadap motivasi.

Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian ini

diambil dari Journal of Agricultural Education. Penelitian ini dilakukan oleh

dua orang yaitu Jonathan J. Velez, Jamie Cano pada tahun 2012. Persamaan

jurnal penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan terletak pada jenis

penelitiannya yaitu kuantitatif, dan juga membahas tentang motivasi.

Sedangkan perbedaannya terletak pada variabelnya, dimana pada penelitian

sebelumnya ini digunakan tiga variabel yaitu Verbal Immediacy, Nonverbal

Immediacy, dan Motivation. Sedangkan pada penelitian yang kini dilakukan,

hanya menggunakan dua variabel yaitu Komunikasi Non-Verbal dan

Motivasi Kerja.

Page 6: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

12

2.2 Landasan Teori

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai landasan teori yang

digunakan sebagai dasar dan acuan dari penelitian yang dilakukan ini. Teori

yang dibahas yaitu teori komunikasi, teori komunikasi non-verbal, teori

motivasi, serta teori motivasi Abraham Maslow.

2.2.1 Komunikasi

Komunikasi dalam bahasa Inggris yaitu communication,

berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico,

communication, atau communicare yang berarti “membuat sama”.

Oleh karena itu, orang yang terlibat dalam suatu komunikasi harus

menyamakan makna agar komunikasi yang dilakukan dapat

berlangsung dengan baik. Menurut Everett M. Rogers dan Lawrence

Kincaid (Wiryanto, 2004 : 6), komunikasi merupakan suatu proses

pertukaran informasi antara dua orang atau lebih, untuk mencapai

saling pengertian yang mendalam.

Shannon dan Weaver (Wiryanto, 2004 : 7) mengatakan bahwa

komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling

mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak

terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi

muka, lukisan, seni dan teknologi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

komunikasi merupakan sebuah interaksi pertukaran informasi yang

juga mempengaruhi satu sama lain dalam memahami makna.

Komunikasi juga tidak hanya dilakukan secara verbal, namun juga

dengan cara non-verbal seperti misalnya ekspresi wajah, gerakan mata,

dan gerakan tubuh.

Menurut Harold D. Lasswell (Cangara, 2009 : 2 – 3), terdapat

tiga fungsi dasar yang menjadi penyebab mengapa manusia perlu

berkomunikasi. Fungsi yang pertama adalah karena adanya hasrat

manusia untuk mengontrol lingkungannya, karena melalui komunikasi

tersebut manusia dapat mengetahui seluruh peluang yang ada untuk

dimanfaatkan, dipelihara dan menghindari hal-hal yang mengancam

alam sekitarnya. Kemudian, fungsi yang kedua yaitu adalah upaya

Page 7: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

13

manusia untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Dan fungsi

yang ketiga adalah sebagai upaya untuk melakukan perubahan

warisan sosialisasi, misalnya dengan melakukan pertukaran nilai,

peran, dan perilaku.

2.2.1.1 Tingkatan Komunikasi

Menurut Deddy Mulyana (Mulyana, 2008 : 80)

terdapat empat tingkatan komunikasi yaitu komunikasi

antarpribadi (interpersonal communication), komunikasi

organisasi, komunikasi massa, komunikasi dengan diri sendiri

(intrapersonal communication), dan komunikasi publik.

a. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan salah satu tipe

komunikasi yang dilakukan oleh manusia. Wiryanto

(2004 : 32) menjelaskan bahwa komunikasi antarpribadi

merupakan komunikasi yang berlangsung dalam situasi

tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara

terorganisasi maupun pada kerumunan orang. R. Wayne

Pace (Cangara, 2009 : 32) mengatakan bahwa

“ interpersonal communication is communication

involving two or more people in a face to face setting”

yang berarti bahwa komunikasi interpersonal merupakan

komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam

situasi tatap muka. Akan tetapi, beberapa ahli lainnya

menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi tidak hanya

dapat dilakukan dalam situasi tatap muka saja, namun

juga dengan saluran lain seperti telepon, video call, dan

peralatan komunikasi lainnya. Oleh karena itu, dalam

komunikasi antarpribadi terdapat istilah komunikasi

antarpribadi yang beralat, dan tidak beralat. Secara

umum, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai

proses pertukaran informasi diantara orang-orang yang

umpan baliknya langsung dapat diketahui. Misalnya

Page 8: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

14

seperti perbincangan antara dua orang, atau diskusi

kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih.

b. Komunikasi Organisasi

Menurut Mulyana (Mulyana, 2008 : 83) komunikasi

jenis ini terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal

dan juga informal. Komunikasi organisasi berlangsung

dalam jaringan yang lebih besar daripada komunikasi

kelompok karena melibatkan orang yang lebih banyak.

c. Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan komunikasi yang

berlangsung dimana pesannya dikirim dari sebuah

sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya

massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti

misalnya radio, televisi, surat kabar, dan film.

Komunikasi jenis ini biasanya berbiaya, dan biaya

tersebut relatif mahal. Pesan yang disampaikan dalam

komunikasi massa sifatnya umum, dan disampaikan

secara cepat, serentak dan selintas.

d. Komunikasi dengan Diri Sendiri

Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal

communication) merupakan proses komunikasi yang

terjadi di dalam diri seorang individu. Komunikasi

dengan diri sendiri terjadi karena adanya seseorang yang

memberi arti terhadap suatu objek yang diamatinya atau

terbetik didalam pikirannya. Misalnya, dalam suatu

situasi, seseorang harus melakukan pengambilan

keputusan, dan ia mempertimbangkan pilihan Ya atau

Tidak, kondisi itulah yang disebut dengan komunikasi

dengan diri sendiri.

Page 9: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

15

e. Komunikasi Publik

Komunikasi ini merupakan suatu proses komunikasi di

mana pesan-pesan disampaikan oleh pembicaranya

dalam situasi tatap muka di depan khalayak yang lebih

besar. Pada komunikasi publik, penyampaian pesan yang

terjadi berlangsung secara terus menerus, dan juga

sumber dan penerima pesannya dapat diidentifikasi

dengan mudah. Pesan yang disampaikan melalui tipe

komunikasi publik juga merupakan pesan yang telah

terencana dan dipersiapkan lebih awal, bukan merupakan

pesan yang spontan.

2.2.1.2 Fungsi Komunikasi

Menurut William I. Gorden (Mulyana, 2008 : 5)

terdapat empat fungsi komunikasi yaitu komunikasi sosial,

komunikasi ekspresif, komunikasi ritual, dan komunikasi

instrumental.

a. Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial yaitu bahwa

komunikasi merupakan sesuatu hal yang penting untuk

membangun diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan

hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, serta komunikasi

sosial dapat membuat kita terhindar dari tekanan dan

ketegangan. Komunikasi sosial juga penting untuk

pembentukan konsep-diri, pernyataan eksistensi-diri, dan

juga untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan

memperoleh kebahagiaan.

b. Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif dapat dilakukan baik sendiri

maupun dalam sebuah kelompok. Komunikasi ini menjadi

instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan kita.

Biasanya perasaan tersebut disampaikan melalui pesan

Page 10: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

16

non-verbal. Seperti contohnya, seseorang yang sedang

merasa senang dan bahagia wajahnya akan tampak

berseri-seri dan juga tersenyum.

c. Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif,

misalnya seperti komunitas. Biasanya suatu komunitas

seringkali melakukan upacara-upacara tersendiri misalnya

seperti pernikahan, pertunangan, ulang tahun, dan lain

sebagainya. Dan di dalam upacara-upacara tersebut, orang

mengucapkan suatu kata-kata atau menampilkan perilaku-

perilaku yang simbolik. Misalnya seperti prosesi siraman

sebelum melakukan akad nikah, maupun menyanyikan

lagu Happy Birthday saat berulang tahun.

d. Komunikasi Instrumental

Komunikasi instrumental memiliki tujuan untuk

menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah

sikap, menggerakkan suatu tindakan, dan juga menghibur.

Dalam kata lain, komunikasi instrumental memiliki tujuan

untuk persuasi (membujuk).

2.2.2 Komunikasi Non-Verbal

Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter (Mulyana,

2008 : 343) komunikasi non-verbal mencakup semua rangsangan

(kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang

dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu,

yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.

Jadi, secara singkat komunikasi non-verbal merupakan semua isyarat

yang bukan kata-kata. Komunikasi non-verbal memiliki makna yang

tersembunyi, yang terkadang dapat ditafsirkan secara berbeda pada

setiap individu.

Page 11: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

17

2.2.2.1 Fungsi Komunikasi Non-Verbal

Menurut Ekman dan Knapp (DeVito, 2011 : 193)

mengatakan bahwa komunikasi non-verbal menjalankan enam

fungsi penting yaitu untuk menekankan, untuk melengkapi,

untuk menunjukkan kontradiksi, untuk mengatur, untuk

mengulangi, dan juga untuk menggantikan.

a. Untuk Menekankan

DeVito (2011 : 194) mengemukakan bahwa komunikasi

non-verbal dapat digunakan untuk menekankan beberapa

bagian dari sebuah pesan verbal. Misalnya ketika

seseorang menyampaikan sebuah kabar baik, maka ia akan

tersenyum untuk menekankan informasi atau kabar baik

tersebut.

b. Untuk Melengkapi

Komunikasi non-verbal dapat digunakan untuk

memperkuat suatu makna yang dikomunikasikan oleh

sebuah pesan verbal. Misalnya ketika seseorang tertawa

ketika sedang menceritakan sebuah hal yang lucu, atau

mengernyitkan dahi ketika sedang merasa bingung.

c. Untuk Menunjukkan Kontradiksi

DeVito (2011 : 194) mengemukakan bahwa komunikasi

non-verbal dapat digunakan untuk menunjukkan

kontradiksi, yaitu dimana kita dengan sengaja

mempertentangkan pesan verbal kita dengan suatu

gerakan non-verbal. Misalnya ketika seseorang

mengedipkan mata kepada temannya ketika sedang

mengatakan suatu hal yang yang bukan fakta. Kedipan

mata tersebut mengisyaratkan kepada lawan bicaranya

bahwa apa yang ia katakan tersebut tidak benar.

d. Untuk Mengatur

DeVito (2011 : 194) mengemukakan bahwa komunikasi

Page 12: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

18

non-verbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan

suatu keinginan untuk mengatur arus pesan verbal.

Misalnya seperti membuat gerakan tangan untuk

menunjukkan bahwa kita ingin mengatakan sesuatu, atau

mengangkat tangan ketika menyeberang jalan untuk

mengisyaratkan pada pengemudi kendaraan untuk berhenti.

e. Untuk Mengulangi

DeVito (2011 : 194) menyatakan bahwa sebuah pesan

verbal dapat diulangi dan dirumuskan kembali makna

yang dikandungnya. Misalnya seperti ketika kita hendak

mengajak teman kita untuk pergi, maka sambil kita

mengucapkan pesan verbal “Ayo kita pergi” maka kita

dapat menggerakan tangan untuk merumuskan kembali

makna pesan verbal yang disampaikan tersebut.

f. Untuk Menggantikan

Beberapa pesan yang dikomunikasikan secara verbal dapat

digantikan dengan menggunakan komunikasi non-verbal.

Sebagai contoh, kita dapat mengganti kata “oke” dengan

hanya mengacungkan ibu jari tangan.

2.2.2.2 Saluran Komunikasi Non-Verbal

Joseph A. DeVito (2009 : 129) mengemukakan

terdapat delapan saluran komunikasi non-verbal yaitu

komunikasi tubuh (body communication), komunikasi wajah

(facial communication), komunikasi mata (eye

communication), komunikasi sentuhan (touch communication),

parabahasa (paralanguage), komunikasi ruang dan wilayah

(spatial messages and territoriality), komunikasi artifaktual

(artifactual communication), dan komunikasi waktu (temporal

communication).

1. Komunikasi Tubuh (Body Communication)

Komunikasi tubuh terbagi menjadi dua bagian yaitu

Page 13: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

19

gerakan tubuh (body gestures), dan penampilan tubuh

(body appearance).

a. Gerakan Tubuh (Body Gestures)

Menurut Joseph A. DeVito (2009 : 129), gerakan

tubuh merupakan suatu komunikasi yang tercipta

melalui pergerakan tubuh. Komunikasi melalui

gerakan tubuh ini dapat diidentifikasi melalui lima

gerakan tubuh yaitu emblem (emblems), illustrator,

affect displays, regulators, dan adaptors.

b. Penampilan Tubuh (Body Appearance)

Penampilan tubuh kita tentunya merupakan suatu

komunikasi non-verbal, bahkan ketika kita diam dan

tidak bergerak. Sebagai contoh, seseorang mungkin

tertarik pada kita karena tinggi badan kita, kulit, mata,

warna rambut, dan lain sebagainya. Penampilan tubuh

kita dapat mengkomunikasikan sesuatu kepada

seseorang.

2. Komunikasi Wajah (Facial Communication)

Komunikasi wajah dapat mengkomunikasikan berbagai

macam emosi yang kita rasakan. Misalnya seperti sedih,

marah, terkejut, maupun senang. Komunikasi wajah

terbagi menjadi dua yaitu facial management dan facial

feedback.

a. Facial Management

DeVito (2009 : 132) mengemukakan bahwa teknik

mengelola wajah (facial management techniques)

dapat kita gunakan untuk mengkomunikasikan

perasaan kita untuk meraih efek yang diinginkan.

Sebagai contoh kita sedang merasa bahagia ketika kita

sedang berkomunikasi dengan seorang teman yang

sedang merasa duka karena baru saja mendapatkan

Page 14: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

20

berita buruk. Tentunya pada saat itu, kita akan dapat

menyembunyikan rasa bahagia kita, dan mengelola

wajah kita agar tidak tersenyum dan memperlihatkan

wajah yang tampak prihatin. Hal ini dilakukan karena

apabila kita tetap tersenyum dan bahagia didepan

teman yang sedang berduka, maka akan melanggar

etika yang ada.

b. Facial Feedback

DeVito (2009 : 132) mengemukakan bahwa ketika

kita mengekspresikan suatu emosi dengan wajah,

maka efek umpan balik akan dapat teramati. Menurut

DeVito, hal ini telah melahirkan apa yang disebut

dengan hipotesis umpan balik wajah (facial feedback

hypothesis), yang menyatakan bahwa ekspresi wajah

dapat mempengaruhi gairah fisiologis kita. Seperti

contohnya ketika kita melihat suatu kejadian

kecelakaan, maka tentunya wajah kita akan

memberikan umpan balik berupa ekspresi terkejut.

Atau ketika rekan kita bercerita suatu hal yang

menyedihkan, maka wajah kita akan memberikan

umpan balik yaitu mimik muka yang sedih.

3. Komunikasi Mata (Eye Communication)

Komunikasi mata terbagi menjadi tiga yaitu kontak mata

(eye contact), penghindaran kontak mata (eye avoidance),

dan pembesaran pupil mata (pupil dilation).

a. Kontak Mata (Eye Contact)

Kontak mata dapat digunakan untuk menyampaikan

beberapa fungsi penting seperti mencari umpan balik,

menginformasikan pihak lain untuk berbicara,

mengisyaratkan sifat suatu hubungan, dan

mengkompensasi bertambahnya jarak fisik.

Page 15: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

21

b. Penghindaran Kontak Mata (Eye Avoidance)

DeVito (2009 : 135) mengatakan bahwa “Bila kita

menghindari kontak mata atau mengalihkan

pandangan kita, kita membantu orang lain menjaga

privasi mereka.”. Penghindaran kontak mata

dilakukan misalnya ketika kita melihat seseorang

yang bertengkar di muka umum.

c. Pembesaran Pupil Mata (Pupil Dilation)

DeVito (2009 : 135) menyatakan bahwa pupil mata

dapat menunjukkan minat dan tingkat kebangkitan

emosi seorang individu. Misalnya, ketika kita tertarik

pada suatu hal maka pupil mata kita akan membesar.

Kemudian contoh lainnya adalah ketika kita sedang

terkejut, atau gembira maka ukuran pupil mata kita

juga akan membesar.

4. Komunikasi Sentuhan (Touch Communication)

Komunikasi sentuhan terbagi menjadi dua yaitu sentuhan

(touch) dan penghindaran sentuhan (touch avoidance).

a. Sentuhan (Touch)

Sentuhan merupakan salah satu saluran komunikasi

non-verbal. Menurut DeVito (2009 : 136 – 137),

sentuhan dapat mengkomunikasikan lima arti utama

yaitu sebagai emosi positif, canda (playfulness), ritual,

mengarahkan atau mengendalikan sesuatu, dan juga

sebagai keterkaitan dengan tugas. Keterkaitan dengan

tugas misalnya seperti menyentuh dahi seseorang

untuk mengetahui suhu tubuhnya dan mengambil

kesimpulan apakah ia sakit demam atau tidak.

b. Penghindaran Sentuhan (Touch Avoidance)

Andersen dan Leibowitz (DeVito, 2009 : 137)

mengemukakan bahwa seseorang memang memiliki

Page 16: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

22

kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh, akan tetapi

seseorang juga memiliki kecenderungan untuk

melakukan penghindaran sentuhan dari orang tertentu

pada situasi tertentu. Misalnya ketika sedang

berbicara dengan orang yang tidak dikenal di dalam

sebuah angkutan umum, maka tentunya kita akan

menghindari sentuhan darinya.

5. Parabahasa (Paralanguage)

Parabahasa terbagi menjadi tiga yaitu tinggi rendahnya

pengucapan kata (pitch), kecepatan (rate), dan volume.

Menurut Argyle dan Trager (DeVito, 2009 : 234),

parabahasa mencakup berbagai vokalisasi yang dilakukan

oleh manusia ketika ia menangis, berbisik, mengerang,

menguap, dan juga berteriak.

a. Tinggi Rendahnya Pengucapan Kata (Pitch)

Pitch merupakan tekanan yang kita berikan ketika

sedang berbicara. Bagaimana tinggi atau rendahnya

suara kita yang terdengar ketika berbicara.

b. Kecepatan (Rate)

Rate merupakan kecepatan yang kita gunakan saat

melakukan komunikasi secara verbal. Kecepatan

suara ketika berbicara merupakan salah satu saluran

komunikasi non-verbal. Sebagai contoh, seseorang

yang berbicara dengan cepat dapat mengartikan

bahwa ia sedang tergesa-gesa atau sedang panik.

c. Volume

Volume suara merupakan salah satu saluran

komunikasi non-verbal. Sebagai contoh, apabila

seseorang berbicara dengan volume suara yang keras,

maka dapat diartikan bahwa ia sedang marah atau

kesal.

Page 17: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

23

6. Komunikasi Ruang Dan Wilayah (Spatial Messages And

Territoriality)

Salah satu faktor penting dalam komunikasi interpersonal

adalah ruang dan wilayah, karena penggunaan ruang

tersebut mengungkapkan diri kita secara jelas seperti kita

berkata-kata.

a. Jarak Proksemik (Proxemic Distance)

DeVito (2009 : 216) menyatakan bahwa jarak

proksemik merupakan jarak ruang yang dijaga oleh

manusia ketika mereka berkomunikasi.

7. Komunikasi Artifaktual (Artifactual Communication)

Joseph A. DeVito (2009 : 145) menyatakan bahwa

komunikasi artifaktual mengandung makna yang

disampaikan melalui benda-benda. Misalnya seperti

perhiasan yang digunakan, mobil yang dikendarai, telepon

seluler yang digunakan, tata rias wajah, bahkan lokasi

rumah juga merupakan komunikasi artifaktual. Dengan

adanya komunikasi artifaktual ini, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa komunikasi non-verbal tidak hanya

dapat terjadi dalam bentuk perilaku yang dilakukan

manusia. Komunikasi artifaktual terbagi menjadi tiga yaitu

dekorasi ruangan (space decoration), komunikasi warna

(color communication), serta pakaian dan perhiasan tubuh

(clothing and body adornment).

a. Dekorasi Ruangan (Space Decoration)

Dekorasi ruangan tempat kita berada juga termasuk

dalam saluran komunikasi non-verbal. Misalnya

seperti dekorasi ruangan rumah sakit yang pada

umumnya selalu minimalis dan menggunakan warna-

warna yang lembut dan tidak mencolok, kemudian

dekorasi taman kanak-kanak yang ceria.

Page 18: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

24

b. Komunikasi Warna (Color Communication)

Warna yang terdapat pada ruangan atau pakaian yang

kita gunakan juga merupakan salah satu saluran

(channel) komunikasi non-verbal. Seperti contohnya

ketika seseorang yang sedang berduka cita maka ia

akan menggunakan pakaian berwarna gelap dan

cenderung menghindari pakaian yang berwarna terang.

c. Pakaian dan Perhiasan Tubuh (Clothing And Body

Adornment)

Pakaian dan perhiasan yang digunakan oleh seseorang,

maupun perhiasan tubuh, atau perhiasan yang ada di

suatu ruangan merupakan saluran komunikasi non-

verbal. Misalnya seseorang menggunakan banyak

perhiasan berupa emas di kedua tangan dan jemarinya,

hal tersebut dapat menunjukkan status sosial orang

tersebut.

8. Komunikasi Waktu (Temporal Communication)

DeVito (2009 : 148) menyatakan bahwa komunikasi

waktu mengandung pesan yang disampaikan melalui

orientasi waktu dan penggunaan waktu yang ada.

a. Waktu (Time)

DeVito (2009 : 243) menyatakan bahwa waktu dapat

dilihat dari dua sudut pandang yaitu kultural dan

psikologis, dimana waktu kultrual tersebut

menyangkut bagaimana budaya kita mengajarkan

tentang waktu, dan waktu psikologis merupakan

orientasi waktu seseorang apakah masa lalu, kini, atau

masa depan.

2.2.3 Motivasi

Motivasi atau dalam bahasa inggris yaitu motivation

merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin yakni movere, yang

Page 19: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

25

berarti “menggerakkan”. Mitchell (J. Winardi, 2011 : 1)

mengungkapkan bahwa “Motivasi mewakili proses-proses

psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan

terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunteer) yang

diarahkan kearah tujuan tertentu”. Jadi motivasi merupakan suatu

proses psikologikal dalam diri manusia yang dapat menimbulkan

suatu tindakan yang sukarela yang mengarah kepada suatu tujuan

tertentu.

Sedangkan motivasi karyawan menurut Stephen P. Robbins

dan Mary Coulter (J. Winardi, 2011 : 1) yaitu “Kesediaan untuk

melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan

korganisasian, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk

memenuhi kebutuhan individual tertentu”. Dengan kata lain, motivasi

karyawan merupakan kesediaan seorang karyawan untuk melakukan

suatu tindakan dan upaya dengan baik untuk mencapai tujuan

organisasi atau perusahaan tempat ia bekerja.

Menurut Danang Sunyoto (2013 : 1), motivasi kerja adalah

keadaan yang mendorong keinginan seorang individu untuk

melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai keinginannya.

Motivasi kerja ini sangat dibutuhkan oleh setiap orang yang bekerja,

karena dengan adanya motivasi kerja maka hasil dari pekerjaan yang

dilakukan akan menjadi baik. Motivasi kerja yang tinggi pada setiap

karyawan dalam sebuah perusahaan atau organisasi sangat diharapkan

karena dapat membantu perusahaan atau organisasi untuk mencapai

tujuannya dengan maksimal.

2.2.2.1 Proses Timbulnya Motivasi

Menurut Gitosudarmo dan Nyoman Sudita (Sunyoto, 2013 : 8)

proses timbulnya motivasi pada diri seseorang adalah

gabungan dari konsep kebutuhan dorongan, tujuan, dan juga

imbalan. Proses timbulnya motivasi dalam diri seseorang ini

terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

Page 20: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

26

1. Timbulnya suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan itu

belum terpenuhi.

2. Apabila kebutuhan tersebut belum terpenuhi, maka

seseirang itu akan mencari cara bagaimana untuk

memenuhinya.

3. Untuk mencapai tujuan prestasi yang diinginkan tersebut,

maka seseorang harus memiliki dan didukung oleh suatu

kemampuan, keterampilan, atau pengalaman.

4. Melaksanakan evaluasi prestasi secara formal mengenai

keberhasilan dalam mencapai tujuan yang dilakukan

secara bertahap.

5. Seseorang akan bekerja dengan lebih baik apabila ia

merasa apa yang mereka kerjakan dihargai dan diberikan

penghargaan yang sesuai.

6. Dari penghargaan atau imbalan yang diterima tersebut

maka seseorang akan dapat mempertimbangkan seberapa

besarnya kebutuhan yang dapat dipenuhi dari penghargaan

atau imbalan yang mereka terima.

2.2.4 Teori Motivasi Abraham Maslow

Dalam penelitian ini, digunakan teori motivasi yang

menggunakan pendekatan kebutuhan yang dikemukakan oleh

Abraham H. Maslow. Keseluruhan teori motivasi yang dikembangkan

oleh Abraham H. Maslow ini memiliki inti pendapat yang mengatakan

bahwa kebutuhan manusia itu dapat diklasifikasikan pada lima hirarki

kebutuhan, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan,

kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan untuk

aktualisasi diri.

Masing-masing kebutuhan ini memiliki tingkatan dari yang

paling atas, hingga yang paling dasar. Dimana kebutuhan yang paling

mendasar merupakan kebutuhan fisiologis, kemudian diatasnya

merupakan kebutuhan akan rasa aman, kemudian kebutuhan sosial,

penghargaan, dan pada puncak tertingginya merupakan kebutuhan

Page 21: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

27

akan aktualisasi diri. Masing-masing tingkatan dari kebutuhan dapat

dilihat dengan gambar berikut:

Gambar 2.1 Hirarki Kebutuhan Abraham H. Maslow

Masing-masing tingkatan dalam hirarki kebutuhan Abraham H.

Maslow adalah sebagai berikut:

1. Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang paling

mendasar dan pokok, seperti kebutuhan sandang dan pangan.

Kebutuhan ini bersifat universal, dimana semua manusia pasti

membutuhkannya. Apabila manusia belum bisa memenuhi

kebutuhan ini, maka ia belum hidup secara normal.

2. Rasa Aman

Kebutuhan akan keamanan dilihat dari dua aspek, yaitu keamanan

secara fisik dan psikologis. Keamanan secara fisik yaitu seperti

jaminan keselamatan dalam tempat kerja, keamanan dirumah,

maupun dijalan. Sedangkan keamanan secara psikologis misalnya

seperti perlakuan yang manusiawi dan adil di tempat kerja. Dalam

dunia kerja, rasa aman dapat didapatkan dari banyak hal,

Page 22: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

28

misalnya seperti keselamatan kerja, tidak adanya ancaman PHK

dari perusahaan atau organisasi tempat kita bekerja.

3. Sosial

Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah dipenuhi, maka

seseorang hendaknya memenuhi kebutuhan sosialnya. Menurut

Sondang P. Siagian (2012 : 152), kebutuhan sosial tersebut

tercermin dalam empat bentuk “perasaan” yaitu perasaan diterima

oleh orang lain dengan siapa ia bergaul dan berinteraksi dalam

organisasi, harus diterima sebagai kenyataan bahwa setiap orang

mempunyai jati diri yang khas dengan segala kelebihan dan

kekurangannya, kebutuhan akan perasaan maju, dan kebutuhan

akan perasaan diikutsertakan atau “sense of participation”.

Sebagai contoh, seseorang butuh bergaul dan bersosialisasi

dengan lingkungannya dan juga dengan sesama rekan kerjanya di

kantor.

4. Penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan yaitu kebutuhan akan pengakuan

atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Dengan pengakuan

tersebut, maka manusia merasa memiliki harga diri. Menurut

Hamzah B. Uno (2013 : 42) kebutuhan akan penghargaan apabila

dikaitkan dengan dunia pekerjaan, berarti memiliki pekerjaan

yang diakui sebagai pekerjaan yang bermanfaat, pengakuan

umum dan kehormatan di dunia luar.

5. Aktualisasi Diri

Setelah seluruh kebutuhan tersebut dipenuhi, maka sampailah

pada kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut J. Winardi (2011 :

16), kebutuhan akan aktualisasi diri merupakan kebutuhan

individu untuk merealisasikan potensi yang ada pada dirinya

untuk mencapai pengembangan diri secara berkelanjutan dan

untuk menjadi kreatif dalam arti kata seluas-luasnya.

Page 23: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

29

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel bivariat.

Dimana variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Motivasi Kerja.

Sedangkan variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Komunikasi Non-

Verbal.

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Fenomena

Pengaruh Komunikasi Non-Verbal Terhadap

Motivasi Kerja Pegawai Kedutaan

Besar India di Jakarta

Komunikasi Non-Verbal (X)

• Body • Facial • Eye • Touch • Paralanguage

and Silence • Spatial

messages • Artifactual • Temporal

(Joseph A. DeVito)

Metode Analisis Kuantitatif

Digunakan untuk menguji pengaruh komunikasi non-verbal terhadap motivasi kerja

pegawai Kedutaan Besar India di Jakarta

Hipotesis

Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Saran

Motivasi Kerja (Y)

• Fisiologis • Rasa Aman • Sosial • Penghargaan • Aktualisasi

Diri

(Abraham H. Maslow)

Page 24: BAB 2 KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01627-MC Bab2001.pdf · non-verbal dan motivasi. Perbedaan jurnal penelitian ini ... pertukaran

30